Anda di halaman 1dari 2

PERMASALAHAN TRANSPORTASI DI KOTA TARAKAN

Kota Tarakan merupakan kota terbesar di Provinsi Kalimantan Utara. Kota Tarakan juga
dikenal dengan kota transit, sebab kota ini menjadi pintu gerbang bagi kota-kota lainnya di
Kalimantan Utara karena memiliki sarana transportasi yang memadai, seperti 1 bandara
internasional, 4 pelabuhan utama dan 1 pelabuhan feri. Seiring dengan pesatnya jumlah
wisatawan dan meningkatnya perjalanan penduduk Kota Tarakan, maka dibutuhkan pula
pengembangan di bidang transportasi yang dapat menunjang setiap kebijakan yang diambil
dalam rangka meningkatkan perkembangan kota.
Sistem transportasi di Kota Tarakan pada dasarnya terdiri dari moda darat, air, dan udara.
Secara khusus transportasi kota didominasi moda darat termasuk TAP ditinjau berdasarkan data
dan informasi seperti: volume lalulintas, kapasitas dan karakterisik jalan, prasarana dan sarana
transportasi, tingkat emisi kendaraan dan kualitas udara ambien kota, dan tingkat kecelakaan,
pelanggaran lalu lintas, dan kemacetan
Dari kondisi yang ada terdapat beberapa permasalahan transportasi angkutan penumpang
(TAP) di Kota Tarakan, seperti:
Secara singkat akar permasalahannya adalah ketidakterpaduan antara Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) kota Tarakan dengan TAP.
1. Tarif dan trayek angkutan umum yang kurang tertata dan tidak merata,
2. Kualitas pelayanan, tingkat keamanan dan kenyamanan angkutan umum yang kurang
baik membuat masyarakat cenderung memilih kendaraan pribadi
3. kelebihan penumpang pada jam sibuk dan sebaliknya,
4. Kepadatan lalu lintas terkonsentrasi di pusat kota, sedang jalan -jalan di luar kota volume
lalu lintas masih rendah karena kawasan yang belum berkembang (Kecamatan Tarakan
Utara) sehingga bangkitan lalu lintas belum membentuk pola yang stabil.
5. Jaringan jalan darat belum menjangkau ke seluruh bagian pulau dan beberapa jalan utama
masih berupa jalan tanah yang sulit dilewati kendaraan apabila hujan, seperti Jalan
Mamburungan dan Jalan Karungan Tanjung Pasir.
6. Jaringan jalan di pusat Kota Tarakan rawan terhadap kemacetan karena relatif sempit,
pola parkir belum memadai, belum terdapat sistem manajemen transportasi yang
mengatur pergerakan moda lalu lintas, serta banyak angkutan kota yang mangkal.
7. Beberapa ruas jalan di pusat kota mempunyai beban lalu lintas yang cukup besar, yang
dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja jaringan jalan (Jalan Yos Sudarso, Jalan
Jenderal Sudirman, Jalan Mulawarman, dan Jalan Halmahera).

Saran:
1. Pemerintah Kota Tarakan mengakomodir tuntutan publik terhadap SPM penggguna jalan
dengan mengikuti norma/kaidah/aspek keteknisan dan pembiayaan.
2. minat masyarakat akan penggunaan angkutan umum khususnya bus AKAP sangat tinggi
sehingga perlu adanya upaya penambahan perjalanan AKAP di Kalimantan Utara.
3. Perlu adanya kesesuaian trayek Angkot sebagai konektivitas Terminal Tipe A tersebut.
4. Melakukan perbaikan terhadap kerusakan Jalan
5. melakukan perencanaan angkutan umum di Kota Tarakan, sehingga dengan adanya
peningkatan transportasi diharapkan dapat menunjang perkembangan dan pembangunan
wilayah.
6. Selain itu, dapat mengeluarkan kebijakan yang dapat membantu suksesnya penerapan
angkutan umum perkotaan agar masyarakat Kota Tarakan mau beralih menggunakan
moda bus. Salah satunya adalah dengan menaikkan pajak pembelian kendaraan bermotor,
khususnya motor yang merupakan moda pilihan utama bagi masyarakat Kota Tarakan
untuk melakukan perjalanan

Anda mungkin juga menyukai