Anda di halaman 1dari 49

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PAKET : A - 7 /2012

PEKERJAAN
PERENCANAAN TEKNIS JALAN PERBATASAN I

SUMBER DANA APBN


TAHUN ANGGARAN 2012
BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1. LATAR Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 08/PRT/M/2010


BELAKANG tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum,
Direktorat Bina Teknik Ditjen Bina Marga mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan teknis Jalan dan Jembatan, teknis
Lingkungan serta perencanaan teknik dan pengadaan tanah jalan
bebas hambatan.
Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum
bermaksud untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan terhadap
beberapa ruas jalan yang berada di Perbatasan Provinsi Kalimantan
Timur dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja
layanan jalan yang bersangkutan agar dapat menunjang
perkembangan perekonomian masyarakat disekitar kawasan
tersebut.
Untuk mendapatkan mutu yang optimal dari hasil pelaksanaan
pekerjaan tersebut di atas, baik yang menyangkut konstruksi
perkerasannya maupun geometriknya, diperlukan adanya
disain/perencanaan teknik yang memenuhi Norma, Standar,
Pedoman dan Manual (NSPM) Direktorat Jenderal Bina Marga yang
berwawasan lingkungan dan dapat diaplikasikan sesuai dengan
kebutuhan di lapangan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka Satuan Kerja
Direktorat Bina Teknik Ditjen Bina Marga cq. Kegiatan Pembinaan
Teknik Jalan Tahun Anggaran 2012 memerlukan Penyedia Jasa
Konsultansi untuk membuat perencanaan teknik jalan lengkap (Detail
Engineering Design) termasuk Dokumen Pelelangannya untuk
keperluan pengadaan penyedia pekerjaan konstruksinya.

2. MAKSUD DAN Kegiatan ini dimaksudkan dalam rangka membuat perencanaan


TUJUAN teknis jalan lengkap (Detail Engineering Design) termasuk Dokumen
Pelelangannya untuk keperluan pengadaan penyedia jasa
konstruksinya pada beberapa ruas yang berada di Perbatasan
Provinsi Kalimantan Barat.
Tujuan dari kegiatan ini untuk mendapatkan suatu perencanaan
teknis jalan lengkap (Detail Engineering Design) termasuk Dokumen
Pelelangannya yang memenuhi Norma, Standar, Pedoman dan
Manual (NSPM) Direktorat Jenderal Bina Marga yang berwawasan
lingkungan dan dapat diaplikasikan dengan mudah sesuai dengan
kebutuhan di lapangan.

3. SASARAN Selaras dengan maksud dan tujuan tersebut di atas, maka sasaran
pokok dari pekerjaan ini, adalah untuk :
a. Tersedianya dokumen lengkap hasil perencanaan teknis yang
berupa hasil survey pendahuluan, penyelidikan/
penelitian/pengumpulan data di lapangan, pengujian laboratorium,
analisa data, perencanaan teknik, gambar rencana, spesifikasi
teknis, dokumen perhitungan kuantitas dan perkiraan biaya
pekerjaan konstruksinya dan dokumen lainnya yang dapat
dipertanggung jawabkan;
b. Tersedianya Dokumen Pelelangan untuk pengadaan jasa
konstruksi (pemborongan) sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi tepat pada waktunya;

4. NAMA DAN Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pembinaan Teknik Jalan,


ORGANISASI Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga,
PEJABAT Kementerian Pekerjaan Umum.
PEMBUAT
KOMITMEN
5. LOKASI Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di wilayah Negara
KEGIATAN Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan lokasi pekerjaan yang akan
ditangani berada di ruas-ruas perbatasan Provinsi Kalimantan Barat yaitu:

No. Nama Ruas Panjang (km)


1. Temajuk – Simpang Tanjung + 69.02
2. Spg. Tanjung - Teberau + 64,69
3 Bts.Kab. Sanggau/Bengkayan- Balai + 59,73
Karangan
TOTAL 193,44

6. SUMBER Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih


PENDANAAN sebesar Rp…….. termasuk PPN, dibiayai APBN Tahun Anggaran
2012.

7. LINGKUP a. Lingkup Kegiatan


KEGIATAN, 1) Persiapan
DATA DAN
a) Tujuan
FASILITAS
PENUNJANG Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk
SERTA ALIH mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi
PENGETAHUAN topografi, geologi, tata guna lahan, lalulintas, serta
lingkungan
b) Lingkup
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala
minimum 1 : 50.000
(2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base
jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan
(3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala
minimal 1: 250000, daerah rawan bencana, dokumen
tanah terdahulu, dan koridor trase
(4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(5) Peta tata guna lahan
(6) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan
di sekitar lokasi proyek
c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi :
(1)Laporan studi koridor ( jika bisa diterapkan),
(2)Laporan studi rancang-bangun pendahuluan,
(3)Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu:
profil atau lembar rencana, bagian-bagian yang umum,
materi pekerjaan utama yang dikenali dan
dialokasikan), dan
(4)Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk
alternatif desain.
2) Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk
mengumpulkan data-data awal berdasarkan aspek-
aspek yang diperlukan yang akan digunakan
sebagai dasar/referensi survey detail/survey
berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang ahli
utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(a) Studi literatur
Pada tahapan ini Tim harus mengumpulkan
data pendukung perencanaan baik data
sekunder
maupun data laporan Studi Kelayakan (FS),
dan dokumen lingkungan (AMDAL/UKL-UPL/
)(bila ada).
(b) Koordinasi dengan instansi terkait
Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi
dengan instansi/ unsur-unsur terkait di daerah
sehubungan dengan dilaksanakannya survey
pendahuluan
(c) Diskusi perencanaan dilapangan
Tim bersama-sama melaksanakan survey dan
mendiskusikannya dan membuat usul
perencanaan di lapangan bagian demi bagian
sesuai dengan bidang keahliannya masing-
masing serta membuat sketsa dilengkapi catatan-
catatan dan kalau perlu membuat tanda di
lapangan berupa patok serta dilengkapi foto-foto
penting dan identitasnya masing-masing yang
akan difinalkan di kantor sebagai bahan
penyusunan laporan setelah kembali.
(d) Survey pendahuluan upah, harga satuan dan
peralatan
Tim melaksanakan pengumpulan data upah,
harga satuan, dan data peralatan yang akan
digunakan
(e) Survey Pendahuluan Desain Geometrik
1. Menentukan awal proyek (Sta. 0 + 000) dan
akhir proyek yang tepat untuk mendapatkan
overlapping yang baik dan memenuhi syarat
geometrik.
Pada penentuan titik awal dan titik akhir
pekerjaan, diwajibkan mengambil data sejauh
200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah
titik akhir pekerjaan seperti disajikan dalam
Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Koridor Pengambilan Data

2. Mengidentifikasi medan secara stationing/


urutan jarak dengan mengelompokkan
kondisi: medan datar, rolling, perbukitan,
pegunungan/ bukit curam dalam bentuk
tabelaris.
3. Mengidentifikasi/ memperkirakan secara tepat
penerapan desain geometrik (alinyemen
horizontal dan vertikal) berdasarkan
pengalaman dan keahlian yang harus
dikuasai sepenuhnya oleh Highway Engineer
yang melaksanakan pekerjaan ini dengan
melakukan pengukuran-pengukuran secara
sederhana dan benar (jarak, azimut,
kemiringan dengan helling meter) dan
membuat sketsa desain alinyemen horizontal
maupun vertikal secara khusus untuk lokasi-
lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan
trase yang dipilih akan dapat memenuhi
persyaratan geometrik yang dibuktikan
dengan sketsa horizontal dan penampang
memanjang rencana trase jalan.
4. Di dalam penarikan perkiraan desain
alinyemen horizontal dan vertikal harus sudah
diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan
kebutuhan perencanaan untuk lokasi : galian/
timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-
gorong dan jembatan (oprit jembatan),
persimpangan yang bisa terlihat dengan
dibuatnya sketsa-sketsa serta tabelaris di
lapangan dari identifikasi kondisi lapangan
secara stationing dari awal sampai dengan
akhir proyek.
5. Semua kegiatan ini harus sudah
dikonfirmasikan sewaktu mengambil
keputusan dalam pemilihan trase dengan
anggota team yang saling terkait dalam
pekerjaan ini.
6. Di lapangan harus diberi/ dibuat tanda-tanda
berupa patok dan tanda banjir dengan diberi
tanda bendera sepanjang daerah rencana
dengan interval 50 m untuk memudahkan tim
pengukuran, serta pembuatan foto-foto
penting untuk pelaporan dan panduan dalam
melakukan survey detail selanjutnya.
7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus
sudah bisa dihitung perkiraan volume
pekerjaan yang akan timbul serta bisa
dibuatkan perkiraan rencana biaya secara
sederhana dan diharapkan dapat mendekati
final design.

(f) Survey Pendahuluan kondisi eksisting perkerasan


1. Inventarisasi terhadap data histori penanganan
jalan
2. identifikasi jenis perkerasan
3. identifikasi kerusakan perkerasan
(g) Survey Pendahuluan Survey Topografi.
Kegiatan yang dilakukan oleh geodetic engineer
pada survey pendahuluan adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta
pemasangan patok beton Bench Mark di awal
dan akhir Proyek
2. Mengamati kondisi topografi
3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan
pengukuran khusus serta, morfologi dan
lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan
koridor
4. Membuat rencana kerja untuk survey detail
pengukuran.
5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada
lokasi/ titik yang akan dijadikan referensi.

(h) Survey pendahuluan Bangunan Pelengkap Jalan


1. Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat
data lokasi/ Sta………., perkiraan lokasinya
apa sudah sesuai dengan geometrik serta
rencana jenis konstruksi, dimensi yang
diperlukan.
2. Untuk lokasi yang sudah ada, existing perlu
dibuatkan inventarisasinya dengan lengkap
antara lain Sta…………….. , jenis konstruksi,
dimensi, kondisi serta mengusulkan
penanganan yang diperlukan.
3. Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu
dicatat tinggi muka air normal, muka air banjir
dan muka air banjir tertinggi pernah terjadi
serta adanya tanda-tanda/ gejala-gejala erosi
yang dilengkapi dengan sket lokasi, morfologi
serta karakter aliran sungai dan dilengkapi
foto-foto jika diperlukan.
4. Mendiskusikan dengan team geometrik,
geologi, amdal dan hidrologi apakah data-
data dan usul penempatan lokasi serta usul
perencanaan/ penanganan sudah sesuai
secara teknis.
5. Membuat sketsa dan kalau perlu foto-foto
beserta catatan-catatan khusus serta saran-
saran yang sangat berguna dijadikan
panduan dalam pengambilan data untuk
perencanaan pada waktu melakukan survey
detail nanti dan pengaruhnya terhadap
keamanan/ kestabilan.
6. Mengidentifikasi kondisi existing jembatan
dan sungai, dengan pengamatan secara
visual atau menentukan jenis pengujian
dengan peralatan yang sesuai.
7. Menentukan jenis dan metoda penanganan
yang sesuai.
8. Menetapkan lokasi/ posisi jembatan untuk
penggantian jembatan/ pembangunan
jembatan baru/ duplikasi jembatan, setelah
berdiskusi dengan Bridge Engineer,
Geoteknik Engineering, Hidrologi Engineering
dan Tenaga Ahli lain berdasarkan
pengamatan lapangan.
9. Menetapkan perkiraan elevasi, jenis dan
susunan/ konfigurasi bentang jembatan serta
teknik pelaksanaan atau ereksinya.
10. Survey Pendahuluan Rencana Jembatan
Kegiatan yang dilakukan pada survey rencana
jembatan adalah
− Menentukan dan memperkirakan total panjang,
lebar, kelas pembebanan jembatan, tipe
konstruksi, dengan pertimbangan terkait
dengan LHR, estetika, lebar sungai,
kedalaman dasar sungai, profil sungai/ada
tidaknya palung, kondisi arus dan arah aliran,
sifat-sifat sungai, scouring vertikal/horisontal,
jenis material bangunan atas yang tersedia dan
paling efisien.
− Menentukan dan memperkirakan ukuran dan
bahan tipe abutmen, pilar, fondasi, bangunan
pengaman (bila diperlukan) dengan
mempertimbangkan lebar dan kedalaman
sungai, sifat tebing, sifat aliran,
endapan/sedimentasi material, benda
hanyutan, scouring yang pernah terjadi.
− Memperkirakan elevasi muka jembatan dengan
mempertimbangkan MAB (banjir), MAN
(normal), MAR (rendah) dan banjir terbesar
yang pernah terjadi.
− Menentukan dan memperkirakan posisi/letak
lokasi jembatan dengan mempertimbangan
situasi dan kondisi sekitar lokasi, profil sungai,
arah arus/aliran sungai, scouring, segi
ekonomi, sosial, estetika yang terkait dengan
alinyemen jalan, kecepatan lalu lintas rencana,
jembatan darurat, pembebanan tanah
timbunan dan quarry.
− Dari hasil survey recon ini secara kasar harus
sudah bisa dihitung perkiraan volume
pekerjaan yang akan timbul serta bisa
dibuatkan perkiraan rencana biaya secara
sederhana dan diharapkan dapat mendekati
desain final.
11. Menetapkan jenis soil investigation yang
diperlukan :
a) Menentukan perkiraan pondasi yang paling
baik untuk lokasi tersebut sehubungan
dengan material dan kondisi tanah.
b) Memperkirakan letak, jumlah serta panjang
bentang, elevasi jembatan baru dan lokasi
jembatan baru.
c) Mencatat banjir terbesar serta erosi yang
pernah terjadi, apabila survai pendahuluan ini
dilaksanakan untuk pekerjaan perencanaan
teknis pada lokasi sulit, dimana jembatan
tersebut akan melintasi sungai.
d) Membuat sketsa situasi rencana jembatan
baru serta profil sungai pada lokasi jembatan
baru.
e) Mencatat material yang tersedia di sekitar
lokasi jembatan, dan menyarankan jenis
jembatan yang paling efisien sesuai dengan
material yang tersedia.
f) Mencatat harga-harga satuan yang ada pada
daerah tersebut.
12. Memberikan rekomendasi untuk tahapan
pekerjaan selanjutnya serta menyarankan
lokasi dan jumlah titik bor yang harus
dilaksanakan.

(i) Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik.


Kegiatan yang dilakukan pada survey
pendahuluan geologi dan geoteknik adalah :
1. Melakukan pengambilan data mengenai
karakteristik tanah, perkiraan lokasi sumber
material, dan mengantisipasi dan
mengidentifikasi lokasi yang akan longsor;
2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara
lain Bor, Sondir, DCP, Test Pit;
3. Memberikan rekomendasi rencana trase
alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik,
bahaya, resiko-resiko, dan batasan-batasan
proyek;
5. Mencatat pengamatan visual menurut
stasiun, patok kilometer atau informasi lokasi
lain seperti GPS.

(j) Survey Pendahuluan Drainase.


Kegiatan yang dilakukan pada survey
pendahuluan Drainase adalah:
1. Mengumpulkan data curah hujan.
2. Menganalisa luas daerah tangkapan
(Catchment Area).
3. Mengamati kondisi terrain pada daerah
tangkapan sehubungan dengan bentuk dan
kemiringan yang akan mempengaruhi pola
aliran.
4. Mengamati tata guna lahan.
5. Menginventarisasi bangunan drainase
existing.
6. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi
penting.
7. Membuat rencana kerja untuk survey detail.
8. Mengamati karakter aliran sungai/ morfologi
yang mungkin berpengaruh terhadap
konstruksi dan saran-saran yang diperlukan
untuk menjadi pertimbangan dalam
perencanaan berikutnya.
(k) Survey Pendahuluan/Identifikasi Rona
Lingkungan Awal dilakukan apabila tidak terdapat
Dokumen Lingkungan pada saat Pra. FS/FS.
1. Mengidentifikasi komponen lingkungan dari
berbagai aspek (biologi, fisik-kimia, sosial,
ekonomi dan kesehatan masyarakat)
2. Mengumpulkan data mengenai lokasi
bangunan. bersejarah/bangunan budaya serta
benda cagar budaya.
3. Mengidentifikasilokasi dan batas-batas
wilayah kawasan lindung di sekitar rencana
trase jalan.
4. Memprakirakan kebutuhan lahan untuk rumija
rencana trase jalan.
5. Mengkaji dokumen lingkungan yang telah
disusun (AMDAL/UKL-UPL/).

(3) Keluaran survey pendahuluan meliputi :


(a) Laporan seluruh hasil survey pendahuluan
berkaitan dengan konsep desain yang akan
diterapkan dengan mempertimbangkan faktor-
faktor berdasarkan seluruh hasil survey
pendahuluan
(b) Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu
survey detail yang didalamnya memuat beberapa
survey detail yang harus dilakukan termasuk
batasan koridor pengambilan data.

b) Survey Topografi
(1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini
adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian
permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan
jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000 untuk
perencanaan jalan dan skala 1:500 untuk jembatan
yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik
jalan.

(2) Lingkup Pekerjaan


(a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan
ukuran 10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi dengan adukan beton dan di
atasnya dipasang nut dari baut dengan ujung
kepala baut (nut) diberi tanda alur silang (cross
grooving), ditempatkan pada tempat yang aman,
mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1
(satu) km dan pada setiap lokasi rencana
jembatan dipasang serta pada awal dan akhir
proyek minimal 2 dan ditempatkan pada daerah
yang aman terhadap kemungkinan tercabut atau
berubah posisi dan mudah terlihat, masing-
masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/ alur.
- Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat,
bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20
cm, dicat warna kuning, diberi lambang Bina
Marga, notasi dan nomor BM dengan warna
hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian
difoto sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus
digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus,
dengan diameter sekitar 5 cm, panjang
sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku,
ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning.
Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan
patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok,
sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi
tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak
mungkin dipasang patok, misalnya di atas
permukaan jalan beraspal atau di atas
permukaan batu, maka titik-titik poligon dan
sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari
cat kuning dan diberi nomor.

(b) Pengukuran titik kontrol horizontal


- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan
dengan sistem poligon, dan semua titik ikat
(BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon
maksimum 100 meter, diukur dengan meteran
atau dengan alat ukur secara optis ataupun
elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur
theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarankan untuk menggunakan Electronik
Distance Meter/theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.

(c) Pengukuran titik kontrol vertikal


- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara
2 kali berdiri/ pembacaan pergi- pulang.
- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua
titik pengukuran (poligon, sifat datar, dan
potongan melintang) dan titik BM.
- Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam
keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus
dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu
Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan
Benang Bawah (BB), dalam satuan milimeter.
Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2 BT =
BA + BB.
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus
dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap.

(d) Pengukuran situasi


- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem
tachimetri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan
sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan
keseragaman penyebaran dan kerapatan titik
yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi
yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus
(misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan
yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan
dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat
theodolit.

(e) Pengukuran Penampang Melintang.


Pengukuran penampang melintang harus
dilakukan dengan persyaratan:

Lebar koridor, Interval,


Kondisi (m) (m)
Jalan baru
- Datar, landai, 75 + 75 50
dan lurus
- Pegunungan 75 + 75 25
- Tikungan 50 (luar) + 100 25
(dalam)

Untuk pengukuran penampang melintang harus


digunakan alat theodolit.

(f) Pengukuran pada perpotongan rencana trase


jembatan dengan sungai atau jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir
masing-masing minimum 200 m dari perkiraan
garis perpotongan atau daerah sekitar sungai
(hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jembatan dengan interval
pengukuran penampang melintang sungai
sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana trase
jembatan masing-masing minimum 100 m dari
garis tepi sungai/ jalan atau sampai pada garis
pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan
dengan interval pengukuran penampang
melintang rencana trase jalan sebesar 25
meter.

(g) Pengukuran pada perpotongan rencana trase


jembatan dengan sungai atau jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir
masing-masing minimum 200 m dari perkiraan
garis perpotongan atau daerah sekitar sungai
(hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jembatan dengan interval
pengukuran penampang melintang sungai
sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana trase
jembatan masing-masing minimum 250 m dari
garis tepi sungai/ jalan atau sampai pada garis
pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan
dengan interval pengukuran penampang
melintang rencana trase jalan sebesar 25
meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval
pengukuran penampang melintang dan
memanjang baik terhadap sungai maupun
jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.

- Pengukuran situasi lengkap menampilkan


segala obyek yang dibentuk alam maupun
manusia di sekitar persilangan tersebut.

Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala


obyek yang dibentuk alam maupun manusia
disekitar persilangan tersebut.

(3) Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur
yang akan digunakan harus diperiksa dan
dikoreksi.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus
dicatat dan dilampirkan dalam laporan.

(b) Ketelitian dalam pengukuran


Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah
sebagai berikut :
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah
10”√n, (n adalah jumlah titik poligon dari
pengamatan matahari pertama ke
pengamatan matahari selanjutnya atau dari
pengukuran Global Position System (GPS)
geodetic yang mempunyai presisi tinggi
pertama ke pengukuran GPS berikutnya).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari
5”.

(c) Perhitungan
- Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap
seksi. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas
dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan
berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut
yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang
lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.

- Perhitungan Sifat Datar.


Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga
4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap
lembar perhitungan dengan menjumlahkan
beda tingginya.

- Perhitungan Ketinggian Detail.


Ketinggian detail dihitung berdasarkan
ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail dan dihitung secara
tachimetris.

- Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan


sistim komputerisasi.

(d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan
skala 1 : 1.000 untuk perencanaan jalan dan
skala 1:500 untuk perencanaan jembatan.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus
dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-
nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1
meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan
hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai
X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.

(e) Titik kontrol horisontal diukur dengan


menggunakan metode penentuan posisi Global
Positioning System (GPS) secara diferensial.
GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR GPS
merupakan singkatan dari Navigation Satellite
Timing and Ranging Global Positioning System.
Metode yang digunakan adalah metode
diferensial dengan menggunakan lebih dari satu
receiver GPS dimana minimal satu titik digunakan
sebagai titik referensi (base station) dan yang
lainnya ditempatkan pada titik yang akan diukur.
Titik referensi yang digunakan adalah titik
referensi Bakosurtanal ataupun Badan
Pertanahan Nasional. Untuk merapatkan titik
kontrol horisontal dapat dilakukan pengukuran
menggunakan metode poligon dengan
menggunakan alat Total Station;

(f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah


sebagai Sistem koordinat proyeksi Universal
Transverse Mercator (UTM)

Ketentuan proyeksi UTM:


• Proyeksi adalah Transverse Mercator
• Lebar zona adalah 6°
• Titik awal setiap zona adalah perpotongan
meridian tengah dan ekuator
• Faktor skala pada meridian tengah ko =
0,9996
• Timur (T) didefinisikan dengan penambahan
500.000 meter kepada nilai x yang dihitung
dari meridian tengah
• Utara (U) didefinisikan dengan penambahan
10.000.0000 meter kepada nilai y yang
dihitung dari ekuator selatan.
• Zona 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai
dengan bujur 174° barat dan seterusnya ke
arah Timur sampai zona 60 untuk bujur 174°
timur sampai dengan 180° timur.
• Satuan dalam meter
• Batas lintang 84° Utara dan lintang 80°
selatan.
• Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di
depan Utara (U)
• Datum DGN-95

Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia


Zona Batas Zona Meridian Tengah
46 90°-96° 93°
47 96°-102° 99°
48 102°-108° 105°
49 108°-114° 111°
50 114°-120° 117°
51 120°-126° 123°
52 126°-132° 129°
53 132°-138° 135°
54 138°-144° 141°

(g) Pengukuran dengan menggunakan GPS


dilakukan setiap interval 5000 m (setiap 5 Km)
(h) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus
menggunakan Jenis Total Station (TS) dengan
Ketelitian 10√n untuk sudut serta 10√D untuk
jarak;
(i) Pengukuran untuk titik control Vertikal harus
mengunakan peralatan Waterpass jenis auto
level dengan ketelitian 2 mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail,
situasi, dan penampang melintang harus
digambarkan pada gambar polygon, sehingga
membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.

Proses pengambilan data untuk Topografi mengacu


pada Pedoman Pengukuran Topografi
NO.010/PW/2004, atau Pedoman yang
dipersyaratkan.

(4) Keluaran
Keluaran survey Topografi meliputi :
(a) Laporan survey Topografi meliputi :
- Data pengukuran dan hitungan pengukuran
topografi yang telah diterima.
- Data Koordinat dan elevasi Bench Mark.
- Foto dokumentasi proses pengukuran dan
Bench Mark
(b) Peta tofografi (peta transies) dengan skala yang
disesuaikan dengan jenis perencanaan yang
akan dilakukan

c) Survey Lalu lintas.


(1) Tujuan
Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui
kondisi lalu lintas, kecepatan kendaraan rata-rata,
menginventarisasi jalan yang ada, serta
menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan
yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan
waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian
rata-rata sebagai dasar perencanaan peningkatan
jalan.
(2) Lingkup
(a) Pengumpulan data lalu lintas dilakukan
setelah mengetahui koridor trase lokasi
perencanaan yang akan dilakukan, yang
merupakan hasil keluaran dari pengumpulan data
awal berupa titik-titik survey.
(b) Data lalu lintas yang telah didapatkan harus
dianalisis sehingga mendapatkan data yang siap
pakai berupa kondisi LHR eksisting dalam satuan
kendaraan/hari dan smp/hari serta kecepatan
perjalanan pada kondisi tata guna lahan tertentu
dalam km/jam.
(3) Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data harus
mengacu pada buku Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI) 036/T/BM/1997, Pedoman Survey
Pencatatan Lalu lintas dengan cara Manual Pd/T.19-
2004-B, atau Pedoman yang disyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey lalu lintas
berupa laporan yang di dalamnya memuat:
(a) Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan
dan perhitungan perkerasan jalan
(b) Data spektrum beban untuk perhitungan
perkerasan jalan
(c)Foto dokumentasi
(d) Data lapangan

d) Survey Drainase
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam
pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun
jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan
debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan teknis drainase dan bangunan
pengaman terhadap gerusan, river training
(pengarah arus) yang diperlukan.

(2) Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini
meliputi:
(a) Mengumpulkan data curah hujan harian
maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam jangka
10 tahun pada daerah tangkapan (catchment
area) atau pada daerah yang berpengaruh
terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa
diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika
dan/ atau instansi terkait di kota terdekat dari
lokasi perencanaan.
(b) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang
ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan
yang meliputi: lokasi, dimensi, kondisi, tinggi
muka air banjir.
(c) Menganalisis data curah hujan dan menentukan
curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air
banjir rencana dengan periode ulang 10 tahunan
untuk jalan arteri, 7 tahun untuk jalan kolektor, 5
tahunan untuk jalan lokal dan 50 tahunan
jembatan dengan metode yang sesuai.
(d) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana
untuk memberikan masukan dalam proses
perencanaan yang aman.
(e) Menghitung dimensi dan jenis bangunan
pengaman yang diperlukan.
(f) Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/
jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya
bangunan air (aflux).
(g) Merencanakan bangunan pengaman jalan/
jembatan terhadap gerusan samping atau
horisontal dan vertikal.
Survey hidrologi lengkap digunakan untuk
melengkapi parameter-parameter desain jembatan
yang dalam hal ini jembatan yang dimaksud adalah
jembatan di atas lalu-lintas sungai atau saluran air.
Untuk itu pengumpulan data untuk analisa hidrologi
yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Karakteristik daerah aliran (Catchment Area) dari
setiap gejala aliran yang harus dipelajari dengan
cermat dari peta topografi maupun pemeriksaan
langsung di tempat meliputi data curah hujan,
tata guna lahan, jenis permukaan tanah,
kemiringan dan lain-lain.
b. Karakteristik sungai yang meliputi:
− Kecepatan aliran dan gejala arah
− Debit dan daerah pengaruh banjir
− Tinggi air banjir, air rendah dan air normal
− Lokasi penggerusan (scouring) serta jenis/sifat
erosi maupun pengendapan
− Kondisi aliran permukaan pada saat banjir
c. Analisa hidrologi yang diperlukan untuk jembatan
yang melintas sungai, sebelum tahap
perhitungan/perencanaan hidrolika dari alur
sungai, adalah untuk menentukan :
− Debit banjir dalam alur sungai jembatan atau
debit maksimum sungai selama periode
ulang banjir rencana yang sesuai.
− Perkiraan tinggi maksimum muka air banjir
yang mungkin terjadi dan semua
karakteristiknya.
− Kedalaman air : air banjir, air rendah dan air
normal.
d. Untuk menentukan elevasi tinggi muka jembatan
diperlukan suatu perkiraan tinggi maksimum
banjir yang mungkin terjadi, ditetapkan dan
diperhitungkan dengan periode ulang banjir
rencana atau dalam kurun waktu rencana
sebagai berikut :
− Untuk jembatan panjang/besar (konstruksi
khusus) diperhitungkan dengan periode
ulang 100 tahunan.
− Untuk jembatan biasa/ tetap termasuk
gorong-gorong diperhitungkan dengan
periode ulang 50 tahunan.
− Untuk jembatan sementara, perlintasan
saluran air dan jembatan yang melintas di
atasnya diperhitungkan dengan periode
ulang 25 tahunan.
− Untuk keperluan analisa hidrologi ditetapkan
dengan periode ulang 50 tahunan.
− Untuk perhitungan scouring berdasarkan
jenis tanah dasar sungai dan debit serta
kecepatan aliran arus sungai.
− Dalam menentukan besar debit banjir
maksimum dalam kurun waktu rencana
tersebut, dipakai pendekatan berdasarkan
analisa frekuensi dari suatu data curah hujan
lebat. Di sini perlu ditinjau hubungan/korelasi
antara curah hujan dan aliran sungai.
− Metode untuk menentukan besar debit banjir
tersebut diklasifikasikan menjadi 3 cara yaitu
 Cara statistik/kemungkinan-kemungkinan
 Cara hidrograf/sintetik
 Rumus empiris/metode rasional
e. Analisa drainase ditetapkan dengan kala ulang
(return period) 25 tahun dan 50 tahun yang
pemilihannya terlebih dulu dikonsultasikan
dengan pihak Pemberi Tugas.
(h) Dari hasil survey dan analisa yang dilakukan,
antara lain dapat ditentukan elevasi jembatan dan
bangunan pengaman terhadap gerusan,
tumbukan air dan debris.
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994
atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-
1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai),
Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-
2006-B, Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan
No.01/BM/05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.

(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase
adalah berupa Laporan Drainase yang di dalamnya
memuat:
(a) Data identifikasi semua aliran air yang ada dan
lintasan-lintasan drainase
(b) Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-
peta topografi
(c)Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan
dan tanggal kejadian)
(d) Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi
permasalahan banjir
(e) Acuan banjir/sumber informasi drainase
(f) Kapasitas aliran air dan debit aliran air
permukaan yang akan diterima oleh drainase
yang akan direncanakan
(g) Data curah hujan yang digunakan dalam
desain drainase
(h) Dimensi saluran dan gorong-gorong
(i) Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi
dasar sungai/saluran baik erosi umum maupun
lokal.

e) Survey Geologi dan Geoteknik


(1) Tujuan
(a) Tujuan utama dari penyelidikan geoteknik
lapangan dan bawah permukaan adalah untuk
memberikan informasi tentang kondisi bawah
permukaan tanah, bahaya geoteknik, dan
ketersediaan tanah, agregat dan batuan pada
perencana
(b) Sangat disarankan untuk menggunakan
Pedoman Geoteknik untuk penyelidikan tanah
lunak Pd.T-9-2002-B dan pengujian laboratorium
untuk tanah lunak Pt.M-01-2002-B bilamana
terdapat suatu kondisi tanah dasar yang lunak
(Soft soil).
(2) Lingkup
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi:
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
(a) Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 25
- 40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap contoh
tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor
sumur uji, lokasi, kedalaman). Penggalian
sumuran uji dilakukan pada setiap jenis satuan
tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila
jenis tanah sama, dengan kedalaman 1-2 m.
Setiap sumuran uji yang digali dan contoh tanah
yang diambil harus difoto. Dalam foto harus
terlihat jelas identitas nomor sumur uji, dan lokasi.
Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara-Selatan)
lebar 1,0 m, Log sumuran uji digambarkan dalam
4 bidang, dengan deskripsi yang lengkap dan 1
kolom untuk unit satuan batuan. (lihat daftar
lampiran)

(b) Pengambilan contoh tanah tak terganggu


Pengambilan contoh tanah tak terganggu
dilakukan dengan cara bor tangan menggunakan
tabung contoh tanah (“split tube” untuk tanah
keras atau “piston tube” untuk tanah lunak).
Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang
jelas (nomor bor tangan, lokasi, kedalaman).
Pemboran tangan dilakukan pada setiap lokasi
yang diperkirakan akan ditimbun (untuk
perhitungan penurunan) dengan ketinggian
timbunan lebih dari 4 meter dan pada setiap
lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk
perhitungan stabilitas lereng) dengan kedalaman
galian lebih dari 6 meter; dengan interval
sekurang-kurangnya 100 meter dan/atau setiap
perubahan jenis tanah dengan kedalaman
sekurang-kurangnya 4 meter.

Setiap pemboran tangan dan contoh tanah yang


diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat
jelas identitas nomor bor tangan, dan lokasi.

Semua contoh tanah harus diamankan baik


selama penyimpanan di lapangan maupun dalam
pengangkutan ke laboratorium.
(c)Pemboran Mesin
Pemboran mesin dilaksanakan dengan
ketentuan-ketentuan berikut :
• Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-
94.
• Pendalaman dilakukan dengan menggunakan
sistem putar (rotary drilling) dengan diameter
mata bor minimum 75 mm.
• Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan
dengan kecepatan maksimum 1 putaran per
detik.
• Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30
mm per detik
• Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah
deposit yang lunak dilakukan dengan
menggunakan bentonite (drilling mud) atau
casing dengan diameter minimum 100 mm
• Apabila drilling mud digunakan pelaksana
harus menjamin bahwa tidak terjadi tekanan
yang berlebih pada tanah
• Apabila casing digunakan, casing dipasang
setelah mencapai 2 m atau lebih. Posisi dasar
casing minimal berjarak 50 cm dari posisi
pengambilan sampel berikutnya
Pemboran mesin dilakukan pada kondisi tanah
ekspansif atau tanah lunak.

(d) Pemboran Tangan.


Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu
pada ASTM D 4719

(e) Pengujian Kompaksi Batu Gamping


Suatu studi untuk menilai kelayakan batu
gamping sebagai bahan timbunan dilakukan
dengan memperhatikan:
• Perilaku pemadatan laboratorium.
• Persyaratan material untuk timbunan termasuk
yang berkaitan dengan kekuatan dan
konsistensi material.
• Sifat kimia yang berkaitan dengan pengaruh
lingkungan dan air terhadap durabilitas kinerja
timbunan.
(f) Sondir (Pnutrometer Static)
Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman
lapisan tanah keras, menentukan lapisan-lapisan
tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan
daya lekat tanah setiap kedalaman yang
diselidiki, alat ini hanya dapat digunakan pada
tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada
daerah aluvium yang mengandung komponen
brangkal dan kerikil serta batu gamping yang
berongga, karena hasilnya akan memberikan
indikasi lapisan tanah keras yang salah.
Ada dua macam alat sondir yang digunakan :
1. Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton
2. Sondir berat dengan kapasitas 10 ton

Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan


pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondir dihentikan
apabila pembacaan pada manometer berturut-
turut menunjukkan harga >150 kg/cm2, alat sondir
terangkat ke atas, apabila pembacaan
manometer belum menunjukan angka yang
maksimum, maka alat sondir perlu diberi
pemberat yang diletakkan pada baja kanal
jangkar.
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau
perlawanan penetrasi konus dan jumlah
hambatan pelekat (JHP). Grafik yang dibuat
adalah perlawanan penetrasi konus (qc) pada
tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat
(JHP) secara kumulatif.
Pemboran mesin dilakukan pada kondisi tanah
ekspansif atau tanah lunak.
(a) Penyelidikan Geologi
Penyelidikan meliputi pemetaan geologi
permukaan detail dengan peta dasar topografi
skala 1:250.000 sampai dengan skala 1:100.000.
Pencatatan kondisi geoteknik di sepanjang
rencana trase jalan untuk setiap jarak 500 –
1000 meter dan pada lokasi jembatan dilakukan
menggunakan lembar isian seperti terlihat pada
daftar lampiran.
(b) Penyelidikan lapangan
Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi,
jenis tanah, warna, perkiraan prosentase butiran
kasar/ halus) sesuai dengan Metoda USCS.
(c) Penyelidikan Tanah
Penyelidikan geoteknik disini merupakan bagian
dari penyelidikan tanah yang mencakup seluruh
penyelidikan lokasi kegiatan berdasarkan
klasifikasi jenis tanah yang didapat dari hasil tes
dengan mengadakan peninjauan kembali
terhadap semua data tanah dan material guna
menentukan jenis/ tipe pondasi yang tepat dan
sesuai tahapan kegiatannya, sebagai berikut:
a). Mengadakan penyelidikan tanah dan
material di lokasi pelaksanaan jembatan
yang akan dibangun dengan menetapkan
lokasi titik-titik bor yang diperlukan langsung
di lapangan.
b). Melakukan penyelidikan kondisi permukaan
air (sub-surface) sehubungan dengan
pondasi jembatan yang akan dibangun.
c). Menyelidiki lokasi sumber material yang ada
di sekitar lokasi pelaksanaan, kemudian
dituangkan dalam bentuk penggambaran
peta termasuk sarana lain yang ada seperti
jalan pendekat/oprit, bangunan pelengkap/
pengaman dan lain sebagainya.
d). Pekerjaan pengambilan contoh dengan
pengeboran (umumnya terhadap undisturbed
sampling) dimaksudkan untuk tujuan
penyelidikan lebih lanjut di laboratorium
untuk mendapatkan informasi yang lebih teliti
tentang parameter-parameter tanah dari
pengetesan Index Properties (Besaran
Indeks) dan Engineering Properties (Besaran
Struktural Indeks).
e). Penyelidikan tanah untuk desain jembatan
yang umum dilaksanakan di lingkungan Bina
Marga dengan bentang > 60 m (relatif dari
25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan
bor-mesin (alat bor yang digerakkan dengan
mesin) di mana kapasitas kedalaman bor
dapat mencapai 40 m disertai alat split spoon
sampler untuk Standar Penetration Test (
SPT ) menurut AASHTO T 206 – 74.
Sedangkan untuk bentang < 60m (relatif dari
25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan
peralatan utama lapangan yang terdiri atas:
− Alat sondir dengan bor tangan
(digerakkan dengan tangan). Pengeboran
harus dilakukan sampai kedalaman yang
ditentukan (bila tidak ditentukan lain)
untuk mendapatkan letak lapisan tanah
dan jenis batuan beserta ukurannya dan
harus mencapai tanah keras/batu dan
menembus sedalam kurang lebih 3.00 m.
− Boring dan sampling harus dikerjakan
dengan memakai ”Manual Operated
Auger” dengan kapasitas hingga
kedalaman 10 m.
− Alat tes sondir type “Gouda” atau
sejenisnya, antara lain “Dutch Cone
Penetrometer” yang memakai sistem
metrik dan harus dilengkapi dengan
“Friction Jacket Cone”, kapasitas
tegangan konus minimum 250 kg/cm2 dan
kedalamannya dapat mencapai 25 m.
f). Pada setiap jembatan, penyelidikan tanah
yang dibutuhkan pada masing-masing lokasi
rencana pondasi harus sudah menetapkan
penggunaan jenis bor dan posisi lubang bor
yang direncanakan serta jumlah titik bor
minimal satu titik boring, yaitu satu titik bor
mesin atau satu set bor tangan dan sondir,
tergantung bentang rencana jembatannya.
Hal ini tergantung pada kondisi area (alam
dan lokasi), kepentingan struktur dan
tersedianya peralatan pengujian beserta
teknisinya.
g). SPT dilakukan pada interval kedalaman 1,50
m s/d 2,00 m untuk diambil contohnya
(undisturbed dan disturbed).
h). Mata bor harus mempunyai diameter yang
cukup untuk mendapatkan undisturbed
sample yang diinginkan dengan baik, dapat
digunakan mata bor steel bit untuk tanah
clay, silt dan mata bor jenis corebarrel.
i). Digunakan casing (segera) bilamana tanah
yang dibor cenderung mudah runtuh.
j). Untuk menentukan besaran index dan
structural properties dari contoh-contoh
tanah, baik yang terganggu (disturbed)
maupun yang asli (undisturbed) tersebut di
atas dan contoh material (quarry), maka
pengujian di laboratorium dikerjakan
berdasarkan spesifikasi SNI, SK SNI,
AASHTO, ASTM, BS dengan urutan
terdepan sebagai prioritas pertamanya.
Laporan penyelidikan tanah dan material harus
pula berisi ‘analisa dan hasil’ daya dukung tanah
serta rekomendasi jenis pondasi yang sesuai
dengan daya dukung tanah tersebut dan hasil bor
log dituangkan dalam bentuk tabel/formulir bor
log dan form drilling log yang dilengkapi dengan
keterangan/data diantaranya tentang tipe bor
yang digunakan, kedalaman lapisan tanah, tinggi
muka air tanah, grafik log, uraian lithologi, jenis
sample, nilai SPT, tekanan kekuatan (kg/cm2),
liquid/ plastis limit, perhitungan pukulan dan lain
sebagainya.

(g) Lokasi Quarry


Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan
jalan, struktur jembatan, maupun untuk bahan
timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada di
sekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka
harus menginformasikan lokasi quarry lain yang
dapat dimanfaatkan.

Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan


karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke
lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang
mungkin timbul dalam proses penambangannya,
dilengkapi dengan foto-foto.

(3) Keluaran
Keluaran dari survey geologi/geoteknik berupa:
(a) Laporan penyelidikan tanah yang di dalamnya
memuat:
• tanah berupa nilai CBR
• properties tanah berupa nilai strength dan
index properties of soil
• kadar air
• berat jenis
(b) Peta penyebaran tanah yang di dalamnya
memuat:
• kondisi lapisan tanah
• daerah rawan longsor
(c)Foto Dokumentasi

f) Survey Lingkungan
(1) Tujuan
(a) Memastikan kondisi rona awal lingkungan
masih sesuai dengan rona awal yang terdapat di
dalam dokumen lingkungan. Apabila telah terjadi
perubahan rona awal lingkungan maka rencana /
upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
disesuaikan kembali.
(b) Merumuskan saran tindak lanjut dalam rangka
mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke
dalam Desain yang dapat dilaksanakan oleh
proyek atau instansi lain yang terkait guna
mengurangi dampak negatif atau meningkatkan
dampak positif.
(2) Lingkup
(a) Mengumpulkan data sekunder terkait aspek
fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya dan
kesehatan masyarakat.
(b) Mengumpulkan data primer terkait rencana
kegiatan dan komponen lingkungan yang ada
(aspek fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat)
(c) Menyelaraskan Upaya pengelolaan lingkungan
yang telah ada dalam dokumen lingkungan dan
data lapangan dengan mengintegrasikan ke
dalam Design
(d) Melakukan perhitungan biaya untuk rencana /
upaya lingkungan yang telah diintegrasikan ke
dalam design sehingga pertimbangan
lingkungan dapat ter Bill of Quantity
(3) Persyaratan
 Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
 Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan.
 Undang-undang Republik Indonesia No. 7
Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
 Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
 Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang
Jalan.
 Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.
 Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
 Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
 Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan.
 Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006
tentang Jalan.
 Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional
 Peraturan Presiden No. 36 tahun 2005 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8
Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan
AMDAL.
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11
Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan
atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan
AMDAL.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis
Rencana Usaha dan atau Kegiatan Bidang
Pekerjaan Umum Yang Wajib Dilengkapi
Dengan UKL-UPL.
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13
Tahun 2010 tentang UKL-UPL dan SPPL.
 Acuan yang dapat digunakan Pedoman
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup No.008/BM/2009, No. 009/BM/2009, N0.
010/BM/2009, dan 011/BM/2009, atau
pedoman lain yang dipersyaratkan.
(4) Keluaran survey lingkungan
Keluaran yang dihasilkan pada identifikasi
lingkungan berupa : Laporan Integrasi
pertimbangan lingkungan kedalam DED
3) Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail.
Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali mutu
pengambilan data, kendali mutu tersebut diantaranya :
a) Setiap akan kegiatan survey baik pendahuluan maupun
survey detail pelaksana kegiatan wajib mengajukan
jadwal kegiatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan
surat ijin melakukan survey baik pendahuluan maupun
detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau
Pejabat Pembuat Komitmen.
b) Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail
wajib diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai
pada proses survey oleh petugas yang ditunjuk oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib
diperiksa kebenarannya sebelum dilakukan proses
desain. proses desain dapat dilakukan apabila data
hasil survey detail sudah dapat diterima oleh Kepala
Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey
pendahuluan maupun survey detail yang dikeluarkan
oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.

4) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
(2) menetapkan desain sementara dari data awal untuk
dipakai sebagai panduan survey pendahuluan.
(3) menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang
terdiri dari gambar desain, spesifikasi, engineering
estimate.
b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada
peta, serta menarik beberapa Alternatif rencana As
Jalan/Alinyemen Horizontal dengan dilakukan
pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai dengan
kondisi medan yang memenuhi Standar
Perencanaan Geometrik Jalan dan dibahas bersama-
sama dengan Ahli Geologi, Ahli Geodesi, Ahli
Hidrolika, Ahli Lingkungan.
(2) Melakukan perencanaan alinyemen horisontal dan
vertikal berdasarkan alternatif yang dipakai dengan
tetap mengacu pada standar geometrik jalan antar
kota maupun perkotaan.
(3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik
perkerasan kaku maupun fleksibel dengan mengacu
pada pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur
dan tebal perkerasan kaku.
(4) Melakukan perencanaan drainase dan bangunan
perlengkapan jalan.
(5) Melakukan perencanaan manajemen traffic pada
saat pelaksanaan.
(6) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan
dengan resiko yang ditimbulkan dengan adanya
kegiatan konstruksi.
(7) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan
dengan kondisi geologi.
(8) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan
panjang jembatan, box culvert/ gorong–gorong dan
bangunan pelengkap jalan lainnya yang mungkin
akan terdapat pada rute jalan tersebut.
(9) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan
dalam laporan perencanaan teknis yang di dalamnya
membuat identifikasi resiko, analisis resiko, penilaian
resiko, mitigasi resiko, alokasi resiko.
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar,
Pedoman yang berlaku seperti standar atau pedoman
yang tertulis pada acuan normatif atau referensi lain
yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja.
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Jalan:
• Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000
• Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
• Potongan Melintang Skala Horisontal 1:1200, Skala
Vertikal 1:100
Penggambaran Desain Jembatan:
• Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:500
• Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:50
• Potongan Melintang Skala Horisontal 1:100, Skala
Vertikal 1:50

5) Pengendalian proses perencanaan


Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan agar
desain yang dihasilkan memenuhi persyaratan secara
teknis, proses pengendalian dilakukan terhadap :
a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus
mendapat persetujuan dari Kepala satuan kerja atau
pejabat pembuat komitmen.
b) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan
dan survey detail yang merupakan review terhadap
desain awal harus diperiksa dan diasistensikan kepada
Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen.
c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara
bertahap wajib dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan
kepada Kepala Satuan Kerja /Pejabat Pembuat
Komitmen
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi
standar harus mendapat persetujuan dari pejabat
setingkat eselon I.
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila
diterima oleh Tim yang dibentuk oleh pejabat Eselon II
dan mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Bina
Marga.

b. Data dan Fasilitas Penunjang


1). Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh
penyedia jasa:
a). Laporan dan Data (bila ada)
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu
serta photografi (bila ada).
(nyatakan bila ada laporan dan data/informasi yang dapat
dipakai sebagai referensi oleh penyedia jasa)
b). Akomodasi dan Ruangan Kantor (bila ada)
(Jelaskan dan nyatakan apakah ada akomodasi dan
ruangan kantor yang akan disediakan oleh pejabat
pembuat komitmen, misalnya untuk ruangan kantor,
luas/ukurannya dan keadaannya, atau harus disediakan
oleh penyedia jasa sendiri dengan cara sewa)
c). Staf Pengawas/Pendamping
(Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat
petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping/counterpart ..............
(apabila diperlukan) *), atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi)
d). Fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen yang dapat digunakan oleh penyedia jasa (bila
ada, cantumkan nama barang tersebut)*)
2). Penyediaan oleh penyedia jasa
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara
semua fasilitas dan peralatan yangdipergunakan untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
(Cantumkan disini barang-barang yang harus disediakan
oleh penyedia jasa dan tetapkan jugaapakah harus dibeli atas
nama pejabat pembuatkomitmen ataukah harus dengan cara
sewa)*)

c. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, maka penyedia jasa harus mengadakan pelatihan,
kursus singkat, diskusi dan seminar terkaitdengan substansi
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada
staf di lingkungan organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.

8. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:


a. Laporan Detail Desain
• Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jalan/jembatan
dalam ukuran kertas A3, agar dapat digunakan pada saat
penerapan di lapangan.
• Laporan perencanaan tebal perkerasan lentur /
perkerasan kaku termasuk analisisnya
• Laporan Geologi/Geoteknik yang didalamnya memuat
seluruh penyelidikan tanah serta peta penyebaran tanah
serta foto dokumentasi.
• Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh data
pengukuran termasuk hasil perhitungan serta foto
dokumentasi;
• Laporan Drainase yang didalamnya memuat seluruh data
survey hidrologi termasuk analisis perhitungan.
b. Laporan Engineering Estimate
c. Laporan Analisa Resiko
d. Laporan Action Plan Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas
e. Laporan konsep metode konstruksi
f. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya Spesifikasi
Teknis. Dimana Dokumen lelang berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011 tanggal 31 Mei 2011, Buku
PK 01 A tentang: Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi (Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung)
Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur
Kontrak Harga Satuan. Dokumen lelang dicetak untuk masing-
masing paket ruas sebanyak 10 (sepuluh) copy (hard copy), dan
konsultan juga harus menyerahkan dalam Compact Disc (CD)
sebanyak 5 (lima) keping.

Susunan dan isi dokumen tersebut diatur sebagai berikut :


BAB I Umum
BAB II Pengumuman [Pelelangan Umum/Pemilihan
Langsung]
BAB III Instruksi Kepada Peserta (IKP)
BAB IV Lembar Data Pemilihan (LDP)
BAB V Lembar Data Kualifikasi (LDK)
BAB VI Bentuk Dokumen Penawaran
BAB VII Petunjuk Pengisian Formulir Kualifikasi
BAB VIII Tata Cara Evaluasi Kualifikasi
BAB IX Bentuk Kontrak
BAB X Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK)
BAB XI Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK)
BAB XII Spesifikasi Teknik dan Gambar
BAB XIII Daftar Kuantitas dan Harga
BAB XIV Bentuk Dokumen Lain

9. Peralatan, Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen :


Material,
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Personil, dan
yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa :
Fasilitas dari
Pejabat Pembuat • Laporan dan Data.
Komitmen
Laporan dan data mengenai informasi hasil kunjungan ke provinsi-
provinsi pada ruas-ruas perbatasan.
• Akomodasi dan Ruang Kantor.
Akomodasi yang berupa kendaraan roda empat dan ruang kantor
diadakan penyedia jasa sendiri dengan cara sewa.
• Staf Pengawas/Pendamping.
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau
wakilnya yang akan bertindak sebagai Project Officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi ini.

10. Peralatan dan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas
Material dari peralatan dan material yang dipergunakan untuk kelancaran
Penyedia Jasa pelaksanaan pekerjaan. Fasilitas peralatan dan material dimaksud
Konsultansi diadakan secara sewa.

11. Lingkup Metodologi dan pendekatan yang dipergunakan dalam


Kewenangan “Perencanaan Teknis Jalan Perbatasan I” adalah dengan
Penyedia Jasa memperhatikan kebutuhan dan kesesuaian terhadap aturan yang
berlaku, dengan poin-poin sebagai berikut :
a. Memahami KAK dan memberikan komentar.
b. Kualitas metodologi.
c. Rencana Kerja dan Organisasi.
d. Fasilitas pendukung sesuai KAK.

12. Jangka Waktu Jangka waktu Pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan Perbatasan I ini
Penyelesaian diperkirakan selama 7 (tujuh) bulan kalender terhitung sejak tanggal
Kegiatan mulai yang tercantum pada Surat Perintah Mulai Kerja.
13. Personil Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
perencanaan teknis jalan ini terdiri dari sebagai berikut :
a. Ketua Tim
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang
Perencanaan/Pengawasan Jalan/Jembatan/Transportasi yang
masih berlaku yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi dan telah
diregistrasi oleh LPJK, dengan jumlah Orang Bulan sebesar 7,0
OB.
Ketua Tim disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata
dua (S1) jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, dan berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis
jalan/jembatan lebih diutamakan/disukai selama 8 (delapan)
tahun. Diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Sebagai ketua tim, tugas utama adalah bertanggung jawab
merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua
kegiatan dan personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil
yang diharapkan.
b. Ahli Perkerasan Jalan ( 1 orang )
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang Perencanaan
Jalan yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh Asosiasi
Profesi dan telah diregistrasi oleh LPJK, dengan jumlah Orang
Bulan tenaga ahli sebesar 7,0 OB.
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Teknik
Strata satu (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis
jalan selama 7 (tujuh) tahun, diutamakan yang telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meliputi:
• Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang
terlibat dalam pengumpulan data dari jenis pekerjaan yang
ditanganinya, antara lain penelitian perkerasan, bangunan
pelengkap yang diperlukan; dan lain-lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini sesuai KAK.
• Memeriksa dan menganalisa data lapangan serta membuat
perhitungan perencanaan perkerasan, dan gambar-gambar
yang diperlukan sesuai ketentuan.
• Menjamin bahwa perencanaan yang dihasilkan adalah pilihan
yang terbaik, ekonomis dan sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.
• Membuat laporan hasil pekerjaannya secara detail dan
lengkap.
c. Ahli Geometrik Jalan ( 2 orang )
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang Perencanaan
Jalan yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh Asosiasi
Profesi dan telah diregistrasi oleh LPJK, dengan jumlah Orang
Bulan masing-masing tenaga ahli sebesar 7,0 OB.
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Teknik
Strata satu (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidangnya selama 7
(tujuh) tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meliputi:
• Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang
terlibat dalam pengumpulan data dari jenis pekerjaan yang
ditanganinya, antara lain survey inventory geometrik jalan,
bangunan pelengkap yang diperlukan; dan lain-lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini sesuai KAK.
• Memeriksa dan menganalisa data lapangan serta membuat
perhitungan perencanaan geometrik jalan dan gambar-
gambar yang diperlukan sesuai ketentuan;
• Menjamin bahwa perencanaan yang dihasilkan adalah pilihan
yang terbaik, ekonomis dan sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.
• Membuat laporan hasil pekerjaannya secara detail dan
lengkap.
d. Ahli Struktur ( 1 orang )
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang Perencanaan
Jembatan/Struktur yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi dan telah diregistrasi oleh LPJK, dengan jumlah
Orang Bulan sebesar 7,0 OB.
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Teknik
Strata satu (S1) Jurusan Sipil/Struktur lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidangnya lebih
selama 7 (tujuh) tahun, diutamakan yang telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meliputi:
• Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang
terlibat dalam pengumpulan data dari jenis pekerjaan yang
ditanganinya.
• Memeriksa dan menganalisa data lapangan serta membuat
perhitungan perencanaan struktur/konstruksi bangunan
permanen penanganan longsoran/stabilitas lereng sekitar
badan jalan dan penanggulangan aliran air serta gambar-
gambar yang diperlukan sesuai dengan ketentuan;
• Menjamin bahwa perencanaan konstruksi penanganan
longsoran/stabilitas badan jalan dan penanggulangan aliran
air yang dihasilkan adalah pilihan yang terbaik, ekonomis dan
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga.
• Membuat laporan hasil pekerjaannya secara detail dan
lengkap.
e. Ahli Teknik Jembatan ( 2 orang )
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang Perencanaan
Jembatan/Struktur yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi dan telah diregistrasi oleh LPJK, dengan jumlah
Orang Bulan sebesar 6,0 OB.
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Teknik
Strata satu (S1) Jurusan Sipil/Struktur lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidangnya lebih
selama 7 (tujuh) tahun, diutamakan yang telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meliputi:
• Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang
terlibat dalam pengumpulan data dari jenis pekerjaan yang
ditanganinya.
• Memeriksa dan menganalisa data lapangan serta membuat
perhitungan perencanaan jembatan serta gambar-gambar
yang diperlukan sesuai dengan ketentuan;
• Menjamin bahwa perencanaan jembatan yang dihasilkan
adalah pilihan yang terbaik, ekonomis dan sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.
• Membuat laporan hasil pekerjaannya secara detail dan
lengkap.
f. Ahli Teknik Pengukuran/Geodesi ( 2 orang )
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang
Survey/Pengukuran Topografi yang masih berlaku yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi dan telah diregistrasi oleh
LPJK, dengan jumlah Orang Bulan masing-masing tenaga ahli
masing-masing sebesar 6,0 OB.
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Teknik
Strata satu (S1) Jurusan Teknik Geodesi lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidangnya selama 7
(tujuh) tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meliputi:
• Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang yang
terlibat dalam pelaksanaan jenis pekerjaan yang
ditanganinya, antara lain survey pengukuran Topografi, dan
pengolahan datanya.
• Membuat perhitungan dan gambar-gambar hasil pengukuran
topografi, dan menjamin bahwa gambar topografi yang
dihasilkan benar-benar akurat dan siap digunakan untuk
tahap perencanaan teknis secara tepat waktu.
• Membuat laporan hasil pekerjaannya secara detail dan
lengkap.
g. Ahli Geoteknik ( 2 orang )
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang Perencanaan
Jalan/Jembatan diutamakan ahli geoteknik yang masih berlaku
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi dan telah diregistrasi
oleh LPJK, dengan jumlah Orang Bulan masing-masing tenaga
ahli sebesar 6,0 OB.
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Teknik
Strata satu (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidangnya selama 7
(tujuh) tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meliputi:
• Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang
mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan
di laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, dan
perhitungan-perhitungan mekanika tanah.
• Menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan mekanika
tanah yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan,
dapat memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi,
sifat-sifat dan stabilitas disekitar badan jalan dan/atau lereng
jalan.
h. Ahli Materialdan Bahan ( 1 orang )
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang perencanaan
jalan yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi
dan telah diregistrasi oleh LPJK, dengan jumlah Orang Bulan
sebesar 5,0 OB.
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Teknik
Strata satu (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidangnya selama 7
(tujuh) tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meliputi:
• Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang
mencakup pelaksanaan survei ketersediaan material di
sekitar lokasi pekerjaan, pengujian material di laboratorium,
dan perhitungan-perhitungan kekuatan material.
• Menjamin bahwa material yang akan digunakan merupakan
material yang baik serta ekonomis untuk digunakan pada
pekerjaan konstruksi nantinya.
i. Ahli Lingkungan ( 2 orang )
Mempunyai sertifikat di bidang Pengelolaan Lingkungan dan /
atau sertifikat kompetensi Penyusun AMDAL (INTAKINDO) dan /
atau sertifikat AMDAL A/B dengan jumlah Orang Bulan
sebesar…… OB. Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana
Strata 1 (S1) semua jurusan lulusan universitas/ perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang lingkungan selama…….
(……) tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meliputi:
• Mengkaji dan menelaahi semua laporan dan rencana
kegiatan yang berkaitan dengan masalah lingkungan,
termasuk dokumen lingkungan (AMDAL / UKL – UPL /
SPPL dll.) serta laporan studi kelayakan (bila ada).
• Mengintegrasikan pertimbangan pertimbangan lingkungan
yang terdapat di dalam dokumen lingkungan (AMDAL / UKL
– UPL / SPPL dll.) kedalam DED yang disusun
• Membuat laporan hasil integrasi pertimbangan lingkungan
ke dalam DED.
• Menyusun perkiraan biaya dan penentuan jadual
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
berdasarkan dokumen lingkungan yang ada.

j. Ahli Teknik Hidrologi ( 2 orang )


Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang Perencanaan
Jalan/Jembatan diutamakan ahli hidrologi yang masih berlaku
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi dan telah diregistrasi
oleh LPJK, dengan jumlah Orang Bulan masing-masing sebesar
5,0 OB.
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Teknik
Strata satu (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidangnya selama 7
(tujuh) tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meliputi:
• Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang
terlibat dalam pelaksanaan jenis pekerjaan yang
ditanganinya.
• Mengadakan penelitian di lapangan mengenai aliran
dipermukaan tanah, darinase dan data curah hujan yang
diperlukan sehingga menghasilkan data yang diperlukan
untuk merencanakan dimensi-dimensi drainase dan
bangunan pelengkap jalan lainnya.
• Menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi dan
drainase yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap
digunakan, dan dapat memberikan masukan yang rinci
mengenai curah hujan dan pola aliran air permukaan untuk
keperluan perencanaan teknis drainase dan bangunan
pelengkap jalan.
• Membuat laporan hasil pekerjaannya secara detail dan
lengkap.
k. Ahli Perhitungan Kuantitas & Biaya ( 1 orang )
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang Perencanaan
Jalan yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh Asosiasi
Profesi dan telah diregistrasi oleh LPJK, dengan jumlah Orang
Bulan sebesar 5,0 OB.
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Teknik
Strata satu (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidangnya selama 7
(tujuh) tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meliputi:
• Mengadakan pengumpulan informasi harga dasar upah,
bahan, dan peralatan serta data kontrak sejenis dari instansi-
instansi yang terkait dengan pekerjaan konstruksinya.
• Melakukan peninjauan ke lokasi sumber material yang akan
digunakan untuk pekerjaan konstruksi dan membuat petanya.
• Membuat perhitungan kuantitas semua pekerjaan yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksinya
berdasarkan hasil perencanaan ini, dan dikelompokan sesuai
mata pembayaran yang tercantum pada buku Spesifikasi
yang berlaku.
• Membuat analisa harga satuan untuk setiap pekerjaan yang
ada, sesuai dengan data yang diperoleh dengan
menggunakan perangkat/pedoman sebagaimana tercantum
pada KAK ini.
• Menjamin bahwa data, hasil perhitungan kuantitas, analisa
harga satuan yang dihasilkan/dibuat, adalah benar dan
akurat.
• Membuat laporan (EE) hasil pekerjaannya secara detail dan
lengkap.
l. Ahli Dokumen Lelang ( 1 orang )
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang Perencanaan
atau Pelaksanaan Jalan yang masih berlaku yang dikeluarkan
oleh Asosiasi Profesi dan telah diregistrasi oleh LPJK, dengan
jumlah Orang Bulan sebesar 5,0 OB.
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Teknik
Strata satu (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidangnya selama 7
(tujuh) tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meliputi, namun tidak
terbatas hanya menyusun dokumen lelang per paket kegiatan
sesuai dengan berdasarkan Surat Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 07/PRT/M/2011tanggal 31 Mei 2011, Buku PK 01
Atentang : Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi
Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Harga
Satuan.
Jumlah Tenaga Ahli
Orang-
No Posisi/Profesi Kualifikasi SKA
Bulan

Perencanaan
1 Ketua Tim Jalan/Jembatan/ 7
Transportasi
Ahli Teknik
2 Perencanaan Jalan 7
PerkerasanJalan
Ahli Teknik Geometrik
3 Perencanaan Jalan 7
Jalan – 1
Ahli Teknik Geometrik
4 Perencanaan Jalan 7
Jalan - 2
Perencanaan
5 Ahli Teknik Struktur 7
Jembatan/Struktur
Perencanaan
6 Ahli Teknik Jembatan - 1 6
Jembatan/Struktur
Perencanaan
7 Ahli Teknik Jembatan - 2 6
Jembatan/Struktur
Survey/Pengukuran
8 Ahli Teknik Pengukuran – 1 6
Topografi
Survey/Pengukuran
9 Ahli Teknik Pengukuran - 2 6
Topografi
Perencanaan
10 Ahli Geoteknik - 1 6
Jalan/Jembatan
Perencanaan
11 Ahli Geoteknik - 2 6
Jalan/Jembatan

12 Ahli Material dan Bahan Perencanaan Jalan 5

13 Ahli Teknik Lingkungan – 1 Bidang Lingkungan 5

14 Ahli Teknik Lingkungan - 2 Bidang Lingkungan 5

Perencanaan
15 Ahli Teknik Hidrologi – 1 5
Jalan/Jembatan
Perencanaan
16 Ahli Teknik Hidrologi - 2 5
Jalan/Jembatan
Ahli Perhitungan Kuantitas
17 Perencanaan Jalan 5
dan Biaya
Perencanaan/Pelaksana
18 Ahli Dokumen Lelang 5
an Jalan

Selain tenaga-tenaga tersebut di atas, juga diperlukan tenaga-


tenaga pendukung/tenaga lainnya untuk membantu kelancaran
kegiatan yang terdiri dari : 2 Tim Survey Detail yang masing-
masing terdiri dari 4 orang surveyor topografi, 2 orang surveyor
geologi, dan 2 orang surveyor hidrologi. Tenaga pendukung
lainnya yaitu 1 (satu) orang Sekretaris, 1 (satu) orang Operator
Komputer, 5 (lima) orang Operator Auto CAD, 1 (satu) orang
Pesuruh, dan 1 (satu) orang penjaga malam.
Jumlah Tenaga Pendukung
No Posisi Jumlah orang
Bulan
I Asisten Tenaga Ahli
Asisten MudaTeknik Perkerasan Jalan (
1 6
1 orang)
Asisten MudaTeknik Geometrik Jalan( 1
2 6
orang )
Asisten Muda Teknik Struktur
3 5
( 1 orang)
Asisten Muda Teknik Pengukuran
4 2x4
( 2 orang)
Asisten Muda Teknik Jembatan
5 2x4
( 2 orang)
Asisten Muda Geoteknik
6 2x4
( 2 orang )
Asisten Muda Teknik Material dan
7 4
Bahan ( 1 orang )
Asisten Muda Teknik Hidrologi
8 2x4
( 2 orang )
II Tenaga Pendukung

1. Sekretaris (1 org) 1x7

2. Operator Komputer (1 org) 1x7

3. Operator Autocad (5 org) 4x5

4. Pesuruh (1 org) 1x7

5. Penjaga Malam 1x7

10. Jadwal Tahapan Jadwal dan tahapan pelaksanaan kegiatan diserahkan kepada
Pelaksanaan penyedia jasa untuk menyampaikan apresiasi dan inovasinya dalam
Kegiatan menyusun “Rencana Pelaksanaan Kegiatan”.
No. Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7

1 Menyusun Rencana Mutu Kontrak


2 Persiapan
3 Recon
4 Survei Detail
5 Proses Data
6 Basic Desain
7 Desain Final
8 Dokumen Lelang

11. LAPORAN Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini:
1. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta
sebagai bahan pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk
membuat laporan secara detail dan lengkap.

2. Laporan
Laporan yang harus dibuat:

A. Laporan Administrasi antara lain:


a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan yang berisikan: Pemahaman terhadap
KAK, Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria
Desain secara detail, Pengenalan Lokasi Awal, Organisasi
Pelaksanaan kegiatan, dan Jadwal pelaksanaan termasuk
persiapan survei.
b. Laporan Bulanan
Laporan bulanan berisikan kegiatan yang dilakukan pada
bulan tersebut yang dilaporkan bulan berikutnya dan
merupakan pengendali kegiatan fisik dimana progres fisik
dapat dimonitor sesuai dengan rencana kegiatan yang
tertuang dalam kurva “S”.
c. Laporan Antara
Laporan Antara yang berisikan: Hasil pengumpulan data
sekunder maupun data primer, Hasil kajian terhadap data
survei, Konsep perencanaan, Progres kegiatan dan rencana
selanjutnya.
d. Laporan Draft Akhir
Laporan Draft Akhir yang berisikan: Draft desain termasuk
memuat kriteria desain yang diambil, Gambar rencana,
Konsep Dokumen Lelang, Progres Kegiatan, Kesimpulan dan
Rekomendasi.
e. Laporan Akhir
Laporan Akhir yang berisikan:
• Penyempurnaan laporan dan progres perencanaan.
• Detailed Engineeering Design
• Estimasi biaya
• Dokumen tender, sesuai dengan dokumen tender
standar yang disyaratkan oleh pengguna jasa.

B. Laporan Perencanaan Teknis


Laporan Teknis yang dihasilkan

a. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket
pekerjaan masing-masing laporan berisi:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap.
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta
perhitungan struktur bangunan bawah beserta
pondasinya, drainase, jalan dan lain-lain.
- Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir
ukuran A1, untuk kemudian diperkecil menjadi A3.
b. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya
Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung
untuk tiap item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai
kesimpulan perkiraan biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan
biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan
dengan isi sebagai berikut:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap/jembatan.
- Perhitungan perkiraan kuantitas.
- Analisa biaya.
- Perkiraan biaya.
c. Laporan penyelidikan tanah
Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup
sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas
lokasi proyek terhadap kota besar terdekat.
- Kondisi morfologi sepanjang lokasi.
- Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan.
- Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan.
Untuk peta penyebaran batuan disiapkan dalam kertas
HVS ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar
pewarnaan geologi dan diberi notasi sesuai dengan
Lampiran 1-D.
- Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan
untuk perbaikan hasil deskripsi secara visual.
- Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan. Untuk
peta penyebaran tanah disiapkan dalam kertas kalkir
ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar
pewarnaan geologi dan diberi notasi.
- Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas
lereng.
- Analisis longsoran sepanjang trase jalan.
- Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan
perkiraan volume cadangan).
- Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/
patahan dsb.) beserta lokasinya.
- Rekomendasi.

d. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya
pembahasan mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas
lokasi proyek terhadap kota besar terdekat.
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
- Kegiatan pengukuran situasi.
- Kegiatan pengukuran penampang melintang.
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
- Perhitungan dan penggambaran.
- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai
koreksinya.
- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan
pengukuran topografi termasuk kegiatan pencetakan
dan pemasangan BM, pengamatan matahari, dan
semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan
perencanaan jalan.
- Deskripsi BM (sebagai lampiran).
- Data ukur hasil ploting dan negatif film harus
diserahkan.

e. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang
meliputi:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas
lokasi proyek terhadap kota besar terdekat, pos
pencatat curah hujan.
- Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
- Analisis/ perhitungan.
- Penentuan dimensi dan jenis bangunan air.
- Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.

f. Laporan Integrasi Pertimbangan Lingkungan ke Dalam Desain


Laporan hasil pekerjaan integrasi lingkungan harus mencakup
identifikasi, upaya pengelolaan/ pemantauan dampak
lingkungan yang berkaitan dengan:
• Mengintegrasikan pertimbangan pertimbangan
lingkungan yang terdapat di dalam dokumen
lingkungan (AMDAL / UKL – UPL / SPPL dll.) kedalam
DED yang disusun
• Membuat laporan hasil integrasi pertimbangan
lingkungan ke dalam DED. Termasuk yang berkaitan
dengan :
- Rencana trase jalan termasuk fasilitas
pelengkapnya seperti persimpangan,
galian/timbunan, jembatan, dan gorong-gorong.
- Pengadaan lahan dan ganti rugi.
- Keselamatan pemakai jalan
- Aspek hidrologi, antara lain banjir, erosi,
sedimentasi dan pencemaran air sungai,
saluran irigasi dan saluran drainase.
- Aspek geologi, seperti jenis tanah/batuan, dan
stabilitas lereng.
- Pelaksanaan pekerjaan pada tahap konstruksi,
seperti pengaturan jam kerja, pengoperasian
alat-alat berat dan gangguan lalu lintas.
- Kawasan konservasi, hutan lindung, cagar
alam/ budaya, dan tempat-tempat bersejarah.
- Estetika lingkungan dan landsekap.
- Jalur angkutan bahan material dari quarry dan
pembuatan base camp.
- Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan.

• Menyusun perkiraan biaya dan penentuan jadual


pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
berdasarkan dokumen lingkungan yang ada.

g. Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik


Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011 tanggal 31 Mei 2011,
Buku PK 01 A tentang: Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi (Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi
Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Harga
Satuan.

Jakarta, 2012
Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan Pembinaan Teknik Jalan
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik

Dr. Ir. Hedy Rahadian, M.Sc


NIP. 196403141990031002

Anda mungkin juga menyukai