Anda di halaman 1dari 21

5.

4 Perhitungan Tiang Bor

5.4.1 Perhitungan Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal Berdasarkan Data


Cone Penetration Test (CPT)

Perhitungan daya dukung tiang disini akan dihitug memakai tiang bor
penampang silinder dengan diameter 40 cm, panjang tiang bor 9 m dan kedalaman
tanah 9,4 m.

𝐴𝑝 . 𝑞𝑐 𝐽𝐻𝐿 . 𝑂
Qijin = +
𝐹1 𝐹2

 Menentukan qc :
- Untuk 8D diatas ujung tiang = (8 . 0,40) = 3,2 m
- Untuk 4D dibawah ujung tiang = (4 . 0,40) = 1,6 m
- JHL (Jumlah Hambatan Lekat) = 738 kg/cm (ditinjau dari JHL
diujung tiang)
1
- A (Luas Penempang Tiang) = 4 𝜋 . D2 = 1256,637 cm2

- O (Keliling Tiang) = 𝜋. D = 125,664 cm


- Jadi nilai qc rata – rata =

12+15+20+21+16+18+22+30+100+150+200
qc = 11
604
qc = kg/cm2
11

qc = 54,909 kg/cm2

 Menentukan Qijin :
𝐴 . 𝑞𝑐 𝐽𝐻𝐿 . 𝑂
Qijin = +
4 6
1256,637 . 54,909 738 . 125,664
= +
4 6
= 17250,170 + 15456,672
= 32706,842 kg

Sehingga nilai daya dukung satu tiang dengan cara konvensional adalah
32706,842 kg

69
5.4.2 Daya Dukung Kelompok Tiang
 Menentukan Jumlah Tiang
𝑄𝑑
n=
𝑄𝑖𝑗𝑖𝑛

- Kolom A
42639,30
n = 32706,842

n = 1,303 >> 3 buah (direncanakan)


- Kolom B
52622,37
n=
32706,842

n = 1,609 >> 3 buah (direncanakan)


Kolom C
52622,37
n=
32706,842

n = 1,609 >> 3 buah (direncanakan)


- Kolom D
42639,30
n = 32706,842

n = 1,303 >> 3 buah (direncanakan)

 Menentukan Daya Dukung Kelompok Tiang Kolom B dan C


- Qd = 52622,370 kg
- Qijin = 32706,842 kg
- Jumlah Tiang = 3 buah
- Diameter = 40 cm ; 2,5D – 3,0D
- S =3.D
= 3 . 40 cm
= 1,20 m

70
Gambar 5.22 Penampang Pondasi Dengan 4 Tiang Kolom A

Qg = n . Qijin

= 3 . 32706,842

= 98120,526 kg

Maka : Qg > Qd

98120,526 > 52622,370 kg … OKE !

71
Tabel 5.8 Perhitungan Daya Dukung Tiang

Diameter Beban Daya Dukung Jumlah Kapasitas Daya


KOLOM Penampang Axial (Qd) Ijin (Qijin) Tiang Bor Dukung (Qg)
(cm) (kg) (kg) (n) (kg)
A 40 42639,300 32706,842 3 98120,526
B 40 52622,370 32706,842 3 98120,526
C 40 52622,370 32706,842 3 98120,526
D 40 42639,300 32706,842 3 98120,526

 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Qg > Qd

72
5.4.3 Distribusi Beban Kelompok Tiang
Jika beban luar bekerja pada kelompok tiang merupakan beban eksentris,
maka harus dihitung distribusi beban pada masing – masing tiang. Untuk
menghitung distribusi beban pada kelompok tiang dapat menggunakan rumus
dibawah ini :

𝑄𝑑 𝑀𝑦 . 𝑋 𝑀𝑥 .𝑌 𝑀𝑢
Qp = ± ± dengan eksentrisitas e =
𝑛 ∑ 𝑥2 ∑ 𝑦2 𝑃𝑢

 Data perhitungan distribusi beban kelompok tiang kolom A dan D :


Qijin = 32706,842 kg
Qd = 42639,300 kg
My = -2653,830 kg.m
Mx = 0 kg.m
n = 3 buah

1
∑ x2 = 2 (2 . s)2
1
= 2 (2 . 1,20)2

= 0,720 m2
1
∑ y2 = 3 (2 . s)2
1
= 3 (2 . `0,52)2

= 0,202 m2
 Perhitungan :

𝑄𝑑 𝑀𝑦 . 𝑋 𝑀𝑥 .𝑌
Qp = ± ±
𝑛 ∑ 𝑥2 ∑ 𝑦2

42639,300 (−2653,830) x (0)


Qp1 = + +0
3 0,72

= 14213 kg

42639,300 (−2653,830) x (0,6)


Qp2 = - +0
3 0,72

= 16424,725 kg

73
42639,300 (−2653,830) x (0,6)
Qp3 = + -0
3 0,72

= 12001,575 kg
 Data perhitungan distribusi beban kelompok tiang kolom B dan C :
Qijin = 32706,842 kg
Qd = 52622,370 kg
My = -1841,300 kg.m
Mx = 0 kg.m
n = 3 buah

1
∑ x2 = 2 (2 . s)2
1
= 2 (2 . 1,20)2

= 0,720 m2
1
∑ y2 = 3 (2 . s)2
1
= 3 (2 . `0,52)2

= 0,202 m2
 Perhitungan :

𝑄𝑑 𝑀𝑦 . 𝑋 𝑀𝑥 .𝑌
Qp = ± ±
𝑛 ∑ 𝑥2 ∑ 𝑦2

52622,370 (−1841,300 ) x (0)


Qp1 = 3
+ 0,72
+0

= 17540,790 kg

52622,370 (−1841,300 ) x (0,6)


Qp2 = - +0
3 0,72

= 19075,207 kg

52622,370 (−1841,300 ) x (0,6)


Qp3 = + -0
3 0,72

= 16006,373 kg

74
Tabel 5.9 Perhitungan Beban Kelompok Tiang

Kolom Diameter n (jumlah Qd (kg) M (kg.m) Qp (kg)


(cm) tiang)
Qp1= 14213,000
A 40 3 42639,300 2653,830 Qp2= 12001,575
Qp3= 16424,725
Qp1= 17540,790
B 40 3 52622,370 -1841,300 Qp2= 19075,207
Qp3= 16006,373
Qp1= 17540,790
C 40 3 52622,370 1841,300 Qp2= 16006,373
Qp2= 19075,207
Qp1= 14213,000
D 40 3 42639,300 -2653,830 Qp2= 16424,725
Qp3= 12001,575

 Dari tabel diatas disimpulkan bahwa jumlah Qp setiap kolom harus sama
dengan jumlah Qd

75
5.4.4 Penurunan Kelompok Tiang

5.4.4.1 Penurunan Elastik Kelompok Tiang

Apabila menggunakan rumus dengan data sondir / CPT (Cone Penetration


Test) yaitu sebagai berikut :

𝑞 . 𝐵𝑔 . 𝐼
- Sg(e) = 2 . 𝑞𝑐

Diameter tiang bored pile ∅ 40 dengan panjang tiang 9 m dan pile cap berjumlah 3
tiang.

Gambar 5.23 Nilai Lg dan Bg

- Lg =S+D
= 103 + 40
= 143 cm
- Bg = S + D
= 120 + 40
= 160 cm

76
Gambar 5.24 Grafik hubungan qc dan Fr menutut
Roberstson dan Campanella (Bowles, 1997)

 Menentukan qc rata – rata pada lapisan 3 :


30+100+150+200
qc = 4

qc = 120 kg/cm2

Lapisan 1 : Tanah Urug


qc = 54,909 kg/cm2

Lapisan 2 : Lempung
qc = 54,909 kg/cm2
FR = 9,00 %

Lapisan 3 : Lempung Berlanau


qc = 120 kg/cm2
FR = 5,00 %

Gambar 5.25 Lapisan Tanah

77
- q = Qd / (Lg . Bg)
= 52622,370 / (143 . 160)
= 2,300 kg/cm2
𝐿𝑔
- I = 1 - 8. ≥ 0,5
𝐵𝑔
143
= 1 - 8. ≥ 0,5
160

= 0,888
- qc = 54,909 kg/cm2
𝑞 . 𝐵𝑔 . 𝐼
- Sg(e) =
2 . 𝑞𝑐
2,300 . 160 . 0,888
= 2 . 54,909

= 2,975 cm
5.4.4.2 Penurunan Konsolidasi Kelompok Tiang

Gambar 5.26 Penurunan Konsolidasi

78
 Lapisan 1
𝑄𝑑
- ∆𝜎𝑉1 = (𝐿𝑔+𝑧) . (𝐵𝑔+𝑧)

52622,370
= (143+150) . (`160+150)

= 0,579 kg/cm2

∆𝜎v
- S1 = ( H . 2,3 . ) . ∝o
𝑞𝑐

0,579
= ( 3,4 . 2,3 . ) . 1,7
54,909

= 0.026 cm

 Lapisan 2

𝑄𝑑
- ∆𝜎𝑉2 = (𝐿𝑔+𝑧) . (𝐵𝑔+𝑧)

52622,370
= (143+320) . (160+320)

= 0,236 kg/cm2

∆𝜎v
- S2 = ( H . 2,3 . ) . ∝o
𝑞𝑐

0,236
= ( 0,8 . 2,3 . ) . 1,7
54,909

= 0,002 cm

 Penurunan Total

Stotal = Selastic + Skonsolidasi

= 2,975 + (0,026 + 0,002)

= 3,003 cm < 15 cm (S.ijin menurut Braja M. Das)

79
5.4.5 Perencanaan Pile Cap
Perencanaan pile cap dibawah ini merupakan hasil reaksi menurut
kombinasi beban (1,2.DL + 1,6LL) yang terjadi pada kolom B.

Tabel 5.10 Hasil reaksi menurut kombinasi LRFD (1,2.DL + 1,6LL) pada
kolom B.
Kolom Fx (Kg) Fz (Kg) My (kg.m)
B 1809,760 67491,920 2407,780

Data Perencanaan :
Dimensi Pile Cap B = 2,20 m ; L = 2,04 m
fy = 400 Mpa
fc’ = 30 Mpa
Qp = 67491,920 Kg = 661,87 kN
My = 2407,780 Kg.m

80
1. Kontrol kekuatan geser secara kelompok
- Tebal Pile Cap (h) = 700 mm
- Tebal Selimut (p) = 80 mm
- Diameter tulangan (D) = 16 mm
- Dimensi Kolom = 500 x 500 mm
- Tinggi efektif (d) = h – p – D - 1⁄2. D

= 700 – 80 – 16 - 1⁄2. 16
= 596 mm

a. Daerah Kritis Geser b. Daerah Kritis Geser


Aksi Dua Arah Aksi Satu Arah

Gambar 5.27 Penampang kritis geser pada tapak pondasi 4 tiang tengah

a. Untuk gaya geser aksi dua arah :


- Gaya geser berfaktor
Tiang yang berada di luar daerah kritis (sejauh d/2 dari kolom) adalah tiga
buah, maka gaya pada penampang kristis adalah :

∅ Vu = n . Qp
= 3 . 661,87 kN
= 1985,61 kN

81
- Gaya geser nominal
1
∅ Vc = ∅ . 3 bo . d . √𝑓𝑐′

bo = 2.(b + d) + 2.(h+d)
= 2.(500 + 596) + 2.(500 + 596)
= 4384 mm
1
∅ Vc = 0,6 . 3 . 3584. 396 . √30

= 2.862.249,105 N = 2.862,249 kN
∅ Vc > ∅ Vu
2.862,249 kN > 1.985,61 kN … OKE !

 ∅ Vc > Vu, maka tebal pile cap mencukupi untuk menahan gaya geser tanpa
memerlukan tulangan geser.

b. Untuk gaya geser aksi satu arah


- Gaya geser berfaktor
Tiang berada di luar daerah kritis d dari kolom) tidak ada, maka gaya pada
penampang kritis adalah :
Vu = n . Qp
= 1 . 661,87 kN
= 661,870 kN
- Gaya geser nominal
1
∅ Vc = ∅ . 6 . bw . d . √𝑓𝑐′
1
= 0,6 . 6 . 2200 . 596 . √30

= 718.173,817 N = 718,173 kN
∅ Vc > Vu
718,173 kN > 661,870 kN … OKE !

 ∅ Vc > ∅ Vu, maka tebal pile cap mencukupi untuk menahan gaya geser tanpa
memerlukan tulangan geser.

82
2. Kontrol kekuatan geser secara individu
- Keliling :
bo = 𝜋 ( ∅ pile + d )
= 3,14 ( 400 + 596 )
= 3127,44 mm
- Gaya geser berfaktor :
Vu = 1 . Qp
= 1 . 661,870 kN
= 661,870 kN
- Gaya geser nominal
1
∅ Vc = ∅ 3 bo . d . √𝑓𝑐′
1
= 0,60 . 3 . 3127,44. 596 . √30

= 2.041.859,567 N = 2.041,859 kN
∅ Vc > Vu
2.041,859 kN > 661,870 kN … OKE !
 ∅ Vc > Vu, maka tebal pile cap mencukupi untuk menahan gaya geser tanpa
memerlukan tulangan geser.

3. Perhitungan momen lentur akibat beban berfaktor


Momen pada penampang kritis (sisi luar kolom) :
𝑏 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
Mu = ∑ 𝑃𝑢 x (𝑥 − )
2
0,5
= 3 . 661,870. ( 0,6 - )
2

= 694,963 kN.m = 694,963 x 106 Nmm

4. Perhitungan luas tulangan


𝑀𝑢
Rn = ∅ .𝑏 . 𝑑2
694,963 x 106
= 0,8 . 2200 . 5962

= 1,111 Mpa

83
a) Mencari rasio tulangan
2,353 𝑥 (𝑅𝑛) 𝑓𝑐 ′
𝜌 perlu = 0,85 x (1 − √1 − )x
𝑓𝑦 𝑓𝑦

2,353 𝑥 1,111 30
= 0,85 x (1 − √1 − ) x 400
400

= 0,000208
1,4
𝜌 min = 𝑓𝑦
1,4
= 400

= 0,0035
𝑓𝑐′ 600
𝜌 max = 0,75 x 0,85 . 𝛽 1 . . 600+𝑓𝑦 ; 𝛽 = 0,85
𝑓𝑦
30 600
= 0,75 x 0,85 . 0,85 . 400 . 600+400

= 0,75 x 0,032
= 0,024
 Karena 𝜌 perlu < 𝜌 min, maka digunakan 𝜌 min = 0,0035

b) Luas tulangan bawah :


As =𝜌xbxd
= 0,0035 x 2200 x 596
= 4589,2 mm2
Jadi, dipakai tulangan D25 – 100 mm (Aspakai = 4909 mm2)

c) Luas tulangan atas


As’ = 0,002 x B x d
= 0,002 x 2200 x 596
= 2622,4 mm2
Jadi, dipakai tulangan D13 – 50 mm (Aspakai = 2655 mm2)

84
5. Perhitungan luas tulangan pasak
Kekuatan tekan rencana kolom :
∅ Pn = ∅ 0,85 . fc’ . Ag
= 0,65 . 0,85 . 30 . (500x500)
= 4143750 N = 4143,750 kN
Beban berfaktor pada kolom :
Pu = n . Qp
= 3 . 661,870
= 1985,610 kN < 4143,750 Kn … OKE !!
Bila ∅ Pn > Pu, maka beban kolom dapat dipindahkan dengan dukungan saja,
tetapi disyaratkan menggunakan tulangan pasak sebesar :
Asmin = 0,005 x Ag
= 0,005 x 500 x 500
= 1250 mm2
Jadi, dipakai tulangan 16 – D10 (Aspakai = 1257 mm2) – Tabel tulangan
6. Kontrol panjang penyaluran pasak
Tulangan pasak harus disalurkan di atas dan di bawah pertemuan dari kolom
dan telapak :
- Panjang penyaluran Ld yang disyaratkan untuk gaya tekan :
0,25 . 𝑓𝑦 . 𝑑𝑝
Ldb =
√𝑓𝑐′
0,25 . 400 . 10
=
√30

= 182,574 mm
- Panjang penjangkaran di bawah permukaan kolom dengan pondasi L1
yang tersedia adalah :
L1 = h – p – 2 . Dpondasi – Dpasak
= 700 – 80 – 2.13 – 10
= 584 mm
L1 > Ldb
584 mm > 182,574 mm … OKE !!

85
7. Gambar detail tulangan

Gambar 5.28 Tulangan Pile Cap Kolom B

Gambar 5.29 Potongan A - A

86
5.4.6 Perencanaan Tulangan Tiang Bor

Data perencanaan :
Pu = 19075,207 kg = 187063,879 N
Mu = 1841,30 kg.m
Fy = 400 Mpa
Fc’ = 30 Mpa
Diameter pile (h) = 400 mm
Penutup beton (p) = 75 mm
Direncanakan tulangan utama = D16 mm
Direncanakan tulangan sengkang = ∅10 mm
d = h – p – Ø tul. sengkang – ½ x Ø tul. utama (pokok)
= 400 – 70 - 10 – 8
= 312 mm
d’ = p + Ø tul. sengkang + (1/2 x Ø tul. utama (pokok))
= 70 + 10 + 8
= 88 mm
Analisa perhitungan :
1
a. Agr = 4 . 𝜋 . h2
1
= 4 . 3,14 . 4002

= 125600 mm2
b. Dc = h – 2.tebal selimut
= 400 – 2.75
= 250 mm
1
c. Ac = 4 . 𝜋 . Dc2
1
= 4 . 3,14 . 2502

= 49062.5 mm2
𝑀𝑢
d. e = 𝑃𝑢
1841,300
= 19075,207

= 0,096 m = 96 mm

87
e. Jumlah Tulangan Utama
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 12.9 hlm. 95, nilai ρmin = 0,01 dan

ρmax= 0,08
As = ρ . Ag
= 0,01 . 125600
= 1256 mm2
Aspakai = 1608 mm2 – (8 D16)
As’ = 0,5 . Aspakai
= 0,5 . 1608
= 7805 mm2
Analisa Keruntuhan Dengan Kehancuran Tekan :

𝐴𝑠.𝑓𝑦 𝐴𝑐.𝑓𝑐′
- Pn = 3.𝑒 + 9.6.ℎ.𝑒
+1 +1,18
𝐷𝑠 (0,8ℎ+0,67𝐷𝑠)2

- 𝑃𝑛 = 402728,978 N > 187063,879 N … OK

f. Tulangan Sengkang Spiral


𝑃𝑢
Vu = 𝑛
187063,879
= 8

= 23382,984 N
1
Vc = 6 √𝑓𝑐 . bw . d

1
= 6 √30 . 400 . 312

= 113926,292 N
Vu < Vc, maka digunakan tulangan geser praktis

88
- Digunakan Ø10 maka :

S1 = 48 x diameter sengkang = 48 x 10 = 480 mm

S2 = 16 x diameter tulangan utama = 16 x 16 = 256 mm

S3 = diameter tiang pancang = 400 mm

Dipilih jarak minimum : Smin = 256 mm


Jadi tulangan geser menggunakan besi ∅ 10 – 250 mm

8 – D16 mm

∅ 10 – 250 mm

𝟖 𝐃𝟏𝟔

∅ 10 – 250 mm

Gambar 5.30 Penulangan Tiang Bor

89

Anda mungkin juga menyukai