Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Sektor prasarana jalan merupakan salah satu urat nadi dalam pertumbuhanekonomi wilayah,
sehingga ketepatan penyediaannya melalui besarnyainvestasi adalah suatu hal yang sangat
penting. Berkaitan denganperkembangan ekonomi, investasi jalan memiliki pengaruh yang
luas baik bagi pengguna jalan maupun bagi wilayahsecara keseluruhan. Untuk itu,
diperlukan kebijakan yang tepat dalampenyelenggaraan jalan sehingga dapat mendukung
pengembangan wilayahdan pertumbuhan ekonominya.
Isu strategis yang dihadapi dalam penyelenggaraan jalan, baik jalan nasional dan atau jalan
perkotaan diantaranya adalah belum terpenuhinyasistem jaringan jalan sebagai elemen
struktur ruangdalam fungsi sebagai penghubung yang melayani arus lalu-lintasmenerus dan
atau arus lalu-lintas dari perkotaan ke perdesaan atau sebaliknya. Hal ini telah
menyebabkanterhambatnya pertumbuhan ekonomi antar wilayah baik tingkat regional,
nasional maupun internasional dan berakibat meningkatnya biaya ekonomi dan sosial.
Salah satu keberhasilan pembangunan kota adalah tersedianya sarana dan prasarana
transportasi yang baik didaerah tersebut. Selain berperan dalammenunjang kelancaran
kegiatan sosial ekonomi juga akan menunjangperkembangan fisik didaerah yang
bersangkutan.Kabupaten Nagekeotelah terbentuk kurang lebih 10 tahun telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat, pada wilayah perkotaan dan sebagian kecil dari wilayah
perdesaan.
Untuk mendukung perkembangannya maka Pemerintah Kabupaten Nagekeoberupaya
untuk memberikan layanan yang terbaik kepada wargakotanya dan masyarakat desa dalam
pemenuhan akan sarana dan prasarana transportasi. Untuk lebih mengoptimalkan kegiatan
baik pembangunan, peningkatan sertapemeliharaan jalan maka Pemerintah Kabupaten
Nagekeo melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang memandang perlu adanya
perencanaan yang sistematis dan tepat gunapada kegiatan tersebut di atas, untuk
mendapatkan hasilperencanaan matang yang memenuhi persyaratan dan kaidah-kaidah
teknisdan dapatditerapkan di lapangan sebagai dasar dalam melaksanakan fisik sarana
transportasi jalan khususnya jalan perdesaan sebagai penghubung pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi dan maupun pemenuhan akses masyarakat pada daerah terpencil

1
2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pekerjaan Perencanaan ini adalah melaksanakanpekerjaan perencanaan teknis


Jalan lingkungan sehingga didapat hasil perencanaan Jalanlingkungan yang mencakup
perencanaan teknik konstruksi, rincian dan rencana anggaranbiayayang akurat serta waktu
pelaksanaan yang efektif dengan persyaratan teknis maupun peraturan lain yang berlaku.

Tujuan utama adalah didapatkannya hasil perencanaan yang dapatditerapkan dengan baik di
lapangan sehingga pekerjaan teknis dapatdiselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan
spesifikasi teknis yangdirencanakan serta tercapainya umur rencana sesuai yang diharapkan.

3. SASARAN

Dengan adanya perencanaan ini diharapkan adanya hasil perencanaan teknisyang baik agar
dapat diterapkan dengan baik dan tepat guna sehingga mendukung tercapainya pelaksanaan
fisik yang tepat waktu, konstruksi yangbaik dan dapat dipertanggungjawabkan serta dapat
dirasakan manfaatnya bagimasyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Nagekeo.

4. SUMBER PENDANAAN

Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp.100.000.000,00 (seratus
juta rupiah) yang bersumber dari APBD Kabupaten Nagekeo Tahun Anggaran 2018.

5. WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 30 (Tiga puluh) hari kalender

6. LINGKUP PEKERJAAN

a. Sebelum memulai kegiatan pekerjaan, konsultan harus melakukan konsultasi terlebih


dahulu dengan Dinas Pekerjaan Kabupaten Nagekeo Umum Kabupaten Nagekeo untuk
memperoleh informasi yang jelas mengenai ruas-ruas jalan yang akan ditangani.

Lingkup pekerjaan yang harus ditangani oleh Konsultan Perencana dapat


dikelompokkan dalam kegiatan–kegiatan sebagai berikut :

2
1. Perencanaan Teknis Jalan (Simplifide Design) :
a). Pengumpulan data lapangan
1). Pemeriksaan Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Test untuk jalan yang
belum beraspal, baik jalan tanah maupun jalan kerikil, pada panjang efektif
atau seluruh panjang ruas jalan sesuai tabel daftar paket pekerjaan
2). Inventarisasi geometrik jalan berikut foto dokumentasi.
3). Inventarisasi sumber material di sekitar lokasi proyek.
4). Inventarisasi jembatan berikut foto dokumentasi.
5). Mengumpulkan data perhitungan lalu lintas, peta lokasi dan data–data lain
yang perlu untuk pembuatan desain.
Hasil pengumpulan data lapangan harus diserahkan kepada Koordinator
Kegiatan dalam bentuk Laporan Awal.

b). Analisa data lapangan, perhitungan perencanaan dan pembuatan gambarrencana


1). Menentukan lendutan balik/deflection rencana dari analisa data Benkelman
Beam.
2). Menentukan CBR rencana dari analisa data DCP.
3). Membuat diagram harmonika yang dipakai dalam proses desain.
4). Menentukan tebal lapisan tambahan/overlay perkerasan jalan pada setiap
unique section/segmen yang telah ditentukan.
5). Menghitung kuantitas/volume pekerjaan dan perkiraan biaya pelaksanaan
konstruksi.
6). Membuat gambar rencana standar, khusus, site plan aliyemen vertical,
horizontal (cross section per 50 m dari gambar super elevasi pada daerah
tikungan jalan).

2. Perencanaan Teknis Jalan (Detail Engineer Design) :


a). Pengumpulan data lapangan
1). Pemeriksaan Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Test untuk jalan yang
belum beraspal, baik jalan tanah maupun jalan kerikil, pada panjang efektif
atau seluruh panjang ruas jalan sesuai tabel daftar paket pekerjaan.
2). Pemeriksaan Benkelman Beam (BB) Test untuk jalan yang telah beraspal,
pada panjang jalan efektif atau seluruh panjang ruas jalan sesuai tabel daftar
paket pekerjaan.

3
3). Pemeriksaan Tebal Perkerasan yang ada pada Sub base, Base dan Surface.
4). Pengukuran Profil memanjang dan melintang jalan
5). Penyelidikan tanah pada lokasi yang dianggap rawan yang memerlukan
penanganan kusus
6). Inventarisasi geometrik jalan berikut foto dokumentasi.
7). Inventarisasi sumber material di sekitar lokasi proyek.
8). Inventarisasi jembatan berikut foto dokumentasi.
9). Mengumpulkan data perhitungan lalu lintas, peta lokasi pekerjaan, lokasi
quary dan data–data lain yang perlu untuk pembuatan desain.
Hasil pengumpulan data lapangan harus diserahkan kepada Proyek dalam
bentuk Laporan Awal.
b). Analisa data lapangan, perhitungan perencanaan dan membuat gambar rencana
1). Menentukan lendutanbalik/deflection rencana dari analisa data Benkelman
Beam.
2). Menentukan tebal lapisan tambahan/overlay perkerasan jalan pada setiap
unique section/segmen yang telah ditentukan.
3). Menghitung kuantitas/volume pekerjaan dan perkiraan biaya pelaksanaan
konstruksi.
4). Membuat gambar rencana standar (Legenda, Bangunan Pelengkap).
5). Membuat gambar rencana khusus (Long section, Typical Cross section).

c). Membuat Dokumen Pelelangan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi untuk


Kontrak Harga Satuan.

b. Selama berlangsungnya pekerjaan, setiap kemajuan pekerjaan sesuai dengan lingkup


tugasnya harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dalam bentuk Laporan
Kemajuan Pekerjaan.

c. Setiap hasil disain harus diketahui oleh Pengguna Anggaran setelah disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen yang ditunjuk oleh Satuan Kerja Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Nageeo, sebelum hasil tersebut dituangkan dalam dokumen pelelangan.

d. Hasil Desain dituangkan dalam Laporan Akhir Perencanaan, berupa Laporan


Perhitungan Perencanaan, Enginering Estimate (EE), dan Dokumen Pelelangan.

4
BAB II
PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN
TERHADAP KAK

2.1 Tanggapan Terhadap KAK


Secara umum Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang disampaikan kepada pihak
konsultan telah memberi gambaran serta arahan yang cukup jelas dan terperinci
mengenai tugas pekerjaan Pagar Kantor Bupati Nagekeo. Setelah mempelajari isi
Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta penjelasan dari pemberi pekerjaan yang tertuang
dalam berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) pagar, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
 Pada prinsipnya pihak pemberi tugas dalam hal ini Kabupaten Nagekeo sangat
memperhatikan dan memandang penting untuk segera melaksanakan pekerjaan
Pembangunan Pagar Kantor Bupati Nagekeo, sebagai bagian dari upaya
meningkatkan kenyamanan dan keamanan pada area perkantoran.
 Bahwa pihak pemberi tugas dalam hal ini Dinas Kabupaten Nagekeo sangat
memahami substansi permasalahan perencanaan dan sangat berkepentingan
dengan mutu yang tinggi dari input, proses dan output atau hasil kerja konsultan
yang akan menangani pekerjaan perencanaan Pagar Kantor Bupati Nagekeo
Tersebut.
Namun demikian, untuk mencapai tujuan pemberi tugas sebagaimana digariskan dalam
KAK, dianggap perlu ditambahkan beberapa hal sebagai masukan demi memperjelas
atau mempertajam substansi materi yang terkait langsung dengan pekerjaan ini.
Adapun tangapan tersebut berkaitan dengan tujuan penelitian dan kebutuhan personil
dan pelaporan yang akan diuraikan secara lebih lengkap pada bagian seanjutnya.

5
2.2 Apresiasi dan Inovasi
Untuk dapat mencapai tujuan proyek dan berdasarkan persyaratan yang ada dalam Kerangka
acuan kerja maka harus secepatnya memobilisasi staf yang ada sesuai dengan bidang dan
kemampuannya,maka lingkup pekerjaan konsultan akan meliputi hal-hal sebaga berikut :
Lingkup Tugas adalah : Perencanaan Teknis Jalan Paket Perubahan 2018
Untuk itu diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk melaksanakan kegiatan dilapangan
dengan baik :
1. Mobilisasi Staf
Setelah konsultan menerima Surat perintah Mulai kerja (SPMK) yang di berikan Oleh
penguna jasa/pemilik proyek, sebelum melakukan kegiatan konsultan dari awal kontrak
harus menyediakan personil untuk segera dimobilisasi agar pekerjaan cepat dimulai dan
sesuai dengan jadwal penugasan sehingga pekerjaan dilaksanakan tepat pada waktunya.
2. Pekerjaan Pendahuluan
Layanan teknis ini dilakukan oleh team konsultan pengawas adalah melakukan persiapan
pelaksanaan awal bersama kontraktor dalam hal melakukan MC.0, agar diperoleh gambar
kerja atau Shoup Drawing. kondisi pelaksanaan dan kondisi perencanaan bisa saja
terdapat Perubahan oleh karena itu sangatlah perlu untuk melakukan MC. 0
3. Pengawasan berkala
Sebagai konsultan pengawas, CV. Krisna Jaya akan menyediakan 5 (Lima) orang
pengawas lapangan yang akan terus melakukan pengawasan secara rutin dilapangan. Dari
personil dilapangan secara keseluruhan akan akan dilaporkan pada Direksi dan pemilik
pekerjaan yakni DInas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Nagekeo.

Lingkup Layanan Pengawasan Teknik

Konsultan pengawas/supervise Teknik ( Engineer’s Representatif ) menyelenggarakan


pengawasan atas mutu serta volume pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor fisik adalah :
a. Melakukan Pengawasan dilapangan dan Pengendalian pelaksanaan pekerjaan di lapangan
agar tercapai hasil pelaksanaan sesuai dan syarat-syarat teknik maupun Dokumen kontrak.
b. Melaporkan hasil pengawasan dan seluruh permasalahannya serta upaya pemecahannya.
c. Menyiapkan personil /tenaga ahli yang diperlukan dengan lingkup kegiatan Pembangunan
Jembatan .
d. Menyiapkan fasilitas yang diperlukan guna menunjang pelancaran layanan pengawasan
Pembangunan Jembatan .
Layanan Supervisi Teknik ini mangacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of Reference
(TOR).

6
BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

1. Umum

Jenis layanan yang akan dipersiapkan oleh Konsultan adalah melaksanakan pekerjaan
Perencanaan Teknis Jalan Paket Perubahan 2018 , pemantauan kemajuan pekerjaan dan
kualitas teknis dari pelaksanaan pekerjaan, melakukan Redesain yang diperlukan selama masa
pelaksanaan. Koordinasi kegiatan Team Teknis akan dilaksanakan bersama-sama dengan
Pengguna Jasa Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Nagekeo.
Konsultan akan mengawasi dan memberikan arahan kepada kontraktor selama pelaksanaan fisik
pekerjaan, sehingga diharapkan mendapat kualitas pekerjaan yang sesuai dengan standart teknis
dan spesifikasi yang sudah terdapat dalam dokumen kontrak pekerjaan fisik. Untuk mendukung
hal tersebut diatas maka pihak Kontraktor maupun Konsultan harus memahami Kerangka Acuan
Kerja (TOR).
Saat mobilisasi pelaksanaan konstruksi, Konsultan akan memanfaatkan waktu tersebut untuk
membuat perencanaan detail yang diperlukan untuk dilaksanakan. pada tempat - tempat yang
tepat sesuai dengan kondisi dilapangan. Pekerjaan inidilaksanakan oleh KonsuItan berdasarkan
data lapangan yang diambil oleh Kontraktor bersama sama dengan Team Pengawas Teknis
Lapangan
Konsultan akan berupaya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan tepat waktu,
sehingga diharapkan pengawasan detail lapangan ini memungkinkan tercapainya hasil pekerjaan
yang, bermutu tinggi tanpa perlu menambahkan anggaran biaya diakhir proyek.

2. PENDEKATAN DAN METODELOGI

Konsultan harus menyampaikan pemahaman secara sistematis tentang lingkup pekerjaan,


identifikasi masalah dan solusi, tanggapan terhadap kerangka acuan kerja, bagan alur
kegiatan, struktur organisasi, uraian tugas, matriks tanggung jawab, jadwal penugasan dan
alih pengetahuan.
2.1 Pengumpulan data lapangan
Pengumpulan data lapangan yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini dilakukan dengan
menggunakan cara yang disederhanakan (simplified method), yaitu cara pengumpulan

7
data lapangan yang telah dikembangkan oleh Direktorat Bina Marga Dep. PU sejak
tahun 1989.
1) Pemeriksaan Perkerasan Jalan dengan alat Benkelman Beam.
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui besarnya nilai lendutan balik
dari konstruksi perkerasan aspal yang ada.
Pemeriksaan harus dilakukan dengan berdasarkan pada ketentuan–ketentuan
sebagai berikut :
a. Truk yang dipakai harus dibebani sehingga tercapai beban gandar belakang
sebesar  8,2 ton dengan tekanan angin ban sebesar 80 psi.
b. Jumlah gandar 2 buah, dengan roda belakang ban ganda.
c. Pengukuran beban gandar belakang harus dilakukan dengan menggunakan
jembatan timbang atau dengan alat lain yang telah terbukti dapat dipakai
untuk pengukuran beban gandar.
Hasil pengukuran beban gandar harus dicatat dengan jelas pada Pemeriksaan
Benkelman Beam (Form HR 2.1.1)
d. Alat Benkelman Beam yang dipakai harus mempunyai ukuran yang standard
misalnya perbandingan batang 1 : 2.
Dimensi geometrik dari Benkelman Beam harus dicatat dengan jelas pada
(Form HR 2.1.1).
e. Alat pembacaan/arloji pengukur (dial gauge) lendutan harus dalam kondisi
yang baik dan berskala mm dengan ketelitian 0,01 mm.
Pembacaan jarum penunjuk harus dicatat dalam (Form HR 2.1.1).
f. Pemeriksaan lendutan balik dilakukan dengan interval pemeriksaan setiap
200 m dan dilakukan pada kiri dan kanan jalan secara bergantian (zig-zag)
atau pada kedua belah roda sepanjang ruas jalan beraspal yang telah
ditetapkan.
g. Selama pemeriksaan, Konsultan harus mencatat hal–hal khusus yang
dijumpai seperti kondisi drainase, kondisi gorong-gorong, kondisi jembatan
yang mempunyai bentang < 6 m, nama daerah yang dilalui, cuaca, waktu,
peninggian permukaan jalan dan sebagainya.
h. Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas (Patok
Km, STA ).

8
i. Semua data yang diperoleh dicatat dalam formulir pemeriksaan Benkelman
Beam HR 2.1.

2) Dynamic Cone Penetrometer (DCP).


Tujuan Pemeriksaan ini adalah untuk menilai CBR lapisan tanah dasar yang
dilakukan pada ruas–ruas jalan yang belum beraspal, seperti jalan tanah, jalan
kerikil atau jalan aspal yang telah rusak sehingga tampak lapisan pondasinya.
Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan–ketentuan
sebagaiberikut :
1. Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan–ketentuan ukuran seperti
yang diberikan.
2. Pemeriksaan DCP pada interval 200 m pada sumbu jalan tanah/kerikil (tidak
pada bahu jalan) atau pada jalan aspal yang rusak/telah aus permukaannya.
3. Material perkerasan yang ada pada tiap titik pemeriksaan DCP, harus digali
sebelum pemeriksaan dilaksanakan.
4. Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada seperti
lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.
5. Pemeriksaan dilakukan sampai kedalaman 80 cm di bawah permukaan lapisan
tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras (lapis
batuan).
6. Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan khusus yang perlu diperhatikan
seperti timbunan, kondisi drainase, cuaca, waktu dan sebagainya.
7. Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas.
8. Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini, dicatat dalam formulir HR 2.2.

3) Inventarisasi Geometrik Jalan.


Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umum mengenai
kondisi perkerasan yang ada dan kondisi geometrik jalan yang bersangkutan.
Pemeriksaan dilakukan pada interval 200 m dan dengan metoda yang
disederhanakan yaitu cukup mencatat kondisi rata–rata setiap 1,0 km yang
tercatat selama berkendaraan.
Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :

9
1. Lebar perkerasan yang ada, dimensi dan kondisi drainase, kondisi gorong-
gorong, kondisi jembatan, nama daerah yang dilalui, cuaca, waktu,
peninggian permukaan jalan dan sebagainya.
2. Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, ATB, Lasbutag,
Penetrasi Macadam, Kerikil, Tanah, Soil Cement, Nawcas dsb.
3. Nilai Kekasaran Jalan (Road Condition Index), yang dapat diperoleh dari
hasil survai NAASRA Roughness Meter atau ditentukan secara visual
dengan ketentuan skala sbb :

RCI Kondisi Visual Type permukaan tipikal

8 - 10 Sangat rata dan teratur. Hot mix yang baru (Lataston,


Laston) setelah peningkatan
denganmenggunakan beberapa
lapisan.
7–8 Sangat baik, umumnya rata Campuran panas setelah
pemakaian beberapa tahun, hot
mix yang baru diletakan sebagai
satu lapisan tipis di atas Penetrasi
Macadam.
6–7 Baik Lapisan tipis lama dari hot mix,
Latasbun baru, lasbutag baru.
5–6 Cukup, tidak ada atau sedikit Penetrasi Macadam
sekalilubang-lubang, tetapi baru,Latasbunbaru,
permukaantidak rata Lasbutagsetelah pemakaian
tahun
4–5 Agak rusak, kadang – kadang Penetrasi Macadam setelah
adapermukaan tidak rata lubang,Pemakaian 2 atau 3
tahun,Latasbun baru, batu
kerikil.
3–4 Rusak, bergelombang, banyak Penetrasi Macadam
lubang lama,Latasbun lama, batu kerikil.
2–3 Rusak berat , banyak lubang Semua tipe-tipe perkerasanyang
danseluruh daerah perkerasan tidak diperhatikansejak lama (4–
hancur 5 tahun atau lebih).
1–2 Tidak dapat dilalui Jalan-jalan tanah dengan
drainase yang jelek, dan semua
tipe permukaan yang tidak
diperhatikan sama sekali.

10
4. Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran
samping, gorong–gorong, bahu jalan, berm, kondisi saluran samping, jarak
pagar/bangunan penduduk/tebing ke pinggir perkerasan.
5. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai denganlokasi yang
ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.
6. Data yang diperoleh dicatat di dalam formulir HR 3.1.
7. Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan minimal 1 (satu)
buah foto per kilometer.
8. Foto ditempel pada formulir HR 3.2 dengan mencantumkan hal–hal yang
diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan foto,
tanggal pengambilan foto, dan tinggi petugas yang memegang nomor Sta.
4) Pemeriksaan Lokasi Sumber Material

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai bahan–


bahan perkerasan yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi
pada ruas–ruas jalan yang dikerjakan.
Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :
1. Jenis bahan untuk perkerasan yang ada, misalnya pasir, kerikil, tanah
timbunan, batu.
2. Lokasi quarry setiap jenis bahan perkerasan berikut perkiraan jumlah yang
ada.
3. Perkiraan harga satuan tiap jenis bahan perkerasan.
4. Perkiraan jarak pengangkutan bahan dari quarry ke base camp proyek.
5. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi yang
ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.
6. Data yang diperoleh dicatat di dalam formulir HR 3.1.
7. Harga satuan dasar tenaga, bahan, alat pada daerah setempat.

5) Mengumpulkan data yang lain yang berkaitan dengan ruas jalan yang bersangkutan yang dapat
digunakan dalam proses disain, misalnya data perhitungan lalu lintas, peta lokasi dan lain – lain.
6) Survai Topografi/Pengukuran.
Pengukuran topografi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data pengukuran
yang cukup untuk kebutuhan perencanaan dan dilakukan pada daerah relokasi
atau pada Jalan yang baru dibuka.

11
Detail dari pengukuran ini adalah sebagai berikut :Pengukuran polygon dengan ketelitian
1:10.000 dan patok–patok permanen harus dipasang dengan interval tidak lebih dari 500 m, serta
dapat terlihat dengan mudah.Pengukuran jarak dapat dilakukan secara langsung atau
menggunakan titik–titik sementara dan bantuan alat ukur elektronis.
Patok–patok pengukuran dapat berupa :
- Patok beton bertulang dengan ukuran 10 x 10 x 60 cm dipasang di tempat yang
bebas dari gangguan lalu lintas atau lainnya selama pelaksanaan dan 30 m dari
as jalan rencana.
- Paku yang dipasang pada beton atau cara lainnya, pada bangunan–bangunan
tetap seperti abutment jembatan dll.
Pengukuran harus meliputi :
a. Titik–titik kontrol vertikal dan horizontal, berupa patok–patok kayu/beton
yang dipasang setiap interval 50 m pada rencana as jalan.
Ukuram patok kayu adalah 5 x 7 x 60 cm dan dapat ditancapkan ke tanah
sedalam 50 cm.

( i ) Titik kontrol horizontal :


Pengukuran menggunakan theodolit dengan ketelitian bacaan 1 detik dan
ketelitian orde ketiga.

( ii )Titik kontrol vertikal :


Pengukuran menggunakan waterpass dengan ketelitian 1,5 - 2,5
mm/km, pengukuran dilakukan 2 arah.
b. Pengukuran lebar rigt of way dengan menyebutkan tata guna tanah serta data lainnya seperti
: pemukiman, sawah, dll
c. Cross Section
Cross Section dibuat untuk setiap interval 50 m pada tiap–tiap titik kontrol.
Lebar cross section minimal adalah 25 m ke kanan dan ke kiri dari as jalan.
d. Perhitungan dan penggambaran peta topografi dibuat pada kertas milimeter
dengan skala 1:1000 dengan garis contur tiap interval 1 m. Semua titik
kontrol harus dicantumkan dalam gambar.
2.2 Analisa data lapangan, disain dan gambar – gambar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, Konsultan harus mengadakan analisa
data dengan mengikuti ketentuan – ketentuan sebagai berikut :

12
1. Analisa Lendutan Balik atau CBR.
Lendutan balik rencana ataupun nilai CBR rencana, ditentukan dengan
menggunakan program komputer yang tersedia, dimana untuk :
Lendutan balik ( D ) ditentukan berdasarkan formula :
D = X + 1 . 0s
Dimana D = lendutan balik rencana pada section tertentu.
X = lendutan balik rata–rata pada section tertentu.
S = standar deviasi pada section tertentu.
Nilai CBR rencana ditentukan dengan formula :
CBR (desain) = CBR (rata–rata) - 1 Std. Deviasi.
2. Analisa CBR
Nilai CBR rencana ditentukan dengan formula :
CBR (desain) = CBR (rata–rata) - Std. Deviasi
3. Analisa data lalu lintas, untuk menghitung besarnya beban gandar komulatif selama umur rencana
dan menghitung besarnya ADT pada pertengahan umur rencana.
4. Penentuan unique section, yaitu suatu seksi jalan yang mempunyai karakteristik
seragam dalam beberapa variabel desain seperti :
 Lebar perkerasan yang ada / rencana.
 Lendutan balik rencana atau nilai CBR rencana
 Road Condition Index ( RCI )
 Nilai beban lalu lintas
 Perubahan camber
5. Mempelajari kemungkinan pemakaian type bahan perkerasan yang sesuai untuk
suatu daerah tertentu.
Jika susunan/jenis lapisan perkerasan tidak sesuai dengan susunan/jenis lapisan
standar, maka perhitungan dapat dilakukan dengan cara gravel equivalent atau
structural number.
6. Melakukan desain tebal perkerasan tambahan menurut metoda yang telah
ditetapkan pada Bab II. Jika susunan/jenis lapisan perkerasan tidak sesuai dengan
susunan/jenis lapisan standard, maka perhitungan dapat dilakukan dengan cara
gravel equivalent atau structural number.
7. Menganalisa hasil desain sehingga diperoleh hasil desain yang optimal dan selalu
memperhatikan batasan–batasan dalam biaya proyek. Jika susunan/jenis lapisan

13
perkerasan tidak sesuai dengan susunan/jenis lapisan standard, maka perhitungan
dapat dilakukan dengan cara gravel equivalent atau structural number.
8. Menganalisa dan menghitung volume pekerjaan ikutan (side works).
9. Menyiapkan gambar–gambar standar dan khusus yang diperlukan dalam pekerjaan
peningkatan.

BAB IV
RENCANA KERJA

Secara umum, pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknik Pagar Kantor Bupati


Nagekeo ini dikelompokan atas 3 komponen analisis yakni 1) input (masukan) 2) Proses dan
prosedur pelaksanaan pekerjaan serta 3) Output (keluaran) yang dihasilkan.

4.1 Masukan
Data-data sebagai masukan yang diperlukan untuk pekerjaan perencanaan Teknik Pagar
Kantor Bupati Nagekeo:
 Data bentuk dan topografi lahan, yang didapat dengan melakukan pengukuran
lapangan.
 Struktur dan karaketeistik tanah
 Data mengenai jenis dan harga bahan, upah tenaga kerja di daerah di kota
Nagekeo dan sekitarnya.
 Data mengenai bentuk, filosofi, strukur dan konstruksi Arsitektur Tradisional
setempat.
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan perkejaan penyusunan rencana tata ruang Kota
Mbay, maka prosedur pelaksanaan pekerjaan pada setiap tahapan pelaksanaan diatur
sebagai berikut:

4.2 Proses dan Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan


Untuk mengoptimalkan pelaksanaan perkejaan Perencanaan P Teknik Pagar Kantor
Bupati Nagekeo ini maka diusulkan prosedur pelaksanaan pekerjaan pada setiap
tahapan sebagai berikut:

14
4.2.1 Tahap Persiapan, meliputi
 Pengadaan peta dasar
 Penyiapan dan mobilisasi sumber daya
 Penyiapan dokumen terkait
 Penysunan rencana kerja dan strategi pelaksanaan kegiatan

4.2.2 Tahap Survei dan Pengumpulan Data


Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi awal tapak perencanaan. Data
tersebut mencakup:
Data Fisik
 Letak lokasi
 Luas dan batas fisik
 Kondisi permukaan/topografi
 Kondisi geologi
 Keadaan air tanah
 Peruntukan tanah
 Ketentuan KDB dan KLB
4.2.3 Tahap Analisis dan Perumusan Konsep Desain
Analisis terinci dan perumusan konsep perancangan yang antara lain meliputi:
 Analisis dan rumusan konsep tata letak
 Analisis dan rumusan konsep bentuk dan tampilan bangunan
 Analisis dan rumusan konsep struktur dan konstruksi bengunan
 Analisis dan rumusan konsep sistem pengamanan bangunan
 Estimasi Biaya

4.2.4 Tahap Pengembangan Pra Desain


Pada tahap ini Konsultan akan mengajukan gagasan mengenai bentuk dan sosok
tampilan bangunan dalam bentuk gambar pra-rancangan sebagai bahan diskusi dengan
pihak pemberi tugas yang meliputi:
 Rancangan tapak, tampak dua arah, potongan arah melintang dan
memanjang
 Perkiraan Rencana Anggaran Biaya

15
 Rencana Pentahapan Pelaksanaan
Pra-rancangan ini harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas melalui forum
diskusi terpadu, sebelum dikembangkan lebih lanjut.

4.2.5 Tahap Pengembangan Pra Desain


 Pengembangan Desain Final
 Perhitungan Struktur bangunan
 Penyesuaian dan Pengembangan Desain
 Estimasi Biaya II
 Kontrol Mutu

4.2.6 Tahap Pembuatan Gambar Kerja dan Dokumen Pelaksanaan


 Pembuatan Gambar kerja
 Penyusunan RAB lengkap
 Penyusunan Rencana Kerja dan syarat-sayarat
 Rencana pelaksanaan secara terperinci
 Usulan rencana operasi dan pemeliharaan bangunan
Secara diagramatis rencana kerja dimaksud digambarkan pada bagan kerangka alur
pikir terlampir

4.3 Keluaran Yang Dihasilkan


Pekerjaan Perencanaan Teknik Pagar Kantor Bupati Nagekeo ini secara substansial
akan menghasilkan rekomendasi teknis sebagai dokumen pelaksanaan yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:

4.3.1 Gambar Kerja Lengkap


Setelah mendapat persetujuan pemberi kerja maka konsultan Perencana akan
melengkapi gambar-gambar detail pada bagian-bagian pekerjaan umum maupun
khusus sehingga memudahkan bagi pelaksanaan/pengelolaan proyek dalam
pelaksanaan di lapangan. Gambar kerja lengkap dimaksud minimal terdiri atas:

 Siteplan Skala 1 :
2500

16
 Tampak (2 arah) Skala 1 :
100
 Potongan Melintang dan memanjang Skala 1 :
100
 Detail Pondasi Skala 1 :
20
 Rencana Penulangan Kolom, Balok Skala 1 :
100
 Gambar detail konstruksi lainya yang perlu Skala :
disesuaikan
 Detail Arsitektur yang dianggap perlu Skala :
disesuaikan

d. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (Engineering Estimate)


Anara lain memuat perhitungan yang teliti mengenai:
 Volume/besaran dari setiap unit konstruksi bangunan.
 Jumlah harga dirinci menurut komponen konstruksi bangunan.
 Perincian harga.
e. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Antara lain yang memuat :
 Syarat-syarat Umum dan Administrasi dan.
 Syarat-syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan.
 Rencana kerja dan bobot masing-masing komponen konstruksi.
 Prosedur kerja.
 Spesifikasi teknis dari setiap komponen konstruksi banggunan.
f. Program Pelaksanaan dan Rencana Pelelangan
Konsultan Perencana bersama-sama penanggungjwab pengguna anggaran dan Panitia
Pelelangan menyiapkan dan/atau mengadakan:
 Jadwal Pelelangan Kontraktor.
 Dokumen Pelelangan sesuai kebutuhan.
 Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

17
4.4 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknik Pagar Kantor Bupati Nagekeo ini


dijadwalkan berlangsung selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender, terhitung sejak
penandatanganan kontrak. Alokasi waktu untuk setiap tahapan proses dapat dilihat pada
jadwal terlampir

BAB V

ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN

5.1 Daftar Personalia Yang Ditugaskan


Untuk meyelesaikan pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan Paket Perubahan 2018 ini
diusulkan organisasi kerja dengan tim ahli utama dan pendukung, masing-masing
seperti daftar Personalia terlampir:

5.2 Tugas dan Tanggung jawab Tenaga Ahli


5.2.1 Tenaga Ahli Utama
1. Ahli Arsitektur sebagai Team Leader
Bertanggung jawab atas tugas pekerjaan yang berkaitan dengan :
 Pengelolaan seluruh proses dan hasil pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Pagar
Kantor Bupati Nagekeo
 Pengkoordinasian dan pemantauan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
anggota tim pelaksana

18
 Koordinasi dan konsultasi dengan pihak pemberi tugas dan instansi teknis terkait
 Koordinasi kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan Perencanaan Pagar
Kantor Bupati Nagekeo
 Koordinasi pembuatan laporan-laporan yang diminta oleh pihak pemberi tugas
2. Cost Estimator
Bertanggung jawab atas tugas pekerjaan yang berkaitan dengan :
 Penyusunan konsep Arsitektural Puskesmas Plus Aerama
 Pembuatan Pra Desain Bangunan
 Pengembangan Desain Eksterior
 Kajian teknis mengenai kualitas lingkungan arsitektural
5.2.2 Tenaga Sub Profesional
Adapun tugas dan tanggungjawab masing- masing tenaga pendukung adalah sebagai
berikut:
1. Administrasi
Bertugas membantu tenaga ahli dalam kaitan dengan tugas tugas administrasi
2. Estimator
Bertugas membantu tenaga ahli dalam kaitan dengan tugas pekerjaan yang menjadi
tanggungjawab tenaga ahli Sipil
3. Suveyor/Juru ukur
Bertugas membantu tenaga ahli dalam kaitan dengan tugas pekerjaan pengukuran
geodesi dan topografi kawasan perencanaan serta pengumpulan data lapangan
lainnya
4. Operator Komputer, bertugas membantu pekerjaan pengetikan surat-
surat dan lapororan
5. Sekretaris dan Administrasi Keuangan, bertugas membantu pimpinan
perusahan dalam kaitan perkerjaan adminstrasi keuangan dan ketatausahaan lainnya
6. Tenaga juru gambar/Cad Operator, bertugas membantu tenaga ahli
memindahkan konsep-konsep perencanaan ke dalam gambar-gambar teknis
7. Office Boy, bertugas membantu pekerjaan pembersian dan penyiapan
berbagai kebutuhan operasional kantor

19
BAB VI
PELAPORAN

Hasil dari kegiatan Perencanaan Teknis Jalan Paket Perubahan Tahun 2018 antara lain
dalam bentuk Laporan. Laporan yang wajib diserahkan oleh Konsultan Perencana adalah :
6.1 Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisi uraian tentang:
 Pemahaman dan Tanggapan Terhadap KAK
 Pendekatan dan Metodologi
 Rencana Kerja
 Organisasi
Laporan Pendahuluan ini harus diselesaikan dalam jangka waktu 2 minggu setelah
penandatanganan kontrak dan harus mendapat persetujuan dari Pemberi Kerja sebelum
dibahas dalam workshop.

6.2 Laporan Bulanan

20
Laporan bulanan memuat program dan konsep ruang, prakiraan biaya, keterangan
persyaratan bangunan dan lingkungan.

Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :


a. Rencana Arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi yang mudah
dimengerti oleh pemberi tugas, rencana struktur beserta uraian konsep dan
perhitungannya beserta uraian konsep dan perhitungannya.
b. Prakiraan biaya bangunan
c. Gambar denah, tampak dan potongan
d. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
e. Hasil konsultasi dengan user dan instansi terkait

Laporan ini harus diserahkan selambat-lambatnya satu bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 3 buku laporan.

6.3 Lampiran Antara

Laporan antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan, yang minimalnya


memuat tentang :
1. Gambar pengembangan rencana Arsitektur dan Struktur.
2. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan
3. Draft rencana anggaran biaya
4. Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya satu bulan sejak SPMK diterbitkan


sebanyak 4 buku laporan.

6.4 Laporan Akhir

Laporan akhir memuat :


a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk spesifikasi teknis alat/ bahan/
material yang akan digunakan.
b. Gambar rencana teknis bangunan lengkap
c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
d. Rencana Kegiatan dan volume pekerjaan (Bill Off Quantity)

21
e. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 hari sejak SPMK diterbitkan


sebanyak 14 buku laporan.

BAB VII
PENUTUP

Demikian laporan pendahuluan ini buat, kiranya dapat dijadikan acuan kerja bagi kami,
sekaligus sebagai pedoman untuk kebutuhan monitoring dan evaluasi bagi tim pengarah,
pengawas dan pemariksa, pengendali mutu kontrak.

Kami berupaya sedapat mungkin memenuhi target waktu maupun mutu pekerjaan
sebagimana diatur di dalam Kerangka Acuan Kerja dan yang kami ajukan di dalam laporan
pendahuluan ini.

22
23

Anda mungkin juga menyukai