Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fadil Alifsyah

Kelas : TD 1.15
Notar : 2101120

PERUNDANG UNDANGAN TRANSDAR I


PERBEDAAN ANGKUTAN JALAN DAN ANGKUTAN MULTIMODA SERTA
PERSAMAAN ANGKUTAN MULTIMODA DAN LOGISTIK

A. Dasar Hukum
a. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Angkutan Multimoda
d. Peraturan Menteri Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan dan
Pengusahaan Angkutan Multimoda
e. Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Cetak Biru Pengembangan
Sistem Logistik Nasional

B. Identifikasi Perbedaan Angkutan Jalan dan Angkutan Multimoda


Pada intinya fungsi ataupun pengoperasionalan antara angkutan jalan dengan
angkutan multimoda terdapat perbedaan. Pada angkutan jalan berperan untuk
mengangkut atau memindahkan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain.
Angkutan jalan ini terkait erat dengan transportasi intermoda dan antarmoda. Pada
transportasi intermoda hanya menggunakan satu jenis moda transportasi sedangkan
untuk transportasi antarmoda menggunakan lebih dari satu jenis moda transportasi, akan
tetapi pada setiap moda nantinya dioperasikan oleh operator yang berbeda-beda dan
setiap perjalanannya diperlukan kontrak tersendiri. Jadi pengiriman ini ditangani oleh
pengangkut yang berbeda-beda.
Kemudian angkutan multimoda merupakan angkutan barang dengan
menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu)
kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang
oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk
penyerahan barang kepada penerima barang angkutan multimoda. Angkutan multimoda
ini dijalankan oleh satu operator dengan kontrak perjanjiannya. Angkutan Jalan
merupakan sarana angkut di jalan untuk mengangkut orang maupun barang dengan
menggunakan kendaraan bermotor ataupun kendaraan tidak bermotor. Angkutan orang
yang menggunakan Kendaraan bermotor dapat berupa sepeda motor, mobil
penumpang, atau bus. Sementara itu, untuk angkutan barang dengan kendaraan
bermotor wajib menggunakan mobil barang. Selanjutnya untuk kendaraan tidak
bermotor yang digunakan untuk angkutan dapat berupa kendaraan yang digerakan oleh
tenaga orang dan kendaraan yang ditarik oleh tenaga hewan.
Adanya penyelenggaraan angkutan jalan dimaksudkan sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat terkait pergerakan atau mobilitas diri/orang ataupun
barang dengan menggunakan angkutan yang merupakan kendaraan bermotor umum
dengan menjamin keselamatan, keamanan, kenyamanan, dan memiliki harga yang
terjangkau oleh semua kalangan. Pihak yang bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan angkutan umum sebagai angkutan jalan demi memenuhi kebutuhan
masyarakat adalah peran dari pemerintah. Penyediaan angkutan umum sebagai
pemenuhan angkutan jalan dapat dilaksanakan oleh BUMN, BUMD, atau badan
hukum lain yang telah memenuhi peraturan perundang-undangan serta telah
berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan terkait. Berkaitan dengan tersedianya
angkutan jalan untuk barang dimaksudkan dengan tujuan menjaga ketersediaan dan
kelangsungan pelayanan angkutan barang, penanganan kondisi darurat, dan tidak
terdapat pelayanan oleh pihak swasta.
Dalam angkutan jalan, pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor
Umum terdiri atas angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam trayek
dan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam trayek. Menurut
peraturannya, kriteria pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum
dalam trayek harus memiliki rute tetap dan teratur, memiliki waktu yang terjadwal, dan
memiliki tempat pemberhentian menaikan dan menurunkan penumpang. tempat
pemberhentian menaikan dan menurunkan penumpang yang dimaksud seperti terminal,
halte, ataupun rambu pemberhentian Kendaraan Bermotor Umum. Selanjutnya
pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam trayek
terdiri atas angkutan orang dengan menggunakan taksi, angkutan orang dengan tujuan
tertentu, angkutan orang untuk keperluan pariwisata, dan angkutan orang di kawasan
tertentu.
Berkaitan dengan jasa pengiriman atau pengangkutan barang, angkutan barang
diselenggarakan dengan menggunakan Kendaraan Bermotor Umum yang terdiri atas
angkutan barang umum dan angkutan barang khusus. Angkutan jalan ini berkaitan erat
dengan angkutan intermoda dan antarmoda. Angkutan intermoda merupakan
pengangkutan orang/barang dengan satu moda transportasi, oleh satu atau lebih
pengangkut. Pada angkutan penumpang, berpindah dari satu tempat ke tempat yang
lain dengan satu moda tertentu (misal: mobil), atau berpindah dari satu bus ke bus yang
lain (transfer) merupakan salah satu contoh dari transportasi intermoda. Sementara
untuk angkutan antarmoda memiliki pengertian sebagai transportasi penumpang
dan/atau barang yang menggunakan lebih dari satu moda transportasi dalam satu
perjalanan yang berkesinambungan. Transportasi antarmoda lebih menekankan pada
upaya pemaduan jaringan pelayanan dan prasarana. Meskipun transportasi antarmoda
ini juga dapat digunakan sebagai angkutan barang dengan paling sedikit dua moda
angkutan seperti halnya angkutan multimoda, namun terdapat hal mendasar yang
membedakan antara angkutan antarmoda dan multimoda. Pada setiap moda transportasi
dalam angkutan antarmoda nantinya akan dioperasikan oleh operator yang
berbeda-beda dan setiap perjalanannya diperlukan kontrak tersendiri. Jadi pengiriman
ini ditangani oleh pengangkut yang berbeda-beda.
Selanjutnya mengenai angkutan multimoda sesuai pasal 1 angka 1 PP Nomor 8
Tahun 2011 memiliki pengertian bahwa Angkutan Multimoda adalah angkutan barang
dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1
(satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya
barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk
penyerahan barang kepada penerima barang angkutan multimoda. Berkaitan dengan
badan usaha angkutan multimoda Nasional dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik
Negara, Badan Usaha Milik Daerah, atau Badan Hukum Indonesia yang khusus
didirikan untuk angkutan multimoda. Angkutan multimoda juga erat berkaitan dengan
urusan pengiriman barang antar negara. Tentunya kegiatan tersebut akan berurusan pula
dengan badan usaha angkutan multimoda yang didirikan berdasarkan hukum negara
asing atau yang biasa disebut badan usaha angkutan multimoda asing. Kegiatan
angkutan multimoda meliputi kegiatan yang dimulai sejak diterimanya barang oleh
badan usaha angkutan multimoda dari pengguna jasa angkutan multimoda sampai
dengan diserahkannya barang kepada penerima barang dari badan usaha angkutan
multimoda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam dokumen angkutan multimoda.
Dalam menyelenggarakan kegiatan angkutan, setiap badan usaha angkutan
multimoda harus bertanggung jawab terhadap kegiatan penunjang angkutan multimoda
yang meliputi pengurusan transportasi, pergudangan, konsolidasi muatan, penyediaan
ruang muatan, hingga kepabeanan untuk angkutan multimoda ke luar negeri dan ke
dalam negeri. Kegiatan angkutan multimoda dapat dilakukan dengan menggunakan alat
angkut moda transportasi darat, perkeretaapian, laut, dan/atau udara. Alat angkut moda
transportasi tersebut terdiri atas kendaraan bermotor, kereta api, kapal, dan pesawat
udara. Sementara untuk dokumen angkutan multimoda memuat berbagai hal, seperti
identifikasi barang (merek dan nomor), sifat barang (barang berbahaya atau barang
yang mudah rusak), rincian barang (jumlah dan bentuk kemasan berupa paket atau unit
barang), berat kotor atau jumlah barang, ukuran barang hingga adanya asuransi muatan.
Dokumen angkutan multimoda disusun oleh asosiasi badan usaha angkutan
multimoda. Asosiasi badan usaha angkutan multimoda tersebut dalam menyusun
dokumen angkutan multimoda harus mengacu pada Standard Trading Conditions
(STC) yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang hukum setelah mendapat rekomendasi dari Menteri. Badan usaha angkutan
multimoda wajib memiliki izin usaha angkutan multimoda dari Menteri. Izin usaha
angkutan multimoda diberikan kepada badan usaha angkutan multimoda yang
memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Badan usaha angkutan multimoda
nasional dapat melayani angkutan multimoda di dalam negeri dan/atau ke luar negeri.
Dalam hal kegiatan angkutan multimoda diselenggarakan oleh badan usaha angkutan
multimoda asing, wajib menunjuk badan usaha angkutan multimoda nasional sebagai
agen.

C. Identifikasi Persamaan Angkutan Multimoda dan Logistik


Persamaan antara angkutan multimoda dengan logistik yaitu sama sama
mengurusi mengenai perpindahan barang, namun angkutan multimoda berfokus pada
transportasi atau sarana angkutannya, sedangkan logistik berkaitan dengan sistem
manajemen atau kegiatan pengelolaan barang untuk kemudian diangkut menggunakan
angkutan multimoda. Angkutan multimoda berperan sebagai angkutan barang dengan
menggunakan lebih dari satu jenis moda transportasi atas dasar satu kontrak dokumen
angkutan multimoda dan diselenggarakan oleh satu operator. Angkutan multimoda ini
mengantarkan barang dari satu tempat diterimanya barang oleh badan usaha angkutan
multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada
penerimanya. Angkutan multimoda tersebut diselenggarakan oleh badan usaha
angkutan multimoda nasional dan badan usaha angkutan multimoda asing.
Dalam menyelenggarakan kegiatan angkutan, setiap badan usaha angkutan
multimoda harus bertanggung jawab terhadap kegiatan penunjang angkutan multimoda
yang meliputi pengurusan transportasi, pergudangan, konsolidasi muatan, penyediaan
ruang muatan, hingga kepabeanan untuk angkutan multimoda ke luar negeri dan ke
dalam negeri. Kegiatan angkutan multimoda dapat dilakukan dengan menggunakan alat
angkut moda transportasi darat, perkeretaapian, laut, dan/atau udara.
Kemudian logistik adalah suatu rangkaian upaya yang mencakup efektivitas
perencanaan, implementasi, sampai pengawasan atas suatu proses perpindahan produk
barang. Logistik ini berkaitan dengan ilmu, skill, ataupun seni untuk melakukan sistem
pengurusan atau pengelolaan barang dengan baik, mulai dari penerimaan barang,
penyimpanan, hingga barang akan hendak dikirim. Seluruh aktivitas logistik dilakukan
untuk mencapai tujuan utama, yaitu memastikan kondisi barang dan pengiriman tepat
waktu ke lokasi yang dituju. Terdapat beberapa komponen penting dalam pelaksanaan
kegiatan logistik, antara lain yaitu lokasi fasilitas logistik, sistem komunikasi, dan
penyimpanan barang. Logistik memainkan peran penting dalam perdagangan
komoditas, sebab berhubungan erat dengan penyimpanan dan pengiriman fisik
komoditas.
Sistem Logistik Nasional yang efektif dan efisien diyakini mampu
mengintegrasikan daratan dan lautan menjadi satu kesatuan yang utuh dan berdaulat,
sehingga diharapkan dapat menjadi penggerak bagi terwujudnya Indonesia sebagai
negara maritim. Sistem logistik juga memiliki peran strategis dalam mensinkronkan dan
menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya
pertumbuhan ekonomi yang inklusif, sekaligus menjadi benteng bagi kedaulatan dan
ketahanan ekonomi nasional (national economic authority and security). Untuk itu
peran strategis Sistem Logistik Nasional tidak hanya dalam memajukan ekonomi
nasional, namun sekaligus sebagai salah satu wahana pemersatu bangsa dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berkaitan dengan kegiatan logistik diatur mengenai cetak biru sistem logistik
nasional. Cetak Biru (bluePrint) ini bukan merupakan rencana induk (master plan)
tetapi lebih menekankan pada arah dan pola pengembangan Sistem Logistik Nasional
pada tingkat kebijakan (makro) yang nantinya dijabarkan kedalam Rencana Kerja
Pemerintah dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga setiap tahunnya. Peran pokok
Cetak Biru Sistem Logistik Nasional adalah memberikan arahan dan pedoman bagi
pemerintah dan dunia usaha untuk membangun Sistem Logistik Nasional yang efektif
dan efisien. Bagi pemerintah, Cetak Biru Sistem Logistik Nasional diharapkan dapat
membantu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam menyusun rencana
pembangunan di bidang logistik, serta meningkatkan transparansi dan koordinasi lintas
kementerian dan lembaga di tingkat pusat maupun daerah. Bagi dunia usaha, Cetak
Biru Sistem Logistik Nasional diharapkan dapat membantu pelaku usaha untuk
meningkatkan daya saingnya melalui penciptaan nilai tambah yang lebih tinggi dengan
biaya yang kompetitif, meningkatkan peluang investasi bagi usaha menengah, kecil dan
mikro, serta membuka peluang bagi pelaku dan penyedia jasa logistik nasional untuk
menggalang kerjasama dalam skala global. Sistem Logistik Nasional akan
dikembangkan menuju Sistem Logistik terintegrasi yang efektif dan efisien dengan
menggunakan konsep Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management/SCM)
yang berbasis pada sinkronisasi, integrasi dan kolaborasi berbagai pihak terkait
(pemangku kepentingan), dengan memanfaatkan penggunaan teknologi informasi yang
diwadahi dalam suatu tatanan kelembagaan yang terpercaya dan sistem organisasi yang
efektif. Sistem Logistik Nasional ini diharapkan dapat dioperasionalisasikan oleh pelaku
dan penyedia jasa logistik yang profesional dan beretika, serta didukung oleh
tersedianya infrastruktur logistik yang mencukupi dan handal.

Anda mungkin juga menyukai