Anda di halaman 1dari 21

2.

6 Penjangkaran
Jangkar atau angker, adalah semua jenis konstruksi
yang berfungsi menjaga, menambatkan atau
menarik papan turap, agar tidak runtuh akibat beban
yang bekerja.

2.6.1 Macam-macam jangkar


Dari bentuk konstruksinya, jangkar dibedakan :
(a) Jangkar blok beton (deadmen anchorage)
(b) Jangkar tiang pancang (braced pile anchorage)
(c) Dijangkarkan pada lapisan tanah (soil anchorage)
atau pada lapisan batuan (rock anchorage)
2.6.1.a Jangkar blok beton
Ada 2 jenis jangkar blok beton, yaitu :
• Jangkar blok beton menerus (continous deadmen),
• Jangkar blok beton setempat (short deadmen)
(1) Jangkar blok beton menerus (continous deadmen)

Gambar 2.11 Tampak atas jangkar blok beton menerus


Jangkar blok beton menerus, terbentuk dari suatu blok beton yang
menerus sepanjang dinding turap yang ada :

Gambar 2.12 Tampak samping jangkar blok beton menerus

Posisi jangkar harus memenuhi persyaratan:


d1 ˂ 0,5 d2 sampai 0,7 d2
d1/H ˂ 1/3 sampai 1/2
Dari gambar 2.12, maka dapat dihitung resultan tekanan tanah
aktip (Ra) dan resultan tekanan tanah pasip (Rp)
Ra = 0,5 . γm . (d2)² . Ka
Rp = 0,5 . γm . (d2)² . Kp
Gaya yang bekerja pada tali/batang jangkar
S + Ra – Rp = 0
S = (Rp – Ra) ton/mʹ
Bila jarak antar tali/batang jangkar = 1 m, maka gaya yang
bekerja pada satu tali/batang jangkar :
S = (Rp – Ra) ton/mʹ x 1 m
= (Rp – Ra).(1) ton
Gaya tali/batang jangkar ijin = S/F = (Rp – Ra).(1/F) ton
(2) Jangkar blok beton (short deadmen)

Gambar 2.13 Tampak atas jangkar blok beton setempat

Jangkar blok beton setempat ada 2 macam, yaitu:


(a) Jangkar terletak dekat dengan permukaan tanah,
(b) Jangkar terletak jauh dari permukaan tanah.
(a) Jangkar terletak dekat dengan permukaan tanah

Syarat :
d1 < 0,5 d2 – 0,7 d2
d1/H < 1/3 – 1/2

(b) Jangkar terletak jauh dari permukaan tanah

Syarat :
H < < < < d2
d1 > H

Gambar 2.14 Tampak samping jangkar blok beton setempat


Untuk menghitung gaya jangkar yang diijinkan,
dibedakan beberap kasus :

(1) Jangkar dekat dengan permukaan tanah pada tanah


berbutir
S ult = l (Rp – Ra) + 1/3 . Ko . γm (√Kp + √Ka ).(d2)³ . tan ɸ

Dimana :
S ult = gaya jangkar batas (ultimate),(ton)
l = jarak antar tali/batang jangkar, (m)
Rp = resultan tekanan tanah pasip yang bekerja pada
jangkar blok beton, (ton/m)
Ra = resultan tekanan tanah aktip yang bekerja pada
jangkar blok beton, (ton/m)
Ko = koefisien tekanan tanah dalam kondisi diam,
Kp = koefisien tekanan tanah pasip
Ka = koefisien tekanan tanah aktip
d2 = kedalaman jangkar blok beton, (m)
ɸ = sudut geser dalam

Gaya jangkar yang diijinkan, S all


S ult
S all =
F
(2) Jangkar dekat dengan permukaan tanah pada tanah kohesip

S ult = l (Rp – Ra) + qu . (d2)²

Dimana :
qu = nilai kuat tekan tanah yang diperoleh dari hasil
pengujian unconfined compression test, (kg/cm2)

(3) Jangkar jauh dari permukaan tanah

S ult = q ult x A jangkar


Q ult = 1.3.c.Nc + γm.d2.Nq + 0,4.γm.B.Nγ
A jangkar = B x B
2.6.1.b Jangkar tiang pancang
• Pada lapisan tanah keras

Tali/batang jangkar

Gambar 2.15 Jangkar tiang pancang


• Pada lapisan tanah lunak

Tali/batang jangkar
s
Dipakai kalau ada
lapisan tanah yang jelek
(compressible soil) yang
terletak di sekitar garis
keruk (dredge line) yang
tidak bisa diambil

Gambar 2.16 Jangkar tiang pancang


Besar gaya pada tali/batang jangkar S, dapat diperoleh dari poligon gaya

Besarnya gaya yang bekerja pada


masing-masing tiang, dapat diperoleh
dari poligon gaya sebagai berikut

Gambar 2.17 Poligon gaya yang tebentuk


2.6.2.a Letak jangkar
Letak jangkar (L) diukur dari turap, sedang kedalaman
jangkar (a) diukur dari permukaan tanah

Penempatan jangkar:
(1) Tidak didalam ACD, karena bila terjadi deformasi
(pergerakan) dinidng turap akibat tekanan tanah aktip,
maka tanah dalam ACD akan ikut bergerak
(2) Tidak diatas garis talud BE, karena tanah di dalam DEF
juga masih dipengaruhi oleh pergerakan dinding turap
(3) Jangkar ditempatkan pada daerah pasip atau sebelah
kanan garis DG, agar jangkar dapat berfungsi secara
optiomum
Gambar 2.18 Letak dan kedalaman jangkar
Dari penjelasan di atas, maka penempatan jangkar minimal
berjarak L diukur dari dinding turap.
Dari gambar 2.18, L = Ad + DE

Lihat ACD Lihat DEG


ɸ H+D a
tan (45 ͦ + ) = ɸ
tan (45 ͦ - ) = DE
2 AD
2
H+D a
AD =
tan (45 ͦ + ɸ ) DE =
2 tan (45˚- ɸ )
2

Sehingga : L = AD + DE = +
2.6.2.b. Kedalaman blok jangkar

(a) Tekanan tanah pasip dan aktip (b) Tekanan tanah hasil superposisi

Gambar 2.19 Distribusi tekanan tanah pada blok jangkar


Keterangan :

a = kedalaman blok jangkar, m


b = ukuran tinggi blok jangkar, m
S = gaya yang bekerja pada tali/batang jangkar, ton/m

2.6.3. Perencanaan blok jangkar

(a) Perhitungan koefisien tekanan tanah

; ; K = Kp – Ka

(b) Intensitas tekanan tanah pasip, Pp


Pp 1 = (γm).(a – b).(Kp)
Pp 2 = (γm).(a).(Kp)
(c) Intensitas tekanan tanah aktip, Pa

Pa 1 = (γm).(a – b).(Ka)
Pa 2 = (γm).(a).(Ka)

(d) Superposisi tekanan tanah, P

P1 = Pp1 – Pa1
= (γm).(a – b).(Kp) – (γm).(a – b).(Ka)
= (γm).(a – b).(Kp – Ka)
= (γm).(a – b).(K)
P2 = Pp2 – Pa2
= (γm).(a).(Kp) – (γm).(a).(Ka)
= (γm).(a).(Kp – Ka)
= (γm).(a).(K)
Lihat gambar 2.19 (b), bila luas diagram tekanan tanah hasil
superposisi = R, maka:

R = (P2).(0,5).(a) - (P1).(0,5).(a – b)
= (γm).(a).(K).(0,5).(a) – (γm).(a – b).(K).(0,5).(a – b)
= (0,5).(γm).(a)².(K) – (0,5).(γm).(a – b)² (K)
= {(0,5).(γm).(K)}.{ a² - (a – b)²}
= {0,5 . γm . K}.{a² - (a² - 2ab + b²}
= {0,5 . γm . K}.{a² - a² + 2ab - b²}
= {0,5 . γm . K}.{ 2ab - b²}
= {0,5 . γm . K}.{(2a - b)b}
(e) Menentukan kedalaman jangkar

∑H = 0
S = R = {(0,5 . γm . K)}.{(2a – b) b}

Dengan menetapkan terlebih dahulu nilai a, maka


nilai b dapat ditentukan, dimana a > ho
Contoh 2.5

Anda mungkin juga menyukai