BAB III

LANGKAH - LANGKAH KERJA PERENCANAAN SIPHON

A. MENDIMENSI SALURAN

1 Luas Penampang Basah ( A )

A = Q
V
2 Keliling Basah ( P )

P = b + mh Ö1+m2

3 Jari-jari Hidrolis ( R )

R = A
P

4 Kemiringan Saluran ( I )

I = V
K R 2/3

5 Tinggi Jagaan ( w )

w = 0.3 + 0.25h

Gambar Sketsa Saluran

B. MENDIMENSI SIPHON

t t
b
h
h
H hh
0.25 b
0.25 b

t
B
 Langkah-langkah yang digunakan dalam perencanaan siphon antara lain :
1. Menentukan Type siphon yang kan digunakan ( Tunggal atau Rangkap )
2. Menghitung Luas penampang Siphon ( A )
Rumus : Q …………………( KP Penunjang, hal 164 )
A =
V
Dimana : Q = Debit Rencana
V = Kecepatan Aliran Pada Siphon, dalam hal ini diambil 2 m/dt agar sedimen dapat
terangkut.
3. Menghitung Lebar Dalam Siphon ( b ) dan Tinggi Dalam Siphon ( h )
Untuk Siphon Tunggal :
Rumus : 1
A = h x b - 4 ( ( 0.25 h )2 )
2
………………….( KP Penunjang, hal 164 )
Untuk Siphon Ganda / Kembar :
Rumus : 1
A = 2 x h x b - 4 ( ( 0.25 h )2 )
2
………………….( KP Penunjang, hal 164 )
Dimana : A = Luas Penampang Basah Siphon (m2)
h = Tinggi Dalam Siphon , m
b = Lebar Dalam Siphon , m

4. Menghitung Tebal Kulit Siphon ( t )

Rumus : 1 1 1
t = h s/d h diambil t = h
10 15 10
Dimana : t = Tebal kulit Siphon
5. Menghitung Lebar Luar Siphon ( B ) dan Tinggi Luar Siphon ( H )
Untuk Siphon Persegi :
Rumus :
B = H = h + 2 t
W = 0.30 + 0.25 h
Dimana : h = Tinggi Dalam Siphon
t = Tebal kulit Siphon
B = Lebar Luar (total) Siphon
H = Tinggi Luar (total) Siphon

C. PERENCANAAN HIDROLIS SIPHON

Perhitungan kehilangan energi

1 Akibat gesekan
Rumus :
D Hf = V2 L
K2R4/3
Dimana: D Hf = Kehilangan energi akibat gesekan, m
V = Kecepatan aliran, m/dt = 2 m/dt
L = Panjang siphon, m
K = Koefisien kekasaran Stickler
R = Jari-jari hidrolis, m
 2 Bagian siku
Rumus :
D Hb = Kb V2
2g
Dimana: D Hb = Kehilangan energi bagian siku, m
Kb = Koefisien ( andaikan aliran melingkar )
Harga-harga Kb = 15° = 0.04
16,5° = 0.042
3 Bagian peralihan
Rumus :
D Hmasuk = x masuk ( Va - V1 )2/2g
D Hkeluar = x keluar ( V2 - Va )2/2g
Dimana: Va = Kecepatan aliran pada pipa
Dalam Buku KP-Penunjang hal : 168, didapat nilai :
x masuk = 0.2
x keluar = 0.4

4 Kisi-kisi penyaring
Rumus :
hf = c V2/2g

c = b ( s/b )4/3 sin d

Total kehilangan energi :
DH = DHf + DHb + D Hmasuk + D Hkeluar + hf D

D. PERHITUNGAN GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA SIPHON

Dalam perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada siphon, ada dua bentuk gaya yang diperhitungkan, yaitu :
1. Gaya tekan Keatas (Fu )
Rumus : Fu = rw x g x B x H ………………….( KP Penunjang, hal 165 )
Dimana : Fu = Gaya Tekan Keatas ( KN )
rw = Berat Jenis Spesifik, 1000 kg/m3
g = Gaya Gravitasi ( 9.81 )
B = Lebar Luar (total) Siphon ( m )
H = Tinggi Luar (total) Siphon ( m )

2. Gaya Resistensi
a. Akibat Penutup Tanah ( F1 )
Rumus : F1 = rs x g x hc
Dimana : F1 = Gaya Tekan Tanah ( KN ) …………………( KP Penunjang, hal 165 )
rs= Berat Jenis Tanah, 1700 kg/m3
g = Gaya Gravitasi ( 9.81 )
hc = Tinggi Penutup Tanah ( m )
b. Akibat Penutup Air ( F2 )
Rumus : F 2 = rw x g x h …………………( KP Penunjang, hal 165 )
Dimana : F2 = Gaya Akibat Penutup Air ( KN )
rw = Berat Jenis Spesifik, 1000 kg/m3
g = Gaya Gravitasi ( 9.81 )
h = Tinggi Air Diatas Siphon

c. Akibat Berat Siphon ( F3 )

Rumus : F3 = rct x g x Vct …………………( KP Penunjang, hal 165 )
Dimana : F3 = Gaya Akibat Beban Mati ( KN )
rct = Berat Jenis Beton, 2400 kg/m4
g = Gaya Gravitasi ( 9.81 )
Vct = Volume Beton Siphon
Keterangan :
Fu = Gaya Tekan Keatas ( KN )
F1 = Gaya Tekan Tanah ( KN )
F2 = Gaya Akibat Penutup Air ( KN )
F3 = Gaya Akibat Beban Mati ( KN )
rw = Berat Jenis Spesifik, 1000 kg/m3
rs = Berat Jenis Tanah, 1700 kg/m3
rct = Berat Jenis Beton, 2400 kg/m4
B = Lebar Total Siphon ( m )
H = Tinggi Total Siphon ( m )
hc = Tinggi Penutup Tanah ( m )
Vct = Volume Beton Siphon
g = Gaya Gravitasi ( 9.81 )
Fs = Faktor keamanan ( 1.5 )
Kontrol Keseimbangan :
1.5 Fu < F1 + F2 + F3 …………… ( KP Penunjang, hal 165 )
Dari Kontrol Keseimbangan akhirnya diperoleh nilai hc Minimum

3. Sket Gaya

F2
h

F1 hc

F3
E. PERENCANAAN DESAIN

Beban yang dipergunakan untuk perencanaan adalah

Berdasarkan nilai hc yang telah dihitung perhitungan beban terbagi dua :
Bila Tebal Penutup Tanah < 3.50 m
Untuk kondisi ini perhitungan dibuat dalam 2 kombinasi, bila momen lentur dan gaya geser pada
tiap titik telah didapat, maka hasil terbesar yang dipakai untuk perencanaan penampang.
a. Tekanan Tanah Vertikal ( Pvd1 )
Rumus : Pvd1 = gs x hc …………… ( Mek-Tan & Tek-Pon, hal 323 )
Dimana : Pvd1 = Tekanan tanah vertikal
gs = Berat isi tanah = 1.8 T/m3
hc = Tinggi tanah penutup siphon
1. Berat Pelat Puncak ( D1 )
Rumus : D1 = B x t x gc …………… ( Mek-Tan & Tek-Pon, hal 323 )
Dimana : D1 = Berat pelat puncak
B = Lebar luar siphon
t = Tebal kulit siphon
gc = Berat isi beton bertulang
2. Berat Tembok Pada Kedua Sisi ( D2 )
Rumus : D2 = 2 x h x t x gc …………… ( Mek-Tan & Tek-Pon, hal 323 )
Dimana : D2 = Berat tembok pada kedua sisi
h = Tinggi dalam siphon
t = Tebal kulit siphon
gc = Berat isi beton bertulang
3. Tekanan plat akibat beban atas ( Pv1 )
Rumus : Pv1 = Pvd1 + D1/B0 …………… ( Mek-Tan & Tek-Pon, hal 323 )
Dimana : Pv1 = Tekanan plat akibat beban atas
Pvd1 = Tekanan tanah vertikal
D1 = Berat pelat puncak
B0 = Lebar efektif
4. Tekanan tanah pada bagian bawah siphon ( Pv2 )
Rumus : Pv2 = D1 + D 2 …………… ( Mek-Tan & Tek-Pon, hal 323 )
Pvd1 +
B0
Dimana : Pv2 = Tekanan tanah pada bagian bawah siphon
Pvd1 = Tekanan tanah vertikal
D1 = Berat pelat puncak
D2 = Berat tembok pada kedua sisi
B0 = Lebar efektif
b. Tekanan tanah samping atas ( Phd1 )
Rumus : Phd1 = Ko x gs x h1' …………… ( Mek-Tan & Tek-Pon, hal 323 )
Dimana : Phd1 = Tekanan tanah samping atas
Ko = Koefisien tekanan tanah statis = 0,50
gs = Berat isi tanah
h1' = Tinggi antara muka tanah dengan kerangka kaku
c. Tekanan tanah samping bawah ( Phd2 )
Rumus : Phd2 = Ko x gs x h2' …………… ( Mek-Tan & Tek-Pon, hal 323 )
Dimana : Phd2 = Tekanan tanah samping bawah
Ko = Koefisien tekanan tanah statis = 0,50
gs = Berat isi tanah
h2' = Tinggi antara muka tanah dengan kerangka kaku bawah
d. Sket Tekanan
PV1

Ph1 Ph1

Ph2 Ph2

PV2

e. Syarat-Syarat Perhitungan Beban

1
CAB = CDC = H2 2 Ph1 + 3 Ph2
60
1
CBA = CCD = H2 3 Ph1 + 2 Ph2
60
1
CBC = CCB = B2 PV1 + D1 / B0
12
1
CAD = CDA = B2 PV2
12

Reaksi Tanah ( q ) :
q = Pv2 + berat pelat bawah
F. ANALISA KERANGKA KAKU
Dalam hal ini, adapun persamaan yang digunakan adalah :
MAB = - MDC = 2 ӨA + ӨB - CAB
MBA = - MBC = 2 ӨB + ӨA - CBA
MBC = - MCB = α ӨB - CBC
MAD = - MDA = ρ ӨA +
CAD
R = 0
Dengan mendapat momen desain, kita dapat menghitung momen Max yang terjadi

Bentuk Matriksnya :

2+β 1 ӨA CAB - CAD

=
1 2+α ӨB CBC - CBA

Rumus untuk nilai ; α1 β

I2 x H0 b 3 H0
α = I1 = x B
x B0 a 0

I3 x H0 c 3 H0
β = I1 = x B
x B0 a 0 …………………( Mek-Tan & Tek-Pon )

dimana : a = tebal tembok sisi

b = tebal pelat puncak
c = tebal pelat bawah

Perhitungan momen akhir / momen design

MAB = - MDC = 2 ӨA + ӨB - CAB

MBA = - MCD = 2 ӨB + ӨA + CBA
MBC = - MCB = α . ӨB - CBC
MAD = - MDA = β . ӨA + CAD
……………
…………. ( Mek-Tan & Tek-Pon )
Kontrol Momen :
∑ MA = MAB + MAD = 0
∑ MB = MBA + MBC = 0

G. MENGHITUNG GAYA SETEMPAT TIAP PENAMPANG

1. TEMBOK SISI
Gaya geser dan momen lentur tembok sisi ( AB = CD )

2 W1 + W2 MAB + MBA
SAB = ℓ -
6 ℓ
W1 + 2 W2 MBA + MAB
SBA = ℓ -
6 ℓ
 MA = MAB
MB = - MBA
…………… ……( Mek-Tan & Tek-Pon )

Perhitungan Mmax pada titik dimana Sx = 0

W2 - W1 2
Sx = 0 = SBA - W1 X - X
2ℓ

W1 W2 - W1 3
Mx = SBA X - X2 - X + MAB
2 6ℓ

Mmax = Mx
…………… ……( Mek-Tan & Tek-Pon )

2. PELAT PUNCAK / ATAS ( BC )

Gaya geser dan momen lentur pelat atas ( BC )

W1 ℓ + W2 ℓ2 MBC + MCB
SBC = - SBc = - -
2 ℓ

MB = MBC
MC = - MCB

Perhitungan Mmax :

Mmax = SBC ℓ W1 ℓ 2 1/2 - ℓ1 2

x W2
- - + MBC
2 2 2 2
…………… ……( Mek-Tan & Tek-Pon )

3. PELAT BAWAH ( DA )
Gaya geser dan momen lentur pelat bawah ( DA )

W1 ℓ MDA + MAD
SDA = - SAD = -
2 ℓ

Perhitungan Mmax :

Mmax = SDA ℓ W ℓ 2
- + MDA
2 2 2
…………… ……( Mek-Tan & Tek-Pon )
ng, hal 164 )

sedimen dapat

ng, hal 164 )

ng, hal 164 )

itungkan, yaitu :

ng, hal 165 )

ng, hal 165 )

ng, hal 165 )

ng, hal 165 )

-Pon, hal 323 )

-Pon, hal 323 )

-Pon, hal 323 )

-Pon, hal 323 )

-Pon, hal 323 )

-Pon, hal 323 )

-Pon, hal 323 )

 FLOW CHART BETON
( Desain Tulangan Rangkap )

START

Data : f'c, fy, Mu, (b & d), h, d'

Hitung :
600
Cb - x d
### + fy
a max = 75% x β1 Cb
d- a max
Mn1 = 0,85 x f'c x b x a max
2

MnPerlu Mu ; Mn2 Mnperlu - Mn1

= =
Φ

N Y
Mn1 < Mn Perlu
Tulangan Tulangan
Tunggal Rangkap

Hitung :
Cc = 0,85 x f'c x b x amax
Mn2
Cc = d - d'

Y d N
f's = ### 1 Cb >fy
Leleh Tidak Meleleh

Mn2 Cs
As = As =
fy (d - d) fs - 0,85 f'c

Mn1 0,85 x f'c x b x amax

As = + As As= + As
fy a max fy
d-
2

STOP
 FLOW CHART BETON
( Desain Tulangan Geser )

START

Data :
f'c , fy , Vv

Vv = Vv / Q, Q = 0,6

1
Vc =
6 √ Kc x b x d

2
Cek =
3 √ f'c x b x d Dari Penampang

Vn > Vc

bxo ( Vv < Vc )
Av = x m Av =
3 x fy ( Fy - d )

STOP

Syarat Maksimum Sengkang :

1. Vs 1/3 . Vfc . b . d/ 2 non-presressed
s 0,75 h 600 prestressed
2. Vs 1/3 . Vfc . b . d/ 4 non-presressed
s 0,375 h 300 prestressed
 FLOW CHART BETON
( Analisa Balok Tulangan Tunggal )

START

Data : b, d, AS, Fc, Fy

ES = 2 x cos Mpa
No
As
Perbesar P P =
bxd

1.4 Yes
P > ρmin
fy

No 0.85 600
Pb = B1 x
fy 600+fy

Yes
P < 0,75 pb

As x fy
A =
0.85 x fc x b
Perbesar b , d
( Penampang )
Mn = As x fy ( d - 1/2 a )

STOP
 FLOW CHART BETON
( Desain Penampang dan Tulangan Tunggal Balok )

START

Data : b, d, h, kemudian
coba d baru f'c, f'y, Es, Mu, ambil b = 1/2 d

0,85 x fc 600 a
Pb = B1 x Ambil d - = 0,85 - (-0,90 d)
fy 600 + fy 2
ambil : P = 0.5 Pb
P fc Ø Mu
……….. = r = = 0.8 coba ; As =
fc d' Ø fy (d - 1/2 a )
R = fc ( 1 - 0,59 )

d = Mu
√
3
Ø r R
h = r x d
As = p x b x d

No Okey

Apakah ; d = d taksir Pilih Baja Tulangan

Kontrol desain dengan Flow Chart analitis

STOP
 BAB III
PERHITUNGAN PERENCANAAN SIPHON
Sebuah bangunan siphon yang terbuat dari beton bertulang akan melintasi sebuah sungai
dan akan dierencanakan sesuai dengan data-data berikut :
Diketahui : Debit sungai ( Q ) = 27.5 m3/dt
Mutu beton ( ρc ) = 180 kg/cm2
Mutu baja ( ρy ) = 2300 kg/cm2
Nilai konis sondir = 1.15 kg/cm2
Lebar sungai ( L ) = 3.9 m
Muka air banjir ( MAB ) = 14.0 m
Elevasi dasar sungai = 3 m
Elevasi tanah keras = 3.5 m

A. MENDIMENSI SALURAN
1. Luas Penampang Basah ( A )
Diketahui : Q = 27.50 m/dt
Dari Buku KP - 03, hal : 97, dengan nilai Q = 21,70, maka didapat nilai :
n = 6.8 m = 2
k = 45 v = 0.7 m/dt 0.7
Jadi luas Penampang ( A )
Q 27.50
A = v = 0.70 = 39.29 m2

2. Mencari tinggi muka air (h) dan lebar saluran (b)

Diketahui : n = 6.8
b
n =
h
b = n x h = 6.8 x h
b = 6.8 h
A = ( b + m h )h
39.29 = ( 6.8 h + 2 h )h
39.29 = ( 8.8 ) h2
39.29
h2 =
8.8
h 39.29
= √ = 2.11289 m
8.8
b = n x h
= 6.8 x 2.1129
= 14.4 m

3. Keliling Basah ( P )
P = b + 2h Ö1+m2
= 14.4 + 2 2.11 √ 1 + ( 2 )2
= 23.82 m

4. Jari-jari Hidrolis ( R )
A 39.29
R = = = 1.6 m
P 23.82
 5. Kemiringan Saluran ( I )
V 2 0.70 2 0.70 2
I = = =
KR 2/3
45 x ( 1.6 ) 2/3
45 x 0.907

= 0.00029
6. Tinggi Jagaan ( w )
w = 0.25 + 0.30 h
= 0.25 + 0.30 x 2.11
= 0.884 m

7. Kedalaman total ( D )
D = w + h
= 0.884 + 2.11
= 2.997 m

Kesimpulan : v = 0.7 m/dt

h = 2.11 m
b = 14.4 m
R = 1.6 m D w
I = 0.00029
m = 2
w = 0.884 m
D = 2.997 m b
P = 23.8167 m Gambar Sketsa Saluran
n = 6.8
k = 45
A = 39.29 m2
Q = 27.50 m3/dt

B. MENDIMENSI SIPHON

Luas basah siphon ( A ) dihitung dengan kecepatan rencana ( v t ) diambil 2 m/dt agar
sediment dapat terangkat melalui siphon.
Type siphon yang akan digunakan siphon Tunggal
Menghitung Luas penampang Siphon ( A )
Diketahui : v t = 2 m/dt
Rumus : Q
A = v
t

Q 27.50
A = vt = = 13.75 m2
2
Menghitung Lebar Dalam Siphon ( b ) dan Tinggi Dalam Siphon ( h )
Untuk Siphon Tunggal :
Rumus : 1 2
A = h x b - 4 0.25 h
2
Dimana dalam perencanaan ini digunakan siphon persegi, dimana b = h
 13.75 = h2 - 4 0.25 h 2
13.75 = 13.88 h2 - 0.5 h2
13.75 = 13.38 h2
13.75
h=b = √ = 1.01 m
13.38

Menghitung Tebal Kulit Siphon ( t )

Rumus : 1 1 1
t = h s/d h diambil t = h
10 15 10
1
t = 1.01 = 0.10 m
10

Menghitung Lebar Luar Siphon ( B ) dan Tinggi Luar Siphon ( H )

Untuk Siphon Persegi :
Rumus : B = H = h + 2t
B = H = 1.01 + 2 0.10
B = H = 1.2 m

W = 0.30 + 0.25 h
= 0.30 + 0.25 x 1.01
= 0.55 m

C. PERENCANAAN HIDROLIS SIPHON

Perhitungan kehilangan energi

Diketahui : v t = 2 m/dt
L = 3.90 m
g = 9.81 m/dt

1 Akibat gesekan ( ΔHf )

Rumus :
Vt2 L
D Hf =
K2 R4/3
( 2 )2 x 3.90
D Hf =
( 45 ) 2 x ( 1.6 ) 4/3
15.6
= = 0.003 m
4997.05

2 Bagian siku (ΔHb)

Rumus :
Vt2
D Hb = Kb x
2g
( 2 )2
D Hb = 0.04 + 0.042 x
2 9.81
= 0.017 m
3 Bagian peralihan
Diketahui : x masuk = 0.2
x keluar = 0.4
Vsal = 0.7
 Rumus :
( V t - V1 ) 2
D Hmasuk = x masuk
2 x g
2 - 0.7 2
= 0.2
2 x 9.81
= 0.01723 m

( V1 - V t ) 2
D Hkeluar = x keluar
2 x g
0.7 - 2 2
= 0.4
2 x 9.81
= 0.03445 m

4 Kisi-kisi penyaring
Rumus :
hf = c V2/2g

c = β ( s/b )4/3 sin d

Dalam Buku KP Penunjang hal : 169, adapun harga-harga yang direncanakan adalah :
s = 10 mm
β = 1.8 ( jeruji-jeruji bulat )
b = 100 mm ( jarak tiap jeruji )
δ = 75°
10 4 / sin 75° = 0.00006
c = 1.8
100
0.00006 x ( 2 )2
hf = 2 x 9.81
= 0.000012

Total kehilangan energi :

DH = DHf + DHb + D Hmasuk + D Hkeluar + D hf
= 0.003 + 0.017 + 0.0172 + 0.0345 + 0.000012
= 0.072 m diambil 0.6 m

D. PERHITUNGAN GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA SIPHON

Dalam perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada siphon, ada dua bentuk
gaya yang diperhitungkan, yaitu :
1. Gaya tekan Keatas (Fu )
Rumus : Fu = rw x g x B x H
= 1000 x 9.81 x 1.2 x 1.2
= 14522.5 kg

2. Gaya Resistensi
a. Akibat Penutup Tanah ( F1 )
Rumus : F1 = rs x g x hc
= 1700 x 9.81 x hc
= 16677 hc
b. Akibat Penutup Air ( F2 )
Rumus : F2 = rw x g x h
h = MAB - Elevasi Dasar sungai
= 125.50 - 105.10
= 20.40 m
F2 = 1000 x 9.81 x 20.40
= 200124 kg

c. Akibat Berat Siphon ( F3 )

Rumus : F3 = rct x g x Vct
Vct = 4 B - 0.3 t + 4 ### 0.25 H 2

= 4 1.2 - 0.3 0.10 + 4 ### 0.25 x 1.2 ) 2

= 0.37 + 0.19 = 0.56
F3 = 2400 x 9.81 x 0.56
= 13110.1 kg
Keterangan :
Fu = Gaya Tekan Keatas ( KN )
F1 = Gaya Tekan Tanah ( KN )
F2 = Gaya Akibat Penutup Air ( KN )
F3 = Gaya Akibat Beban Mati ( KN )
rw = Berat Jenis Spesifik, 1000 kg/m3
rs = Berat Jenis Tanah, 1700 kg/m3
rct = Berat Jenis Beton, 2400 kg/m4
B = Lebar Total Siphon ( m )
H = Tinggi Total Siphon ( m )
hc = Tinggi Penutup Tanah ( m )
Vct = Volume Beton Siphon
g = Gaya Gravitasi ( 9.81 )
Fs = Faktor keamanan ( 1.5 )
Kontrol Keseimbangan :
1.5 Fu < F1 + F2 + F3
1.5 ( 14522.5 ) < 16677 hc + 200124 + 13110
21783.70 < 229911.10
21783.70 - 200124 - 13110
hc =
16677
= -11.48 m

Dari Kontrol Keseimbangan akhirnya diperoleh nilai hc Minimum = -11.48 m

 3. Sket Gaya

F2
h

F1 hc

F3

E. PERENCANAAN DESAIN

Beban yang dipergunakan untuk perencanaan adalah

Berdasarkan nilai hc yang telah dihitung perhitungan beban terbagi dua :
Bila Tebal Penutup Tanah < 3.50 m
Untuk kondisi ini perhitungan dibuat dalam 2 kombinasi, bila momen lentur dan gaya geser pada
tiap titik telah didapat, maka hasil terbesar yang dipakai untuk perencanaan penampang.
a. Tekanan Tanah Vertikal ( Pvd1 )
Rumus : Pvd1 = gs x hc
= 1800 x -11.48 Pvd1 = Tekanan tanah vertikal
= -20664 gs = Berat isi tanah
hc = Tinggi tanah penutup siphon
1. Berat Pelat Puncak ( D1 )
Rumus : D1 = B x t x gc
= 1.2 x 0.10 x D1 = Berat pelat puncak
B = Lebar luar siphon
t = Tebal kulit siphon
gc = Berat isi beton bertulang
2. Berat Tembok Pada Kedua Sisi ( D2 )
Rumus : D2 = 2 x h x t x gc ……
( Mek-Tan & Tek-Pon, hal 323 )
Dimana : D2 = Berat tembok pada kedua sisi
h = Tinggi dalam siphon
t = Tebal kulit siphon
gc = Berat isi beton bertulang
3. Tekanan plat akibat beban atas ( Pv1 )
Rumus : Pv1 = Pvd1 + D1/B0 ….. ( Mek-Tan & Tek-Pon, hal 323 )
Dimana : Pv1 = Tekanan plat akibat beban atas
Pvd1 = Tekanan tanah vertikal
D1 = Berat pelat puncak
B0 = Lebar efektif
 4. Tekanan tanah pada bagian bawah siphon ( Pv2 )
Rumus : Pv2 = Pvd1 + D1 + D2 …… ( Mek-Tan & Tek-Pon, hal 323 )
B0
Dimana : Pv2 = Tekanan tanah pada bagian bawah siphon
Pvd1 = Tekanan tanah vertikal
D1 = Berat pelat puncak
D2 = Berat tembok pada kedua sisi
B0 = Lebar efektif
b. Tekanan tanah samping atas ( Phd1 )
Rumus : Phd1 = Ko x gs x h1' …… ( Mek-Tan & Tek-Pon, hal 323 )
Dimana : Phd1 = Tekanan tanah samping atas
Ko = Koefisien tekanan tanah statis = 0,50
gs = Berat isi tanah
h1' = Tinggi antara muka tanah dengan kerangka kaku

c. Tekanan tanah samping bawah ( Phd2 )

Rumus : Phd2 = Ko x gs x h2' ……… ( Mek-Tan & Tek-Pon, hal 323 )
Dimana : Phd2 = Tekanan tanah samping bawah
Ko = Koefisien tekanan tanah statis = 0,50
gs = Berat isi tanah
h2' = Tinggi antara muka tanah dengan kerangka kaku bawah
d. Sket Tekanan
PV1

Ph1 Ph1

Ph2 Ph2

PV2

B
 e. Syarat-Syarat Perhitungan Beban
1
CAB = CDC = H2 2 Ph1 + 3 Ph2
60
1
CBA = CCD = H2 3 Ph1 + 2 Ph2
60
1
CBC = CCB = B2 PV1 + D1 / B0
12
1
CAD = CDA = B2 PV2
12
Reaksi Tanah ( q ) :

q = Pv2 + berat pelat bawah

F. ANALISA KERANGKA KAKU

Dalam hal ini, adapun persamaan yang digunakan adalah :
MAB = - MDC = 2 Ө A + ӨB - CAB
MBA = - MBC = 2 ӨB + ӨA - CBA
MBC = - MCB = α ӨB - CBC
MAD = - MDA = ρ ӨA + CAD
R = 0
Dengan mendapat momen desain, kita dapat menghitung momen Max yang terjadi

Bentuk Matriksnya :

2+β 1 ӨA CAB - CAD

=
1 2+α ӨB CBC - CBA

Rumus untuk nilai ; α1 β

I2 x H0 b 3 H0
α = = x
I1 x B0 a B0

I3 x H0 c 3 H0
β = = x
I1 x B0 a B0
………… ( Mek-Tan & Tek-Pon )
dimana : a = tebal tembok sisi
b = tebal pelat puncak
c = tebal pelat bawah

Perhitungan momen akhir / momen design

MAB = - MDC = 2 ӨA + ӨB - CAB

MBA = - MCD = 2 ӨB + ӨA + CBA
MBC = - MCB = α . ӨB - CBC
 MAD = - MDA = β . ӨA + CAD
……………….( Mek-Tan & Tek-Pon )

Kontrol Momen :

∑ MA = MAB + MAD = 0
∑ MB = MBA + MBC = 0

G. MENGHITUNG GAYA SETEMPAT TIAP PENAMPANG

1. TEMBOK SISI
Gaya geser dan momen lentur tembok sisi ( AB = CD )

2 W1 + W2 MAB + MBA
SAB = ℓ -
6 ℓ

W1 + 2 W2 MBA + MAB
SBA = ℓ -
6 ℓ

MA = MAB
MB = - MBA
………….( Mek-Tan & Tek-Pon )

Perhitungan Mmax pada titik dimana Sx = 0

W2 - W1
Sx = 0 = SBA - W1 X - X2
2ℓ

W1 W2 - W1 3
Mx = SBA X - X2 - X + MAB
2 6ℓ

Mmax = Mx
………….( Mek-Tan & Tek-Pon )

2. PELAT PUNCAK / ATAS ( BC )

Gaya geser dan momen lentur pelat atas ( BC )

W1 ℓ + W2 ℓ2 MBC + MCB
SBC = - SBc = - -
2 ℓ

MB = MBC
MC = - MCB

Perhitungan Mmax :

Mmax = SBC ℓ W1 ℓ 2 1/2 - ℓ1 2

x W2
- - + MBC
 - - + MBC
2 2 2 2
………….( Mek-Tan & Tek-Pon )

3. PELAT BAWAH ( DA )
Gaya geser dan momen lentur pelat bawah ( DA )

W1 ℓ MDA + MAD
SDA = - SAD = -
2 ℓ

Perhitungan Mmax :

Mmax = SDA ℓ W ℓ 2
- + MDA
2 2 2
………….( Mek-Tan & Tek-Pon )