Anda di halaman 1dari 36

REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

DOKUMEN KERANGKA ACUAN KERJA

Nomor
Nama Paket
Paket
PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
PR-03
(TERSEBAR) DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Tahun Anggaran 2023

BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL KALIMANTAN BARAT


SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN
NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Kerangka Acuan Kerja
Paket PR-03 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (TERSEBAR) DI
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

1. LATAR Direktorat Jenderal Bina Marga adalah intitusi


BELAKANG pemerintah yang mempunyai wewenang dan tanggung
jawab dalam pengembangan prasrana jembatan
terutama jembatan-jembatan yang menghubungkan
daerah terisolasi ataupun akses yang sulit untuk menuju
pusat perekonomian, sehingga distribusi hasil bumi
dapat dengan mudah disalurkan tanpa harus memakan
biaya yang sangat mahal, pertumbuhan penduduk dan
perekonomian akan berkembang pesat seiring dengan
pertambahan prasarana jembatan. Pada saat ini sarana
jembatan akses sangat kurang sehingga perlu dilakukan
pembangunan baru ataupun penggantian, pembangunan
jembatan baru/penggantian jembatan direncanakan
dengan matang agar dapat menghasilkan suatu
perencanaan yang efisien ramah lingkungan
2. MAKSUD DAN a. Tujuan umum dari proyek ini adalah untuk
TUJUAN mengadakan perencanaan teknis dan review
perencanaan pembangunan jembatan di provinsi
Kalimantan Barat guna menampung lalu lintas yang
timbul akibat pengembangan ekonomi di daerah-
daerah yang bersangkutan.
b. Tujuan pokok dari proyek ini adalah melaksanakan
pekerjaan Detail Engineering Design (DED dan atau
review DED) terperinci sedemikian rupa sehingga
tercapai penyesuaian terhadap tingkat optimum dari
investasi serta pentahapan pelaksanaan dalam batas-
batas kemampuan biaya.
Pelaksanaan konsultan yang diserahkan pekerjaan ini
wajib menyediakan jasa-jasanya semaksimal mungkin
untuk menyelenggarakan pekerjaan perencanaan teknis
detail, sehingga diperoleh hasil pekerjaan berupa
Dokumen Proyek yang terdiri dari Gambar Rencana serta
Dokumen Tender yang mencukupi segala persyaratan
yang ditetapkan dan dipertanggung jawabkan guna
pelaksanaan pekerjaan pembangunan fisik jembatan
dimaksud, serta mengusahakan seminimal mungkin
adanya perbaikan atau perencanaan tambahan lainnya
di kemudian hari.
3. SASARAN Melaksanakan perencanaan teknis jembatan dan review
perencanaan teknis jembatan pada ruas Ruas Jalan di
Provinsi Kalimantan Barat
4. NAMA DAN Nama Organisasi adalah Satuan Kerja Perencanaan dan

2
ORGANISASI Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Barat
PEJABAT Pejabat Pembuat Komitmen adalah Pejabat Pembuat
PEMBUAT Komitmen Perencanaan
KOMITMEN
5. SUMBER Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang
PENDANAAN lebih Rp. 2.495.000.000,- ( Dua Milyar Empat Ratus
Sembilan Puluh Lima Juta Rupiah) termasuk PPN
dibiayai APBN Tahun Anggaran 2023.

6. LINGKUP, a. Lingkup Kegiatan


LOKASI 1) Persiapan
KEGIATAN,
a) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan
DATA DAN
FASILITAS Skala minimum 1:50.000
PENUNJANG b) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data
SERTA ALIH base jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan.
PENGETAHUA c) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala
N
minimal 1:250000, daerah rawan bencana,
dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase
d) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah.
e) Peta tata guna lahan.
f) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait
dengan di sekitar lokasi proyek

2) Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
(1) Lingkup Pekerjaan
Survey pendahuluan merupakan lanjutan
dari hasil persiapan desain yang sudah
disetujui sebagai panduan pelaksanaan
survey recon dilapangan yang meliputi
kegiatan;
(a) Studi literatur
Pada tahapan ini Tim harus
mengumpulkan data pendukung
perencanaan baik data sekunder
maupun data laporan Studi Kelayakan
(FS), laporan Studi Amdal (bila ada).

(b) Koordinasi dengan instansi terkait


Tim melaksanakan koordinasi dan
konfirmasi dengan instansi/ unsur-
unsur terkait di daerah sehubungan
dengan dilaksanakannya survey

3
pendahuluan.

(c) Diskusi perencanaan di lapangan


Tim bersama-sama melaksanakan
survey dan mendiskusikannya dan
membuat usul perencanaan di lapangan
bagian demi bagian sesuai dengan
bidang keahliannya masing-masing serta
membuat sketsa dilengkapi catatan-
catatan dan kalau perlu membuat tanda
di lapangan berupa patok serta
dilengkapi foto-foto penting dan
identitasnya masing-masing yang akan
difinalkan di kantor sebagai bahan
penyusunan laporan setelah kembali.

(d) Survey pendahuluan upah, harga


satuan dan peralatan
Tim melaksanakan pengumpulan data
upah, harga satuan, dan data peralatan
yang akan digunakan.

(e) Mengidentifikasi kondisi existing


jembatan dan sungai, dengan
pengamatan secara visual atau
menentukan jenis pengujian dengan
peralatan yang sesuai.

(f) Menentukan jenis dan metoda


penanganan yang sesuai.

(g) Menetapkan lokasi/ posisi jembatan


untuk penggantian jembatan/
pembangunan jembatan baru/
duplikasi jembatan, setelah berdiskusi
dengan Bridge Engineer, Geoteknik
Engineering, Hidrologi Engineering dan
Tenaga Ahli lain berdasarkan
pengamatan lapangan.

(h) Menetapkan perkiraan elevasi, jenis


dan susunan/ konfigurasi bentang
jembatan serta teknik pelaksanaan atau
ereksinya.

(i) Menetapkan jenis soil investigation yang

4
diperlukan:
1. Menentukan perkiraan pondasi yang
paling baik untuk lokasi tersebut
sehubungan dengan material dan
kondisi tanah.
2. Memperkirakan letak, jumlah serta
panjang bentang, elevasi jembatan
baru dan lokasi jembatan baru.
3. Mencatat banjir terbesar serta erosi
yang pernah terjadi, apabila survai
pendahuluan ini dilaksanakan untuk
pekerjaan perencanaan teknis pada
lokasi sulit, dimana jembatan
tersebut akan melintasi sungai.
4. Membuat sketsa situasi rencana
jembatan baru serta profil sungai
pada lokasi jembatan baru.
5. Mencatat material yang tersedia di
sekitar lokasi jembatan, dan
menyarankan jenis jembatan yang
paling efisien sesuai dengan material
yang tersedia.
6. Mencatat harga-harga satuan yang
ada pada daerah tersebut.
7. Memberikan rekomendasi untuk
tahapan pekerjaan selanjutnya serta
menyarankan lokasi dan jumlah titik
bor yang harus dilaksanakan.
8. Survey pendahuluan Hidrologi/
Hidrolika.

(j) Survey pendahuluan topografi


Kegiatan yang dilakukan pada survey
topografi adalah
− Menentukan awal dan akhir
pengukuran serta pemasangan patok
beton Bench Mark di awal dan akhir
Pelaksanaan.
− Mengamati kondisi topografi.
− Mencatat daerah - daerah yang akan
dilakukan pengukuran khusus serta
morfologi dan lokasi yang perlu
dilakukan perpanjangan koridor.
− Membuat rencana kerja untuk survey

5
detail pengukuran.
− Menyarankan posisi patok Benchmark
pada lokasi/titik yang akan dijadikan
referensi.

(k) Survey pendahuluan Drainase


Kegiatan survey pendahuluan drainase
diantaranya :
1. Mengumpulkan data curah hujan.
2. Menganalisa luas daerah tangkapan
(Catchment Area).
3. Mengamati kondisi terrain pada
daerah tangkapan sehubungan
dengan dengan bentuk dan
kemirngan yang akan mempengaruhi
pola aliran.
4. Mengamati tata guna lahan.
5. Melakukan pemotretan pada lokasi-
lokasi penting.
6. Membuat rencana kerja untuk survey
detail.
7. Mengamati karakter aliran sungai/
morfologi yang mungkin berpengaruh
terhadap konstruksi dan saran-saran
yang diperlukan untuk menjadi
pertimbangan dalam perencanaan
berikut.

(l) Survey pendahuluan Geologi &


Geoteknik
Kegiatan yang dilakukan pada survey
pendahuluan geologi dan geoteknik
adalah:
1. Melakukan pengambilan data
mengenai karakteristik tanah,
perkiraan lokasi sumber material,
dan mengantisipasi dan
mengidentifikasi lokasi yang akan
longsor;
2. Mengidentifikasi lokasi/titik
pengujian antara lain Bor, Sondir,
DCP, Test Pit;
3. Memberikan rekomendasi rencana

6
trase alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah
geoteknik, bahaya, resiko-resiko, dan
batasan-batasan proyek;
5. Mencatat pengamatan visual
menurut stasiun, patok kilometer
atau informasi lokasi lain seperti
GPS.

(m) Survey Pendahuluan Geometri


Kegiatan yang dilakukan pada survey
pendahuluan adalah

− Mengidentifikasi/memperkirakan
secara tepat penerapan desain
geometrik (alinyemen horisontal dan
vertikal) berdasarkan pengalaman dan
keahlian yang harus dikuasai
sepenuhnya oleh Highway Engineer
yang melaksanakan pekerjaan ini
dengan melakukan pengukuran-
pengukuran secara sederhana dan
benar (jarak, azimut dan kemiringan
dengan helling meter) dan membuat
sketsa desain alinyemen horizontal
maupun vertikal secara khusus untuk
lokasi-lokasi yang dianggap sulit,
untuk memastikan trase yang dipilih
akan dapat memenuhi persyaratan
geometrik yang dibuktikan dengan
sketsa horizontal dan penampang
memanjang rencana trase jalan.
− Didalam penarikan perkiraan desain
alinyemen horizontal dan vertikal
harus sudah diperhitungkan dengan
cermat sesuai dengan kebutuhan
perencanaan untuk lokasi-lokasi :
galian dan timbunan.
− Semua kegiatan ini harus sudah
dikonfirmasikan sewaktu mengambil
keputusan dalam pemilihan lokasi
jembatan dengan anggota team yang
saling terkait dalam pekerjaan ini.
− Di lapangan harus diberi/dibuat
tanda-tanda berupa patok dan tanda

7
banjir, dengan diberi tanda bendera
sepanjang daerah rencana dengan
interval 50 m untuk memudahkan tim
pengukuran, serta pembuatan foto-
foto penting untuk pelaporan dan
panduan dalam melakukan survey
detail selanjutnya.
− Dari hasil survey recon ini, secara
kasar harus sudah bisa dihitung
perkirakan volume pekerjaan yang
akan timbul serta bisa dibuatkan
perkiraan rencana biaya secara
sederhana dan diharapkan dapat
mendekati desain final.

(n) Survey Pendahuluan Rencana Jembatan


Kegiatan yang dilakukan pada survey
rencana jembatan adalah
− Menentukan dan memperkirakan total
panjang, lebar, kelas pembebanan
jembatan, tipe konstruksi, dengan
pertimbangan terkait dengan LHR,
estetika, lebar sungai, kedalaman
dasar sungai, profil sungai/ada
tidaknya palung, kondisi arus dan
arah aliran, sifat-sifat sungai, scouring
vertikal/horisontal, jenis material
bangunan atas yang tersedia dan
paling efisien.
− Menentukan dan memperkirakan
ukuran dan bahan tipe abutmen,
pilar, fondasi, bangunan pengaman
(bila diperlukan) dengan
mempertimbangkan lebar dan
kedalaman sungai, sifat tebing, sifat
aliran, endapan/sedimentasi material,
benda hanyutan, scouring yang
pernah terjadi.
− Memperkirakan elevasi muka
jembatan dengan mempertimbangkan
MAB (banjir), MAN (normal), MAR
(rendah) dan banjir terbesar yang
pernah terjadi.
− Menentukan dan memperkirakan
posisi/letak lokasi jembatan dengan
mempertimbangan situasi dan kondisi

8
sekitar lokasi, profil sungai, arah
arus/aliran sungai, scouring, segi
ekonomi, sosial, estetika yang terkait
dengan alinyemen jalan, kecepatan
lalu lintas rencana, jembatan darurat,
pembebanan tanah timbunan dan
quarry.
− Dari hasil survey recon ini secara
kasar harus sudah bisa dihitung
perkiraan volume pekerjaan yang akan
timbul serta bisa dibuatkan perkiraan
rencana biaya secara sederhana dan
diharapkan dapat mendekati desain
final.
(2) Keluaran survey pendahuluan meliputi :
(a) Laporan seluruh hasil survey
pendahuluan berkaitan dengan konsep
desain yang akan diterapakan dengan
mempertimbangkan faktor2
berdasarkan seluruh hasil survey
pendahuluan
(b) Laporan tindak lanjut survey
pendahuluan yaitu survey detail yang
didalamnya memuat beberapa survey
detail yang harus dilakukan termasuk
batasan koridor pengambilan data.

b) Survey Topografi
(1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam
pekerjaan ini adalah mengumpulkan data
koordinat dan ketinggian permukaan tanah
sepanjang rencana trase jalan dan
jembatan di dalam koridor yang ditetapkan
untuk penyiapan peta topografi dengan
skala 1:500.

(2) Lingkup Pekerjaan


(a) Pemasangan patok-patok
- Patok-patok BM harus dibuat dari
beton dengan ukuran 10x10x75 cm
atau pipa pralon ukuran 4 inci yang
diisi dengan adukan beton dan di
atasnya dipasang neut dari baut,
ditempatkan pada tempat yang aman,
mudah terlihat. Patok BM dipasang

9
setiap 1 (satu) km dan pada setiap
lokasi rencana jembatan dipasang
minimal 4, masing-masing 1 (satu)
pasang di setiap sisi sungai disekitar
sungai yang posisinya aman dari
gerusan air sungai.

- Patok BM dipasang/ ditanam dengan


kuat, bagian yang tampak di atas
tanah setinggi 20 cm, dicat warna
kuning, diberi lambang Kementerian
Pekerjaan Umum, notasi dan nomor
BM dengan warna hitam.
Patok BM yang sudah terpasang,
kemudian di photo sebagai dokumentasi
yang dilengkapi dengan nilai koordinat
serta elevasi.

- Untuk setiap titik poligon dan sifat


datar harus digunakan patok kayu
yang cukup keras, lurus, dengan
diameter sekitar 5 cm, panjang
sekurang-kurangnya 50 cm, bagian
bawahnya diruncingkan, bagian atas
diratakan diberi paku, ditanam
dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna
kuning. Dalam keadaan khusus, perlu
ditambahkan patok bantu.

- Untuk memudahkan pencarian patok,


sebaiknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana
tidak mungkin dipasang patok,
misalnya di atas permukaan jalan
beraspal atau di atas permukaan batu,
maka titik-titik poligon dan sifat datar
ditandai dengan paku seng dilingkari
cat kuning dan diberi nomor.

(b) Pengukuran titik kontrol horizontal


- Pengukuran titik kontrol horizontal
dilakukan dengan sistem poligon, dan
semua titik ikat (BM) harus dijadikan
sebagai titik poligon.

10
- Sisi poligon atau jarak antar titik
poligon maksimum 100 meter, diukur
dengan meteran atau dengan alat ukur
secara optis ataupun elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan
alat ukur theodolit dengan ketelitian
baca dalam detik. Disarankan untuk
menggunakan Electronik Distance
Metre/theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.
- Penentuan Koordinat Awal dilakulkan
pada titik awal dan titik akhir
pengukuran dengan menggunakan
alat GPS (Global Positioning System
Geodetic yang mempunyai presisi
tinggi maksimal sampai desimeter).

(c) Pengukuran titik kontrol vertikal


- Pengukuran ketinggian dilakukan
dengan cara 2 kali berdiri/ pembacaan
pergi- pulang.
- Pengukuran sifat datar harus
mencakup semua titik pengukuran
(poligon, sifat datar, dan potongan
melintang) dan titik BM.
- Rambu-rambu ukur yang dipakai
harus dalam keadaan baik, berskala
benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar
harus dilakukan pembacaan ketiga
benangnya, yaitu Benang Atas (BA),
Benang Tengah (BT), dan Benang
Bawah (BB), dalam satuan milimiter.
Pada setiap pembacaan harus
dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
- Dalam satu seksi (satu hari
pengukuran) harus dalam jumlah slag
(pengamatan) yang genap.

(d) Pengukuran situasi


- Pengukuran situasi dilakukan dengan
sistem tachimetri, yang mencakup
semua obyek yang dibentuk oleh alam
maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran, seperti
alur, sungai, bukit, jembatan, rumah,

11
gedung dan sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar
diperhatikan keseragaman penyebaran
dan kerapatan titik yang cukup
sehingga dihasilkan gambar situasi
yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus
(misalnya: sungai, persimpangan
dengan jalan yang sudah ada)
pengukuran harus dilakukan dengan
tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus
digunakan alat theodolit.

(e) Pengukuran pada perpotongan rencana


trase jembatan dengan sungai atau
jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan
hilir masing-masing minimum 200 m
dari perkiraan garis perpotongan atau
daerah sekitar sungai (hulu/ hilir)
yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jembatan dengan interval
pengukuran penampang melintang
sungai sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah
rencana trase jembatan masing-
masing minimum 250 m dari garis
tepi sungai/ jalan atau sampai pada
garis pertemuan antara oprit jembatan
dengan jalan dengan interval
pengukuran penampang melintang
rencana trase jalan sebesar 25 meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval
pengukuran penampang melintang
dan memanjang baik terhadap sungai
maupun jalan sebesar 10 m, 15 m,
dan 25 m.

Pengukuran situasi lengkap menampilkan


segala obyek yang dibentuk alam maupun
manusia disekitar persilangan tersebut.

(3) Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap

12
alat ukur yang akan digunakan harus
diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut:
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat
ukur harus dicatat dan dilampirkan
dalam laporan.

(b) Ketelitian dalam pengukuran


Ketelitian untuk pengukuran poligon
adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan
adalah 10”√n, atau dari pengukuran
Global Position System (GPS) geodetic
yang mempunyai presisi tinggi
pertama ke pengukuran GPS
berikutnya dalam desimeter).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak
lebih dari 5”.

(c) Perhitungan
1. Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat
setiap seksi, antara pengamatan
matahari yang satu dengan
pengamatan berikutnya. Koreksi
sudut tidak boleh diberikan atas
dasar nilai rata-rata, tapi harus
diberikan berdasarkan panjang kaki
sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih
besar), dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.

2. Perhitungan Sifat Datar.


Perhitungan sifat datar harus
dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian
0,5 mm), dan harus dilakukan kontrol
perhitungan pada setiap lembar
perhitungan dengan menjumlahkan
beda tingginya.

3. Perhitungan Ketinggian Detail.


Ketinggian detail dihitung
berdasarkan ketinggian patok ukur
yang dipakai sebagai titik pengukuran
detail dan dihitung secara

13
tachimetris.

4. Seluruh perhitungan sebaiknya


menggunakan sistim komputerisasi.

(d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat
dengan skala 1 : 500.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar)
harus dicantumkan harga absis (x)
dan ordinat (y)-nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau
setiap 1 meter panjang gambar harus
dicantumkan petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus
berdasarkan hasil perhitungan dan
tidak boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar
dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan
diberi tanda khusus.

Semua hasil perhitungan titik


pengukuran detail, situasi, dan
penampang melintang harus
digambarkan pada gambar polygon,
sehingga membentuk gambar situasi
dengan interval garis ketinggian
(contour) 0,5 meter.

Proses pengambilan data untuk


Topografi mengacu pada Pedoman
Pengukuran Topografi
NO.010/PW/2004, atau Pedoman yang
dipersyaratkan

(4) Keluaran survey Topografi meliputi:


(a) Laporan survey Topografi meliputi:
- Data pengukuran dan hitungan
pengukuran topografi yang telah
diterima.
- Data Koordinat dan elevasi Bench
Mark.
- Foto dokumentasi proses pengukuran

14
dan Bench Mark
(b) Peta tofografi (peta transies) dengan
skala yang disesuaikan dengan jenis
perencanaan yang akan dilakukan.

c) Survey Drainase
(1) Tujuan survey drainase yang dilaksanakan
dalam pekerjaan ini adalah untuk
mengumpulkan data hidrologi dan
karakter/ perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan
maupun jalan), guna keperluan analisis
hidrologi, penentuan debit banjir rencana
(elevasi muka air banjir), perencanaan
drainase dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, river training (pengarah
arus) yang diperlukan
(2) Lingkup
Survey hidrologi lengkap digunakan untuk
melengkapi parameter-parameter desain
jembatan yang dalam hal ini jembatan yang
dimaksud adalah jembatan di atas lalu-
lintas sungai atau saluran air. Untuk itu
pengumpulan data untuk analisa hidrologi
yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
a. Karakteristik daerah aliran (Catchment
Area) dari setiap gejala aliran yang
harus dipelajari dengan cermat dari peta
topografi maupun pemeriksaan
langsung di tempat meliputi data curah
hujan, tata guna lahan, jenis
permukaan tanah, kemiringan dan lain-
lain.
b. Karakteristik sungai yang meliputi:
− Kecepatan aliran dan gejala arah
− Debit dan daerah pengaruh banjir
− Tinggi air banjir, air rendah dan air
normal
− Lokasi penggerusan (scouring) serta
jenis/sifat erosi maupun pengendapan
− Kondisi aliran permukaan pada saat
banjir
c. Analisa hidrologi yang diperlukan untuk

15
jembatan yang melintas sungai,
sebelum tahap
perhitungan/perencanaan hidrolika dari
alur sungai, adalah untuk menentukan
− Debit banjir dalam alur sungai
jembatan atau debit maksimum
sungai selama periode ulang banjir
rencana yang sesuai.
− Perkiraan tinggi maksimum muka air
banjir yang mungkin terjadi dan
semua karakteristiknya.
− Kedalaman air : air banjir, air rendah
dan air normal.
d. Untuk menentukan elevasi tinggi muka
jembatan diperlukan suatu perkiraan
tinggi maksimum banjir yang mungkin
terjadi, ditetapkan dan diperhitungkan
dengan periode ulang banjir rencana
atau dalam kurun waktu rencana
sebagai berikut :
− Untuk jembatan panjang/besar
(konstruksi khusus) diperhitungkan
dengan periode ulang 100 tahunan.
− Untuk jembatan biasa/ tetap
termasuk gorong-gorong
diperhitungkan dengan periode ulang
50 tahunan.
− Untuk jembatan sementara,
perlintasan saluran air dan jembatan
yang melintas di atasnya
diperhitungkan dengan periode ulang
25 tahunan.
− Untuk keperluan analisa hidrologi
ditetapkan dengan periode ulang 50
tahunan.
− Untuk perhitungan scouring
berdasarkan jenis tanah dasar
sungai dan debit serta kecepatan
aliran arus sungai.
− Dalam menentukan besar debit
banjir maksimum dalam kurun
waktu rencana tersebut, dipakai
pendekatan berdasarkan analisa
frekuensi dari suatu data curah

16
hujan lebat. Di sini perlu ditinjau
hubungan/korelasi antara curah
hujan dan aliran sungai.
− Metode untuk menentukan besar
debit banjir tersebut diklasifikasikan
menjadi 3 cara yaitu
▪ Cara statistik/kemungkinan-
kemungkinan
▪ Cara hidrograf/sintetik
▪ Rumus empiris/metode rasional
e. Analisa drainase ditetapkan dengan kala
ulang (return period) 25 tahun dan 50
tahun yang pemilihannya terlebih dulu
dikonsultasikan dengan pihak Pemberi
Tugas.
Dari hasil survey dan analisa yang
dilakukan, antara lain dapat
ditentukan elevasi jembatan dan
bangunan pengaman terhadap
gerusan, tumbukan air dan debris.
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu
pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No:
03-3424-1994 atau Standar Nasional
Indonesia (SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-
1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di
Sungai), Pedoman Perencanaan Drainase
Jalan Pd.T.02-2006-B, Manual Hidrolika
untuk Jalan dan Jembatan No.01/BM/05,
serta pedoman lain yang dipersyaratkan.

(4) Keluaran Survey Hidrologi


Keluaran yang dihasilkan dari survey
Hidrologi berupa Laporan Hidrologi yang
didalamnya memuat:
▪ Data Identifikasi semua aliran air yang
ada dan lintasan-lintasan drainase;
▪ Daerah-daerah tangkapan berdasarkan
peta-peta;
▪ Informasi histori banjir yang tersedia

17
(tingkatan dan penanggalan);
▪ Lokasi-lokasi drainase yang ada
meliputi permasalahan banjir, dan
▪ Acuan banjir/sumber informasi
drainase;
▪ Kapasitas aliran air (run off) dan Debit
aliran air yang akan diterima oleh
drainage yang akan direncanakan.
▪ Data curah hujan yang digunakan
dalam desain drainage
▪ Dimensi saluran dan gorong2
▪ dll

d) Survey Geologi dan Geoteknik


(1) Tujuan
Tujuan yang utama dari penyelidikan
geoteknik lapangan dan bawah permukaan
adalah untuk memberikan informasi
tentang kondisi bawah permukaan tanah,
bahaya geoteknik, dan ketersediaan tanah,
agregat dan batuan pada perencana.
Sangat disarankan untuk menggunakan
Geoguide bilamana terdapat suatu kondisi
tanah dasar yang lunak (Soft Soil).

(2) Lingkup Pekerjaan


(a) Penyelidikan Geologi
Penyelidikan meliputi pemetaan geologi
permukaan detail dengan peta dasar
topografi skala 1:250.000 s/d skala
1:100.000. Pencatatan kondisi geoteknik
disepanjang rencana trase jalan untuk
setiap jarak 500 – 1000 meter dan pada
lokasi jembatan dilakukan
menggunakan lembar isian seperti
terlihat pada daftar lampiran.

(b) Penyelidikan lapangan


Meliputi pemeriksaan sifat tanah
(konsistensi, jenis tanah, warna,
perkiraan prosentase butiran kasar/

18
halus) sesuai dengan Metoda USCS.

(c) Penyelidikan Tanah


Penyelidikan geoteknik disini
merupakan bagian dari penyelidikan
tanah yang mencakup seluruh
penyelidikan lokasi kegiatan
berdasarkan klasifikasi jenis tanah yang
didapat dari hasil tes dengan
mengadakan peninjauan kembali
terhadap semua data tanah dan
material guna menentukan jenis/ tipe
pondasi yang tepat dan sesuai tahapan
kegiatannya, sebagai berikut:
a). Mengadakan penyelidikan tanah dan
material di lokasi pelaksanaan
jembatan yang akan dibangun
dengan menetapkan lokasi titik-titik
bor yang diperlukan langsung di
lapangan.
b). Melakukan penyelidikan kondisi
permukaan air (sub-surface)
sehubungan dengan pondasi
jembatan yang akan dibangun.
c). Menyelidiki lokasi sumber material
yang ada di sekitar lokasi
pelaksanaan, kemudian dituangkan
dalam bentuk penggambaran peta
termasuk sarana lain yang ada
seperti jalan pendekat/oprit,
bangunan pelengkap/ pengaman
dan lain sebagainya.
d). Pekerjaan pengambilan contoh
dengan pengeboran (umumnya
terhadap undisturbed sampling)
dimaksudkan untuk tujuan
penyelidikan lebih lanjut di
laboratorium untuk mendapatkan
informasi yang lebih teliti tentang
parameter-parameter tanah dari
pengetesan Index Properties
(Besaran Indeks) dan Engineering
Properties (Besaran Struktural
Indeks).
e). Penyelidikan tanah untuk desain
jembatan yang umum dilaksanakan

19
di lingkungan Bina Marga dengan
bentang > 60 m (relatif dari 25 m s/d
60 m tergantung kondisi) digunakan
bor-mesin (alat bor yang digerakkan
dengan mesin) di mana kapasitas
kedalaman bor dapat mencapai 40 m
disertai alat split spoon sampler
untuk Standar Penetration Test (
SPT ) menurut AASHTO T 206 – 74.
Sedangkan untuk bentang < 60m
(relatif dari 25 m s/d 60 m
tergantung kondisi) digunakan
peralatan utama lapangan yang
terdiri atas:
− Alat sondir dengan bor tangan
(digerakkan dengan tangan).
Pengeboran harus dilakukan
sampai kedalaman yang
ditentukan (bila tidak ditentukan
lain) untuk mendapatkan letak
lapisan tanah dan jenis batuan
beserta ukurannya dan harus
mencapai tanah keras/batu dan
menembus sedalam kurang lebih
3.00 m.
− Boring dan sampling harus
dikerjakan dengan memakai
”Manual Operated Auger” dengan
kapasitas hingga kedalaman 10
m.
− Alat tes sondir type “Gouda” atau
sejenisnya, antara lain “Dutch
Cone Penetrometer” yang memakai
sistem metrik dan harus
dilengkapi dengan “Friction Jacket
Cone”, kapasitas tegangan konus
minimum 250 kg/cm2 dan
kedalamannya dapat mencapai 25
m.
f). Pada setiap jembatan, penyelidikan
tanah yang dibutuhkan pada
masing-masing lokasi rencana
pondasi harus sudah menetapkan
penggunaan jenis bor dan posisi
lubang bor yang direncanakan serta
jumlah titik bor minimal satu titik
boring, yaitu satu titik bor mesin

20
atau satu set bor tangan dan sondir,
tergantung bentang rencana
jembatannya. Hal ini tergantung
pada kondisi area (alam dan lokasi),
kepentingan stuktur dan tersedianya
peralatan pengujian beserta
teknisinya.
g). SPT dilakukan pada interval
kedalaman 1,50 m s/d 2,00 m untuk
diambil contohnya (undisturbed dan
disturbed).
h). Mata bor harus mempunyai diameter
yang cukup untuk mendapatkan
undisturbed sample yang diinginkan
dengan baik, dapat digunakan mata
bor steel bit untuk tanah clay, silt
dan mata bor jenis core barrel.
i). Digunakan casing (segera) bilamana
tanah yang dibor cenderung mudah
runtuh.
j). Untuk menentukan besaran index
dan structural properties dari
contoh-contoh tanah, baik yang
terganggu (disturbed) maupun yang
asli (undisturbed) tersebut di atas
dan contoh material (quarry), maka
pengujian di laboratorium dikerjakan
berdasarkan spesifikasi SNI, SK SNI,
AASHTO, ASTM, BS dengan urutan
terdepan sebagai prioritas
pertamanya.
Laporan penyelidikan tanah dan
material harus pula berisi ‘analisa
dan hasil’ daya dukung tanah serta
rekomendasi jenis pondasi yang
sesuai dengan daya dukung tanah
tersebut dan hasil bor log
dituangkan dalam bentuk
tabel/formulir bor log dan form
drilling log yang dilengkapi dengan
keterangan/data diantaranya
tentang tipe bor yang digunakan,
kedalaman lapisan tanah, tinggi
muka air tanah, grafik log, uraian
lithologi, jenis sample, nilai SPT,
tekanan kekuatan (kg/cm2), liquid/
plastis limit, perhitungan pukulan

21
dan lain sebagainya.

(d) Lokasi Quarry


Penentuan lokasi quarry baik untuk
perkerasan jalan, struktur jembatan,
maupun untuk bahan timbunan
(borrow pit) diutamakan yang ada
disekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak
dijumpai, maka harus
menginformasikan lokasi quarry lain
yang dapat dimanfaatkan.

Penjelasan mengenai quarry meliputi


jenis dan karakteristik bahan, perkiraan
kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan,
serta kesulitan-kesulitan yang mungkin
timbul dalam proses penambangannya,
dilengkapi dengan foto-foto.

(3) Keluaran survey Geologi/ Geoteknik


Keluaran dari survey Geologi/Geoteknik
berupa:
Laporan penyelidikan tanah yang
didalamnya memuat:
- Tanah NILAI SPT, berdasarkan Borlog
- Propertist Tanah berupa nilai
Unconfined,
- Kadar air,
- Berat Jenis.
- dll

3) Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey


Detail.
Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali
mutu pengambilan data, kendali mutu tersebut
diantaranya:
a) Setiap akan kegiatan survey baik
pendahuluan maupun survey detail pelaksana
kegiatan wajib mengajukan jadwal kegiatan
yang kemudian ditindaklanjuti dengan surat
ijin melakukan survey baik pendahuluan
maupun detail yang dikeluarkan oleh Kepala

22
Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
b) Proses survey baik pendahuluan maupun
survey detail wajib diawasi dimulai dari
persiapan peralatan sampai pada proses
survey oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala
Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
c) Data hasil pengambilan pada survey detail
wajib di periksa kebenarannya sebelum
dilakukan proses desain. Proses desain dapat
dilakukan apabila data hasil survey detail
sudah dapat diterima oleh Kepala Satuan
Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik
terhadap survey pendahuluan maupun survey
detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan
Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.

4) Proses Desain
a) Lingkup Pekerjaan
Hal yang menjadi lingkup pekerjaan adalah:
(1) Menetapkan kelas jembatan yang akan di
Desain
(2) Membuat estimasi bentang dan lebar
jembatan
(3) Memilih bentuk struktur jembatan
berdasarkan kendala-kendala yang ada
(4) Merencanakan desain Bangunan Atas
berdasarkan peraturan yang ditentukan
dalam Peraturan Perencanaan Jembatan
BMS’92 atau peraturan lain yang relevan
yang disetujui oleh pemberi tugas .
(5) Merencanakan Bangunan Bawah secara
benar terhadap aspek kekuatan dukung
dan stabilitas, sebagai akibat beban
struktur atas dan tekanan tanah vertikal
ataupun horizontal dan harus mengikuti
aturan yang ditentukan dalam Peraturan
Perencanaan Jembatan BMS’92.
(6) Menetapkan awal dan akhir rencana oprit
pada peta, serta menarik beberapa
Alternatif rencana As Jalan/ Alinyemen
Horizontal dengan dilakukan pengecekan
Alinyemen Vertikal sesuai dengan kondisi

23
medan yang memenuhi Standar mengenai
Perencanaan.
(7) Merencanakan pondasi jembatan secara
benar terhadap aspek kekuatan dukung
dan stabilitas, sebagai akibat beban
struktur atas dan beban struktur bawah
dan harus mengikuti aturan yang
ditentukan dalam Peraturan Perencanaan
Jembatan BMS’92.
(8) Merencanakan jalan pendekat jembatan
dengan memperhatikan kesinambungan
ukuran dan ketinggian jembatan.
(9) Merencanakan bangunan pelengkap dan
pengaman jembatan.
(10) Melakukan perencanaan manajemen
traffic pada saat pelaksanaan.
(11) Melakukan perencanaan K3 konstruksi
berkaitan dengan resiko yang ditimbulkan
dengan adanya kegiatan konstruksi.
(12) Membuat konsep Metode pelaksanaan
agar memudahkan dalam mengantisipasi
penggunaan Teknologi dan pengamanan.

5) Pengendalian proses perencanaan.


Pengendalian pada saat proses perencanaan
dilakukan agar desain yang dihasilkan
memenuhi persyaratan secara teknis, proses
pengendalian dilakukan terhadap :
a) Konsep desain awal berdasarkan data
sekunder harus mendapat persetujuan dari
Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat
komitmen.
b) Konsep desain berdasarkan data survey
pendahuluan dan survey detail yang review
terhadap desain awal harus diperiksa dan
diasistensikan kepada Kepala satuan kerja
atau pejabat pembuat komitmen.
c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan
secara bertahap wajib dilaksanakan oleh
peleksana kegiatan kepada Kepala Satuan
Kerja /Pejabat Pembuat Komitmen
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak
memenuhi standar harus mendapat
persetujuan dari pejabat setingkat eselon I.
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan

24
apabila diterima oleh Tim yang dibentuk oleh
pejabat Eselon II dan mendapat persetujuan
dari Direktorat Jenderal Bina Marga.

b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Ruas
Jalan di Provinsi Kalimantan Barat

c. Data dan Fasilitas Penunjang


1). Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen yang dapat digunakan dan
harus dipelihara oleh penyedia jasa:
a). Laporan dan Data (bila ada)
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi
terdahulu serta photografi (bila ada).
(nyatakan bila ada laporan dan data/informasi
yang dapat dipakai sebagai referensi oleh
penyedia jasa)
b). Akomodasi dan Ruangan Kantor (bila ada)
Akomodasi dan ruang kantor harus
disediakan oleh penyedia jasa sendiri dengan
cara sewa
c). Staf Pengawas/Pendamping
Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat
Komitmen akan mengangkat petugas atau
wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas project officer (PO) dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi yaitu
d). Tidak ada Fasilitas yang disediakan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat
digunakan oleh penyedia jasa (bila ada,
cantumkan nama barang tersebut)*)

2). Penyediaan oleh penyedia jasa


Penyedia jasa harus menyediakan dan
memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Adapun fasilitas dan peralatan (satuan
dan kuantitas seperti yang tercantum dalam form
rincian biaya) yang harus disediakan oleh penyedia
jasa seperti:
Biaya Mobilisasi + Demobilisasi
Perjalanan Dinas dan penginapan perjalanan

25
dinas
Sewa Kendaraan Roda 4 (Double Gardan dan
Minibus)
Sewa Sepeda Motor
Sewa Kantor/Mess
Sewa Komputer/Laptop dan Printer
Bahan Alat Tulis Kantor
Computer Supplies
Biaya Komunikasi
Peralatan K3
Biaya Survey Pendahuluan
Sewa Total Station
Sewa GPS Geodetic
Biaya Surveyor
Biaya Buruh
Biaya Patok BM dan pemasangan
Biaya Patok Pengukuran
Biaya pengeboran termasuk SPT, Lab dan
Laporan
Biaya Bahan bakar
Perlengkapan lapangan
Biaya pelaporan
Biaya Presentasi

d. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, maka penyedia jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait
dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam
rangka alih pengetahuan kepada staf di lingkungan
organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.

7. PENDEKATAN a. Persiapan
DAN b. Survey Lapangan
METODOLOGI c. Pengendalian Survey Pendahuluan dan Survey Detail
d. Proses Desain
e. Pengendalian Proses Perencanaan
f. Laporan Perencanaan dan Laporan Akhir

8. JANGKA Jangka waktu pelaksanaan kegitatan ini diperkirakan 8


WAKTU (Delapan) bulan
PELAKSANAA
N
9. TENAGA AHLI Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan

26
pekerjaan ini adalah yang terdiri dari sebagai berikut:
a. Ketua Tim
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan
(202) dan Ahli Teknik Jembatan (203) Madya 7
tahun yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan
dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK),
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik
Sipil Strata 1 (S.1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi
dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
sejenis lebih diutamakan/ disukai Perencanaan
Jembatan. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman sebagai ketua tim selama 7 tahun,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai
ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja
dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai.

b. Ahli Jembatan
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan
(203) Madya 5 tahun yang dikeluarkan oleh Asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang
Jasa Konstruksi (LPJK)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil Strata. 1. (S.1) Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis minimal 5 Tahun
diutamakan/disukai perencanaan Jembatan,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli
tersebut tugas utamanya membantu TimLeader/Ketua
Tim, merencanakan dan melaksanakan semua
kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis
Jembatan, dan bangunan pelengkap yang diperlukan,
serta harus menjamin bahwa rencana Jembatan yang
dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan
sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga.

27
c. Ahli Pengukuran
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Geodesi (217)
Madya 3 tahun yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Geodesi (S1) atau Sarjana Teknik Sipil (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis minimal 3 Tahun
diutamakan/disukai perencanaan jembatan,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga
ahli tersebut tugas utamanya membantu
TimLeader/Ketua Tim dan melakukan persiapan
desain, survei pendahuluan, survei topografi,
menyiapkan peta dasar yang akan digunakan sebagai
bahan dasar perencanaan teknis jembatan.

d. Ahli Geoteknik
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Geoteknik Madya
3 Tahun yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan
dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil Strata. 1. (S.1) Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi
yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
minimal 3 Tahun diutamakan/disukai
perencanaan jembatan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas
utamanya membantu TimLeader/Ketua Tim dan
merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan
dalam pekerjaan geologi/geoteknik yang mencakup
pelaksanaan survey geologi/geoteknik dan boring dan
sondir, pengolahan dan analisis data
geologi/geoteknik, dan penggambaran data
geologi/geoteknik, serta harus menjamin bahwa
gambar geologi/geoteknik yang dihasilkan adalah
benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan
masukan yang rinci mengenai kondisi dan stabilitas
tanah untuk tahap perencanaan teknis jembatan

28
terutama bangunan pondasi jembatan, dan dapat
memberikan masukan yang rinci mengenai sumber
bahan beserta sifat-sifat bahannya.

e. Ahli Kuantitas dan Biaya


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan
(203) Madya 3 tahun yang dikeluarkan oleh Asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang
Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi
danberpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
minimal 3 Tahun diutamakan/disukai
perencanaan jembatan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas
utamanya membantu Ketua Tim dan melakukan
persiapan desain, survei pendahuluan, analisa harga
dasar dan quarry, perhitungan kuantitas,
penyusunan analisa harga satuan pekerjan (engineer
Estimate).

f. Ahli K3 Konstruksi
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli K3 Konstruksi
Madya 3 Tahun yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi
yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
minimal 3 Tahun diutamakan/disukai yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas
utamanya membantu Tim Leader/Ketua Tim dalam
Menyusun konsep rancangan SMKK Kosntruksi,
perhitungan biaya SMKK Konstruksi yang
direncanakan, penerapan SMKK dalam pelaksanaan
pekerjaaan.

Perkiraan Jumlah Orang Bulan (OB) yang diperlukan


untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah:

29
Tenaga Ahli Orang Bulan Persyaratan
SKA
Ketua Tim 1 8 Ahli Teknik
Jalan (202)
dan Ahli
Teknik
Jembatan
(203) Madya
7 tahun
Ahli Jembatan 1 8 Ahli Teknik
Jembatan
(203) Madya
5 tahun
Ahli 1 4 Ahli Geodesi
Pengukuran (217) Madya
3 tahun
Ahli Geoteknik 1 5 Ahli
Geoteknik
Madya 3
Tahun
Ahli Kuantitas 1 3 Ahli Teknik
dan Biaya Jembatan
(203) Madya
3 tahun
Ahli K3 1 3 Ahli K3
Konstruksi Konstruksi
Madya 3
Tahun

g. Asisten Tenaga Ahli


Asisten Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal adalah
sarjana (S1) Jurusan Sipil. Kecuali asisten Ahli
Pengukuran, dapat S1 Teknik Geodesi atau S1 Teknik
Sipil
Asisten Tenaga ahli tersebut mempunyai tugas
membantu tenaga ahli dalam melaksanakan semua
kegiatan tenaga ahli sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja ini dengan perincian orang bulan sebagai
berikut:

30
Uraian Orang Bulan

Asisten Ahli 1 8
Jembatan

Asisten Ahli 1 4
Pengukuran

Asisten Ahli 1 5
Geoteknik

Asisten Ahli 1 3
Kuantitas dan
Biaya

h. Tenaga Pendukung
Tenaga Pendukung yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :

Uraian Orang Bulan (OB)


Cad Operator 1 8
Cad Operator 2/3D 8
Modelling
Driver 8

Tenaga Pendukung yang diperlukan untuk


pelaksanaan kegiatan survey lapangan pada
pekerjaan ini sebagai berikut :

Uraian Orang Hari (OH)


Surveyor 56
Buruh 300

10 KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini


. adalah:
a. Laporan Detail Desain
• Gambar Perencanaan Teknis (Desain)
jalan/jembatan dalam ukuran kertas A3, agar
dapat digunakan pada saat penerapan
dilapangan.
• Laporan perencanaan jembatan termasuk

31
analisisnya
• Laporan Geoteknik yang didalamnya memuat
seluuruh penyelidikan tanah serta peta
penyebaran tanah serta foto dokumentasi.
• Laporan Topografi yang didalamnya memuat
seluruh data pengukuran termasuk hasil
perhitungan serta foto dokumentasi;
• Laporan Drainase yang didalamnya memuat
seluruh data survey hidrologi termasuk analisi
perhitungan.
b. Laporan Engineering Estimate
c. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya
Spesifikasi Teknis dan Hard Disk Eksternal Data.
d. Laporan Administrasi yang terdiri atas Laporan
Rencana Mutu Kontrak (RMK), laporan
pendahuluan, laporan bulanan, laporan antara,
dan laporan Akhir

11 LAPORAN Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan


. pekerjaan ini:
1. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data
perencanaan serta sebagai bahan pelaksanaan, setiap
tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan secara
detail dan lengkap.

2. Laporan Yang harus dibuat


A. Laporan Administrasi antara lain:
a. Laporan Rencana Program Mutu Kontrak
Laporan ini berisi tentang rencana kegiatan dan
rencana mutu yang akan dilaksanakan oleh
konsultan perencana selama melaksanakan
kegiatan, termasuk di dalamnya rencana waktu,
rencana penugasan personil.

b. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berupa ringkasan yang
berisi metodologi dan rencana kerja, yang dapat
berfungsi sebagai umpan balik/ feed back untuk
perbaikan. foto dokumentasi, data lapangan
sebagai bahan survey berikutnya, dan analisa
bahan perencanaan

32
c. Laporan Bulanan
Berupa ringkasan dari kemajuan pekerjaan yang
dilaksanakan setiap bulan, total kemajuan
kegiatan, dan keterlambatan yang terjadi serta
sebab-sebabnya. Selanjutnya juga memberikan
saran-saran untuk mengatasinya dan tindakan-
tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi
keadaan tersebut diatas. Juga termasuk semua
kajian ulang yang diperlukan dan rencana kerja
bulan berikutnya.

d. Laporan Antara
Laporan Antara yang berisikan: Hasil
pengumpulan data sekunder maupun data primer,
Hasil kajian terhadap data survei, Konsep
perencanaan, Progres kegiatan dan rencana
selanjutnya, foto dokumentasi, data lapangan
sebagai bahan survey berikutnya, dan analisa
bahan perencanaan

e. Laporan Akhir (Final Report)


Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan,
berisi uraian pelaksanaan survey pendahuluan,
pengolahan data, perhitungan perencanaan
beserta rumus-rumus dan asumsi yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

B. Laporan Teknis yang dihasilkan


a. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan
paket pekerjaan masing-masing laporan berisi:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap.
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta
perhitungan struktur bangunan bawah
beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-
lain.
- Gambar rencana yang dibuat di atas kertas
ukuran A3

b. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya


Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya
yang dihitung untuk tiap item pekerjaan yang
kemudian digabungkan sebagai kesimpulan

33
perkiraan biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan
biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang
dilaksanakan dengan isi sebagai berikut:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap/jembatan.
- Perhitungan perkiraan kuantitas.
- Analisa biaya.
- Perkiraan biaya.

c. Laporan penyelidikan tanah


Laporan penyelidikan tanah harus mencakup
sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-
hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan
secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat.
- Kondisi morfologi sepanjang lokasi.
- Kondisi badan jalan yang ada sepanjang
trase jalan.
- Hasil pengujian boring dan statigrafi.
- Hasil akhir pemeriksaan laboratorium
dijadikan acuan untuk perbaikan hasil
diskripsi secara visual dan acuan desain.
- Analisis perhitungan konstruksi timbunan
dan stabilitas lereng.
- Analisis longsoran sepanjang trase jalan.
- Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya
dan perkiraan volume cadangan).
- Gejala struktur geologi yang ada (kekar,
sesar/ patahan dsb.) beserta lokasinya.
- Rekomendasi.

d. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya
pembahasan mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan
secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat.
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.

34
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
- Kegiatan pengukuran situasi.
- Kegiatan pengukuran penampang melintang.
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
- Perhitungan dan penggambaran.
- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai
koreksinya.
- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai
kegiatan pengukuran topografi termasuk
kegiatan pencetakan dan pemasangan BM,
pengamatan matahari, dan semua obyek
yang dianggap penting untuk keperluan
perencanaan jalan.
- Deskripsi BM (sebagai lampiran).
- Data ukur hasil ploting dan negatip film
harus diserahkan.

e. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi,
yang meliputi :
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan
secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat, pos pencatat curah hujan.
- Data curah hujan untuk setiap pos yang
diambil.
- Analisis/ perhitungan debit banjir rencana,
MAB, MAN, MAT
- Penentuan dimensi dan jenis bangunan air.
- Daftar lokasi bangunan air yang
direncanakan.

f. Laporan Inventarisasi dan Kondisi


Laporan ini berisi data-data inventarisasi dan
kondisi jembatan di lokasi perencanaan beserta
hasil analisisnya.

g.Laporan Rancangan konseptual K3


Laporan ini berisi rancangan konsep analisis dan
penerapan SMKK Konstruksi terhadap konstruksi
yang direncanakan sesuai permen PUPR nomor 10
tahun 2021 tentang pedoman SMKK

35
h. Gambar Desain/Perencanaan
Gambar Perencanaan Teknis (Desain) dalam
ukuran kertas A3, agar dapat digunakan pada saat
penerapan dilapangan.

i. Dokumen pelelangan fisik


Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai
dengan dokumen pelelangan standar menurut
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor
14/PRT/M/2020.

j. SSD Eksternal Data


Seluruh data dan laporan perencanaan yang
dihasilkan dituangkan dalam SSD Eksternal 1 T.

Pontianak, 22 September 2022


Satker P2JN Prov. Kalimantan Barat
Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan,

RIDWAN UMBARA, S.T., M.Eng


NIP. 19880406 201012 1 001

36

Anda mungkin juga menyukai