Disusun oleh:
(2101365)
2022
BAB I
DASAR HUKUM
BAB II
PENGERTIAN
BAB III
SUBSTANSI
Sarana Perkeretaapian
Sarana perkeretaapian wajib memenuhi persyaratan teknis dan kelaikan operasi
yang berlaku bagi setiap jenis sarana perkeretaapian. Menurut Pasal 96 UU No. 23 Tahun
2007, Sarana perkeretaapian menurut jenisnya terdiri dari:
a) Lokomotif, terdiri atas lokomotif diesel dan lokomotif elektrik.
b) Kereta, terdiri atas kereta yang ditarik lokomotif dan kereta dengan penggerak sendiri.
c) Gerbong, terdiri atas gerbong datar, gerbong tertutup, gerbong terbuka, dan gerbong
tangki.
d) peralatan khusus, terdiri atas peralatan khusus yang ditarik lokomotif dan peralatan
khusus dengan penggerak sendiri.
Pembinaan
Dalam UU No. 23 Tahun 2007 tepatnya pada Bab IV mengenai pembinaan,
dijelaskan bahwa perkeretaapian dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilakukan
oleh Pemerintah. Dalam melakukan pembinaan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
harus mengintegrasikan perkeretaapian dengan moda transportasi lainnya.
Pembinaan perkeretaapian nasional yang dilaksanakan oleh Pemerintah,
meliputi:
a) penetapan arah dan sasaran kebijakan pengembangan perkeretaapian nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota;
b) penetapan, pedoman, standar, serta prosedur penyelenggaraan dan pengembangan
perkeretaapian;
c) penetapan kompetensi pejabat yang melaksanakan fungsi di bidang
perkeretaapian;
d) pemberian arahan, bimbingan, pelatihan, dan bantuan teknis kepada Pemerintah
Daerah, penyelenggara dan pengguna jasa perkeretaapian;
e) pengawasan terhadap perwujudan pengembangan sistem perkeretaapian.
Penyelenggaraan
Perawatan
Setiap jenis Sarana Perkeretaapian wajib dilakukan Perawatan Sarana
Perkeretaapian yang dilaksanakan oleh penyelenggara Sarana Perkeretaapian sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan.
1. Jadwal Perawatan
Pada Pasal 4 PM 18 Tahun 2019 disebutkan bahwa Jadwal Perawatan Sarana
Perkeretaapian meliputi perawatan berkala dan perbaikan untuk mengembalikan
fungsinya. Perbaikan untuk mengembalikan fungsinya dilakukan terhadap
konstruksi dan komponen yang mengalami kerusakan untuk dapat berfungsi
kembali dan dilakukan dengan tidak terjadwal.
2. Tempat Perawatan
Berdasarkan Pasal 7 PM 18 Tahun 2019, tempat Perawatan Sarana
Perkeretaapian, terdiri atas:
a) Depo, sebagai tempat perawatan harian, perawatan bulanan, perawatan 6
(enam) bulanan dan perawatan tahunan.
b) balai yasa, sebagai tempat perawatan 2 (dua) tahunan atau semi perawatan
akhir, perawatan 4 (empat) tahunan atau perawatan akhir, dan rehabilitasi atau
modifikasi.
3. Peralatan Perawatan
Pada Bab V PM 18 Tahun 2019 diatur mengenai standar peralatan perawatan.
Untuk melaksanakan kegiatan Perawatan Sarana Perkeretapian diperlukan
Peralatan Perawatan dan fasilits pendukung perawatan yang harus
memperhatikan:
a. jenis Sarana Perkeretaapian yang dirawat
b. beban kerja
c. Teknologi
d. kehandalan.
4. Fasilitas pendukung perawatan
Fasilitas pendukung perawatan paling sedikit terdiri atas: (Pasal 32 PM 18
Tahun 2019)
a. pesawat angkut;
b. sistem udara tekan;
c. instalasi pencucian;
d. peralatan mesin perkakas;
e. instalasi pengisian bahan bakar atau sumber tenaga dan oli;
f. pembangkit listrik cadangan
g peralatan pengelasan.
Sertifikasi
Dijelaskan dalam Pasal 35 PM 18 Tahun 2019 bahwa Tenaga Perawatan dan
Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian harus memiliki sertifikat kompetensi dari
Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
BAB IV
ANALISIS
UU Cipta Kerja
PM 31 TAHUN 2012