DOSEN PENGAMPU :
SAHAR ANDHIKA PUTRA, SH.MH.
OLEH :
SEPTY TRI ASYARI
2202331
MTJ 1.8
Pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan oleh instansi pembina sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang
meliputi:
a. urusan pemerintahan di bidang Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung
jawab di bidang Jalan; (Kementerian PUPR)
b. urusan pemerintahan di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang sarana dan
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (Kementerian Perhubungan)
c. urusan pemerintahan di bidang pengembangan industri Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang industri;
(Kementerian Perindustrian)
d. urusan pemerintahan di bidang pengembangan teknologi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang
pengembangan teknologi; (Kementrian Riset dan Teknologi)
e. urusan pemerintahan di bidang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor
dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas, serta pendidikan berlalu lintas, oleh Kepolisian Negara Republik
Indonesia. (Kepolisian)
(Pasal 5 ayat (3) UU No 22 Th 2009)
Pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dilakukan oleh instansi pembina
meliputi:
2
a. Penetapan sasaran dan arah kebijakan pengembangan sistem Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan nasional
b. Penetapan norma, standar, pedoman, kriteria, dan prosedur penyelenggaraan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yang berlaku secara nasional
c. Penetapan kompetensi pejabat yang melaksanakan fungsi di bidang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan secara nasional
d. Pemberian bimbingan, pelatihan, sertifikasi, pemberian izin, dan bantuan teknis
kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
e. Pengawasan terhadap pelaksanaan norma, standar, pedoman, kriteria, dan
prosedur yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
3
(Pasal 6 ayat (4) UU No 22 Tahun 2009)
Penyelenggaraan di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
meliputi:
4
g. penyidikan terhadap pelanggaran perizinan angkutan umum, persyaratan teknis
dan kelaikan Jalan Kendaraan Bermotor yang memerlukan keahlian dan/atau
peralatan khusus yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.
(Pasal 9 UU No 22 Tahun 2009)
Catatan:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara. Kementrian inilah yang bertugas mengurus sarana
prasarana (salah satunya ialah dalam pembangunan jalan), bukan kementrian
perhubungan. Tetapi dalam urusan rambu lalu lintas, kementrian perhubungan
yang bertanggung jawab.
5
Bus, ata sepeda motor. Melanggar PP No.74 tahun 2014 pasal 11 dan akan dikenakan
sanksi yang tertuang dalam UU No.22 tahun 2009 pasal 311 ayat (1),(2),(3).
Kemudian pada ayat (4) dijelaskan ketentuan barang yang bisa diangkut oleh
sepeda motor meliputi;
a. Muatan memiliki lebar tidak melebihi stang kemudi
b. Tinggi muatan tidak melebihi 900 (sembilan ratus) milimeter dari atas tempat
duduk pengemudi; dan
c. Barang muatan ditempatkan di belakang pengemudi
A. PP 80 tahun 2012 tentang tata cara pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan
penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan mengatur tentang;
a. Tata cara pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan
b. Tata cara penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan
6
h. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran keterangan berkaitan dengan
Penyidikan tindak pidana di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
i. Meminta keterangan dari Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor, dan/atau
Perusahaan Angkutan Umum
j. Melakukan penyitaan terhadap Surat Izin Mengemudi, Kendaraan Bermotor,
muatan, Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba
Kendaraan Bermotor, dan/atau tanda lulus uji sebagai barang bukti
k. Melakukan penindakan terhadap tindak pidana pelanggaran atau kejahatan Lalu
Lintas menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
l. Membuat dan menandatangani berita acara pemeriksaan
m. Menghentikan penyidikan jika tidak terdapat cukup bukti
n. Melakukan penahanan yang berkaitan dengan tindak pidana kejahatan Lalu
Lintas; dan/atau
o. Melakukan tindakan lain menurut hukum secara bertanggung jawab.
7
kepada pengadilan melalui penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia
paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diberikan Surat Tilang atau 3 (tiga) hari
kerja sebelum pelaksanaan hari sidang berikutnya.
g. Menerbitkan Surat tilang
h. Menindak pelanggaran lalu lintas
i. Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran persyaratan teknis dan laik jalan
Kendaraan Bermotor yang pembuktiannya memerlukan keahlian dan peralatan
khusus
j. Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran perizinan angkutan orang dan/atau
barang dengan Kendaraan Bermotor Umum
k. Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran muatan dan/atau dimensi Kendaraan
Bermotor di tempat penimbangan yang dipasang secara tetap
l. Melarang atau menunda pengoperasian Kendaraan Bermotor yang tidak
memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan
m. Meminta keterangan dari Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor, atau
Perusahaan Angkutan Umum atas pelanggaran persyaratan teknis dan laik jalan,
pengujian Kendaraan Bermotor, dan perizinan; dan/atau
n. Melakukan penyitaan surat tanda lulus uji dan/atau surat izin penyelenggaraan
angkutan umum atas pelanggaran dengan membuat dan menandatangani berita
acara pemeriksaan.
8
c. Tempat pemeriksaan Kendaraan Bermotor
d. Penanggung jawab dalam pemeriksaan Kendaraan Bermotor
e. Daftar Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau Penyidik
Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
ditugaskan melakukan pemeriksaan Kendaraan Bermotor
Sehingga dapat dketahui bahwa Penyidik Pegawai Negeri Sipil boleh melakukan
pemeriksaan asalkan terdapat sutat tugas dan didampingi oleh kepolisian.