Anda di halaman 1dari 8

KAK BANGUJI 03 2017-[K] AKJ

KERANGKA ACUAN KERJA

1. Latar Belakang Dalam rangka memantapkan kestabilan sarana perhubungan lalu-


lintas angkutan darat yang sangat penting artinya bagi pembangunan
nasional sebagai perwujudan nyata terhadap pelayanan jasa
distribusi yang meliputi jasa angkutan dan jasa perdagangan yang
tidak bisa dipisahkan satu sama lain, oleh karena itu jaringan jalan
yang merupakan hal yang utama untuk dijaga kemampuan daya
layannya. Pemerintah memiliki wewenang untuk mengupayakan
sistim jaringan jalan yang mantap sesuai dengan tuntutan jaman
dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional dalam
menuju masyarakat yang adil dan sejahtera.Dengan terbitnya
Peraturan Menteri Pekejaan Umum No. 20/PRT/M/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.Untuk memastikan bahwa
seluruh aspek dalam penyelenggaraan keselamatan jalan tertangani
secara baik, pada level nasional dilakukan pengelompokan aspek
keselamatan jalan dalam 5 (lima) pilar yang merupakan
penyederhanaan dari 14 sektor yang mempengaruhi penanganan
keselamatan jalan
•Pilar-1: Manajemen Keselamatan Jalan (Road Safety Management)
•Pilar-2: Jalan yang Berkeselamatan (Safer Road)
•Pilar-3: Kendaraan yang Berkeselamatan (Safer Vehicle)
•Pilar-4: Pendidikan Keselamatan Jalan (Education/Enforcement)
•Pilar-5: Perawatan Paska Kecelakaan (Post Crash)
Pada khususnya, Kementerian Pekerjaan Umum berperan pada
PILAR -2 Jalan yang Berkeselamatan, yang mempunyai tanggung
jawab untuk menyediakan infrastruktur jalan yang berkeselamatan
dengan melakukan perbaikan pada tahap perencanaan, desain,
konstruksi dan operasional jalan, sehingga infrastruktur jalan yang
disediakan mampu mereduksi dan mengakomodir kesalahan dari
pengguna jalan.Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat No. 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan
Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional maka
diperlukan upaya peningkatan keselamatan jalan. Sejalan dengan
amanat UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Bina Marga memiliki
komitmen dalam mewujudkan penyelenggaraan jalan yang
berkeselamatan.
2. Maksud dan Maksud:
Tujuan untuk membantu Direktorat Jenderal Bina Marga cq Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VI dalam rangka melaksanakan
kegiatan audit keselamatan jalan untuk peningkatan keselamatan
Jalan.

Tujuan:
Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan Audit Keselamatan Jalan
di Lingkungan BBPJN VI dalam rangka menciptakan Jalan yang
Berkeselamatan dengan berusaha menyediakan infrastruktur jalan
yang berkeselamatan dengan melakukan perbaikan pada tahap
perencanaan, desain, konstruksi dan operasional jalan, sehingga

1
KAK BANGUJI 03 2017-[K] AKJ

infrastruktur jalan yang disediakan mampu mereduksi dan


mengakomodir kesalahan dari pengguna jalan.

3. Sasaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah


laporan kegiatan audit keselamatan jalan dan rencana penanganan
lokasi-lokasi rawan kecelakaan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
lokasi.

4. Lokasi Kegiatan Kegiatan ini dilakukan di lokasi pada ruas jalan Nasional di wilayah
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI.

5. Sumber Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Tahun Anggaran
Pendanaan 2017, DIPA Satker BBPJN VI sebesar 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah) termasuk PPN.

6. Nama dan Pengguna jasa kegiatan ini adalah PPK Pembangunan dan Pengujian,
Organisasi Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI, Direktorat Jenderal Bina
Pejabat Pembuat Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Komitmen

Data Penunjang1

7. Data Dasar 1. Data umum kontrak dan jadwal pelaksanaan pekerjaan;


2. Kondisi jalan nasional di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten,
hasil analisis IRMS;
3. Data lainnya yang dianggap perlu.

8. Standar Teknis Terkait perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan: teknis


geometrik, struktur perkerasan, struktur bangunan pelengkap,
pemanfaatan bagian-bagian jalan, manajemen dan rekayasa
lalulintas, dan penyediaan fasilitas perlengkapan keselamatan
jalan. Tata cara pelaksanaan Audit Keselamatan Jalan.

9. Studi – Studi a. DED Lokasi Rawan Kecelakaan;


Terdahulu b. Audit Keselamatan Jalan dan Perencanaan DED Lokasi Rawan
Kecelakaan;
c. Audit Keselamatan Jalan dan Penanganan Lokasi Rawan
Kecelakaan;
d. Penanganan Potensial Lokasi Rawan Kecelakaan dengan Audit.

10. Referensi Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004


tentang Jalan;
2. Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2006 tentang Jalan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2005 tentang Jalan Tol, yang telah diubah dengan Peraturan

1 Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

2
KAK BANGUJI 03 2017-[K] AKJ

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 tentang


Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 2005;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
7. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program
Dekade Aksi Keselamatan Jalan;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2010
tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011
tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan
Teknis Jalan;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011
tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
12. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan
Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional;
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014
tentang Rambu Lalu Lintas;
14. Peraturan Menteri Perhubungan NomorPM 34 Tahun 2014
tentang Marka Jalan;
15. Peraturan Menteri Perhubungan NomorPM 26 Tahun 2015
tentang Standar Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
16. Peraturan Menteri Perhubungan NomorPM 75 tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas;
17. Peraturan Menteri Perhubungan NomorPM 96 Tahun 2015
tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas;
18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 120 Tahun 2015
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Sub
Bidang Keselamatan Transportasi Darat dan Sub Bidang
Transportasi Perkotaan;
19. Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 02/IN/Db/2012
tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan;
20. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.7234/AJ.401/DRJD/2013 tentang Petunjuk Teknis
Perlengkapan Jalan;
21. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.1304/AJ.403/DJPD/2014 tentang Zona Selamat Sekolah
(ZoSS);
22. Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 2011-2035;
23. Panduan Konstruksi dan Bangunan Departemen Pekerjaan
Umum Nomor Pd T-17-2005-B tentang Audit Keselamatan Jalan.

3
KAK BANGUJI 03 2017-[K] AKJ

11. Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan ini, terdiri atas tahapan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data sekunder ruas jalan nasional di wilayah kerja
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI;
2. Identifikasi dan rekomendasi ruas jalan nasional di wilayah
kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI yang akan di
Audit Keselamatan Jalan (AKJ) terdiri dari 3 tahap yaitu AKJ
Tahap Konstruksi; AKJ Tahap Pre-Opening; AKJ Tahap Jalan
Eksisting;
3. Melakukan AKJ sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) ruas jalan
Nasional di wilayah kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
VI sesuai dengan Prosedur dan tahapan pelaksanaan audit
keselamatan jalan yang mengacu pada Panduan Konstruksi dan
Bangunan Departemen Pekerjaan Umum Nomor Pd T-17-2005-
B tentang Audit Keselamatan Jalan dan/atau ketentuan lainnya
yang berlaku di Direktorat Jenderal Bina Marga;
4. Team auditor yang melaksanakan AKJ sekurang-kurangnya
terdiri dari unsur Konsultan dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional VI, dan apabila diperlukan dapat ditambah dengan
Subdirektorat Lingkungan dan Keselamatan Jalan Direktorat
Jenderal Bina Marga dan/atau unsur lainnya yang dianggap
perlu;
5. Melaksanakan koordinasi dan/atau rapat-rapat dengan pihak-
pihak terkait disamping rapat-rapat yang telah ditetapkan dalam
tahapan pelaksanaan AKJ;
6. Menyusun rencana mutu kontrak (RMK), laporan pendahuluan,
laporan antara dan laporan akhir;
7. Melaksanakan rapat pembahasan laporan-laporan; dan
8. Melakukan kegiatan lainnya yang dianggap perlu dalam
menunjang pelaksanaan Audit Keselamatan Jalan (AKJ).

12. Keluaran2 Laporan identifikasi data, informasi serta rekomendasi teknis yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Audit Keselamatan Jalan
sebagai upaya peningkatan keselamatan jalan di lingkungan Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI sekurang-kurangnya pada 10
ruas jalan

13. Peralatan Bantuan asistensi oleh Pelaksana Kegiatan dari Pejabat Pembuat
Material, Personil Komitmen.
dan Fasilitas dari
Pejabat Pembuat
Komitmen

2 Dijelaskan pula keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain.

4
KAK BANGUJI 03 2017-[K] AKJ

14. Peralatan dan Seluruh peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
Material dari disediakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi sesuai dengan
Penyedia Jasa dokumen penawaran. Penyedia jasa harus menyediakan kantor
kerja secara mandiri.
Konsultansi
Peralatan yang harus disiapkan misalnya:
Kendaraan pendukung survey, alat safety standar, alat
komunikasi dan dokumentasi lapangan, dan alat pendukung
survey lainnya yang dibutuhkan guna kelancaran pelaksanaan Audit
Keselamatan Jalan.
Dalam melakukan survey, penyedia jasa harus menyediakan
akomodasi kepada personil penyedia jasa jika dibutuhkan.
Penyedia jasa wajib menyediakan ruang rapat dan konsumsi guna
membahas kegiatan yang dilakukan.
15. Lingkup Berwenang melakukan kegiatan sesuai kewenangan yang diberikan
Kewenangan Pejabat Pembuat Komitmen.
penyedia Jasa

16. Jangka Waktu Jangka waktu penyelesian kegiatan adalah selama 180 (seratus
penyelesaian delapan puluh) hari kalender sejak dikeluarkan SPMK.
Kegiatan

17. Personil Posisi Kualifikasi Jumlah


Pendidikan Keahlian3 Pengalam Orang
(Ijasah) (SKA) an Bidang Bulan
Jalan
dan/ atau
Jembatan
sejak
lulus S1
Tenaga Ahli:
Team Leader/ Ahli S1 Teknik Ahli Teknik 7 tahun 6 OB
Keselamatan Jalan Sipil Jalan Madya
Ahli Teknik Jalan S1 Teknik Ahli Teknik 5 tahun 6 OB
Sipil Jalan Muda
Ahli Teknik S1 Teknik Ahli Teknik 5 tahun 6 OB
Jembatan Sipil Jembatan
Muda
Ahli Geodesi S1Teknik Ahli Teknik 5 tahun 6 OB
Sipil/Teknik Jalan Muda
Geodesi

Asisten Tenaga Ahli :


Asisten Ahli Teknik S1 5 OB
Ja;an dan Jembatan
Asisten S1 5 OB
Keselamatan Jalan
Asisten Geodesi S1 5 OB

Tenaga Pendukung :
Sekretaris - 5 OB
Operator komputer - 5 OB

3 sebutkan sertifikat keahlian (bila diperlukan, untuk tenaga ahli teknik)

5
KAK BANGUJI 03 2017-[K] AKJ

Team Leader/Ahli Keselamatan Jalan


bertugas mengkoordinasikan seluruh rangkaian pekerjaan, dan
bertanggungjawab atas penyelesaian dan hasil pekerjaan, serta
melakukan penelitian dan analisis masalah dari aspek keselamatan
jalan secara menyeluruh.

Ahli Teknik Jalan


bertugas membantu Team Leader dalam hal analisa perkerasan
jalan. Memeriksa kemungkinan kerusakan kondisi perkerasan jalan
yang dapat berdampak pada keselamatan jalan.

Ahli Teknik Jembatan


bertugas membantu Team Leader dalam hal analisa jembatan.
Memeriksa kemungkinan kerusakan kondisi perkerasan jalan yang
dapat berdampak pada keselamatan jalan.

Ahli Geodesi
bertugas membantu Team Leader dalam melakukan survey
pemetaan, pengukuran kemiringan dan topografi sebagai bahan
evaluasi terhadap kesesuaian dengan DED, serta merekomendasikan
rencana perbaikan geometrik lokasi rawan kecelakaan apabila
dibutuhkan dan/atau melakukan penelitian dan analisis masalah
dalam aspek geometrik.

Asisten Tenaga Ahli


1 orang Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan dan Jembatan, 1 orang
Asisten Ahli Keselamatan Jalan dan 1 orang Asisten Geodesi yang
bertugas membantu Team Leader terutama pada tugas-tugas dari
masing-masing tenaga ahli.

Sekretaris
bertugas membantu Team Leader dalam hal kesekretariatan.

Operator Komputer
membantu Team Leader dalam menggambar teknik dan operasional
komputer sewaktu pengolahan data.

18. Jadwal Bulan Ke-


No. Kegiatan
Tahapan 1 2 3 4 5 6
pelaksanaan 1. Persiapan pelaksanaan (RMK dan
Kegiatan Laporan Pendahuluan)
2. Pelaksanaan survey, koordinasi
dan analisis
3. Hasil Kegiatan (Laporan akhir)

19. Laporan Laporan Rencana Mutu Kontrak sesuai dengan standar Permen PU
Rencana No. 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu.
Mutu Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
Kontrak

6
KAK BANGUJI 03 2017-[K] AKJ

20. Laporan Laporan Pendahuluan memuat identifikasi ruas yang akan diaudit
Pendahuluan serta persiapan pemeriksaan fisik jalan dan pemeriksaan dokumen
penyelenggaraan jalan, termasuk form audit yang akan digunakan.
Kebutuhan gambar dapat disesuaikan untuk setiap tahap pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

21. Laporan Tidak disyaratkan laporan bulanan


bulanan

22. Laporan Laporan Antara memuat hasil pemeriksaan fisik jalan dan
Antara pemeriksaan dokumen penyelenggaraan jalan. Kebutuhan gambar
dapat disesuaikan untuk setiap tahap pekerjaan.
Laporan Antara harus diserahkan selambat-lambatnya 120 (seratus
dua puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga)
buku.

23. Draft Draft laporan akhir memuat semua draft hasil pelaksanaan kegiatan
Laporan sesuai dengan yang disyaratkan dalam kontrak, yang akan dibahas
Akhir dalam rapat koordinasi.
Draft laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus lima
puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 4 (empat) buku.

24. Laporan Laporan Akhir memuat semua hasil pelaksanaan kegiatan audit
Akhir keselamatan jalan minimal sesuai dengan yang diisyaratkan dalam
kontrak. Kebutuhan gambar dapat disesuaikan untuk setiap tahap
pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 180 (seratus delapan
puluh hari) kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 4 (empat)
buku dan softcopy laporan dalam penyimpan flashdisk sebanyak 2
(dua) buah.

25. Produksi Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
dalam Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

26. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan
Kerjasama untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan
berikut harus dipatuhi:
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah beserta perubahannya.

27. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan yang


Pengumpulan disyaratkan oleh pengguna jasa (Pejabat Pembuat Komitmen)
data
lapangan

7
KAK BANGUJI 03 2017-[K] AKJ

28. Alih Jika diperlukan, Penyedia jasa Konsultansi berkewajiban untuk


Pengetahuan menyelenggarakan pertemuan, koordinasi dan pembahasan dalam
rangka alih pengetahuan kepada personil PPK Pembangunan dan
Pengujian

Mengetahui/Menyetujui
Kepala Satuan Kerja

001

Anda mungkin juga menyukai