Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Berikut adalah gambar turap yang akan direncan akan.

Do Do

Gambar 1.1 Turap pada MAT Kondisi Ekstrim

KELOMPOK 12
1
Do Do

Gambar 1.2 Turap pada MAT Kondisi Subdrain

Tanah Lempung Tanah Lempung


Jenis Tanah
Sangat Lunak s/d Medium s/d Stiff
Tanah Sirtu
Lunak (Lempung 1) (Lempung 2)
ɸ 25 0 0
c (kPa) 0 12,5 25
γ (kN/m3) 18,5 17 17,5
γ' (kN/m3) 8,69 7,19 7,69
H 4,2 3 Do

a. Di atas lapisan tanah urug ada beban hidup sebesar 15 kPa


b. Air kondisi paling surut di -4.00 m
c. Terjadi hujan lebat di sisi darat, Sehingga muka air tanah, MAT di sisi urugan pada +- 0.00 m
d. Lapisan tanah lunak Di tepi sungai mengalami pengerukan (scouring)
e. Perlu dicari kedalaman turap D0 dan gaya kabel penjangkar T0 (Kedalaman turap untuk
perencanaan D=1.2 D0 dan T<T0)
f. Momen maksimum yang terjadi pada turap
g. Cari tipe dimensi turap baja (atau turap beton) yang memenuhi untuk momen maksimum
tersebut

KELOMPOK 12
2
h. Rencanakan jarak kabel penjangkar (antara 1-3 m) dan dimensi dari penjangkar (letak titik
penjangkar A = 1.5 m di bawah puncak turap)
i. Berapa kedalaman Do bila pada turap ada system subdrain sehingga ketinggian MAT selalu sama
dengan muka air sungai

KELOMPOK 12
3
BAB II

TEKANAN HORIZONTAL TANAH DAN AIR YANG BEKERJA PADA TURAP BERJANGKAR

Nilai Do harus dimasukkan terlebih dahulu dalam mengitung tekanan horizontal tanah. Hal ini
disebabkan karena panjang Do dibutuhkan untuk menghitung tekanan tanah pasif. Setelah memasukkan
beberapa angka kedalam variabel Do dengan bantuan Ms. Excel didapatkan Do yang memenuhi
persyaratan (ƩMJ mendekati nol, akan dijelaskan di bab selanjutnya), Do = 4,445 meter untuk MAT
kondisi paling ekstrim dan Do = 2,535 meter untuk MAT pada kondisi sudrain. Pada ab dan subbab
berikutnya akan dijelaskan cara – cara perhitungan yang membuktikan Do memenuhi persyaratan (ƩMJ
mendekati nol).

2.1 Menghitung Tekanan Horizontal Tanah


2.1.1 Menghitung Kai
Tanah yang terdapat pada turap tidak memiliki kemiringan, maka rumus yang digunakan
adalah


Ka=tan 2 (45 0− )
2
Perhitungan
Ø1 = 250 pada tanah sirtu
25 0
(
Ka1=tan 2 45 0−
2 )
=0,406

Ø2 = 00 pada tanah lempung 1 dan lempung 2


Ka2=tan 2 ( 450 ) =1

2.1.2 Menghitung σvi


2.1.2.1 Perhitungan pada MAT paling ekstrim
Titik 1
σvi = 15 kN/m2
Titik 2
H = 4,2 m
σvi = 15 + (γ’sirtu x H) = 15 + (8,69 x 4,2) = 51,498 kN/m 2
Titik 3
H=3m
σvi = 51,498 + (γ’lempung1 x H2) = 51,498 + (7,19 x 3) = 73,068 kN/m 2

2.1.2.2 Perhitungan pada MAT kondisi subdrain


Titik 1
σvi = 15 kN/m2
Titik A
H=4m
σvi = 15 + γsirtu x H= 15 + (8,19 x 4,2) = 47,76 kN/m 2

KELOMPOK 12
4
Titik 2

H = 0,2 m

σvi = 47,76 + γ’sirtu x H= 47,76 + (8,69 x 0,2) = 49,398 kN/m 2

Titik 3
H=3m
σvi =49,398 + γ’lempung2 x H =49,398 + (7,19 x 3) = 70,968 kN/m 2

2.1.3 Menghitung σhai


Rumus yang digunakan adalah
σ hai=σ vi K ai −2 c √ K ai

2.1.3.1 Perhitungan pada MAT kondisi paling ekstrim


Titik 1  σ hai=15 ( 0,406 )−2(0) √ 0,406 = 6,09 kN/m2
Titik 2 (atas)  σ hai=51,498 ( 0,406 )−2(0) √ 0,406 = 20,90 kN/m2
Titik 2 (bawah)  σ hai=51,498 ( 1 )−2(12,5) √ 1 = 26,50 kN/m2
Titik 3  σ hai=73,068 ( 1 )−2(12,5) √ 1 = 48,07 kN/m2

2.1.3.2 Perhitungan pada kondisi subdrain


Titik 1  σ hai=15 ( 0,406 )−2(0) √ 0,406 = 6,09 kN/m2
Titik A  σ hai=47 , 76 ( 0,406 )−2(0) √ 0,406 = 19,38 kN/m2
Titik 2 (atas)  σ hai=49,398 ( 0,406 )−2(0) √ 0,406 = 20,05 kN/m2
Titik 2 (bawah)  σ hai=49,398 ( 1 )−2(12,5) √ 1 = 24,4 kN/m2
Titik 3  σ hai=73,068 ( 1 )−2(12,5) √ 1 = 45,97 kN/m2

2.1.4 Menghitung σhpi


Rumus yang digunakan adalah
σ hpi=4 c−σ vi

dimana :

- Nilai c setiap kedalaman 4 meter bertambah 25 kN/m 2


- σ vi = σ v3 = 73,068 kN/m2

2.1.4.1 Perhitungan pada MAT kondisi paling ekstrim

Do = 4,4445 m > 4m, maka

Titik 4  σ hpi=4 ( 25 ) −73,068=26,932 kN/m2


Titik 5  σ hpi=4 ( 50 ) −73,068=126,932 kN/m2

Titik Jenis H (m) c ɸ γ γ' Kai σvi σhai σhpi

KELOMPOK 12
5
(kPa (kN/m3
Tanah (kN/m3) (kN/m2) (kN/m2) (kN/m2)
) )
2 0,40
1 Sirtu 0 0 18,5 8,69 15 6,09  
5 6
2 0,40
atas Sirtu 4,2 0 18,5 8,69 51,498 20,90  
5 6
2
bawa
Lempung 1 0 12,5 0 17 7,19 1 51,498 26,50  
h
3 atas Lempung 1 3 12,5 0 17 7,19 1 73,068 48,07  
4 Lempung 2 4 25 0 17,5 7,69   73,068   26,932
5 Lempung 2 0,445 50 0 17,5 7,69   73,068   126,932
Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Gaya Horizontal Tanah pada MAT Kondisi Ekstrim

2.1.4.2 Perhitungan pada MAT kondisi subdrain

Do = 2,535 m < 4m, maka

Titik 4  σ hpi=4 ( 25 ) −70 , 968=29 , 0 32 kN/m2

Jenis C γ γ' σvi σhai σhpi


Titik ɸ 3 3 Kai
Tanah (kPa) (kN/m ) (kN/m ) (kN/m ) (kN/m ) (kN/m2)
2 2

1 Sirtu 0 25 18 8,19 0,406 15 6,09  


A Sirtu 0 25 18 8,19 0,406 47,76 19,38  
atas Sirtu 0 25 18 8,19 0,406 49,398 20,05  
2 bawa Lempung
12,5 0 17 7,19 1 49,398 24,40  
h 1
Lempung
3 atas 12,5 0 17 7,19 1 70,968 45,97  
2
Lempung
4 25 0 17,5 7,69   70,968   29,032
2
Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Gaya Horizontal Tanah pada MAT Kondisi Subdrain

2.2 Menghitung Tekanan Air Horizontal


2.2.1 Perhitungan pada MAT kondisi ekstrim
Titik 1  σ = ϒw x 0 = 9,81 x 0 = 0 kN/m2
Titik A  σ = ϒw x 4m = 9,81 x 4 = 39,24 kN
Titik O  σ = 0 kN

Tekanan air aktif di titik O akan sama dengan tekanan air pasif di titik O sehingga jika
dijumlahkan menghasilkan tekanan di titik O sama dengan nol.

Titik H (m) γw (kN/m3) σhvi (kN/m2)


1 0 9,81 0
A 4 9,81 39,24
O 7,645 9,81 0

KELOMPOK 12
6
Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Tekanan Horizontal Air pada MAT Kondisi Ekstrim

2.2.2 Perhitungan pada MAT kondisi subdrain


Ʃσair = 0 kN/m2 karena tekanan air di pasif dan aktif sama sehingga jika dijumlahkan
hasilnya sama dengan nol karena keduanya memiliki arah berlawanan.

KELOMPOK 12
7
BAB III

MENGHITUNG Do DAN To PADA TURAP BERJANGKAR

3.1 Menghitung Do

Dalam menghitung Do, kita harus membuat total momen yang bekerja terhadap titik J (Kabel
Penjangkar) sama dengan nol. Perhitungan Do dapat dilakukan dengan membuat persamaan ataupun
mencoba – coba memasukkan angka sehingga didapati hasil paling dekat dengan nol.

Berikut merupakan tahapan – tahapan dalam perhitungan Do.

1) Gambar diagram tekanan horizontal tanah dan air.


2) Hitung gaya horizontal tanah dan air dari tekanan horizontalnya.
3) Tentukan jarak gaya terhadap titik J
4) Tentukan arah momen setiap gaya
5) Cari momen dengan mengalikan arah momen, gaya, dan jarak
6) Masukkan angka Do sampai ƩM = 0

3.1.1 Perhitungan pada MAT kondisi ekstrim


Setelah memasukkan beberapa nilai Do dengan program Ms. Excel, maka didapatkan hasil Do =
4,445 m yang membuat ƩMJ mendekati nol.

Besaran Gaya Jarak ke Titik J


Gaya Arah Momen Momen (kNm)
(kN/m') (m)

Pa1 25,569 0,6 1 15,341


Pa2 31,107 1,3 1 40,440
Pa3 79,494 4,2 1 333,875
Pa4 32,355 4,7 1 152,069
Pp1 -107,728 7,7 -1 -829,506
Pp2 -56,485 9,923 -1 -560,470
Pw1 78,480 1,167 1 91,560
Pw2 149,995 5,048 1 757,224
To To 0 0 0
Total 232,788 - To     0,533
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan ƩM Mendekati Nol dengan Do = 4,445 Meter pada MAT Kondisi Ekstrim
Menggunakan Bantuan Ms. Excel

KELOMPOK 12
8
1) Gambar Diagram Tekanan Horizontal Tanah

2) Gaya Aktif dan Pasif Tanah


 Pa1 = 6,09 x 4,2 = 25,569 kN
 Pa2 = 0,5 x (20,90-6,09) x 4,2 = 31,107 kN
 Pa3 = 26,50 x 3 = 79,494 kN
 Pa4 = 0,5 x (48,07-26,50) x 3 = 32,355 kN
 Pp1 = 26,932 x 4 = 26,932 kN
 Pp2 = 126,932 x 0,445 = 56,485 kN
3) Gaya Horizontal Air Tanah
 Pw1 = 0,5 x 39,24 x 4 = 78,48 kN
 Pw2 = 0,5 x 39,24 x (4,2-4+3+4,445) = 149,995 KN
4) Gaya Tarik Jangkar
Dalam perhitungan momen gaya tarik jangkar masih dalam bentuk variable berupaTo.
5) Jarak Gaya terhadap Titik J
4,2
Titik J ke Pa1= −1,5=0,6 m
2
4,2
(
Titik J ke Pa2= 2 x )
3
−1,5=1,3 m
3 5
Titik J ke Pa3=4,2−1,5+ = =4,2 m
2 2
1,5
Titik J ke Pa4 =4,2−1,5+ =4,7 m
3

KELOMPOK 12
9
4
Titik J ke Pp1=4,2−1,5+3+ =7,7 m
2
0,445
Titik J ke Pp2=4,2−1,5+3+ 4+ =9,923 m
2
Titik J ke Pw 1= 2 x( 43 )−1,5=1,167 m
7,445
Titik J ke Pw 2=4−1,5+ =5,048 m
3
Titik J ke To = 0

6) Arah Momen tiap Gaya


Dengan asumsi arah momen yang berlawanan arah jarum jam adalah negatif dan
sebaliknya positif. Berikut merupakan arah momen tiap gaya :
Titik Pa1=+¿
Titik Pa2=+¿
Titik Pa3=+¿
Titik Pa4 =+ ¿
Titik Pp1=−¿
Titik Pp2=−¿
Titik Pw 1=+¿
Titik Pw 2=+¿

7) Perhitungan Momen
Momen=|gaya|× lengan× arah momen
Titik Pa1=25,569 x 0,6 x 1=15,341 kNm
Titik Pa2=31,107 x 1,3 x 1=40,440 kNm
Titik Pa3=79,494 x 4,2 x 1=333,875 kNm
Titik Pa4 =32,355 x 4,7 x 1=152,069 kNm
Titik Pp1=107,728 x 7,7 ×−1=−829,506 kNm
Titik Pp1=56,485 x 9,923 ×−1=−560,470 kNm
Titik Pw 1=78,48 x 1,167 x 1=91,56 kNm
Titik Pw 2=149,995 x 5,048 x 1=757,224 kNm
Titik To = To x 0 = 0 kNm

3.1.2 Perhitungan pada MAT kondisi subdrain

Setelah memasukkan beberapa nilai Do dengan program Ms. Excel, maka didapatkan hasil Do =
2,535 m yang membuat ƩMJ mendekati nol.

KELOMPOK 12
10
Besaran Gaya Jarak ke Titik J
Gaya Arah Momen Momen (kNm)
(kN/m') (m)

Pa1 25,569 0,6 1 15,341


Pa2 29,318 1,3 1 38,113
Pa3 73,194 4,2 1 307,415
Pa4 32,355 4,7 1 152,069
Pp1 -73,596 7,0 -1 -512,781
To To 0 0 0
Total 86,839     0,157

Tabel 3.1 Hasil Perhitungan ƩM Mendekati Nol dengan Do = 2,535 Meter pada MAT Kondisi Subdrain
Menggunakan Bantuan Ms. Excel

1) Gambar Diagram Tekanan Horizontal Tanah

2) Gaya Aktif dan Pasif Tanah

 Pa1 = 6,09 x 4,2 = 25,569 kN


 Pa2 = 0,5 x (20,05-6,09) x 4,2 = 29,318 kN
 Pa3 = 24,40 x 3 = 73,194 kN

KELOMPOK 12
11
 Pa4 = 0,5 x (45,97-24,40) x 3 = 32,355 kN
 Pp1 = 29,032 x 2,535 = 73,596 kN

3) Gaya Tarik Jangkar

Dalam perhitungan momen gaya tarik jangkar masih dalam bentuk variable berupa To.

4) Jarak Gaya terhadap Titik J

4,2
Titik J ke Pa1= −1,5=0,6 m
2
4,2
(
Titik J ke Pa2= 2 x
3 )
−1,5=1,3 m
3 5
Titik J ke Pa3=4,2−1,5+ = =4,2 m
2 2
1,5
Titik J ke Pa4 =4,2−1,5+ =4,7 m
3
2,535
Titik J ke Pp1=4,2−1,5+3+ =7,0 m
2
Titik J ke To = 0

8) Arah Momen tiap Gaya


Dengan asumsi arah momen yang berlawanan arah jarum jam adalah negatif dan
sebaliknya positif. Berikut merupakan arah momen tiap gaya :
Titik Pa1=+¿
Titik Pa2=+¿
Titik Pa3=+¿
Titik Pa4 =+ ¿
Titik Pp1=−¿

9) Perhitungan Momen
Momen=|gaya|× lengan× arah momen
Titik Pa1=25,569 x 0,6 x 1=15,341 kNm
Titik Pa2=29,318 x 1,3 x 1=38,113kNm
Titik Pa3=73,19 4 x 4,2 x 1=3 07,415 kNm
Titik Pa4 =32,355 x 4,7 x 1=152,069 kNm
Titik Pp1=73,596 x 7,0−1=−5 12,781 kNm
Titik J = To x 0 = 0 kNm

3.2 Menghitung To
Setelah mendapatkan nilai Do yang memenuhi persyaratan zigma momen terhadap titik J sama
dengan nol, maka kita juga dapat menghitung To dengan cara membuat total gaya horizontal
yang bekerja pada turap sama dengan nol.

KELOMPOK 12
12
3.2.1 Perhitungan pada MAT kondisi ektrim
1) Tentukan arah gaya horizontal
o (+) bila gaya berusaha menggulingkan tembok
o (–) bila sebaliknya
Titik Pa1=+¿
Titik Pa2=+¿
Titik Pa3=+¿
Titik Pa4 =+ ¿
Titik Pp1=−¿
Titik Pw 1=+¿
Titik Pw 2=+¿

2) Hitung To
ƩH=0
Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4 - Pp1 – Pp2 + Pw1 + Pw2 - To = 0
232,788 – To = 0
To = 232,788 kN
Jadi, Do yang paling tepat saat MAT pada kondisi ekstrim adalah 4,445 meter
dan gaya tarik jangkar adalah 232,788 kN.

3.2.2 Perhitungan pada MAT kondisi subdrain


1) Tentukan arah gaya horizontal
o (+) bila gaya berusaha menggulingkan tembok
o (–) bila sebaliknya
Titik Pa1=+¿
Titik Pa2=+¿
Titik Pa3=+¿
Titik Pa4 =+ ¿
Titik Pp1=−¿

2) Hitung To
ƩH=0
Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4 - Pp1 – Pp2 + Pw1 + Pw2 - To = 0
86,839 – To = 0
To = 86,839 kN
Jadi, Do yang paling tepat saat MAT pada kondisi ekstrim adalah 2,535 meter
dan gaya tarik jangkar adalah 86,839 kN.

KELOMPOK 12
13
KELOMPOK 12
14
BAB IV

MENGHITUNG MOMEN MAKSIMUM PADA TURAP

Dengan menggunakan program aplikasi SAP maka didapatkan gambar bidang gaya lintang (D)
dan bidang momen (M) yang bekerja pada turap sebagai berikut.

Gambar 4.1 Bidang Momen pada Turap

KELOMPOK 12
15
KELOMPOK 12
16
Gambar 4.2 Bidang Gaya Lintang (D) pada Turap

Berdasarkan Gambar 4.1 dan 4.2 diketahui bahwa besar momen maksimum pada turap adalah
442,14 kNm.

KELOMPOK 12
17
BAB V

MERENCANAKAN TIPE DIMENSI TURAP BAJA

Berikut merupakan rumusan dalam merencanakan tipe dimensi turap baja.

P M.y I M
σ= = dimana W = sehingga σ max= max
A I y W
Rumus untuk merencanakan tipe dimensi turap baja.

M max
Wbutuh =
σ max

Dimana: σ max=fs=60 % fy (berdasarkan 2847:2002)

Dari perhitungan menggunakan aplikasi SAP pada bab sebelumnya didapatkan M max = 442,12
kNm. Dalam perhitungan ini kami menggunakan BJ 50 dengan fy = 500 MPa. Berikut merupakan
perhitungan dalam merencanakan tipe dimensi turap baja ini.

BJ 50  σ max=fs=60 % fy=0,6 x 41 0 MPa=246 MPa

442,14 x 10 6
Wbutuh = = 1797,3 x 103 m3
246
Wturap ≥ Wbutuh sehingga menggunakan dimensi turap baja tipe PZ32 (A = 10.6 x 103 mm2 dan W = 2060 x
103 m3).

KELOMPOK 12
18
Tabel 5.1 Standard Sheet Piling

KELOMPOK 12
19
BAB VI

MERENCANAKAN JARAK KABEL PENJANGKAR DAN DIMENSI TURAP PENJANGKAR

6.1. Merencanakan Jarak Kabel Penjangkar

Dalam perencanaaan turap ini, kami menggunakan jarak kabel penjangkar sebesar 1 meter
sehingga

To = 1 x 232,788 kN = 232,788 kN

6.2. Merencanakan Dimensi Turap Penjangkar

Perencanaan kedalaman turap penjangkar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.

Pp−Pa
≥¿
SF
Dimana : SF = 3

Perencanaan ini dilakukan dengan cara memasukkan angka kedalaman turap penjangkar ke
program Ms. Excel sampai kedalaman tersebut memenuhi persyaratan di atas. Setelah memasukkan
beberapa angka kedalaman melalui program Ms. Excel, didapatkan kedalaman total turap penjangkar
sebesar 9,9 meter. Berikut merupakan pperhitungan lebih rinci yang akan membahas bahwa kedalaman
total turap penjangkar dalam kondisi MAT ekstrim sebesar 9,9 meter memenuhi persyaratan di atas.

6.2.1 Menghitung Tekanan Horizontal Tanah


6.2.1.1 Menghitung Kai
Tanah yang terdapat pada turap tidak memiliki kemiringan, maka rumus yang
digunakan adalah


Ka=tan 2 (45 0− )
2
Perhitungan
Ø1 = 250 pada tanah sirtu
25 0
2
Ka1=tan 45 −
2( 0
)
=0,406

Ø2 = 00 pada tanah lempung 1 dan lempung 2


Ka2=tan 2 ( 450 ) =1

6.2.1.2 Menghitung Kpi


Tanah yang terdapat pada turap tidak memiliki kemiringan, maka rumus yang
digunakan adalah


Kp=tan 2 (45 0+ )
2
Perhitungan

KELOMPOK 12
20
Ø1 = 250 pada tanah sirtu
250
(
Kp1=tan 2 45 0+
2 )
=2,464

Ø2 = 00 pada tanah lempung 1 dan lempung 2


Kp2=tan 2 ( 450 ) =1

6.2.1.3 Menghitung σvi


Titik 1
σvi = 15 kN/m2
Titik 2
H = 4,2 m
σvi = 15 + (γ’sirtu x H) = 15 + (8,69 x 4,2) = 51,498 kN/m 2
Titik 3
H2 = 3 m
σvi = 51,498 + (γ’lempung1 x H2) = 51,498 + (7,19 x 3) = 73,068 kN/m 2
Titik O
H3 = 2,7 m
σvi = 73,068 + (γ’lempung2 x H2) = 73,068 + (7,69 x 2,7) = 93,831 kN/m 2

6.2.1.4 Menghitung σhai


Rumus yang digunakan adalah
σ hai=σ vi K ai−2 c √ K ai

Perhitungan
Titik 1  σ hai=15 ( 0,406 )−2(0) √ 0,406 = 6,19 kN/m2
Titik 2 (atas)  σ hai=51,498 ( 0,406 )−2(0) √ 0,406 = 20,90 kN/m2
Titik 2 (bawah)  σ hai=51,498 ( 1 )−2(12,5) √ 1 = 26,50 kN/m2
Titik 3 (atas)  σ hai=73,068 ( 1 )−2(12,5) √ 1 = 48,07 kN/m2
Titik 3 (bawah)  σ hai=73,068 ( 1 )−2(25) √ 1 = 23,07 kN/m2
Titik O  σ hai=93,831 ( 1 )−2(25) √ 1 = 43,83 kN/m2

6.2.1.5 Menghitung σhpi


Rumus yang digunakan adalah
σ hpi=σ vi K pi +2 c √ K pi
Perhitungan

Titik 1  σ hpi=15 ( 2,464 )+ 2(0) √ 2,464 = 36,959 kN/m2


Titik 2 (atas)  σ hpi=51,498 ( 2,464 )+ 2(0) √ 2,464 = 126,887 kN/m2
Titik 2 (bawah)  σ hpi=51,498 ( 1 ) +2(12,5) √ 1 = 76,498 kN/m2
Titik 3 (atas)  σ hpi=73,068 ( 1 ) +2(12,5) √ 1 = 98,068 kN/m2

KELOMPOK 12
21
Titik 3 (bawah)  σ hpi=73,068 ( 1 ) +2(25) √ 1 = 123,068 kN/m2
Titik O  σ hpi=93,831 ( 1 ) +2(25) √ 1 = 143,831 kN/m2

H γ γ' σvi σhai σhpi


Titik Jenis Tanah c ɸ Kai Kpi
(m) (kN/m3) (kN/m3) (kN/m2) (kN/m2) (kN/m2)
1 Sirtu 0 0 25 18,5 8,69 0,406   15 6,09  
atas Sirtu 4,2 0 25 18,5 8,69 0,406   51,498 20,90  
2
bawah Lempung 1 0 12,5 0 17 7,19 1,000   51,498 26,50  
atas Lempung 1 3 12,5 0 17 7,19 1,000   73,068 48,07  
3
bawah Lempung 2 0 25 0 17,5 7,69 1,000   73,068 23,07  
O Lempung 2 2,7 25 0 17,5 7,69 1,000   93,831 43,83  
4 Sirtu 0 0 25 18,5 8,69 0,406 2,464 15   36,959
atas Sirtu 4,2 0 25 18,5 8,69 0,406 2,464 51,498   126,887
5
bawah Lempung 1 0 12,5 0 17 7,19 1,000 1,000 51,498   76,498
atas Lempung 1 3 12,5 0 17 7,19 1,000 1,000 73,068 48,07 98,068
6
bawah Lempung 2 0 25 0 17,5 7,69 1,000 1,000 73,068 23,07 123,068
O Lempung 2 2,7 25 0 17,5 7,69 1,000 1,000 93,831 43,83 143,831
Tabel 6.1 Hasil Perhitungan Gaya Horizontal Tanah pada MAT Kondisi Turap Penjangkar

6.2.2 Menghitung Tekanan Horizontal Air

Tekanan air yang berada pada sisi aktif akan sama dengan tekanan air pada sisi pasif sehingga
jumlah dari tekanan air pasif dan aktif akan sama dengan nol.

6.2.3 Gambar Tekanan Horizontal Tanah pada Turap Penjangkar

KELOMPOK 12
22
6.2.4 Menghitung Gaya Horizontal Tanah
1. Pa1 = 6,09 x 4,2 = 25,569 kN
2. Pa2 = 0,5 x (20,90-6,09) x 4,2 = 31,107 kN
3. Pa3 = 26,50 x 3 = 79,494 kN
4. Pa4 = 0,5 x (48,07-26,50) x 3 = 32,355 kN
5. Pa5 = 23,07 x 2,7 = 79,494 kN
6. Pa6 = 0,5 x (43,83-23,07) x 2,7 = 28,030 kN
7. Pp1 = 36,959 x 4,2 = 155,227kN
8. Pp2 = 0,5 x (126,887-36,959) x 4,2 = 31,107 kN
9. Pp3 = 76,498 x 3 = 79,494 kN
10. Pp4 = 0,5 x (98,068-76,498) x 3 = 32,355 kN
11. Pp5 = 123,068 x 2,7 = 79,494 kN
12. Pp6 = 0,5 x (143,831-123,068) x 2,7 = 28,030 kN

6.2.5 Persyaratan Dimensi Turap Penjangkar


ƩPp = Pp1 + Pp2 + Pp3 + Pp4 + Pp5 + Pp6 = 258,839 kN
ƩPa = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4 + Pa5 + Pa6 = 966,238 kN

Σ Pp−Σ Pa 258,839−966,238
= =235,7995 kN
SF 3

To = 232,788 kN

KELOMPOK 12
23
ΣPp−ΣPa
Jadi, ≥ ¿, sehingga turap penjangkar dengan total kedalaman 9,9 meter memenuhi
SF
persyaratan.

6.2.6

KELOMPOK 12
24
BAB VII

KESIMPULAN

Dari uraian perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Besar Do pada turap dengan MAT kondisi paling ekstrim adalah sebesar 4,445 meter.
2. Besar Do pada turap dengan MAT kondisi subdrain adalah sebesar 2,535 meter.
3. Tipe dimensi turap baja yang digunakan pada perencanaan ini adalah tipe PZ32 (A = 10.6 x 103).
4. Jarak antar kabel penjangkar adalah sebesar 1 meter.
5. Kedalaman total turap penjangkar adalah 9,9 meter.

KELOMPOK 12
25

Anda mungkin juga menyukai