1. Sebagaimana dinyatakan pada Pasal 468 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD), bahwa kewajiban pengangkut yang utama ialah :
a. Menyelenggarakan pengangkutan barang yang diangkut sampai diterima kepada
penerima barang
b. Menjaga keselamatan barang yang diangkut mulai diterimanya dari pengirim
sampai diserahkannya kepada penerima barang.
3. Asas yang bersifat publik atau umum adalah merupakan landasan hukum pengangkutan
yang berlaku dan berguna bagi semua pihak, meliputi pihak-pihak dalam pengangkutan,
pihak ketiga yang berkepentingan dengan pengangkutan maupun pihak pemerintah
sebagai penguasa.
Asas Yang Bersifat Publik yakni, asas manfaat, usaha bersama, dan kekeluargaan, adil
dan merata, keseimbangan, kepentingan umum, keterpaduan, kesadaran hukum, percaya
diri
sendiri serta keselamatan penumpang.
Sedangkan asas yang bersifat perdata atau privat adalah merupakan landasan hukum
pengangkutan yang hanya berlaku dan berguna bagi kedua belah pihak dalam
pengangkutan yaitu si pengangkut dan penumpang atau pengirim barang.
Asas Yang Bersifat Perdata yakni, asas konsensual, asas koordinatif, asas campuran, asas
retensi, dan pembuktian dengan dokumen
4. Angkutan Laut Dalam Negeri adalah kegiatan angkutan laut yang dilakukan di wilayah
perairan Indonesia yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut nasional,
Angkutan Laut Dalam Negeri melakukan aktifitas kegiatan angkutan yang menurut
kegiatannya melayani kegiatan angkutan laut.
5. Tata Cara Penetapan Jaringan Trayek Angkutan Laut Dalam Negeri, dilaksanakan
dengan trayek tetap dan teratur dan/atau trayek tidak tetap dan tidak teratur. Kegiatan
angkutan laut dalam negeri yang melayani trayek tetap dan teratur dilakukan dalam
jaringan trayek tetap dan teratur angkutan dalam negeri.
Jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri disusun dengan
memperhatikan :
a. pengembangan pusat industri, perdagangan, dan pariwisata;
b. pengembangan wilayah dan/atau daerah;
c. rencana umum tata ruang;
d. keterpaduan intra dan antarmoda transportasi; dan
e. perwujudan wawasan nusantara.
Penyusunan jaringan trayek tetap dan teratur dilakukan bersama oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan asosiasi perusahaan angkutan laut nasional dengan
memperhatikan masukan asosiasi pengguna jasa angkutan laut. Penyusunan jaringan
trayek tetap dan teratur tersebut dikoordinasikan dan hasilnya ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Perhubungan Laut.
Penetapan jaringan trayek tetap dan teratur tersebut dilaksanakan oleh Menteri
Perhubungan
6. Secara umum dinyatakan bahwa setiap pengangkutan bertujuan untuk tiba di tempat
tujuan dengan selamat. Tiba di tempat tujuan artinya proses pemindahan dari satu tempat
ke tempat tujuan berlangsung tanpa hambatan dan kemacetan, sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Dengan selamat artinya barang yang diangkut tidak mengalami kerusakan,
kehilangan, kekurangan atau kemusnahan, selain itu pengangkutan juga memiliki tujuan
dalam meningkatkan daya guna dan nilai, yang berarti dengan dilakukannya kegiatan
pengangkutan maka barang atau benda yang diangkut tersebut akan meningkat daya guna
maupun nilai ekonomisnya.