3.1 Umum
sebagai pemikul seluruh beban pada ujung – ujung bentang dan gaya – gaya
Istilah yang dipakai pada pilar jembatan dimana pier head ini dapat
Berupa dinding atau kolom pada bagian pilar jembatan yang berfungsi
Pier 1 jembatan terbebani oleh jembatan beton bertulang bentang 25,6 m dan
1. h = 22,29 m
2. bx = 12 m
3. by = 13 m
Beban ultimate yang diterima pier 1 akibat berat sendiri strutur atas
Untuk PuMS1
e = 7,40 m
Untuk PuMS2
e = 4,60 m
Tabel 3.2 Perhitungan berat pada Pier 1 Dan Struktur bagian bawah
b h by bj w (ton) n w (ton)
kode
2.5
w1 = 2.00 2.02 9.60 2.50 96.96 1 96.96
w2 = 3.60 1.20 9.60 2.50 103.68 1 103.68
w3 = 6.50 19.00 2.50 308.52 2 617.04
w4 = 12.00 1.00 13.00 2.50 390.00 1 390.00
w5 = 4.00 5.50 13.00 2.50 715.00 1 715.00
w6 = 4.00 5.50 13.00 2.50 715.00 1 715.00
w7 = 0.60 5.50 13.00 2.50 107.25 1 107.25
w8 = 2.80 5.50 13.00 2.50 500.50 1 500.50
w9 = 0.60 5.50 13.00 2.50 107.25 1 107.25
w10 = 12.00 1.50 13.00 2.50 585.00 1 585.00
∑ w pier 3937.68
= 4
Tabel 3.3 Perhitungan momen yang bekerja pada Pier 1 Dan Struktur bagian
Beban lajur “D” terdiri dari beban terbagi merata (BTR) dan beban garis
(BGT),
Untuk PTD1
e = 7,40 m
Untuk PTD2
e = 4,60 m
Jembatan jalan raya direncakan mampu memikul beban hidup merta pada
trotoar yang besarnya direncakan untuk beban nominal 5 Kpa = 0,5 Ton/m2
Jumlah Trotoar,n =2
Luas bidang Trotoar yang didukung Pier 2,
Untuk PPT1
e = 7,40 m
Untuk PPT2
e = 4,60 m
d) Gaya rem
Koefisien gaya gesek untuk perletakan dari baja dan karet = 0,15
e = 29,21 m
f) Beban angin
Gaya akibat angin dihitung dengan rumus sebagai berikut :
TEW = 0.0006*Cw*(Vw)2*Ab kN
Cw = 1,25
Vw = 35 m/det
Beban garis merata tambahan arah horizontal pada permukaan lantai jembata
akibat beban angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung
dengan rumus :
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan
tinggi 2.00 m di atas lantai jembatan. h= 2,00 m
Jarak antara roda kendaraan x= 1,75 m
Gaya pada abutment akibat transfer beban angin ke lantai jembatan,
PEW = [ 1/2*h / x * TEW ] * L
PEW = [ ½*2,00/1,75*1,764]*35,6 = 3,66 Ton
BEBAN ANGIN ARAH X (MEMANJANG JEMBATAN)
g) Gaya gempa
Lokasi jembatan berada pada wilayah gempa zona 4 diatas tanah sedang, dari
S = 1,0 f
n=1
Faktor kepentingan, I = 1
Gaya gempa
W TEQ Y My
Komponen
(Ton) (Ton) (m) (Tonm)
Struktur Atas 1080.87 198.61 29.21 5801.39
Pier 3937.68 723.55 17.50 12662.12
∑ TEQ= 922.16 ∑M 18463.51
Kombinasi beban 1
Ok
.......ok
Kombinasi beban 2
.ok
Kombinasi beban 3
terhadap model struktur pilar yang telah dibentuk seperti pada gambar 5.4 untuk
mendapatkan reaksi perletakan dan gaya - gaya dalam yang berupa momen, gaya
geser, dan gaya aksial dengan bantuan SAP2000 versi 14 yang hasilnya
Rem+1,8 LL GESEK
Data perhitungan :
F’c = 30 Mpa
fy = 390 Mpa
h = 3,22 m = 3220 mm
b = 3,60 m = 3600 mm
d = 3,20 m = 3200 mm
dx = 9,60 m = 9600 mm
Mu = 21161398,58Nmm
Vu = 15072,22 N
Syatat
Vu ≤
1/2.Ø.Vc ..................... tidak perlu tulangan geser
10516273,1 N
Ø Vc = 6309763,862 N
1/2.Ø.Vc = 3154881,931 N
Vu ≤
1/2.Ø.Vc ......... 15072,22 N ≤ 3154881,931 N
Luas tulangan pokok kolom yang diperlukan didapat setelah gaya – gaya
dalam maksimum yang berupa momen dan gaya aksial didapat dengan bantuan
program SAP2000 versi 14. Berikut gambar 3.7 dan 3.8 menampilkan hasil
Berikut juga disajikan hasil perhitungan luas tulangan pokok yang diperlukan
dibutuhkan adalah :
61575,22
n= 803,84
= 76,60 ≈ 76 batang
Digunakan tulangan 76D32 dengan luas tulangan 61091,84 mm2 agar tulangan
h= π
4
( D²
b ) = (π
4
2800²
2240 ) = 2747,50 mm
2 2
d – d’ = 3 (D – (2 x s’)) = 3 (2800 – (2 x 50)) mm = 1800 mm
b−(d−d′)
d’ = 2 = 2240 − (1800)
2 = 220 mm
600 (h−d′)
C= 600+f y = 600 x (2747,50−220)
600+400 = 1531,82 mm
Es x 0,003 (C−d′)
fs = C = (200000)x 0,003 (1531,82−220)
1531,82
= 513,83 MPa
= 146439441,14 Ton
Mu = [(0,85 f 'c ah (0,5b - 0,5a)) - ( As ' f s 0,5(d - d ' )) + ( As f y 0,5(d - d ' )]
= 36522922013,86 Tonmm
e= Mu
Pu = 36522922013,86 T onmm
146439441,14 T on = 249,41 mm < e = 4108,24 mm
Dengan demikian, kehancurannya ditentukan oleh gaya tekan dan diperiksa
Pn =
As f y
3e
Ds +1
+ Ag f c′
9,6 h . e
+1,18
(0,8 h + 0,67 Ds )²
Pn =
61091,84(390)
3 (249,41)
+1
+ 6154400 x 30
9,6 x 2747,50 x 249,41
+1,18
(76) (0,8 x 2747,50 + 0,67 x 76)²
ɸ Pn > Pu
Mn = ɸ Pn x e
Cek Mn > Mu
• Pengaruh Kelangsingan
Tinggi kolom pilar Lc = 19 m
π
Luas penampang kolom pilar Ac = 4 (2,8 m)2 = 6,154 m2
Lc
Inersia penampang kolom pilar Ic = π
64 x d4 + AC x ( 2 )2
19
Ic = π
64 x 2,84 + 6,154 x ( 2 )2 = 558,45
m4
558,45
Jari-jari penampang pilar r=
√
Ic
Ac = √ 6,154 = 9,53 m
= 1,00 < 22
Ag
( Ac – 1)
f c′
ρs perlu = 0,45 fy
Digunakan spiral tulangan D13 dengan fy = 390 MPa, tebal bersih selimut d= 50
mm
Dc = h – 2d = 2800 – 2(50) = 2700 mm
1
Ac = 4 (π)(2700)² = 5722650 mm²
6154400
ρs perlu = 0,45 ( 5722650 − 1 ) 30
390
= 0,0026 < 0,0244……OK
4(As(Dc−ds))
S= (Dc2 )ρs
S=
4(132,66(2700−13))
(27002 )0,0026
= 74,89 mm ≈ 70 mm
80 < 13 x 32 mm
80 < 416 mm … OK
80 < 61 x 13 mm
80 < 793 mm … OK