Anda di halaman 1dari 84

KATA PENGANTAR

CV. GEO CIPTA PERSADA selaku pelaksana pekerjaan soil investigasi Perencanaan
pekerjaan pembangunan Dermaga1 Pelabuhan Bakauheni ( Typical ).

Berkewajiban untuk membuat Laporan Survei Geoteknik pekerjaan ini, penyusunan


Laporan Survei Geoteknik ini didukung dari hasil Survei Detail yang telah selesai
dilaksanakan sebelumnya dan hasil diskusi ataupun arahan dari Pemerintah setempat
serta Instansi yang terkait dengan pekerjaan ini, sehingga laporan ini diharapkan sudah
merupakan kesamaan pandang terhadap pelaksanaan pekerjaan. Secara umum
Laporan Survei Geoteknik ini berisi tentang: Pendahuluan, Gambaran Umum,
Metodologi, Data Lapangan dan Analisa Data.

Dengan Laporan Survei Geoteknik ini, diharapkan akan dapat memenuhi dan
membantu tercapainya sasaran pekerjaan. Demikian kami ucapkan terima kasih atas
kepercayaan yang diberikan untuk penyelesaian pekerjaan ini.

Bandung, 15 November 2021

( Iwan S ST )

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI i


DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. UMUM .............................................................................................................. 1-1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ..................................................................................... 1-1
1.2.1. Maksud.................................................................................................. 1-1
1.2.2. Tujuan ................................................................................................... 1-2
1.3. LINGKUP DAN TAHAP PEKERJAAN.................................................................... 1-2
1.4. PENGUJIAN LABORATORIUM (LABORATORY TEST). ........................................ 1-6
1.5. PENYUSUNAN LAPORAN FAKTUAL LAPANGAN ............................................... 1-6
1.6. LOKASI PENYELIDIKAN ...................................................................................... 1-7
1.7. WAKTU PELAKSANAAN..................................................................................... 1-8
1.8. PERALATAN YANG DIGUNAKAN ....................................................................... 1-8
1.9. PERSONIL PELAKSANAAN DILAPANGAN .......................................................... 1-10
BAB 2 GAMBARAN UMUM
2.1. LETAK GEOGRAFIS ............................................................................................ 2-1
2.2. KONDISI FISIK .................................................................................................... 2-1
2.3. KONDISI IKLIM .................................................................................................. 2-1
2.4. KONDISI ALAM .................................................................................................. 2-1
2.5. TOPOGRAFI LOKASI .......................................................................................... 2-2

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI ii


LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

Halaman

BAB 3 METODOLOGI
3.1. METODE PENYELIDIKAN LAPANGAN ................................................................ 3-1
3.1.1. Bagan Alir Penyelidikan Lapangan ........................................................ 3-1
3.1.2. Metode Pelaksanaan Penyelidikan Lapangan ...................................... 3-2
3.2. METODE KERJA ................................................................................................. 3-3
3.2.1. Metode Pengeboran Lubang Uji ........................................................... 3-3
3.2.2. Metode Pengujian Standar Penetrasi Test (SPT) .................................. 3-4
3.2.3. Metode Pengambilan Contoh Tanah Tidak Terganggu ........................ 3-9
3.2.4. Metode Pengambilan Contoh Tanah Terganggu .................................. 3-10
3.2.5. Metode Pencatatan Hasil Pekerjaan..................................................... 3-10
3.2.6. Metode Pengujian Laboratorium.......................................................... 3-14
3.3. METODA ANALISA ............................................................................................ 3-27

BAB 4 DATA LAPANGAN


4.1. DATA HASIL PENGEBORAN ............................................................................... 4-1
4.2. HASIL PENGAMATAN MUKA AIR TANAH (MAT)............................................... 4-2
4.3. PENGUJIAN LABORATORIUM ........................................................................... 4-2

BAB 5 ANALISA DATA


5.1. UMUM .............................................................................................................. 5-1
5.2. PONDASI DALAM MENURUT N-SPT ................................................................. 5-1
5.3. NILAI DAYA DUKUNG N-SPT ............................................................................. 5-7

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI iii


LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

LAMPIRAN A HASIL PENGUJIAN SONDIR DAN BOR MESIN


LAMPIRAN B DOKUMENTASI PEKERJAAN
LAMPIRAN C PENGUJIAN LABOLATORIUM

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI iv


BAB 1
PENDAHULUAN
1

1.1. UMUM

Salah satu bagian dalam tahap pekerjaan perencanaan, yang merupakan tahap
awal dari perencanaan pembangunan Dermaga1 Pelabuhan bakauheni adalah
tahap penyelidikan tanah dilapangan (Soil Ivestigation Field), tanah yang
mempunyai peranan penting dalam pembangunan kontruksi, karena tanah
merupakan dasar atau pondasi dari suatu kontruksi.

Penyelidikan tanah dilapangan (Soil Investigation Field), merupakan kegiatan


penyelidikan tanah secara mendetail dan teliti untuk mendapatkan data-data
mengenai kondisi tanah pada lokasi kegiatan kontruksi secara akurat, baik
karakteristik tanah, sifat maupun susunan perlapisan tanah, dari hasil penyelidikan
tanah dilapangan tersebut didapatkan data-data tanah yang akan menjadi
parameter geoteknik untuk menentukan jenis pondasi, dimensi pondasi,
perhitungan kekuatan pondasi serta daya dukung tanah terhadap pondasi
kontruksi nantinya.

Dengan adanya perhitungan-perhitungan yang berdasarkan pada data tanah yang


akurat, akan menghasilkan suatu kontruksi yang aman secara teknis dengan biaya
yang ekonomis.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1. Maksud
Kegiatan penyelidikan tanah dilapangan (Soil Investigation Field) pada Pekerjaan
Perencanaan pembangunan Dermaga1 Pelabuhan bakauheni ini adalah untuk
mendapatkan contoh-contoh tanah baik contoh tanah terganggu maupun contoh
tanah tidak terganggu (Disturbe dan Undisturbe), serta data-data lapangan dari
hasil pengujian-pengujian dilapangan seperti pengujian Standard Penetration Test

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BKAUHENI 1-1


LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. Geo Cipta Persada

(SPT), dan pengujian-pengujian lainnya yang bisa untuk dijadikan parameter-


parameter tanah dalam perencanaan pondasi.

1.2.2. Tujuan
Dari hasil Pengambilan contoh-contoh tanah dan pengujian-pengujian yang di
lakukan di lapangan, maka akan di ketahui jenis-jenis tanah, karakteristik tanah
dan sifat-sifat tanah secara detail dan menyeluruh sesuai dengan kondisi tanah di
lapangan (Field Condition).

1.3. LINGKUP DAN TAHAP PEKERJAAN

Ruang lingkup pekerjaan Kegiatan penyelidikan tanah dilapangan pada lokasi


rencana pembangunan Dermaga1 Pelabuhan Bakauheni adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan Lubang Uji Bor (Test Bore Hole)
1. Pembuatan Lubang Uji (Test Bore Hole) terdiri dari 2 Titik lubang uji yaitu:
(a) Lubang Uji 1 diberi nama Bore Hole 1
(b) Lubang Uji 2 diberi nama Bore Hole 2

Gambar 1.1 Pelaksanaan Pembuatan Lubang Uji Bore (Test Bore Hole)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


1-2
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. Geo Cipta Persada

2. Pengujian Standard Penetration Test (SPT)


(a) Pengujian SPT dilakukan dengan interval 2 m
(b) Pengujian Standrad Penetrasi Test (SPT) dihentikan apabila sudah 3
kali berturut - turut Nspt >= 60, atau sesuai kedalaman yang dinginkan
untuk final set pondasi

Gambar 1.2 Pelaksanaan Pengujian SPT

Gambar 1.3 Tabung Belah SPT (Split Spoon Sampler)


3. Pengambilan Contoh Tanah Terganggu ( disturbe Sample)
(a) Pengambilan contoh tanah terganggu (Disturbe Sample) dilakukan
dengan metode bor kering (Dry Borring).

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


1-3
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. Geo Cipta Persada

(b) Pengambilan contoh tanah terganggu (Disturbe Sample) dilakukan


setiap 1 m borring.
(c) Contoh tanah terganggu (Disturbe Sample) di tempatkan di dalam
core box ukuran 1 m x 0.5 m
(d) Dalam satu Core Box terdapat 5 m contoh tanah terganggu, yang di
tempatkan per 1 m contoh tanah terganggu.

Gambar 1.4 Core Box

Gambar 1.5 Sample tanah Dalam Core Box

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


1-4
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. Geo Cipta Persada

4. Pengambilan Contoh Tanah Tidak Terganggu


(a) Pengambilan contoh tanah tidak terganggu (Undisturbe) dengan
menggunakan tabung sample yang terbuat dari besi ukuran panjang
50 cm, diameter Ø dalam 6.5 cm dan diameter Ø luar 7 cm

Gambar 1.6 Tabung UDS

(b) Pengambilan contoh tanah tidak terganggu (Undisturbe) dilakukan


dengan cara ditekan pelan-pelan (bukan di putar) yang dimaksudkan
supaya tanah tidak terganggu dengan getaran
(c) Setelah di dapat contoh tanah tidak terganggu (Undisturbe)
selanjutnya tanah yang dalam tabung di tutup dengan alumunium foil
dan di beri lilin.

1.4. PENGUJIAN LABORATORIUM (LABORATORY TEST).

Pengujian laboratorium yang dilaksanakan antara lain :


a. Pengujian Index Properties terdiri dari :
1. Pengujian Kadar Air (Moisture Content Test)
2. Pengujian berat jenis (Spesific Gravity Test)
3. Analisa Saringan (Sieve Analysis Test/Grain size analysis)
4. Pengujian Batas Cair (Liquid Limit Test)
5. Pengujian Berat (Unit Weight)
6. Pengujian (Atterberg Limit)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


1-5
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. Geo Cipta Persada

b. Engineering Properties terdiri dari :


1. Pengujian Triaxial UU
2. Pemeriksaan Konsolidasi (Consolidation Test)

1.5. PENYUSUNAN LAPORAN FAKTUAL LAPANGAN

Hasil Penyelidikan tanah selanjutnya diolah dan dianalisa, selanjutnya diambil


kesimpulan dan saran yang disajikan dalam bentuk laporan, adapun susuna dari
laporan tersebut adalah sebagai berikut
a. BAB 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Maksud Dan Tujuan
3. Ruang Lingkup Pekerjaan
4. Lokasi Kegiatan
5. Waktu Pelaksanaan
6. Alat, Peralatan Dan Perlengkapan
7. Personil Pelaksanan Dilapangan
8. Sistematika Laporan
b. BAB II Gambaran Umum Lokasi
1. Kondisi Umum Lokasi
2. Kondisi Geografis
3. Kondisi Topografi
4. Kondisi Geologi
c. BAB III Metodologi
1. Metode Penyelidikan Lapangan
2. Metode Kerja
d. BAB IV Data Lapangan
e. BAB V Analisis Data
f. BAB VI Kesimpulan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


1-6
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. Geo Cipta Persada

1.6. LOKASI PENYELIDIKAN

Penyelidikan tanah dilaksanakan di lokasi perencanaan pembangunan Dermaga1


Pelabuhan Bakauheni didaerah yang telah disurvey terlebih dahulu, di daerah
Pelabuhan Bakahuni Lampung, jumlah titik penyelidikan terdiri dari 2 titik
penyelidikan dengan menggunakan bor mesin, adapun posisi dari masing-masing
titk dapat dilihat pada peta topograpy

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


1-7
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

PT. KEMBAR ABADI PRIMA

1.7. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan penyelidikan tanah di lokasi rencana pmbangunan Dermaga1 Pelabuhan


Bakauheni dilaksanakan mulai tanggal 05 November 2021 sampai dengan selesai
dengan tahapan pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Persiapan Peralatan
b. Mobilisasi Alat
c. Mobilisasi Personil
d. Persiapan Lapangan (Perijinan dan pembersihan lapangan)
e. Setting Peralatan
f. Pelaksanaan pemboran .

1.8. PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan penyelidikan tanah pada rencana


pembangunan Dermaga Executive ini adalah sebagai berikut:
a. Mesin Bor yang digunakan mesin drilling hidrolik (Hydrolic type drilling
machine), Merk Xy 1a buatan Korea
b. Stang pipa besi Ø 1.5 inchi panjang 300 mm, Type AW dan Kelly type Tone
c. Tabung Penginti (Core Barrel) type NX dengan Ø 76 mm dan panjang 100 cm,
adapun jenis tabung penginti terdiri dari
1. Tabung Penginti Tunggal (Single Core Barrel),
2. Tabung Penginti Rangkap (Double Core Barrel), dan
3. Tabung Penginti Rangkap Tiga (Triple Core Barrel)
d. Pipa pelindung (Cassing), Ø 3 inchi panjang 300 mm
e. Tabung Belah Dinding Tebal (Split Barrel Sampler), dengan ukuran Outer
Diameter (OD) 2 inchi, Internal Diameter (ID) 1 3/8 inchi,panjang 24 inchi,
type split spoon sampler
f. Palu Pemukul (Hammer), dengan berat 63.5 kg, Type Otomatis Hammer
g. Tabung contoh tanah (Soil Sample Tubes), ukuran Outer Diameter (OD) 3
Inchi, Internal Diameter (ID) 2 7/8 inchi, tebal 1/8 inchi, dan panjang 50 cm
h. Kaki tiga (Tripod)
i. Kunci Pipa 36", 24" dan 18"

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI 1-8


LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. Geo Cipta Persada

j. Katrol (Tackle)
k. Tali Baja (Selling) Ø 10 mm
l. Pompa Air 35 pk merk shunsine
m. Water Swipel
n. Mata Bor Diamond Dan Mata Bor Vidia
o. Ember
p. Jerigen
q. Kunci Ring dan Kunci Pas

TRIPOT

TALI SELLING
MESIN BOR
STANG

CASSING

PENGGERAK/YANMAR SHUNSINE

Gambar 1.7 Peralatan Pemboran Dalam (Mesin)

1.9. PERSONIL PELAKSANAAN DILAPANGAN

Pada kegiatan penyelidikan tanah rencana Pembangunan dermaga, personil


pelaksana lapangan yang terlibat terdiri dari 6 orang personil, adapun nama-nama

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


1-9
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. Geo Cipta Persada

personil pelaksana lapangan kegiatan penyelidikan tanah tersebut adalah sebagai


berikut :
a. 6 Orang Personil Team Dari Bandung
1. Dian R (Koordinator)
2. Asep T (Ass Kordinator)
3. Dave (Operator)
4. Enceng (Ass Operator)
5. Ujang (Crew)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


1-10
BAB 2
GAMBARAN UMUM
2

2.1. LETAK GEOGRAFIS


Secara geografis, Pelabuhan Bakauheni merupakan wilayah Kab.lampung selatan
dari provinsi Lampung. Luas wilayah daerah Kab.Lampung selatan ± 2.007,01 Km²
dengan ketinggian rata-rata 2 -6 meter dari permukaan laut. Letak Provinsi
lampung berada di ujung Timur Pulau Sumatra. Selain itu di daerah Bakauhuni
banyak sekali tersebar pegunungan dan sungai.

2.2. KONDISI FISIK


Jenis tanah di daerah Bakauheni rata rata di dominasi oleh lapisan lanau, pasir dan
lempung, juga banyak sebaran singkapan Boulder.

2.3. KONDISI IKLIM


Iklim di daerah Bakauheni termasuk iklim daerah tropis dengan angin lembab
nisbi, kecepatan angin berkisar antara 5,3 km/jam - 6 km/jam. Suhu kota berkisar
antara 24 - 27 derajat celsius. Curah hujan per tahun berkisar antara 2.600 mm -
3.000 mm. Kelembaban udara berkisar antara 75 - 83% dengan rata-rata
penyinaran matahari 35%. Topografi tanah relatif berbukit. Hanya sebagian kecil
wilayah kota yang tanahnya terletak pada tempat yang agak rendah, yaitu pada
bagian barat. Sebagian besar tanah adalah daerah perbukitan dan pertanian.

2.4. KONDISI ALAM


Keadaan alam Bakauheni merupakan daerah tropis lembah nisbi, dengan suhu
rata-rata 25 ̊ – 27 ̊Celsius, curah hujan 122 – 275 mml per tahun. Berdasarkan data
dari Stasiun Meteorologi Pada tahun 2016 suhu udara rata-rata berkisar antara
25º-28º Celsius, 19º-27,60ºCelsius (2017), 25,44º - 27,5º Celsius (2018), 26,4º-
28,9º Celsius (2019) dan 21º-27,5º Celsius (2020). Pada tahun 2020, curah hujan
terbesar jatuh pada bulan November dengan jumlah curah hujan 476 mm3.
Sedangkan kelembaban udara tahun 2020 rata-rata 80%,kecepatan angin rata-rata

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


2-1
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

9 km/jam dengan arah terbesar dari arah barat laut, sertatekanan udara rata-rata
di permukaan laut sebesar 1010 mbar dan di daratan sebesar 1009 mbar.

2.5. TOPOGRAFI LOKASI


Karakter topography sendiri itu di dominasi oleh gunung dan perbukitan, dengan
kemiringan >500 mdpl.
Ada juga sebaran sungai dan rawa, Sebagian besar topografi nya berada pada
kemiringan kurang dari 15%.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


2-2
BAB 3
METODOLOGI
3

3.1. METODE PENYELIDIKAN LAPANGAN


3.1.1. Bagan Alir Penyelidikan Lapangan

Gambar 3.1 Peralatan Pemboran Dalam (Mesin)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA PELABUHAN BAKAUHUNI


3-1
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

3.1.2. Metode Pelaksanaan Penyelidikan Lapangan


Metodologi Pelaksanaan Penyelidikan Lapangan merupakan acuan untuk
menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan Pekerjaan Penyelidikan tanah
dilapangan, sehingga diharapkan seluruh aspek pekerjaan penyelidikan tanah
dapat dilakukan seoptimal mungkin, secara lebih efisien dan efektif dengan hasil
penyelidikan yang maksimal dan akurat.
Sesuai dengan tujuan dari penyelidikan tanah ini, maka hasil yang diharapkan
sebagai keluaran (output) dari pekerjaan penyelidikan tanah ini meliputi :
a. Data tanah berupa Bor log hasil deskripsi lapisan tanah di lapangan

b. Contoh tanah terganggu yang di tempatkan pada Core Box

c. Contoh Tanah tidak terganggu untuk kebutuhan pengujian di laboratorium

d. Hasil Pengujian Standard Penetration Test (SPT)

Untuk dapat mencapai sasaran tersebut diatas, maka dalam melaksanakan


pekerjaan penyelidikan tanah dilapangan ini kami akan menerapkan langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan Data - data sekunder mengenai lokasi pekerjaan seperti data


topografi, data geologi dan data -data lainnya yang terkait dengan lokasi
pekerjaan
2. Melakukan peninjauan lokasi secara langsung untuk mengetahui kondisi-
kondisi lapangan secara reel sehingga dapat menentukan personil, alat dan
tata cara pelaksanaan kegiatan dilapangan.
3. Selanjutnya mempersiapkan personil pelaksana, alat-alat yang diperlukan,
perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan dilapangan.
4. Selanjutnya mobilisasi alat-alat dan perlengkapan dilanjutkan dengan
mobilisai personil
5. Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan seperti perijinan
pemerintah setempat, Sosialisasi pada masyarakat setempat, pembersihan
lokasi titik penyelidikan/pemboran, setting alat bor dan persiapn- persiapan
lainnya yang dibutuhkan di lapangan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-2
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

6. melaksanakan pekerjaan pemboran, pengujian SPT, dan pengambilan contoh


tanah.
7. Persiapan demobilisasi alat dan personil.
8. Penyusunan laporan faktual lapangan.

3.2. METODE KERJA


3.2.1. Metode Pengeboran Lubang Uji
Pengeboran adalah suatu proses pembuatan lubang vertikal/miring/horisontal
pada tanah/batuan, dengan atau tanpa menggunakan alat/mesin untuk keperluan
deskripsi tanah/batuan, biasanya dapat dilakukan bersama-sama dengan uji
penetrasi standard dilapangan dan pengambilan contoh tanah/batuan.
Pemboran dilakukan dengan acuan SNI 03-2436-1991, sedangkan cara
mendeskripsikan contoh tanah mengacu pada SNI 03-4148-1996.
Metode pemboran kering diterapkan dalam pekerjaan ini untuk mendapat
deskripsi tanah yang tepat, pemboran pada pekerjaan ini menggunakan single
tube core barrels berdiameter 76 mm dan panjang 150 cm, sedangkan Thin
Walled digunakan dalam pengambilan contoh tanah tak terganggu.
Adapun tata cara dan peralatan pemboran adalah sebagaai berikut:
a. Peralatan yang digunakan adalah mesin hidrolis (Hydrolic type drilling
machine), yang dilengkapi dengan tabung penginti (core barrel) berdiameter
76 mm type NX berdasarkan DCDMA.
b. Pengeboran dilakukan dengan pemboran inti bermesin untuk memperoleh
contoh dan inti. Pusaran air lumpur tidak boleh terjadi selama pemboran
berlangsung, guna mencegah agar dinding lubang bor tidak runtuh, dan untuk
menjaga agar didnding lubang bor tidak runtuh digunakan dipakai pipa
pelindung (casing).
c. Pelaksanaan pekerjaan harus memuat catatan kemajuan pemboran dalam
buku lapangan dengan format seperti yang telah disetujui oleh pengawas
pekerjaan. Catatan tersebut akan ditunjukkan antara lain type dan ukuran
mata bor, tabung penginti dan alat pengambil contoh, air tanah, elevasi

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-3
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

dimana dijumpai air dengan tekanan sangat besar, tebal lapisan, kedalaman
pemboran pengujian yang dilakukan.
d. Pada waktu memberi formasi batuan, harus dipakai reaming shell guna
mencegah menyempitnya diameter lubang. Untuk lapisan endapan, harus
dipakai pipa pelindung baja guna mencegah agar dinding lubang tidak runtuh.
e. Hanya bahan yang diambil dari tabung penginti saja yang boleh dianggap
sebagai contoh inti. Bahan-bahan lain seperti lender (slime), potongan-
potongan tanah atau bahan yang jatuh dari dinding lubang tidak boleh
dianggap sebagai contoh. Untuk mengatasi hal ini harus diambil contoh
menerus (continous core) pelaksnaan pekerjaan harus berusaha keras untuk
memperbanyak rasio perolehan inti.
f. Setiap kali pemboran selesai, lubang bor harus ditandai dan tanda ini harus
diplot pada gambar. Lokasi dan elevasi lubang bor yang telah selesai harus
diukur oleh pelaksana pekerjaan.
Hasil pengeboran berupa inti berbentuk batang (core), diisyaratkan menggunakan
tabung penginti rangkap (double tube core barrel) atau untuk hal-hal khusus dapat
dipergunakan tabung penginti rangkap tiga (Triple tube core barrel) dimasukkan
ke dalam peti kayu serta disusun sesuai dengan urutan kemajuan pemboran.

3.2.2. Metode Pengujian Standar Penetrasi Test (SPT)


Uji penetrasi standar (SPT = Standard penetration test) adalah Suatu metode uji
yang dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui baik
perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik
penumbukan. Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke
dalam tanah, disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung
belah sedalam 300 mm vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu
dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m.
Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150
mm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan,
sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua dan ke-tiga

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-4
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan


dalam pukulan/0,3 m
a. Peralatan Pengujian Standar Penetrasi Test
Peralatan yang di gunakan dalam pengujian SPT adalah sebagai berikut:

1. Mesin bor yang dilengkapi dengan peralatannya;


2. Mesin pompa yang dilengkapi dengan peralatannya;
3. Split barrel sampler yang dilengkapi dengan dimensi seperti diperlihatkan
pada (ASTM D 1586-84);
4. Palu dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset ± 1%.
5. Alat penahan (tripod);
6. Rol meter;
7. Alat penyipat datar;
8. Kerekan;
9. Kunci-kunci pipa;
10. Tali yang cukup kuat untuk menarik palu dan Perlengkapan lain.

b. Prosedur Pengujian
Prosedur yang biasa dilakukan dlam pengujian SPT adalah sebagai berikut :
1. Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada interval
sekitar 1,50 m s.d 2,00 m atau sesuai keperluan;
2. Tarik tali pengikat palu (hammer) sampai pada tanda yang telah dibuat
sebelumnya (kira-kira 75 cm);
3. Lepaskan tali sehingga palu jatuh bebas menimpa penahan
4. Ulangi point 2 dan point 3 berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm;
5. Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang
pertama;
6. Ulangi point b, c, d dan e sampai pada penetrasi 15 cm yang ke-dua dan ke-
tiga;
7. Catat jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm:
- 15 cm pertama dicatat N1;
- 15 cm ke-dua dicatat N2;

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-5
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

- 15 cm ke-tiga dicatat N3;


8. Jumlah pukulan yang dihitung adalah N2 + N3. Nilai N1 tidak
diperhitungkan karena masih kotor bekas pengeboran;
9. Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan
lakukan kembali pengujian sampai minimum 6 meter;
10. Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan.

Gambar 3.2 Skema urutan pengujian Standar Penetrasi Test (SPT)

Gambar 3.3 Contoh Palu Pengujian SPT

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-6
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

Gambar 3.4 Contoh Tabung Belah Pengujian SPT

c. Koreksi Hasil Pengujian SPT


Dalam pelaksanaan uji SPT di berbagai negara, digunakan tiga jenis palu
(donut) hammer, safety hammer, dan otomatik, dan empat jenis batang bor
(N, NW, A, dan AW), lihat Pedoman penyelidikan geoteknik untuk fondasi
bangunan air”, Vol.1 (Pd.T-03.1-2005-A).Ternyata uji ini sangat bergantung
pada alat yang digunakan dan operator pelaksana uji. Faktor yang terpenting
adalah efisiensi tenaga dari sistem yang digunakan. Secara teoritis tenaga
sistem jatuh bebas dengan massa dan tinggi jatuh tertentu adalah 48 kg-m
(350 ft-lb), tetapi besar tenaga sebenarnya lebih kecil karena pengaruh friksi
dan eksentrisitas beban.

Menurut ASTM D-4633 setiap alat uji SPT yang digunakan harus dikalibrasi
tingkat efisiensi tenaganya dengan menggunakan alat ukur strain gauges dan
akselerometer, untuk memperoleh standar efisiensi tenaga yang lebih teliti. Di
dalam praktek, efisiensi tenaga sistem balok derek dengan palu donat (donut
hammer) dan palu pengaman (safety hammer) berkisar antara 35% sampai
85%, sementara efisiensi tenaga palu otomatik (automatic hammer) berkisar

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-7
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

antara 80% sampai 100%. Jika efisiensi yang diukur (Ef) diperoleh dari kalibrasi
alat, nilai N terukur harus dikoreksi terhadap efisiensi sebesar 60%, dan
dinyatakan dalam rumus :
N60 = ( Ef /60 ) NM
dengan :

N60 : efisiensi 60% ;

Ef : efisiensi yang terukur ;

NM: Nilai N terukur harus dikoreksi pada N60 untuk semua jenis tanah.

Besaran koreksi pengaruh efisiensi tenaga biasanya bergantung pada lining


tabung, panjang batang, dan diameter lubang bor (Skempton (1986) dan
Kulhawy & Mayne (1990)). Oleh karena itu, untuk mendapatkan koreksi yang
lebih teliti dan memadai terhadap N60, harus dilakukan uji tenaga Ef.

Efisiensi dapat diperoleh dengan membandingkan pekerjaan yang telah


dilakukan :

W = Fxd = gaya x alihan


tenaga kinetik (KE = ½ mv2)
tenaga potensial : PE = mgh ;
dengan :
m : massa (g) ;
v : kecepatan tumbukan (m/s);
g : konstanta gravitasi (= 9,8 m/s2 = 32,2 ft/s2 );
h : tinggi jatuh (m)
Jadi rasio tenaga (ER) ditentukan sebagai rasio ER= W/PE atau ER = KE/PE.
Semua korelasi empirik yang menggunakan nilai NSPT untuk keperluan
interpretasi karakteristik tanah, didasarkan pada rasio tenaga rata-rata ER ~
60%.

Dalam beberapa hubungan korelatif, nilai tenaga terkoreksi N60 yang


dinormalisasi terhadap pengaruh tegangan efektif vertikal (overburden),

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-8
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

dinyatakan dengan (N1)60, seperti dijelaskan dalam persamaan (2), (3) dan
Tabel 1. Nilai (N1)60 menggambarkan evaluasi pasir murni untuk interpretasi
kepadatan relatif, sudut geser, dan potensi likuifaksi.

(N1)60 = NM x CN x CE x CB X CR X CS

CN = 2,2/ (1,2 + (σ’vo/Pa))

dengan :

(N1)60 : nilai SPT yang dikoreksi terhadap pengaruh efisiensi tenaga 60%;

NM : hasil uji SPT di lapangan;

CN : faktor koreksi terhadap tegangan vertikal efektif (nilainya ≤ 1,70);

CE : faktor koreksi terhadap rasio tenaga palu (Tabel 1);

CB : faktor koreksi terhadap diameter bor (Tabel 1);

CR : faktor koreksi untuk panjang batang SPT (Tabel 1);

CS : koreksi terhadap tabung contoh (samplers) dengan atau tanpa pelapis


(liner) (Tabel 1);

σ’vo : tegangan vertikal efektif (kPa); Pa : 100 kPa.

3.2.3. Metode Pengambilan Contoh Tanah Tidak Terganggu


Contoh tanah diambil setiap ada perubahan, baik perubahan lapisan tekstur
maupun warna, pengambilan contoh tanah seberat ± 30 kg, dengan memakai
karung. Pengambilan contoh tanah ini diambil dengan kriteria sebagai berikut:

a. Bila masing-masing lapisan tanah cukup tebal, maka contoh harus diambil dari
masing-masing lapisan dengan pengambilan vertikal.
b. Bila lapisan-lapisannya tipis (<0,5 m) maka pengambilan contoh tanah tersebut
diambil secara keseluruhan dengan pengambilan vertikal.
Untuk penelitian kadar air aslinya, maka diadakan pengambilan contoh tanah asli
dengan menggunakan tabung PVC diameter 2 inci, panjang 20 cm yang
selanjutnya ditutup dengan parafin di kedua ujungnya.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-9
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

3.2.4. Metode Pengambilan Contoh Tanah Terganggu


Pekerjaan ini harus dilakukan oleh konsultan dengan mengikuti prosedur SNI 03-
4148.1-2000. Peralatan yang dipergunakan harus diperiksa dan mendapat
persetujuan pengawas pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai. Contoh tanah yang
diperoleh harus dibawa oleh konsultan ke laboratorium untuk diadakan pengujian.
Kedalaman pengambilan contoh tanah harus ditentukan berdasarkan kondisi
geologi di lapangan serta mendapat persetujuan direksi pekerjaan. Pengambilan
contah tanah tersebut dilakukan apabila harga SPT N<15.

Gambar 3.5 Contoh Tabung Pengambilan Undisturbe

3.2.5. Metode Pencatatan Hasil Pekerjaan


a. Pencatatan Keterangan Umum
Melakukan pencatatan mengenai keterangan umum yang meliputi:

1. Pemilik pekerjaan, antara lain nama instansi atau badan yang memberikan
pekerjaan pengeboran inti.
2. Pelaksana pekerjaan, antara lain nama instansi atau badan yang
melaksanakan pekerjaan pengeboran inti.
3. Rincian pencatatan yang antara lain:
a) tanggal mulai dan selesainya pengeboran;
b) mesin bor yang digunakan;
c) metode pengeboran;
d) petugas yang melakukan pengeboran (juru bor);
e) petugas yang melakukan pemerian contoh inti (ahli geologi lapangan);

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-10
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

f) tanggal pemotretan contoh inti;


g) tempat penyimpanan contoh inti.
h) Jenis bangunan, yang antara lain nama bangunan atau rencana
bangunan yang diselidiki, misalnya bendungan, pelimpah bangunan
gedung, jembatan, dan terowongan.

b. Pencatatan Hasil Pengeboran


1. Kemajuan pengeboran, dicatat untuk setiap panjang pengeboran yang
dilakukan.
2. Inti yang terambil, dicatat panjangnya kemudian dihitung persentasinya
terhadap
3. panjang pengeboran.
4. Pemerian inti, dicatat nama batu atau tanah yang diperoleh dari
pengeboran.
5. Pemasangan pipa lindung bila ada, dicatat kedalaman pemasangan,
diameter, nomor seri dan kondisinya.
6. Pencatatan Hasil Pengujian
7. Mencatat hasil pengujian lapangan yang dilakukan dalam lubang bor,
seperti pengujian kelulusan air dan uji penetrasi standar, dilakukan
berdasar metode yang bersangkutan.
8. Menyajikan penamaan mutu batu (PMB) yang dicatat oleh ahli geologi
lapangan yang dalam bentuk angka prosentasi dan grafik, lihat Lampiran B,
Gambar B.3 cara menghitung PMB
c. Deskripsi dan Identifikasi Pengeboran Inti
Sebagai lapisan tanah dan batuan yang merupakan alas fondasi suatu
bangunan teknik sipil maupun sebagai bahan materal alamiah ini memiliki sifat
dan karakteristik yang sangat beragam dan sangat komplekss. Untuk
memperoleh hasil pengeboran inti yang maksimal maka selain pencatatan
pelaksanaan pengeboran ini, juga melakukan identifikasi hasil pengeboran inti
yang cukup akurat terhadap lapisan tanah dan batuan merupakan hal yang
penting. Karena itu, untuk memperoleh hasil yang maksimal di dalam bagian

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-11
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

dari pelaksanaan pembangunan bangunan teknik sipil mutlak dilakukan


identifikasi terhadap lapisan tanah dan batuan tersebut. Adapun untuk
melaksanakan identifikasi tanah dan batuan yang merupakan hasil dari
pengeboran inti dapat dilaksanakan dengan menggunakan karakteristik tanah
dan batuan serta melalui tahapan dan prosedur serta caracara di bawah ini.
1. Identifikasi Tanah
Kegiatan identifikasi tanah yang dilakukan ini hanya didasarkan pada
karakteristik hasil pengeboran inti secara visual di lapangan dan dengan
menggunakan pendataan yang sederhana. Tanah yang dihasilkan dari
pelapukan tumbuh-tumbuhan yang memiliki susunanmyang berserat
hingga tidak berserat, berwarna coklat tua hingga hitam dan memiliki
aroma bau busuk tergolong kepada tanah gambut dengan notasi Pt.
Seperti diketahui bahwa tanah merupakan agregat alam yang terdiri dari
berbagai ukuran butiran mulai dari yang halus berdiameter lebih kecil dari
0,075 mm adalah tanah lempung dan lanau. Sedangkan butiran kasar yang
terdiri dari butiran yang lebih besar dari 0,075 mm, adalah pasir dan kerikil
serta kerakal.

Dalam mengidentifikasi tanah ini, harus dilakukan beberapa tahapan


kegiatan yang antara lain:

a) Memisahkan tanah yang memiliki diameter butir lebih besar dari 75


mm dengan cara visual, tentukan persentase volume kerakal dan batu
tersebut.
b) Pada tanah yang memiliki diameter butir lebih kecil dari 75 mm,
tentukan secara visual persentase berat kering dari kerikil, pasir dan
butir halus. Penentuan persentase butir kasar dan butir halus dapat
dilakukan dengan menggunakan cara tabung gelas, visual dan
pencucian.
c) Cara tabung gelas dilakukan dengan memasukan tanah kedalam tabung
gelas berisi air dan diaduk hingga merata. Setelah kurang lebih antara

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-12
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

20-30 detik butiran kasar akan mengendap dan persentase jumlah


volume pasir dan butir halus dapat ditentukan.
d) Dengan cara visual adalah sebagai berikut, tempatkan bagian kerikil,
pasir dan butir halus pada suatu tempat dan tentukan jumlah
persentase untuk kerikil dan pasir beserta tanah berbutir halus. Untuk
perbandingan antara butir pasir dan tanah berbutir halus dapat
dilakukan dengan cara tabung gelas dan dengan cara pencucian.
e) Untuk cara pencucian adalah pisahkan tanah berdiameter butir lebih
besar dari 4,75 mm. Bentuk tanah berbentuk kubus 25 mm. Belah
kubus menjadi dua bagian, satu bagian ditempatkan pada cawan kecil
dan satu bagian lagi ditempatkan disamping cawan ini. Cuci dan bilas
hingga air dalam cawan terlihat cukup jernih. Tentukan persentase
jumlah pasir dan butir halus tersebut. Untuk butiran yang berjumlah
lebih kecil dari 5%, butiran ini tidak diperhitungkan kedalam jumlah
persentase total komponen tersebut namun hanya diberi keterangan
bahwa tanah ini mengandung jenis tanah tersebut. Bila tanah ini
mengandung lebih dari 50% berdiameter lebih kecil dari 0,075 mm
maka tanah ini adalah tanah berbutir halus dan bila tanah ini
mengandung lebih dari 50% berdiameter lebih besar dari 0,075 mm
maka tanah ini adalah tanah berbutir kasar.
2. Identifikasi Tanah Berbutir Halus
Identifikasi tanah berbutir halus dilakukan dengan menyiapkan segenggam
tanah berbutir halus yang terpisah dari butiran lebih besar dari 0,425 mm
yang selanjutnya tanah ini dikenakan uji penghancuran, goyangan dan
ketukan dan keteguhan. Pengujian keteguhan adalah sebagai berikut :

Ambil contoh tanah secukupnya dan dengan kadar air yang cukup, bentuk
tanah ini berbentuk bola dengan diameter 25 mm, selanjutnya contoh
tanah yang sudah berbentuk bola ini dibentuk menjadi benda uji minimal 3
buah bola dengan diamater 12 mm. Benda uji ini dibiarkan kering udara
atau kering kena sinar matahari dengan suhu maksimum 60oC. Bila contoh

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-13
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

tanah sudah berupa gumpalan dan kering udara maka bentuklah tanah ini
berupa bola tanah berdiamater 12 mm sebagai benda uji. Hancurkan
benda uji dengan jari tangan dan akan diperoleh nilai kekuatan yaitu tidak
ada kekuatan, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

3.2.6. Metode Pengujian Laboratorium


Contoh tanah terganggu (disturbed sample) dan contoh tanah tidak terganggu
(undisturbed sample) yang diambil dari lapangan dilaksanakan pengujian
Laboratorium untuk mengetahui sifat-sifat tanah yaitu sifat-sifat pengenal (index
propperties) dan sifat- sifat teknis (engineering properties).

Cara pelaksanaan pengujian laboratorium untuk tanah loose dilaksanakan


menggunakan sistem Remoulded dari bahan contoh tanah terganggu.

Metode pengujian laboratorium menggunakan metode dan standar American


Society for Testing.

a. Pengujian Indeks Propeties


Pengujian indeks propertis terdiri dari:

1. Pengujian Kadar Air (Moisture Content Test)


Kadar air di defenisikan sebagai perbandingan antara berat air dengan
berat butir tanah. Prosedur pengujian tanah untuk menentukan kadar air
dilaksanakan dengan tahapan berikut :
a) Persiapan Bahan Uji
Bahan tanah untuk benda uji diambil sebagian dari contoh tanah tidak
terganggu yang telah diambil dari lapangan
b) Persiapan Peralatan
Peralatan yang digunakan antara lain neraca dengan ketelitian 0.01
gram, krus atau cawan kecil, oven pengering dan peralatan tambahan
lainnya berupa alat tulis dan tabel pencatat data dan hasil pengujian.
c) Penentuan Kadar Air
Benda uji yang telah di persiapkan dimasukkan kedalam cawan yang
telah diketahui berat dan tanda cawannya, kemudian dimasukkan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-14
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

kedalam oven pengering. Selam 24 jam dengan suhu  1050 C. Setelah


tanah dalam cawan kering ditimbang dan beratnya dicatat. Misalkan :
Berat cawan + tanah basah, = W1 gram
Berat cawan + tanah kering, = W2 gram
Berat cawan kosong, = W3 gram
Maka kadar air :
W1  W 2
Mc  x100%
W 2  W3

2. Pengujian Berat Jenis Tanah (Spesific Gravity Test)


Berat jenis (Specific Gravity Test) adalah perbandingan berat satuan bahan
dengan berat satuan air. Prosedur penentuan berat jenis tanah di
laboratorium dilaksanakan sebagai berikut :

a) Persiapan Benda Uji


Bahagian dari sampel tanah tidak terganggu dikeringkan dan disaring
lolos saringan no 10.
b) Persiapan Peralatan
Peralatan yang digunakan antara lain timbangan dengan ketelitian 0.01
gram, tabung picnometer, dan bak air.
c) Bahan Dan Peralatan Yang Lain
Air suling, alat tulis dan tabel pencatat hasil pengujian.
d) Penentuan Berat Jenis
Piknometer dalam keadan bersih ditimbang, = W1 gram
Piknometer yang bersih diisi dengan air suling sampai batas yang
ditentukan dan ditimbang pada suhu 240 C = W4 gram
Piknometer yang bersih diisi benda uji tanah, = W2 gram
Piknometer yang berisi benda uji tanah diisi dengan air suling sampai
proses vori tanah terisi air suling sampai batas, = W3 gram
W2  W1
GS 
(W4  W1 )  (W3  W2 )

3. Analisa Saringan (Sieve Analysis Test)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-15
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

Sifat-sifat tanah tertentu banyak tergantung kepada ukuran butirannya,


besar butiran tanah juga merupakan dasar untuk mengklasifikasikan dan
mendeskripsikan tanah. Biasanya suatu macam tanah tertentu terdiri dari
butir-butir yang termasuk beberapa golongan tanah yang ukuran
butirannya kecil dikatakan bergradiasi baik. Bilamana terdapat kekurangan
atau kelebihan salah satu ukuran butir tertentu maka dikatakan bergradasi
buruk. Sedangkan bilamana besar butirannya hampir semua sama
dikatakan tanah tersebut bergradasi seragam.Untuk lapisan tanah berbutir
halus seperti lempung dan lanau sifatnya lebih baik ditunjukkan oleh
besaran indeks plastisnya daripada distribusi ukuran butirannya. Prosedur
pengujian analisa saringan di laboratorium dilaksanakan sebagai berikut :

a) Persiapan Benda Uji


Benda uji untuk analisa saringan digunakan sebagian dari tanah tidak
terganggu yang telah dibawa dari lapangan. Benda uji ini dikeringkan
dan dipisahkan butiran tanahnya dengan cara memukul gumpalan
butiran dengan martil karet (tetap dijaga agar butiran tanah tidak
hancur). Setelah ditimbang siap dimasukkan pada susunan saringan
tertentu, sesuai dengan Amerika Society for Testing Material (ASTM).
b) Persiapan Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah saringan dengan susunan nomor
saringan yang dipersyaratkan, timbangan alat pengering dan pembersih
dan mesin penggetar saringan.
c) Penentuan gradasi butiran
Benda uji yang telah dipersiapkan dan ditimbang beratnya dimasukkan
kedalam satu susunan saringan selanjutnya susunan saringan
dimasukkan kealat penggetar selanjutnya untuk diadakan penggetaran
 15 menit.Setelah penyaringan diadakan kemudian benda uji yang
tertahan untuk setiap nomor saringan tersusun ditimbang dan dicatat.
Pengujian ini dilaksanakan untuk setiap sampel dari titik bor mesin.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-16
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

Nomor serta susunan saringan hasil pengujian untuk setiap pengujian


dicantumkan pada tabel data dan hasil.
d) Sifat-Sifat Tanah Berdasarkan Butiran
Sifat-sifat tanah tertentu banyak tergantung kepada ukuran butirannya,
besar butiran tanah juga merupakan dasar untuk mengklasifikasikan
dan mendeskripsikan tanah. Biasanya suatu macam tanah tertentu
terdiri dari butir-butir yang termasuk beberapa golongan tanah yang
ukuran butirannya kecil dikatakan bergradiasi baik. Bilamana terdapat
kekurangan atau kelebihan salah satu ukuran butir tertentu maka
dikatakan bergradasi buruk. Sedangkan bilamana besar butirannya
hampir semua sama dikatakan tanah tersebut bergradasi seragam.

e) Besaran Indeks Plastis Untuk Tanah Berbutir Halus


Untuk lapisan tanah berbutir halus seperti lempung dan lanau sifatnya
lebih baik ditunjukkan oleh besaran indeks plastisnya daripada
distribusi ukuran butirannya.
Prosedur pengujian analisa saringan di laboratorium dilaksanakan
sebagai berikut :

1) Persiapan Benda Uji


Benda uji untuk analisa saringan digunakan sebagian dari tanah
tidak terganggu yang telah dibawa dari lapangan. Benda uji ini
dikeringkan dan dipisahkan butiran tanahnya dengan cara memukul
gumpalan butiran dengan martil karet (tetap dijaga agar butiran
tanah tidak hancur). Setelah ditimbang siap dimasukkan pada
susunan saringan tertentu, sesuai dengan Amerika Society for
Testing Material (ASTM).

2) Persiapan Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah saringan dengan susunan nomor
saringan yang dipersyaratkan, timbangan alat pengering dan
pembersih dan mesin penggetar saringan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-17
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

3) Penentuan gradasi butiran


Benda uji yang telah dipersiapkan dan ditimbang beratnya
dimasukkan kedalam satu susunan saringan selanjutnya susunan
saringan dimasukkan kealat penggetar selanjutnya untuk diadakan
penggetaran  15 menit.
Setelah penyaringan diadakan kemudian benda uji yang tertahan
untuk setiap nomor saringan tersusun ditimbang dan dicatat.
Pengujian ini dilaksanakan untuk setiap sampel dari titik bor mesin.
Nomor serta susunan saringan hasil pengujian untuk setiap
pengujian dicantumkan pada tabel data dan hasil.

4. Pengujian Batas Konsistensi Atterberg (Atterberg Limit Test)


Suatu contoh tanah berbutir halus dicampur air sehingga mencapai
keadaan cair, jika campuran ini dikeringkan secara perlahan-lahan maka
tanah ini akan melalui beberapa keadaan tertentu, seperti gambar berikut :

Kondisi Cair Kondisi Plastis Kondisi Semi Plastis

Kondisi Kering

Batas Cair Batas Plastis Batas Susut


(Liquid Limit) (Plastis Limit) (Shrinkage Limit)

Gambar 3.6 Skema Batas Atterberg

Batas-batas Atterberg yang paling penting adalah Batas Cair dan batas
Plastis. Batas-batas Atterberg dapat menggambarkan secara garis besar
sifat-sifat tanah. Tanah yang mempunyai batas cair tinggi biasanya
mempunyai sifat teknik yang buruk yaitu kekuatannya rendah,
compressibilitynya tinggi dan sulit untuk dilaksanakan pemadatan
tanahnya. Untuk jenis tanah tertentu batas-batas Atterberg dapat
dihubungkan secara empiris dengan sifat lainnya seperti kekuatan geser
atau compression index.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-18
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

Pengujian Batas-batas atterberg yang dilakukan adalah pengujian batas cair


dan pengujian batas plastis.
a) Pengujian Batas Cair (Liquid Limit)
Batas cair didefenisikan sebagai harga kadar air tanah pada keadaan
batas antara cair dan plastis untuk menentukan besaran ini diadakan
pengujian sebagai berikut:

1) Persiapan Benda Uji


Benda uji tanah untuk menentukan besaran batas cair diambil dari
contoh tanah tidak terganggu. Benda uji seberat 100 gram (untuk
benda uji batas cair dan batas plastis), lolos saringan No. 40.

2) Persiapan Peralatan
Peralatan yang diggunakan adalah timbangan dengan ketelitian
0.01 gram, alat batas Atterberg standard, Grooving Tool, Spatula,
Cawan, Plat kaca 45 x 45 x 0.9 cm3, oven pengering, scop pengaduk
dan alat pembersih dan pengering peralatan.

3) Pengujian Batas Cair (Liquid Limit)


Benda uji yang telah dipersiapkan dibagi dua (untuk dua jenis
pengujian). Sebagian dari tanah ini diletakkan diatas plat kaca dan
diaduk agar keadaannya homogen. Benda uji yang telah homogen
ini disendok sebagian dimasukkan kedalam cawan alat batas cair,
permukaan benda uji dalam cawan diratakan sejajar dengan bidang
horizontal, pembuatan alur dilakukan membagi dua benda uji
dalam cawan dengan grooving tool kemudian diadakan pengetukan
dengan cara memutar engkol alat batas cair sampai alur yang
membagi dua benda uji diatas cawan bertemu sepanjang 1.3 cm.
Setelah keadaan ini dicapai jumlah ketukan dicatat dan diperiksa
kadar air benda uji. Hal yang sama diulang hingga terdapat minimal
empat jumlah ketokan/pukulan yang berbeda dengan kadar air

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-19
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

yang berbeda pula yaitu dua jenis jumlah ketokan/pukulan dibawah


dua puluh lima dan dua jenis jumlah ketokan diatas dua puluh lima
ketokan. Hasil ini digambarkan dalam grafik, kadar air (ordinat)
versus jumlah pukulan (absis). Besar batas cair diambil dari jumlah n
dua puluh lima pukulan.
b) Penentuan Batas Plastis (Plastis Limit)
Bagian benda uji yang telah dipersiapkan pada saat pengujian batas
cair diletakkan diatas plat kaca dibentuk dengan cara mengulung
hingga berdiameter  3.0 mm dengan panjang  7 cm sampai keadaan
permukaan retak-retak. Untuk mencapai kondisi ini benda uji tanah
digeleng-gelengkan diatas plat kaca dengan telapak tangan. Setelah
kondisi diatas dicapai kadar air tanah uji diperiksa. Kadar air yang
diperoleh merupakan besaran batas plastis.
b. Pengujian Engineering Properties
Pengujian indeks propertis terdiri dari:
1. Pengujian Berat Satuan Isi (Natural Density Weight)
Berat satuan isi didefenisikan sebagai perbandingan antara berat tanah
dengan volume tanah. Berat satuan isi dapat sebagai petunjuk awal
tentang kepadatan suatu lapisan tanah, semakin padat suatu lapisan tanah
dimungkinkan beban yang dapat dipikulkan kepadanya semakin besar pula.
Oleh karena itu berat isi merupakan petunjuk awal tentang kekuatan
satuan lapisan tanah. Semakin besar berat isi semakin besar beban yang
dapat dipikulnya
Prosedur untuk menentukan Berat Isi Tanah :
a) Persiapan Benda Uji
Benda uji yang digunakan adalah benda uji tanah tidak terganggu yang
diperoleh dari titik bor mesin lokasi pengambilan benda uji di lapangan.
b) Persiapan Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah Extruder yaitu alat pendorong benda
uji dari tabung yang berisi benda uji, timbangan ketelitian 0.01 gram,

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-20
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

gergaji pemotong benda uji, cincin penguji yang telah diketahui


volumenya.
c) Menentukan berat isi dikerjakan sebagai berikut :
Tanah benda uji dari dalam tabung di dorong pakai extruder dan
diterima/dimasukkan ke dalam cincin penguji tanpa mempengaruhi
tingkat kepadatannya setelah cincin persis terisi penuh dengan benda
uji lalu ditimbang kemudian benda uji dikeluarkan dari cincin, cincin
dibersihkan dan ditimbang (W1 gram) kemudian diukur diameter dalam
cincin dan tingginya untuk mengetahui volume tanah yang masuk ke
dalam cincin penguji ( V cm3 ), jadi berat jenis tanah adalah :
W1  W 2
  ( gram/cm3)
V
2. Pengujian Tekan Bebas ( Unconfined Compression Test )
Pengujian ini terutama dilakukan untuk tanah lempung atau lanau bila
mana lempung tersebut mempunyai derajat kejenuhan (Sr) 100% maka
kekuatan geser dapat ditentukan langsung dari nilai Unconfined. Jika
Unconfined Compression Streght = q, maka kekuatan geser undrened Cu =
qu/2. Sedangkan qu didapat dari hasil pengujian yaitu besar beban aksial
persatuan luas pada saat benda uji mengalami keruntuhan atau pada saat
tegangan axial mencapai 20%.
Pengujian ini dikerjakan dengan tahapan sebagai berikut :
a) Persiapan Benda Uji
Benda uji yang digunakan untuk pengujian ini adalah benda uji tanah
yang tidak terganggu yang telah dibawa dari hasil pengeboran
dilapangan. Benda uji dipersiapkan sepanjang dua kali diameter benda
uji.
b) Persiapan Peralatan dan Pelaksanaan Pengujian
Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah satu set alat uji
tekan bebas yang dilengkapi dengan Proving Ring dan dial pengukur
tekanan bebas Cqu, dial pengukur regangan dan alat penggerak serta
dua buah plat penghantar tekanan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-21
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

Penentuan besaran tekanan bebas (Cqu) dilakukan dengan


memasukkan benda uji yang telah dipersiapkan ke antara plat
penghantar beban, kemudian tekanan dibiarkan dengan kecepatan
konstan sampai mencapai regangan maksimum. Besar gaya yang
diberikan dibaca pada dial proving ring dan besar qu diperoleh dari
gaya axial yang diberikan dibagi luas penampang benda uji yang
ditekan.
3. Pengujian Geser Langsung ( Direct Shear Test )
Tujuan pengujian geser langsung dimaksudkan untuk menentukan
parameter perlawanan geser dari tanah. Parameter yang dapat
menunjukkan kemampuan tanah, untuk menerima gaya geser adalah harga
kohesi (c) dan sudut geser ø tanah untuk mendapatkan kohesi C dan sudut
geser suatu lapisan tanah diperlukan pengujian geser langsung.
a) Persiapan Benda Uji
Bahan uji yang digunakan untuk pengujian ini adalah benda uji tanah
tidak terganggu yang telah diambil dari titik kedalaman tertentu
dilapangan, lokasi tanah yang akan ditentukan nilai kohesi dan sudut
geser tanahnya.
b) Persiapan Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah satu set alat
geser langsung terdiri dari proving ring untuk mengukur tekanan geser,
dongkrak untuk memberi tekanan, batu berpori arloji / dial untuk
menentukan besar pergeseran beban untuk memberikan tekanan
normal dan cincin tempat benda uji yang akan ditentukan nilai kohesi
dan sudut gesernya.
c) Penentuan besaran kohesi c dan sudut geser ø
Benda uji dimasukkan ke dalam cincin penguji dan di beri tegangan
vertikal yang konstan, kemudian diberikan tegangan geser sampai
tercapai besaran maksimum. Tegangan geser ini diberikan dengan
kecepatan bergerak yang konstan, secara perlahan – lahan sehingga

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-22
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

tegangan pori diperkirakan tetap nol. Untuk mendapatkan nilai kohesi c


dan sudut geser ø diadakan pengujian beberapa kali dengan memakai
nilai tegangan normal yang berbeda.
4. Pemeriksaan Konsolidasi (Consolidation Test)
a) Pemeriksaan konsolidasi dimaksud adalah :
1) Untuk menentukan sifat pemanpatan dari suatu jenis tanah yaitu
sifat perobahan isi dan proses keluarnya air dari dalam pori tanah
yang diakibatkan adanya perubahan tekanan pertikal yang bekerja
pada tanah tersebut.
2) Mencari besaran-besaran dalam perhitungan yaitu kecepatan
konsolidasi dan besarnya penurunan tanah akibat adanya
perubahan tekanan.
3) Meramalkan besarnya penurunan dilapangan (sebagai pendekatan)
akibat struktur bangunan diatasnya.
b) Peralatan Yang Digunakan
1) Satu set konsolidasi yang terdir dari , alat pembebanan dan alat
konsolidasi
2) Arloji dengan ketelitian 0,01 mm dan panjang gerak tangki
minimal 1,0 cm
3) beban-beban sebagai pemberat
4) Stopwach
5) Alat pengeluaran sample (extruder)
6) Alat-alat pemotong, minyak pelumas
7) Pemegang cincin sample
8) Kertas saring
9) Neraca dengan ketelitian 0,1 gr
10) Oven untuk mengeringkan sample
c) Prosedur Pengujian :
1) Cincin dikeringkan dan dibersihkan kemudian ditimbang

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-23
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

2) Batu pori dipasang pada bagian atas dan bawah dari cincin,
sehingga benda uji yang telah dilapisi kertas saring ter-apit oleh
kedua batu pori tersebut
3) Cincin berisi sample dimasukkan kedalam sel konsolidasi
4) Pasang alat penumpu diatas batu pori
5) Letakkan sel konsolidasi yang telah berisi sample pada alat
konsolidasi sehingga bagian yang runcing dari pelat penumpu
menyentuh tempat pada alat penumpu
6) Atur kedudukan arloji pengukur agar menunjukkan angka nol
7) Pasang beban I (1 kg), kemudian arloji dibaca dan dicatat pada
waktu pada skala waktu detik, menit dan jam
8) Setelah pembacaan menunjukkan angka yang tetap (jam) dicatat
penunjukan arloji
9) Pasang beban II (2x beban I) kemudian catat penunjukan arloji
pengukur
10) Dengan cara yang sama dilakukan untuk beban yang berbeda-beda
11) Setelah pembacaan maksimum dan pembacaan sudah tetap, beban
secara bertahap dikurangi
12) Kemudian benda uji beserta cincinnya dikeluarkan dari sel
konsolidasi
13) Benda uji dikeluarkan dan ditimbang, kemudian dikeringkan
didalam oven untuk mengetahui kadar airnya
d) Perhitungan dilakukan sebagai berikut :
1) Menghitung berat tanah basah, berat isi dan kadar airnya, sebelum
dan sesudah pengujian.
2) Menggambar grafik hasil konsolidasi yaitu, grafik penurunan
terhadap tekanan dan grafik angka pori terhadap tekanan
3) Untuk grafik penurunan terhadap tekanan, maka pembacaan
terakhir pada setiap pembebanan digambarkan terhadap tekanan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-24
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

4) Untuk grafik angka pori terhadap tekanan, dilakukan beberapa


perhitungan
5) Menghitung tinggi efektif benda uji
Bk
Ht 
AxG
dimana,
Ht = tinggi efektif benda uji (tinggi butiran tanah jika dianggap
menjadi satu)
A = luas penampang benda uji
Bk = berat tanah kering
G = berat jenis tanah
Dihitung besar penurunan total (H) yang terjadi pada tiap
pembebanan
H = pembacaan arloji pada permulaan pengujian dikurangi
pembacaan pada akhir pembebanan
e) Menghitung angka pori mula (angka pori asli = e0)
H0  Ht
e0 
Ht

dimana,
H0 = tinggi contoh semula
Menghitung perubahan angka pori (e) pada setiap pembebanan
H
e
Ht

f) Menghitung angka pori (e) pada setiap pembebanan,


e  e0  e
Harga-harga pori ini digambarkan versus tekanan
g) Menghitung derajat kejenuhan sebelum dan sesudah pengujian

WxG
Sr 
e

dengan,

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-25
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

Sr = derajat kejenuhan
W = Kadar air

h) Menghitung harga koefisien konsolidasi (Cv)


0.848 Hm2
CV =
t90

dimana,

Cv = koefisien konsolidasi
Hm = tinggi benda uji rata-rata pada pembebanan yang bersangkutan
T90 = waktu untuk mencapai konsolidasi 90%
i) Aplikasi Data

Dari hasil pengujian diperoleh data-data Gs, Cv, e, Sr,Cc

Data ini dipergunakan pada perhitungan penurunan suatu bangunan


Misalnya pada pondasi langsung, untuk menghitung

G s  e.S r
 tan ah  a
1 e

Dengan memperoleh Cv maka waktu penurunan dapat dicari

T .H 2
t
Cv

di mana,
t = waktu penurunan
T = time factor yang tergantung pada persentase penurunan yang
ditinjau
H = tebal lapisan
Adanya hubunganantara void ratio (angka pori) dengan tegangan P,
maka

e
Cc 
 log P

di mana,

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-26
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

Cc = compression index

3.3. METODA ANALISA


Data-data yang di dapat di lapangan yang selanjutnya di analisa dengan metode
korelasi dengan tabel korelasi dan grafik korelasi yang sudah umum di gunakan,
adapun tabel korelasi dan grafik korelasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Koreksi Terhadap Nilai N SPT
Data-data hasil pengujian standard penetrasi test (SPT) dilapangan perlu
dikoreksi hasilnya, dikarenakan kemungkinan adanya kesalahan pada teknik
pengujian baik dari segi alat pengujian maupun dari pelaksana pengujian.
Koreksi nilai pengujian SPT dilakukan dengan mengacu pada rumus

Dimana

N60 = Efisiensi 60%

Ef = Efisiensi Yang Terukur

NM = Nilai N terukur yang harus di koreksi

Nilai N terukur harus dikoreksi pada N60 untuk semua jenis tanah. Besaran
koreksi pengaruh efisiensi tenaga biasanya bergantung pada lining tabung,
panjang batang, dan diameter lubang bor (Skempton (1986) dan Kulhawy &
Mayne (1990)).
Efisiensi dapat diperoleh dengan membandingkan pekerjaan yang telah
dilakukan :

W = Fxd = gaya x alihan ;

tenaga kinetik (KE = ½ mv2)

tenaga potensial : PE = mgh ;

dengan :

m : massa (g) ;

v : kecepatan tumbukan (m/s);

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-27
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

g : konstanta gravitasi (= 9,8 m/s2 = 32,2 ft/s2 );

h : tinggi jatuh (m).

Jadi rasio tenaga (ER) ditentukan sebagai rasio ER= W/PE atau ER = KE/PE.
Semua korelasi empirik yang menggunakan nilai NSPT untuk keperluan
interpretasi karakteristik tanah, didasarkan pada rasio tenaga rata-rata ER ~
60%.
Dalam beberapa hubungan korelatif, nilai tenaga terkoreksi N60 yang
dinormalisasi terhadap pengaruh tegangan efektif vertikal (overburden),
dinyatakan dengan (N1)60, seperti dijelaskan dalam persamaan (2), (3) dan
Tabel 1. Nilai (N1)60 menggambarkan evaluasi pasir murni untuk interpretasi
kepadatan relatif, sudut geser, dan potensi likuifaksi.
(N1)60 = NM x CN x CE x CB X CR X CS

CN = 2,2/ (1,2 + (σ’vo/Pa))

dengan :

(N1 )60 : nilai SPT yang dikoreksi terhadap pengaruh efisiensi tenaga 60%;

NM : hasil uji SPT di lapangan;

CN : faktor koreksi terhadap tegangan vertikal efektif (nilainya ≤ 1,70);

CE : faktor koreksi terhadap rasio tenaga palu (Tabel 1);

CB : faktor koreksi terhadap diameter bor (Tabel 1);

CR : faktor koreksi untuk panjang batang SPT (Tabel 1);

CS : koreksi terhadap tabung contoh (samplers) dengan atau tanpa


pelapis (liner) (Tabel 1);

σ’vo : tegangan vertikal efektif (kPa);

Pa : 100 kPa.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-28
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

Tabel 3.1 Nilai N60 dengan Tegangan Terkoreksi


Faktor Jenis Alat Parameter Koreksi
Tegangan vertikal 2,2
CN
Efektif /(1,2+(σ’vo/Pa))

Tegangan vertikalEfeftif CN CN ≤ 1,7

Rasio tenaga Palu donat (Donut hammer) CE 0,5 s.d 1,0

Palu pengaman (Safety


Rasio tenaga CE 0,7 s.d 1,2
hammer)

Palu otomatik (Automatic-trip


Rasio tenaga CE 0,8 s.d 1,3
Donut-type hammer)
Diameter bor 65 s.d 115 mm CB 1,0

Diameter bor 150 mm CB 1,05

Diameter bor 150 mm CB 1,15

Panjang batang <3m CR 0,75

Panjang batang 3 s.d 4 m CR 0,8

Panjang batang 4 s.d 6 m CR 0,85

Panjang batang 6 s.d 10 m CR 0,95

Panjang batang 10 s.d 30 m CR 1,0

Pengambilan contoh tabung standar CS 1,0

Pengambilan contoh tabung dengan pelapis (liner) CS 1,1 s.d 1,3

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-29
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

Nilai NSPT Kriteria


0-4 Sangat Lepas
4 - 10 Lepas
10 - 30 Sedang
30 - 50 Padat
> 60 Sangat Padat

1) Tingkat kepadatan relatif dari lapisan tanah Lempung dapat diketahui


yaitu :

Tabel 3.2 Korelasi Kepadatan Relatif (Dr) Pada Tanah Lempung


Nilai NSPT Kriteria
0-5 Sangat Lunak
5 - 15 Lunak
15 - 30 kaku
‘> 30 Sangat kaku
‘> 60 Sangat padat kaku

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


3-30
BAB 4
HASIL PENYELIDIKAN

Hasil penyelidikan tanah merupakan hasil penyelidikan tanah di lapangan menggunakan


Pengujian Standart Penetration Test (SPT), dan Laboratorium. Hasil penyelidikan tersebut
selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan informasi lapisan tanah dari lokasi yang diselidiki
untuk keperluan perencanaan sub struktur.

4.1. STANDART PENETRATION ( SPT )

Penyelidikan berdasarkan hasil pengujian Standart Penetration Test (SPT) dilapangan untuk
masing-masing lokasi dapat dilihat pada lampiran dokumentasi sedangkan hasil lengkap
pengujian dapat dilihat pada lampiran SPT log.

Tabel.11 Hasil SPT

Bore values of
Location Depht Soil Type
Hole (blows/30cm)
0.00 - 3.00 m Pasir campur kerikil, coklat, sangat padat 35
3.00 - 4.50 m Pasir campur boulderl, coklat, sangat padat 41
4.50 - 10.00 m Pasir bergravel, coklat, sangat padat 43 - 56
BH-1 Pelabuhan Bakauhuni
10.00 - 11.50 m Pasir berkerikil campur boulder, coklat, sangat padat -
11.50 - 16.50 m Pasir bergravel, coklat, sangat padat 51 - 60
16.50 - end drill pasir lanau bergravel, abu-abu tua, sangat padat 60
0.00 - 1.50 m lanau berpasir, merah, lunak -
1.50 - 5.00 m Pasir bergravel, abu-abu, sedang 16 - 18
BH-2 Pelabuhan Bakauhuni
5.00 - 8.50 m pasir kasar, coklat, sedang 15 - 21
8.50 - end drill pasir lanau bergravel, abu-abu tua, sangat padat 32 - 60

PERENCANAAN PERGANTIAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


4-1
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

4.2. PENGUJIAN LABORATORIUM

Pengujian Laboratorium dilakukan terhadap contoh tanah tak terganggu (Undisturbed


Sample/UDS) yang diambil langsung dari lapangan dengan melakukan pemboran. Adapun
pengujian yang dilakukan dilaboratorium untuk mendapatkan parameter-parameter tanah
pada lokasi studi adalah pengujian:
1. Indeks Properties
2. Atterberg Limits
3. Triaxial UU (Unconsolidated Undrained)
4. Consolidation Test
5. Grain Size
Hasil penyelidikan tanah di laboratorium untuk lokasi studi ini dapat di lihat dalam lampiran
hasil laboratorium
Adapun hasil pengambilan sample dilapangan tidak bisa melakukan pengambilan sample
Undisturbed ( UDS ) dikarenakan beberapa hal
1. Lapisan dominan berpasir dan gravel
2. Lapisan pengikat seperti Lempung atau Lanau sangat tipis
3. Nilai N-spt dari atas sudah medium Hard, yaitu 35 – 40
Sehingga pengujian Mechanical Properties hanya bisa dilakukan direct shear saja, karena
tidak bisa dilakukan pengujian Konsolidasi maupun Triaxial untuk Pasir.

4.3. RESUME HASIL PENGAMATAN MUKA AIR TANAH (MAT)

Kedalaman
NO Bore Waktu
No Lokasi Muka Air
Hole Pengamatan
Tanah (MAT)
Bh1 Pagi 1.70
Siang
1 BAKAUHENI 2.00
Sore
2.60
Bh2 Pagi 2.00
Siang
2 BAKAUHENI 1.80
Sore
2.50

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


4-2
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI


4-3
BAB 5
ANALISA & REKOMENDASI

BAB 5
5.1. UMUM
Penyelidikan Tanah yang dilakukan adalah penyelidikan lapangan dengan melakukan
pengeboran inti/core drilling sebanyak 2 titik, disertai dengan pengujian Standart
Penetration Test (SPT) dengan Interval 2 m yang disertai dengan pengambilan sample
Undisturbed Sample (UDS) untuk kemudian diuji dilaboratorium mekanika tanah

5.2. ANALISA KAPASITAS PONDASI DALAM MENURUT SPT


Kapasitas dukung fondasi dalam/Pondasi Tiang dianalisa berdasarkan hasil penyelidikan
tanah langsung dilapangan berupa hasil Standart Penetration Test (SPT). Adapun metode
analisa kapasitas dukung pondasi tiang berdasarkan hasil pengujian Standart Penetration
Test (SPT) adalah sebagai berikut :

Untuk kapasitas dukung ujung tiang (end bearing) secara umum dirumuskan sebagai
berikut

Qp = q b . Ap

Dimana;

Qp = Kapasitas dukung ujung tiang (end bearing)

qb = Unit end bearing

Ap = Luas penampang tiang

Untuk tanah berbutir halus atau clay soil (c-soil) secara umum qb dirumuskan sebagai
berikut

qb = Nc. Cu
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA PELABUHAN BAKAUHUNI 5-1
LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

Dimana;

Nc =9

Cu = Nilai rata-rata Undrained Shear Strength pada ujung tiang

Untuk tanah berbutir kasar atau pasir secara umum qb dirumuskan sebagai berikut

qb = 40 x NSPTav x l/D ≤ 400 x NSPT

Dimana;

NSPTav = (N1+N2)/2

N1 = Harga rata-rata dari dasar ke 10D ke atas

N2 = Harga rata-rata dari dasar ke 4D ke bawah

l = Tebal lapisan tanah

D = Diameter tiang

Sedangkan kapasitas dukung selimut tiang secara umum dapat dirumuskan sebagai
berikut :

Qs = Σfs. p. ∆L

Dimana;

Qs = Total skin friction

fs = Unit skin friction

p = Perimeter tiang

∆L = Panjang unit tiang

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI 5-2


LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

Untuk tanah lempung secara umum fs dapat dirumuskan sebagai berikut

fs = . Cu

Dimana ;

α = Adhesion faktor, dapat dilihat pada gambar 1

Cu = Undrained Shear Strength

Gambar. 5.1 Hubungan Kuat Geser Undrained (cu) dengan faktor Adhesi (a), API 1986

Sedangkan untuk tanah berbutir secara umum fs dapat dirumuskan sebagai berikut

fs = 2 x N-SPT

Dimana;

N-SPT = Nilai N-SPT pada lapisan tanah

Adapun perhitungan kapasitas dukung tiang tunggal terhadap kedalaman pemancangan


secara lengkap untuk berbagai diameter untuk setiap lokasi titik penyelidikan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI 5-3


LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI 5-4


LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

Tabel 5.1 Grafik data SPT

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI 5-5


LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

5.3. DAYA DUKUNG N-SPT


Besarnya nilai daya dukung pancang menurut N-SPT dapat dilihat dalam table di bawah
ini :

BH 01
Descripti End End End
N-SPT Qall Qall Qall
on Ø 0,4 m Bearing(b) Ø 0,5 m Bearing(b) Ø 0,6 m Bearing(b)
Depth
blow/30cm (ton) (ton) (ton)
0 - 1,00 0 csand with gravel, very dense 0 0 0 0 0 0
1 - 2,00 35 csand with gravel, very dense 175,93 61,58 274,89 95,29 395,84 136,35
2 - 3,00 35 csand with gravel, very dense 175,93 64,51 274,89 98,96 395,84 140,74
3 - 4,00 35 csand with gravel, very dense 175,93 67,44 274,89 102,63 395,84 145,14
4 - 5,00 41 sand with boulder, very dense 206,09 80,93 322,01 122,63 463,70 172,91
5 - 6,00 41 sand gravely, very dense 206,09 84,36 322,01 126,92 463,70 178,07
6 - 7,00 43 sand gravely, very dense 216,14 91,32 337,72 136,66 486,32 191,01
7 - 8,00 43 sand gravely, very dense 216,14 94,92 337,72 141,16 486,32 196,41
8 - 9,00 56 sand gravely, very dense 281,49 121,39 439,82 181,06 633,35 252,46
9 - 10,00 56 sand gravely, very dense 281,49 126,08 439,82 186,92 633,35 259,50
10 - 11,00 50 sand gravely, very dense 251,33 120,22 392,70 176,45 565,49 243,16
11 - 12,00 50 sand gravely with boulder, very dense 251,33 124,41 392,70 181,69 565,49 249,44
12 - 13,00 51 sand gravely with boulder, very dense 256,35 130,36 400,55 189,65 576,80 259,62
13 - 14,00 51 sand gravely, very dense 256,35 134,63 400,55 194,99 576,80 266,03
14 - 15,00 54 sand gravely, very dense 271,43 144,18 424,12 208,50 610,73 284,13
15 - 16,00 54 sand gravely, very dense 271,43 148,70 424,12 214,15 610,73 290,91
16 - 17,00 60 sand gravely, very dense 301,59 163,78 471,24 236,14 678,58 321,07
17 - 18,00 60 sand gravely, very dense 301,59 168,81 471,24 242,43 678,58 328,61
18 - 19,00 60 sand silty with gravel, very dense 301,59 173,83 471,24 248,71 678,58 336,15
19 - 20,00 60 sand silty with gravel, very dense 301,59 178,86 471,24 254,99 678,58 343,69
20 - 20,45 60 sand silty with gravel, very dense 301,59 183,89 471,24 261,28 678,58 351,23

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI 5-6


LAPORAN SURVEI GEOTEKNIK

CV. GEO CIPTA PERSADA

BH 02
Descripti End End End
N-SPT Qall Qall Qall
on Ø 0,4 m Bearing(b) Ø 0,5 m Bearing(b) Ø 0,6 m Bearing(b)
Depth ( m )
blow/30cm (ton) (ton) (ton)
0 - 1,00 0 silt sandy, medium stiff 0 0 0 0 0 0
1 - 2,00 16 silt sandy, medium stiff 10,86 5,63 16,96 8,17 24,43 11,16
2 - 3,00 16 silt sandy, medium stiff 10,86 7,64 16,96 10,68 24,43 14,17
3 - 4,00 16 sand gravely, medium dense 10,86 9,65 16,96 13,19 24,43 17,19
4 - 5,00 18 sand gravely, medium dense 12,21 12,37 19,09 16,73 27,48 21,60
5 - 6,00 18 sand gravely, medium dense 12,21 14,63 19,09 19,56 27,48 24,99
6 - 7,00 15 sand rough, medium dense 10,18 15,83 15,90 20,85 22,90 26,30
7 - 8,00 15 sand rough, medium dense 10,18 17,72 15,90 23,21 22,90 29,12
8 - 9,00 21 sand rough, medium dense 14,25 21,71 22,27 28,63 32,06 36,13
9 - 10,00 21 sand silty with gravel, very dense 105,56 53,91 164,93 78,38 237,50 107,25
10 - 11,00 32 sand silty with gravel, very dense 160,85 75,02 251,33 110,53 361,91 152,74
11 - 12,00 32 sand silty with gravel, very dense 160,85 77,70 251,33 113,88 361,91 156,77
12 - 13,00 40 sand silty with gravel, very dense 201,06 94,46 314,16 139,02 452,39 191,95
13 - 14,00 40 sand silty with gravel, very dense 201,06 97,81 314,16 143,20 452,39 196,98
14 - 15,00 52 sand silty with gravel, very dense 261,38 122,27 408,41 180,07 588,11 248,75
15 - 16,00 52 sand silty with gravel, very dense 261,38 126,63 408,41 185,51 588,11 255,29
16 - 17,00 60 sand silty with gravel, very dense 301,59 145,06 471,24 212,74 678,58 292,98
17 - 18,00 60 sand silty with gravel, very dense 301,59 150,08 471,24 219,02 678,58 300,52
18 - 19,00 60 sand silty with gravel, very dense 301,59 155,11 471,24 225,30 678,58 308,06
19 - 20,00 60 sand silty with gravel, very dense 301,59 160,14 471,24 231,59 678,58 315,60
20 - 20,45 60 sand silty with gravel, very dense 301,59 165,16 471,24 237,87 678,58 323,14

Tabel 5.2 Nilai Daya Dukung Pancang Menurut N-SPT

Maka dengan Melihat tabel di atas kita bisa mentukan final set untuk pancang yang di
butuhkan sesuai struktur dan keperluan nya.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DERMAGA1 PELABUHAN BAKAUHENI 5-7


Project :
BORING LOG BH-1
Location : Pelabuhan Bakauhuni (Dermaga 1)

Land Side Bor Hole No. :BH-1 Legend : VT : Vane Shear Test Hammer Weight : 63 kg

Elv. m Date from : 5 - 11 - 2021 Clay Gravel SPT CH : Constant Head Coordinate :
ground water table Hw to : 6 - 11 - 2021 Silt Boulder FH : Falling Head :
Total Depth : 20.00 m Sand Tuff PT : Packer Test Elevation : 53 m
Hw = m Inclination : 90° Peat Undisturbed Sample Bor Master : Dave
Climate : Drizzle Casing Diameter : 8" Water Table Engineer : Dian
Dropping Distc. : 76 cm Approved : Iwan
ATTERBERG LIMITS Permeability
WATER CONTENT %
STRENGTH TEST INDEKS PROPERTIES
Elev. Depth Type Sample No. of Blows / Test
PLASTIC LIMITS %
Of Depth Penetration (cm) NSPT LOG SOIL DESCRIPTION GRAPHIC SPT LIQUID LIMITS %
cu f qu g Gs eo Koef.Permeab.
3
(m) (m) Test (m) 1st 2nd 3rd 0 30 60 900 20 40 60 80 100 kg/cm 2 deg kg/cm (cm/sec)
0.00
-0.50

-1,00

-1.50 Pasir campur kerikil, coklat,


-2,00 SPT 2.00 - 2.50 10 15 15 15 20 15 35 30 sangat padat
-2.50

-3,00

-3.50 DS-1 3.50 - 4.00


Pasir campur boulderl,
-4,00 SPT 4.00 - 4.50 11 15 19 15 22 15 41 30 coklat, sangat padat
-4.50

-5,00

-5.50

-6,00 SPT 6.00 - 6.50 12 15 18 15 25 15 43 30

-6.50

-7,00 Pasir bergravel, coklat,


-7.50 DS-2 7.50 - 8.00
sangat padat
-8,00 SPT 8.00 - 8.50 14 15 21 15 35 15 56 30

-8.50

-9,00

-9.50

-10,00 SPT 10.00 - 10.50 50 5 50 5

-10.50 Pasir berkerikil campur


-11,00 boulder, coklat, sangat
-11.50 padat
-12,00 SPT 12.00 - 12.50 9 15 20 15 31 15 51 30

-12.50

-13,00

-13.50

-14,00 SPT 14.00 - 14.50 13 15 19 15 35 15 54 30 Pasir bergravel, coklat,


-14.50
sangat padat
-15,00

-15.50

-16,00 SPT 16.00 - 16.50 15 15 21 15 39 15 60 30

-16.50

-17,00

-17.50

-18,00 SPT 18.00 - 18.50 17 15 28 15 32 15 60 30


pasir lanau bergravel, abu-
-18.50 abu tua, sangat padat
-19,00

-19.50

-20,00 SPT 20.00 - 20.50 19 15 26 15 34 15 60 30

-20.50
End Drilling
-21,00

-21.50

-22,00

-22.50

-23,00

-23.50

-24,00

-24.50

-25,00
-25.50

-26,00
-26.50

-27,00
-27.50

-28,00
-28.50

-29,00
-29.50

-30,00
Project :
BORING LOG BH-2
Location : Pelabuhan Bakauhuni (Dermaga 1)

Land Side Bor Hole No. :BH-1 Legend : VT : Vane Shear Test Hammer Weight : 63 kg

Elv. m Date from : 7 - 11 - 2021 Clay Gravel SPT CH : Constant Head Coordinate :
ground water table Hw to : 8 - 11 - 2021 Silt Boulder FH : Falling Head :
Total Depth : 20.00 m Sand Tuff PT : Packer Test Elevation : 53 m
Hw = m Inclination : 90° Peat Undisturbed Sample Bor Master : Dave
Climate : Drizzle Casing Diameter : 8" Water Table Engineer : Dian
Dropping Distc. : 76 cm Approved : Iwan
ATTERBERG LIMITS Permeability
WATER CONTENT %
STRENGTH TEST INDEKS PROPERTIES
Elev. Depth Type Sample No. of Blows / Test
PLASTIC LIMITS %
Of Depth Penetration (cm) NSPT LOG SOIL DESCRIPTION GRAPHIC SPT LIQUID LIMITS %
cu f qu g Gs eo Koef.Permeab.
3
(m) (m) Test (m) 1st 2nd 3rd 0 30 60 900 20 40 60 80 100 kg/cm 2 deg kg/cm (cm/sec)
0.00
-0.50 lanau berpasir, merah, lunak
-1,00

-1.50

-2,00 SPT 2.00 - 2.50 4 15 6 15 10 15 16 30

-2.50

-3,00
Pasir bergravel, abu-abu,
-3.50 DS-1 3.50 - 4.00
sedang
-4,00 SPT 4.00 - 4.50 6 15 8 15 10 15 18 30

-4.50

-5,00

-5.50

-6,00 SPT 6.00 - 6.50 5 15 4 15 11 15 15 30

-6.50

-7,00
pasir kasar, coklat, sedang
-7.50 DS-2 7.50 - 8.00

-8,00 SPT 8.00 - 8.50 7 15 9 15 12 15 21 30

-8.50

-9,00

-9.50

-10,00 SPT 10.00 - 10.50 9 15 12 15 20 15 32 30

-10.50

-11,00

-11.50

-12,00 SPT 12.00 - 12.50 11 15 15 15 25 15 40 30

-12.50

-13,00

-13.50

-14,00 SPT 14.00 - 14.50 13 15 17 15 35 15 52 30 pasir lanau bergravel, abu-


-14.50 abu tua, sangat padat
-15,00

-15.50

-16,00 SPT 16.00 - 16.50 18 15 27 15 33 15 60 30

-16.50

-17,00

-17.50

-18,00 SPT 18.00 - 18.50 17 15 28 15 32 15 60 30

-18.50

-19,00

-19.50

-20,00 SPT 20.00 - 20.50 19 15 26 15 34 15 60 30

-20.50
End Drilling
-21,00

-21.50

-22,00

-22.50

-23,00

-23.50

-24,00

-24.50

-25,00
-25.50

-26,00
-26.50

-27,00
-27.50

-28,00
-28.50

-29,00
-29.50

-30,00
Doc No. :
Rev No. :
Period Date :

Document Title : ACTIVITY - REPORT

MANAGEMENT ACTIVITIES :

Boring BH-01

Foto Corbox Boring BH-01 ( 0.00 – 5.00 m )


Doc No. :
Rev No. :
Period Date :

Document Title : ACTIVITY - REPORT

MANAGEMENT ACTIVITIE

Foto Corbox Boring BH-01 ( 5.00 – 10.00 m )

Foto Corbox Boring BH-01 ( 10.00 – 15.00 m )


Doc No. :
Rev No. :
Period Date :

Document Title : ACTIVITY - REPORT

MANAGEMENT ACTIVITIES

Foto Corbox Boring BH-01 ( 15.00 – 20.00 m )


Doc No. :
Rev No. :
Period Date :

Document Title : ACTIVITY - REPORT

MANAGEMENT ACTIVITIES :

Boring BH-02

Foto Corbox Boring BH-02 ( 0.00 – 5.00 m )


Doc No. :
Rev No. :
Period Date :

Document Title : ACTIVITY - REPORT

MANAGEMENT ACTIVITIE

Foto Corbox Boring BH-02 ( 5.00 – 10.00 m )

Foto Corbox Boring BH-02 ( 10.00 – 15.00 m )


Doc No. :
Rev No. :
Period Date :

Document Title : ACTIVITY - REPORT

MANAGEMENT ACTIVITIES

Foto Corbox Boring BH-02 ( 15.00 – 20.00 m )


SUMMARY OF LABORATORY TEST

PELABUHAN BAKAUHENI ( DERMAGA 1 )


BORE Determination Unit weight of dyr density & moisture Atterberg limits Particle Size Distribution Analisis Direct Shear UU
DEPTH USCS GS
content ( ASTM D 422 ) Total Stress
wL wP lP
HOLE WN gm g d void ratio Porosity sr GRAVEL SAND SILT CLAY C f
(m) % t/m3 t/m3 e n % % % % % % % % kg/cm2 deg
BH.1 (DS.1) 3,50 - 4,00 SP 2,660 8,72 2,284 2,101 0,27 0,21 87,14 NP NP NP 16 83,00 0,00 1,00 0,013 33,70
BH.1 (DS.2) 7,50 - 8,00 SP 2,657 10,81 2,222 2,005 0,33 0,25 88,37 NP NP NP 11 88,00 0,00 1,00 0,006 24,90
SUMMARY OF LABORATORY TEST

PELABUHAN BAKAUHENI ( DERMAGA 1 )


BORE Determination Unit weight of dyr density & moisture Atterberg limits Particle Size Distribution Analisis Direct Shear UU
DEPTH USCS GS
content ( ASTM D 422 ) Total Stress
wL wP lP
HOLE WN gm g d void ratio Porosity sr GRAVEL SAND SILT CLAY C f
(m) % t/m3 t/m3 e n % % % % % % % % kg/cm2 deg
BH.2 (DS.1) 3,50 - 4,00 SP 2,676 7,07 2,280 2,129 0,26 0,20 73,71 NP NP NP 9 89,00 0,00 2,00 0,049 32,40
BH.2 (DS.2) 7,50 - 8,00 SP 2,671 11,24 2,138 1,922 0,39 0,28 77,03 NP NP NP 0 99,00 0,00 1,00 0,033 34,10
Client -
Project -
Job No. - Date 15 Nov 2021
Tested By Opik Checked By Abe

INDEX PROPERTIES

Location : Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1) Sample Type : DS


Sample No. :
Bore Hole No BH.1 BH.1
Sample ID DS.1 DS.2
Depth meter 3.50 - 4.00 7.50 - 8.00

Soil Description Pasir campur boulder Pasir bergravel

SPECIFIC GRAVITY TEST (ASTM D - 854)


Pycnometer No. G H K L
Wt. Of dry Soil (A) g 22,24 22,10 22,00 22,05
0
Temperature (T) C 27,00 27,00 27,00 27,00
Wt. Pycnometer + Water + Soil (B) g 189,82 199,30 183,61 179,36
Wt Pycnometer + Water at T 0C (C) g 175,88 185,54 169,87 165,60
A+(C-B) g 8,30 8,34 8,26 8,29
Specific Gravity (Gs) 2,675 2,645 2,659 2,655
SPECIFIC GRAVITY Average (Gs) 2,660 2,657
MOISTURE CONTENT TEST (BS 1377 : 1975)
No. Container 6.a 7.a 10.a 11.a
Wt. Container + Wet Soil g 29,21 34,78 25,54 26,32
Wt. Container + Dry Soil g 26,9 32,87 23,54 24,33
Wt. Container g 4,98 5,21 5,45 5,50
Wt. Water g 2,31 1,91 2,00 1,99
Wt. Dry Soil g 21,92 27,66 18,09 18,83
Moisture Content (w) % 10,54 6,91 11,06 10,57
MOISTURE CONTENT Average (w) % 8,72 10,81
DENSITY TEST (BS 1377 : 1975)
No. Ring D B
Wt. Ring + Wet Soil g 76,32 74,32
Wt. Ring g 13,55 13,24
Vol. Wet Soil (= Vol. Ring) cm3 27,49 27,49
BULK DENSITY (gm) Mg/m3 2,284 2,222

DRY DENSITY (gd) Mg/m3 2,100 2,005


VOID RATIO (e) 0,27 0,33
POROSITY (n) 0,21 0,25
DEGREE OF SATURATION (Sr) % 87,05 88,38
Client -
Project -
Job No. - Date 15 Nov 2021
Tested By Opik Checked By Kurniawan

INDEX PROPERTIES
Location : Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1 ) Sample Type : DS
Sample No. :
Bore Hole No BH.2 BH.2
Sample ID DS.1 DS.2
Depth meter 3.50 - 4.00 7.50 - 8.00

Soil Description Pasir begravel Pasir kasar

SPECIFIC GRAVITY TEST (ASTM D - 854)


Pycnometer No. I J 7 8
Wt. Of dry Soil (A) g 22,57 22,59 22,00 22,10
0
Temperature (T) C 27,00 27,00 27,00 27,00
Wt. Pycnometer + Water + Soil (B) g 186,63 187,20 179,35 182,83
Wt Pycnometer + Water at T 0C (C) g 172,45 173,07 165,59 168,97
A+(C-B) g 8,39 8,46 8,24 8,24
Specific Gravity (Gs) 2,686 2,666 2,665 2,677
SPECIFIC GRAVITY Average (Gs) 2,676 2,671
MOISTURE CONTENT TEST (BS 1377 : 1975)
No. Container 9 10 30 31
Wt. Container + Wet Soil g 33,75 36,30 28,31 34,20
Wt. Container + Dry Soil g 32,21 34,65 26,77 31,54
Wt. Container g 10,99 10,68 10,71 10,89
Wt. Water g 1,54 1,65 1,54 2,66
Wt. Dry Soil g 21,22 23,97 16,06 20,65
Moisture Content (w) % 7,26 6,88 9,59 12,88
MOISTURE CONTENT Average (w) % 7,07 11,24
DENSITY TEST (BS 1377 : 1975)
No. Ring D D
Wt. Ring + Wet Soil g 76,22 72,32
Wt. Ring g 13,55 13,55
Vol. Wet Soil (= Vol. Ring) cm3 27,49 27,49
BULK DENSITY (gm) Mg/m3 2,280 2,138

DRY DENSITY (gd) Mg/m3 2,129 1,922


VOID RATIO (e) 0,26 0,39
POROSITY (n) 0,20 0,28
DEGREE OF SATURATION (Sr) % 73,74 76,99
LEMBAR PENGISIAN DATA
-
LOCATION Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1)
BOR HOLE No BH.1 DATE OF TEST 15-Nov-2021
SAMPLE No DS.1 TESTED BY Asep
SAMPLE DEPTH 3.50 - 4.00 CHECKED BY Alan
DIRECT SHEAR TEST ON COHESSION LESS SOIL
Specimen Diameter 6,26 cm 0,80
Specimen Height 2,00 cm
Container Weight 63,04 gr 0,70
Calibration Factor 0,1000 0,60
Specimen + Cont Weight117,43 118,90 120,01 0,50
Normal Force 0,50 1,00 2,00
Elaps Time Deform LOAD DIAL READING 0,40
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,30
0,20 20,00 7,00 18,00 57,00
0,40 40,00 10,00 29,00 67,00 0,20
0,60 60,00 12,00 37,00 78,00 0,10
0,80 80,00 14,00 40,00 90,00
1,00 100,00 16,00 43,00 95,00 0,00
1,20 120,00 18,00 46,00 100,00 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20
1,40 140,00 20,00 49,00 105,00
1,60 160,00 21,00 51,00 110,00
1,80 180,00 22,00 53,00 115,00
2,00 200,00 23,00 55,00 118,00 0,450
2,20 220,00 24,00 57,00 120,00
2,40 240,00 25,00 58,00 122,00
0,400
2,60 260,00 26,00 59,00 124,00
2,80 280,00 27,00 60,00 125,00
3,00 300,00 28,00 61,00 126,00 0,350
3,20 320,00 29,00 62,00 126,50
3,40 340,00 30,00 63,00 127,00
3,60 360,00 30,50 64,00 127,50 0,300
3,80 380,00 31,00 65,00 128,00
4,00 400,00 31,50 65,50 128,40
0,250
4,20 420,00 32,00 66,00 128,80
4,40 440,00 32,50 66,20 129,00
4,60 460,00 33,00 66,40 129,20 0,200
4,80 480,00 33,40 66,50 129,40
5,00 500,00 33,80 66,60 129,60
5,20 520,00 34,00 66,70 130,00 0,150
5,40 540,00 34,00 66,80 130,00
5,60 560,00 34,00 67,00 130,00
0,100
5,80 580,00 33,50 67,00 129,50
6,00 600,00 33,00 67,00 129,00
6,20 620,00 32,50 66,50 128,00 0,050
6,40 640,00 32,00 66,00 127,00
6,60 660,00 31,00 65,50 126,00
6,80 680,00 30,00 65,00 125,00 0,000
7,00 700,00 0,00 10,00 20,00
DIRECT SHEAR UU TEST

-
LOCATION Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1)
BOR HOLE No BH.1 DATE OF TEST 15 Nov 2021
SAMPLE No DS.1 TESTED BY Asep
SAMPLE DEPTH 3.50 - 4.00 CHECKED BY Alan
CALIBRATION FACTOR OF PROVING RING (kg/0.01 mm) 0,1
NUMBER OF SPECIMEN 1 2 3
Specimen Diameter cm 6,260 6,260 6,260
Specimen Hight cm 2,000 2,000 2,000
Specimen Area cm2 30,790 30,790 30,790
Specimen Volume cm3 61,581 61,581 61,581
W. of Sample + Ring gr 117,430 118,900 120,010
Weight of Ring gr 63,040 63,040 63,040
Weight of Sample gr 54,390 55,860 56,970
Unit Weight gr/cm3 0,883 0,907 0,925
Normal Force kg 0,5 1,0 2,0
Normal Stress kg/cm2 0,162 0,325 0,650
Shear Stress kg/cm2 0,110 0,218 0,422
0 0 0
Elapsed Strain Dial Load Shear Shear Load Shear Shear Load Shear Shear
Time (0.01 mm)
Dial Force Stress Dial Force Stress Dial Force Stress
(minutes) Reading kg kg/cm2 Reading kg kg/cm2 Reading kg kg/cm2
0,00 0,00 0,0 0,000 0,000 0,0 0,000 0,000 0,0 0,000 0,000
0,20 20,00 7,0 0,700 0,023 18,0 1,800 0,058 57,0 5,700 0,185
0,40 40,00 10,0 1,000 0,032 29,0 2,900 0,094 67,0 6,700 0,218
0,60 60,00 12,0 1,200 0,039 37,0 3,700 0,120 78,0 7,800 0,253
0,80 80,00 14,0 1,400 0,045 40,0 4,000 0,130 90,0 9,000 0,292
1,00 100,00 16,0 1,600 0,052 43,0 4,300 0,140 95,0 9,500 0,309
1,20 120,00 18,0 1,800 0,058 46,0 4,600 0,149 100,0 10,000 0,325
1,40 140,00 20,0 2,000 0,065 49,0 4,900 0,159 105,0 10,500 0,341
1,60 160,00 21,0 2,100 0,068 51,0 5,100 0,166 110,0 11,000 0,357
1,80 180,00 22,0 2,200 0,071 53,0 5,300 0,172 115,0 11,500 0,373
2,00 200,00 23,0 2,300 0,075 55,0 5,500 0,179 118,0 11,800 0,383
2,20 220,00 24,0 2,400 0,078 57,0 5,700 0,185 120,0 12,000 0,390
2,40 240,00 25,0 2,500 0,081 58,0 5,800 0,188 122,0 12,200 0,396
2,60 260,00 26,0 2,600 0,084 59,0 5,900 0,192 124,0 12,400 0,403
2,80 280,00 27,0 2,700 0,088 60,0 6,000 0,195 125,0 12,500 0,406
3,00 300,00 28,0 2,800 0,091 61,0 6,100 0,198 126,0 12,600 0,409
3,20 320,00 29,0 2,900 0,094 62,0 6,200 0,201 126,5 12,650 0,411
3,40 340,00 30,0 3,000 0,097 63,0 6,300 0,205 127,0 12,700 0,412
3,60 360,00 30,5 3,050 0,099 64,0 6,400 0,208 127,5 12,750 0,414
3,80 380,00 31,0 3,100 0,101 65,0 6,500 0,211 128,0 12,800 0,416
4,00 400,00 31,5 3,150 0,102 65,5 6,550 0,213 128,4 12,840 0,417
4,20 420,00 32,0 3,200 0,104 66,0 6,600 0,214 128,8 12,880 0,418
4,40 440,00 32,5 3,250 0,106 66,2 6,620 0,215 129,0 12,900 0,419
4,60 460,00 33,0 3,300 0,107 66,4 6,640 0,216 129,2 12,920 0,420
4,80 480,00 33,4 3,340 0,108 66,5 6,650 0,216 129,4 12,940 0,420
5,00 500,00 33,8 3,380 0,110 66,6 6,660 0,216 129,6 12,960 0,421
5,20 520,00 34,0 3,400 0,110 66,7 6,670 0,217 130,0 13,000 0,422
5,40 540,00 34,0 3,400 0,110 66,8 6,680 0,217 130,0 13,000 0,422
5,60 560,00 34,0 3,400 0,110 67,0 6,700 0,218 130,0 13,000 0,422
5,80 580,00 33,5 3,350 0,109 67,0 6,700 0,218 129,5 12,950 0,421
6,00 600,00 33,0 3,300 0,107 67,0 6,700 0,218 129,0 12,900 0,419
6,20 620,00 32,5 3,250 0,106 66,5 6,650 0,216 128,0 12,800 0,416
6,40 640,00 32,0 3,200 0,104 66,0 6,600 0,214 127,0 12,700 0,412
6,60 660,00 31,0 3,100 0,101 65,5 6,550 0,213 126,0 12,600 0,409
6,80 680,00 30,0 3,000 0,097 65,0 6,500 0,211 125,0 12,500 0,406
7,00 700,00
7,20 720,00

0,60
UNIT WEIGHT
3
0,50 (gr/cm )
SHEAR STRESS (kg/cm2)

0,905
0,40

0,30 ANGEL OF INTERNAL


FRICTION (F)
0,20
33,7
0,10

0,00 COHESSION
0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 2
(kg/cm )
NORMAL STRESS (kg/cm2) 0,013
LEMBAR PENGISIAN DATA
-
LOCATION Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1)
BOR HOLE No BH.2 DATE OF TEST 15-Nov-2021
SAMPLE No DS.1 TESTED BY Asep
SAMPLE DEPTH 3.50 - 4.00 CHECKED BY Kurniawan
DIRECT SHEAR TEST ON COHESSION LESS SOIL
Specimen Diameter 6,26 cm 0,80
Specimen Height 2,00 cm
Container Weight 63,04 gr 0,70
Calibration Factor 0,1000 0,60
Specimen + Cont Weight116,21 117,98 118,00 0,50
Normal Force 0,50 1,00 2,00
Elaps Time Deform LOAD DIAL READING 0,40
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,30
0,20 20,00 10,00 28,00 57,00
0,40 40,00 15,00 39,00 65,00 0,20
0,60 60,00 20,00 47,00 78,00 0,10
0,80 80,00 22,00 50,00 90,00
1,00 100,00 24,00 53,00 98,00 0,00
1,20 120,00 26,00 56,00 104,00 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20
1,40 140,00 28,00 59,00 108,00
1,60 160,00 30,00 61,00 114,00
1,80 180,00 32,00 63,00 116,00
2,00 200,00 33,00 65,00 118,00 0,500
2,20 220,00 34,00 67,00 120,00
2,40 240,00 35,00 68,00 122,00 0,450
2,60 260,00 36,00 69,00 124,00
2,80 280,00 37,00 70,00 126,00
0,400
3,00 300,00 38,00 71,00 128,00
3,20 320,00 39,00 72,00 129,00
3,40 340,00 40,00 73,00 130,00 0,350
3,60 360,00 41,00 74,00 131,00
3,80 380,00 42,00 75,00 131,50
0,300
4,00 400,00 43,00 75,00 132,00
4,20 420,00 43,50 75,00 132,50
4,40 440,00 44,00 75,00 133,00 0,250
4,60 460,00 44,40 74,50 133,50
4,80 480,00 44,80 74,00 134,00 0,200
5,00 500,00 45,00 73,50 134,20
5,20 520,00 45,00 73,00 134,40
5,40 540,00 45,00 72,50 134,60 0,150
5,60 560,00 44,50 72,00 134,80
5,80 580,00 44,00 71,50 135,00 0,100
6,00 600,00 43,50 71,00 135,00
6,20 620,00 43,00 70,50 135,00
0,050
6,40 640,00 42,50 70,00 134,50
6,60 660,00 42,00 69,50 134,00
6,80 680,00 41,00 69,00 133,00 0,000
7,00 700,00 0,00 10,00 20,00
DIRECT SHEAR UU TEST

-
LOCATION Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1)
BOR HOLE No BH.2 DATE OF TEST 15 Nov 2021
SAMPLE No DS.1 TESTED BY Asep
SAMPLE DEPTH 3.50 - 4.00 CHECKED BY Kurniawan
CALIBRATION FACTOR OF PROVING RING (kg/0.01 mm) 0,1
NUMBER OF SPECIMEN 1 2 3
Specimen Diameter cm 6,260 6,260 6,260
Specimen Hight cm 2,000 2,000 2,000
Specimen Area cm2 30,790 30,790 30,790
Specimen Volume cm3 61,581 61,581 61,581
W. of Sample + Ring gr 116,210 117,980 118,000
Weight of Ring gr 63,040 63,040 63,040
Weight of Sample gr 53,170 54,940 54,960
Unit Weight gr/cm3 0,863 0,892 0,892
Normal Force kg 0,5 1,0 2,0
Normal Stress kg/cm2 0,162 0,325 0,650
Shear Stress kg/cm2 0,146 0,244 0,438
0 0 0
Elapsed Strain Dial Load Shear Shear Load Shear Shear Load Shear Shear
Time (0.01 mm)
Dial Force Stress Dial Force Stress Dial Force Stress
(minutes) Reading kg kg/cm2 Reading kg kg/cm2 Reading kg kg/cm2
0,00 0,00 0,0 0,000 0,000 0,0 0,000 0,000 0,0 0,000 0,000
0,20 20,00 10,0 1,000 0,032 28,0 2,800 0,091 57,0 5,700 0,185
0,40 40,00 15,0 1,500 0,049 39,0 3,900 0,127 65,0 6,500 0,211
0,60 60,00 20,0 2,000 0,065 47,0 4,700 0,153 78,0 7,800 0,253
0,80 80,00 22,0 2,200 0,071 50,0 5,000 0,162 90,0 9,000 0,292
1,00 100,00 24,0 2,400 0,078 53,0 5,300 0,172 98,0 9,800 0,318
1,20 120,00 26,0 2,600 0,084 56,0 5,600 0,182 104,0 10,400 0,338
1,40 140,00 28,0 2,800 0,091 59,0 5,900 0,192 108,0 10,800 0,351
1,60 160,00 30,0 3,000 0,097 61,0 6,100 0,198 114,0 11,400 0,370
1,80 180,00 32,0 3,200 0,104 63,0 6,300 0,205 116,0 11,600 0,377
2,00 200,00 33,0 3,300 0,107 65,0 6,500 0,211 118,0 11,800 0,383
2,20 220,00 34,0 3,400 0,110 67,0 6,700 0,218 120,0 12,000 0,390
2,40 240,00 35,0 3,500 0,114 68,0 6,800 0,221 122,0 12,200 0,396
2,60 260,00 36,0 3,600 0,117 69,0 6,900 0,224 124,0 12,400 0,403
2,80 280,00 37,0 3,700 0,120 70,0 7,000 0,227 126,0 12,600 0,409
3,00 300,00 38,0 3,800 0,123 71,0 7,100 0,231 128,0 12,800 0,416
3,20 320,00 39,0 3,900 0,127 72,0 7,200 0,234 129,0 12,900 0,419
3,40 340,00 40,0 4,000 0,130 73,0 7,300 0,237 130,0 13,000 0,422
3,60 360,00 41,0 4,100 0,133 74,0 7,400 0,240 131,0 13,100 0,425
3,80 380,00 42,0 4,200 0,136 75,0 7,500 0,244 131,5 13,150 0,427
4,00 400,00 43,0 4,300 0,140 75,0 7,500 0,244 132,0 13,200 0,429
4,20 420,00 43,5 4,350 0,141 75,0 7,500 0,244 132,5 13,250 0,430
4,40 440,00 44,0 4,400 0,143 75,0 7,500 0,244 133,0 13,300 0,432
4,60 460,00 44,4 4,440 0,144 74,5 7,450 0,242 133,5 13,350 0,434
4,80 480,00 44,8 4,480 0,146 74,0 7,400 0,240 134,0 13,400 0,435
5,00 500,00 45,0 4,500 0,146 73,5 7,350 0,239 134,2 13,420 0,436
5,20 520,00 45,0 4,500 0,146 73,0 7,300 0,237 134,4 13,440 0,437
5,40 540,00 45,0 4,500 0,146 72,5 7,250 0,235 134,6 13,460 0,437
5,60 560,00 44,5 4,450 0,145 72,0 7,200 0,234 134,8 13,480 0,438
5,80 580,00 44,0 4,400 0,143 71,5 7,150 0,232 135,0 13,500 0,438
6,00 600,00 43,5 4,350 0,141 71,0 7,100 0,231 135,0 13,500 0,438
6,20 620,00 43,0 4,300 0,140 70,5 7,050 0,229 135,0 13,500 0,438
6,40 640,00 42,5 4,250 0,138 70,0 7,000 0,227 134,5 13,450 0,437
6,60 660,00 42,0 4,200 0,136 69,5 6,950 0,226 134,0 13,400 0,435
6,80 680,00 41,0 4,100 0,133 69,0 6,900 0,224 133,0 13,300 0,432
7,00 700,00
7,20 720,00

0,60
UNIT WEIGHT
3
0,50 (gr/cm )
SHEAR STRESS (kg/cm2)

0,883
0,40

0,30 ANGEL OF INTERNAL


FRICTION (F)
0,20
32,4
0,10

0,00 COHESSION
0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 2
(kg/cm )
NORMAL STRESS (kg/cm2) 0,049
Client -
Project -
Job No. - Date 15-11-21
Tested By Sandi Checked By AL

PARTICLE SIZE DISTRIBUTION ANALYSIS

Location : Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1 ) Sample No. : -


Hole No. : BH.1 Sample Type : DS.1
Depth : 3.50 - 4.00 m Sample Description : SAND

SIEVE ANALYSIS (ASTM D 422)

Initial weight of dry soil : 65 g

Sieve Sieve Wt. Soil Percent Cumulative Percent


No. Opening Retained Retained Percent Finer
Retained
mm g % % %
3" 75,000 0,00 0,00 0,00 100,00
2" 50,800 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2" 38,100 0,00 0,00 0,00 100,00
1" 25,400 0,00 0,00 0,00 100,00
3/4" 19,050 0,00 0,00 0,00 100,00
1/2" 12,700 0,00 0,00 0,00 100,00
3/8" 9,525 0,00 0,00 0,00 100,00
4 4,760 10,21 15,71 15,71 84,29
10 2,000 0,00 0,00 15,71 84,29
20 0,840 1,15 1,77 17,48 82,52
40 0,420 2,66 4,09 21,57 78,43
60 0,250 18,20 28,00 49,57 50,43
100 0,149 20,00 30,77 80,34 19,66
200 0,075 12,66 19,48 99,82 0,18
Pan 0,12 0,18 100,00

HYDROMETER ANALYSIS ( BS 1377 : 1975 )

Weight of dry soil : 0,12 g Tube No. : A1


Specific Gravity (Gs) : 2,66 Hydrometer No. : 152H
Meniscus Correction,c : 0,00 Temperature Correction, mt : 1,50
Viscosity of water : 0,9328 Dispersant Correction, x : 3,5
Elapsed Hydrometer TRUE Effective Fully Particle Percentage Finer
Time Time reading Reading depth Corrected Diameter Than D
t R'h Rh HR Reading D K
min mm mm %
08:30 0 0
08:30 0,5 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0771 1,15
08:31 1 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0545 1,15
08:32 2 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0386 1,15
08:35 5 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0244 1,15
08:45 15 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0141 1,15
09:00 30 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0100 1,15
09:30 60 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0070 1,15
12:30 240 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0035 1,15
08:30 1440 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0014 1,15
CLIENT -
PROJECT -
Location Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1 ) Hole No BH.1
Job No. - Depth 3.50 - 4.00 m
Tested by Sandi Sample No. -
Checked by AL Sample type DS.1
Date 15/11/2021 Sample description SAND

PARTICLES SIZE DISTRIBUTION ANALYSIS ( ASTM D 422 )


100

90

80

70
Percentage passing

60

50

40

30

20

10

0
0,001 0,010 0,100 1,000 10,000 100,000
1 10 100
Particle size (mm )

CLAY SILT Fine Medium Course GRAVEL COBBLES


SAND
%1 0% 83 % 0%
16 %
Client -
Project -
Job No. - Date 15-11-21
Tested By Egi Checked By AL

PARTICLE SIZE DISTRIBUTION ANALYSIS

Location : Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1 ) Sample No. : -


Hole No. : BH.2 Sample Type : DS.1
Depth : 3.50 - 4.00 m Sample Description : SAND

SIEVE ANALYSIS (ASTM D 422)

Initial weight of dry soil : 65 g

Sieve Sieve Wt. Soil Percent Cumulative Percent


No. Opening Retained Retained Percent Finer
Retained
mm g % % %
3" 75,000 0,00 0,00 0,00 100,00
2" 50,800 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2" 38,100 0,00 0,00 0,00 100,00
1" 25,400 0,00 0,00 0,00 100,00
3/4" 19,050 0,00 0,00 0,00 100,00
1/2" 12,700 0,00 0,00 0,00 100,00
3/8" 9,525 0,00 0,00 0,00 100,00
4 4,760 5,98 9,20 9,20 90,80
10 2,000 1,33 2,05 11,25 88,75
20 0,840 2,00 3,08 14,32 85,68
40 0,420 10,21 15,71 30,03 69,97
60 0,250 20,11 30,94 60,97 39,03
100 0,149 16,00 24,62 85,58 14,42
200 0,075 7,90 12,15 97,74 2,26
Pan 1,47 2,26 100,00

HYDROMETER ANALYSIS ( BS 1377 : 1975 )

Weight of dry soil : 1,47 g Tube No. : A1


Specific Gravity (Gs) : 2,68 Hydrometer No. : 152H
Meniscus Correction,c : 0,00 Temperature Correction, mt : 1,50
Viscosity of water : 0,8909 Dispersant Correction, x : 3,5
Elapsed Hydrometer TRUE Effective Fully Particle Percentage Finer
Time Time reading Reading depth Corrected Diameter Than D
t R'h Rh HR Reading D K
min mm mm %
09:10 0 0
09:10 0,5 0,0 0,0 173,09 1,0 0,0750 2,35
09:11 1 0,0 0,0 173,09 1,0 0,0531 2,35
09:12 2 0,0 0,0 173,09 1,0 0,0375 2,35
09:15 5 0,0 0,0 173,09 1,0 0,0237 2,35
09:25 15 0,0 0,0 173,09 1,0 0,0137 2,35
09:40 30 0,0 0,0 173,09 1,0 0,0097 2,35
10:10 60 0,0 0,0 173,09 1,0 0,0068 2,35
13:10 240 0,0 0,0 173,09 1,0 0,0034 2,35
09:10 1440 0,0 0,0 173,09 1,0 0,0014 2,35
CLIENT -
PROJECT -
Location Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1 ) Hole No BH.2
Job No. - Depth 3.50 - 4.00 m
Tested by Egi Sample No. -
Checked by AL Sample type DS.1
Date 15/11/2021 Sample description SAND

PARTICLES SIZE DISTRIBUTION ANALYSIS ( ASTM D 422 )


100

90

80

70
Percentage passing

60

50

40

30

20

10

0
0,001 0,010 0,100 1,000 10,000 100,000
1 10 100
Particle size (mm )

CLAY SILT Fine Medium Course GRAVEL COBBLES


SAND
%2 0% 89 % 0%
9%
LEMBAR PENGISIAN DATA
-
LOCATION Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1 )
BOR HOLE No BH.1 DATE OF TEST 15-Nov-2021
SAMPLE No DS.2 TESTED BY Asep
SAMPLE DEPTH 7.50 - 8.00 CHECKED BY Kurniwan
DIRECT SHEAR TEST ON COHESSION LESS SOIL
Specimen Diameter 6,26 cm 0,40
Specimen Height 2,00 cm
Container Weight 63,04 gr
Calibration Factor 0,1000 0,30
Specimen + Cont Weight118,83 120,11 126,65
Normal Force 0,50 1,00 2,00
Elaps Time Deform LOAD DIAL READING 0,20
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,20 20,00 8,00 18,00 30,00
0,40 40,00 10,00 23,00 40,00 0,10
0,60 60,00 12,00 29,00 50,00
0,80 80,00 14,00 32,00 55,00
1,00 100,00 15,00 33,00 60,00 0,00
1,20 120,00 16,00 34,00 64,00 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20
1,40 140,00 17,00 35,00 68,00
1,60 160,00 18,00 36,00 71,00
1,80 180,00 19,00 37,00 73,00
2,00 200,00 19,50 38,00 75,00 0,350
2,20 220,00 20,00 39,00 77,00
2,40 240,00 20,50 40,00 79,00
2,60 260,00 21,00 40,50 80,00 0,300
2,80 280,00 21,50 41,00 81,00
3,00 300,00 22,00 41,50 82,00
3,20 320,00 22,50 42,00 83,00
3,40 340,00 23,00 42,40 84,00 0,250
3,60 360,00 23,50 42,80 85,00
3,80 380,00 24,00 43,00 85,50
4,00 400,00 24,50 43,20 86,00 0,200
4,20 420,00 25,00 43,40 86,50
4,40 440,00 25,00 43,60 87,00
4,60 460,00 25,00 43,80 87,50
0,150
4,80 480,00 24,50 44,00 88,00
5,00 500,00 24,00 44,00 89,00
5,20 520,00 23,50 44,00 89,40
5,40 540,00 23,00 44,00 89,80 0,100
5,60 560,00 22,50 43,50 90,00
5,80 580,00 22,00 43,00 90,00
6,00 600,00 21,50 42,50 90,00
0,050
6,20 620,00 21,00 42,00 89,50
6,40 640,00 20,50 41,00 89,00
6,60 660,00 20,00 40,00 88,00
6,80 680,00 19,50 39,00 87,00 0,000
7,00 700,00 0,00 10,00 20,00
DIRECT SHEAR UU TEST

-
LOCATION Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1 )
BOR HOLE No BH.1 DATE OF TEST 15 Nov 2021
SAMPLE No DS.2 TESTED BY Asep
SAMPLE DEPTH 7.50 - 8.00 CHECKED BY Kurniwan
CALIBRATION FACTOR OF PROVING RING (kg/0.01 mm) 0,1
NUMBER OF SPECIMEN 1 2 3
Specimen Diameter cm 6,260 6,260 6,260
Specimen Hight cm 2,000 2,000 2,000
Specimen Area cm2 30,790 30,790 30,790
Specimen Volume cm3 61,581 61,581 61,581
W. of Sample + Ring gr 118,830 120,110 126,650
Weight of Ring gr 63,040 63,040 63,040
Weight of Sample gr 55,790 57,070 63,610
Unit Weight gr/cm3 0,906 0,927 1,033
Normal Force kg 0,5 1,0 2,0
Normal Stress kg/cm2 0,162 0,325 0,650
Shear Stress kg/cm2 0,081 0,143 0,292
0 0 0
Elapsed Strain Dial Load Shear Shear Load Shear Shear Load Shear Shear
Time (0.01 mm)
Dial Force Stress Dial Force Stress Dial Force Stress
(minutes) Reading kg kg/cm2 Reading kg kg/cm2 Reading kg kg/cm2
0,00 0,00 0,0 0,000 0,000 0,0 0,000 0,000 0,0 0,000 0,000
0,20 20,00 8,0 0,800 0,026 18,0 1,800 0,058 30,0 3,000 0,097
0,40 40,00 10,0 1,000 0,032 23,0 2,300 0,075 40,0 4,000 0,130
0,60 60,00 12,0 1,200 0,039 29,0 2,900 0,094 50,0 5,000 0,162
0,80 80,00 14,0 1,400 0,045 32,0 3,200 0,104 55,0 5,500 0,179
1,00 100,00 15,0 1,500 0,049 33,0 3,300 0,107 60,0 6,000 0,195
1,20 120,00 16,0 1,600 0,052 34,0 3,400 0,110 64,0 6,400 0,208
1,40 140,00 17,0 1,700 0,055 35,0 3,500 0,114 68,0 6,800 0,221
1,60 160,00 18,0 1,800 0,058 36,0 3,600 0,117 71,0 7,100 0,231
1,80 180,00 19,0 1,900 0,062 37,0 3,700 0,120 73,0 7,300 0,237
2,00 200,00 19,5 1,950 0,063 38,0 3,800 0,123 75,0 7,500 0,244
2,20 220,00 20,0 2,000 0,065 39,0 3,900 0,127 77,0 7,700 0,250
2,40 240,00 20,5 2,050 0,067 40,0 4,000 0,130 79,0 7,900 0,257
2,60 260,00 21,0 2,100 0,068 40,5 4,050 0,132 80,0 8,000 0,260
2,80 280,00 21,5 2,150 0,070 41,0 4,100 0,133 81,0 8,100 0,263
3,00 300,00 22,0 2,200 0,071 41,5 4,150 0,135 82,0 8,200 0,266
3,20 320,00 22,5 2,250 0,073 42,0 4,200 0,136 83,0 8,300 0,270
3,40 340,00 23,0 2,300 0,075 42,4 4,240 0,138 84,0 8,400 0,273
3,60 360,00 23,5 2,350 0,076 42,8 4,280 0,139 85,0 8,500 0,276
3,80 380,00 24,0 2,400 0,078 43,0 4,300 0,140 85,5 8,550 0,278
4,00 400,00 24,5 2,450 0,080 43,2 4,320 0,140 86,0 8,600 0,279
4,20 420,00 25,0 2,500 0,081 43,4 4,340 0,141 86,5 8,650 0,281
4,40 440,00 25,0 2,500 0,081 43,6 4,360 0,142 87,0 8,700 0,283
4,60 460,00 25,0 2,500 0,081 43,8 4,380 0,142 87,5 8,750 0,284
4,80 480,00 24,5 2,450 0,080 44,0 4,400 0,143 88,0 8,800 0,286
5,00 500,00 24,0 2,400 0,078 44,0 4,400 0,143 89,0 8,900 0,289
5,20 520,00 23,5 2,350 0,076 44,0 4,400 0,143 89,4 8,940 0,290
5,40 540,00 23,0 2,300 0,075 44,0 4,400 0,143 89,8 8,980 0,292
5,60 560,00 22,5 2,250 0,073 43,5 4,350 0,141 90,0 9,000 0,292
5,80 580,00 22,0 2,200 0,071 43,0 4,300 0,140 90,0 9,000 0,292
6,00 600,00 21,5 2,150 0,070 42,5 4,250 0,138 90,0 9,000 0,292
6,20 620,00 21,0 2,100 0,068 42,0 4,200 0,136 89,5 8,950 0,291
6,40 640,00 20,5 2,050 0,067 41,0 4,100 0,133 89,0 8,900 0,289
6,60 660,00 20,0 2,000 0,065 40,0 4,000 0,130 88,0 8,800 0,286
6,80 680,00 19,5 1,950 0,063 39,0 3,900 0,127 87,0 8,700 0,283
7,00 700,00
7,20 720,00

0,80
UNIT WEIGHT
0,70 3
(gr/cm )
SHEAR STRESS (kg/cm2)

0,955
0,60

0,50

0,40 ANGEL OF INTERNAL


FRICTION (F)
0,30

0,20 24,9

0,10

0,00 COHESSION
0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 2
(kg/cm )
NORMAL STRESS (kg/cm2) 0,006
LEMBAR PENGISIAN DATA
-
LOCATION Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1 )
BOR HOLE No BH.2 DATE OF TEST 15-Nov-2021
SAMPLE No DS.2 TESTED BY Asep
SAMPLE DEPTH 7.50 - 8.00 CHECKED BY AL
DIRECT SHEAR TEST ON COHESSION LESS SOIL
Specimen Diameter 6,26 cm 0,50
Specimen Height 2,00 cm
Container Weight 63,04 gr
Calibration Factor 0,1000 0,40

Specimen + Cont Weight110,00 110,46 110,90


0,30
Normal Force 0,50 1,00 2,00
Elaps Time Deform LOAD DIAL READING
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,20
0,20 20,00 16,00 30,00 50,00
0,40 40,00 20,00 38,00 65,00 0,10
0,60 60,00 22,00 46,00 78,00
0,80 80,00 24,00 52,00 87,00
1,00 100,00 26,00 56,00 97,00 0,00
1,20 120,00 28,00 58,00 105,00 0,00 0,20 0,40 0,60
1,40 140,00 30,00 60,00 110,00
1,60 160,00 32,00 62,00 114,00
1,80 180,00 34,00 64,00 116,00
2,00 200,00 36,00 66,00 118,00 0,500
2,20 220,00 38,00 67,00 120,00
2,40 240,00 39,00 68,00 122,00 0,450
2,60 260,00 40,00 69,00 124,00
2,80 280,00 40,50 70,00 126,00
0,400
3,00 300,00 41,00 71,00 128,00
3,20 320,00 41,50 71,50 130,00
3,40 340,00 42,00 72,00 131,00 0,350
3,60 360,00 42,20 72,50 132,00
3,80 380,00 42,40 73,00 133,00
0,300
4,00 400,00 42,60 73,20 134,00
4,20 420,00 42,60 73,40 135,00
4,40 440,00 42,60 73,60 136,00 0,250
4,60 460,00 42,40 73,80 136,50
4,80 480,00 42,20 74,00 137,00 0,200
5,00 500,00 42,00 74,00 137,20
5,20 520,00 41,50 74,00 137,40
5,40 540,00 41,00 73,50 137,60 0,150
5,60 560,00 40,50 73,00 137,80
5,80 580,00 40,00 72,50 137,80 0,100
6,00 600,00 39,00 72,00 137,80
6,20 620,00 38,00 71,50 137,20
0,050
6,40 640,00 37,00 71,00 137,00
6,60 660,00 36,00 70,50 136,50
6,80 680,00 35,00 70,00 136,00 0,000
7,00 700,00 0,00 10,00 20,00
DIRECT SHEAR UU TEST

-
LOCATION Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1 )
BOR HOLE No BH.2 DATE OF TEST 15 Nov 2021
SAMPLE No DS.2 TESTED BY Asep
SAMPLE DEPTH 7.50 - 8.00 CHECKED BY AL
CALIBRATION FACTOR OF PROVING RING (kg/0.01 mm) 0,1
NUMBER OF SPECIMEN 1 2 3
Specimen Diameter cm 6,260 6,260 6,260
Specimen Hight cm 2,000 2,000 2,000
Specimen Area cm2 30,790 30,790 30,790
Specimen Volume cm3 61,581 61,581 61,581
W. of Sample + Ring gr 110,000 110,460 110,900
Weight of Ring gr 63,040 63,040 63,040
Weight of Sample gr 46,960 47,420 47,860
Unit Weight gr/cm3 0,763 0,770 0,777
Normal Force kg 0,5 1,0 2,0
Normal Stress kg/cm2 0,162 0,325 0,650
Shear Stress kg/cm2 0,138 0,240 0,448
0 0 0
Elapsed Strain Dial Load Shear Shear Load Shear Shear Load Shear Shear
Time (0.01 mm)
Dial Force Stress Dial Force Stress Dial Force Stress
(minutes) Reading kg kg/cm2 Reading kg kg/cm2 Reading kg kg/cm2
0,00 0,00 0,0 0,000 0,000 0,0 0,000 0,000 0,0 0,000 0,000
0,20 20,00 16,0 1,600 0,052 30,0 3,000 0,097 50,0 5,000 0,162
0,40 40,00 20,0 2,000 0,065 38,0 3,800 0,123 65,0 6,500 0,211
0,60 60,00 22,0 2,200 0,071 46,0 4,600 0,149 78,0 7,800 0,253
0,80 80,00 24,0 2,400 0,078 52,0 5,200 0,169 87,0 8,700 0,283
1,00 100,00 26,0 2,600 0,084 56,0 5,600 0,182 97,0 9,700 0,315
1,20 120,00 28,0 2,800 0,091 58,0 5,800 0,188 105,0 10,500 0,341
1,40 140,00 30,0 3,000 0,097 60,0 6,000 0,195 110,0 11,000 0,357
1,60 160,00 32,0 3,200 0,104 62,0 6,200 0,201 114,0 11,400 0,370
1,80 180,00 34,0 3,400 0,110 64,0 6,400 0,208 116,0 11,600 0,377
2,00 200,00 36,0 3,600 0,117 66,0 6,600 0,214 118,0 11,800 0,383
2,20 220,00 38,0 3,800 0,123 67,0 6,700 0,218 120,0 12,000 0,390
2,40 240,00 39,0 3,900 0,127 68,0 6,800 0,221 122,0 12,200 0,396
2,60 260,00 40,0 4,000 0,130 69,0 6,900 0,224 124,0 12,400 0,403
2,80 280,00 40,5 4,050 0,132 70,0 7,000 0,227 126,0 12,600 0,409
3,00 300,00 41,0 4,100 0,133 71,0 7,100 0,231 128,0 12,800 0,416
3,20 320,00 41,5 4,150 0,135 71,5 7,150 0,232 130,0 13,000 0,422
3,40 340,00 42,0 4,200 0,136 72,0 7,200 0,234 131,0 13,100 0,425
3,60 360,00 42,2 4,220 0,137 72,5 7,250 0,235 132,0 13,200 0,429
3,80 380,00 42,4 4,240 0,138 73,0 7,300 0,237 133,0 13,300 0,432
4,00 400,00 42,6 4,260 0,138 73,2 7,320 0,238 134,0 13,400 0,435
4,20 420,00 42,6 4,260 0,138 73,4 7,340 0,238 135,0 13,500 0,438
4,40 440,00 42,6 4,260 0,138 73,6 7,360 0,239 136,0 13,600 0,442
4,60 460,00 42,4 4,240 0,138 73,8 7,380 0,240 136,5 13,650 0,443
4,80 480,00 42,2 4,220 0,137 74,0 7,400 0,240 137,0 13,700 0,445
5,00 500,00 42,0 4,200 0,136 74,0 7,400 0,240 137,2 13,720 0,446
5,20 520,00 41,5 4,150 0,135 74,0 7,400 0,240 137,4 13,740 0,446
5,40 540,00 41,0 4,100 0,133 73,5 7,350 0,239 137,6 13,760 0,447
5,60 560,00 40,5 4,050 0,132 73,0 7,300 0,237 137,8 13,780 0,448
5,80 580,00 40,0 4,000 0,130 72,5 7,250 0,235 137,8 13,780 0,448
6,00 600,00 39,0 3,900 0,127 72,0 7,200 0,234 137,8 13,780 0,448
6,20 620,00 38,0 3,800 0,123 71,5 7,150 0,232 137,2 13,720 0,446
6,40 640,00 37,0 3,700 0,120 71,0 7,100 0,231 137,0 13,700 0,445
6,60 660,00 36,0 3,600 0,117 70,5 7,050 0,229 136,5 13,650 0,443
6,80 680,00 35,0 3,500 0,114 70,0 7,000 0,227 136,0 13,600 0,442
7,00 700,00
7,20 720,00

0,80
UNIT WEIGHT
0,70 3
(gr/cm )
SHEAR STRESS (kg/cm2)

0,770
0,60

0,50

0,40 ANGEL OF INTERNAL


FRICTION (F)
0,30

0,20 34,1

0,10

0,00 COHESSION
0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 2
(kg/cm )
NORMAL STRESS (kg/cm2) 0,033
Client -
Project -
Job No. - Date 15-11-21
Tested By Sandi Checked By AL

PARTICLE SIZE DISTRIBUTION ANALYSIS

Location : Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1 ) Sample No. : -


Hole No. : BH.1 Sample Type : DS.2
Depth : 7.50 - 8.00 m Sample Description : SAND

SIEVE ANALYSIS (ASTM D 422)

Initial weight of dry soil : 65 g

Sieve Sieve Wt. Soil Percent Cumulative Percent


No. Opening Retained Retained Percent Finer
Retained
mm g % % %
3" 75,000 0,00 0,00 0,00 100,00
2" 50,800 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2" 38,100 0,00 0,00 0,00 100,00
1" 25,400 0,00 0,00 0,00 100,00
3/4" 19,050 0,00 0,00 0,00 100,00
1/2" 12,700 0,00 0,00 0,00 100,00
3/8" 9,525 0,00 0,00 0,00 100,00
4 4,760 6,89 10,60 10,60 89,40
10 2,000 4,90 7,54 18,14 81,86
20 0,840 2,20 3,38 21,52 78,48
40 0,420 5,88 9,05 30,57 69,43
60 0,250 17,17 26,42 56,98 43,02
100 0,149 21,22 32,65 89,63 10,37
200 0,075 4,22 6,49 96,12 3,88
Pan 2,52 3,88 100,00

HYDROMETER ANALYSIS ( BS 1377 : 1975 )

Weight of dry soil : 2,52 g Tube No. : A1


Specific Gravity (Gs) : 2,66 Hydrometer No. : 152H
Meniscus Correction,c : 0,00 Temperature Correction, mt : 1,50
Viscosity of water : 0,9328 Dispersant Correction, x : 3,5
Elapsed Hydrometer TRUE Effective Fully Particle Percentage Finer
Time Time reading Reading depth Corrected Diameter Than D
t R'h Rh HR Reading D K
min mm mm %
09:30 0 0
09:30 0,5 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0772 1,15
09:31 1 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0546 1,15
09:32 2 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0386 1,15
09:35 5 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0244 1,15
09:45 15 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0141 1,15
10:00 30 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0100 1,15
10:30 60 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0070 1,15
13:30 240 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0035 1,15
09:30 1440 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0014 1,15
CLIENT -
PROJECT -
Location Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1 ) Hole No BH.1
Job No. - Depth 7.50 - 8.00 m
Tested by Sandi Sample No. -
Checked by AL Sample type DS.2
Date 15/11/2021 Sample description SAND

PARTICLES SIZE DISTRIBUTION ANALYSIS ( ASTM D 422 )


100

90

80

70
Percentage passing

60

50

40

30

20

10

0
0,001 0,010 0,100 1,000 10,000 100,000
1 10 100
Particle size (mm )

CLAY SILT Fine Medium Course GRAVEL COBBLES


SAND
%1 0% 88 % 0%
11 %
Client -
Project -
Job No. - Date 13-11-21
Tested By Egi Checked By AL

PARTICLE SIZE DISTRIBUTION ANALYSIS

Location : Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1 ) Sample No. : -


Hole No. : BH.2 Sample Type : DS.2
Depth : 7.50 - 8.00 m Sample Description : SAND

SIEVE ANALYSIS (ASTM D 422)

Initial weight of dry soil : 65 g

Sieve Sieve Wt. Soil Percent Cumulative Percent


No. Opening Retained Retained Percent Finer
Retained
mm g % % %
3" 75,000 0,00 0,00 0,00 100,00
2" 50,800 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2" 38,100 0,00 0,00 0,00 100,00
1" 25,400 0,00 0,00 0,00 100,00
3/4" 19,050 0,00 0,00 0,00 100,00
1/2" 12,700 0,00 0,00 0,00 100,00
3/8" 9,525 0,00 0,00 0,00 100,00
4 4,760 0,00 0,00 0,00 100,00
10 2,000 0,98 1,51 1,51 98,49
20 0,840 1,88 2,89 4,40 95,60
40 0,420 6,10 9,38 13,78 86,22
60 0,250 33,20 51,08 64,86 35,14
100 0,149 11,77 18,11 82,97 17,03
200 0,075 9,33 14,35 97,32 2,68
Pan 1,74 2,68 100,00

HYDROMETER ANALYSIS ( BS 1377 : 1975 )

Weight of dry soil : 1,74 g Tube No. : A1


Specific Gravity (Gs) : 2,67 Hydrometer No. : 152H
Meniscus Correction,c : 0,00 Temperature Correction, mt : 1,50
Viscosity of water : 0,9328 Dispersant Correction, x : 3,5
Elapsed Hydrometer TRUE Effective Fully Particle Percentage Finer
Time Time reading Reading depth Corrected Diameter Than D
t R'h Rh HR Reading D K
min mm mm %
09:25 0 0
09:25 0,5 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0769 1,15
09:26 1 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0544 1,15
09:27 2 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0384 1,15
09:30 5 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0243 1,15
09:40 15 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0140 1,15
09:55 30 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0099 1,15
10:25 60 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0070 1,15
13:25 240 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0035 1,15
09:25 1440 0,0 0,0 173,09 0,5 0,0014 1,15
CLIENT -
PROJECT -
Location Pelabuhan Bakauheni ( Dermaga 1 ) Hole No BH.2
Job No. - Depth 7.50 - 8.00 m
Tested by Egi Sample No. -
Checked by AL Sample type DS.2
Date 13/11/2021 Sample description SAND

PARTICLES SIZE DISTRIBUTION ANALYSIS ( ASTM D 422 )


100

90

80

70
Percentage passing

60

50

40

30

20

10

0
0,001 0,010 0,100 1,000 10,000 100,000
1 10 100
Particle size (mm )

CLAY SILT Fine Medium Course GRAVEL COBBLES


SAND
%1 0% 99 % 0%
0%

Anda mungkin juga menyukai