Nomor
Nama Paket
Paket
PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
PR-03
(TERSEBAR) DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
2
ORGANISASI Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Barat
PEJABAT Pejabat Pembuat Komitmen adalah Pejabat Pembuat
PEMBUAT Komitmen Perencanaan
KOMITMEN
5. SUMBER Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang
PENDANAAN lebih Rp. 2.495.000.000,- ( Dua Milyar Empat Ratus
Sembilan Puluh Lima Juta Rupiah) termasuk PPN
dibiayai APBN Tahun Anggaran 2023.
2) Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
(1) Lingkup Pekerjaan
Survey pendahuluan merupakan lanjutan
dari hasil persiapan desain yang sudah
disetujui sebagai panduan pelaksanaan
survey recon dilapangan yang meliputi
kegiatan;
(a) Studi literatur
Pada tahapan ini Tim harus
mengumpulkan data pendukung
perencanaan baik data sekunder
maupun data laporan Studi Kelayakan
(FS), laporan Studi Amdal (bila ada).
3
pendahuluan.
4
diperlukan:
1. Menentukan perkiraan pondasi yang
paling baik untuk lokasi tersebut
sehubungan dengan material dan
kondisi tanah.
2. Memperkirakan letak, jumlah serta
panjang bentang, elevasi jembatan
baru dan lokasi jembatan baru.
3. Mencatat banjir terbesar serta erosi
yang pernah terjadi, apabila survai
pendahuluan ini dilaksanakan untuk
pekerjaan perencanaan teknis pada
lokasi sulit, dimana jembatan
tersebut akan melintasi sungai.
4. Membuat sketsa situasi rencana
jembatan baru serta profil sungai
pada lokasi jembatan baru.
5. Mencatat material yang tersedia di
sekitar lokasi jembatan, dan
menyarankan jenis jembatan yang
paling efisien sesuai dengan material
yang tersedia.
6. Mencatat harga-harga satuan yang
ada pada daerah tersebut.
7. Memberikan rekomendasi untuk
tahapan pekerjaan selanjutnya serta
menyarankan lokasi dan jumlah titik
bor yang harus dilaksanakan.
8. Survey pendahuluan Hidrologi/
Hidrolika.
5
detail pengukuran.
− Menyarankan posisi patok Benchmark
pada lokasi/titik yang akan dijadikan
referensi.
6
trase alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah
geoteknik, bahaya, resiko-resiko, dan
batasan-batasan proyek;
5. Mencatat pengamatan visual
menurut stasiun, patok kilometer
atau informasi lokasi lain seperti
GPS.
− Mengidentifikasi/memperkirakan
secara tepat penerapan desain
geometrik (alinyemen horisontal dan
vertikal) berdasarkan pengalaman dan
keahlian yang harus dikuasai
sepenuhnya oleh Highway Engineer
yang melaksanakan pekerjaan ini
dengan melakukan pengukuran-
pengukuran secara sederhana dan
benar (jarak, azimut dan kemiringan
dengan helling meter) dan membuat
sketsa desain alinyemen horizontal
maupun vertikal secara khusus untuk
lokasi-lokasi yang dianggap sulit,
untuk memastikan trase yang dipilih
akan dapat memenuhi persyaratan
geometrik yang dibuktikan dengan
sketsa horizontal dan penampang
memanjang rencana trase jalan.
− Didalam penarikan perkiraan desain
alinyemen horizontal dan vertikal
harus sudah diperhitungkan dengan
cermat sesuai dengan kebutuhan
perencanaan untuk lokasi-lokasi :
galian dan timbunan.
− Semua kegiatan ini harus sudah
dikonfirmasikan sewaktu mengambil
keputusan dalam pemilihan lokasi
jembatan dengan anggota team yang
saling terkait dalam pekerjaan ini.
− Di lapangan harus diberi/dibuat
tanda-tanda berupa patok dan tanda
7
banjir, dengan diberi tanda bendera
sepanjang daerah rencana dengan
interval 50 m untuk memudahkan tim
pengukuran, serta pembuatan foto-
foto penting untuk pelaporan dan
panduan dalam melakukan survey
detail selanjutnya.
− Dari hasil survey recon ini, secara
kasar harus sudah bisa dihitung
perkirakan volume pekerjaan yang
akan timbul serta bisa dibuatkan
perkiraan rencana biaya secara
sederhana dan diharapkan dapat
mendekati desain final.
8
sekitar lokasi, profil sungai, arah
arus/aliran sungai, scouring, segi
ekonomi, sosial, estetika yang terkait
dengan alinyemen jalan, kecepatan
lalu lintas rencana, jembatan darurat,
pembebanan tanah timbunan dan
quarry.
− Dari hasil survey recon ini secara
kasar harus sudah bisa dihitung
perkiraan volume pekerjaan yang akan
timbul serta bisa dibuatkan perkiraan
rencana biaya secara sederhana dan
diharapkan dapat mendekati desain
final.
(2) Keluaran survey pendahuluan meliputi :
(a) Laporan seluruh hasil survey
pendahuluan berkaitan dengan konsep
desain yang akan diterapakan dengan
mempertimbangkan faktor2
berdasarkan seluruh hasil survey
pendahuluan
(b) Laporan tindak lanjut survey
pendahuluan yaitu survey detail yang
didalamnya memuat beberapa survey
detail yang harus dilakukan termasuk
batasan koridor pengambilan data.
b) Survey Topografi
(1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam
pekerjaan ini adalah mengumpulkan data
koordinat dan ketinggian permukaan tanah
sepanjang rencana trase jalan dan
jembatan di dalam koridor yang ditetapkan
untuk penyiapan peta topografi dengan
skala 1:500.
9
setiap 1 (satu) km dan pada setiap
lokasi rencana jembatan dipasang
minimal 4, masing-masing 1 (satu)
pasang di setiap sisi sungai disekitar
sungai yang posisinya aman dari
gerusan air sungai.
10
- Sisi poligon atau jarak antar titik
poligon maksimum 100 meter, diukur
dengan meteran atau dengan alat ukur
secara optis ataupun elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan
alat ukur theodolit dengan ketelitian
baca dalam detik. Disarankan untuk
menggunakan Electronik Distance
Metre/theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.
- Penentuan Koordinat Awal dilakulkan
pada titik awal dan titik akhir
pengukuran dengan menggunakan
alat GPS (Global Positioning System
Geodetic yang mempunyai presisi
tinggi maksimal sampai desimeter).
11
gedung dan sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar
diperhatikan keseragaman penyebaran
dan kerapatan titik yang cukup
sehingga dihasilkan gambar situasi
yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus
(misalnya: sungai, persimpangan
dengan jalan yang sudah ada)
pengukuran harus dilakukan dengan
tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus
digunakan alat theodolit.
(3) Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap
12
alat ukur yang akan digunakan harus
diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut:
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat
ukur harus dicatat dan dilampirkan
dalam laporan.
(c) Perhitungan
1. Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat
setiap seksi, antara pengamatan
matahari yang satu dengan
pengamatan berikutnya. Koreksi
sudut tidak boleh diberikan atas
dasar nilai rata-rata, tapi harus
diberikan berdasarkan panjang kaki
sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih
besar), dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.
13
tachimetris.
(d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat
dengan skala 1 : 500.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar)
harus dicantumkan harga absis (x)
dan ordinat (y)-nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau
setiap 1 meter panjang gambar harus
dicantumkan petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus
berdasarkan hasil perhitungan dan
tidak boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar
dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan
diberi tanda khusus.
14
dan Bench Mark
(b) Peta tofografi (peta transies) dengan
skala yang disesuaikan dengan jenis
perencanaan yang akan dilakukan.
c) Survey Drainase
(1) Tujuan survey drainase yang dilaksanakan
dalam pekerjaan ini adalah untuk
mengumpulkan data hidrologi dan
karakter/ perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan
maupun jalan), guna keperluan analisis
hidrologi, penentuan debit banjir rencana
(elevasi muka air banjir), perencanaan
drainase dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, river training (pengarah
arus) yang diperlukan
(2) Lingkup
Survey hidrologi lengkap digunakan untuk
melengkapi parameter-parameter desain
jembatan yang dalam hal ini jembatan yang
dimaksud adalah jembatan di atas lalu-
lintas sungai atau saluran air. Untuk itu
pengumpulan data untuk analisa hidrologi
yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
a. Karakteristik daerah aliran (Catchment
Area) dari setiap gejala aliran yang
harus dipelajari dengan cermat dari peta
topografi maupun pemeriksaan
langsung di tempat meliputi data curah
hujan, tata guna lahan, jenis
permukaan tanah, kemiringan dan lain-
lain.
b. Karakteristik sungai yang meliputi:
− Kecepatan aliran dan gejala arah
− Debit dan daerah pengaruh banjir
− Tinggi air banjir, air rendah dan air
normal
− Lokasi penggerusan (scouring) serta
jenis/sifat erosi maupun pengendapan
− Kondisi aliran permukaan pada saat
banjir
c. Analisa hidrologi yang diperlukan untuk
15
jembatan yang melintas sungai,
sebelum tahap
perhitungan/perencanaan hidrolika dari
alur sungai, adalah untuk menentukan
− Debit banjir dalam alur sungai
jembatan atau debit maksimum
sungai selama periode ulang banjir
rencana yang sesuai.
− Perkiraan tinggi maksimum muka air
banjir yang mungkin terjadi dan
semua karakteristiknya.
− Kedalaman air : air banjir, air rendah
dan air normal.
d. Untuk menentukan elevasi tinggi muka
jembatan diperlukan suatu perkiraan
tinggi maksimum banjir yang mungkin
terjadi, ditetapkan dan diperhitungkan
dengan periode ulang banjir rencana
atau dalam kurun waktu rencana
sebagai berikut :
− Untuk jembatan panjang/besar
(konstruksi khusus) diperhitungkan
dengan periode ulang 100 tahunan.
− Untuk jembatan biasa/ tetap
termasuk gorong-gorong
diperhitungkan dengan periode ulang
50 tahunan.
− Untuk jembatan sementara,
perlintasan saluran air dan jembatan
yang melintas di atasnya
diperhitungkan dengan periode ulang
25 tahunan.
− Untuk keperluan analisa hidrologi
ditetapkan dengan periode ulang 50
tahunan.
− Untuk perhitungan scouring
berdasarkan jenis tanah dasar
sungai dan debit serta kecepatan
aliran arus sungai.
− Dalam menentukan besar debit
banjir maksimum dalam kurun
waktu rencana tersebut, dipakai
pendekatan berdasarkan analisa
frekuensi dari suatu data curah
16
hujan lebat. Di sini perlu ditinjau
hubungan/korelasi antara curah
hujan dan aliran sungai.
− Metode untuk menentukan besar
debit banjir tersebut diklasifikasikan
menjadi 3 cara yaitu
▪ Cara statistik/kemungkinan-
kemungkinan
▪ Cara hidrograf/sintetik
▪ Rumus empiris/metode rasional
e. Analisa drainase ditetapkan dengan kala
ulang (return period) 25 tahun dan 50
tahun yang pemilihannya terlebih dulu
dikonsultasikan dengan pihak Pemberi
Tugas.
Dari hasil survey dan analisa yang
dilakukan, antara lain dapat
ditentukan elevasi jembatan dan
bangunan pengaman terhadap
gerusan, tumbukan air dan debris.
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu
pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No:
03-3424-1994 atau Standar Nasional
Indonesia (SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-
1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di
Sungai), Pedoman Perencanaan Drainase
Jalan Pd.T.02-2006-B, Manual Hidrolika
untuk Jalan dan Jembatan No.01/BM/05,
serta pedoman lain yang dipersyaratkan.
17
(tingkatan dan penanggalan);
▪ Lokasi-lokasi drainase yang ada
meliputi permasalahan banjir, dan
▪ Acuan banjir/sumber informasi
drainase;
▪ Kapasitas aliran air (run off) dan Debit
aliran air yang akan diterima oleh
drainage yang akan direncanakan.
▪ Data curah hujan yang digunakan
dalam desain drainage
▪ Dimensi saluran dan gorong2
▪ dll
18
halus) sesuai dengan Metoda USCS.
19
di lingkungan Bina Marga dengan
bentang > 60 m (relatif dari 25 m s/d
60 m tergantung kondisi) digunakan
bor-mesin (alat bor yang digerakkan
dengan mesin) di mana kapasitas
kedalaman bor dapat mencapai 40 m
disertai alat split spoon sampler
untuk Standar Penetration Test (
SPT ) menurut AASHTO T 206 – 74.
Sedangkan untuk bentang < 60m
(relatif dari 25 m s/d 60 m
tergantung kondisi) digunakan
peralatan utama lapangan yang
terdiri atas:
− Alat sondir dengan bor tangan
(digerakkan dengan tangan).
Pengeboran harus dilakukan
sampai kedalaman yang
ditentukan (bila tidak ditentukan
lain) untuk mendapatkan letak
lapisan tanah dan jenis batuan
beserta ukurannya dan harus
mencapai tanah keras/batu dan
menembus sedalam kurang lebih
3.00 m.
− Boring dan sampling harus
dikerjakan dengan memakai
”Manual Operated Auger” dengan
kapasitas hingga kedalaman 10
m.
− Alat tes sondir type “Gouda” atau
sejenisnya, antara lain “Dutch
Cone Penetrometer” yang memakai
sistem metrik dan harus
dilengkapi dengan “Friction Jacket
Cone”, kapasitas tegangan konus
minimum 250 kg/cm2 dan
kedalamannya dapat mencapai 25
m.
f). Pada setiap jembatan, penyelidikan
tanah yang dibutuhkan pada
masing-masing lokasi rencana
pondasi harus sudah menetapkan
penggunaan jenis bor dan posisi
lubang bor yang direncanakan serta
jumlah titik bor minimal satu titik
boring, yaitu satu titik bor mesin
20
atau satu set bor tangan dan sondir,
tergantung bentang rencana
jembatannya. Hal ini tergantung
pada kondisi area (alam dan lokasi),
kepentingan stuktur dan tersedianya
peralatan pengujian beserta
teknisinya.
g). SPT dilakukan pada interval
kedalaman 1,50 m s/d 2,00 m untuk
diambil contohnya (undisturbed dan
disturbed).
h). Mata bor harus mempunyai diameter
yang cukup untuk mendapatkan
undisturbed sample yang diinginkan
dengan baik, dapat digunakan mata
bor steel bit untuk tanah clay, silt
dan mata bor jenis core barrel.
i). Digunakan casing (segera) bilamana
tanah yang dibor cenderung mudah
runtuh.
j). Untuk menentukan besaran index
dan structural properties dari
contoh-contoh tanah, baik yang
terganggu (disturbed) maupun yang
asli (undisturbed) tersebut di atas
dan contoh material (quarry), maka
pengujian di laboratorium dikerjakan
berdasarkan spesifikasi SNI, SK SNI,
AASHTO, ASTM, BS dengan urutan
terdepan sebagai prioritas
pertamanya.
Laporan penyelidikan tanah dan
material harus pula berisi ‘analisa
dan hasil’ daya dukung tanah serta
rekomendasi jenis pondasi yang
sesuai dengan daya dukung tanah
tersebut dan hasil bor log
dituangkan dalam bentuk
tabel/formulir bor log dan form
drilling log yang dilengkapi dengan
keterangan/data diantaranya
tentang tipe bor yang digunakan,
kedalaman lapisan tanah, tinggi
muka air tanah, grafik log, uraian
lithologi, jenis sample, nilai SPT,
tekanan kekuatan (kg/cm2), liquid/
plastis limit, perhitungan pukulan
21
dan lain sebagainya.
22
Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
b) Proses survey baik pendahuluan maupun
survey detail wajib diawasi dimulai dari
persiapan peralatan sampai pada proses
survey oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala
Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
c) Data hasil pengambilan pada survey detail
wajib di periksa kebenarannya sebelum
dilakukan proses desain. Proses desain dapat
dilakukan apabila data hasil survey detail
sudah dapat diterima oleh Kepala Satuan
Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik
terhadap survey pendahuluan maupun survey
detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan
Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
4) Proses Desain
a) Lingkup Pekerjaan
Hal yang menjadi lingkup pekerjaan adalah:
(1) Menetapkan kelas jembatan yang akan di
Desain
(2) Membuat estimasi bentang dan lebar
jembatan
(3) Memilih bentuk struktur jembatan
berdasarkan kendala-kendala yang ada
(4) Merencanakan desain Bangunan Atas
berdasarkan peraturan yang ditentukan
dalam Peraturan Perencanaan Jembatan
BMS’92 atau peraturan lain yang relevan
yang disetujui oleh pemberi tugas .
(5) Merencanakan Bangunan Bawah secara
benar terhadap aspek kekuatan dukung
dan stabilitas, sebagai akibat beban
struktur atas dan tekanan tanah vertikal
ataupun horizontal dan harus mengikuti
aturan yang ditentukan dalam Peraturan
Perencanaan Jembatan BMS’92.
(6) Menetapkan awal dan akhir rencana oprit
pada peta, serta menarik beberapa
Alternatif rencana As Jalan/ Alinyemen
Horizontal dengan dilakukan pengecekan
Alinyemen Vertikal sesuai dengan kondisi
23
medan yang memenuhi Standar mengenai
Perencanaan.
(7) Merencanakan pondasi jembatan secara
benar terhadap aspek kekuatan dukung
dan stabilitas, sebagai akibat beban
struktur atas dan beban struktur bawah
dan harus mengikuti aturan yang
ditentukan dalam Peraturan Perencanaan
Jembatan BMS’92.
(8) Merencanakan jalan pendekat jembatan
dengan memperhatikan kesinambungan
ukuran dan ketinggian jembatan.
(9) Merencanakan bangunan pelengkap dan
pengaman jembatan.
(10) Melakukan perencanaan manajemen
traffic pada saat pelaksanaan.
(11) Melakukan perencanaan K3 konstruksi
berkaitan dengan resiko yang ditimbulkan
dengan adanya kegiatan konstruksi.
(12) Membuat konsep Metode pelaksanaan
agar memudahkan dalam mengantisipasi
penggunaan Teknologi dan pengamanan.
24
apabila diterima oleh Tim yang dibentuk oleh
pejabat Eselon II dan mendapat persetujuan
dari Direktorat Jenderal Bina Marga.
b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Ruas
Jalan di Provinsi Kalimantan Barat
25
dinas
Sewa Kendaraan Roda 4 (Double Gardan dan
Minibus)
Sewa Sepeda Motor
Sewa Kantor/Mess
Sewa Komputer/Laptop dan Printer
Bahan Alat Tulis Kantor
Computer Supplies
Biaya Komunikasi
Peralatan K3
Biaya Survey Pendahuluan
Sewa Total Station
Sewa GPS Geodetic
Biaya Surveyor
Biaya Buruh
Biaya Patok BM dan pemasangan
Biaya Patok Pengukuran
Biaya pengeboran termasuk SPT, Lab dan
Laporan
Biaya Bahan bakar
Perlengkapan lapangan
Biaya pelaporan
Biaya Presentasi
d. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, maka penyedia jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait
dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam
rangka alih pengetahuan kepada staf di lingkungan
organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.
7. PENDEKATAN a. Persiapan
DAN b. Survey Lapangan
METODOLOGI c. Pengendalian Survey Pendahuluan dan Survey Detail
d. Proses Desain
e. Pengendalian Proses Perencanaan
f. Laporan Perencanaan dan Laporan Akhir
26
pekerjaan ini adalah yang terdiri dari sebagai berikut:
a. Ketua Tim
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan
(202) dan Ahli Teknik Jembatan (203) Madya 7
tahun yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan
dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK),
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik
Sipil Strata 1 (S.1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi
dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
sejenis lebih diutamakan/ disukai Perencanaan
Jembatan. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman sebagai ketua tim selama 7 tahun,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai
ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja
dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai.
b. Ahli Jembatan
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan
(203) Madya 5 tahun yang dikeluarkan oleh Asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang
Jasa Konstruksi (LPJK)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil Strata. 1. (S.1) Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis minimal 5 Tahun
diutamakan/disukai perencanaan Jembatan,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli
tersebut tugas utamanya membantu TimLeader/Ketua
Tim, merencanakan dan melaksanakan semua
kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis
Jembatan, dan bangunan pelengkap yang diperlukan,
serta harus menjamin bahwa rencana Jembatan yang
dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan
sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga.
27
c. Ahli Pengukuran
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Geodesi (217)
Madya 3 tahun yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Geodesi (S1) atau Sarjana Teknik Sipil (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis minimal 3 Tahun
diutamakan/disukai perencanaan jembatan,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga
ahli tersebut tugas utamanya membantu
TimLeader/Ketua Tim dan melakukan persiapan
desain, survei pendahuluan, survei topografi,
menyiapkan peta dasar yang akan digunakan sebagai
bahan dasar perencanaan teknis jembatan.
d. Ahli Geoteknik
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Geoteknik Madya
3 Tahun yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan
dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil Strata. 1. (S.1) Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi
yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
minimal 3 Tahun diutamakan/disukai
perencanaan jembatan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas
utamanya membantu TimLeader/Ketua Tim dan
merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan
dalam pekerjaan geologi/geoteknik yang mencakup
pelaksanaan survey geologi/geoteknik dan boring dan
sondir, pengolahan dan analisis data
geologi/geoteknik, dan penggambaran data
geologi/geoteknik, serta harus menjamin bahwa
gambar geologi/geoteknik yang dihasilkan adalah
benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan
masukan yang rinci mengenai kondisi dan stabilitas
tanah untuk tahap perencanaan teknis jembatan
28
terutama bangunan pondasi jembatan, dan dapat
memberikan masukan yang rinci mengenai sumber
bahan beserta sifat-sifat bahannya.
f. Ahli K3 Konstruksi
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli K3 Konstruksi
Madya 3 Tahun yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi
yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
minimal 3 Tahun diutamakan/disukai yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas
utamanya membantu Tim Leader/Ketua Tim dalam
Menyusun konsep rancangan SMKK Kosntruksi,
perhitungan biaya SMKK Konstruksi yang
direncanakan, penerapan SMKK dalam pelaksanaan
pekerjaaan.
29
Tenaga Ahli Orang Bulan Persyaratan
SKA
Ketua Tim 1 8 Ahli Teknik
Jalan (202)
dan Ahli
Teknik
Jembatan
(203) Madya
7 tahun
Ahli Jembatan 1 8 Ahli Teknik
Jembatan
(203) Madya
5 tahun
Ahli 1 4 Ahli Geodesi
Pengukuran (217) Madya
3 tahun
Ahli Geoteknik 1 5 Ahli
Geoteknik
Madya 3
Tahun
Ahli Kuantitas 1 3 Ahli Teknik
dan Biaya Jembatan
(203) Madya
3 tahun
Ahli K3 1 3 Ahli K3
Konstruksi Konstruksi
Madya 3
Tahun
30
Uraian Orang Bulan
Asisten Ahli 1 8
Jembatan
Asisten Ahli 1 4
Pengukuran
Asisten Ahli 1 5
Geoteknik
Asisten Ahli 1 3
Kuantitas dan
Biaya
h. Tenaga Pendukung
Tenaga Pendukung yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :
31
analisisnya
• Laporan Geoteknik yang didalamnya memuat
seluuruh penyelidikan tanah serta peta
penyebaran tanah serta foto dokumentasi.
• Laporan Topografi yang didalamnya memuat
seluruh data pengukuran termasuk hasil
perhitungan serta foto dokumentasi;
• Laporan Drainase yang didalamnya memuat
seluruh data survey hidrologi termasuk analisi
perhitungan.
b. Laporan Engineering Estimate
c. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya
Spesifikasi Teknis dan Hard Disk Eksternal Data.
d. Laporan Administrasi yang terdiri atas Laporan
Rencana Mutu Kontrak (RMK), laporan
pendahuluan, laporan bulanan, laporan antara,
dan laporan Akhir
b. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berupa ringkasan yang
berisi metodologi dan rencana kerja, yang dapat
berfungsi sebagai umpan balik/ feed back untuk
perbaikan. foto dokumentasi, data lapangan
sebagai bahan survey berikutnya, dan analisa
bahan perencanaan
32
c. Laporan Bulanan
Berupa ringkasan dari kemajuan pekerjaan yang
dilaksanakan setiap bulan, total kemajuan
kegiatan, dan keterlambatan yang terjadi serta
sebab-sebabnya. Selanjutnya juga memberikan
saran-saran untuk mengatasinya dan tindakan-
tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi
keadaan tersebut diatas. Juga termasuk semua
kajian ulang yang diperlukan dan rencana kerja
bulan berikutnya.
d. Laporan Antara
Laporan Antara yang berisikan: Hasil
pengumpulan data sekunder maupun data primer,
Hasil kajian terhadap data survei, Konsep
perencanaan, Progres kegiatan dan rencana
selanjutnya, foto dokumentasi, data lapangan
sebagai bahan survey berikutnya, dan analisa
bahan perencanaan
33
perkiraan biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan
biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang
dilaksanakan dengan isi sebagai berikut:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap/jembatan.
- Perhitungan perkiraan kuantitas.
- Analisa biaya.
- Perkiraan biaya.
d. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya
pembahasan mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan
secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat.
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
34
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
- Kegiatan pengukuran situasi.
- Kegiatan pengukuran penampang melintang.
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
- Perhitungan dan penggambaran.
- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai
koreksinya.
- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai
kegiatan pengukuran topografi termasuk
kegiatan pencetakan dan pemasangan BM,
pengamatan matahari, dan semua obyek
yang dianggap penting untuk keperluan
perencanaan jalan.
- Deskripsi BM (sebagai lampiran).
- Data ukur hasil ploting dan negatip film
harus diserahkan.
e. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi,
yang meliputi :
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan
secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat, pos pencatat curah hujan.
- Data curah hujan untuk setiap pos yang
diambil.
- Analisis/ perhitungan debit banjir rencana,
MAB, MAN, MAT
- Penentuan dimensi dan jenis bangunan air.
- Daftar lokasi bangunan air yang
direncanakan.
35
h. Gambar Desain/Perencanaan
Gambar Perencanaan Teknis (Desain) dalam
ukuran kertas A3, agar dapat digunakan pada saat
penerapan dilapangan.
36