RIA TRIANDINI
Ria Triandini
NIM F44130034
ABSTRAK
RIA TRIANDINI. Analisis Kekuatan Pondasi Tiang Pancang terhadap Beban
Gempa pada Gedung RSUD Kota Depok Berdasarkan SNI 1726:2012. Dibimbing
oleh ERIZAL.
ABSTRACT
RIA TRIANDINI. Analysis of Pile Foundation Strength towards Earthquake Load
at RSUD Building Depok City Based on SNI 1726:2012. Supervised by ERIZAL.
The foundation is the lowest part of the building that continues the burden of
building to the soil or rock underneath. RSUD Kota Depok was built in 2008 and
its strength need to be evaluated towards earthquake load based on SNI 1726:2012.
Based on the research, the value of ultimate pile bearing capacity was 388.8 tons
and permitted bearing capacity was 129.6 tons. The axial bearing capacity would
support an axial load except on foundation PC18. The axial bearing capacity value
of the model was 19 991.91 kN while the calculation result was 15 424.33 kN. The
value of lateral bearing capacity (Hu) was 1 132.13 kN and the largest value of
lateral bearing capacity of the model was on PC7 for Hy settlement with the value
of 802.70 kN. Foundation single settlement of the RSUD Kota Depok was 1.17 cm.
The largest group settlement occurred in PC18 of 5.171 cm. Decrease in permitted
settlement on PC18 was 58.5 cm. The calculation result of bearing capacity and
foundation settlement were higher than the modeling result using ETABS, so the
bearing capacity and foundation settlement of RSUD Kota Depok were safe.
RIA TRIANDINI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Disetujui oleh
Dr Ir Erizal, M. Agr
Pembimbing
Diketahui oleh
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunianya sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Kekuatan Pondasi Tiang
Pancang terhadap Beban Gempa pada Gedung RSUD Kota Depok Berdasarkan
SNI 1726:2012” ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini tidak dapat
diselesaikan tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
ucapan terima kasih disampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Erizal, M.Agr selaku dosen pembimbing yang memberikan arahan dan
bimbingan selama penelitian berlangsung.
2. Bapak Tri Sudibyo, S.T., M.Sc dan Dr. Yudi Chadirin, S. TP., M. Agr selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penyusunan skripsi.
3. Kedua orang tua, Bapak Hariyanto dan Ibu E.Jubaedah serta kakak Nita
Septiyanti dan Yosi Anggita atas doa, dukungan, dan motivasi yang diberikan.
4. PT. Hutama Karya atas izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian
pada proyek yang sedang dilaksanakan.
5. Annette, Cahyandika Yoga P, Nur Rizky Aulia, dan Fikali Maklas sebagai
rekan satu bimbingan atas bantuan dan semangatnya.
6. Tiara Jasmine Novianty, Serin Imsa Arizuni, Astrid Wijayanti, Mahda Amalia,
Qurranisya Chella, Nita Febriani atas segala kebersamaan selama di IPB.
7. Dinda Puteri Pertiwi, Tirsa Suharmuliyani, Nerry Apriyani, Febri Melinda,
Selia Restia Rizha, Safira Inkemaris, Sherly Agustini, M Haykal N R, Arief
Badrani H, dan Aditya Mandagi atas bantuan, semangat, dan segala
kebersamaannya
8. Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan angkatan 50 yang tidak dapat
disebutkan satu persatu atas dukungan serta saran yang diberikan.
Masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Kritik dan saran
yang bersifat membangun diharapkan demi peningkatan kualitas dalam penulisan
selanjutnya. Semoga karya ilmiah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi
yang membutuhkan
Ria Triandini
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
1
DAFTAR GAMBAR iii
1
DAFTAR LAMPIRAN iii
1
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Klasifikasi Pondasi 2
Pembebanan Struktur Atas 3
Pembebanan Struktur Bawah 6
METODE PENELITIAN 10
Waktu dan Tempat 10
Alat dan Bahan 11
Prosedur Penelitian 11
HASIL DAN PEMBAHASAN 12
Spektrum Gempa 12
Pemodelan Struktur Atas 13
Analisis Pondasi 15
KESIMPULAN 19
Simpulan 19
Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 21
RIWAYAT HIDUP 31
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar dunia yaitu
Lempeng Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik (Budiono dan
Supriatna 2011). Banyaknya gunung api dan letak Indonesia terhadap lempeng
bumi mengakibatkan Indonesia menjadi negara yang rawan terhadap bencana
gempa bumi. Dampak dari adanya gempa bumi menyebabkan adanya korban jiwa
dan kerusakan struktur serta infrastruktur. Kerusakan pada struktur dan
infrastruktur terjadi karena banyak bangunan yang tidak dapat mempertahankan
strukturnya ketika gempa terjadi.
Bangunan yang dibangun pada daerah rawan gempa harus direncanakan
mampu menahan gempa. Upaya mitigasi kegagalan struktur gedung akibat gempa
sangat diperlukan guna mengetahui kondisi kinerja struktur gedung tersebut agar
tetap dapat memikul beban yang diterimanya, terutama beban gempa berdasarkan
peraturan pembebanan yang terbaru (Dewobroto 2006). Kegagalan struktur
bangunan bisa disebabkan antara lain oleh kesalahan perhitungan dalam
perencanaan, tidak sesuainya perencanaan dengan implementasi pelaksanaan
pekerjaan di lapangan, bencana alam seperti gempa bumi kuat dan lainnya.
Kegagalan struktur bangunan juga dapat diakibatkan dari perubahan fungsi
bangunan, jika bangunan tersebut tidak mampu memikul beban yang diterimanya
(Rohman et al. 2009). Perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung di
Indonesia mengacu pada peraturan SNI 03-1726-2012 (BSN 2012) sebagai salah
satu penerapan dari adanya Peta Gempa Indonesia 2010.
Struktur bangunan terdiri atas struktur atas (upper structure) dan struktur
bawah (lower structure). Pondasi adalah bagian terendah dari bangunan yang
meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang ada di bawahnya
(Hardiyatmo 2011). Pemilihan jenis pondasi tergantung pada jenis struktur atas dan
juga jenis tanahnya. Perencanaan pondasi dalam desain suatu bangunan harus
dilakukan dengan baik agar tidak terjadi kesalahan perhitungan.
Gedung RSUD Kota Depok merupakan gedung pusat kesehatan yang
berlokasi di Depok. Gedung ini terdiri dari sembilan lantai dan memiliki daya
tampung besar bagi masyarakat disekitarnya, dalam perencanaannya bangunan ini
harus mampu bertahan terhadap gempa sehingga risiko kegagalan struktur dapat
dihindari. Pembangunan gedung RSUD Kota Depok dibagi menjadi dua tahap.
Tahap pertama dilaksanakan pada tahun 2008, tahap ini menyelesaikan
pembangunan hingga lantai dua. Tahap dua dilaksanakan pada tahun 2016 dan
menyelesaikan pembangunan hingga lantai sembilan. Perencanaan gedung RSUD
Kota Depok mengacu pada SNI 03-1726-2002, berdasarkan SNI tersebut
percepatan tanah dasar Kota Depok sebesar 0.2 g. Peraturan pembebanan gempa
struktur gedung dan non-gedung terbaru dituangkan pada SNI 03-1726-2012,
berdasarkan peraturan tersebut percepatan tanah dasar Kota Depok untuk
percepatan 0.2 detik (Ss) sebesar 0.75 g dan percepatan 1 detik (S1) sebesar 0.3 g.
Percepatan batuan dasar sesuai SNI 1726:2012 lebih besar dibanding SNI
1726:2002, sehingga diperlukan evaluasi pondasi untuk mengetahui keamanan
pondasi terhadap beban gempa.
2
Perumusan Masalah
RSUD Kota Depok merupakan bangunan yang dibangun pada tahun 2008.
Perencanaan proyek RSUD Kota Depok terhadap beban gempa masih berdasarkan
SNI 1726:2002. Pembaharuan peraturan mengenai beban gempa mengakibatkan
harus adanya evaluasi terhadap kekuatan struktur bangunan tersebut. Berdasarkan
permasalahan tersebut, perlu dilakukan evaluasi kekuatan pondasi gedung RSUD
Kota Depok terhadap beban gempa berdasarkan SNI 1726:2012.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Pembangunan RSUD Kota Depok dibagi menjadi dua tahap. Pondasi yang
dibangun pada tahap satu antara lain PC6, PC7, PC9, PC12, dan PC18. Tahap dua
pondasi yang dibangun antara lain PC2, PC3, PC4, dan PC5. Ruang lingkup
penelitian ini meliputi proses perhitungan dan analisis struktur pondasi tiang
pancang terhadap beban gempa, yang diuraikan sebagai berikut.
1. Struktur model gedung dibagi menjadi dua bagian, yaitu struktur atas berupa
bangunan utama dan struktur bawah berupa pondasi tiang pancang.
2. Asumsi seluruh perletakkan merupakan perletakkan jepit.
3. Struktur gedung yang dianalisis hanya pondasi tiang pancang meliputi daya
dukung tanah dan penurunan (settlement).
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Pondasi
Pondasi Tiang
Pondasi tiang digunakan bila lapisan tanah di kedalaman normal tidak mampu
mendukung beban dan lapisan tanah keras berada sangat dalam. Pondasi ini terbuat
dari kayu, beton, dan baja dengan diameter yang lebih kecil dan lebih panjang
dibanding pondasi sumuran yang biasanya dipakai untuk bangunan dengan
rekayasa beban menengah (El-Esnawy 2010). Pemilihan pondasi harus disesuaikan
dengan jenis tanah pondasi yang bersangkutan. Bila tanah pendukung pondasi
terletak pada kedalaman sekitar 20 meter dibawah permukaan tanah, dalam hal ini
tergantung dari penurunan (settlement) yang diijinkan. Kondisi tersebut
menyebabkan kelemahan struktural dan diskontinuitas antar lantai, sehingga
biasanya digunakan pondasi tiang pancang (Athanassiadou 2008). Pondasi tiang
pancang dapat dilihat pada Gambar 1.
Pondasi tiang
Pondasi digunakan untuk meneruskan beban dari suatu balok atau dinding
kedalam tanah. Berdasarkan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung (BSN 2002) struktur bangunan tahan gempa harus mampu menahan
pembebanan yang terjadi. Menurut DPMB (1981), ada dua kombinasi pembebanan
yang perlu ditinjau pada struktur yaitu kombinasi pembebanan tetap dan kombinasi
pembebanan sementara. Kombinasi pembebanan yang digunakan di Indonesia
dihitung dengan persamaan (1) dan (2).
Keterangan :
U = kombinasi pembebanan (kN/m2)
D = beban mati (kN/m2)
L = beban hidup (kN/m2)
H = beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air (kN/m2)
La = beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,
peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda
bergerak (kN/m2)
U=D (3)
U=D+ L (4)
U = D + (Lr atau H) (5)
U = D + 0.75 L + 0.75 (Lr atau R) (6)
U = D + (0.6 W atau 0.7 E) (7)
U = D + 0.75(0.6 W atau 0.7 E) + (0.75 L atau R) (8)
U = 0.6 D + 0.6 W (9)
U = 0.6 D + 0.7 E (10)
U = (1.0+0.14SDS )D+H+0.75E (11)
U = (1.0+0.10SDS )D+H+0.525E+0.75L+ 0.75 (Lr atau R) (12)
U = (0.6-0.14SDS )D+0.75E+H (13)
Keterangan :
R = faktor reduksi gempa
E = beban gempa
W = beban angin (kN/m2)
SDS = parameter percepatan respons sprektral pada periode pendek
Beban Gempa
Getaran pada gempa bumi menyebabkan adanya pelepasan energi berupa
gelombang elastik atau yang disebut gelombang seismik, sehingga menyebabkan
keruntuhan atau kegagalan struktur bangunan (Budiono dan Supriatna 2011). SNI
1726:2002 membagi wilayah kegempaan menjadi enam zona, didalam zona yang
sama setiap kota memiliki respons spektra yang sama. Menurut BSN (2012), setiap
lokasi dengan koordinat lintang dan bujur berbeda, memiliki respon spektra yang
berbeda pula. Prosedur yang diizinkan dalam pembebanan gempa berdasarkan SNI
03-1726-2012 antara lain: analisis gaya lateral ekivalen, analisis spektrum respons
ragam (Response Spectrum Modal Analysis) dan analisis riwayat respons seismik
(Time History Modal Analysis).
Respons spektrum merupakan grafik hubungan nilai puncak respons struktur
percepatan akibat gempa sebagai fungsi dari periode natural sistem struktur.
Pembuatan grafik respons spektra dipengaruhi oleh parameter percepatan respons
spektral desain dan periode getar fundamental. Parameter percepatan batuan dasar
pada perioda pendek (Ss) dan percepatan batuan dasar pada perioda 1 detik (S1)
harus ditetapkan masing-masing dari respons spektral percepatan 0.2 detik dan 1
5
Keterangan:
SMS = percepatan respons spektral MCE pada perioda pendek (g)
SMS = percepatan respons spektral MCE pada perioda panjang (g)
Fa = koefisien situs perioda pendek
Fa = koefisien situs perioda panjang
Ss = percepatan respons spektral dari peta gempa 2010 perioda pendek (g)
S1 = percepatan respons spektral dari peta gempa 2010 perioda panjang (g)
Penentuan koefisien situs Fa (koefisien situs untuk perioda pendek pada 0.2
detik) disajikan pada Tabel 1. Koefisien situs Fv (koefisien situs untuk perioda
panjang pada 1 detik) disampaikan pada Tabel 2.
Parameter percepatan spektral desain untuk perioda pendek (SDS) dan pada
perioda panjang (SD1), harus ditentukan melalui persamaan (16) dan (17).
2
𝑆𝐷𝑆 = 3 𝑆𝑀𝑆 (16)
2
𝑆𝐷1 = 𝑆𝑀1 (17)
3
Nilai respon spektrum desain (Sa) ditentukan melalui fungsi dari nilai periode
seperti disajikan pada Gambar 2.
SDS
Percepatan respon spektra, Sa (g)
SD1
Sa=
T
SD1
T0 TS 1.0
Periode, T (detik)
Keterangan :
qu = daya dukung batas (ton)
SF = safety factor / angka aman
Kapasitas ultimit tiang dapat dihitung secara empiris dari nilai N hasil uji
SPT. Uji SPT merupakan metode pengujian in-situ yang sangat umum digunakan
untuk menentukan kekuatan tanah. Kekuatan tanah yang dimaksud tersebut
direpresentasikan melalui jumlah pukulan (N-SPT) yang diperlukan untuk
menembus tanah hingga kedalaman tertentu. Nilai N-SPT berkaitan dengan
parameter desain geoteknik seperti kuat geser tanah, kepadatan, konsistensi, dan
lain-lain. Semakin banyak jumlah pukulan yang perlukan, mengindikasikan
semakin besarkan kekuatan tanah pada kedalaman yang ditinjau. Nilai kapasitas
dukung ultimit tiang dapat dihitung menggunakan persamaan (19) dan (20).
Qu = Qb + Qf (19)
̅ As
Qu = 40 Nb Ap + 0.2 N (20)
Keterangan :
Qu = kapasitas dukung ultimit tiang (ton)
Qb = tahanan ujung (ton)
Qf = tahanan kulit (ton)
Nb = harga N- SPT pada elevasi dasar tiang
Ap = luas penampang dasar tiang (m2)
As = luas selimut tiang (m2)
̅
N = harga N-SPT rata-rata
Gambar 3 Tahanan ujung dan tahanan kulit pada pondasi tiang pancang
(Budhu 2011)
Daya dukung kelompok tiang tidak hanya ditinjau dari daya dukung sebuah
tiang tunggal dikalikan dengan banyaknya tiang dalam kelompok. Daya dukung
sebuah tiang dalam kelompok sama dengan daya dukung tiang tersebut dikalikan
dengan faktor efisiensi (Mahpudin 2015). Salah satu cara untuk menghitung
efisiensi kelompok tiang dapat menggunakan formula Fled. Formula Fled
menyatakan kapasitas pondasi individual tiang berkurang sebesar 1/16 untuk setiap
8
tiang yang berdampingan baik dalam arah lurus maupun dalam arah diagonal.
Efisiensi kelompok tiang merupakan rata-rata dari seluruh tiang. Nilai efisiensi
kelompok tiang disajikan pada Tabel 3 (Viggiani et al. 2012). Daya dukung aksial
kelompok tiang dapat dihitung menggunakan persamaan (21).
Qgroup = Qu × η ×n (21)
Keterangan :
η = faktor efisiensi
n = jumlah tiang pancang
Daya dukung lateral tiang pancang harus dihitung karena adanya gaya-gaya
horizontal yang bekerja seperti gaya gempa, angin, dan lainnya. Tiang dibedakan
menurut model ikatannya dengan pelat penutup tiang (pile cap), yaitu tiang ujung
terjepit dan tiang ujung bebas. Ujung tiang jepit (fixed end pile) sebagai tiang yang
ujung atasnya terjepit dalam pelat penutup kepala tiang paling sedikit sedalam 60
cm. Untuk tiang yang ujung atasnya tidak terjepit atau terjepit kedalam pelat
penutup kepala tiang kurang dari 60 cm termasuk tiang ujung bebas (free end pile).
Daya dukung lateral dapat dihitung menggunakan persamaan (22) (Hardiyatmo
2008).
3
Hu= 2 γ d L2 Kp (22)
Ø
Kp= Tan2 (45+ 2 ) (23)
Keterangan :
Hu = tahanan lateral ultimit tiang (kN)
γ = berat volume tanah (kN/m3)
d = diameter atau lebar sisi pondasi (m)
L = panjang tiang (m)
Kp = tekanan tanah pasif
Ø = sudut geser dalam tanah (o)
pada pondasi tiang pancang ini dapat menyebabkan keruntuhan struktur bangunan
diatasnya. Besarnya momen yang terjadi pada pondasi tiang pancang dapat dicari
menggunakan grafik yang disediakan pada Gambar 4 (Hardiyatmo 2008).
Penurunan (settlement)
Jika lapisan tanah dibebani, maka tanah akan mengalami regangan atau
penurunan (settlement). Regangan yang terjadi dalam tanah ini disebabkan oleh
berubahnya susunan tanah maupun oleh pengurangan rongga pori/air di dalam
tanah tersebut (Zaika dan Kombino 2010). Penurunan pondasi tiang tunggal dapat
dihitung menggunakan persamaan (24) hingga (27). Penurunan kelompok tiang
yang terjadi dapat diketahui menggunakan persamaan (28).
S = S1 + S2 + S3 (24)
(Qp +ξQs )
S1 = (25)
Ap Ep
Qp C p
S2 = (26)
D qp
Qs C s
S3 = (27)
L qp
Keterangan :
S = penurunan total (m)
S1 = penurunan batang tiang (m)
S2 = penurunan tiang akibat beban di ujung tiang (m)
S3 = penurunan tiang akibat beban yang tersalur sepanjang tiang (m)
Qp = kapasitas daya dukung ujung tiang (ton)
Qs = kapasitas daya dukung tahanan kulit (ton)
ξ = koefisien dari skin friction
Ap = luas penampang tiang (m2)
Ep = Modulus elastisitas material tiang
L = panjang tiang (m)
D = lebar atau diameter tiang (m)
10
Bg
Sg = S√ (28)
D
Keterangan :
Sg = penuruan kelompok pondasi (m)
Bg = lebar pondasi (m)
D = diameter satu podasi (m)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2017, di proyek
pembangunan RSUD Kota Depok dengan kontraktor PT. Hutama Karya. Lokasi
penelitian berada di Jalan Muchtar Raya No 99, Sawangan, Depok. Lokasi
penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
Prosedur Penelitian
Mulai
Pemodelan struktur
Selesai
Analisis pembebanan
Model tiga dimensi hasil dari program ETABS kemudian dianalisis
pembebanannya untuk mendapatkan gaya-gaya dalam yang bekerja pada struktur
tersebut. Analisis pembebanan ini dilakukan dengan memberi beban mati, beban
hidup, dan beban gempa. Beban gempa akan dianalisis dengan menggunakan
analisa statik ekuivalen sesuai dengan SNI 03-1726-2012.
Analisis struktur
Analisis struktur dilakukan setelah gaya-gaya dalam didapatkan. Terakhir,
dilakukan analisis pondasi berupa analisis daya dukung dan penurunan yang terjadi.
Spektrum Gempa
Tabel 6 Percepatan batuan dasar dan muka tanah berdasarkan SNI 1726:2002
Wilayah Percepatan Percepatan puncak muka tanah (g)
Gempa puncak batuan Tanah Tanah Tanah Tanah
dasar (g) keras sedang Lunak khusus
1 0.03 0.04 0.05 0.08 Diperlukan
2 0.10 0.12 0.15 0.20 evaluasi
3 0.15 0.18 0.23 0.30 khusus di
4 0.20 0.24 0.28 0.34 tiap lokasi
5 0.25 0.28 0.32 0.36
6 0.30 0.33 0.36 0.38
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
Periode, T (detik)
Analisis Pondasi
Berdasarkan Tabel 8, daya dukung kelompok terbesar pada jenis pile cap
PC18 sebesar 1572.307 ton, sedangkan daya dukung terkecil pada PC2 sebesar
243.130 ton. Efisiensi terbesar berada pada PC2 sebesar 0.938 dan efisiensi terkecil
berada pada PC18 sebesar 0.674. Nilai daya dukung tersebut kemudian
dibandingkan dengan besarnya beban yang terjadi di lapangan (QL). Perbandingan
hasil perhitungan (Qg) dan keadaan di lapangan (QL) disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Perbandingan daya dukung aksial dan beban di lapangan
Tipe Daya dukung aksial kelompok (Qg) Beban aksial di lapangan (QL)
pile cap (kN) (kN)
PC2 2 385.101 1 566.688
PC3 3 337.362 1 075.708
PC4 4 134.515 2 049.665
PC5 5 085.504 2 875.233
PC6 5 881.385 4 107.712
PC7 6 674.724 5 974.134
PC9 8 261.401 7 800.927
PC10 9 694.242 6 339.499
PC12 10 511.737 8 402.012
PC18 15 424.334 19 991.991
KESIMPULAN
Simpulan
Saran
Saran yang diperlukan untuk perbaikan penelitian yang akan datang adalah
sebagai berikut:
1. Pemodelan struktur bangunan bertingkat pada penelitian ini menggunakan
pendekatan standar yang ada, maka perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui besar pembebanan yang lebih riil.
2. Perancangan dan perencanaan pondasi tiang pancang harus ditunjang dengan
data-data tanah yang lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Kategori
Jenis Pemanfaatan
risiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, tetapi tidak dibatasi untuk, antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan
I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya.
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori
risiko I, III, IV, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran II
- Gedung apartemen/rumah susun
- Pusat perbelanjaan/mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat
darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo III
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar
dan/atau gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila
terjadi kegagalan, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas lainnya yang memiliki fasilitas bedah
dan unit gawat darurat
IV
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun
listrik, tangki air pemadam kebakaran atau material pemadam
kebakaran) yang disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan
darurat
22
Lampiran 4 Peta Gempa Indonesia 2010 percepatan batuan dasar 0.2 detik
batuan dasar 0.2 detik
Lampiran 5 Peta Gempa Indonesia 2010 percepatan batuan dasar 1.0 detik
25
26
PEMBERI TUGAS
PEKERJAAN
REVIEW DED
GEDUNG RSUD
TAHUN ANGGARAN 2015
MENYETUJUI : TANGGAL :
KEPALA DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN
KOTA DEPOK
SELAKU
PENGGUNA ANGGARAN
GB PC3 SELAKU
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN
PC2
NOTE : Semua dimensi yang tertulis berdasarkan skala. Semua dimensi harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan. All written dimension shall have precedence over scaled dimensions. All dimensions shall be verified in the field prior to proceeding with work.
TANGGAL :
PC7 PC12 PC6A PC6A PC12 PC12 PC12 PC9 KOORDINATOR PROYEK / TEAM LEADER :
EB PC2
PC2A PC2A
KEYPLAN :
PC2
PC2A PC2A
PEKERJAAN :
Djoko.w
KODE DAN NO GAMBAR : JML LMB :
--/--
BD - S - 02
PEMBERI TUGAS
1B 2B 3B 4B 5B 6B 7B 8B 9B 10B
50800
3600 3600 8000 8000 8000 8000 3600 4400 3600
1 2 3 4
C PEMERINTAH KOTA DEPOK
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN
JL. MARGONDA RAYA NO. 54
DEPOK
ASPAL
-0.400 PEKERJAAN
PAVING -0.200 PAVING -0.200
1375
-0.400 PF
LOKET
CURTAIN WALL CURTAIN WALL CURTAIN WALL TAHUN ANGGARAN 2015
HB HB
MENYETUJUI : TANGGAL :
2000
PARTISI KACA +0.900
CUCI KEPALA DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN
KOTA DEPOK
LAB. LAB. SELAKU
MIKROBIOLOGI BIOKIMIA AREA MAKAN
PENGGUNA ANGGARAN
6000
6000
1800 2200 OUTDOOR
3460
GUDANG Dra. KANIA PARWANTI, M.Si
PARTISI KACA +0.900 PAVING -0.200 NIP : 19680502 199603 2 005
615
LOCKER LAB. KOTA DEPOK
GB GB
KACA FRAME LESS
SELAKU
HEMATOLOGI
2540
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
550
N PANTRY PF
RUANG RAPAT SHAF
2850
PAVING -0.200
2370
SHAFT
1450
1415
H. DADAN RUSTANDI, ST, M.Si
C BATU ANDESIT
C
600
6000
6000
NIP : 19700511 200312 1 001
KANTIN 300/300
3460
2925 1990 2105 1800 2105 2400 5600 MEMERIKSA : TANGGAL :
3150
2850
675 SELAKU
BARANG AMBIL SAMPEL 2095 1905
N
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN
RUANG
FB GAS MEDIK FB
1675
BONGKAR MUAT LOBBY BARANG
2900
8000
SRIYANTO, ST, MT
1700
3175
NIP : 19800618 200604 1 005
-0.400
1765
TOILET
RUANG TUNGGU KONSULTAN PERENCANA
6000
6000
KACA FRAME LESS
3100
ASPAL
2825
R. KONTROL
1090
EB RUMPUT
1800 KACA FRAME LESS
PF EB
LIFT 3000 2860 2140 TANGGAL :
3075
43200
600
7200
7200
SHAFT
GAS MEDIK
B 2500
SHAFT
ELEKTRONIK
PAVING -0.200
375 -0.100 KEYPLAN :
TURUN FLOOR HARDENER
DB DB
2625
LIFT
2665
AREA TUNGGU
6000
6000
900
1100
975
SHAFT SHAFT
RUMPUT
3000 2925 2075
3065 850 1975 APOTIK
1895
2400
1080
SHAFT
CB CB
1550 00
6000
6000
2375
RUANG RACIK 43
500
1950
1310
550
500
PF
SHAFT
805 960
4044
2500
2000
735 SIMPAN
2230
ARSIP N
BB ASPAL
-0.400
BB
A 1950 2117 2117 3978 3832
PARTISI KACA +0.900 ADMINISTRASI KOMITE MEDIK
A
GUDANG
8000
3460
OBAT PEKERJAAN :
RUANG
2325
RUANG APOTEKER
6000
6000
PANEL
TROLY ARSITEKTUR
KACA FULL KACA FULL NAMA GAMBAR : SKALA :
2000
890
BANGUNAN BD
1225
CURTAIN WALL CURTAIN WALL CURTAIN WALL CURTAIN WALL
600
PF
600
DIPERIKSA : TANGGAL :
KOORDINATOR ARSITEKTUR
3485 680 2885 4285 7470 7470 7470 4015
ir. eddie sutono, IAI
PAVING -0.200
PAVING -0.200
150 150 530 530 530
DIGAMBAR :
TANGGAL :
DARI RUMPUT m@s bro
GEDUNG -A RUMPUT
50800
--/--
BD - A - 01 - 01
1B 2B 3B 4B 5B 6B 7B 8B 9B 10B
denah lantai SATU
skala 1 : 125
A 1400 4000
HAK CIPTA / COPYRIGHT
DILARANG MENIRU ATAU MEMPRODUKSI GAMBAR INI BAIK DALAM
BENTUK APAPUN KECUALI DENGAN PERSETUJUAN TERTULIS DARI
PERENCANA
NO PART OF THIS DOCUMENT MAY BE REPRODUCED
TRANSMITTED OR RECORDED IN ANY FORM OR OTHERWISE
WITHOUT THE PRIOR WRITTEN PERMISSION OF
THE CONSULTANT
31
RIWAYAT HIDUP