Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kayong Utara
Program : Program Infrastruktur Bina Marga
Kegiatan : Perencanaan Teknis dan Evaluasi Bina Marga
Pekerjaan : DED Jalan Penjalaan
Lokasi : Desa Penjalaan
Sumber Dana : APBDP Kabupaten Kayong Utara
Pagu Anggaran : Rp. 98.000.000,-
Tahun Anggaran : 2020

Uraian Pendahuluan
1. Latar Belakang Transportasi merupakan unsur utama dalam pergerakan perekonomian.
Infrastruktur transportasi ini terdiri dari berbagai hal di antaranya adalah
jaringan jalan dan jembatan.
Penanganan sistem jaringan jalan dan bangunan pelengkap dan
perlengkapannya sangat diperlukan dalam rangka menunjang
perkembangan perekonomian di suatu wilayah. Guna mendukung
kelancaran lalu lintas, maka perlu dilakukan peningkatan jalan dan
pembangunan di wilayah tersebut. Hal tersebut merupakan salah satu
upaya peningkatan kualitas pelayanan transportasi, di samping juga dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat. Sektor
jalan dan bangunan pelengkap dan perlengkapannya memiliki pengaruh
yang luas baik bagi pengguna maupun bagi wilayah secara keseluruhan.
Untuk itu, diperlukan kebijakan yang tepat dalam penyelenggaraan jalan
sehingga dapat mendukung pengembangan wilayah dan pertumbuhan
ekonominya. Isu strategis yang dihadapi dalam penyelenggaraan jalan
adalah kurang memadainya sistem jaringan jalan dan bangunan pelengkap
dan perlengkapannya dalam melayani arus lalu-lintas menerus dan atau
arus lalu-lintas suatu daerah. Hal ini telah menyebabkan terhambatnya
arus barang/jasa dan manusia yang menyebabkan biaya ekonomi dan
sosial yang semakin tinggi. Oleh karena itu, diharapkan pengembangan
jaringan jalan dan bangunan pelengkap dan perlengkapannya di daerah
dapat menjadi salah satu alternatif untuk mempercepat pergerakan orang
dan barang sesuai standar pelayanan minimal jalan yang diamanatkan oleh
UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Untuk lebih mengoptimalkan kegiatan baik pembangunan, peningkatan,
serta pemeliharaan jalan, Pemerintah Daerah memerlukan adanya
perencanaan teknis yang sistematis dan tepat guna, dengan harapan agar
didapat hasil perencanaan yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku, untuk itu diperlukan suatu team yang bertugas
sebagai perencana yang berperan membantu Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Kayong Utara pada Bidang Bina Marga didalam
melaksanakan perencanaan teknis. Team perencana teknis dimaksud
adalah Penyedia Jasa Konsultansi Perencana yang bertanggungjawab
penuh atas perencanaan teknis pekerjaan tersebut.

2. Maksud dan 2.1. Maksud :


Tujuan Maksud pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi, pekerjaan
perencanaan teknis ini, adalah untuk :
a. Membantu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Kayong Utara pada Bidang Bina Marga didalam
melakukan perencanaan teknis terhadap kegiatan pekerjaan
konstruksi, berhubung adanya keterbatasan tenaga pada bidang
yang bersangkutan, baik dari segi jumlah maupun dari segi
kualifikasinya.
b. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa
perencanaan teknis sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
yang berlaku.
2.2. Tujuan :
Untuk menghasilkan sebuah dokumen perencanaan teknis
konstruksi yang tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu, sesuai
standar dan kaidah-kaidah yang berlaku, sehingga dokumen
perencanaan tersebut dapat menjadi pedoman pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis, perhitungan anggaran dan metode kerja.

3. Sasaran Sasaran perencanaan teknis jalan dan bangunan pelengkap jalan adalah
sebagai berikut:
a. Terwujudnya desain perencanaan teknis jalan yang optimal, efisien
dan feasible dalam pelaksanaan.
b. Tersusunnya desain rute jalan, alinyemen horisontal dan alinyemen
vertikal dan jenis konstruksi sepanjang ruas yang telah ditetapkan
beserta dengan semua atribut perencanaan jalan yang memadai.
c. Tersusunnya konstruksi pelengkap ruas jalan yang meliputi jembatan,
gorong-gorong, saluran drainase maupun talud penahan disepanjang
ruas yang telah ditetapkan dengan meminimasi permasalahan dan
dampak yang ditimbulkan.
d. Tersedianya gambar teknis yang memenuhi syarat kelengkapan
pembangunan jalan;
e. Tersedianya dokumen spesifikasi teknis (format terlampir) yang
dibutuhkan pada pelaksanaan pekerjaan;
f. Tersedianya perhitungan anggaran biaya yang diperlukan untuk
pembangunan ruas jalan yang telah ditetapkan.

4. Lokasi Lokasi Pekerjaan berada di Desa Penjalaan Kec. Simpang Hilir, Kabupaten
Pekerjaan Kayong Utara.

5. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBDP Tahun Anggaran
Pendanaan 2020, dengan Pagu Anggaran sebesar: Rp. 98.000.000,- (Sembilan Puluh
Delapan Juta Rupiah).

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: HERMAWAN, S.T.


Organisasi Satuan Kerja: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Pejabat Kayong Utara
Pembuat
Komitmen

Data Penunjang
7. Data Dasar Sebelum memulai kegiatan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu
mendapatkan data sekunder berkenaan dengan pekerjaan yang akan
ditangani.
Adapun data-data yang diperlukan sebelum melaksanakan pekerjaan
sebagai berikut:
a. Data-data dokumen FS/Studi/perencanaan terdahulu (apabila ada)
b. Data lokasi untuk membantu proses selanjutnya
c. Usulan-usulan teknis lain dari sumber-sumber yang dapat dipercaya.
d. Data-data sekunder lainnya yang diperlukan dan dianggap penting.

8. Standar Teknis Memenuhi Standar Pelayanan Minimal Jalan dalam melayani lalu lintas
dan angkutan jalan, mengenai:
1) Ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan;
2) Dimensi jalan;
3) Muatan sumbu terberat, volume lalu lintas, dan kapasitas;
4) Persyaratan geometrik jalan;
5) Konstruksi jalan;
6) Konstruksi bangunan pelengkap;
7) Perlengkapan jalan;
8) Ruang bebas;
9) Kelestarian lingkungan hidup, yang diakomodir dalam Spesifikasi
Umum 2018, Divisi 1 Seksi 1.17.
10) Keselamatan Jalan.
Adapun standar teknis dalam melaksanakan kegiatan Perencanaan
pembangunan jalan menggunakan daftar referensi teknis sebagai dasar
pelaksanaan. Referensi dimaksud adalah :
1) Tata Cara Pelaksanaan Survey Lalu lintas, No.01/T/BNKT/1990;
2) Standar Perencanaan Geometrik Jalan Raya yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga No.13/1970;
3) Manual Desain Perkerasan Jalan 2017;
4) Spesifikasi Bangunan Pengaman Tepi Jalan, SNI 03-2446-1991;
5) Spesifikasi Trotoar, SNI 03-2443-1991;
6) Tata cara Pemasangan Utilitas di Jalan, SNI 03-2850-1992;
7) Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, SNI 03-3424-
1994;
8) Peraturan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa
Komponen, SNI-1732-1989-F;
9) Standard Penerangan Jalan SNI 7391:2008;
10) Pedoman Prediksi Kebisingan akibat Lalu Lintas Manual Manajemen
lingkungan Jalan Perkotaan Pd. T-10-2004-B;
11) Produk Standar Untuk Jalan Perkotaan Volume I, Ditjen Bina Marga
12) Produk Standar Untuk Jalan Perkotaan Volume II, Ditjen Bina Marga
13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.19/PRT/M/2011 tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan;
14) Kriteria desain/perencanaan jembatan, yang diatur dalam Surat
Edaran Dirjen Bina Marga No.05/SE/Db/2017;
15) AASHTO LRFD Bridge Design Specifications Third Edition, 2004;
16) Pembebanan untuk jembatan, SNI-1726-2016;
17) Persyaratan Perancangan Geoteknik, SNI 8460-2017;
18) Petunjuk / Tata Cara Standard lainnya yang berhubungan.
9. Studi-Studi __________
Terdahulu

10. Referensi a. Undang Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;


Hukum b. Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
f. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/PRT/M/2011
tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis
Jalan;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Nomor :
21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Nomor :
14 Tahun 2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia;
j. Surat Edaran Dirjen Bina Marga No.05/SE/Db/2017 tentang
Perubahan Surat Edaran Dirjen Bina Marga No.UM.01.03-Db/242
tentang Penyampaian ketentuan desain dan revisi desain jalan dan
jembatan, serta kerangka acuan kerja pengawasan teknis untuk
dijadikan acuan di lingkungan Ditjen Bina Marga.
k. Surat Edaran Dirjen Bina Marga No. 04/SE/Db/2017, Tgl 27 Juni
2017: Manual Desain Perkerasan Jalan Revisi Tahun 2017,
No.02/M/BM/2017.
l. Surat Edaran Dirjen Bina Marga No. 02/SE/Db/2018, tanggal 20
September 2018 tentang Spesifikasi Umum Tahun 2018 untuk
Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan.
Ruang Lingkup
11. Lingkup Penyedia Jasa Konsultansi harus berusaha untuk mendapatkan informasi
Pekerjaan umum mengenai kondisi eksisting jalan dan lokasi sekitarnya, melalui
dokumen teknis yang telah ada maupun rencana masterplan wilayah
perencanaan.
Lingkup kajian untuk memenuhi maksud dan tujuan di atas adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan
a) Mempersiapkan formulir-formulir isian, untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan (jika diperlukan);
b) Menjelaskan struktur organisasi dan personil Direksi Teknis yang
sudah dimobilisasi dan rencana personil lainnya yang akan
dimobilisasi;
c) Menjelaskan Struktur Organisasi Direksi Teknis dan tugas dari
masing- masing personil Direksi Teknis;
d) Memberikan usulan teknik pelaksanaan yang lebih efisien;
e) Menjelaskan rencana kerja (apabila ada).

2. Inventarisasi dan Pengumpulan data


Tahap inventarisasi dan pengumpulan data mencakup invetarisasi
studi-studi, referensi, kebijakan dan rencana strategis pemerintah
daerah serta pengumpulan data yang mencakup data primer dan data
sekunder.
Tahapan inventarisasi ini juga dilakukan kaji ulang (review) terhadap
studi-studi yang telah dilakukan, kajian terhadap rencana-rencana
daerah termasuk RTRW/RUTR dan rencana pengembangan system
transportasi serta aspek-aspek legal dan institusional yang
berpengaruh terhadap pelaksanaan program dan rencana-rencana
pengembangan system jaringan jalan.
a. Data sekunder
1) Data-data yang disiapkan oleh penyedia jasa pada tahap
persiapan, adalah data-data yang merepresentasikan kondisi
kawasan obyek lokasi penyelidikan, sumber data antara lain
didapat dari:
a) Peta topografi, skala 1 : 50.000 atau skala yang lebih
besar
b) Peta geologi, skala 1 : 50.000 atau skala yang lebih besar
c) Peta tata guna lahan
d) Peta kerentanan tanah
e) Data curah hujan
f) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base
jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan
g) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah (jika ada)
h) Inventarisasi dokumen lingkungan
i) Laporan terdahulu dan data-data lain yang terkait atau
relevan dengan obyek lokasi penyelidikan.

b. Data Primer
1) Survei Pendahuluan dan Inventarisasi
Tujuan:
Tujuan survey pendahuluan dan Inventarisasi adalah untuk
mengumpulkan data-data awal berdasarkan aspek-aspek
yang diperlukan sebagai dasar/referensi survey detail/
survey berikutnya serta mengumpulkan data inventarisasi
jalan, baik itu dimensi, kondisi perkerasan jalan dan harus
dilakukan oleh tenaga ahli.
Lingkup Pekerjaan:
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan survei pendahuluan
antara lain:
- Survei Pendahuluan Geometrik Jalan
- Menentukan awal proyek (Sta. 0 + 000 ) dan akhir
proyek yang tepat, sesuai dengan arahan pengguna
jasa.
- Mengidentifikasi medan secara stationing/urutan
jarak dengan mengelompokkan kondisi: medan
datar, rolling, perbukitan, pegunungan/ bukit
curam dalam bentuk tabelaris.
- Mengidentifikasi/ memperkirakan secara tepat
penerapan desain geometrik (alinyemen horizontal
dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan
keahlian yang harus dikuasai sepenuhnya oleh Ahli
Teknik Jalan yang melaksanakan pekerjaan ini
dengan melakukan pengukuran-pengukuran
secara sederhana dan benar (jarak, azimut,
kemiringan dengan helling meter) dan membuat
sketsa desain alinyemen horizontal maupun
vertikal secara khusus untuk lokasi-lokasi yang
dianggap sulit untuk memastikan trase yang dipilih
akan dapat memenuhi persyaratan geometrik yang
dibuktikan dengan sketsa horizontal dan
penampang memanjang rencana trase jalan.
- Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen
horizontal dan vertikal harus sudah
diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan
kebutuhan perencanaan untuk lokasi : galian/
timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-
gorong dan jembatan (oprit jembatan),
persimpangan yang bisa terlihat dengan dibuatnya
sketsa-sketsa serta tabelaris di lapangan dari
identifikasi kondisi lapangan secara stationing dari
awal sampai dengan akhir proyek.
- Di lapangan harus diberi/dibuat tanda-tanda
berupa patok dan tanda banjir dengan diberi tanda
bendera sepanjang daerah rencana dengan interval
50m untuk memudahkan tim pengukuran, serta
pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan
panduan dalam melakukan survey detail
selanjutnya.
- Dari hasil survey ini secara kasar harus sudah bisa
dihitung perkiraan volume pekerjaan yang akan
timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana
biaya secara sederhana dan diharapkan dapat
mendekati final design.

- Survei Pendahuluan Kondisi Eksisting Perkerasan


Meliputi:
- Identifikasi jenis perkerasan;
- Identifikasi kerusakan perkerasan;
- identifikasi tataguna lahan yang ada.

- Survei Inventarisasi Dimensi dan Kondisi Perkerasan


Jalan
Survei Inventarisasi bertujuan untuk mengumpulkan
data inventarisasi jalan, baik itu dimensi, kondisi
perkerasan jalan.
Secara detail, survey inventarisasi jalan harus memuat:
- Inventarisasi terhadap data histori penanganan
jalan
- identifikasi jenis perkerasan
- identifikasi bangunan pelengkap jalan existing
- identifikasi tataguna lahan yang ada
- Identifikasi utilitas di ruas jalan yang akan
direncanakan
- Identifikasi titik titik yang rawan longsor.

Lingkup Pekerjaan:
Pedoman pelaksanaan survey mengacu kepada
Pedoman No. 017/T/BNKT/1990 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Survei Inventarisasi Jalan dan Jembatan
Kota.
Hal – hal yang dilaksanakan pada survei inventarisasi
meliputi :
- Menginventarisasi komponen- komponen
melintang jalan secara umum yang meliputi lokasi
awal dan akhir pekerjaan, panjang jalan, lebar
perkerasan, lebar bahu jalan.
- Mengidentifikasi nilai kondisi perkerasan jalan.
Kondisi perkerasan jalan dilakukan secara visual.
- Untuk nilai kekasaran jalan (Road Condition Index
/ RCI) dapat ditentukan secara visual.

2) Survei Penyelidikan Tanah


Survei DCP
Tujuan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan nilai
CBR lapisan tanah dasar yang dilakukan pada jalan yang
belum beraspal, seperti jalan tanah, jalan kerikil atau jalan
aspal yang telah rusak sehingga tampak lapisan
pondasinya.

Lingkup Pekerjaan
Pemeriksaan nilai struktural jalan, yang dilakukan dengan
alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Survey
dilaksanakan mengacu kepada SNI 03 – 1743–1989.
Prosedur Pelaksanaan Survey adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada
permukaan lapisan tanah dasar.
- Dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan
yang ada, seperti : sirtu, lapisan telford, lapisan pasir
dan sebagainya.
- Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm. Dari
permukaan lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai
lapisan tanah yang sangat keras.
- Selama pemeriksaan dicatat kondisi-kondisi khusus
yang perlu diperhatikan seperti: timbunan, kondisi
drainase dan sebagainya.
- Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini dicatat
dalam Formulir pengambilan data DCP.

Keluaran
- CBR daya dukung tanah dasar setempat

Asumsi pada survei DCP ini, dalam satu Kilometer, tim dapat
mengambil data survei pada 5 titik .akan tetapi apabila
dilapangan dibutuhkan lebih dari yang diasumsikan, maka
penyedia jasa wajib untuk melakukan survey DCP yang
dimaksud sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Bila diperlukan untuk mendapatkan data kondisi lapangan


lanjutan dapat melaksanakan survei penyelidikan tanah
dengan metode yang lainnya.
3. Perencanaan Teknis
a. Tujuan
Mendapatkan desain perencanaan teknik jalan sesuai dengan
peraturan dan pedoman yang berlaku.

b. Lingkup Pekerjaan
Hal-hal yang menjadi lingkup pekerjaan adalah:
Analisis
a. Melakukan analisa geometrik dimana dilakukan penentuan
awal dan akhir proyek untuk mendapatkan overlapping yang
baik dan memenuhi syarat geometrik serta mengidentifikasi
secara tepat alinyemen vertikal dan horizontal.
b. Melakukan analisa topografi serta pemasangan patok pada
lokasi/titik yang dijadikan referensi.
c. Melakukan analisa kebutuhan pembangunan jalan dan jalan
dan bangunan pelengkap jalan seperti lokasi galian dan
timbunan, gorong-gorong dan jembatan, persimpangan,
termasuk melakukan identifikasi, lingkungan disekitar jalan,
yang nantinya akan diasistensikan dan mendapat persetujuan
dari pemberi tugas. Selain itu, perlu diidentifikasi juga
peletakan rambu-rambu lalu lintas.
d. Melakukan analisa struktur jembatan (apabila ada) baik
bangunan atas maupun bangunan bawah. Dalam
perencanaannya, harus sesuai dengan ketetapan yang
berlaku atau sesuai SNI.
e. Melakukan analisa perhitungan kuantitas pekerjaan fisik
jalan dan bangunan pelengkap jalan, penyusunan mata
pembayaran pekerjaan per item harus sesuai dengan
spesifikasi yang mengacu kepada standar terbaru untuk
dokumen pengadaan dan spesifikasi umum untuk Pekerjaan
Konstruksi Jalan dan Jembatan yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
f. Melakukan analisa perhitungan biaya konstruksi jalan dan
bangunan pelengkap jalan yang mengacu kepada harga
satuan material dan upah lokasi setempat atau yang resmi
dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat serta hasil
analisa kuantitas pekerjaan fisik.
g. Analisis data lapangan, disain dan gambar-gambar DED
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, konsultan
harus mengadakan analisa data dengan mengikuti ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
a) Mempelajari kemungkinan pemakaian type bahan
perkerasan dan jenis struktur yang sesuai dengan kondisi
tanah. Type perkerasan yang diijinkan dalam pekerjaan
ini adalah type yang sekarang dipakai Standart Bina
Marga.
b) Menganalisis desain untuk type struktur jalan dan
bangunan pelengkap jalan.
c) Menganalisis hasil desain sehingga diperoleh hasil desain
yang optimal dan selalu memperhatikan batasan-batasan
dalam biaya pekerjaan (feasible).
d) Menganalisis dan menghitung volume pekerjaan.
e) Menyiapkan gambar-gambar yang diperlukan.

Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar, Pedoman
yang berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis
pada acuan normatif atau referensi lain yang tertuang
dalam Kerangka Acuan Kerja.
Penggambaran
a. Detail penggambaran alinyemen horisontal dengan skala
maksimal 1:1000 untuk jalan dan 1:500 untuk jembatan
dengan interval garis tinggi 1 meter dan dilengkapi data yang
dibutuhkan.
b. Detail penggambaran alinyemen vertikal dengan skala
maksimal 1:1000 untuk jalan dan 1:500 untuk jembatan dan
skala vertikal 1:100 yang mencakup data yang dibutuhkan.
c. Potongan melintang setiap titik Sta. (interval maksimal 200
meter) namun pada segmen khusus dapat dibuat interval
yang lebih rapat. Potongan melintang digambar dengan skala
maksimal horisontal 1:100 dan skala vertikal 1:50.
d. Detail penggambaran bangunan atas dan bangunan bawah
jembatan (apabila ada).
e. Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar
bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan, marka jalan,
dan sebagainya.
f. Gambar detail pemanfaatan/penggunaan lahan, status lahan
dan batasan-batasan lahan, serta lokasi warga yang akan
terkena peningkatan/pembangunan jalan dan jembatan.
Gambar juga perlu menginformasikan elemen-elemen
lingkungan yang akan terkena dampak peningkatan/
pembangunan jalan dan jembatan.

Pengendalian Proses Perencanaan


Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan agar
desain yang dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis,
proses pengendalian dilakukan terhadap :
1. Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus
mendapat persetujuan dari Kepala satuan kerja atau pejabat
pembuat komitmen.
2. Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan
survey detail yang merupakan review terhadap desain awal
harus diperiksa dan diasistensikan kepada Kepala satuan kerja
atau pejabat pembuat komitmen.
3. Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan dilaksanakan oleh
pelaksana kegiatan kepada Kepala Satuan Kerja /Pejabat
Pembuat Komitmen)
4. Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi standar
harus mendapat persetujuan dari Pengguna Anggaran.

12. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa Laporan yang
berisi kegiatan perencanaan teknis yaitu :
- Laporan Pendahuluan;
- Laporan Hasil Survey;
- Laporan Draf Akhir; dan
- Laporan Akhir
- Dokumen pelengkap Dokumen Pengadaan Langsung Jasa Konstruksi
yaitu Penyusunan Spesifikasi Teknis (Bahan, Uji Mutu, Identifikasi K3,
Personil Manajerial, Metodelogi Pekerjaan dan Jumlah Peralatan
Minimal, Format Terlampir) yang akan di gunakan dalam pengadaan
jasa konstruksi.

13. Peralatan, Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang
Material, dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa:
Personel dan a) Laporan dan Data: Tidak ada.
Fasilitas dari b) Akomodasi dan Ruangan Kantor
Pejabat Menyediakan ruang rapat untuk rapat konsultasi teknis, persentasi
Pembuat oleh tim dan rapat sejenisnya.
Komitmen c) Staf Pengawas/Pendamping
Pejabat Pembuat Komitmen dapat mengangkat petugas atau wakilnya
yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi (apabila ada).
d) Fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat
digunakan oleh penyedia jasa: Tidak Ada.

14. Peralatan dan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
Material dari peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa (Peralatan berupa milik sendiri, sewa beli, dan/atau milik pihak lain
Konsultansi dengan perjanjian Sewa bersyarat):
- Laptop/Notebook : 1 Buah
- Printer : 1 Buah

15. Lingkup a) Melaksanakan perencanaan yang memenuhi aspek kualitas, jumlah,


Kewenangan waktu, biaya.
Penyedia Jasa b) Merinci mengenai rencana penggunaan bahan untuk pekerjaan baik
mengenai asal bahan, penilaian/penelitian kualitas bahan dan
larangan/penggunaan bahan yang tidak memenuhi persyaratan dari
rencana lokasi pekerjaan
c) Memberi masukan dan penjelasan kepada pihak terkait sesuai dengan
keahliannya.

16. Kompetensi Kompetensi Badan Usaha Penyedia Jasa dengan Klasifikasi Perencanaan
Badan Usaha Rekayasa Subklasifikasi Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil
Penyedia Jasa Transportasi (RE 104).

17. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 35 (Tiga Puluh Lima) hari
Penyelesaian kalender atau 1,25 (Satu Koma Dua Puluh Lima) bulan.
Pekerjaan

18. Personel
Kualifikasi
Jumlah
Tingkat
Posisi Penga- Status Orang
Pendidi- Jurusan Keahlian
laman Tenaga Ahli Bulan
kan
Professional
Team Leader/
Min. Teknik Ahli Teknik Tetap/
Ahli Teknik 1 Th 1,25 OB
S1/D4 Sipil Jalan (202) Tidak Tetap
Jalan
Health Safety
Semua Ahli K3
Environment Min. Tetap/
Jurusan Konstruksi 1 Th 3 OM
Engineer/Ahli S1/D4 Tidak Tetap
Teknik (603)
K3
Sub Professional
Quantity & Min. Teknik
- 1 Th - 3 OM
Cost Estimator S1/D3 Sipil
Surveyor (1
Min. D3 - - 1 Th - 3 OM
Org)
Cad/Cam
Min. STM - - 1 Th - 1 OB
Operator
Supporting Staff
Operator
Min. SMA - - 1 Th - 1,25 OB
Komputer
Tenaga Lokal
- - - - - 15 OM
(5 Org)

TENAGA AHLI
a. Team Leader/Ahli Teknik Jalan:
Team Leader/Ahli Teknik Jalan, disyaratkan berpendidikan minimal S1/D4 Teknik Sipil,
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan yang telah mempunyai pengalaman
sebagai team leader atau Ahli Teknik Jalan selama 1 tahun dan memiliki SKA Muda Ahli
Teknik Jalan (202).

Sebagai team leader, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai. Selain sebagai team leader, merangkap juga sebagai Ahli Teknik Jalan
dengan tugas namun tidak terbatas pada hal-hal yang tersebut di bawah ini :
1. Melakukan pemeriksaan hasil pengumpulan data lapangan serta evaluasi atas
analisa data lapangan terkait.
2. Melaksanakan evaluasi hasil-hasil perhitungan dan gambar-gambar.
3. Melakukan analisa pemilihan kebijakan teknologi jalan raya yang akan diterapkan
yang berkaitan dengan rekayasa lalulintas, geometrik jalan serta drainase jalan.
4. Mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin timbul yang berkaitan dengan
rekayasa lalu lintas, geometrik jalan serta drainase jalan serta menyiapkan konsep
penanganannya.
5. Menyiapkan petunjuk dan arahan teknis rekayasa lalu lintas, geometrik jalan serta
drainase jalan.
6. Melaksanakan perencanaan teknis.

b. Health Safety Environment (HSE) Engineer/Ahli K3 Konstruksi:


Health Safety Environment (HSE) Engineer/Ahli K3 Konstruksi, disyaratkan
berpendidikan minimal S1/D4 Teknik Sipil, berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan dan dipersyaratkan yang telah mempunyai pengalaman sebagai Ahli K3
Konstruksi selama 1 tahun dan memiliki SKA Muda Ahli K3 Konstruksi (603).

Tugas dan tanggung jawab Health Safety Environment (HSE) Engineer meliputi, namun
tidak terbatas pada hal-hal yang tersebut dibawah ini:
1) Mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian, dan peluang;
2) Rencana tindakan yang tertuang dalam sasaran dan program; dan
3) Pemenuhan standar dan peraturan perundangan Keselamatan Konstruksi

19. Jadwal a. Tahap Persiapan: Mg. I;


Tahapan b. Tahap Inventarisasi dan Pengumpulan Data: Mg. I dan Mg. II;
Pelaksanaan c. Perencanaan Teknis: Mg. II dan Mg. IV; dan
Pekerjaan d. Pelaporan: Mg. V;

Laporan
Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam bahasa Indonesia dengan tata
bahasa yang baik dan benar Ukuran kertas masing-masing laporan adalah A4 (210 x 297 mm),
jumlah dan pengiriman laporan ditetapkan sebagai berikut :
20. Laporan Laporan Pendahuluan, memuat:
Pendahuluan a. Latar Belakang, Data Umum Pekerjaan, Kriteria Desain secara detail;
b. Pemahaman konsultan terhadap perencanaan teknis yang harus
dilakukan;
c. Pendekatan dan metodelogi pelaksanaan dan analisa/referensi rumus-
rumus yang akan dipergunakan;
d. Organisasi pelaksana dan tenaga pelaksana yang akan ditempatkan
dalam pekerjaan ini;
e. Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan serta pengumpulan
data yang harus dilakukan.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 7 (Tujuh) hari kalender


sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (Lima) buku laporan.

21. Laporan Hasil Laporan ini berisi tentang metode dan hasil pelaksanaan survei untuk
Survey masing – masing survei detail yang dilaksanakan. Laporan hasil survei yang
dilaksanakan berupa:
- Laporan Survei Pendahuluan dan Inventarisasi; dan
- Laporan Survei Penyelidikan Tanah;
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 25 (Dua Puluh Lima) hari
kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (Lima) buku laporan.

22. Laporan Draf Laporan ini merupakan produk akhir sementara, setelah dilakukan
Akhir pembahasan dan disetujui oleh pengguna jasa maka disempurnakan
menjadi laporan akhir Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 3
(Tiga) hari kalender sebelum masa akhir layanan dan diterbitkan sebanyak
1 (satu) buku laporan.

23. Laporan Akhir Laporan Akhir:


- Laporan Perencanaan, memuat:
1. Rincian perencanaan jalan dan jembatan
2. Referensi rumus-rumus/grafik yang digunakan dan lain-lain
3. Data perhitungan
4. Rekomendasi hasil analisa.
5. Detail Drawing

- Laporan Engineering Estimate, memuat:


1. Daftar kuantitas pekerjaan dan rincian perhitungannya
2. Analisa Harga Satuan
3. Perhitungan biaya pekerjaan (RAB);
4. Daftar harga satuan dan upah.
- Gambar – Gambar Rencana
- Soft Copy

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 35 (Tiga Puluh Lima) hari


kalender sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 5 (Lima) buku untuk masing –
masing jenis laporan dan Soft Copy.

Hal-Hal Lain
24. Produksi Semua kegiatan Jasa Konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
dalam Negeri dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam
angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

25. Persyaratan Tidak diberlakukan kerjasama dengan Penyedia Jasa Konsultansi lain.
Kerjasama

26. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:


Pengumpulan a. Survei dilakukan terhadap kondisi jalan, antara lain: perkerasan,
Data bahu, drainase, saluran samping, bak control, trotoar, kerb, median
Lapangan jalan dan box culvert.
b. Survei harus dimulai dari titik awa (TL) dan berakhir pada titik akhir
(TR).
c. Untuk menentukan jenis, tingkat dan besaran kerusakan harus diukur
langsung ditempat.
d. Pengambilan foto dilakukan pada bagian jalan yang mengalami
penurunan, erosi permukaan, lubang, bekas roda, bergelombang,
erosi bahu, saluran rusak, lerang yang longsor/runtuh dan trotoar
berbahaya yang dilakukan sekali untuk setiap jenis kerusakan di setiap
ruas jalan. Pengambilan gambar dengan foto digital pada setiap ruas
jalan, dengan menampilkan koordinat geografis (dalam lintang dan
bujur) dalam GPS.

27. Alih Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk


Pengetahuan menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personel satuan kerja PPK berikut: mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf
dilingkungan organisasi Satuan Kerja terkait.

Sukadana, Nopember 2020

Pejabat Pembuat Komitmen


Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Kayong Utara,

HERMAWAN, S.T.
NIP. 19770512 201001 1 009
LAMPIRAN FORMAT
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS
Program : …………………
Kegiatan : …………………
Pekerjaan : …………………
Lokasi : …………………
Sumber Dana : …………………
Tahun Anggaran : 20….

A. SPESIFIKASI MUTU/KUALITAS

Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan utama terdiri dari:
1. ................
2. ................
dst.

tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran


……………………………………………………………………………………………………
…………………………………….

SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI


Catatan:
o dapat menyebutkan merek dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan produksi dalam negeri;
o semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional Indonesia;
o mencantumkan syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
o mencantumkan syarat pengujian bahan dan hasil produk;
o mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
………………………………………………………………………………………………

NAMA BARANG
NO MERK/TIPE SNI
/MATERIAL
1
2
3
4
dst

PENGUJIAN BAHAN KRITERIA KINERJA PRODUK


NO NAMA PRODUK
DAN HASIL PRODUK (OUTPUT PERFORMANCE)
1
2
3
4
dst

1. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN


Catatan:
Peralatan utama:
o Peralatan utama adalah peralatan yang mendukung langsung dan sesuai kebutuhan untuk
melaksanakan pekerjaan utama (major item) dan disyaratkan paling banyak 6 (enam) jenis peralatan
utama; dan
o Kepemilikan peralatan utama adalah milik sendiri, sewa beli, dan/atau sewa kepada pihak lain dengan
perjanjian Sewa bersyarat (bukan surat dukungan));
………………………………………………………………………………………………

Kepemilikan
No Jenis Kapasitas Jumlah
/status
1 …… …… …… Milik Sendiri,
Sewa Beli,
2 …… …… …… dan/atau Milik
Pihak Lain dengan
dst. …… …… …… Perjanjian Sewa
Bersyarat

2. SPESIFIKASI PROSES/KEGIATAN
Catatan:
Identifikasi bahaya dari setiap tahapan kegiatan yang ditetapkan oleh Ahli K3 Konstruksi
………………………………………………………………………………………………

NO JENIS/TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA


1
2
dst

3. SPESIFIKASI METODE KONSTRUKSI/METODE PELAKSANAAN/METODE KERJA


Catatan:
Metode pelaksanaan harus logis, realistis, aman, berkeselamatan, dan dapat dilaksanakan mengacu
spesifikasi teknis Bina Marga tahun 2018, meliputi:
- Tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai akhir secara garis besar dan uraian/cara kerja dari
masing-masing jenis pekerjaan utama;
- Kesesuaian antara metode kerja dengan peralatan utama yang ditawarkan/diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
- Kesesuaian antara metode kerja dengan spesifikasi/volume pekerjaan yang disyaratkan.
………………………………………………………………………………………………

ITEM PEKERJAAN UTAMA


1. …………………………….;
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………
2. ……………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………

4. SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI.


Catatan:
Personel manajerial:
1) Untuk pekerjaan kualifikasi usaha kecil personel manajerial yang disyaratkan meliputi jabatan
Pelaksana dan Petugas Keselamatan Konstruksi/Ahli K3 Konstruksi;
2) Untuk pekerjaan kualifikasi usaha menengah dan besar personel manajerial yang disyaratkan
meliputi jabatan: Manajer Pelaksanaan/Proyek, Manajer Teknik, Manajer Keuangan, dan Ahli
K3 Konstruksi;
3) Personel manajerial sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan angka 2) di atas:
a) Hanya mensyaratkan 1 (satu) orang untuk masing-masing jabatan;
b) Untuk pekerjaan kualifikasi usaha besar, maka Manajer Teknik yang disyaratkan dapat
lebih dari 1 (satu) orang, disesuaikan dengan kebutuhan.
4) Hanya mensyaratkan 1 (satu) sertifikat kompetensi kerja (SKA/SKTK) untuk setiap personel
yang disyaratkan;
5) Pekerjaan:
a) kualifikasi Usaha Kecil tidak mensyaratkan SKA, kecuali SKA Ahli K3 Konstruksi dan
tanpa persyaratan pengalaman;
b) kualifikasi Usaha Menengah dan Usaha Besar tidak mensyaratkan SKTK;
6) Untuk pekerjaan yang memiliki tingkat risiko keselamatan konstruksi kecil, sedang, dan besar
diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a) risiko keselamatan konstruksi kecil, mensyaratkan Petugas Keselamatan Konstruksi;
b) risiko keselamatan konstruksi sedang, mensyaratkan Ahli Muda K3 Konstruksi dengan
pengalaman 3 (tiga) tahun atau Ahli Madya K3 Konstruksi;
c) risiko keselamatan konstruksi besar, mensyaratkan Ahli Madya K3 Konstruksi dengan
pengalaman 3 (tiga) tahun atau Ahli Utama K3 Konstruksi.
………………………………………………………………………………………………

Jabatan dalam Tingkat Pengalaman


Sertifikat
No pekerjaan yang akan Pendidikan/ Kerja Profesional
Kompetensi Kerja
dilaksanakan Ijazah (Tahun)
1
2
dst.

B. SPESIFIKASI JUMLAH
Catatan:
Berdasarkan rancangan rinci (Detail Engineering Design) yang berupa Gambar dan Spesifikasi Teknis.
.……………………………………………………………………………………………………
Spesifikasi jumlah tertuang rinci didalam Rencana Anggaran Biaya (RAB)

C. SPESIFIKASI WAKTU
Catatan:
jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan.
……………………………………………………………………………………………………
Pelaksanaan Pekerjaan
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan/kontrak selama ………… (………………….) Hari
Kalender.

D. SPESIFIKASI PELAYANAN
- Penyedia diwajibkan menyerahkan kepada Pengguna Jasa Gambar As-built dan pedoman
pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan(apabila Tender).
- Masa Pemeliharaan selama paling singkat selama 6 Bulan
- Umur Rencana Konstruksi Minimal 10 (Sepuluh) Tahun
- Dst….

Anda mungkin juga menyukai