Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH PERUNDANG-UNDANGAN

TRANSPORTASI DARAT MENGENAI


ANGKUTAN MULTIMODA

Disusun oleh:

Shalloom Destiyadwira Az Zahra

(2101365)

TRANSPORTASI DARAT SARJANA TERAPAN

2022
BAB I
DASAR HUKUM

Dasar hukum penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.


1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Angkutan Multimoda
3. Permenhub Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan
Angkutan Multimoda

BAB II
PENGERTIAN

Menurut PP No. 8 tahun 2011, Angkutan Multimoda adalah angkutan barang


dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1
(satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang
oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan
barang kepada penerima barang angkutan multimoda.
Dalam Pasal 1 PP No. 8 tahun 2011 juga dijabarkan beberapa pengertian yang
berkaitan dengan angkutan multimoda, diantaranya:
 Badan usaha angkutan multimoda Nasional adalah Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah, atau Badan Hukum Indonesia yang khusus didirikan
untuk angkutan multimoda.
 Badan usaha angkutan multimoda asing adalah badan usaha angkutan multimoda
yang didirikan berdasarkan hukum negara asing.
 Asosiasi adalah asosiasi badan usaha angkutan multimoda atau perusahaan jasa
angkutan transportasi (freight forwarder) dan penyedia jasa logistik.

BAB III
SUBSTANSI
 Angkutan Multimoda
Dalam Pasal 147 UU No. 23 Tahun 2007 dituliskan bahwa Angkutan kereta api
dapat merupakan bagian dari angkutan multimoda yang dilaksanakan oleh badan usaha
angkutan multimoda. Penyelenggaraan angkutan kereta api dalam angkutan multimoda
dilaksanakan berdasarkan perjanjian antara Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dengan
badan usaha angkutan multimoda dan penyelenggara moda lainnya. Apabila dalam
perjanjian angkutan multimoda menggunakan angkutan kereta api tidak diatur secara
khusus mengenai kewajiban Penyelenggara Sarana Perkeretaapian, diberlakukan
ketentuan angkutan kereta api.
Hal itu juga dijelaskan dalam Pasal 3 PP No. 8 tahun 2011 dimana Kegiatan
angkutan multimoda dapat dilakukan dengan menggunakan alat angkut moda transportasi
darat, perkeretaapian, laut, dan/atau udara. Alat angkut moda transportasi yang dimaksud
terdiri atas kendaraan bermotor, kereta api, kapal, dan pesawat udara. Pengusahaan
masing-masing alat angkut moda transportasi dapat dilakukan oleh badan usaha angkutan
moda transportasi.
 Pembinaan
Pembinaan terhadap badan usaha angkutan multimoda dilakukan oleh Menteri.
Hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam Bab X PP No. 8 tahun 2011 tentang Pembinaan.
Pada Pasal 28 PP No. 8 tahun 2011 dijelaskan bahwa Pembinaan angkutan
multimoda dilakukan melalui:
a) Pengaturan, meliputi perumusan kebijakan, norma, standar, pedoman, dan kriteria angkutan
multimoda.
b) Pengendalian, meliputi:
a. pengembangan sistem informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi;
b. penerapan standar teknis kualitas pelayanan, keselamatan, dan keamanan angkutan
multimoda; dan
c. penerapan standar kompetensi sumber daya manusia di bidang angkutan multimoda.
c) Pengawasan, meliputi monitoring dan evaluasi kegiatan angkutan multimoda.

 Penyelenggaraan
Dalam Pasal 3 Permenhub Nomor 8 Tahun 2012 dijelaskan bahwa Angkutan
multimoda diselenggarakan oleh badan usaha angkutan multimoda yang terdiri dari:
a. Badan Usaha Angkutan Multimoda Nasional.
Lebih lanjut dijelaskan pada Pasal 5 Permenhub Nomor 8 Tahun 2012
dimana dalam pelaksanaan kegiatan angkutan multimoda nasional, badan usaha
angkutan multimoda nasional dapat:
 Mendirikan kantor perwakilan dan/atau menunjuk agen.
 Melayani angkutan multimoda di dalam negeri dan/atau ke luar negeri
 Bertindak atas namanya sendiri atau diwakili oleh kantor perwakilan atau
agennya untuk menandatangani dan melaksanakan kontrak angkutan
multimoda.
b. Badan Usaha Angkutan Multimoda Asing.

 Sertifikasi
Berdasarkan Pasal 29 PP No. 8 tahun 2011, Angkutan multimoda harus
dikelola oleh sumber daya manusia yang berkompetensi dibidangnya, dibuktikan
dengan memiliki sertifikat kompetensi. Sertifikat kompetensi diperoleh setelah
mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang angkutan multimoda yang
diselenggarakan oleh Pemerintah atau badan hukum Indonesia yang diakreditasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV
ANALISIS
Logistik adalah bagian dari rantai pasok (supply chain) yang menangani arus barang,
arus informasi dan arus uang melalui proses pengadaan (procurement), penyimpanan
(warehousing), transportasi (transportation), distribusi (distribution), dan pelayanan
pengantaran (delivery services) sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat
yang dikehendaki konsumen, secara aman, efektif dan efisien, mulai dari titik asal (point of
origin) sampai dengan titik tujuan (point of destination).
Pada dasarnya obyek logistik tidak terbatas pada logistik barang, namun mencakup
pula logistik penumpang, logistik bencana, dan logistik militer (pertahanan keamanan),
sedangkan aktivitas pokok logistik meliputi pengadaan, produksi, pergudangan, distribusi,
transportasi, dan pengantaran barang yang dilakukan oleh setiap pelaku bisnis dan industri
baik pada sektor primer, sekunder maupun tersier dalam rangka menunjang kegiatan
operasionalnya.
Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Cetak Biru
Pengembangan Sistem Logistik Nasional

Anda mungkin juga menyukai