Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyusun laporan Survei Perlintasan sebidang ini dapat
terselesaikan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Laporan survei ini
merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan dalam rangka memperdalam pengetahuan
Taruna/i mengenai Teknik Rekayasa Jalan.

Pada kesempatan ini kami perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nyimas
Arnita selaku dosen yang mengajarakan mata kuliah Teknik Rekayasa Jalan dan semua
pihak yang telah memberikan bantuan baik secara materi maupun nonmateri sehingga
pembuatan laporan persiapan survei ini dapat terseleseikan dengan lancar.

Dalam penulian laporan ini, penulis berusaha semaksimal mungkin agar memperoleh hasil yang
memuaskan. Namun demikian, masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam hal kemampuan
kami maupun adanya penunjang buku-buku yang kurang dalam hal pemberian informasi
mengenai survei tersebut.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis meminta maaf apabila terdapat
kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan laporan kami dan penulis berharap adanya
saran daran dan kritik yang bersifat membangun yang bertujuan memperbaiki laporan yang
kami susun ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan penulis pada khususnya, sehingga bahan dalam menambah wawasan
berpikir dalam melaksanakan tugas dalam peningkatan untuk perlintasan sebidang di Jl. Raya
Perjuangan, Bekasi.

Bekasi , 14 Januari 2013

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Gambaran Umum 1

1.2 Latar Belakang 2

1.3 Maksud dan Tujuan Survey 3

BAB II GAMBARAN UMUM 5

2.1 Profil Daerah Survei 5

2.2 Kondisi Tata guna lahan 6

2.3 Kondisi Lalu Lintas 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 7

3.1 Metodologi Pengambilan Data 7

3.2 Metode Pelaksanaan Survey 9

3.3 Peta Lokasi 11


3.4 Hambatan Pelaksanaan Survey 12

BAB IVANALISIS DATA 13

4.1
4.3 Survey TC(Traffic Counting) Lalu LintasData TC dari arah Tambun-Kompas 24
4.5 Survey Wawancara
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 39

5.2 Saran 40

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum
Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak terhadap
perkembangan kota di Indonesia. Penduduk merupakan faktor utama dalam
perkembangan kota sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya, diiringi dengan
pertumbuhan wilayah perkotaan terutama di kota-kota besar dan kota pendukung sekitarnya
serta kota yang memiliki pusat kegiatan tertentu.

Oleh karena penyebaran kegiatan ekonomi, sosial dan budaya tidak terpusat di suatu wilayah
saja, maka diperlukan aktivitas perjalanan dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Meningkatnya
jumlah perjalanan ini akan mengakibatkan timbulnya masalah pergerakan transportasi. Dimana
timbulnya konflik arus lalu lintas pada pertemuan dua ruas jalan atau lebih yang bersilangan.
Salah satunya pada persimpangan baik itu persimpangan antar jalan raya maupun
persimpangan jalan raya dengan jalan kereta api.
Persimpangan antara jalan raya dengan jalan rel kereta api merupakan fenomena unik dalam
dunia transportasi, sebab masing-masing moda transportasi tersebut memiliki sistem prasarana
yang berbeda, dioperasikan dengan sistem sarana yang berbeda pula dan pengelolanya juga
berbeda. Kedua moda transportasi dengan karakteristik berbeda tersebut bertemu di
persimpangan/pintu perlintasan (level crossing) sehingga daerah tersebut memiliki resiko
terjadinya kecelakaan yang tinggi bagi kereta api dan kenderaan bermotor. Dimana
keselamatan para pengguna jalan raya maupun kereta api merupakan aspek yang sangat krusial
dalam tranportasi.

1.2 Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan wilayah kota mengakibatkan terjadinya peningkatan kegiatan
pada penduduk di daerah tersebut. Peningkatan kegiatan penduduk ini terjadi pada semua
bidang termasuk meningkatnya kebutuhan akan moda transportasi. Peningkatan jumlah
moda transportasi seiring dengan meningkatnya tingkat perekonomian suatu daerah.
Wilayah yang tingkat perekonomiannya cukup tinggi memiliki pergerakan moda transportasi
yang cukup besar. Bekasi sebagai kota yang memiliki aktivitas ekonomi yang sangat tinggi
didukung oleh banyaknya jenis transportasi yang beroperasi. Salah satu jenis transportasi
tersebut adalah kereta api. Kereta api digunakan sebagai alat pengangkutan penduduk, barang,
dan lainnya. Sehingga kereta api menjadi salah satu moda transportasi yang sangat penting bagi
masyarakat Bekasi.
Namun tingginya angka kecelakaan perkeretaapian membuat moda transportasi ini bukan
menjadi pilihan utama masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari data kecelakaan di Indonesia. Di
Indonesia sepanjang tahun 2006, telah terjadi sejumlah 117 kali kecelakaan kereta api, terdiri
atas tabrakan antara kereta api dengan kereta api (5) kali, tabrakan antara kereta api dengan
kendaraan jalan raya di pintu perlintasan (22) kali, kereta api anjlok atau terguling (52) kali.
Kecelakaan pada pintu perlintasan mencapai 18,81% dari keseluruhan kecelakaan kereta api.
(Sumber: PT. KAI, 2006).
Dari data kecelakaan tersebut didapati bahwa selain korban jiwa kecelakaan pada perlintasan
sebidang juga menimbulkan korban materi. Dilain pihak kerugian juga dialami oleh para
pengguna lalu-lintas di jalan raya. Yaitu gangguan berupa tundaan (delay) yang menimbulkan
kerugian cukup besar bagi pengguna jalan raya, baik kerugian akibat bertambahnya waktu
perjalanan yang ditempuh oleh pengguna jalan raya dimana kenderaannya akan berhenti
sehingga menimbulkan antrian kenderaan di pintu perlintasan sebidang, hal ini diakibatkan
karena ditutupnya pintu perlintasan sebidang pada saat kereta api melintasi perlintasan
sebidang tersebut dan kecepatan kenderaan berkurang akibat struktur geometrik jalan yang
berubah dari permukaan yang datar menjadi tidak datar maupun kenyamanan pengguna jalan
raya dalam berlalu lintas akibat perubahan geometrik jalan yang diakibatkan oleh rel kereta api.
Beberapa penyebab kecelakaan lalu lintas pada perlintasan sebidang antara jalan raya dengan
jalan kereta api menurut Masyarakat Transportasi Indonesia dapat diidentifikasi berupa:
1. Disiplin masyarakat yang masih rendah sehingga sering terjadi pelanggaran massal oleh
pengendara kendaraan terhadap aturan-aturan yang terkait dengan tata cara penyeberangan
melalui pintu perlintasan.
2. Persepsi yang keliru dari pengendara kendaraan, maupun masyarakat sekitar pintu
perlintasan terhadap kondisi marka dan rambu jalan, jarak pandang serta kecepatan kendaraan
dan kemampuan pengeremannya.
3. Malfungsi atau kerusakan teknis pada kendaraan.
4. Tidak dipenuhinya standar pemeliharaan jalan raya oleh pemegang otoritas jalan raya
pada daerah di sekitar pintu perlintasan.
5. Buruknya sistem proteksi dan sistem peringatan pada pintu perlintasan.

1.3 Maksud dan Tujuan Survey


Maksud dan tujuan dilaksanakannya survey perlintasan sebidang di perlintasan Kereta Api Jl.
Raya Perjuangan, Bekasi diantaranya :
1. Mengetahui sistem manajemen perlintasan sebidang jalan raya dengan jalan kereta api di
perlintasan sebidang kompas
2. Mengevaluasi sistem manajemen perlintasan sebidang jalan raya dengan jalan kereta api di
perlintasan sebidang kompas.

BAB II GAMBARAN UMUM


2.1 Profil Daerah Survei
Kota Bekasi terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Bekasi adalah kota satelit yang menjadi
tempat tinggal kaum urban dengan jumlah penduduk pada tahun 2021 sebesar 2.464.719 jiwa. Hal ini
menjadikan Kota 2 Bekasi sebagai kota satelit dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Hal ini
juga menjadikan perjalanan masyarakat Kota Bekasi menuju daerah Ibukota Jakarta dan sebaliknya atau
perjalanan komuter menjadi tinggi dikarenakan masyarakat memiliki tempat tinggal di Kota Bekasi dan
beraktivitas sehari – hari di Jakarta.

Stasiun Bekasi merupakan simpul transportasi yang menghubungkan masyarakat Kota Bekasi dengan
sarana KRL Commuterline untuk perjalanan menuju Jakarta. Stasiun Bekasi melayani penumpang hingga
16.318 orang pada jam sibuk sore. Sehingga hal ini tentu menjadikan Stasiun Bekasi sebagai lokasi
dengan tarikan dan bangkitan perjalanan yang tinggi dan pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja lalu
lintas di kawasan sekitar Stasiun Bekasi. Jalan Ir. H. Juanda dan Jalan Perjuangan merupakan jalan yang
terdampak dari kinerja lalu lintas di kawasan sekitar Stasiun Bekasi. Hal ini menandakan arus lalu lintas
di kedua ruas jalan tersebut mendekati arus tidak stabil dan mengakibatkan kemacetan dan kepadatan
lalu lintas.

2.2 Kondisi Tata guna lahan


Terdapat penggunaan tata guna lahan yang tidak semestinya di perlintasan sebidang Kereta Api
Jl. Raya Perjuangan, Bekasi. Sebagai contoh, bahu jalan yang digunakan berjualan oleh para
pedagang kaki lima sehingga pejalan kaki tidak dapat melewati bahu jalan dan terpaksa harus
melalui pinggir jalan yang dapat mengakibatkan kemacetan dan membahayakan pejalan kaki itu
sendiri, sehingga dapat dibilang kondisi tata guna lahan kurang mendapat perhatian lebih
sehingga menyebabkan terganggunya kondisi lalu lintas.

2.3 Kondisi Lalu Lintas


Kawasan Stasiun Bekasi mempunyai jaringan jalan yang bermasalah yaitu pada ruas jalan Ir.
Juanda dan jalan Perjuangan yang mana jalan tersebut merupakan salah satu jalan utama untuk menuju
Stasiun Bekasi. Peningkatan volume lalu lintas di ruas jalan dan simpang di Kawasan Stasiun Bekasi
terjadi pada sore hari ketika 3 jam pulang kerja. Semakin banyaknya pengunjung yang datang dan keluar
dari stasiun mengakibatkan adanya peningkatan jumlah ojek online dan angkutan umum yang ngetem di
sisi ruas jalan terutama Jalan Ir. Juanda dan Jalan Perjuangan. Selain itu juga dengan adanya banyak
pertokoan disepanjang jalan tersebut bahkan terdapat pedagang yang beraktivitas di trotoar sering
menyebabkan kemacetan karena tingginya aktivitas samping jalan pada ruas jalan tersebut, sehingga
menghambat pengguna kendaraan lain yang menerus. Adanya perlintasan sebidang di Jalan Perjuangan
juga mengakibatkan antrian kendaraan yang panjang karena terjadi penutupan jalan yang cukup lama
setiap kali kereta melintas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Metodologi Pengambilan Data
Dalam survey perlintasan sebidang jalan ini, kami melakukan tahap-tahap sebagai berikut :
Data Sekunder.
Data sekunder dikumpulkan untuk mendukung pengumpulan data primer dan digunakan untuk
proses analisis. Data Sekunder yang dikumpulkan diperoleh dari google maps
Data Primer
1. Pengumpulan data primer

Pengumpulan data secara primer yang didapatkan dari hasil survey lapangan secara langsung
dengan metode pengukuran dan pengamatan secara langsung yang dilakukan di perlintasan
sebidang Kereta api Jl. Baru Kompas, Tambun. Berikut survey-survey yang kami lakukan di
perlintasan sebidang :
 Survey Inventarisasi
 Survey Inventarisasi Rambu
 Survey SpotSpeed Kendaraan
 Survey TC (Traffic Counting) Lalu Lintas
 Survey Wawancara

2. Komputerisasi Data

Pada tahap ini,data primer yang di dapatkan dari survey secara langsung di lapangan akan di
olah dan dimasukkan ke dalam komputer.

3. Analisis data
Tahap akhir dari pengerjaan laporan ini adalah analisa data, dimana data primer yang telah
dikumpulkan dan dikompilasi akan di analisa sedemikian rupa sehingga laporan ini dapat tersaji
dengan baik.

Selain itu, dilakukan juga metode kepustakaan. Metode ini merupakan suatu metode kajian
terhadap suatu teori dan literatur-literatur yang menjadi landasan berfikir dan
berkaitan dengan penulisan laporan ini.

3.2 Metode Pelaksanaan Survey

d) Peralatan yang digunakan


Untuk mendukung pelaksanaan survey agar dalam pelaksanaannya mendapatkan hasil dan data
yang memuaskan, maka perlengkapan yang harus dibawa yaitu sebagai berikut.
1. Alat-alat tulis (pensil, dan lain-lain);
2. Clip board
3. Formulir survei
4. Kendaraan Operasional (Bus Sedang STTD) 5. Kamera digital
6. Makan siang untuk 29 taruna/i dan 1 dosen pembimbing.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Survei


Hari : Senin
Tanggal: 17 Desember 2018
Waktu : 08.00 WIB – 11.00 WIB
Lokasi : Perlintasan Sebidang Jl. Raya Perjuangan, Bekasi

BAB IV ANALISIS DATA

Analisis Penanganan
Sesuai ketentuan dari SK Dirjen SK.770/KA.401/DRJD/2005 mengenai pedoman teknis
perlintasan sebidang antara jalan dengan jalur kereta api, perlintasan sebidang kompas belum
sesuai dengan ketentuan tersebut. Rambu – rambu peringatan maupun larangan sebagian
tidak lengkap, tapi terlihat dengan baik oleh pengguna jalan dalam
peletakkannya namun ada beberapa rambu yang perlu diperbaiki ataupun diganti dikarenakan
rusak parah. Untuk marka, pada perlintasan sebidang kompas ini tidak
dilengkapi dengan marka sama sekali.

Untuk penanganannya, pemerintah atau instansi terkait harus segera melengkapi rambu dan
memperbaiki rambu atau mengganti rambu yang rusak dan membuat marka untuk
perlintasan sebidang kompas supaya mengurangi kecelakaan yang dapat terjadi diperlintasan
sebidang ini.
4.2 Survey TC(Traffic Counting) Lalu Lintas
Data TC dari arah Tambun- Kompas

Grafik fluktuasi kendaraan yang melintas di perlintasan sebidang mengalami fluktuasi yang
tidak menentu. Frekuensinya tidak berpola, tetapi dipengaruh oleh waktu peak, serta memiliki
frekuensi yang sangat padat pada saat pukul 08.00-08.15 WIB.
Proporsi kendaraan yang melintas di perlntasan sebidang terlihat didominasi oleh kendaraan
ringan (LV). Frekuensinya tidak berpola tetapi terpengaruh oleh waktu peak, serta memiliki
frekuensi yang sangat padat pada saat pukul 08.00-08.15 WIB.
Analisis Penanganan

Kendaraan yang memliliki frekuensi tertinggi yang melintasi perlintasan sebidang adalah sepeda
motor dan mobil pribadi. Pada kedua ruas jalan, kendaraan tidak bermotor jarang sekali
muncul, ini dimungkinkan karena pengguna kendaraan tidak bermotor kesulitan melewati
perlintasan sebidang yang memiliki kondisi jalan tidak rata dan memiliki kepadatan lalu lintas
yang tinggi, serta harus berpacu dengan waktu terbukanya palang. Kondisi tersebut juga
membuat kendaraan berat (HV) tidak memungkinkan untuk melintasi perlintasan sebidang.
Tingginya volume dan arus kendaraan bermotor tentu mengakibatkan juga tingginya emisi gas
buang yang mencemari udara. Angkutan pribadi masih menjadi minat utama masyarakat,
sedangkan angkutan umum masih rendah peminatnya.
Dari permasalahan tersebut diperlukan penanganan diantaranya karena tingginya volume dan
arus lalu lintas pada jam peak, perlu adanya manajemen rekayasa lalu lintas yang sesuai jika
terjadi kejadian luar biasa (saat pengalihan jalur) dan perlu meningkatkan pelayanan angkutan
umum untuk menarik penumpang yang memakai kendaraan pribadi beralih ke angkutan
umum.

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Survey yang dilakukan di Perlintasan Kereta Api Simpang Jl. Raya Perjuangan-Bekasi
diketahui bahwa masyarakat yang melakukan kegiatan di Sekitar Jl. Raya Perjuangan-Bekasi
sering melalui persimpangan tersebut, pertumbuhan masyarakat yang pesat, lokasi kegiatan
tiap masyarakat yang berbeda sehingga terjadinya perpindahan untuk melakukan kegiatan
sehari-hari yang melewati perlintasan KA tersebut dan jalan Simpang Kompas- Tambun ini
merupakan akses yang paling mudah dan cepat dilalui masyarakat sekitar. tak heran jika
perlintasan terebut sangat padat dan ramai kegiatan lalu lintasnya dari segi penggunaan jalan
Selain dari faktor diatas, frekuensi kereta api yang melintas terbilang sering, yaitu 25

kereta per 3 jam dari data survey, membuat jalur perlintasan untuk lalu lintas ditutup sehingga
timbul antiran antrian kendaraan yang menunggu kereta melintas agar mereka
dapat melanjutkan kegiatan. Waktu tunggu yang relatif lama sangat merugikan masyarakat
yang melakukan kegiatan lalu lintas, waktu tempuh perjalanan menjadi
bertambah karena menunggu kereta melintas, dan kecepatan pun rendah saat melintasi
perlintasan karena struktur geometrik jalan yang tidak rata. Struktur jalan yang tidak rata
sangat membahayakan pengguna jalan dan rawan terjadi kecelakaan.
Di Perlintasan Sebidang Kompas-Tambun beberapa kali terjadi kecelakaan, kecelakaan yang
terjadi pun karena kesalahan dari pengguna jalan sendiri, karena tergesa-gesa atau
tidak sabar menunggu antrian sehingga pengguna jalan menerobos perlintasan, dan terjadi
kecelakaan. Padahal dari segi Prasarana pengatur penutupan perlintasan sudah
bagus dan mumpuni, dan dijaga 24 jam oleh petugas, tetapi dari diri masyarakat sendiri yang
belum sadar akan bahayanya menerobos perlintasan KA

5.2 Saran
Dari segi pemerintah, sebaiknya melakukan pelebaran jalan disekitar rel yang berguna untuk
mengurai antrian kendaraan yg terjadi pada saat jam kerja serta melakukan relokasi kios-kios
disekitar rel agar tidak mengganggu penglihatan ataupun pandangan pengendara kendaraan
bermotor maupun pejalan kaki dengan dipindahkan ke lokasi yg lebih layak. serta alternatif lain
dengan memindahkannya pada satu titik disekitar rel agar lebih tertib dan teratur.
Dari segi masyarakat, pengendara harus lebih bersabar dalam mengendari kendaraan
pada lalu lintas yang padat dan juga lebih meningkatkan keselamatan diri sendiri agar terhindar
dari kecelakaan.

Anda mungkin juga menyukai