Anda di halaman 1dari 15

UNIVERSITAS TADULAKO

REKAYASA PONDASI I

BAB 2
DINDING PENAHAN

1. Tembok/Dinding Penahan Tanah


Tembok penahan tanah adalah suatu struktur yang dibangun untuk mencegah keruntuhan
tanah pada medan yang curam/lereng. Tembok penahan yang dibangun pada suatu
lereng, baik tanah maupun struktur tembok penahannya harus memenuhi 2 syarat :
a. Syarat stabilitas, yaitu aman terhadap guling, aman terhadap geser akibat gaya-gaya
horizontal dan memenuhi persyaratan daya dukung tanah di bawahnya.
b. Faktor keamanan harus dipenuhi dengan batasan tertentu untuk kondisi stabilitas .
Macam – macam Tembok Penahan Tanah antara lain :

Gambar 2.1 Tipe Dinding Penahan


(Sumber : Principle of foundation engineerimg, Braja Das. Hal. 651)

1. Tembok Gravitasi
a. Stabilitasnya tergantung dari berat sendiri konstruksi dan tanah isian.
CIVIL ENGINEERING ‘20

b. Umumnya tidak memerlukan pembesian.


c. Bahan-bahannya : pasangan batu kali, beton tumbuk, dsb.
2. Tembok Semi Gravitasi
a. Struktur lebih langsing daripada tembok gravitasi.
b. Memerlukan pembesian vertikal pada sisi dalam.
c. Bahannya beton tumbuk

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124


UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

3. Tembok Kantilever
a. Struktur lebih langsing dari tembok semi gravitasi.
b. Memerlukan pembesian pada semua penampang untuk menahan gaya momen
dan gaya geser.
c. Bahan strukturnya yaitu beton bertulang.
4. Tembok penahan dengan pengaku

Gambar 2.2 Perkiraan dimensi untuk berbagai komponen dinding penahan untuk
stabilitas awal pemeriksaan: (a) dinding gravitasi; (b) dinding kantilever
(Sumber : Principle of foundation engineerimg, Braja Das. Hal. 653)

2. Tekanan Tanah Lateral


Tekanan Tanah Lateral adalah gaya yang ditimbulkan dari tekanan tanah itu sendiri
CIVIL ENGINEERING ‘20

(overburden). Tekanan tanah lateral membutuhkan 3 koefisien , yaitu:


a. Koefisien Tekanan tanah dalam keadaan diam (At Rest)
Tekanan tanah yang terjadi akibat massa tanah pada dinding penahan dalam
keseimbangan elastis (elastic equilibrium) tidak ada pergerakan.
Ko≈1−sin φ ' , karena v = ԛ + γ z

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124


UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

σh
Ko =
σv
Maka σ h=Ko . σv=Ko(q+ γ . z) .... (2.1)
Dimana : Ko = Koefisien tekanan tanah dalam keadaan diam
h = Tekanan horizontal tanah
v = Tekanan vertikal tanah

b. Koefisien Tekanan tanah aktif


Tekanan tanah yang terjadi disaat dinding penahan tanah bergerak menjauhi massa
tanah secara perlahan-lahan sehingga tegangan utama arah horizontal akan
berkurang secara terus menerus. Akhirnya terjadi kondisi keseimbangan plastis yaitu
jika terjadi kelonggaran di dalam tanah. Kondisi keseimbangan plastis yaitu keadaan
dimana tiap-tiap titik didalam tanah menuju proses ke suatu keadaan runtuh yang
diselidiki oleh Rankine pada tahun 1857.

Ka=
σa
σv [
=tan2 45−
φ
2 ] .... (2.2)

c. Koefisien Tekanan tanah pasif


Yaitu keadaan dimana tembok penahan tanah bergerak ke arah dalam tanah sehingga
tekanan tanah horizontal akan bertambah terus-menerus dan dapat menyebabkan
terjadinya keruntuhan.

[
Kp=tan 2 45+
φ
2 ] .... (2.3)

3. Distribusi Tekanan Tanah Menurut Rankine


CIVIL ENGINEERING ‘20

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124


UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

a. Tekanan Tanah Aktif

Gambar 2.3 Tekanan Aktif Rankine


(Sumber : Principle of foundation engineerimg, Braja Das. Hal. 601)

σ a=σ v tan 2 45−


φ
2 (
−2 c tan 45− )
φ
2 ( )
σ a=σ v . Ka−2 c √ Ka .... (2.4)

Dimana
Ka=tan2 45− ( φ
)
2 = koefisien tanah aktif .... (2.5)
Persamaan gaya tanah aktif menurut Rankine sebelum retak adalah :
CIVIL ENGINEERING ‘20

H H H
Pa=∫ σ a dz =∫ γ ZKa dz −∫ 2 c √ Ka dz
0 0 0
1
Pa= γH Ka − 2 cH √ Ka
2
2 .... (2.6)
Sedangkan persamaan gaya tanah aktif setelah terjadi retak ialah :
1
Pa= ( H−Zc ) ( γH Ka − 2 c √ Ka )
2c
Zc=
2 , dimana γ √ Ka

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124


UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

Sehingga persamaannya menjadi :

Pa=
1
2(H−
2c
γ √ Ka )
( γH Ka − 2 c √ Ka )
.... (2.7)
Untuk tembok penahan yang mempunyai permukaan tanah miring, persamaan
koefisien tekanan tanah aktif dan gaya tanah aktif per satuan lebar tembok menjadi :

Gambar 2.4 Notasi Untuk Tekanan Aktif


(Sumber : Principle of foundation engineerimg, Braja Das. Hal. 610)

Koefisien tekanan tanah aktif menurut Rankine, adalah :

cos α − √cos 2 α−cos 2 φ


Ka= cos α
cos α + √ cos2 α−cos2 φ .... (2.8)
Dan gaya tanah aktif per satuan lebar tembok menurut tembok Rankine, adalah:
1
Pa= γ H 2 Ka
2 .... (2.9)
Jadi, tekanan tanah aktif menurut Rankine, adalah:
σa=γ Z Ka .... (2.10)
CIVIL ENGINEERING ‘20

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124


UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

b. Tekanan Tanah Pasif

Gambar 2.5 Tekanan Pasif Rankine


(Sumber : Principle of foundation engineerimg, Braja Das. Hal. 635)

Tekanan tanah pasif menurut Rankine.

(
σp=σv tan2 45 +
φ
2 ) (
+ 2c tan 45+
φ
2 ) .... (2.11)
Koefisien tekanan tanah pasif.

( φ
)
CIVIL ENGINEERING ‘20

Kp=tan 2 45 −
2 .... (2.12)
Dan gaya tanah pasif per satuan lebar tembok menurut Rankine, adalah :
1
Pp= γ H 2 Kp + 2 C H √ Kp
2 .... (2.13)

Untuk gaya pasif pada permukaan tanah dengan kemiringan , persamaannya


menjadi:

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124


UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

1
Pp= γ H 2 Kp
2 .... (2.14)

Dimana Kp adalah koefisien tekanan tanah pasif

cos α + √ cos2 α−cos 2 φ


Kp= cos α
cos α − √ cos 2 α−cos2 φ

4. Stabilitas Tembok Penahan


a. Pemerikasaan terhadap gaya guling (overtuning) tembok penahan

Gambar 2.6 Pemeriksaan Terhadap Gaya Guling


(Sumber : Principle of foundation engineerimg, Braja Das. Hal. 658)

Faktor keamanan terhadap gaya guling persamaannya, adalah:


ΣM R
Fs (overtuning ) =
ΣM O .... (2.15)
Dimana : M0 = Jumlah momen yang menyebabkan guling
MR = Jumlah momen yang melawan guling

ΣM 0 = Ph ( H3 )
CIVIL ENGINEERING ‘20

Langkah menghitung MR, dapat dibuat seperti tabel di bawah ini:

Area Luas Berat Lengan Momen


Momen
1 A1 W1 =  x A1 x1 W1 . x1
2 A2 W2 =  x A2 x2 W2 . x2
3 A3 W3 =  x A3 x3 W3 . x3
Beban Titik P

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124


UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

b. Pemeriksaan terhadap gaya geser (sliding failure)

Gambar 2.7 Pemeriksaan Terhadap Gaya Geser di Sepanjang Alasnya


(Sumber : Principle of foundation engineerimg, Braja Das. Hal. 660)

Persamaan faktor keamanan melawan gaya geser, adalah:


ΣF R '
Fs ( sliding) =
ΣF D
Gaya lawan tanah maksimum per satuan lebar tembok, adalah:
R '= S ( Bx 1 )
R '= B σ tan φ 2 + BC 2 dimana: S =  tan 2 + C2
CIVIL ENGINEERING ‘20

Karena B = jumlah gaya vertical = V, maka:


R '= ΣV tan φ2 + BC 2 .... (2.16)
Pp termasuk gaya tanah horizontal yang melawan geser, sehingga:
FR’ = (V) tan 2 + BC2 + Pp .... (2.17)
Gaya horizontal yang menyebabkan guling, adalah:
FD = Ph = Pa cos  .... (2.18)

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124


UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

Dari kombinasi persamaan (26), (28), dan (29), diperoleh:


(ΣV ) tan φ2 + BC 2 + Pp
Fs ( sliding) =
Pa cos α
Dalam banyak kasus, gaya pasif (Pp) sering diabaikan, dan 2 menjadi (2 – b2), serta
C2 menjadi (2 – b(2)), sehingga:
(ΣV ) tan ( K 1 . φ2 ) + B K 2 C2 + Pp
Fs ( sliding) = > 1. 5
Pa cos α .... (2.19)
Dimana, K1 dan K2 = (2 sd b)

5. Pemeriksaan terhadap daya dukung tanah (bearing capacity failure)

Gambar 2.8 Pemeriksaan Daya Dukung


(Sumber : Principle of foundation engineerimg, Braja Das. Hal. 658)

Untuk tekanan maksimum dan minimum, dapat ditulis dalam persamaan:


B
e ( ΣV )
q max =
ΣV
+
2
=
ΣV
(1+
6e
)
B
( )
1 3
12
B
B B
.... (2.20)
CIVIL ENGINEERING ‘20

q max =
ΣV
B (
1−
6e
B ) .... (2.21)
Persamaan dari daya dukung tanah dari pondasi dangkal
qu = C2.Nc.Fcd.Fci + q.Nq.Fqd.Fqi + 22.B’.N.Fd.F .... (2.22)
Dimana,
q = γ2 . D B' = B − 2e
D
F qd = 1 + 2tan φ 2 ( 1 − sin φ2 )2
B'
MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124
UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

D
F cd = 1 + 0.4
B'
( )
2
ψ°
F γd = 1 F ci = F qi = 1 −
90 °

( ) ( )
Pa cos α 2
ψ ° = tan
−1 ψ°
F γi = 1 −
∑V 90 °
Sehingga faktor keamanan Fs (bearing capacity), adalah:
qu
Fs (bearing capacity ) = > 3
q max .... (2.23)

6. Penurunan yang Terjadi


a. Penurunan segera
Menurut Harr (1966) penurunan segera dapat dituliskan,
Bq0 α
Se=
Es ( 1 − μ s2 ) 2 , diujung pondasi .... (2.24)
Bq0
Se=
Es (1 − μ s2 ) α , di pusat pondasi .... (2.25)
Dimana,

α=
1
L
π n [( √ 1 + m2 + m
√1 + m2 − m ) + m Ln
( √ 1 + m2 + 1
√ 1 + m2 − 1 )]
L
m=
Dan, B
b. Penurunan konsolidasi (Sc)
Untuk konsolidasi normal persamaan penurunan yang terjadi, adalah:
Cc . Hc P0 + ΔPav 1
Sc= log ΔP av = . ( Δ Pt + 4 Δ Pm + Δ Pb )
1 + e0 P0 6
CIVIL ENGINEERING ‘20

Dimana,
Keterangan : t : Top (atas)
m : Middle (tengah)
b : Bottom (bawah)
P0 : Tekanan efektif rata-rata tanah

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124


UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

7. Langkah Kerja Perhitungan

a. Merencanakan Dimensi Dinding Penahan

b. Menghitung Tekanan Tanah Aktif Rankine


1) Koefisien Tekanan Tanah Aktif (Ka)

cos α − √cos 2 α−cos 2 φ


Ka= cos α
cos α + √ cos2 α−cos2 φ
2) Tekanan Tanah Aktif (Pa)
1 2
Pa= γ H Ka
2
Pa H =Pacos α (Gaya horizontal pada tekanan tanah aktif )
PaV =Pasin α (Gaya vertikal pada tekanan tanah aktif )

c. Menghitung Luas, Berat, Lengan, dan Momen Tahan


Luas, A = Luas segitiga atau luas persegi masing-masing segmen
Berat, w = A. γ
Lengan, L = Titik berat yang ditinjau dari sumbu x
Momen, MR = w L

d. Menghitung Momen Terhadap Guling


1 '
Mo=P h H dimana , H ' =H +0.3
3

e. Menghitung Faktor Keamanan Terhadap Gaya Guling (Fs ≥ 2)


Σ Mr
Fs= ≥2
Mo

f. Menghitung Faktor Keamanan Terhadap Gaya Geser (Fs ≥ 1.5)


ΣV tan ( K 1 ∅ 2 )+ B ( K 2C 2 ) + Pp
Fs=
Ph
CIVIL ENGINEERING ‘20

Dimana,

[
Kp=tan 2 45+
φ
2 ]
1
Pp= γ 2 D Kp+2 C D √ Kp
2
2

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124


UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

g. Menghitung Faktor Keamanan Terhadap Daya Dukung Tanah


1) Menentukan Nilai Eksentrisitas:
B Σ MR−Σ MO
e= − Syarat e < B/6
2 ΣV
2) Menentukan Nilai qmaks:

qmaks=
ΣV
B (
1+
6e
B )
 Menentukan nilai Nc, Nq, dan Nγ berdasarkan tabel 4.2 Bearing Capacity
Factors. Braja.M Das.
3) Menghitung Faktor Koreksi (Bentuk, Kedalaman, dan Kemiringan).
 Faktor Koreksi Bentuk (Shape)
(Dinding penahan dianggap pondasi menerus dengan L/B ≈ 0)

( )( )
B Nq
- Fcs = 1+
L Nc

= 1+( ) tan ϕ
B '
- Fqs
L

= 1−0,4 ( )
B
- Fγs
L
 Faktor Koreksi Kedalaman (Depth)
D
Dimana, ϕ '>0 dan ≤1
B
1−F qd
- Fcd = F qd−
N c tan ϕ
- Fqd = 1+2 tan ϕ ' ¿
- Fγd = 1
CIVIL ENGINEERING ‘20

 Faktor Kemiringan Beban (Inclination)


- Fci = Fqi = ¿
β
- Fγi = (1− ❑)
ϕ

Dimana, β=tan
−1
( ΣV
Ph
)
4) Menghitung Daya dukung Ultimite (qu)

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124


UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

 Daya dukung tambahan/surcharge (q) : q=γ 2 D


 B’ = B – 2e
 Daya dukung ultimite (qu)
qult = c’ Nc Fcs Fcd Fci + qNq Fqd Fqs Fqi + ½γB’Nγ FγsFγdFγi

5) Menghitung Faktor Aman (Fs)


qu
Fs= Syarat Fs > 3
qmaks

h. Menghitung Penurunan yang terjadi


Penurunan Segera
Bq0 α
Se=
Es ( 1 − μ s2 ) 2 , di ujung pondasi

Bq0
Se=
Es (1 − μ s2 ) α , di pusat pondasi
Dimana,

α=
1
[(
L
π n
√ 1 + m2 + m
√1 + m2 − m ) + m Ln
( √ 1 + m2 + 1
√ 1 + m2 − 1 )]

CIVIL ENGINEERING ‘20

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124


UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

Tabel 2.1 Bearing Capacity Factors

(Sumber : Principle of foundation engineerimg, Braja Das. Hal. 169) CIVIL ENGINEERING ‘20

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124


UNIVERSITAS TADULAKO
REKAYASA PONDASI I

CIVIL ENGINEERING ‘20

MUH ARYA DWI PUTRA / F 111 20 124

Anda mungkin juga menyukai