Anda di halaman 1dari 45

SPESIFIKASI TEKNS PIPA

1.1. PENGADAAN PIPA DAN PERALATANNYA


1.1.1. PENGADAAN PIPA PVC
1.1.1.1. Umum
Penyedia jasa pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting, valve,
coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci
dalam daftar kualitas dan bahan atau dalam gambar /drawing.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana dirinci
disini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas bahan. Semua pipa, fitting, valve dan perlengkapan
lainnya harus sesuai dengan untuk pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara
32oC. Tekanan kerja normal tidak lebih dari 8 bar dan uji tekanan dilapangan tidak lebih dari 10 bar.
Penyedia jasa pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan Barang) daripabrik
pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dirinci dalam
spesifikasi teknis. Penyedia Jasa Pengadaan juga harus menyampaikan tentang laporan hasil uji
kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.

REFERENSI STANDARD
Referensi pada standard dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.
Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan Standard Nasional Indonesia
(SNI). Bila ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu atau belum dibuat didalam negeri, maka
yang ditawarkan dapat menggunakan standard lain, dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan
sekurang-kurangnya sama dengan apa yng ditetapkan dalam dokumen lelang ini.
Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas), dalam kedaan baik
dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan.
Barang atau peralatan yang diproduksi didalam negeri atau berasal dari luar negeri dan sudah diatur
dalam SNI maka barang/peralatan tersebut wajib memiliki Standard Nasional Indonesia(SNI).
Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar Nasional Indonesia, maka
barang atau peralatan tersebut harus memiliki standar-standar sebagai berikut :
ISO - International for Standardization Organization
JIS - Japanese Industrial Standard
BS - British Standard
DIN - Deutsche Industrie Norm
AWWA - American Water Works Association
ASTM - American Society for Testing and Material
ANSI - American National Standard Institute.

BAHAN PIPA DAN FITTING


Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat di dalam negeri maka Penyedia jasa Pengadaan harus
melampirkan surat dari pabrik untuk penggunaan SII / SNI yang dikeluarkan oleh Departemen
Perindustrian dan dapat menunjukan penglaman minimal 3 (tiga) tahun.
Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa yang tercantum dalam dokumen
lelang ini, dengan syarat bahwa pipa yang ditawarkan mempunyai kualitas keseluruhan yang
sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam dokumen lelang ini.
Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang tercantum dalam dokumen lelang
ini, peserta pelelangan harus menyertakan gambar-gambar detail junction (gambar detail
penyambungan pipa) disertai dengan jumlah dan spesifikasi dari tiap material yang ditawarkan.
Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan di daerah tropis dengan temperatur
air yang mengalir antara 15-35 derajat Celcius dan pH anatara 6 sampai dengan 8.
Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam didalam tanah kecuali untuk hal-hal khusus yang
membutuhkan lain.

SPESIFIKASI TEKNIS -2
TEKANAN KERJA / WORKING PRESSURE
Tekanan kerja dari pipa minimal 100 kolom air atau 10kg/cm 2 (SNI 06-0084-1987 dan SNI 03-6419-
2000) dan tekanan pengujian minimal 2 (dua) kali tekanan kerja pipa. Penyedia Jasa Pengadaan
harus menyertakan tanda bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang
ditawarkan.
Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Pengawas Penyedia jasa Pengadaan harus dilakukan
pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting pipa dilapangan pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke
lapangan atas biaya rekanan. Jumlah pipa/fitting pipa yang akan diuji dilapangan akan ditentukan
kemudian oleh Direksi Pengawas. Bila ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan
spesifikasi ini, maka Penyedia Jasa Pengadaan harus menggantinya dengan yang baru sampai
memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan.

1.1.1.2. Pipa PVC dan Fitting


1. Standard
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standard dengan panjang efektif tidak lebih dari 6
meter.
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk penggunaan SNI yang
dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian. Setiap pipa harus mempunyai tanda/cap pada bagian
luar yang menunjukan diameter nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark.
Standard lain yang digunakan sesuai peruntukannya adalah:
SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar pipa PVC untuk Air Minum
dengan Jangka Sorong.
SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa PVC untuk Air Minum
terhadap Hidrostatik.
SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Pipa PVC untuk Air Minum.
SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak Pipa PVC untuk
Air Minum.
SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC untuk Air Minum.
SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa PVC untuk Air
Minum dengan Uji Tungku.
SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa PVC untuk Air minum
terhadap Metilen Khlorida.
SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa PVC Air Minum
dengan THF
SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air Minum
dengan Pita Meter.
SNI 06-2558-1991 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air dan Sistem
Drainase di dalam tanah.
SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm
untuk Air Bersih.
SK SNI S-20-1990-03 Spesifikasi Pipa PVC untuk Air minum.
RSNI T-17-2004 Tata Cara Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Pipa PVC
untuk Penyediaan Air Minum.

SPESIFIKASI TEKNIS -3
1.1.1.3. KELAS
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), yang digunakan adalah jenis pipa
PVC dengan tekanan nominal 10 kg/cm2 menurut standard SNI yang berlaku dan mempunyai
panjang efektif 6 meter.
Ketebalan minimum dinding pipa dan outside diameter mengikuti tabel berikut:

DIAMETER LUAR
PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)
Nominal Diameter Rata-rata Diameter Luar
(mm) (mm)

50 63
65 75
80 90
100 110
125 140
150 160
200 200
250 250
300 315

DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING


PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)
Seri Pipa
Nominal Diameter
Tebal Dinding Nominal (mm)
(mm)
S 10 S 12,5

50 2.4 2.0
75 3.6 2.9
90 4.3 3.5
110 5.3 4.2
125 6.0 4.8
160 7.7 6.2
200 9.6 7.7
250 11.9 9.9
315 15.0 12.1

1.1.1.4. Sambungan

1. Push On Rubber Ring Joint


Kecuali ditentukan lain, sambungan harus dari jenis push-on rubber ring. Pipa tersebut harus
mempunyai bell pada satu ujungnya dan polos pada ujung yang lain dibavel dengan suduk
kurang lebih 15 derajat. Pipa harus diberi tanda garis petunjuk pemasangan pada permukaan
luaranya.
Fitting harus dari jenis yang di spesifikasikan dan mempunyai ujung jenis bell.
2. Sleeve Coupling
Sleeve Coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa PVC dan cocok
dengan diameter luar pipa PVC.

SPESIFIKASI TEKNIS -4
3. Ring Karet dan Gasket
Ring karet yang digunakan untuk sambungan push-on dan gasket untuk penyambungan
mekanikal fitting dari ductile iron atau besi tuang dan untuk sambungan flange harus dari
styrene butadiene rubber atau karet sintetis lain yang tepat untuk pipa air minum.
4. Sambungan Solvent Cement
Kecuali ditentukan lain, pipa PVC dengan diameter nominal 40 mm dan lebih kecil dapat
dismbung dengan menggunakan pelarut sebagai perekat sesuai dengan standar pabrik. Bila
digunakan sambungan solvent cement ini, Penyedia jasa Pengadaan harus menyediakan solvent
cement sesuai dengan rekomendasi pabrik ditambah dengan imbuhan 10 %.
Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante pergerakan memanjang akibat dari
perubahan suhu pipa sebesar 50OCtanpa menggangu kekedapan terhadap air.
5. Adaptor
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas flange pada satu
ujungnya dan socket (atau bell) pada sambungan fleksibel baik dengan mekanikal maupun push-
on.
6. Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan satndar SNI-0084-1987 dan bila tidak disebutkandalam
Volume Pekerjaan(Bill of Quantity) maka sistem sambungan menggunakan sistem rubber ring
joint.
Semua fitting direncanakan mempunya tekanan kerja 1.23 mpa (12.4kg/cm 2)
Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat process
(pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karakteristik dan kekuatan yang sama
dengan pipa yang disambung.
Bila pipa yang di spesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus dari besi tuang ductile
(ductile cast iron). Bell dan flange yang di spesifikasikan harus mempunyai flange pada satu
ujungnya dan push-on bell satu sambungn jenis mekanikal pada ujung yang lain. Tee dengan
cabang flange, jika dispesifikasikan, harus berupa ujung-ujung dengan push-on dan ujung pipa
cabang dengan flange. Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari
bahan bitumen, yaitu coal tar atau aspheltic base, yang mempunyai ketebalan kering tidak
kurang dari 0,3 mm. Permukaan dalam dari fitting tersebut harus dilapisi exposy atau coal tar
exposy yang dipakai untuk lining harus dari bahan yang tepat untuk pipa air minum dan
dilengkapi sertifikat dari instansi yang berwenang (public healyh authorities).
Baut dan mur yang akan dipakai untuk flage dan sambungan mekanikal harus dari baja yang
digalvanis.

1.1.1.5. Pengujian Quality Assurance (Jaminan Kualitas)


Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili unit yang
disuplai sesuai kontrak. Pengguna harus diijinkan untuk mengunjungi tempat pembuatan untuk
menyaksikan test/pengujian tersebut.

1.1.1.6. Pengujian Tekanan Hidrostatis


Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting yang memenuhi standar SNI 06-
2549-1991.
Setiap pipa haris diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian hidrostatis pada tekanan paling
sedikit 42 N/mm

1.1.1.7. Pengujian Lain


Pengujian lainnya seperti flattering test, toksisitas, tekanan terus menerus dan lain-lain harus
dilakuakan sesuai dengan standar yang berlaku.

1.1.1.8. Valve
1. Umum
Penyedia Jasa Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan dan
menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan ukuran yang disebutkan dan
bila mungkin dari jenis atau model yang sama yang dikeluarkan oleh satu pabrik.

SPESIFIKASI TEKNIS -5
Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor dengan huruf
timbul yang dapat menunjukan :
Nama pemilik proyek
Nama atau Merk dagang Pembuatanya
Tahun pembuatannya (97 berarti 1997)
Tekanan kerja
Diameter Nominal
Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bilatidak disebutkan
lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau besi tempa atau jenis sambungan
dari sambungan ulir.
Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1Pipe threads where pressure tight joint are made in
the thread.
Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan flange dan
terbuat dari cast iron/besi tuang.
Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang di spesifikasikan
dan sesuai dengan standard internasional yang diakui. Penyedia Jasa pengadaan harus
menyerahkan perhiungan desain atas permintaan Pengguna Barang.
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh valve harus
dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja maksimal 10 bar dan untuk flange haru
mempunyai dimensi sesuai standar ISO 2531.
Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah jarum jam
dan searah jarum jam untuk penutupan.tanda panah harus tertera untuk menunjukan arah
rotasi untuk membuka atau menutup valve.
Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus di tutup untuk mencegah masuknya benda-
benda asing.
Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan sepert gasket,
mur, baut dan ring untuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%.
Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari flange
valve,mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material bekas dan sudah tergalvanis
dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat dari karet sintetis.
Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada hardwheel,
engkol (crank),T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak menimbulkan kesulitan pada
operator. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan besarnya maksimum torque yang
dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
Coating untuk setiap permukaan logam seperi badan valve,flange, surface box dan lain-lain
yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non toxic coalter epoxy,
enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh Direktur Pengawas.
Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan. Coating dengan
cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan minimum coating setelah kering
400 microns (16 mils). Material yang berkontak dengan air harus dari jenis non toxic
sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh digunakan.
Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6 (enam) set untuk setiap
jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa Indonesia.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang menerangkan bahw
setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta dalam spesifikasi ini.

2. Gate Valve
Billa tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve yang
ditawarkan adlah gate valve dari jenis Non Rising Stem
Valve harus memenuhi standar Gate Valve For Water and Other Liquids (AWWA C 500) atau
standar internasional lain yan sama atau lebih tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk
tekanan kerja.
Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan kunci T (tee Key)
minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20 buah yang seukuran.

SPESIFIKASI TEKNIS -6
Tee key tersebut dilengkapi dengan pendongkelan tutup surface boxlstreet cover dan terbuat
dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle maka material
tersebut dibuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk melindungi
extension spindle tersebut dari urugan tanah.
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabua atau bahan dengan
kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi ( iron body) dengan dudukan dari logam perunggu,
tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid wedge gate). Valve harus
cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak ( vertical mounting). Valve harus dirancang
untuk saluran air yang bebas hambatan yang mempunyai diameter tidak kurang dari
diameter nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan valve seperti telah di
spesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak boleh
kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes atau bahan
lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari hemp atau jute (rami) tidak
boleh digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas persetujuan Pengguna Barang dan
seal ini harus terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikit 1 (satu) buah
ditempatkan diatas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalama keadaan tekanan
kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan terhadap
kerusakan yang diakibatkan beban lalulintas yang padat. Tutup harus disertakan pada surface
box tersebut dan diberi cetakan .. pada bagian atasnya.
Joint antara tutup dan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan baut.
Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan sudah dicoating
dengan anti karat.
Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).

3. Katup Udara (Air Release Valve)


Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal sebagai berikut
a. Dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
b. Dapat memasukan udara selama penggelontoran.
c. Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
d. Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan
e. Aman terhadap vakum.
Seluruh air valve dengan standar flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap dengan mur, baut
ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan pada uraian pekerjaan.
Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari ebonit, stainless steel
atau Acrynolitrie Butediene Steel.
Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainless steel, bronze atau ABS.
Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak menunjukan
gejala kebocoran.
Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara terpisah untuk
setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve) denagn spesifikasi sebagai
berikut:
a. Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductle iron dengan rubber seal, disc, valve
shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti Standard for Rubber Seated
Butterfly Valves (AWWA Designation C 504) atau standard Internasional lain yang
disetujui yang sama atau lebih tinggi kualitasnya darii yang disebutkan.
b. Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90 o dari posisi terbuka
penuh sampai tertutup, sumbu perputaran valve harus horizontal.

SPESIFIKASI TEKNIS -7
c. Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan standard
AWWA C 504.
d. Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan perbaikan.
e. Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus dapat mengunci
sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak mengakibatkan piringan perpindahan
dari tempatnya semula.
f. Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bilatertutuprapat) sama
dengan rate tekanan pada pipa.
g. Seluruh valve harus mengikuti spesifikasi ini dan harus dapat membuka atau menutup
bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
h. Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti Spesification for Desigation
iron casting for valves, Flanges and Pipe Fitting Kelas B (ASTM Designation A 126) atau
ductile iron (ASTM 536), flange harus mengikuti standar JIS-82213.

Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasidi bawah ini yang tegantung pada ukuran pipa
yang dipasang.

Ukuran pipa Diameter Nominal AirValve


Tipe Air Valve
(mm) (mm)
300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice 25 mm dan lebih kecil
Kecil / tunggal
350 dan lebih besar Tipe dengan dua orifice atau 75 mm dan lebih besar
kombinasi

1) Tipe air valve dengan lubang / orifice kecil


Air valve dengan lubang kecil di desain untuk pengoperasian secara otomatis yang akan
mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan pada saat aliran air dalam penuh.
2) Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi
Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesai untuk dioperasikan secara otomatis,
sehingga akan :
a. Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer, dan menampung
banyak udara selama operasi pengurasan saluran pipa.
b. Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air dala kondisi tekanan rendah,
mengisi badan valve selama operasi pengisian.
c. Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara tinggi, dan
d. Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air penuh dalam pipa.

4. Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut ball valve. Ball
valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini dikondisikan untuk tekanan kerja
sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) dan memiliki ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe
non-lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk badan valve dan bola, stainless steel
dengan dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus diberi penguat dari teflon dan mudah
diganti dilapangan tanpa menggunakan alat khusus. Tangkai/stem harus dibuat dari stainless
steel. Teflon penguat digunakan untuk packing stem yang mudah diatur dan mudah diganti
tanpa memindahkan valve dari jalur pipa pada saat kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi
dengan kunci dan ductile cast iron pada tiap operasi.

5. Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilent facedeccentric dengan badan valve
yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus dilapisi dengan chloroprene
(neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air. Valve juga dilengkapi dengan heavy duty
prelubricated bearing dari stainless steel atau perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin O atau multiple

SPESIFIKASI TEKNIS -8
Buna N Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus dapat dipasang
tanpa harus melepaskan bagian valve.

6. Check Valve
Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis swing Check Valve / Klep tabok
dengan sambungan flange.
Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang dapat dibuka sewaktu-waktu
bila diperlukan.
Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat menunjukan
merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya, besarnya diameter, tekanan kerja dan arah
aliran air.
Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic rubber yang berkualitas baik.
Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm 2
Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan, dudukan cicincin
dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk perbaikan harus mudah diambil,
mudah dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan peralatan khususatau harus
memindahkan valve dari jalurnya.
Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau vertikal dengan aliran
keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah aliran bersih (a net-flow
area) tidak kurang dari diameter nominal pipa dan ujung flange.

7. Gate Valve Perunggu (Bronze)


Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011 atau ketentuan lain
yang disetujui. Tekanan kerja besarnya 0,98 Mpa (10.0 kg/cm 2). Valve harus dilengkapi
dengan roda pemutar dan ujung berulir (sekrup).
Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan yang terbuat dari perunggu,
sekrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge (baji), sekrup dalam dan
tangkai pengungkit.
Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pad JIS H 5111 kaelas 6
atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari 196 N/mm 2 (20 kg/mm2).
Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari uninganyang
mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga yang mempunyai daya rentang
tidak kurang dari 314 N/mm2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai
spesifikasi di atas.

6.2. PERSIAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA


6.2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Kontraktor harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, bahan serta
memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang baik,
termasuk sambungan ke pipa induk yang ada, pengujian, penggelontoran (flushing), disinfeksi jalur
pipa dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyatratan
yang ditetapkan dalam spesifikasi teknis ini.
Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan sesuai dengan cara
yang telah digunakan untuk bidang teknis yang bersangkutan di Indonesia dan menurut perintah
Direksi.
Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau daerah sekitarnya
disimpan oleh pemilik dan Kontraktor akan diijinkan menelitinya di kantor proyek. Semua penjelasan
dalam persyaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu berpedoman pada standar yang
umum di pakai di Indonesia. Semua standar yang digunakan menggunakan Standar Nasional
Indonesia (SNI). dalam hal belum diatur dalam SNI, standar yang digunakan merujuk pada:
AISI : American Iron and Steel Institute
ANSI : American National Standard Institute

SPESIFIKASI TEKNIS -9
API : American Petrolium Institute
ASTM : American Society of Testing Material
AWWA : American Water Worl Association
DIN : Deutsche Institut fur Norming
IEC : International Electronical commsion
ISO : International for Standarization Organization
JIS : Japanese Industrial Standard
KIWA : Dutch Institute for the Testing of Water Supply Material
NEMA : National Electrical Manufactures Assosiation
PBI 71 : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971
SNI : Standard Nasional Indonesia

6.2.2. PENYERAHAN GAMBAR KERJA DAN GAMBAR PELAKSANAAN


Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserhakan utuk disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan
dimulai.
Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan ( as-built) yang digambar dengan skala yang sama
dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan tersebut harus diserahkan selama
pekerjaan berlangsung maupun setelah penyelesaian pekerjaan.
Gambar tersebut memperlihatkan semua perlengkapan pipa (fitting/accessories) perubahan lain
seperti pada arah jalur pipa, ruang valve (katup), lubang control ( manholes) ukuran pipa atau
sejenisnya. Kesemuanya harus diperlihatkan dengan adanya pengikatan terhadap muka tanah pada
bangunan permanen.

6.2.3. TANDA PAPAN NAMA


Kontraktor harus menyediakan memasang dan memelihara sejumlah tanda atau papan nama yang
diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Tanda atau papan nama tersebut nama pemilik dan Kontraktor; nama proyek; dan juga lokasi yang
menunjukan jalur pemasangan pipa dan perkiraan lama pekerjaan dan juga perubahan arus lalu
lintas dan sebagainya, semua dimaksud sebagai informasi kepada masyarakat luas.
Papan nama harus dpasang di tempat yang telah ditentukan oleh Direksi. Pada saat penyelesaian
pekerjaan papan nama tersebut harus disingkirkan.

6.2.4. RAMBU-RAMBU LALU LINTAS


Dimana yang dipandang perlu, Kontraktor harus menyediakan rambu-rambu (tanda-tanda) untuk
keperluan lalu luntas yang dilewati. Rambu-rambu tersebt harus jelas untuk menjamin keselamatan
lalu lintas.
Bila pekerjaan harus memotong/menyebrangi jalan jalan yang sibuk, Kontraktor harus melakanakan
secara bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.
Biaya yang diperlukan untuk keperluan-keperluan tersebut, diatas harus sudah termasuk dalam
kontrak.

6.2.5. SUMBER TENAGA DAN PENERANGAN


Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan melakukan pengaturan untuk pemakaiaan
tenaga listrik serta penerangan yang perlu bagi pelaksanaan pekerjaan. Harus tersedia cukup
penerangan sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan secara wajar bila keadaan kurang cukup
sinar matahari atau/pada saat malam hari.

SPESIFIKASI TEKNIS -10


6.2.6. TRASE DAN ELEVASI PIPA
6.2.6.1. Biaya pekerjaan Pemasangan Pipa
Instansi yang berwenang atau Direksi, akan memeriksa trase dan elevasi (ketinggian) jalur pipa pada
gambar dan akan mematok (stake out) trase tesebut dilapangan. Kontraktor harus membayar
sejumlah biaya untuk pemeriksan dan pematokantersebut kepada instansi yang berwenang.

6.2.6.2. Tanggung Jawab Kontraktor


Kontraktor harus bertanggung jawab agar persyaratan dasar untuk pipa induk diletakan dan dipasang
pada jalur dan keinggian yang ditetapkan dan dengan fitting, valve dan saluran pembuang pada
lokasi yang ditentukan. Untuk maksud ini, Kontraktor harus diminta membuat patok pekerjaan atau
titik referensi atas biaya Kontraktor sendiri.

6.2.6.3. Penyimpangan Akibat Bangunan Lain


Apabila ditemukan hambatan yang tidak terlihat dalam rencana dan mempengaruhi pekerjaan
sedemikian rupa, sehingga diperlukan perubahan rencana, maka pemilik berhak untuk merubah
rencana tersebut.
Jika menurut Direksi terjadi perubahan dalam rencana, yang menyebabkan perubahan Volume
Pekerjaan yang dikerjakan oleh Kontraktor, maka perubahan Volume Pekerjaan tersebut akan
dikerjakan sesuai dengan pasal yang berkaitan dengan hal tersebut dalam persyaratan umum.

6.2.6.4. Kedalaman Pipa


Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah ditentukan atau
sebagaimana diminta direksi.

6.2.7. JALAN SEMENTARA


6.2.7.1. Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan kontrak, Kontraktor
harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan dibawah ini.Kontraktor harus menyelidiki keadaan
tanah sepanjang jalur, pekerasan, jalan sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang
kondisi daerah pada musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi yang diperoleh,
Kontraktor harus memulai pengukuran topografi berdasarkan gambar perencanaan dan dibawah
pengarahan Direksi.
Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai berikut:
a. Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa tersebut. Survei ditujukan
untuk menetapkan posisi tepat trase jalur pipa. Kontraktor harus memperhatikan saran dan
arahan dari instansi yag berwenang atau Direksi, karena trase mungkin telah ditetapkan
berdasarkan Rencana Tata Kota.
b. Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran dinding,
pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain yang diperluas harus dilaksanakan sebelum
dimulainya pekerjaan pemasangan pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan bahan untuk membuat
jalan sementara sebagaimana telah ditentukan.

6.2.7.2. Pembuatan Jalan Sementara


Pembuatan jalan sementara apabila menurut Direksi diperlukan, harus diatur dengan baik sebagai
berikut:
a. Bila tidak ditetapkan lain oleh Direksi, pengupasan muka tanah yang dengan kedalaman tidak
berkurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai petunjuk Direksi.
b. Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah tanah merah atau yang sejenis sesuai
persetujuan Direksi yang dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,5 m.
c. Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang dipadatkan dengan baik
dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi dengan kerikil.

SPESIFIKASI TEKNIS -11


d. Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan minimum tidak kurang
dari 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai selesainnya pekerjaan. Jika diperlikan
perbaikan, Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan tersebut.

6.2.7.3. Pekerjaan Perbaikan Kembali


Setelah penyelesaian pemasangan pipa, bila diperintahkan oleh Direksi, jalan sementara tersebut
harus dibongkar dan dikembalikan seperti keadaan semula.
Semua bahan yang tersisia harus dibuang, lapisan tanah atas harus dikembalikan menutup lokasi
pekerjaan semula.
Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki secara memadai, sampai serupa
keadaan semula.

6.3. PEKERJAAN TANAH DAN PERBAIKAN KEMBALI PERMUKAAN


6.3.1. UMUM
Dalam bagian ini, Kontraktor harus menyediakan peralatan, tenga kerja, peralatan dan bahan yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang baik untuk bangunan dan jalur
pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti pembongkaran; penggalian; penimbunan;
pembongkaran bahan pengurugan kembali; pemilihan bahan untuk pengurugan dan pelapisan dasar;
penurapan dan penopangan; peralatan, pemindahan pagar dan perbaikan kembali; cara perlindungan
lokasi; perbaikan permukaan; lubang pengujian (test pit); akomodasi lalu lintas dan pemeliharaan
perkerasan; perlindungan harta benda; bangunan yang ada dan lansekap dan semua peralatan kerja
sesuai dengan dokumen kontrak dan memungkinkan diperintahkan oleh Direksi.

6.3.2. PEMBERSIHAN DAN PENGUPASAN


Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau melakukan pengurugan.
Pembersihan dan pengupasn berupa membersihkan akar-akar, tonggak, tumbuhan, perkerasan, jalur
pejalan kaki dan hambatan apapun dipermukaan yang perlu disingkirkan secara permanen atauuntuk
sementara waktu dan semua itu terdapat di area yang akan digali.
Tidak ada pohon yang boleh ditebang, dirusak atau diganggu oleh Kontraktor tanpa persetujuan
Direksi.
Semua kotoran, buangan, tumbuhan dan bahan bongkaran seluruhnya harus disingkirkan dari lokasi
pekerjaan dan dibuang oleh Kontraktor dengan cara yang baik, kecuali bagi bahan atau bangunan
yang akan disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya kan dipasang dan diperbaiki kembali
seperti semula.
Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan anatinya akan dipasang dan
diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.

6.3.3. PENGERINGAN (DEWATERING)


Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan pengeringan serta membuang air
yang masuk kelubang galian maupun pada bagian pekerjaan lainnya dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan yang kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa atau beton
yang dietakan dalam air kecuali dengan persetujuan Direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar kerusakan harta benda dan gangguan
terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika Kontraktor memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus mendapat persetujuan
Direksi terlebih dahulu.
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan atau yang lalu
lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah dilihat dan terbaca dengan
jelas.

SPESIFIKASI TEKNIS -12


6.3.4. PENGGALIAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE) DAN LUBANG
PENGUJIAN (TEST PIT)
Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi tepat bangunan
bawah tanah dapat di tentukan.
Kontraktor harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan bangunan tersebut bila pecah atau
rusak karena kelalaiannya.
Apabila, menurut pemikiran Direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan bangunan bawah
tanah yang ada, Kontraktor harus melakukan pencarian tersebut atas biayanya sendiri dan menurut
petunjuk Direksi.
Bila diperintahkan oleh Direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, Kontraktor harus menggali
lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.
Disamping itu Kontraktor harus menggali lubang pengujian yang cukup untuk menetapkan tempat
utilitas bawah tanah bila hal itu memang diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam
melintasi utilitas tersebut.
Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dengan jarak yang cukup di depan
jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.

6.3.5. PENGGALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN

6.3.5.1. Umum
Sebelum penggalian, Kontraktor harus menyingkirkan semua benda permukaan, menyimpan,
menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang nantinya mungkin diperlukan untuk
perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan.
Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi, semua permukaan yang terkena pekerjaan Kontraktor pada alur
penggalian dan pada daerah kerja lainnya harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula atau
dalam keadaan yang lebih baik. Setelah perbaikan kembali, Kontraktor harus memeriksa secara
bulanan cekungan yang terjadi sepanjang jalur penggalian akibat penurunan, dan hal ini harus
diperbaiki sampai pada ketinggian sebelumnya.

6.3.5.2. Daerah Lansekap / Pertamanan


Pada daerah lansekap yang ada, Kontraktor harus menyingkirkan semua benda permukaan,
menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, agar tanaman, semak belukar atau bagian lansekap
yang mungkin dapat rusak selama pemasangan jalur pipa, untuk perbaikan kembali daerah tersebut
nantinya.
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan menuntut
penebangan pohon untuk pemasangan pipa, Kontraktornya sebelumnya harus mendapatkan ijin
pohon dari pemilik atau instansi terkait yang memeliharanya dan melaporkannya padaDireksi. Semua
biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya kompensasi ditanggung oleh
Kontraktor sendiri.

6.3.5.3. Daerah Berumput


Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah dari bahan galiannya,
dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada kedalaman terpadatkan yang sama dengan
kondisi semula.
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan rusak karena
terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama berlangsungnya pekerjaan konstruksi
dan diletakan kembali setelah penyelesaian urugan.
Bilamana karena pekerjaan Kontraktor, tanah berumput menjadi rusak untuk diletakan kembali
seperti semula, Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan tanah berumput baru atau dengan
cara lain, memupuk, menyiangi, dan memelihara area tersebut sampai didapatkan tunas baru.

SPESIFIKASI TEKNIS -13


6.3.5.4. Daerah Berbatu
Pada daerah yang berbatu, Kontraktor harus menyediakan peralatan yang sesuai untuk menggalinya.
Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan bila dalam gambar rencana ada pipa yang
ditanam di bawah batu, maka apabila Direksi mengijinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja
yang diletakan diatas tanah berbatu tersebut.

6.3.5.5. Daerah Persawahan / Perkebunan


Untuk pemasangan di daerah persawahan / perkebunan, Kontraktor sebelumnya harus mendapatkan
ijin dari pemilik. Biaya kompensasi yang diperlukan ditanggung oleh Kontraktor sendiri. Bila melewati
saluran-saluran air (irigasi), harus diusahakan tidak menganggu pengairan sawah dan tidak merusak
saluran irigasi tersebut.

6.3.5.6. Jalan Batu Dan Bahu Jalan


Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang diperkeras harus diganti dengan
batu sebagaimana yang telah ditentukan.

6.3.5.7. Jalan Yang Diperkeras


Perbaikan kembali jalan yang diperkeras harus sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar atau
sesuai dengan ketentuan dinas pekerjaan umum setempat.

6.3.5.8. Jalur Pejalan kaki


Jalur pejalan kaki harus diganti sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar.

6.3.5.9. Bingkai Trotoar dan Saluran Tepi Jalan


Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama sedemikian pula
permukaannya harus kembali seperti keadan semula. Semua pemotongan beton harus pada garis
potongan yang terdekat bila tidak maka perlu digunakan alat pemotong.

6.3.6. PENGGALIAN
Bagian berikut yaitu PENGGALIAN harus digunakan bagi pekerjaan semua pemasangan dan
penyambungan jenis pipa.

6.3.6.1. Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula semua
hambatan yang akan mempengaruhi semua pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Penyingkiran
bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan dan yang diperlihatkan dalam gambar rencana
ataupun yang diminta oleh Direksi.
Batu dan bahan galian lainnya yang di klasifikasikan oleh Direksi sebagai yang tidak sesuai untuk
pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara semua pendukung dan penopang yang
mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua pemompaan, pengeringan atau cara lain
yang disetujui untuk penyingkiran atau pengeringan air, termasuk penanganan terhadap air hujan
dan air limbah. Yang berasal dari berbagi sumber yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya
kerukasan pada pekerjaan maupun kepemilikan yang berada didekatnya.
Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami bahaya dari tanah
yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan penurapan/penopangan, yang membuat
sudut galian yang aman atau cara lainnya.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan lain-lain, yang perlu
untuk melindungi pekrja, mencegah pergerakan tanah yang dapat menyebabkan musibah,
tertundanya pekerjaan maupun membahayakan bangunan yang ada disekitarnya.

6.3.6.2. Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada


Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi bangunan, utilitas, tiang
listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang ada. Di daerah dekat fasilitas atau jalur pipa

SPESIFIKASI TEKNIS -14


gas dan bahan bakar, Kontraktor harus melakukan tindakan pencegahan guna menghindari
kemungkinan pecah, gangguan, atau menyebabkan kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut.
Lebih lanjut Kontraktor harus menjaga dan memperhatikan pada kemungkinan adanya uap bahan
bakar dan gas yang mungkin merembes ketanahatau telah terganggu selama penggalian dan
pemasangan jalur pipa.

6.3.6.3. Penggalian Tanpa Ijin


Kontraktor tidak diperkenankan menggali diluar jalur dan ketinggian yang ditujukan dalam gambar,
kecuali diperintahkan oleh Direksi. Penggalian tanpa ijin harus diurug kembali dengan bahan yang
sesuai sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Bilamana menurut keputusan Direksi, penggalian yang tidak diijinkan tersebut memerlukan
penggunaan beton tumbuk atau batu pecah, Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan
bahan tersebut dengan baik.

6.3.6.4. Galian Terbuka


1. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan kedalaman yang
diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan perletakan pipa sebagaimana yang
diijinkan oleh Direksi dan / atau persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen pekerjaan
Umum. Galian terbuka tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan agar
pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.
2. Lebar Galian Terbuka
Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan disambung dengan
baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan sebagaimana yang telah ditentukan.
Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan penopang lainnya, maupun
penanganan khusus lainnya.
3. Lubang Galian Untuk Penyambungan
Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi penyambungan agar
sambungan dapat dilakukan dengan baik.
4. Panjang galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang diijinkan Direksi.
Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter didepan perletakan pipa terakhir.
Bilamana diperlukan oleh Direksi, penggalian dan pengurugan harus dilakukan dalam 24 jam,
atau galian harus di urug penuh diakhir hari kerja setiap hari atau ditutupi dengan pelat baja
yang ditopang dengan cukup aman serta mampu menahan beban arus lalu lintas kendaraan.
5. Galian Terbuka dan Jarak Pipa
Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana yang diperlihatkan
dalam gambar standar agarmemberikan dukungan yang menerus dan seragam dan menopang
pipa pada tanah yang pada tak terganggu pada setiap titik diantara lubang galian sambungan.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus di urug kembali
secara merata sebagaimana diperintahkan oleh Direksi sampai pada kedalaman yang
ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang disetujui serta dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai peralatantangan
(manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar memberikan
jarak bebas palingsedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa dan fitting untuk pipa dengan
diameter 600 mm atau lebih kecil dan 20 cm untuk pipa dan fitting dengan diameter lebih
besar 600 mm.
6. Penggalian Tanah yang kondisinya Buruk
Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang kurang baik seperti
abu, bahan sampah dan lain-lain dan atas keputusan Direksi bahantersebut harus
disingkirkan,Kontraktor harus menggali dan menyingkirkan bahan tersebut.

SPESIFIKASI TEKNIS -15


7. Penopangan dan Penurapan
Galian tanah lebih dari 1 meter harus di ditopang dan diturap sehingga galian tidak gugur /
runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga permukaan jalan dan bangunan
lainnya sebagaimana ditunjukan dalam gambar kondisi tanah, lalu lintas atau yang
diperintahkan oleh Direksi.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga diluar turap, tetapi jika terjadi
rongga rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan. Sebelum memasang penopang dan
turap, Kontraktor harus memberitahu lokasi galian dengan turap dan penopang beserta denagn
jadwal pelaksanaanya untuk mendapat persetujuan dari Direksi.
Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan Direksi, galian terbuka diperkerasan sepanjang jalan
utama dan atau jalan strategis harus dilakukan dengan penurapan dan penopangan. Semua
penopangan dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan dengan hati-hati tanpa
membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas yang ada, atau kepemilikan yang
berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi kembali dengan pasir
dan dipadatkan dengan cara penumbukan menggunakan alat yang sesuai dengan
membasahinya atau dengan cara lain yang diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan Kontraktor secara tertulis setiap saat selama pekerjaan
berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan lain-lain, untuk ditimbun pada
saat pengurugan dengan tujuan mencegah kerusakan bangunan, utilitas dan kepemilikan.
Hak Direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain ditinggalkan /
dibiarkan ditempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban di pihak Direksi untuk
mengeluarkan perintah seperti itu, dan kegagalan melaksanakan hak seperti itu tidak
mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap kerusakan yang terjadi pada pihak ketiga
yang diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalm pekerjaan sebai akibat tidak
ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah longsor atau bergeraknya tanah.
8. Penimbunan Bahan Galian
Kontraktor harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa sehingga tidak terjadi
penimbunan bahan galian di jalan utama maupun jalan nasional. Bahan hasil galian dapat
dibagian jalan lain dengan syarat menggunakan kotak penampung tanah galian agar tidak
menghambat arus lalu lintas.
Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau dibuang dengan cara
yang disetujui Direksi dan jauh dari jalan.
Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh Direksi, Kontraktor harus mengangkut bahan
galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri.

6.3.7. URUGAN
Bagian berikut mengenai URUGAN harus diterapkan untuk semua jenis pekerjaan pemasangan dan
penyambungan pipa.

6.3.7.1. Umum
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua bahan untuk
mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya. Urugan tidak boleh
dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa bahan yang terpilih.
Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar, tetapi menurut pendapat Direksi harus
digunakan di beberapa bagian pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan dan mengurug dengan pasir
atau kerikil sebagaimana ditentukan dan diperintahakan oleh Direksi. Urugan harus dikerjakan setelah
semua pipa terpasang, diperiksa dan disetujui Direksi.

6.3.7.2. Bahan Urugan


Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan untuk urugan
ditentukan sebagai berikut :
1. Bahan Terpilih

SPESIFIKASI TEKNIS -16


Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat yang tidak
mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak melebihi 5 cm dalam bentuk apapun
dan juga tidak mengandung bahan organic seperti rumput, akar, semak atau tumbuhan lainnya,
dan tidak bersifat mengembang (non exersive nature).
2. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga sedang, tidak
bergumpal dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah atau bahan lainnya yang menurut
Direksi dapat ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10 berat bahan
keseluruhan.
3. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memeliki partikel yang kuat berbutir
halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan tidak mengandung batu besar atau
batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak terpakai / buangan atau bahan
yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya. Bahan tersebut tidak boleh mengandung
tanah liat, lempung dan tidak boleh berguimpal.

6.3.7.3. Urugan Pada galian


1. Lapisan Alas
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar.
Bahan bagi lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk lapisan dengan ketebalan
tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat atau cara lain yang disetujui
Direksi pada kepadatan kering maksimum 95 %.
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan sebagai pengganti pasir pad
tempat yang dianggap perlu dan yang diperintahkan untuk dilakukan oleh Direksi.
2. Urugan di Bawah Pipa
Semua galian di urug kembali dengan pasir atau bahan lain yang disetujui, dengan tenaga
manusia mulai dari lapisan pasir alas hingga garis tengah pipa, diletakan secara berlapis dengan
ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat pada ketebalan kering
maksimum 95 %.
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian masing-masing sisi pipa,
dan perlengkapan lainnya secara menerus.
Dalam hal pipa ductile cast iron, dari garis tengah pipa ke permukaan, dalam Urugan Sampai
Permukaan harus diterapkan bagi pengurugannya.
3. Urugan Diatas Pipa
Pada garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai pada kedalaman 10 cm diatas pipa baja
(steel), galian harus diurug dengan peralatan tangan (manual) tau cara mekanis lainnya yang
telah disetujui.
Bahan dan car pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam gambar rencana, dan
ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm dan dipadatkan dengan
tongkat pemadat dengan ketebalan kering maksimum 95 %.
Dalam pipa polyvinyl chloride, galian harus diurug dengan tang (manual) atau cara mekanis
yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas pipa PVC dan tidak merusak pipa.

6.3.8. PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN


Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu, pengujian pemadatan dapat
dilakukan oleh Direksi, menggunakan prosedur pengujian yang ditetapkan dalam ASTMD-1556.
Referensi kepadatan tanah maksimum harus ditentukan menggunakan standar compassion test ASTM
D-698. Pengujian dapat dilakukan dalam zona pipa, dan diatas zona pipa.

SPESIFIKASI TEKNIS -17


6.3.9. PERLINDUNGAN TERHADAP LERENG SUNGAI , SALURAN DAN SELOKAN
Dimana menyebrang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang katup penguras (blow
offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng dengan menggunakan batu
lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna mencegah runtuhnya kemiringan
tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali sebagaimana
yang ditetapkan dalam bagian GAILAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN
Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke dasar kemiringan dan
memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk topografi daerah sekitarnya. Sebagaimana
diputuskan Direksi, pemasangan lapis lindung dilakukan dari bahu hingga kedalam tertentu untuk
mencegah keruntuhanbahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras
berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.
Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain oleh Direksi.
Ketebalan yang disebutkkan diatas, mungkin berbeda sesuai lokasi pekerjaan, yaitu sudut kemiringan,
kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran dan selokan.
Kontraktor harus menyerahkan gamabar kerja sebelum memasang pasangan batu untuk persetujuan
Direksi.
Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau dengan
semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan kerikil yang dipadatkan dengan
ketebalan 20 cm.
Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan Direksi memang diperlukan. Pipa
pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 - 3)m2 pasang batu.
Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan lapangan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

6.4. KONSTRUKSI BANGUNAN KHUSUS


6.4.1. KONSTRUKSI JEMBATAN PIPA
6.4.1.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya yang diperlukan, diluar
yang disediakan atau dipinjamkan oleh pemilik untuk pekerjaan konstruksi jembatan pipa
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan/atau ditentukan disini.
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan fleksibledan/atau
fitting yang digunakan untuk hubungan fleksibel sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alignment jembatan dan jalur pipa, diperlukan bentang
transisi guna menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan harus dilaksanakan
sesuai dengan perintah Direksi sesuai dengan kondisi lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan setelah
penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan Direksi.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan benar sesuai dengan
ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam spesifikasi teknik ini.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang diperlihatkan dalam
gambar dengan melakukansurvey sendiri di lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, dan membantu pemilik
mendapatkan ijin dari instansi pemeritah yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini.

6.4.1.2. Gambar Kerja dan Jadwal Pelaksanaan


Kontraktor berdasarkan pemeriksaan lapangan dan peta geologi tersebut, harus menyusun jadwal
pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang memperlihatkan semua ukuran, rincian pipa,
bangunan bawah (abutment), pilar, pancang, pekerjaan sementara termasuk penurapan, perancah
dan lain-lain, perbaikan kembali atau, membuat lapis lindung (revetment) pada sungai atau saluran
dimana diperlukan, termasuk perhitungan yang diperlukan serta menyerahkannya kepada Direksi
untuk persetujuannya, sebelum memulai pekerjaan pembangunannya.

SPESIFIKASI TEKNIS -18


Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih rendah, air
ditambahkan dengan cairan disinfektan yang sudah disediakan oleh pemborong dengan car
dipompakan melalui lubang berdiameter kecil diujung pipa bor.
Volume air dang jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian sehingga air yang
dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg khlorin per liter.
Jika air ini masih mengandung khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka harus dicuci dengan air
sampai air yang dikeluarkan tidak mengandung khlorida yang berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikelurakan tidak mengandung khlorin setelah periode selama 24 jam dalam
pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi. Sebelum pemberian desinfektan pada tiap
bagian pipa dengan cairan yang mengandung khlorin diatas, pemborong harus mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi tenaga ahli untuk menggunakannya.

DISINFEKSI PIPA
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan maka terlebih dahulu harus
dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang ada dalam pipa dan membersihkan pipa dari
kuman-kuman penyakit dengan larutan desinfektan.

6.4.1.3. Perancah
Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungaiatau saluran dengan lebar
yang cukup agar dapat meletakan, menyambung, mengelas dan mengecat pipa dan membuat pipa
denganaman dan efisien.
Tindakan khusus harus dilakukan dalam perencanaan dan membangun perancah di lokasi jembatan
dimana pendirian pilar termasuk kedalam pekerjaan, sehingga dapat menopang dengan baik atau
mendukung berat peralatan pancang dan tekanan atau kejutan dari pelaksanaan pancang.

6.4.1.4. Konstruksi Bangunan Bawah


Kontraktor harus menyediakan turap/atau perlengkapan kedap air untuk pembuatan bangunan
bawah, sehingga dapat dilaksanakan dalam kondisi kering dan aman.

1. Pondasi
Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan atau yang
diperlihatkan dalam gambar.
a) Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah dilapangan sebagaimana
diminta oleh Direksi, sesuai dengan standard yang disetujui, bilamana penggalian dilakukan
hingga gradien yang direncanakan sebagaimana terlihat dalam gambar. Pembuatan lantai kerja
dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan sebelum diperoleh persetujuan dari Direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan pasir atau batu
pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaiman diperlihatkan dalam gambar
atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan makasimum 15 cm dan
dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali sebagaiman disetujui oleh Direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian yang direncanakan
sebagaimana dijelaskan diatas untuk memenuhi kapasitas daya dukung.
Ketebalan tanah akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga diperoleh
tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gardien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan Direksi tidak sesuai
untuk pondasi, Kontraktor harus menggali lebih dalam lagi dibawah gradien tersebut
sebagaimana diperintahkan Direksi.
b) Pondasi Pancang
Semua pancang harus harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang diperlihatkan
dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya.
Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa, dan disetujui oleh Direksi. Kepala pancang
direncanakan sebagai sendi harus disisipkan kedalam bangunan bawah sedalam 10 cm.

SPESIFIKASI TEKNIS -19


2. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi, Kontraktor harus
menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan pada gambar dan sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan dalam bagian selanjutnya, yaitu pekerjaan beton.
Harus digunakan beton kuat tekan karakteristik minimum 175 kg/cm.
Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi tulangan dengan cara yang
disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi selama pengecoran beton.

6.4.1.5. Konstruksi Pilar


Pilar terdiri dari pasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton. Berkaitan dengan
pancang yang dipancang disungai atau saluran, Kontraktor harus memilih secara teliti cara dan
peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.
Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang cukup
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaiaan pekerjaan, semua bahan yang
digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja sementara dan lain-lain, harus
disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.

6.4.1.6. Konstruksi Bangunan Atas


Kontraktor harus menggunakan bekisting yang kualitasnnya untuk beton expose dan peralatan water
stop untuk penyambungan antar dinding.

6.4.1.7. Pemasangan Pipa


Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa fitting dan coupling sesuai dengan
jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam gambar.
1. Anti Lendutan (cambering)
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting lengkung.
Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan pancang bentang di bagian garis tengah
bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci bahan pipa dan
juga garis pemotongan dari sudut masing-masing pipa untuk anti lendutan dan harus
menyerahkan ke Direksi untuk persetujuannya setelah pekerjaan pemasangan pipa.
2. Pendukung Berbentuk Cincin (ring support)
Fixed Type Ring Support yang ditunjukan dalam gambar harus dianggap pendukung berbentuk
cincin yang di pasang di bantalan pilar.
Sliding Type Ring Support harus dianggap sebagai pendukung berbentuk cincin yang didapat
digeser secara horizontal di bantalan pilar ke sumbu dalam pipa.
Pendukung harus terbuat dari baja yang memenuhi standard yang ditentukan Direksi atau
dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang memnuhi standard
yang sesuai seperti tersebut diatas. Pendukung berbentuk cincin harus dilas merata melingkari
pipa baja.
3. Pengujian Pengecatan
(a) Umum
Semua sambungan yang di las pada jembatan pipa harus diuji secara radiografi sebagaimana
dinyatakan dibawah ini.
Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam (interior), sambungan las, dan
permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.

(b) Pengujian Radiografi untuk Hasil Pengelasan


Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan pengujian radiografi hasil pengelasan.
Pengujian radiografi harus dilakukan penguji yang mampu, memiliki pengalaman dan kualifikasi
yang cukup untuk pekerjaan pengujian.

SPESIFIKASI TEKNIS -20


Kontraktor harus menyerahkan pengalaman dan kualifikasi yang dimilikinya untuk persetujuan
Direksi. Semua pelaksanaan pengujian harus dikerjakan dan dihadiri oleh Direksi atau Wakilnya.
Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai JIS Z 3104 Method of Radiografic Test and
Clasificataion of (Radiographs) cara pengujian radiografi dan klasifikasi radiograf untuk
pengelasan baja, atau standar lain yang dapat diterima oleh Direksi.
Hasil pengujian radiografi diklasifiksikan dalam standar sebagai berikut :

Kelas 1 2 3
Tingkatan 1 sampai 4 1 sampai 4 Tidak ada tingkatan

Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai tingkat 3 dan kelas 2, tingkat
1 sampai 3.
Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain dari pada yang disebutkan diatas,
Kontraktor harus mengulas dan menguji ulang atas beban biaya sendiri sampai hasil yang
diperoleh diterima oleh Direksi.

(c) Lapisan Pelindung Luar dan LapisanPelindung Dalam


Semua pipa baja yang terekpos, fitting, sambungan dan pipa yang akan di pendam dalam
tanah harus dilindungi sesuai dengan yang dicantumkan dalam Bab III butir 8.4. LAPISAN
PELINDUNG LUAR DAN LAPISAN PELINDUNG DALAM.

6.4.2. PERLINTASAN DENGAN JALAN KERETA API


6.4.2.1. Umum
Perlintasan Jalur Pipa dengan Jalan Kereta Api harus dikerjakan oleh Kontraktor.
Gorong-gorong jalur pipa dan lubang control di kedua sisi jalur jalan kereta api (KA) akan dikerjakan
oleh Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA).
Kontraktor harus membayar kepada PERUMKA semua biaya yang diperlukan bagi pembangunan
tersebut termasuk pajak bila memang dikenakan.
Waktu kerja bagi Bangunan Perlintasan dengan Jalan Kereta Api sesuai dengan perintah Direksi atau
PERUMKA.

6.4.2.2. Pemasangan Pipa


Setelah PERUMKA membuat gorong-gorong, Kontraktor harus memasang pipa dan valve sesuai
dengan butir-butir yang relevan dalam ketentuan ini.
Pondasi dan penopang pipa harus disediakan dalam gorong-gorong sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar dan oleh sekeliling pipa yang menembus dinding lubang kontrol harus diisi dengan semen
yang tidak mengerut.

6.4.3. PEKERJAAN PENEMBUSAN PIPA (PIPE DRIVING WORK)


6.4.3.1. Umum
Bahan pipa untuk pekerjaan penembus pipa disediakan olehpemilik bila pipa induk berdiameter 700
mm atau lebih besar, tetapi bila berdiameter 600 mm atau lebih kecil, bahan pipa untuk penembusan
harus digunakan sebagai selubung (casing) dan harus disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, bahan, perkakas dan peralatan, kecuali yang ditetapkan
dalam BAGIAN SYARAT KHUSUS dan keperluan lain guna melaksanakan pekerjaan penembusan pipa
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan/atau ditetapkan di sini.
Sebelum pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus harus menyelidiki struktur lapisan bawah yang ada,
utilitas dan sumur yang berada di sekitar lokasi pekerjaan supaya tidak merusak fasilitas tersebut
selama tahap pembangunan.
Sebelum, selama dan setelah berjalannya penembusan, Kontraktor harus membuat pengukuran
secara mekanis dan mendata ketinggian tanah, permukaan jalan yang ada dan muka air sumur, jika
ada, dan harus melakukan penanggulangan yang memadai terhadap penurunan ketinggian tersebut.

SPESIFIKASI TEKNIS -21


Bilamana diketahui adanya penurunan ketinggian, Kontraktor harus segera menghentikan pekerjaan
penembusan dan hal tersebut segera pula dilaporkan ke Direksi.
Kontraktor harus melakukan pekerjaan penembusan pipa dengan benar sesuai dengan butir
penerapan yang dicantumkan dalam spesifikasi teknik.
Kontraktor atas biayanya sendiri harus mencek semua ukuran yang diperlihatkan dalam gambar
dengan mensurvei sendiri lokasi pekerjaan.

6.4.3.2. Penyelidikan Tanah


Dalam pemeriksaan sifat tanah lokasi pekerjaan, Kontraktor diijinkan untuk melihat dan memeriksa
data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang memperlihatkan keadaan tanah pada lokasi strategis
sepanjang jalur pipa.
Kontraktor harus, bila diminta oleh Direksi, melakukan pemboran mencakup pengujian penetrasi
standar (standard penetration test) di lubang bor, konsolidasi dan pengujian lain yang diperlukan
pada contoh tanah yang didapat dari pengeboran tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya
dukung, kuat geser. Permeabilitas, nilai banding rongga (void ratio) dan kandungan air.
Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6.4.3.3. Gambar Kerja, Perhitungan dan Data yang Berkaitan Lainnya


Kontraktor berdasarkan pemeriksaan dan pengujian tanah tersebut, harus menghitung tenaga
penembusan (driving power) yang diperlukan. Bila memang diperlukan sekali, untuk membelokan
pipa dengan sambungan solvent cement agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang
besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi.

6.4.3.4. Tanah Penutup Kedalaman Pipa


Ketebalan tanah penutup kedalaman pipa yang ditembus harus mengikuti peraturan setempat.

6.4.3.5. Ruang Penembus (driving pit)


Ruang penembus harus dibuat sedemikian guna memberikan ruang yang cukup bagi pekerja untik
menurunkan, menembuskan, menyambung pipa secara aman dan efisien dalam ruang tersebut.
Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan, terhadap umumdan lalu lintas harus benar-benar
dipenuhi Kontraktor.
Didasari setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan pompa yang menjaga
agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan penembusan.
Setiap ruang penembusan juga harus memiliki peralatan yang memadai untuk menaruh pipa dan
peralatan penembus dan untuk menyingkirkan tanah hasil galian:
1. Penurapan dan Penopangan
Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja (steel seet pile) harus dipancang
sepanjang dinding ruang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan
disini.
Tiang turap harus dipancang sepanjang luar permukaan penopang. Yang dipasang sebelum
pemancangan tiang turap, dan memanfaatkan penopang sebagai pedoman pemancangan guna
mencegah turap melintir atau melengkung selama pemancangan.
Semua tiang turap harus dipancangkan ketanah sampai kedalaman tidak kurang dari 8 (delapan)
meter, ukuran dan dimensi penopang baja harus direncanakan sedemikian agar mampu
mendukung tiang turap yang dipancang di sisi luarnya.
Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang diperlihatkan
dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah tiang turap dipancang harus
dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi. Walau demikian kerangka tidak boleh dilaskan ke
tiang turap.
2. Pondasi dan Beton Penahan Desakan
Setelah dilakukan perataan dan pemasangan pondasi batuan pada permukaan dasar
ruangpenembus dengan ketebalan 15 cm pada seluruh permukaannya.

SPESIFIKASI TEKNIS -22


Kemudian pada pondasi batuan terpasang diberi lantai kerja dengan mutu kelas E dengan
ketebalan 15 cm dan disediakan pula tempat, pengeringan serta penyambungan pipa dengan
ukuran sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dengan lebar 2 meter.
Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa pergeseran atau
kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya dorong secara efisien bekerja pada pipa
penembus, harus disusun seperti ditunjukan pada gambar.
Sebagai langkah utama pembuatan beton penahan desakan. Kontraktor harus, berdasarkan
pada kebutuhan daya dorong, menghitung kekuatan tulangan beton yang diperlukan sehingga
mampu mencegah kerusakan atau pecahnya beton dan harus menyerahkan kepada Direksi hasil
perhitungan kakuatan dan tata-letak tulangannya.

6.4.3.6. Ruang Penerima Tembusan (arriving pit)


Ruang penerima tembusan dipasangi turap dan penopang oleh Kontraktor sedemikian rupa sehingga
dapat menerima pipa penembus pada posisi dan ketinggian/elevasi yang tepat serta dapat untuk
menyambungkan dengan pipa biasa setelah ditunjukan pada gambar setelah ujung pipa penembus
diangkat.

6.4.3.7. Penembusan Pipa-Pipa


Kontraktor harus melakukan penembusan pipa sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya serta
persyaratan berikut ini:
1. Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan ketinggian/elevasi yang
benar, sebagian dari dinding turap di depan alat penembus tersebut di potong dengan
pengelasan atau cara lain sehingga memungkinkan pipa ditembuskan pada bukaan yang dibuat.
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa tembus yang akan
didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan sedemikan rupa rapinya dan
menunjukan hasil kerja berketerampilan tinggi.
Setelah pendorongan pipa pertama. Ruangan antara pipa dan bukaan turap harus diisi dengan
karung pasir atau material lainnya yang di setujui oleh Direksi untuk mencegah masuknya
gumpalan tanah ke dalam ruangan penembus.
2. Pemasangan Ujung Pipa Penembus dan Bantalan Pendorong (leading pipe).
Dalam usaha mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa penembus harus dipasangkan pada
ujung spigot pipa tembus pertama sebagaimana ditunjukan pada gambar. Bantalan pendorong
harus dipasangkan pada pipa penembus sebagai usaha meneruskan gaya dorong secara
tersebar dan merata pada seluruh permukaan dari ujung pipa tembus yang didorong.
3. Penembusan
Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan semua terus-
menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan geser antara pipa dengan tanah.
Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampaui batas taksiran kekuatan untuk
kondisi tertentu, Kontraktor harus dengan segera menghentikan pekerjaan penembusan pipa
dan memberitahukan keadaan ini tanpa menunda, kepada Direksi yang akan memberikan
petunjuk/pengarahan yang sesuai.
Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendorong digunakan untuk penembusan, perlud
diperhatikan untuk mengupayakan semu kaki-kaki pendorong tersebut bekerja secara serempak.
4. Penyambungan Pipa-Pipa penembus
Setelah pipa didorong masuk sampai panjang tertera hingga perlu penyambungan,
penyambungan dengan berikutnya dilakukan di dalam ruang penembus.
Penyambungan harus dilakukan sesuai dengan persyartan dari bab-bab yang telah disebutkan
terlebih dahulu sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya dengan cara memuaskan Direksi.
5. Pembuangan Tanah dari Dalam Pipa
Tanah yang berada di dalam ujung kepala pipa penembus sepanjang kurang lebih satu meter
dikur dari ujung terdepan tidak perlu dibuang. Selama pembuangan tanah, perlu diperhatikan
jangn sampai menimbulkan kerusakan dalam lapisan lindung dalam pipa.

SPESIFIKASI TEKNIS -23


6. Survey
Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor melakukan pengukuran datar, titik henti
dan survey lainnya diperlukan untuk penembusan pipa sehingga berlangsung dengan tepat
sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diminta.

6.4.3.8. Pengujian Sambungan


Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa diminta setelah tembus tertanam sesuai
dengan rencana, Kontraktor harus segera melakukan uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang
diminta pada spesifikasi ini.
Bila kebocoran terjadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada pengujian, Kontraktor harus
memperbaharui dengan biaya menjadi tanggungannya hingga memuaskan Direksi.

6.4.3.9. Pemasangan Pipa-Pipa


Setelah menyelesaikan pekerjaan penembusan dan telah disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus
melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut sabagaimana pada gambar yang diserahkan Kontraktor:
Dalam hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan langsung sebagai bagian
dari jalur utama.
Dalam hal pipa tembus berdiameter 800 mm dan dari pipa baja, pipa tembus dipergunakan
sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan pipa-pipa lain seperti Ductile Cast Iron Pipe, pipa
baja dan PVC yang lebih kecil dipasang kedalam selubung tersebut.
1. Pemasangan pipa Ductile Cast Iron
Pipa harus disambungkan dengan penyambung ditunjukan pada gambar. Semua bagian pipa
yang menanjak termasuk bend atau fitting harus dilindungi dengan selimut beton
bertulang dengan cara yang sama seperti blok-blok penahan tekanan untuk bend vertical.
Penyambungan dari pipa-pipa harus dilaksanakan sebagaimana diatur pada butir sebelumnya.
2. Pemasangan Pipa Baja atau PVC
a) Penyambungan
Pipa yang dimasukan dalam selubung harus dikerjakan penyambungannya di dalam ruang
penembus seperti yang diatur pada bab sebelumnya dan didorong masuk kedalam selubung
dengan peralatan dan cara memadai serta hati-hati.
b) Pengujian Sambungan
Setelah persyaratan memasang pipa ke dalam selubung, Kontraktor harus melaksanakan uji
tekanan air sesuai dengan yang diminta pada spesifikasi.
Bilamana kebocoran terjadi atau cacat lain ditemukan pada waktu pengujian, Kontraktor
harus memperbaiki atau mengganti atas tanggungan biaya sendiri hingga memenuhi syarat.
c) Perlindungan dengan Beton
Setiap bagian yang menanjak dari pipa yang dipasang termasuk bend atau fitting harus
dilindungi dengan selimut beton bertulang sebagaimana layaknya pembuatan blok beton
penahan tekan untuk bend vertikal.
Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya.
d) Penyelubungan dengan Beton
Rongga-rongga yang terbentuk antara pipa selubung dengan pipa-pipa yang dimasukan ke
dalamnya harus diisi dengan beton tumbuk (kelas E) memakai pompa beton. Ukuran
maksimum batuan untuk beton kelas E sebesar 25 mm.

6.4.3.10. Pengurugan Ruang Penembus


Sebelum melakukan melakukanpengurugan ruang penembus dan ruang penerima, beton penahan
desakan, bila diminta oleh Direksi, harus dibuang dari ruang-ruang tersebut.
Stelah pekerjaan penembusan dan penyambungan pipa sebagaimana dimaksudkan telah selesai
dilapisi dengan lapisan pelindungan luar dan lapisan pelindung dalam pada setiap sambunagn pipa
baja dijelaskan dimuka, serta Direksi menyetujui untuk keperluan tersebut, Kontraktor harus
mengurug ruang-ruang yang dimaksud.
Ruang-ruang tersebut harus di timbun dengan pasir atau batu pecah dari dasar hingga ke dasar
selubung beton.

SPESIFIKASI TEKNIS -24


Material timbunan harus dipadatkan setiap ketebalan 15 cm dengan menggunakan pemadat tangan
atau peralatan yang disetujui. Bagian selanjutnya, diatas timbunan pasir atau batu pecah hingga
sampai pada permukaan awal harus diurug dengan material terpilih sesuai dengan persyaratan pada
butir yang sesuai dengan spesifikasi ini.

6.4.4. PERLETAKAN PIPA BAWAH AIR


6.4.4.1. Penyelam
Setiap saat pelaksanaan pekerjaan dalam air, Kontraktor harus menyediakan biaya bagi penyelam-
penyelam bilamana diperlukan berdasarkan instruksi Kontraktor atau Direksi.
Penyelam harus dilengkapi dengan peralatan kerja pada maksimum kedalaman dan Kontraktor harus
menyediakan peralatan keamanan, dan bila perlu termasuk pipe locator(magneto meter) yang
sesuai untuk pekerjaan bawah air. Kontraktor harus mengikuti peraturan yang berlaku dalam
mempekerjakan penyelam.

6.4.4.2. Survey dan Penyelidikan


Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus melakukan survey antara lain:
1) Keadalaman sungai rata-rata.
2) Perbedaan muka air pada saat pasang.
3) Kecepatan arus sungai.
4) Penyelidikan tanah di sungai.

6.4.4.3. Persiapan Pekerjaan Bawah Air


Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan bawah air. Kontraktor harus mempersiapkan antara lain:
1) Mengajukan usulan metoda kerja
2) Mengatur dan merangkai perpipaan yang akan dipasang.
3) Mengatur lalulintas sungai bila ada.
4) Mengurus perijinan untuk memulai kerja kepada Direksi.

6.4.4.4. Tegangan Tarik (Tensile Stress)


Dalam mengajukan usulan metoda kerja, Kontraktor harus memperhitungkan tegangan tarik
maksimum yang di ijinkan pada setiap tempat di dinding pipa, pada setiap saat selama pekerjaan
penempatan pipa sehubungan dengan pembelokan, penarikan, beban tanah, beban luar (eksternal)
lainnya, tekanan internal dan lain-lain tidak lebih dari 20 kg/mm 2.

6.4.4.5. Penempatan Pipa


Urutan pelaksanaan pekerjaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan oleh Kontraktor, adalah
sebagai berikut:
1) Melakukan survey pra pengerukan sebelum pelaksanaan pengerukan dimulai.
2) Memonitor progress, pekerjaan selama pengerukan
3) Melaksanakan survey setelah pengerukan untuk memastikan bahwa profile parit, yang diinginkan
telah dicapai.
4) Sebaiknya melaksanakan survey pra penempatan, sebelum penempatan pipa pada parit yang
telah dibuat. Bila perpipaan langsung ditempatkan setelah pengerukan selesai, survey setelah
pengerukan bersamaan dengan survey pra penarikan pipa.
5) Memonitor pekerjaan penempatan pipa, untuk memastikan posisi perpipaan dan penempatan
head.
6) Melaksanakan survey setelak penempatan (as built survey 1), untuk memastikan posisi perpipaan.
7) Bila penimbunan diperlukan, memonitor, penimbunan parit kembaliterutama bila terjadi sesuatu.
8) Melaksanakan survey setelah penimbunan (as built survey 2), untuk memastikan penimbunan
parit dengan kerikil dan lempung telah dilaksanakan dengan baik.
9) Bila perlu, dapat dilakukan survey-survey lain atas permintaan engineer.

SPESIFIKASI TEKNIS -25


6.4.4.6. Pengujian Setelah Penempatan Pipa
Setelah penempatan pipa, perlu dilakukan pengujian sebagai berikut:
1) Pengujian tekanan Hidrolis, sesuai dengan pemasangan pipa biasa.
2) Pengujian Kalibrasi, yaitu intuk memastikan internal diameter disepanjang pipa, tidak lebih dari 5
persen kurang lebihnya daripada nominal internal diameter disetiap tempat.

6.5. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA


6.5.1. UMUM
6.5.1.1. Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa dan
penyambungan, dengan cara memuaskan Direksi dengan spesifikasi ini dan sebagaimana yang
diperlihatkan dalam gambar kerja.

6.5.1.2. Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya


Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh pemilik untuk
menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan, penurunan, pemasangan dan
penyambungan sampai pada penyelesaian pada pekerjaan. Keruskan pada bahan pipa yang
disebutkan tadi harus diperbaiki hingga memuaskan Direksi atas biaya Kontraktor.
Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh pemilik sedemikian
rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
Semua perkakas dan peralatan harus di jaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik sehingga
selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga memuaskan
diraksi atas biaya beban Kontraktor. Dalam hal perkakas dan peralatan tidak dapat diperbaiki atau
hilang, Kontraktor harus member kompensasi pada pemilik.

6.5.2. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA BAJA (STEEL)


6.5.2.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan peralatan untuk
menangani dan memasang pipa, dan valve. Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas dan
peralatan juga harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan penopang
tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan bebas dari benda
asing dan kotoran sepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup penggunaan kain pembersih
dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk Direksi selama pemasangan pipa, dan
penyumbatan yang rapat semua lubang/celah yang ada pada setiap akhir kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum
meneptakana pipa pada posisinya, ketinggian dan alignment akhir harus diperiksa terlebih dahulu
dengan menggunakan dengan menggunakan peralatan survey.
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan pada saat pemasangan. Bahan yang
di dapati rusak sebelum, selama atau setelah dipasang harus di beri tanda secara permanen;
disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti denganyang baik.
Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung diatas tanah agar pelaksanaan penyambungan lebih
mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakan kedalam galian dan didalam galian
pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan coupling.
Jika Kontraktor mengusulkan menggunakan Heat Shinkable Sleeves untuk lapisan pelindung
sambungan daripada Heat - shinkable, sleeves tersebut perlu dipasang pada pipa sebelum
diletakan.

SPESIFIKASI TEKNIS -26


Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk Heat shinkable
sleeves atau sleeves, harus digali lebar untuk kemudahan pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan.

6.5.2.2. Pemasangan Pipa


1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Peralatan Perkakas, dan fasilitas Direksi yang memusakan Direksi harus disediakan digunakan
oleh komperator untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa fitting. Dan valve
harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu, dengan batasan diameter
memakai crane, Derek, tali, atau dengan mesin, perkakas, atau peralatan lainnya yang sesuai,
dengan cara yang sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan
pelindungan luar (protective coating) serat lapisan pelindung dalam (linning). Bahan tersebut
sama sekali tidak diperkenankan dijatuhakan atau dilemparkak ke dalam galian.
Jika kerusakan terjadi pada pipa valve atau perlengkapan pada saat penangannya, harus
segera dilaporkan kepada Direksi. Direksi akan menentukan perbaikan yang diperlukan atau
menolak bahanyang rusak tersebut.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa Fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan, pada saat
diatas galian sesaat sebelum dipasang posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah
mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh Direksi
yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.
3. Pembersihan Pipa dan Fitting
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus diberishkan dengan kain kering dan bersih, dikeringkan
dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil pengaku
tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikan pula benda asing lainnya dalam pipa.
4. Peralatan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa pada
saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-
benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan
pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar.
Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan
dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan
untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat
dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui Direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan tee, bend atau valve atau tujuan lainnya, harus
dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik, tanpa
menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung di dalamnya dan menghasilkan
ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai menghasilkan
potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun lapisan
pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang di potong tersebut, harus dipotong serong
(Beveled) denagn ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi. Tidak
boleh ada fitting seperti bend, tee dan flange dan spigot dipotong untuk pekerjaan
pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada Kontraktor dan
Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS -27


6.5.2.3. Penyambungan dengan Pengelasan di Lapangan
1. Umum
Pengelasan pipa baja lapangan harus disesuai dengan persyaratan yang ditentukan berikut ini.
Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada standar ataupun pedoman
(code) berikut ini.
(a) Codes of Japanese Waterworks Steel Manufactures Association (WSP)
(b) Codes of Wielding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam agar
memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas
permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi.
Pengelasan yang diminta oleh Direksi harus diuji dengan cara pengujian yang dicantumkan
dalam PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN DI LAPANGAN dalam 9.2.4 atau cara
yang diterima oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan cara
pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las tumpul
tunggal (single-welded butt joint) atau las tumpul ganda (double welded butt joint) sesuai yang
ditentukan.
2. Juru Las (Welder)
Kontraktor harus memasukan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan untuk
persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan
pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh badan berwenang.
3. Batang Las dan Mesin Las
Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau yang
memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas harus
lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod) dan 0,5 % untuk batang
yang hidrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC atau
pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar
yang telah diterima oleg Direksi.
4. Penyiapan ujung Pipa
Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang sesuai sebelum
pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur tersebut harus dibuat pada
bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan
pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur dikedua sisi pipa agar
dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint). Bentuk dan ukuran
celah yang tebentuk oleh jalur menudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan karat
dan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong dilapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung luar
pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur
sebagaimana yang ditentukan.
Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus menerus
(berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan dilapangan, Kontraktor harus memperhatikan keadaan cuaca seperti
hujan, temperatur, kelembaban dan angin, pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca
seperti yang disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS -28


Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan, tumpang
tindih dan ketidakrataan.

6.5.2.4. Pengujian Tanpa Merusak Pada Pengelasan Dilapangan


1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan setelah
pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan dilapangan harus diuji
dengan cara uji cairan penembus dengan pewarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan perusahaan pemeriksa yang independen yang memiliki sertifikat dari
badan yang berwenang.
Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai perusahaan pemeriksa yang diusulkan
beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala pengawas yang disebutkan untuk
persetujuanDireksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tanpa
merusak pada sambungan dengan pengelasan dilapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali disetujui lain
oleh Direksi.
Jontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab dalam
mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.
Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil pengujian sambungan
dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada Direksi. Laporan harus berisi analisa dari
pengujian , film, rekaman fotografi dan sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan
deiserahkan sebanyak 5 (lima) copy kepada Direksi.

2. Pemeriksaan Secara Amatan (visual inspection)


Pengawasan alur dan pengawasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan berikut ini
menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan danKontraktor harus mengelas dan menguji kembali
atas biayanya sendiri.
Adanya lubang (pit) di permukaan
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mmdan kurang dari
1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
Adanya tumpang tindih adanya (overlap)
Adanya penguatan berlebihan

Ketebalan Dinding Maksimum Reinforcement


(mm) (mm)
12,1 atau lebih kecil 3,2
Lebih besar dari 12,7 4,8
Butiran yang tidak merata (unven beads), dan
Adanya kerusakan akibat nyala (are strike)

3. Uji Cairan Penembus Dengan Warna


Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan harus
memenuhi rekomendasi pabrik.
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya Kontraktor sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan pengelasan
Kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh perusahaan pemeriksa
yang independen.

SPESIFIKASI TEKNIS -29


6.5.3. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA POLY VINYL CHLORIDE
Singkatan pefice yang digunakan dalam spesifikasi, dalam dokumen ataupun gambar berarti
polyvinyl chloride.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan peralatan yang
sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa, valve dan fitting
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan memahami
petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan Direksi.

6.5.3.1. Pemasangan Pipa


1. Penurunan Pipa Kedalaman Galian
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus di sediakan dan
digunakan oleh Kontraktor bagi keamanan dan kelancaran pekerjaan.
Semua pipa, fitting, dan valve harus diturunkan dalam galian satu persatu dengan
menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai,
sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung
luar dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam penangannya,
kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi harus menetapkan
perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau sesudah pemasangan
pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan dan kerusakan.
Ujung Spigot harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah rusak selama
penanganannya. Pipa atau Fitting rusak harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh
Direksi.
3. Pembersihan Pipa dan fitting
Semua lepuhan, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna garus disingkirkan dari bell, ujung
spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan sebelum pipa dipasang bagian dalam bell
harus diseka sampai bersih, kering dan bebas dari lemak.
Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah terpasang harus
dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran. Tindakan pengahan harus
berupa pengguna kain pembersih selama pemasangan dan penyumbatan kedap air semua
bukaan/celah di setiap akhir pekerjaan setiap hari.
4. Pemasangan pipa
Pipa harus diletakan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus sesuai jalur
yang gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan jadwal perletakan yang
ditentukan bagi pemasangan. Sebelum menepatkan pipa ke posisinya alignment dan gradient
akhir harus di cek dengan peralatan survey.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa
saat masuk kedalam jalur pemasangannya. Selama pemasangan, tidak boleh ada sampah,
perkakas, kain, atau benda lain yang diletakan/ditinggalkan kedalam pipa.
Setiap batang pipa yang diletakan dalam bagian ujung sprigot harus diletakan ditengah bell, pipa
dodorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang benar.
Pipa harus dimantapakan ditempatnya dengan bahan urugan yang dipadatkan merata, kecuali
pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah tanah atau kotoran
lainnya masuk kedalam sambungan.
Pada saat dilakukan pekerjaan sambungan ujung terbuka pipa harus ditutup dengan cara yang
memadai yang disetujui oleh Direksi.
Khususnya pada musim hujan, Kontraktor harus melakukan tindakan untuk mencegah air
hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk ke pipa yang telah dipasang, dan
jangan sampai pipa tersebut terapung.

SPESIFIKASI TEKNIS -30


5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa di usahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus dilakukan
tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan dengan peralatan yang
sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dandipotong serong (beviled) dengan
alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung potongan serong harus sama dengan
yang dibuat pabrik. Perkakas bagi keperluan pemotongan pipa dan memebuat ujung potongan
serong harus sesuai dengan rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas)
harus dibuat diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan kedalaman
penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.

6.5.3.2. Jenis Sambungan Pipa Poly Vinil Clorideyang dipakai dalam Proyek, sebagai
berikut:
a. Push-On Rubbering yang dipakai untuk pipa diameter 50 mm - 300 mm
b. Sambungan Solvencement, yang dipakai untuk pipa diameter 20 mm 40 mm
c. Semua bahan pelican (lubrican) untuk sambungan Push-On Rubbering dan solvencement.
Untuk sambungan Solvencement untuk PVC harus disediakan oleh Kontraktor. Kontraktor
harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk persetujuan untuk Direksi.
1. Penyambungan pipa dengan sambungan Push-On Rubbering, socket dan spigot pipa
harus dibersihkan dengan seksama sebelum di cincin karet (Rubbering) dipasang
ditempatnya.
spigot kemudian dilumuri secara merata dengan bahan pelicin yang telah disetujui dan pipa
di tekan masuk ke Socket
Penekanan pipa Socket harus dilakukan dengan menekan ujung lain pipa yang sedang
dipasang.
Blok kayu atau alat lainnya atau lat lain yang memadai harus digunakan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya kerusakan socket tersebut pada mana batang tersebut ditekan.
Tidak boleh ada ganjal di bawah pipa dan pipa harus terletak merata diatas bahan alasnya
(badding material).
Bila diperlukan sekali untuk pembelokan pipa dengan sambungan Push-On agar
membentuk lengkungan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai
dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Penyambungan Pipa dengan Sambungan Solvencement
Socket dan Spigot pipa, harus dibersihkan dengan seksama sebelum ujung Spigot
dilumuri Solvencement yang telah disetujui oleh Direksi.
Solvencement dengan jumlah yang mencukupi dilumurkan secara merata diujung Spigot.
Penekanan Spigot yang telah diberi Solvencement ke Socket tersebut harus dilakukan
dengan hati-hati. Kontraktor agar melakukan dengan hati-hati supaya tidak menyebabkan
kerusakan pada pipa yang baru dipasang.
Pipa yang baru disambung dengan Solvencement, tidak boleh digeser/dipindahkan ataupun
di buat lengkung.
Bila memang diperlukan sekali, untuk membelokan pipa dengan sambungan Solvencement
agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang, besarnya belokan harus sesuai
dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

6.5.4. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA POLYETHYLINE


6.5.4.1. Umum
Dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar, pipa POLYETHYLINE disingkat dengan nama PE
termasuk jenis thermoplastik. Untuk air minum spesifikasi pipanya adalah PE 50 yang diproduksi dari
jenis HDP atau MDPE.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan peralatan yang
sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa "valve dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan memahami
petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS -31
6.5.4.2. Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa kedalam Galian
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas memuaskan Direksi harus disediakan dan digunakan
oleh Kontraktor bagi keamanan kelancaran pekerjaan.
Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunana kedalam galiannya dapat
dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari gulungannya baru diturunkan atau diturunkan dulu
kedalam galian dalam bentuk roll baru dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi dalam bentuk
batang.
Semua pipa Fitting dan Valveharus diturunkan kedalam galian satu persatu, dengan
menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai
sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung
luar dan dalamnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak tidak boleh dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, Fitting, Valve atau perlengkapan lain dalam penanganannya
kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi harus menetapkan
perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Pipa, 'Valve dan Fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau sesudah pemasangan
pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan dan kerusakan.
Pipa atau Fitting yang rusak haru diletkana terpisah untuk pemeriksaan Direksi.

6.5.4.3. Penyambungan Pipa


Jenis sambungan pipa Polyetheline adalah sebagai berikut:
1. Sambungan mekanis:
Mechanical-join: sambungan plastic, injection
(20 mm-63 mm) imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir
Sambungan dari metal

2. Welding (heat fusion) :


Butt welding (63 mm-250 mm)
Socket welding (20 mm-125 mm)
Saddle welding
3. Electro welding (25 mm-125 mm)
Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas

Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus
menyediakan data teknis dan contoh untuk persetujuan Direksi.

1. Penyambungan Dengan Sambungan Mekanis


Pipa dimasukan kedalam sambungan lalu mur penekannya dikencangkan.
Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnnya penyambungan-
penyambungan yang biasa dilakukan.
2. Penyambungan Pipa Dengan Welding (Heat Fusion)
Butt welding
Pipa diklem pada alat penekanan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan dan diratakan
dengan pengetap.
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua permukaan pipa
dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik.
Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu sampai
mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu. Hilangkan tekanan untuk
beberapa saat, stelah dingin klem dapat dibuka.

SPESIFIKASI TEKNIS -32


Socket welding
Pipa dipotong tegak lurus dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan bagian dalam socket
harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus. Jepit bagian ujung pipa yang
sebelumnya telah diukur dangan mall yang sudah ditentukan. Masukan ujung pipa dalam
socket pemanas dan socket sambungan kedalam spigot pemanas untuk beberapa detik.
Keluarkan alat pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukan kedalam socket
sambungan. Biarkan beberapa saat sampai dingin.
Saddle welding
Mula-mula kedua permukaan yang akan di las harus dibersihkan dengan cairan pembersih.
Taruh piringan pemanas diantara pipa saddle dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat.
Lepaskan piringan pemanas dan sambungan segera pipa dengan saddle tersebut dengan
tekanan tertentu untuk beberapa saat. Setelah sambungan dingin baru pipa dilubangi
dengan alat yang biasanya sudah ada pada sambungannya.
3. Penyambungan Dengan Electro Welding
Kontraktor harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan tegangan yang harus sama
dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang ditentukan oleh produsen sambungan
tersebut. Mula-mula kedua permukaan yang akan disambung harus dibersihkan dengan cairan
pembersih. Sambungan pipa dengan sambungan yang akan di las. Kemudian kabel dari control
box disambung ke dalam sambungan yang tersedia. Hidupkan kontrol box dan secara otomatis
akan berhenti sendiri bila proses penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari dalam
akan keluar dari lubang indikator pada sambungan.

6.5.5. PEKERJAAN PENYAMBUNGAN PIPA DUCTILE CAST IRON


6.5.5.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan peralatan untuk
menangani dan memasang pipa dan valve. Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas dan
juaga peralatan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa maupun bahan penopang
tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan bebas dari
benda asing dan kotoran sepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup penggunaan kain
pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk Direksi selama pemasangan pipa,
dan penyumbatan yang rapat semua celah/lubang yang ada pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu.
Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alinyamen akhir harus diperiksa
terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survey.
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan saat pemasangan. Bahan yang
didapati rusak sebelum, selama dan setelah dipasang harus diberi tanda secara permanen,
disingkirkan dari lokasipekerjaan, dan diganti dengan yang baik.

6.5.5.2. Pemasangan Pipa


1. Penurunan Pipa kedalam Galian
Peralatan, perkakas dan fasilitas yang memuaskan Direksi harus disediakan dan digunakan oleh
Kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa, fitting dan valve harus
diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatudengan batasan diameter memakai
crane, derek, tali atau dengan mesin perkakas atau dengan peralatan lainnya yang sesuai
dengan cara sedemikian rupa agar dapat mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan
pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam (lining). Bahan tersebut sama
sekalai tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara teliti dari retak dan kerusakan lainnya pada saat
benda berada diatas galian sebelum saat pemasangan dalam posisi akhir.

SPESIFIKASI TEKNIS -33


Ujung spigot harus diperiksa dengan teliti karena daerah ini merupakan yang paling mudah
mengalami kerusakan dalam penanganan.
Pipa atau fitting yang rusak harus ditempatkan secara terpisah untuk diperiksa oleh Direksi yang
akan menetapkan perbaikan yang diperlukan atau menolaknya.
3. Pembersihan Pipa dan Fitting
Semua gumpalan, gelembung udara, kelebihan lapisan pelindung harus disingkirkan dari bell dan
ujung spigot setiap pipa dan sebelum pipa di pasang bagian luar ujung spigot dan bagian dalam
bell harus diseka bersih, kering dan bebas minyak atau lemak.
4. Pemasangan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa saat
dipasang dalam jalurnya. Selama pemasangan berlangsung, benda, perkakas, kain atau bahan
lainnya tidak boleh diletakan dalam pipa.
Pada saat batangan pipa diletakan kedalam galian, ujung spigot harus ditempatkan pada
lingkaran bell dan ditekan masuk serta diatur pada jalur yang benar, pipa dimantapkan pada
tempatnya dengan bahan urugan yang telah disetujui yang kemudian dipadatkan kecuali pada
bagian bell. Langkah pencegahan harus dilakukan guna mencegah tanah atau bahan lainnya
masuk kedalam ruang sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pemasangan pipa, bukaan pada ujung pipa harus ditutup denagan
cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa guna menyisipkan tee, bend atau valve ataupun untuk tujuan lain harus
dilakukan dengan mesin pemotong yang sesuai dengan cara yang rapi dan tenaga terlatih tanpa
menimbulkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya serta menghasilkan
ujung yang halus pada sudut yang sesuai terhadap sumbu pipa.

6.5.5.3. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Mechanical


Penyambungan pipa yang ditentukan berikut ini hanya memperlihatkan penerapannya secara umum.
Untuk rincian pekerjaan penyambungan, Kontraktor harus memahami petunjuk dari pabrik atau
mengikuti perintah Direksi.
Semua pipa yang ditentukan dalam bagian ini, mencakup pipa fitting dari jenis sambungan yang
sama/sejenis.

1. Pemasangan Perlengkapan
Dibagian luar spigot dan dibagian dalam bell jenis pipa dengan sambungan mekanik (mechanical
joint) ini harus dibersihkan dengan kain pembersih agar bebas dari kotoran. Bis tekan (gland)
dan cincin karet ductile iron selanjutnya disisipkan diujung spigot kearah ujung bell atau socket.
2. Pembautan Sambungan
Seluruh bagian pipa harus ditekan/didorong masuk guna menempatkan ujung spigot pada bell.
Cincin karet sedemikian harus ditekan keposisinya dalam bell, perhatian perlu diberikan untuk
menempatkan cincin karet secara merata disekeliling sambungan.
Bis-tekan ductile iron harus digeser sepanjang pipa sampai pada posisi untuk pembautan, semua
baut dimasukan dan sekrup di putar dengan tangan, semua sekrup dikencangkan dengan kunci
puntir (wrench) yang sesuai.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat harus dikencangkan bergantian agar diperoleh
tekanan yang seimbang diseluruh bis-tekan.
Akhirnya semua sekrup harus dikencangkan dengan kunci puntir dan pastikan bahwa semua
sekrup telah dikencangkan dengan puntiran (torque)yang telah ditentukan. Puntiran baut bagi
setiap ukuran baut harus sesuai dengan standard pabriknya tetapi secara umum adalah sebagai
berikut:

Ukuran sekrup (mm) Diameter Nominal Pipa (mm) Standar Momen Puntir (kgm)
16 75 6
30 100 - 600 10
24 700 - 800 14
30 900 atau lebih besar 20

SPESIFIKASI TEKNIS -34


3. Sudut belokan yang diperbolehkan untuk Pipa dengan Sambungan Mekanik
Bilamana diperlukan untuk diperlukan untuk membelokan pipa dengan sambungan mekanik agar
supaya membentuk lengkungan berjari-jari panjang, besarnya penyimpanan harus sesuai
dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

6.5.5.4. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Push On


1. Pemasangan
Jenis sambungan push on diterapkan untuk pipa diameter 300 mm dan yang lebih kecil dan
memakai jenis sambungan mekanik dimana pipa lurus dan fitting atau fittingnya itu sendiri
disambungkan.
Pemasangan dan penyambungan pipa sambungan push on dengan fitting harus dilakukan
dengan bahan pelicin (lubricant) yang disetujui oleh Direksi.
Kontraktor harus menyerahkan katalog dan data teknis serta contoh kepada Direksi sebelum
menggunakan bahan pelicin tersebut dalam pekerjaannya dalam waktu yang cukup bagi Direksi
untuk memeriksanya terlebih dahulu.
Bagi semua sambungan antara fitting dan pipa lurus, atau fittinganya sendiri harus digunakan
sambungan mekanik kecuali untuk sambungan lainnya dimana Direksi menerima dan
menyetujuinya.
Ujung spigot yang terpotong dari suatu pipa lurus tidak boleh dicoba disambungkan dengan
socket jenis sambungan push on.
Dibagian luar spigot dan bagian dalam bell pipa jenis push on harus dibersihkan dengan kain
bersih agar bebas dari kotoran.
Setelah melumuri zat pelicin yang telah disetujui disekeliling spigot, cincin karet harus dilepas
dari ujung spigot pipa dan memasangnya ditempat yang telah ditunjukan oleh pabrik.
Penyisipan socket kedalam spigot harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi.
Setelah penyisipan tersebut, kedalaman antara socket dan cincin karet sekelilingnya harus
diperiksa dengan alat yang sesuai.
Jika kedalaman yang diperiksa tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik, dan jika cincin karet
terpelintir dalam socket, pipa yang telah tersambung harus dilepas dan pemasangan pipa harus
diulangi lagi.
Cincin karet yang mengalami kerusakan atau deformasi/transformasi tidak boleh digunakan
untuk pekerjaan penyambungan dan harus dikembalikan kepada pemilik dengan diberi tanda
yang jelas dan catatan yang memberitahukan keadaan kerusakan tersebut.
Pipa yang telah tersambung harus dipisahkan/dilepas dengan hati-hati dengan alat yang telah
disetujui Direksi serta tidak dilakukan dengan kasar.
2. Sudut Belokan yang Diperbolehkan untuk Pipa dengan Sambungan Push On
Bilamana diperlukan unntuk membelokan pipa sambungan push on agar membentuk belokan
dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

6.5.5.5. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Flens (Flanged)


Setelah membersihkan seluruh permukaan flens permukaan flens bahan sambungan harus
dikencangkan dengan kunci puntir yang sesuai.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat satu sama lain harus dikencangkan bergantian agar
diperoleh tekanan yang merata diseluruh permukaan flens.
Semua baut dan mur untuk flens harus dilumuri gemuk (grease) dengan merata. Semua mur benar-
benar dikencangkan dengan puntiran yang telah ditentukan menggunakan kunci puntir sebagaimana
diperlihatkan berikut ini.

Ukuran Baut (mm) Diameter Nominal (mm) Standar Momen Puntir (kgm)
16 75 200 6
20 200 - 300 9
Ukuran Baut (mm) Diameter Nominal Pipa (mm) Standar Momen Puntir (kgm)
22 350 400 12

SPESIFIKASI TEKNIS -35


24 450 600 18
30 700 1200 33
36 1350 1800 50
42 2000 2400 58
48 2600 70

6.5.5.6. Penyambungan Dengan Sambungan Penahan (restraint joint)


1. Umum
Kontraktor harus memasang sambungan penahan untuk pipa jenis sambungan mekanik dan
fitting sebagaimana ditentukan atau diperlihatkan dalam gambar untuk mencegah kemungkinan
pipa dan fitting lepas dari sambungan akibat dorongan (thrust) atau pergerakan (movements)
2. Pemasangan
Pemasangan sambungan penahan, kecuali diperintahkan oleh Direksi harus sesuai dengan
petunjuk pabrik.
Pipa yang berdekatan di kedua ujung fitting seperti tee, cross, bend dan reducer pada umumnya
harus disambung tanpa pemotongan sehingga tidak mengurangi pengarah sambungan penahan.
Kontraktor mengukur sambungan dengan pipa guna memastikan kebutuhan diatas.
Tambahan sambungan penahan harus dipasang pada sambungan dengan fitting tersebut bila
pipa dipasang untuk penyesuaiannya atau untuk menjaga alinyamen pada fitting tersebut sesuai
perintah Direksi.
Jumlah set sambungan penahan untuk berbagai macam fitting yang akan dipasang, kecuali
diperlihatkan lain dalam gambar harus sebagai berikut tapi tidak terbatas pada:
Tee . 3 set untuk semua ukuran Tee pada socket dan ujung spigot di brachs socket
end.
Reducer2 set untuk semua ukuran reducer padasocket dan ujung spigot
Bend.. 2 set untuk ukuran berikut ini dan sudut belokan pada socket dan ujung spigot.
- Semua ukuran bend dengan sudut belokan 90 derajat dan 45 derajat
- Bend dengan diameter 200 mm dan yang lebih besar mempunyai sudut
belokan 22 derajat
- Bend dengan diameter 300 mm dan yang lebih besar mempunyai sudut
belokan 11 derajat.
Blow off.. 1 set untuk semua ukuran blow off branch pada ujung cabang socket
Sambungan penahan pada collar, bell dan flanges dan flange dan spigot harus dipasang hanya
memang bila diperintahkan Direksi.
Kontraktor harus memasang semua tambahan sambungan penahan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi atas biaya Kontraktor sendiri.

6.5.5.7. Pemasangan Sambungan Flexibel dan Coupling


1. Umum
Semua sambungan flexible dan coupling harus dipasang dengan benar pada jalur dan ketinggian
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Ujung flange atau coupling sambungan tersebut harus dibersihkan sebelum pemasangan.
Semua ujung flange harus dipasang dan dikencangkan sebagaimana telah ditentukan.
Penyambungan coupling harus sesuai dengan petunjuk pabrik.
2. Sambungan Flexible
Semua sambungan flexible harus dipasang bawah tanah untuk penyambungan pipa yang
terpendam dan pipa yang terbungkus dalam bangunan beton.
Tekukan, kontraksi, expansi ataupun transformasi lainnya pada sambungan tersebut harus
dihindari sebelum pemasangan.
Perhatian perlu diperhatikan selama transportasi, penurunan dan pemasangan guna menghindari
kemungkinan terjadinya transformasi yang disebutkan tadi pada sambungan flexible. Oleh
karenanya, Kontraktor tidak boleh melepas rusuk (ribs), pelindung atau perlengkapan lain yang
disertakan pada sambungan sebelum pekerjaan penyambungan selesai.

SPESIFIKASI TEKNIS -36


3. Sleeve Coupling
Semua sleeve coupling haru dipasang dan memberi jarak bersih 3,0 cm atau sesuai standar
pabrik antara dua ujung pipa yang akan dipasangkan oleh sambungan tersebut.

6.5.6. PEMASANGAN GALVANIZED IRON PIPE


6.5.6.1. Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar berarti Galvanized
Iron Pipe.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas peralatan yang sesuai
bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan memahami
petunjuk pabrik atau mengikuti pengarahan Direksi.

6.5.6.2. Pemasangan Pipa


1. Penurunan Pipa Kedalam Galian
Peralatan, perkakas dan fasilitas yang memuasakan Direksi harus disediakan dan digunakan oleh
Kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa, fitting dan valve harus
diturunkan secar hati-ahti kedalam galian, satu persatu dengan batasan diameter memakai crane,
derek, tali atau dengan mesin perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara yang
sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan pelindung luar (protective
coating) serta lapisan pelindung dalam (lining). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan
dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan pada saat
berada diatas bagian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
Seetiap ujung pipa harus diperiksa secara khusus, karena daerah ini paling mudah mengalami
kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus diletakan terpisah
untuk pemeriksaan oleh Direksi yang menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun
menolaknya.
3. Pembersihan Pipa dan Fitting
Bagian luar dan ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih, dikeringkan dan
bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua profil pengaku tersebut
harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa pada
saat pipa diletakkan pada jalur.
Selama berlangsungnya perletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain ataupun benda
lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan
pipa yang sebelumnya, pipa ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan ditempatnya dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan
ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk kesambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat
dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh Direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkantee, bend atau valve atau tujuan lainnya, harus
dilakukan dengan mesin pemotong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik, tanpa yang
menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya yang menghasilkan
ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai menghasilkan
potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar tidak merusak lapisan pelindung luar lapisan pelindung dalam pipa.
SPESIFIKASI TEKNIS -37
Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong (beveled) dengan ukuran
yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi. Tidak boleh ada fittingseperti
bend, tee dan flange dan spigot dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh
tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada Kontraktor dariDireksi.

6.5.6.3. Penyambungan Pipa Galvanized


Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok yang ditentukan sebelum pipa
disambung, maka bagian ulir dari sok atau ujung-ujung pipa harus dibersihkan dari kotoran-kotoran.
Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat nanas dan baru dimasukan secara hati-hati pada sok dan
diputar sampai kencang betul.

6.5.6.4. Penyambungan Dengan Pengelasan


1. Umum
Pengelasan pipa galvanized dilapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang ditentukan
berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada standar ataupun
pedoman (code) berikut ini.
a. Code of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures Association (WSP)
b. Code of Welding Engineering Standard (WES), Japan.
Bila pengelasan dilakukan didalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam agar
memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas
permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan cara
pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las tumpul
tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded butt joint) sesuai yang
ditentukan.
2. Juru Las (welder)
Kontraktor harus memasukan pengalam dan kualifikasi juru las yang diusulkan untuk
persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan
pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang.
3. Batang Las dan Mesin Las
Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau memiliki
kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas harus
lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (ilumuinated rod) dan 0,5 % untuk batang
yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC atau
pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukandalam JIS C 9301 atau pada standar
yang telah diterima oleh Direksi.
4. Penyiapan Ujung Pipa
Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang sesuai sebelum
pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur tersebut harus pada bagian
permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm dan lebih kecil dan pada
permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur dikedua sisi pipa agar
dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint). Bentuk dan ukuran
celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan air harus dibersihkan dari debu, tanah dan karat
dengan menyikat dan mengasah (grinding).

SPESIFIKASI TEKNIS -38


Bila pipa akan dipotong dilapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung luar
pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur
sebagaimana yang ditentukan.
fitting tidak boleh dipotong dilapangan.
Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus
menerus (berlanjut) dari bagian dasar kebagian atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan dilapangan, Kontraktor harus memperhatikan keadaan cuaca seperti
hujan, temperature, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca
seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.
Permukaan hasil penngelasan harus seragam tanpa ada gempalan yang berlebihan, tumpang
tindih dan ketidak rataan.

6.5.6.5. Pengujian tanpa Merusak pada Pipa dengan sambungan Pengelasan di Lapangan
1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan setelah
pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan dilapangan harus diuji
dengan cara uji cairan penembus dengan pewarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan lembaga pemeriksa yang independen yang memiliki sertifikat dari
badan yang berwenang.
Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai lembaga pemeriksa yang di usulkan beserta
pengalamannya, bersama dengan kualifikasai kepala pengawas yang disebutkan untuk
persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan bahan untuk pengujian tanpa
merusak pada sambungan dengan pengelasan dilapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali disetujui lain
oleh Direksi.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab dalam
mengawasi prosedur pengujian sambungan dan pengelasan.
Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil pengujian sambungan
dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada Direksi. Laporan harus berisi analisa dari
pengujian, film, rekaman fotografi dan sebagainnya; yang ditandatangani oleh pengawas dan
diserahkan sebanyak 5 (lima) copy kepada Direksi.

2. Pemeriksaan Dengan Pengamatan Mata


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan berikut ini
dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Kontraktor harus mengelas dan menguji
kembali atas biayanya sendiri:
Adanya lubang (pit) dipermukaan
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan kurang dari
0,1 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
Adanya tumpang tindih (overlap)
Adanya penguatan berlebihan

Ketebalan Dinding Maximum Reinforcement


(mm) (mm)
1,21 atau lebih kecil 3,2
Lebih besar dari 12,7 4,8
Butiran yang tidak merata (unven beads), dan
Adanya kerusakan akibat nyala (are strike)

3. Uji Cairan Penembus Dengan Warna


Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan harus
memenuhi rekomendasi pabrik.

SPESIFIKASI TEKNIS -39


Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya Kontraktor sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan pengelasan
Kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh perusahaan pemeriksa
yang independen.

6.5.7. LAPISAN PELINDUNG LUAR (PROTECTIVE COATING) DAN LAPISAN PELINDUNG


DALAM (LINING)

6.5.7.1. Umum
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan fitting termasuk coupling;
sambungan flexible harus dilindungi dengan persyaratan yang dicantumkan dalam spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang menghasilkan produksi
bahan tersebut dalam jumlah besar.
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dan pabrik, yang diperlukan oleh pemilik, harus
disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila tidak ditentukan akan dipilih oleh
Direksi.

6.5.7.2. Pelapisan Pipa Baja dan Fitting


1. Pipa Baja yang Terekspos
Seluruh permukaan pipa baja dan fitting yang terekspos udara, harus diberi tiga lapisan cair
sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik, dan dilakukan setelah
pembersihan dan pengeringan permukaan lapisan tersebut .
Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan dilapangan, kerusakan tersebut harus diperbaiki
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan tersebut harus dilakukan sesuai dengan
urutan sebagai berikut:
Lapisan Pertama Menibesi, total minimum ketebalan lapisan kering, 35 microns
Lapisan kedua Cat dasar, total minimum ketebalan lapisan kering 25 microns
Lapisan Ketiga Dua lapis cat akhir, masing-masing 20 microns
Lapisan pertama harus memenuhi JIS K5622, Red-Lead Anticorrosive Paint. Class 2 atau JIS
K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class 2 atau yang setara.
Lapisan pertama,kedua dan ketiga jika dimungkinkan haruslah produk dari pabrik yang sama
sebagaimana pula lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik. Produk tersebut haruslah
produk terdaftar.
Semua penopang, angker dan perlengkapan lainnya harus di cat sebagaimana ditentukan untuk
pipa dan fitting.
2. Pipa Baja yang Terpendam
Lapisan pelindung digunakan pada pipa baja yang akan dipendam, dalam proyek terdiri dari
1) Head-Shrinkable Sleeve atau Sheet System (untuk sambungan dengan pengelasan)
2) Epoxy Lining atau Coal Tar Epoxy Lining System (untuk Sleeve Coupling), dan
3) Petrolatum Corrosin Protective Tape S.Nsteni (untuk sambungan expansi) (expansion
joints).
Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang tak dapat
dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan mengikuti sebagai yang
ditunjukan/direkomendasikan oleh pabrik.

(a) Head-Shrinkable Sleeve atau Sheet


Semua sambungan yang di las yang dipendam dibawah tanah harus dilindungi dengan Head-
Shrinkable Sleeve atau sheet.
Bahan tersebut akan disediakan oleh Pemilik.
Kontraktor dalam melakukan pekerjaan pemasangan, harus dibawah petunjuk instruktur yang
ditugaskan oleh pemasok bahan tersebut. Nama pemasok bahan akan diberitahukan kepada
Kontraktor oleh pemilik, dan semua biaya bagi penugasan instruktur tersebut menjadi beban
Kontraktor.

SPESIFIKASI TEKNIS -40


1) Head-Shrinkable Sleeve
Pemasangan Sleeve
Panjang tumpang tindih (overlapping) anatara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang
dilapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua sisinya. Sebelum pengerjaan pengelasan
sambungan, sejumlah sleeve yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai,
dan disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan kedalam galian, Sleeve tersebut harus berada
ditempat yang tidak terpengaruh oleh panas pengelasan.
Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Semua percikan, butiran dan lain sebainya yang timbul didaerah pengelasan harus
disingkirkan dengan alat pembersih yang memadai, dan setiap permukaan pipa yang akan
ditutup dengan sleeve harus dihaluskan terlebih dahulu.
Pemanasan Pendahuluan pada Pipa
Area yang akan ditutupi dengan Wrapping , harus dipanasi terlebih daulu dengan
pembakar (burner) sampai kurang lebih 60 derajat, dan wrapping harus diletakan
ditempatnya untuk menutupi daerah sambungan, setelah menyingkirkan lapisan pemisah
dari wrapping.
Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di lapangan
harus lebih besar dari 50 mm.
Pemanasan dan Pengerutan sleeve
Pemanasan Sleeve harus dilakukan dengan pembakaran yang disetujui oleh Direksi dan
dilakukan mulai dari bagian tengah Sleeve. Udara yang berada diantara sleeve dan pipa,
harus disingkirkan seluruh secara perlahan dan pasti. Pengerutan akan berlanjut secara
merata, sampai sifat adhesive sleeve timbul.

2) Head-Shrinkable Sheet
Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Penanganan komponen terdahulu (a) dan 1) Head-Shrinkable Sleeve. Kata sleeve harus
dibaca sheet.
Pemanasan Pendahuluan Pipa
Bagian yang akan ditutup dengan sheet, harus dipanaskan dahulu dengan pembakar
sampai kurang dari 60 derajat.
Panjang tumpang tindih antara pelapisan dari pabrik dan pelapisan dilapangan harus lebih
adari 50 mm, dan tumpang tindih untuk sheet itu sendiri harus lebih dari 100 mm.
Pemanasan dan Pengerutan sheet
Setelah melakukan sheet pada pipa, sheet tersebut harus dikerutkan dengan pembakar,
secara merata, dan udara yang berada diantara Sheetdan pipa harus disingkirkan
seluruhnya secara perlahan tapi pasti.
Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya timbul dari sheet.

(b) Pelapisan Epoxy atau pelapisan Coat Tar Epoxy


Sleeve coupling yang disediakan oleh pemilik harus dilindungi dengan bahan khusus.
Kontraktor harus menangani bahan tersebut dengan sangat hati-hati jangan sampai merusak
ataupun menggores permukaan bahan pelapis.
Semua bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada permukaan lapisan
pelindung sleeve couplingharus diberi lapisan kembali sebagaimana berikut ini.
Semua biaya bagi bahan pelapisan epoxy atau pelapisan coal tar epoxy, tenaga kerja,
peralatan dan perkakas harus ditanggung oleh Kontraktor.
Kontraktor harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan pelapisan tersebut untuk
persetujuan Direksi.
1) Pelapisan Epoxy
- Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer.
- Satu (1) atau lebih lapisan cairan finish coat.
2) Pelapisan Coal Tar Epoxy
- Satu (1) lapisan epoxy primer,

SPESIFIKASI TEKNIS -41


- Dua (2) lapisan epoxy finish coat

(c) Pipa Pelindung korosi Petrolatum


Semua sambungan expansion harus dilindungi dengan pelindung korosi petrolatum bahan
harus disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pemasangan dibawah pengawasan instruktur yang
ditugaskan oleh pemasok bahan.
Kotraktor harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan tersebut dengan data
pengalaman instruksi yang akan ditugaskan oleh pabrik, untuk persetujuan Direksi.
Pembungkusan pita pelindung oleh bahan tersebut, harus dilanjutkan ke bagian beton tidak
kurang dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi petrolatum harus dibersihkan. Karat,
kotoran dan debu, air, minyak dan lemak harus disingkirkan seluruhnya dari permukaan yang
akan dilapisi.
Setelah membersihkan permukaan, permukaan tersebut harus ditutup dengan pasta. Cekungan
harus diisi dengan bahan pengisi (fifter) sampai permukaan rata dan halus. Pasta tersebut dan
bahan pengisi harus produk yang disuplai oleh pabrik, pita pelindung korosi petrolatum
Pita pelindung korosi petrolatum harus ditarik dengan tegangan yang cukup agar cukup
meregangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm permukaan pita harus ditekan dengan
tangan agar dapat mengikatnya dengan mantap.
Dalam hal pita yang disediakan pemilik habis, Kontraktor harus menyediakan pita yang sama
atau setara yang disetujui Direksi atas biaya Kontraktor sendiri.

6.6. PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DISINFEKSI


6.6.1. UMUM
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, valve, bangunan khusus jembatan pipa,
penembusan pipa (pipa driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus dilakukan
pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan untuk
meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan
tidak bocor serta blok-blok penahan (thrus block permanen) sanggup menahan tekanan sesuai
dengan tekanan kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tekanan air dan
pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan tekanan dan kebocoran
harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat menggunakan sumber
air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air
ini dilakukan dengan pemompaan (electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus
dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan
sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan yang diuji.
Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katuup udara maka cara pengeluaran udara akan
ditentukan oleh tenaga ahli.
1) Air untuk pengujian akan disediakan oleh pemilik atas biaya beban Kontraktor
2) Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau wakilnya.

6.6.2. UJI TEKAN


Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang dipasang
katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja pada saat pengujian.

6.6.2.1. Batasan Tekanan


Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1. Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekana kerja dri tekanan tertinggi selama pengujian
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
SPESIFIKASI TEKNIS -42
3. Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
4. Tidak bervariasi > 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk katup atau
hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar kesemua arah melebihi
tekananyang diijinkan
6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian yang diuji dari
bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate valves atau katup butterfly.

6.6.2.2. Tekanan Udara


Setiap bagian pipa dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan ditentukan uji tekan,
berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap
evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-
katup tidak boleh dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada tekanan diferensial melebihi
tekanan yang diijinkan. Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekanan sebelum uji kebocoran.

6.6.2.3. Pelepasan Udara


Sebelum pelaksanaan uji tekanan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup dan hidran.
Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Kontraktor harus memasang katup
cock pada tititk tersebut diatas sehingga udara dapat dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air.
Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji
tekan cock harus dilepas dan disumbat atau ditinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.

6.6.2.4. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa secara cermat
selam pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat ditemukan pada saat uji tekan
harus diperbaiki dan diganti dengan bahan yang baik, dan pengujian akan diulangi sampai
memuaskan pemilik.

6.6.3. UJI KEBOCORAN


Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan

6.6.3.1. Definisi Kebocoran


Kebocoran harus diartikan sebagai jumlah air yang harus disuply kedalam pipa yang baru dipasang
atau sebagai bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai
tekanan uji yang dtentukan sesudah udara pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi
dengan air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi
periode waktu pengujian yang ditentukan.

6.6.3.2. Kebocoran yang diijinkan


Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang ditentukan dalam
persamaan berikut:


=
Dimana :
L : Kebocoran yang diijinkan, dalam gallon/jam
S : Panjang pipa uji, dalam feet
D : diameter pipa nominal, dalam inch
P : tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau gauge

SPESIFIKASI TEKNIS -43


Dalam satauan metrik:

=

Dimana:
Lm : kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar

Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan diameter nominal D
= 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel 11.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran terbesar 0,0012
lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan
3. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.

SPESIFIKASI TEKNIS -44


Tabel 11.1
Bocoran yang diijinkan untuk setiap 1000 ft (305 m) panjang pipa

Tekanan uji rata- Diameter Normal Pipa (inch)


rata psi (bar) 3 4 6 8 10 12 14 16 18 20 24 30 36 42 48 54

450 (31) 0.48 0.64 0.95 1.27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18 3.82 4.78 5.73 6.69 7.64 8.00
400 (28) 0.45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11
350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58
300 (21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.30 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02
275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5.98 6.72
250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41
225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03
200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73
175 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36
150 (10) 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84 2.21 2.76 3.31 3.86 4.41 4.97
125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68 2.01 2.52 3.02 3.53 4.03 4.53
100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50 1.80 2.25 2.70 3.15 3.60 4.05

Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter, kebocoran yang diijinkan akan merupakan kebocoran dari setiap pip a.
Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam, kalikan dengan 3,785

SPESIFIKASI TEKNIS -45


6.6.3.3.
6.6.3.4. Penerimaan Hasil Pemasangan
Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diijinkan. Bila pada suatu
uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang disyaratkan pada butir
10.3.3., Kontraktor akan menetukan lokasi kebocoran dan melakukan perbaikan seperlunya
sampai kebocoran sesuai persyaratan yang diijinkan, dan atas biaya sendiri.
Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.

6.6.4. PENGGELONTARAN PIPA


Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor dan
Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan penggelontoran memakai
air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Penggelontaran dilakukan dengan membuka/menguras cabang pembuang (drainase branch),
mulai dari hulu dan secara bertahap kearah hilir. Jangka waktu pengurasan cabang
pembuangan akan diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan
kebocoran selama penggelontaran, sebagaimana diperintahkan Direksi, walaupun hasil
pengujian yang disebutkan diatas disetujui Direksi.

6.6.5. DESINFEKSI
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan, dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi, semua
pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau valve yang ada dalam
jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa denagn bersih yang telah diolah yang
mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa chlorine harus diperiksa,dan jika lebih dari 5 mg/lt hal tersebut telah
dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter, harus
ditambah chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jam.

Desinfeksi termasuk pengukuran sisa chlorine merupakan tanggung jawab Kontraktor, tetapi air
dari bahan kimia akan disediakan oleh pemilik atas beban biaya Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai kebutuhan
bagi injeksi air chlorine dan pengambilan contoh air pengujian dibawah pengarahan Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan diatas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.

SPESIFIKASI TEKNIS -46

Anda mungkin juga menyukai