Bab V

BAB V
EVALUASI KINERJA BIDANG

MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS
A. LATAR BELAKANG
Rekayasa lalu lintas adalah suatu penanganan yang berkaitan dengan

perencanaan, perancangan geometrik dan operasi lalu lintas jalan serta
jaringannya, terminal, penggunaan lahan serta keterkaitan dengan moda
transportasi lainnya.
Dalam kehidupan manusia, jaringan jalan diibaratkan sebagai urat nadi yang
mengalirkan darah keseluruh tubuh. Jaringan jalan mengalirkan setiap
kebutuhan–kebutuhan yang diperlukan oleh semua manusia di seluruh
wilayah.
Salatiga merupakan Kota yang berada di Wilayah Jawa Tengah, dimana

Salatiga merupakan jalur perlintasan antar provinsi dari Semarang menuju
Solo. Ruas jalan yang berada di Kota Salatiga menurut status jalan terdiri
dari jalan Nasional dan jalan Kota. Di Kota Salatiga memiliki 1 ruas jalan
nasional dan 147 ruas jalan kota. Total keseluruhan panjang jalan ialah
337.457,45 meter.
Keberadaan prasarana (transportasi) di wilayah Kota Salatiga dipengaruhi

oleh perkembangan lalu lintas. Pertumbuhan jumlah atau volume kendaraan
adalah salah satu faktor yang memperlihatkan bahwa jumlah atau volume
kendaraan yang terdaftar dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Dari tahun ke tahun, dapat kita lihat peningkatan volume lalu lintas yang
melintasi jalur ini, seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan di Kota
Salatiga. Oleh karena itu, perlu adanya peninjauan kembali untuk
mengetahui kesesuaian antara kondisi jalan dan kondisi lalu lintas.
POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

TIM PKL KOTA SALATIGA 2017/STTD/ANGKATAN XXXVII V- 1
Untuk itu perlu adanya manajemen dan rekayasa lalu lintas yang berkaitan
dengan proses perencanaan desain prasarana lalu lintas dan survei lalu
lintas. Tujuan kegiatan ini diarahkan untuk dapat mengevaluasi kinerja ruas
dan simpang, mencapai keselamatan lalu lintas, efisien dan efektif dalam
penggunaan ruang lalu lintas.
B. KARAKTERISTIK JALAN DAN LALU LINTAS

1. Pola Jaringan Jalan
Jaringan jalan yang terdapat di Kota Salatiga (Wilayah Studi) memiliki
pola membentuk Grid dan pola Ring-Linear dan merupakan pergerakan
regional. Dari bentuk jaringan jalan seperti itu, menunjukkan pola jalan
yang memiliki banyak persimpangan dengan difokuskan pada
persimpangan yang memotong jalan Nasional dan jalan Kota pada daerah
CBD.
2. Hieraki alan
Jalan-jalan yang dibatasi untuk wilayah studi adalah jalan arteri primer,
arterti sekunder, kolektor sekunder, dan lokal yang dilalui angkutan
umum. Hal ini dikarenakan ruas jalan tersebut sangat berpengaruh pada
kinerja lalu lintas di Kota Salatiga.
Jalan menurut statusnyadibagi menjadi dua, yaitu:
1. Jalan Nasional, dengan panjang ruas jalan 11.550 m;
2. Jalan Kota, dengan panjang ruas jalan 91.096 m

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Salatiga 2017
Gambar V.1 Peta Jaringan Jalan Wilayah Kota Salatiga (wilayah studi)
Berdasarkan Status

Berdasarkan statusnya, jaringan jalan di Kota Salatiga terbagi atas 1 ruas
jalan nasional dan 147 ruas jalan kota. Ruas jalan yang dikaji berdasarkan
statusnya yaitu, 1 ruas jalan nasional dan 97 ruas jalan provinsi.
Sementara berdasarkan fungsinya, jaringan jalan di Kota Salatiga terbagi
atas 1 ruas jalan arteri primer, 7 ruas jalan arteri sekunder, 81 ruas jalan
kolektor sekunder, 59 ruas jalan lokal. Tipe perkerasan jalan di Kota
Salatiga yaitu sebagian besar aspal dan beberapa ruas jalan
menggunakan beton. Ruas jalan yang dikaji berdasarkan fungsinya, yaitu
1 ruas jalan arteri primer, 7 ruas arteri sekunder, 81 ruas jalan kolektor
sekunder, dan 9 ruas jalan lokal.

Gambar V.2 Peta Jaringan Jalan Wilayah Kota Salatiga (wilayah studi)
Berdasarkan Fungsi

Tabel V.1 Daftar Nama Jalan di Wilayah Kota Salatiga (wilayah studi)
No. NAMA JALAN STATUS JALAN FUNGSI JALAN LINK JALAN PANJANG JALAN
1 JL LINGKAR SALATIGA I NASIONAL ARTERI PRIMER 1801 - 1701 2200
2 JL LINGKAR SALATIGA II NASIONAL ARTERI PRIMER 1701 - 1702 800
3 JL LINGKAR SALATIGA III NASIONAL ARTERI PRIMER 1702 -805 1400
4 JL LINGKAR SALATIGA IV NASIONAL ARTERI PRIMER 805 - 1703 850
5 JL LINGKAR SALATIGA V NASIONAL ARTERI PRIMER 1703 - 1601 2100
6 JL LINGKAR SALATIGA VI NASIONAL ARTERI PRIMER 1601 - 1604 1800
7 JL LINGKAR SALATIGA VII NASIONAL ARTERI PRIMER 1604 - 1502 600
8 JL LINGKAR SALATIGA VIII NASIONAL ARTERI PRIMER 1502 - 1305 1400
9 JL LINGKAR SALATIGA IX NASIONAL ARTERI PRIMER 1305 - 1304 400
10 JL FATMAWATI I KOTA ARTERI SEKUNDER KELUAR - 1801 300
11 JL FATMAWATI II KOTA ARTERI SEKUNDER 1801 - 901 2600
12 JL DIPONEGORO I KOTA ARTERI SEKUNDER 901 - 904 850
13 JL DIPONEGORO II KOTA ARTERI SEKUNDER 904 - 905 450
14 JL DIPONEGORO III KOTA ARTERI SEKUNDER 905 - 119 350
15 JL DIPONEGORO IV KOTA ARTERI SEKUNDER 119 - 120 300
16 JL DIPONEGORO V KOTA ARTERI SEKUNDER 120 - 121 170
17 JL DIPONEGORO VI KOTA ARTERI SEKUNDER 121 - 122 140
18 JL JENDRAL SUDIRMAN I KOTA ARTERI SEKUNDER 122 - 110 130
19 JL JENDRAL SUDIRMAN II KOTA ARTERI SEKUNDER 110 - 111 350
20 JL JENDRAL SUDIRMAN III KOTA ARTERI SEKUNDER 111 - 112 120
21 JL JENDRAL SUDIRMAN IV KOTA ARTERI SEKUNDER 112 - 113 100
22 JL JENDRAL SUDIRMAN V KOTA ARTERI SEKUNDER 113 - 114 88
23 JL JENDRAL SUDIRMAN VI KOTA ARTERI SEKUNDER 114 - 115 62
24 JL JENDRAL SUDIRMAN VII KOTA ARTERI SEKUNDER 115 - 601 600
25 JL JENDRAL SUDIRMAN VIII KOTA ARTERI SEKUNDER 601 - 701 600
26 JL JENDRAL SUDIRMAN IX KOTA ARTERI SEKUNDER 701 - 702 300
27 JL JENDRAL SUDIRMAN X KOTA ARTERI SEKUNDER 702 - 1302 1100
28 JL WAHID HASYIM KOTA ARTERI SEKUNDER 905 - 906 350
29 JL OSAMALIKI I KOTA ARTERI SEKUNDER 906 - 302 650
30 JL OSAMALIKI II KOTA ARTERI SEKUNDER 302 - 303 96
31 JL OSAMALIKI III KOTA ARTERI SEKUNDER 303 - 304 250
32 JL OSAMALIKI IV KOTA ARTERI SEKUNDER 304 - 107 650
33 JL OSAMALIKI V KOTA ARTERI SEKUNDER 107 - 305 91
34 JL VETERAN I KOTA ARTERI SEKUNDER 305 - 202 450
35 JL VETERAN II KOTA ARTERI SEKUNDER 202 - 701 1100
36 JL SOEKARNO-HATTA I KOTA ARTERI SEKUNDER 1301 - 1302 750
37 JL SOEKARNO-HATTA II KOTA ARTERI SEKUNDER 1302- 1305 270
38 JL SOEKARNO-HATTA III KOTA ARTERI SEKUNDER 1305 - 1306 280
39 JL SOEKARNO-HATTA IV KOTA ARTERI SEKUNDER 1306 - KELUAR 940
40 JL KI PENJAWI I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 901 - 902 240
41 JL KI PENJAWI II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 902 - 903 950
42 JL MUTIARA I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER KELUAR - 903 1900
43 JL MUTIARA II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 903 - 1002 1850
44 JL CEMARA KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 902 - 402 690
45 JL TUREN KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 904 - 402 270
46 JL DOMAS-KEMIRI KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 402 - 403 1120
47 JL YOS SUDARSO KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 117 - 404 450
48 JL PATIMURA I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 122 - 123 240
49 JL PATIMURA II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 123 - 404 190
50 JL PATIMURA III KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 404 - 403 550
51 JL PATIMURA IV KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 403 - 1001 1100
52 JL PATIMURA V KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1001 - 1002 280
53 JL PATIMURA VI KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1002 - KELUAR 400
54 JL BATU TULIS-KI GETAS KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1002 - KELUAR 1000
55 JL PEMUDA KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 122 - 124 100
56 JL TAMAN SARI I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 124 - 125 100
57 JL TAMAN SARI II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 125 - 110 110
58 JL BUK SULING I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 123 - 507 170
59 JL BUK SULING II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 507 - 501 130
60 JL NYAI KOPEK KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 509 - 501 250
61 JL BENOYO KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 501 - 502 850

62 JL CANDEN KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 502 - 503 400
63 JL SETRO KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 503 - KELUAR 500
64 JL BUTUH-TEGAL REJO KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 504 - 503 1100
65 JL TAMAN PAHLAWAN I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 110 - 501 300
66 JL TAMAN PAHLAWAN II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 501 - 504 280
67 JL DR MUWARDI I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 504 - 505 260
68 JL DR MUWARDI II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 505 - 506 140
69 JL DR MUWARDI III KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 506 - 601 800
70 JL NAGGULAN-MARDTOMO KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 506 - 1201 2000
71 JL MARDITOMO KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1201 - KELUAR 870
72 JL ARGO TUNGGAL KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 701 - 1101 900
73 JL TRITIS ASRI KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1101 - 1201 450
74 JL ARGO PRATIWI-TRITIS REJO KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1101 - 1202 1800
75 JL JOKO TINGKIR I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1302 - 1202 450
76 JL JOKO TINGKIR II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1202 - 1303 430
77 JL TINGKIR RAY A I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1301 - 1303 210
78 JL TINGKIR RAY A II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1303 - 1306 1700
79 JL KARTINI I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 906 - 118 142
80 JL KARTINI II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 118 - 103 460
81 JL MONGINSIDI KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 118 - 119 386
82 JL PROF M. Y AMIN I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 103 - 109 170
83 JL PROF M. Y AMIN II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 109 - 121 160
84 JL LANGENSUKO KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 109 - 110 230
85 JL LAKSDA ADISUCIPTO I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 103 - 102 170
86 JL LAKSDA ADISUCIPTO II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 102 - 101 268
87 JL PANCASILA I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 101 - 106 70
88 JL PANCASILA II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 106 - 107 400
89 JL PANCASILA III KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 107 - 108 120
90 JL PANCASILA IV KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 108 - 101 400
91 JL PEMOTONGAN I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 111 - 104 98
92 JL PEMOTONGAN II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 104 - 103 513
93 JL SUKOWATI I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 113 - 105 188
94 JL SUKOWATI II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 105 - 106 300
95 JL KESAMBI KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 105 - 104 200
96 JL JEND A. Y ANI I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 115 - 116 190
97 JL. JEND A. Y ANI II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 116 - 117 650
98 JL SEMERU KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 116 - 105 290
99 JL BRIGJEN SUDIARTO KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 117 - 107 450
100 JL TENTARA PELAJAR KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 303 - 108 320
101 JL IMAM BONJOL I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 906 - 907 550
102 JL IMAM BONJOL II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 907 - 908 600
103 JL IMAM BONJOL III KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 908 -909 160
104 JL IMAM BONJOL IV KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 909 - 1702 800
105 JL IMAM BONJOL V KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1702 - KELUAR 450
106 JL ATMO SUHARJAN KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 906 - 905 550
107 JL ABDUL WAHID-BANGAU KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 909 - 301 1940
108 JL MERAK KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 304 - 301 800
109 JL NAKULA SADEWA I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 301 - 802 600
110 JL NAKULA SADEWA II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 802 - 801 300
111 JL BISMA KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 802 - 805 1200
112 JL Y UDHISTIRA KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 801 - 804 450
113 JL DEWI KUNTI-BISMA KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 801 - 803 1200
114 JL PARIKESIT KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 804 - 307 1700
115 JL ARJUNA I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 801 - 803 500
116 JL ARJUNA II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 803 - 806 400
117 JL HASSANUDIN I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 305 - 806 800
118 JL HASSANUDIN II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 806 - 307 1100
119 JL HASSANUDIN III KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 307 - 1602 80
120 JL HASSANUDIN IV KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1602 - 1604 950
121 JL HASSANUDIN KOPENG KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1604 - KELUAR 650
122 JL SIDOMULY O I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 806 - 306 400
123 JL SIDOMULY O II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 306 - 1603 1400
124 JL AMARTA I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1602 - 1603 450
125 JL AMARTA II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1603 - 1606 1800
126 JL ARGOMULY O VII KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1604 - 1606 70
127 JL TEGALREJO I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 202 - 201 500
128 JL TEGALREJO II-RAY A KUMPULREJO KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 201 - 1606 3500
129 JL SAWO KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 306 - 201 500
130 JL PRUMASAN I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1606 - 1605 900
131 JL PRUMASAN II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1605 - KELUAR 1000
132 JL BANGKONG KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1605 - 1501 550

133 JL ARGORUMEKSO KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 701 - 703 1360
134 JL ARGO BOGA KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 702 - 703 700
135 JL ARGOSARI RAYA I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 703 - 1502 2000
136 JL ARGOSARI RAYA II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1502 - 1501 1100
137 JL ARGOSARI RAYA III KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1501 - KELUAR 2300
138 JL ARIMBI KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1305 - 1401 900
139 JL ABIMANYU I KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1307 - 1401 800
140 JL ABIMANYU II KOTA KOLEKTOR SEKUNDER 1401 - KELUAR 2800
141 JL DIPOMENGGOLO KOTA LOKAL 908 - 1701 2100
142 JL CANDISARI KOTA LOKAL 504 - 502 755
143 JL KALINYAMAT KOTA LOKAL 112 - 505 578
144 JL KALIPENGGING KOTA LOKAL 114 - 506 450
145 JL DR SUMARDI KOTA LOKAL 110 - 123 247
146 JL MARGOSARI KOTA LOKAL 108 - 103 285
147 JL STADION KOTA LOKAL 102 - 302 680
148 JL WISANGGENI-PURBAYA KOTA LOKAL 804 - 803 800
149 JL KARANG REJO KOTA LOKAL 1701 - KELUAR 199

Gambar V.3 Peta Kodefikasi Wilayah Kota Salatiga (wilayah studi)

Gambar V.4 Peta Arus Lalu Lintas Satu Arah Kota Salatiga

Ruas jalan di kota Salatiga terdiri dari ruas jalan dua arah dan satu arah.
Untuk ruas jalan satu arah berada pada daerah CBD. Ruas jalan satu arah
meliputi:
1. Jalan arteri yaitu, jalan jendral Sudirman.

2. Jalan kolektor yaitu, jalan Semeru, jalan Kesambi, jalan Pemotongan
dan jalan Langensuko.
3. Jalan lingkungan yaitu, jalan Johar dan jalan Bungur.
Berdasarkan hasil survei inventarisasi jalan diketahui bahwa kondisi fisik
jalan di Kota Salatiga sebagian besar dalam kondisi baik, dengan
permukaan jalan sudah diaspal. Untuk pemakaian trotoar untuk fasilitas
pejalan kaki sudah cukup memadai, sebagian besar trotoar dibangun di
jalan-jalan dalam wilayah pusat kota. Sedangkan untuk panjang jalan,
lebar jalan, lebar bahu, lebar trotoar, lebar drainase, lebar median, dan
penampang melintang ruas jalan dapat dilihat pada lampiran. Dibawah ini
akan ditampilkan visualisasi hasil inventarisasi pada beberapa jalan Kota
Salatiga.

C. ANALISIS DATA
1. Inventarisasi Ruas Jalan, Simpang, Parkir, dan Rambu
a. Inventarisasi Ruas Jalan
Dari survei inventarisasi ruas jalan data yang diperoleh dimasukan
dalam data input digabung dengan data sekunder yang diperoleh
dari instansi–instansi terkait di Kota Salatiga (wilayah studi). Dari
data yang telah diperoleh dapat dilakukan penghitungan kapasitas
jalan dan dapat digunakan sebagai indikator evaluasi kinerja ruas
jalan secara statis.
a) Jalan Lingkar Salatiga III
Berikut adalahkondisi dari hasil survei inventarisasi berupa
penampang melintang ruas jalan di Kota Salatiga:
SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT DATA HASIL

TIM PKL KOTA SALATIGA SURVAI
PROGRAM DIII LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
INVENTARISASI RUAS JALAN
TAHUN AKADEMIK 2017-2018
No Nama Ruas Geometrik Jalan Ket Visualisasi Gambar

Awal 1702
Node
Akhir 805
Status Jalan NASIONAL
Klasifikasi Jalan
Fungsi Jalan ARTERI
Panjang (m) 1400
Lebar (m) 14 ki: 7; ka: 7
Lajur 2
Jumlah
Jalur 2
Tipe Jalan 4/2 D
Model Arus (arah) 2 ARAH
Lebar Parkir (m) -
Lebar Efektif Jalan (m) 19
Median (m) 2
JLS III
Kiri (m) - Penampang Melintang Jalan

Trotoar
Kanan (m) -
Kiri (m) 1
Drainase
Kanan (m) 1
Kiri (m) 1,5
Bahu Jalan
Kanan (m) 1,5
Jalur hijau (m) -
Kondisi Jalan BAIK
Jenis Perkerasan ASPAL
Hambatan Samping RENDAH
2
Luas Kerusakan (m ) -
Jumlah akses 8 ki: 4; ka: 4
Lampu Jumlah 27
Parkir on street Sudut parkir -
Marka Keadaan BAIK
Gambar V.5 Data Inventarisasi Ruas Jalan Lingkar Salatiga III

Ruas jalan Lingkar Salatiga III merupakan salah satu ruas jalan
di Kota Salatiga dengan kondisi yang cukup baik. Fungsi jalan
tersebut adalah arteri primer dengan panjang 1400 meter
dengan lebar efektif 19 meter. Tipe jalan Lingkar Salatiga III
adalah 4/2 D.
b) Jalan Ahmad Yani I


Awal 115
Node
Akhir 116
Status Jalan KOTA
Klasifikasi Jalan
Fungsi Jalan KOLEKTOR
Panjang (m) 190
Lebar (m) 7 ki:3 ka:4
Lajur 2
Jumlah
Jalur 2
Tipe Jalan 2/2 UD
Lebar Parkir (m) -
JL AHMAD YANI I
Median (m) -
Kiri (m) 2 Penampang Melintang Jalan
Trotoar
Kanan (m) 2
Kiri (m) - TERTUTUP
Drainase
Kanan (m) - TERTUTUP
Kiri (m) 1
Bahu Jalan
Kanan (m) -
Jalur hijau (m) -
Kondisi Jalan BAIK
Hambatan Samping SEDANG
2
Jumlah akses 2
Lampu Jumlah 5
Parkir on street Sudut parkir -
Marka Keadaan BAIK
Gambar V.6 Data Inventarisasi Ruas Jalan Ahmad Yani I
Ruas jalan Ahmad Yani merupakan salah satu ruas jalan di

Kota Salatiga dengan kondisi yang cukup baik. Fungsi jalan
tersebut adalah kolektor sekunder dengan panjang 190 meter
dengan lebar efektif 8 meter. Tipe jalan Ahmad Yani I adalah
2/2 UD.

c) Jalan DR Sumardi


Awal 110
Node
Akhir 123
Status Jalan KOTA
Klasifikasi Jalan
Fungsi Jalan LOKAL
Panjang (m) 231
Lebar (m) 4,5 KI;2,25 KA;2,25
Lajur 2
Jumlah
Jalur 2
Tipe Jalan 2/2 UD
Lebar Parkir (m) -
JALAN DR SUMARDI

Median (m) -
Kiri (m) - Penampang Melintang Jalan
Trotoar
Kanan (m) -
Kiri (m) 0,5
Drainase
Kanan (m) 0,5
Kiri (m) 1
Bahu Jalan
Kanan (m) 0,5
Jalur hijau (m) -
Kondisi Jalan BAIK
Hambatan Samping -
2
Jumlah akses -
Lampu Jumlah 6 KI;2 KA;4
Parkir on street Sudut parkir
Marka Keadaan ADA RUSAK

Gambar V.7 Data Inventarisasi Ruas Jalan DR Sumardi
Ruas jalan Kalinyamat merupakan salah satu ruas jalan di Kota

Salatiga dengan kondisi yang cukup baik. Fungsi jalan tersebut
adalah lokal dengan panjang 203 meter dengan lebar efektif 5
meter. Tipe jalan DR Sumardi adalah 2/2 UD.
b. Inventarisasi Simpang
Di wilayah Kota Salatiga terdapat 20 simpang bersinyal atau yang
dilengkapi dengan APILL, akan tetapi ada 5 simpang bersinyal yang
tidak berfungsi. Berikut merupakan simpang bersinyal yang menjadi
wilayah studi kami:

Tabel V.2 Simpang Bersinyal di Kota Salatiga (wilayah studi)
No. Nama Simpang Tipe Simpang Kondisi APILL
1 Simpang 3 Blotongan Simpang Bersinyal Tidak Aktif
2 Simpang 4 Pulutan Simpang Bersinyal Aktif
3 Simpang 4 Kecandran Simpang Bersinyal Aktif
4 Simpang 4 Dukuh Simpang Bersinyal Aktif
5 Simpang 4 Randuacir Simpang Bersinyal Aktif
6 Simpang 3 Cebongan Simpang Bersinyal Aktif
7 Simpang 3 Terminal Tingkir Simpang Bersinyal Tidak Aktif
8 Simpang 4 Pos Tingkir Simpang Bersinyal Tidak Aktif
9 Simpang 3 Exit Tol Simpang Bersinyal Aktif
10 Simpang 3 ABC Simpang Bersinyal Aktif
11 Simpang 4 Pasar Sapi Simpang Bersinyal Aktif
12 Simpang 4 Sidomulyo Simpang Bersinyal Aktif
13 Simpang 4 Grogol Simpang Bersinyal Aktif
14 Simpang 4 Palang Simpang Bersinyal Aktif
15 Simpang 4 Jetis Simpang Bersinyal Aktif
16 Simpang 3 Kauman Simpang Bersinyal Aktif
17 Simpang 4 Penjara Simpang Bersinyal Tidak Aktif
18 Simpang 4 Sukowati Simpang Bersinyal Aktif
19 Simpang 3 Pujasera Simpang Bersinyal Aktif
20 Simpang 3 Isep-isep Simpang Bersinyal Tidak Aktif
Simpang-simpang yang tidak berfungsi secara optimal dikarenakan

lampu APILL tidak aktif, sehingga kelima simpang tersebut
termasuk dalam simpang prioritas. Simpang yang dikaji berjumlah
15 simpang APILL, 13 simpang prioritas, dan 1 bundaran.

Gambar V.8 Gambar Peta Lokasi Titik Simpang APILL di Kota Salatiga
(wilayah studi)

Gambar V.9 Gambar Peta Lokasi Titik Simpang Prioritas di Kota Salatiga
(wilayah studi)

Tabel V.3 Daftar Nama Simpang yang Dikaji di Kota Salatiga (wilayah studi)
No. Nama Simpang Tipe Simpang Jumlah Kaki
1 Simpang 4 Pulutan Simpang Bersinyal 4
2 Simpang 4 Kecandran Simpang Bersinyal 4
3 Simpang 4 Dukuh Simpang Bersinyal 4
4 Simpang 4 Randuacir Simpang Bersinyal 4
5 Simpang 3 Cebongan Simpang Bersinyal 3
6 Simpang 3 Exit Tol Simpang Bersinyal 3
7 Simpang 3 ABC Simpang Bersinyal 3
8 Simpang 4 Pasar Sapi Simpang Bersinyal 4
9 Simpang 4 Sidomulyo Simpang Bersinyal 4
10 Simpang 4 Grogol Simpang Bersinyal 4
11 Simpang 4 Palang Simpang Bersinyal 4
12 Simpang 4 Jetis Simpang Bersinyal 4
13 Simpang 3 Kauman Simpang Bersinyal 3
14 Simpang 4 Sukowati Simpang Bersinyal 4
15 Simpang 3 Pujasera Simpang Bersinyal 3
16 Simpang 3 Blotongan Simpang Prioritas 3
17 Simpang 3 Terminal Tingkir Simpang Prioritas 3
18 Simpang 4 Pos Tingkir Simpang Prioritas 4
19 Simpang 4 Penjara Simpang Prioritas 4
20 Simpang 3 PDI Simpang Prioritas 3
21 Simpang 3 Kalimangkak Simpang Prioritas 4
22 Simpang 4 Turen Simpang Prioritas 4
23 Simpang 3 M. Yamin Simpang Prioritas 3
24 Simpang 4 Nanggulan Simpang Prioritas 4
25 Simpang 4 Pegadaian Simpang Prioritas 4
26 Simpang 3 Mrican Simpang Prioritas 3
27 Simpang 3 Isep-isep Simpang Prioritas 3
28 Simpang 3 Tegalrejo Simpang Prioritas 3
29 Bundaran Taman Sari Bundaran 4
Setelah dilakukan survei inventarisasi simpang maka data yang

didapat dimasukan dalam input data. Data primer simpang maka
data yang didapat dari survei digabung dengan data sekunder yang
didapat dari instasi-instasi terkait. Dari data yang telah digabung
maka didapat kapasitas simpang dan indikator evaluasi kinerja

simpang secara statis. Berikut ini adalah hasil survei inventarisasi
simpang:
a) Simpang Jetis
Simpang Jetis adalah simpang bersinyal dengan empat kaki
simpang, yaitu pada kaki utara adalah jalan Wahid Hasyim, kaki
selatan adalah jalan Osamaliki I, kaki timur adalah jalan Kartini
I, dan kaki barat adalah jalan Imam Bonjol I.

Gambar V.10 Visualisasi Simpang Jetis

Gambar V.11 Geometrik Simpang Jetis

b) Simpang Blotongan
Simpang Blotongan adalah simpang prioritas dengan tiga kaki
simpang, yaitu pada kaki barat adalah jalan Fatmawati I arah
Kabupaten Semarang, kaki timur adalah jalan Fatmawati II arah
Kota Salatiga, dan kaki selatan adalah jalan Lingkar Salatiga.

Gambar V.12 Visualisasi Simpang Blotongan

Gambar V.13 Geometrik Simpang Blotongan

c) Bundaran Taman Sari
Bundaran Taman Sari adalah simpang berbentuk bundaran
dengan empat kaki simpang, yaitu pada kaki utara adalah jalan
Patimura I arah Kabupaten Semarang, kaki selatan adalah jalan
Jendral Sudirman I, kaki timur jalan Pemuda, dan kaki barat
adalah jalan Diponegoro VI.

Gambar V.14 Visualisasi Bundaran Taman Sari

Gambar V.15 Geometrik Bundaran Taman Sari

c. Inventarisasi Parkir
Di Wilayah Kota Salatiga terdapat dua sistem parkir, yaitu parkir di
badan jalan (on street) dan parkir di bahu jalan atau di lokasi parkir
yang telah disediakan (off street). Pada parkir di badan jalan (on
street), sudut parkir yang digunakan adalah sudut parkir0O, 30O dan
90O, serta sistem parkir secara paralel.
Berikut adalah beberapa gambar Parkir :
Gambar V.16 Gambar Parkir On Street Jalan Jendral Sudirman
Gambar V.17 Gambar Parkir Off Street Mall Ramayana Taman

Sari

Tabel V.4 Inventarisasi parkir On Street di wilayah Kota Salatiga
Tarif
No. Lokasi Parkir Tipe Parkir
Motor Mobil
1 Jl. Jendral Sudirman On Street Rp1.000,- Rp2.000,-
2 Jl. Ahmad Yani On Street Rp1.000,- Rp2.000,-
3 Jl. Sukowati On Street Rp1.000,- Rp2.000,-
4 Jl. Semeru On Street Rp1.000,- Rp2.000,-
5 Jl. Kesambi On Street Rp1.000,- Rp2.000,-
6 Lap. Pancasila On Street Rp1.000,- Rp2.000,-
Tabel V.5 Inventarisasi parkir Off Street di wilayah Kota Salatiga
Tarif
No. Lokasi Parkir Tipe Parkir
Motor Mobil
1 Mall Ramayana Taman Sari Off Street Rp1.000,- Rp2.000,-
2 RSUD Off Street Dinamis Dinamis
3 Pasar Raya I Off Street Rp1.000,- Rp2.000,-
4 Pasar Raya II Off Street Rp1.000,- Rp2.000,-

Gambar V.18 Peta Lokasi Parkir di Kota Salatiga

d. Inventarisasi Rambu
Fasilitas perlengkapan jalan berupa rambu di Kota Salatiga sudah
cukup baik, akan tetapi ada beberapa ruas yang perlu mendapat
perhatian khusus terkait rambu dengan pertimbangan faktor
keselamatan. Ruas jalan tersebut adalah jalan yang dengan
topografi berupa tanjakan dan tikungan tajam.
Tabel V.6 Hasil Inventarisasi Rambu Jalan
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT
TIM PKL KOTA SALATIGA
TAHUN 2017
INVENTARISASI RAMBU LALU LINTAS
RUAS JALAN : JALAN HASSANUDIN
Lokasi Rambu
Kondis i
No Gambar Titik Koordinat Je nis Rambu Ins tans i
Kiri Median Rambu
1
-7,355262020
v BAIK PERINGATAN DISHUB
110,484688980
BAIK PERINGATAN DISHUB

v -7,349569030
110,488530300
3
v -7,348937040 BAIK PERINGATAN DISHUB
110,489100960
4
v -7,344032030 BAIK PETUNJUK DISHUB
110,493582970
5
110,492889000
6
110,493500960
7
110,493528030

2. Volume Ruas Jalan
a. Volume Lalu Lintas Terklasifikasi (TC)
1. Fluktuasi Lalu Lintas Pada Kordon Luar
Dari survei pencacahan lalu lintas terklasifikasi dimasukkan semua
data yang didapat dalam data input. Berdasarkan setiap jenis
kendaraan dimasukkan jumlahnya. Jumlah kendaraan dari hasil
survei penghitungan volume lalu lintas dikonversikan ke dalam
bentuk SMP (Satuan Mobil Penumpang). Dimana penentuan SMP
menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), dan
dilakukan dua macam analisis, yaitu dengan penentuan SMP
untuk jalan perkotaan dan untuk jalan luar kota. Setelah
dikonversikan ke dalam bentuk SMP, maka dapat dilakukan
analisisnya berikutnya yaitu mencari waktu sibuk atau waktu
puncak setiap ruas. Maka volume dengan interval waktu 15 menit
dijumlahkan menjadi tiap 1 jam. Waktu sibuk merupakan hasil
dari volume yang paling tinggi, baik pada pagi hari, siang hari,
ataupun sore hari.
Setelah didapat, maka dapat mengetahui proporsi setiap
kendaraan yang melewati pada setiap arah di suatu ruas.
Fluktuasi lalu lintas bisa didapatkan melalui survei pencacahan lalu
lintas terklasifikasi yang dilakukan pada kordon dalam, kordon
luar, dan beberapa ruas jalan yang dipilih yang dilakukan survei
pencacahan lalu lintas terklasifikasi selama 16 jam sampai 24 jam
dengan interval waktu 15 menit. Fluktuasi Lalu Lintas Pada Kordon
Luar.
Survei pencacahan lalu lintas terklasifikasi di kordon luar
dilaksanakan di sebelas ruas jalan yaitu arteri dan kolektor yang
memiliki daerah tarikan perjalanan yang cukup tinggi di luar CBD.
Survei dilakukan selama 16 jam sampai 24 jam yang dilakukan
selama jam Lalu Lintas beroperasi.

Berikut adalah lokasi titik survei Traffic Counting Kordon Luar :
Tabel V.7 Daftar Ruas Jalan Kordon Luar
Ruas Jalan Waktu Survei Pelaksanaan

Survei
Jl. Fatmawati 24 jam 05.00 – 05.00
Jl. Mutiara 16 jam 05.00 – 21.00

Jl. Patimura 16 jam 05.00 – 21.00
Jl. Ki Getas 16 jam 05.00 – 21.00
Jl. Setro 16 jam 05.00 – 21.00
Jl. Marditomo 16 jam 05.00 – 21.00
Jl. Tingkir Raya 16 jam 05.00 – 21.00
Jl. Soekarno-Hatta 24 jam 05.00 – 05.00
Jl. Abimanyu 16 jam 05.00 – 21.00
Jl. Hassanudin-Kopeng 16 jam 05.00 – 21.00
Jl. Imam Bonjol 16 jam 05.00 – 21.00

Gambar V.19 Lokasi Titik Survei TC Kordon Luar di Kota Salatiga (Wilayah
Studi)

i) Jalan Fatmawati
Gambar V.20 Kondisi Ruas Jalan Fatmawati
Jalan Fatmawati merupakan jalan arteri sekunder yang

terletak berbatasan dengan Kecamatan Tuntang, Kabupaten
Semarang. Ruas jalan ini merupakan jalan utama lintas antar
provinsi. Komposisi kendaraan yang melewati jalan ini yaitu
didominasi oleh sepeda motor, mobil pribadi dan angkutan
penumpang maupun angkutan barang. Oleh karena itu, jalan
ini merupakan salah satu jalan yang memiliki arus lalu lintas
yang tinggi karena merupakan akses keluar dan masuk Kota
Salatiga.

FLUKTUASI VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN FATMAWATI
3500
3000
Volume (smp/jam)
2500
2000
1500 Masuk
1000 Keluar
500 Dua Arah
0
Time Slice
Gambar V.21 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 24 Jam Ruas Jl. Fatmawati

Berikut ini hasil analisis pencacahan lalu lntas terklasifikasi
dengan total lalu lintas dalam waktu 24 jam sebesar 23.117
smp/hari untuk arah masuk Kota Salatiga. Untuk keluar Kota
Salatiga sebesar 20.139 smp/hari. Hasil analisis pencacahan
lalu lintas terklasifikasi pada arah masuk Kota Salatiga dengan
volume tertinggi terjadi pada pagi hari 07.45-08.45 WIB
dengan jumlah volume 1.593,5 smp/jam, sedangkan volume
tertinggi pada arah keluar terjadi pada pagi hari 08.00-09.00
dengan jumlah volume 1.636,7 smp/jam.
Tabel V.8 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Fatmawati Arah Masuk
di Wilayah Kota Salatiga
Jenis Kendaraan Kendaraan
Sepeda Motor 18020
Mobil 10229
MPU 324
Bus Kecil 819
Bus Sedang 282
Bus Besar 410
Pick Up 1580
Truk Kecil 1128
Truk Sedang 1615
Truk Besar 871
Kereta Gandengan/
295
Tempelan
Truk Tangki 116
Sepeda 0
Becak 0
Jumlah 35.689
Sepeda motor merupakan moda yang paling banyak melintasi

ruas jalan ini dibandingkan dengan jenis moda kendaraan
lainnya yaitu sebesar 18.020 kendaraan. Untuk posisi kedua
adalah mobil yaitu sebanyak 10.229 kendaraan dan untuk truk
sedang berada pada posisi ketiga dengan persentase sebesar
1.615 kendaraan.

Proporsi Kendaraan Arah Masuk
Sepeda Motor
4.53%
1% 0.00% Mobil
1.15% 3.16% 2% 0%
0.3%
MPU
0.79% 4.43%
2.29% Bus Kecil
0.91% Bus Sedang

50.49%
Bus Besar
Pick Up
28.66% Truk Kecil
Truk Sedang

Gambar V.22 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Fatmawati Arah Masuk
Berdasarkan Gambar V.22, proporsi sepeda motor memiliki

persentase tertinggi sebesar 50,49%, untuk posisi kedua mobil
sebesar 28,66%, truk sedang sebesar 4,53%, pick up sebesar
4,43%, truk kecil sebesar 3,16%, bus kecil sebesar 2,29%,
truk besar sebesar 2%, kereta gandengan/tempelan sebesar
1%, MPU sebesar 0,91%, bus sedang 0,79%, truk tangki
sebesar 0,3%.
Selain persentase untuk masing-masing jenis kendaraan,

persentase penggunaan moda juga dikelompokan dalam
sepeda motor, kendaraan ringan, kendaraan berat dan
kendaraan tidak bermotor. Berikut adalah tabel proporsinya.

Tabel V.9 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Fatmawati Arah Masuk
di Wilayah Kota Salatiga (SMP)
Jenis Kendaraan SMP

MC 4.505
LV 12.952
HV 5.660
UM -
Jumlah 23.117
Kendaraan ringan merupakan kendaraan yang paling banyak

melintasi ruas jalan ini sebesar 12.952 smp, sementara
presentasi tertinggi kedua adalah kendaraan berat sebesar
5.660,4 smp dan untuk sepeda motor 4.505 smp. Berdasarkan
kategorinya, dapat dijelaskan lebih lanjut pada Gambar V.23.
0.00%
19.49%
24.49%
MC LV
HV UM
56.03%
Gambar V.23 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Fatmawati Arah

Masuk di Wilayah Kota Salatiga (SMP)

Tabel V.10 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Fatmawati Arah
Keluar di Wilayah Kota Salatiga

Sepeda Motor 16.493
Mobil 10.194
MPU 327
Bus Kecil 468
Bus Sedang 208
Bus Besar 336
Pick Up 1.127
Truk Kecil 606
Truk Sedang 1.051
Truk Besar 628
Kereta Gandengan/
282
Tempelan
Truk Tangki 137
Sepeda 3
Becak -
Jumlah 31.860

lainnya yaitu sebesar 16.493 kendaraan, untuk posisi kedua
adalah mobil yaitu sebanyak 10.194 kendaraan, dan untuk
Pick Up berada pada posisi ketiga dengan sebesar 1.127
kendaraan.

Proporsi Kendaraan Arah Keluar
Sepeda Motor
0%
1%
0%
3% 2% 0% Mobil
1% 2%
4%
1%
MPU
1%
1% Bus Kecil
Bus Sedang
52%
Bus Besar
32%
Pick Up
Truk Kecil

Gambar V.24 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Fatmawati Arah Keluar

truk besar sebesar 1,97%, kereta gandengan/tempelan
sebesar 0,88%, MPU sebesar 1,03%, bus sedang 0,65%, truk
tangki sebesar 0,43% dan sepeda sebesar 0,01%.


Tabel V.11 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Fatmawati Arah
Keluar di Wilayah Kota Salatiga (SMP)
Jenis Kendaraan SMP

MC 4.123
LV 12.116
HV 3.898
UM 2
Jumlah 20.139

melintasi ruas jalan ini sebesar 12.116 smp, sementara
presentasi tertinggi kedua adalah sepeda motor sebesar 4.123
smp, dan untuk kendaraan berat sebesar 3.898 smp.
Berdasarkan kategorinya, dapat dijelaskan lebih lanjut pada
Gambar V.25.
0.01%
19.35% 20.47%
MC
LV
HV
60.16%

Gambar V.25 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Fatmawati Arah

ii) Jalan Mutiara

Gambar V.26 Kondisi Ruas Jalan Mutiara
Jalan Mutiara merupakan jalan kolektor sekunder yang terletak

berbatasan dengan Desa Watuagung, Kecamatan Tuntang,
Kabupaten Semarang dan merupakan akses langsung dari
atau menuju Kota Salatiga. Komposisi kendaraan yang
melewati jalan ini yaitu didominasi oleh sepeda motor dan
mobil pribadi.

FLUKTUASI VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN
180
160
140
Volume (smp/jam)
120
100
80
Masuk
60
Keluar
40
20 Dua Arah
0
Time Slice
Gambar V.27 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Mutiara

Salatiga sebesar 1.737 smp/hari. Hasil analisis pencacahan lalu
lintas terklasifikasi pada arah masuk Kota Salatiga dengan
dengan jumlah volume 78,50 smp/jam, sedangkan volume
WIB dengan jumlah volume 91,90 smp/jam.
Tabel V.12 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Mutiara Arah Masuk
Sepeda Motor 1580
Mobil 196
MPU 15
Bus Kecil 0
Bus Sedang 0
Bus Besar 0
Pick Up 39
Truk Kecil 0
Truk Sedang 0
Truk Besar 0
Kereta Gandengan/
0
Tempelan
Truk Tangki 0
Sepeda 0
Becak 0
Jumlah 1.830

lainnya yaitu sebesar 1.580 kendaraan, untuk posisi kedua
adalah mobil yaitu sebanyak 196 kendaraan, dan untuk Pick
Up berada pada posisi ketiga dengan sebesar 39 kendaraan.

0.00%
0.00% 0%
0.00% 0.00% 0.00% 0% 0.00% Sepeda Motor
2.13% 0%
0.82% 0%
10.71%
Mobil
MPU
Bus Kecil
Bus Sedang
Bus Besar
86.34% Pick Up
Gambar V.28 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Mutiara Arah Masuk
Berdasarkan Gambar V.28, proporsi sepeda motor memliki

persentase tertinggi sebesar 86,34% untuk posisi kedua mobil
sebesar 10,71%, pick up sebesar 2,13%, dan MPU sebesar
0,82%.


Tabel V.13 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Mutiara Arah Masuk
Jenis SMP
MC 395
LV 250
HV -
UM -
Jumlah 645
Sepeda motor merupakan kendaraan yang paling banyak

melintasi ruas jalan ini sebesar 395 smp, sementara
kendaraan tertinggi kedua adalah kendaraan ringan sebesar
250 smp. Berdasarkan kategorinya, dapat dijelaskan lebih
lanjut pada Gambar V.29.
0.00%
0.00%
38.76%
MC
LV
HV
61.24%
Gambar V.29 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Mutiara Arah


Tabel V.14 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Mutiara Arah Keluar

Sepeda Motor 1.215
Mobil 291
MPU 15
Bus Kecil -
Bus Sedang -
Bus Besar -
Pick Up 138
Truk Kecil 37
Truk Sedang 24
Truk Beasr 3
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangki 2
Sepeda 12
Becak -
Jumlah 1.737

adalah mobil yaitu sebanyak 291 kendaraan. Untuk Pick Up
berada pada posisi ketiga dengan sebesar 138 kendaraan.

0% Proporsi Kendaraan Arah Keluar
1% 0% 0% 1%
0%
0% 2%
Sepeda Motor
0%
0% 8%
1%
Mobil
17% MPU
Bus Kecil
Bus Sedang
70%
Bus Besar
Gambar V.30 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Mutiara Arah Keluar

persentase tertinggi sebesar 70%, untuk posisi kedua mobil
sebesar 17%%, pick up sebesar 8%%, truk kecil sebesar
2,13%, truk sedang sebesar 1,38%, dan MPU sebesar 0,86%.

kendaraan tidak bermotor. Berikut adalah table proporsinya.

Tabel V.15 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Mutiara Arah Keluar
Jenis SMP
MC 304
LV 444
HV 79
UM 10
Jumlah 837
Kendaraan ringsn merupakan kendaraan yang paling banyak

melintasi ruas jalan ini sebesar 444 smp, sementara
kendaraan tertinggi kedua adalah sepeda motor sebesar 304
smp, untuk posisi tertinggi ketiga adalah kendaraan berat
sebesar 79 smp, dan untuk kendaraan tidak bermotor sebesar
10 smp. Berdasarkan kategorinya, dapat dijelaskan lebih lanjut
pada Gambar V.31.
1.15%
9.47%
MC
36.31% LV
HV
UM
53.08%
Gambar V.31 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Mutiara Arah


iii) Jalan Patimura

Gambar V.32 Kondisi Ruas Jalan Patimura
Jalan Patimura merupakan jalan kolektor sekunder yang

terletak berbatasan dengan Kecamatan Pabelan, Kabupaten
Semarang. Komposisi kendaraan yang melewati jalan ini yaitu
yang cukup tinggi karena merupakan akses keluar dan masuk
Kota Salatiga.

FLUKTUASI VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN PATIMURA
1200
1000
Volume (smp/jam)
800
600
Masuk
400
Keluar
200
Dua Arah
0
Time Slice
Gambar V.33 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Patimura

dengan total lalu lintas dalam waktu 16 jam sebesar 5.078,4
WIB dengan jumlah volume 4.915 smp/jam.
Tabel V.16 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Patimura Arah Masuk

Sepeda Motor 12700
Mobil 1349
MPU 136
Bus Kecil 50
Bus Sedang 5
Bus Besar 3
Pick Up 260
Truk Kecil 22
Truk Sedang 17
Truk Besar 21
Kereta Gandengan/
0
Tempelan
Truk Tangki 9
Sepeda 13
Becak 7
Jumlah 14.592

adalah mobil yaitu sebanyak 1.349 kendaraan. Untuk Pick Up
berada pada posisi ketiga sebesar 260 kendaraan.

0.02%
0.03% 0.12% 0.14%
0.15% 0.00%0.09%
0.34% 1.78% 0.05% Sepeda Motor
0.93% 0.06%
9.24%
Mobil
MPU
Bus Kecil
Bus Sedang
Bus Besar
Pick Up
87.03%

Gambar V.34 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Patimura Arah Masuk

truk besar sebesar 0,14%, MPU sebesar 0,93%, bus sedang
0,3%, truk tangki sebesar 0,06%, sepeda sebesar 0,09% dan
becak 0,5%.


Tabel V.17 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Patimura Arah Masuk
(SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 3.175
LV 1.795
HV 92
UM 16
Jumlah 5.078

melintasi ruas jalan ini sebesar 3.175 smp, sementara untuk
volume kendaraan ringan sebesar 1.795 smp, untuk volume
kendaraan berat sebesar 92,4 smp dan untuk kendaraan tidak
bermotor sebesar 16 smp. Berdasarkan kategorinya, dapat
dijelaskan lebih lanjut pada Gambar V.35.
0.32%
1.82%
35.35%
MC
LV
HV
UM
62.52%

Gambar V.35 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Patimura Arah

Tabel V.18 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Patimura Arah Keluar
Sepeda Motor 11.260
Mobil 1.298
MPU 162
Bus Kecil 116
Bus Sedang 1
Bus Besar -
Pick Up 334
Truk Kecil 78
Truk Sedang 44
Truk Besar 11
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangki 18
Sepeda 8
Becak 1
Jumlah 13.331


0% 0%
0% Sepeda Motor
1% 1% 0% 0%
0% 0% 0%
3%
10% Mobil
1%
MPU
Bus Kecil
Bus Sedang
Bus Besar
84%
Pick Up

Gambar V.36 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Patimura Arah Keluar

truk besar sebesar 0,08%, MPU sebesar 0,93%, bus sedang
0,01%, truk tangki sebesar 0,14%, sepeda sebesar 0,06%
dan becak 0,01%.


Tabel V.19 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Patimura Arah Keluar
(SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 2.815
LV 1.910
HV 182
UM 7
Jumlah 4.915

volume kendaraan ringan sebesar 1.910 smp, kendaraan berat
sebesar 182 smp dan untuk kendaraan tidak bermotor sebesar
pada Gambar V.37.
0.15%
3.71%
38.86% MC
LV
57.28%

Gambar V.37 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Patimura Arah

iv) Jalan Ki Getas

Gambar V.38 Kondisi Ruas Jalan Ki Getas
Jalan Ki Getas merupakan jalan kolektor sekunder yang

terletak berbatasan dengan Desa Glawan, Kecamatan Pabelan,
Kabupaten Semarang. Komposisi kendaraan yang melewati
jalan ini yaitu didominasi oleh sepeda motor dan mobil pribadi.

FLUKTUASI VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN KI GETAS
120
100
Volume (smp/jam)
80
60
Masuk
40
Keluar
20
Dua Arah
0
Time Slice

Gambar V.39 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Ki Getas

Salatiga sebesar 1427 smp/hari. Hasil analisis pencacahan lalu
WIB dengan jumlah volume 44,00 smp/jam.
Tabel V.20 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Ki Getas Arah Masuk
Sepeda Motor 1295
Mobil 80
MPU 0
Mini Bus 0
Bus Sedang 0
Bus Besar 0
Pick Up 59
Truk Kecil 1
Truk Sedang 0
Truk Besar 0
Kereta Gandengan/
0
Tempelan
Truk Tangki 0
Sepeda 0
Becak 0
Jumlah 1.435


0.00% 0%
0.00%
0.00% 0.07% 0% 0.00% Sepeda Motor
0.00% 4.11% 0%
0%
0.00% 5.57%
Mobil
MPU
Mini Bus
Bus Sedang
Bus Besar
90.24% Pick Up

Gambar V.40 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Ki Getas Arah Masuk
Berdasarkan Gambar V.40, sepeda motor memliki persentase

tertinggi sebesar 90,24%, untuk posisi kedua mobil sebesar
5,57%, dan pick up sebesar 4,11%.


Tabel V.21 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Ki Getas Arah Masuk
(SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 324
LV 139
HV 1
UM -
Jumlah 464

melintasi ruas jalan ini sebesar 324 smp, sementara untuk
volume kendaraan ringan sebesar 139 smp, dan kendaraan
berat sebesar 1 smp. Berdasarkan kategorinya, dapat
0.00%
29.96%
0.26%
MC
LV
HV
UM
69.78%

Gambar V.41 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Ki Getas Arah

Tabel V.22 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Ki Getas Arah Keluar
Sepeda Motor 1.334
Mobil 56
MPU -
Bus Kecil -
Bus Sedang -
Bus Besar -
Pick Up 37
Truk Kecil -
Truk Sedang -
Truk Besar -
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangki -
Sepeda -
Becak -
Jumlah 1.427


0% 0% 3% 0%
0% 0% 0%
0% 0% Sepeda Motor
0%
0% 0%
4%
Mobil
MPU
Mini Bus
Bus Sedang
93%
Bus Besar

Gambar V.42 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Ki Getas Arah Keluar

sebesar 4%, dan pick up sebesar 2,59%.

kendaraan tidak bermotor. Berikut adalah proporsinya.
Tabel V.23 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Ki Getas Arah Keluar

(SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 334
LV 93
HV -
UM -
Jumlah 427

melintasi ruas jalan ini sebesar 334 smp dan untuk volume
kendaraan ringan sebesar 93 smp. Berdasarkan kategorinya,
dapat dijelaskan lebih lanjut pada Gambar V.43.
21.81%
0.00%
0.00%
MC
LV
HV
UM
78.19%

Gambar V.43 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Ki Getas Arah
v) Jalan Setro

Gambar V.44 Kondisi Ruas Jalan Setro
Jalan Setro merupakan jalan kolektor sekunder yang terletak

berbatasan dengan Desa Tukang, Kecamatan Pabelan,
jalan ini yaitu didominasi oleh sepeda motor dan mobil pribadi.

FLUKTUASI VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN SETRO
160
140
Volume (smp/jam)
120
100
80
60 Masuk
40
Keluar
20
0 Dua Arah
Time Slice

Gambar V.45 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Setro

Berikut ini hasil analisis pencacahan lalu lintas terklasifikasi
volume tertinggi terjadi pada pagi hari pukul 08.00-09.00 WIB
tertinggi pada arah keluar terjadi pada pagi hari pukul 07.15-
08.15 WIB dengan jumlah volume 52,00 smp/jam.
Tabel V.24 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Setro Arah Masuk di
Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 1979
Mobil 139
MPU 0
Mini Bus 0
Bus Sedang 0
Bus Besar 0
Pick Up 59
Truk Kecil 1
Truk Sedang 0
Truk Besar 0
Kereta Gandengan/
0
Tempelan
Truk Tangki 0
Sepeda 0
Becak 0
Jumlah 2.178
Sepeda motor merupakan moda yang paling banyak

digunakan pada ruas jalan ini dibandingkan dengan jenis
moda kendaraan lainnya yaitu sebesar 1.979 kendaraan.
Untuk posisi kedua adalah mobil yaitu sebanyak 139
kendaraan. Untuk Pick Up berada pada posisi ketiga sebesar
59 kendaraan.

0.00%
0% 0.00%
0.00%
0.05% 0% 0.00%
0.00%2.71% 0% Sepeda Motor
0.00% 6.38% 0%
Mobil
MPU
Mini Bus
Bus Sedang
Bus Besar
90.86%

Gambar V.46 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Setro Arah Masuk

sebesar 6,38%, dan pick up sebesar 2,71%.


Tabel V.25 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Setro Arah Masuk
(SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 495
LV 198
HV 1
UM -
Jumlah 694

0.00%
28.53%
0.17%
MC
LV
HV
71.29%

Gambar V.47 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Setro Arah Masuk

Tabel V.26 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Setro Arah Keluar di
Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 1.449
Mobil 93
MPU -
Bus Kecil -
Bus Sedang -
Bus Besar -
Pick Up 37
Truk Kecil -
Truk Sedang -
Truk Besar -
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangki -
Sepeda -
Becak -
Jumlah 1.579


00%
0% 6%
0%
%2%
0%
0% Sepeda Motor
Mobil
MPU
Mini Bus
Bus Sedang
Bus Besar
92%

Gambar V.48 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Setro Arah Keluar



Tabel V.27 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Setro Arah Keluar
(SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 362
LV 130
HV -
UM -
Jumlah 492
Sepeda Motor merupakan kendaraan yang paling banyak

26.41%
0.00%
0.00%
MC
LV
HV
73.59%

Gambar V.49 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Setro Arah Keluar

vi) Jalan Marditomo

Gambar V.50 Kondisi Ruas Jalan Marditomo
Jalan Marditomo merupakan jalan Kolektor sekunder yang

terletak berbatasan dengan Desa Dadapayam, Kecamatan
Suruh, Kabupaten Semarang. Komposisi kendaraan yang
melewati jalan ini yaitu didominasi oleh sepeda motor, mobil
pribadi dan pick up.

MARDITOMO
600
Volume (smp/jam)
500
400
300
200 Masuk
100
0 Keluar
Dua Arah
Time Slice

Gambar V.51 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Marditomo

tertinggi pada arah keluar terjadi pada sore hari pukul 15.45-
Tabel V.28 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Marditomo Arah
Masuk di Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 4885
Mobil 1000
MPU 1
Bus Kecil 1
Bus Sedang 0
Bus Besar 0
Pick Up 542
Truk Kecil 9
Truk Sedang 1
Truk Besar 0
Kereta Gandengan/
0
Tempelan
Truk Tangki 0
Sepeda 0
Becak 0
Jumlah 6.439
Sepeda motor merupakan moda yang paling banyak melintas

di ruas jalan ini dibandingkan dengan jenis moda kendaraan

0.02% 0.00% 0.02%
0%
0.14% 0% 0.00% Sepeda Motor
0.00%
8.42% 0%
0%
0.02% Mobil
15.53% MPU
Bus Kecil
Bus Sedang
Bus Besar
75.87% Pick Up

Gambar V.52 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Marditomo Arah Masuk

sebesar 15,53%, pick up sebesar 8,24%, dan truk kecil
sebesar 0,13%.


Masuk (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 1.221
LV 1.544
HV 12
UM -
Jumlah 2.777
Kendaraan ringa merupakan kendaraan yang paling banyak

volume sepeda motor sebesar 1.221 smp, dan untuk
kendaraan berat sebesar 12 smp. Berdasarkan kategorinya,
0.00%
0.43%
MC
LV
43.97% HV
55.59%
UM

Gambar V.53 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Marditomo Arah

Sepeda Motor 4.273
Mobil 674
MPU -
Bus Kecil -
Bus Sedang -
Bus Besar -
Pick Up 292
Truk Kecil 1
Truk Sedang -
Truk Besar -
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangki -
Sepeda -
Becak -
Jumlah 5.240


0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0%
Sepeda Motor
0% 13%0% 6%
Mobil
MPU
Bus Kecil
Bus Sedang
Bus Besar
81%
Pick Up

Gambar V.54 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Marditomo Arah Keluar

sebesar 13%, dan pick up sebesar 6%.


Keluar (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 1.068
LV 966
HV 1
UM -
Jumlah 2.035

volume kendaraan ringan sebesar 966 smp, dan untuk
0.00%
0.06%
47.46% MC
LV
HV
UM
52.48%

Gambar V.55 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Marditomo Arah

vii) Jalan Tingkir Raya

Gambar V.56 Kondisi Ruas Jalan Tingkir Raya
Jalan Tingkir Raya merupakan jalan kolektor sekunder yang

terletak berbatasan dengan Kecamatan Suruh, Kabupaten
Kota Salatiga ditambah dengan adanya Pintu Exit Tol Salatiga.

FLUKTUASI VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN TINGKIR
RAYA
1600
1400
Volume (smp/jam)
1200
1000
800
600 Masuk
400 Keluar
200
0 Dua Arah
Time Slice

Gambar V.57 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Tingkir Raya

volume tertinggi terjadi pada sore hari pukul 17.00-18.00 WIB
Tabel V.32 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Tingkir Raya Arah
Sepeda Motor 15218
Mobil 3349
MPU 1
Mini Bus 400
Bus Sedang 23
Bus Besar 212
Pick Up 1023
Truk Kecil 71
Truk Sedang 109
Truk Besar 42
Kereta Gandengan/
4
Tempelan
Truk Tangki 23
Sepeda 17
Becak 0
Jumlah 20.492

berada pada posisi ketiga sebesar 1.023 kendaraan.

1.03% 0%
0.53%
0.11% 0.35% 0% 0.08% Sepeda Motor
4.99% 0%
1.95% 0%
0.00% Mobil
MPU
16.34%
Mini Bus
Bus Sedang
Bus Besar
74.26%
Pick Up

Gambar V.58 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Tingkir Raya Arah Masuk

sebesar 16,34%, pick up sebesar 4,99%, bus kecil sebesar
1,95%, bus sedang sebesar 0,11%, bus besar sebesar 1,03%,
truk kecil sebesar 0,35%, truk sedang sebesar 0,53%, truk
besar sebesar 0,20%, truk tangki sebesar 0,11%, dan sepeda
sebesar 0,08%.


Masuk (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 3.805
LV 4.773
HV 581
UM 14
Jumlah 9.172

volume sepeda motor sebesar 3.805 smp, untuk kendaraan
berat sebesar 581 smp, dan untuk kendaraan tidak bermotor
sebesar 14 smp. Berdasarkan kategorinya, dapat dijelaskan
lebih lanjut pada Gambar V.59.
0.15%
6.33%
MC
41.48% LV
HV
52.04%

Gambar V.59 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Tingkir Raya Arah

Sepeda Motor 10.467
Mobil 3.566
MPU 1
Bus Kecil 486
Bus Sedang 1
Bus Besar 8
Pick Up 1.108
Truk Kecil 272
Truk Sedang 12
Truk Besar -
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangki 3
Sepeda 21
Becak -
Jumlah 15.945
Sepeda motor moda yang paling banyak melintas di ruas jalan

ini dibandingkan dengan jenis moda kendaraan lainnya yaitu
sebesar 10.467 kendaraan. Untuk posisi kedua adalah mobil
yaitu sebanyak 3.566 kendaraan. Untuk Pick Up berada pada
posisi ketiga sebesar 1.108 kendaraan.

2% 0% 0%
0% 0% 0%
0% Sepeda Motor
0%
3% 7%
0% Mobil
MPU
22%
Mini Bus
Bus Sedang
66%
Bus Besar
Pick Up

Gambar V.60 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Tingkir Raya Arah Keluar

sebesar 22%, pick up sebesar 7%, bus kecil sebesar 3%, truk
kecil sebesar 1,7%, truk sedang sebesar 0,07%, dan sepeda
sebesar 0,13%.


Keluar (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 2.617
LV 5.161
HV 355
UM 17
Jumlah 8.150

0.21%
4.36%
MC
32.11% LV
HV
UM
63.33%

Gambar V.61 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Tingkir Raya Arah

viii) Jalan Soekarno-Hatta

Gambar V.62 Kondisi Ruas Jalan Soekarno-Hatta
Jalan Soekarno-Hatta merupakan jalan arteri sekunder yang

terletak berbatasan dengan Kecamatan Tengaran, Kabupaten
Semarang. Ruas jalan ini merupakan jalan utama lintas antar
provinsi. Komposisi kendaraan yang melewati jalan ini yaitu
yang tinggi karena merupakan akses keluar dan masuk Kota
Salatiga.

SOEKARNO-HATTA
3000
Volume (smp/jam)
2500
2000
1500
1000 Masuk
500 Keluar
0 Dua Arah
Time Slice

Gambar V.63 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 24 Jam Ruas Jl. Soekarno-Hatta

dengan jumlah volume 1.399,70 smp/jam, sedangkan volume
Tabel V.36 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Soekarno-Hatta Arah
Sepeda Motor 16586
Mobil 7511
MPU 322
Bus Kecil 332
Bus Sedang 185
Bus Besar 472
Pick Up 2013
Truk Kecil 1452
Truk Sedang 998
Truk Besar 394
Kereta Gandengan/
195
Tempelan
Truk Tangki 101
Sepeda 7
Becak 0
Jumlah 30.568


3.26%
1% 1% 0.02% Sepeda Motor
4.75% 0%
0%
1.54%
6.59% Mobil
0.61%
1.09%
MPU
1.05%
Bus Kecil
54.26%
Bus Sedang
24.57%
Bus Besar

Gambar V.64 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Soekarno-Hatta Arah Masuk

sebesar 24,57%, pick up sebesar 6,59%, MPU sebesar 1,05%,
bus kecil sebesar 1,08%, bus sedang sebesar 0,61%, truk
kecil sebesar 4,75%, truk sedang sebesar 3,26%, truk besar
sebesar 1,29%, truk tempelan/gandengan sebesar 0,6% dan
truk tangki sebesar 0,33%.


Masuk (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 4.147
LV 10.178
HV 4.556
UM 6
Jumlah 18.887

berat sebesar 4.556 smp, dan untuk kendaraan tidak bermotor
0.03%
21.95%
24.13% MC
LV
HV
UM
53.89%

Gambar V.65 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Soekarno-Hatta
Arah Masuk di Wilayah Kota Salatiga (SMP)

Sepeda Motor 16.903
Mobil 6.457
MPU 370
Bus Kecil 423
Bus Sedang 195
Bus Besar 318
Pick Up 2.026
Truk Kecil 1.161
Truk Sedang 1.042
Truk Besar 403
Kereta Gandengan/
188
Tempelan
Truk Tangki 101
Sepeda 14
Becak -
Jumlah 29.601


1% 1% 0% 0% 0%
4%
4%
Sepeda Motor
1%
7% Mobil
1%
1%
MPU
1%
Bus Kecil
57%
22% Bus Sedang
Bus Besar

Gambar V.66 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Soekarno-Hatta Arah Keluar

sebesar 22%, pick up sebesar 7%, MPU sebesar 1,25%, bus
kecil sebesar 1,43%, bus sedang sebesar 0,66%, truk kecil
sebesar 3,92%, truk sedang sebesar 3,52%, truk besar
sebesar 1,36%, truk tempelan/gandengan sebesar 0,64% dan
truk tangki sebesar 0,34%, dan sepeda sebesar 0,05%.


Keluar (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 4.226
LV 9.276
HV 4.090
UM 11
Jumlah 17.603

berat sebesar 4.090 smp, dan untuk kendaraan tidak bermotor
0.06%
23.23% 24.01% MC
LV
HV
UM
52.70%

Gambar V.67 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Soekarno-Hatta
Arah Keluar di Wilayah Kota Salatiga (SMP)

ix) Jalan Abimanyu (Pertapaan Gedono)

Gambar V.68 Kondisi Ruas Jalan Abimanyu (Pertapaan
Gedono)
Jalan Abimanyu (Pertapaan Gedono) merupakan jalan Kolektor

sekunder yang terletak berbatasan dengan Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang. Komposisi kendaraan yang
melewati jalan ini yaitu didominasi oleh sepeda motor, mobil
pribadi dan pick up.

ABIMANYU (PERTAPAAN GEDONO)
200
Volume (smp/jam)
150
100
50 Masuk
0 Keluar
Dua Arah
Time Slice

Gambar V.69 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Abimanyu (Pertapaan Gedono)

dengan jumlah volume 79.60 smp/jam, sedangkan volume
Tabel V.40 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Abimanyu (Pertapaan
Gedono) Arah Masuk di Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 1701
Mobil 200
MPU 0
Mini Bus 0
Bus Sedang 0
Bus Besar 0
Pick Up 64
Truk Kecil 51
Truk Sedang 38
Truk Besar 0
Kereta Gandengan/
0
Tempelan
Truk Tangki 0
Sepeda 0
Becak 0
Jumlah 2.054
Sepeda motor merupakan moda yang paling banyka melintas


0.00%
1.85%
0.00% 2.48% 0% 0% 0.00% Sepeda Motor
3.12% 0%
0%
0.00%
Mobil
9.74%
0.00%
MPU
Mini Bus
Bus Sedang
Bus Besar
82.81% Pick Up

Gambar V.70 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Abimanyu (Pertapaan Gedono)
Arah Masuk
Berdasarkan Gambar V.70, sepeda motor memliki persentase

tertinggi sebesar 82,81%, untuk posisi kedua mobil sebesar
9,74%, pick up sebesar 3,12%, truk kecil sebesar 2,48%, dan
truk sedang sebesar 1,85%.


Tabel V.41 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Abimanyu
(Pertapaan Gedono) Arah Masuk (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 425
LV 264
HV 107
UM -
Jumlah 796
Sepeda Motor merupakan kendaraan yang paling banyak

0.00%
13.42%
MC
LV
HV
33.16% UM
53.42%

Gambar V.71 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Abimanyu
(Pertapaan Gedono) Arah Masuk di Wilayah Kota Salatiga
(SMP)

Gedono) Arah Keluar di Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 2.098
Mobil 151
MPU -
Bus Kecil -
Bus Sedang -
Bus Besar -
Pick Up 53
Truk Kecil 30
Truk Sedang 51
Truk Besar -
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangki -
Sepeda -
Becak -
Jumlah 2.383


0% 0%
0% 2% 1%
2% 0% 0% 0%
0% 7%
0% Sepeda Motor
Mobil
MPU
Mini Bus
Bus Sedang
88%
Bus Besar

Gambar V.72 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Abimanyu (Pertapaan Gedono)
Arah Keluar

sebesar 6,33%, pick up sebesar 2,22%, truk kecil sebesar
1,26%, dan truk sedang sebesar 2,14%.


Gedono) Arah Keluar (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 525
LV 204
HV 97
UM -
Jumlah 826

0.00%
11.77%
24.71% MC
LV
HV
UM
63.52%

Gambar V.73 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Abimanyu
(Pertapaan Gedono) Arah Keluar di Wilayah Kota Salatiga
(SMP)

x) Jalan Hassanudin-Kopeng

Gambar V.74 Kondisi Ruas Jalan Hassanudin-Kopeng
Jalan Hassanudi-Kopeng merupakan jalan Kolektor sekunder

yang terletak berbatasan dengan Kecamatan Kopeng,
jalan ini yaitu didominasi oleh sepeda motor, mobil pribadi dan
angkutan penumpang maupun angkutan barang. Oleh karena
itu, jalan ini merupakan salah satu jalan yang memiliki arus
lalu lintas yang cukup tinggi karena merupakan akses keluar
dan masuk Kota Salatiga.

HASSANUDIN-KOPENG
800
Volume (smp/15 menit)
600
400
Masuk
200
Keluar
0
Dua Arah
Time Slice

Gambar V.75 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Hassanudin-Kopeng

Tabel V.44 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Hassanudin-Kopeng
Arah Masuk di Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 4917
Mobil 1323
MPU 0
Mini Bus 201
Bus Sedang 0
Bus Besar 0
Pick Up 593
Truk Kecil 53
Truk Sedang 38
Truk Besar 15
Kereta Gandengan/
1
Tempelan
Truk Tangki 1
Sepeda 0
Becak 0
Jumlah 7.142


0.00% 0.53%
0.74%0% 0% 0.00%
0.00% 0% Sepeda Motor
8.30% 0%
2.81%
0.00% Mobil
MPU
18.52%
Mini Bus
Bus Sedang
68.85%
Bus Besar

Gambar V.76 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Hassanudin-Kopeng Arah Masuk

sebesar 18,25%, pick up sebesar 8,30%, bus kecil sebesar
2,8%, truk kecil sebesar 0,74%, truk sedang sebesar 0,53%,
dan truk besar sebesar 0,21%


Arah Masuk (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 1.229
LV 2.117
HV 130
UM -
Jumlah 3.476
Kendaran ringan merupakan kendaraan yang paling banyak

0.00%
3.73%
MC
35.37% LV
HV
UM
60.91%

Gambar V.77 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Hassanudin-
Kopeng Arah Masuk di Wilayah Kota Salatiga (SMP)

Arah Keluar di Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 5.494
Mobil 853
MPU -
Bus Kecil 120
Bus Sedang -
Bus Besar -
Pick Up 538
Truk Kecil 23
Truk Sedang 58
Truk Besar 14
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangki 1
Sepeda -
Becak -
Jumlah 7.101


1% 0% 0% 0%
0% 0%
0% 0%
2% Sepeda Motor
8%
0%
12%
Mobil
MPU
Mini Bus
Bus Sedang
77%
Bus Besar

Gambar V.78 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Hassanudin-Kopeng Arah Keluar

sebesar 12%, pick up sebesar 8%, bus kecil sebesar 1,68%,
truk kecil sebesar 0,32%, truk sedang sebesar 0,81%, dan
truk besar sebesar 0,20.%


Arah Keluar (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 1.374
LV 1.511
HV 115
UM -
Jumlah 3.000

0.00%
3.84%
MC
LV
50.37% HV
45.79% UM

Gambar V.79 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Hassanudin-
Kopeng Arah Keluar di Wilayah Kota Salatiga (SMP)

xi) Jalan Imam Bonjol

Gambar V.80 Kondisi Ruas Jalan Imam Bonjol
Jalan Imam Bonjol merupakan jalan kolektor sekunder yang

terletak berbatasan dengan Kecamatan Tuntang, Kabupaten
Kota Salatiga.

FLUKTUASI VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN IMAM
BONJOL
900
800
Volume (smp/jam)
700
600
500
400
Masuk
300
200 Keluar
100
Dua Arah
0
Time Slice

Gambar V.81 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Imam Bonjol

Tabel V.48 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Imam Bonjol Arah
Sepeda Motor 9349
Mobil 1629
MPU 383
Mini Bus 242
Bus Sedang 0
Bus Besar 5
Pick Up 296
Truk Kecil 0
Truk Sedang 177
Truk Besar 4
Kereta Gandengan/
0
Tempelan
Truk Tangki 0
Sepeda 48
Becak 3
Jumlah 12.136

adalah mobil yaitu sebanyak 1.629 kendaraan. Untuk MPU

Proporsi Kendaraan
0.04% Arah Masuk
1.46% 0%
0.00% 0.00% 0% 0.40%
1.99% 2.44% 0% Sepeda Motor
0%
3.16%
Mobil
13.42%
MPU
Mini Bus
Bus Sedang
Bus Besar
77.04%
Pick Up

Gambar V.82 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Imam Bonjol Arah Masuk

sebesar 13,42%, MPU sebesar 3,16%, pick up sebesar 4,17%,
bus kecil sebesar 3,4%, truk sedang sebesar 2,49%, dan
sepeda 0,68%.


Masuk (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 2.337
LV 2.550
HV 223
UM 41
Jumlah 5.151

0.79%
4.33%
MC
LV
45.37% HV
49.50% UM

Gambar V.83 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Imam Bonjol Arah

Sepeda Motor 8.739
Mobil 2.071
MPU 353
Bus Kecil 60
Bus Sedang -
Bus Besar -
Pick Up 454
Truk Kecil 4
Truk Sedang 34
Truk Besar -
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangki -
Sepeda 8
Becak -
Jumlah 11.723


0% 0% Proporsi Kendaraan Arah Keluar
0% 0% 0%
0% 0%
0% 0%
0% 3% 4% Sepeda Motor
18%
Mobil
MPU
Mini Bus
Bus Sedang
75%
Bus Besar

Gambar V.84 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Imam Bonjol Arah Keluar

sebesar 18%, MPU sebesar 3%, pick up sebesar 4%, bus kecil
sebesar 0,57%, truk kecil sebesar 0,03%, truk sedang sebesar
0,29%, dan sepeda 0,07%.


Keluar (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 2.185
LV 2.938
HV 46
UM 6
Jumlah 5.175

0.12%
0.88% MC
LV
HV
UM
56.78%
42.22%

Gambar V.85 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Imam Bonjol Arah

2. Fluktuasi Lalu Lintas Pada Kordon Dalam
Survei pencacahan lalu lintas terklasifikasi di kordon dalam
dilaksanakan di 7 titik ruas jalan yaitu jalan kolektor yang
memiliki daerah tarikan perjalanan yang cukup tinggi di dalam
CBD. Survei dilakukan selama 16 jam yang terbagi atas periode
sibuk pagi, siang, dan sore.
Berikut adalah lokasi titik survei Traffic Counting Kordon Dalam :
Tabel V.52 Daftar Ruas Jalan Kordon Dalam
NO Ruas Jalan Waktu Pelaksanaan Survei

Survei
1 Jl Diponegoro V 16 jam 05.00 – 21.00
2 Jl Patimura II 16 jam 05.00 – 21.00
3 Jl Taman Pahlawan I 16 jam 05.00 – 21.00
4 Jl Jend Sudirman VII 16 jam 05.00 – 21.00
5 Jl Ahmad Yani II 16 jam 05.00 – 21.00
6 Jl Tentara Pelajar 16 jam 05.00 – 21.00
7 Jl Kartini I 16 jam 05.00 – 21.00

Gambar V.86 Lokasi Titik Survei TC Kordon Dalam di Kota Salatiga (Wilayah
Studi)

i) Jalan Diponegoro V

Gambar V.87 Kondisi Ruas Jalan Diponegoro V
Pencacahan lalu lintas terklasifikasi yang dilaksanakan di ruas

Jalan Diponegoro V, dibagi menjadi dua titik survei yaitu arah
masuk CBD dan arah keluar CBD.
Dari hasil survei didapatkan jumlah total lalu lintas dalan
waktu 16 jam sebesar 6.657,6 smp/hari untuk arah masuk
CBD, sedangkan untuk arah keluar CBD sebesar 6.562
smp/hari. Hasil analisis pencacahan lalu lintas terklasifikasi
pada arah masuk CBD, volume tertinggi terjadi pada pagi hari
pukul 07.00-08.00 WIB dengan volume 656,5 smp/jam.
Sedangkan volume tertinggi pada arah keluar CBD pada pagi
hari pukul 06.30-07.30 WIB adalah 581,05 smp/jam.

DIPONEGORO V
1400
Volume (smp/jam)
1200
1000
800
600
400 Masuk
200 Keluar
0
Dua Arah
Time Slice

Gambar V.88 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Diponegoro V

Tabel V.53 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Diponegoro V ( Arah
Masuk CBD) di Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 13343
Mobil 2615
MPU 269
Bus Kecil 64
Bus Sedang 0
Bus Besar 0
Pick Up 291
Truk Kecil 25
Truk Sedang 19
Truk Besar 17
Kereta Gandengan/
0
Tempelan
Truk Tangki 6
Sepeda 2
Becak 1
Jumlah 16.652


Proporsi Kendaraan Jalan Arah Masuk
0.00%
0.00% 0.11% CBD
0.38% 0.15% 0.0%0.01% 0.1%
1.75% 0.01%
1.62% 0.04% Sepeda Motor
15.70%
Mobil
MPU
Bus Kecil
Bus Sedang
80.13% Bus Besar

Gambar V.89 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Diponegoro V Arah Masuk

truk besar sebesar 0,1%, MPU sebesar 1,62%, truk tangki
sebesar 0,04%, sepeda sebesar 0,01% dan becak 0,01%.

kendaraan tidak bermotor. Berikut adalah tabel
persentasenya.

Tabel V.54 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Diponegoro V Arah
Masuk (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 3335,75
LV 3239,00
HV 80,40
UM 2,40
Jumlah 6657,55

melintasi ruas jalan ini sebesar 3.335,75 smp, sementara
untuk volume kendaraan ringan sebesar 3.239 smp, untuk
bermotor sebesar 2,4 smp. Berdasarkan kategorinya, dapat
0.04%
1.21%
MC
48.65% LV
50.10% HV
UM

Gambar V.90 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Diponegoro V Arah
Masuk (SMP)

Tabel V.55 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Diponegoro V ( Arah
Keluar CBD) di Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 12.903
Mobil 2.100
MPU 638
Bus Kecil 101
Bus Sedang -
Bus Besar -
Pick Up 323
Truk Kecil 64
Truk Sedang 28
Truk Besar 7
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangki 21
Sepeda 12
Becak 26
Jumlah 16.223


Proporsi Kendaraan Arah Keluar CBD
0% 0% 0% 0%
2%
0% 0% Sepeda Motor
0% 0%
1% 0%
4%
13% Mobil
MPU
Bus Kecil
Bus Sedang
80%
Bus Besar

Gambar V.91 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Diponegoro V Arah Keluar

sebesar 13%, MPU sebesar 4%, bus sedang 0,01%.

Tabel V.56 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Diponegoro V Arah

Keluar (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 3225,75
LV 3162,00
HV 144,00
UM 30,40
Jumlah 6562,15

melintasi ruas jalan ini sebesar 3.225,75 smp, sementara
untuk volume kendaraan ringa sebesar 3.162 smp, kendaraan
berat sebesar 144 smp dan untuk kendaraan tidak bermotor
sebesar 30,4 smp. Berdasarkan kategorinya, dapat dijelaskan
0.46%
2.19%
MC
48.19% LV
HV
UM
49.16%

Gambar V.92 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Diponegoro V
Arah Keluar (SMP)

ii) Jalan Pattimura II

Gambar V.93 Kondisi Ruas Jalan Patimura II

Jalan Patimura II, dibagi menjadi dua titik survei yaitu arah
waktu 16 jam sebesar 17.040 smp/hari untuk arah masuk

PATIMURA II
1600
1400
Volume (smp/jam)
1200
1000
800
600 Masuk
400
Keluar
200
0 Dua Arah
Time Slice

Gambar V.94 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Patimura II

Tabel V.57 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Patimura II ( Arah
Sepeda Motor 11327
Mobil 3566
MPU 202
Mini Bus 486
Bus Sedang 1
Bus Besar 8
Pick Up 1108
Truk Kecil 272
Truk Sedang 39
Truk Besar 5
Kereta Gandengan/
2
Tempelan
Truk Tangki 3
Sepeda 21
Becak 0
Jumlah 17.040


Proporsi Kendaraan Arah Masuk CBD
0.05% 0.23%
0.01% 1.60% 0% 0% 0.12% Sepeda Motor
6.50% 0%
0%
2.85%
Mobil
1.19%
MPU
20.93% Mini Bus
Bus Sedang
66.47%
Bus Besar
Pick Up

Gambar V.95 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Patimura II Arah Masuk

sebesar 20,93%, MPU sebesar 1,18%, bus kecil sebesar
2,85%, pick up sebesar 6,50%, truk kecil sebesar 1,60%, truk
sedang sebesar 0,23%, truk besar sebesar 0,3%, truk tangki
sebesar 0,2% dan sepeda sebesar 0,12%.


Tabel V.58 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Patimura II Arah
Masuk (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 2.832
LV 5.362
HV 396
UM 17
Jumlah 8.607
Kendaran ringan merupakan kendaraan yang paling banyak

volume sepeda motor sebesar 2.832 smp, kendaraan berat
pada Gambar V.96.
0.20%
4.60%
MC
32.90%
LV
HV
UM
62.30%

Gambar V.96 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Patimura II Arah
Masuk (SMP)

Tabel V.59 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Patimura II ( Arah
Sepeda Motor 15.218
Mobil 3.349
MPU 169
Bus Kecil 400
Bus Sedang -
Bus Besar -
Pick Up 1.023
Truk Kecil 71
Truk Sedang 109
Truk Besar 9
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangki 13
Sepeda 17
Becak -
Jumlah 20.378


1% Proporsi Kendaraan Arah Keluar CBD
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0%
2% 5% Sepeda Motor
1%
16% Mobil
MPU
Mini Bus
Bus Sedang
75%
Bus Besar

Gambar V.97 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Patimura II Arah Keluar

sebesar 16%, MPU sebesar 0,82%, bus kecil sebesar 1,96%,
pick up sebesar 5,00%, truk kecil sebesar 0,34%, truk sedang
sebesar 0,53%, truk besar sebesar 0,04%, truk tangki sebesar
0,06% dan sepeda sebesar 0,08%.


Tabel V.60 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Patimura II Arah
Keluar (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 3.805
LV 4.941
HV 242
UM 14
Jumlah 9.002

pada Gambar V.98.
0.15%
2.69%
MC
LV
54.89% 42.27% HV
UM

Gambar V.98 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Patimura II Arah
Keluar (SMP)

iii) Jalan Taman Pahlawan II

Jalan Taman Pahlawan II, dibagi menjadi dua titik survei yaitu
arah masuk CBD dan arah keluar CBD.

FLUKTUASI VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN TAMAN
PAHLAWAN II
1400
1200
Volume (smp/jam)
1000
800
600
Masuk
400
200 Keluar
0 Dua Arah
Time Slice

Gambar V.99 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Taman Pahlawan II

Tabel V.61 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Taman Pahlawan II
(Arah Masuk CBD) di Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 9406
Mobil 2869
MPU 232
Mini Bus 0
Bus Sedang 1
Bus Besar 8
Pick Up 852
Truk Kecil 153
Truk Sedang 12
Truk Besar 0
Kereta Gandengan/
0
Tempelan
Truk Tangki 3
Sepeda 21
Becak 0
Jumlah 13.557


0.06% 0.09%
0.01% 1.13%0%0% 0.15%
6.28% 0% Sepeda Motor
0.00% 0%
1.71%
Mobil
MPU
21.16%
Mini Bus
Bus Sedang
69.38%
Bus Besar

Gambar V.100 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Taman Pahlawan II Arah Masuk

truk kecil sebesar 1,13%, truk sedang sebesar 0,09%, dan
sepeda sebesar 0,15%.


Arah Masuk (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 2.352
LV 3.953
HV 212
UM 17
Jumlah 6.534

pada Gambar V.101.
0.26%
3.25%
MC
35.99% LV
HV
UM
60.50%

Gambar V.101 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Taman Pahlawan
II Arah Masuk (SMP)

(Arah Keluar CBD) di Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 8.128
Mobil 2.998
MPU 257
Bus Kecil -
Bus Sedang 23
Bus Besar 6
Pick Up 855
Truk Kecil 71
Truk Sedang 97
Truk Besar 11
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangki 23
Sepeda 17
Becak -
Jumlah 12.486


0% 1% 1% 0% 0% 0% 0% 0%
0% Sepeda Motor
7%
2%
Mobil
24% MPU
Mini Bus
65% Bus Sedang
Bus Besar

Gambar V.102 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Taman Pahlawan II Arah Keluar

truk kecil sebesar 0,57%, truk sedang sebesar 0,77%, truk
besar sebesar 0,09%, truk tangki sebesar 0,18 dan sepeda
sebesar 0,14%.


Arah Keluar (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 2.032
LV 4.110
HV 277
UM 14
Jumlah 6.433

sebesar 277 smp, dan untuk kendaraan tidak bermotor
0.21%
4.31%
MC
31.59% LV
HV
UM
63.89%

Gambar V.103 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Taman Pahlawan
II Arah Keluar (SMP)

iv) Jalan Jendral Sudirman VIII

Gambar V.104 Kondisi Ruas Jalan Jendral Sudirman VIII

Jalan Jendral Sudirman VIII, dibagi menjadi dua titik survei
yaitu arah masuk CBD dan arah keluar CBD.
pada arah masuk CBD, volume tertinggi terjadi pada sore hari
Sedangkan volume tertinggi pada arah keluar CBD pada sore

JENDRAL SUDIRMAN VIII
2000
Volume (smp/jam)
1500
1000
Masuk
500
Keluar
0
Dua Arah
Time Slice

Gambar V.105 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Jendral Sudirman VIII

Tabel V.65 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Jendral Sudirman
VIII ( Arah Masuk CBD) di Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 17078
Mobil 2438
MPU 588
Bus Kecil 47
Bus Sedang 1
Bus Besar 2
Pick Up 824
Truk Kecil 72
Truk Sedang 40
Truk Besar 1
Kereta Gandengan/
0
Tempelan
Truk Tangki 0
Sepeda 2
Becak 0
Jumlah 21.093


0.01% 0%
0.19%
0.00% 0.34% 0% 0.01% Sepeda Motor
0.22%
3.91% 0%
0%
2.79% Mobil
11.56%
MPU
Bus Kecil
Bus Sedang
Bus Besar
80.97% Pick Up

Gambar V.106 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Jendral Sudirman VIII Arah
Masuk

truk kecil sebesar 0,34%, dan truk sedang sebesar 0,19%.


Tabel V.66 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Jendral Sudirman VIII
Arah Masuk (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 4.270
LV 3.897
HV 139
UM 2
Jumlah 8.307

volume kendaraan ringan sebesar 3.897 smp, untuk
kendaraan berat sebesar 133 smp dan untuk kendaraan tidak
0.02%
1.68%
MC
46.91% LV
HV
51.39% UM

Gambar V.107 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Jendral Sudirman
VIII Arah Masuk (SMP)

Tabel V.67 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Jendral Sudirman
VIII ( Arah Keluar CBD) di Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 16.320
Mobil 3.338
MPU 606
Bus Kecil 36
Bus Sedang 13
Bus Besar 3
Pick Up 904
Truk Kecil 121
Truk Sedang 266
Truk Besar 7
Kereta Gandengan/
1
Tempelan
Truk Tangki 12
Sepeda 9
Becak -
Jumlah 21.636


0% 1% 1% 0% 0% 0% 0%
0%
0% Sepeda Motor
3% 4%
15% Mobil
MPU
Bus Kecil
Bus Sedang
76%
Bus Besar

Gambar V.108 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Jendral Sudirman VIII Arah
Keluar
Berdasarkan Gambar V.108, sepeda motor memliki



Tabel V.68 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Jendral Sudirman VIII
Arah Keluar (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 4.080
LV 4.884
HV 508
UM 7
Jumlah 9.479

0.08%
5.36%
MC
LV
HV
51.53% 43.04%

Gambar V.109 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Jendral Sudirman
VIII Arah Keluar (SMP)

v) Jalan Ahmad Yani II

Gambar V.110 Kondisi Ruas Jalan Ahmad Yani II

Jalan Ahmad Yani II, dibagi menjadi dua titik survei yaitu arah
waktu 16 jam sebesar 6.391 smp/hari untuk arah masuk CBD,
sedangkan untuk arah keluar CBD sebesar 9.812 smp/hari.
Hasil analisis pencacahan lalu lintas terklasifikasi pada arah
masuk CBD, volume tertinggi terjadi pada pagi hari pukul
06.15-07.15 WIB dengan volume 187,60 smp/jam. Sedangkan
volume tertinggi pada arah keluar CBD pada pagi hari pukul
06.15-07.15 WIB adalah 299,65 smp/jam.

FLUKTUASI VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN AHMAD
YANI II
600
Volume (smp/jam)
500
400
300
200 Masuk
100 Keluar
0
Dua Arah
Time Slice

Gambar V.111 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Ahmad Yani II

Tabel V.69 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Ahmad Yani II (Arah
Sepeda Motor 5590
Mobil 428
MPU 61
Mini Bus 66
Bus Sedang 9
Bus Besar 2
Pick Up 159
Truk Kecil 37
Truk Sedang 18
Truk Besar 1
Kereta Gandengan/
1
Tempelan
Truk Tangki 10
Sepeda 3
Becak 6
Jumlah 6.391


Proporsi
0.03%
Kendaraan Arah Masuk CBD
0.14% 0.28% 0%
1.03% 2.49% 0%
0%
0.95%
6.70%
Mobil
MPU
Mini Bus
Bus Sedang
87.47% Bus Besar

Gambar V.112 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Ahmad Yani II Arah Masuk


Tabel V.70 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Ahmad Yani II Arah

Masuk (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 1.398
LV 714
HV 94
UM 7
Jumlah 2.212

volume kendaraan ringan sebesar 714 smp, untuk kendaraan
lebih lanjut pada diagram di bawah ini.
0.33%
4.23% MC
32.27%
LV
HV
UM
63.17%

Gambar V.113 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Ahmad Yani II
Arah Masuk (SMP)
Tabel V.71 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Ahmad Yani II ( Arah

Sepeda Motor 7.947
Mobil 1.176
MPU 171
Bus Kecil 6
Bus Sedang -
Bus Besar -
Pick Up 352
Truk Kecil 107
Truk Sedang 52
Truk Besar 1
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Roda 3 -
Sepeda -
Becak -
Jumlah 9.812

Sepeda motor merupakan moda terbesar yang digunakan
dibandingkan dengan jenis moda kendaraan lainnya yaitu
posisi ketiga sebesar 352 kendaraan.
Proporsi Kendaraan Arah Keluar CBD

4%
1% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
0%
0%
0% 2%
12% Sepeda Motor
Mobil
MPU
Mini Bus
Bus Sedang
81%
Bus Besar

Gambar V.114 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Ahmad Yani II Arah Keluar

dan truk kecil sebesar 1,00%.


Tabel V.72 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Ahmad Yani II Arah
Keluar (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 1.987
LV 1.705
HV 192
UM -
Jumlah 3.884

volume kendaraan ringan sebesar 1.705 smp, dan untuk
0.00%
4.94%
MC
43.90% LV
HV
UM
51.16%

Gambar V.115 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Ahmad Yani II
Arah Keluar (SMP)

vi) Jalan Tentara Pelajar

Gambar V.116 Kondisi Ruas Jalan Tentara Pelajar

Jalan Jl. Tentara Pelajar, dibagi menjadi dua titik survei yaitu
arah masuk CBD dan arah keluar CBD.
waktu 16 jam sebesar 6.669 smp/hari untuk arah masuk CBD,
sedangkan untuk arah keluar CBD sebesar 7.287 smp/hari.
Hasil analisis pencacahan lalu lintas terklasifikasi pada arah
masuk CBD, volume tertinggi terjadi pada pagi hari pukul
07.15-08.15 WIB dengan volume 339,15 smp/jam. Sedangkan
volume tertinggi pada arah keluar CBD pada pagi hari pukul
07.15-08.15 WIB adalah 348,00 smp/jam.

FLUKTUASI VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN TENTARA
PELAJAR
800
Volume (smp/jam)
700
600
500
400
300 Masuk
200
100 Keluar
0 Dua Arah
Time Slice

Gambar V.117 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Tentara Pelajar

Tabel V.73 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Tentara Pelajar (Arah
Sepeda Motor 5332
Mobil 1069
MPU 0
Bus Kecil 2
Bus Sedang 0
Bus Besar 0
Pick Up 224
Truk Kecil 10
Truk Sedang 21
Truk Besar 0
Kereta Gandengan/
0
Tempelan
Truk Tangki 0
Sepeda 9
Becak 2
Jumlah 6.669


0.00%
0.31% 0%
0.03% 0.00% 0.15% 0% 0.13%
Sepeda Motor
3.36% 0%
0.00% 0%
16.03% Mobil
MPU
Bus Kecil
Bus Sedang
Bus Besar
79.95%

Gambar V.118 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Tentara Pelajar Arah Masuk


Tabel V.74 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Tentara Pelajar Arah

Masuk (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 1.333
LV 1.295
HV 37
UM 9
Jumlah 2.674

kendaraan berat sebesar 37 smp, dan untuk kendaraan tidak
0.33%
1.39%
MC
48.43% LV
49.85% HV

Gambar V.119 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Tentara Pelajar
Arah Masuk (SMP)
Tabel V.75 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Tentara Pelajar (Arah

Sepeda Motor 5.670
Mobil 1.191
MPU 5
Bus Kecil 12
Bus Sedang -
Bus Besar -
Pick Up 368
Truk Kecil 15
Truk Sedang 14
Truk Besar -
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangki -
Sepeda 6
Becak 6
Jumlah 7.287

0% 0%0% Proporsi Kendaraan Jalan Arah Keluar

0%
0% 0%0% CBD
0%
0% 0%5%
0% 17%
Sepeda Motor
Mobil
MPU
Bus Kecil
78%
Bus Sedang

Gambar V.120 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Tentara Pelajar Arah Keluar



Tabel V.76 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Tentara Pelajar Arah
Keluar (SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 1.418
LV 1.576
HV 35
UM 10
Jumlah 3.038

0.32%
1.15%
MC
51.88% LV
46.66%

Gambar V.121 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Tentara Pelajar
Arah Keluar (SMP)

vii) Jalan Kartini I

Gambar V.122 Kondisi Ruas Jalan Kartini I

Jalan Kartini I, dibagi menjadi dua titik survei yaitu arah masuk
CBD dan arah keluar CBD.
waktu 16 jam sebesar 4.301,5 smp/hari untuk arah masuk
pada arah masuk CBD, volume tertinggi terjadi pada sore hari
Sedangkan volume tertinggi pada arah keluar CBD pada sore

FLUKTUASI VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN KARTINI I
800
700
Volume (smp/jam)
600
500
400
300 Masuk
200
100 Keluar
0 Dua Arah
Time Slice
Gambar V.123 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas 16 Jam Ruas Jl. Kartini I

Tabel V.77 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Kartini I (Arah Masuk
CBD) di Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 9518
Mobil 1615
MPU 100
Bus Kecil 12
Bus Sedang 0
Bus Besar 0
Pick Up 143
Truk Kecil 11
Truk Sedang 15
Truk Besar 0
Kereta Gandengan/
0
Tempelan
Truk Tangki 2
Sepeda 16
Becak 7
Jumlah 11.439

ruas jalan inn dibandingkan dengan jenis moda kendaraan

Proporsi Kendaraan Jalan Masuk CBD
0.00%
0.13% 0%
0.00%
0.10% 1.25% 0%
0.87% 0%
14.12% Mobil
MPU
Bus Kecil
Bus Sedang
Bus Besar
Pick Up
83.21%

Gambar V.124 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Kartini I Arah Masuk

1,25%, truk kecil sebesar 0,59%, MPU sebesar 0,87%, bus
sedang 0,13%.


Tabel V.78 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Kartini I Arah Masuk
(SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 2.380
LV 1.870
HV 34
UM 18
Jumlah 4.302

melintasi ruas jalan ini sebesar 2.379,5 smp, sementara untuk
bermotor sebesar 18,4 smp. Berdasarkan kategorinya, dapat
0.43%
0.78%
43.47% MC
LV
HV
55.32% UM

Gambar V.125 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Kartini I Arah
Masuk (SMP)

Tabel V.79 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Kartini I ( Arah Keluar
CBD) di Wilayah Kota Salatiga
Sepeda Motor 10.192
Mobil 1.956
MPU 92
Bus Kecil 16
Bus Sedang -
Bus Besar -
Pick Up 216
Truk Kecil 1
Truk Sedang 23
Truk Besar -
Kereta Gandengan/
-
Tempelan
Truk Tangkii -
Sepeda 16
Becak 10
Jumlah 12.522


Proporsi Kendaraan Jalan Keluar CBD
2% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0%
0% Sepeda Motor
16% 1%
Mobil
MPU
Bus Kecil
Bus Sedang
Bus Besar
81%
Pick Up

Gambar V.126 Proporsi Kendaraan Ruas Jalan Kartini I Arah Keluar

sebesar 16%, truk sedang sebesar 0,33%, pick up sebesar
1,72%.


Tabel V.80 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Kartini I Arah Keluar
(SMP)
Jenis Kendaraan SMP
MC 10.192
LV 2.280
HV 24
UM 26
Jumlah 12.522

kendaraan berat sebesar 29 smp dan untuk kendaraan tidak
0.43%
0.59%
46.74% MC
LV
HV
UM
52.24%

Gambar V.127 Proporsi Kendaraan Ruas Jl. Kartini I Arah
Keluar (SMP)

3. Periode Sibuk dan Volume Lalu Lintas
i) Kordon Luar
Tabel V.81 Jam Sibuk, Periode Sibuk, dan Volume Lalu Lintas Kordon Luar
Periode Sibuk Jam Sibuk
Titik Tc Kordon Luar
Masuk CBD Keluar CBD Masuk CBD Volume (smp/jam) Keluar CBD Volume (smp/jam)
Jl. Fatmawati 07.45-08.45 WIB 08.00-09.00 WIB 07.45-08.45 WIB 1.593,50 08.00-09.00 WIB 1.636,70
Jl. Mutiara 07.00-08.00 WIB 06.30-07.30 WIB 07.00-08.00 WIB 78,50 06.30-07.30 WIB 91,90
Jl. Patimura 06.30-07.30 WIB 16.00-17.00 WIB 06.30-07.30 WIB 470,25 16.00-17.00 WIB 668,05
Jl. Ki Getas 08.00-09.00 WIB 07.30-08.30 WIB 08.00-09.00 WIB 59,25 07.30-08.30 WIB 44,00
Jl. Setro 08.00-09.00 WIB 07.15-08.15 WIB 08.00-09.00 WIB 92,00 07.15-08.15 WIB 52,00
Jl. Marditomo 06.30-07.30 WIB 15.45-16.45 WIB 06.30-07.30 WIB 308,75 15.45-16.45 WIB 204,00
Jl. Tingkir Raya 17.00-18.00 WIB 07.00-08.00 WIB 17.00-18.00 WIB 782,35 07.00-08.00 WIB 769,90
Jl. Soekarno-Hatta 15.45-16.45 WIB 15.45-16.45 WIB 15.45-16.45 WIB 1.399,70 15.45-16.45 WIB 1.329,95
Jl. Abimanyu (Pertapaan Gedono) 15.00-16.00 WIB 08.00-09.00 WIB 15.00-16.00 WIB 79,60 08.00-09.00 WIB 104,60
Jl. Hassanudin-Kopeng 06.00-07.00 WIB 15.45-16.45 WIB 06.00-07.00 WIB 445,90 15.45-16.45 WIB 380,00
Jl. Imam Bonjol 07.00-08.00 WIB 16.00-17.00 WIB 07.00-08.00 WIB 461,00 16.00-17.00 WIB 454,20

ii) Kordon Dalam
Tabel V.82 Jam Sibuk, Periode Sibuk, dan Volume Lalu Lintas Kordon Dalam
Periode Sibuk Jam Sibuk
Titik Tc Kordon Dalam
Masuk CBD Keluar CBD Masuk CBD Volume (smp/jam) Keluar CBD Volume (smp/jam)
Jl. Diponegoro V 07.00-08.00 WIB 06.15-07.15 WIB 07.00-08.00 WIB 656,5 06.15-07.15 WIB 681,05
JL. Patimura II 07.00-08.00 WIB 07.15-08.15 WIB 07.00-08.00 WIB 801,5 07.15-08.15 WIB 748,75
JL. Taman Pahlawan II 07.00-08.00 WIB 07.15-08.15 WIB 07.00-08.00 WIB 714,9 07.15-08.15 WIB 593,7
Jl. Jendral Sudirman VIII 16.15-17.15 WIB 15.30-16.30 WIB 16.15-17.15 WIB 783,85 15.30-16.30 WIB 806,5
Jl. Ahmad Yani II 06.15-07.15 WIB 06.15-07.15 WIB 06.15-07.15 WIB 187,6 06.15-07.15 WIB 299,65
Jl Tentara Pelajar 07.15-08.15 WIB 07.15-08.15 WIB 07.15-08.15 WIB 339,15 07.15-08.15 WIB 348
Jl. Kartini I 17.45-18.45 WIB 16.30-17.30 WIB 17.45-18.45 WIB 327,3 16.30-17.30 WIB 431,75

b. Kecepatan Perjalanan
1. Survei Kecepatan perjalanan
Survei kecepatan dilaksanakan di semua ruas jalan yang ada
diwilayah studi Kota Salatiga. Metode yang digunakan adalah
dengan pengamatan kendaraan bergerak, yang dilakukan pada
seluruh ruas jalan Arteri, Kolektor, dan Lokal dengan dua arus lalu
lintas dan tanpa median. Pengolahan data dari hasil survei yang
diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus penghitungan
untuk mengetahui target pengolahan data berupa data kecepatan,
waktu tempuh dan kendaraan per menitnya. Berikut rumus-rumus
yang digunakan :
𝑋 + 𝑦
𝑄=
Tw + Ta
𝑦
T = 𝑇𝑤 −
𝑄
0.36 𝑠
𝑣=
𝑡
Sumber : Karakteristik Sistem Lalu Lintas (Seri SC-OLLAJ)

Keterangan :
Q = Aliran kendaraan per menit
T = waktu perjalanan rata-rata
X = kendaraan berlawanan arah
Y = kendaraan yang mendahului dikurangi kendaraan yang
dilalui
V = kecepatan (km/jam)
S = panjang ruas (meter)

Ta = waktu berlawanan dengan arus
Tw = waktu searah dengan arus

i) Hasil Survei Kecepatan Perjalanan Dengan Metode
Pengamatan Kendaraan Bergerak (Moving Car Observer
(MCO))
Data yang diperoleh dari pengolahan survei pengamatan
kendaraan bergerak adalah data volume lalu lintas pada
masing-masing ruas atau link, data kecepatan dan data waktu
perjalanan. Kecepatan diperoleh dengan membandingkan
panjang ruas dengan waktu tempuhnya.
Survei ini dilaksanakan pada semua ruas jalan yang
dimasukkan pada wilayah studi.
Dari hasil analisa yang telah kami lakukan, maka kami
mendapatkan data tentang kecepatan dan waktu perjalanan
yang ditunjukkan dengan diagram ruang waktu (time space
diagram) dan peta kecepatan. Hasil Survei Kecepatan
Perjalanan Dengan Metode Pengamatan Kendaraan Bergerak
(Moving Car Observer (MCO)
ii) Analisis Kapasitas

Berdasarkan hasil survei inventarisasi jalan diketahui ukuran
jalan seperti lebar efektif jalan, panjang jalan, tipe jalan, lebar
bahu, beserta kondisinya saat ini. Dari survei inventarisasi dan
pengamatan langsung di wilayah studi maka diperoleh
gambaran mengenai jaringan jalan.
Dalam perhitungan kapasitas jalan diperlukan data tipe jalan,
hambatan samping, tata guna lahan, presentase arus lalu
lintas per arah, lebar efektif jalan, dan jumlah penduduk.
Contoh dalam perhitungan kapasitas jalan sebagai berikut :
Diketahui dari survei inventarisasi Jalan Diponegoro I (901-

904) memiliki tipe jalan 2/2UD, dengan lebar efektif jalan 13
m, tata guna lahan deerah komersial dan permukiman,
hambatan samping sedang, lebar bahu 1 m, persentase arus

lalu lintas perarah adalah 50%:50% dan diketahui data
sekunder penduduk Kota Salatiga 186.420 jiwa. Dengan
melihat tabel faktor koreksi pada MKJI 1997.
Berikut merupakan salah satu contoh perhitungan dan tabel
kapasitas jalan di Kota Salatiga :
Kapasitas dasar (Co) = 2900
Faktor koreksi lebar jalan = 1,29
Faktor koreksi pemisah arah(FCsp) =1
Faktor koreksi hambatan samping (FCsf) = 0,92
Faktor koreksi ukuran kota (FCcs) = 0,9
Maka kapasitas jalan Diponegoro I (901-904) adalah sebagai
berikut :
C = Co x FCw x Fcsp x FCcs x FCsf
1
= 2900 ( ) x 1,29 x 1 x 0,92 x 0,9
2
= 1548,77 smp/jam
Untuk data kapasitas jalan Kota Salatiga selengkapnya bisa

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel V.83 Hasil Analisis Kapasitas Ruas Jalan Arteri
Kapasitas
Link Nama Ruas
(smp/jam)
1801-1701 JL LINGKAR SALATIGA I 2791,80
1701-1702 JL LINGKAR SALATIGA II 3029,40
1702-805 JL LINGKAR SALATIGA III 2970,00
805-1703 JL LINGKAR SALATIGA IV 2970,00
1703-1601 JL LINGKAR SALATIGA V 2970,00
1601-1604 JL LINGKAR SALATIGA VI 2970,00
1604-1502 JL LINGKAR SALATIGA VII 2970,00
1502-1305 JL LINGKAR SALATIGA VIII 2970,00
1305-1304 JL LINGKAR SALATIGA IX 2970,00
KELUAR-1801 JL FATMAWATI I 1556,34
1801-KELUAR JL FATMAWATI I 1661,27
1801-901 JL FATMAWATI II 1556,34
901-904 JL DIPONEGORO I 1548,77
904-905 JL DIPOENGORO II 1324,05
905-904 JL DIPONEGORO II 1324,05
905-119 JL DIPONEGORO III 1324,05
119-120 JL DIPONEGORO IV 1498,27
120-119 JL.DIPONEGORO IV 1498,27
120-121 JL.DIPONEGORO V 1498,27
121-122 JL DIPONEGORO VI 1498,27

Kapasitas
Link Nama Ruas
(smp/jam)
122-110 JL JENDRAL SUDIRMAN I 1380,43
110-111 JL JENDRAL SUDIRMAN II 1120,28
111-112 JL JENDRAL SUDIRMAN III 1120,28
112-113 JL JENDRAL SUDIRMAN IV 1120,28
113-114 JL JENDRAL SUDIRMAN V 1380,43
114-15 JL JENDRAL SUDIRMAN VI 1380,43
115-601 JL JENDRAL SUDIRMAN VII 1380,43
601-701 JL JENDRAL SUDIRMAN VIII 1498,27
701-702 JL JENDRAL SUDIRMAN IX 1498,27
702-1302 JL JENDRAL SUDIRMAN X 1548,77
905-906 JL WAHID HASYIM 1451,81
906-302 JL OSAMALIKI I 1324,05
302-303 JL OSAMALIKI II 1324,05
303-304 JL OSAMALIKI III 1324,05
304-107 JL OSAMALIKI IV 1324,05
107-305 JL OSAMALIKI V 1324,05
305-202 JL VETERAN I 1324,05
202-305 JL VETERAN I 1324,05
202-701 JL VETERAN II 1324,05
701-202 JL VETERAN II 1324,05
1301-1302 JL SOEKARNO HATTA I 1200,60
1302-1305 JL SOEKARNO HATTA II 1200,60

Kapasitas
Link Nama Ruas
(smp/jam)
1305-1306 JL SOEKARNO HATTA III 1200,60
1306-KELUAR JL SOEKARNO HATTA IV 1200,60
KELUAR-1306 JL SOEKARNO HATTA IV 1278,90
Dari tabel diatas dapat kita lihat beberapa ruas jalan arteri di
Kota Salatiga (wilayah studi) dengan analisis kapasitas. Untuk
analisis jalan arteri lebih jelas, dapat dilihat pada lampiran.

Tabel V.84 Hasil Analisis Kapasitas Ruas Jalan Kolektor
Kapasitas
Link Nama Ruas
(smp/jam)
901-902 JL KI PENJAWI I 672,34
902-903 JL KI PENJAWI II 672,34
KELUAR-1306 JL MUTIARA I 672,34
1306-KELUAR JL MUTIARA I 672,34
901-902 JL MUTIARA II 672,34
902-901 JL MUTIARA II 672,34
902-402 JL CEMARA 672,34
402-902 JL CEMARA 672,34
904-402 JL TUREN 672,34
402-904 JL TUREN 672,34
402-403 JL DOMAS-KEMIRI 672,34
117-404 JL YOS SUDARSO 1368,68
122-123 JL PATIMURA I 930,99
123-122 JL PATIMURA I 930,99
123-404 JL PATIMURA II 801,50
404-403 JL PATIMURA III 1161,45
403-1001 JL PATIMURA IV 1161,45
1001-403 JL PATIMURA IV 1161,45
1001-1002 JL PATIMURA V 1200,60
1002-1001 JL PATIMURA V 1398,44
1002-KELUAR JL PATIMURA VI 1044,52
KELUAR-1002 JL PATIMURA VI 1044,52
1002-KELUAR JL BATU TULIS-KI GETAS 672,34
KELUAR-1002 JL BATU TULIS-KI GETAS 672,34
122-124 JL PEMUDA 2630,23
124-122 JL PEMUDA 2630,23
124-125 JL TAMAN SARI I 1380,43
125-124 JL TAMAN SARI I 1380,43
125-110 JL TAMAN SARI II 930,99
123-507 JL BUK SULING I 930,99
507-501 JL BUK SULING II 930,99

Kapasitas
Link Nama Ruas
(smp/jam)
509-501 JL NYAI KOPEK 1120,28
501-502 JL BENOYO 672,34
502-501 JL BENOYO 672,34
502-503 JL CANDEN 672,34
503-502 JL CANDEN 672,34
503-KELUAR JL SETRO 672,34
KELUAR-503 JL SETRO 686,95
504-503 JL BUTUH-TANGGULREJO 1044,52
110-501 JL TAMAN PAHLAWAN I 930,99
501-504 JL TAMAN PAHLAWAN II 1324,05
504-505 JL DR MUWARDI I 1324,05
505-504 JL DR MUWARDI I 1324,05
505-506 JL DR MUWARDI II 1324,05
506-601 JL DR MUWARDI III 1324,05
506-1201 JL NAGGULAN-MARDITOMO 1200,60
1201-506 JL NANGGULAN-MARDITOMO 1200,60
1201-KELUAR JL MARDITOMO 672,34
KELUAR-1201 JL MARDITOMO 672,34
701-1101 JL ARGOTUNGGAL 672,34
1101-1201 JL TRITIS ASRI 1044,52
1201-1101 JL TRITIS ASRI 1067,23
1101-1202 JL ARGO PRATIWI-TRITIS REJO 1067,23
1302-1202 JL JOKO TINGKIR I 1044,52
1202-1303 JL JOKO TINGKIR II 1044,52
1301-1303 JL TINGKIR RAYA I 1500,75
1303-1306 JL TINGKIR RAYA II 1161,45

Kapasitas
Link Nama Ruas
(smp/jam)
906-118 JL KARTINI I 1010,46
118-906 JL KARTINI I 1010,46
118-103 JL KARTINI II 1010,46
103-118 JL KARTINI II 1010,46
118-119 JL MONGINSIDI 1324,05
103-109 JL M. YAMIN I 1498,27
109-103 JL M. YAMIN I 1498,27
109-121 JL M. YAMIN II 1498,27
121-109 JL M. YAMIN II 1498,27
109-110 JL LANGENSUKO 1506,68
103-102 JL ADISUCIPTO I 1324,05
102-101 JL ADISUCIPTO II 1324,05
101-106 JL PANCASILA I 1149,84
106-107 JL PANCASILA II 1149,84
107-108 JL PANCASILA III 1149,84
108-101 JL PANCASILA IV 1149,84
111-104 JL PEMOTONGAN I 740,12
104-103 JL PEMOTONGAN II 1010,46
113-105 JL SUKOWATI I 1388,18
105-106 JL SUKOWATI II 1324,05
105-104 JL KESAMBI 1059,40
115-116 JL A. YANI I 1368,68
116-115 JL A. YANI I 1324,05
116-117 JL A. YANI II 1219,91
117-116 JL A. YANI II 1324,05
116-105 JL SEMERU 1388,18
117-107 JL BRIGJEN SUDIARTO 1044,52
303-108 JL TENTARA PELAJAR 1368,68
906-907 JL IMAM BONJOL I 1413,32
907-908 JL IMAM BONJOL II 1443,07

Kapasitas
Link Nama Ruas
(smp/jam)
908-909 JL IMAM BONJOL III 1443,07
909-1702 JL IMAM BONJOL IV 1413,32
1702-KELUAR JL IMAM BONJOL V 1324,05
KELUAR-1702 JL IMAM BONJOL V 1324,05
906-905 JL ATMO SUHARJAN 1044,52
909-301 JL ABDUL WAHID-BANGAU 672,34
304-301 JL MERAK 1324,05
301-304 JL MERAK 1324,05
301-802 JL NAKULA SADEWA I 1368,68
802-801 JL NAKULA SADEWA II 1368,68
802-805 JL BISMA 1044,52
805-802 JL BISMA 1044,52
801-804 JL YUDHISTIRA 1044,52
801-803 JL DEWI KUNTI-BIMA 1044,52
804-307 JL.PARIKESIT 1368,68
307-804 JL.PARIKESIT 1368,68
801-803 JL.ARJUNA I 1044,52
803-801 JL.ARJUNA I 1044,52
803-806 JL.ARJUNA II 1044,52
806-803 JL.ARJUNA II 1044,52
305-806 JL.HASSANUDIN I 1324,05
806-307 JL.HASSANUDIN II 1324,05
307-1602 JL.HASSANUDIN III 1368,68
1602-1604 JL.HASSANUDIN IV 1044,52
1604-KELUAR JL.HASSANUDIN-KOPENG 445,90

Kapasitas
Link Nama Ruas
(smp/jam)
KELUAR-1604 JL.HASSANUDIN-KOPENG 380,00
806-306 JL.SIDOMULYO I 1044,52
306-1603 JL.SIDOMULYO II 1044,52
1602-1603 JL.AMARTA I 672,34
1603-1602 JL.AMARTA I 672,34
1603-1606 JL.AMARTA II 672,34
1606-1603 JL.AMARTA II 672,34
1604-1606 JL.ARGOMULYO VII I 672,34
1606-1604 JL.ARGOMULYO VII II 672,34
202-201 JL.TEGALREJO 1368,68
201-202 JL.TEGALREJO 1368,68
201-1606 JL.RAYA KUMPULREJO 1368,68
306-201 JL.SAWO 672,34
201-306 JL.SAWO 672,34
1606-1605 JL.PRUMASAN I 672,34
1605-1606 JL.PRUMASAN I 672,34
1605-KELUAR JL.PRUMASAN II 1044,52
KELUAR-1605 JL.PRUMASAN II 1044,52
1605-1501 JL.BANGKONG 1044,52
1501-1605 JL.BANGKONG 1044,52
701-703 JL.ARGORUMEKSO 672,34
702-703 JL.ARGOBOGA 1044,52
703-702 JL.ARGOBOGA 1044,52
703-1502 JL.ARGOSARI RAYA I 1044,52
1502-1501 JL.ARGOSARI RAYA II 672,34
1501-KELUAR JL.ARGOSARI RAYA III 672,34
KELUAR-1501 JL.ARGOSARI RAYA III 672,34
1305-1401 JL.ARIMBI 672,34
1401-1305 JL.ARIMBI 672,34
1307-1401 JL.ABIMANYU I 672,34
1401-1307 JL.ABIMANYU I 672,34
1401-KELUAR JL.ABIMANYU II 672,34
KELUAR-1401 JL.ABIMANYU II 672,34

Dari tabel diatas dapat kita lihat beberapa ruas jalan kolektor
di Kota Salatiga (wilayah studi) dengan analisis kapasitas.
Untuk analisis jalan kolektor lebih jelas, dapat dilihat pada
lampiran.
Tabel V.85 Hasil Analisis Kapasitas Ruas Jalan Lokal

Kapasitas
Link Nama Ruas
(smp/jam)
908-1701 JL.DIPOMENGGOLO 1044,52
504-502 JL.CANDISARI 672,34
112-505 JL.KALINYAMAT 1044,52
114-506 JL.KALIPENGGING 672,34
110-123 JL.DR SUMARDI 672,34
123-110 JL.DR SUMARDI 686,95
108-103 JL.MARGOSARI 672,34
102-302 JL.STADION 1044,52
302-102 JL.STADION 1044,52
804-803 JL.WISANGGENI-PURBAYA 686,95
1701-KELUAR JL.KARANGREJO 672,34
KELUAR-1701 JL.KARANGREJO 672,34
Dari tabel diatas dapat kita lihat beberapa ruas jalan lokal di
Kota Salatiga (wilayah studi) dengan analisa kapasitas. Untuk
analisis jalan lokal lebih jelas, dapat dilihat pada lampiran.
iii) Analisis Kecepatan

Berdasarkan hasil survei pengamatan kendaraan bergerak,
maka diperoleh data tentang kecepatan perjalanan yang
digambarkan dalam peta Gambar V.128.

Tabel V.86 Hasil Analisis Ruas Jalan Arteri Diponegoro II
SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT KECEPATAN PERJALANAN RUAS
PUSAT STUDI TRANSPORTASI DARAT JALAN DIPONEGORO II
TAHUN 2017
Node Awal : 901
Node Akhir : 904
Nama link : Jalan Diponegoro II
x b a y T T d Q Q V=d/T V=d/T V
Jenis Survei Waktu Waktu Panjang Volume Volume Journey Running
Kendaraan Kendaraan Kendaraan (b-a) Kepadatan
Kendaraan ke Perjalanan Hambatan Lintasan Kendaraan Kendaraan Speed Speed
Berlawanan Menyalip Disalip (menit) (menit) (km) (smp/menit) (smp/jam) (km/jam) (km/jam) (smp/km)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15
1 42,30 1,25 2,20 -0,95 1,07 0,00 0,850 8,15 458,20 47,81 47,81 575,00
2 42,15 3,25 0,00 3,25 1,12 0,00 0,850 12,81 688,53 45,67 45,67 904,54
3 40,85 2,50 1,20 1,30 1,17 0,00 0,850 12,66 651,31 43,71 43,71 893,96
Total (smp)
4 48,05 0,25 1,00 -0,75 1,25 0,00 0,850 12,48 599,12 40,80 40,80 881,06
5 44,70 2,00 1,00 1,00 1,07 0,00 0,850 13,20 742,50 47,81 47,81 931,76
6 38,20 0,75 0,00 0,75 1,08 0,00 0,850 11,74 650,27 47,08 47,08 828,78
Rata-rata 42,71 1,67 0,90 0,77 1,13 0,00 0,85 11,84 631,66 45,48 45,48 835,85
Node Awal : 904
Node Akhir : 901
Nama link : Jalan Diponegoro II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16
1 20,50 4,20 1,00 3,20 1,33 0,00 0,850 18,96 853,13 38,25 38,25 1338,24
2 26,65 3,75 1,20 2,55 1,22 0,00 0,850 19,16 944,74 41,92 41,92 1352,27
3 30,15 3,75 1,50 2,25 1,32 0,00 0,850 17,36 790,89 38,73 38,73 1225,11
Total (smp)
4 29,25 2,50 0,00 2,50 1,03 0,00 0,850 22,14 1.285,47 49,35 49,35 1562,73
5 28,70 1,50 2,25 -0,75 1,18 0,00 0,850 19,53 990,42 43,10 43,10 1378,82
6 26,45 2,25 0,25 2,00 1,23 0,00 0,850 17,35 844,18 41,35 41,35 1224,88
Rata-rata 26,95 2,99 1,03 1,96 1,22 0,00 0,85 19,08 951,47 42,12 42,12 1347,01

Tabel V.87 Hasil Analisis Ruas Jalan Kolektor Jend A. Yani I
PUSAT STUDI TRANSPORTASI DARAT JALAN JEND A. YANI I
TAHUN 2017
Node Awal : 115
Node Akhir : 116
Nama link : JL JEND A. YANI I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15
1 13,25 0,00 0,00 0,00 1,72 1,00 0,130 1,28 44,84 2,87 4,54 937,13
2 8,25 0,50 0,00 0,50 1,63 0,00 0,130 2,84 104,31 4,78 4,78 1310,60
3 8,75 0,00 1,00 -1,00 1,90 0,00 0,130 3,00 94,74 4,11 4,11 1384,62
Total (smp)
4 7,50 0,00 0,00 0,00 1,83 0,00 0,130 1,73 56,62 4,25 4,25 798,55
5 9,25 0,00 0,00 0,00 1,43 0,00 0,130 2,88 120,61 5,44 5,44 1329,81
6 11,50 0,00 0,00 0,00 1,57 0,00 0,130 2,26 86,57 4,98 4,98 1043,31
Rata-rata 9,75 0,08 0,17 -0,08 1,68 0,17 0,13 2,33 84,62 4,40 4,68 1134,00
Node Awal : 116
Node Akhir : 115
Nama link : JL JEND A. YANI I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16
1 5,50 0,00 0,00 0,00 1,57 0,00 0,130 3,09 118,13 4,97 4,97 1426,61
2 8,00 0,00 0,75 -0,75 1,36 0,00 0,130 2,51 110,54 5,74 5,74 1156,42
3 10,75 0,25 0,50 -0,25 1,35 0,00 0,130 2,62 116,24 5,78 5,78 1207,10
Total (smp)
4 5,75 0,00 0,25 -0,25 1,49 0,00 0,130 2,18 87,85 5,23 5,23 1006,87
5 8,25 0,00 0,00 0,00 1,43 0,00 0,130 3,23 135,55 5,45 5,45 1491,00
6 7,00 0,00 0,50 -0,50 1,53 0,00 0,130 3,55 139,30 5,10 5,10 1639,48
Rata-rata 7,54 0,04 0,33 -0,29 1,46 0,00 0,13 2,86 117,93 5,38 5,38 1321,24

Tabel V.88 Hasil Analisis Ruas Jalan Lokal Dipomenggolo
PUSAT STUDI TRANSPORTASI DARAT DIPOMENGGOLO
TAHUN 2017
Node Awal : 908
Node Akhir : 1701
Nama link : Jl. Dipomenggolo
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15
1 13,80 1,00 1,60 -0,60 5,30 0,00 1,500 0,66 7,50 16,98 16,98 26,50
2 14,75 1,25 0,00 1,25 5,05 0,00 1,500 0,89 10,59 17,82 17,82 35,64
3 17,75 0,75 1,55 -0,80 5,15 0,00 1,500 0,82 9,54 17,48 17,48 32,76
Total (smp)
4 14,75 0,75 1,05 -0,30 5,33 0,00 1,500 0,90 10,13 16,88 16,88 36,00
5 14,50 1,00 0,50 0,50 5,28 0,00 1,500 0,93 10,61 17,03 17,03 37,38
6 16,75 0,75 1,25 -0,50 5,33 0,00 1,500 0,92 10,30 16,88 16,88 36,62
Rata-rata 15,38 0,92 0,99 -0,08 5,24 0,00 1,50 0,85 9,78 17,18 17,18 34,15
Node Awal : 1701
Node Akhir : 908
Nama link : Jl. Dipomenggolo
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16
1 7,50 0,75 0,00 0,75 5,12 0,00 1,500 1,40 16,38 17,59 17,59 55,87
2 7,75 0,50 1,30 -0,80 5,05 0,00 1,500 1,38 16,41 17,82 17,82 55,25
3 9,25 0,75 0,25 0,50 5,17 0,00 1,500 1,77 20,54 17,42 17,42 70,76
Total (smp)
4 9,75 0,50 0,25 0,25 5,17 0,00 1,500 1,43 16,59 17,42 17,42 57,14
5 9,25 0,50 1,05 -0,55 5,15 0,00 1,500 1,34 15,58 17,48 17,48 53,48
6 10,25 1,75 0,50 1,25 5,32 0,00 1,500 1,69 19,07 16,93 16,93 67,61
Rata-rata 8,96 0,79 0,56 0,23 5,16 0,00 1,50 1,50 17,43 17,44 17,44 60,02

Gambar V.128 Peta Kecepatan Ruas Jalan Kota Salatiga (Wilayah Studi)

Dari Gambar V.128 terlihat bahwa sebagian besar ruas jalan
di Kota Salatiga mempunyai kecepatan 30-60 KM/jam. Ini
mengidentifikasikan bahwa lalu lintas di Kota Salatiga
(Wilayah Studi) lancar.
Berikut merupakan contoh hasil dari rekapitulasi dan
pengolahan data dari MCO, rekapitulasi dan data analisa lebih
lanjut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel V.89 Kecepatan Rata-Rata Jalan Arteri
Kecepatan
Link Nama Ruas
(km/jam)
KELUAR-1801 JL FATMAWATI I 33,72
1801-KELUAR JL FATMAWATI I 43,60
904-905 JL DIPOENGORO II 41,33
905-904 JL DIPONEGORO II 41,49
119-120 JL DIPONEGORO IV 22,66
120-119 JL.DIPONEGORO IV 18,71

Kecepatan
Link Nama Ruas
(km/jam)
110-111 JL JENDRAL SUDIRMAN II 60,12
111-112 JL JENDRAL SUDIRMAN III 34,91
112-113 JL JENDRAL SUDIRMAN IV 25,85
305-202 JL VETERAN I 28,95
202-305 JL VETERAN I 31,85
202-701 JL VETERAN II 49,77
701-202 JL VETERAN II 44,54

Kecepatan
Link Nama Ruas
(km/jam)
1306-KELUAR JL SOEKARNO HATTA IV 54,78
KELUAR-1306 JL SOEKARNO HATTA IV 52,14
Dari tabel Tabel V.89 dapat dilihat kecepatan rata-rata di

jalan Arteri di wilayah Kota Salatiga (Wilayah Studi). Jalan
Osamaliki II (Link 303-302) merupakan jalan dengan
kecepatan tertinggi, yaitu 64,35 Km/jam.

Tabel V.90 Kecepatan Rata-Rata Jalan Kolektor
Kecepatan
Link Nama Ruas
(km/jam)
KELUAR-1306 JL MUTIARA I 37,27
1306-KELUAR JL MUTIARA I 36,64
901-902 JL MUTIARA II 24,42
902-901 JL MUTIARA II 28,62
902-402 JL CEMARA 32,85
402-902 JL CEMARA 34,56
904-402 JL TUREN 22,26
402-904 JL TUREN 21,74
122-123 JL PATIMURA I 12,25
123-122 JL PATIMURA I 15,58
403-1001 JL PATIMURA IV 40,94
1001-403 JL PATIMURA IV 42,96
1001-1002 JL PATIMURA V 30,43
1002-1001 JL PATIMURA V 23,26
1002-KELUAR JL PATIMURA VI 38,76
KELUAR-1002 JL PATIMURA VI 32,77
1002-KELUAR JL BATU TULIS-KI GETAS 23,86
KELUAR-1002 JL BATU TULIS-KI GETAS 23,68
122-124 JL PEMUDA 15,13
124-122 JL PEMUDA 12,64
124-125 JL TAMAN SARI I 12,23
125-124 JL TAMAN SARI I 11,38
125-110 JL TAMAN SARI II 3,18

Kecepatan
Link Nama Ruas
(km/jam)
509-501 JL NYAI KOPEK 19,44
501-502 JL BENOYO 20,37
502-501 JL BENOYO 21,61
502-503 JL CANDEN 26,95
503-502 JL CANDEN 27,48
503-KELUAR JL SETRO 18,51
KELUAR-503 JL SETRO 20,59
504-505 JL DR MUWARDI I 9,89
505-504 JL DR MUWARDI I 13,11
506-1201 JL NAGGULAN-MARDITOMO 21,41
1201-506 JL NANGGULAN-MARDITOMO 22,05
1201-KELUAR JL MARDITOMO 27,52
KELUAR-1201 JL MARDITOMO 33,09
1101-1201 JL TRITIS ASRI 32,47
1201-1101 JL TRITIS ASRI 31,11

Kecepatan
Link Nama Ruas
(km/jam)
906-118 JL KARTINI I 13,02
118-906 JL KARTINI I 16,47
118-103 JL KARTINI II 10,64
103-118 JL KARTINI II 11,72
103-109 JL M. YAMIN I 36,33
109-103 JL M. YAMIN I 39,58
109-121 JL M. YAMIN II 38,00
121-109 JL M. YAMIN II 39,58
109-110 JL LANGENSUKO 4,47
101-106 JL PANCASILA I 13,13
106-107 JL PANCASILA II 25,81
107-108 JL PANCASILA III 9,47
108-101 JL PANCASILA IV 29,00
111-104 JL PEMOTONGAN I 6,54
113-105 JL SUKOWATI I 6,09
105-104 JL KESAMBI 12,00
115-116 JL A. YANI I 4,68
116-115 JL A. YANI I 5,38
116-117 JL A. YANI II 32,00
117-116 JL A. YANI II 29,48
116-105 JL SEMERU 10,08

Kecepatan
Link Nama Ruas
(km/jam)
1702-KELUAR JL IMAM BONJOL V 26,86
KELUAR-1702 JL IMAM BONJOL V 7,12
304-301 JL MERAK 22,84
301-304 JL MERAK 28,57
802-805 JL BISMA 26,46
805-802 JL BISMA 28,26
804-307 JL.PARIKESIT 29,20
307-804 JL.PARIKESIT 27,13
801-803 JL.ARJUNA I 27,40
803-801 JL.ARJUNA I 25,70
803-806 JL.ARJUNA II 19,01
806-803 JL.ARJUNA II 21,48
1604-KELUAR JL.HASSANUDIN-KOPENG 32,54

Kecepatan
Link Nama Ruas
(km/jam)
KELUAR-1604 JL.HASSANUDIN-KOPENG 23,71
1602-1603 JL.AMARTA I 26,28
1603-1602 JL.AMARTA I 26,42
1603-1606 JL.AMARTA II 38,74
1606-1603 JL.AMARTA II 40,38
1604-1606 JL.ARGOMULYO VII I 17,76
1606-1604 JL.ARGOMULYO VII II 16,45
202-201 JL.TEGALREJO 38,65
201-202 JL.TEGALREJO 42,11
306-201 JL.SAWO 24,51
201-306 JL.SAWO 22,91
1606-1605 JL.PRUMASAN I 41,12
1605-1606 JL.PRUMASAN I 39,65
1605-KELUAR JL.PRUMASAN II 43,96
KELUAR-1605 JL.PRUMASAN II 45,01
1605-1501 JL.BANGKONG 43,01
1501-1605 JL.BANGKONG 36,66
702-703 JL.ARGOBOGA 35,84
703-702 JL.ARGOBOGA 30,70
1501-KELUAR JL.ARGOSARI RAYA III 35,37
KELUAR-1501 JL.ARGOSARI RAYA III 47,03
1305-1401 JL.ARIMBI 25,43
1401-1305 JL.ARIMBI 30,20
1307-1401 JL.ABIMANYU I 39,47
1401-1307 JL.ABIMANYU I 37,36
1401-KELUAR JL.ABIMANYU II 52,59
KELUAR-1401 JL.ABIMANYU II 58,01

jalan kolektor di wilayah Kota Salatiga (Wilayah Studi). Jalan
Abimanyu II (Link Keluar-1401) merupakan jalan dengan
kecepatan tertinggi, yaitu 58,01 Km/jam.
Tabel V.91 Kecepatan Rata-Rata Jalan Lokal

Kapasitas
Link Nama Ruas
(smp/jam)
110-123 JL.DR SUMARDI 16,35
123-110 JL.DR SUMARDI 16,40
102-302 JL.STADION 26,19
302-102 JL.STADION 35,94
1701-KELUAR JL.KARANGREJO 29,30
KELUAR-1701 JL.KARANGREJO 21,94

jalan lokal di wilayah Kota Salatiga (Wilayah Studi). Jalan
Margosari (Link 103-108) merupakan jalan dengan kecepatan
tertinggi yaitu 38,71 Km/jam.

3. Analisis Kinerja
a. Indikator Pada Ruas Jalan
Dengan mengetahui beberapa indikator dalam menganalisis ruas
jalan di wilayah Kota Salatiga (Wilayah Studi), maka selanjutnya
dapat dilakukan identifikasi masalah. Adapun indikator tersebut
dapat dijelaskan di bawah ini:
1. V/C Ratio
Untuk mencari V/C ratio maka perlu dicari terlebih dahulu volume
lalu lintas pada jam sibuk serta kapasitas masing – masing ruas
jalan yang telah dilakukan inventarisasi sebelumnya.
2. Volume Lalu Lintas Jam Sibuk
Volume lalu lintas jam sibuk dapat diketahui dari hasil survei
pencacahan lalu lintas terklasifikasi dan survei MCO. Volume lalu
lintas yang dihasilkan berupa kendaraan per jam, kemudian
dikonversikan menjadi smp per jam.
3. Kapasitas Ruas
Data yang diperlukan untuk menghitung kapasitas ruas
diantaranya adalah panjang ruas jalan, lebar jalur efektif, dan tipe
jalan serta kapasitas dasar dan faktor – faktor penyesuai seperti
faktor penyesuai lebar jalur, faktor pemisah arah, faktor hambatan
samping dan faktor ukuran Kota/Kota . Dengan menggunakan
rumus kapasitas ruas dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia
Tahun 1997 maka dapat diketahui kapasitas suatu ruas jalan.
4. Setelah volume dan kapasitas diketahui maka V/C ratio dapat
diketahui, yaitu dengan membagi volume dengan kapasitas.
Berikut ini adalah beberapa nilai V/C ratio terburuk dan terbaik
pada ruas jalan di Kota Salatiga (Wilayah Studi).

Tabel V.92 V/C Ratio Terburuk Pada Jalan Arteri
Link Nama Ruas V/C Ratio RANKING
1306-1305 JL SOEKARNO HATTA III 1,19 1

1306-KELUAR JL SOEKARNO HATTA IV 1,17 2
KELUAR-1306 JL SOEKARNO HATTA IV 1,04 4
KELUAR-1801 JL FATMAWATI I 1,02 5
Dari Tabel V.92, diketahui V/C Ratio tertinggi adalah Jl.

Soekarno-Hatta III (1306-1305) dengan V/C Ratio 1,19.
Tabel V.93 V/C Ratio Terbaik Pada Jalan Arteri
1703-805 JL LINGKAR SALATIGA IV 0,20 75

1604-1502 JL LINGKAR SALATIGA VII 0,21 74
1702-1702 JL LINGKAR SALATIGA II 0,21 73
1701-1702 JL LINGKAR SALATIGA II 0,21 72
805-1703 JL LINGKAR SALATIGA IV 0,22 71
Dari Tabel V.93, diketahui V/C Ratio terendah adalah Jl. Lingkar
Salatiga (1703-805) dengan V/C Ratio 0,20.
Tabel V.94 V/C Ratio Terburuk Pada Jalan Kolektor
KELUAR-1604 JL.HASSANUDIN-KOPENG 1,24 1

122-123 JL PATIMURA I 1,01 2
123-404 JL PATIMURA II 1,00 3
404-123 JL PATIMURA II 1,00 3
123-122 JL PATIMURA I 0,95 5

Hassanudin-Kopeng (Keluar-1604) dengan V/C Ratio 1,24.

Tabel V.95 V/C Ratio Terbaik Pada Jalan Kolektor
403-402 JL DOMAS-KEMIRI 0,03 191

902-402 JL CEMARA 0,03 190
904-402 JL TUREN 0,05 189
402-403 JL DOMAS-KEMIRI 0,06 187
402-902 JL CEMARA 0,06 187
Dari Tabel V.95, diketahui V/C Ratio terendah adalah Jl. Domas-
Kemiri dengan V/C Ratio 0,03.
Tabel V.96 V/C Ratio Terburuk Pada Jalan Lokal
506-114 JL.KALIPENGGING 0,52 1

803-804 JL.WISANGGENI-PURBAYA 0,46 2
102-302 JL.STADION 0,42 4
302-102 JL.STADION 0,41 5

Kalipengging (506-114) dengan V/C Rasio 0,52.
Tabel V.97 V/C Ratio Terbaik Pada Jalan Lokal
1701-908 JL.DIPOMENGGOLO 0,09 18

123-110 JL.DR SUMARDI 0,10 17
504-502 JL.CANDISARI 0,12 16
502-504 JL.CANDISARI 0,13 15
103-108 JL.MARGOSARI 0,14 14
Dari Tabel V.97, diketahui V/C Ratio terendah adalah Jl.

Dipomenggolo (1701-908) dengan V/C Rasio 0,09.

Gambar V.129 Peta V/C Ratio Ruas Jalan Kota Salatiga (Wilayah Studi)

b. Kecepatan
Kecepatan merupakan indikator kedua setelah V/C ratio dalam
unjuk kerja ruas jalan. Kecepatan perjalanan dapat diperoleh
dengan cara membagi panjang ruas jalan dengan waktu tempuh
pada ruas jalan tersebut.
Data tentang kecepatan perjalanan ini di dapat dari hasil survei
MCO, ada pun data perangkingan kecepatan pada 5 ruas jalan yang
memiliki peringkat terbaik dan 5 ruas jalan yang memiliki peringkat
terburuk untuk jalan kolektor dan lokal dapat dilihat pada tabel di
bawah ini. Untuk perangkingan ruas jalan lainnya dapat dilihat
dalam lampiran.
Tabel V.98 Kecepatan Terbaik Pada Jalan Arteri

Kecepatan
Link Nama Ruas RANKING
(km/jam)
303-302 JL OSAMALIKI II 64,35 1
110-111 JL JENDRAL SUDIRMAN II 60,12 2
1306-KELUAR JL SOEKARNO HATTA IV 54,78 3
906-302 JL OSAMALIKI I 53,25 4
KELUAR-1306 JL SOEKARNO HATTA IV 52,14 5
Dari Tabel V.98, diketahui kecepatan tertinggi adalah Jl. Osamaliki

II (303-302) dengan kecepatan 64,35 km/jam.
Tabel V.99 Kecepatan Terburuk Pada Jalan Arteri

Kecepatan
(km/jam)
701-702 JL JENDRAL SUDIRMAN IX 8,25 75
114-15 JL JENDRAL SUDIRMAN VI 14,79 74
115-114 JL JENDRAL SUDIRMAN VI 15,76 73
1502-1604 JL LINGKAR SALATIGA VII 15,89 71
Dari Tabel V.99, diketahui kecepatan terendah adalah Jl. Jendral
Sudirman IX (701-702) dengan kecepatan 8,25 km/jam.

Tabel V.100 Kecepatan Terbaik Pada Jalan Kolektor
Kecepatan
(km/jam)
KELUAR-1401 JL.ABIMANYU II 58,01 1
908-909 JL IMAM BONJOL III 53,89 2
909-908 JL IMAM BONJOL III 53,68 3
1401-KELUAR JL.ABIMANYU II 52,59 4
902-901 JL KI PENJAWI I 49,58 5
Dari Tabel V.100, diketahui kecepatan tertinggi adalah Jl.

Abimanyu II (Keluar-1401) dengan kecepatan 58,01 km/jam.
Tabel V.101 Kecepatan Terburuk Pada Jalan Kolektor

Kecepatan
(km/jam)
125-110 JL TAMAN SARI II 3,18 191
109-110 JL LANGENSUKO 4,47 190
115-116 JL A. YANI I 4,68 189
404-123 JL PATIMURA II 5,25 188
116-115 JL A. YANI I 5,38 187
Dari Tabel V.101, diketahui kecepatan terendah adalah Jl. Taman

Sari II (125-110) dengan kecepatan 3,18 km/jam.
Tabel V.102 Kecepatan Terbaik Pada Jalan Lokal

Kecepatan
(km/jam)
103-108 JL.MARGOSARI 38,71 1
302-102 JL.STADION 35,94 2
803-804 JL.WISANGGENI-PURBAYA 35,94 2
108-103 JL.MARGOSARI 32,79 4
1701-KELUAR JL.KARANGREJO 29,3 5
Dari Tabel V.102, diketahui kecepatan tertinggi adalah Jl.

Margosari (103-108) dengan kecepatan 38,71 km/jam.

Tabel V.103 Kecepatan Terburuk Pada Jalan Lokal
Kecepatan
(km/jam)
505-112 JL.KALINYAMAT 13,06 18
110-123 JL.DR SUMARDI 16,35 16
123-110 JL.DR SUMARDI 16,4 14
Dari Tabel V.103, diketahui kecepatan terendah adalah Jl.

Kalinyamat (505-112) dengan kecepatan 13,06 km/jam.
c. Kepadatan
Kepadatan (smp-menit/kilometer) merupakan gabungan antara
kecepatan dan volume lalu lintas serta dapat digunakan untuk
mengetahui total waktu perjalanan yang diperlukan untuk
menempuh masing-masing ruas jalan.
Dari hasil analisi yang dilakukan, maka kami mendapatkan ruas
jalan yang memiliki kepadatan tertinggi dan terendah yang dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel V.104 Kepadatan Terburuk Pada Jalan Arteri

Kepadatan (smp-
menit/km)
1301-1302 JL SOEKARNO HATTA I 6,84 2
303-304 JL OSAMALIKI III 3,32 5
Dari Tabel V.104, diketahui kepadatan tertinggi adalah Jl. Jendral

Sudirman IX (701-702) dengan kepadatan 7,25 smp-menit/km.

Tabel V.105 Kepadatan Terbaik Pada Jalan Arteri
Kepadatan (smp-
menit/km)
202-701 JL VETERAN II 0,70 75
303-302 JL OSAMALIKI II 0,75 74
121-120 JL.DIPONEGORO V 0,75 73
701-202 JL VETERAN II 0,84 72
115-601 JL JENDRAL SUDIRMAN VII 0,84 71
Dari Tabel V.105, diketahui kepadatan terendah adalah Jl. Veteran

II (202-701) dengan kepadatan 0,70 smp-menit/km.
Tabel V.106 Kepadatan Terburuk Pada Jalan Kolektor

Kepadatan (smp-
menit/km)
125-110 JL TAMAN SARI II 5,70 1
307-1602 JL.HASSANUDIN III 5,09 2
501-110 JL TAMAN PAHLAWAN I 4,92 3
115-116 JL A. YANI I 4,78 4
124-122 JL PEMUDA 4,76 5
Dari Tabel V.106, diketahui kepadatan tertinggi adalah Jl. Taman

Sari II (125-110) dengan kepadatan 5,7 smp-menit/km.
Tabel V.107 Kepadatan Terbaik Pada Jalan Kolektor

Kepadatan (smp-
menit/km)
902-402 JL CEMARA 0,03 191
1401-KELUAR JL.ABIMANYU II 0,04 190
909-301 JL ABDUL WAHID-BANGAU 0,05 189
1603-1606 JL.AMARTA II 0,05 188
402-902 JL CEMARA 0,06 187
Dari Tabel V.107, diketahui kepadatan terendah adalah Jl. Cemara

(902-402) dengan kepadatan 0,03 smp-menit/km.

Tabel V.108 Kepadatan Terburuk Pada Jalan Lokal
Kepadatan (smp-
menit/km)
908-1701 JL.DIPOMENGGOLO 2,91 3
102-302 JL.STADION 2,32 4
302-102 JL.STADION 1,65 5
Dari Tabel V.108, diketahui kepadatan tertinggi adalah Jl.

Kalinyamat (505-112) dengan kepadatan 4,26 smp-menit/km.
Tabel V.109 KepadatanTerbaik Pada Jalan Lokal

Kepadatan (smp-
menit/km)
103-108 JL.MARGOSARI 0,17 18
123-110 JL.DR SUMARDI 0,23 17
108-103 JL.MARGOSARI 0,24 16
KELUAR-1701 JL.KARANGREJO 0,38 15
1701-KELUAR JL.KARANGREJO 0,46 14
Dari Tabel V.109, diketahui kepadatan terendah adalah Jl.

Margosari dengan kepadatan 0,17 smp-menit/km.

Gambar V.130 Peta Kepadatan Ruas Jalan Kota Salatiga (Wilayah Studi)

d. Peak Hour Factor (phf)
Peak Hour Factor (phf) merupakan Ratio laju arus satu jam tersibuk
dibagi dengan laju arus 24 jam yang dinyatakan dalam arus jam-
jaman. Kriteria nilai indikator PHF semakin mendekati nilai 1
semakin baik, dengan indikasi bahwa distribusi arus lalu lintas pada
jam tersibuk.
e. Distribusi Antar Waktu

Distribusi Antar Waktu merupakan Ratio antara volume pada jam
sibuk (on peak) dengan volume pada jam tidak sibuk (off peak)
dalam satu segmen ruas jalan.
Kriteria nilai indikator distribusi antar waktu semakin mendekati nilai
1 semakin baik, dengan indikasi bahwa distribusi arus lalu lintas
pada saat jam sibuk dengan jam tidak sibuk merata atau tidak
terdapat selisih yang signifikan.
f. Road Occupancy/m2
Road Occupancy/m2merupakan tingkat penggunaan ruang untuk
lalu lintas berdasarkan hasil perkalian antara kerapatan, proporsi
jenis kendaraan, dan ukuran masing-masing kendaraan menurut
standar ukuran kendaraan yang kemudian dibagi dengan luasan
segmen jalan.
Ukuran masing-masing kendaraan menurut standar ukuran
kendaraan dapat disesuaikan berdasarkan PP 55 Tahun 2012
tentang kendaraan. Sebelum digunakan, ukuran tersebut dirubah
sesuai dengan satuan dimensi kendaraan, yaitu m2.
Road Occupancy/m2merupakan tingkat penggunaan ruang untuk
lalu lintas berdasarkan hasil perkalian antara kerapatan, proporsi
jenis kendaraan, dan ukuran masing-masing kendaraan menurut
standar ukuran kendaraan yang kemudian dibagi dengan luasan
segmen jalan.

Ukuran masing-masing kendaraan menurut standar ukuran
kendaraan dapat disesuaikan berdasarkan PP 55 Tahun 2012
tentang kendaraan. Sebelum digunakan, ukuran tersebut dirubah
sesuai dengan satuan dimensi kendaraan, yaitu m2.
Tabel V.110 Contoh Standar ukuran kendaraan (menurut PP 55 Tahun 2012)

Jenis Kendaraan Ukuran Kendaraan Dimensi (m2)
Sepeda Motor* P=1,9m; L=0,7m 1,33
Mobil Penumpang (APV)* P=4,2m; L=1,6m 6,72
Mobil Penumpang (Sedan)* P=4,4m; L=1,6m 7,04
Angkutan Umum (Carry)* P=3,8 m; L=1,57 5,70
Angkutan Umum (Elf)* P=4,59m; L=1,69m 7,75
Mobil Bus Kecil P=≤6m; L=≤2,1m 12,60
Mobil Bus Sedang P=≤9m; L=≤2,1m 18,90
Mobil Bus Besar P=>9m - 12m; L=≤2,5m 30,00
Mobil Bus Taxi P=>12m – 13,5m; L=≤2,5M 33,75
Mobil Bus Gandeng P=>13,5m – 18m; L=≤2,5m 45,00
Mobil Bus tempel P=>13,5m – 18m; L=≤2,5m 45,00
Mobil Bus Tingkat P=>13,5m – 18m; L=≤2,5m 33,75
Kereta Dorong P=2,5m; L=1,5m 3,75
g. Proporsi Kendaraan Berat

Proporsi kendaraan berat merupakan persentase jumlah kendaraan
berat dalam periode pengamatan tertentu. Nilai diperoleh dari
volume kendaraan berat dibagi dengan volume pada jam tersibuk.
Kriteria nilai indikator Proporsi Kendaraan Berat semakin besar
semakin buruk.
h. Ratio Kecepatan
Ratio kecepatan merupakan perbedaan kecepatan pada jam sibuk
dengan jam tidak sibuk pada suatu ruas jalan. Ratio ini diperoleh
dari perbandingan kecepatan pada saat sibuk dibanding dengan
kecepatan pada jam tidak sibuk. Kriteria nilai indikator proporsi ini

semakin baik, dengan indikasi bahwa distribusi kecepatan lalu lintas
antara jam sibuk dengan tidak sibuk merata.
D. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
1. Identifikasi permasalahan Ruas Jalan
a. Prasarana (statis) metode Proposional Pembobotan
Peringkatan statis adalah peringkatan yang dilihat segi prasarana

jalan dengan beberapa indikator. Peringkatan ini diperoleh dari survei
inventarisasi ruas jalan di wilayah studi Kota Salatiga. Berikut
merupakan indikator yang dinilai yaitu :
1) Kesesuaian Lebar Laju dan Lebar Bahu
Indikator ini menjelaskan semakin besar nilai indikator lebar lajur
maka akan semakin baik dan semakin besar nilai indikator bahu
maka akan semakin baik.
Tabel V.111Tabel Standar Pelayanan Minimal
Sumber : Buku Pedoman PKL DIV.Transportasi Darat 2017
2) Kesesuaian Kesediaan Trotoar

Indikator ini menjelaskan semakin besar nilai indikator
ketersediaan trotoar maka akan semakin baik.

Tabel V.112 Indikator Keseuaian Ketersediaan Trotoar
N
Abjad Jenis Jalan
(Meter)
Jalan daerah pertokoan dengan
A 1,5
kios dan etalase
Jalan daerah pertokoan tanpa
B 1
etalase
C 0,5 Semua jalan selain jalan diatas
Sumber : Standar Teknis Dirjen Bina Marga
3) Perlengkapan Rambu
Rambu ini diatur dalam PM Nomor 13 tahun 2014. Rambu Lalu
Lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang berupa lambang,
huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai
peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi pengguna
jalan. Indikator ini berdasarkan ketersedian rambu, kesesuaian
rambu, dan kondisi fisik rambu. Semakin tinggi jumlah nilai
indikator maka akan semakin baik.
Tabel V.113 Indikator Keseuaian Ketersediaan Rambu
Kondisi
Fisik Keterangan Nilai
Rambu
Jika kondisi secara fisik tidak
Rusak Berat bisa difungsikna lagi (tidak 0
terbaca, patah)
Jika kondisi secara fisik masih
bisa difungsikan namun
Rusak
sudah tidak optimal dan 50
Ringan
masih mungkin dilakukan
perbaikan (pudar)
Kondisi bisa difungsikan
Baik 100
secara optimal

4) Perlengkapan Marka
Marka ini diatur dalam PM Nomor 34 Tahun 2014. Marka Jalan
adalah suatu tanda yang berada dipermukaan jalan atau di atas
permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang
membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong, serta
lambang yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan
membatasi daerah kepentingan lalu lintas. Indikator ini
berdasarkan ketersedian marka, dan kondisi fisik marka. Semakin
tinggi jumlah nilai indikator maka akan semakin baik.
Tabel V.114 Indikator Keseuaian Ketersediaan Marka
Kondisi Fisik
Keterangan Nilai
Marka
Jika kondisi secara fisik tidak

Rusak bisa difungsikan lagi (cat 25
pudar/hilang)
Kondisi bisa difungsikan secara

Baik 100
optimal
Sumber: Buku Pedoman PKL DIV.Transportasi Darat 2017

5) Perlengkapan PJU (Penerangan Jalan Umum)
Indikator ini berdasarkan ketersedian PJU (Penerangan Jalan
Umum) dan kondisi fisik PJU. Semakin tinggi nilai indikator maka
akan semakin baik.
Tabel V.115 Nilai Indikator Penilaian PJU

6) Jumlah Akses pada Segmen Jalan
Jika pada Jalan Arteri, semakin banyak akses pada ruas jalan, nilai
indikator semakin kecil. Sedangkan untuk Jalan Kolektor/Lokal
berlaku sebaliknya.
Tabel V.116 Nilai Indikator Jumlah Akses Segmen Jalan

7) Perbandingan Luas Jalan Rusak dengan Luas Jalan per Segmen
Penilaian terhadap proporsi jalan rusak (m2) dengan luas jalan
pada suatu segmen (m2).
Tabel V.117 Nilai Indikator Luas Jalan Rusak
Pada perangkingan ini kami menggunakan metode perangkingan

dengan pembobotan. Dalam perangkingan proporsional dengan
pembobotan, pertama melakukan metode proporsional, perangkingan
dilakukan setelah setiap indikator unjuk kerja dari setiap ruas
diberikan proporsi perbandingan dengan nilai maksimum dan
minimumnya. Setelah mendapat nilai proporsi melakukan pembobotan
dimana data nilai pembobotan diperoleh dari survei state preference
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Salatiga untuk
setiap indikator, hasil untuk setiap indikator nilai tersebut dijumlahkan
dan perangkingan terburuk di urutkan dari ruas yang memiliki nilai
total pembobotan terbesar hingga nilai total pembobotan terkecil.
Rumus Proporsi untuk indikator kesesuaian lebar lajur dan lebar bahu,
kesesuaian kesediaan trotoar, perlengkapan jalan rambu,
perlengkapan jalan marka, perlengkapan penerangan jalan umum
(PJU), jumlah akses pada segmen jalan, dan perbandingan luas jalan
rusak dengan luas jalan per segmen adalah

Adapun beberapa indikator yang menentukan dalam peringkatan
statis ruas dengan bobot berdasarkan hasil dari State Of Preference
oleh Dinas Perhubungan adalah:
Tabel V.118 Hasil State Of Preference Indikator Perangkingan Statis

Ruas
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Salatiga
Adapun perangkingan statis ruas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel V.119 Data Perangkingan Statis Ruas Arteri Terburuk
Lebar Lajur (m) Lebar Bahu Jalan (m) Bobot Trotoar Bobot
Fungsi TIPE Total Lebar
Nama Jalan Observasi Standar Observasi Standar Proporsi Ketersediaan Proporsi
Jalan JALAN Nilai Nilai Nilai 15% Kondisi TGL Observasi Standar (m) Nilai 20%
(m) (m) (m) (m) Trotoar
(m)
JL SOEKARNO-HATTA I Arteri 2/2 UD 7,00 3,50 200,00 2,00 0,50 400,00 600,00 39,00 5,85 TIDAK ADA Pertokoan 0,00 2,00 0,00 1,00 0,20
JL JENDRAL SUDIRMAN X Arteri 2/2 UD 5,00 3,50 142,86 1,00 0,50 200,00 342,86 20,00 3,00 TIDAK ADA Industri 0,00 2,00 0,00 1,00 0,20
JL LINGKAR SALATIGA VI Arteri 4/2 D 3,50 3,50 100,00 1,50 0,50 300,00 400,00 24,22 3,63 TIDAK ADA Pemukiman 0,00 1,50 0,00 1,00 0,20
JL LINGKAR SALATIGA VII Arteri 4/2 D 3,50 3,50 100,00 1,50 0,50 300,00 400,00 24,22 3,63 TIDAK ADA Pemukiman 0,00 1,50 0,00 1,00 0,20
JL SOEKARNO-HATTA II Arteri 2/2 UD 7,00 3,50 200,00 2,00 0,50 400,00 600,00 39,00 5,85 TIDAK ADA Pertokoan 0,00 2,00 0,00 1,00 0,20
Ketersediaan Rambu Rambu Kondisi Fisik Rambu Bobot Ketersediaan Marka Kondisi Fisik Marka Bobot
Total Total
Kesesuaian Proporsi Panjang Proporsi
Observasi Ideal Nilai Indikator Nilai Observasi Nilai Nilai 15% Observasi Nilai Observasi Nilai Nilai 15%
Rambu Jalan
33 33 100,00 100,00 Sesuai 100,00 Baik 100,00 300,00 39,00 5,85 750,00 750,00 100,00 Pudar 50,00 150,00 1,00 0,15
11 11 100,00 100,00 Sesuai 100,00 Baik 100,00 300,00 39,00 5,85 1800,00 1800,00 100,00 Jelas 100,00 200,00 39,00 5,85
Ketersediaan PJU Kondisi Fisik PJU Bobot Jalan Akses Bobot Luas Jalan Rusak (m2) Bobot Jumlah
Total
Panjang Proporsi Proporsi Observasi Luas Jalan Persentase Proporsi Rangking
Observasi Indikator Nilai Observasi Nilai Nilai 15% Observasi Indikator Nilai 0% 2 Nilai 20% Total Nilai Proporsi Bobot
Jalan (m2) (m ) Kerusakan
300,00 750,00 0,40 50,00 Baik 100,00 150,00 13,67 2,05 7 100,00 100,00 39,00 0,00 0,00 10500,00 0,00 100,00 39,00 7,80 1400,00 171,67 21,90 1
900,00 1100,00 0,82 100,00 Baik 100,00 200,00 39,00 5,85 0 25,00 25,00 1,00 0,00 0,00 11000,00 0,00 100,00 39,00 7,80 1117,86 140,00 22,85 2
400,00 1800,00 0,22 25,00 Baik 100,00 125,00 1,00 0,15 3 50,00 50,00 13,67 0,00 0,00 12600,00 0,00 100,00 39,00 7,80 1175,00 156,89 23,48 3
100,00 600,00 0,17 25,00 Baik 100,00 125,00 1,00 0,15 2 50,00 50,00 13,67 0,00 0,00 4200,00 0,00 100,00 39,00 7,80 1175,00 156,89 23,48 3
200,00 270,00 0,74 75,00 Baik 100,00 175,00 26,33 3,95 5 75,00 75,00 26,33 0,00 0,00 3780,00 0,00 100,00 39,00 7,80 1400,00 171,67 23,80 5

Tabel V.120 Data Perangkingan Statis Ruas Kolektor Terburuk
Fungsi TIPE Lebar

Nama Jalan Observas Standar Observas Standar Total Nilai Proporsi Ketersediaan Standar Proporsi
Jalan JALAN Nilai Nilai 15% Kondisi TGL Observas Nilai 20%
i (m) (m) i (m) (m) Trotoar (m)
i (m)
JL ARIMBI Kolektor 2/2 UD 2,50 3,00 83,33 0,50 0,50 100,00 183,33 44,75 6,71 TIDAK ADA Pemukiman 0,00 1,50 0,00 1,00 0,20
JL DOMAS-KEMIRI Kolektor 2/2 UD 2,50 3,00 83,33 0,00 2,00 0,00 83,33 7,25 1,09 ADA Pemukiman 0,50 1,50 33,33 26,00 5,20
JL BATU TULIS-KI GETAS Kolektor 2/2 UD 2,00 3,00 66,67 0,00 2,00 0,00 66,67 1,00 0,15 TIDAK ADA Pemukiman 0,00 1,50 0,00 1,00 0,20
JL TEGALREJO I Kolektor 2/2 UD 3,50 3,00 116,67 0,00 2,00 0,00 116,67 19,75 2,96 ADA Pemukiman 0,50 1,50 33,33 26,00 5,20
JL TAMAN PAHLAWAN I Kolektor 2/2 UD 3,00 3,00 100,00 0,00 2,00 0,00 100,00 13,50 2,03 TIDAK ADA Pertokoan 0,00 2,00 0,00 1,00 0,20
Observas Kesesuaian Observas Total Nilai Proporsi Panjang Observas Total Nilai Proporsi
Ideal Nilai Indikator Nilai Nilai 15% Observasi Nilai Nilai 15%
i Rambu i Jalan i
2 2 100,00 100,00 Sesuai 100,00 Sedang 50,00 250,00 1,00 0,15 0,00 900,00 0,00 Tidak Ada 0,00 0,00 1,00 0,15
1 1 100,00 100,00 Sesuai 100,00 Baik 100,00 300,00 101,00 15,15 0,00 1120,00 0,00 Tidak Ada 0,00 0,00 1,00 0,15
2 2 100,00 100,00 Sesuai 100,00 Sedang 50,00 250,00 1,00 0,15 500,00 500,00 100,00 Jelas 100,00 200,00 101,00 15,15
Persenta
Panjang Observas Total Nilai Proporsi Observas Proporsi Observas Luas Jalan se Proporsi Rangking
Observasi Indikator Nilai Nilai 15% Indikator Nilai 0% 2 2 Nilai 20% Total Nilai Proporsi Bobot
Jalan i i i (m ) (m ) Kerusaka
n
600,00 900,00 0,67 75,00 Sedang 50,00 125,00 26,00 3,90 5 75,00 75,00 67,67 0,00 0,00 4500,00 0,00 100,00 101,00 20,20 733,33 242,42 31,31 1
550,00 1120,00 0,49 50,00 Baik 100,00 150,00 51,00 7,65 14 100,00 100,00 101,00 0,00 0,00 5600,00 0,00 100,00 101,00 20,20 766,67 388,25 49,44 2
200,00 900,00 0,22 25,00 Baik 100,00 125,00 26,00 3,90 2 50,00 50,00 34,33 0,00 0,00 3600,00 0,00 100,00 101,00 20,20 791,67 340,33 51,00 3
450,00 500,00 0,90 100,00 Sedang 50,00 150,00 51,00 7,65 8 100,00 100,00 101,00 0,00 0,00 3500,00 0,00 100,00 101,00 20,20 950,00 400,75 51,31 4
150,00 150,00 1,00 100,00 Baik 100,00 200,00 101,00 15,15 6 75,00 75,00 67,67 0,00 0,00 900,00 0,00 100,00 101,00 20,20 775,00 386,17 52,88 5

Tabel V.121 Data Perangkingan Statis Ruas Lokal Terburuk
Fungsi TIPE Total Lebar

Nama Jalan Observas Standar Observas Standar Proporsi Ketersediaa Standar Proporsi
Jalan JALAN Nilai Nilai Nilai 15% Kondisi TGL Observas Nilai 20%
i (m) (m) i (m) (m) n Trotoar (m)
i (m)
JL CANDISARI Lokal 2/2 UD 1,50 2,75 54,55 0,00 2,00 0,00 54,55 1,00 0,15 TIDAK ADA Pemukiman 0,00 1,50 0,00 1,00 0,20
JL KARANG REJO Lokal 2/2 UD 2,50 2,75 90,91 0,00 2,00 0,00 90,91 1,86 0,28 TIDAK ADA Pemukiman 0,00 1,50 0,00 1,00 0,20
JL DIPOMENGGOLO Lokal 2/2 UD 3,00 2,75 109,09 0,50 0,50 100,00 209,09 4,68 0,70 TIDAK ADA Pemukiman 0,00 1,50 0,00 1,00 0,20
JL KALIPENGGING Lokal 2/2 UD 2,00 2,75 72,73 0,00 2,00 0,00 72,73 1,43 0,21 TIDAK ADA Pertokoan 0,00 2,00 0,00 1,00 0,20
JL KALINYAMAT Lokal 2/2 UD 3,00 2,75 109,09 0,00 2,00 0,00 109,09 2,30 0,34 TIDAK ADA Pertokoan 0,00 2,00 0,00 1,00 0,20
Total Total
Observas Kesesuaian Observas Proporsi Observas Panjang Observas Proporsi
Ideal Nilai Indikator Nilai Nilai Nilai 15% Nilai Nilai Nilai 15%
i Rambu i i Jalan i
Persenta
Total
Observas Panjang Observas Proporsi Observas Proporsi Observasi Luas Jalan se Proporsi Rangking
Indikator Nilai Nilai Nilai 15% Indikator Nilai 0% 2 Nilai 20% Total Nilai Proporsi Bobot
i Jalan i i (m2) (m ) Kerusaka
n
550,00 755,00 0,73 75,00 Baik 100,00 175,00 1,00 0,15 6 75,00 75,00 6,33 0,00 0,00 2265,00 0,00 100,00 9,00 1,80 704,55 28,33 3,80 1
150,00 199,00 0,75 100,00 Baik 100,00 200,00 9,00 1,35 4 75,00 75,00 6,33 0,00 0,00 995,00 0,00 100,00 9,00 1,80 915,91 37,20 5,13 2
1900,00 2100,00 0,90 100,00 Baik 100,00 200,00 9,00 1,35 10 100,00 100,00 9,00 0,00 0,00 12600,00 0,00 100,00 9,00 1,80 1059,09 42,68 5,55 3
450,00 450,00 1,00 100,00 Baik 100,00 200,00 9,00 1,35 5 75,00 75,00 6,33 0,00 0,00 1800,00 0,00 100,00 9,00 1,80 947,73 44,77 6,26 4
500,00 578,00 0,87 100,00 Baik 100,00 200,00 9,00 1,35 1 25,00 25,00 1,00 0,00 0,00 3468,00 0,00 100,00 9,00 1,80 934,09 40,30 6,39 5

1. Perangkingan Statis Ruas Arteri
Berdasarkan Tabel V.119, dapat diketahui ruas jalan arteri
dengan unjuk kerja terburuk dari sisi prasarana adalah jalan
Soekarno-Hatta I (Link 1301-1302) dengan kondisi ruas jalan
yang tidak terdapat trotoar pada kiri jalan, kondisi marka yang
pudar, dan jumlah penerangan jalan yang kurang membuat
membuat kinerja pelayanan jalan tersebut dari sisi prasarana
terburuk untuk jalan arteri.

Gambar V.131 Gambar Jalan Soekarno-Hatta I
2. Perangkingan Statis Ruas Kolektor

Berdasarkan Tabel V.120, dapat diketahui ruas jalan kolektor
Arimbi (Link 1305-1401) dengan lebar lajur kurang dari standar
ketentuan untuk jalan kolektor, kondisi ruas jalan yang tidak
terdapat trotoar, tidak terdapat marka, dan jumlah penerangan
jalan yang kurang membuat membuat kinerja pelayanan jalan
tersebut dari sisi prasarana terburuk untuk jalan kolektor.

Gambar V.132 Gambar Jalan Arimbi
3. Perangkingan Statis Ruas Lokal

Berdasarkan Tabel V.121, dapat diketahui ruas jalan lokal
Candisari (Link 504-502) dengan lebar lajur kurang dari standar
ketentuan untuk jalan lokal, kondisi ruas jalan yang tidak
terdapat trotoar, tidak terdapat marka, dan jumlah penerangan
jalan yang kurang membuat membuat kinerja pelayanan jalan
tersebut dari sisi prasarana terburuk untuk jalan lokal.

Gambar V.133 Gambar Jalan Candisari
b. Kinerja Ruas Dinamis Metode Proposional Pembobotan

Dalam perangkingan proporsional, pengurutan dilakukan setelah
setiap indikator unjuk kerja dari setiap ruas diberikan proporsi
perbandingannya dengan nilai maksimum dan minimumnya. Setelah
diberikan proporsi untuk setiap indikator, semua indikator
dijumlahkan, perangkingan permasalahan diurutkan dari ruas yang
memiliki nilai total proporsi terkecil. Proporsi untuk Ratio Kecepatan
jam sibuk/jam tidak sibuk dan Peak Hour Faktor :
Sumber : Buku Pedoman PKL 2017

Proporsi untuk Kepadatan,V/C Ratio, Distribusi Antar waktu, Road
Occupancy/m2, dan Proporsi Kendaraan Berat adalah
Keterangan
P = Proporsi
X = Nilai Indikator untuk ruas yang dimaksud
Max = Nilai Maksimum
Min = Nilai Minimum
N = Jumlah Data
Tabel V.122 Hasil State Of Preference Indikator Perangkingan

Dinamis Ruas
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Salatiga
Adapun perangkingan dinamis ruas jalan dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel V.123 Data Perangkingan Dinamis Ruas Arteri Terburuk
BOBOT BOBOT BOBOT Distribusi BOBOT

Fungsi Peak Hour
No Link Nama Ruas V/C Ratio PROPORSI Kepadatan PROPORSI PROPORSI Antar PROPORSI
Jalan 20% 10% Factor 10% 20%
Waktu
1 1306-1305 JL SOEKARNO HATTA III Arteri 1,19 1,00 0,20 4,56 31,48 3,15 1,40 14,00 1,40 1,73 72,29 14,46
2 701-702 JL JENDRAL SUDIRMAN IX Arteri 0,67 40,04 8,01 7,25 1,00 0,10 0,77 7,88 0,79 1,05 73,91 14,78
3 1301-1302 JL SOEKARNO HATTA I Arteri 0,91 21,97 4,39 6,84 5,64 0,56 0,97 9,82 0,98 2,12 71,36 14,27
4 303-304 JL OSAMALIKI III Arteri 0,75 34,00 6,80 3,32 45,42 4,54 0,98 9,96 1,00 2,40 70,70 14,14
5 KELUAR-1801 JL FATMAWATI I Arteri 1,02 13,24 2,65 2,87 50,55 5,05 1,05 10,64 1,06 1,56 72,71 14,54
BOBOT Road BOBOT BOBOT Proporsi Kecepatan Jam BOBOT JUMLAH TOTAL
Proporsi Sepeda Proporsi Kendaraan
Proporsi Occupanc PROPORSI PROPORSI Sibuk dan Jam Tidak PROPORSI PROPORS RANK
Motor 10% 5% Berat 5% 15% NILAI BOBOT
y Sibuk I
1,58 51,74 5,17 0,02 36,55 1,83 1,21 23,65 1,18 0,36 13,13 1,97 12,04 243,83 29,36 1
1,94 36,94 3,69 0,03 29,81 1,49 0,26 63,84 3,19 0,12 1,00 0,15 12,09 254,42 32,20 2
1,94 36,94 3,69 0,01 61,54 3,08 0,00 75,00 3,75 0,43 16,40 2,46 13,22 298,67 33,19 3
2,84 1,00 0,10 0,02 50,38 2,52 0,00 75,00 3,75 0,40 15,10 2,26 10,70 301,56 35,11 4
1,00 75,00 7,50 0,02 50,42 2,52 1,31 19,18 0,96 0,52 20,90 3,13 9,35 312,63 37,42 5

Tabel V.124 Data Perangkingan Dinamis Ruas Arteri Terbaik
BOBOT BOBOT BOBOT Distribusi BOBOT

Fungsi Peak Hour
No Link Nama Ruas V/C Ratio PROPORSI Kepadatan PROPORSI PROPORSI Antar PROPORSI
Jalan 20% 10% Factor 10% 20%
Waktu
1 202-701 JL VETERRAN II Arteri 0,48 53,69 10,74 0,70 75,00 7,50 0,95 9,68 0,97 1,89 71,91 14,38
2 303-302 JL OSAMALIKI II Arteri 0,61 44,60 8,92 0,75 74,47 7,45 0,93 9,50 0,95 2,43 70,64 14,13
3 1701-1801 JL LINGKAR SALATIGA I Arteri 0,23 72,50 14,50 0,95 72,18 7,22 0,06 1,00 0,10 1,67 72,44 14,49
4 1801-1701 JL LINGKAR SALATIGA I Arteri 0,22 73,44 14,69 1,13 70,18 7,02 0,07 1,07 0,11 0,60 75,00 15,00
5 701-202 JL VETERAN II Arteri 0,51 51,85 10,37 0,84 73,49 7,35 0,98 9,95 0,99 1,45 72,96 14,59
BOBOT Road BOBOT BOBOT Proporsi Kecepatan Jam BOBOT JUMLAH TOTAL
Proporsi Sepeda Proporsi Kendaraan
Proporsi Occupanc PROPORSI PROPORSI Sibuk dan Jam Tidak PROPORSI PROPORS RANK
Motor 10% 5% Berat 5% 15% NILAI BOBOT
y Sibuk I
1,52 53,86 5,39 0,00 74,15 3,71 0,00 75,00 3,75 1,24 56,91 8,54 6,80 470,21 54,97 75
2,05 32,71 3,27 0,01 55,45 2,77 0,00 75,00 3,75 1,61 75,00 11,25 8,38 437,37 52,49 74
1,89 39,06 3,91 0,00 75,00 3,75 0,84 39,28 1,96 0,81 35,20 5,28 6,46 406,66 51,21 73
1,84 41,17 4,12 0,00 74,92 3,75 0,68 45,97 2,30 0,54 22,19 3,33 5,09 403,94 50,30 72
1,68 47,51 4,75 0,00 73,75 3,69 0,00 75,00 3,75 0,74 32,00 4,80 6,20 436,51 50,29 71

Tabel V.125 Data Perangkingan Dinamis Ruas Kolektor Terburuk
Distribusi
Fungsi BOBOT BOBOT Peak Hour BOBOT Antar BOBOT
No Link Nama Ruas V/C Ratio PROPORSI Kepadatan PROPORSI PROPORSI PROPORSI
Jalan 20% 10% Factor 10% Waktu 20%
1 404-123 JL PATIMURA II Kolektor 1,00 38,48 7,70 4,59 38,13 3,81 1,55 26,13 2,61 2,50 79,38 15,88
2 123-404 JL PATIMURA II Kolektor 1,00 38,48 7,70 4,13 53,50 5,35 1,80 31,32 3,13 2,52 77,98 15,60
3 105-104 JL KESAMBI Kolektor 0,77 74,25 14,85 4,09 54,88 5,49 2,25 40,88 4,09 3,09 46,96 9,39
4 122-123 JL PATIMURA I Kolektor 1,01 36,67 7,33 1,57 139,52 13,95 1,90 33,53 3,35 2,53 77,29 15,46
5 507-501 JL BUK SULING II Kolektor 0,71 83,95 16,79 4,68 35,03 3,50 0,98 14,14 1,41 1,40 138,73 27,75
Proporsi Kecepatan Jam

Proporsi BOBOT Road BOBOT Proporsi BOBOT Sibuk dan Jam Tidak BOBOT JUMLAH TOTAL
Proporsi PROPORSI PROPORSI PROPORSI RANK
Sepeda Motor 10% Occupancy 5% Kendaraan Berat 5% Sibuk 15% NILAI PROPORSI BOBOT
3,20 85,04 8,50 0,04 87,64 4,38 0,01 189,76 9,49 0,09 6,09 0,91 12,97 550,65 53,28 1
3,31 77,73 7,77 0,03 110,19 5,51 0,11 176,93 8,85 0,11 8,96 1,34 13,00 575,09 55,25 2
4,04 26,58 2,66 0,01 162,40 8,12 0,00 191,00 9,55 0,20 22,67 3,40 14,47 619,61 57,55 3
3,15 88,69 8,87 0,01 163,15 8,16 0,01 190,15 9,51 0,20 23,28 3,49 10,39 752,28 70,12 4
3,26 81,38 8,14 0,05 51,20 2,56 0,16 169,89 8,49 0,12 10,93 1,64 11,35 585,24 70,28 5

Tabel V.126 Data Perangkingan Dinamis Ruas Kolektor Terbaik
Distribusi
Fungsi BOBOT BOBOT Peak Hour BOBOT Antar BOBOT
No Link Nama Ruas V/C Ratio PROPORSI Kepadatan PROPORSI PROPORSI PROPORSI
Jalan 0,20 0,10 Factor 0,10 Waktu 0,20
1 907-908 JL IMAM BONJOL II Kolektor 0,28 152,52 30,50 1,16 153,29 15,33 9,43 191,00 19,10 1,22 148,68 29,74
2 116-117 JL A. YANI II Kolektor 0,15 171,66 34,33 0,39 179,00 17,90 0,54 4,98 0,50 0,60 182,20 36,44
3 902-901 JL KI PENJAWI I Kolektor 0,14 174,31 34,86 0,11 188,44 18,84 0,94 13,29 1,33 1,45 136,04 27,21
4 307-806 JL.HASSANUDIN II Kolektor 0,13 176,10 35,22 0,26 183,30 18,33 0,93 13,11 1,31 1,26 146,55 29,31
5 909-908 JL IMAM BONJOL III Kolektor 0,27 153,65 30,73 0,48 175,94 17,59 1,16 17,95 1,79 1,24 147,46 29,49
Proporsi Kecepatan Jam

Proporsi BOBOT Road BOBOT Proporsi BOBOT Sibuk dan Jam Tidak BOBOT JUMLAH TOTAL
Proporsi PROPORSI PROPORSI PROPORSI RANK
Sepeda Motor 0,10 Occupancy 0,05 Kendaraan Berat 0,05 Sibuk 0,15 NILAI PROPORSI BOBOT
3,26 81,38 8,14 0,00 184,30 9,22 0,32 148,78 7,44 0,86 119,84 17,98 16,51 1179,80 137,44 191
2,99 99,65 9,97 0,00 189,19 9,46 0,00 191,00 9,55 0,80 111,11 16,67 5,48 1128,79 134,81 190
3,78 44,85 4,48 0,00 189,24 9,46 0,01 189,54 9,48 1,24 175,89 26,38 7,67 1111,60 132,05 189
3,57 59,46 5,95 0,00 190,43 9,52 0,00 191,00 9,55 1,00 139,93 20,99 7,14 1099,88 130,18 188
3,94 33,88 3,39 0,00 184,57 9,23 0,05 183,96 9,20 1,34 191,00 28,65 8,48 1088,43 130,08 187

Tabel V.127 Data Perangkingan Dinamis Ruas Lokal Terburuk
Fungsi BOBOT BOBOT BOBOT Distribusi BOBOT

No Link Nama Ruas V/C Ratio PROPORSI Kepadatan PROPORSI PHF PROPORSI PROPORSI
Jalan 20% 10% 10% Antar Wkt 20%
1 505-112 JL.KALINYAMAT Lokal 0,34 8,28 1,66 4,26 1,00 0,10 0,90 15,43 1,54 1,07 5,45 1,09
2 112-505 JL.KALINYAMAT Lokal 0,29 9,96 1,99 3,61 3,71 0,37 0,94 16,53 1,65 1,07 5,57 1,11
3 506-114 JL.KALIPENGGING Lokal 0,52 1,00 0,20 1,40 12,91 1,29 0,95 16,70 1,67 1,18 3,70 0,74
4 114-506 JL.KALIPENGGING Lokal 0,46 3,62 0,72 1,49 12,51 1,25 1,00 17,91 1,79 1,15 4,16 0,83
5 102-302 JL.STADION Lokal 0,42 4,91 0,98 2,32 9,06 0,91 0,96 16,84 1,68 1,05 5,88 1,18
Proporsi Sepeda BOBOT BOBOT Proporsi Kendaraan BOBOT Rasio kec. Sibuk / tdk BOBOT JUMLAH TOTAL
Proporsi RO Total PROPORSI PROPORSI PROPORSI RANK
Motor 10% 5% Berat 5% Sibuk (KM/JAM) 15% NILAI PROPORSI BOBOT
2,47 15,30 1,53 0,03 1,00 0,05 0,00 18,00 0,90 0,33 1,00 0,15 9,39 65,46 7,02 1
3,57 7,18 0,72 0,02 6,42 0,32 0,22 12,85 0,64 0,34 1,45 0,22 10,05 63,67 7,03 2
3,73 6,02 0,60 0,01 13,19 0,66 0,19 13,44 0,67 0,51 10,55 1,58 8,48 77,52 7,42 3
3,52 7,57 0,76 0,01 12,83 0,64 0,21 12,97 0,65 0,41 5,45 0,82 8,25 77,02 7,46 4
3,20 9,89 0,99 0,01 14,12 0,71 0,00 18,00 0,90 0,44 6,87 1,03 8,40 85,55 8,37 5

Tabel V.128 Data Perangkingan Dinamis Ruas Lokal Terbaik
Fungsi BOBOT BOBOT BOBOT Distribusi BOBOT

No Link Nama Ruas V/C Ratio PROPORSI Kepadatan PROPORSI PHF PROPORSI PROPORSI
Jalan 20% 10% 10% Antar Wkt 20%
1 103-108 JL.MARGOSARI Lokal 0,14 15,96 3,19 0,17 18,00 1,80 0,88 15,05 1,50 1,12 4,62 0,92
2 123-110 JL.DR SUMARDI Lokal 0,10 17,41 3,48 0,23 17,76 1,78 0,26 1,00 0,10 0,33 18,00 3,60
3 KELUAR-1701 JL.KARANGREJO Lokal 0,20 13,55 2,71 0,38 17,14 1,71 0,51 6,67 0,67 0,63 12,95 2,59
4 108-103 JL.MARGOSARI Lokal 0,19 14,19 2,84 0,24 17,71 1,77 0,91 15,76 1,58 1,29 1,80 0,36
5 1701-908 JL.DIPOMENGGOLO Lokal 0,09 18,00 3,60 1,05 14,35 1,44 0,95 16,60 1,66 1,07 5,58 1,12
Proporsi Sepeda BOBOT BOBOT Proporsi Kendaraan BOBOT Rasio kec. Sibuk / tdk BOBOT JUMLAH TOTAL
Proporsi RO Total PROPORSI PROPORSI PROPORSI RANK
Motor 10% 5% Berat 5% Sibuk (KM/JAM) 15% NILAI PROPORSI BOBOT
3,10 10,66 1,07 0,00 17,66 0,88 0,00 18,00 0,90 0,65 18,00 2,70 6,06 117,95 12,97 18
3,94 4,48 0,45 0,00 18,00 0,90 0,11 15,49 0,77 0,41 5,45 0,82 5,37 97,59 11,90 17
2,36 16,07 1,61 0,00 17,85 0,89 0,00 18,00 0,90 0,37 3,09 0,46 4,45 105,31 11,54 16
3,31 9,11 0,91 0,00 17,35 0,87 0,55 4,93 0,25 0,55 12,74 1,91 7,03 93,60 10,48 15
3,62 6,80 0,68 0,00 17,08 0,85 0,71 1,00 0,05 0,44 6,84 1,03 7,92 86,24 10,42 14

1. Perangkingan Dinamis Ruas Arteri
Data Perangkingan Dinamis Ruas Jalan Arteri Wilayah Kota
Salatiga (Wilayah Studi) dapat terlihat bahwa ruas jalan dengan
unjuk kerja terburuk dengan metode perangkingan proporsional
dengan pembobotan. Ruas jalan yang terburuk ialah Jalan
Soekarno-Hatta III (Link 1306-1305).
Dikarenakan memiliki V/C Ratio yang tinggi, Peak Hour Factor

yang besar, distribusi antar waktu yang buruk, membuat kinerja
pelayanan jalan tersebut terburuk untuk jalan arteri. sebagai jalur
lintas antar provinsi jalan ini memiliki volume lalu lintas yang
cukup tinggi.
2. Perangkingan Dinamis Ruas Kolektor

Data Perangkingan Dinamis Ruas Jalan Kolektor Wilayah Kota
dengan pembobotan. Ruas jalan yang terburuk ialah jalan
Patimura II (Link 404-123).
Dikarenakan memiliki V/C Rasio yang tinggi, kepadatan yang

tinggi, distribusi antar waktu yang buruk, proporsi sepeda motor
yang besar, Road Occupancy yang tinggi, membuat kinerja
pelayanan jalan tersebut terburuk untuk jalan kolektor. Tingginya
volume lalu lintas dari dan menuju Kawasan CBD Kota Salatiga,
banyaknya angkutan yang berhenti di pinggir jalan untuk
menunggu penumpang dan terdapat kendaraan pribadi parkir di
pinggir jalan, sedangkan untuk Jalan Patimura II tidak terdapat
fasilitas parkir on street.

3. Perangkingan Dinamis Ruas Lokal
Data Perangkingan Dinamis Ruas Jalan Lokal Wilayah Kota
dengan pembobotan. Ruas jalan yang terburuk ialah Jalan
Kalinyamat (Link 505-112).
Dikarenakan memiliki V/C Rasio yang tinggi, road occupancy yang

tinggi, membuat kinerja pelayanan jalan tersebut terburuk untuk
jalan lokal. Serta tingginya volume lalu lintas dari dan menuju
Kawasan CBD Kota Salatiga.
c. Usulan Penanganan masalah pada ruas jalan.

1. Pemantauan Tingkat Pelayanan Ruas Bermasalah dari sudut
Operational Lalu Lintas.
Dalam perangkingan metode proposional dengan pembobotan di
dapatkan Ruas jalan yang terburuk ialah Jalan Soekarno-Hatta III
(Link 1306-1305). Usulan penanganan masalah yang dilakukan
yaitu dilakukannya pelebaran jalan guna memperbaiki kinerja
ruas jalan Soekarno-Hatta III (Link 1306-1305).
Ruas jalan Kolektor dengan tingkat pelayanan terburuk ialah Jalan
Pattimura II (Link 402-123).Usulan penanganan masalah yang
dilakukan yaitu dengan dilakukannya pelebaran jalan dan
pembuatan lokasi parker on street. Ruas jalan Lokal dengan
tingkat pelayanan terburuk ialah Jalan Kalinyamat (Link 505-
112).Usulan penanganan masalah yang dilakukan yaitu
dilakukanya sistem satu arah (ssa) agar volume lalu lintas sesuai
dengan kapasitas jalan yang ada serta pelebaran jalan.

2. Pemantauan Tingkat Pelayanan Ruas Bermasalah dari sudut
Prasarana.
dapatkan beberapa ruas dengan perangkingan statis terburuk.
Ruas jalan Arteri dengan tingkat pelayanan terburuk ialah ruas
jalan Soekarno-Hatta I (Link 1301-1302). Usulan penanganan
masalah yang dilakukan yaitu dilakukannya perbaikan jalan pada
ruas jalan yang mengalami kerusakan seperti marka jalan,
pembuatan fasilitas pejalan kaki (trotoar) Serta penambahan
lampu penerangan jalan umum.
Ruas jalan kolektor dengan tingkat pelayanan terburuk ialah jalan
Arimbi (Link 1305-1401). Usulan penanganan masalah yang
dilakukan yaitu dilakukannya pelebaran jalan, penambahan
lampu penerangan jalan umum, kelengkapan rambu dan marka.
Ruas jalan Lokal dengan tingkat pelayanan terburuk ialah jalan
Candisari (Link 504-502). Usulan penanganan masalah yang
dilakukan yaitu dilakukannya pelebaran jalan,penambahan lampu
penerangan jalan umum, kelengkapan rambu dan marka.
2. Survei Gerakan Membelok Terklasifikasi

Survei gerakan membelok terklasifikasi dilakukan guna mengetahui
volume lalu lintas pada setiap mulut persimpangan dan mengetahui
tundaan yang terjadi pada setiap kendaraan saat berada dimulut
persimpangan. Survei yang dilakukan dengan interval waktu 15 menit
selama waktu sibuk. Dari survei tersebut data dimasukan dalam data
input untuk mengetahui volume lalu lintas pada setiap kaki simpang,
Untuk mengetahui jam sibuknya maka setiap jumlah jenis kendaraan
dikalikan nilai SMPnya masing – masing. Dalam perhitungannya
menggunakan standar faktor SMP untuk jalan perkotaan. Standarnya
seperti tabel di bawah ini:

Tabel V.129 Standar SMP Pada Simpang
Jenis Kelas Faktor SMP

Kendaraan Kendaraan Simpang
Sedan/jeep
Oplet
LV 1.00
Mikrobus
Pick up
Bus standard
Truk sedang HV 1.30
Truk berat
Sepeda motor MC 0.40
Becak
Sepeda
UM 1.00
Andong, dll
(Sumber Standar SMP : IHCM, Indonesia Highway Capacity Manual – 1997)

Keterangan :
LV = Light Vehicle (Kendaraan Ringan)
HV = Heavy Vehicle (Kendaraan Berat)
MC = Motorcycle (Sepeda Motor)
UM = Unmotorised (Tidak Bermotor)
a. Hasil Survei Gerakan Membelok Terklasifikasi (CTMC)

1. Simpang APILL
i) Simpang Jetis
Simpang 4 Jetis merupakan simpang APILL yang terdiri dari 4
kaki simpang. Survei gerakan membelok terklasifikasi di
simpang ini dilaksanakan pada 2 jam sibuk pagi, siang, dan
sore. Berdasarkan hasil survei gerakan membelok terklasifikasi,
untuk volume lalu lintas tertinggi yaitu pada kaki simpang Jalan
Osamaliki sebesar 480 smp/jam .

PROSENTASE KENDARAAN
3%0%
23%
MV
LV
74% HV
UM

Gambar V.134 Komposisi Jumlah Kendaraan Simpang 4 Jetis
Dari Gambar V.134 dapat diketahui bahwa Komposisi

kendaraan pada simpang Jetis tertinggi adalah komposisi
sepeda motor sebanyak 74%, untuk komposisi mobil pribadi,
MPU, pick up, bus kecil sebanyak 23%, sedangkan untuk
komposisi bus sedang, bus besar, truk sedang, truk besar
sebanyak 3%, dan untuk komposisi kendaraan tidak bermotor
sebanyak 0%.
21 3 3 3 3 U
3 20 3 3 3 S
3 3 23 3 3 B
3 3 22 3 3 T

Gambar V.135 Diagram Fase APILL Simpang 4 Jetis

JL. WAHID HASYIM
Arah Kanan Lurus Kiri TOTAL
MC 20 85 22 127
SMP/JAM
LV 23 122 32 177
HV 0 48 0 48
UM 1 0 0 1
TOTAL 44 255 54 353
Kanan Lurus Kiri
MC 16% 67% 17%
PROPORSI
LV 13% 69% 18%
HV 0% 100% 0%
UM 100% 0% 0%
JL. IMAM BONJOL JL. KARTINI

SMP/JAM SMP/JAM
Arah TOTAL TOTAL Arah
MC LV HV UM MC LV HV UM
Kiri 16 25 0 1 42 102 40 62 0 0 Kanan
Lurus 125 40 0 0 165 173 89 84 0 0 Lurus
Kanan 113 59 3 1 176 73 45 28 0 0 Kiri
TOTAL 254 124 3 2 383 348 174 174 0 0 TOTAL
Kanan Lurus Kiri Kanan Lurus Kiri
MC 45% 49% 6% 23% 51% 26% MC
PROPORSI
PROPORSI
LV 48% 32% 20% 36% 48% 16% LV
HV 100% 0% 0% 0% 0% 0% HV
UM 50% 0% 50% 0% 0% 0% UM
JL. OSAMALIKI
Arah Kiri Lurus Kanan TOTAL
MC 66 142 62 271
SMP/JAM
LV 63 67 43 173
HV 4 33 0 36
UM 0 0 0 0
TOTAL 133 242 105 480
Kiri Lurus Kanan
MC 25% 53% 23%
PROPORSI
LV 36% 39% 25%

HV 11% 89% 0%
UM 0% 0% 0%

Gambar V.136 Diagram Arus Simpang 4 Jetis

ii) Simpang 3 Cebongan
Simpang 3 Cebongan merupakan simpang APILL yang terdiri
dari 3 kaki simpang. Survei gerakan membelok terklasifikasi di
simpang ini dilaksanakan pada 2 jam sibuk pagi, siang, dan
untuk volume lalu lintas tertinggi yaitu pada kaki Soekarno-
Hatta sebelah selatan sebesar 1.927 smp/jam.
6% PROSENTASE KENDARAAN
0%
32% MV
LV
62%
HV
UM

Gambar V.137 Komposisi Jumlah Kendaraan Simpang 3
Cebongan
Dari Gambar V.137 dapat diketahui bahwa Komposisi

kendaraan pada simpang Cebongan tertinggi adalah komposisi
MPU, pick up, bus kecil sebanyak 32%%, sedangkan untuk
komposisi bus sedang, bus besar, truk sedang, truk besar
sebanyak 6%, dan untuk komposisi kendaraan tidak bermotor
sebanyak 0%.

67 33 3 3U
3 67 33 3S
3 3 40 33B

Gambar V.138 Diagram Fase APILL Simpang 3 Cebongan

JL SOEKARNO HATTA
MC 36 436 0 472
SMP/JAM
LV 60 428 0 488
HV 5 117 0 122
UM 0 0 0 0
TOTAL 101 981 0 1.082
Kanan Lurus Kiri
MC 8% 92% 0%
PROPORSI
LV 12% 88% 0%
HV 4% 96% 0%
UM 0% 0% 0%
JL LINGKAR SALATIGA
SMP/JAM
Arah TOTAL
MC LV HV UM
Kiri 68 138 10 0 217
Lurus 0 9 0 0 9
Kanan 112 288 95 0 495
TOTAL 180 435 105 0 721
Kanan Lurus Kiri
MC 62% 0% 38%
PROPORSI
LV 66% 2% 32%
HV 90% 0% 10%
UM 0% 0% 0%
JL SOEKARNO HATTA
MC 302 498 0 800
SMP/JAM
LV 432 498 0 930

HV 101 92 0 194
UM 1 0 0 1
TOTAL 836 1.089 0 1.925
Kiri Lurus Kanan
MC 38% 62% 0%
PROPORSI
LV 46% 54% 0%
HV 52% 48% 0%
UM 100% 0% 0%

Gambar V.139 Diagram Arus Simpang 3 Cebongan

2. Simpang Prioritas
i) Simpang 3 Blotongan
Simpang 3 Blotongan merupakan simpang prioritas yang terdiri
dari tiga kaki simpang. Survei gerakan membelok terklasifikasi
di simpang ini dilaksanakan pada 2 jam sibuk pagi, siang, dan
untuk volume lalu lintas tertinggi yaitu pada kaki simpang jalan
Fatmawati I sebesar 912 smp/jam.

Gambar V.140 Komposisi Jumlah Kendaraan Simpang 3
Blotongan
Dari Gambar V.140 dapat diketahui bahwa komposisi

kendaraan pada simpang Blotongan tertinggi adalah komposisi
MPU, pick up, bus kecil sebanyak 34%, serta komposisi untuk
bus sedang, bus besar, truk sedang, dan truk besar sebanyak
8%, dan untuk komposisi kendaraan tidak bermotor sebanyak
0%.

Jl. Fatmawati (Arah Semarang) Jl. Fatmawati (Arah Kota)
SMP/JAM SMP/JAM
Kiri 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kanan
Lurus 169 275 96 2 542 568 212 272 83 0 Lurus
Kanan 98 212 61 0 371 72 33 32 7 0 Kiri
TOTAL 266 487 157 2 912 639 246 304 90 0 TOTAL
MC 37% 63% 0% 0% 86% 14% MC
PROPORSI
PROPORSI
LV 44% 56% 0% 0% 89% 11% LV
HV 39% 61% 0% 0% 93% 7% HV
UM 0% 100% 0% 0% 0% 0% UM
Jl. Lingkar salatiga

SMP/JAM MC 148 0 29 178
LV 193 0 21 214
HV 47 0 0 47
UM 0 0 0 0
TOTAL 388 0 50 438
Kiri Lurus Kanan
MC 84% 0% 16%
PROPORSI
LV 90% 0% 10%
HV 100% 0% 0%
UM 0% 0% 0%

Gambar V.141 Diagram Arus Simpang 3 Blotongan

3. Bundaran
i) Bundaran Taman Sari
BUndaran Taman Sari merupakan simpang bundaran yang
terdiri dari tiga kaki simpang. Survei gerakan membelok
terklasifikasi di simpang ini dilaksanakan pada 2 jam sibuk pagi,
siang, dan sore. Berdasarkan hasil survei gerakan membelok
terklasifikasi, untuk volume lalu lintas tertinggi yaitu pada kaki
simpang jalan Diponegoro sebesar 1.942 smp/jam.

Gambar V.142 Komposisi Jumlah Kendaraan Bundaran Taman
Sari
Dari Gambar V.142 dapat diketahui bahwa komposisi

kendaraan pada simpang Blotongan tertinggi adalah komposisi
MPU, pick up, bus kecil sebanyak 27%, serta komposisi untuk
bus sedang, bus besar, truk sedang, dan truk besar sebanyak
0%, dan untuk komposisi kendaraan tidak bermotor sebanyak
0%.

JL PATIMURA BUNDARAN TAMAN SARI
MC 218 225 196 639
SMP/JAM
LV 163 172 198 533
HV 8 5 11 23
UM 0 0 0 0
TOTAL 388 402 404 1,194
Kanan Lurus Kiri
MC 34% 35% 31%
PROPORSI
LV 31% 32% 37%
HV 33% 22% 46%
UM 0% 0% 0%
JL DIPONEGORO JL PEMUDA
SMP/JAM SMP/JAM
Kiri 268 169 0 0 437 306 239 66 1 0 Kanan
Lurus 225 136 0 0 361 400 226 172 2 0 Lurus
Kanan 240 169 5 0 414 238 182 56 0 0 Kiri
TOTAL 732 474 5 0 1,211 943 646 294 3 0 TOTAL
MC 33% 31% 37% 37% 35% 28% MC
PROPORSI
PROPORSI
LV 36% 29% 36% 2183% 59% 19% LV
HV 100% 0% 0% 33% 67% 0% HV
UM 0% 0% 0% 0% 0% 0% UM
JL JENDRAL SUDIRMAN
MC 51 80 69 200
SMP/JAM
LV 73 164 100 337

HV 0 0 0 0
UM 0 0 0 0
TOTAL 124 244 169 537
Kiri Lurus Kanan
MC 26% 40% 34%
PROPORSI
LV 22% 49% 30%

HV 0% 0% 0%
UM 0% 0% 0%

Gambar V.143 Diagram Arus Bundaran Taman Sari

b. Indikator Pada Simpang
Dengan mengetahui beberapa indikator dalam menganalisis kinerja
simpang di wilayah Kota Salatiga (Wilayah Studi), maka selanjutnya
dapat dilakukan identifikasi masalah. Adapun indikator tersebut dapat
dijelaskan di bawah ini:
1. Degree of Saturation
Degree of Saturation merupakan Ratio arus lalu lintas yang
melintas terhadap kapasitas simpang tersebut. Semakin besar
(mendekati nilai 1) Derajat Kejenuhan kritis, maka kinerja simpang
tersebut dinilai semakin buruk.
Berikut ini adalah beberapa nilai Degree of Saturation terbaik dan
terburuk pada ruas jalan di Kota Salatiga (Wilayah Studi).
Tabel V.130 Derajat Kejenuhan pada simpang 4 bersinyal
DERAJAT
NODE
NO NAMA SIMPANG KEJENUHAN RANK
SIMPANG
PALING KRITIS
1 906 SIMPANG 4 JETIS 0,98 1

2 305 SIMPANG 4 PASAR SAPI 0,95 2
3 1702 SIMPANG 4 KECANDRAN 0,94 3
4 304 SIMPANG 4 PALANG 0,91 4
5 806 SIMPANG 4 SIDOMULYO 0,90 5
Berdasarkan Tabel V.130, dapat diketahui bahwa kinerja

simpang dengan indikator derajat jenuh tertinggi terdapat pada
Simpang 4 Jetis sebesar 0,98.

Tabel V.131 Derajat Kejenuhan pada simpang 3 bersinyal
DERAJAT
NODE KEJENUHAN
NO NAMA SIMPANG RANK
SIMPANG PALING
KRITIS
1 1306 SIMPANG 3 CEBONGAN 0,91 1
2 905 SIMPANG 3 KAUMAN 0,71 2
3 701 SIMPANG 3 ABC 0,63 3
4 1304 SIMPANG 3 EXIT TOL 0,49 4
5 115 SIMPANG 3 PUJASERA 0,31 5
Berdasarkan Tabel V.131, dapat diketahui bahwa kinerja simpang

dengan indikator derajat jenuh tertinggi terdapat pada Simpang 3
Cebongan sebesar 0,91.
2. Jumlah Kendaraan Yang Melewati dalam Simpang

Jumlah Kendaraan Yang Melewati dalam Simpang yang dilewatkan
simpang dalam periode waktu pengamatan tertentu. Nilai yang
diperoleh dari jumlah volume kendaraan yang mampu dilewatkan
simpang suatu simpang pada saat jam tersibuk. Besarnya jumlah
kendaraan yang dilewatkan simpang dinilai berpengaruh terhadap
kinerja simpang. Semakin kecil jumlah kendaraan yang dilewatkan
simpang saat jam tersibuk, maka kinerja simpang tersebut dinilai
semakin buruk.
Berikut ini adalah beberapa nilai Jumlah Kendaraan Yang Melewati
dalam Simpang terbaik dan terburuk pada ruas jalan di Kota
Salatiga (wilayah Studi).

Tabel V.132 Jumlah Kendaraan Lewat pada simpang 4 bersinyal
JUMLAH
NODE KEND.YG
SIMPANG DILEWATKAN
(kend)
1 305 SIMPANG 4 PASAR SAPI 4306 1
2 1702 SIMPANG 4 KECANDRAN 4021 2
3 1701 SIMPANG 4 PULUTAN 3093 3
4 304 SIMPANG 4 PALANG 2897 4
5 906 SIMPANG 4 JETIS 2783 5

simpang dengan indikator jumlah kendaraan yang lewat pada
suatu simpang tertinggi adalah Simpang 4 Pasar Sapi sebesar
4.306 kendaraan.
Tabel V.133 Jumlah Kendaraan Lewat pada simpang 3 bersinyal

JUMLAH
NODE KEND.YG
SIMPANG DILEWATKA
N (kend)
1 1306 SIMPANG 3 CEBONGAN 5810 1
2 905 SIMPANG 3 KAUMAN 5103 2
3 701 SIMPANG 3 ABC 2969 3
4 1304 SIMPANG 3 EXIT TOL 2490 4
5 115 SIMPANG 3 PUJASERA 1922 5

simpang dengan indikator jumlah kendaraan yang lewat pada
suatu simpang tertinggi adalah Simpang 3 Cebongan sebesar
5.810 kendaraan.

3. Antrian
Panjang Antrian merupakan besarnya antrian dapat dinilai dalam
hal, yaitu banyaknya antrian dalam bentuk besarnya jumlah smp
yang tertahan pada saat memasuki persimpangan.
Berikut ini adalah beberapa nilai Antrian terbaik dan terburuk pada
ruas jalan di Kota Salatiga (Wilayah Studi).
Tabel V.134 Antrian pada simpang 4 bersinyal
NODE PANJANG
SIMPANG ANTRIAN (m)


simpang dengan indikator panjang antrian tertinggi adalah
Simpang 4 Jetis sebesar 56,82 meter.
Tabel V.135 Antrian pada simpang 3 bersinyal
PANJANG
NODE
NO NAMA SIMPANG ANTRIAN RANK
SIMPANG
(m)

3 701 SIMPANG 3 ABC 1,70 3

simpang dengan indikator panjang antrian tertinggi adalah
Simpang 3 Cebongan sebesar 8,61 meter.

4. Tundaan
Tundaan merupakan gangguan yang dialami kendaraan karena
kondisi lalu lintas seperti mendekati persimpangan, perlintasan
sebidang, dan sebagainya sehingga mengakibatkan kendaraan
berhenti.
Berikut ini adalah beberapa nilai Tundaan terbaik dan terburuk
pada ruas jalan di Kota Salatiga (Wilayah Studi).
Tabel V.136Tundaan pada simpang 4 bersinyal
RATA-RATA
NODE
NO NAMA SIMPANG TUNDAAN RANK
SIMPANG
(det/smp)


simpang dengan indikator tundaan tertinggi adalah Simpang 4
Jetis sebesar 77,23 det/smp.
Tabel V.137 Tundaan pada simpang 3 bersinyal
RATA-RATA
NODE
NO NAMA SIMPANG TUNDAAN RANK
SIMPANG
(det/smp)

3 701 SIMPANG 3 ABC 27,5 3

simpang dengan indikator tundaan tertinggi adalah Simpang 3
Cebongan sebesar 63,7 det/smp.
5. Proporsi Kendaraan Belok Kanan

Ratio belok Kanan merupakan prosentase jumlah pergerakan belok
kanan dalam periode waktu pengamatan tertentu. Nilai proporsi
diperoleh volume pergerakan belok kanan dibagi dengan volume
keseluruhan arus pendekat kritis di simpang pada jam tersibuk.
Berikut ini adalah beberapa nilai Ratio belok Kanan di Simpang
terbaik dan terburuk pada ruas jalan di Wilayah Kota Salatiga
(Wilayah Studi).
Tabel V.138 Ratio Belok Kanan pada Simpang 4 bersinyal
NODE RASIO BELOK

SIMPANG KANAN

3 801 SIMPANG 4 GROGOL 0,26 3

simpang dengan indikator Ratio kendaraan belok kanan adalah
Simpang 4 Palang sebesar 0,28.

Tabel V.139 Ratio Belok Kanan pada Simpang 3 bersinyal
RASIO
NODE
NO NAMA SIMPANG BELOK RANK
SIMPANG
KANAN

4 701 SIMPANG 3 ABC 0,13 4

simpang dengan indikator Ratio kendaraan belok kanan adalah
Simpang 3 Pujasera sebesar 0,22.

3. Perangkingan Permasalahan Lalu Lintas di Simpang
a. Perangkingan Statis
Perangkingan dari segi pelayanan simpang dilakukan dengan
metode proporsional dengan pembobotan. Indikator yang
digunakan adalah kesesuaian lebar lajur, radius, dan kelengkapan
simpang meliputi ketersediaan rambu, kesesuaian rambu, kondisi
fisik rambu dan kondisi fisik marka.Indikator di rangkingkan dengan
menggunakanmetode proposional dimana setiap indikator memiliki
perhitungan proporsi sebagai berikut :
Keterangan :
P = Proporsi
X = Nilai Indikator untuk ruas yang dimaksud
Max = Nilai Maksimum
Min = Nilai Minimum
N= Jumlah Data
Hasil dari perhitungan proporsional kemudian dibobotkan. Dimana

kesesuaian lebar lajur, radius, dan kelengkapan simpang meliputi
ketersediaan rambu, kesesuaian rambu, kondisi fisik rambu dan
kondisi fisik markadibobotkan.Adapun perangkingan statis simpang
dapat dilihat pada tabel berikut :

TIM PKL KOTA SALATIGA 2017/STTD/ANGKATAN XXXVII
V - 255
Tabel V.140 Data Perangkingan Statis Simpang 4 Bersinyal
Lebar Bobot Radius Radius Bobot

Tipe Fungsi
No Nama Simpang Node Kode Pendekat Nama Kaki Simpang Terbesar Proporsi Terbesa Proporsi
Simpang Jalan
Observasi Standar Indikator 25% Observasi Standar Indikator r 20%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
U JL.NAKULA SADEWA KOLEKTOR 3 3 100,00 7 12 0,58
SIMPANG 4 T JL.ARJUNA KOLEKTOR 3 3 100,00 7 12 0,58
1 801 422 100,00 1,71 0,43 0,58 3,06 0,61
GROGOL S JL.YUDHISTIRA 3 3
KOLEKTOR 100,00 4 12 0,33
B JL.BIMA KOLEKTOR 2,5 3 83,33 3 12 0,25
U JL.HASSANUDIN KOLEKTOR 4,5 3 150,00 0,75 12 0,06
SIMPANG 4 T JL.SIDOMULYO KOLEKTOR 2,5 3 83,33 0,74 12 0,06
2 806 422 150,00 4,20 1,05 0,06 1,20 0,24
SIDOMULYO S JL.HASSANUDIN 4,5 3
KOLEKTOR 150,00 0,67 12 0,06
B JL.ARJUNA KOLEKTOR 2,5 3 83,33 0,76 12 0,06
U JL.OSAMALIKI ARTERI 5,5 3,5 157,14 12 0,00
SIMPANG 4 T JL..OSAMALIKI ARTERI 5,5 3,5 157,14 0,05 12 0,00
3 304 422 157,14 4,55 1,14 0,01 1,00 0,20
PALANG S JL.ALIWIJAYAN 1,25 2,75
LOKAL 45,45 0,08 12 0,01
B JL.MERAK KOLEKTOR 3,5 3 116,67 12 0,00
U JL.KH WAHID HASYIM ARTERI 2,5 3,5 71,43 3,41 12 0,28
T JL.KARTINI KOLEKTOR 2,25 3 75,00 2,85 12 0,24
4 SIMPANG 4 JETIS 906 422 85,71 1,00 0,25 0,28 1,99 0,40
S JL.OSAMALIKI ARTERI 3 3,5 85,71 3,01 12 0,25
B JL.IMAM BONJOL KOLEKTOR 2 3 66,67 2,9 12 0,24
U JL.OSAMALIKI ARTERI 7 3,5 200,00 11 12 0,92
SIMPANG 4 PASAR T JL.AHMAD YANI KOLEKTOR 3 3 100,00 19 12 1,58
5 305 422 200,00 6,68 1,67 1,58 6,63 1,33
SAPI S JL.VETERAN 5 3,5
ARTERI 142,86 11 12 0,92
B JL.HASSANUDIN KOLEKTOR 4,5 3 150,00 11 12 0,92

V - 256
Rambu Kesesuaian Rambu Kondisi Fisik Rambu Bobot
Nama Tipe Kode Rata- Propor
No Node Total
Simpang Simpang Pendekat Penempatan Tinggi Bentuk Ukuran Jumlah Observas Rata si
Observasi Ideal Nilai Indikator Indikator Indikator 40%
Rambu Rambu Rambu Rambu Sesuai i
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
U 5 0 0 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 200
SIMPANG 4 T 3 5 60 75 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 275
1 801 422 231 1,00 0,40
GROGOL S 1 5 20 25 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 225
B 1 5 20 25 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 225
U 5 5 100 100 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 300
SIMPANG 4 T 5 0 0 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 200
2 806 422 231 1,00 0,40
SIDOMULYO S 5 0 0 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 200
U 5 0 0 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 200
3 304 422 238 2,29 0,91
PALANG S 5 0 0 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 200
4 906 422 263 7,43 2,97
JETIS S 5 5 100 100 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 300
SIMPANG 4 T 5 0 0 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 200
5 305 422 244 3,57 1,43
PASAR SAPI S 5 5 100 100 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 300

V - 257
Kondisi Fisik
Bobot
Nama Tipe Kode Marka Rata- Total
No Node Total Proporsi Rangking
Simpang Simpang Pendekat Observa Indika Rata Bobot
15%
si tor
36 37 38 39 40 41 42 43
U baik 100 100
SIMPANG 4 T baik 100 100
1 801 422 100 10,00 1,50 2,94 1
GROGOL S baik 100 100
B baik 100 100
U baik 100 100
2 806 422 100 10,00 1,50 3,19 2
SIDOMULY O S baik 100 100
B baik 100 100
U baik 100 100
3 304 422 100 10,00 1,50 3,75 3
PALANG S baik 100 100
B baik 100 100
U baik 100 100
4 906 422 100 10,00 1,50 5,12 4
JET IS S baik 100 100
B baik 100 100
U baik 100 100
5 305 422 100 10,00 1,50 5,93 5
PASAR SAPI S baik 100 100
B baik 100 100

V - 258
Tabel V.141 Data Perangkingan Statis Simpang 3 bersinyal
Lebar Bobot Radius

Tipe Radius
Nama Simpang Node Kode Pendekat Nama Kaki Simpang Fungsi Jalan Terbesar Proporsi Proporsi
Simpang Observasi Standar Indikator 25% Observasi Standar Indikator Terbesar
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
U JL JENDRAL SUDIRMAN ARTERI 5,5 3,5 157,14 12 0,00
SIMPANG 3
115 322 S JL JENDRAL SUDIRMAN ARTERI 5,5 3,5 157,14 157,14 1,00 0,25 7,1 12 0,59 0,75 1,21
PUJASERA
B JL AHMAD YANI KOLEKTOR 3 3 100,00 9 12 0,75
U JL TOL SALATIGA ARTERI 7 3,5 200,00 12 12 1,00
SIMPANG 3 EXIT
1304 322 T JL TINGKIR RAYA ARTERI 7 3,5 200,00 214,29 2,45 0,61 9 12 0,75 1,00 1,37
TOL
B JL TINGKIR RAYA ARTERI 7,5 3,5 214,29 12 0,00
U JL JENDRAL SUDIRMAN ARTERI 5 3,5 142,86 5 12 0,42
SIMPANG 3 ABC 701 322 T JL JENDRAL SUDIRMAN ARTERI 4,5 3,5 128,57 200,00 2,09 0,52 12 0,00 0,42 1,00
S JL VETERAN ARTERI 7 3,5 200,00 12 0,00

T JL DIPONEGORO ARTERI 7 3,5 200,00 12 0,00
SIMPANG 3 KAUMAN 905 322 S JL WAHID HASYIM ARTERI 6 3,5 171,43 200,00 2,09 0,52 17,6 12 1,47 3,39 2,90
B JL DIPONEGORO ARTERI 7 3,5 200,00 40,67 12 3,39
U JL SOEKARNO HATTA ARTERI 11 3,5 314,29 12 0,00
SIMPANG 3
1306 322 S JL SOEKARNO HATTA ARTERI 9 3,5 257,14 314,29 5,00 1,25 53,52 12 4,46 6,66 5,00
CEBONGAN
B JL LINGKAR SALATIGA ARTERI 7 3,5 200,00 79,92 12 6,66

V - 259
Bobot Rambu Kesesuaian Rambu Kondisi Fisik Rambu Bobot
Nama Tipe Kode Rata-
Node Penempat Bentuk Ukuran Jumlah Total Proporsi
Simpang Simpang Pendekat 20% Observasi Ideal Nilai Indikator Tinggi Rambu Indikator Observasi Indikator Rata 40%
an Rambu Rambu Rambu Sesuai
2 3 4 5 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
SIMPANG 3
115 322 S 0,24 2 5 40 50 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 250 275 5,00 2,00
PUJASERA
U 7 5 140 FALSE sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 200
SIMPANG 3
1304 322 T 0,27 4 5 80 100 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 300 267 4,24 1,70
EXIT TOL
SIMPANG 3
701 322 T 0,20 5 5 100 100 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 300 283 5,76 2,30
ABC
S 3 5 60 75 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 275
T 5 5 100 100 sesuai sesuai sesuai sesuai 4 100 baik 100 300
SIMPANG 3
KAUMAN
SIMPANG 3
CEBONGAN

V - 260
Kondisi Fisik Marka Bobot
Nama Kode Rata-
Node Tipe Simpang Total Proporsi Total Bobot Rangking
Simpang Pendekat Rata
Observasi Indikator 15%
2 3 4 5 36 37 38 39 40 41 42 43
U baik 100 100
SIMPANG 3
115 322 S baik 100 100 100 5,00 0,75 3,24 1
PUJASERA
B baik 100 100
U baik 100 100
SIMPANG 3
1304 322 T baik 100 100 100 5,00 0,75 3,33 2
EXIT TOL
B baik 100 100
U baik 100 100
SIMPANG 3
701 322 T baik 100 100 100 5,00 0,75 3,78 3
ABC
S baik 100 100
T baik 100 100
SIMPANG 3
905 322 S baik 100 100 100 5,00 0,75 3,85 4
KAUMAN
B baik 100 100
U baik 100 100
SIMPANG 3
1306 322 S baik 100 100 100 5,00 0,75 5,00 5
CEBONGAN
B baik 100 100

V - 261
1. Perangkingan Statis Simpang 4 Bersinyal
Berdasarkan Tabel V.140, dapat diketahui simpang 4 bersinyal
dengan unjuk kerja terburuk dari sisi prasarana adalah simpang 4
Grogol dengan kondisi simpang yang belum memenuhi fasilitas
kelengkapan sesuai standar.
2. Perangkingan Statis Simpang 3 Bersinyal

Berdasarkan Tabel V.141, dapat diketahui simpang 3 bersinyal
dengan unjuk kerja terburuk dari sisi prasarana adalah simpang 3
Pujasera dengan kondisi simpang yang belum memenuhi fasilitas
kelengkapan sesuai standar.

V - 262
b. Perangkingan Dinamis
Perangkingan permasalahan lalu lintas simpang dilakukan dengan
metode proporsional dengan pembobotan. Indikator yang digunakan
adalah derajat kejenuhan, jumlah yang dilewatkan dalam simpang
pada jam tersibuk, panjang antrian, tundaan lalu lintas, proporsi
kendaraan berat di simpang, proporsi sepeda motor, dan Ratio belok
kanan. Indikator di rangkingkan dengan menggunakanmetode
proposional dimana setiap indikator memiliki perhitungan proporsi
sebagai berikut :
Proporsi untuk derajat kejenuhan, panjang antrian, tundaan lalu lintas,
proporsi kendaraan berat di simpang, proporsi sepeda motor, dan
Ratio belok kanan yaitu :
Proporsi untuk jumlah yang dilewatkan dalam simpang yaitu :
Derajat kejenuhan, jumlah yang dilewatkan dalam simpang pada jam

tersibuk, panjang antrian, tundaan lalu lintas, proporsi kendaraan berat
di simpang, proporsi sepeda motor, dan Ratio belok kanan kemudian di
bobotkan.Adapun perangkingan dinamis simpang dapat dilihat pada
tabel berikut :

V - 263
Tabel V.142 Data Perangkingan Dinamis Simpang 4 Bersinyal
DERAJAT NILAI JUMLAH NILAI NILAI

PANJANG
NODE KEJENUHAN NILAI BOBOT KEND.YG NILAI BOBOT NILAI BOBOT
NO NAMA SIMPANG ANTRIAN
SIMPANG PALING PROPORSI DILEWATKAN PROPORSI PROPORSI
25% 10% (m) 17%
KRITIS (kend)
1 906 SIMPANG 4 JETIS 0,98 1,00 0,25 2783 7,31 0,73 56,82 1,00 0,17
2 305 SIMPANG 4 PASAR SAPI 0,95 1,37 0,34 4306 1,00 0,10 36,28 4,35 0,74
3 1702 SIMPANG 4 KECANDRAN 0,94 1,49 0,37 4021 2,18 0,22 34,76 4,60 0,78
4 304 SIMPANG 4 PALANG 0,90 1,99 0,50 2897 6,84 0,68 19,48 7,09 1,21
5 806 SIMPANG 4 SIDOMULYO 0,91 1,86 0,47 2534 8,34 0,83 28,38 5,64 0,96
NILAI NILAI NILAI NILAI

RATA-RATA PROPORSI PROPORSI RASIO
NILAI BOBOT NILAI BOBOT NILAI BOBOT NILAI BOBOT NILAI
TUNDAAN KENDARAA SEPEDA BELOK RANK
PROPORSI PROPORSI PROPORSI PROPORSI TOTAL
(det/smp) 18% N BERAT 10% MOTOR 10% KANAN 10%
77,23 1,00 0,18 0,06 5,85 0,58 0,53 5,91 0,59 0,27 1,41 0,14 2,65 1
46,47 5,63 1,01 0,03 7,92 0,79 0,49 7,55 0,75 0,17 5,50 0,55 4,29 2
44,33 5,95 1,07 0,09 3,77 0,38 0,48 7,95 0,80 0,06 10,00 1,00 4,62 3
45,94 5,71 1,03 0,09 3,77 0,38 0,45 9,18 0,92 0,28 1,00 0,10 4,81 4
38,93 6,77 1,22 0,01 9,31 0,93 0,57 4,27 0,43 0,25 2,23 0,22 5,06 5

V - 264
Tabel V.143 Data Perangkingan Dinamis Simpang 3 Bersinyal
DERAJAT NILAI JUMLAH NILAI NILAI

PANJANG
NODE KEJENUHAN NILAI KEND.YG NILAI NILAI BOBO
NO NAMA SIMPANG BOBOT BOBOT ANTRIAN
SIMPANG PALING PROPORSI DILEWATKA PROPORSI PROPORSI T
(m)
KRITIS 25% N (kend) 10% 17%
1 1306 SIMPANG 3 CEBONGAN 0,91 1,00 0,25 5810 1,00 0,10 8,61 1,00 0,17
3 905 SIMPANG 3 KAUMAN 0,71 2,33 0,58 5103 1,73 0,17 1,68 4,89 0,83
2 701 SIMPANG 3 ABC 0,63 2,87 0,72 2969 3,92 0,39 1,70 4,88 0,83
4 1304 SIMPANG 3 EXIT TOL 0,49 3,80 0,95 2490 4,42 0,44 1,49 5,00 0,85
5 115 SIMPANG 3 PUJASERA 0,31 5,00 1,25 1922 5,00 0,50 2,81 4,26 0,72
RATA- NILAI NILAI NILAI NILAI

PROPORSI PROPORSI RASIO NILAI
RATA NILAI NILAI NILAI NILAI
BOBOT KENDARAAN BOBOT SEPEDA BOBOT BELOK BOBOT TOTA RANK
TUNDAAN PROPORSI PROPORSI PROPORSI PROPORSI
BERAT MOTOR KANAN L
(det/smp) 18% 10% 10% 10%
63,7 1,0 0,18 0,11 1,00 0,10 0,39 4,50 0,45 0,16 3,40 0,34 1,59 1
16,0 4,6 0,84 0,03 4,20 0,42 0,6 1,00 0,10 0,16 3,40 0,34 3,28 2
27,5 3,8 0,68 0,09 1,80 0,18 0,47 3,17 0,32 0,13 4,60 0,46 3,57 3
32,7 3,4 0,61 0,10 1,40 0,14 0,36 5,00 0,50 0,12 5,00 0,50 3,99 4
11,3 5,0 0,90 0,01 5,00 0,50 0,5 2,67 0,27 0,22 1,00 0,10 4,24 5

V - 265
1. Perangkingan Dinamis Simpang 4 Bersinyal
Berdasarkan Tabel V.142, data dalam perangkingan metode
proporsional dengan pembobotan di dapatkan Simpang bersinyal
dengan 4 kaki simpang paling bermasalah ialah simpang 4 Jetis.
Derajat kejenuhan yang tinggi, antrian yang panjang, tundaan yang
tinggi, proporsi kendaraan berat yang besar, dan rasio belok kanan
yang besar merupakan alasan Simpang Jetis menjadi simpang
bersinyal dengan 4 kaki yang paling bermasalah di Kota Salatiga.
2. Perangkingan Dinamis Simpang 3 Bersinyal

Berdasarkan Tabel V.143, data dalam perangkingan metode
proporsional dengan pembobotan di dapatkan Simpang bersinyal
dengan 3 kaki simpang paling bermasalah ialah simpang 3
Cebongan. Derajat kejenuhan yang tinggi, jumlah kendaraan yang
dilewatkan yang tinggi, antrian yang panjang, tundaan yang tinggi,
dan proporsi kendaraan berat yang tinggi merupakan alasan
Simpang Cebongan menjadi simpang bersinyal dengan 3 kaki yang
paling bermasalah di Kota Salatiga.

V - 266
c. Usulan Penanganan masalah dan Legalisasi terhadap kebijakan
operational dan penegakan hukum
1. Pemantauan Tingkat Pelayanan Simpang Bermasalah dari sudut
Operational Lalu Lintas.
dapatkan Simpang 4 bersinyal bermasalah ialah simpang Jetis.
Derajat Kejenuhan yang tinggi, antrian yang panjang, dan tundaan
yang tinggi, proporsi kendaraan berat yang besar, dan Ratio belok
kanan yang tinggi merupakan alasan Simpang Jetis menjadi
Simpang 4 bersinyal yang paling bermasalah.
Usulan Permasalahan simpang tersebut ialah pengaturan APILL
dengan mengoptimalkan waktu Siklus dan geometrik simpang.
Pengoptimalan di tinjau dari waktu hijau maupun jumlah Fase.
Serta pelebaran jalan untuk menambah kapasitas simpang.
dapatkan Simpang 3 bersinyal bermasalah ialah simpang
Cebongan. Derajat Kejenuhan yang tinggi, antrian yang panjang,
dan tundaan yang tinggi, proporsi kendaraan berat yang besar, dan
Ratio belok kanan yang tinggi merupakan alasan Simpang
Cebongan menjadi Simpang 3 bersinyal yang paling bermasalah.
Usulan Permasalahan simpang tersebut ialah pengaturan APILL
dengan mengoptimalkan waktu Siklus dan geometrik simpang.
Pengoptimalan di tinjau dari waktu hijau maupun jumlah Fase.
Serta pelebaran jalan untuk menambah kapasitas simpang.
2. Pemantauan Tingkat Pelayanan Simpang Bermasalah dari sudut

Prasarana.
Dalam perangkingan metode proposional prasarana Simpang,
Simpang Grogol merupakan simpang dengan pelayanan terburuk
untuk Simpang 4 bersinyal dilihat dari simpang tersebut berada di
wilayah komersil.

V - 267
Usulan permasalahan simpang tersebut ialah dengan melengkapi
prasarana jalan seperti rambu lalu lintas dan marka jalan.
Dalam perangkingan metode proposional prasarana Simpang,
Simpang pujasera merupakan simpang dengan pelayanan terburuk
untuk Simpang 3 bersinyal dilihat dari simpang tersebut berada di
wilayah komersil.
Usulan permasalahan simpang tersebut ialah dengan melengkapi
prasarana jalan seperti rambu lalu lintas dan marka jalan.
Tabel V.144 Identifikasi Masalah dan Rekomendasi Awal

NO IDENTIFIKASI AWAL REKOMENDASI AWAL
1 Jalan Soekarno-Hatta I (Link 1301- Usulan penanganan masalah
1302) dengan kondisi ruas jalan yang yang dilakukan yaitu
tidak terdapat trotoar pada kiri jalan, dilakukannya perbaikan jalan
kondisi marka yang pudar, dan jumlah pada ruas jalan yang mengalami
penerangan jalan yang kurang kerusakan seperti marka jalan,
membuat membuat kinerja pelayanan pembuatan fasilitas pejalan kaki
jalan tersebut dari sisi prasarana (trotoar) Serta penambahan
terburuk untuk jalan arteri. lampu penerangan jalan umum.
2 Jalan Arimbi (Link 1305-1401) dengan Usulan penanganan masalah
lebar lajur kurang dari standar yang dilakukan yaitu
ketentuan untuk jalan kolektor, dilakukannya pelebaran jalan,
kondisi ruas jalan yang tidak terdapat pembuatan fasilitas pejalan kaki
trotoar, tidak terdapat marka, dan (trotoar), penambahan lampu
jumlah penerangan jalan yang kurang penerangan jalan umum, serta
membuat membuat kinerja pelayanan kelengkapan rambu dan marka.
jalan tersebut dari sisi prasarana
terburuk untuk jalan kolektor.
3 Jalan Candisari (Link 504-502) dengan Usulan penanganan masalah

lebar lajur kurang dari standar yang dilakukan yaitu
ketentuan untuk jalan lokal, kondisi dilakukannya pelebaran jalan,

V - 268
ruas jalan yang tidak terdapat trotoar, penambahan lampu penerangan
tidak terdapat marka, dan jumlah jalan umum, kelengkapan
penerangan jalan yang kurang rambu dan marka.
membuat membuat kinerja pelayanan
jalan tersebut dari sisi prasarana
terburuk untuk jalan lokal.
4 Jalan Soekarno-Hatta III (Link 1306- Usulan penanganan masalah

1305).Dikarenakan memiliki V/C Ratio yang dilakukan yaitu
yang tinggi, Peak Hour Factor yang dilakukannya pelebaran jalan
besar, distribusi antar waktu yang guna memperbaiki kinerja ruas
buruk, membuat kinerja pelayanan jalan Soekarno-Hatta III (Link
jalan tersebut terburuk untuk jalan 1306-1305).
arteri. sebagai jalur lintas antar
provinsi jalan ini memiliki volume lalu
lintas yang cukup tinggi.
5 Jalan Patimura II (Link 404-123). Usulan penanganan masalah
Dikarenakan memiliki V/C Rasio yang yang dilakukan yaitu dengan
tinggi, kepadatan yang tinggi, dilakukannya pelebaran jalan,
distribusi antar waktu yang buruk, pemasangan rambu larangan
proporsi sepeda motor yang besar, parkir dikarenakan tidak ada
Road Occupancy yang tinggi, lahan yang cukup untuk
membuat kinerja pelayanan jalan pembuatan lokasi parkir on
tersebut terburuk untuk jalan street.
kolektor. Tingginya volume lalu lintas
6dari dan menuju Kawasan CBD Kota
Salatiga, banyaknya angkutan yang
berhenti di pinggir jalan untuk
menunggu penumpang dan terdapat
kendaraan pribadi parkir di pinggir
jalan, sedangkan untuk Jalan
Patimura II tidak terdapat fasilitas

V - 269
parkir on street.
6 Ruas jalan yang terburuk ialah Jalan Usulan penanganan masalah

Kalinyamat (Link 505-112). yang dilakukan yaitu
Dikarenakan memiliki V/C Rasio yang dilakukanya sistem satu arah
tinggi, road occupancy yang tinggi, (ssa) agar volume lalu lintas
membuat kinerja pelayanan jalan sesuai dengan kapasitas jalan
tersebut terburuk untuk jalan lokal. yang ada serta pelebaran jalan.
Serta tingginya volume lalu lintas dari
dan menuju Kawasan CBD Kota
Salatiga.
7 Unjuk kerja terburuk dari sisi Usulan permasalahan simpang

prasarana adalah simpang 4 Grogol tersebut ialah dengan
dengan kondisi simpang yang belum melengkapi prasarana jalan
memenuhi fasilitas kelengkapan seperti rambu lalu lintas dan
sesuai standar. marka jalan.
8 Unjuk kerja terburuk dari sisi Usulan permasalahan simpang

prasarana adalah simpang 3 Pujasera tersebut ialah dengan
dengan kondisi simpang yang belum melengkapi prasarana jalan
memenuhi fasilitas kelengkapan seperti rambu lalu lintas dan
sesuai standar. marka jalan.
9 Simpang 4 Jetis dengan Derajat Pengaturan APILL dengan

kejenuhan yang tinggi, antrian yang mengoptimalkan waktu Siklus
panjang, tundaan yang tinggi, dan geometrik simpang.
proporsi kendaraan berat yang besar, Pengoptimalan di tinjau dari
dan rasio belok kanan yang besar waktu hijau maupun jumlah
merupakan alasan Simpang Jetis Fase. Serta pelebaran jalan
menjadi simpang bersinyal dengan 4 untuk menambah kapasitas
kaki yang paling bermasalah di Kota simpang.

V - 270
Salatiga.
10 Simpang 3 Cebongan. Derajat Usulan Permasalahan simpang

kejenuhan yang tinggi, jumlah tersebut ialah pengaturan APILL
kendaraan yang dilewatkan yang dengan mengoptimalkan waktu
tinggi, antrian yang panjang, tundaan Siklus dan geometrik simpang.
yang tinggi, dan proporsi kendaraan Pengoptimalan di tinjau dari
berat yang tinggi merupakan alasan waktu hijau maupun jumlah
Simpang Cebongan menjadi simpang Fase. Serta pelebaran jalan
bersinyal dengan 3 kaki yang paling untuk menambah kapasitas
bermasalah di Kota Salatiga. simpang.

V - 271

Bab V - Manajemen Rekayasa Lalu Lintas

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Bab V - Manajemen Rekayasa Lalu Lintas

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

EVALUASI KINERJA BIDANG

Rekayasa lalu lintas adalah suatu penanganan yang berkaitan dengan

Salatiga merupakan Kota yang berada di Wilayah Jawa Tengah, dimana

Keberadaan prasarana (transportasi) di wilayah Kota Salatiga dipengaruhi

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

B. KARAKTERISTIK JALAN DAN LALU LINTAS

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Salatiga 2017

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

Gambar V.3 Peta Kodefikasi Wilayah Kota Salatiga (wilayah studi)

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

1. Jalan arteri yaitu, jalan jendral Sudirman.

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT DATA HASIL

No Nama Ruas Geometrik Jalan Ket Visualisasi Gambar

Kiri (m) - Penampang Melintang Jalan

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Salatiga 2017

Gambar V.5 Data Inventarisasi Ruas Jalan Lingkar Salatiga III

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

b) Jalan Ahmad Yani I

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT DATA HASIL

No Nama Ruas Geometrik Jalan Ket Visualisasi Gambar

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Salatiga 2017

Gambar V.6 Data Inventarisasi Ruas Jalan Ahmad Yani I

Ruas jalan Ahmad Yani merupakan salah satu ruas jalan di

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT DATA HASIL

No Nama Ruas Geometrik Jalan Ket Visualisasi Gambar

Lebar Efektif Jalan (m) 5

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Salatiga 2017

Ruas jalan Kalinyamat merupakan salah satu ruas jalan di Kota

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

Simpang-simpang yang tidak berfungsi secara optimal dikarenakan

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

Setelah dilakukan survei inventarisasi simpang maka data yang

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Salatiga 2017

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Salatiga 2017

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

Gambar V.13 Geometrik Simpang Blotongan

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Salatiga 2017

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

Gambar V.15 Geometrik Bundaran Taman Sari

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Salatiga 2017

Gambar V.16 Gambar Parkir On Street Jalan Jendral Sudirman

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Salatiga 2017

Gambar V.17 Gambar Parkir Off Street Mall Ramayana Taman

POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SALATIGA

Tabel V.5 Inventarisasi parkir Off Street di wilayah Kota Salatiga