Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN DOKUMEN ANDALALIN


PROVINSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

1) Latar Belakang UU Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan menjelaskan
tujuan dari perlunya transportasi jalan yakni untuk mewujudkan lalu
lintas dan angkutan jalan dengan selamat , aman, cepat, lancar, tertib dan
teratur serta nyaman dan efisien untuk menunjang pemerataan,
pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong dan penggerak serta
menunjang pembangunan nasional.

Pengembangan jalan merupakan salah satu bentuk prasarana


transportasi yang memiliki peran penting dalam perkembangan sosial
ekonomi wilayah. Pada tahap awal, infrastruktur jalan mampu membuka
keter-isolasi-an daerah untuk mendukung pertumbuhan. Pada tahap
selanjutnya infrastruktur jalan akan dibutuhkan untuk melayani
tuntutan akibat pergerakan akibat pertumbuhan ekonomi di wilayah
tersebut.

Untuk mendukung kinerja jaringan jalan pada ruas jalan nasional di


Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, infrastruktur jalan
membutuhkan peningkatan seperti pembangunan infrastruktur jalan
layang (flyover), lintas bawah (underpass).

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2015


tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas Pasal 5 ayat 2
bahwa “Rencana pembangunan infrastruktur jalan layang (flyover), lintas
bawah (underpass) dan/atau terowongan (tunnel) wajib dilakukan
Analisis Dampak Lalu Lintas apabila jalan layang (flyover) dan/atau lintas
bawah (underpass) dan/atau terowongan (tunnel) merupakan jalan
akses dari/ke jalan eksisting”, maka Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional VII bermaksud melakukan penyusunan dokumen Analisis
Dampak Lalu Lintas yang akan digunakan sebagai bahan masukan untuk
penyusunan disain rinci teknis.

2) Maksud Dan Maksud dilaksanakannya Penyusunan Dokumen Analisis Dampak Lalu


Tujuan Lintas (ANDALALIN) Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta adalah:
• Merumuskan kebijakan dan langkah–langkah manajemen dan rekayasa
lalu lintas yang dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi dampak lalu
lintas yang akan ditimbulkan akibat pembangunan flyover dan
underpass.
• Mengidentifikasi dampak lalu lintas yang timbul akibat rencana
usaha/kegiatan.
2

• Melakukan rekayasa terhadap dampak yang ditimbulkan oleh rencana


usaha/kegiatan terhadap lalu lintas.
Tujuan dari Penyusunan Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas Provinsi
Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta adalah :
a. Sebagai tindak lanjut Pasal 93 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa “Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas dilaksanakan untuk mengoptimalkan penggunaan
jaringan Jalan dan gerakan Lalu Lintas dalam rangka menjamin
Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan”

b. Untuk memenuhi Pasal 2 ayat b Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun


2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas bahwa “Kegiatan manajemen dan
rekayasa lalu lintas merupakan tanggung jawab menteri yang
bertanggung jawab di bidang jalan untuk jalan nasional”

c. Tujuan dari Penyusunan Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas adalah


untuk memperoleh pedoman pengelolaan lalu lintas yang akan menjadi
acuan kegiatan pembangunan infrastruktur jalan layang (flyover), lintas
bawah (underpass) dan terowongan (tunnel), sehingga dapat
meminimalisir/ menghilangkan dampak terhadap lalu lintas dari
rencana kegiatan dimaksud.

d. Lingkup Wilayah Kajian


Lingkup wilayah kajian adalah 1 (satu) flyover dan 2 (dua) Underpass di
provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

3) Sasaran Sasaran dari Penyusunan Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas Provinsi
Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta adalah :
1. Tersusunnya Dokumen Andalalin, 1 (satu) flyover dan 2 (dua)
Underpass di provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.
2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang manajemen lalu
lintas kegiatan Pembangunan infrastruktur jalan layang (flyover), lintas
bawah (underpass) dan terowongan (tunnel) tersebut diatas.

4) Lokasi Kegiatan Lokasi Kegiatan Penyusunan Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas
Provinsi Jawa Tengah yaitu 1 (satu) flyover Akses Bandara Ahmad Yani di
Kota Semarang, 1 (satu) Underpass Karangsawah di Kabupaten Brebes dan
1 (satu) Underpass Akses Bandara NYIA (New Yogyakarta International
Airport) di Kabupaten Kulonprogo.

5) Sumber Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Tahun Anggaran 2018.
Pendanaan Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih pagu Rp
850.000.000,- (Delapan Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) termasuk PPN.
3

6) Nama Dan Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Pemantauan,


Organisasi Satuan Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII, Direktorat
Pejabat Pembuat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Komitmen Rakyat.

7) Data Dasar Untuk mendukung Penyusunan Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas
Provinsi Jawa Tengah diperlukan data-data sebagai berikut:
a. Data Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)
b. Data Leger Jalan jika tersedia
c. Data Studi Kelayakan dan Data Disain Perencanaan

8) Standar Teknis Norma, Standar, Pedoman, Manual, dan Kriteria yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga serta Instansi lain yang terkait dengan
Analisis Dampak Lalu Lintas.

9) Studi – Studi -
Terdahulu

10) Referensi Hukum Landasan hukum peraturan perundangan:


• Undang – Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
• Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
• Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
• Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
• Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan
Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 19/PRT/M/2011 tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2012 tentang
Pedoman Peran Masyarakat dalam Penyelenggaraan Jalan
• Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas
• Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75
tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas
• Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 11 tahun 2017 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75
tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas
• Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat SK.
2012/KP.108/DRJD/2015 tentang Kompetensi Penyusunan Analisis
Dampak Lalu-Lintas
4

11) Lingkup Kegiatan a. Lingkup Kegiatan


Lingkup kegiatan Penyusunan Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas
Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta ini dilaksanakan dengan
perincian kegiatan sebagai berikut:
1. Persiapan dan Mobilisasi
a. Konsultan harus membuat Rencana Kerja Terinci mengenai
semua tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Rencana kerja
ini akan digunakan sebagai acuan bagi pengguna jasa untuk
melakukan pemantauan kemajuan pekerjaan.
b. Kebutuhan personil maupun peralatan-peralatan dan data
pendukung disusun dengan baik sesuai Rencana Kerja sehingga
pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu
2. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan dan pengolahan data-data sekunder maupun primer yang
dibutuhkan seperti tercantum dalam butir 25.
3. Melakukan analisis kondisi lalu lintas dan angkutan jalan, analisis
bangkitan/tarikan lalu lintas dan angkutan jalan, analisis distribusi
perjalanan, analisis pemilihan moda, analisis pembebanan
perjalanan.

4. Penyusunan Analisis Dampak Lalu Lintas

Menyusun Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas yang


persyaratannya mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan
No. 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu
Lintas berikut perubahannya yang meliputi simulasi kinerja lalu
lintas, rekomendasi dan rencana implementasi penanganan
dampak, rincian tanggung jawab pemerintah dan pemrakarsa serta
rencana pemantauan dan evaluasi.

5. Pengajuan Penilaian Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas dan


Rekomendasi.
Melaksanakan pembahasan atau asistensi :
- Presentasi Laporan Pekerjaan kepada pihak pengguna jasa
(BBPJN VII) untuk mendapatkan masukan sebelum dilakukan
pembahasan dengan Tim Evaluasi. Dilakukan sebanyak 3 kali
pertemuan
- Pembahasan di Kementerian Perhubungan dengan Tim
Evaluasi yang dibentuk oleh Menteri Perhubungan terhadap
hasil Analisis Dampak Lalu Lintas dan penilaian rekomendasi
yang diusulkan dalam hasil Analisis Dampak Lalu Lintas.
Selanjutnya, usulan persetujuan hasil Analisis Dampak Lalu
Lintas tersebut akan diajukan oleh Tim Evaluasi kepada
Menteri Perhubungan.
5

b. Lingkup Wilayah Kajian


Lingkup wilayah kajian adalah
✓ Flyover Akses Bandara Ahmad Yani di Kota Semarang,
✓ Underpass Karangsawah (persimpangan tak sebidang dengan
perlintasan kereta api) di Kabupaten Brebes
✓ Underpass Akses Bandara NYIA (New Yogyakarta International
Airport) di Kabupaten Kulonprogo

12) Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah tersedianya Dokumen
Analisis Dampak Lalu Lintas untuk 1 (satu) flyover dan 2 (dua) Underpass
yang telah diajukan untuk mendapatkan persetujuan Menteri
Perhubungan.

13) Peralatan, Penyediaan oleh pengguna jasa


Material, − Laporan dan Data : ada
Personil Dan − Akomodasi dan Ruangan Kantor : tidak ada
Fasilitas Dari − Staf Pengawas/Pendamping
PejabatPembuat Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak
Komitmen sebagai pengawas atau Project Officer (PO) dalam rangka pelaksanaan
kegiatan jasa konsultansi.
− Fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan oleh
penyedia jasa : tidak ada
− Peralatan Survai sebagaimana dimaksud dalam lingkup kegiatan diatas
yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan oleh penyedia
jasa : tidak ada

14) Peralatan Dan Peralatan dan material yang harus disediakan oleh penyedia jasa untuk
Material Dari pekerjaan ini meliputi :
Penyedia Jasa − PC/Laptop (sewa).
Konsultansi − Printer (sewa).
− Kendaraan roda empat (sewa).
− Kantor Proyek (sewa).
− Meja dan Kursi Kerja dan Rapat (sewa).
− Mesin Fotocopy (sewa).

15) Lingkup Penyedia jasa berwenang menentukan metodologi yang dianggap paling
Kewenangan baik dan sesuai untuk menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan.
Penyedia Jasa
Penyedia Jasa dapat mengatur penugasan tenaga ahli sesuai
kebutuhannya dengan cermat yang disesuaikan dengan jadwal setiap
tahap kegiatan dan waktu yang tersedia sehingga seluruh sumber daya
yang ada dimanfaatkan secara maksimal untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan hasil yang baik dan tepat waktu.
6

Konsultan harus membuat Rencana Kerja Terinci mengenai semua tahapan


kegiatan yang akan dilaksanakan. Rencana kerja ini akan digunakan
sebagai acuan bagi pengguna jasa untuk melakukan pemantauan kemajuan
pekerjaan

Pengguna Jasa sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dapat
melimpahkan sebagian kewenangannya kepada Penyedia Jasa untuk
mewakili kepentingannya dalam pekerjaan ini antara lain ijin memperoleh
validitas data ke lembaga / instansi terkait, melakukan Survai dan
melakukan koordinasi dengan Instansi terkait Analisis Dampak Lalu Lintas.
Dengan adanya pelimpahan kewenangan ini, maka Penyedia Jasa dapat
melaksanakan tugasnya dengan efisien dan optimal.

16) Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan dokumen Analisis Dampak
Penyelesaian Lalu Lintas ini diperkirakan 3 (tiga) bulan/ 90 (sembilan puluh) hari
Kegiatan kalender.

17) Tenaga Ahli Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini terdiri dari
7 (tujuh) orang tenaga ahli yang berpengalaman dengan total jumlah orang-
bulan (man-month) sebanyak 21 (dua puluh satu) OB, dengan komposisi
sebagai berikut:

Pengala Jml
Posisi man Org Total
No SKA Pendidikan
Tim sesuai OB
SKA
1 Ketua Tim/ Teknik Jalan S1 T.Sipil 3 Tahun 1 3
Ahli Teknik - Madya /Transportas
Jalan i/ Planologi
2 Ahli Teknik Jalan S1 T.Sipil 3 Tahun 2 6
Manajemen - Muda
dan
Rekayasa
Lalu Lintas
3 Ahli Teknik Jalan S1 T.Sipil 3 Tahun 2 6
Pemodelan - Muda
Transportasi
4 Ahli Teknik S1 T.Sipil 3 Tahun 1 3
Keselamatan Jalan-Muda
Jalan
5 Ahli Sosial - S1 Fisipol/ 3 Tahun 1 3
Ekonomi Pertanian/
Sosial
Ekonomi

1. Ketua Tim
Mempunyai SKA Teknik Jalan dari LPJK dengan jumlah Orang Bulan
7

sebesar 3 (tiga) OB. Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik


Strata 1 (S1) atau yang lebih tinggi Jurusan Teknik Sipil/
Transportasi/ Planologi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus
ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi
dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan penyusunan
Analisis Dampak Lalu Lintas sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan
telah memiliki sertifikat kompetensi penyusun Analisis Dampak Lalu
Lintas. Diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK dan telah mempunyai
pengalaman sebagai ketua tim. Sebagai ketua tim, tugas utamanya
adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim
kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
2. Tenaga Ahli Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas – 2 orang
Mempunyai SKA Teknik Jalan dari LPJK dengan jumlah Orang Bulan
masing-masing sebesar 3 (tiga) OB. Tenaga ahli yang disyaratkan
adalah Sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan di bidang transportasi/ lalu lintas jalan
selama 3 (tiga) tahun.
3. Tenaga Ahli Pemodelan Transportasi – 2 orang
Mempunyai SKA Teknik Jalan dari LPJK dengan jumlah Orang Bulan
masing-masing sebesar 3 (tiga) OB. Tenaga ahli yang disyaratkan
adalah Sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan di bidang transportasi/ lalu lintas jalan
selama 3 (tiga) tahun.
4. Tenaga Ahli Keselamatan Jalan – 1 orang
Jumlah Orang Bulan sebesar 3 (tiga) OB. Tenaga ahli yang disyaratkan
adalah Sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan di bidang transportasi/ lalu lintas jalan
selama 3 (tiga) tahun. Pernah mengikuti pelatihan keselamatan jalan
(road safety). Diutamakan memiliki SKA Keselamatan Jalan.

5. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi – 1 orang


8

Jumlah Orang Bulan sebesar 3 (tiga) OB. Tenaga ahli yang disyaratkan
adalah Sarjana Fisipol Strata 1 (S1) Jurusan Sosial/ Sosiologi/
Antropologi / Kesejahteraan Sosial / Komunikasi atau Sarjana
Pertanian Strata 1 (S1) Sosial Ekonomi atau yang setara lulusan
universitas /perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi, dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan sosial dibidang jalan selama 3 (tiga) tahun.

Dalam melakukan kegiatan, personil tenaga ahli ini dapat dibantu oleh
Asisten Tenaga Ahli dan tenaga pendukung lainnya. Asisten Tenaga Ahli
yang disyaratkan adalah Sarjana Strata 1 (S1) dengan pengalaman jasa
konsultansi profesional dibidangnya sampai dengan 2 (dua) tahun atau
pendidikan Akademi Diploma (D3) dengan pengalaman jasa konsultansi
profesional dibidangnya sampai dengan 3 (tiga) tahun. Adapun asisten
tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang diperlukan dengan total
orang bulan (OB) sebesar 21 (dua puluh satu) OB adalah sebagai berikut.
• Asisten Tenaga Ahli:
2 (dua) orang asisten ahli manajemen dan rekayasa lalu lintas (6 OB);
2 (dua) orang asisten ahli pemodelan transportasi (6 OB);
• Tenaga Pendukung Lainnya
1 (satu) orang sekretaris (3 OB);
1 (satu) orang operator komputer (3 OB);
1 (satu) orang office boy (3 OB);
9

18) Jadwal Tahapan


No JenisKegiatan
Pelaksanaan 1 2 3
Kegiatan 1 Persiapan
a. Mobilisasi
b. Studi Pustaka
2 Survai/Pengumpulan Data
Primer/ Sekunder dan
Analisa Data
3 Penyusunan Dokumen
Analisis Dampak Lalu Lintas
4 Penilaian Hasil Analisis
Dampak Lalu Lintas dan
Perbaikan
5 Presentasi Laporan Pekerjaan
kepada Pengguna Jasa
6 Penilaian Rekomendasi yang
Diusulkan dalam Hasil
Analisis Dampak Lalu Lintas
7 Pelaporan
- Laporan Pendahuluan dan
RMK
- Laporan Antara
- Laporan Akhir

19) Laporan Laporan Pendahuluan, berisi perencanaan dan metode analisis dampak lalu
Pendahuluan lintas:

1) Penjelasan rencana pembangunan baru atau pengembangan


2) Cakupan wilayah kajian berdasarkan rencana pembangunan baru atau
pengembangan
3) Perkiraan transportasi yang digunakan seperti bangkitan/ tarikan lalu
lintas, distribusi perjalanan, pemilihan moda, pembebanan dan akses.
4) Penetapan tahun sebagai dasar analisis
5) Periode analisis paling sedikit 5 (lima) tahun
6) Kebutuhan pengumpulan data lalu lintas
7) Karakteristik dan intensitas tata guna lahan eksisting maupun kondisi
yang akan datang
8) Metodologi penyusunan dokumen hasil analisis dampak lalu lintas
9) Jadual penugasan tenaga ahli
10) Jadual kegiatan penyedia jasa, dll
11) Dokumentasi Survei Pendahuluan.
Laporan pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
/ 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal mulai kerja sesuai SPMK,
10

yang dibuat dalam 1 (satu) buku laporan yang berjumlah 1 (satu) dokumen
asli dan 2 (dua) rekaman.

Rencana Mutu Kontrak (RMK)


Rencana Mutu Kontrak adalah dokumen yang dibuat oleh Penyedia yang
memerincikan proses untuk menunjukkan kemampuan organisasi dalam
mengerahkan sumberdayanya guna mencapai tujuan pada suatu proyek,
proses atau produk dengan menggunakan Sistem Manajemen Mutu BBPJN
VII. RMK diserahkan sebanyak 1 (satu) dokumen asli dan 2 (dua) rekaman
selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal mulai kerja
sesuai SPMK.
20) Laporan Antara Laporan Antara berisi laporan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam
kurun waktu 60 (enam puluh) hari pertama, dan harus diserahkan
selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sejak tanggal mulai
kerja sesuai SPMK, yang dibuat dalam 1 (satu) buku laporan yang berjumlah
1 (satu) dokumen asli dan 2 (dua) rekaman.
21) Laporan Akhir Laporan Akhir harus diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan
puluh) hari kalender sejak tanggal mulai kerja sesuai SPMK, dalam bentuk
1 (satu) buku laporan dan masing-masing 1 (satu) dokumen asli dan 2 (dua)
rekaman. Laporan akhir berisi penjelasan rangkaian kegiatan secara
keseluruhan berikut hasil-hasilnya, serta penjabaran dokumen Analisis
Dampak Lalu Lintas.

Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas menjadi lampiran dalam Laporan


Akhir yang dibuat dalam 3 (tiga) buku laporan dan diserahkan masing-
masing sebanyak 1 (satu) dokumen asli dan 4 (empat) rekaman.

1) Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas

Dokumen analisis dampak lalu lintas untuk 1 (satu) Flyover dan 2 (dua)
Underpass merupakan dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas yang telah
diajukan untuk mendapatkan persetujuan Menteri/ Gubernur/ Bupati/
Walikota sesuai kewenangannya.

Semua laporan dan Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas Final diserahkan
kepada Pengguna Jasa dalam bentuk softcopy yang tersimpan dalam USB
Portable sebanyak 1 (satu) buah. File terdiri File Microsoft Words (*.doc)
dan File Portable Document Format (.PDF) hasil scan dokumen.

22) Produksi Dalam Mengacu pada dokumen pengadaan.


Negeri
23) Persyaratan Ditentukan dalam dokumen pengadaan.
Kerjasama
24) Pedoman 1. Konsultan dapat menggunakan data dasar yang disebutkan dalam butir
Pengumpulan 7 dan data sekunder untuk penyusunan Analisis Dampak Lalu Lintas.
Data Lapangan
11

2. Melakukan konsultasi, koordinasi dan evaluasi dengan pengguna jasa


dalam hal ini Bidang Perencanaan dan Pemantauan, Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional VII, Ditjen Bina Marga sesuai dengan jadwal
kegiatan yang telah ditetapkan dan difasilitasi oleh Project Officer (PO)
3. Melaksanakan koordinasi dengan stakeholder terkait Analisis Dampak
Lalu Lintas dan melakukan kegiatan survai lapangan untuk
mendapatkan data primer dan data sekunder, serta data terkait lainnya.
4. Survai lapangan yang harus dilaksanakan antara lain:
a. Survei pendahuluan
Tujuan survei pendahuluan ini adalah untuk melakukan identifikasi
daerah kajian dan membandingkannya dengan data sekunder yang
diperoleh untuk dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan
metode analisis dampak lalu lintas.
b. Survei Kondisi Prasarana Jalan meliputi:
- Geometrik Jalan
- Perkerasan Jalan
- Dimensi Potongan melintang Jalan
- Fungsi, Status dan Kelas Jalan
- Perlengkapan Jalan
c. Survei Kondisi Lalu Lintas eksisting meliputi:
- Data Historis Volume Lalu Lintas,
- Volume Gerakan Membelok
- Tundaan Membelok
- Panjang Antrian
- Kecepatan Rata-rata kendaraan
- Waktu Perjalanan
- Okupansi Jalan
- Data penumpang angkutan umum, pejalan kaki dan pesepeda
Survei perhitungan volume lalu lintas pada ruas dan persimpangan
jalan di dalam dan di luar kawasan yang menjadi akses
keluar/masuk menuju daerah kajian.
- Jenis survei adalah classified traffic counting, dimana kendaraan
yang disurvei harus diklasifikasikan berdasarkan ukuran dan
jenisnya;
- Lokasi dan jumlah titik secara umum harus mencakup daerah
kajian berikut rencana pengembangan daerah kedepannya dan
disesuaikan dengan kebutuhan analisis yang diperlukan.
- Untuk setiap lokasi titik survei dilakukan survei selama 3 (tiga)
hari kerja.

d. Survei Kondisi Angkutan Jalan meliputi:


- Jaringan trayek
- Factor muat
- Jenis kendaraan
12

- Waktu tunggu dan kecepatan perjalanan

Survei Waktu dan Kecepatan Perjalanan (Travel Time and Speed


Survei)
- Pencatatan waktu tempuh suatu kendaraan dari satu titik asal
(origin node) ke titik tujuan perjalanan (destination node) pada
sejumlah ruas jalan yang mewakili;
- Dalam lingkup survei kecepatan perjalanan, aktifitas yang
dilaksanakan adalah mencatat waktu rata-rata yang diperlukan
oleh kendaraan untuk melakukan perjalanan pada rute-rute
tertentu, serta mencatat kelambatan/hambatan perjalanan
yang dialami mencakup lokasi, durasi, dan sebab-sebab
terjadinya kelambatan/hambatan.
- Survei dilakukan pada 2 periode waktu, yakni jam sibuk pagi
dan jam sibuk sore masing-masing sebanyak 2 PP.
- Survei dilaksanakan pada sejumlah ruas di wilayah kajian yang
dianggap mewakili dimana jumlah rute survei akan disesuaikan
dengan kebutuhan analisis yang diperlukan dalam kajian ini.

25) Alih Pengetahuan Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus
mengadakan diskusi terkait dengan substansi pelaksanaan kegiatan dalam
rangka alih pengetahuan kepada staf terkait.

Anda mungkin juga menyukai