Anda di halaman 1dari 31

Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup

Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

BAB II
RUANG LINGKUP
2.1. Informasi Umum
(diisi dengan informasi umum tentang kegiatan yang menjadi lingkup dalam
penyusunan DELH serta kewenangan pengoperasian jalan, pemeliharaan jalan, dan
peningkatan kapasitas(termasuk pelebaran jalan di dalam RUMIJA) sesuai yang diatur
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan,
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2006
tentang Jalan, serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011
tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan.)

Contoh :
Lingkup kegiatan yang termasuk dalam penyusunan DELH ini adalah pengoperasian jalan,
pemeliharaan jalan, dan peningkatan kapasitas (termasuk pelebaran jalan di dalam RUMIJA)
dengan mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004 tentang
Jalan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2006 tentang
Jalan, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara
Pemeliharaan dan Penilikan Jalan.Lingkup kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh
penyelenggara jalan/pemrakarsa dan instansi lainnya sesuai dengan kewenangan/tugas
fungsinya sebagaimana diamanatkan peraturan perundangansebagai berikut :

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan :


- Pasal 1 : “Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel”.
- Pasal 6 : “Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus”.
- Pasal 9 ayat 1 : “Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan
nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa”.

Ruang Lingkup II - 1
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

- Pasal 9 ayat 2 : “Jalan Nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis
nasional, serta jalan tol”.
- Pasal 12 : “Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan
terganggunya fungsi jalan di dalam ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang
pengawasan jalan”.
- Pasal 31 : “Pembangunan jalan nasional meliputi pengoperasian dan pemeliharaan jalan
nasional”.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan :
- Pasal 7 ayat (1) : “Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam kegiatan
pelayanan langsung kepada masyarakat dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
badan hukum, dan/atau masyarakat”.
- Pasal 7 ayat (2) : “Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh Pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
instansi masing-masing meliputi: (a) urusan pemerintahan di bidang Jalan, oleh
kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang Jalan; (b) urusan pemerintahan
di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, oleh kementerian
negara yang bertanggung jawab di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan; (c) urusan pemerintahan di bidang pengembangan industri Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang
industri; (d) urusan pemerintahan di bidang pengembangan teknologi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang
pengembangan teknologi; dan (e) urusan pemerintahan di bidang Registrasi dan
Identifikasi Kendaraan Bermotor dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas, oleh Kepolisian
Negara Republik Indonesia”.
- Pasal 8 : “Penyelenggaraan di bidang Jalan meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan,
pembangunan, dan pengawasan prasarana Jalan,yaitu (a) inventarisasi tingkat
pelayanan Jalan dan permasalahannya; (b) penyusunan rencana dan program
pelaksanaannya serta penetapan tingkat pelayanan Jalan yang diinginkan; (c)
perencanaan, pembangunan, dan optimalisasi pemanfaatan ruas Jalan; (d) perbaikan
geometrik ruas Jalan dan/atau persimpangan Jalan; (e) penetapan kelas Jalan pada
setiap ruas Jalan; (f) uji kelaikan fungsi Jalan sesuai dengan standar keamanan dan

Ruang Lingkup II - 2
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

keselamatan berlalu lintas; dan (g) pengembangan sistem informasi dan komunikasi di
bidang prasarana Jalan”.
- Pasal 9 : “Penyelenggaraan di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, meliputi (a) penetapan rencana umum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (b)
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; (c) persyaratan teknis dan laik jalan Kendaraan
Bermotor; (d) perizinan angkutan umum; (e) pengembangan sistem informasi dan
komunikasi di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (f)
pembinaan sumber daya manusia penyelenggara sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan; dan (g) penyidikan terhadap pelanggaran perizinan angkutan umum,
persyaratan teknis dan kelaikan Jalan Kendaraan Bermotor yang memerlukan keahlian
dan/atau peralatan khusus yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
ini”.
- Pasal 10 : “Penyelenggaraan di bidang industri, meliputi (a) penyusunan rencana dan
program pelaksanaan pengembangan industri Kendaraan Bermotor;(b) pengembangan
industri perlengkapan Kendaraan Bermotor yang menjamin Keamanan dan
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan (c) pengembangan industri
perlengkapan Jalan yang menjamin Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan”.
- Pasal 11 : “Penyelenggaraan di bidang pengembangan teknologi, meliputi (a)
penyusunan rencana dan program pelaksanaan pengembangan teknologi Kendaraan
Bermotor; (b) pengembangan teknologi perlengkapan Kendaraan Bermotor yang
menjamin Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan (c)
pengembangan teknologi perlengkapan Jalan yang menjamin Ketertiban dan
Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”.
- Pasal 12 : “Penyelenggaraan di bidang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor
dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas,
serta pendidikan berlalu lintasmeliputi (a) pengujian dan penerbitan Surat Izin
Mengemudi Kendaraan Bermotor; (b) pelaksanaan registrasi dan identifikasi Kendaraan
Bermotor; (c) pengumpulan, pemantauan, pengolahan, dan penyajian data Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan; (d) pengelolaan pusat pengendalian Sistem Informasi dan
Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (e) pengaturan, penjagaan, pengawalan,
dan patroli Lalu Lintas;(f) penegakan hukum yang meliputi penindakan pelanggaran dan
penanganan Kecelakaan Lalu Lintas; (g) pendidikan berlalu lintas; (h) pelaksanaan

Ruang Lingkup II - 3
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; dan (i) pelaksanaan manajemen operasional Lalu
Lintas”.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan :
- Pasal 23 ayat 1 : “Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan
diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lalu lintas
dan angkutan jalan”. Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung antara lain rambu-
rambu (termasuk nomor rute jalan), marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, lampu
jalan, alat pengendali dan alat pengamanan pengguna jalan, serta fasilitas pendukung
kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan dan di luar jalan seperti
tempat parkir dan halte bus.
- Pasal 23 ayat 2 : “Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) pada pembangunan jalan baru dan
peningkatan jalan dilaksanakan oleh penyelenggara jalan dengan berpedoman pada
ketentuan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang lalu lintas dan angkutan jalan”.
- Pasal 23 ayat 3 : “Perlengkapan jalan yang berkaitan tidak langsung dengan pengguna
jalan dilaksanakan oleh penyelenggara jalan sesuai kewenangannya”. Perlengkapan
jalan yang berkaitan tidak langsung antara lain patok-patok pengarah, pagar pengaman,
patok kilometer, patok hektometer, patok ruang milik jalan, batas seksi, pagar jalan,
fasilitas yang mempunyai fungsi sebagai sarana untuk keperluan memberikan
perlengkapan dan pengamanan jalan, dan tempat istirahat.
- Pasal 52 ayat 1 : “Pemanfaataan ruang manfaat jalan selain peruntukannya, serta
pemanfaatan ruang milik jalan selain peruntukannya wajib memperoleh izin”.
- Pasal 52 ayat 4 : “Izin pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh penyelenggara jalan sesuai
kewenangannya”.
- Pasal 52 ayat 5 : “Izin pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta ditetapkan
oleh gubernur”.
- Pasal 53 ayat (1) : “Izin pemanfaatan ruang pengawasan jalan dikeluarkan oleh instansi
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya masing-masing setelah mendapat
rekomendasi dari penyelenggara jalan sesuai kewenangannya”.Pasal 96 ayat 1 :
“Pengoperasian jalan merupakan kegiatan penggunaan jalan untuk melayani lalu lintas
jalan”.

Ruang Lingkup II - 4
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

- Pasal 84 ayat 3 : “Program penanganan jaringan jalan meliputi program pemeliharaan


jalan, program peningkatan jalan, dan program konstruksi jalan baru”.
Peningkatan jalan terdiri atas peningkatan struktur dan peningkatan
kapasitas.Peningkatan struktur merupakan kegiatan penanganan untuk dapat
meningkatkan kemampuan ruas-ruas jalan dalam kondisi tidak mantap atau kritis agar
ruas-ruas jalan tersebut mempunyai kondisi pelayanan mantap sesuai dengan umur
rencana yang ditetapkan.Peningkatan kapasitas merupakan penanganan jalan dengan
pelebaran perkerasan, baik menambah maupun tidak menambah jumlah lajur.
- Pasal 96 ayat 2 : “Pengoperasian jalanharus dilengkapi dengan perlengkapan jalan
untuk menjamin keselamatan pengguna jalan”.
- Pasal 97 : “Penyelenggara jalan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
memelihara jalan sesuai dengan kewenangannya”.
4. Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata
Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan :
- Pasal 5 ayat 5 : “Pemeliharaan perlengkapan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan merupakan kewenangan dari
penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan, apabila akan ditangani oleh
penyelenggara jalan harus dikoordinasikan terlebih dulu dengan penyelenggara lalu
lintas dan angkutan jalan sebelum dimasukkan ke dalam rencana penanganan
pemeliharaan jalan”.
- Pasal 17 : “Kegiatan pemeliharaan jalan dilaksanakan oleh satuan kerja pelaksanaan
jalan atau satuan kerja lain yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan sesuai dengan
kewenangannya”.
- Pasal 18 : “Pemeliharaan jalan meliputi kegiatan pemeliharaan rutin, pemeliharaan
berkala, rehabilitasi jalan, dan rekonstruksi jalan”.

Untuk menetapkan ruas jalan nasional yang dimasukkan ke dalam DELH, agar mengacu pada
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 631/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas-
Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional atau keputusan Penyelenggara Jalan
Provinsi/Kabupaten/Kotadan memperhatikan kriteria kondisi jalan yang memerlukan
pemeliharaan sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang
Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan Pasal 15.

Ruas jalan yang menjadi lingkup DELH adalah sejumlahruas jalan, yang detailnya dapat dilihat
pada Tabel …

Ruang Lingkup II - 5
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

Tabel … Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota............


(diisi dengan nama ruas yang menjadi lingkup DELH)
Status Jalan Nasional Bukan Jalan Tol
No. Nomor Ruas Nama Ruas Panjang Kelas Jalan
(untuk ruas jalan nasional Ruas (Km) (diisi sesuai
diisi sesuai Nomor Ruas penetapan kelas
dalam Keputusan Menteri jalan oleh
Pekerjaan Umum Nomor Penyelenggara
631/KPTS/M/2009) Jalan
Lama Baru (Menteri/Gubernur
/Bupati/Walikota)

Sumber : ……….

Untuk lokasi ruas-ruas jalan yang termasuk dalam lingkup DELH ini dapat dilihat pada
Gambar …

2.2. Deskripsi Kegiatan Yang Telah Berjalan


(diisi dengandeskripsi kegiatan yang telah berjalan selama 3 (tiga) tahun terakhir
termasuk jenisperalatan yang digunakan dan komponen kegiatan beserta
penjelasannya. Inventarisasi ini dilakukan untuk kegiatan 3 (tiga) tahun terakhir dan
disebutkan/dijelaskan setiap tahun agar dapat dilakukan kajian evaluasi yang akan
dibahas di dalam bab 3. Pada sub bab ini,deskripsi kegiatan yang telah berjalan dapat
diperoleh dengan mengolah data yang bersumber dari dokumen yang mencatat
sejarah perubahan jalan/leger jalan, dokumen yang mencantumkan data LHRT selama
3 (tiga) tahun terakhir, dan dokumen yang mencantumkan perubahan komposisi lalu
lintas selama 3 (tiga) tahun terakhir.)

Contoh :
Komponen kegiatan dari Ruas Jalan ......................sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan Pasal 84 ayat 3 dan Pasal 96–101
terdiri dari pengoperasian jalan, pemeliharaan jalan, dan peningkatan kapasitas (termasuk
pelebaran jalan di dalam RUMIJA). Adapun tata cara, maksud, dan jenis/tipe pemeliharaan
jalan adalah sesuai denganPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011
tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan Pasal 18 terdiri dari kegiatan
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, rehabilitasi jalan, rekonstruksi jalan.

Ruang Lingkup II - 6
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

Penjelasan dari masing-masing komponen yaitu :


1. Pengoperasian Jalan
(diisi dengan ketentuan pengoperasian jalan sesuai Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 22, serta kewenangan
pengoperasian jalan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34
tahun 2006 tentang Jalan Pasal 23 dan Pasal 96. Selain itu ditambahkan juga tentang
ketentuan pengoperasian untuk ruas jalan dengan kategori laik fungsi bersyarat sesuai
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Laik Fungsi Jalan Pasal 10)
Uraian dari peraturan perundangan di atas adalah :
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2006 tentang
Jalan Pasal 96 bahwa pengoperasian jalan merupakan kegiatan penggunaan jalan untuk
melayani lalu lintas jalan dan harus dilengkapi dengan perlengkapan jalan untuk menjamin
keselamatan pengguna jalan. Perlengkapan jalan yang digunakan merujuk pada Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 Pasal 25 terdiri dari rambu lalu lintas,
marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat penerangan jalan, alat pengendali dan
pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan, fasilitas untuk sepeda,
pejalan kaki dan penyandang cacat serta fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan
angkutan jalan yang berada di jalan dan diluar badan jalan.
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan
Pasal 30 ayat 1(a) bahwaPengoperasian jalan dilakukan setelah dinyatakan memenuhi
persyaratan laik fungsi secara teknis dan administratif. Laik Fungsi Jalan adalah kondisi
suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan untuk memberikan
keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan administratif yang memberikan kepastian
hukum bagi penyelenggara jalan dan pengguna jalan, sehingga jalan tersebut dapat
dioperasikan untuk umum. Saat dokumen ini disusun, ruas Jalan-ruas jalan sebagaimana
dicantumkan pada Tabel ………., dalam kondisi ...........(Pilih salah satu : laik / laik
bersyarat / tidak laik). Dasar penetapan laik fungsi bersyarat adalah belum dipenuhinya
salah satu persyaratan aspek administrasi yaitu dokumen lingkungan, sehingga belum
memiliki izin lingkungan (kalimat ini bisa digunakan jika status kelaikan jalan adalah laik
bersyarat).
Ruas-ruas jalan dalam lingkup DELH inimemiliki spesifikasi yang disajikan pada Tabel ......
berikut.

Ruang Lingkup II - 7
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

Tabel ... Spesifikasi Jalan


(Untuk mengisi tabel ini, dapat menggunakan data sekunder seperti dokumen penetapan
kelas jalan, data leger, apabila tidak ada maka menggunakan hasil survey sendiri)

No. Ruas Jalan Spesifikasi Jalan


Kelas Jalan Panjang Jalan Lebar Tipe
(km) Rumija Perkerasan
(m)
(diisidengan nama ruas jalan (diisi (diisi (diisi (diisi dengan
Nasional/provinsi/Kabupaten/Kota) dengan dengan dengan semua tipe
klasifikasi panjangtotal lebar perkerasan
kelas ruas jalan) Rumija) yang
digunakan
jalan)
dengan
mencantumkan
lokasi dan
panjang lokasi)
Contoh
1. Jalan Nusantara (Makassar) Kelas I 1,942 19,00 - Aspal
sepanjang
1,842 Km
pada
Km.1+100
s/d
Km.2+500,
Km.2+600
s/d
Km.3+042

- Beton
sepanjang
100 meter
pada
Km.2+500
s/d
Km.2+600

Dst....
Sumber : .......

Merujuk Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Jalan Pasal 19
menyatakan bahwa Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan fungsi dan
intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan Jalan dan kelancaran lalu lintas
dan angkutan jalan, dan daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi
kendaraan bermotor.Pada DELH ini, untuk ruas jalan dengan Kelas ..... (pilih salah satu :
I/II/III/Khusus), kendaraan bermotor yang dapat berlalu lintas adalah dengan :
 Ukuran lebar tidak melebihi ……. milimeter
 Ukuran panjang tidak melebihi …….. milimeter
 Ukuran paling tinggi tidak melebihi …….. milimeter

Ruang Lingkup II - 8
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

 Muatan sumbu terberat …….. ton

Berdasarkan data sekunder ………. (sebutkan sumbernya dan tahun pengambilan data) atau
berdasarkan hasil survei lapangan ………. (sebutkan kapan dilaksanakan oleh Tim Penyusun
DELH), ruas-ruas jalan yang berada di dalam lingkup DELH sesuai dengan kelas jalan yang
dicantumkan pada Tabel …… mempunyai jumlah lajur …… dan lebar lajur …… m, dengan
jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHRT) saat ini ……smp/hari. Jenis kendaraan yang melintas
di ruas jalan tersebut adalah.......(…%), …….(…%), …….(…%).(Karena ruas jalan yang
masuk dalam lingkup DELH adalah lebih dari satu, maka penjelasan ditampilkan dalam suatu
daftar).

2. Pemeliharaan Jalan
(diisi dengan kewenangan pemeliharaan jalan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 13/PRT/M/2014 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan
Pasal17, serta diisi juga dengan ketentuan pemeliharaan jalan sesuai Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2014 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan
Jalan Pasal15 dan 18)
Contoh :
Kegiatan pemeliharaan jalan yang dilakukan untuk ruas-ruas jalan mengacu pada kriteria
yang tercantum padaPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2014tentang
Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan pasal 15, sedangkan untuk penanggungjawab
kegiatan pemeliharaan jalan merujuk pada pasal 17, dan jenis kegiatan yang termasuk
dalam pemeliharaan jalan merujuk pada pasal 18.

3. Peningkatan Kapasitas(Termasuk Pelebaran Jalan di dalam RUMIJA)


(diisi dengan kewenangan peningkatan kapasitas sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan Pasal84 ayat 3)
Uraian yang disampaikan secara garis besar adalah :
Kegiatan peningkatan kapasitas yang dilakukan untuk ruas jalan mengacu pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan Pasal 84 ayat 3
bahwa program penanganan jaringan jalan meliputi program pemeliharaan jalan, program
peningkatan jalan, dan program konstruksi jalan baru. Pada penjelasan Pasal 84 ayat 3
tersebut dijelaskan bahwaPeningkatan jalan terdiri atas peningkatan struktur dan
peningkatan kapasitas.Peningkatan struktur merupakan kegiatan penanganan untuk dapat
meningkatkan kemampuan ruas-ruas jalan dalam kondisi tidak mantap atau kritis agar ruas-

Ruang Lingkup II - 9
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

ruas jalan tersebut mempunyai kondisi pelayanan mantap sesuai dengan umur rencana
yang ditetapkan.Peningkatan kapasitas merupakan penanganan jalan dengan pelebaran
perkerasan, baik menambah maupun tidak menambah jumlah lajur.
Pada DELH ini kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan jalan yang telah berjalan ditinjau
dalam batasan kurun waktu tiga (3) tahun terakhir dan rencana kegiatan di masa yang
akan datang. Peninjauan batasan waktu tiga (3) tahun terakhir dengan mempertimbangkan
ketersediaan, pengkinian data dari Balai (Besar) Pelaksanaan Jalan Nasional ... atau instansi
lain di daerah sesuai dengan kewenangan tugas fungsi yang melakukan pengkinian data
kondisi jalan dan lain-lain. Aktivitas pemeliharaan yang telah dilakukan oleh Balai (Besar)
Pelaksanaan Jalan Nasional ...atau instansi lain di daerah sesuai dengan kewenangan tugas
fungsi yang melakukan pemeliharaan jalan dapat dilihat pada Tabel ...
Peralatan, materialdan metode pelaksanaan yang digunakan pada saat dilaksanakannya
pemeliharaan jalan merujuk pada jenis kegiatan sesuai DIPA pelaksanaan fisik, dan dapat
dilihat pada Tabel ...
Material yang digunakan untuk memelihara perkerasan jalan antara lain agregat kelas A
dan B, prime coat, tack coat, lapisan aspal panas (hotmix), aspal dingin, bahan pembuat
marka,lapisan beton (disesuaikan dengan kondisi eksisting perkerasan/badan jalan yang
dipelihara).

Tabel … Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Kapasitas (Termasuk Pelebaran Jalan di


dalam RUMIJA) Yang Telah Dilakukan 3(tiga) tahun Terakhir
dan Peralatannya yang Digunakan
Contoh :
No. Nama Ruas Jenis Kegiatan Peralatan yang Fungsi Pelaksana
Digunakan Kegiatan
(diisi dengan (diisi dengan jenis (diisi dengan jenis (diisi dengan fungsi (diisi dengan
nama ruas kegiatan peralatan yang peralatan yang pelaksana
jalan pemeliharaan yang digunakan) digunakan) kegiatan)
nasional) telah dilakukan)
Pemeliharaan Rutin Jalan
Kegiatan Tahun I (Tahun 2012)
1. ……. Pemotongan Grass Cutter Memotong PPK Ruas …..
rumput rumput
Dst.
Kegiatan Tahun II (Tahun 2013)
1. …….
Dst.
Kegiatan Tahun III (Tahun 2014)
1. …….
Dst.

Ruang Lingkup II - 10
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

No. Nama Ruas Jenis Kegiatan Peralatan yang Fungsi Pelaksana


Digunakan Kegiatan
Pemeliharaan Berkala Jalan
Kegiatan Tahun I (Tahun 2012)
1. ……. Perbaikan bahu Motor Grader Meratakan bahu PPK Ruas …..
jalan jalan
Dst.
Kegiatan Tahun II (Tahun 2013)
1. …….
Dst.
Kegiatan Tahun III (Tahun 2014)
1. …….
Dst.
Rehabilitasi Jalan
Kegiatan Tahun I (Tahun 2012)
1. ……. Pelapisan ulang Vibratory Roller Memadatkan PPK Ruas …..
(Overlay) lapisan permukaan
jalan
Dst.
Kegiatan Tahun II (Tahun 2013)
1. …….
Dst.
Kegiatan Tahun III (Tahun 2014)
1. …….
Dst.
Rekonstruksi Jalan
Kegiatan Tahun I (Tahun 2012)
1. ……. Perbaikan seluruh Wheel Loader Meratakan PPK Ruas …..
struktur perkerasan permukaan tanah
Dst.
Kegiatan Tahun II (Tahun 2013)
1. …….
Dst.
Kegiatan Tahun III (Tahun 2014)
1. …….
Dst.
Peningkatan Kapasitas (Termasuk Pelebaran Jalan di dalam RUMIJA)
Kegiatan Tahun I (Tahun 2012)
1.
Dst.
Kegiatan Tahun II (Tahun 2013)
1.
Dst.
Kegiatan Tahun III (Tahun 2014)
1.
Dst.

Ruang Lingkup II - 11
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

Sumber : Balai (Besar) Pelaksanaan Jalan Nasional ........ atau sumber lain sesuai dengan instansi yang
bertanggungjawab atas kegiatan pemeliharaan jalan dan peningkatan kapasitas

2.3. Deskripsi Kegiatan Pendukung


(diisi dengan deskripsi kegiatan pendukung dari kegiatan utama untuk 3 (tiga) tahun
terakhirdan disebutkan per tahunnya.Dalam hal ini kegiatan pendukungadalah kegiatan yang
tidak termasuk dalam ruang lingkup penyusunan DELH ini).

Contoh :
Kegiatan pendukung membutuhkan izin …… (diisi sesuai kebutuhan seperti izin lingkungan
untuk pengoperasian AMP, izin pemanfaatan limbah B3, izin Kepolisian, izin quarry dan lain-
lain) dan/atau berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun
2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup adalah wajib …. (pilih salah satu : AMDAL/UKL-UPL). Kegiatan
pendukung tersebut telah memiliki dokumen lingkungan berupa …. (pilih salah satu :
AMDAL/UKL-UPL/Izin lainnya, dan jika belum memiliki, agar dimasukkan dalam arahan RKL-
RPL).
Kegiatan pendukung dari kegiatan utama Ruas Jalan ............pada Tahun I (sebagai contoh
adalah tahun 2012), terdiri dari pengoperasian/penggunaan :
1. Asphalt Mixing Plant
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk AMP yang digunakan).
2. Batching Plant
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk Batching Plant yang digunakan).
3. Lokasi Quarrytermasuk rute
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk lokasi quarry bahan galian golongan C)
4. Penggunaan bahan peledak untuk pemotongan tebing
Prosedur perizinan untuk penggunaan bahan peledak mengacu pada Peraturan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008 tentang Pengawasan,
Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial Pasal 26–28.

Ruang Lingkup II - 12
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

5. Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pasal 1 menyebutkan bahwa “pengelolaan limbah
B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3”.
Pemanfaatan Limbah yang dihasilkan dari proses penambangan bijih emas dan tembaga
(yang disebut dengan tailing)untuk bahan perkerasan konstruksi jalan termasuk dalam
kegiatan pemanfaatan limbah B3, karena berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun Lampiran I Tabel 2 Daftar Limbah B3 Dari Sumber Yang Spesifik, Limbah yang
dihasilkan dari proses penambangan bijih emas dan tembaga(tailing) tergolong limbah B3
dengan kode limbah D222, sehingga pemanfaatannya harus memperhatikan ketentuan
dalam pasal 27-39.

Kegiatan pendukung dari kegiatan utama Ruas Jalan ............pada Tahun II (sebagai contoh
adalah tahun 2013), terdiri dari pengoperasian/penggunaan :
1. Asphalt Mixing Plant
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk AMP yang digunakan).
2. Batching Plant
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk Batching Plant yang digunakan).
3. Lokasi Quarrytermasuk rute
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk lokasi quarry bahan galian golongan C)
4. Penggunaan bahan peledak untuk pemotongan tebing
Prosedur perizinan untuk penggunaan bahan peledak mengacu pada Peraturan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008 tentang Pengawasan,
Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial Pasal 26–28.
5. Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pasal 1 menyebutkan bahwa “pengelolaan limbah
B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3”.

Ruang Lingkup II - 13
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

Pemanfaatan Limbah yang dihasilkan dari proses penambangan bijih emas dan tembaga
(yang disebut dengan tailing) untuk bahan perkerasan konstruksi jalan termasuk dalam
kegiatan pemanfaatan limbah B3, karena berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun Lampiran I Tabel 2 Daftar Limbah B3 Dari Sumber Yang Spesifik, Limbah yang
dihasilkan dari proses penambangan bijih emas dan tembaga (tailing) tergolong limbah B3
dengan kode limbah D222, sehingga pemanfaatannya harus memperhatikan ketentuan
dalam pasal 27-39.

Kegiatan pendukung dari kegiatan utama Ruas Jalan ............pada Tahun III (sebagai contoh
adalah tahun tahun 2014), terdiri dari pengoperasian/penggunaan :
1. Asphalt Mixing Plant
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk AMP yang digunakan).
2. Batching Plant
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk Batching Plant yang digunakan).
3. Lokasi Quarrytermasuk rute
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk lokasi quarry bahan galian golongan C)
4. Penggunaan bahan peledak untuk pemotongan tebing
Prosedur perizinan untuk penggunaan bahan peledak mengacu pada Peraturan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008 tentang Pengawasan,
Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial Pasal 26–28.
5. Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pasal 1 menyebutkan bahwa “pengelolaan limbah
B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3”.
Pemanfaatan Limbah yang dihasilkan dari proses penambangan bijih emas dan tembaga
(yang disebut dengan tailing) untuk bahan perkerasan konstruksi jalan termasuk dalam
kegiatan pemanfaatan limbah B3, karena berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun Lampiran I Tabel 2 Daftar Limbah B3 Dari Sumber Yang Spesifik, Limbah yang

Ruang Lingkup II - 14
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

dihasilkan dari proses penambangan bijih emas dan tembaga (tailing) tergolong limbah B3
dengan kode limbah D222, sehingga pemanfaatannya harus memperhatikan ketentuan
dalam pasal 27-39.

2.4. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Yang Pernah Dilakukan


(diisi denganinventarisasi kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang
pernah dilakukan di lokasi kegiatan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dan
disebutkan/dijelaskan untuk setiap tahun).
Contoh :
Inventarisasi kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang pernah dilakukan di ruas
jalan ………. Pada Tahun I (sebagai contoh adalah Tahun 2012)dilakukan oleh:
 Balai (Besar) Pelaksanaan Jalan Nasional …
 Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional …
 Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional …
 PPK Ruas Jalan …..
 Instansi lainnya berkenaan dengan pengelolaan yang dilakukan (sebutkan !)
Kegiatan inventarisasi dilakukan dengan cara :
 Inventarisasi data primer melalui audit lingkungan menggunakan metode wawancara
kepada instansi yang melakukan pengelolaan.
 Inventarisasi terhadap pengelolaan dilakukan juga melalui penyebaran kuisioner dan
wawancara kepada masyarakat.
 Inventarisasi data sekunder melalui kajian terhadap hasil pemantauan kualitas udara, air,
pemasangan rambu, pelaksanaan rekayasa lalu lintas, penanggulangan banjir yang pernah
dilakukan, dst …
Hasil inventarisasi pengelolaan dan dan pemantauan lingkungan yang pernah dilakukan pada
tahun I (sebagai contoh adalah tahun 2012) untuk setiap kegiatan pada pengoperasian,
pemeliharaan jalan, dan peningkatan kapasitas jalan (termasuk pelebaran di dalam RUMIJA)
pada ruas-ruas jalan di dalam lingkup DELH ini dapat dilihat pada Tabel ...
Inventarisasi kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang pernah dilakukan di ruas
jalan ………. Pada Tahun II (sebagai contoh adalah Tahun 2013) dilakukan oleh:
 Balai (Besar) Pelaksanaan Jalan Nasional …
 Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional …
 Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional …
 PPK Ruas Jalan …..

Ruang Lingkup II - 15
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

 Instansi lainnya berkenaan dengan pengelolaan yang dilakukan (sebutkan !)


Kegiatan inventarisasi dilakukan dengan cara :
 Inventarisasi data primer melalui audit lingkungan menggunakan metode wawancara
kepada instansi yang melakukan pengelolaan.
 Inventarisasi terhadap pengelolaan dilakukan juga melalui penyebaran kuisioner dan
wawancara kepada masyarakat.
 Inventarisasi data sekunder melalui kajian terhadap hasil pemantauan kualitas udara, air,
pemasangan rambu, pelaksanaan rekayasa lalu lintas, penanggulangan banjir yang pernah
dilakukan, dst …
Hasil inventarisasi pengelolaan dan dan pemantauan lingkungan yang pernah dilakukan pada
tahun II (sebagai contoh adalah tahun 2013) untuk setiap kegiatan pada pengoperasian,
pemeliharaan jalan, dan peningkatan kapasitas jalan (termasuk pelebaran di dalam RUMIJA)
pada ruas-ruas jalan di dalam lingkup DELH ini dapat dilihat pada Tabel ...

Inventarisasi kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang pernah dilakukan di ruas
jalan ………. Pada Tahun III (sebagai contoh adalah Tahun 2014) dilakukan oleh:
 Balai (Besar) Pelaksanaan Jalan Nasional …
 Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional …
 Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional …
 PPK Ruas Jalan …..
 Instansi lainnya berkenaan dengan pengelolaan yang dilakukan (sebutkan !)
Kegiatan inventarisasi dilakukan dengan cara :
 Inventarisasi data primer melalui audit lingkungan menggunakan metode wawancara
kepada instansi yang melakukan pengelolaan.
 Inventarisasi terhadap pengelolaan dilakukan juga melalui penyebaran kuisioner dan
wawancara kepada masyarakat.
 Inventarisasi data sekunder melalui kajian terhadap hasil pemantauan kualitas udara, air,
pemasangan rambu, pelaksanaan rekayasa lalu lintas, penanggulangan banjir yang pernah
dilakukan, dst …

Ruang Lingkup II - 16
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......

Hasil inventarisasi pengelolaan dan dan pemantauan lingkungan yang pernah dilakukan pada
tahun III (sebagai contoh adalah tahun 2014) untuk setiap kegiatan pada pengoperasian,
pemeliharaan jalan, dan peningkatan kapasitas jalan (termasuk pelebaran di dalam RUMIJA)
pada ruas-ruas jalan di dalam lingkup DELH ini dapat dilihat pada Tabel ...

Ruang Lingkup II - 17
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Tabel …. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Yang Pernah Dilakukan3 (tiga) Tahun Terakhir untuk Ruas Jalan .........
(sebutkan per tahunnya)
(Tabel ini digunakan untuk satu ruas jalan dan agar dikembangkan untuk ruas-ruas jalan lainnya sesuai dengan lingkup DELH yang disusun)
Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/
Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan
(pilih dampak yang terjadi (diisi dengan positif (diisi dengan penyebab (diisi dengan baku (diisi dengan upaya yang (diisi dengan instansi
sesuai data 3 tahun (+) untuk yang terjadinya dampak) mutu/indikator sesuai ketentuan pernah dilakukan 3 pelaksana kegiatan
terakhir) sifatnya bermanfaat perundang-undangan) tahun terakhir dan pengelolaan/
atau negatif (-) lokasinya. Upaya pemantauan)
untuk yang sifatnya pengelolan/pemantauan
merugikan) dideskripsikan per tahun
nya)
Pengoperasian Jalan
1. Kualitas udara - Emisi gas buang Tolok ukur dapat dilihat pada : Tahun I :
kendaraan bermotor : - Peraturan Menteri Melakukan pengukuran Instansi Pelaksana :
- parameter HC, CO NegaraLingkungan Hidup kualitas udara sebanyak Badan Lingkungan
(kategori bensin) Nomor 23 Tahun 2012 .... (diisi dengan jumlah Hidup Provinsi/
- parameter opasitas tentang Perubahan atas titik sampling) titik Kabupaten/ Kota…..
(kategori diesel) Peraturan Menteri Negara sampling di km... (diisi
Lingkungan Hidup Nomor 10 dengan lokasi sampling) Instansi Pengawas :
Tahun 2012 tentang baku Badan Lingkungan
mutu emisi gas buang Hidup Provinsi/
kendaraan bermotor tipe baru Kabupaten/ Kota…..
kategori L3 (khusus roda dua).
- Peraturan Menteri Negara Instansi Penerima
Lingkungan Hidup Nomor 4 Laporan :
Tahun 2009 Tentang Ambang - Badan Lingkungan
batas emisi gas buang Hidup Provinsi/
Kendaraan bermotor baru. Kabupaten/ Kota…..

Ruang Lingkup II - 18
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/


Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan
- Peraturan Menteri Negara - Gubernur/ Bupati/
Lingkungan Hidup Nomor 05 Walikota…..
Tahun 2006 Tentang Ambang Tahun II :
batas emisi gas buang
Kendaraan bermotor lama (uji Tahun III :
berkala)
2. Longsoranpada badan - Tidak terpeliharanya Struktur inlet atau outlet saluran Tahun I : Instansi Pelaksana :
jalan drainase drainase harus selalu bebas dari Pengelolaan : PPK ruas jalan …..
endapan, dengan mengacu pada - Pembersihan endapan
Manual Pemeliharaan Rutin pada inlet atau outlet Instansi Pengawas :
untuk Jalan Nasional dan Jalan saluran drainase di Km - Satker Pelaksanaan
Propinsi Jilid II : Metode ….setiap 3 (tiga) Bulan Jalan Nasional
Perbaikan Standar (Nomor - Badan Lingkungan
002/T/Bt/1995) pada Bab IV Pemantauan : Hidup Provinsi/
Kegiatan Pemeliharaan Rutin - Kegiatan pengelolaan Kabupaten/ Kota…..
untuk Drainase dipantau minimal
setiap 1 (satu) bulan Instansi Penerima
sekali Laporan :
- Direktur Jenderal Bina
Marga
- Badan Lingkungan
Hidup Provinsi/
Kabupaten/ Kota…..
Tahun II :

Tahun III :

Ruang Lingkup II - 19
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/


Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan
3. Kebisingan dan getaran Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

4. Potensi genangan pada Tahun I :


badan jalan
Tahun II :

Tahun III :

5. Kondisi jalan Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

6. Perubahan Tahun I :
penggunaan lahan tak
terkendali di RUMIJA
Tahun II :

Tahun III :

7. Perubahan Tahun I :
penggunaan lahan tak

Ruang Lingkup II - 20
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/


Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan
terkendali di dalam
RUWASJA
Tahun II :

Tahun III :

8. Gangguan lalu lintas Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

9. Kecelakaan lalu lintas Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

10. Persepsi masyarakat Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

11. Kesehatan masyarakat Tahun I :

Tahun II :

Ruang Lingkup II - 21
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/


Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan

Tahun III :

12. Permukaan jalan licin Tahun I :


akibat tumpahan
oli/minyak
Tahun II :

Tahun III :

Pemeliharaan Rutin Jalan


1. Estetika lingkungan Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

2. Kualitas udara Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

3. Kebisingan Tahun I :

Tahun II :

Ruang Lingkup II - 22
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/


Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan
Tahun III :

4. Gangguan lalu lintas Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

5. Kecelakaan lalu lintas Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

6. Kesehatan dan Tahun I :


Keselamatan Kerja
Tahun II :

Tahun III :

7. Persepsi masyarakat Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

8. Kesehatan masyarakat Tahun I :

Ruang Lingkup II - 23
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/


Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan

Tahun II :

Tahun III :

Pemeliharaan Berkala Jalan


1. Estetika lingkungan Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

2. Kualitas udara Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

3. Kebisingan Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

4. Gangguan lalu lintas Tahun I :

Tahun II :

Ruang Lingkup II - 24
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/


Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan

Tahun III :

5. Kecelakaan lalu lintas Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

6. Kesehatan dan Tahun I :


Keselamatan Kerja
Tahun II :

Tahun III :

7. Persepsi masyarakat Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

8. Kesehatan masyarakat Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

Ruang Lingkup II - 25
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/


Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan
Rehabilitasi Jalan
1. Estetika lingkungan Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

2. Kualitas udara Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

3. Kebisingan Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

4. Gangguan lalu lintas Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

5. Kecelakaan lalu lintas Tahun I :

Ruang Lingkup II - 26
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/


Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan
Tahun II :

Tahun III :

6. Kesehatan dan Tahun I :


Keselamatan Kerja
Tahun II :

Tahun III :

7. Persepsi masyarakat Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

8. Kesehatan masyarakat Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

Rekonstruksi Jalan
1. Estetika lingkungan Tahun I :

Tahun II :

Ruang Lingkup II - 27
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/


Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan
Tahun III :

2. Kualitas udara Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

3. Kebisingan Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

4. Gangguan lalu lintas Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

5. Kecelakaan lalu lintas Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

6. Kesehatan dan Tahun I :

Ruang Lingkup II - 28
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/


Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan
Keselamatan Kerja
Tahun II :

Tahun III :

7. Persepsi masyarakat Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

8. Kesehatan masyarakat Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

Peningkatan Kapasitas (Termasuk Pelebaran Jalan di dalam RUMIJA)


1. Estetika lingkungan Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

2. Kualitas udara Tahun I :

Tahun II :

Ruang Lingkup II - 29
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/


Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan

Tahun III :

3. Kebisingan Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

4. Gangguan lalu lintas Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

5. Kecelakaan lalu lintas Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

6. Kesehatan dan Tahun I :


Keselamatan Kerja
Tahun II :

Tahun III :

Ruang Lingkup II - 30
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................

Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/


Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan
7. Persepsi masyarakat Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

8. Kesehatan masyarakat Tahun I :

Tahun II :

Tahun III :

Sumber : ................

Ruang Lingkup II - 31

Anda mungkin juga menyukai