1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
DETAIL DESAIN (DED)
Paket : Paket 01 Reviu DED Fly Over Simpang Kabil di Kota Batam
1. Preservasi Jalan
2
2. Pembangunan Jalan dan Jembatan
2. MAKSUD DAN Maksud dan Tujuan dari Jasa pelayanan ini adalah untuk
TUJUAN menyiapkan Dokumen DED Pembangunan Jembatan dan
Dokumen Lelang untuk: Paket 01 Reviu DED Fly Over Simpang
Kabil di Kota Batam dengan penerapan aplikasi Building
3
Information Modeling (BIM)
4. NAMA DAN Nama dan Organisasi Pengguna jasa adalah Pejabat Pembuat
ORGANISASI Komitmen (PPK) Perencanaan Satuan Kerja Perencanaan dan
PEJABAT PEMBUAT Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Kepulauan Riau
KOMITMEN sebagai pengendali kontrak Perencanaan Teknis.
Nama : Irfan Hidayat, ST, MT.
NIP : 19880913 201012 1 002
Alamat : Kompleks Perkantoran Terpadu PUPR Jl. Letjen. S.
Parman, Kelurahan Duriangkang, Kecamatan Sei.
Beduk Kota Batam
Kedudukan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perencanaan
Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
(P2JN) Provinsi Kepulauan Riau berada dibawah Kepala Satuan
Kerja yang bertindak sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
pada struktur organisasi Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Kepulauan Riau.
4
6) Surat Edaran Nomor 11/SE/Db/2021 tentang Penerapan
Building Information Modeling pada perencanaan teknis,
konstruksi dan pemeliharaan jalan dan jembatan di
Direktorat Jenderal Bina Marga,
7) Nota Dinas Direktur Jembatan Nomor: 104/ND/Bt/2021
tanggal : 25 Mei 2021,
8) Nota Dinas Kepala Subdirektorat Data dan Pengembangan
Sistem Informasi Jalan dan Jembatan Nomor:
018/ND/Be.4/2022 tanggal : 17 Januari 2022.
5
Koordinat Geospasial.
Level of Development dari pengembangan elemen
model yang disesuaikan dengan keluaran Quantity
takeoff dari BIM.
ii. Penjelasan BEP pada aspek Manajemen meliputi:
Peran dan tanggung jawab dari pemangku
kepentingan proyek yang akan didefinisikan dalam
koordinasi workflow approval di platform CDE.
Standar penamaan file dan attribut yang akan
disematkan dalam 3D model.
Jumlah dan kebutuhan licensi
Perencanaan pekerjaan dan data drop (task
information delivery plan/TIDP dan master
information delivery plan/MIDP)
Keamanan data
Konsep federasi file, Kolaborasi, Koordinasi dan
deteksi clash
Training
iii. Aspek Komersial
Milestone data drop.
Tujuan dan harapan owner dalam setiap milestone.
Pengakuan progress dari setiap milestone
2) Persiapan
a) Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk
mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi
topografi, geologi, tata guna lahan, lalulintas, serta
lingkungan. Tahapan ini termasuk mengumpulkan
informasi dari desain yang sudah ada.
b) Lingkup
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala
minimum 1 : 50.000
(2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base
jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan
(3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala
minimal 1: 250.000, daerah rawan bencana,
dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase
(4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(5) Peta tata guna lahan
(6) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan
di sekitar lokasi proyek
c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi :
(1) Laporan studi koridor ( jika bisa diterapkan),
(2) Laporan studi rancang-bangun pendahuluan,
(3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu:
profil atau lembar rencana, bagian-bagian yang
umum, materi pekerjaan utama yang dikenali dan
dialokasikan).
3) Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk
mengumpulkan data-data awal berdasarkan aspek-
aspek yang diperlukan yang akan digunakan
sebagai dasar/referensi survey detail/survey
berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang ahli
6
utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
Survey pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil
persiapan desain yang sudah disetujui sebagai
pelaksanaan survey dilapangan meliputi kegiatan:
(a) Studi Literatur
Pada tahapan ini Tim harus mengumpulkan data
pendukung perencanaan baik data sekunder
maupun data laporan desain sebelumnya.
(b) Koordinasi dengan instansi terkait
Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi
dengan instansi/ unsur-unsur terkait di daerah
sehubungan dengan dilaksanakannya survey
pendahuluan.
(c) Diskusi perencanaan di lapangan
Tim bersama-sama melaksanakan survey dan
mendiskusikannya dan membuat usul
perencanaan di lapangan bagian demi bagian
sesuai dengan bidang keahliannya masing-
masing serta membuat sketsa dilengkapi catatan-
catatan dan kalau perlu membuat tanda di
lapangan berupa patok serta dilengkapi foto-foto
penting dan identitasnya masing-masing yang
akan difinalkan di kantor sebagai bahan
penyusunan laporan setelah kembali.
(d) Survei pendahuluan upah, harga satuan dan
peralatan
Tim melaksanakan pengumpulan data upah,
harga satuan, dan data peralatan yang akan
digunakan.
(e) Mengidentifikasi kondisi existing jembatan dan
sungai, dengan pengamatan secara visual atau
menentukan jenis pengujian dengan peralatan
yang sesuai
(f) Menentukan jenis dan metoda penanganan yang
sesua
(g) Menetapkan lokasi/ posisi jembatan untuk
penggantian jembatan/ pembangunan jembatan
baru/ duplikasi jembatan, setelah berdiskusi
dengan Bridge Engineer, Geoteknik Engineering,
Hidrologi Engineering dan Tenaga Ahli lain
berdasarkan pengamatan lapangan.
(h) Menetapkan perkiraan elevasi, jenis dan
susunan/ konfigurasi bentang jembatan serta
teknik pelaksanaan atau ereksinya.
(i) Menetapkan jenis soil investigation yang
diperlukan
1. Menentukan perkiraan pondasi yang paling
baik untuk lokasi tersebut sehubungan
dengan material dan kondisi tanah.
2. Memperkirakan letak, jumlah serta panjang
bentang, elevasi jembatan baru dan lokasi
jembatan baru.
3. Mencatat tinggi kendaraan yang aka
melintasi fly over untuk menentukan tinggi
jembatan dari dasar perkerasan jalan.
7
4. Membuat sketsa situasi rencana jembatan
baru serta profil persimpangan pada lokasi
jembatan baru.
5. Mencatat material yang tersedia di sekitar
lokasi jembatan, dan menyarankan jenis
jembatan yang paling efisien sesuai dengan
material yang tersedia.
6. Mencatat harga-harga satuan yang ada pada
daerah tersebut.
7. Memberikan rekomendasi untuk tahapan
pekerjaan selanjutnya serta menyarankan
lokasi dan jumlah titik bor yang harus
dilaksanakan.
8. Survey pendahuluan Hidrologi/ Hidrolika.
8
(l) Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik.
Kegiatan yang dilakukan pada survey
pendahuluan geologi dan geoteknik adalah :
1. Melakukan pengambilan data mengenai
karakteristik tanah, perkiraan lokasi sumber
material, dan mengantisipasi dan
mengidentifikasi lokasi yang akan longsor;
2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara
lain Bor, dan GPR (Georadar);
3. Melakukan pengambilan data GPR (Georadar)
pada lokasi rencana pembangunan Pile Cap
untuk mengetahui utilitas didalam tanah;
4. Memberikan rekomendasi rencana trase
alinyemen jalan;
5. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik,
bahaya, resiko-resiko, dan batasan-batasan
proyek;
6. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun,
patok kilometer atau informasi lokasi lain
seperti GPS.
9
melakukan survey detail selanjutnya.
— Dari hasil survey recon ini, secara kasar harus
sudah bisa dihitung perkirakan volume
pekerjaan yang akan timbul serta bisa
dibuatkan perkiraan rencana biaya secara
sederhana dan diharapkan dapat mendekati
desain final.
b) Survey Topografi
(1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini
adalah mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana
trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang
ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan
skala 1:500.
10
(2) Lingkup Pekerjaan
(a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok Bench Mark (BM) harus dibuat dari
beton bertulang dengan ukuran 20 x 20 x 100
cm dan titik Kontrol (Control Point) dapat berupa
pipa PVC ukuran 4 inci yang diisi dengan
adukan beton dan di atasnya dipasang nut dari
baut dengan ujung kepala baut (nut) diberi
tanda alur silang (cross grooving), ditempatkan
pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok
BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada
setiap lokasi rencana jembatan dipasang serta
pada awal dan akhir proyek minimal 2 dan
ditempatkan pada daerah yang aman terhadap
kemungkinan tercabut atau berubah posisi dan
mudah terlihat, masing-masing 1 (satu) pasang
di setiap sisi sungai/ alur.
- Patok BM dipasang/ ditanam minimal
sedalam 80 cm dengan kuat, bagian yang
tampak di atas tanah setinggi minimal 20 cm,
dicat warna kuning, diberi lambang Bina
Marga, notasi dan nomor BM dengan warna
hitam.
11
(b) Pengukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan
dengan sistem poligon, dan semua titik ikat
(BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon
maksimum 100 meter, diukur dengan
meteran atau dengan alat ukur secara optis
ataupun elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur
theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarankan untuk menggunakan Electronik
Distance Meter/theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.
- Penentuan Koordinat Awal dilakukan pada
titik awal dan titik akhir pengukuran dengan
menggunakan alat GPS/GNSS (Global
Positioning System Geodetic yang
mempunyai presisi tinggi maksimal sampai
desimeter ).
12
(e) Pengukuran pada perpotongan rencana trase
jembatan dengan jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir
jalan yang melintang dibawah jembatan
masing-masing minimum 100 m dari
perkiraan garis perpotongan atau daerah
sekitar jalan yang masih berpengaruh
terhadap keamanan jembatan dengan
interval pengukuran penampang melintang
jalan sebesar 50 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana
trase jembatan masing-masing minimum
200 m dari garis tepi jalan atau sampai pada
garis pertemuan antara oprit jembatan
dengan jalan ditambah 100 meter dengan
interval pengukuran penampang melintang
rencana trase jalan sebesar 25 meter.
Koridor penampang melintang 50 meter dari
as rencana jalan atau eksisting.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan
segala obyek yang dibentuk alam maupun
manusia disekitar persilangan tersebut.
(3) Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat
ukur yang akan digunakan harus diperiksa
dan dikoreksi.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus
dicatat dan dilampirkan dalam laporan.
(b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah
sebagai berikut :
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan
adalah 10”√n, (n adalah jumlah titik poligon
dari pengamatan matahari pertama ke
pengamatan matahari selanjutnya atau dari
pengukuran Global Position System (GPS)
geodetic yang mempunyai presisi tinggi
pertama ke pengukuran GPS berikutnya).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih
dari 5”.
(c) Perhitungan
- Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap
seksi. Koreksi sudut tidak boleh diberikan
atas dasar nilai rata-rata, tapi harus
diberikan berdasarkan panjang kaki sudut
(kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih besar),
dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
- Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan
hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan
harus dilakukan kontrol perhitungan pada
13
setiap lembar perhitungan dengan
menjumlahkan beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan
ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai
titik pengukuran detail dan dihitung secara
tachimetris.
- Seluruh perhitungan sebaiknya
menggunakan sistim komputerisasi.
(d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat
dengan skala 1 : 500.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus
dicantumkan harga absis (x) dan ordinat
(y)-nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau
setiap 1 meter panjang gambar harus
dicantumkan petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus
berdasarkan hasil perhitungan dan tidak
boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai
X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
14
0,9996
Timur (T) didefinisikan dengan
penambahan 500.000 meter kepada nilai x
yang dihitung dari meridian tengah
Utara (U) didefinisikan dengan
penambahan 10.000.0000 meter kepada
nilai y yang dihitung dari ekuator selatan.
Zona 1 dimulai dari bujur 180 barat
sampai dengan bujur 174 barat dan
seterusnya ke arah Timur sampai zona 60
untuk bujur 174 timur sampai dengan 180
timur.
Satuan dalam meter
Batas lintang 84 Utara dan lintang 80
selatan.
Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan
di depan Utara (U)
Datum DGN-95
15
(4) Keluaran
Keluaran survey Topografi meliputi :
(a) Laporan survey Topografi meliputi :
- Data pengukuran dan hitungan pengukuran
topografi yang telah diterima.
- Data Koordinat dan elevasi Bench Mark
yang telah terkoreksi dengan data
INACORS.
- Foto dokumentasi proses pengukuran dan
Bench Mark
(b) Peta tofografi (peta transies) dengan skala
yang disesuaikan dengan jenis perencanaan
yang akan dilakukan
16
(d) Data lapangan
d) Survey Drainase.
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam
pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun
jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan
debit banjir rencana (elevasi muka air banjir) sebagai
perencanaan teknis drainase dan bangunan cross
drain.
(2) Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini
meliputi:
(a) Mengumpulkan data curah hujan harian
maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam jangka
10 tahun pada daerah tangkapan (catchment
area) atau pada daerah yang berpengaruh
terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa
diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika
dan/ atau instansi terkait di kota terdekat dari
lokasi perencanaan.
(b) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang
ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan
yang meliputi: lokasi, dimensi, kondisi, tinggi
muka air banjir.
(c) Menganalisis data curah hujan dan menentukan
curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air
banjir rencana dengan periode ulang 10 tahunan
untuk jalan arteri, 7 tahun untuk jalan kolektor, 5
tahunan untuk jalan lokal.
(d) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana
untuk memberikan masukan dalam proses
perencanaan yang aman.
(e) Menghitung dimensi dan jenis bangunan
pengaman yang diperlukan.
(f) Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/
jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya
bangunan air (aflux).
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994
atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-
1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai),
Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-
2006-B, Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan
No.01/BM/05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase
adalah berupa Laporan Drainase yang di dalamnya
memuat:
(a) Data identifikasi semua aliran air yang ada dan
lintasan-lintasan drainase
(b) Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta
topografi
17
(c) Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi
permasalahan banjir
(d) Acuan banjir/sumber informasi drainase
(e) Kapasitas aliran air dan debit aliran air
permukaan yang akan diterima oleh drainase
yang akan direncanakan
(f) Data curah hujan yang digunakan dalam desain
drainase
(g) Dimensi saluran dan gorong-gorong
(h) Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi
dasar saluran baik erosi umum maupun lokal.
e) Survei Utilitas
Dikarenakan lokasi pembangunan yang berada di
tengah kota, maka terdapat utilitas baik yang berada
diatas tanah dan didalam tanah yang dapat
menghalangi pekerjaan bangunan bawah jembatan.
Oleh karena itu, diperlukan survey utilitas yang terdiri
dari:
a) Survei utilitas didalam tanah dibantu dengan
menggunakan GPR (Georadar). Survei ini
minimal dilakukan selebar 35 meter atau lebar
pile cap (melintang jalan) dan panjang minimal
120 meter atau senpanjang total pile cap
(memanjang jalan).
b) Melaksanakan koordinasi dengan instansi
terakit untuk membahas kebutuhan relokasi
utilitas umum, termasuk prosedur
penanganannya.
(2) Lingkup
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi:
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
(a) Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Pengambilan contoh tanah tak terganggu
dilakukan dengan cara bor tangan menggunakan
tabung contoh tanah (“split tube” untuk tanah
keras atau “piston tube” untuk tanah lunak).
18
Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang
jelas (nomor bor tangan, lokasi, kedalaman).
Setiap pemboran tangan dan contoh tanah yang
diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat
jelas identitas nomor bor tangan, dan lokasi.
Semua contoh tanah harus diamankan baik
selama penyimpanan di lapangan maupun dalam
pengangkutan ke laboratorium.
(a) Pemboran Mesin
Pemboran mesin dilaksanakan dengan
ketentuan-ketentuan berikut :
Pada dasarnya mengacu pada ASTM D
2113-94.
Pendalaman dilakukan dengan
menggunakan sistem putar (rotary drilling)
dengan diameter mata bor minimum 75 mm.
Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan
dengan kecepatan maksimum 1 putaran per
detik.
Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum
30 mm per detik
Kestabilan galian atau lubang bor pada
daerah deposit yang lunak dilakukan dengan
menggunakan bentonite (drilling mud) atau
casing dengan diameter minimum 100 mm
Apabila drilling mud digunakan pelaksana
harus menjamin bahwa tidak terjadi tekanan
yang berlebih pada tanah
Apabila casing digunakan, casing dipasang
setelah mencapai 2 m atau lebih. Posisi
dasar casing minimal berjarak 50 cm dari
posisi pengambilan sampel berikutnya
Pemboran mesin dilakukan pada kondisi
tanah ekspansif atau tanah lunak.
(b) Pemboran Tangan (bila ada)
Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu
pada ASTM D 4719
(c) Pengujian Kompaksi Batu Gamping (bila ada)
Suatu studi untuk menilai kelayakan batu
gamping sebagai bahan timbunan dilakukan
dengan memperhatikan:
Perilaku pemadatan laboratorium.
Persyaratan material untuk timbunan
termasuk yang berkaitan dengan kekuatan
dan konsistensi material.
Sifat kimia yang berkaitan dengan
pengaruh lingkungan dan air terhadap
durabilitas kinerja timbunan.
(d) Uji penetrasi standar (Standart Penetration
Test, SPT)
Uji penetrasi standar, selanjutnya disebut
sebagai uji SPT bertujuan untuk menentukan
tahanan tanah pada dasar lubang bor
terhadap penetrasi dinamis dari split barrel
sampler (atau konus padat) dan memperoleh
contoh tanah terganggu untuk tujuan
19
identifikasi tanah.
Uji SPT digunakan terutama untuk penentuan
kekuatan dan sifat deformasi tanah berbutir
kasar. Uji SPT juga dapat digunakan
memperoleh informasi bernilai untuk jenis
tanah lainnya. Pengujian ini harus dilakukan
dengan mengikuti persyaratan yang diberikan
di dalam SNI 4153:2008. Setiap
penyimpangan dari persyaratan dalam SNI
4153-2008 harus dijustifikasi, khususnya
pengaruhnya terhadap hasil pengujian harus
dikomentari.
(e) Sondir (Pnutrometer Static) (bila ada)
Sondir dilakukan untuk mengetahui
kedalaman lapisan tanah keras, menentukan
lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan
ujung konus dan daya lekat tanah setiap
kedalaman yang diselidiki, alat ini hanya dapat
digunakan pada tanah berbutir halus, tidak
boleh digunakan pada daerah aluvium yang
mengandung komponen brangkal dan kerikil
serta batu gamping yang berongga, karena
hasilnya akan memberikan indikasi lapisan
tanah keras yang salah.
Ada dua macam alat sondir yang digunakan :
1. Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton
2. Sondir berat dengan kapasitas 10 ton
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan
pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondir
dihentikan apabila pembacaan pada
manometer berturut-turut menunjukkan harga
>150 kg/cm2, alat sondir terangkat ke atas,
apabila pembacaan manometer belum
menunjukan angka yang maksimum, maka
alat sondir perlu diberi pemberat yang
diletakkan pada baja kanal jangkar.
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc)
atau perlawanan penetrasi konus dan jumlah
hambatan pelekat (JHP). Grafik yang dibuat
adalah perlawanan penetrasi konus (qc) pada
tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat
(JHP) secara kumulatif.
Pemboran mesin dilakukan pada kondisi
tanah ekspansif atau tanah lunak.
(f) Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk
perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun
untuk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan
yang ada di sekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak
dijumpai, maka harus menginformasikan
lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis
dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas,
jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-
kesulitan yang mungkin timbul dalam proses
penambangannya, dilengkapi dengan foto-
foto.
20
(3) Keluaran
Keluaran dari survey geologi/geoteknik berupa:
(a) Penyilidikan tanah dengan melakukan uji
penetrasi standar (SPT) dilakukan minimal
sampai kedalaman 25 meter dan dilakukan
hingga mendapatkan nilai N-SPT > 50.
Persyaratan diatas tidak berlaku, Apabila pada
saat pelaksanaan, sebelum didapatkan
kedalaman 25 meter terdapat sunsunan batu
yang masif (fresh rock) dan tidak dapat
ditembus oleh alat bor maka penyelidikan tanah
dapat berhenti pada posisi tersebut atas
persetujuan pemberi kerja. Selaian itu,
pelaksanaan boring dapat berhenti apabila
kedalaman boring telah mencapai kedalaman
60 meter akan tetapi nilai N-SPT masih < 50
tidak ditemukan 3x berturut dan atas
persetujuan pemberi kerja.
Pengujian SPT dilakukan minimal satu titik pada
setiap abutmen atau pilar.
(b) Laporan penyelidikan tanah yang di dalamnya
memuat:
tanah berupa nilai N-SPT
properties tanah berupa nilai strength dan index
properties of soil
engineering properties (Triaxial test UU & CU,
konsolidasi, dan direct shear)
(c) Peta penyebaran tanah yang di dalamnya
memuat:
kondisi lapisan tanah (stratigrafi tanah)
daerah rawan longsor
(d) Foto Dokumentasi
21
Komitmen.
5) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
1. Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
2. Menetapkan desain sementara dari data awal untuk
dipakai sebagai panduan survey pendahuluan.
3. Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang
terdiri dari gambar desain, spesifikasi, engineering
estimate.
b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada
peta, serta menarik beberapa Alternatif rencana As
Jalan/Alinyemen Horizontal dengan dilakukan
pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai dengan
kondisi medan yang memenuhi Standar
Perencanaan Geometrik Jalan dan dibahas
bersama-sama dengan Ahli Jalan, Ahli Jembatan,
Ahli Geoteknik, Ahli Geodesi, Ahli Hidrologi, Ahli K3
Konstruksi.
(2) Melakukan perencanaan alinyemen horisontal dan
vertikal berdasarkan alternatif yang dipakai dengan
tetap mengacu pada standar geometrik jalan antar
kota maupun perkotaan.
(3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik
perkerasan kaku maupun fleksibel dengan mengacu
pada pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur
dan tebal perkerasan kaku.
(4) Melakukan perencanaan drainase dan bangunan
perlengkapan jalan.
(5) Melakukan perencanaan manajemen traffic pada
saat pelaksanaan.
(6) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan
dengan resiko yang ditimbulkan dengan adanya
kegiatan konstruksi.
(7) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan
dengan kondisi geologi.
(8) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan
panjang jembatan, box culvert/ gorong–gorong dan
bangunan pelengkap jalan lainnya yang mungkin
akan terdapat pada rute jalan tersebut.
(9) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan
dalam laporan Konseptual SMKK berisikan:
1. Lingkup Tanggung Jawab Perancangan
2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
3. Standar pemeriksanaan & pengujian
4. Rekomendasi rencana pengelolaan lingkungan
hidup (bersumber FS)
5. Rencana Manajemen Lalu Lintas
6. IBRP
7. Daftar Standar dan atau peraturan perundang-
undangan Keselamatan Konstruksi yang
ditetapkan untuk desain
22
8. Pernyataan Penetapan Tingkat Resiko
Keselamatan Kosntruksi
9. Biaya SMKK serta kebutuhan personil
keselamatan Konstruksi
10. Rancangan panduan keselamatan
pengoperasian dan pemeliharaan konstruksi
bangunan.
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar,
Pedoman yang berlaku seperti standar atau pedoman
yang tertulis pada acuan normatif atau referensi lain
yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja. Berikut
referensi standar dan tidak terbatas pada tabel dibawah
ini:
Pelaksanaan Standar
Topografi Pengukuran Topografi
untuk pekerjaan jalan dan
jembatan
No.010/PW/2004
Geoteknik SNI 8460: 2017 mengenai
persyaratan perancangan
geoteknik
Hidrologi Pedoman Perencanaan
Drainase Jalan Pd.T.02-
2006-B, Manual Hidrolika
untuk Jalan dan
Jembatan No.01/BM/05
Survei Lalu Lintas Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI)
036/T/BM/1997
Geometri Jalan 1) Manual Kapasitas
Jalan Indonesia
(MKJI) 036/T/BM/1997
2) Surat Edaran Dirjen
Bina Marga No:
20/SE/Db/2021
tentang Pedoman
Desain Geometrik
Jalan
Perkerasan Jalan Surat Edaran Dirjen Bina
Marga No:
18/SE/Db/2020 tentang
Suplemen Manual Desain
Perkerasan Jalan (MDP)
2017
Struktur Jembatan Surat Edaran No:
06/SE/Db/2021 tentang
Panduan Praktis
Perencanaan Teknis
Jembatan
23
d) Pemodelan Building Information Modeling (BIM)
Permodelan BIM dalam tahap perencanaan dilakukan
beberapa tahapan, yakni: tahap konseptual dan tahap
pengembangan DED. Pada tahap konseptual
menggunakan LOD 200 untuk menentukan trase awal
berdasarkan data – data yang sudah ada. aplikasi BIM
untuk LOD 200 diantaranya adalah infrawork, concept
station, dan quantum. Keluaran dari desain konseptual
berupa rekomendasi alinyemen, type struktur dan
perkiraan awal biaya konstruksi. Setelah konseptual
desain disetujui selanjutnya adalah pendetailan DED
dengan kedalaman LOD minimal LOD 350. Semua
proses dan manajemen pengembangan 3D model
disesuaikan dengan Task information Delivery Model
(TIDP) / Master information Delivery Model (MIDP) BIM
sebagaimana yang sudah direncanakan dalam
dokumen Rencana Implementasi BIM Proyek / BIM
Execution Plan (BEP). Pemodelan BIM dikerjakan
setelah proses analisis dan perhitungan teknik selesai
dilakukan dan langsung berkolaborasi dengan BIM
Modeler sehingga secara umum proses BIM adalah
membangun informasi dalam 3D terlebih dahulu dan
setelah dilakukan proses persetujuan, baru membuat
dokumentasi berupa 2D, QTO, RAB, 4D 5D. adapaun
Lingkup proses pemodelan BIM oleh konsultan sebagai
berikut:
24
dan survey detail yang merupakan review terhadap
desain awal harus diperiksa dan diasistensikan kepada
Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen.
c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara
bertahap wajib dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan
kepada Kepala Satuan Kerja /Pejabat Pembuat
Komitmen
d) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila
diterima oleh Tim yang dibentuk oleh pejabat Eselon II
dan mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Bina
Marga.
b. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan Review DED ini pada ruas : Sp.Punggur-
Sp. Kabil – Sp. Jam di Kota Batam
d. Alih Pengetahuan
Penyedia Jasa harus mengadakan diskusi atau seminar terkait
penerapan Building Information Modeling (BIM) pada
perencanaan jembatan kepada Pejabat Penandatanganan
Kontrak dan staf P2JN Kepulauan Riau.
25
pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan cara
Detail Desain, yaitu cara pengumpulan data lapangan
yang telah dikembangkan oleh Dit. Jen. Bina Marga,
yakni :
d. Survey Topografi
Pengukuran topografi ini dimaksudkan untuk
mengumpulkan data topografi yang cukup untuk
kebutuhan perencanaan.
Detail pengukuran ini adalah sebagai berikut:
Pengukuran polygon dengan ketelitian 1 : 10.000 dan
patok-patok permanen harus dipasang dengan interval
tidak lebih dari 500 meter serta dapat dilihat dengan
mudah.
Pengukuran jarak dapat dilakukan secara langsung atau
menggunakan titik-titik sementara dan bantuan alat ukur.
Tahapan kegiatan jembatan pada dasarnya sama seperti
dengan tahapan pengukuran jalan, yang terdiri dari:
26
5) Pengukuran kerangka kontrol vertikal,
Pengukuran kerangka kontrol vertikal jembatan
dilakukan dengan metode sipat datar terhadap patok BM
dan patok kayu, pengukuran sipat datar dilakukan
pengukuran kring tertutup dengan ketelitian 10mm √D
dimana D adalah jumlah jarak dalam km. Pengukuran
sipat datar harus menggunakan alat sipat datar otomatis
atau yang sederajat, pembacaan rambu harus dilakukan
pada 3 benang silang yaitu benang atas (BA), benang
tengah (BT) dan benang bawah (BB). Rambu ukur harus
dilengkapi nivo kotak untuk pengecekan vertical
rambunya.
e. Survei Lalu-lintas
Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi
lalu lintas, kecepatan kendaraan rata-rata,
menginventarisasi jalan yang ada, serta
menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang
melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu,
sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata
sebagai dasar perencanaan jalan.
f. Survei Hidrologi
Survey hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam
pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data hidrologi
dan karakter/ perilaku aliran air pada bangunan air yang
ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan
analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana
(elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan
bangunan pengaman terhadap gerusan, river training
(pengarah arus) yang diperlukan.
27
pipa/kabel dan sisa-sisa fondasi. Untuk itu, disarankan
menggunakan frekuensi tinggi untuk mendapatkan data
yang akurat di kedalaman yang tidak dalam.
i. Test Laboratorium
Pelaksanaan test di laboratorium dimaksudkan untuk
mendapatkan data-data yang digunakan dalam
perhitungan perencanaan.
Test yang dimaksud antara lain dan tidak terbatas
meliputi :
a) Pengujian basic properties terdiri dari:
Kadar air (Wn), ASTM. D.2217-
Berat jenis (Gs), 71
Berat isi atau density (γ). ASTM.D.854-72
ASTM.D.4718
28
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan,
Konsultan harus mengadakan analisa data dengan
mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
10. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 5 (lima)
PELAKSANAAN bulan Tahun Anggaran 2022.
11. TENAGA AHLI Tenaga ahli yang diperlukan unrtuk melaksanakan Pekerjaan ini
adalah:
29
1 Ketua Tim S1 SKA 5 tahun 1
Teknik Teknik Org
Sipil Jembatan
(Ahli
Madya)
2 Ahli Jalan Raya S1 SKA 5 tahun 1
Teknik Teknik Org
Sipil Jalan
(Ahli
Madya)
3 Ahli Jembatan S1 SKA 5 tahun 1 Org
Teknik Teknik
Jembatan
Sipil (Ahli
Madya)
4 Ahli Hidrologi S1 Teknik SKA 3 tahun 1 Org
Sipil/ S1 Teknik
Teknik Sumber
Pengairan Daya Air
/S1 Teknik (Ahli
Hidrologi/ Muda)
S1 Teknik
Sumber
Daya Air
30
4 Asisten Ahli K3 S1 Teknik Non SKA 1 tahun 1 Org
Konstruksi Sipil
31
Perencanaan Jalan. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman sebagai ketua tim pada kegiatan perencanaan
jalan/jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan
tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai
ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
32
3. Memeriksa hasil pengujian dan membuat laporan
analisanya
4. Bertanggung jawab atas semua pengujian dan
penyelidikan material /bahan.
5. Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang
mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan
dan di laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah,
dan perhitungan-perhitungan mekanika tanah, serta
harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan
mekanika tanah yang dihasilkan adalah benar, akurat,
siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci
mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas badan jalan
untuk tahap perencanaan teknis jalan dan jembatan.
33
melakukan persiapan desain, Desain dan perhitungan
kuantitas untuk drainase, debit air dan debit banjir dan yang
berhubungan dengan aspek hidrologi.
34
Memiliki pengalaman sebagai Profesional Staff selama 5
(lima) tahun.
35
selama 5 (lima) tahun.
36
dengan bidangnya.
3. Membantu mengarahkan pelaksanakan survei
pengukuran, pengumpulan dan pengolahan (di lapangan
dan di kantor) data leger jalan nasional dimaksud yang
telah ditetapkan sesuai wilayah dengan baik, tepat waktu,
lengkap dan akurat.
4. Membantu mengarahkan kebenaran, ketelitian dan
ketepatan waktu survei sesuai dengan Buku Petunjuk dan
jadwal yang telah ditetapkan berdasarkan ruas yang telah
ditentukan.
37
Staff selama 1 (satu) tahun.
g. BIM Manager
BIM Manager mempunyai pendidikan S1 (Strata 1) Teknik
Sipil, berpengalaman selama 5 (lima) tahun dalam
membentuk dan membangun tim BIM dalam perusahaan.
h. BIM Kordinator
BIM Kordinator mempunyai pendidikan S1 (Strata 1) Teknik
Sipil, berpengalaman selama 3 (tiga) tahun dalam
melakukan kegiatan pemodelan BIM.
38
i. BIM Modeler
BIM Kordinator mempunyai pendidikan S1 (Strata 1) Teknik
Sipil, berpengalaman selama 1 (satu) tahun dalam
melakukan kegiatan pemodelan BIM.
l. Tenaga Kantor
Dalam mendukung pekerjaan lapangan, team pengawas di
dukung oleh personil di kantor antara lain:
- Sekretaris (1 orang)
Mempunyai tugas dalam melakukan pengumpulan data,
memproses surat menyurat, membantu dalam
penyiapan bahan presentasi, laporan, dll.
13. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
a. Laporan Detail Desain
Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jalan/jembatan
dalam ukuran kertas A3, agar dapat digunakan pada saat
penerapan di lapangan.
Laporan perencanaan tebal perkerasan lentur /
perkerasan kaku termasuk analisisnya
Laporan Geologi/Geoteknik yang didalamnya memuat
seluruh penyelidikan tanah serta peta penyebaran tanah
serta foto dokumentasi.
Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh data
pengukuran termasuk hasil perhitungan serta foto
dokumentasi;
Laporan Drainase yang didalamnya memuat seluruh data
survey hidrologi termasuk analisis perhitungan.
39
b. Laporan Engineering Estimate
c. Laporan Rancangan Konseptual SMKK
d. Standar Dokumen Lelang sesuai dengan peraturan yang
berlaku
14. LAPORAN
Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini:
1. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan
serta sebagai bahan pelaksanaan, setiap tenaga ahli
diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan lengkap.
2. Laporan
A. Laporan Administrasi antara lain:
a. Laporan Pendahuluan (4 Rangkap)
Laporan Pendahuluan yang berisikan: Pemahaman
terhadap KAK, Metodologi dan Rencana Kerja,
Menyampaikan Kriteria Desain secara detail, Pengenalan
Lokasi Awal, Organisasi Pelaksanaan kegiatan, dan
Jadwal pelaksanaan termasuk persiapan survei.
b. Laporan Antara (4 Rangkap)
Laporan Antara yang berisikan: Hasil pengumpulan data
sekunder maupun data primer, Hasil kajian terhadap data
survei, Konsep perencanaan, Progres kegiatan dan
rencana selanjutnya.
c. Draf Laporan Akhir (4 Rangkap)
Draft Laporan Akhir yang berisikan: Draft desain
termasuk memuat kriteria desain yang diambil, Gambar
rencana, Konsep Dokumen Lelang, Progres Kegiatan,
Kesimpulan dan Rekomendasi.
d. Laporan Akhir (4 Rangkap)
Laporan Akhir yang berisikan:
Penyempurnaan laporan dan progres perencanaan.
Detailed Engineeering Design
e. Dokumen Lelang (4 Rangkap)
Berisikan Gambar perencanaan, standar dokumen lelang
(SBD), dan spesifikasi pekerjaan
f. Laporan Rancangan Konseptual SMKK
Berisikan laporan:
1. Lingkup Tanggung Jawab Perancangan
2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
3. Standar pemeriksanaan & pengujian
4. Rekomendasi rencana pengelolaan lingkungan hidup
5. Rencana Manajemen Lalu Lintas
6. IBRP
7. Daftar Standar dan atau peraturan perundang-
undangan Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan untuk
desain
8. Pernyataan Penetapan Tingkat Resiko Keselamatan
Kosntruksi
9.Biaya SMKK serta kebutuhan personil keselamatan
Konstruksi
10. Rancangan panduan keselamatan pengoperasian
dan pemeliharaan konstruksi bangunan.
40
B. Laporan Perencanaan Teknis.
Laporan Teknis yang dihasilkan
a. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket
pekerjaan masing-masing laporan berisi:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap.
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta
perhitungan struktur bangunan bawah beserta
pondasinya, drainase, jalan dan lain-lain.
- Gambar rencana yang dibuat di atas kertas A3
dikerjakan dengan bantuan perangkat lunak yang
kemudian akan diberikan kepada pengguna jasa.
b. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya
Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang
dihitung untuk tiap item pekerjaan yang kemudian
digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya. Laporan
perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan
pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Perhitungan perkiraan kuantitas.
- Analisa biaya.
- Perkiraan biaya.
c. Laporan penyelidikan tanah
Laporan Akhir Geoteknik harus mencakup sekurang-
kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas
lokasi proyek terhadap kota besar terdekat.
- Kondisi morfologi sepanjang lokasi.
- Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan.
- Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan.
Untuk peta penyebaran batuan disiapkan dalam kertas
HVS ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar
pewarnaan geologi dan diberi notasi sesuai dengan
Lampiran 1-D.
- Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan
untuk perbaikan hasil deskripsi secara visual.
- Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan. Untuk
peta penyebaran tanah disiapkan dalam kertas kalkir
ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar
pewarnaan geologi dan diberi notasi.
- Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan
stabilitas lereng.
- Analisis longsoran sepanjang trase jalan.
- Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan
perkiraan volume cadangan).
- Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/
patahan dsb.) beserta lokasinya.
41
- Rekomendasi.
d. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya
pembahasan mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas
lokasi proyek terhadap kota besar terdekat.
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
- Kegiatan pengukuran situasi.
- Kegiatan pengukuran penampang melintang.
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
- Perhitungan dan penggambaran.
- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai
koreksinya.
- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan
pengukuran topografi termasuk kegiatan pencetakan
dan pemasangan BM, pengamatan matahari, dan
semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan
perencanaan jalan.
- Deskripsi BM (sebagai lampiran).
- Data ukur hasil ploting dan negatif film harus
diserahkan.
e. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang
meliputi:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas
lokasi proyek terhadap kota besar terdekat, pos
pencatat curah hujan.
- Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
- Analisis/ perhitungan.
- Penentuan dimensi dan jenis bangunan air.
- Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.
f. Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik
Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan
dokumen pelelangan standar menurut Peraturan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah No. 12 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Melalui Penyedia, dan Surat Edaran dari dIrektur
Jenderal Bina Konstruksi Nomor : BK.0301-Dk/1201
tanggal 16 Desember 2021 Hal : Penyampaian Model
Dokumen Pemilihan (MDP) Pengadaan Barang/Jasa di
Kementerian PUPR.
42
Semua laporan sebelum diserahkan harus melalui tahapan
pembahasan Laporan dari Satuan Kerja P2JN Kepri dan Core
Team Consultan.
43