Anda di halaman 1dari 21

ANALISA STABILITAS TANGGUL STORM WATER POND - MAKASAR

1. PENDAHULUAN
Laporan ini menyajikan analisis stabilitas tanggul Storm Water Pond sebagai sarana penunjang
dalam pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan Tallasa City, Talamanrea, Makasar –
Sulawesi Selatan. Sebagai keperluan untuk Analisa stabilitas tersebut, referensi yang akan
digunakan gambar desain yang ada serta hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan oleh PT.
Sumber Mekanika Tanah (Juni 2021).

2. DESAIN PARAMETER GEOTEKNIK


Dari hasil penyelidikan tanah tersebut, secara umum stratigrafi lapisan tanah di lokasi studi adalah
sebagai berikut:

a. Lapisan pertama (Layer 1) merupakan lapisan tanah lempung organik dengan konsistensi
sangat lunak dengan nilai NSPT sebesar 0 pukulan/30 cm. Ketebalan lapisan lempung
organik sangat lunak ini dari hasil pemboran mencapai hingga kedalaman 6 - 7 m dari
permukaan tanah.
b. Lapisan kedua (Layer 2) merupakan lapisan tanah keras berupa batu cadas dengan nilai
NSPT = 60 pukulan/30 cm. Lapisan ini merupakan lapisan akhir dari pemboran yang telah
dilakukan pada penyelidikan tanah.

Desain parameter geoteknik dapat diperoleh dari hasil uji laboratorium yang telah dilakukan atau
pun dari korelasi-korelasi hasil penyelidikan lapangan. Nilai desain parameter geoteknik ini
selanjutnya digunakan dalam analisa geoteknik yang akan dilakukan.

Kuat geser undrained berdasarkan nilai NSPT dapat ditentukan berdasarkan grafik berikut:
Gambar Korelasi NSPT vs su (terzaghi dan Peck, 1967, Sowers, 1979).

Secara praktis, nilai kuat geser undrained untuk lapisan tanah kohesif dapat ditentukan sebesar cu
= 5 x NSPT.

Dalam penentuan nilai kuat geser undrained berdasarkan data sondir dapat diberikan dalam
persamaan-persamaan berikut:

qc
c u=
14
- : untuk nilai qc < 20 kg/cm2
qc
c u=
18
- : untuk nilai 20 < qc < 50 kg/cm2
qc
c u=
21
- : untuk nilai qc > 50 kg/cm2
Sedangkan untuk kuat geser efektif dapat ditentukan berdasarkan tabel berikut:

Tabel Nilai tipikal c’ dan ’ (AS 4678, 2002)


Untuk tanah kohesif, pendekatan untuk menentukan parameter kohesi efektif dapat ditentukan
dengan formula berikut:

c’ = 0.1 x su

Sedangkan untuk tanah granular, pendekatan nilai sudut geser efektif dapat ditentukan dengan
grafik berikut:

Gambar Korelasi NSPT terhadap sudut geser dalam tanah pasiran (Hatanaka dan
Uchida, 1996).

Tabel berikut dapat digunakan untuk pendekatan nilai sudut geser efektif dari berbagai jenis tanah.

Tabel Nilai tipikal ’ berbagai jenis tanah dan batu (AS 4678, 2002)
Parameter kekakuan tanah dalam bentuk nilai Modulus Young dapat diambil berdasarkan seperti
grafik di bawah ini.

Gambar Korelasi antara Eu dengan cu untuk lempung (Duncan & Buchigani, 1976).

Dengan grafik di atas, pendekatan nilai Modulus dalam kondisi undrained untuk tanah kohesif
dapat diberikan oleh persamaan berikut:

- Soft – medium silt and clay : Eu = 200 x su


- Stiff – hard silt and clay : Eu = 500 x su

Sedangkan untuk tanah granular, penentuan nilai Modulus berdasarkan Briaud (2013) adalah
sebagai berikut:

- Lanau kepasiran : E = 400 x NSPT


- Pasir halus loose – medium : E = 700 x NSPT
- Pasir bergravel : E = (1000 – 1200) x NSPT

Sedangkan besarnya nilai modulus elastisitas efektif (E’) diambil sebesar 0.7 x Eu (kPa). Besarnya
modulus yang digunakan pada analisis proteksi galian diambil sebesar Eur = 3 x Eu dalam satuan
kPa.

Untuk nilai koefisien permeabilitas tanah, dapat dilakukan dengan pendekatan pengambilan
parameter berdasarkan usulan dari Das seperti tabel berikut:
Tabel Kisaran nilai permeabilitas tanah (DAS, 1983)

Pada tanah kohesif, tinjauan terhadap adanya settlement perlu dilakukan dengan menentukan nilai
index compressibilitas (Cc) dan koefisien konsolidasi (Cv). Nilai-nilai tersebut didapat dari hasil uji
laboratorium, dan dimana tidak dilakukan uji konsolidasi, maka nilai Cc dapat ditentukan dengan
pendekatan-pendekatan seperti formula berikut:

Tabel Korelasi empiris untuk Cc (Ameratunga et.al, 2016)

Sedangkan untuk penentuan nilai koefisien konsolidasi, Cv dapat ditentukan dengan grafik berikut.
Gambar Hubungan Cv – LL (U.S. Navy, 1982).

Dengan korelasi-korelasi di atas, desain parameter geoteknik untuk setiap lapisan di lokasi studi ini
diberikan pada tabel berikut ini.
3. ANALISA STABILIAS TANGGUL DAN SHEETPILE
3.1 Potongan C-C
Dari gambar desain, potongan tanggul C-C dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar Desain tanggul pada potongan C-C.

Desain tanggul pada potongan C-C ini akan menggunakan perkuatan cerucuk bambu sebagai perkuatan
tanah dasar untuk menahan beban timbunan setinggi 5 m. Analisa stabilitas tanggul akan menggunakan
bantuan program Plaxis dengan input parameter tanah seperti yang telah diuraikan pada bahasan
sebelumnya.

Pemodelan tanggul pada potongan C-C dalam program Plaxis dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar Pemodelan tanggul potongan C-C dalam Plaxis.


Dengan memasukkan parameter-parameter tanah yang ada, analisa plaxis memberikan hasil sebagai
berikut:

Gambar Pola rembesan pada tubuh tanggul.

Gambar Pola pergerakan tanah pada kondisi kritis.


Gambar Grarik angka keamanan tanggul potongan C-C.

Dari grafik di atas, nilai stabilitas tanggul paling kritis ada pada kondisi short term (saat selesai konstruksi),
dimana nilai SF yang ada sekitar 1.03. Nilai ini dibawah nilai minimum yang disyaratkan dalam SNI
Geoteknik 8460:2017 untuk kondisi short term sebesar, SF min = 1.30. Sedangkan nilai stabilitas tanggul pada
kondisi long term setelah terjadinya konsolidasi adalah, SF = 1.73. Nilai angka keamanan pada kondisi long
term ini telah aman karena berad di atas nilai minimum yang disyaratkan pada kondisi long term sebesar,
SFmin = 1.50.

Dari hasil di atas, direkomendasikan adanya perbaikan tanah dasar sebelum dilaksanakan proses timbunan
tanggul ini. Perbaikan tanah dasar dapat dilakukan dengan PVD untuk meningkatkan kuat geser tanah dasar
sehingga dapat meningkatkan nilai stabilitas tanggul pada kondisi short term.

Selain dari adanya tanggul di atas, terdapat juga desain sheetpile pada potongan C-C seperti gambar berikut
ini.
Gambar Desain sheetpile pada potongan C-C.

Untuk desain sheetpile ini, akan ditinjau kedalaman pancang yang diperlukan oleh sheetpile dalam menahan
beban lateral tanah yang bekerja. Pada potongan C-C ini, kedalaman sheetpile adalah sebesars 6 m (pada
area storm wate pond), dengan kedalaman galian tanah sebesar 3.4 m (dari elevasi +20.20 ke elevasi
+16.80). Parameter tanah yang akan digunakan dalam analisis sheetpile ini akan tetap mengacu pada
desain geoteknik di atas.

Analisis sheetpile akan dilakukan dengan spreadsheet program Microsoft Excel seperti uraian berikut.

A + 20.20

g1 L1
m.a. + 18.80 p1 C m.a f1

P gsat1 L2
f1
+ 16.80 p2 D
z gsat2
f2 L3
E
z'
D F" Mmax
gsat2 L4
F F' f2

H p3 B p4 G
kedalaman m.a L1 = 1.4 m g1 = 15.00 kN/m3 g2 = 15.00 kN/m3
kedalaman d.s 3 3
dibawah m.a L2 = 2.0 m gsat1 = 16.00 kN/m gsat2 = 16.00 kN/m
L = L1 + L2 = 3.4 m g1' = 6.19 kN/m3 g2' = 6.19 kN/m3

sudut geser f1 = 20 derajat f2 = 20 derajat


2 o 2 o
koef tek.tanah aktif Ka1 = tan (45 - f1/2) = 0.490 Ka2 = tan (45 - f2/2) = 0.490
2 o 2 o
koef tek.tanah pasif Kp1 = tan (45 + f1/2) = 2.040 Kp2 = tan (45 + f2/2) = 2.040
Kp1 - Ka1 = 1.549 Kp2 - Ka2 = 1.549

tegangan tanah aktif p1 = g1 L1 Ka1 = 10.296 kN/m2


p2 = (g1L1 +g1' L2)Ka1 = 16.366 kN/m2
L3 = p2 /(g2'(Kp2 - Ka2)) = 1.707 m
p3 = g2' L4(Kp2 - Ka2)
p4 = (g1L1 + g1'L2)Kp1 + g2'D(Kp2 -Ka2)

tekanan tanah aktif P = P1 + P21 + P22 + P3


P1 = 1/2 p1 L1 = 7.207 kN/m
P21 = p1 L2 = 20.592 kN/m
P22 = 1/2 (p2 - p1 )L2 = 6.070 kN/m
P3 = 1/2 p2 L3 = 13.964 kN/m
P= 47.834 kN/m

momen thd ttk E SM = MP1 + MP21 + MP22 + MP3


MP1 = P1 (1/3 L1 + L2 + L3 ) = 30.077
MP21 = P21 (1/2 L2 + L3 ) = 55.733
MP22 = P22 (1/3 L2 + L3 ) = 14.405
MP3 = P3 (2/3 L3 ) = 15.887
SM = 116.102 kNm/m

jarak P ke ttk E --> tekanan lateral = 0 z = SM/P = 2.427 m

p5 = (g1L1 + g1' L2)Kp1 + g2' L3 (Kp2 - Ka2)


p5 = 84.448 kN/m2

A1 = p5 /(g2'(Kp2 - Ka2)) = 8.806


A2 = 8P/(g2'(Kp2 - Ka2)) = 39.902
2 2
A3 = 6P(2zg2'(Kp2 - Ka2) + p5)/(g2' (Kp2 - Ka2) ) = 408.794
2 2
A4 = P(6zp5+ 4P) /(g2' (Kp2 - Ka2) ) = 739.124

4 3 2
trial & error L4 L4 + A1 L4 - A2 L4 - A3 L4 - A4 = 0
L4 = 7.08 m = 0.00 O.K

kedalaman teoritis sheetpile D = L3 + L4 Dteoritis = 8.784 m


kedalaman desain sheetpile 1,2 D = 1,2(L3 + L4) Ddesain = 10.541 m
panjang sheetpile Ltotal = L + Ddesain Ltotal = 13.941 m
Dari perhitungan di atas, kedalaman sheetpile cantilever yang dibutuhkan untuk menahan galian tanah
setinggi 3.4 m adalah 10.54 m  10.5 m, sehingga panjang total sheetpile adalah 13.9 m. Dengan hasil di
atas, desain kedalaman sheetpile cantilever sebesar 6 m tidak aman terhadap desain ketinggian galian
sebesar 3.4 m tersebut. Untuk itu direkomendasikan penggunaan angker untuk menambah perkuatan
sheetpile.

Kedalaman sheetpile dengan sistem angker untuk menahan galian setinggi 3.4 m ini diuraikan pada
bahasan berikut (didesain kedalaman angker adalah 2 m).
o
Ltot.tan (45 - f/2) = 4.91 m

A + 20.20 45o + f/2

L11 g1
O' T f1 L1
m.a + 18.80 p1 C L12

gsat1
P f1 L2

+ 16.80 p2 D
zP gsat2
f2 L3
E
D
L4
gsat2
F f2
p4 B

L1 = 1.4 m g1 = 15.00 kN/m3 g2 = 15.00 kN/m3


L11 = 2.0 m gsat1 = 16.00 kN/m3 gsat2 = 16.00 kN/m3
L2 = 2.0 m g1' = 6.19 kN/m3 g2' = 6.19 kN/m3
L = L1 + L2 = 3.4 m
sudut geser f1 = 20 derajat f2 = 20 derajat
2 o 2 o
koef tek.tanah aktif Ka1 = tan (45 - f1/2) = 0.490 Ka2 = tan (45 - f2/2) = 0.490
2 o 2 o
koef tek.tanah pasif Kp1 = tan (45 + f1/2) = 2.040 Kp2 = tan (45 + f2/2) = 2.040
Kp1 - Ka1 = 1.549 Kp2 - Ka2 = 1.549

tegangan tanah aktif p1 = g1 L1 Ka1 = 10.296 kN/m2


p2 = (g1L1 +g1' L2)Ka1 = 16.366 kN/m2
L3 = p2 /(g2'(Kp2 - Ka2)) = 1.707 m
p4 = g2' L4(Kp2 - Ka2)

tekanan tanah aktif P = P1 + P21 + P22 + P3


P1 = 1/2 p1 L1 = 7.207 kN/m
P21 = p1 L2 = 20.592 kN/m
P22 = 1/2 (p2 - p1 )L2 = 6.070 kN/m
P3 = 1/2 p2 L3 = 13.964 kN/m
P= 47.834 kN/m
momen thd ttk E SM = MP1 + MP21 + MP22 + MP3
MP1 = P1 (1/3 L1 + L2 + L3 ) = 30.077
MP21 = P21 (1/2 L2 + L3 ) = 55.733
MP22 = P22 (1/3 L2 + L3 ) = 14.405
MP3 = P3 (2/3 L3 ) = 15.887
SM = = 116.102 kNm/m

jarak P ke ttk E --> tekanan lateral = 0 zP = SM/P = 2.427 m

Momen terhadap O' (angker)


A1 = 1.5 (L12 + L2 + L3 ) = 4.660
A2 = 3P{(L1 + L2 + L3 ) - (zP + L11 )} / ( g2' (Kp - Ka ) = 10.165

3 2
trial & error L4 L4 + A1 L4 - A2 = 0
L4 = 1.31 m = 0.00

kedalaman teoritis sheetpile D = L3 + L4 Dteoritis = 3.01 m


kedalaman desain sheetpile 1,2 D = 1,2(L3 + L4) Ddesain = 3.61 m
panjang sheetpile Ltotal = L + Ddesain Ltotal = 7.01 m

o
Jarak minimal angker ke sheet pile = Ltot.tan (45 - f/2) = 4.91 m

2
Gaya bekerja di Angker T= P - 1/2 g2 ' (Kp - Ka) L4
T = 39.66 kN/m
T = 4,046 kg/m
Jarak antar Angker = 2.5 m Gaya Angker F = 10.11 ton

Analisa di atas menunjukkan dengan adanya angker pada kedalaman 2 m dari permukaan tanah,
kedalaman sheetpile yang dibutuhkan adalah 3.6 m, sehingga panjang total sheetpile dengan adanya
angker ini adalah sebesar 7 m. Gaya angker yang terjadi adalah sebesar 10.11 ton dengan jarak antara
angker direncanakan sebesar 2.5 m.

3.2 Potongan D-D


Desain tanggul potongan D-D sesuai gambar storm water pond disajikan pada gambar berikut:
Gambar Desain tanggul pada potongan D-D.

Program Plaxis kembali akan digunakan sebagai bantuan dalam analisa stabilitas tanggul di potongan D-D
ini.

Gambar Pemodelan tanggul potongan D-D dalam Plaxis.

Dengan parameter tanah dan cerucuk yang sama seperti analisis sebelumnya, analisa plaxis memberikan
hasil-hasil sebagai berikut:
Gambar Pola rembesan pada tubuh tanggul.

Gambar Pola pergerakan tanah kondisi paling kritis.

Gambar Grafik angka keamanan.


Dari hasil-hasil di atas, terlihat kondisi tanggul paling kritis ada pada kondisi short term (saat selesai
konstruksi) dengan nilai SF = 1.38. Sementara nilai angka keamanan pada kondisi long term berada pada
nilai, SF = 1.96. Nilai-nilai angka keamanan tersebut masih berada di atas nilai minimum yang disyaratkan
sesuai SNI Perancangan Geoteknik (1.38 > 1.30 dan 1.96 > 1.50), sehingga desain tanggul pada potongan
D-D ini ada dalam kondisi yang aman dan stabil.

Gambar di bawah ini menunjukkan desain konstruksi sheetpile pada potongan D-D

Gambar Desain sheetpile pada potongan D-D.

Desain sheetpile pada potongan D-D ini serupa dengan desain sheetpile pada potongan C-C, dimana
panjang sheetpile didesain sepanjang 6 m untuk menahan galian sebesar 3.4 m.

Berdasarkan hasil perhitungan sheetpile sebelumnya (pada potongan C-C), didapatkan panjang sheetpile
dengan konsep cantilever adalah sebesar 10.5 m, sehingga desain sheetpile pada potongan D-D juga
direkomendasikan menggunakan angker, dengan kedalaman angker 2 m dari permukaan tanah.

3.3 Potongan E-E


Gambar di bawah ini menyajikan desain tanggul pada potongan E-E sesuai gambar desain pada storm
water pond. Tinggi tanggul sekitar 4 m dengan slope 1:2 pada arah hulu dan hilir.
Gambar Desain tanggul pada potongan E-E.

Pemodelan tanggul pada potongan E-E dalam program Plaxis ditunjukkan seperti gambar di bawah ini.

Gambar Pemodelan tanggul potongan E-E dalam Plaxis.

Hasil analisa Plaxis dengan parameter geoteknik yang sama memberikan hasil-hasil berikut.
Gambar Pola rembesan pada tubuh tanggul.

Gambar pergerakan tanah kondisi paling kritis.


Gambar Grafik angka keamanan tanggul potongan E-E.

Dari grafik di atas, nilai stabilitas tanggul paling kritis ada pada kondisi short term (saat selesai konstruksi),
dimana nilai SF yang ada sekitar 1.11. Nilai ini dibawah nilai minimum yang disyaratkan dalam SNI
Geoteknik 8460:2017 untuk kondisi short term sebesar, SF min = 1.30. Sedangkan nilai stabilitas tanggul pada
kondisi long term setelah terjadinya konsolidasi adalah, SF = 1.75. Nilai angka keamanan pada kondisi long
term ini telah aman karena berad di atas nilai minimum yang disyaratkan pada kondisi long term sebesar,
SFmin = 1.50.

Dari hasil di atas, direkomendasikan adanya perbaikan tanah dasar sebelum dilaksanakan proses timbunan
tanggul ini. Perbaikan tanah dasar dapat dilakukan dengan PVD untuk meningkatkan kuat geser tanah dasar
sehingga dapat meningkatkan nilai stabilitas tanggul pada kondisi short term.

Seperti halnya pada potongan-potongan sebelumnya, desain sheetpila pada potongan E-E ini dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

Gambar Desain sheetpile pada potongan E-E.


Secar tipikal, desain sheetpile pada potongan E-E ini seragam dengan potongan C-C dan potongan D-D,
sehingga analisa dan rekomendasi yang diberikan untuk desain sheetpile potongan E-E ini mengikuti pada
analisa desain sheetpile sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai