Anda di halaman 1dari 29

PELATIHAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

MODUL 7

STUDI KASUS DAN SEMINAR PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

TAHUN 2017

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
PETUNJUK PENGUNAAN MODUL .................................................................................. iii
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Deskripsi Singkat ...................................................................................................... 2
C. Tujuan Pembelajaran ............................................................................................... 2
1. Kompetensi Dasar .............................................................................................. 2
2. Indikator Keberhasilan ........................................................................................ 2
D. Materi Pokok dan Sub Materi ................................................................................... 2
MATERI POKOK 1 TATA CARA STUDI KASUS DAN PELAPORAN ............................. 3
A. Penjelasan Tata Cara Studi Kasus .......................................................................... 3
B. Penjelasan Tata Cara Pelaporan ............................................................................. 3
MATERI POKOK 2 PELAKSANAAN STUDI KASUS ........................................................ 5
MATERI POKOK 3 SEMINAR ............................................................................................ 22
A. Teknik Presentasi .................................................................................................... 22
B. Menyusun Bahan Presentasi .................................................................................. 23
C. Presentasi Laporan Hasil Studi Kasus .................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 25
GLOSARIUM ....................................................................................................................... 26

i
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Petunjuk penggunaan modul ini digunakan untuk membantu peserta diklat terkait materi pada
Modul 7 ini, ada baiknya diperhatikan beberapa petunjuk berikut ini.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda memahami
secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini.
2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dari kata-kata yang
dianggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci tersebut dalam kamus
yang Anda miliki.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri
dan tukar pikiran dengan peserta diklat yang lain atau dengan tutor Anda.
4. Guna memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang relevan.
Anda dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet.
5. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan dalam modul dan melalui
kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan peserta diklat lainnya.
6. Jangan dilewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang dituliskan pada setiap
akhir kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah Anda sudah
memahami dengan benar kandungan modul ini.

Selamat belajar !

ii
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan dana pembangunan infrastruktur di Indonesia relatif sangat besar mengingat
kualitas infrastruktur Indonesia masih relatif tertinggal dibandingkan negara Asia lainnya
seperti Singapura, Jepang, China dan India. Ketersediaan infrastruktur yang memadai dan
berkesinambungan merupakan kebutuhan mendesak, untuk mendukung pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan perekonomian nasional,
menyejahterakan masyarakat, dan meningkatkan daya saing Indonesia dalam persaingan
global.
Kurangnya kualitas infrastruktur Indonesia tidak terlepas dari masalah pembiayaan. Investasi
yang dibutuhkan selama kurun waktu 2015–2019 adalah Rp.4.796 trilyun, dimana lebih kurang
40 % berasal dari sektor PUPR (termasuk jaringan jalan, sumber daya air, air bersih dan
limbah, dan perumahan). Di sisi lain, kemampuan Pemerintah, baik pusat maupun daerah,
sangat terbatas untuk membiayai pembangunan infrastruktur yang menjangkau wilayah
Indonesia yang sangat luas. Penyelenggaraan infrastruktur tidak bisa mengandalkan sumber
pendanaan dari APBN/D saja, namun juga dibutuhkan pembiayaan nonpemerintah dari
masyarakat atau swasta untuk meningkatkan kinerja pembangunan infrastruktur PUPR yang
terpadu dengan pengembangan wilayah.
Pendekatan pembiayaan dilakukan dengan perkuatan pelaksanaan kebijakan money follow
program. Oleh karena itu, dalam rangka percepatan penyediaan infrastruktur kepada
masyarakat, perlu mengambil langkah-langkah yang komprehensif dalam menciptakan
skema-skema pembiayaan, baik skema tradisional maupun alternatif, terutama guna
menciptakan iklim investasi, untuk mendorong keikutsertaan badan usaha dalam penyediaan
infrastruktur dan layanan berdasarkan prinsip-prinsip usaha yang sehat.
Untuk mendorong dan meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan badan usaha dalam
penyediaan infrastruktur dan layanan sosial, diperlukan pengaturan guna melindungi dan
menjaga kepentingan konsumen, masyarakat, dan badan usaha. Dengan demikian,
kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur berlangsung secara
luas, cepat, efektif, efisien, komprehensif, dan berkesinambungan.
Selain itu penting untuk mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Negara untuk
memanfaatkan secara langsung fasilitas pembiayaan infrastruktur dari Lembaga Keuangan
Internasional yang dilaksanakan secara akuntabel dan transparan.
Oleh karena itu, guna menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan ahli pada
bidang konstruksi khususnya pembiayaan infrastruktur, dipandang perlu dilaksanakannya
suatu program pelatihan, yaitu :
PELATIHAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
Dengan demikian diharapkan para SDM yang bernaung di bawah Kementerian PUPR
terutama pada sektor konstruksi, mampu memberikan pelayanan yang prima terkait
pembiayaan infrastruktur. Guna mendukung berjalannya program pelatihan, perlu ditunjang
dengan adanya bahan ajar salah satunya yaitu modul. Diharapkan dengan adanya modul,

1
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Maka dibuatlah modul
terkait pembiayaan infrastruktur.
Modul 7 yang membahas mengenai “Studi Kasus Pembiayaan Infrastruktur” diharapkan
menambah wawasan dan pengetahuan peserta pelatihan pembiayaan infrastruktur mengenai
studi kasus berbagai pola pembiayaan untuk berbagai jenis penyediaan infrastruktur dengan
segala bentuk kendala yang dihadapi. Selain itu diharapkan peserta pelatihan dapat menggali
keluasan dan kedalaman substansinya bersama sesama peserta dan para Widyaiswara
dalam berbagai kegiatan pembelajaran selama pelatihan berlangsung.
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini memaparkan mengenai studi kasus pembiayaan infrastruktur. Secara
umum Studi Kasus Pembiayaan Infrastruktur mengacu pada Peraturan Presiden No. 38 Tahun
2015. Adapun ruang lingkup pada modul 7 ini meliputi Studi Kasus Proyek AIR Minum dengan
Skema KPBU, Studi Kasus Proyek Jalan Tol dengan Skema Penugasan BUMN, Studi kasus
Proyek Perumahan dengan Pola Executing dan Channeling, yang sebelumnya diberikan
penjelasan tata cara studi kasus dan penulisan laporan, dan diakhiri dengan
Seminar/Evaluasi.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti diklat ini maka peserta diklat diharapkan mampu melaksanakan
Studi Kasus Pembiayaan infrastruktur.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pelatihan ini maka peserta diharapkan mampu :
a) Menjelaskan tentang Tata Cara Studi Kasus dan Pelaporan
b) Melaksanakan Studi Kasus
c) Melaksanakan Presentasi dan Seminar Hasil Studi kasus
D. Materi Pokok dan Sub Materi
1. Tata Cara Studi Kasus dan Pelaporan
a) Penjelasan Tata Cara Studi Kasus
b) Penjelasan Tata Cara Pelaporan
2. Pelaksanaan Studi Kasus
a) Panduan Pola Pembiayaan untuk Pelaksanaan Studi Kasus
3. Pelaksanaan Presentasi dan Seminar Hasil Studi Kasus
a) Teknik Presentasi
b) Menyusun Bahan Presentasi
c) Presentasi Laporan Hasil Studi Kasus

2
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


MATERI POKOK 1
TATA CARA STUDI KASUS DAN PELAPORAN

A. Penjelasan Tata Cara Studi Kasus


Studi kasus perlu dilakukan untuk memotivasi peserta dalam rangka menemukan berbagai
permasalahan dan usulan penanganannya berkaitan dengan Pembiayaan Infrastruktur
berbagai jenis penyediaan infrastruktur. Studi kasus akan memberikan kesempatan bagi
peserta untuk melakukan analisis secara mendalam terhadap kebutuhan pembiayaan
penyediaaan infrastruktur, serta kesempatan untuk berdiskusi dan mendapatkan solusi
dengan pakar pembiayaan infrastruktur yang menjadi instruktur di kegiatan studi kasus ini.
Langkah-langkah Metode Pembelajaran Studi Kasus
1. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan
(purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan
menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit
sosial.
2. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang
lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis
dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara
pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat
mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;
3. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi,
mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola.
Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum
guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis,
kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi.
4. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan
studi kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement)
data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru
mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat
kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;

B. Penjelasan Tata Cara Pelaporan


Laporan akhir studi kasus disusun dengan menghimpun laporan dari masing-masing
kelompok. Permasalahan dan saran pemecahan masalah ditulis dalam bab tersendiri.
Berikut susunan Pelaporan yang dimungkinkan:
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Kegiatan
3
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Kegiatan
1.4 Tujuan Dan Manfaat Studi Kasus
1.5 Jadwal
Bab II Pelaksanaan Studi Kasus
2.1 Realisasi Kegiatan
2.2 Kegiatan yang Dilakukan
2.3 Data yang Diperoleh
2.4 Pengolahan dan Analisis Data
Bab III Penutup
Kesimpulan dan Saran
Lampiran Kegiatan

4
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


MATERI POKOK 2
PELAKSANAAN STUDI KASUS

Pengantar:
Para peserta akan diberikan bahan studi kasus oleh instruktur, yang selanjutnya dengan
menggunakan panduan pola pembiayaan ini sebagai acuan studi kasus. Hal yang perlu
diketahui peserta mata pelatihan Studi Kasus Pembiayaan Infrastruktur ini adalah bahwa
pemilik proyek penyediaan infrastruktur dan sumber dana penyediaan infrastruktur dapat
berasal dari:
1. Pemerintah
2. Swasta
3. BUMN/BUMD
Berdasarkan sumber dana ini suatu penyediaan infrastruktur akan mendapatkan pola
pembiayaan yang sesuai sebagaimana akan diuraikan pada bagian berikut ini.
A. Panduan Pola Pembiayaan untuk Pelaksanaan Studi Kasus
Pola Pembiayaan (Financing) Infrastruktur Bidang PUPR adalah suatu bentuk/model
pembiayaan yang dapat dipakai untuk membuat atau menghasilkan sesuatu, dalam hal ini
adalah proyek infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang
dilaksanakan oleh Ditjen Sumber Daya Air, Ditjen Bina Marga, Ditjen Cipta Karya dan Ditjen
Penyediaan Perumahan.
Dalam Bab III Pasal 5 Perpres No. 38 Tahun 2015 disebutkan infrastruktur yang dapat
dikerjasamakan berdasarkan Peraturan Presiden ini adalah infrastruktur ekonomi dan
infrastruktur sosial.

Jenis infrastruktur yang termaktub dalam ruang lingkup kerja bidang PUPR sesuai
Perpres no. 38 Tahun 2015, adalah:

5
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


1. Bidang Sumber Daya Air (SDA)
2. Bidang Penyelenggaraan Jalan Nasional (Bina Marga)
3. Bidang Pengembangan dan Pembinaan Infrastruktur Permukiman (Cipta Karya)
4. Bidang Penyediaan Perumahan
Infrastruktur Jalan, Infrastruktur SDA & Irigasi, Infrastruktur Air Minum, Infrastruktur Sistim
Pengolahan Air Limbah Terpusat, Infrastruktur Sistim Pengolahan Air Limbah Setempat,
Infrastruktur Sistim Pengolahan Persampahan, Infrastruktur Perumahan Rakyat
B. Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur Bidang PUPR
1. Instrumen Pembiayaan: Obligasi/Bond

Asuransi/ Dana Pensiun /BPJS-TK Asuransi/ Dapen/ BPJS-TK (investor)


(investor) menginvestasikan sejumlah dana menginvestasikan sejumlah dana kepada
kepada penerbit Obligasi (Surat Hutang) Pemerintah Daerah melalui mekanisme
melalui mekanisme surat hutang/ pinjaman Obligasi Daerah (Medium Term Note).
langsung
Pemerintah Daerah meletakkan dana
Penerbit Obligasi meletakkan dana-dana obligasi pada proyek-proyek infrastruktur
investor pada proyek-proyek infrastruktur daerah.
dalam bentuk pinjaman
Proyek-proyek infrastruktur menghasilkan
Proyek-proyek infratsruktur yang sudah aset bagi Pemerintah Daerah.
menghasilkan memberikan hasil
Pemerintah Daerah memberikan
pengembalian kepada Penerbit Obligasi.
pengembalian obligasi kepada investor
beserta hasil investasinya (bunga + pokok)

6
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


Penerbit Obligasi memberikan
pengembalian investasi kepada investor
beserta hasil investasinya (bunga + pokok)
Aplikasi OBLIGASI:
• Sumber Daya Air:
Proyek Penyediaan dan Pengelolaan air baku & air tanah.
• Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan Jembatan tol.
• Cipta Karya:
Proyek Pengolahan air limbah, sampah, penyediaan air minum.
• Perumahan:
Proyek penyediaan rumah susun, rumah MBR.
2. Instrument Pembiayaan : Sukuk Mudharabah

1) Emiten menerbitkan sukuk sebagai sertifikat kepemilikan atas underlying asset.


2) Investor menyerahkan dana kepada emiten.
3) Dana hasil emisi sukuk dipergunakan oleh emiten untuk modal kegiatan usaha.
4) Dari kegiatan usaha emiten tersebut diperoleh pendapatan yang kemudian
didistribusikan sebagai pendapatan bagi hasil kepada investor dan emiten sesuai
dengan nisbah yang disepakati.
5) Pada saat jatuh tempo, emiten membayar kembali modal kepada investor sebesar nilai
sukuk pada saat penerbitan.
Aplikasi SUKUK MUDHARABAH :
• Perumahan :
KPR Rumah Susun, Rumah Tapak

7
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


3. Instrumen Pembiayaan: Saham/Equity
Best Practise:
Semakin banyak BUJT yang dimiliki oleh
Waskita Toll Road (WTR), semakin besar
pula investasi yang harus dikucurkan. WTR
membutuhkan ekuitas yang kuat
Strategic Investor yang digandeng WTR
mengerucut kepada dua Lembaga Keuangan
Non Bank yaitu PT Taspen (Persero) dan PT
SMI (Persero). Investasi Taspen dan SMI
tersebut merupakan salah satu program
Pembiayaan Investasi Non Anggaran
Pemerintah (PINA).
Dana hasil PINA itu akan digunakan untuk
pengembangan jalan tol yang dikelola oleh
Waskita Toll Road.

1. Investor (Asuransi/Dapen/BPJS-TK)
bersama Lembaga Pembiayaan Infrastruktur (PT SMI) membentuk sebuah
perusahaan (entitas) dan menyetorkan modal sebagai penyertaan langsung atas
saham (ekuitas) perusahaan (entitas) tersebut
2. Dengan modal yang dimiliki, Perusahaan (entitas) tersebut berinvestasi pada proyek-
proyek infrastruktur dan meletakkan modalnya pada proyek-proyek tersebut
3. Setelah proyek berjalan dan menghasilkan keuntungan, perusahaan (entitas)
mendapatkan bagi hasil (dividen) yang didapat dari keuntungan proyek infrastruktur
4. Selanjutnya perusahaan (entitas) tersebut memberikan dividen bagi para pemegang
sahamnya, yaitu Investor (Asuransi/Dapen/BPJS-TK) dan Lembaga Pembiayaan
Infrastruktur (PT SMI)

8
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


4. Instrumen Pembiayaan: Kontrak Investasi Efek Beragun Aset (KIK-EBA)

1. Manajer investasi membuat KIK EBA dengan mengajak partisipasi investor untuk
mengambil efeknya, dan mengajak bank kustodion sebagai partner usaha.
2.a. KIK EBA menyampaikan efeknya ke investor.
2.b Investor membayarkan atas pembelian efek tersebut.
3.a. KIK EBA membeli protfolio aset keuangan dari Kreditur asal untuk berpindah ke KIK
EBA, disimpan di bank kustodion.
3.b. KIK EBA membayarkan sejumlah dana ke Kreditur asal.
4. Debitur/obligor membayar bunga dan cicilan pokok ke Penyedia jasa.
5. Penyedia jasa menyalurkan kembali kepada KIK EBA.
6. KIK EBA membayarkannya kepada investor.

Aplikasi KIK-EBA
• KPR/ KRS/ KPRSyariah :
Rumah susun (sewa)

9
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


5. Instrumen Pembiayaan: Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA-SP)

1. Penerbit mengeluarkan EBA-SP dan mengajak investor untuk berpartisipasi


mengambil efek
2. Investor mendapatkan efek
3. EBA SP membeli portfolio aset keuangan dari kreditur Asal
4.a Investor membayarkan nilai efek ke Bank kustodian
4.b. Bank kustodian menyampaikan uang efek ke kreditur Asal.
5. Debitur KPR membayar cicilan pokok dan bunga ke Penyedia jasa.
6. Penyedia jasa membayarkan cicilan pokok dan bunga tersebut melalui Bank kustodion
7. Bank Kustodion meneruskannya kepada investor

Aplikasi EBA-SP

• KPR/KRS/ KPRSyariah :
Rumah susun (sewa)

10
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


6. Instrumen Pembiayaan: Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) Direct

1. Manajer Investasi bersama Pemegang UP (Investor) membuat KIK DINFRA dibantu


oleh Bank Kustodian dan Lembaga Penunjang.
2 & 3. KIK DINFRA membeli Konsesi Proyek Infrastruktur dari Perusahaan Pemegang
Konsesi/PJPK.
4 Perusahaan Pemegang Konsesi/PJPK menyerahkan Proyek Infrastruktur kepada KIK
DINFRA
5 Pengelola Sarana Infrastruktur mengelola Proyek Infrastruktur, dan memperoleh
pendapatan.
6. Pendapatan atas Sarana Infrastruktur dibayarkan ke Bank Kustodian.
7. Bank Kustodian membayarkan kepada KIK DINFRA.
8. KIK DIRE memberikan pembayaran kepada Pemegang UP.

Aplikasi DINFRA Direct


Cipta Karya:
Proyek Pengolahan air limbah, sampah, penyediaan air minum
Perumahan:
Rumah/Apartemen susun (sewa)
Sumber Daya Air:
Proyek Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku & Air tanah
Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan Jembatan tol.

11
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


7. Instrumen Pembiayaan: Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) Indirect

12
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


8. Instrumen Pembiayaan: Dana Investasi Real Estat (DIRE) Tanpa Entitas

Sumber Daya Air:


Proyek Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku & Air tanah
Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan Jembatan tol

13
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


9. Instrumen Pembiayaan: Dana Investasi Real Estate (DIRE) Dengan Entitas

1) Manajer Investasi bersama investor membuat KIK DIRE.


2) KIK DIRE membeli asset real estate pemilik properti.
3) Pemilik properti mentrasfer real estatenya kepada KIK DIRE.
4) Hasil sewa real estate dibayarkan melalui bank kustodian.
5) Bank Kustodian membayarkan kepada KIK DIRE.
6) KIK DIRE memberikan pembayaran berupa hasil sewa.

• Aplikasi DIRE Tanpa Entitas


Perumahan:
Rumah/Apartemen susun (sewa)

14
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


10. Instrumen Pembiayaan: Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) Utang

1. Manajer Investasi membuat KIK RDPT dan mengundang investor untuk berpartisipasi
mengambil unit penyertaan.
2.a. KIK RDPT menyalurkan uangnya kepada Perusahaan Sasaran (sektor riil)
untuk pembangunan proyek infrastruktur.
2.b. Perusahaan Sasaran mengeluarkan Surat Utang kepada KIK RDPT.
3. Perusahaan Sasaran membayarkan bunga dan cicilan pokok kepada bank
Kustodian sebagai wali amanat.

Aplikasi RDPT Utang/ekuitas


• Sumber Daya Air:
Proyek Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku & Air tanah
• Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan Jembatan tol
• Cipta Karya:
Proyek Pengolahan air limbah, sampah, penyediaan air minum
• Perumahan:
Proyek penyediaan rumah susun, rumah MBR.

15
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


11. Instrumen Pembiayaan: Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) Ekuitas

1. Manajer Investasi membuat KIK RDPT dan mengundang investor untuk


berpartisipasi mengambil unit penyertaan.
2.a. KIK RDPT menyalurkan uangnya kepada Perusahaan Sasaran (sektor riil)
untuk pembangunan proyek infrastruktur.
2.b. Perusahaan Sasaran mengeluarkan Surat ekuitas kepada KIK RDPT.
3. Perusahaan Sasaran membayarkan deviden kepada bank Kustodian sebagai wali
amanat.
4. Bank Kustodian membayarkan deviden kepada KIK RDPT.
5. KIK RDPT membayarkan unit penyertaan kepada Pemegang UP.
12. Pola Pembiayaan: Syariah
Dalam pembiayaan investasi dengan metode syariah sumber pendanaannya yaitu berasal dari
sindikasi bank berupa penyertaan modal yang diberikan oleh lebih dari satu bank untuk satu
objek pembiayaan tertentu.
Berdasarkan sumber pendanaan, pembiayaan yang layak diberikan kepada nasabah adalah
pembiayaan syariah dengan akad Musyarakah Mutanaqisah,

16
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

1. Nasabah (Pemegang Konsesi/ PK) mengajukan pembiayaan kepada Sindikasi Bank


Syariah (SBS) untuk membeli/membangun infrastruktur jalan tol.
2. PK dan SBS menandatangani kontrak/akad murabahah wal istishna dengan cara
pembayaran cicilan/angsuran. Barang yang dibuat berupa infrastruktur jalan tol akan
diserahkan oleh SBS kepada PK apabila telah selesai dibuat.
3. SBS memberi kewenangan kepada PK untuk mencari pembuat dan melaksanakan
akad/kontrak untuk pembuatan jalan tol (Perjanjian Wakala). Dalam hal ini pembuat
(Shani) adalah kontraktor. Dengan sistem pembayaran secara cicilan/angsuran
(Installment). Barang diserahkan kontraktor apabila barang telah selesai dibuat dan
pembayaran telah 100%.
4. Kontraktor (Shani) mengajukan permintaan pembayaran dengan melaporkan/menjual
progres pekerjaan bulanan kepada SBS.
5. SBS menjual progres pekerjaan bulanan sebagai obyek perjanjian jual beli
(Murabahah) kepada PK dengan syarat dan harga yang telah disepakati.
6. Setelah masa konstruksi, pada masa operasi PK akan menerima pendapatan dari
masa operasional jalan tol untuk membayar angsuran pokok dan margin keuntungan
pembiayaan kepada SBS.
Aplikasi DINFRA Direct
• Cipta Karya:
Proyek Pengolahan air limbah, sampah, penyediaan air minum
• Perumahan:
Rumah/Apartemen susun (sewa)
• Sumber Daya Air:
Proyek Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku & Air tanah
17
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


• Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan Jembatan tol.
Sumber: Kelompok Keahlian Rekayasa Transportasi, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
ITB, 2015
13. Pola Pembiayaan: Modal Ventura

Dana Ventura adalah kontrak investasi bersama antara PMV dan Kustodian yang mengikat
investor Dana Ventura
1. PMV dan Kustodian membentuk Dana Ventura yang mengikat Investor.
2. Investor melakukan investasi pada Dana Ventura.
3. PMV sebagai Pengelola Investasi melakukan alokasi dana yang diperoleh dari investor
(Financing) untuk pembelian obligasi, penyertaan saham atau penyertaan bagi hasil pada
Pasangan Usaha.
4a. Perjanjian Model Ventura;
4b. Kustodian menerima pembayaran bagi hasil/kupon obligasi dan atau dividen serta
laba/rugi (capital gain/loss) yang diperoleh dari pengalihan penyertaan saham Pasangan
Usaha.
5. Investor menerima keuntungan dari perubahan nilai aktiva bersih Dana Ventura.
Aplikasi pada MODAL VENTURA
• Sumber Daya Air:
Proyek Penyediaan dan Pengelolaan air baku & Air tanah
• Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan Jembatan tol
• Cipta Karya:
Proyek Pengolahan air limbah, sampah, penyediaan air minum
• Perumahan:
Proyek penyediaan rumah susun, apartemen, rumah MBR

18
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

14. Pola Pembiayaan: Corporate Social Responsibility

Aplikasi pada CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY


• Sumber Daya Air:
Proyek penyediaan & pengolahan air baku dan air tanah,
• Bina Marga:
Jalan arteri, Jalan Lokal
• Cipta Karya:
Prasarana Air Minum, Persampahan, Air Limbah Domestik, Drainase.
• Perumahan:
Pembangunan rumah susun.

19
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


15. Pola Pembiayaan: Project Finance

Project Finance adalah pembiayaan proyek jangka menengah sampai panjang dengan
agunan proyek yang dibiayai, dan sumber pelunasan berasal dari cash flow yang dihasilkan
oleh proyek yang dibiayai. Ukuran feasibility proyek ditentukan oleh instrumen yang terdapat
dalam proyek itu sendiri.
Adapun mekanisme pembiayaan melalui Project Finance adalah sebagai berikut:
1. Prinsipal/ Inisiator atau Public Entity/ Private Sponsor mendirikan sebuah perusahaan
untuk mengerjakan sebuah proyek.
2. Untuk mengerjakan proyek tersebut, perusahaan memiliki pilihan mendapatkan
pinjaman (debt) atau masuknya investor berupa kepemilikan saham.
3. Perusahaan membayar kepada pihak perusahaan pengadaan proyek
4. Pihak perusahaan pengadaan proyek memberikan jasa sesuai kontrak kepada
Perusahaan.
5. Perusahaan membayar pemberi pinjaman/ pemilik ekuitas.
6. Project Company memberikan keuntungan bagi Prinsipal/ Inisiator atau Public Entity/
Private Sponsor
Aplikasi pada PROJECT FINANCE
• Sumber Daya Air:
Proyek penyediaan & pengolahan air baku dan air tanah,
• Bina Marga:
Jalan bebas hambatan & jembatan tol
• Cipta Karya:
Pengolahan air limbah, pengolahan sampah, penyediaan air minum
• Perumahan:
Pembangunan rumah susun, rumah umum dan komersial

20
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


16. Pola Pembiayaan: Corporate Finance (Loan)

1. Pada Corporate finance, aset dan sumber dana dari proyek yang didanai akan menjadi
bagian dari aset dan sumber dana dari perusahaan pemilik proyek yang dibangun.
2. Mekanisme penyelenggaraan Corporate Finance adalah:
3. Perusahaan swasta mendapatkan konsesi dari pemerintah
4. Perusahaan swasta melakukan perjanjian dg lender dan lender mencarikan
pinjamannya
5. Perusahaan swasta melakukan kontrak kerja dg kontraktor, membayar kontrak kerja
kepada kortraktor dan memberikan jasa kepada pengguna
6. Pengguna membayarkan tarif kepada perusahaan swasta
7. Perusahaan swasta membayar bunga dan cicilan kepada lender
Aplikasi pada CORPORATE FINANCE
• Sumber Daya Air:
Proyek penyediaan & pengolahan air baku dan air tanah,
• Bina Marga:
Jalan bebas hambatan & jembatan tol
• Cipta Karya:
Pengolahan air limbah, pengolahan sampah, penyediaan air minum
• Perumahan:
Pembangunan rumah susun, rumah umum dan komersial

21
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


MATERI POKOK 3
SEMINAR

A. Teknik Presentasi
Presentasi adalah penyajian atau penyampaian karya tulis atau karya ilmiah seseorang di
depan forum undangan/peserta atau suatu kegiatan berbicara di depan masyarakat/khalayak
ramai (audiens), dalam rangka mengajukan suatu ide atau gagasan untuk mendapatkan
pemahaman atau kesepakatan bersama. Kehadiran peserta dalam presentasi bermanfaat
untuk membuat presentasi secara lebih aktif dan lansar, serta efisien dalam jangka waktu yang
ditentukan.
Orang yang menyampaikan presentasi disebut presentator atau presenter, sedangkan orang
yang menghadiri presentasi disebut audience. Agar presentasi itu dapat berjalan secara
selektif, ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan.
Hal yang dimaksudkan tersebut adalah sebagai berikut :
a. menarik minat dan perhatian peserta
b. mengarahkan perhatian peserta
c. mempertahankan minat dan perhatian peserta
d. menjaga kefokusan pada presentasi yang disajikan
e. menjaga etika atau kode etik presentasi
Hal-Hal yang Mempengaruhi Teknik Presentasi
a. Pembuatan slide presentasi
Slide presentasi juga berperan dalam penyampaian isi materi, selain dikemas dengan
lebih singkat dan menarik, slide dapat menjadi fasilitas untuk memaparkan hasil
penelitian. Kekoherensian (kepaduan/hubungan) slide akan mendukung kelancaraan
presentasi dan menarik perhatian audiens, karena jika tidak adanya dukungan dari
audiens dapat mengganggu kelancaran dalam presentasi. Misalnya audiens berbicara
sendiri, gaduh, jenuh, hingga tidur. Selain itu slide juga dipengaruhi oleh software yang
digunakan.
Terdapat beberapa pilihan perangkat lunak (software) yang dapat digunakan dalam
presentasi yaitu: microssoft power point, open office impress, flash point, macromedia
flash, macromedia captivate.
b. Penyampaian presentasi
Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat akan menyampaikan
presentasi, yaitu:
1. Persiapkan Diri, Sering Latihan
Semakin banyak melakukan latihan, maka akan semakin mahir dalam presentasi.
Suatu kebolehan atau skill bisa didapatkan jika sering berlatih.
2. Penampilan
Menjaga penampilan pada saat presentasi juga sangat penting. Penampilan
seseoang dapat meningkatkan rasa percaya diri.
3. Persiapkan Materi dan Bahan
a. Tentukan point-point penting (bukan slide yang penuh tulisan)
22
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


b. Kuasai materi (menjabarkan secara lisan point tersebut)
c. Siapkan contoh pendukung
d. Susun materi dengan terstruktur
4. Cara Penyampaian
a. Santai, sopan, dan tidak terburu-buru
b. Intonasi dan bahasa tubuh
c. Interaksi
d. Bahasa yang mudah
e. Selipkan selingan atau humor

B. Menyusun Bahan Presentasi


Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat pembuatan slide presentasi,
yaitu:
• Pilih tema desain yang relevan
Sebuah slide yang baik akan mampu menjelaskan ide dan gagasan yang ingin
disampaikan oleh seorang presenter. Dengan demikian, audiens akan terbantu ketika
melihat slide yang ditampilkan dan presenter lebih mudah dalam menjelaskan apa
makna yang dikandung oleh slide tersebut. Tipe desain harus mengikuti prinsip
relevansi artinya memiliki kesesuaian dengan topik yang dibicarakan misalnya
presentasi ternak sapi dengan slide bergambar sapi.
• Hindari sajian teks panjang
Pemakaian teks yang terlalu panjang dapat membuat slide tidak dapat terbaca oleh
audiens. Apabila belum jelas, audien dapat membaca print out karya ilmiah tersebut,
jika belum paham, audiens dapat bertanya pada sesi tanya jawab. Beberapa ahli
presentasi menyarankan maksimum lima baris teks dalam sebuah slide. Dengan
demikian jika Anda harus menampilkan teks dalam bentuk daftar, pastikan tidak lebih
dari lima baris.
• Alur yang teratur
Slide yang baik memiliki alur yang teratur, dari pendahuluan, penjelasan/isi, hingga
penutup. Slide yang isinya melompat-lompat dari satu topik ke topik yang lain tanpa
alur yang jelas akan menyulitkan audiens untuk memahaminya.
• Berikan multimedia yang relevan
Untuk menambah daya tarik, slide dapat ditambahkan multimedia yang relevan, seperti
gambar, animasi, audio, video. Kesesuaian multimedia dengan topik pembicaraan
harus saling mendukung, bukan malah membingungkan audiens.
• Satu slide, berisi satu pesan
Slide presentasi yang baik hanya terfokus pada satu pesan. Tiap slide sebaiknya
mewakili sebuah ide yang ingin dijelaskan. Jangan mencampur beberapa ide berbeda
ke dalam satu slide. Audiens akan bingung dan sulit mencernanya.
• Perhatikan karakter huruf dan ukuran huruf
Karakter huruf dan ukuran huruf dalam slide harus proporsional dan sesuai dengan
ilustrasi, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

23
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


C. Presentasi Laporan Hasil Studi Kasus
Peserta pelatihan akan dibagikan ke dalam kelompok, dan masing-masing kelompok harus
mempresentasikan laporan studi lapangan yang telah disusun, lalu bersama-sama
mendiskusikannya dengan peserta dari kelompok lain.

24
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


DAFTAR PUSTAKA

Ditjen Bina Investasi Infrastruktur, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Potensi Infrastruktur Tahun 2017 Bidang PUPR,
2017. Jakarta.
Puskap PINA, 2017. Mengenal PINA (Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah),
www.pina.invest.go.id
Peraturan terkait:
Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, Jakarta.
Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Prioritas, Jakarta.

25
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
MODUL STUDI KASUS DAN SEMINAR

PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


GLOSARIUM
Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment): pembayaran secara berkala
oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan Usaha Pelaksana atas
tersedianya layanan Infrastruktur yang sesuai dengan kualitas dan/atau kriteria sebagaimana
ditentukan dalam perjanjian KPBU/KPDBU.
Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA): Mekanisme pembiayaan proyek
investasi prioritas yang dananya bersumber selain dari Anggaran Pemerintah yang didorong
dan difasilitasi oleh Kementerian PPN/Bappenas
Penyediaan Infrastruktur: kegiatan yang meliputi pekerjaan konstruksi untuk membangun
atau meningkatkan kemampuan infrastruktur dan/atau kegiatan pengelolaan infrastruktur
dan/atau pemeliharaan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kemanfaatan infrastruktur.
Project Finance: pembiayaan proyek jangka menengah sampai panjang dengan agunan
proyek yang dibiayai, dan sumber pelunasan berasal dari cash flow yang dihasilkan oleh
proyek yang dibiayai. Ukuran feasibility proyek ditentukan oleh instrumen yang terdapat dalam
proyek itu sendiri.
Sukuk: Surat Berharga Syariah Negara Ritel atau biasa disebut Sukuk Ritel merupakan surat
berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prisnsip syariah sebagai bukti atas bagian
penyertaan terhadap Aset Surat Berharga Syariah Negara, yang dijual kepada individu (Ritel)
atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual, dengan volume minimum
yang ditentukan.
Sukuk Mudharabah: Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad mudharabah,
dimana satu pihak menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan pihak lain
menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama tersebut akan
dibagi berdasarkan proporsi perbandingan (nisbah) yang disepakati sebelumnya. Kerugian
yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, sepanjang kerugian
tersebut tidak ada unsur moral hazard (niat tidak baik dari mudharib).
Sukuk Musyarakah: Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad musyarakah,
dimana dua pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan modal untuk membangun proyek
baru, mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan
maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal
masing-masing pihak.
Syariah: menetapkan norma norma hukum (Islam) untuk menata kehidupan manusia baik
dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dengan umat manusia lainnya.

26
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai