0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
30 tayangan22 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang hukum pengangkutan di Indonesia yang diatur dalam KUHD dan peraturan terkait. Dibahas pula konsep, jenis, tujuan, dan tanggung jawab pengangkutan serta asas-asas hukum yang diterapkan."
Dokumen tersebut membahas tentang hukum pengangkutan di Indonesia yang diatur dalam KUHD dan peraturan terkait. Dibahas pula konsep, jenis, tujuan, dan tanggung jawab pengangkutan serta asas-asas hukum yang diterapkan."
Dokumen tersebut membahas tentang hukum pengangkutan di Indonesia yang diatur dalam KUHD dan peraturan terkait. Dibahas pula konsep, jenis, tujuan, dan tanggung jawab pengangkutan serta asas-asas hukum yang diterapkan."
KUHD • KUHD terdiri atas dua buku yaitu : 1. Buku Kesatu (Dagang Pada Umumnya)----pembukuan, perseroan, pasar modal (bursa perdagangan), pengangkutan , surat berharga, reklame atau tuntutan kembali dalam hal kepailitan, asuransi, 2. Buku Kedua terdiri dari----- hak-hak dan kewajiban yang timbul dari pelayaran, pengangkutan barang, pengangkutan orang, perjanjian kerja laut, nahkoda, anak buah kapal, penumpang, percarteran kapal. 3. Hal baru yang baru yang diatur dalam hukum dagang adalah HKI dan perbuatan melanggar hukum Pengertian Pengangkutan • Konsep Pengangkutan : 1. Pengangkutan sebagai usaha /bisnis--- kegiatan usahadi bidang jasa pengangkutan yang menggunakan alat pengangkut mekanik. 2. Pengangkutan sebagai perjanjian----- adanya kesepakatan antara pihak pengangkut dan pihak penumpang atau pengirim 3. Pengangkutan sebagai penerapan-----serangkaian proses pemuatan dari pemuatan sampai pembongkaran. • Pengangkutan Barang---- pengangkut dalam pengertian ini adalah orang yang mengikatkan diri dengan carter menurut waktu atau carter menurut perjalanan, maupun dengan suatu perjalanan lain untuk menyelenggarakan pengangkutan barang seluruhnya atau sebagian melalui laut (Pasal 466 KUHD) Pengangkutan Niaga • Pengangkutan Niaga adalah kegiatan pemuatan penumpang atau barang ke dalam pengangkut, pemindahan penumpang atau barang ke tempat tujuan dengan alat pengangkut, dan penurunan penumpang atau pembongkaran barang dari alat pengangkut di tempat tujuan yang disepakati yang disertai dengan pembayaran sejumlah uang sebagai imbalan jasa. Lanjutan • Pengangkutan orang---- pengangkut dalam pengertian ini adalah orang yang mengikatkan diri dengan carter menurut waktu atau carter menurut perjalanan, maupun dengan suatu perjalanan lain untuk menyelenggarakan pengangkutan orang seluruhnya atau sebagian melalui laut (Pasal 521 KUHD) • Subjek/pelaku pengangkutan --- pihak-pihak dalam pengangkutan dan pihak yang berkepentingan dengan pengangkutan. • Status pelaku pengangkutan--- alat pengangkut,muatan, dan serta dokumen pengangkutan. Lanjutan • Peristiwa pengangkutan ----- proses terjadi pengangkutan dan penyelenggaraan pengangkutan serta berakhir di tempat tujuan. • Hubungan pengangkutan----- hubungan kewajiban dan hak antara pihak-pihak dalam pengangkutan dan mereka yang berkepentingan dengan pengangkutan. DASAR HUKUM PENGANGKUTAN 1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang 2. Undang-undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian 3. Undang-undang No 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, diganti dengan UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 4. Undang-undang No 21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran 5. Undang-undang No 15 Tahun 1992 diganti dengan UU No 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan. Berbagai Jenis Pengangkutan 1. Kereta api 2. Kapal laut 3. Kapal Terbang 4. Angkutan Darat Asas-Asas Hukum Pengangkutan • Asas Hukum Publik-------- mengutamakan kepentingan umum atau kepentingan masyarakat banyak, yang dirumuskan dengan istilah kata manfaat, usaha bersama, dan kekeluargaan, adil dan merata keseimbangan, kepentingan umum, keterpaduan, keasadaran hukum, percya diri sendiri dan keselamatan penumpang/orang banyak. • Asas manfaat---- pengangkutan harus dapat memberikan nilai guna sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, peningkatan kesejahtraan rakyat dan pengembangan prikehidupan yang berkeseimbangan bagi warga negara Indonesia. • Asas usaha bersama dan kekeluargaan mengandung makna bahwa usaha pengangkutan diselenggarakan untuk mewujudkan cita-cita dan aspirasi bangsa Indonesia yang dalam kegiatannya dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat dan dijiwai oleh semangat kekeluargaan. • Asas adil dan merata ----- bahwa penyelenggaraan pengangkutan harus dapat memberikan pelayanan yang adil dan merata bagi segenap lapisana masyarakat. • Asas kepentingan umum---- penyelenggaraan pengangkutan harus lebih mengutanamakan kepentingan pelayanan umum bagi masyarakat luas. • Asas kesadaran hukum---- pemerintah wajib menegakkan dan menjamin kepastian hukum serta mewajibkankepada tiap warga negaraagar selalu sadar dan taat kepada hukum dalam penyelenggaraan pengangkutan. Lanjutan • Asas percaya diri---- bahwa pengangkutan harus berlandaskan kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepribadian bangsa. • Asas keselamatan penumpang ----- pengangkutan penumpang harus disertai dengan asuransi kecelakaan dan/atau asuransikerugian lainnya. Tujuan Pengangkutan • Pengangkutan bertujuan untuk tiba di tempat tujuan dengan selamat dan meningkatkan nilai guna bagi penumpang ataupun barang yang diangkut. • Tiba di tempat tujuan----Proses pemindahan barang dilakukan tanpa ada hambatan dan kemacetan. • Dengan selamat artinya penumpang dalam keadaan sehat, tidak mengalami luka sakit dan meninggal dunia. • Selamat artinya tidak mengalami kerusakan kehilangan atau kemusnahan. • Meningkatkan nilai guna artinya nilai sumber daya manusia dan barang di tempat tujuan menjadi lebih tinggi bagi kepentingan manusia dan pelaksanaan pembangunan. Fokus Pembangunan Hukum Pengangkutan • Pembangunan hukum pengangkutan harus mendukung dan mempercepat proses pembangunan di berbagai sektor pengangkutan. • Prioritas pembangunan hukum pengangkutan terfokus pada pengantian UU pengangkutan sisa jaman kolonial belanda. • Fokus berikutnya adalah pembaharuan UU Pengangkutan yang sudah ketinggalan jaman. Arti Penting Hukum Pengangkutan • Pengangkutan merupakan bidang yang sangat vital dalam kehidupan masyarakat • Vital karena didasari oleh kondisi geografis maupun kebutuhan yang tidak dapat dihindari dalam rangka pelaksanaan pembangunan ekonomi/ menunjang pembangunan berbagai sektor, ilmu pengetahuan dan teknologi serta mendekatkan jarak antara desa dan kota Peta Pembangunan Infrastruktur Pengangkutan • Pengangkutan jalan tol, jalan layang, dan jalan dibawah permukaan tanah. • Jembatan antar pulau ataupun terowongan dibawah laut. • Jaringan rel kereta api trans sumatra, jawa, kalimantan dan sulawesi. • Pengangkutan di daratan, lautan dan udara Papua. Perjanjian Pengangkutan • Perjanjian Pengangkutan adalah persetujuan dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan penumpang da/atau barang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat dan penumpang atau pemilik barang mengikatkan diri untuk membayar biaya pengangkutan. • Perjanjian pengangkutan selalu didukung oleh sebuah dokumen perjanjian yang berguna untuk pembuktian serta bersifat mengikat. • Namun mengenai kerugian yang timbul akibat keadaan memaksa (Force Majeur), cacat pada penumpang atau barang itu sendiri, dan kesalahan/kelalaian penumpang atau pengirim pengangkut dibebaskan dari tanggung jawab membayar ganti kerugian • Menurut KUH Perdata ---- pengangkut membayar ganti kerugian atas biaya, kerugian yang diderita dan bunga yang layak diterima, jika ia tidak dapat menyerahkan atau tidak merawat sepatutnya untuk menyelamatkan barang muatan. • Apabila tanggung jawab tersebut tidak dipenuhi dapat diselesaikan melalui gugatan ke muka pengadian yang berwenang atau melalui arbitrase. Lanjutan • Kewajiban utama dari pengangkut adalah menyelenggarakan pengangkutan. • Jika terjadi kecelakaan atas barang maupun penumpang selama dalam perjalanan, maka pengangkut akan bertangggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan dari kecelakaan itu. TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT • Hukum pengangkutan mengenal tiga tanggung jawab yaitu : 1. Tanggung jawab karena kesalahan (fault liability) 2. Tanggung jawab karena Praduga (presumption liability) 3. Tanggung jawab mutlak (absolute liability)
Hukum Pengangkutan Indonesia umumnya menganut
prinsip tanggung jawab karena kesalahan dan karena praduga. Tanggung Jawab Karena Kesalahan • bahwa setiap pengangkut yang melakukan kesalahan dalam penyelenggaraan pengangkutan harus bertanggung jawab membayar segala kerugian yang timbul dari kesalahannya itu. • Beban pembuktian ada pada pihak pengangkut---pasal 1365 KUH Perdata. Tanggung Jawab Karena Praduga • Prinsip ini dianggap selalu bertanggung jawab atas setiap kerugian yang timbul dari pengangkutan yang diselenggarakan , akan tetapi jika pengangkut dapat membuktikan bahwa dia tidak bersalah, maka dia dibebaskan dari tanggung jawab membayar ganti kerugian itu. • Beban pembuktian pada pihak pengangkut, bukan pada pihak yang dirugikan. Tanggung Jawab Mutlak • Prinsip ini menyatakan bahwa pengangkut harus bertanggung jawab atas setiap kerugian yang timbul dalam pengangkutan yang diselenggarakan tanpa keharusan pembuktian ada atau tidaknya kesalahan pengangkut. • Prinsip ini tidak mengenal prinsip pembuktian dan unsur kesalahan tidak perlu dipersoalkan. • Pihak-pihak boleh saja menjanjikan penggunaan prinsip ini untuk kepentingan praktis untuk penyelesaian tanggung jawab berdasarkan asas kebebasan berkontrak.