(KAK)
PAKET KONSULTAN
Tujuan:
Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan Audit Keselamatan Jalan di
Lingkungan BPJN Banten dalam rangka menciptakan Jalan yang
Berkeselamatan dengan berusaha menyediakan infrastruktur jalan yang
berkeselamatan dengan melakukan perbaikan pada tahap perencanaan,
desain, konstruksi dan operasional jalan, sehingga infrastruktur jalan
yang disediakan mampu mereduksi dan mengakomodir kesalahan dari
pengguna jalan.
Hal 1 dari 7
3. Sasaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah laporan
kegiatan audit keselamatan jalan dan rencana penanganan lokasi-lokasi
rawan kecelakaan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) ruas.
4. Lokasi Kegiatan Kegiatan ini dilakukan di lokasi pada ruas jalan Nasional di wilayah Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional Banten.
5. Sumber Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Tahun Anggaran
Pendanaan 2021, DIPA Satker BPJN Banten sebesar 831.000.000,- (Delapan Ratus
Tiga Puluh Satu juta rupiah) termasuk PPN.
6. Nama dan Pengguna jasa kegiatan ini adalah Seksi Pembangunan Jalan dan
Organisasi Jembatan, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Banten, Direktorat Jenderal
Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Data Penunjang1
10. Referensi Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan;
2. Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011
tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2013
tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
6. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade
Aksi Keselamatan Jalan;
1 Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Hal 2 dari 7
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2010
tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011
tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis
Jalan;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011
tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut
Statusnya Sebagai Jalan Nasional;
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang
Rambu Lalu Lintas;
13. Peraturan Menteri Perhubungan NomorPM 34 Tahun 2014 tentang
Marka Jalan;
14. Peraturan Menteri Perhubungan NomorPM 26 Tahun 2015 tentang
Standar Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
15. Peraturan Menteri Perhubungan NomorPM 96 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas;
16. Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 02/IN/Db/2012
tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan;
17. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.7234/AJ.401/DRJD/2013 tentang Petunjuk Teknis
Perlengkapan Jalan;
18. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.1304/AJ.403/DJPD/2014 tentang Zona Selamat Sekolah (ZoSS);
19. Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 2011-2035;
20. Panduan Konstruksi dan Bangunan Departemen Pekerjaan Umum
Nomor Pd T-17-2005-B tentang Audit Keselamatan Jalan.
11. Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan ini, terdiri atas tahapan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data sekunder yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
Audit Keselamatan Jalan (AKJ);
2. Identifikasi dan rekomendasi ruas jalan nasional di wilayah kerja
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Banten yang akan di Audit
Keselamatan Jalan (AKJ) yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu
tahap perencanaan, tahap desain awal, tahap detail desain, tahap
perbaikan jalan, tahap pra-pembukaan, dan audit terhadap jalan
yang ada sesuai dengan program penyelenggaraan Tahun Anggaran
2021.
3. Melakukan AKJ sekurang-kurangnya 15 (lima belas) ruas jalan
Nasional di wilayah kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Banten
sesuai dengan Prosedur dan tahapan pelaksanaan audit
keselamatan jalan yang mengacu pada Instruksi Direktur Jenderal
Bina Marga Nomor 02/IN/Db/2012 tentang Panduan Teknis
Rekayasa Keselamatan Jalan;
Hal 3 dari 7
4. Team auditor yang melaksanakan AKJ sekurang-kurangnya terdiri
dari unsur Konsultan dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Banten,
dan apabila diperlukan dapat ditambah dengan Subdirektorat
Lingkungan dan Keselamatan Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga
dan/atau unsur lainnya yang dianggap perlu;
5. Melaksanakan koordinasi dan/atau rapat-rapat dengan pihak-pihak
terkait disamping rapat-rapat yang telah ditetapkan dalam tahapan
pelaksanaan AKJ;
6. Menyusun dokumen mutu pelaksanaan pekerjaan (kontrak),
laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir;
7. Melaksanakan rapat pembahasan laporan-laporan; dan
8. Melakukan kegiatan lainnya yang dianggap perlu dalam menunjang
pelaksanaan Audit Keselamatan Jalan (AKJ).
12. Keluaran2 Laporan identifikasi data, informasi serta rekomendasi teknis yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Audit Keselamatan Jalan
sebagai upaya peningkatan keselamatan jalan di lingkungan Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional Banten sekurang-kurangnya pada 15 (lima
belas) ruas jalan.
13. Peralatan Bantuan asistensi oleh Pelaksana Kegiatan dari pengguna jasa.
Material, Personil
dan Fasilitas dari
Pengguna Jasa
14. Peralatan dan Seluruh peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
Material dari disediakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi sesuai dengan dokumen
Penyedia Jasa penawaran. Penyedia jasa harus menyediakan kantor kerja secara
mandiri.
Konsultansi
Peralatan yang harus disiapkan misalnya:
Kendaraan pendukung survey, alat safety standar, alat komunikasi
dan dokumentasi lapangan, dan alat pendukung survey lainnya yang
dibutuhkan guna kelancaran pelaksanaan Audit Keselamatan Jalan.
Dalam melakukan survey, penyedia jasa harus menyediakan akomodasi
kepada personil penyedia jasa jika dibutuhkan.
Penyedia jasa wajib menyediakan ruang rapat dan konsumsi guna
membahas kegiatan yang dilakukan.
Hal 4 dari 7
16. Jangka Waktu Jangka waktu penyelesian kegiatan adalah selama 150 (seratus lima
penyelesaian puluh) hari kalender sejak dikeluarkan SPMK.
Kegiatan
Tenaga Pendukung :
1 (satu) Sekretaris - 5 OB
1 (satu) Operator komputer - 5 OB
Hal 5 dari 7
Sekretaris
bertugas membantu Team Leader dalam hal kesekretariatan.
Operator Komputer
membantu Team Leader dalam menggambar teknik dan operasional
komputer dalam pelaksanaan pengolahan data.
22. Laporan Laporan Antara memuat hasil pemeriksaan fisik jalan dan
Antara pemeriksaan dokumen penyelenggaraan jalan. Kebutuhan gambar
dapat disesuaikan untuk setiap tahap pekerjaan.
Laporan Antara harus diserahkan selambat-lambatnya 60 (enam
puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 4 (empat).
23. Draft Draft laporan akhir memuat semua draft hasil pelaksanaan kegiatan
Laporan sesuai dengan yang disyaratkan dalam kontrak, yang akan dibahas
Akhir dalam rapat koordinasi.
Draft laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 120 (seratus dua
puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 4 (empat) buku
24. Laporan Laporan Akhir memuat semua hasil pelaksanaan kegiatan audit
Akhir keselamatan jalan minimal sesuai dengan yang diisyaratkan dalam
kontrak. Kebutuhan gambar dapat disesuaikan untuk setiap tahap
pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus lima
puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 4 (empat) buku
Hal 6 dari 7
dan softcopy laporan dalam penyimpan flashdisk sebanyak 4 (empat).
25. Produksi Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan
dalam Negeri di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain
dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi
dalam negeri.
26. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut
harus dipatuhi:
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta turunannya.
Kepala Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional Banten
Hal 7 dari 7