Anda di halaman 1dari 28

PERANCANGAN

DINDING TANAH BERTULANG


( REINFORCED EARTH WALL )
Prinsip perancangan : sama dengan
dinding penahan tanah konvensional.

Perbedaan terletak pada analisis


stabilitas terhadap gaya-gaya internal /
dalam.
1. Penentuan Bidang Longsor

o Dalam merancang dinding tanah bertulang,


terlebih dahulu harus ditentukan bidang
longsor dari dinding tersebut.
o Anggapan bentuk bidang longsor tanah :
▪ segitiga (teori klasik Rankine dan Coulomb) :
untuk perkuatan yang memiliki sifat fleksibel
(geotekstil),
▪ trapesium / bilinier:
untuk perkuatan yang memiliki sifat getas
(geogrid, lajur metal, batang).
Bentuk longsoran tanah dan daerah yang menahan :

ℓ = 0,3 H ℓ = H/tg(45°+φ/2)

Bidang Bidang
longsor Zona yang longsor
Zona menahan Zona yang
H H Zona menahan
longsor longsor
aktif aktif

45°+φ/2 Perkuatan 45°+φ/2 Perkuatan

a) Bentuk longsor tanah : b) Bentuk longsor tanah :


trapesium / bilinier segitiga
▪ Panjang daerah longsor ( l ) :
▪ Bentuk segitiga
l = H/tan (45+/2)
▪ Bentuk trapesium
l = 0,3. H
dengan:
H : tinggi lereng (m)
 : sudut gesek internal tanah ()

▪ Dalam suatu perancangan, bangunan harus


diletakkan di luar daerah longsor.
2. Analisis Stabilitas Dinding Tanah Bertulang

Stabilitas dinding dianalisis berdasarkan pada :


a. stabilitas terhadap gaya-gaya internal (internal
stability) :
kemampuan tarik dari bahan perkuatan, akibat
bahan tersebut terjepit di antara butiran tanah.
b. stabilitas terhadap gaya-gaya eksternal (external
stability) :
stabilitas terhadap bahaya penggulingan,
penggeseran, keruntuhan tanah dasar dan
kelongsoran dinding.
a. Analisis stabilitas terhadap gaya-gaya internal

▪ Stabilitas internal :
adalah stabilitas massa tanah bertulang (pembentuk
dinding penahan tanah) terhadap pengaruh gaya-gaya
yang bekerja.
▪ Analisis dilakukan dengan menggunakan teori tekanan
tanah lateral dengan memperhitungkan pengaruh
perkuatan yang berada pada zona pasif sebagai gaya yang
melawan longsornya tanah.
▪ Hitungan stabilitas internal ditujukan untuk
menganalisis :
1) spasi vertikal perkuatan tanah (sv),
2) spasi horizontal perkuatan tanah (sh),
3) panjang perkuatan (L)
yang memenuhi syarat stabilitas dan
keamanan dinding.
▪ Analisis dilakukan berdasarkan pada setiap
lapis perkuatan.
Pada setiap lapis perkuatan ke-i, tegangan
yang terjadi akibat gaya luar akan dilawan
oleh perlawanan gesek antara bahan
perkuatan dengan butiran tanah yang ada di
sekitarnya.
▪ Dinding tanah bertulang harus aman
terhadap :
▪ putusnya tulangan-tulangan
▪ tercabutnya tulangan dari zona penahan / zona
angkur / zona pasif
▪ Untuk itu dalam perancangan dimensi
perkuatan dilakukan analisis terhadap gaya-
gaya yang bekerja pada dinding tanah.
1). Menentukan gaya-gaya yang bekerja

▪ Gaya-gaya yang bekerja pada dinding yang


diperhitungkan dalam perancangan perkuatan :
a) gaya akibat berat tanah.
b) gaya akibat beban terbagi merata yang
berada di atas dinding.
c) gaya akibat kohesi.
▪ Ketiga gaya tersebut akan menimbulkan tekanan
horizontal pada kedalaman z :
▪ Tekanan horizontal akibat berat tanah (kN/m2)
Pz1 = z . 1 . Ka1
▪ Tekanan horizontal akibat beban merata di atas
dinding (kN/m2)
Pz2 = q . Ka1
▪ Tekanan horizontal akibat kohesi (kN/m2)
Pz3 = 2 . c1 .1
Ka

▪ Tekanan horizontal total (kN/m2)


Pz = Pz1 + Pz2 - Pz3
dengan:
q : beban terbagi merata (kN/m2)
z : kedalaman yang ditinjau (m)
1 : berat volume tanah 1 (kN/m3)
c1 : kohesi tanah 1 (kN/m2)
Ka1 : koefisien tekanan tanah aktif dari tanah 1.
Nilai Ka1 berdasarkan teori Rankine :
Ka1 = tan2 ( 45 - 1/2 )
dengan:
1 : sudut gesek internal tanah 1 ()
Diagram tekanan tanah aktif yang bekerja pada dinding :

Beban merata

Tekanan akibat
beban merata
Z
Tekanan akibat
kohesi

H
Tekanan akibat
tanah
2). Menentukan dimensi perkuatan
a) menentukan spasi vertikal perkuatan tanah
(sv),
b) menentukan spasi horizontal perkuatan tanah
(sh),
c) menentukan panjang perkuatan (L).

▪ Langkah-langkah perhitungan dimensi perkuatan


akan dijelaskan pada perancangan setiap jenis
perkuatan.
b. Analisis stabilitas terhadap gaya-gaya
eksternal
• Prinsipnya sama dengan analisis stabilitas
dinding penahan tanah konvensional.
• Dalam analisis ini konstruksi dianggap satu
kesatuan sebagai suatu konstruksi yang
kaku selebar perkuatan (AB)
Sebagai satu kesatuan, konstruksi tersebut bisa terguling,
tergeser atau runtuh bersama-sama akibat tekanan aktif
tanah.
Untuk itu harus dilakukan analisis stabilitasnya terhadap bahaya
penggulingan, penggeseran dan keruntuhan tanah dasar.
▪ Kestabilan konstruksi umumnya dinyatakan
dalam angka aman / faktor aman (SF).
▪ Besarnya angka aman disesuaikan dengan
beban yang bekerja :
▪ untuk kondisi beban normal, yaitu beban yang
bekerja terus-menerus pada dinding.
▪ untuk beban sementara (misal beban gempa)
digunakan angka aman yang lebih rendah, karena
beban ini bekerja dalam waktu yang relatif singkat.
1). Menghitung gaya-gaya yang bekerja
Gaya-gaya yang bekerja pada konstruksi dan
berpengaruh terhadap kestabilan konstruksi:
a) Gaya akibat berat sendiri konstruksi (W)
b) Gaya gempa (Fh)
c) Gaya akibat reaksi tanah karena beban merata
di atas dinding (Pq)
d) Gaya akibat tanah di belakang konstruksi (Ps)
e) Gaya yang melawan akibat kohesi (Pc)
Gaya-gaya yang akan berpengaruh terhadap kestabilan konstruksi.
W = berat konstruksi + berat beban merata di atas konstruksi
(kN/m)
= {(H . 1) + q }.L
Fh = resultan gaya gempa (kN/m)
= Kh . W
Pq = resultan gaya horizontal akibat beban terbagi rata (kN/m)
= q . H . Ka2
Ps = resultan gaya horizontal akibat tekanan tanah di belakang
konstruksi (kN/m)
= ½ . H2 . 2 . Ka2
Pc = resultan gaya horizontal akibat kohesi (kN/m)
= 2 . c2 . H. Ka
2
bq = q . Ka2
bs = H . 2 . Ka2
bc = 2 . c2 . Ka 2
lq =½.H
ls = 1/3 . H
lc =½.H
lh =½.H
dengan
H : tinggi konstruksi (m)
 : berat volume tanah (kN/m3)
c : kohesi (kN/m2)
q : beban merata yang bekerja di atas dinding (kN/m2)
Ka : koefisien tekanan tanah aktif
= tan2 (45o – /2)
L : panjang perkuatan yang terpanjang (m)
Kh : koefisien gempa, nilainya sesuai dengan ketentuan pada
Peta Zona Seismic untuk Perencanaan Rumah dan
Gedung.
b, bq, bs, bc : alas diagram tekanan tanah (kN/m2)
lq, ls, lc, lh : lengan resultan gaya ke pusat momen (m)
Untuk tanah kohesif yang memikul beban merata,
besarnya nilai Pa dan la ada dua kemungkinan, yaitu :
a) jika bq  bc

Pq - Pc

Ps lq = lc
ls

(bq – bc) bs

Pa . la = (Ps . ls ) + (Pq . lq) – (Pc. lc ).


b) jika bq  bc

H Pa
1
H
la
b
Pa = 0,5 x H1 x b
la = 1/3 . H1
dengan
b = bs – bc + bq
b H
H1 =
bs
2) Menganalisis stabilitas konstruksi
a) Stabilitas terhadap bahaya guling.
b) Stabilitas terhadap bahaya geser.
c) Stabilitas terhadap keruntuhan daya dukung
tanah dasar.

▪ Langkah-langkah analisis stabilitas konstruksi


akan dijelaskan pada perancangan setiap jenis
perkuatan.

Anda mungkin juga menyukai