4. NAMA DAN Pengguna jasa adalah : Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum
ORGANISASI Penataan Ruang Provinsi dan Permukiman Kawasan Provinsi Papua
PEJABAT
PEMBUAT
KOMITMEN
2) Survey Lapangan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk
mengumpulkan dta-data awal berdasarkan aspek-aspek
yang diperlukan yang akan digunakan sebagai
dasar/refrensi servey detail/survey berikutnya dan harus
dilakukan oleh seorang ahli utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(a) Survey Pendahuluan Desain Geometrik
1. Menentukan awal proyek (STA 0 + 000 ) dan akhir
proyek yang tepat untuk mendapatkan overlapping yang
baik dan memenuhi syarat geometric.
Pada penentuan titik awal dan titik akhir pekerjaan,
diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik
awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan sepperti
disajikan dalam Gambar 1 berikut :
b) Survey Topografi
1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian
permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan
jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000 yang
akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.
2) Lingkup Pekerjaan
a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan
ukuran 15x15x125 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi degan adukan beton dan atasnya
dipasang nut dari baut dengan ujung kepala baut
(nut) diberi tanda alur silang (cross grooving),
ditempatkan pada tempat yang aman, mudah
terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km
dan pada setiap lokasi rencana jembatan
dipasang serta pada pada awal dan akhir proyek
minimal 2 dan ditempatkan pada daerah yang
aman terhadap kemungkinan tercabut atau
berubah posisi dan mudah terlihat, masing-
masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/alur.
- Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat,
bagian yang tampak diatas tanah setinggi 75
cm, dicat warna kuning, diberi lambang Bina
Marga dengan warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian
difoto sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus
digunakan patok kayu yang cukup keras,
lurus,dengan diameter sekitar 5 cm, panjang
sekurang-kurangnya 50 cm , bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi
paku, ditanam kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning.
Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan
patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok
sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi
tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak
mungkin dipasang patok, misalnya diatas
permukaan jalan beraspal atau diatas
permukaan batu, maka titik-titik poligon dan
sifat datar ditandai dengan paku seng
dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
b) Pengukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan
dengan sistem poligon, dan semua titik ikat
(BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon
maksimum 100 meter, diukur dengan meteran
atau dengan alat ukur secara optis ataupun
elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur
theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarakan untuk menggunakan Elekctronic
Distance Meter/ Theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.
c) Pengukuran titik kontrol vertikal
- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara
2 kali berdiri/ pembacaan pergi – pulang
- Pengukuran sifat datar harus mencakup
semua titik pengukuran ( poligon, sifat datar,
dan potongan melintang ) dan titik BM.
- Rambu- rambu ukur yang dipakai harus dalam
keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus
dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu
Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan
Benang Bawah (BB), dalam satuan milimeter.
Pada setiap pembacaan harus dipenuhi : 2BT
= BA+BB
Dalam satu deksi ( satu hari pengukuran)
harus dalam jumlah slag (pengamatan)yang
genap .
d) Pengukuran Situasi
- Pengukuran situasi dilakuakn dengan sistem
tachimetri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah ,gedung, dan
sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan
keseragaman penyebaran dan kerapatan titik
yang sehingga dihasilkan gambar situasi yang
benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya :
sungai ,persimpangan dengan jalan yang
sudah ada) pengukuran harys dilakukan
dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan
alat theodolit.
e) Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang harus
dilakukan dengan persyaratan :
d) Survey Drainase
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam
pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun
jalan) , guna keperluan analisis hidrologi, penentuan
debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan teknis drainase dan bangunan
pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah
arus) yang diperlukan.
(2) Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini
meliputi :
a. Mengumpulkan data curah hujan harian
maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam
rangka 10 tahun pada daerah tangkapan
(catchment area) atau pada daerah yang
berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data
tersebut bisa diperoleh dari Badan Meteorologi
dan Geofisika dan / atau instansi terkait di kota
terdekat dari lokasi perencanaan.
b. Mengumpulkan data bangunan pengaman yang
ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan
yang meliputi :lokasi, dimensi, kondisi, tinggi
muka air banjir.
c. Menganalisis data curah hujan dan
menentukan curah hujan rencana, debit dan
tinggi muka air banjir rencana dengan periode
10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahun untuk
jalan kolektor , 5 tahunan untuk jalan lokal dan
50 tahuan jembatan dengan metode yang
sesuai.
d. Menganalisa pola aliran air pada daerah
rencana untuk memberikan masukan dalam
proses perencanaan yang aman.
e. Menghitung dimensi dan jenis bangunan
pengaman yang diperlukan
f. Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/
jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya
bangunan air (aflux).
g. Merencanakan bangunan pengaman
jalan/jembatan terhadap gerusan samping atau
horisontal dan vertikal.
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03-3424-1994
atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03-1724-
1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perecanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai),
Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-
B, Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan
No.01/BM/05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah
berupa Laporan Drainase yang didalamnya memuat :
a. Data identifikasi semua aliran air yang ada dan
lintasan-lintasan drainase
b. Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta
topografi
c. Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan
dan tanggal kejadian)
d. Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi
permasalahan banjir
e. Acuan banjir/sumber informasi drainase
f. Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan
yang akan diterima oleh drainase yang akan
direncanakan.
g. Data curah hujan yang digunakan dalam desain
drainase
h. Dimensi saluran dan gorong-gorong
i. Potensi erosi baik erosi tebibg maupun erosi dasar
sungai/ saluran baik erosi umum maupun lokal.
(2) Lingkup
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi :
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
a. Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
25-40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap
contoh tanah harus diberi identitas yang
jelas (nomor sumur uji, lokasi, kedalaman).
Penggalian sumuran uji dilakuakn pada
setiap jenis satuan tanah yang berbeda atau
maksimum 5 km bila jenis tanah sama ,
dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran
uji digali dan contoh tanah yang diambil
harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas
idetitas nomor sumur uji, dan lokasi. Ukuran
test pit panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar
1,0 m, Log sumuran uji digambarkan dalam
4 bidang , dengan deskripsi yang lengkap
dan 1 kolom untuk unit satuan batuan. (lihat
daftar lampiran) .
b. Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Pengambilan contoh tanah tak terganggu
dilakuakn dengan cara bor tangan
menggunakan tabung contoh tanah (“split
tube” untuk tanah keras atau “piston tube”
untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah
harus diberi identitas yang jelas (nomor bor
tangan, lokasi, kedalaman). Pemboran
tangan dilakukan pada setiap lokasi yang
diperkirakan akan ditimbun (untuk
perhitungan penurunan) dengan ketinggian
timbunan lebih dari 4 meter dan pada setiap
lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk
perhitungan stabilitas lereng ) dengan
kedalaman galian lebih dari 6 meter; dengan
interval sekurang-kurangnya 100 meter dan
/atau setiap perubahan jenis tanah dengan
kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter.
(g)Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk
perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun
untuk bahan timbunan (borrow pit)
diutamakan yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus
menginformasikan lokasi quarry lain
yang,dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis
dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas,
jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-
kesulitan yang mungkin timbul dalam proses,
penambangannya, dilengkapi dengan foto-
foto.
Matriks Pengujian Geoteknik, sebagaimana
tercantum pada lampiran 1.
(3) Keluaran
Keluaran dari survey geologi/ geoteknik
berupa :
(a)Laporan penyelidikan tanah yang di
dalamnya memuat:
• tanah berupa nilai CBR
• properties tanah berupa nilai
strength dan index properties of
soil
• kadar air
•berat jenis
(b)Peta penyebaran tanah yang di
dalamnya memuat :
• kondisi lapisan tanah
• Daerah rawan longsor
(c) Foto Dokumentasi
(d)
(2) Lingkup
a) Menganalisa data Iapangan, desain, dan gambar yang
diperoleh dari survey pendahuluan
b) Menentukan variabel- variabel rencana seperti nilai CDR, nilal
lendutan.
c) Melakukan desain perkerasan yaitu tebal dan tipe perkerasan.
(3) Persyaratan
Persyaratan survey kondisi perkerasan harus mengacu pada pedoman yang
berlaku stau sesusi dengan yang dipersysratkan dalam Kerangka Acuan Kerja.
4) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) mempersiapkan dan mengumpulkan data-data
awal.
(2) menetapkan desain sementara dari data awal
untuk dipakai sebagai panduan survey
pendahuluan.
(3) menyiapkan dokumen perencanaan teknis
yang terdiri dari gambar desain, spesifikasi,
engineering estimate.
b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek
pada peta, serta menarik beberapa Altematif
rencana As Jalan/Alinyemen Horizontal dengan
dilakukan pengecekan Alinyemen Vertikal
sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi
Standar Perencanaan Geometrik Jalan dan
dibahas bersama-sama dengan Ahli Geologi,
Ahli Geodesi, Ahli Hidrolika, Ahli Lingkungan.
(2) Melakukan perencanaan alinyernen horisontal
dan vertikal berdasarkan afternatif yang
dipakai dengan tetap mengacu pada standar
geometrik jalan antar kota maupun perkotaan.
(3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik
perkerasan kaku maupun fleksibel dengan
mengacu pada pedoman perencanaan tebal
perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku.
(4) Melakukan perencanaan drainase dan
bangunan perlengkapan jalan.
(5) Melakukan perencanaan manajemen traffic
pada saat pelaksanaan.
(6) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan
dengan resiko yang ditimbulkan dengan
adanya kegiatan konstruksi.
(7) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan
dengan kondisi geologi.
(8) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan
panjang jembatan, box culvert/ gorong-gorong
dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang
mungkin akan terdapat pada rute jalan tersebut.
(9) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan
dalam laporan perencanaan teknis yang di
dalamnya membuat identifikasi resiko, analisis
resiko, penilaian resiko, mitigasi resiko, alokasi
resiko.
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada
standar, Pedoman yang berlaku seperti standar
atau pedoman yang tertulis pada acuan normatif
atau referensi Iainyang tertuang dalam Kerangka
Acuan Kerja.
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Jalan:
• Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000
• Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
• Potongan Melintang Skala Horisontal 1: 100, Skala
Vertikal 1:100
b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Lokasi
tempat tugas Penyedia jasa adalah Provinsi Papua.
9. TENAGA AHLI Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
a. Team Leader
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait, selama 3 tahun dalam kualifikasi sebagai Ahli
Madya dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1(S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sejenis, lebih
diutamakan/ disukai Perencanaan Jalan. Sebagai ketua tim, tugas
utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
b. Highway Engineer(Ahli Jalan Raya)
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait, Pengalaman selama 1 tahun dalam kualifikasi
sebagai Ahli Muda dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih. Tenaga ahli
tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dalam
Proses Perencanaan dari mulai persiapan sampai pada proses desain
dan penyiapan dokumen pengadaan.
TENAGA PENDUKUNG :
NO TENAGA PENDIDIKAN PENGALAMAN KEAHLIAN KET
PENDUKUNG
10. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai
bahan pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat
laporan secara detail dan lengkap.
Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini :
e. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket
pekerjaan masing-masing laporan berisi :
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap.
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan
struktur bangunan bawah beserta pondasinya, drainase, jalan
dan lain-lain.
- Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir ukuran A3.
Disusun Oleh :
PENGGUNA ANGGARAN
DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG PROVINSI DAN
PERMUKIMAN KAWASAN PROVINSI PAPUA
PROVINSI PAPUA