TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, penyusun dapat
menyelesaikan laporan tugas perencanaan lengkung horizontal dan lengkung
vertikal jalan raya tepat pada waktunya.
Laporan yang berjudul Tugas Perencanaan Lengkung Horizontal dan
Vertikal Jalan Raya ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah geometrik
jalan raya dan rel sebagai nilai Evaluasi Akhir Semester (EAS) mata kuliah
tersebut. Pada kesempatan yang baik ini, penyusun meminta izin untuk
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu penyusun dalam menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima kasih
terutama kepada:
1. Bapak Cahya Buana, ST., MT. selaku dosen pengajar mata kuliah geometrik
jalan raya dan rel yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penyusun
menuntut ilmu di kelas, saran, bimbingan, serta petunjuk yang diberikan kepada
penyusun selama pengerjaan laporan ini.
2. Bapak Wahyu Herijanto, Ir., MT. selaku dosen transportasi yang telah bersedia
memberikan asistensi kepada penyusun.
3. Bapak Catur Arif Prastyanto, ST. M.Eng. selaku dosen transportasi yang telah
bersedia memberikan asistensi kepada penyusun.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberikan
bantuan, motivasi, doa, dan semangat hingga terselesaikannya tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa tugas ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari
bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak akan penyusun terima dengan senang hati demi
kemajuan penyusun sendiri. Atas perhatian dan kerjasama semua pihak yang
terlibat, penyusun sampaikan terimakasih.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Publikasi Data Sosial Ekonomi 2016 oleh Badan Pusat Statistik menyebutkan
lebih dari sepuluh ribu desa di Indonesia masih memiliki infrastruktur jalan yang
buruk. Bahkan menurut kondisinya, terdapat lebih dari lima ribu desa/kelurahan
dengan kondisi jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat
sepanjang tahun.
Melihat kondisi tersebut, penyusun, yang selanjutnya disebut sebagai
perencana, berencana untuk membangun sebuah infrastruktur jalan yang baik
sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap Indonesia. Harapannya, infrastruktur
di Indonesia semakin baik dan dapat meningkatkan sektor perekonomian negara.
Dalam mewujudkan proyek infrastruktur jalan tersebut, pertama-tama
perencana perlu menentukan lokasi proyek terlebih dahulu. Kemudian
menentukan sistem jaringan jalan, fungsi jalan, dan tipe jalan yang akan dibangun.
Setelah semua hal di atas ditentukan, barulah perencana dapat melakukan
perhitungan perencanaan geometrik jalan berupa lengkung horizontal dan vertikal
sesuai dengan standar Bina Marga.
Lokasi proyek berada di daerah pantai selatan, tepatnya di Kabupaten Blitar.
Proyek jalan sekitar lima kilometer ini bertujuan untuk menghubungkan dua
pantai di daerah Bululawang, Blitar. Sebab sangat disayangkan, pemandangan
pantai yang sungguh indah di kawasan tersebut belum terjamah dikarenakan
adanya kendala akses kendaraan. Harapannya, dengan adanya jalan yang
menghubungkan, kedua pantai tersebut dapat menjadi destinasi wisata baru dan
nantinya perekonomian di daerah Bululawang, Blitar dapat meningkat. Dengan
meninjau lokasi dan tujuan pembangunan proyek, didapatkan beberapa data awal
proyek sebagai berikut:
Lokasi Proyek : Kecamatan Bululawang, Kabupaten Blitar.
Tipe Jalan : 2/2UD
Sistem Jaringan dan Fungsi Jalan : Arteri Primer
Status Jalan : Jalan Nasional
Kelas Jalan : Jalan Raya
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Jalan
Beberapa hal yang perlu ditentukan terlebih dahulu, mengenai
pengelompokan jalan yang akan direncanakan dalam perencanaan geometri
jalan raya sesuai dengan UU no 38/2004, PP No 15/2005 dan RPP Jalan
adalah sebagai berikut:
1. Sistem jaringan jalan
2. Fungsi jalan
3. Status jalan
4. Kelas jalan
Ruang milik jalan terdiri dari RUMAJA dan sejalur tanah tertentu
di luar ruang manfaat jalan.
Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi
oleh lebar, kedalaman dan tinggi tertentu.
Ruang milik jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan dan
pelebaran jalan maupun penambahan jalur lalu lintas di kemudian
hari serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan.
Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka
hijau yang berfungsi sebagai landscape jalan.
Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan
jalan ditentukan dari tepi badan jalan paling rendah sebagai berikut:
Jalan arteri primer 15 (lima belas) meter.
Jalan kolektor primer 10 (sepuluh) meter.
Jalan lokal primer 7 (tujuh) meter.
Jalan lingkungan primer 5 (lima) meter.
Jalan arteri sekunder 15 (lima belas) meter.
Jalan kolektor sekunder 5 (lima) meter.
Jalan lokal sekunder 3 (tiga) meter.
Jalan lingkungan sekunder 2 (dua) meter.
Jembatan 100 (seratus) meter ke arah hilir dan hulu.
R R
o
D
Gambar 5.1. Hubungan antara jari-jari (R) dengan derajat lengkung (D)
25
D 360 0
2 R
1432 .39
D (5.1)
R
dimana:
D = derajat lengkung, o
R = jari-jari lengkung, m
Pada Persamaan 5.1 terlihat bahwa besarnya jari-jari dan derajat lengkung
adalah berbanding terbalik.
e f emaks f maks
D
emaks= 8% (kota) dan 10% (luar kota)
Dmaks
(5.5)
f maks 0.00065 VD 0.192 untuk VD < 80 km/jam (5.6)
f maks 0.00125 VD 0.24 untuk VD > 80 km/jam (5.7)
2
D
f1 M o D tg 1 D < Dp (5.8)
Dp
2
D D
f 2 M o maks h D D p tg 2 D > Dp (5.9)
D
maks D p
tg 2 tg 1
M o Dp Dm aks Dp (5.10)
2 Dm aks
181913 .53 emaks
Dp 2
VR
V R 80 % s/d 90 % V D
h
tg 1 (5.11)
Dp
f maks h
tg 2 (5.12)
Dmaks D p
2
VD
h emaks 2
emaks (5.13)
VR
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 10
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 11
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 12
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
TC PI
E
TC Lc CT
R R
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 13
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
BINA MARGA
en = 2% en = 2%
e
TC TC
SC CS
3/4 Ls 1/4 Ls 1/4 Ls 3/4 Ls
Lc
a. Bina Marga
AASHTO
en = 2% en = 2%
e
TC TC
SC CS
2/3 Ls 1/3 Ls 1/3 Ls 2/3 Ls
Lc
b. AASHTO
Gambar 5.3. Diagram Superelevasi Lengkung Full Circle
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 14
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
Ts
E
Xs Ys
p SC CS
Lc
k
s s
Ls R R Ls
ST
Ts
Lc
2 s R
(5.9)
180
Ls 2
p R 1 cos s (5.10)
6R
Ls 3
k Ls R sin s (5.11)
40 R 2
1
Ts R p tg k (5.12)
2
E
R p R
(5.13)
1
cos
2
Ls 2
Xs Ls 1 (5.14)
40 R
2
Ls 2
Ys (5.15)
6R
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 15
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
dimana:
s = sudut spiral pada titik SC
Ls = panjang lengkung spiral
R = jari-jari alinemen horisontal, m
= sudut alinemen horisontal, o
Lc = panjang busur lingkaran, m
Ts = jarak titik Ts dari PI, m
= titik awal mulai masuk ke daerah lengkung
E = jarak dari PI ke sumbu jalan arah pusat lingkaran, m
Xs, Ys = koodinat titik peralihan dari spiral ke circle (SC), m
Bentuk diagram super-elevasi dapat dilihat pada Gambar 5.5.
BINA MARGA
2% 2%
e
TS SC CS ST
Ls Lc Ls
a. Bina Marga
AASHTO
2% 2%
e
TS SC CS ST
Ls Lc Ls
b. AASHTO
Gambar 5.5. Diagram Superelevasi Lengkung Spiral – Circle –
Spiral
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 16
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
Ts
E
p SC=CS
k
s s
Ls R R Ls
ST
TS
E
R p R (5.20)
cos s
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 17
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
e%
en = 2% en = 2%
e%
TS SC=CS ST
Ls Ls
a. Bina Marga
AASHTO
e%
en = 2% en = 2%
e%
TS SC=CS ST
Ls Ls
b. AASHTO
Gambar 5.7. Diagram Superelevasi Lengkung Spiral – Spiral
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 18
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
h1
PLV
d1 d2
AS2
L
100 2h1 2h 2 2
Menurut Bina Marga, untuk desain berdasarkan jarak pandang
henti, besarnya nilai h1 diambil dari tinggi mata pengemudi yang
terendah (terkritis) yaitu sebesar 120 cm dan besarnya nilai h2
diambil dari tinggi obyek penghalang yaitu sebesar 10 cm.
Sedangkan jika desain berdasarkan jarak pandang menyiap,
besarnya h2 diambil sebesar 120 cm. Nilai ini sebenarnya bisa lebih
besar lagi karena sebenarnya pengemudi masih bisa melihat tinggi
atap kendaraan yang akan didahului. Namun untuk keamanan
ditetapkan h2 sebesar 120 cm.
PPV
g1 g2
S
100h1/g1 L/2 100h2/g2
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 19
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
L 2S
200 h1 h 2 2
A
Dimensi panjang lengkung vertikal akan memepengaruhi proses
pengaliran air (drainase) di tepi jalan tersebut. Untuk itu, selain
adanya perhitungan dimensi panjang di atas, juga perlu diberikan
batasan-batasan yang cukup untuk mengakomodasi keperluan
drainase jalan. Sebagai syarat drainase panjang lengkung vertikal
diharapkan tidak melebihi nilai 50A (L<50A).
Selain syarat drainase, syarat lain yang harus diperhatikan dalam
mendisain panjang lengkung vertikal adalah syarat kenyamanan
yang besarnya tergantung pada kecepatan rencana. Lengkung
vertikal cembung harus memenuhi syarat kenyamanan sebesar
minimal dapat ditempuh dalam 3 detik perjalanan dengan
menggunakan kecepatan rencana.
S B
1o B'
1o
60cm A/100
O V D D
L
B'
1o
B
1o
60cm A/100
O V D D
L/2 S-L/2
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 20
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
AS2
L
3480
3480
L 2S
A
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 21
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
AV 2
L dimana:
380
V = kecepatan rencana, km/jam
A = perbedaan aljabar landai
L = panjang lengkung vertikal cekung
2. Kenyamanan Mengemudi
Untuk menghindari terlalu pendeknya panjang lengkung vertikal
akibat perbedaan kelandaian yang terlalu kecil, maka panjang
lengkung vertikal cekung disyaratkan minimal dapat ditempuh
dalam 3 detik dengan menggunakan kecepatan rencana (>3 detik
perjalanan).
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 22
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
BAB III
PERHITUNGAN LENGKUNG HORIZONTAL
Koordinat (UTM)
No. Titik
x y
1 Awal 625540,4 9081969,12
2 A 625495,56 9081692,81
3 B 625429,16 9081582,43
4 C 625417,38 9081317,08
5 D 625406,18 9081250,77
6 E 625150,96 9080588,05
7 F 624941,39 9080478,08
8 G 624953,42 9080831,88
9 H 625017,85 9080256,71
10 I 624984,49 9080146,23
11 J 624940,35 9080113,18
12 K 624874,23 9080102,31
13 L 624807,97 9080036,16
14 M 624807,87 9080002,99
merupakan sudut yang dibentuk antara titik A, B, dan C (sudut pada B).
Bisa diperoleh dengan bantuan garis azimuth.
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 23
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
3.2. Vd dan Vr
Vd adalah kecepatan rencana yang direncanakan sesuai dengan kelas fungsi
jalan. Sedangkan Vr merupakan kecepatan rencana yang sudah dikali dengan
koofisien keselamatan (safety factor).
Pada desain jalan digunakan Vd untuk menghitung sedangkan Vr digunakan
sebagai batas maksimum kecepatan berkendara di lapangan. Dalam desain ini
direncanakan Vd sekitar 40-60 km/jam tergantung kemiringan jalannya.
Sedangkan Vr dapat diperoleh dari rumus: Vr = 0.85 Vd
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 24
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
h
tg 1
Dp
Harga tg 1 ada di kisaran 0.001 - 0.003. Kemudian menghitung tg 2 yang
diperoleh dengan rumus:
f h
tg 2 maks
Dmaks D p
Harga tg 2 ada di kisaran 0.009 – 0.02. Kemudian menghitung Mo yang
diperoleh dengan rumus:
tg 2 tg 1
M o Dp Dm aks Dp
2 Dm aks
Harga Mo ada di kisaran 0.026 - 0.028. Kemudian menghitung e yang
diperoleh dengan rumus:
e e f f D
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 25
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
nilai superelevasi e lebih kecil dari 3%. Berikut adalah beberapa parameter
yang harus dihitung untuk merencanakan lengkung full circle.
1
Tc R tg
2
R
E R
1
cos
2
Lc R
180
Pada perencanaan jalan ini, tidak ada lengkung yang menggunakan jenis full
circle.
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 26
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
E
R p R
1
cos
2
Nilai E didapatkan 1.302.
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 27
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 28
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
BAB IV
PERHITUNGAN LENGKUNG VERTIKAL
Koordinat (UTM)
No. Titik
x y z
1 Awal 625406.18 9081250.77 20
2 A 625339.55 9081062.98 19
3 B 625317.37 9081007.76 19
4 C 625295.18 9080952.53 20
5 D 625261.92 9080875.23 19
6 E 625239.70 9080808.95 18
7 F 625195.33 9080698.50 17
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 29
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 30
KELOMPOK 7
GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS PERENCANAAN
LENGKUNG HORIZONTAL DAN VERTIKAL JALAN RAYA
KELOMPOK 7
4.6. Stationing
Stationing PLV, PPV, dan PTV harus dicari terlebih dahulu dengan
menggunakan rumus:
Sta PPV = jarak antar koordinat
Sta PLV = PPV - 0.5L
Sta PTV = PPV + 0.5L
dengan L merupakan L pakai yang sudah memenuhi syarat-syarat tersebut di
atas. Setelah menghitung titik-titik PLV, PPV, PTV, kemudian menghitung
nilai elevasi baru di titik-titik tersebut.
T U G A S P E R E N C A N A A N L E N G K U N G H O R I Z O N T A L D A N V E R T I K A L J A L A N R A Y A 31
KELOMPOK 7