Anda di halaman 1dari 13

1

MODUL PERKULIAHAN

Rekayasa Pondasi II

Rencana pembelajaran mata kuliah


Rekayasa Pondasi 2 dalam satu
semester, mempelajari analisis
dinding penahan yang digunakan
untuk menahan urugan tanah,
mampu merancang dan
mengevaluasi desain turap secara
runtut dengan berbagai kondisi
tanah dan analisis pondasi dalam

Abstract Kompetensi
Secara umum sebelum merancang dan Mahasiswa mengerti teori mekanika tanah
mengevaluasi turap perlu mempelajari dan mampu menerapkannya untuk
distribusi tekanan tanah lateral dengan merancang dan mengevaluasi desain turap
berbagai variasi kondisi tanah secara runtut dengan berbagai variasi
kondisi tanah

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Fakultas Teknik Perencanaan Teknik Sipil W112100034 Wimpie Agoeng
Dan Desain W111700013W111700013Fakultas Teknik Perencanaan esain Noegroho Aspar
III. GALIAN TANAH BERTURAP
1. UMUM
Kadang-kadang pekerjaan konstruksi memerlukan penggalian tanah dengan permukaan
dinding vertikal atau mendekati vertikal misalnya, lantai bawah tanah bangunan atau fasilitas
transportasi di bawah tanah pada kedalaman yang dangkal di bawah permukaan tanah.
Permukaan vertikal galian perlu dilindungi dengan sistem penopang sementara untuk
menghindari keruntuhan yang mungkin akan diikuti dengan penurunan yang cukup besar atau
keruntuhan daya dukung pondasi di sekitarnya.
Gambar 3.1 menunjukkan dua tipe galian berturap yang biasanya digunakan dalam pekerjaan
konstruksi galian. Tipe yang satu menggunakan balok tiang penahan turap (Gambar 3.1a),
yang dipancangkan ke dalam tanah sebelum penggalian dan berupa balok baja atau kayu
vertikal. Batang bulat merupakan papan kayu horizontal, ditempatkan antara balok penahan
turap pada saat penggalian mulai. Bila penggalian mencapai kedalaman yang diinginkan,
balok ganjal datar dan batang desak (balok baja horizontal) dipasang. Balok baja merupakan
batang desak horizontal. Gambar 3.1b menunjukkan tipe lain galian berturap. Dalam hal ini,
pengunci antar tiang turap dipancangkan ke dalam tanah sebelum penggalian dilakukan.
Balok ganjal datar dan batang desak dimasukkan segera setelah penggalian mencapai
kedalaman yang sesuai.
Untuk merancang galian berturap, harus diperkirakan terlebih dahulu besarnya tekanan tanah
lateral dimana akan dirancang galian berturap. Gaya aktif total per satuan panjang dinding
(Pa) dihitung menggunakan teori bentuk baji yang umum. Akan tetapi, analisis tidak
memberikan rumusan untuk memperkirakan variasi tekanan lateral menurut kedalaman, yang
mana ini merupakan fungsi beberapa faktor seperti tipe tanah, pengalaman teknisi pelaksana
pembangunan, tipe peralatan yang digunakan, dan sebagainya. Untuk alasan tersebut, garis
tekanan empiris yang terjadi dari pengamatan lapangan digunakan untuk rancangan galian
berturap.

1. TEKANAN TANAH PADA DINDING GALIAN BERTURAP


Setelah melakukan pengamatan beberapa galian berturap, Peck (1969) menyarankan
penggunaan garis tekanan rancangan untuk galian berturap di pasir dan lempung. Gambar
3.2, 3.3, dan 3.4 menunjukkan diagram garis tekanan menurut Peck.
2.1 Galian Pasir
Gambar 3.2 menunjukkan diagram garis tekanan untuk galian pasir. Tekanan tersebut, pa,
bisa ditulis sebagai berikut
pa = 0,65  H Ka (3.1)
dimana  = berat volume
H = ketinggian galian
Ka = koefisien tekanan aktif Rankine = tg2 (45 – /2)

2023 Rekayasa Pondasi II


2 Wimpie Agoeng Noegroho Aspar
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Balok ganjal datar Batang desak Batang desak

Balok penahan turap


A A

Batang bulat Batang bulat Pasak

Balok ganjal datar


Potongan Melintang Potongan A A
(a) Menggunakan Balok Penahan Turap
Balok ganjal datar Batang desak
Balok ganjal datar

Tiang turap Batang desak


A A

Potongan Melintang Potongan A A


(b) Menggunakan Tiang Turap
Gambar 3.1: Tipe Galian Berturap

pa
H

Gambar 3.2: Garis Tekanan Tampak Untuk Galian Pasir (Peck, 1969)

2023 Rekayasa Pondasi II


3 Wimpie Agoeng Noegroho Aspar
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2.2 Galian Lempung Lunak Dan Medium
Diagram garis tekanan untuk lempung lunak sampai medium ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Keadaan tersebut berlaku untuk kondisi
H
4
c
dimana c = kohesi takteralirkan ( = 0)
Tekanan, pa, adalah harga yang lebih besar dari
4c
pa =  H [1 – ( )]
H
atau (3.2)
p = 0,3  H

dimana  = berat volume lempung

0,25 H

0,75 H
pa

Gambar 3.3: Garis Tekanan Tampak Untuk Galian Lempung Lunak


sampai Medium (Peck, 1969)

2.3 Galian Lempung Kaku


Diagram garis tekanan untuk galian lempung kaku ditunjukkan pada Gambar 3.4, dimana
pa = 0,2  H sampai 0,4  H (dengan rata-rata sebesar 0,3  H) (3.3)
H
berlaku untuk kondisi  4.
c

0,25 H

0,50 H
pa

0,25 H

Gambar 3.4: Garis Tekanan Tampak Untuk Galian Lempung Kaku (Peck, 1969)

Bilamana menggunakan diagram garis tekanan seperti yang baru saja dijelaskan, maka harus
selalu diingat beberapa hal sebagai berikut:
1. Garis tekanan kadang-kadang dikatakan garis tekanan tampak. Akan tetapi,
distribusi tekanan aktual merupakan fungsi urut-urutan pelaksanaan pembangunan
dan fleksibilitas relativ dinding.

2023 Rekayasa Pondasi II


4 Wimpie Agoeng Noegroho Aspar
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Garis tekanan berlaku untuk galian yang memiliki kedalaman lebih besar daripada
kira-kira 20 ft ( 6 m).
3. Garis tekanan berdasarkan anggapan bahwa permukaan airtanah berada di bawah
dasar galian.
4. Pasir dianggap akan dialirkan dengan tekanan air pori nol.
5. Lempung dianggap tidak akan dialirkan dan tekanan air pori tidak dipertimbangkan.

2.4 Galian Tanah Berlapi-lapis


Kadang-kadang lapisan tanah berupa pasir dan lempung dijumpai bersamaan pada saat galian
berturap dibangun. Dalam hal ini, Peck (1943) mengajukan usulan bahwa harga ekivalen
kohesi (konsep  = 0) seharusnya ditentukan menurut aturan sebagai berikut (mengacu pada
Gambar 3.4a):
1
Crata = [s Ks H s2 tg 2 + (H – Hs) n’ qu] (3.4)
2H
dimana H = ketinggian total galian
s = berat volume pasir
Hs = ketinggian lapisan pasir
Ks = koefisien tekanan tanah lateral untuk lapisan pasir ( 1)
s = sudut geser pasir
qu = kekuatan desak lempung tak terkekang
n’ = koefisien keruntuhan progresif (berkisar dari 0,5 sampai 1,0; harga rata-rata =
0,75)
Berat volume tanah rata-rata, rata, lapisan tanah tersebut bisa ditulis sebagai berikut
1
rata = [s Hs + (H – Hs) c] (3.5)
H
dimana c = berat volume jenuh lapisan lempung
Setelah harga rata-rata kohesi dan berat volume ditentukan, garis tekanan dalam lempung
dapat digunakan untuk merancang galian.
Dengan cara yang sama, bila beberapa lapisan lempung dijumpai dalam galian (Gambar
3.5b), maka kohesi takteralirkan rata-rata menjadi
1
crata = [c1 H\ + c2 H2 + …+ cn Hn) (3.6)
H
dimana c1, c2, …, cn = kohesi takteralirkan pada lapisan 1, 2, …, n
H1, H2, …, Hn = ketebalan lapisan 1, 2, …, n
Berat volume rata-rata, rata adalah
1
rata = (1 H1 + 2 H2 + 3 H3 + … +n Hn) (3.7)
H

2023 Rekayasa Pondasi II


5 Wimpie Agoeng Noegroho Aspar
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pasir 1 c1 H1 Pasir

Hs s  2 c 2 H 2 Lempung

H H

Lempung
Hc
c n cn Hn Lempung

Gambar 3.5: Tanah Berlapis-lapis dalam Galian Berturap

3. KOMPONEN RANCANGAN GALIAN BERTURAP


3.1 Batang Desak
Dalam pekerjaan pelaksanaan pembangunan, batang desak seharusnya memiliki jarak vertikal
minimum sebesar kira-kira 2,75 m atau lebih. Batang desak sebenarnya kolom horisontal
yang mengalami lentur. Daya dukung beban kolom tergantung angka kelangsingan. Angka
kelangsingan dapat dikurangi dengan memberikan tumpuan vertikal dan horisontal pada titik
berikutnya. Untuk galian yang lebar, mungkin diperlukan pelat penyambung batang desak.
Untuk galian berturap dalam tanah berlempung, kedalaman batang yang pertama di bawah
permukaan tanah harus kurang dari kedalaman retak tarik, zc. Tekanan tanah lateral adalah
a =  z Ka – 2 c K a
dimana Ka = koefisien tekanan aktif Rankine
Untuk penentuan kedalaman retak tarik,
a = 0 =  zc Ka – 2 c K a
atau
2c
zc =
Ka
Dengan  = 0, Ka = tg2 (45 – /2) = 1, maka
2c
zc =

Prosedur konservatif yang disederhanakan bisa digunakan untuk menentukan beban batang
desak. Gambar 3.6 menunjukkan prosedur untuk menghitung batang desak.
1. Gambar diagram tekanan untuk galian berturap (lihat Gambar 3.2, 3.3, dan 3.4).
Tunjukkan ketinggian batang desak yang direncanakan. Gambar 3.6a menunjukkan
diagram tekanan untuk tanah berpasir; akan tetapi, ini dapat juga untuk lempung.
Tingkat batang desak diberi tanda A, B, C, dan D. Tiang turap (atau balok penahan
turap) dianggap sendi pada tiap tingkat batang desak, kecuali untuk tingkat atas dan
bawah. Pada Gambar 3.6a, sendi terjadi pada batang desak tingkat B dan C.
Banyak ahli menganggap tiang turap, atau balok penahan turap, ditumpu dengan
sendi di semua tingkat batang desak, kecuali untuk bagian atas.

2023 Rekayasa Pondasi II


6 Wimpie Agoeng Noegroho Aspar
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Potongan Melintang
d1
A
d2
B
Sendi d3
C

d4 pa
D

d5

Tampak Atas Konsul sederhana

d1
A
s pa
d2
B1
Balok sederhana
B2
d3 pa
C1
Konsul sederhana
C2
d4 pa
D
d5

(a) Penampang dan Tampak Atas Galian (b) Metoda Penentuan Beban Batang Desak
Gambar 3.6: Penentuan Beban Batang Desak

2. Tentukan reaksi untuk kedua balok konsol sederhana tersebut (atas dan bawah) dan
semua balok sederhana diantaranya. Pada Gambar 3.6b, reaksi tersebut adalah A,
B1, C1, C2, dan D.
3. Beban batang desak pada Gambar 3.6 bisa dihitung sebagai berikut:
PA = (A) (s)
PB = (B1 + B2) (s) (3.8)
PC = (C1 + C2) (s)
PD = (D) (s)
dimana PA, PB, PC, PD = beban akan diambil oleh masing-masing batang
desak di tingkat A, B, C, dan D.
A, B1, B2, C1, C2, D = rekasi yang dihitung di Langkah 2 (satuan:
gaya/satuan panjang galian berturap)
s = jarak horisontal batang desak (lihat tampak atas
pada Gambar 3.6a)
4. Dengan mengetahui beban batang desak pada setiap tingkat dan kondisi batang
penopangnya, maka pemilihan penampang yang sesuai dapat dilakukan sesuai
dengan pedoman struktur baja.

2023 Rekayasa Pondasi II


7 Wimpie Agoeng Noegroho Aspar
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3.2 Tiang Turap
Langkah-langkah berikut ini berlaku dalam perancangan tiang turap:
1. Untuk masing-masing penampang yang ditunjukkan pada Gambar 3.6b, tentukan
momen lentur maksimum.
2. Tentukan harga maksimum momen lentur maksimum (Mmax) yang diperoleh pada
Langkah 1.
3. Dapatkan modulus penampang yang diperlukan tiang turap:
S = Mmax/ijin (3.9)
dimana ijin = tegangan lentur bahan tiang turap yang diijinkan
4. Pilih tiang turap yang memiliki modulus penampang lebih besar daripada atau
sama dengan modulus penampang yang diperlukan.

3.3 Balok Ganjal Datar


Balok ganjal datar bisa diperlakukan sebagai batang horisontal menerus jika batang-batang
tersebut disambung dengan sempurna. Secara konservatif, batang-batang tersebut bisa juga
diperlakukan sebagai balok bersendi di tempat batang desak bertumpu. Untuk penampang
yang ditunjukkan pada Gambar 3.6a, momen maksimum untuk balok ganjal datar (dianggap
balok tersebut bersendi di tempat batang desak) adalah
( A) ( s 2 )
Pada tingkat A, Mmax =
8
( B1 + B 2 ) s 2
Pada tingkat B, Mmax =
8
(C + C 2 ) s 2
Pada tingkat C, Mmax = 1
8
( D) ( s 2 )
Pada tingkat D, Mmax =
8
dimana A, B1, B2, C1, C2, dan D merupakan reaksi di bawah batang desak per satuan panjang
dinding (Langkah 2 dari rancangan batang desak).
Tentukan modulus penampang balok ganjal datar:
S = Mmax/ijin
Kadang-kadang balok ganjal datar diikatkan terhadap tiang turap yang memenuhi persyaratan
tumpuan lateral.

Latihan Soal 3.1


Mengacu pada galian berturap yang ditunjukkan pada Gambar 3.7.
4,8 m

1,8 m A
Pasir
2,7 m
B  = 17,61 kN/m3
c =0
2,7 m
C  = 32 0

0,9 m

Potongan Melintang
Gambar 3.7

2023 Rekayasa Pondasi II


8 Wimpie Agoeng Noegroho Aspar
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
a. Gambarkan diagram tekanan tanah dan tentukan beban batang desak. Masin-
masing batang desak diberi jarak horisontal sebesar 3,6 m dari pusat ke pusat.
b. Tentukan penampang tiang turap.
c. Tentukan modulus penampang balok ganjal datar yang diperlukan pada tingkat A,
bila diketahui: ijin = 165.480 kN/ m2.

Penyelesaian
Bagian a
Untuk kasus ini, berlaku diagram tekanan tanah yang ditunjukkan pada Gambar 3.2 berlaku.
Oleh karena itu,
Ka = tg2 (450 – /2) = tg2 (450 – 320/2) = 0,307
Dari Persamaan (3.1),
pa = 0,65  H Ka = (0,65) (17,61) (8,1) (0,307) = 28,46 kN/m2
Gambar 3.8a menunjukkan garis tekanan. Mengacu pada Gambar 3.8b, maka B1 dapat
dihitung sebagai berikut
 MB1 = 0
 4,5 
(28,46) (4,5)  
A=  2 
=106,725 kN/ m1
2,70
B1 = (28,46) (4,5) – 106,725 = 21,345 kN/ m1

Sekarang mengacu pada Gambar 3.8c, maka B2 dapat dihitung sebagai berikut
 MB1 = 0
 3,6 
(28,46) (3,6)  
C =  2  = 68,304 kN/ m1
2,70
B2 = (28,46) (3,6) – 68,304 = 34,152 kN/ m1
Beban batang desak adalah
Di A, (106,725) (jarak) = (106,725) (3,6) = 384,21 kN
Di B, (B1 + B2) (jarak) = (21,345 + 34,152) (3,6) = 197,79 kN
Di C, (C) (jarak) = (68,304) (3,6) = 245,89 kN

1,8 m
A
2,7 m
p a = 28,46 kN/m2
B
2,7 m
C
0,9 m
(a)
p a = 28,46 kN/m2 p a = 28,46 kN/m2
(b) (c)

1,8 m 2,7 m 2,7 m 0,9 m


B1 B2 C
A
Gambar 3.8

2023 Rekayasa Pondasi II


9 Wimpie Agoeng Noegroho Aspar
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Bagian b
Mengacu pada diagram beban yang ditunjukkan pada Gambar 3.8b dan 3.8c. Gambar 3.9
menunjukkan diagram gaya geser berdasarkan pada diagram beban. Pertama, tentukan x1 dan
x2:
x1 = 55,497/ 28,46 = 1,95 m
x2 = 42,69/28,46 = 1,5 m
1,8 m 2,7 m
55,497 kN

A B' B1
x1
21,345 kN
51,228 kN

42,69 kN

B2 B" C
x2
34,152 kN 25,614 kN
2,7 m 0,9 m

Gambar 3.9

Maka momennya adalah


Di A, 12 (51,228) (1,8) = 46,11 kN-m
Di C, 12 (25,614) (0,9) = 11,53 kN-m
Di B’, 12 (21,345) (0,75) = 8,0 kN-m
Di B”, 12 (34,152) (1,2) = 20,49 kN-m
MA adalah maksimum, maka
46,11
S = Mmax/ijin = = 2,8 x 10-4 m3
165.480
Setelah diketahui modulus penampang, maka bisa ditentukan profil yang sesuai untuk
digunakan.

Bagian c:
Untuk balok ganjal datar di tingkat A,
A (s 2 )
Mmax =
8
A = 106,725 kN/m1, maka
Mmax =
(106,725) (3,62 ) = 172,89 kN-m
8
172 ,89
S = Mmax/ijin = =1,04 x 10-3 m3
165.480

Latihan Soal 3.2


Penampang melintang galian berturap panjang ditunjukkan pada Gambar 3.10a.
a. Gambar garis tekanan tanah.
b. Tentukan beban batang desak di tingkat A, B, dan C.

2023 Rekayasa Pondasi II


10 Wimpie Agoeng Noegroho Aspar
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
c.Tentukan modulus penampang tiang turap yang diperlukan. Gunakan ijin = 170
MN/m2.
Batang desak diletakkan 3 m dari pusat ke pusat tampak atas.

Penyelesaian
Bagian a
Diketahui:  = 18 kN/m3, c = 35 kN/m2, dan H = 6 m.
H (18) (7)
= = 3,6 < 4
c 35
Jadi garis tekanan akan seperti salah satu yang di Gambar 3.4. Hasil tersebut diplot pada
Gambar 3.10a dengan intensitas tekanan maksimum, pa, sama dengan 0,3  H = 0,3 (18) (7) =
37,8 kN/m2.

Bagian b
Untuk penentuan beban batang desak, maka dengan mengacu pada Gambar 3.10b, momen di
B1, MB1 = 0,
 1,75   1,75
A (2,5) – 12 (37,8) (1,75) 1,75 +  – (1,75) (37,8)  =0
 3   2 
atau
A = 54,02 kN/m

6,0 m

1,75 m 1,0 m A
Lempung
2,5 m  = 18,00 kN/m3
c = 35 kN/m2
37,8 B
3,5 m  = 00
kN/m2
2,5 m
C
1,75 m 1,0 m

Potongan Melintang
(a)
1,75 m 1,75 m 1,75 m 1,75 m 43,23 kN 43,23 kN

37,8 37,8 x = 1,196 m


kN/m2 kN/m2 A B2
21,6 E B1 F C
A B1 B2 C 10,8 kN 10,8 kN
1,0 2,5 m 2,5 m 1,0
45,2 kN 45,2 kN

(b) Penentuan Reaksi (c) Diagram Gaya Geser


Gambar 3.10

2023 Rekayasa Pondasi II


11 Wimpie Agoeng Noegroho Aspar
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Begitu juga  gaya-gaya vertikal = 0. Jadi
1
2
(1,75) (37,8) + (37,8) (1,75) = A + B1
33,08 + 66,15 – A = B1
Jadi
B1 = 45,2 kN/m
Karena simetri
B2 = 45,2 kN/m
C = 54,02 kN/m
Beban batang desak di berbagai tingkat
PA = 54,02 x jarak horisontal, s = 54,02 x 3 = 162,06 kN
PB = (B1 + B2) 3 = (45,2 + 45,2) 3 = 271,2 kN
PC = 54,02 x 3 = 162,06 kN

Bagian c
Mengacu pada bagian kiri Gambar 3.10b. Untuk momen maksimum, gaya geser seharusnya
sama dengan nol. Kondisi variasi gaya geser ditunjukkan pada Gambar 3.10a. Lokasi titik E
dapat diberikan sebagai berikut
reaksi di B1 45,2
x= = =1,196 m
37,8 37,8
1  37,8   1 
Besarnya momen di A = (1)  x 1   =3,6 kN-m/m1
2  1,75   3 
 1,196 
Besarnya momen di E = (45,2 x 1,196) – (37,8 x 1,196)   = 54,06 – 27,03
 2 
= 27,03 kN-m/m1
Karena pembebanan pada penampang di sebelah kiri dan kanan Gambar 3.10b sama, maka
besarnya momen di F dan C (Gambar 3.10c) akan sama seperti E dan A. Oleh karena itu,
momen maksimum = 27,03 kN-m/meter dinding.
Modulus penampang setiap turap
27,03
S = Mmax/ijin = 3
= 15,9 x 10-5 m3/m1
170 x 10

2023 Rekayasa Pondasi II


12 Wimpie Agoeng Noegroho Aspar
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
Peck, R. B. (1943). “Earth Pressure Measurements in Open Cuts, Chicago (Ill.) Subway,”
Transactions, American Society of Civil Engineers, Vol. 108, hal. 1008-1058.
Peck, R. B. (1969). “Deep Excavation and Tunneling in Soft Ground,” Proceedings, Seventh
International Conference on Soil Mechanics and Foundation Engineering, Mexico
City, State-of-the-Art Volume, hal. 225-290.

2023 Rekayasa Pondasi II


13 Wimpie Agoeng Noegroho Aspar
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai