Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 4

Anisah Fadhillah

Meigy Dwiantara

Miqdad Al-Muqmin

Muhammad Ikhsan Sorimuda

Muhammad Revanza

Dosen Pembimbing :
Efrilia Ramadona, S.ST., MT
Perbedaan Besi dan Baja`

Besi dan baja tidaklah sama. Memang jenis logamnya serupa


yakni termasuk ke dalam unsur Fe (ferrum) yaitu logam ferrous
yang berbahan dasar unsur Fe namun keduanya tidaklah sama.
Besi adalah material alami yang terbuat dari unsur Fe.
Sedangkan, Baja adalah logam paduan atau material buatan
yang bukan hanya berasal dari unsur besi saja melainkan
merupakan berbagai macam paduan unsur seperti mangan,
fosfor, karbon, silikon, sulfur, alumunium, nitrogen, dan
oksigen.
Perbedaan lain yang mencolok sebagai perbedaan besi dan baja
adalah pada kekuatannya. Kekuatan material baja lebih besar
dibandingkan besi begitu pula dengan tingkat keuletannya.
Bahkan kekuatan dari baja ini bisa mencapai 1000 kali lebih
kuat dibandingkan dengan material besi murni. Namun, daya
redam baja lebih kecil jika dibandingkan dengan material besi.
Unsur Baja
Unsur utama baja adalah besi (Fe) sebagai unsur dasar dan karbon (C) sebagai unsur paduan utamanya. Serta unsur paduan
lainnya dengan jumlah yang dibatasi dan berbeda-beda.

A. Besi (Fe) B. Karbon (C)


• Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa
Latin: ferrum) dan nomor atom 26. Kandungan baja yang
utama adalah Besi (Fe) dengan kadar 97%.

Karbon merupakan unsur terpenting yang dapat


meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja. Kandungan
karbon di dalam baja sekitar 0,1% hingga 2,1%, sedangkan
unsur lainnya dibatasi sesuai dengan kegunaan baja.
C. Silikon (Si)
Silikon pada setiap baja dengan kandungan lebih dari 0,4% yang
mempunyai pengaruh untuk menaikkan tegangan tarik dan
menurunkan laju pendinginan kritis

D. Nikel (Ni)
Nikel mempunyai pengaruh yang sama seperti mangan, yaitu
memperbaiki kekuatan tarik dan menaikkan sifat ulet, tahan panas,
jika pada baja paduan terdapat unsur nikel sekitar 25% maka baja
dapat tahan terhadap korosi

E. Mangan (Mn)
Kandungan mangan kurang lebih 0,6% dengan kata lain mangan
tidak memberikan pengaruh besar pada struktur baja dalam jumlah
yang rendah
F. Kromium (Cr)
Sifat unsur kromium dapat menurunkan laju pendinginan kritis
(kromium sejumlah 1,5% cukup meningkatkan kekerasan
dalam minyak).

G. Kobalt (Co)
Sebagai unsur paduan dalam baja, kobalt meningkatkan
kekerasan, tahan aus dan tahan panas.

H. Molibdium (Mo)
Kebanyakan dipadu dengan baja dalam ikatan dengan Co, Ni,
dan V. dapat meningkatkan kekuatan tarik, batas rentang
kemampuan temper menyeluruh, ketahanan panas, batas
kelelahan, menurunkan kerapuhan.
I. Vanadium (V)
Mempunyai pengaruh seperti Mo dalam baja. Dapat
meningkatkan kekuatan, batas rentang keuletan, kekuatan panas
dan ketahanan lelah.

J. Titanium (Ti)

Memiliki kekuatan yang sama seperti baja dalam


mempertahankan. Hingga suhu 400°C, sehingga banyak dipakai
sebagai bahan kawat las.

K. Aluminium (Al)
Unsur Al terkandung dalam jumlah yang kecil pada baja.
Tujuannya yaitu sama dengan Si, untuk memberikan keuletan
dan kemampuan di perkakas serta meningkatkan daya tahan
terhadap korosi.
Elastisitas (elasticity) Keseragaman

Karakteristik
Kekenyalan / keliatan Keteguhan (solidity)
(tenacity) /Sifat Baja

Kemungkinan ditempa
Kekerasan (hardness)
(maleability)

Kemungkinan dilas
(weklability)
Kekuatan Tinggi Ringan dan Stabil

Kelebihan Baja Minim Perawatan dan


Bisa Didaur Ulang Ekonomis

Adaptif Proses
Daktilitas
Prefabrikasi

Elastis
Fatik/Lemah Terhadap Keruntuhan Getas
Beban Siklis

Kekurangan Baja Rentan Terhadap


Korosi Buckling

Tidak Tahan Api


Klasifikasi Baja

Baja Karbon

 Baja karbon rendah (low carbon steel) (0,05 % – 0,30% C )


 Baja karbon menengah (medium carbon steel) 0,30% – 0,6p% C )
 Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel 0,60 % – 1,50 % C
Tujuan dilakukan
Baja Paduan unsur
penambahan
yaitu:
 Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
 Untuk
Medium alloy steel,
menaikkan jikamekanik
sifat elemen baja
paduannya 2,5 –keliatan,
(kekerasan, 10 % kekuatan tarik dan sebagainya)
 Untuk
High alloy steel, jika
menaikkan elemen
sifat paduannya
mekanik > 10 % rendah
pada temperatur
 Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
 Untuk membuat sifat-sifat spesial.
Klasifikasi Baja

Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu: Menurut Penggunaannya :

Baja campuran khusus : Baja konstruksi (< 0,7% C)

 Baja Paduan Khusus (spsecial alloy steel)  Kegunaanya baja tersebut khusus untuk
 High Speed Steel (HSS) C 0,70 % – 1,50 % konstruksi bangunan.

Baja Paduan Sifat Khusus : Baja perkakas ( > 0,7% C)

 Baja tahan karat (stainless steel)  Kegunaanya baja tersebut khusus untuk
 High Strength Low Alloy Steel (HSLA) konstruksi bangunan.
 Baja perkakas (Tool Steel)
Klasifikasi Baja

Baja dengan sifat fisik dan Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja
kimia khusus: menurut kegunaan dan komposisi kimia, maka
diperoleh lima kelompok baja yaitu:
 Baja tahan garam (acid-resisting steel)  Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
 Baja tahan panas (heat resistant steel)  Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
 Baja tanpa sisik (non scaling steel)  Baja paduan konstruksi (Alloyed structural
 Electric steel steel)
 Magnetic steel  Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
 Non magnetic steel  Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy
 Baja tahan pakai (wear resisting steel) structural steel)
 Baja tahan karat/korosi
Jenis Baja dan Kegunaannya

1. Besi Beton / Baja Tulangan (Rebar)


Besi beton adalah jenis besi konstruksi yang biasa digunakan untuk
tulang-tulang pada pondasi sebuah bangunan sehingga sering
disebut beton bertulang. Secara umum, besi beton terdiri dari dua
model yaitu jenis besi ulir (deformed bar) dan jenis besi polos (plain
bar).

2. Besi H-Beam
H-beam adalah besi baja berbentuk balok yang secara teknis disebut
hot rolled dan memiliki bentuk serupa huruf H. Besi H-beam sering
digunakan untuk membangun konstruksi besi pada jembatan dan
juga proyek gedung-gedung besar.
Jenis Baja dan Kegunaannya

3. Besi Siku
Sesuai namanya, besi siku adalah varian besi yang berbentuk
siku dengan sudut kemiringan 90 derajat

4. Wide Flange (Istilah : WF, IWF, H-Beam, UB, UC,


Balok H, Balok I, Balok W)
Besi Wide Flange (WF) memiliki bentuk yang serupa dengan
besi H-beam dan biasa digunakan sebagai material konstruksi
besi baja dalam konstruksi bangunan. Perbedaannya, kekuatan
besi WF jauh lebih tinggi baik itu pada gaya tekan maupun
gaya tariknya.
Jenis Baja dan Kegunaannya

5. Expended Metal
Jenis besi yang bentuknya menyerupai mesh atau jaring-jaring,
serta dibuat dari pelat baja berlubang

6. Besi Hollow
Besi hollow merupakan model besi berbentuk kotak yang
berrongga atau kosong di tengahnya
Jenis Baja dan Kegunaannya

7. Wiremash
Besi wiremesh memiliki tampilan seperti anyaman kawat dan
biasanya berbentuk kotak-kotak atau jajar genjang.

8. Besi CNP dan UNP


C Channel (Istilah : CNP, kanal C, balok purlin, C-channel,
profil C)
Besi CNP berbentuk seperti huruf C dan sering digunakan untuk
konstruksi besi pada rangka atap dan rangka lainnya
U Channel (Istilah : UNP, Kanal U, U-channel, Profil U)
Penggunaan UNP hampir sama dengan WF, kecuali untuk kolom
jarang digunakan karena relatif lebih mudah mengalami tekuk.
Sedangkan besi UNP berbentuk huruf U dan biasa digunakan
sebagai balok penutup pada atap serta penopang pada dinding.
Jenis Baja dan Kegunaannya

9. Bondek
Bondek adalah bahan galvanis yang dibentuk menyerupai seng
gelombang berfungsi sebagai material penutup atau pelapis
bawah cor lantai beton sebagai penganti bekisting kayu
(triplek).

10. Wire Rope/Tali Baja


Wire rope adalah tali baja yang terbuat dari kumpulan kawat
besi yang dililit membentuk kesatuan digunakan untuk
mengangkat, menarik dan mengikat agar dapat membantu
manusia mempermudah pekerjaannya.
Proses Pembuatan Baja
1. Proses Konvertor
Teknik pertama yang banyak digunakan adalah konvertor. Proses ini merupakan sebuah wadah untuk mengelola besi menjadi baja
yang siap untuk diproduksi. Alatnya terbuat dari sebuah plat baja yang disambung dengan sebuah las.
2. Proses Dapur Listrik
Tahap awal pembuatan baja adalah pemurnian. Terdapat dua opsi pemurnian, dasar dan lanjutan. Pada proses pemurnian lanjutan,
diperlukan dapur listrik. Tujuannya adalah untuk mengontrol temperatur saat peleburan maupun memperkecil unsur-unsur
campuran yang ada pada baja. Pemurnian menggunakan dapur listrik dapat menghasilkan baja berkualitas tinggi.
3. Proses Siemens Martin
Nama proses pembuatan baja ini merujuk pada perintisnya, yakni Siemens dan Martin. Mereka mengolah baja dengan cara
memanfaatkan suhu tinggi yang ada pada tungku kerja. Kapasitas tungku mampu memuat bahan baku seberat 30 ton - 50 ton.
4. Proses BOF
BOF atau Basic Oxygen Furnace adalah proses pembuatan baja yang memanfaatkan oksigen murni dan panas. Oksigen ditiupkan
ke areal besi kasar sehingga bisa membakar habis kotoran yang tersisa.
5. Proses Dapur Kupola
Proses peleburan besi kasar kelabu ataupun besi bekas menjadi baja berkualitas terjadi dalam dapur kupola. Bentuk dapur kupola
menyerupai kubah yang dioperasikan secara berpasangan.
6. Proses Bassemer
Proses pembuatan baja menggunakan teknik ini hampir mirip dengan BOF. Hanya saja, proses bassemer tidak memakai oksigen
murni melainkan uap air.
SESI TANYA JAWAB

Anda mungkin juga menyukai