Anda di halaman 1dari 8

Kompetensi dasar :

3.6 Memahami Prosedur Kegiatan Pengangkutan Barang


4.6 Menentukan Prosedur Kegiatan Pengangkutan Barang
MDD – Manajemen Logistik Kelas X Semester 2

Kegiatan Pengangkutan Barang


A. Pengertian Pengangkutan
Transportasi yang diartikan sebagai pengangkutan selalu berhubungan dengan kegiatan
pengangkutan serta alat angkutannya. Transportasi berasal dari kata bahasa Inggris yaitu
transportation yang berarti pengangkutan atau kendaraan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, transportasi diartikan sebagai pengangkutan barang oleh
berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi, sementara pengangkutan diartikan
sebagai proses, cara, perbuatan mengangkut dan kendaraan diartikan sebagai sesuatu yang
digunakan untuk dikendarai atau dinaiki (seperti kuda, kereta, mobil).
Menurut Soegijatna Tjakranegara, pengangkutan adalah memindahkan barang atau commodity of
goods dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, sehingga pengangkut menghasilkan jasa
angkutan atau produksi jasa bagi masyarakat yang membutuhkan untuk pemindahan atau
pengiriman barangbarangnya.
Sedangkan pengangkutan menurut UU No. 22 Tahun 2009 pada Pasal 1 angka 3 yang menegaskan
bahwa : “Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.”
Dalam Pasal 521 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang merumuskan bahwa : “Pengangkut
adalah orang yang mengikatkan diri, baik dengan perjanjian pencarteran menurut waktu atau
menurut perjalanan, maupun dengan suatu perjanjian lain untuk menyelenggarakan pengangkutan
orang (penumpang) seluruhnya atau sebagian lewat laut.”
Dari pengertian di atas akan dapat dipahami bahwa fungsi pengangkutan adalah memindahkan
objek yang diangkut sedangkan tujuan dari pada pengangkutan adalah meningkatkan nilai dan daya
guna sesuatu yang dipindahkan, dengan demikian dapat dikatakan tujuan yang dimaksudkan adalah
tujuan yang bersifat ekonomis

B. Asas Pengakutan Pengangkutan


Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 maka asas-asas pengakutan sebagai berikut :
1. Asas transparan adalah keterbukaan dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan
kepada masyarakat luas dalam memperoleh informasi yang benar, jelas dan jujur sehingga
masyarakat mempunyai kesempatan berpartisipasi bagi pengembangan lalu lintas dan angkutan
jalan.
2. Asas akuntabel adalah penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Asas berkelanjutan adalah penjaminan kualitas fungsi lingkungan melalui pengaturan
persyaratan teknis laik kendaraan dan rencana umum pembangunan serta pengembangan
jaringan lalu lintas dan angkutan jalan.
4. Asas partisipatif adalah pengaturan peran serta masyarakat dalam proses penyusunan
kebijakan, pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, penanganan kecelakaan dan pelapor
atas peristiwa yang terkait dengan lalu lintas dan angkutan jalan.
5. Asas bermanfaat adalah semua kegiatan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang
dapat memberikan nilai tambah sebesar-besarnya dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
6. Asas efisien dan efektif adalah pelayanan dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan
yang dilakukan oleh setiap Pembina pada jenjang pemerintahan secara berdaya guna dan
berhasil guna.
7. Asas seimbang adalah penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang harus dilaksanakan
atas dasar keseimbangan antara sarana dan prasarana serta pemenuhan hak dan kewajiban
pengguna jasa dan penyelenggaraan.
8. Asas terpadu adalah penyelenggaraan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang dilakukan
dengan mengutamakan keserasian dan kesalingbergantungan kewajiban dan tanggung jawab
antar instansi pembina.
9. Asas mandiri adalah upaya penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan melalui
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya nasional.
C. Tujuan pengangkutan
Fungsi pengangkutan yaitu untuk membantu memindahkan barang atau manusia dari satu tempat
ke tempat lain secara efektif dan efisien. Dikatakan efektif karena perpindahaan barang atau orang
tersebut dapat dilakukan sekaligus atau dalam jumlah yang banyak sedangkan dikatakan efisien
karena dengan menggunakan pengangkutan perpindahan itu menjadi relatif singkat atau cepat
dalam ukuran jarak dan waktu tempuh dari tempat awal ke tempat tujuan. Sesuai dengan
pandangan H.M.N Purwosutjipto tentang pengertian pengangkutan maka pengangkutan
mempunyai tujuan adalah meningkatkan nilai dan daya guna dari sesuatu objek yang di pindahkan.

D. Unsur Dalam Pengangkutan


Adapun aspek atau unsur pengangkutan itu sendiri, terdiri dari :
1. Pelaku maksudnya adalah orang yang melakukan pengangkutan. Pelaku ini dapat berupa badan
usaha demikian pula manusia pribadi.
2. Alat pengangkutan antara lain : kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut.
3. Barang/penumpang, barang ini dapat berupa meja atau almari, hewan sebagai muatan,
manusia sebagai penumpang.
4. Perbuatan : yaitu kegiatan mengangkut barang, penumpang atau muatan sejak berada pada alat
angkut sampai di tempat tujuan.
5. Fungsi pengangkutan, penumpang atau muatan sampai di tempat tujuan dengan selamat.
6. Tujuan : muatan atau penumpang sampai di tempat tujuan, nilai dan daya gunanya semakin
baik atau meningkat demikian pula jasa angkutan terlunasi

E. Jenis-Jenis Pengangkutan
Adapun jenis-jenis pengangkutan atau transportasi dari fakta yang ada adalah :
1) Pengangkutan atau transportasi darat
Alat transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor seperti jenis dan spesifikasi kendaraan,
jarak perjalanan, tujuan perjalanan, ketersediaan alat transportasi, ukuran kota dan kerapatan
permukiman, faktor sosialekonomi. Contoh moda transportasi darat adalah kendaraan
bermotor, kereta api dan gerobak yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi, kerbau) atau manusia.
2) Pengangkutan atau transportasi air (sungai, danau, laut).
Alat transportasi air contohnya seperti kapal tongkang, perahu dan rakit.
3) Pengangkutan atau transportasi udara
Alat transportasi udara dapat menjangkau tempat-tempat yang tidak dapat ditempuh dengan
alat transportasi darat atau alat transportasi laut, di samping mampu bergerak lebih cepat dan
mempunyai lintasan yang lurus, serta praktis bebas hambatan. Contoh alat transportasi udara
misalnya pesawat terbang, helikopter, balon udara dan lain-lain
Pengangkutan dalam konteks UU No. 22 Tahun 2009 terbagi menjadi dua jenis, yakni pengangkutan
orang dan pengangkutan barang. Dalam UU No. 22 Tahun 2009 dapat dibagi jenis kendaraan
berdasarkan klasifikasinya yaitu :
1) Jenis kendaraan yang digunakan
Ditinjau dari segi jenis kendaraan yang digunakan, pengangkutan orang dan/atau barang terbagi
menjadi dua, yakni pertama, pengangkutan orang dan/atau barang dengan menggunakan
kendaraan bermotor dan kedua, pengangkutan orang dan/atau barang dengan menggunakan
kendaraan tidak bermotor. “Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas
kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor.” Kendaraan bermotor adalah setiap
kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan
di atas rel, sedangkan kendaraan tidak bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh
tenaga manusia dan/atau hewan.
2) Jenis kendaraan dari segi penggunaannya atau tujuannya
Ditinjau dari segi penggunaannya, pengangkutan terbagi menjadi dua, yaitu pengangkutan yang
tidak dilakukan untuk tujuan usaha atau komersial dan pengangkutan yang dilakukan untuk
tujuan usaha atau komersial. Pengangkutan yang dilakukan untuk tujuan usaha atau komersial
disebut sebagai pengangkutan umum seperti yang tertera pada ketentuan Pasal 1 angka 10 UU
No. 22 Tahun 2009 yang merumuskan bahwa : “Kendaraan bermotor umum adalah setiap
kendaraan yang digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.”

F. Pengangkutan barang
1. Pengertian barang
Secara umum barang merupakan setiap benda baik yang berwujud maupun tidak berwujud,
bergerak atau pun tidak bergerak, yang mempunyai banyak tujuan seperti diperdagangkan,
dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh konsumen.Barang juga dapat disebut dengan
istilah lain yaitu komoditas.
2. Jenis – jenis barang
a. Jenis – jenis barang dalam konteks barang muatan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
1) General cargo, yaitu berbagai jenis barang yang dimuat dengan cara pembungkusan/
pengepakan dalam bentuk unit-unit kecil ( peti, koli ).
2) Bulk cargo, yaitu satu macam barang dalam jumlah besar yang dimuat dengan cara
mencurahkannya ke dalam kapal atau tanki, misalnya, pengepalan 500.000 barel minyak
mentah, pengangkutan dengan tanki 5.000 liter premium
3) Homogenous cargo, yaitu satu macam barang dalam jumlah besar yang dimuat dengan
cara pembungkusan/pengepakan, misalnya, pengepalan 100.000 zak semen.
b. Barang muatan terdiri atas berbagai jenis menurut keperluannya yaitu :
1) barang sandang, yaitu, tekstil, kain, dan baju.
2) barang pangan, yaitu, beras, gula, dan buah-buahan.
3) barang rumah tangga, yaitu, mebel, lemari, dan alat dapur.
4) barang pendidikan, yaitu, buku, alat peraga, dan komputer.
5) barang pembangunan, yaitu, kayu, besi, dan semen.
6) hewan perdagangan, yaitu, sapi potong, ikan hias, dan burung peliharaan.
c. Secara fisik barang muatan dibedakan menjadi enam golongan, yaitu:
1) barang berbahaya, yaitu, racun, carbide, dan binatang buas.
2) barang tidak berbahaya, yaitu, besi, kayu,dan tekstil.
3) barang cair, yaitu, minyak tanah, minyak sawit, dan bensin. d. barang berharga, yaitu,
emas, perak, dan mutiara.
4) barang curah, yaitu, kacang, dan minyak mentah.
5) Barang khusus, yaitu. ikan dingin, tembakau, dan obat-obatan
d. Dilihat dari sifat alamiah, barang muatan dibedakan menjadi empat golongan yaitu:
1) barang padat, yaitu, besi, kayu balok, dan suku cadang.
2) barang cair, yaitu, minyak tanah, bensin, air mineral.
3) barang gas, yaitu LNG, LPG, dan amoniak.
4) barang rongga, yaitu, mobil, boneka, dan televisi.
e. menurut cara memperolehnya Menurut cara memperolehnya, barang dapat dikelompokan
menjadi :
1) barang bebas, yakni barang yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan.
contohnya, cahaya matahari dan udara.
2) barang ekonomi, yakni barang yang untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan.
contohnya, makanan dan minuman yang mana diperlukan uang untuk membelinya
3) barang elit, yakni barang yang jika terlalu banyak keberadaannya justru merugikan.
contohnya, air dalam peristiwa banjir.
f. Menurut kegunaan Menurut kegunaannya, barang dikelompokkan menjadi :
1) barang produksi, yakni barang yang digunakan untuk proses produksi lebih lanjut.
contohnya, kain yang akan digunakan untuk dijahit menjadi pakaian.
2) barang konsumsi, yakni barang yang dapat langsung digunakan dan dikonsumsi oleh
seseorang. contohnya, pakaian yang bisa langsung digunakan.
g. Menurut proses pembuatan Menurut proses pembuatannya, barang dikelompokan menjadi :
1) Barang mentah, yakni barang yang belum mengalami proses produksi. contohnya, kapas,
kayu, rotan, padi, tembakau, kulit.
2) Barang setengah jadi, yakni barang yang sudah melalui proses produksi akan tetapi
belum siap pakai. contohnya, benang yang dibuat dari kapas untuk dibuat menjadi kain.
3) Barang jadi, yakni barang yang sudah melalui proses produksi dan siap pakai untuk
memenuhi kebutuhan. contohnya, sepatu, pakaian, roti dan sebagainya
h. Menurut hubungannya, barang dibagi menjadi :
1) barang Substitusi, yakni barang yang dapat mengganti fungsi barang yang lain.
contohnya, lampu neon yang dapat menggantikan fungsi dari lampu pijar sebagai
penerangan.
2) barang komplementer, yakni barang yang dapat melengkapi fungsi dari barang lainnya.
Contohnya, bensin yang dapat melengkapi mobil sebagai alat transportasi, tanpa bensin
mobil tidak bisa dijalankan.
3. Ciri-Ciri Barang
Barang yang sering di gunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di antaranya memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :
a. berwujud atau tidak berwujud
b. barang bergerak sendiri
c. barang tidak bergerak
d. memiliki nilai dan manfaat yang dapat dirasakan saat digunakan
e. bila digunakan, nilai, manfaat dan bendanya sendiri dapat berkurang atau bahkan habis
4. Tujuan dan fungsi Pengangkutan barang
Dalam hal pengangkutan barang, pengangkutan dilakukan karena nilai barang akan lebih tinggi
ditempat tujuan daripada di tempat asalanya. Oleh karena itu, pengangkutan dikatakan memberi
nilai kepada barang yang diangkut. Nilai itu akan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Menurut Sri Rejeki Hartono bahwa pada dasarnya pengangkutan mempunyai dua nilai kegunaan,
yaitu:
a. Kegunaan Tempat (Place Utility) Dengan adanya pengangkutan berati terjadi perpindahan
barang dari suatu tempat, dimana barang tadi dirasakan kurang bermanfaat, ke tempat lain
yang menyebabkan barang tadi menjadi lebih bermanfaat.
b. Kegunaan Waktu (Time Utility) Dengan adanya pengangkutan berati dapat dimungkinan
terjadinya suatu perpindahan suatu barang dari suatu tempat ke tempat lain di mana barang
itu lebih diperlukan tepat pada waktunya
Beberapa fungsi pengangkutan:
a. Berperan dalam hal ketersediaan barang (availability og goods)
b. Stabilisasi dan penyamaan harga (stabilization and equalization)
c. Penurunan harga (price reduction)
d. Meningkatkan nilai tanah (land value)
e. Terjadinya spesialisasi antar wilayah (territorial division of labour)
f. Berkembangnya usaha skala besar (large scale production)
g. Terjadinya urbanisasi dan konsentrasi penduduk dalm kehidupan

Subjek hukum pengangkutan atau biasa disebut dengan pihak-pihak dalam pengangkutan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengangkut adalah pihak yang menyelenggarakan pengangkutan barang dam/atau
penumpang.
2. Penumpang adalah pihak yang menggunakan jasa angkutan dan berkewajiban membayar
biaya angkutan atas dirinya yang diangkut.
3. Pengirim adalah pihak yang menggunakan jasa angkutan dan berkewajiban membayar biaya
angkutan atas barangnya yang diangkut.
4. Penerima adalah pihak yang memiliki hak untuk menerima barang yang dikirimkan
kepadanya.
5. Ekspeditur adalah pihak perantara yang menghubungkan antara pengirim dan pengangkut.
Ekspeditur bertindak atas nama pengirim.
6. Agen perjalanan adalah pihak yang mencarikan penumpang bagi pengangkut dan bertindak
untuk kepentingan pengangkut.
7. Pengusaha bongkar muat adalah perusahaan yang menjalankan bisnis bidang jasa pemuatan
barang ke kapal dan pembongkaran barang dari kapal.
8. Pengusaha pergudangan adalah perusahaan yang bergerak dibidang jenis jasa penyimpanan
barang di dalam gudang pelabuhan selama bartang yang bersangkutan menunggu pemuatan
ke kapal.
Dokumen dalam Pengangkutan
Pada dasarnya dokumen pengangkutan terbentuk karena adanya perjanjian pengangkutan.
Meskipun perjanjian pengangkutan itu sendiri tidak mengharuskan dalam bentuk tertulis
(dokumen angkutan), namun dalam praktik perjanjian pengangkutan selalu dibuat dalam bentuk
tertulis, yaitu dokumen angkutan.
Dokumen angkutan dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Dokumen angkutan penumpang yang disebut karcis penumpang untuk angkutan darat dan
perairan, tiket penumpang untuk angkutan udara dan angkutan laut.
b. Dokumen angkutan barang yang disebut surat angkutan barang untuk angkutan darat,
dokumen muatan (konosemen) untuk angkutan laut dan perairan darat, surat muatan udara
dan tiket bagasi untuk angkutan udara.

Tugas
Memberikan stimulus untuk mampu memahami materi ini dengan baik baik
Lakukan observasi secara langsung atau tidak langsung kepada salah satu pelaku jasa
pengangkutan barang misalkan jasa pos, JNE, JNT dan lain sebagainya terkait dengan nama
jenis atau bentuk layanan pengiriman barang disertai kriteria barang, ketentuan pengiriman
dan ketentuan harganya.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai