Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyusun laporan Survei Perlintasan sebidang ini dapat
terselesaikan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Laporan survei ini
merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan dalam rangka memperdalam pengetahuan
Taruna/i mengenai Teknik Rekayasa Jalan.
Pada kesempatan ini kami perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nyimas
Arnita selaku dosen yang mengajarakan mata kuliah Teknik Rekayasa Jalan dan semua
pihak yang telah memberikan bantuan baik secara materi maupun nonmateri sehingga
pembuatan laporan persiapan survei ini dapat terseleseikan dengan lancar.
Dalam penulian laporan ini, penulis berusaha semaksimal mungkin agar memperoleh hasil yang
memuaskan. Namun demikian, masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam hal kemampuan
kami maupun adanya penunjang buku-buku yang kurang dalam hal pemberian informasi
mengenai survei tersebut.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis meminta maaf apabila terdapat
kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan laporan kami dan penulis berharap adanya
saran daran dan kritik yang bersifat membangun yang bertujuan memperbaiki laporan yang
kami susun ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan penulis pada khususnya, sehingga bahan dalam menambah wawasan
berpikir dalam melaksanakan tugas dalam peningkatan untuk perlintasan sebidang di Jl. Raya
Perjuangan, Bekasi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
BAB I PENDAHULUAN 1
4.1
4.3 Survey TC(Traffic Counting) Lalu LintasData TC dari arah Tambun-Kompas 24
4.5 Survey Wawancara
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 39
5.2 Saran 40
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum
Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak terhadap
perkembangan kota di Indonesia. Penduduk merupakan faktor utama dalam
perkembangan kota sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya, diiringi dengan
pertumbuhan wilayah perkotaan terutama di kota-kota besar dan kota pendukung sekitarnya
serta kota yang memiliki pusat kegiatan tertentu.
Oleh karena penyebaran kegiatan ekonomi, sosial dan budaya tidak terpusat di suatu wilayah
saja, maka diperlukan aktivitas perjalanan dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Meningkatnya
jumlah perjalanan ini akan mengakibatkan timbulnya masalah pergerakan transportasi. Dimana
timbulnya konflik arus lalu lintas pada pertemuan dua ruas jalan atau lebih yang bersilangan.
Salah satunya pada persimpangan baik itu persimpangan antar jalan raya maupun
persimpangan jalan raya dengan jalan kereta api.
Persimpangan antara jalan raya dengan jalan rel kereta api merupakan fenomena unik dalam
dunia transportasi, sebab masing-masing moda transportasi tersebut memiliki sistem prasarana
yang berbeda, dioperasikan dengan sistem sarana yang berbeda pula dan pengelolanya juga
berbeda. Kedua moda transportasi dengan karakteristik berbeda tersebut bertemu di
persimpangan/pintu perlintasan (level crossing) sehingga daerah tersebut memiliki resiko
terjadinya kecelakaan yang tinggi bagi kereta api dan kenderaan bermotor. Dimana
keselamatan para pengguna jalan raya maupun kereta api merupakan aspek yang sangat krusial
dalam tranportasi.
Stasiun Bekasi merupakan simpul transportasi yang menghubungkan masyarakat Kota Bekasi dengan
sarana KRL Commuterline untuk perjalanan menuju Jakarta. Stasiun Bekasi melayani penumpang hingga
16.318 orang pada jam sibuk sore. Sehingga hal ini tentu menjadikan Stasiun Bekasi sebagai lokasi
dengan tarikan dan bangkitan perjalanan yang tinggi dan pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja lalu
lintas di kawasan sekitar Stasiun Bekasi. Jalan Ir. H. Juanda dan Jalan Perjuangan merupakan jalan yang
terdampak dari kinerja lalu lintas di kawasan sekitar Stasiun Bekasi. Hal ini menandakan arus lalu lintas
di kedua ruas jalan tersebut mendekati arus tidak stabil dan mengakibatkan kemacetan dan kepadatan
lalu lintas.
Pengumpulan data secara primer yang didapatkan dari hasil survey lapangan secara langsung
dengan metode pengukuran dan pengamatan secara langsung yang dilakukan di perlintasan
sebidang Kereta api Jl. Baru Kompas, Tambun. Berikut survey-survey yang kami lakukan di
perlintasan sebidang :
Survey Inventarisasi
Survey Inventarisasi Rambu
Survey SpotSpeed Kendaraan
Survey TC (Traffic Counting) Lalu Lintas
Survey Wawancara
2. Komputerisasi Data
Pada tahap ini,data primer yang di dapatkan dari survey secara langsung di lapangan akan di
olah dan dimasukkan ke dalam komputer.
3. Analisis data
Tahap akhir dari pengerjaan laporan ini adalah analisa data, dimana data primer yang telah
dikumpulkan dan dikompilasi akan di analisa sedemikian rupa sehingga laporan ini dapat tersaji
dengan baik.
Selain itu, dilakukan juga metode kepustakaan. Metode ini merupakan suatu metode kajian
terhadap suatu teori dan literatur-literatur yang menjadi landasan berfikir dan
berkaitan dengan penulisan laporan ini.
Analisis Penanganan
Sesuai ketentuan dari SK Dirjen SK.770/KA.401/DRJD/2005 mengenai pedoman teknis
perlintasan sebidang antara jalan dengan jalur kereta api, perlintasan sebidang kompas belum
sesuai dengan ketentuan tersebut. Rambu – rambu peringatan maupun larangan sebagian
tidak lengkap, tapi terlihat dengan baik oleh pengguna jalan dalam
peletakkannya namun ada beberapa rambu yang perlu diperbaiki ataupun diganti dikarenakan
rusak parah. Untuk marka, pada perlintasan sebidang kompas ini tidak
dilengkapi dengan marka sama sekali.
Untuk penanganannya, pemerintah atau instansi terkait harus segera melengkapi rambu dan
memperbaiki rambu atau mengganti rambu yang rusak dan membuat marka untuk
perlintasan sebidang kompas supaya mengurangi kecelakaan yang dapat terjadi diperlintasan
sebidang ini.
4.2 Survey TC(Traffic Counting) Lalu Lintas
Data TC dari arah Tambun- Kompas
Grafik fluktuasi kendaraan yang melintas di perlintasan sebidang mengalami fluktuasi yang
tidak menentu. Frekuensinya tidak berpola, tetapi dipengaruh oleh waktu peak, serta memiliki
frekuensi yang sangat padat pada saat pukul 08.00-08.15 WIB.
Proporsi kendaraan yang melintas di perlntasan sebidang terlihat didominasi oleh kendaraan
ringan (LV). Frekuensinya tidak berpola tetapi terpengaruh oleh waktu peak, serta memiliki
frekuensi yang sangat padat pada saat pukul 08.00-08.15 WIB.
Analisis Penanganan
Kendaraan yang memliliki frekuensi tertinggi yang melintasi perlintasan sebidang adalah sepeda
motor dan mobil pribadi. Pada kedua ruas jalan, kendaraan tidak bermotor jarang sekali
muncul, ini dimungkinkan karena pengguna kendaraan tidak bermotor kesulitan melewati
perlintasan sebidang yang memiliki kondisi jalan tidak rata dan memiliki kepadatan lalu lintas
yang tinggi, serta harus berpacu dengan waktu terbukanya palang. Kondisi tersebut juga
membuat kendaraan berat (HV) tidak memungkinkan untuk melintasi perlintasan sebidang.
Tingginya volume dan arus kendaraan bermotor tentu mengakibatkan juga tingginya emisi gas
buang yang mencemari udara. Angkutan pribadi masih menjadi minat utama masyarakat,
sedangkan angkutan umum masih rendah peminatnya.
Dari permasalahan tersebut diperlukan penanganan diantaranya karena tingginya volume dan
arus lalu lintas pada jam peak, perlu adanya manajemen rekayasa lalu lintas yang sesuai jika
terjadi kejadian luar biasa (saat pengalihan jalur) dan perlu meningkatkan pelayanan angkutan
umum untuk menarik penumpang yang memakai kendaraan pribadi beralih ke angkutan
umum.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Survey yang dilakukan di Perlintasan Kereta Api Simpang Jl. Raya Perjuangan-Bekasi
diketahui bahwa masyarakat yang melakukan kegiatan di Sekitar Jl. Raya Perjuangan-Bekasi
sering melalui persimpangan tersebut, pertumbuhan masyarakat yang pesat, lokasi kegiatan
tiap masyarakat yang berbeda sehingga terjadinya perpindahan untuk melakukan kegiatan
sehari-hari yang melewati perlintasan KA tersebut dan jalan Simpang Kompas- Tambun ini
merupakan akses yang paling mudah dan cepat dilalui masyarakat sekitar. tak heran jika
perlintasan terebut sangat padat dan ramai kegiatan lalu lintasnya dari segi penggunaan jalan
Selain dari faktor diatas, frekuensi kereta api yang melintas terbilang sering, yaitu 25
kereta per 3 jam dari data survey, membuat jalur perlintasan untuk lalu lintas ditutup sehingga
timbul antiran antrian kendaraan yang menunggu kereta melintas agar mereka
dapat melanjutkan kegiatan. Waktu tunggu yang relatif lama sangat merugikan masyarakat
yang melakukan kegiatan lalu lintas, waktu tempuh perjalanan menjadi
bertambah karena menunggu kereta melintas, dan kecepatan pun rendah saat melintasi
perlintasan karena struktur geometrik jalan yang tidak rata. Struktur jalan yang tidak rata
sangat membahayakan pengguna jalan dan rawan terjadi kecelakaan.
Di Perlintasan Sebidang Kompas-Tambun beberapa kali terjadi kecelakaan, kecelakaan yang
terjadi pun karena kesalahan dari pengguna jalan sendiri, karena tergesa-gesa atau
tidak sabar menunggu antrian sehingga pengguna jalan menerobos perlintasan, dan terjadi
kecelakaan. Padahal dari segi Prasarana pengatur penutupan perlintasan sudah
bagus dan mumpuni, dan dijaga 24 jam oleh petugas, tetapi dari diri masyarakat sendiri yang
belum sadar akan bahayanya menerobos perlintasan KA
5.2 Saran
Dari segi pemerintah, sebaiknya melakukan pelebaran jalan disekitar rel yang berguna untuk
mengurai antrian kendaraan yg terjadi pada saat jam kerja serta melakukan relokasi kios-kios
disekitar rel agar tidak mengganggu penglihatan ataupun pandangan pengendara kendaraan
bermotor maupun pejalan kaki dengan dipindahkan ke lokasi yg lebih layak. serta alternatif lain
dengan memindahkannya pada satu titik disekitar rel agar lebih tertib dan teratur.
Dari segi masyarakat, pengendara harus lebih bersabar dalam mengendari kendaraan
pada lalu lintas yang padat dan juga lebih meningkatkan keselamatan diri sendiri agar terhindar
dari kecelakaan.