Anda di halaman 1dari 25

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1.LATAR Pembangunan jaringan jalan dan jembatan sebagai urat nadi


BELAKANG perekonomian nasional diharapkan mampu menghubungkan jalan
lintas di Provinsi Papua, maupun meningkatkan penanganan non
lintas agar senantiasa dapat berfungsi untuk mendukung
kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa dalam rangka
percepatan pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga lingkungan.
Untuk mendukung Pemabangunan Jalan tahun 2022 dan
seterusnya maka dengan ini akan perencanaan teknik jalan
Perencanaan Teknis Pemeliharaan Jalan Lingkungan dan
Penataan Kawasan Jaya Asri Sebrang Entrop untuk
memperlancar dan mempermudah lalu lintas.
2.MAKSUD Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Kegiatan
DAN TUJUAN Pembangunan Jalan di Provinsi Papua Kota Jayapura.
Tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan perencanaan teknik
jembatan yang berwawasan lingkungan, serta dokumen
pelelangan, tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya
penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus
sehingga tingkat pelayanan jalan yang diinginkan selama ini dapat
tercapai.

3.SASARAN Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah :


1. Tersedianya perencanaan teknik jalan pada ruas-ruas jalan di
Provinsi Papua.
2. Terwujudnya hasil perencanaan teknik jalan yang matang,
ekonomis, dan berwawasan lingkungan.
3. Ketersediaan Dokumen Perencanaan Teknik Jalan serta
Dokumen Pelelangan pada lokasi yang ditetapkan dalam KAK
ini.

4. NAMA DAN Pengguna jasa adalah : Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum
ORGANISASI Penataan Ruang Provinsi dan Permukiman Kawasan Provinsi Papua
PEJABAT
PEMBUAT
KOMITMEN

DANA APBD TAHUN ANGGARAN 2022


5.SUMBER
PENDANAAN Pagu : Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah)
HPS : Rp. 99.972.480,00 (Sembilan Puluh Sembilan Juta
Sembilan Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu Empat Ratus Delapan
Puluh Rupiah)
6. LINGKUP , a. Lingkungan Kegiatan Perencanaan Teknis
LOKASI,KEGIATAN, Pemeliharaan Jalan Lingkungan dan Penataan
DATA DAN
FASILITAS Kawasan Jaya Asri Sebrang Entrop Melaksanakan
PENUNJANG SERTA Pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan Persiapan
ALIH
PENGETAHUAN a) Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk
mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi
topografi, geologi , tata guna lahan , lalu lintas,
serta lingkungan.
b) Lingkup
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan
skala minimum 1:50.000
(2) Peta jaringan jalan ,dokumen leger jalan , data
base jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan
(3) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(4) Peta guna lahan
(5) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait
dengan di sekitar lokasi proyek
c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi
:
(1) Laporan studi koridor (jika bisa diterapkan),

(2) Laporan studi rancang-bangun pendahiuluan,


(3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain
(yaitu: profil atau lembar rencana, bagian –
bagian yang umum, materi pekerjaan utama
yang di kenali dan di alokasikan), dan
(4) Pekerjaan biaya kobstruksi pendahuluan untuk
alternatif desain.

2) Survey Lapangan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk
mengumpulkan dta-data awal berdasarkan aspek-aspek
yang diperlukan yang akan digunakan sebagai
dasar/refrensi servey detail/survey berikutnya dan harus
dilakukan oleh seorang ahli utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(a) Survey Pendahuluan Desain Geometrik
1. Menentukan awal proyek (STA 0 + 000 ) dan akhir
proyek yang tepat untuk mendapatkan overlapping yang
baik dan memenuhi syarat geometric.
Pada penentuan titik awal dan titik akhir pekerjaan,
diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik
awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan sepperti
disajikan dalam Gambar 1 berikut :

2. Mengidentifikasi medan secara stationing/urutan jarak


dengan mengelompokkan kondisi : medan datar, rolling
perbuktian, pegunungan/bukit curam dalam bentuk
tabelaris.
3. Mengidentifikasi/memperkirakan secara tepat penerapan
desain geometric (alinyemen horizontal dan vertikal)
berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai
sepenuhnya oleh Highway Engineer yang melaksanakan
pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-pengukuran
secara sederhana dan benar (jarak, azimuth, kemiringan
dengan helling meter) dan membuat sketsa desain
alinyemen horizontal maupun vertical secara khusus untuk
lokasi-lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan trase
yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan geometric
yang dibuktikan dengan sketsa horizontal dan oenamang
memanjang rencana trase jalan.
4. Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal
dan vertikal harus sudah diperhitungkan dengan cermat
sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi :
galian/timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-
gorong dan jembatan (oprit jembatan ), persimpangnan
yang bias terlihat dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta
tabelaris di lapangan dari identifikasi kondisi lapangan
secara stationing dari awal sampai dengan akhir proyek.
5. Semua kegiatan ini harus sudah di konfirmasikan sewaktu
mengambil keputusan team yang saling terkait dalam
pekerjaan ini.
6. Di lapangan harus diberi/dinuat tanda-tanda berupa patok
dan tanda banjir dengan diberi tanda bendera sepanjang
daerah rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan
team pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk
pelaporan dan pendahuluan dalam melakukan survey detail
selanjutnya.
7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bias
dihitung perkiraan volume pekerjaan yang akan timbul
serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secra
sederhana dan diharapkan dapat mendekati final design.

(b) Survey Pendahuluan kondisi eksisting perkerasan


1. Inventarisasi terhadap data histori penanganan jalan
2. Identifikasi jenis perkerasan
3. Identifikasi kerusakan perkerasan

(c) Survey Pendahuluan Survey Topografi.


Kegiatan yang dilakukan oleh geodetic engineer pada
survey Pendahuluan adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan
patok beton Bench Mark di awal dan akhir Proyek
2. Mengamati kondisi topografi
3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan pengukuran
khusus serta, morfologi dan lokasi yang perlu dilakukan
perpanjangan koridor
4. Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.
5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi/titik
yang akan dijadikan refrensi.

(d) Survey Pendahuluan Bangunan Pelengkap Jalan


1. Untuk perencanan jalan baru perlu dicatat data lokasi/ Sta
dan koordinat, perkiraan lokasinya apa sudah sesuai
dengan geometrik serta rencana jenis konstruksi, dimensi
yang diperlukan.
2. Untuk lokasi yang sudah ada, existing perlu dibuatkan
inventarisasinya dengan lengkap antara lain Sta, jenis
konstruksi, dimensi, kondisi serta mengusulkan
penanganan yang diperlukan. Untuk lokasi yang ada aliran
airnya perlu di catat tinggi muka air normal, muka air banjir
dan mukia air banjir tertinggi pernah terjadi serta adanya
tanda-tanda/ gejala-gejala erosi yang dilengkapi oleh sket
lokasi, morfologi serta karakter aliran sungai dan dilengkapi
foto-foto jika diperlukan.
3. Mendiskusikan dengan team geometric, geologi, amdal dan
hidrologi apakah data-data dan usul penempatan lokasi
serta usul perencanaan / penanganan sudah sesuai secara
teknis.
4. Membuat sket dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-
catatan khusus serta saran-saran yang sangat berguna
dijadikan panduan dalam pengambilan data untuk
perencanaan pada waktu melakukan survey detail nanti
dan pengaruhnya terhadap keamanan/kestabilan.

(e) Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik


Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan
geologi dan geoteknik adalah :
1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah,
perkiraan lokasi sumber material,dan mengantisipasi dan
mengindentifikasi lokasi yang akan longsor;
2. Mengindentifikasi lokasi/ titik pengujian antara lain Bor,
Sordir , DCP, Test Pit;
3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik ,bahaya,
resiko-resiko, dan batasan-batasan proyek;
5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok
kilometer atau informasi lokasi lain seperti GPS.

(f) Survey Pendahuluan Drainase


Kegiatan yang dilakuakn pada survey pendahuluan
Drainase adalah :
1. Mengumpulkan data curah hujan
2. Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).
3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan
sehubungan dengan bentuk dan kemiringan yang akan
mempengaruhi pola aliran .
4. Mengamati tata guna lahan.
5. Menginventarisasi bangunan drainase existing.
6. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.
7. Membuat rencana kerja untuk survey detail.
8. Mengamati karakter aliran sungai/ morfologi yang mungkin
berpengaruh terhadap konstruksi dan saran-saran yang
diperlukan untuk menjadi pertimbangan dalam
perencanaan berikutnya.

(g) Survey Pendahuluan /Identifikasi Rona Lingkungan


Awal dilakukan apabila tidak terdapat Dokumen
Lingkungan pada saat Pra FS/FS.
1. Mengidentifikasi komponen lingkungan dari berbagai aspek
(biologi, fisika-kimia, sosial, ekonomi, dan kesehatan
masyarakat)
2. Mengumpulkan data mengenai lokasi bangunan
bersejarah/bangunan budaya serta benda cagar budaya.
3. Mengidentifikasi lokasi dan batas-batas wilayah kawasan
lindung di sekitar rencana trase jalan.
4. Memperikarakan kebutuhan lahan untuk runija rencana
trase jalan .
5. Menentukan jenis dokumen lingkungan yang harus disusun
(AMDAL//UKL-UPL/SPPL).

(h) Keluaran survey pendahuluan meliputi :


1. Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan
dengan konsep desain yang akan diterapkan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berdasarkan seluruh hasil
survey pendahuluan.
2. Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey
detail yang harus dilakukan termasuk batasan koridor
pengambilan data .

b) Survey Topografi
1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian
permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan
jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000 yang
akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.
2) Lingkup Pekerjaan
a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan
ukuran 15x15x125 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi degan adukan beton dan atasnya
dipasang nut dari baut dengan ujung kepala baut
(nut) diberi tanda alur silang (cross grooving),
ditempatkan pada tempat yang aman, mudah
terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km
dan pada setiap lokasi rencana jembatan
dipasang serta pada pada awal dan akhir proyek
minimal 2 dan ditempatkan pada daerah yang
aman terhadap kemungkinan tercabut atau
berubah posisi dan mudah terlihat, masing-
masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/alur.
- Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat,
bagian yang tampak diatas tanah setinggi 75
cm, dicat warna kuning, diberi lambang Bina
Marga dengan warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian
difoto sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus
digunakan patok kayu yang cukup keras,
lurus,dengan diameter sekitar 5 cm, panjang
sekurang-kurangnya 50 cm , bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi
paku, ditanam kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning.
Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan
patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok
sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi
tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak
mungkin dipasang patok, misalnya diatas
permukaan jalan beraspal atau diatas
permukaan batu, maka titik-titik poligon dan
sifat datar ditandai dengan paku seng
dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
b) Pengukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan
dengan sistem poligon, dan semua titik ikat
(BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon
maksimum 100 meter, diukur dengan meteran
atau dengan alat ukur secara optis ataupun
elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur
theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarakan untuk menggunakan Elekctronic
Distance Meter/ Theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.
c) Pengukuran titik kontrol vertikal
- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara
2 kali berdiri/ pembacaan pergi – pulang
- Pengukuran sifat datar harus mencakup
semua titik pengukuran ( poligon, sifat datar,
dan potongan melintang ) dan titik BM.
- Rambu- rambu ukur yang dipakai harus dalam
keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus
dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu
Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan
Benang Bawah (BB), dalam satuan milimeter.
Pada setiap pembacaan harus dipenuhi : 2BT
= BA+BB
Dalam satu deksi ( satu hari pengukuran)
harus dalam jumlah slag (pengamatan)yang
genap .
d) Pengukuran Situasi
- Pengukuran situasi dilakuakn dengan sistem
tachimetri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah ,gedung, dan
sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan
keseragaman penyebaran dan kerapatan titik
yang sehingga dihasilkan gambar situasi yang
benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya :
sungai ,persimpangan dengan jalan yang
sudah ada) pengukuran harys dilakukan
dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan
alat theodolit.
e) Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang harus
dilakukan dengan persyaratan :

Untuk pengukuran penampang melintang harus


digunakan alat theodolit.
f) Pengukuran pada perpotongan rencana trase
jembatan dengan sungai atau jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir
masing-masing minimum 200 m dari perkiraan
garis perpotongan atau daerah sekitar sungai
(huli/hilir) yang masih berpengaruh terhaap
keamanan jembatan dengan n interval
pengukuran penampang melintang sungai
sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana trase
jembatan masing-masing minimum 100 m dari
garis tepi sungai / jalan atau sampai pada
garis pertemuan antara oprit jembatan dengan
jalan dengan interval pengukuran penampang
melintang rencana trase jalan sebesar 25
meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval
pengukuran penampang melintang dan
memanjang baik terhadap sungai maupun
jalan sebesar 10 m, 15m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan
segala obyek yang dibentuk alam maupun
manusia disekitar persilangan tersebut.
3) Persyaratan
a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur
yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat
dan dilampirkan dalam laporan.
b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai
berikut :
1. Kesalahan sudut yang di[erbolehkan adalah
10”√𝑛, (n adalah jumlah titik poligon dari
pengamatan matahari pertama ke pengamatan
matahari selanjutnya atau dari pengukuran Global
Position System (GPS) geoteknic yang mempunyai
presisi tinggi pertama ke pengukuran GPS
berikutnya).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.
c) Perhitungan
- Perhitungan Koordinat
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap
seksi. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas
dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan
berdasarkan panjang kaki sudut ( kaki sudut
yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang
lebih besar ), dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.
- Perhitungan Sifat Datar
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga
4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap
lembar perhitungan dengan menjumlahkan
beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail
Ketinggiian detail dihitung berdasarkan
ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai
titik pengukuran detail dan dihitung secara
techimetris.
- Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan
sistem komputerisasi.
d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan
skala 1:1000
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 cm
- Koordinat grid terluar ( dari gambar) harus
dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)
nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1
meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan
hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis .
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai
X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan
metode penentuan posisi Global Positioning System
(GPS) secara diferensial. GPS atau nama lengkapnya
NAVSTAR GPS merupakan singkatan dari Navigation
Satelite Timing and Ranging Global Positioning
System. Metode yang digunakan adalah metode
diferensial dengan menggunakan lebih dari satu
receiver GPS dimana minimal satu titik digunakan
sebagai titik referensi (base station) dan yang lainnya
ditempatkan pada titik yang akan diukur. Titik
referensi yang digunakan adalah titik referensi
Bakosurtanal ataupun Badan Pertahanan Nasional.
Untuk merapatkan titik kontrol horisontal dapat
dilakuakn pengukuran metode poligon dengan
menggunakan alat Total Station;
f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah
sebagai Sistem koordinat proyeksi Universal
Transverse Mercator ( UTM).
Ketentuan proyeksi UTM :
• Proyeksi adalah Transverse Mercator
• Lebar zona adalah 6°
• Titik awal setiap zone adalah perpotongan
meridian tengah dan ekuator
• Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996
• Timur (T) didefinisikan dengan penambahan
500.000 meter kepada nilai x yang dihitung dari
meridian tengah.
• Utara (U) didefinisikan dengan penambahan
10.000.000 meter kepada nilai yang dihitung dari
ekuator selatan.
• Zona 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai
dengan bujur 174 ° barat dan seterusnya ke arah
Timur sampai dengan 180° timur.
• Satuan dalam meter
• Batas lintang 84° Utara dan lintang 80° selatan
• Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakan
didepan Utara (U)
• Datum DGN-95

Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia

g) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan


setiap interval 5000 m ( setiap 5 Km)
h) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus
menggunakan Jenis Total Station (TS) dengan
ketelitian 10√n untuk sudut serta 10√D untuk jarak ;
i) Pengukuran untuk titik kontrol Vertikal harus
menggunakan peralatan Waterpass jenis auto level
dengan ketelitian 2mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi ,
dan penampang ,melintang harus digambarkan pada
gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi
dengan interval garis ketinggian (contour) 1 meter.
Proses pengambilan data untuk Topografi
mengacu pada Pedoman Pengukuran Topografi
No. 010/PW/2004, atau Pedoman yang
dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran survey Topografi meliputi :
(a) Laporan Survey Topografi meliputi :
- Data pengukuran dan hitungan pengukuran
topograti yang telah diterima
- Data Koordinat dan Elevasi Bench Mark
- Foto dokumentasi proses pengukuran dan
Bench Mark.
(b) Peta topografi (peta trasies) dengan skala yang
disesuaikan dengan jenis perencanaan yang akan
dilakukan

c) Survey Lalu Lintas


1. Tujuan
Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi
lalu lintas, kecepatan kendaraan rata-rata,
menginventarisasi jalan yang ada, serta
menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang
melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu,
sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata
sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan.
2. Lingkup
(a) Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah
mengetahui koridor trase lokasi perencanaan yang
dilakukan , yang merupakan hasil keluaran dari
pengumpulan data awal berupa titik-titik survey.
(b) Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis
sehingga mendapatkan data yang siap pakai berupa
kondisi LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari
dan smp/hari serta kecepatan perjalanan pada
kondisi tata guna lahan tertentu dalam km/jam.
3. Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data harus
mengacu pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJ) 036/T/BM/1997, Pedoman Survey Pencatatan Lalu
Lintas dengan cara Manual Pd/T. 19-2004-B, atau
Pedoman yang disyaratkan.
4. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey lalu lintas berupa
laporan yang didalamnya memuat :
a. Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan
perhitungan perkerasan jalan.
b. Data spektrum beban untuk perhitungan perkerasan
jalan.
c. Foto dokumentasi
d. Data lapangan

d) Survey Drainase
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam
pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun
jalan) , guna keperluan analisis hidrologi, penentuan
debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan teknis drainase dan bangunan
pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah
arus) yang diperlukan.
(2) Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini
meliputi :
a. Mengumpulkan data curah hujan harian
maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam
rangka 10 tahun pada daerah tangkapan
(catchment area) atau pada daerah yang
berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data
tersebut bisa diperoleh dari Badan Meteorologi
dan Geofisika dan / atau instansi terkait di kota
terdekat dari lokasi perencanaan.
b. Mengumpulkan data bangunan pengaman yang
ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan
yang meliputi :lokasi, dimensi, kondisi, tinggi
muka air banjir.
c. Menganalisis data curah hujan dan
menentukan curah hujan rencana, debit dan
tinggi muka air banjir rencana dengan periode
10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahun untuk
jalan kolektor , 5 tahunan untuk jalan lokal dan
50 tahuan jembatan dengan metode yang
sesuai.
d. Menganalisa pola aliran air pada daerah
rencana untuk memberikan masukan dalam
proses perencanaan yang aman.
e. Menghitung dimensi dan jenis bangunan
pengaman yang diperlukan
f. Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/
jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya
bangunan air (aflux).
g. Merencanakan bangunan pengaman
jalan/jembatan terhadap gerusan samping atau
horisontal dan vertikal.
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03-3424-1994
atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03-1724-
1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perecanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai),
Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-
B, Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan
No.01/BM/05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah
berupa Laporan Drainase yang didalamnya memuat :
a. Data identifikasi semua aliran air yang ada dan
lintasan-lintasan drainase
b. Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta
topografi
c. Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan
dan tanggal kejadian)
d. Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi
permasalahan banjir
e. Acuan banjir/sumber informasi drainase
f. Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan
yang akan diterima oleh drainase yang akan
direncanakan.
g. Data curah hujan yang digunakan dalam desain
drainase
h. Dimensi saluran dan gorong-gorong
i. Potensi erosi baik erosi tebibg maupun erosi dasar
sungai/ saluran baik erosi umum maupun lokal.

e) Survey Geologi dan Geoteknik


(1) Tujuan
a. Tujuan utama dari penyelidikan geoteknik
lapangan dan bawah permukaan adalah untuk
memberikan informasi tentang kondisi bawah
permukaan tanah, bahaya geoteknik ,dan
ketersediaan tanah, agregat dan batuan pada
perencana.
b. Sangat disarankan untuk menggunakan
Pedoman Geoteknik untuk penyelidikan tanah
lunak Pd.T-9-2002-B dan pengujian labraturium
untuk lunak Pt.M-01-2002-B bilaman terdapat
suatu kondisi tanah dasar yang lunak (Soft Oil).

(2) Lingkup
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi :
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
a. Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
25-40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap
contoh tanah harus diberi identitas yang
jelas (nomor sumur uji, lokasi, kedalaman).
Penggalian sumuran uji dilakuakn pada
setiap jenis satuan tanah yang berbeda atau
maksimum 5 km bila jenis tanah sama ,
dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran
uji digali dan contoh tanah yang diambil
harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas
idetitas nomor sumur uji, dan lokasi. Ukuran
test pit panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar
1,0 m, Log sumuran uji digambarkan dalam
4 bidang , dengan deskripsi yang lengkap
dan 1 kolom untuk unit satuan batuan. (lihat
daftar lampiran) .
b. Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Pengambilan contoh tanah tak terganggu
dilakuakn dengan cara bor tangan
menggunakan tabung contoh tanah (“split
tube” untuk tanah keras atau “piston tube”
untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah
harus diberi identitas yang jelas (nomor bor
tangan, lokasi, kedalaman). Pemboran
tangan dilakukan pada setiap lokasi yang
diperkirakan akan ditimbun (untuk
perhitungan penurunan) dengan ketinggian
timbunan lebih dari 4 meter dan pada setiap
lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk
perhitungan stabilitas lereng ) dengan
kedalaman galian lebih dari 6 meter; dengan
interval sekurang-kurangnya 100 meter dan
/atau setiap perubahan jenis tanah dengan
kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter.

Setiap pemboran tangan dan contoh tanah


yang diambil harus difoto. Dalam foto harus
terlihat jelas identitas nomor bor tangan ,
dan lokasi.

Semua contoh tanah harus diamankan baik


selama penyimpanan di lapangan maupun
dalam pengangkutan ke laboraturium.
c. Pemboran Mesin
Pemboran mesin dilaksanakan dengan
ketentuan-ketentuan berikut :
• Pada dasrnya mengacu pada ASTM D
2113-94
• Pendalaman dilakukan dengan
menggunakan sistem putar (rotary
drilling) dengan diameter mata bor
minimum 75 mm.
• Putaran bor untuk tanah lunak
dilakuakn dengan kecepatan
maksimum 1 putaran per detik.
• Kecepatan penetrasi dilakukan
maksimum 30 mm per detik.
• Kestabilan galian atau lubang bor
pada daerah deposit yang lunak
dilakukan dengan menggunakan
bentonite (drilling mud) atau casing
dengan diameter minimum 100 mm.
• Apabila drilling mud digunakan
pelaksana harus menjamin bahwa
tidak terjadi tekanan yang berlebih
pada tanah.
• Apabila casing digunakan, casing
dipasang setelah mencapai 2 m atau
lebih. Posisi dasar casing berharak 50
cm dari posisi pengambilan sampel
berikutnya.

Pemboran mesin dilakuakn pada posisi


tanah ekspansif atau tanah lunak.
d. Pemboran Tangan
Pemboran tangan dilakukan dengan
mengacu pada ASTM D 4719
e. Pengujian Kompaksi Batu Gamping
Suatu studi untuk menilai kelayakan batu
gamping sebagai bahan timbunan dilakuakn
dengan memperhatikan :
• Perilaku pemadatan laboraturium
• Persyaratan material untuk timbunan
termasuk yang berkaiatan dengan
kkekuatan dan konsistensi material.
• Sifat kimia yang berkaitan dengan
pengaruh lingkungan dan air terhadap
durabilitas kinerja timbunan.
f. Sondir (Pnutrometer Static)
Sondir dilakukan untuk mengetahui
kedalaman lapisan tanah keras, menentukan
lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan
ujung konus dan daya lekat tanah setiap
kedalaman yang diselidiki, alat ini hanya
dapat digunakan pada tanah berbutir halus,
tidak boleh digunakan pada daerah aluvium
yang mengandung komponen brangkal dan
kerikil serta batu gamping yang berongga,
karena hasilnya akan memberikan indikasi
lapisan tanah keras yang salah .

1. Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton


2. Sondir berat dengan kapasitas 10 ton

Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan


pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondir
dihentikan apabila pembacaan apabila
pembacaan pada manometer berturut-turut
menunjukkan harga >150kg/cm2, alat sondir
terangkat ke atas, apabila
pembacaan manometer belum
menunjukan angka yang maksimum, maka
alat sondir perlu diberi pemberat yang
diletakkan pada baja kanal jangkar.
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc)
atau perlawanan penetrasi konus dan
jumlah hambatan pelekat (JHP). Grafik
yang dibuat adalah perlawanan penetrasi
konus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah
hambatan pelekat (JHP) secara kumulatif.
Pemboran mesin dilakukan pada kondisi
tanah ekspansif atau tanah lunak.

(g)Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk
perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun
untuk bahan timbunan (borrow pit)
diutamakan yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus
menginformasikan lokasi quarry lain
yang,dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis
dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas,
jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-
kesulitan yang mungkin timbul dalam proses,
penambangannya, dilengkapi dengan foto-
foto.
Matriks Pengujian Geoteknik, sebagaimana
tercantum pada lampiran 1.

(3) Keluaran
Keluaran dari survey geologi/ geoteknik
berupa :
(a)Laporan penyelidikan tanah yang di
dalamnya memuat:
• tanah berupa nilai CBR
• properties tanah berupa nilai
strength dan index properties of
soil
• kadar air
•berat jenis
(b)Peta penyebaran tanah yang di
dalamnya memuat :
• kondisi lapisan tanah
• Daerah rawan longsor
(c) Foto Dokumentasi
(d)

f. Survey Kondisi Perkerasan


(1) Tujuan
Survey kondisi perkerasan bertujuan untuk mengelshui kondisi
porkerasen jalan eksisting, jenis perkerasan, serta permasalahan yang
sering terjadi pada jalan tersebut. Hal ini digunakan sebagai dasar
perencanaan peningkatan jalan.

(2) Lingkup
a) Menganalisa data Iapangan, desain, dan gambar yang
diperoleh dari survey pendahuluan
b) Menentukan variabel- variabel rencana seperti nilai CDR, nilal
lendutan.
c) Melakukan desain perkerasan yaitu tebal dan tipe perkerasan.

(3) Persyaratan
Persyaratan survey kondisi perkerasan harus mengacu pada pedoman yang
berlaku stau sesusi dengan yang dipersysratkan dalam Kerangka Acuan Kerja.

Pengujian Perkerasan dan interval Sampling (dalam meter)

(4) Keluaran survey kondisi perkerasan jalan


Keluaran yang dihasilkan dari survey kondisi perkerasan berupa Iaporan yang
didalamnya memuat:
(a) Data history penanganan
(b) Data lendutan
(c) Data CBR eksisting

3) Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail. Pengendalian survey


bertujuan sebagai kendali mutu. pengambilan data, kendali mutu tersebut
diantaranya :
a) Setiap akan kegiatan survey baik pendahuluan
maupun survey detail pelaksana kegiatan wajib
mengajukan jadwal kegiatan yang kemudian
ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan survey
baik pendahuluan maupun detail yang dikeluarkan
oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.

b) Proses survey baik pendahuluan maupun survey


detail wajib diawasi dimulai dari persiapan
peralatan sampai pads proses survey oleh petugas
yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Keda atau
Pejabat Pembuat Komitmen.

c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib


diperiksa kebenarannya sebelum dilakukan proses
desain. proses desain dapat dilakukan apabila data
hasil survey detail sudah dapat diterima oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.

d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap


survey pendahuluan maupun survey detail yang
dikeluakan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen.

4) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) mempersiapkan dan mengumpulkan data-data
awal.
(2) menetapkan desain sementara dari data awal
untuk dipakai sebagai panduan survey
pendahuluan.
(3) menyiapkan dokumen perencanaan teknis
yang terdiri dari gambar desain, spesifikasi,
engineering estimate.

b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek
pada peta, serta menarik beberapa Altematif
rencana As Jalan/Alinyemen Horizontal dengan
dilakukan pengecekan Alinyemen Vertikal
sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi
Standar Perencanaan Geometrik Jalan dan
dibahas bersama-sama dengan Ahli Geologi,
Ahli Geodesi, Ahli Hidrolika, Ahli Lingkungan.
(2) Melakukan perencanaan alinyernen horisontal
dan vertikal berdasarkan afternatif yang
dipakai dengan tetap mengacu pada standar
geometrik jalan antar kota maupun perkotaan.
(3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik
perkerasan kaku maupun fleksibel dengan
mengacu pada pedoman perencanaan tebal
perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku.
(4) Melakukan perencanaan drainase dan
bangunan perlengkapan jalan.
(5) Melakukan perencanaan manajemen traffic
pada saat pelaksanaan.
(6) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan
dengan resiko yang ditimbulkan dengan
adanya kegiatan konstruksi.
(7) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan
dengan kondisi geologi.
(8) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan
panjang jembatan, box culvert/ gorong-gorong
dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang
mungkin akan terdapat pada rute jalan tersebut.
(9) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan
dalam laporan perencanaan teknis yang di
dalamnya membuat identifikasi resiko, analisis
resiko, penilaian resiko, mitigasi resiko, alokasi
resiko.

c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada
standar, Pedoman yang berlaku seperti standar
atau pedoman yang tertulis pada acuan normatif
atau referensi Iainyang tertuang dalam Kerangka
Acuan Kerja.
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Jalan:
• Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000
• Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
• Potongan Melintang Skala Horisontal 1: 100, Skala
Vertikal 1:100

5) Pengendalian proses perencanaan


Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan
agar desain yang dihasilkan memenuhi persyaratan
secara teknis, proses pengendalian dilakukan terhadap:
a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus
mendapat persetujuan dan Kepala satuan kerja
atau pejabat pembuat komitmen.
b) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan
dan survey detail yang merupakan review
terhadap: desain awal harus diperiksa dan
diasistensikan kepada Kepala satuan kerja atau pejabat
pembuat komitmen.
c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara
bertahap wajib dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan
kepada Kepala Satuan Keda /Pejabat Pembuat
Komitmen.
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi
standar harus mendapat persetujuan dad pejabat
setingkat eselon I.
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan
apabila diterima oleh Tim yang dibentuk oleh pejabat
Eselon II dan mendapat persetujuan dad Direktorat
Jenderal Bina Marga.

b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Lokasi
tempat tugas Penyedia jasa adalah Provinsi Papua.

c. Data dan Fasilitas Penunjang


1). Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen yang dapat digunakan dan harus
dipelihara oleh penyedia jasa:
a). Laporan dan Data (bila ada)
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu
serta photografi (bila ada).(nyatakan bila ada laporan
dan data/informasi yang dapat dipakai sebagai referensi
oleh penyedia jasa)
b). Akomodasi dan Ruangan Kantor (bila ada)
(Jelaskan dan nyatakan apakah ada akomodasi dan
ruangan kantor yang akan disediakan oleh pejabat
pembuat komitmen, misalnya untuk ruangan kantor,
luas/ukurannya dan keadaannya, atau harus disediakan
oleh penyedia jasa sandhi dengan cara sewa)
c). Staf Pengawas/Pendamping
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat
petugas atau wakilnya yang berpengawas,atau
pendamping / counterpart .............., atau project
officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa
konsultansi)
d).Fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen yang dapat digunakan oleh penyedia jasa (bila
ada, cantumkan Nama barang tersebut)*).
2). Penyediaan oleh penyedia jasa
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara
semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk
kelancaran pelaksanaan pekedaan.

7. PENDEKATAN DAN Penyedia jasa berkewajiban untuk menyusun rencana kegiatan


METODOLOGI yang berdasarkan pada pendekatan dan metodologi, yang
menggambarkan kemampuan penyedia jasa dalam
mewujudkankualitas hasil perencanaan yang baik, dalam waktu
yang ditetapkan.

8. J A N G K A W A K T U Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 30 (Tiga puluh)


Hari Kalender atau 1 (satu) bulan.
PELAKSANAAN

9. TENAGA AHLI Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :

a. Team Leader
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait, selama 3 tahun dalam kualifikasi sebagai Ahli
Madya dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1(S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sejenis, lebih
diutamakan/ disukai Perencanaan Jalan. Sebagai ketua tim, tugas
utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
b. Highway Engineer(Ahli Jalan Raya)
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait, Pengalaman selama 1 tahun dalam kualifikasi
sebagai Ahli Muda dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih. Tenaga ahli
tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dalam
Proses Perencanaan dari mulai persiapan sampai pada proses desain
dan penyiapan dokumen pengadaan.

c. Soil & Material Engineer (Ahli Geoteknik)

Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan


oleh Asosiasi terkait, Pengalaman selama 1 tahun dalam kualifikasi
sebagai Ahli Muda dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil/Geologi Strata 1 (S1) lulusan universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis.Tenaga ahli tersebut tugas,
utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dan
merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam
pekerjaan geologi yang mencakup pelaksanaan survey geologi,
pengolahan dan analisis data geologi, dan penggambaran data
geologi, serta harus menjamin bahwa gambar geologi yang
dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat
memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi dan stabilitas
badan jalan untuk tahap perencanaan teknis jalan, dan dapat
memberikan masukan yang rinci mengenai sumber bahan
beserta sifat-sifat bahannya.

d. Cost Engineer Document & Spec. Engineer (Ahli Kuantitas / Ahli


Dokumen Kontrak.

Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan


oleh Asosiasi terkait, Pengalaman selama 1 tahun dalam kualifikasi
sebagai Ahli Muda dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata.
1. (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan diutamakan/disukai perencanaan jalan,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang kePU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut
tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dan
melakukan perencanaan teknis yang berhubungan dengan
kuantitas pekerjaan.
b. Asisten Tenaga Ahli (Highway, Geodetic, Soil and Material,
Hidrology, Cost Engineer&Spec Engineer, dan Surveyor).
Asisten Tenaga Ahli (Highway, Geodetic, Soil and Material,
Hidrology, Cost Engineer & Spec Engineer, dan Surveyor) adalah
seorang Sarjana Teknik Sipil lulusan universitas perguruan tinggi
negeri atau yang disamakan yang berpengalaman profesional
melaksanakan pekerjaan di bidang jalan dan jembatan. Untuk
Sarjana Muda (D3) adalah 1 (satu) tahun, dan SMU/SMK
sekurang – kurangnya 3 Tahun.
TENAGA AHLI :
NO TENAGA AHLI PENDIDIKAN PENGALAMAN KEAHLIAN KET
1. Team Leader Sarjana Teknik 3 Tahun Ahli Jalan
(1 Orang) Sipil (S1) Muda

TENAGA ASISTEN TENAGA AHLI :


NO TENAGA PENDIDIKAN PENGALAMAN KEAHLIAN KET
PENDUKUNG
1. Surveyor SMU/SMK 3 Tahun SKT Juru
(1 0rang) Ukur/
Teknisi
Survey
Pemetaan

TENAGA PENDUKUNG :
NO TENAGA PENDIDIKAN PENGALAMAN KEAHLIAN KET
PENDUKUNG

2. Non Skill Labour ‘- ‘- -


(2 Orang)

10. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai
bahan pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat
laporan secara detail dan lengkap.
Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini :

Laporan Teknis yang dihasilkan


a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan yang berisikan: Pemahaman terhadap KAK,
Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria Desain secara
detail, Pengenalan Lokasi Awal, Organisasi Pelaksanaan kegiatan,
dan Jadwal pelaksanaan termasuk persiapan survei.

b. Laporan penyelidikan tanah


Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup sekurang-
kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat.
- Kondisi morfologi sepanjang lokasi.
- Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan.
- Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk
perbaikan hasil deskripsi secara visual
- Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan. Untuk peta
penyebaran tanah disiapkan dalam kertas ukuran F4 dan diwarnai
sesuai dengan standar pewarnaan geologi dan diberi notasi.
- Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng.
- Analisis longsoran sepanjang trase jalan.
- Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan volume
cadangan).
- Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/ patahan dsb.)
beserta lokasinya.
- Rekomendasi.

c. Laporan Survey Topografi


Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan
mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat.
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
- Kegiatan pengukuran situasi.
- Kegiatan pengukuran penampang melintang.
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
- Perhitungan dan penggambaran.
- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.
- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan, pengukuran
topografi termasuk kegiatan pencetakan: dan pemasangan BM,
pengamatan matahari, dan semua obyek yang dianggap penting
untuk keperluan perencanaan jalan.
- Deskripsi BM (sebagai lampiran).
- Data ukur hasil ploting dan negatif film harus diserahkan.

d. Laporan survey Hidrologi


Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yangmeliputi:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat, pos pencatat curah hujan.
- Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
- Analisis/ perhitungan.
- Penentuan dimensi dan jenis bangunan air
- Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan

e. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket
pekerjaan masing-masing laporan berisi :
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap.
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan
struktur bangunan bawah beserta pondasinya, drainase, jalan
dan lain-lain.
- Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir ukuran A3.

f. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya


Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk
tiap item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan
perkiraan biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan
sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap/jembatan.
- Perhitungan perkiraan kuantitas.
- Analisa biaya.
- Perkiraan biaya.

f. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya Spesifikasi Teknis


Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik
Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan dokumen
pelelangan standar menurut Kepmen PU No. 38/KPTS/1998.
Pelaporan untuk Perencanaan, sebagaimana tercantum dalam
Tabel 3 terlampir.

g. Gambar Perencanaan Teknis (Desain)


Gambar Perencanaan Teknis jalan/jembatan dibuat dengan tujuan
agar dapat digunakan pada saat penerapan di lapangan. Gambar
Rencana di buat dalam ukuran kertas A3.

h. CD RW atau flash disk Berisikan Semua Data Perencanaan,


Perhitungan Desain, Data-data Pengukuran dan Dokumentasi
Jayapura, Pebruari 2022

Disusun Oleh :
PENGGUNA ANGGARAN
DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG PROVINSI DAN
PERMUKIMAN KAWASAN PROVINSI PAPUA
PROVINSI PAPUA

GIRIUS ONE YOMAN, S. Pd, M. Si


PEMBINA Tk. I
NIP. 19760314 200112 1007

Anda mungkin juga menyukai