Anda di halaman 1dari 32

KERANGKA

ACUAN KERJA
(KAK)

Paket Pekerjaan :
Nomor
Nama Paket
Paket
Perencanaan Teknik Jembatan Pulau Halmahera
14 Bagian Timur IV

Tahun Anggaran 2015


BAB IV
KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)
PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN PULAU HALMAHERA BAGIAN TIMUR IV

1. Latar Belakang Direktorat Jenderal Bina Marga adalah aparat dari Pemerintah
Republik Indonesia yang mempunyai wewenang dan tanggung
jawab dalam pembinaan prasarana transportasi darat yang
berperan sebagai jalan lokal, jalan provinsi maupun jalan
nasional.
Melalui Direktorat Jenderal Bina Marga Pemerintah Indonesia
bermaksud meningkatkan jalan-jalan di daerah-daerah yang
penting dan strategis. Hal tersebut dipandang perlu untuk
meningkatkan efisiensi dari sub sektor jalan yang berkaitan
dengan system transportasi dan penggunaan jalan guna
memudahkan dan meningkatkan pengangkutan pada ruas jalan
yang ada di Provinsi Maluku Utara sehingga dapat
memperlancar dan memudahkan aksesibilitas pengguna jasa
transportasi.
Sejalan dengan itu melalui program DIPA tahun 2015, beberapa
ruas jalan nasional yang berlokasi di Provinsi Maluku Utara
akan direncanakan penanganannya dengan sumber dana APBN.
Perencanaan jembatan dilaksanakan guna menunjang kegiatan
konstruksi fisik yang akan diprogramkan pada tahun anggaran
berikutnya.

2. Maksud dan Tujuan Maksud pengadaan Penyedia jasa konsultansi pekerjaan


perencanaan teknis ini, adalah untuk :
a. Tujuan umum dari proyek ini adalah merencanakan full
design guna pembangunan jaringan jalan di Provinsi Maluku
Utara.
b. Tujuan pokok dari kegiatan ini adalah melaksanakan
pekerjaan teknis jalan (Final Engineering) lengkap yang
mencakup pengukuran topografi dan perencanaan teknis
dalam rangka peningkatan jalan dan pembangunan jalan
baru.
c. Konsultan yang diserahi pekerjaan ini wajib menyediakan
jasa–jasanya semaksimal mungkin untuk menyelenggarakan
pekerjaan perencanaan teknis jalan, sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang terdiri dari gambar rencana serta
Dokumen tender yang mencakup segala persyaratan yang
ditetapkan dan dapat dipertanggung jawabkan guna
pelaksanaan pekerjaan tersebut, serta mengusahakan
seminimal mungkin adanya perubahan–perubahan atau
perencanaan tambahan dikemudian hari.

3. Sasaran 1. Tersedianya perencanaan teknik jembatan di Provinsi


Maluku Utara.
2. Dapat menyelesaikan masalah pada ruas jalan di Provinsi
Maluku Utara yang belum mendapat penanganan sehingga
tingkat pelayanan jalan yang diinginkan selama umur
rencana dapat tercapai.
3. Ketersediaan dokumen perencanaan teknik jembatan serta
dokumen pelelangan.
4. Nama Dan Organisasi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Pejabat Pembuat Komitmen Provinsi Maluku Utara, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX
(Maluku dan Maluku Utara), Direktorat Jenderal Bina Marga

1
Kementerian Pekerjaan Umum.

5. Sumber Pendanaan Untuk Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih
Rp 1.814.725.000,-(Satu Milyar Delapan Ratus Empat Belas Juta
Tujuh Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) termasuk PPN
dibiayai Dipa APBN Tahun Anggaran 2015.

6. Lingkup, Lokasi Kegiatan, a. Lingkup Kegiatan


Data dan Fasilitas 1) Persiapan
Penunjang Serta Alih
a) Tujuan
Pengetahuan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk
mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi
topografi, geologi, tata guna lahan, lalu lintas, serta
lingkungan.
b) Lingkup
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan
Skala minimum 1 : 50.000
(2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data
base jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan.
(3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala
minimal 1 : 250.000, daerah rawan bencana,
dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase.
(4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(5) Peta tata guna lahan
(6) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait
dengan di sekitar lokasi proyek.
c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan
meliputi:
(1) Laporan studi koridor (jika bisa diterapkan),
(2) Laporan studi rancang – bangun pendahuluan,
(3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain
(yaitu : profil atau lembar rencana, bagian –
bagian yang umum, materi pekerjaan utama
yang dikenali dan dialokasikan), dan
(4) Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk
alternatif desain.
2) Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah : untuk
mengumpulkan data – data awal berdasarkan
aspek – aspek yang diperlukan yang akan
digunakan sebagai dasar/referansi survey
detail/ survey berikutnya harus dilakukan oleh
seorang ahli utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
Survey pendahuluan merupakan lanjutan dari
hasil persiapan desain yang sudah disetujui
sebagai panduan pelaksanaan survey recon
dilapangan yang meliputi kegiatan:
(a)Studi literatur
Pada tahapan ini Tim harus

2
mengumpulkan data pendukung
perencanaan baik data sekunder maupun
data laporan Studi Kelayakan (FS), laporan
Studi Amdal (bila ada).
(b)Koordinasi dengan instansi terkait
Tim melaksanakan koordinasi dan
konfirmasi dengan instansi/unsur-unsur
terkait di daerah sehubungan dengan
dilaksanakannya survey pendahuluan.
(c)Diskusi perencanaan di lapangan
Tim bersama-sama melaksanakan survey
dan mendiskusikannya dan membuat usul
perencanaan di lapangan bagian demi
bagian sesuai dengan bidang keahliannya
masing-masing serta membuat sketsa
dilengkapi catatan-catatan dan kalau perlu
membuat tanda di lapangan berupa patok
serta dilengkapi foto-foto penting dan
identitasnya masing-masing yang akan
difinalkan di kantor sebagai bahan
penyusunan laporan setelah kembali.
(d)Survey pendahuluan upah, harga satuan
dan peralatan
Tim melaksanakan pengumpulan data
upah, harga satuan, dan data peralatan
yang akan digunakan.
(e)Mengidentifikasi kondisi existing jembatan
dan sungai, dengan pengamatan secara
visual atau menentukan jenis pengujian
dengan peralatan yang sesuai.
(f)Menentukan jenis dan metoda penanganan
yang sesuai.
(g)Menetapkan lokasi/posisi jembatan untuk
penggantian jembatan/pembangunan
jembatan baru/duplikasi jembatan, setelah
berdiskusi dengan Bridge Engineer,
Geodetic Engineering, Hidrologi
Engineering dan Tenaga Ahli lain
berdasarkan pengamatan lapangan.
(h)Menetapkan perkiraan elevasi, jenis dan
susunan/konfigurasi bentang jembatan
serta teknik pelaksanaan atau ereksinya.
(i)Menetapkan jenis soil investigation yang
diperlukan:
1. Menetukan perkiraan pondasi yang
paling baik untuk lokasi tersebut
sehubungan dengan material dan
kondisi tanah.
2. Memberikan rekomendasi untuk
tahapan pekerjaan selanjutnya serta
menyarankan lokasidan jumlah titik
bor yang harus dilaksanakan.
(j)Survey pendahuluan topografi
Kegiatan yang dilakukan pada survey
topografi adalah:
- Menentukan awal dan akhir
pengukuran serta pemasangan patok
beton Bench Mark di awal dan akhir
Pelaksanaan.
- Mengamati kondisi topografi.
- Mencatat daerah-daerah yang akan
dilakukan pengukuran khusus serta
morfologi dan lokasi yang perlu
dilakukan perpanjangan koridor.
- Membuat rencana kerja untuk survey
detail pengukuran.
- Menyarankan posisi patok Benchmark
pada lokasi atau titik yang akan
dijadikan referensi. Bawa paku dan
palu.
(k)Survey pendahuluan Drainase
Kegiatan survey pendahuluan drainase
diantaranya:
1. Mengumpulkan data curah hujan.
2. Menganalisa luas daerah tangkapan
(Catchment Area).
3. Mengamati kondisi terrain pada
daerah tangkapan sehubungan dengan
bentuk dan kemiringan yang akan
mempengaruhi pola aliran.
4. Mengamati tata guna lahan.
5. Melakukan pemotretan pda lokasi-
lokasi penting.
6. Membuat rencana kerja untuk survey
detail.
7. Mengamati karakter aliran
sungai/morfologi yang mungkin
berpengaruh terhadap konstruksi dan
saran-saran yang diperlukan untuk
menjadi pertimbangan dalam
perencanaan berikut.
(l)Survey pendahuluan Geologi dan
Geoteknik
Kegiatan yang dilakukan pada survey
pendahuluan geologi dan geoteknik
adalah:
1. Melakukan pengambilan data
mengenai karakteristik tanah,
perkiraan lokasi sumber material, dan
mengantisipasi dan mengidentifikasi
lokasi yang akan longsor.
2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian
antara lain Bor, Sondir, DCP, Test Pit;
3. Mengidentifikasi masalah-masalah
geoteknik, bahaya, resiko-resiko, dan
batasan-batasan proyek;
4. Mencatat pengamatan visual menurut
stasiun, patok kilometer atau
informasi lokasi lain seperti GPS.
(m)Survey Pendahuluan Geometri
Kegiatan yang dilakukan pada survey
pendahuluan geometri adalah:
- Mengidentifikasi/memperkirakan
secara tepat penerapan desain
geometric (alinyemen horizontal dan
vertikal) berdasarkan pengalaman
dan keahlian yang harus dikuasai
sepenuhnya oleh Highway Engineer
yang melaksanakan pekerjaan ini
dengan melakukan pengukuran-
pengukuran secara sederhana dan
benar (jarak, azimuth dan kemiringan
dengan helling meter) dan membuat
sketsa desain alinyemen horizontal
maupun vertical secara khusus untuk
lokasi-lokasi yang dianggap sulit,
untuk memastikan trase yang dipilih
akan dapat memenuhi persyaratan
geometric yang dibuktikan dengan
sketsa horizontal dan penampang
memanjang rencana trase jalan.
- Di dalam penarikan perkiraan desain
alinyemen horizontal dan vertikal
harus sudah diperhitungkan dengan
cermat sesuai dengan kebutuhan
perencanaan untuk lokasi-lokasi :
galian dan timbunan.
- Semua kegiatan ini harus sudah
dikonfirmasikan sewaktu mengambil
keputusan dalam pemilihan lokasi
jembatan dengan anggota team yang
saling terkait dalam pekerjaan ini.
- Di lapangan harus diberi/dibuat
tanda-tanda berupa patok dan tanda
banjir, dengan diberi tanda bendera
sepanjang daerah rencana dengan
interval 50 m untuk memudahkan tim
pengukuran, serta pembuatan foto-
foto penting untuk pelaporan dan
panduan dalam melakukan survey
detail selanjutnya.
- Dari hasil survey recon ini, secara
kasar harus sudah bisa dihitung
perkirakan volume pekerjaan yang
akan timbul serta bisa dibuatkan
perkiraan rencana biaya secara
sederhana dan diharapkan dapat
mendekati desain final.
(n)Survey Pendahuluan Rencana Jembatan
Kegiatan yang dilakukan pada survey
rencana jembatan adalah:
- Menentukan dan memperkirakan
total panjang, lebar, kelas
pembebanan jembatan, tipe
konstruksi, dengan pertimbangan
terkait dengan LHR, estetika, lebar
sungai, kedalaman dasar sungai, profil
sungai/ada tidaknya palung, kondisi
arus dan arah aliran, sifat-sifat sungai,
scouring vertikal/horizontal, jenis
material bangunan atas yang tersedia
dan paling efisien.
- Menentukan dan memperkirakan
ukuran dan bahan tipe abutmen, pilar,
fondasi, bangunan pengaman (bila
diperlukan) dengan
mempertimbangkan lebar dan
kedalaman sungai, sifat tebing, sifat
aliran, endapan/sedimentasi material,
benda hanyutan, scouring yang
pernah terjadi.
- Memperkirakan elevasi muka
jembatan dengan mempertimbangkan
MAB (banjir), MAN (normal), MAR
(rendah) dan banjir terbesar yang
pernah terjadi.
- Menentukan dan memperkirakan
posisi/letak lokasi jembatan dengan
mempertimbangkan situasi dan
kondisi sekitar lokasi, profil sungai,
arah arus/aliran sungai, scouring, segi
ekonomi, social, estetika yang terkait
dengan alinyemen jalan, kecepatan
lalu lintas rencana, jembatan darurat,
pembebanan tanah timbunan dan
quarry.
- Dari hasil survey recon ini secara
kasar harus sudah bisa dihitung
perkiraan volume pekerjaan yang
akan timbul serta bisa dibuatkan
perkiraan rencana biaya secara
sederhana dan diharapkan dapat
mendekati desain final.
(o)Survey Pendahuluan Dampak Lingkungan
Survey pendahuluan/Identifikasi Rona
Lingkungan Awal dilakukan apabila tidak
terdapat Dokumen Lingkungan pada saat
Pra. FS/FS.
1. Mengidentifikasi komponen
lingkungan dari berbagai aspek
(biologi, fisik-kimia, sosial, ekonomi
dan kesehatan masyarakat).
2. Mengumpulkan data mengenai lokasi
bangunan bersejarah/bangunan
budaya serta benda cagar budaya.
3. Mengidentifikasi lokasi dan batas-
batas wilayah kawasan lindung di
sekitar rencana trase jalan.
4. Memperkirakan kebutuhan lahan
untuk rumija rencana trase jalan.
5. Menentukan jenis dokumen

1
lingkungan yang harus disusun
(AMDAL/UKL-UPL/SPPL).
6. Survey Pendahuluan/Identifikasi Rona
Lingkungan Awal dilakukan apabila
tidak terdapat data FS.
(3) Keluaran survey pendahuluan meliputi:
(a)Laporan seluruh hasil survey pendahuluan
berkaitan dengan konsep desain yang akan
diterapkan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor berdasarkan seluruh hasil
survey pendahuluan.
(b)Laporan tindak lanjut survey pendahuluan
yaitu survey detail yang didalamnya
memuat beberapa survey detail yang
harus dilakukan termasuk batasan koridor
pengambilan data.

b) Survey Topografi
(1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan
ini adalah mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan tanah sepanjang
rencana trase jalan dan jembatan di dalam
koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta
topografi dengan skala 1 : 500.

(2) Lingkup Pekerjaan


(a)Pemasangan patok – patok
- Patok – patok BM harus dibuat dari
beton dengan ukuran 10x10x75 cm
atau pipa pralon ukuran 4 inci yang
diisi dengan adukan beton dan
diatasnya dipasang nut dari baut,
ditempatkan pada tempat yang aman,
mudah terlihat. Patok BM dipasang
setiap 1 (satu) km dan pada setiap
lokasi rencana jembatan dipasang
minimal 4 (empat), masing-masing 1
(satu) pasang di setiap sisi sungai di
sekitar sungai yang posisinya aman
dari gerusan air sungai. “Poligon
Tertutup”
- Patok BM dipasang /ditanam dengan
kuat, bagian yang tampak diatas tanah
setinggi 20 cm, dicat warna kuning,
diberi lambang Kementerian
Pekerjaan Umum, notasi dan nomor
BM dengan warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang,
kemudian difoto sebagai dokumentasi
yang dilengkapi dengan nilai
koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat
datar harus digunakan patok kayu
yang cukup keras, lurus dengan
diameter sekitar 5 cm, panjang
sekurang – kurangnya 50 cm, bagian
bawahnya diruncingkan, bagian atas
diratakan diberi paku, ditanam dengan
kuat, bagian yang masih nampak
diberi nomor dan cat warna kuning.
Dalam keadaaan khusus, perlu
ditambahkan patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok,
sebaiknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda – tanda khusus.
- Pada lokasi – lokasi khusus dimana
tidak mungkin dipasang patok,
misalnya di atas permukaan jalan
beraspal atau di atas permukaan
batu, maka titik – titik poligon dan
sifat datar ditandai dengan paku
seng dilingkari cat kuning dan diberi
nomor.

(b)Pegukuran titik kontrol horizontal


- Pengukuran titik kontrol horizontal
dilakukan dengan sistim poligon, dan
semua titik ikat (BM) harus dijadikan
sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik
poligon maksimum 100 meter, diukur
dengan meteran atau dengan alat ukur
secara optis ataupun elektronis.
- Sudut – sudut poligon diukur dengan
alat ukur theodolit dengan ketelitian
baca dalam detik. Disarankan untuk
menggunakan Electronik Distance
Metre/Theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.
- Penentuan Koordinat Awal dilakukan
pada titik awal dan titik akhir
pengukuran dengan menggunakan alat
GPS (Global Positioning System
Geodetic yang mempunyai presisi
tinggi maksimal sampai desimeter).

(c)Pengukuran titik kontrol vertikal


- Pengukuran ketinggian dilakukan
dengan cara 2 kali berdiri/pembacaan
pergi – pulang.
- Pengukuran sifat datar harus
mencakup semua titik pengukuran
(poligon, sifat dasar, dan potongan
melintang) dan titik BM.
- Rambu – rambu ukur yang dipakai
harus dalam keadaan baik, berskala
benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar
harus dilakukan pembacaan ketiga
benangnya, yaitu Benang Atas (BA),
Benang Tengah (BT), dan Benang
Bawah (BB), dalam satuan
milimeter.Padasetiap pembacaan
harus dipenuhi : 2 BT = BA + BB.
- Dalam satu seksi (satu hari
pengukuran ) harus dalam jumlah slag
(pengamatan) yang genap.

(d)Pengukuran situasi
- Pengukuran situasi dilakukan dengan
sistim tachimetri, yang mencakup
semua objek yang dibentuk dalam
alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran seperti
alur, sungai, bukit, jembatan, rumah,
gedung dan sebagainya
- Dalam pengambilan data agar
diperhatikan keseragaman
penyebaran dan kerapatan titik yang
cukup sehingga dihasilkan gambar
situasi yang benar. Pada lokasi – lokasi
khusus ( misalnya : sungai,
persimpangan dengan jalan yang
sudah ada) pengukuran harus
dilakukan dengan tingkat kerapatan
yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus
digunakan alat total station.
(e)Pengukuran pada perpotongan rencana
trase jembatan dengan sungai atau jalan
- Koridor pengukuran kearah hulu dan
hilir masing-masing minimum 200 m
dari perkiraan garis perpotongan atau
daerah sekitar sungai (hulu/hilir)
yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jembatan dengan interval
pengukuran penampang melintang
sungai sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana
trase jembatan masing-masing
minimum 250 m dari garis tepi
sungai/jalan atau sampai pada garis
pertemuan antara oprit jembatan
dengan jalan dengan interval
pengukuran penampang melintang
rencana trase jalan sebesar 25 meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval
pengukuran penampang melintang
dan memanjang baik terhadap sungai
maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan
25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan
segala obyek yang dibentuk alam maupun
manusia disekitar persilangan tersebut.

(3) Persyaratan
(a)Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap
alat ukur yang akan digunakan harus
diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut:
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur
harus dicatat dan dilampirkan dalam
laporan.
(b)Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon
adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan
adalah 10’’n atau dari pengukuran
Global Position System (GPS) geodetic
yang mempunyai presisi tinggi
pertama ke pengukuran GPS
berikutnya dalam desimeter).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak
lebih dari 5’’.

(c)Perhitungsn
1. Perhitungan koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat
setiap seksi. Koreksi sudut tidak boleh
diberikan atas dasar nilai rata – rata,
tapi harus diberikan berdasarkan
panjang kaki sudut ( kaki sudut yang
lebih pendek mendaptkan koreksi
yang lebih besar ) dan harus dilakukan
dilokasi pekerjaan.
2. Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus
dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian
0,5 mm), dan harus dilakukan kontrol
perhitungan pada setiap lembar
perhitungan dengan menjumlahkan
beda tingginya.
3. Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung
berdasarkan ketinggian patok ukur
yang dipakai sebagai titik pengukuran
detail dan dihitung secara tachimetris.
4. Seluruh perhitungan sebaiknya
menggunakan sistim komputerisasi.

(d)Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat
dengan skala 1 : 500.
- Garis – garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar)
harus dicantumkan harga absis (x) dan
koordinat (y) nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau
1 meter panjang gambar harus
dicantumkan petunjuk arah utara.
- Penggambaran titik poligon harus
berdasarkan hasil perhitungan dan
tidak boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar
dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi
tanda khusus.

(e)Titik kontrol horisontal diukur dengan


menggunakan metode penentuan posisi
Global Positioning System (GPS) secara
diferensial. GPS atau nama lengkapnya
NAVSTAR GPS merupakan singkatan dari
Navigation Satilite Timing and Ranging
Global Positionig System. Metode yang
digunakan adalah metode diferensial
dengan menggunakan lebih dari satu
receiver GPS dimana minimal satu titik
digunakan sebagai referensi (base station)
dan yang lainnya ditempatkan pada titik
yang akan diukur titik referensi yang
digunakan adalah referensi Bakosurtanal
ataupun Badan Pertahan Nasional. Untuk
merapatkan titik kontrol horisontal dapat
dilakukan pengukuran menggunakan
metode poligon dengan menggunakan alat
Total Station;

(f)Sistim koordinat proyeksi yang digunakan


adalah sebagai sistimm koordinat proyeksi
Universal Transverse Mercator (UTM)
Ketentuan proyeksi UTM :
 Proyeksi adalah Transverse
Mercator
 Lebar zona adalah 60
 Titik awal setiap zona adalah
perpotongan meridian tengah dan
ekuator.
 Faktor skala pada meridian tengah
ko = 0,9996
 Timur (T) didefenisikan dengan
penambahan 500.000 meter
kepada nilai x yang dihitung dari
meridian tengah
 Utara (U) didefenisikan dengan
penambahan 10.000.000 meter
kepada nilai y yang dihitung dari
ekuator selatan.
 Zona 1 dimulai dari bujur
1800barat samapai dengan buur
1740 barat dan seterusnya ke arah
timur sampai zona 60 untuk bujur
1740 sampai dengan 1800 timur.
 Satuan dalam meter
 Batas lintang 840 utara dan lintang
800 selatan.
 Notasi koordinat UTM, timur (T)
diletakkan didepan Utara (U)
 Datium DGN-95

Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia


Zona Batas zona Meridian Tengah
46 90o-96o 93o
47 o
96 -102 o 99o
48 o
102 -108 o 105o
49 o
108 -114 o 111o
50 o
114 -120 o 117o
51 o
120 -126 o 123o
52 o
126 -132 o 129o
53 o
132 -138 0 135o
54 o
138 -144 o 141o
(g)Pengukuran Titik Kontrol Horisontal harus
menggunakan Jenis Total station (TS)
dengan ketelitian 10n untuk sudut serta
10’’D untuk jarak;
(h)Pengukuran untuk titik Kontrol Vertikal
harus menggunakan peralatan Waterpass
jenis auto level dengan ketelitian 2 mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran
detail, situasi, dan penampanag melintang
harus digambarkan polygon, sehingga
membentuk gambar situasi dengan interval
garis ketinggian (contour) 0,5 meter.

Proses pengambilan Topografi mengacu pada


Pedoman Pengukuran Topografi
NO.010/PW/2004, atau Pedoman yang
dipersyaratkan.

(4) Keluaran survey Topografi meliputi :


(a)Laporan survey Topografi meliputi :
- Data pengukuran dan hitungan
pengukuran topografi yang telah
diterima.
- Data koordinat dan elevasi Bench
Mark.
- Foto dokumentasi proses pengukuran
dan Bench Mark.
(b)Peta Topografi (peta transies) dengan
skala yang disesuaikan dengan jenis
perencanaan yang dilakukan.

c) Survey Drainase
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan
dalam pekerjaan ini adalah untuk
mengumpulkan data hidrologi dan karakter/
perilaku aliran air pada bangunan air yang ada
(sekitar jembatan maupun jalan), guna
keperluan analisis hidrologi, penentuan debit
banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan drainase dan bangunan
pengaman terhadap gerusan, river training
(pengarah arus) yang diperlukan.
(2) Lingkup
Survey hidrologi lengkap digunakan untuk
melengkapi parameter-parameter desain
jembatan yang dalam hal ini jembatan yang
dimaksud adalah jembatan di atas lalu-lintas
sungai atau saluran air. Untuk itu
pengumpulan data untuk analisa hidrologi
yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut:
a. Karakteristik daerah aliran (Catchment
Area) dari setiap gejala aliran yang harus
dipelajari dengan cermat dari peta
topografi maupun pemeriksaan langsung
di tempat meliputi data curah hujan, tata
guna lahan, jenis permukaan tanah,
kemiringan dan lain-lain.
b. Karakteristik sungai yang meliputi:
- Kecepatan aliran air dan gejala arah
- Debit dan daerah pengaruh banjir
- Tinggi air banjir, air rendah dan air
normal
- Lokasi penggerusan (scouring) serta
jenis/sifat erosi maupun
pengendapan
- Kondisi aliran permukaan pada saat
banjir
c. Analisa hidrologi yang diperlukan untuk
jembatan yang melintas sungai, sebelum
tahap perhitungan/perencanaan hidrolika
dari alur sungai, adalah untuk
menentukan:
- Debit banjir dalam alur sungai
jembatan atau debit maksimum
sungai selama periode ulang banjir
rencana yang sesuai.
- Perkiraan tinggi maksimum muka air
banjir yang mungkin terjadi dan
semua karakteristiknya.
- Kedalaman air : air banjir, air rendah
dan air normal.
d. Untuk menentukan elevasi tinggi muka
jembatan diperlukan suatu perkiraan
tinggi maksimum banjir yang mungkin
terjadi, ditetapkan dan diperhitungkan
dengan periode ulang banjir rencana atau
dalam kurun waktu rencana sebagai
berikut :
- Untuk jembatan panjang/besar
(konstruksi khusus) diperhitungkan
dengan periode ulang 100 tahunan.
- Untuk jembatan biasa/ tetap
termasuk gorong-gorong
diperhitungkan dengan periode ulang
50 tahunan.
- Untuk jembatan sementara,
perlintasan saluran air dan jembatan
yang melintas di atasnya
diperhitungkan dengan periode ulang
25 tahunan.
- Untuk keperluan analisa hidrologi
ditetapkan dengan periode ulang 50
tahunan.
- Untuk perhitungan scouring
berdasarkan jenis tanah dasar sungai
dan debit serta kecepatan aliran arus
sungai.
- Dalam menentukan besar debit banjir
maksimum dalam kurun waktu
rencana tersebut, dipakai pendekatan
berdasarkan analisa frekuensi dari
suatu data curah hujan lebat. Di sini
perlu ditinjau hubungan/korelasi
antara curah hujan dan aliran sungai.
- Metode untuk menentukan besar
debit banjir tersebut diklasifikasikan
menjadi 3 cara yaitu
 Cara statistic/kemungkinan-
kemungkinan
 Cara hidrograf/sintetik
 Rumus empiris/metode rasional
e. Analisa drainase ditetapkan dengan kala
ulang (return period) 25 tahun dan 50
tahun yang pemilihannya terlebih dulu
dikonsultasikan dengan pihak Pemberi
Tugas.
Dari hasil survey dan analisa yang
dilakukan, antara lain dapat
ditentukan elevasi jembatan dan
bangunan pengaman terhadap
gerusan, tumbukan air dan debris.
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu
pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-
3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia
(SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987
(Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan
Hidrolika untuk Bangunan di Sungai),
Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-
2006-B, Manual Hidrolika untuk Jalan dan
Jembatan No.01/BM/05, serta pedoman lain
yang dipersyaratkan.
(4) Keluaran Survey Drainase
Keluaran yang dihasilkan dari survey Hidrologi
berupa Laporan Hidrologi yang didalamnya
memuat:
 Data Identifikasi semua aliran air yang ada
dan lintasan-lintasan drainase;
 Daerah-daerah tangkapan berdasarkan
peta-peta;
 Informasi histori banjir yang tersedia
(tingkatan dan penanggalan);
 Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi
permasalahan banjir, dan
 Acuan banjir/sumber informasi drainase;
 Kapasitas aliran air (run off) dan Debit
aliran air yang akan diterima oleh drainase
yang akan direncanakan.
 Data curah hujan yang digunakan dalam
desain drainase
 Dimensi saluran dan gorong-gorong.
 Potensi erosi baik erosi tebing maupun
erosi dasar sungai/saluran baik erosi
umum maupun lokal.
d) Survey Goelogi dan Geoteknik
(1) Tujuan
Tujuan utama dari penyelidikan geoteknik
lapangan dan bawah permukaan adalah untuk
memberikan informasi tentang kondisi bawah
permukaan tanah, bahaya geoteknik, dan
ketersediaan tanah, agregat dan batuan pada
perencana.
Sangat disarankan untuk menggunakan
Geoguide bilamana terdapat suatu kondisi
tanah dasar yang lunak (Soft Soil).
(2) Lingkup Pekerjaan
(a)Penyelidikan Geologi
Penyelidikan meliputi pemetaan geologi
permukaan detail dengan peta dasar
topografi skala 1:250.000 sampai dengan
skala 1:100.000. Pencatatan kondisi
geoteknik di sepanjang rencana trase jalan
untuk setiap jarak 500-1000 meter dan
pada lokasi jembatan dilakukan
menggunakan lembar isian seperti terlihat
pada daftar lampiran.
(b)Penyelidikan Lapangan
Meliputi pemeriksaan sifat tanah
(konsistensi, jenis tanah, warna, perkiraan
prosentase butiran kasar/halus) sesuai
dengan Metoda USCS.
(c)Penyelidikan Tanah
Penyelidikan geoteknik disini merupakan
bagian dari penyelidikan tanah yang
mencakup seluruh penyelidikan lokasi
kegiatan berdasarkan klasifikasi jenis
tanah yang didapat dari hasil tes dengan
mengadakan peninjauan kembali terhadap
semua data tanah dan material guna
menentukan jenis/tipe pondasi yang tepat
dan sesuai tahapan kegiatannya, sebagai
berikut:
a) Mengadakan penyelidikan tanah dan
material di lokasi pelaksanaan
jembatan yang akan dibangun dengan
menetapkan lokasi titik-titik bor yang
diperlukan langsung di lapangan.
b) Melakukan penyelidikan kondisi
permukaan air (sub-surface)
sehubungan dengan pondasi jembatan
yang akan dibangun.
c) Menyelidiki lokasi sumber material
yang ada di sekitar pelaksanaan,
kemudian dituangkan dalam bentuk
penggambaran peta termasuk sarana
lain yang ada seperti jalan
pendekat/oprit, bangunan
pelengkap/pengaman dan lain
sebagainya.
d) Pekerjaan pengambilan contoh dengan
pengeboran (umumnya terhadap
undisturbed sampling) dimaksudkan
untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut
di laboratorium untuk mendapatkan
informasi yang lebih teliti tentang
parameter-parameter tanah dari
pengetesan Index Properties (Besaran
Indeks) dan Engineering Properties
(Besaran Struktual Indeks).
e) Penyelidikan tanah untuk desain
jembatan yang umum dilaksanakan di
lingkungan Bina Marga dengan
bentang > 60 m (relative dari 25 m s/d
60 m tergantung kondisi) digunakan
bor-mesin (alat bor yang digerakkan
dengan mesin) di mana kapasitas
kedalaman bor dapat mencapai 40 m
disertai alat split spoon sampler untuk
Standar Penetration Test (SPT)
menurut AASHTO T 206 – 74.
f) Pada setiap jembatan, penyelidikan
tanah yang dibutuhkan masing-masing
lokasi rencana pondasi harus sudah
menetapkan penggunaan jenis bor dan
posisi lubang bor yang direncanakan
serta jumlah titik bor minimal satu
titik boring, yaitu satu titik bor mesin
atau satu set bor tangan dan sondir,
tergantung bentang rencana
jembatannya. Hal ini tergantung pada
kondisi area (alam dan lokasi),
kepentingan struktur dan tersedianya
peralatan pengujian beserta
teknisinya.
g) SPT dilakukan pada interval
kedalaman 1,50 m s/d 2,00 m untuk
diambil contohnya (undisturbed dan
disturbed).
h) Mata bor harus mempunyai diameter
yang cukup untuk mendapatkan
undisturbed sample yang diinginkan
dengan baik, dapat digunakan mata
bor steel bit untuk tanah clay, silt dan
mata bor jenis core barrel.

1
i) Digunakan casing (segera) bilamana
tanah yang dibor cenderung mudah
runtuh.
j) Untuk menentukan besaran index dan
structural properties dari contoh-
contoh tanah, baik yang terganggu
(disturbed) maupun yang asli
(undisturbed) tersebut diatas dan
contoh material (quarry), maka
pengujian di laboratorium dikerjakan
berdasarkan spesifikasi SNI, SK SNI,
AASHTO, ASTM, BS dengan urutan
terdepan sebagai prioritas
pertamanya.
Lapotan penyelidikan tanah dan
material harus pula berisi “analisis
dan hasil” daya dukung tanah serta
rekomendasi jenis pondasi yang sesuai
dengan daya dukung tanah tersebut
dan hasil bor log dituangkan dalam
bentuk table/formulir bor log dan
form drilling log yang dilengkapi
dengan keterangan/data diantaranya
tentang tipe bor yang digunakan,
kedalaman l;apisan tanah, tinggi muka
air tanah, grafik log, uraian lithology,
jenis sample, nilai SPT, tekanan
kekuatan (kg/cm2), liquid/plastis
limit, perhitungan pukulan dan lain
sebagainya.

(d)Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik unutk
perkerasan jalan, struktur jembatan,
maupun unutk bahan timbunan (borrow
pit) diutamakan yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus
menginformasikan lokasi quarry lain yang
dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis
dan karakteristik bahan, perkiraan
kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta
kesulitan – kesulitan yang mungkin timbul
dalam proses penambangannya,
dilengkapi dengan foto – foto.

(3) Keluaran survey Geoteknik


Keluaran dari survey geologi / geoteknik
berupa :
(a)Laporan penyelidikan tanah yang di
dalamnya memuat :
 Nilai CBR
 Tanah nilai SPT, berdasarkan
Borlog
 Properties Tanah berupa nilai
Unconfined,
 Kadar air,
 Berat jeni.s
(b)Peta penyebaran tanah yang di dalamnya
memuat :
 Kondisi lapisan tanah
 Daerah rawan longsor
(c)Rekomendasi jenis pondasi dengan
kedalaman beserta daya dukungnya.
(d)Foto Dokumentasi

e) Surey Lingkungan
(1) Tujuan
Tujuan dari studi Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) adalah :
(a) Mengindentifikasi komponen kegiatan
yang berpotensi menimbulkan dampak
terhadap lingkungan.
(b) Mengidentifikasi komponen lingkungan
yang diperkirakan terkena dampak
sebagai akibat adanya proyek
peningkatan/pembangunan jalan.
(c) Memprediksi dan mengevaluasi besarnya
dampak lingkungan yang terjadi.
(d) Merumuskan saran tindak lanjut
(pengelolaan dan pemantauan) yang dapat
dilaksanakan oleh proyek atau instansi
lain yang terkait guna mengurangi dampak
negatif atau meningkatkan dampak positif.
Ketentuan mengenai identifikasi dampak
lingkungan yang ditindak lanjuti dengan
penyusunan dokumen lingkungan baik berupa
AMDAL, UKL - OLP maupun SPPL harus
mengacu pada peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
(2) Lingkup
(a) Mengumpulkan data sekunder terkait
aspek fisik – kimia, biologi, sosial,
ekonomi, budaya dan kesehatan
masyarakat
(b) Mengumpulkan data primer terkait
rencana kegiatan dan komponen
lingkungan yang ada ( aspek fisik – kimia,
biologi, sosial, ekonomi, budaya dan
kesehatan masyarakat)
(c) Merumuskan upaya – upaya pengelolaan
dan pemantauan lingkungan.
(d) Melakukan koordinasi dengan instansi lain
terkait masalah lingkungan
(3) Persyaratan
 Undang – undang No.5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.
 Undang – undang No. 41 tahun 1999
tentang kehutan.
 Undang –undang Republik Indonesia
No 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air
 Undang – undang No 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah.
 Undang –undang No. 38 tahun 2004
Tentang Jalan
 Undang – undang No.26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang.
 Undang – undang No 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
 Undang – undang No 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
 Undang – undang No 41 Tahun 2009
tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan.
 Peraturan Pemerintah no 34 tahun
2006 tentang Jalan
 Peraturan Pemerintah No. 26 tahun
2008 tantang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional
 Peraturan Presiden No 36 tahun 2005
tentang pengadaan Tanah bagi
Pelaksanaan Pembangunan unutk
Kepentingan Umum.
 Peraturan Mentri Lingkungan Hidup
No. 8 tahun 2006 tentang Pedoman
Penyususn AMDAL.
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No 11 Tahun 2006 tentang Jenis
Rencana Usaha dan Atau Kegiatan
yang Wajib Dilengkapi dengan
AMDAL.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No 10/PRT/M/2008 tentang
Penetapan Jenis Rencana Usaha dan
atauKegiatan Bidang Pekerjaan Umum
Yang Wajib Dilengkapi Dengan Ukl-
ULP.
 Peraturan Menteri Pekerjaan
Lingkungan Hidup No.13 Tahun 2010
tentang UKL-ULP dan SPPL
 Acuan yang dapat digunakan Pedoman
Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup No. 008/BM/2009.
No.009/BM/2009. No 010/BM/2009,
dan 011/BM/2009, atau pedoman lain
yang dipersyaratkan.
(4) Keluaran survey lingkungan
Keluaran yang dihasilkan pada identifikasi
lingkungan berupa :
(a) Laporan AMDAL
(b) Laporan UKL/ULP
(c) Laporan SPPL
Ketentuan mengenai identifikasi dampak
lingkungan yang ditindaklanjuti dengan
penyusunan dokumen lingkungan baik
berupa AMDAL, UKL –ULP maupun SPPL
harus mengacu pada peraturan perundang
–undangan yang berlaku, dan dilakukan
apabila tidak ada data FS

3) Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail.


Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali mutu
pengambilan data, kendali mutu tersebut diantaranya :
a) Setiap akan kegiatan survey baik pendahuluan
maupun survey detail pelaksana kegiatan wajib
mengajukan jadwal kegiatan yang kemudian
ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan survey
baik pendahuluan maupun detail yang dikeluarkan
oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
b) Proses survey baik pendahuluan maupun survey
detail wajib diawasi dimulai dari persiapan
peralatan sampai pada proses oleh petugas yang
ditunjuk oleh Kepala SatuanKerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen.
c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib
diperiksa kebenarannya sebelum dilakukan proses
desain. Proses desain dapat dilakukan apabila data
hasil survey detailsudah dapat diterima oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap
survey pendahuluan maupun survey detail yang
dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen.

4) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) Mempersiapkan dan mengumpulkan data –
data awal.
(2) Menetapkan desain sementara dari data awal
untuk dipakai sebagai panduan survey
pendahuluan.
(3) Menyiapkan dokumen perencanaan teknis
yang terdiri dari gambar desain, spesifikasi,
engineering estimate.
b) Lingkup Pekerjaan
Hal yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(1) Menetapkan kelas jembatan yang akan di
Desain
(2) Membuat estimasi bentang dan lebar jembatan
(3) Memilih bentuk struktur jembatan
berdasarkan kendala-kendala yang ada
(4) Merencanakan desain Bangunan Atas
berdasarkan peraturan yang ditentukan dalam
Peraturan Perencanaan Jembatan BMS’92 atau
peraturan lain yang relevan yang disetujui oleh
pemberi tugas.
(5) Merencanakan Bangunan Bawah secara benar
terhadap aspek kekuatan dukung dan
stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas
dan tekanan tanah vertical ataupun horizontal
dan harus mengikuti aturan yang ditentukan
dalam Peraturan Perencanaan Jembatan
BMS’92.
(6) Menetapkan awal dan akhir rencana oprit pada
peta, serta menarik beberapa Alternatif
rencana As Jalan/Alinyemen Horisontal
dengan dilakukan pengecekan Alinyemen
Vertikal sesuai dengan kondisi medan yang
memenuhi Standar mengenai Perencanaan.
(7) Merencanakan pondasi jembatan secara benar
terhadap aspek kekuatan dukung dan
stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas
dan beban struktur bawah dan harus
mengikuti aturan yang ditentukan dalam
Peraturan Perencanaan Jembatan BMS’92.
(8) Merencanakan jalan pendekat jembatan
dengan memperhatikan kesinambungan
ukuran dan ketinggian jembatan.
(9) Merencanakan drainase, bangunan pelengkap
dan pengaman jembatan.
(10) Melakukan perencanaan manajemen traffic
pada saat pelaksanaan.
(11) Melakukan perencanaan K3 konstruksi
berkaitan dengan resiko yang ditimbulkan
dengan adanya kegiatan konstruksi.
(12) Membuat konsep Metode pelaksanaan agar
memudahkan dalam mengantisipasi
penggunaan Teknologi dan pengamanan.
(13) Melakukan analisis resiko yang harus
dituangkan dalam laporan perencanaan teknis
yang di dalamnya membuat identifikasi resiko,
analisis resiko, penilaian resiko, mitigasi resiko,
alokasi resiko.
(14) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan
dengan kondisi geologi
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada Standar,
Pedoman yang berlaku seperti standar atau
pedoman yang tertulis pada acuan normatif atau
referensi lain yang tertuang dalam Kerangka Acuan
Kerja.
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Jembatan:
 Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:500
 Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:50
 Potongan Melintang Skala Horisontal 1:100,
Skala Vertikal 1:50

5) Pengendalian proses perencanaan


Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan
agar desain yang dihasilkan memenuhi persyaratan
secara teknis, proses pengendalian dilakukan terhadap:
a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder
harus mendapat persetujuan dari Kepala satuan
kerja atau pejabat pembuat komitmen.
b) Konsep desain berdasarkan data survey
pendahuluan dan survey detail yang merupakan
review terhadap desain awal harus diperiksa dan
diasistensikan kepada Kepala satuan kerja atau
pejabat pembuat komitmen.
c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara
bertahap wajib dilaksanakan oleh pelaksana
kegiatan kepada Kepala Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen.
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak
memenuhi standar harus mendapat persetujuan
dari pejabat setingkat eselon I.
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan
apabila diterima oleh Tim yang dibentuk oleh
pejabat Eselon II dan mendapat persetujuan dari
Direktorat Jenderal Bina Marga.

b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan jasa konsultansi Perencanaan Teknik Jembatan
Pulau Halmahera Bagian Timur IV ini harus dilaksanakan
di Pulau Halmahera Bagian Timur Yaitu :
SUBAIM - BULI
JEMBATAN SP 3A 9.70 M
JEMBATAN SP 3B 10.00 M
JEMBATAN SUBAIM 9.00 M
JEMBATAN SP 1A 11.00 M
JEMBATAN SP 1F 9.30 M
JEMBATAN SP 2A 9.00 M
JEMBATAN SP 3C 9.00 M
JEMBATAN SP 1B 8.00 M
JEMBATAN SP 1C 8.00 M
JEMBATAN SP 1D 6.00 M
JEMBATAN SP 1E 9.00 M
JEMBATAN SP 2B 6.00 M
JEMBATAN WASUBA 6.00 M

c. Data dan Fasilitas Penunjang


1). Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara
oleh penyedian jasa:
a) Laporan dan Data
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi
terdahulu serta fotografi.
b) Akemodasi dan Ruangan Kantor
Penyediaan bahan-bahan, peralatan dan
perlengkapan kantor dan studio untuk operasional
konsultan, termasuk tetapi tidak terbatas pada
komputer serta perlengkapan untuk kegiatan
survey dan investigasi lapangan yang diperlukan
Penyediaan (penyewaan) kendaraan operasional
berikut eksploitasinya
c) Staf Pengawas/Pendamping
(Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat
petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau project officer (PO) dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi)
d) Biaya perjalanan dan okomodasi orang konsultan
serta sewa alat survey lapangan dan penyelidikan
Tanah
2). Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara
semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

d. Alih Pengetahuan
Hasil dari kegiatan jasa konsultansi ini dapat sebagai bahan
pembinaan teknis dalam rangka alih pengetahuan kepada
aparat Satker P2JN dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional

7. Pendekatan Dan Metodologi Untuk pelaksanaan studi ini konsultan diwajibkan untuk
mengamati kondisi lapangan dan permasalahan disain yang
mungkin timbul. Petugas yang akan ditugaskan diharuskan
berkonsultasi dengan pejabat dari Dinas Bina Marga setempat
untuk mendiskusikan segala hal yang bersangkutan dengan
jembatan yang akan ditangani.
Sebelum melakukan kegiatan studi pendahuluan maka
konsultan wajib mengumpulkan semua data yang berhubungan
dengan lokasi rencana jembatan seperti peta situasi, peta tata
guna lahan dan dokumen-dokumen pendukung lainnya. Studi
pendahuluan harus dilakukan pada area di dalam radius 500 m
dari lokasi rencana jembatan. Dalam melaksanakan pekerjaan,
konsultan wajib melengkapi diri dengan alat keselamatan kerja
seperti helm dan sepatu boot, dan alat bantu kerja seperti
peralatan tulis, lampu penerang, spray paint dan palu, sehingga
menjamin terlaksananya pekerjaan ini dengan aman dan hasil
studi akan lebih optima

8. Jangka Waktu Pelaksanaan Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 6(Enam)
bulan

9. Tenaga Ahli Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini
adalah sebagai berikut:
a. Team Leader
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan
yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan
dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil
Strata 1 (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sejenis,
lebih diutamakan/disukai Perencanaan Jembatan.
Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai
ketua tim selama 8 tahun setelah lulus, diutamakan
yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai ketua tim, tugas
utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir
seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
b. Ahli Jembatan (Bridge Engineer)
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan
yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan
dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi
yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
lebih dari 6 tahun setelah lulus, diutamakan/disukai
perencanaan jembatan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
membantu Team Leader/Ketua Tim, merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
perencanaan teknis Jembatan, dan bangunan pelengkap
yang diperlukan, serta harus menjamin bahwa rencana
Jembatan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling
ekonomis dan sesuai dengan standar teknis yang
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.
c. Ahli Geoteknik
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan/
Ahli Geoteknik yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih
dari 6 Tahun setelah lulus, diutamakan/disukai
perencanaan Jembatan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
membantu Team Leader/Ketua Tim dan merencanakan
dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
geologi yang mencakup pelaksanaan survey geologi,
pengolahan dan analisis data geologi, dan
penggambaran data geologi, serta harus menjamin
bahwa data tanah yang disampaikan benar sesuai
kondisi lapangan yang akan digunakan sebagai dasar
penentuan pondasi dan bagunan bawah jembatan, dan
dapat memberikan masukan yang rinci mengenai
sumber bahan beserta sifat – sifat bahanya.
d. Ahli Hidrologi/Hidraulika (Hidrologi Engineer)
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan /
Ahli Teknik Sungai dan Drainase yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih
dari 6 Tahun setelah lulus, diutamakan/disukai
perencanaan Jembatan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
membantu Team Leader/Ketua Tim dan merencanakan
dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pelaksanaan pengumpulan data hidrologi, pengolahan
dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-
perhitungan hidrologi untuk perencanaan bentuk dan
dimensi bangunan hidrologi, serta harus menjamin
bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi yang
dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat
memberikan masukan yang rinci mengenai curah hujan
dan pola aliran air permukaan untuk tahap perencanaan
teknis jembatan.
e. Ahli Geodesi (Geodetic Engineer)
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan /
Ahli Geodesi yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih
dari 6 Tahun setelah lulus, diutamakan/disukai
perencanaan Jembatan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
membantu Team Leader/Ketua Tim dan melakukan
persiapan desain, survey pendahuluan, survey
topografi, menyiapkan peta dasar yang akan digunakan
sebagai bahan dasar perencanaan teknis jembatan.
f. Ahli Tanah dan Bahan (Soil & Material Engineer)
Mempunyai sertifikat keahlian Tanah dan bahan / Ahli
Teknik Jembatan yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih
dari 6 Tahun setelah lulus, diutamakan/disukai
perencanaan Jembatan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
membantu Team Leader/Ketua Tim dan merencanakan
dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan di
laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, dan
perhitungan-perhitungan mekanika tanah, serta harus
menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan
mekanika tanah yang dihasilkan adalah benar, akurat,
siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci
mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas jembatan
untuk tahap perencanaan teknik jembatan.
g. Ahli Kuantitas (Cost Estimator Document)
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan
yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan
dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih
dari 6 Tahun setelah lulus, diutamakan/disukai
perencanaan jembatan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
membantu Team Leader/Ketua Tim dan melakukan
perhitungan kuantitas pekerjaan berdasarkan desain
jembatan.

Kualifikasi Jumlah
Posisi Pendidik Pengalam
SKA
an an
Tenaga Ahli
Ahli Teknik 8 Tahun 1 Org -6
S1 Teknik
Team Leader Jembatan – A. Bln
Sipil
Madya
Ahli Teknik 6 Tahun 1 Org -5
Bridge S1 Teknik
Jembatan – A. Bln
Engineer Sipil
Madya
Ahli Teknik 6 Tahun 1 Org -4
Jembatan / Bln
Geoteknik S1 Teknik
Ahli
Engineer Sipil
Geoteknik –
A. Madya
Ahli Teknik 6 Tahun 1 Org -3
Geodetic S1 Teknik Jembatan/ Bln
Engineer Sipil Ahli Geodesi
– A. Madya
Soil & Ahli Teknik 6 Tahun 1 Org -3
S1 Teknik
Material Jembatan – A. Bln
Sipil
Engineer Madya
Ahli Teknik 6 Tahun 1 Org -2
Jembatan / Bln
Hidrologi S1 Teknik Ahli Teknik
Engineer Sipil Sungai dan
Drainase – A.
Madya
Cost Ahli Teknik 6 Tahun 1 Org -2
S1 Teknik
Estimator Jembatan – A. Bln
Sipil
Document Madya
Staf Pendukung
Surveyor S1 Teknik 2 Org @ 5
- -
Sipil Bln
Cad 2 Org @ 4
S1/D3 - -
Computer Bln
Operator 1 Org -6
S1/D3 - -
Komputer Bln
Office Boy SMU 1 Org -6
- -
sederajat Bln
Labour SMU/ST 5 Org @
- -
M 60 Hari

10. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
a. Laporan Detail Desain
 Gambar Perencanaan Teknis (Desain)
jalan/jembatan dalam ukuran kertas A3, agar
dapat digunakan pada saat penerapan di
lapangan.
 Laporan perencanaan tebal perkerasan
lentur/perkerasan kaku termasuk analisisnya.
 Laporan Geoteknik yang didalamnya memuat

1
seluruh penyelidikan tanah serta peta
penyebaran tanah serta foto dokumentasi.
 Laporan Topografi yang didalamnya memuat
seluruh data pengukuran termasuk hasil
perhitungan serta foto dokumentasi.
 Laporan Drainase yang didalamnya memuat
seluruh data survey hidrologi termasuk analisis
perhitungan.
b. Laporan Engineering Estimate
c. Laporan Analisa Resiko
d. Laporan konsep metode konstruksi
e. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya
Spesifikasi Teknis.

11. Laporan Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini:
1. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data
perencanaan serta sebagai bahan pelaksanaan, setiap
tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan secara
detail dan lengkap.
2. Laporan Pendahuluan
Laporan yang harus dibuat:
A. Laporan Administrasi antara lain:
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berupa ringkasan yang
berisi metodologi dan rencana kerja, yang dapat
berfungsi sebagai umpan balik/feed back untuk
perbaikan.
b. Laporan Survey Pendahuluan
Laporan dibuat selengkap-lengkapnya yang
berisi seluruh kegiatan pada survey
pendahuluan yang memuat :
1) Foto dokumentasi
2) Data lapangan sebagai bahan untuk survey
berikutnya
3) Analisa bahan perencanaaan
4) Laporan teknis
Kemudian diadakan Pembahasan Laporan
Pendahuluan dihadapan Tim Teknis maupun
petugas subdit Teknik Jembatan Terkait
c. Laporan Antara Berupa ringkasan dari
kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap
bulan kemajuan kegiatan dan keterlamabatan
yang terjadi serta sebab-sebabnya. Selanjutnya
juga memeberikan saran-saran untuk
mengatasinya dan tindakan-tindakan yang telah
dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut
diatas. Laporan antara berisi antara lain
1) Hasil pengumpulan data
2) Progres kegiatan dan rencana kegiatan
selanjutnya.
Kemudian diadakan Pembahasan Laporan
Antara dihadapan Tim Teknis maupun petugas
subdit Teknik Jembatan Terkait
d. Laporan Akhir (Final Report)
Berupa rangkuman kegiatan yang telah
dilakukan, berisi uraian pelaksanaan survey
pendahuluan, pengolahan data, perhitungan
perencanaan beserta rumus-rumus dan asumsi
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini.
Kemudian diadakan Pembahasan Laporan Akhir
dihadapan Tim Teknis maupun petugas subdit
Teknik Jembatan Terkait

B. Laporan Perencanaan Teknis


Laporan Teknis yang dihasilkan
a. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan
berdasarkan paket pekerjaan masing-masing
laporan berisi:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap.
- Uraian yang berisi data perencanaan
beserta perhitungan struktur bangunan
bawah beserta pondasinya, drainase, jalan
dan lain-lain.
- Gambar rencana yang dibuat di atas kertas
ukuran A3.
b. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya
Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya
yang dihitung tiap item pekerjaan yang
kemudian digabungkan sebagai kesimpulan
perkiraan biaya. Laporan perkiraan kuantitas
dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan
pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi sebagai
berikut:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap/jembatan.
- Perhitungan perkiraan kuantitas.
- Analisa biaya.
- Perkiraan biaya.
c. Laporan penyelidikan tanah
Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus
mencakup sekurang-kurangnya pembahasan
mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan
secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat.
- Kondisi morfologi sepanjang lokasi.
- Kondisi badan jalan yang ada sepanjang
trase jalan.
- Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang
trase jalan. Untuk peta penyebaran batuan
disiapkan dalam kertas HVS ukuran A3 dan
diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan
geologi dan diberi notasi sesuai dengan
Lampiran 1-D.
- Hasil akhir pemeriksaan laboratorium
dijadikan acuan untuk perbaikan hasil
deskripsi secara visual.
- Penyebaran jenis tanah sepanjang trase
jalan. Untuk peta penyebaran tanah
disiapkan dalam kertas ukuran A3 dan
diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan
geologi dan diberi notasi.
- Analisis perhitungan konstruksi timbunan
dan stabilitas lereng.
- Analisis longsoran sepanjang trase jalan.
- Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya
dan perkiraan volume cadangan).
- Gejala struktur geologi yang ada (kekar,
sesar/patahan dsb.) beserta lokasinya.
- Rekomendasi.

d. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-
kurangnya pembahasan mengenai hal-hal
berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan
secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat.
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol
horizontal.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
- Kegiatan pengukuran situasi.
- Kegiatan pengukuran penampang
melintang.
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
- Perhitungan dan penggambaran.
- Peralatan ukur yang digunakan berikut
nilai koreksinya.
- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai
kegiatan pengukuran topografi termasuk
kegiatan pencetakan dan pemasangan BM,
pengamatan matahari, dan semua obyek
yang dianggap penting untuk keperluan
perencanaan jalan.
- Deskripsi BM (sebagai lampiran).
- Data ukur hasil ploting dan negative film
harus diserahkan.
e. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis
hidrologi, yang meliputi:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan
secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat, pos pencatat curah hujan.
- Data curah hujan untuk setiap pos yang
diambil.
- Analisis/perhitungan.
- Penentuan dimensi dan jenis bangunan air.
- Daftar lokasi bangunan air yang
direncanakan.
f. Laporan Analisa Dampak Lingkungan
Laporan hasil pekerjaan analisa dampak lingkungan
harus mencakup identifikasi, upaya pengelolaan
pemantauan dampak lingkungan yang berkaitan
dengan :
- Rencana trase jalan termasuk fasilitas
pelengkapan seperti persimpangan,
gallian/timbunan,jembatan dan gorong-
gorong
- Pengadaan lahan dang anti rugi
- Keselamatan pemakai jalan
- Aspek hidrologi, antara lain banjir, erosi,
sedimentasi dan pencemaran air sungai,
saluran irigasi dan saluran drainase.
- Aspek geologi, seperti jenis
tanah/timbunan dan stabilitas lereng.
- Pelaksanaan pekerjaan pada tahap
konstruksi, seperti pengaturan jam kerja,
pengoperasian alat-alat berat dan ganguan
lalu lintas
- Kawasan konserwasi, hutan lindung, cagar
alam/budaya dan tempat-tempat
bersejarah.
- Estetika lingkungan dan landsekap
- Jalur angkutan bahan material dari quarry
dan pembuatan base camp
- Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan
g. Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik
Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai
dengan Pelelangan standar menurut Kepmen
PU no. 38/KPTS/1998

Bentuk Laporan
 Dicetak dengan kertas ukuran A4
 Sampul laporan dicetak di atas kertas glossy

1) Mekanisme Legalisasi Dokumen Produk Perencanaan


Teknis
Setiap lembar gambar perencanaan, ditanda tangani
oleh pihak konsultan Perencana. Pada kolom pertama
ditandatangani oleh Tenaga Ahli Perencanaan. Kolom
kedua ditandatangani oleh Tenaga Ahli Perencanaan
dan kolom ketiga ditandatangani oleh Team Leader.

Untuk sampul DED dibelakang cover, sebagai


administrasi proyek ada Berita Acara Pengesahan yang
terdiri dari kolom pertama yang ditandatangani oleh
Direktur Utama Konsultan Perencanaan dan kolom
kedua ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen
/ Satker dan kolom ketiga ditandatangani oleh Institusi
Organisasi Struktural yang lebih tinggi.

Legalisasi DED Kegiatan Outscource / Kontrak


Konsultan

Pengesahan setiap lembar gambar


PIHAKKONSULTAN
(1) (2) (3)
Direncanakan Diperiksa Oleh Disetujui

(Tenaga Ahli
(Tenaga Ahli sebagai
sebagai Perencana) Perencana) (Team Leader)

Sampul depan DED di belakang cover


BERITA ACARA PENGESAHAN
(1) (2) (3)
Diketahui Oleh
Diserahkan Oleh Disetujui Oleh

(Direktur Utama
/Kepala Cabang) (PPK / Kasatker) (Kepala Balai
PJN IX)

Anda mungkin juga menyukai