Anda di halaman 1dari 6

Contoh Perhitungan tabel penentuan dimensi saluran (CM-PR):

 Q = debit rencana
𝐷𝑅 × 𝐴 1.26 × 603 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑚3
𝑄= = = 844,20 = 0,84
𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 0,9 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

𝑚3
 m = kemiringan talud = lihat di buku petunjuk perencanaan irigasi hal. 125. Untuk 𝑄 = 0,84 didapat
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑚 = 1,5
 n = perbandingan b/h
lihat di buku petunjuk perencanaan irigasi hal. 125
n=1.4
 Andaikan kedalaman air
h=h0
 Hitunglah kecepatan yang sesuai v0
2
ℎ0(𝑛 + 𝑚) 3 1
𝑣0 = 𝑘 ( ) 𝐼𝑎2
𝑛 + 2(1 + 𝑚2 )0.5
2
1,44 × (1,4 + 1) 3 1
𝑣0 = 35 ( ) 0.0016 2
1,4 + 2(1 + 12 )0.5
𝑣0 = 1.23 𝑚/𝑠
 Hitung luas basah yang diperlukan A0
𝑄
𝐴0 =
𝑣0
0,84
𝐴0 =
1,23
𝐴0 = 0,69 𝑚2
 Dari A0 hitunglah kedalam air yang baru h1
𝐴0
ℎ1 = √
𝑛+𝑚

0,69
ℎ1 = √
1,4 + 1
ℎ1 = 1.45 𝑚
 Bandingkan h1 dengan h0
Jika |h1-h0| < 0.005 maka h1=hrencana
Jika |h1-h0| < 0.005 maka ambilah h1 sebagai kedalam air andaian yang baru dan hitunglah kembali prosedur
sampai |h1-h0| < 0.005
|ℎ1 − ℎ0 | = 1,44 − 1,44
|ℎ1 − ℎ0 | = 0.00
Maka h1=hrencana
 Hitunglah lebar dasar b
𝑏 = 𝑛 𝑥 ℎ𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎
𝑏 = 1,4 𝑥 1,44
𝑏 = 2,02 𝑚
 Hitung freeboard (f), dengan 𝑓 = 0,676 ∗ ℎ’1/2 , sehingga nilai 𝑓 = 0,81 𝑚
 Hitung tinggi saluran (d), yaitu 𝑑 = ℎ’ + 𝑓 = 1,44 + 0,81 = 2,26 𝑚

1.1.1 Penentuan Tinggi Muka Air

Tinggi muka air dari setiap saluran dapat dihitung dengan langkah-langkah berikut:
1. Menentukan elevasi tertinggi pada sawah
Untuk menentukan elevasi tertinggi pada sawah, dilakukan dengan melihat ketinggian sawah pada peta.
2. Menghitung jarak elevasi tertinggi sawah dengan bangunan bagi
Jarak elevasi tertinggi sawah didapat dengan menghitung langsung pada peta jarak elevasi tetinggi sawah
dengan bangunan bagi. Setelah dihitung, lakukan konversi ukuran yang didapat di peta ke ukuran yang
sebenarnya.
3. Menghitung tinggi muka air pada sawah
Tinggi muka air pada sawah dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
𝑇𝑀𝐴 𝑠𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑠𝑎𝑤𝑎ℎ + 0.15 𝑚

4. Menentukan kemiringan, debit, dan lebar setiap saluran


kemiringan, debit, dan lebar setiap saluran didapatkan dari perhitungan dimensi saluran pada bab 4.

5. Menentukan pertambahan TMA


𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑇𝑀𝐴 = 𝑖 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘

6. Menentukan tipe pintu romijn yang digunakan setiap saluran


Untuk menentukan tipe pintu romijn yang digunakan, dilakukan dengan melihat tabel berikut:
Tabel 5. 1 Tipe Pintu Romijn

Untuk menentukan tipe romijn yang digunakan, data yang dibutuhkan adalah nilai debit dari setiap saluran.
Dengan debit tersebut, tentukan dimana nilai debit itu berada pada range debit yang sudah ada di tabel.
Setelah itu dilihat jenis pintu romijn apa yang memenuhi kriteria debit tersebut.

7. Menentukan H max, Z, kapasitas, lebar pintu, dan jumlah pintu yang digunakan
Nilai H max, kapasitas, lebar pintu ditentukan dari tabel x.x berdasarkan tipe pintu romijn yang digunakan.
Untuk kapasitas pintu romijin, diambil dari nilai Q max pada tabel. Untuk menentukan jumlah pintu,
dilakukan perhitungan sebagai berikut:
𝑄
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 =
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠

Nilai Z ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:


𝐻 𝑚𝑎𝑥
𝑍=
3

Dimana:
Z = kenaikan air setelah melewati pintu romijn (m)
8. Menghitung tinggi muka air dekat pintu ukur
Nilai tinggi muka air dekat pintu ukur dibagi menjadi 2 yaitu pada hulu dan hilir. Nilai tinggi muka air dekat
pintu ukur pada hulu dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
𝑇𝑀𝐴 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 𝑢𝑘𝑢𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑢𝑙𝑢 = 𝑇𝑀𝐴 ℎ𝑖𝑙𝑖𝑟 + 𝑧
Dimana:
i = kemiringan saluran

Sedangkan nilai tinggi muka air dekat pintu ukur pada hilir dapat dihitung dengan rumus:
𝑇𝑀𝐴 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 𝑢𝑘𝑢𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑖𝑙𝑖𝑟 = 𝑇𝑀𝐴 𝑠𝑎𝑤𝑎ℎ + 𝑍

9. Menentukan tinggi muka air maksimum


Nilai tinggi muka air maksimum dapat ditentukan dengan melihat nilai maksimum dari TMA dekat pintu
ukur pada hulu dan hilir.

Berdasarkan langkah – langkah diatas dapat dilakukan perhitungan tinggi muka air dari setiap saluran
dengan langkah-langkah berikut:

1. Menentukan elevasi tertinggi pada sawah


Dengan melihat peta, letak tertinggi muka air untuk saluran primer adalah sebesar 334 m diatas
permukaan laut.

2. Menghitung jarak elevasi tertinggi sawah dengan bangunan bagi


Jarak elevasi tertinggi dengan bangunan bagi pada saluran primer diasumsikan 250 m.
3. Menghitung tinggi muka air pada sawah
𝑇𝑀𝐴 𝑠𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑠𝑎𝑤𝑎ℎ + 0.15 𝑚 = 334 + 0,15 = 334,15 𝑚

4. Menentukan kemiringan, debit, dan lebar setiap saluran


Data-data yang sudah didapatkan adalah sebagai berikut:
- Kemiringan saluran i = 0.0016
- Debit air pada saluran = 0.844 m3/s
- Lebar saluran = 2 m

5. Menentukan pertambahan TMA


𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑇𝑀𝐴 = 𝑖 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 = 0,0016 ∗ 250 = 0.4 𝑚

6. Menentukan tipe pintu romijn yang digunakan setiap saluran


Data-data yang sudah didapatkan adalah sebagai berikut:
- Tipe Pintu : Tipe VI

7. Menentukan H max, Z, kapasitas, lebar pintu, dan jumlah pintu yang digunakan
Ketentuan-ketentuan yang ada pada pintu romijn tipe VI adalah sebagai berikut:

- H max = 0.5 m
- Kapasitas = 0.9 m3/s
- Lebar pintu = 1.5 m

Nilai Z didapat dengan rumus berikut:

H max
Z=
3
0.5
Z=
3
Z = 0.17 m

Jumlah pintu yang didapat adalah sebagai berikut:

𝑄
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 =
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠
0.844
Jumlah pintu =
0.9
Jumlah pintu = 1 pintu

8. Menghitung tinggi muka air dekat pintu ukur


𝑇𝑀𝐴 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 𝑢𝑘𝑢𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑖𝑙 = 𝑇𝑀𝐴 𝑠𝑎𝑤𝑎ℎ + 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑎𝑖𝑟
𝑇𝑀𝐴 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 𝑢𝑘𝑢𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑖𝑙𝑖𝑟 = 334.15 + 0.4 = 334.55 𝑚
𝑇𝑀𝐴 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 𝑢𝑘𝑢𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑢𝑙𝑢 = 𝑇𝑀𝐴 ℎ𝑖𝑙𝑖𝑟 + 𝑧
𝑇𝑀𝐴 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 𝑢𝑘𝑢𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑢𝑙𝑢 = 334.55 + 0,17 = 334.72 𝑚

9. Menentukan tinggi muka air maksimum


Dari perhitungan TMA dekat pintu ukur pada hulu dan hilir, didapatkan nilai maksimum tinggi muka air
adalah pada hulu (udik) yaitu 334.72 m diatas permukaan laut.

1.2 Perencanaan Saluran Pembuang


Perhitungan dimensi saluran adalah sebagai berikut:

1. Menentukan probabilitas (P)


𝑛
𝑃=
𝑛+1
2. Menentukan periode ulang (T)
1
𝑇=
𝑃
3. Menentukan Rn 3 hari dengan T = 5 tahun
𝑅
𝑅𝑛 (3 ℎ𝑎𝑟𝑖) = ×3
30
440.182
𝑅𝑛 (3 ℎ𝑎𝑟𝑖) = × 3 = 44.02
30
4. Perhitungan luas kumulatif
Contoh perhitungan untuk saluran tersier (BP1_S1_Ki):
Luas Pelayanan = 54.7 ha

5. Menentukan Dm
Menghitung nilai D(n)
D(n) = R(n)T + n(IR − ET − P) − ∆S

D(3) = 44.02 + 3(0 − 4.65 − 0) − 20

D(3) = 10.78 mm

6. Menghitung nilai Dm
10.78
Dm =
3 × 8,64

Dm = 0.42 L⁄𝑠 ha

7. Menentukan nilai debit Q (m3/s)


1,62 × Dm × 𝐴0,92
Q =
1000
1,62 × 0.42 × 54.70,92 m3
Q = = 0.02674691
1000 s
8. Kecepatan aliran rencana dalam saluran V (m/s)
𝑉 = 0,42 × 𝑄0,182
𝑉 = 0,42 × 0.026746910,182 = 0.217276666 m/s
9. Luas penampang saluran
𝑄 0.02674691
𝐴= = = 0.123100701 m2
𝑉 0.217276666

10. m = kemiringan talud, dari tabel koefisien strickler lihat di buku petunjuk perencanaan irigasi hal. 125
Tabel 5. 2 Tabel koefisien strickler

m = 1,0
11. Kemiringan sisi samping saluran
1
𝑛 = (0,96 × 𝑄 4 ) + 𝑚
1
𝑛 = (0,96 × 0.026746914 ) + 1 = 1.388230486
12. Kedalaman saluran
ℎ = 3 × 𝑉 1,56
ℎ = 3 × 0.2172766661,56 = 0.277243691 𝑚
13. Lebar saluran dasar
𝑏 =𝑛×ℎ
𝑏 = 1.388230486 × 0.277243691
𝑏 = 0.384878144
14. Luas basah rencana
𝐴′ = (𝑏 ′ + (𝑚 × ℎ)) × ℎ
𝐴′ = (0.4 + (1 × 0.277243691)) × 0.277243691
𝐴′ = 0.18776154 m2
15. Keliling basah
𝑃 = √𝑚2 + 1 (𝑏 ′ + 2ℎ)

𝑃 = √12 + 1 (0.4 + 2 × 0.277243691) = 1.349849

16. Jari-jari hidrolik


𝐴′
𝑅=
𝑃
0.18776154
𝑅= = 0.139098181
1.349849

17. K, dari tabel koefisien strickler (Tabel 5.5), k = 35


18. Kecepatan aliran sebenarnya
𝑄
𝑉′ =
𝐴′
0.02674691
𝑉′ = = 0.142451482 𝑚/𝑠
0.18776154

19. Kemiringan saluran


2
𝑉′
𝐼= 4
𝑘2. 𝑅3
0.1424514822
𝐼= 4 = 0.000229845
352 . 0.1390981813

20. Freeboard dan tinggi saluran


𝑓 = 0,676 × √ℎ  𝑇 = ℎ + 𝑓

𝑓 = 0,676 × √0.277243691 = 0.355940603

𝑇 = 0.277243691 + 0.355940603 = 0.633184294

Anda mungkin juga menyukai