Anda di halaman 1dari 23

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN

PAKET:
(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA

SUMBER DANA APBN


TAHUN ANGGARAN 2023
Uraian Singkat Pekerjaan
1. Lingkup
Pekerjaan Lingkup Kegiatan
1) Persiapan
a) Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk mengumpulkan informasi
awal mengenai kondisi jalan eksisting, topografi, geologi, tata guna
lahan, lalulintas, serta lingkungan
b) Lingkup
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 1 :
50.000
(2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan,
daerah rawan kecelakaan
(3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1: 250000,
daerah rawan bencana, dokumen tanah terdahulu, dan koridor
trase
(4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(5) Peta tata guna lahan
2) Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan data-
data awal berdasarkan aspek-aspek yang diperlukan yang akan
digunakan sebagai dasar/referensi survey detail/survey
berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang ahli.
(2) Lingkup Pekerjaan
Survei pendahuluan dilakukan pada sepanjang ruas jalan
nasional sepanjang 643,52 Km, untuk dipilih segmen penanganan
efektif sepanjang 30 Km serta dilaksanakan untuk jenis
penanganan Berkala dan rehab jembatan sebanyak 35 unit yang
menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(a) Survey Pendahuluan Desain Geometrik

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 2


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
1. Menentukan awal proyek (Sta. 0 + 000) dan akhir proyek
yang tepat untuk mendapatkan overlapping yang baik dan
memenuhi syarat geometrik.
Pada penentuan titik awal dan titik akhir pekerjaan,
diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik
awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan seperti
disajikan dalam Gambar 1 berikut:

Jalan atau Rencana Trase a ( a = 200 meter)


Jalan yang sudah ada Rencana trase jalan
Koridor Pengambilan Data

2a

Gambar 1. Koridor Pengambilan Data


2. Mengidentifikasi medan secara stationing/ urutan jarak
dengan mengelompokkan kondisi : medan datar, rolling,
perbukitan, pegunungan/ bukit curam dalam bentuk
tabelaris.
3. Mengidentifikasi/ memperkirakan secara tepat penerapan
desain geometrik (alinyemen horizontal dan vertikal)
berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus
dikuasai sepenuhnya oleh Highway Engineer yang
melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan
pengukuran-pengukuran secara sederhana dan benar
(jarak, azimut, kemiringan dengan helling meter) dan
membuat sketsa desain alinyemen horizontal maupun
vertikal secara khusus untuk lokasi-lokasi yang dianggap
sulit untuk memastikan trase yang dipilih akan dapat
memenuhi persyaratan geometrik yang dibuktikan dengan
sketsa horizontal dan penampang memanjang rencana
trase jalan.
4. Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal
dan vertikal harus sudah diperhitungkan dengan cermat
sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi :
galian/ timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-
gorong dan jembatan (oprit jembatan), persimpangan
yang bisa terlihat dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 3


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
tabelaris di lapangan dari identifikasi kondisi lapangan
secara stationing dari awal sampai dengan akhir proyek.
5. Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu
mengambil keputusan dalam pemilihan trase dengan
anggota team yang saling terkait dalam pekerjaan ini.
6. Di lapangan harus diberi/ dibuat tanda-tanda berupa patok
dan tanda banjir dengan diberi tanda bendera sepanjang
daerah rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan
tim pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk
pelaporan dan panduan dalam melakukan survey detail
selanjutnya.
7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa
dihitung perkiraan volume pekerjaan yang akan timbul
serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara
sederhana dan diharapkan dapat mendekati final design.
(b) Survey Pendahuluan kondisi eksisting perkerasan
1. Inventarisasi terhadap data histori penanganan jalan
2. Identifikasi jenis perkerasan
3. Identifikasi kerusakan perkerasan
(c) Survey Pendahuluan Survey Topografi.
Kegiatan yang dilakukan oleh geodetic engineer pada survey
pendahuluan adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta
pemasangan patok beton Bench Mark di awal dan akhir
Proyek
2. Mengamati kondisi topografi
3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan
pengukuran khusus serta, morfologi dan lokasi yang perlu
dilakukan perpanjangan koridor
4. Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.
5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi/ titik
yang akan dijadikan referensi.
(d) Survey pendahuluan Bangunan Pelengkap Jalan
1. Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data lokasi/
Stationing, perkiraan lokasinya apa sudah sesuai dengan

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 4


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
geometrik serta rencana jenis konstruksi, dimensi yang
diperlukan.
2. Untuk lokasi yang sudah ada, existing perlu dibuatkan
inventarisasinya dengan lengkap antara lain Stationing,
jenis konstruksi, dimensi, kondisi serta mengusulkan
penanganan yang diperlukan. (lihat format survey
inventarisasi jembatan).
3. Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi
muka air normal, muka air banjir dan muka air banjir
tertinggi pernah terjadi serta adanya tanda-tanda/ gejala-
gejala erosi yang dilengkapi dengan sket lokasi, morfologi
serta karakter aliran sungai dan dilengkapi foto-foto jika
diperlukan.
4. Mendiskusikan dengan team geometrik, geologi, amdal
dan hidrologi apakah data-data dan usul penempatan
lokasi serta usul perencanaan/ penanganan sudah sesuai
secara teknis.
5. Membuat sketsa dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-
catatan khusus serta saran-saran yang sangat berguna
dijadikan panduan dalam pengambilan data untuk
perencanaan pada waktu melakukan survey detail nanti
dan pengaruhnya terhadap keamanan/ kestabilan.
(e) Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik.
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi
dan geoteknik adalah :
1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik
tanah, perkiraan lokasi sumber material, dan
mengantisipasi dan mengidentifikasi lokasi yang akan
longsor;
2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor,
Sondir, DCP, Test Pit;
3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya,
resiko-resiko, dan batasan-batasan proyek;
5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok
kilometer atau informasi lokasi lain seperti GPS.
(f) Survey Pendahuluan Drainase.

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 5


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan Drainase
adalah:
1. Mengumpulkan data curah hujan.
2. Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).
3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan
sehubungan dengan bentuk dan kemiringan yang akan
mempengaruhi pola aliran.
4. Mengamati tata guna lahan.
5. Menginventarisasi bangunan drainase existing.
6. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.
7. Membuat rencana kerja untuk survey detail.
8. Mengamati karakter aliran sungai/ morfologi yang mungkin
berpengaruh terhadap konstruksi dan saran-saran yang
diperlukan untuk menjadi pertimbangan dalam
perencanaan berikutnya.
Dalam kegiatan perencanaan jembatan, konsultan diwajibkan
mengumpulkan sebanyak mungkin data-data yang diperlukan untuk
penentuan langkah-langkah design. Tujuan survey pendahuluan
adalah untuk mengumpulkan data-data awal yang berdasarkan aspek-
aspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai dasar/referensi
survey detail/ survey berikutnya dan harus dilakukan oleh seronag ahli
utama.

Data-data yang diperlukan sebagai berikut :

a. Data Primer.
 Lokasi Jembatan
 Bahan & Material yang ada (Quary)
 Penampang melintang Sungai
 Jenis Tanah
 Banjir tertinggi yang pernah terjadi
 Situasi Jembatan
 Perkiraan Alignement Jalan
 Kondisi tikungan sepanjang Aliran Sungai
 Pengukuran kreep Aliran dan Arah aliran
 Pengamatan benda-benda hanyut
 Data-data lain yang diperlukan dan dianggap penting
 Usulan lainnya dari P2JN Kalimantan Utara

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 6


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
b. Data Sekunder.
 Harga Satuan Upah & Bahan untuk lokasi tersebut.
 Data Curah Hujan harian maximum untuk minimal 20
tahun terakhir.
 Peta Topografi skala 1 : 25.000, 1:50.000, tergantung
kebutuhan.
 Data BMS 2022.

Selama survey pendahuluan, konsultan diwajibkan mengecek semua


data-data diatas di lapangan, memberi koreksi-koreksi seperlunya
serta mengambil keputusan apa yang harus dilakukan pada saat
design.

Tugas dari team antara lain :


 Menentukan tipe pondasi yang paling baik/cocok untuk lokasi
tersebut sehubungan dengan material dan kondisi tanah.
 Menentukan letak, jumlah serta panjang bentang, elevasi
jembatan baru dan lokasi jembatan baru.
 Mencatat banjir serta erosi yang terjadi.
 Membentuk titik referensi dari beton.
 Mencatat material yang tersedia disekitar lokasi jembatan, dan
menyarankan jenis jembatan yang paling efisien sesuai dnegan
material yang tersedia.
 Membuat sketsa situasi jembatan baru terhadap jembatan lama
serta profil sungai pada lokasi jembatan baru dan lama.
 Memberikan rekomendasi untuk tahapan pekerjaan selanjutnya
serta menyarankan lokasi dan jumlah titik bor yang harus
dilaksanakan

Keluaran survey pendahuluan meliputi :


1. Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan
konsep desain yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor berdasarkan seluruh hasil survey pendahuluan
2. Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail yang
didalamnya memuat beberapa survey detail yang harus dilakukan
termasuk batasan koridor pengambilan data.
b) Survey Topografi
(1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah
sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 7


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000
yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.
Pengukuran topografi dilakukan di ruas jalan pada penggantian
jembatan dan jika diperlukan pada rehabilitasi jembatan dengan
mengadakan tambahan pengukuran detail pada daerah sungai ke
arah hulu dan hilir, juga tempat yang memerlukannya atau
pemindahan lokasi jembatan sehingga memungkinkan didapat re-
alignement as jalan/jembatan sesuai dengan standar yang
dikehendaki.
(2) Lingkup Pekerjaan
Survei topografi dilakukan hanya pada lokasi efektif penanganan
sepanjang 30 Km dan pada jembatan yang akan ditangani
dengan rehabilitasi
(a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran
10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan
adukan beton dan di atasnya dipasang nut dari baut dengan
ujung kepala baut (nut) diberi tanda alur silang (cross
grooving), ditempatkan pada tempat yang aman, mudah
terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap
lokasi rencana jembatan dipasang serta pada awal dan akhir
proyek minimal 2 dan ditempatkan pada daerah yang aman
terhadap kemungkinan tercabut atau berubah posisi dan
mudah terlihat, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi
sungai/ alur.
- Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat, bagian yang
tampak di atas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning,
diberi lambang Bina Marga, notasi dan nomor BM dengan
warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian difoto sebagai
dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta
elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan
patok kayu yang cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar
5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian
bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku,
ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi
nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus,
perlu ditambahkan patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada
daerah sekitar patok diberi tanda-tanda khusus.

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 8


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang
patok, misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di
atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar
ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi
nomor.

(b) Pengukuran titik kontrol horizontal


- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem
poligon, dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai
titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100
meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara
optis ataupun elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit
dengan ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk
menggunakan Total Station/theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.

(c) Pengukuran titik kontrol vertikal


- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali
berdiri/ pembacaan pergi- pulang.
- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik
pengukuran (poligon, sifat datar, dan potongan melintang)
dan titik BM.
- Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan
baik, berskala benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan
pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA),
Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam
satuan milimeter. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi:
2 BT = BA + BB.
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah
slag (pengamatan) yang genap.
(d) Pengukuran situasi
- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri,
yang mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam
maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran,
seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan
sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman
penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 9


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi
khusus (misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan yang
sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat
kerapatan yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
(e) Pengukuran Penampang Melintang.
Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan
persyaratan:
Perencanaan Teknis Jalan

Lebar koridor, Interval,


Kondisi
(m) (m)
- Datar, landai, dan 75 + 75 50
lurus
- Pegunungan 75 + 75 25
- Tikungan 50 (luar) + 100 25
(dalam)
Perencanaan Teknis Jembatan

Area Panjang
Koridor (m)
Pengukuran (m)
- As Sungai 100 + 100 200 + 200
- As Jalan 50 + 50 200 + 200
- Interval 25 25
Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan
alat theodolit.
(f) Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan
dengan sungai atau jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing
minimum 200 m dari perkiraan garis perpotongan atau
daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh
terhadap keamanan jembatan dengan interval pengukuran
penampang melintang sungai sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan
masing-masing minimum 100 m dari garis tepi sungai/ jalan
atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan
dengan jalan dengan interval pengukuran penampang
melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 10


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
- Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran
penampang melintang dan memanjang baik terhadap
sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang
dibentuk alam maupun manusia disekitar persilangan
tersebut.

(3) Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan
digunakan harus diperiksa dan dikoreksi.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan
dilampirkan dalam laporan.
(b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”√n, (n
adalah jumlah titik poligon dari pengamatan matahari
pertama ke pengamatan matahari selanjutnya atau dari
pengukuran Global Positioning System (GPS) geodetic
yang mempunyai presisi tinggi pertama ke pengukuran
GPS berikutnya).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.
(c) Perhitungan
- Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi. Koreksi
sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi
harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut
yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar),
dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
- Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal
(ketelitian 0,5 mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan
pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan
beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail.

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 11


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur
yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung
secara tachimetris.
- Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistem
komputerisasi.
(d) Penggambaran
- Penggambaran dilakukan menggunakan program bantu
Land Desktop Development under CAD dan yang setara
dengan skala horizontal 1 : 1.000, vertical skala 1 : 100
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan
harga absis (x) dan ordinat (y)-nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1 meter
panjang gambar harus dicantumkan petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil
perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan
diberi tanda khusus.
(e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan metode
penentuan posisi Global Positioning System (GPS) secara
diferensial. GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR GPS
merupakan singkatan dari Navigation Satellite Timing and
Ranging Global Positioning System. Metode yang digunakan
adalah metode diferensial dengan menggunakan lebih dari
satu receiver GPS dimana minimal satu titik digunakan sebagai
titik referensi (base station) dan yang lainnya ditempatkan
pada titik yang akan diukur. Titik referensi yang digunakan
adalah titik referensi Bakosurtanal ataupun Badan Pertanahan
Nasional. Untuk merapatkan titik kontrol horisontal dapat
dilakukan pengukuran menggunakan metode poligon dengan
menggunakan alat Total Station;
(f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai
Sistem koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator
(UTM)
Ketentuan proyeksi UTM:

 Proyeksi adalah Transverse Mercator


 Lebar zona adalah 6

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 12


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
 Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian tengah
dan ekuator
 Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996
 Timur (T) didefinisikan dengan penambahan 500.000 meter
kepada nilai x yang dihitung dari meridian tengah
 Utara (U) didefinisikan dengan penambahan 10.000.0000
meter kepada nilai y yang dihitung dari ekuator selatan.
 Zona 1 dimulai dari bujur 180 barat sampai dengan bujur
174 barat dan seterusnya ke arah Timur sampai zona 60
untuk bujur 174 timur sampai dengan 180 timur.
 Satuan dalam meter
 Batas lintang 84 Utara dan lintang 80 selatan.
 Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di depan Utara
(U)
 Datum DGN-95

Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia


Zona Batas Zona Meridian Tengah

46 90-96 93

47 96-102 99

48 102-108 105

49 108-114 111

50 114-120 117

51 120-126 123

52 126-132 129

53 132-138 135

54 138-144 141

(g) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan setiap


interval 5000 m (setiap 5 Km)
(h) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus menggunakan
Jenis Total Station (TS) dengan Ketelitian 10√n untuk sudut
serta 10√D untuk jarak;
(i) Pengukuran untuk titik control Vertikal harus mengunakan
peralatan Waterpass jenis auto level dengan ketelitian 2 mm.

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 13


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan
penampang melintang harus digambarkan pada gambar polygon,
sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.
Proses pengambilan data untuk Topografi mengacu pada
Pedoman Pengukuran Topografi NO.010/PW/2004, atau
Pedoman yang dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran survey Topografi meliputi :
(a) Laporan survey Topografi meliputi :

- Data pengukuran dan hitungan pengukuran topografi yang


telah diterima.
- Data Koordinat dan elevasi Bench Mark.
- Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench Mark
(b) Peta tofografi (peta transies) dengan skala horizontal 1 : 1000
dan vertikal skala 1 : 100, dengan garis ketinggian interval
1,00 meter atau disesuaikan dengan jenis perencanaan yang
akan dilakukan

c) Survey Drainase dan Hidrologi


(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini
adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku
aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun
jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir
rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan teknis drainase
dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training
(pengarah arus) yang diperlukan.
(2) Lingkup Pekerjaan
Survei drainase dilakukan sepanjang ruas yang direncanakan
penanganan efektif sepanjang 30 Km
Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi:
(a) Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr)
paling sedikit dalam jangka 10 tahun pada daerah tangkapan
(catchment area) atau pada daerah yang berpengaruh
terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 14


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Badan Meteorologi dan Geofisika dan/ atau instansi terkait di
kota terdekat dari lokasi perencanaan.
(b) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti
gorong-gorong, jembatan, selokan yang meliputi: lokasi,
dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.
(c) Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan
rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana dengan
periode ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahun untuk jalan
kolektor, 5 tahunan untuk jalan lokal dan 50 tahunan jembatan
dengan metode yang sesuai.
(d) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk
memberikan masukan dalam proses perencanaan yang aman.
(e) Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang
diperlukan.
(f) Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/ jembatan
termasuk pengaruhnya akibat adanya bangunan air (aflux).
(g) Merencanakan bangunan pengaman jalan/ jembatan terhadap
gerusan samping atau horisontal dan vertikal.
Untuk Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika dalam
perencanaan jembatan meliputi:
a. Karakteristik daerah aliran (Catchment Area) dari setiap
gejala aliran yang harus dipelajari dengan cermat dari peta
topografi maupun pemeriksaan langsung ditempat
meliputidatacurah hujan,tata guna lahan, jenis permukaan
tanah, kemiringan dan lain-lain.

b. Karakteristik sungai yang meliputi


 Kecepatan aliran dan gejala arah
 Debit dan daerah pengaruh banjir
 Tinggi air banjir, air rendah dan air normal
 Lokasi penggerusan (scouring) sertajenis /sifat erosi
maupun pengendapan
 Kondisi aliran permukaan pada saat banjir

c. Analisa hidrologi yang diperlukan untuk jembatan yang


melintas sungai, sebelum tahap perhitungan /perencanaan
hidrolika dari alur sungai, adalah untuk menentukan

 Debit banjir dalam alur sungai jembatan atau debit

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 15


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
maksimum sungai selama periode ulang banjir rencana
yang sesuai.
 Perkiraan tinggi maksimum muka air banjir yang mungkin
terjadi dan semua karakteristiknya.
 Kedalaman air banjir, air rendah dan air normal.

d. Untuk menentukan elevasi tinggi muka jembatan diperlukan


suatu perkiraan tinggi maksimum banjir yang mungkin
terjadi, ditetapkan dan diperhitungkan dengan periode ulang
banjir rencana atau dalam kurun waktu rencana sebagai
berikut

 Untuk jembatan panjang / besar (konstruksi khusus)


diperhitungkan dengan periode ulang 100 tahunan.
 Untuk jembatan biasa / tetap termasuk gorong- gorong
diperhitungkan dengan periode ulang 50 tahunan.
 Untuk jembatan sementara, perlintasan saluran air dan
jembatan yang melintas diatasnya diperhitungkan
dengan periode ulang 25 tahunan.
 Untuk keperluan analisa hidrologi ditetapkan dengan
periode ulang 50 tahunan.
 Untuk perhitungan scouring berdasarkan jenis tanah
dasar sungai dan debit serta kecepatan aliran arus
sungai.
 Dalam menentukan besar debit banjir maksimum dalam
kurun waktu rencana tersebut, dipakai pendekatan
berdasarkan analisa frekuensi dari suatu data curah
hujan lebat. Disini perlu ditinjau hubungan / korelasi
antara curah hujan dan aliran sungai.
 Metode untuk menentukan besar debit banjir tersebut
diklasifikasikan menjadi 3 cara yaitu:

a) Carastatistik/kemungkinan-kemungkinan
b) Cara hidrograf /sintetik
c) Rumus empiris/metode rasional

e. Analisa drainase ditetapkan dengan kala ulang (return


period) 25 tahun dan 50 tahun yang pemilihannya terlebih
dulu dikonsultasikan dengan pihak Pemberi Tugas.

Dari hasil survey dan analisa yang dilakukan, antara lain


dapat ditentukan elevasi jembatan dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, tumbukan air dan debris

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 16


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar Nasional
Indonesia (SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara
Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai),
Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B, Manual
Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan No.01/BM/05, serta pedoman
lain yang dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah berupa
Laporan Drainase yang di dalamnya memuat:
(a) Data identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-
lintasan drainase
(b) Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta topografi
(c) Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan tanggal
kejadian)
(d) Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir
(e) Acuan banjir/sumber informasi drainase
(f) Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan yang akan
diterima oleh drainase yang akan direncanakan
(g) Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase
(h) Dimensi saluran dan gorong-gorong
(i) Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar
sungai/saluran baik erosi umum maupun lokal.

d) Survei Perkerasan Jalan

Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :


(1) Pemeriksaan DCP dan CBR dan Tes Pit
(a) Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai CBR lapisan
tanah dasar badan jalan yang dilakukan pada ruas-ruas jalan
yang belum beraspal, seperti jalan tanah.
(b) Konsultan harus melengkapi teamnya yang akan
ditugaskan kelapangan dengan alat-alat yang menurut
keperluannya agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
sempurna.
(c) Team tersebut harus dipimpin oleh seorang yang terpercaya
dan ahli dalam bidangnya dan bekerja penuh dengan tanggung
jawab untuk memungkinkan didapatkan hasil yang optimal.
(d) Cara melaksanakan pengambilan CBR hendaknya dilakukan
sesuai dengan aturan yang berlaku dengan ketelitian yang

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 17


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
tinggi agar interprestasi atau percobaan yang akan dilakukan
nanti tidak akan menjumpai kesulitan.
(e) Cara klasifikasi jenis tanah hendaknya dilakukan menurut
ASTM/AASHTO. Penaman jenis tanah, apabila digunakan
bahasa, bahasa indonesia hendaknya diberi penjelasan istilah
dalam bahasa Inggerisnya dengan cara ditulis dalam kurung.
Dalam hal ini dimaksud untuk keseragaman penggunaan
istilah.
(f) DCP dilakukan pada tiap 200 M sample dikerjakan harus
dilakukan pencatatan : lokasi, evaluasi, tanggal dimulai,
tanggal selesai dan alat yang digunakan.
(g) Tes pit/sumur uji pada tiap 5 km, dilakukan di tepi bahu jalan
dan tepi perkerasan, data-data yang harus dicatat sbb : lokasi,
tanggal, diskripsi setiap lapisan yang ada lengkap dengan
ketebalannya, penggalian dilakukan sampai dengan tanah
dasar/sub grade.
(h) Contoh uji material CBR laboratorium, dilakukan pada posisi
sub grade sumur uji, butir (g) diatas, diambil tanah uji sekurang-
kurangnya 50 kg, dimasukkan karung, dicatat lokasi dan
tanggalnya, test CBR laboratorium dilakukan dengan
rendaman (soaked).
(i) Persyaratan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2) Pengujian Benkelman Beam.


(a) Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui besarnya nilai
lendutan balik dari konstruksi perkerasan jalan yang beraspal.
(b) Pemeriksaan harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
(c) Truk yang dipakai harus dibebani sehingga mencapai beban
gandar belakang sebesar 8,2 ton dengan tekanan angin ban
sebesar 80 psi atau 5,5 kg/cm2.
(d) Pengukuran beban gandar belakang harus dilakukan dengan
menggunakan jembatan timbang atau dengan alat yang
telah terbukti dapat dipakai untuk pengukuran beban gandar,
dan hasil pengukuran beban gandar ahrus dicatat dengan jelas
pada formulir pemeriksaan Benkelman Beam Terlampir.
(e) Alat Benkelman Beam yang dipakai harus mempunya ukuran
yang standar, misalnya perbandingan batang 1 : 2.
(f) Alat pembacaan (dial Gauge) lendutan harus dalam kondisi
yang baik dan skala ketelitian pembacaan jarum petunjuk
harus dicatat (ketelitian 0,01 mm).
(g) Pemeriksaan balik dilakukan dengan interval pemeriksaan
setiap 200 meter sepanjang ruas jalan beraspal yang telah
ditetapkan.

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 18


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
(h) Selama pemeriksaan, konsultan harus mencatat hal-hal
khusus yang dijumpai seperti kondisi drainase, nama daerah
yang dilalui, cuaca, waktu, peninggian permukaan jalan dan
sebagainya.
(i) Semua data hasil pemeriksaan yang diperoleh dicatat dalam
formulir pemeriksaan Benkelman Beam terlampir.
(j) Persyaratan lainnya sesuai dengan SNI. 03-2416-1991.

3) Penyusunan Laporan.

Penyusupan lapisan penyelidikan perkerasan jalan harus


mencakup seluruh penyelidikan pada lokasi proyek berdasarkan
klasifikasi bahan yang didapat sebagai hasil test.
Kesimpulan dan saran harus berdasarkan data-data dan
peninjauan teknis ekonomis yang lengkap.
e) Survei Inventaris dan detail kondisi jembatan
Berdasarkan data BMS tahun 2022, tim melakukan survei pada seluruh
jembatan yang ada pada jalan nasional untuk kemudian didetailkan jenis-
jenis penanganan yang akan dilakukan. Jembatan yang disurvei adalah
jembatan yang akan ditangani dengan program berkala, rehabilitasi atau
penggantian jembatan.
Dimensi dan volume didapatkan pada survei ini.
Keluaran yang dihasilkan adalah :
 Foto/dokumentasi kerusakan
 Detail jenis-jenis penaganan berkala, rehabilitasi jembatan.
 Perkiraan volume dan dimensi kerusakan.
f) Penyelidikan Tanah dan Material Jembatan.
Tujuan yang utama dari penyelidikan tanah dan geoteknik adalah untuk
memberikan informasi tentang kondisi bawah permukaan tanah, bahaya
geoteknik, dan ketersediaan tanah, agregat dan batuan pada perencana.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data sekunder
 Tanah dan material yang ada dan selanjutnya mengadakan
penyelidikan tanah dan material sepanjang Proyek Jembatan
tersebut, yang akan dilakukan berdasarkan survey langsung
maupun di laboratorium.
 Pada lokasi rencana pondasi jembatan dan bangunan lain yang
besar harus diadakan penyelidikan kondisi sub-surfacenya.
 Menyelidiki lokasi sumber material yang ada disekitar lokasi proyek
beserta perkiraan jumlahnya untuk pekerjaan struktur jembatan dan
bangunan pelengkap lainnya, termasuk pembuatan jalan
pendekatan jembatan, semua ini harus dibuat petanya.

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 19


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
3) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
(2) Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai
sebagai panduan survey pendahuluan.
(3) Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari gambar
desain, spesifikasi, engineering estimate.
b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta
menarik beberapa Alternatif rencana As Jalan/Alinyemen
Horizontal dengan dilakukan pengecekan Alinyemen Vertikal
sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi Standar
Perencanaan Geometrik Jalan dan dibahas bersama-sama
dengan Ahli Tanah dan Perkerasan, Ahli Geodesi,Ahli Hidrolika,
(2) Melakukan perencanaan alinyemen horisontal dan vertikal
berdasarkan alternatif yang dipakai dengan tetap mengacu pada
standar geometrik jalan antar kota maupun perkotaan.
(3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik perkerasan kaku
maupun fleksibel dengan mengacu pada pedoman perencanaan
tebal perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku.
(4) Melakukan perencanaan drainase dan bangunan perlengkapan
jalan.
(5) Melakukan perencanaan management traffic pada saat
pelaksanaan.
(6) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan dengan resiko
yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan konstruksi.
(7) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan kondisi
geologi.
(8) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang jembatan,
box culvert/ gorong–gorong dan bangunan pelengkap jalan lainnya
yang mungkin akan terdapat pada rute jalan tersebut.
(9) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan dalam laporan
perencanaan teknis yang di dalamnya membuat identifikasi resiko,
analisis resiko, penilaian resiko, mitigasi resiko, alokasi resiko.

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 20


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar, Pedoman yang
berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada acuan
normatif atau referensi lain yang tertuang dalam Kerangka Acuan
Kerja. Proses desain perencanaan teknis jembatan harus mengacu
kepada Kriteria Desain Perencanaan Jembatan yang ada pada SE
Dirjen Bina Marga No.06/SE/Db/2021
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Jalan:

 Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000


 Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
 Potongan Melintang Skala Horisontal 1:1200, Skala Vertikal 1:100
Penggambaran Desain Jalan:
1. Plan diatas peta situasi dengan letak jembatan lama dan baru
pada daerah cukup lebar sehingga jelas kedudukan jembatan
tersebut.
Digambar pada skala 1 : 500, yang berisi antara lain :
 Lokasi dan nomor titik kontrol horisontral dan vertikal.
 Lokasi dan nomor potongan melintang.
 Elemen-elemen lengkung horisontal.
 Batas daerah penguasaan (ROW) dan penggunaannya.
 Semua data-data topographi yang penting (rumah, jalan
lama, jenis-jenis tanaman utama dan lain-lain).
 Patok-patok pengukuran.

2. Potongan memanjang.
Digambar dibawah plan tersebut pada butir 1 diatas, dengan skala
1 : 500 dan vertikal 1 : 100 yang berisi hal-hal sebagai berikut :
 Tinggi muka tanah asli, muka air normal, muka air banjir serta
elevasi jembatan.
 Nomor potongan melintang.
 Jarak partial progressive.
 Elemen-elemen/data-data lengkung vertikal & horisontal.
 Elemen-elemen data jalan pendekat.
3. Potongan melintang (Cross Section).
Gambar potongan melintang dibuat menurut letak topographis
sesuai dengan keadaan lokasi yang ditentukan diatas kertas
dengan skala horisontal 1 : 200 dan vertikal 1 : 20, stationing

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 21


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
dilakukan pada jarak 0, 10, 25, 50, 100, 150, 200 meter dan
seterusnya dari kepala jembatan.
4. Bangunan jembatan.
Untuk tiap jembatan dibuat gambar-gambar :
 Plan serta potonga-potongan seperti butir 1, 2, 3 diatas.
 Denah, potongan memanjang dan melintang jembatan (pada
potongan memanjang harus digambarkan grafik SPT, grafik
sondir, bor log untuk pondasi yang diselidiki struktur
tanahnya).
 Detail-detail bangunan bawah dan bangunan atas.
 Keterangan-keterangan mengenai kelas pembebanan, mutu
bahan harus dicantumkan pada setiap gambar jembatan.
5. Kelengkapan-kelengkapan lainnya merupakan :
 Title Sheet, lengkap dengan lokasi proyek.
 Gambar lokasi jembatan, lengkap dengan nama jembatan
dan lokasinya.
 Simbol dan singkatan.
 Jadwal Pelaksanaan & Perkiraan Kwantitas.
 Tipikal potongan melintang.
 Dan lain-lain.
6. Standar-standar dari bangunan pengaman lainnya (bangunan
penahan erosi dan lain-lain)
4) Pengendalian proses perencanaan
Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan agar desain yang
dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis, proses pengendalian
dilakukan terhadap :
a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus mendapat
persetujuan dari Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen.
b) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan survey
detail yang merupakan review terhadap desain awal harus diperiksa
dan diasistensikan kepada Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat
komitmen.
c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara bertahap wajib
dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan kepada Kepala Satuan Kerja
/Pejabat Pembuat Komitmen
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi standar harus
mendapat persetujuan dari pejabat setingkat eselon I.

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 22


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila diterima oleh
Tim yang dibentuk oleh pejabat Eselon II dan mendapat persetujuan
dari Direktorat Jenderal Bina Marga.

Tanjung Selor, 07 Maret 2023

PPK Perencanaan
Satker P2JN Prov. Kalimantan Utara

Aditya Kusumadinata, ST., M.Eng


NIP. 19830831 200912 1 002

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN 23


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Anda mungkin juga menyukai