Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PAKET KONSULTAN

AUDIT KESELAMATAN JALAN

TAHUN ANGGARAN 2021

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL BANTEN
KERANGKA ACUAN KERJA

1. Latar Belakang Dalam rangka memantapkan kestabilan sarana prasarana lalu-lintas


angkutan darat yang sangat penting artinya bagi pembangunan nasional
sebagai perwujudan nyata terhadap pelayanan jasa distribusi yang
meliputi jasa angkutan dan jasa perdagangan yang tidak bisa dipisahkan
satu sama lain, oleh karena itu jaringan jalan yang merupakan hal yang
utama untuk dijaga kemampuan daya layannya. Pemerintah memiliki
wewenang untuk mengupayakan sistim jaringan jalan yang mantap
sesuai dengan tuntutan jaman dalam rangka mewujudkan sasaran
pembangunan nasional dalam menuju masyarakat yang adil dan
sejahtera. Dengan terbitnya Peraturan Menteri Pekejaan Umum No.
16/PRT/M/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.Untuk
memastikan bahwa seluruh aspek dalam penyelenggaraan keselamatan
jalan tertangani secara baik, pada level nasional dilakukan
pengelompokan aspek keselamatan jalan dalam 5 (lima) pilar yang
merupakan penyederhanaan dari 14 sektor yang mempengaruhi
penanganan keselamatan jalan
•Pilar-1: Manajemen Keselamatan Jalan (Road Safety Management)
•Pilar-2: Jalan yang Berkeselamatan (Safer Road)
•Pilar-3: Kendaraan yang Berkeselamatan (Safer Vehicle)
•Pilar-4: Pendidikan Keselamatan Jalan (Education/Enforcement)
•Pilar-5: Perawatan Paska Kecelakaan (Post Crash)
Pada khususnya, Kementerian Pekerjaan Umum berperan pada PILAR -
2 Jalan yang Berkeselamatan, yang mempunyai tanggung jawab untuk
menyediakan infrastruktur jalan yang berkeselamatan dengan
melakukan perbaikan pada tahap perencanaan, desain, konstruksi dan
operasional jalan, sehingga infrastruktur jalan yang disediakan mampu
mereduksi dan mengakomodir kesalahan dari pengguna
jalan.Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No. 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut
Statusnya Sebagai Jalan Nasional maka diperlukan upaya peningkatan
keselamatan jalan. Sejalan dengan amanat UU No. 38 Tahun 2004
tentang Jalan, Bina Marga memiliki komitmen dalam mewujudkan
penyelenggaraan jalan yang berkeselamatan.

2. Maksud dan Maksud:


Tujuan untuk membantu Direktorat Jenderal Bina Marga cq Balai Pelaksanaan
Jalan Nasional Banten dalam rangka melaksanakan kegiatan audit
keselamatan jalan untuk peningkatan keselamatan Jalan.

Tujuan:
Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan Audit Keselamatan Jalan di
Lingkungan BPJN Banten dalam rangka menciptakan Jalan yang
Berkeselamatan dengan berusaha menyediakan infrastruktur jalan yang
berkeselamatan dengan melakukan perbaikan pada tahap perencanaan,
desain, konstruksi dan operasional jalan, sehingga infrastruktur jalan
yang disediakan mampu mereduksi dan mengakomodir kesalahan dari
pengguna jalan.

Hal 1 dari 7
3. Sasaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah laporan
kegiatan audit keselamatan jalan dan rencana penanganan lokasi-lokasi
rawan kecelakaan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) ruas.

4. Lokasi Kegiatan Kegiatan ini dilakukan di lokasi pada ruas jalan Nasional di wilayah Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional Banten.

5. Sumber Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Tahun Anggaran
Pendanaan 2021, DIPA Satker BPJN Banten sebesar 831.000.000,- (Delapan Ratus
Tiga Puluh Satu juta rupiah) termasuk PPN.

6. Nama dan Pengguna jasa kegiatan ini adalah Seksi Pembangunan Jalan dan
Organisasi Jembatan, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Banten, Direktorat Jenderal
Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Data Penunjang1

7. Data Dasar 1. Data umum kontrak dan jadwal pelaksanaan pekerjaan;


2. Kondisi jalan nasional di Banten, hasil analisis IRMS; RAMS; dan/atau
LEDGER
3. Data lainnya yang dianggap perlu.

8. Standar Teknis Terkait perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan: teknis geometrik,


struktur perkerasan, struktur bangunan pelengkap, pemanfaatan
bagian-bagian jalan, manajemen dan rekayasa lalulintas, dan
penyediaan fasilitas perlengkapan keselamatan jalan. Tata cara
pelaksanaan Audit Keselamatan Jalan.

9. Studi – Studi a. DED Lokasi Rawan Kecelakaan;


Terdahulu b. Audit Keselamatan Jalan dan Perencanaan DED Lokasi Rawan
Kecelakaan;
c. Audit Keselamatan Jalan dan Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan;
d. Penanganan Potensial Lokasi Rawan Kecelakaan dengan Audit.

10. Referensi Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan;
2. Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011
tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2013
tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
6. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade
Aksi Keselamatan Jalan;

1 Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

Hal 2 dari 7
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2010
tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011
tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis
Jalan;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011
tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut
Statusnya Sebagai Jalan Nasional;
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang
Rambu Lalu Lintas;
13. Peraturan Menteri Perhubungan NomorPM 34 Tahun 2014 tentang
Marka Jalan;
14. Peraturan Menteri Perhubungan NomorPM 26 Tahun 2015 tentang
Standar Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
15. Peraturan Menteri Perhubungan NomorPM 96 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas;
16. Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 02/IN/Db/2012
tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan;
17. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.7234/AJ.401/DRJD/2013 tentang Petunjuk Teknis
Perlengkapan Jalan;
18. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.1304/AJ.403/DJPD/2014 tentang Zona Selamat Sekolah (ZoSS);
19. Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 2011-2035;
20. Panduan Konstruksi dan Bangunan Departemen Pekerjaan Umum
Nomor Pd T-17-2005-B tentang Audit Keselamatan Jalan.

11. Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan ini, terdiri atas tahapan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data sekunder yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
Audit Keselamatan Jalan (AKJ);
2. Identifikasi dan rekomendasi ruas jalan nasional di wilayah kerja
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Banten yang akan di Audit
Keselamatan Jalan (AKJ) yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu
tahap perencanaan, tahap desain awal, tahap detail desain, tahap
perbaikan jalan, tahap pra-pembukaan, dan audit terhadap jalan
yang ada sesuai dengan program penyelenggaraan Tahun Anggaran
2021.
3. Melakukan AKJ sekurang-kurangnya 15 (lima belas) ruas jalan
Nasional di wilayah kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Banten
sesuai dengan Prosedur dan tahapan pelaksanaan audit
keselamatan jalan yang mengacu pada Instruksi Direktur Jenderal
Bina Marga Nomor 02/IN/Db/2012 tentang Panduan Teknis
Rekayasa Keselamatan Jalan;

Hal 3 dari 7
4. Team auditor yang melaksanakan AKJ sekurang-kurangnya terdiri
dari unsur Konsultan dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Banten,
dan apabila diperlukan dapat ditambah dengan Subdirektorat
Lingkungan dan Keselamatan Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga
dan/atau unsur lainnya yang dianggap perlu;
5. Melaksanakan koordinasi dan/atau rapat-rapat dengan pihak-pihak
terkait disamping rapat-rapat yang telah ditetapkan dalam tahapan
pelaksanaan AKJ;
6. Menyusun dokumen mutu pelaksanaan pekerjaan (kontrak),
laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir;
7. Melaksanakan rapat pembahasan laporan-laporan; dan
8. Melakukan kegiatan lainnya yang dianggap perlu dalam menunjang
pelaksanaan Audit Keselamatan Jalan (AKJ).

12. Keluaran2 Laporan identifikasi data, informasi serta rekomendasi teknis yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Audit Keselamatan Jalan
sebagai upaya peningkatan keselamatan jalan di lingkungan Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional Banten sekurang-kurangnya pada 15 (lima
belas) ruas jalan.

13. Peralatan Bantuan asistensi oleh Pelaksana Kegiatan dari pengguna jasa.
Material, Personil
dan Fasilitas dari
Pengguna Jasa

14. Peralatan dan Seluruh peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
Material dari disediakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi sesuai dengan dokumen
Penyedia Jasa penawaran. Penyedia jasa harus menyediakan kantor kerja secara
mandiri.
Konsultansi
Peralatan yang harus disiapkan misalnya:
Kendaraan pendukung survey, alat safety standar, alat komunikasi
dan dokumentasi lapangan, dan alat pendukung survey lainnya yang
dibutuhkan guna kelancaran pelaksanaan Audit Keselamatan Jalan.
Dalam melakukan survey, penyedia jasa harus menyediakan akomodasi
kepada personil penyedia jasa jika dibutuhkan.
Penyedia jasa wajib menyediakan ruang rapat dan konsumsi guna
membahas kegiatan yang dilakukan.

Pengaturan jam kerja personil yang melaksanakan kegiatan ini sesuai


dengan peraturan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia dan/atau
sepenuhnya kewenangan pihak Penyedia Jasa.

15. Lingkup Berwenang melakukan kegiatan sesuai kewenangan yang diberikan


Kewenangan pengguna jasa.
penyedia Jasa

2 Dijelaskan pula keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain.

Hal 4 dari 7
16. Jangka Waktu Jangka waktu penyelesian kegiatan adalah selama 150 (seratus lima
penyelesaian puluh) hari kalender sejak dikeluarkan SPMK.
Kegiatan

17. Personil Posisi Kualifikasi Jumlah


Pendidikan Keahlian3 Pengalam Orang
(Ijasah) (SKA) an Bidang Bulan
Jalan
dan/ atau
Jembatan
sejak
lulus S1
Tenaga Ahli:
1 (satu) Team S1 Teknik Ahli Teknik 7 tahun 5 OB
Leader/ Ahli Sipil Keselamatan
Keselamatan Jalan Jalan Madya
1 (satu) Ahli S1 Teknik Ahli Teknik 5 tahun 5 OB
Teknik Jalan Sipil Jalan Muda
1 (satu) Ahli S1 Teknik Ahli Teknik 5 tahun 5 OB
Teknik Jembatan Sipil Jembatan
Muda

Asisten Tenaga Ahli :


1 (satu) Asisten Teknik Keselamatan Jalan S1 5 OB
1 (satu) Asisten Teknik Jalan S1 5 OB
1 (satu) Asisten Teknik Jembatan S1 3 OB
1 (satu) Surveyor S1 2 OB

Tenaga Pendukung :
1 (satu) Sekretaris - 5 OB
1 (satu) Operator komputer - 5 OB

Team Leader/Ahli Keselamatan Jalan


bertugas mengkoordinasikan seluruh rangkaian pekerjaan, dan
bertanggungjawab atas penyelesaian dan hasil pekerjaan, serta
melakukan penelitian dan analisis masalah dari aspek keselamatan
jalan secara menyeluruh.

Ahli Teknik Jalan


bertugas membantu Team Leader dalam hal analisa perkerasan jalan.
Memeriksa kemungkinan kerusakan kondisi perkerasan jalan yang
dapat berdampak pada keselamatan jalan.

Ahli Teknik Jembatan


bertugas membantu Team Leader dalam hal analisa jembatan.
Memeriksa kemungkinan kerusakan kondisi perkerasan jalan yang
dapat berdampak pada keselamatan jalan.

Asisten Tenaga Ahli


Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan, Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan
Jembatan, dan Asisten Ahli Keselamatan Jalan bertugas membantu
Team Leader terutama pada tugas-tugas dari masing-masing tenaga
ahli.

3 sebutkan sertifikat keahlian (bila diperlukan, untuk tenaga ahli teknik)

Hal 5 dari 7
Sekretaris
bertugas membantu Team Leader dalam hal kesekretariatan.

Operator Komputer
membantu Team Leader dalam menggambar teknik dan operasional
komputer dalam pelaksanaan pengolahan data.

18. Jadwal Bulan Ke-


No. Kegiatan
Tahapan 1 2 3 4 5
pelaksanaan 1. Persiapan pelaksanaan (RMK dan Laporan
Kegiatan Pendahuluan)

2. Pelaksanaan survey, koordinasi dan analisis, Laporan


Antara, Draft Laporan Akhir dan Laporan Akhir

19. Laporan Penyampaian Dokumen Mutu Pelaksanaan Pekerjaan harus


Rencana diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak SPMK
Mutu diterbitkan sebanyak 2 (dua) laporan.
Kontrak
20. Laporan Laporan Pendahuluan memuat identifikasi ruas yang akan diaudit
Pendahuluan serta persiapan pemeriksaan fisik jalan dan pemeriksaan dokumen
penyelenggaraan jalan, termasuk form audit yang akan digunakan.
Kebutuhan gambar dapat disesuaikan untuk setiap tahap pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 4 (empat) buku laporan.

21. Laporan Tidak disyaratkan laporan bulanan


bulanan

22. Laporan Laporan Antara memuat hasil pemeriksaan fisik jalan dan
Antara pemeriksaan dokumen penyelenggaraan jalan. Kebutuhan gambar
dapat disesuaikan untuk setiap tahap pekerjaan.
Laporan Antara harus diserahkan selambat-lambatnya 60 (enam
puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 4 (empat).

23. Draft Draft laporan akhir memuat semua draft hasil pelaksanaan kegiatan
Laporan sesuai dengan yang disyaratkan dalam kontrak, yang akan dibahas
Akhir dalam rapat koordinasi.
Draft laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 120 (seratus dua
puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 4 (empat) buku

24. Laporan Laporan Akhir memuat semua hasil pelaksanaan kegiatan audit
Akhir keselamatan jalan minimal sesuai dengan yang diisyaratkan dalam
kontrak. Kebutuhan gambar dapat disesuaikan untuk setiap tahap
pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus lima
puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 4 (empat) buku

Hal 6 dari 7
dan softcopy laporan dalam penyimpan flashdisk sebanyak 4 (empat).

25. Produksi Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan
dalam Negeri di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain
dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi
dalam negeri.

26. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut
harus dipatuhi:
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta turunannya.

27. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan yang


Pengumpulan disyaratkan oleh pengguna jasa.
data
lapangan

28. Alih Jika diperlukan, Penyedia jasa Konsultansi berkewajiban untuk


Pengetahuan menyelenggarakan pertemuan, koordinasi dan pembahasan dalam
rangka alih pengetahuan kepada personil Seksi Pembangunan Jalan
dan Jembatan.

Serang, 28 Desember 2020

Kepala Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional Banten

Wida Nurfaida, ST., MT.


NIP. 19741021 200501 2 008

Hal 7 dari 7

Anda mungkin juga menyukai