Nim : 191010550482
A. PLANNING
Planning atau perencanaan adalah dasar dari segala kegiatan. Proses menyusun
suatu kerangka kerja yang objektif ini berguna untuk mengejar tujuan yang ingin dicapai
perusahaan. Proses planning penting karena berperan dalam menggerakkan seluruh
fungsi manajemen dalam sebuah bisnis. Dengan memiliki rencana, setiap individu
maupun tim memiliki arah yang jelas guna mengeliminasi hal-hal yang tidak penting
dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pada proses ini ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, sebagai
berikut:
1. Specific (khusus): Perencanaan harus jelas dari tujuan, ruang lingkup, hingga
sumber daya.
2. Measurable (dapat diukur): Program kerja harus dapat diukur tingkat
keberhasilannya. Maka dari itu, Anda harus mengetahui kemampuan
perusahaan agar dapat membuat perencanaan yang sesuai.
3. Achievable (dapat dicapai): Perencanaan harus bisa dicapai. Dengan demikian,
program yang direncanakan harus sesuai dengan kondisi perusahaan.
4. Realistic (realisis): Harus sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang
ada.
5. Time (batas waktu): Perencanaan juga harus memiliki batas waktu yang jelas
kapan rencana tersebut harus dimulai dan diselesaikan(harian, mingguan,
bulanan, atau tahunan).
B. ORGANIZING
Setelah merencanakan semua hal yang dibutuhkan, selanjutnya adalah proses
mengatur tim atau divisi, mengatur jadwal kerja, juga mengelompokkan tiap individu
sesuai kemampuannya. Organizing akan menuntut suatu bisnis untuk memanfaatkan
segala sumber daya yang dimiliki, khususnya sumber daya manusia, dalam upaya
mengubah rencana ke dalam bentuk aksi yang nyata. Proses ini menghasilkan
pembagian tugas atau tim dengan tugas spesifik. Hasil dari perencanaan yang telah
dibuat perlu diteruskan ke grup yang lebih besar, Tiap divisi akan memiliki tugas
masing-masing untuk mengimplementasikan konsep dasar bisnis, termasuk segala
keperluannya. Dengan distribusi konsep yang tepat, tiap divisi dalam struktur bisnis
diharapkan dapat menjalankan rencana sesuai prosedur dan secara sistematis.
Banyaknya individu di tiap divisi harus berdasarkan kebutuhan.
Di tiap divisi pastinya ada satu penanggungjawab terhadap tugas, otoritas, dan
jobdesc yang berbeda. Makin tinggi posisi yang dipegang, makin besar tanggung
jawab, tugas, dan otoritas yang dimiliki. Prinsip dasar pengelolaan ini akan menjaga
bisnis tetap berjalan sesuai alur yang direncanakan di awal dengan membagi tugas ke
tiap divisi sesuai dengan keahliannya. Peran pimpinan juga jadi lebih krusial karena
harus mampu memastikan tim bekerja secara efektif dan memastikan rencana yang
sudah ada berjalan mulus.
C. ACTUATING
D. CONTROLLING
Controlling merupakan aksi yang dilakukan untuk memastikan alur kerja bisnis
berjalan sesuai rencana. Bahkan tiga poin di atas (planning, organizing, dan actuating)
tidak akan berjalan sempurna tanpa ada kontrol yang layak. Dalam hal ini, controlling
bisa dimaknai sebagai aktivitas menjaga bisnis supaya tetap eksis. Mengontrol semua
proses aktualisasi termasuk aspek penting dalam manajemen yang ideal. Tujuan utama
controlling adalah untuk menjaga semua proses berjalan sesuai apa yang
direncanakan. Pada proses kontrol ini, peran pemimpin sangat penting, terlebih saat
dituntut mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Manfaat penting lainnya dari
controlling adalah kemampuan melihat potensi penyimpangan yang terjadi selama
bisnis berjalan, baik dalam proses perencanaan, implementasi, dan organisasi.
Semakin cepat sebuah penyimpangan / masalah dikoreksi, diantisipasi dan
disesuaikan, maka hasil akan menjadi lebih maksimal dan efisien.
Perencanaan dan proses organisasi diikuti dengan pelaksanaan kerja. Dibutuhkan kerja
keras, kerja cerdas, dan kerja sama dari semua pihak. Semua sumber daya yang
dimiliki perusahaan dioptimalkan untuk mencapai visi, misi, dan program kerja.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana yang telah disusun, kecuali ada hal
khusus sehingga perlu dilakukan penyesuaian.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, dan program kerja, dibutuhkan
pengendalian atau pengawasan, baik dalam bentuk supervisi, inspeksi hingga audit.
Sehingga, jika ada masalah dalam prosesnya bisa segera diatasi, dikoreksi, diantisipasi,
dan disesuaikan dengan kondisi dan strategi.
Tambahan metode lain untuk dikombinasikan dengan fungsi manajemen dalam suatu
perusahaan.
Penerapan POAC (Fungsi Manajemen) bersama dengan metode lain yaitu SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Program kerja yang sudah direncanakan
akan dianalisis menggunakan empat faktor yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman. Perusahaan yang ingin mencapai tujuan harus melibatkan beberapa proses.
Dengan cara melakukan identifikasi terhadap faktor internal dan eksternal, serta
menentukan tujuan yang spesifik.
Analisis SWOT sangat detail dalam mempertimbangan potensi apa saja yang akan
ditimbulkan ke depannya. Perencanaan yang dianalisis menggunakan teori ini akan
lebih terukur. Jika penerapan POAC dan SWOT dihubungkan, perusahaan dapat
membuat perencanaan, pengorganiasasian, pengarahan dan pengendalian yang
berlandaskan dengan kelemahan dan kelebihan yang mereka miliki. Menggabungkan
analisis SWOT dengan POAC dalam management menunjukan bahwa Anda lebih siap
dalam menjalankan rencana program kerja.