Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa perkuliaan mahasiswa departemen teknik sipil terutama mata


kuliahrekayasa jembatan banyak mempelajari teori teori mengenai komponen
jembatan,jenis jembatan dan hal hal krusial mengenai jembatan. Tentunya teori teori
tersebut akan lebih mudah dipahami oleh mahasiswa dengan diadakannya kuliah
lapangan. Dalam kuliah lapangan ini diharapkan mahasiswa dapat mengamati dan
mencari ilmu yang mungkin belum dijelaskan di bangku kelas ,ataupun lebih
tercerahkan dengan apa yang sudah dijelaskan di kelas.

Pada semester 6 kali ini, kami berkesempatan untuk mengikuti kuliah lapangan
dengan mengamati 4 titik lokasi jembatan dimana terdiri dari 2 jenis jembatan
yaitu,jembatan untuk kendaraan dan jembatan untuk lintasan kereta api. Tentunya
kedua jenis jembatan tersebut memiliki perbedaan yang dapat kami amati. Tidak
hanya itu dengan kuliah lapangan, kami dapat mngetahui beberapa permasalahan
yang dapat menganggu atau merusak struktur jembatan sendiri.

Dengan tujuan menambah ilmu mahasiswa akan lebih ideal lagi apabila
mahasiswa mempresntasikan hasil pengamatan di lapangan mengenai jembatan yang
diamati. Selain mengetahui tolak ukur pemahaman mahasiswa mengenai
pengimplemntasian ilmu di kelas dan dilapangan, dengan mempresentasikan hasil
kuliah lapangan diharapkan dapat terlaksananya diskusi kelas untuk menjawab hal
hal yang sedikit menyimpang dari teori atau sesuatu yang menarik untuk dibahas.

Untuk itu kami mencoba untuk menganalisa hasil penagmatan di lapangan


dengan apa yang ada di teori .Baik dari komponen nya,konsep strukturnya,hasil
permodelan dan juga permasalahn permasalahan yang kami temukan. Tetapi dengan
adanya bebrapa jembatn yang kami amati, kami selaku kelompok satu diberikan tugas
untuk mempresentasikan hasil pengamatan jembatan ngrame II sebelah kiri dari arah
surabaya.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa jenis jembatan Ngrame II (arah surabaya sebelah kiri)?


2. Apa saja komponen jembatan pada Jembatan Ngrame II(arah surabaya sebelah
kiri)?
3. Apa fungsi dari masing masing komponen jembatan pada Jembatan Ngrame
II(arah surabaya sebelah kiri)?
4. Apa yang membuat jumlah sambungan baut pada rangka utama berbeda ?
5. Apa yang membuat dimensi profil WF pada rangka utama berbeda?
6. Bagaiman gaya dan momen yang dihasilkan pada rangka utama ataupun ikatan
angin?
7. Apa saja permasalahan yang ditemukan saat kuliah lapangan pada Jembatan
Ngrame II (arah surabaya sebelah kiri)?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui jenis jembatan Ngrame II (arah surabaya sebelah kiri)


2. Mengetahui komponen jembatan pada Jembatan Ngrame II(arah surabaya
sebelah kiri)
3. Mengetahui fungsi dari masing masing komponen jembatan pada Jembatan
Ngrame II(arah surabaya sebelah kiri)
4. Mengetahui alasan jumlah sambungan baut pada rangka utama berbeda
dengan bantuan analisa SAP
5. Mengetahui alasan dimensi profil WF pada rangka utama berbeda
6. Mengetauhi gaya dan momen yang dihasilkan pada rangka utama ataupun
ikatan angin
7. Mengetahui permasalahan yang ditemukan saat kuliah lapangan pada
Jembatan Ngrame II (arah surabaya sebelah kiri)

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau


rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk
penyeberangan pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan.Jembatan juga
merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat yang sangatvital dalam aliran
perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi komponenkritis dari suatu ruas
jalan, karena sebagai penentu beban maksimum kendaraanyang mele!ati ruas jalan
tersebut.

Seiring dengan perkembangan zaman jembatan menjadi bagian dari infrastruktur


transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan
sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban
maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut. Sebagai suatu prasarana
transportasi jembatan yang merupakan bagian jalan yg sangat penting harus
memenuhi persyaratan (BSP) yaitu:

a) keamanan,
b) kenyamanan,
c) estetika,
d) keawetan,
e) kemudahan pengerjaan &
f) ekonomis

Ada banyak jenis dan bentuk jembatan yang kita kenal, diantaranya:

A. Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.


1) Jembatan jalan raya (highway bridge),
2) Jembatan jalan kereta api (railway bridge),
3) Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).

B. Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.


1) Jembatan di atas sungai atau danau,
2) Jembatan di atas lembah,
3) Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),

3
4) Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),
5) Jembatan di dermaga (jetty).

C. Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi


beberapa macam :
1) Jembatan kayu (log bridge),
2) Jembatan beton (concrete bridge),
3) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
4) Jembatan baja (steel bridge),
5) Jembatan komposit (compossite bridge).

D. Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa


macam, antara lain :
1) Jembatan plat (slab bridge),
2) Jembatan plat berongga (voided slab bridge),
3) Jembatan gelagar (girder bridge),
4) Jembatan rangka (truss bridge),
5) Jembatan pelengkung (arch bridge),
6) Jembatan gantung (suspension bridge),
7) Jembatan kabel (cable stayed bridge),
8) Jembatan cantilever (cantilever bridge).

Untuk laporan ini kami hanya membahas Jembatan rangka (truss bridge),

Gambar 1 (macam-macam jembatan)

4
2.2 Jembatan Rangka

Jembatan rangka batang adalah sebuah jembatan yang terdiri dari batang-
batang (biasanya batang lurus) yang dihubungkan dengan sambungan sendi hingga
membentuk rangka segitiga yang akan mengalami tegangan akibat gaya tarik, gaya
tekan, atau kadang-kadang keduanya jika terkena beban-beban dinamis. Jembatan
rangka batang adalah merupakan salah satu tipe jembatan tertua diantara jembatan-
jembatan masa kini. Tipe struktur jembatan mudah didesain dan murah untuk
dibangun karena efisien dalam penggunaan bahan-bahan konstruksi. Untuk keperluan
analisis struktur umumnya jembatan-jembatan rangka batang ditinjau sebagai batang-
batang yang dihubungkan dengan sambungan sendi. Analisis yang lebih rumit
mungkin harus dilakukan jika sambungannya dibuat kaku sehingga menyebabkan
momen pada batang yang relatif besar.

Sejarah rangka jembatan sudah ada sebelum revolusi Industri (abad ke-19),
hampir semua jembatan yang digunakan terbuat dari batu. Tetapi kayu dan besi dapat
menahan ketegangan dan kompresi dengan lebih baik dan batu dan Amerika Serikat
memiliki banyak kayu sehingga mereka membuat banyak jembatan kayu pada masa
itu dan kebanyakan dari mereka adalah jembatan rangka. Town's lattice truss, varian
yang sangat sederhana dari truss, dipatenkan pada tahun 1820. Paruh pertama abad
ke-19 melihat sangat sedikit jembatan truss yang terbuat dari besi meskipun paten
pertama untuk pengantin truss besi dikeluarkan untuk Squire Whipple pada tahun
1841. Tetapi logam perlahan mulai untuk menggantikan kayu, dan jembatan besi
tempa mulai muncul di AS pada 1870-an hanya untuk diganti dengan baja pada 1880-
an dan 1890-an. Belakangan beberapa tempat (seperti Pennsylvania) terus
membangun jembatan rangka untuk jangka panjang hingga tahun 1930-an, sementara
yang lain (seperti Michigan) mulai membangun rencana standar balok beton dan
balok balok.

Keuntungan-keuntungan dari jembatan-jembatan rangka batang adalah ekonomis,


ringan, kuat dan menggunakan batang-batang yang pendek. Jembatang rangka batang
mempunyai kekuatan yang baik karena mereka terbuat dari segitiga-segitiga yang
disusun satu dengan lainnya. Keuntungan lain dari jembatan rangka batang ini adalah

5
jembatan bisa dibangun pada tempat yang memadai dan setelah selesai diangkut
kemudian dipasang pada tempat yang dimaksud, walaupun ini tidak selalu dapat
dilakukan. Ini membuat jembatan rangka batang sangat cocok untuk digunakan untuk
jembatan yang membentang diatas jalan raya atau kereta, karena dapat meminimalkan
gangguan pada lalulintas pada jalan raya atau kerena api tersebut. Sedangkan kerugian
jembatan rangka batang antara lain umumnya membutuhkan ruang yang lebih luas
dan bisa kadang-kadang menjadi gangguan pada pengendara.

Gambar 2 (jembatan rangka)

2.3 Komponen Utama Jembatan

Secara umum struktur jembatan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu struktur
atas dan struktur bawah.

A. Struktur Atas (Superstructures)

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban


langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan,
beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.Struktur atas
jembatan umumnya meliputi :

a) Trotoar :
 Sandaran dan tiang sandaran,
 Peninggian trotoar (Kerb),
 Slab lantai trotoar.
b) Slab lantai kendaraan,
c) Gelagar (Girder),
d) Balok diafragma,
e) Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),
f) Tumpuan (Bearing).
6
B. Struktur Bawah (Substructures)

Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas


dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan,
tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi.
Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah
dasar.Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi :

a) Pangkal jembatan (Abutment),


 Dinding belakang (Back wall),
 Dinding penahan (Breast wall),
 Dinding sayap (Wing wall),
 Oprit, plat injak (Approach slab)
 Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
 Tumpuan (Bearing).
b) Pilar jembatan (Pier),
 Kepala pilar (Pier Head),
 Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal,
 Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
 Tumpuan (Bearing).
C. Fondasi

Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke


tanah dasar. Berdasarkan sistimnya, fondasi abutment atau pier jembatan
dapat dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain :

a) Fondasi telapak (spread footing)


b) Fondasi sumuran (caisson)
c) Fondasi tiang (pile foundation)
 Tiang pancang kayu (Log Pile),
 Tiang pancang baja (Steel Pile),
 Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),
 Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed
Concrete Pile), spun pile,
 Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile,
franky pile,
 Tiang pancang komposit (Compossite Pile).

7
Gambar 3 (komponen jembatan tampak samping)

Gambar 4 (komponen jembatan tampak depan)

8
Gambar 5 (perbedaan pondasi dan pilar)

2.3 Sambungan

Tiap konstuksi terbentuk dari beberapa suku bagian,macam-macam bagian.


Sesamanya dihubungkan, salah satu cara menghubungkan suatu bagian ke suku
bagian yang lain diperlukan sambungan.Sambungan adalah hasil dari penyatuan
beberapa bagian / konstruksi dengan menggunakan suatu cara tertentu.

a) Fungsi / Tujuan Sambungan Baja


o Untuk menggabungkan beberapa batang baja membentuk kesatuan
konstruksi sesuai kebutuhan.
o Untuk mendapatkan ukuran baja sesuai kebutuhan (panjang, lebar, tebal,
dan sebagainya)
o Untuk memudahkan dalam penyetelan konstruksi baja di lapangan.
o .Untuk memudahkan penggantian bila suatu bagian / batang konstruksi
mengalami rusak.
o . Untuk memberikan kemungkinan adanya bagian / batang konstruksi
yang dapat bergerak missal peristiwa muai-susut baja akibat perubahan
suhu

9
b) Macam-Macam Sambungan:

1) Sambungan tetap adalah sambungan yang dapat dilepas dengan cara


merusaknya, contoh:sambungan keeling dan sambungan las.
2) Sambungan tidak tetap adalah sambungan yang dapat kita lepas dan
dapat kita bongkar tanpa merusaknya sesuatu,
contohnya:sambungan pasak,sambungan pena,dan sambungan ulir.

c) Mengenal Alat Sambung Baja

A. Paku Keling

Paku keling adalah suatu alat sambung konstruksi baja yang terbuat dari
batang baja berpenampang bulat dengan bentuk sebagai berikut :

Gambar 6 (komponen paku keling)

B. Baut

Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu
ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan
ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan, baut
dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan
bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas
kembali. Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir
segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan

10
bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau
pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.

Keuntungan sambungan menggunakan baut antara lain : 1) Lebih mudah


dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan. 2) Konstruksi
sambungan dapat dibongkar-pasang. 3) Dapat dipakai untuk menyambung
dengan jumlah tebal baja > 4d ( tidak seperti paku keling dibatasi maksimum
4d ). 4) Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk
konstruksi berat /jembatan.

C. Las
Menyambung baja dengan las adalah menyambung dengan cara
memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun
tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah dingin akan menyatu dengan baik.
Untuk menyambung baja bangunan kita mengenal 2 jenis las yaitu :

a. Las Karbid ( Las OTOGEN ) Yaitu pengelasan yang


menggunakan bahan pembakar dari gas oksigen (zat asam) dan gas
acetylene (gas karbid). Dalam konstruksi baja las ini hanya untuk
pekerjaan-pekerjaan ringan atau konstruksi sekunder, seperti ; pagar
besi, teralis dan sebagainya.

11
b. Las Listrik ( Las LUMER ) Yaitu pengelasan yang
menggunakan energi listrik. Untuk pengelasannya diperlukan pesawat
las yang dilengkapi dengan dua buah kabel, satu kabel dihubungkan
dengan penjepit benda kerja dan satu kabel yang lain dihubungkan
dengan tang penjepit batang las / elektrode las. Jika elektrode las
tersebut didekatkan pada benda kerja maka terjadi kontak yang
menimbulkan panas yang dapat melelehkan baja ,dan elektrode (batang
las) tersebut juga ikut melebur ujungnya yang sekaligus menjadi
pengisi pada celah sambungan las. Karena elektrode / batang las ikut
melebur maka lama-lama habis dan harus diganti dengan elektrode
yang lain. Dalam perdagangan elektrode / batang las terdapat berbagai
ukuran diameter yaitu 21/2 mm, 31/4 mm, 4 mm, 5 mm, 6 mm, dan 7
mm. Untuk konstruksi baja yang bersifat strukturil (memikul beban
konstruksi)) maka sambungan las tidak diijinkan menggunakan las
Otogen, tetapi harus dikerjakan dengan las listrik dan harus dikerjakan
oleh tenaga kerja ahli yang profesional.

2.4 Pengaku

Pengaku jembatan adalah struktur yang smaa dengan rangka terbuat dari baja
juga yang berfungsi untuk mengkakukan struktur dan diharapkan agar menahan
struktur tersebut tidak goyang. Sistem kerja nya seperti jepit.

12
BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Lokasi Jembatan

13
3.2 Sketsa Jembatan Ngrame II

Data Teknis :

a. panjang persegmen 5 m
b. terdapat 9 segmen maka panjang jembatan 45m
c. tinggi jembatan 5 m

3.3 Struktur atas Jembatan Ngrame

3.2.1 Pelat Lantai

Pelat lantai kendaraan merupakan komponen utama jembatan yang berkontak


langsung dari beban kendaraan pada jembatan jalan raya. Pelat lantai adalah

14
komponen struktural jembatan yang secara langsung mendukung beban lalu-lintas.
Pelat lantai juga didukung.

Data Hasil Pengukurang :


 Tebal
K

3.2.2 Kerb

Kerb adalah salah satu produk beton pracetak yang difungsikan


sebagai pembatas antara jalan dengan paving blok pada trotoar. Kerb pada
jembatan difungsikan untuk tempat pedestrian

Data Hasil Pengukurang :


 Tebal
K

15
3.2.3 Sandaran

Pipa sandaran, terbuat dari baja yang dipasang diantara tiang-tiang sandaran di
pinggir sepanjang jembatan atau tepi lantai trotoar dan merupakan pembatas dari
kedua sisi samping jembatan.

3.2.4 Rangka Utama

Rangka merupakan struktur utama yang mendukung seluruh beban yang bekerja
pada struktur jembatan rangka baja, baik beban eksternal maupun beban akibat berat
sendiri yang diterima batang-batang pada rangka sehingga mengalami tarikan aksial
(gaya tank) dan tekanan aksial (gaya tekan)

16
Data Teknis :

Rangka Batang akhir : 300 X 300 X20 X30

Rangka Batang :300 X 300 X20 X10

3.2.5 Pengaku

3.2.5.1 pengaku atas

Pengaku dipasang agar lebih mengkakukan struktur terutama di portal akhir


jembatan karena sesuai funsinya portal akhir sebagai penerima semua beban di
depannya dengan tujuan agar struktur juga tidak mengalami pergoyangan.

3.2.5.2 pengaku bawah


17
Pengaku pada balok melintang ini ada beberapa ukuran dan dipasang dengan
jarak seperti gambar diatas. Dan pengaku ini disambung menggunakan metode
sambungan las.

1. Tinggi pengaku yang kecil sekitar 46 cm


2. Tinggi pengaku yang kecil sekitar 70 cm

18
3.2.6 Portal End Frame

Portal Akhir merupakan portal pada ujung – ujung jembatan yang berfungsi
menerima semua beban angin dan meneruskan ke perletakan

3.2.7 Ikatan Angin

Ikatan angin adalah komponen yang berfungsi menahan gaya arah lateral pada
rangka yang diakibatkan oleh gaya angin. Struktur ini berupa rangka batang,
diletakkan pada batang atas dan batang bawah rangka utama.

19
3.2.8 Balok Melintang dan Balok Memanjang

a. Balok Melintang berfungsi untuk menerima beban akibat kendaraan dan akan
diteruskan ke perletakan
b. Balok Memanjang berfungsi untuk menerima beban kendaraan dan akan
diteruskan ke balok melintang

Data Teknis :

Balok Melintang : WF 700 X 300X …X…

Balok Memanjang : a) WF 400X200X8X13

b)WF 300 X 150 X 5,5 X 8

20
3.2.9 Perletakan

Bearing pada atau dalam bahasa yang lebih luas adalah Tumpuan merupakan
sistem keseluruhan dari suatu bagian jembatan yang digunakan untuk mentransfer
tegangan dari struktur bagian atas ke struktur bagian bawah yang dapat memberikan
pergerakan pada bagian atas struktur jembatan. Bearing juga berfungsi untuk
mengakomodasi pergerakan Translasi dan Rotasi.

Data Teknis :

Perletakan sendi rol, hanya saja kami hanya memiliki dokumen sendi karena
untuk perletakan rol nya tidak dapt kami akses karena di tengah sungai

3.2 Struktur bawah Jembatan Ngrame

3.2.1 Pilar

21
Pilar adalah komponen yang berfungsi untuk menyalurkan gaya-gaya vertical dan
horizontal dari bangunan atas pada pondasi.Pilar atau pier merupakan struktur
pendukung bangunan atas.pilar biasa digunakan pada jembatan bentang panjang,
posisi pilar berada diantara kedua abutment.

3.3 Sambungan

(a) (b)

 Pada gambar( a )dapat dilihat sambungan tersebut menghubungkan anatara


balok emmanjang dan melintang , dan dapat dipahami sambungan pada
gambar a bersifat seperti sendi.
 Pada gambar (b) dapat diamati sambungan antara balok utama dan rangka
memiliki smabungan yang bekerja sebagai jepit . dan memiliki 2 tampang
geser.

22
Data Teknis Sambungan :

8D22
23
6D22

Dapat disimpulkan baut pada lingkaran me rah lebihbanyak disbanding baut pada
lingkaran biru.

24
Sama halnya dengan sambungan baut pada sisi kanan jembatan

3.3 Permaslaahan

Drainase pada Jembatan berfungsi untuk mengalirkan air yang ada di lantai
kendaraan ke saluran pembuang sehingga tidak menggenangi lantai kendaraan
jembatan, yang sangat mengganggu lalu-lintas. Tetapi hal ini perlu disayangkan
25
karena ada salah satu lubang drainase tersebut ditutupi oleh gelas plastik air
mineral.

26
BAB IV

Analisa Hasil Permodelan SAP 2000

4.1 dasar mengapa bikin sap

27
28
BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil analisa kami baik dari permodelan sap ataupun pengamatan secara
langsung. Pada Jembatan Ngrame II yang kami amati dari segi komponen memiliki
kelengkapan yang sesuai dengan apa yang kami pelajari di kelas hanya saja ada
beberapa komponen yang tidak kami dokumentasikan karena beberapa kondisi. Tetapi
ada bebarapa hal yang menurut kami tidak begitu sesuai dimana pada hasil analisa
ikatan angin kami , ikatan angin yang seharusnya bekerja sebgaia tarik dengan desain
seperti itu mengalami tekan.

Untuk Ikatan rem pada jembatan Ngrame 2 ini tidak ditemukan karena…….

Dari ahsil permodelan SAP 2000 Kami dapat menganalisa mengapa dimensi rangka
utama dan jumlah baut yang antara rangak dekat portal dengan rangka yang berada
ditengah berbeda, hal ini dikarena kan gaya momen yang berada pada rangka di
tengah bentang memiliki momen lebih besar disbanding di tepi. Selain itu Bidenag
lintang yang didapat pada rangka dapat membutktikan bahwa dimensi portal akhir
jauh lebih besar dibandingakan portal di tengah.

29
STUDI PUSTAKA

https://bantalanjembatan.blogspot.com/2010/01/jenis-jenis-jembatan.html

https://www.academia.edu/18049746/Makalah_Struktur_Jembatan

https://meniksipil.blogspot.com/2011/10/macam-macam-struktur-jembatan.html

30
LAMPIRAN

31

Anda mungkin juga menyukai