PENDAHULUAN
Pada semester 6 kali ini, kami berkesempatan untuk mengikuti kuliah lapangan
dengan mengamati 4 titik lokasi jembatan dimana terdiri dari 2 jenis jembatan
yaitu,jembatan untuk kendaraan dan jembatan untuk lintasan kereta api. Tentunya
kedua jenis jembatan tersebut memiliki perbedaan yang dapat kami amati. Tidak
hanya itu dengan kuliah lapangan, kami dapat mngetahui beberapa permasalahan
yang dapat menganggu atau merusak struktur jembatan sendiri.
Dengan tujuan menambah ilmu mahasiswa akan lebih ideal lagi apabila
mahasiswa mempresntasikan hasil pengamatan di lapangan mengenai jembatan yang
diamati. Selain mengetahui tolak ukur pemahaman mahasiswa mengenai
pengimplemntasian ilmu di kelas dan dilapangan, dengan mempresentasikan hasil
kuliah lapangan diharapkan dapat terlaksananya diskusi kelas untuk menjawab hal
hal yang sedikit menyimpang dari teori atau sesuatu yang menarik untuk dibahas.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
a) keamanan,
b) kenyamanan,
c) estetika,
d) keawetan,
e) kemudahan pengerjaan &
f) ekonomis
Ada banyak jenis dan bentuk jembatan yang kita kenal, diantaranya:
3
4) Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),
5) Jembatan di dermaga (jetty).
Untuk laporan ini kami hanya membahas Jembatan rangka (truss bridge),
4
2.2 Jembatan Rangka
Jembatan rangka batang adalah sebuah jembatan yang terdiri dari batang-
batang (biasanya batang lurus) yang dihubungkan dengan sambungan sendi hingga
membentuk rangka segitiga yang akan mengalami tegangan akibat gaya tarik, gaya
tekan, atau kadang-kadang keduanya jika terkena beban-beban dinamis. Jembatan
rangka batang adalah merupakan salah satu tipe jembatan tertua diantara jembatan-
jembatan masa kini. Tipe struktur jembatan mudah didesain dan murah untuk
dibangun karena efisien dalam penggunaan bahan-bahan konstruksi. Untuk keperluan
analisis struktur umumnya jembatan-jembatan rangka batang ditinjau sebagai batang-
batang yang dihubungkan dengan sambungan sendi. Analisis yang lebih rumit
mungkin harus dilakukan jika sambungannya dibuat kaku sehingga menyebabkan
momen pada batang yang relatif besar.
Sejarah rangka jembatan sudah ada sebelum revolusi Industri (abad ke-19),
hampir semua jembatan yang digunakan terbuat dari batu. Tetapi kayu dan besi dapat
menahan ketegangan dan kompresi dengan lebih baik dan batu dan Amerika Serikat
memiliki banyak kayu sehingga mereka membuat banyak jembatan kayu pada masa
itu dan kebanyakan dari mereka adalah jembatan rangka. Town's lattice truss, varian
yang sangat sederhana dari truss, dipatenkan pada tahun 1820. Paruh pertama abad
ke-19 melihat sangat sedikit jembatan truss yang terbuat dari besi meskipun paten
pertama untuk pengantin truss besi dikeluarkan untuk Squire Whipple pada tahun
1841. Tetapi logam perlahan mulai untuk menggantikan kayu, dan jembatan besi
tempa mulai muncul di AS pada 1870-an hanya untuk diganti dengan baja pada 1880-
an dan 1890-an. Belakangan beberapa tempat (seperti Pennsylvania) terus
membangun jembatan rangka untuk jangka panjang hingga tahun 1930-an, sementara
yang lain (seperti Michigan) mulai membangun rencana standar balok beton dan
balok balok.
5
jembatan bisa dibangun pada tempat yang memadai dan setelah selesai diangkut
kemudian dipasang pada tempat yang dimaksud, walaupun ini tidak selalu dapat
dilakukan. Ini membuat jembatan rangka batang sangat cocok untuk digunakan untuk
jembatan yang membentang diatas jalan raya atau kereta, karena dapat meminimalkan
gangguan pada lalulintas pada jalan raya atau kerena api tersebut. Sedangkan kerugian
jembatan rangka batang antara lain umumnya membutuhkan ruang yang lebih luas
dan bisa kadang-kadang menjadi gangguan pada pengendara.
Secara umum struktur jembatan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu struktur
atas dan struktur bawah.
a) Trotoar :
Sandaran dan tiang sandaran,
Peninggian trotoar (Kerb),
Slab lantai trotoar.
b) Slab lantai kendaraan,
c) Gelagar (Girder),
d) Balok diafragma,
e) Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),
f) Tumpuan (Bearing).
6
B. Struktur Bawah (Substructures)
7
Gambar 3 (komponen jembatan tampak samping)
8
Gambar 5 (perbedaan pondasi dan pilar)
2.3 Sambungan
9
b) Macam-Macam Sambungan:
A. Paku Keling
Paku keling adalah suatu alat sambung konstruksi baja yang terbuat dari
batang baja berpenampang bulat dengan bentuk sebagai berikut :
B. Baut
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu
ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan
ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan, baut
dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan
bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas
kembali. Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir
segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan
10
bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau
pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.
C. Las
Menyambung baja dengan las adalah menyambung dengan cara
memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun
tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah dingin akan menyatu dengan baik.
Untuk menyambung baja bangunan kita mengenal 2 jenis las yaitu :
11
b. Las Listrik ( Las LUMER ) Yaitu pengelasan yang
menggunakan energi listrik. Untuk pengelasannya diperlukan pesawat
las yang dilengkapi dengan dua buah kabel, satu kabel dihubungkan
dengan penjepit benda kerja dan satu kabel yang lain dihubungkan
dengan tang penjepit batang las / elektrode las. Jika elektrode las
tersebut didekatkan pada benda kerja maka terjadi kontak yang
menimbulkan panas yang dapat melelehkan baja ,dan elektrode (batang
las) tersebut juga ikut melebur ujungnya yang sekaligus menjadi
pengisi pada celah sambungan las. Karena elektrode / batang las ikut
melebur maka lama-lama habis dan harus diganti dengan elektrode
yang lain. Dalam perdagangan elektrode / batang las terdapat berbagai
ukuran diameter yaitu 21/2 mm, 31/4 mm, 4 mm, 5 mm, 6 mm, dan 7
mm. Untuk konstruksi baja yang bersifat strukturil (memikul beban
konstruksi)) maka sambungan las tidak diijinkan menggunakan las
Otogen, tetapi harus dikerjakan dengan las listrik dan harus dikerjakan
oleh tenaga kerja ahli yang profesional.
2.4 Pengaku
Pengaku jembatan adalah struktur yang smaa dengan rangka terbuat dari baja
juga yang berfungsi untuk mengkakukan struktur dan diharapkan agar menahan
struktur tersebut tidak goyang. Sistem kerja nya seperti jepit.
12
BAB III
HASIL PENGAMATAN
13
3.2 Sketsa Jembatan Ngrame II
Data Teknis :
a. panjang persegmen 5 m
b. terdapat 9 segmen maka panjang jembatan 45m
c. tinggi jembatan 5 m
14
komponen struktural jembatan yang secara langsung mendukung beban lalu-lintas.
Pelat lantai juga didukung.
3.2.2 Kerb
15
3.2.3 Sandaran
Pipa sandaran, terbuat dari baja yang dipasang diantara tiang-tiang sandaran di
pinggir sepanjang jembatan atau tepi lantai trotoar dan merupakan pembatas dari
kedua sisi samping jembatan.
Rangka merupakan struktur utama yang mendukung seluruh beban yang bekerja
pada struktur jembatan rangka baja, baik beban eksternal maupun beban akibat berat
sendiri yang diterima batang-batang pada rangka sehingga mengalami tarikan aksial
(gaya tank) dan tekanan aksial (gaya tekan)
16
Data Teknis :
3.2.5 Pengaku
18
3.2.6 Portal End Frame
Portal Akhir merupakan portal pada ujung – ujung jembatan yang berfungsi
menerima semua beban angin dan meneruskan ke perletakan
Ikatan angin adalah komponen yang berfungsi menahan gaya arah lateral pada
rangka yang diakibatkan oleh gaya angin. Struktur ini berupa rangka batang,
diletakkan pada batang atas dan batang bawah rangka utama.
19
3.2.8 Balok Melintang dan Balok Memanjang
a. Balok Melintang berfungsi untuk menerima beban akibat kendaraan dan akan
diteruskan ke perletakan
b. Balok Memanjang berfungsi untuk menerima beban kendaraan dan akan
diteruskan ke balok melintang
Data Teknis :
20
3.2.9 Perletakan
Bearing pada atau dalam bahasa yang lebih luas adalah Tumpuan merupakan
sistem keseluruhan dari suatu bagian jembatan yang digunakan untuk mentransfer
tegangan dari struktur bagian atas ke struktur bagian bawah yang dapat memberikan
pergerakan pada bagian atas struktur jembatan. Bearing juga berfungsi untuk
mengakomodasi pergerakan Translasi dan Rotasi.
Data Teknis :
Perletakan sendi rol, hanya saja kami hanya memiliki dokumen sendi karena
untuk perletakan rol nya tidak dapt kami akses karena di tengah sungai
3.2.1 Pilar
21
Pilar adalah komponen yang berfungsi untuk menyalurkan gaya-gaya vertical dan
horizontal dari bangunan atas pada pondasi.Pilar atau pier merupakan struktur
pendukung bangunan atas.pilar biasa digunakan pada jembatan bentang panjang,
posisi pilar berada diantara kedua abutment.
3.3 Sambungan
(a) (b)
22
Data Teknis Sambungan :
8D22
23
6D22
Dapat disimpulkan baut pada lingkaran me rah lebihbanyak disbanding baut pada
lingkaran biru.
24
Sama halnya dengan sambungan baut pada sisi kanan jembatan
3.3 Permaslaahan
Drainase pada Jembatan berfungsi untuk mengalirkan air yang ada di lantai
kendaraan ke saluran pembuang sehingga tidak menggenangi lantai kendaraan
jembatan, yang sangat mengganggu lalu-lintas. Tetapi hal ini perlu disayangkan
25
karena ada salah satu lubang drainase tersebut ditutupi oleh gelas plastik air
mineral.
26
BAB IV
27
28
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil analisa kami baik dari permodelan sap ataupun pengamatan secara
langsung. Pada Jembatan Ngrame II yang kami amati dari segi komponen memiliki
kelengkapan yang sesuai dengan apa yang kami pelajari di kelas hanya saja ada
beberapa komponen yang tidak kami dokumentasikan karena beberapa kondisi. Tetapi
ada bebarapa hal yang menurut kami tidak begitu sesuai dimana pada hasil analisa
ikatan angin kami , ikatan angin yang seharusnya bekerja sebgaia tarik dengan desain
seperti itu mengalami tekan.
Untuk Ikatan rem pada jembatan Ngrame 2 ini tidak ditemukan karena…….
Dari ahsil permodelan SAP 2000 Kami dapat menganalisa mengapa dimensi rangka
utama dan jumlah baut yang antara rangak dekat portal dengan rangka yang berada
ditengah berbeda, hal ini dikarena kan gaya momen yang berada pada rangka di
tengah bentang memiliki momen lebih besar disbanding di tepi. Selain itu Bidenag
lintang yang didapat pada rangka dapat membutktikan bahwa dimensi portal akhir
jauh lebih besar dibandingakan portal di tengah.
29
STUDI PUSTAKA
https://bantalanjembatan.blogspot.com/2010/01/jenis-jenis-jembatan.html
https://www.academia.edu/18049746/Makalah_Struktur_Jembatan
https://meniksipil.blogspot.com/2011/10/macam-macam-struktur-jembatan.html
30
LAMPIRAN
31