PENDEKATAN METODOLOGI
F.1. PENDEKATAN
Perencanaan struktur jembatan harus menghasilkan struktur yang memenuhi pokok-pokok perencanaan
sebagai berikut (SE Menteri PUPR No. 7/SE/M/2017):
1) Kekuatan dan stabilitas struktur (structural safety),
2) Keawetan dan kelayakan jangka panjang (durability),
3) Kemudahan pemeriksaan (inspectability),
4) Kemudahan pemeliharaan (maintainability),
5) Kenyamanan bagi pengguna jembatan (rideability),
6) Ekonomis,
7) Kemudahan pelaksanaan (constructability),
8) Estetika,
9) Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal.
Pemerintah melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Kementerian PUPR telah menerbitkan
berbagai dokumen Norma, Standar, Pedoman, Manual dan Kriteria (NSPMK) sebagai acuan pekerjaan
perencanaan struktur jembatan yang diharapkan memenuhi pokok- pokok perencanaan di atas. Tahapan
perencanaan teknis jembatan dapat dilihat pada Gambar F.1. Faktor utama dalam tahapan tersebut
adalah:
1) Pengumpulan data,
2) Filosofi perencanaan,
3) Beban rencana,
4) Metode analisis struktur,
5) Metode perhitungan kekuatan elemen struktur,
6) Penyajian hasil perencanaan.
F-1
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
F-2
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
F.2. METODOLOGI
F.2.1. STUDI PENDAHULUAN (RECONNAISSANCE SURVEY)
Untuk pelaksanaan studi ini konsultan diwajibkan untuk mengamati kondisi lapangan dan permasalahan
desain yang mungkin timbul. Personil yang akan ditugaskan diharuskan berkonsultansi dengan pejabat
pemerintah setempat untuk mendiskusikan segala hal bersangkutan dengan jembatan yang akan
ditangani.
Survey ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap survey detail
lanjutan. Survey pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan desain yang sudah disetujui
sebagai panduan pelaksanaan survey di lapangan yang meliputi kegiatan :
1) Koordinasi dengan instansi terkait. Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan
instansi/ unsur-unsur terkait di daerah dengan dilaksanakannya survey pendahulan.
2) Survey pendahuluan upah, harga satuan dan peralatan. Tim melaksanakan pengumpulan data
upah, harga satuan, dan data peralatan yag akan digunakan dalam perhitungan kuantitas biaya.
3) Studi Geometrik :
Mengidentifikasi/ memperkirakan secara tepat penerapan desain geometrik (alinyemen
horisontal dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai
sepenuhnya oleh Highway Engineer yang melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan
pengukuran-pengukuran secara sederhana dan benar (jarak, azimut, kemiringan denan
helling meter) dan membuat sketsa desain alinyemen horisontal maupun vertikal secara
khusus untuk lokasi-lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan trase yang dipilih akan
dapat memenuhi persyaratan geometrik yang dibuktikan dengan sketsa horizontal dan
penampang memanjang rencana trase jalan.
Didalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertikal harus sudah
diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi-lokasi
galian dan timbunan.
Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil keputusan dalam
pemilihan lokasi jembatan dengan anggota team yang saling terkait dalam pekerjaan ini.
Dilapangan harus diberi/ dibuat tanda-tanda berupa patok dan tanda banjir dengan diberi
tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan tim
pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam
melakukan survey detail selanjutnya.
F-3
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung perkiraan volume
pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara sederhana
dan diharapkan dapat mendekati final desain.
4) Studi Rencana Jembatan :
Menentukan dan memperkirakan total panjang, lebar, kelas pembebanan jembatan, tipe
konstruksi, dengan pertimbangan terkait dengan LHR, estetika, lebar sungai, kedalaman
dasar sungai, profil sungai/ ada tidaknya palung, kodisi arus dan arah aliran, sifat-sifat
sungai, scouring vertikal/ horizontal, jenis material bangunan atas yang terdedia dan paling
efesien.
Menentukan dan memperkirakan ukuran dan bahan tipe abutment, pilar, fondasi, bangunan
pengaman (bila diperlukan) dengan mempertimbangkan lebar dan kedalaman sungai, sifat
tebing, sifat aliran, endapan/ sedimentasi material, benda hanutan , scouring yang pernah
terjadi.
Memperkirakan elevasi muka jembatan dengan mempertimbangkan MAB (banjir), MAN
(normal), MAR (rendah) dan banjir terbesar yang pernah terjadi.
Menentukan dan memperkirakan lokasi jembatan dengan mempertimbangkan situasi dan
kondisi sekitar lokasi, profil sungai, arah arus/ aliran sungai, scouring, segi ekonomi, sosial,
estetika yang terkait dengan alinyemen jalan, kecepatan lalu lintas rencana, jembatan
darurat, pembebanan tanah timbunan dan quarry.
Meninjau Rencana
Lokasi Jembatan
- Diskusi dengan Pimpro
Laporan Survey
- Menyiapkan kelengkapan Pendahuluan
administrasi untuk
Diskusi dan
mengumpulkan
informasi dari
instansi-instansi
terkait
Presentasi / Diskusi ke
Kesimpulan sebagai PPK Jasa Konsultan
arahan pekerjaan
selanjutnya
F-4
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
A. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik
jalan, serta 1 : 500 untuk perencanaan jembatan dan penanggulangan longsoran.
B. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10 x 10 x 75 cm atau pipa pralon ukuran
4 inci yang di isi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada
tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi
rencana jembatan dipasang minimal 3, masing-masing 1 (satu) pasang, di setiap sisi sungai/alur
dan 1 (buah) disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan air sungai.
Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm,
dicat warna kuning, diberi lambang Prasarana Wilayah, notasi dan nomor BM dengan warna
hitam.
F-5
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus,
dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diben' paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat wama kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambalikan patok
bantu. Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-
tanda khusus.
Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan
jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai
dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
F-6
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan)
yang, genap.
Interval (m)
Interval (m)
Kondisi Lebar Koridor (m) Jembatan /
Jalan baru
Longsoran
- Datar, landai, dan lurus 75 + 75 50 25
- Pegunungan 75 + 75 25 25
50 (luar) + 100
- Tikungan 25 25
(dalam)
F-7
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
F-8
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis.
Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang harus
digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) untuk yang tebing aman sedangkan untuk daerah datar 0,25 meter. Semua
gambar topograpi harus disajikan dengan menggunakan software komputer.
Awalnya, batimetri mengacu kepada pengukuran kedalaman samudra. Teknik-teknik awal batimetri
menggunakan tali berat terukur atau kabel yang diturunkan dari sisi kapal. Keterbatasan utama teknik ini
adalah hanya dapat melakukan satu pengukuran dalam satu waktu sehingga dianggap tidak efisien. Teknik
tersebut juga menjadi subjek terhadap pergerakan kapal dan arus.
1. Metode Akustik
Metode akustik merupakan proses-proses pendeteksian target di laut dengan mempertimbangkan
proses-proses perambatan suara; karakteristik suara (frekuensi, pulsa, intensitas); faktor lingkungan /
medium; kondisi target dan lainnya. Aplikasi metode ini dibagi menjadi 2, yaitu sistem akustik pasif dan
sistem akustik aktif. Salah satu aplikasi dari sistem aplikasi aktif yaitu Sonar yang digunakan untuk
penentuan batimetri. Sonar (Sound Navigation And Ranging): Berupa sinyal akustik yang diemisikan
dan refleksi yang diterima dari objek dalam air (seperti ikan atau kapal selam) atau dari dasar laut. Bila
gelombang akustik bergerak vertikal ke dasar laut dan kembali, waktu yang diperlukan digunakan untuk
mengukur kedalaman air, jika c juga diketahui (dari pengukuran langsung atau dari data temperatur,
salinitas dan tekanan).Ini adalah prinsip echo-sounder yang sekarang umum digunakan oleh kapal-
kapal sebagai bantuan navigasi. Echo-sounder komersil mempunyai lebar sinar 30-45o vertikal tetapi
untuk aplikasi khusus (seperti pelacakan ikan atau kapal selam atau studi lanjut dasar laut) lebar sinar
yang digunakan kurang 5o dan arahnya dapat divariasikan. Walaupun menunjukkan pengaruh
F-9
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
temperatur, salinitas dan tekanan pada laju bunyi dalam air laut (1500 ms-1) relatif kecil dan sedikit
perubahan pada c dapat menyebabkan kesalahan pengukuran kedalaman dan kesalahan sudut akan
menambah keburukan resolusi.
Teknik echo-sounding untuk menentukan kedalaman dan pemetaan dasar laut bertambah maju
dengan berkembangnya peralatan sonar seperti SeaBeam dan Hydrosweep yang merupakan sistem
echo-sounding multi-beam yang menentukan kedalaman air di sepanjang swath lantai laut di bawah
kapal penarik, menghasilkan peta-peta batimetri yang sangat detail. Sidescan imaging system, sperti
GLORIA (Geological Long Range Inclined Asdic), SeaMARC, dan TOBI (Towed Oceand Bottom
Instrument) menghasilkan fotografi aerial yang sama atau citra-citra radar, menggunakan bunyi atau
microwave. Echo-sounding banyak juga digunakan oleh nelayan karena ikan menghasilkan echo, dan
kawanan ikan atau hewan lain dapat dikenali sebagai lapisan-lapisan sebaran dalam kolom air
(Supangat, 2003).
2. Satelit Altimetri
Altimetri adalah Radar (Radio Detection and Ranging) gelombang mikro yang dapat digunakan untuk
mengukur jarak vertikal antara permukaan bumi dengan wahana antariksa (satelit atau pesawat
terbang). Pengukuran ini dapat menghasilkan topografi permukaan laut sehingga dapat menduga
geoid laut, arus permukaan dan ketinggian gelombang. Inderaja altimetri untuk topografi permukaan
laut pertama kali dikembangkan sejak peluncuran SKYLAB dengan sensor atau radiometer yang
disebut S-193. Satelit altimetri yaitu : GEOS-3, SEASAT, ERS-1, dan yang terakhir yang sangat
terkenal adalah TOPEX/POSEIDON. Satelit terakhir ini adalah satelit misi bersama antara Amerika
Serikat (NASA) dengan Perancis (Susilo, 2000).
Satelit altimetri memiliki prinsip penggambaran bentuk paras laut dimana bentuk tersebut menyerupai
bentuk dasar laut dengan pertimbangan gravitasi yang mempengaruhi paras laut dan hubungan antara
gravitasi dan topografi dasar laut yang bervariasi sesuai dengan wilayah. Satelit altimetri juga
memberikan bentuk gambaran paras muka laut. Satelit ini mengukur tinggi paras muka laut relatif
terhadap pusat massa bumi. Sistem satelit ini memiliki radar yang dapat mengukur ketinggian satelit di
atas permukaan laut dan sistem tracking untuk menentukan tinggi satelit pada koordinat geosentris.
Satelit Altimetri diperlengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa radar yang
sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar yang dibawa oleh satelit
memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar) kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut
dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit. Informasi utama yang ingin
F - 10
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
ditentukan dengan satelit altimetri adalah topografi dari muka laut. Hal ini dilakukan dengan mengukur
ketinggian satelit di atas permukaan laut dengan menggunakan waktu tempuh dari pulsa radar yang
dikirimkan kepermukaan laut, dan dipantulkan kembali ke satelit.
Kedalaman diukur dari BM (control point) dengan menggunakan Total Station dan GPSSounder
secara bersamaan, sehingga elevasi (Depth) yang diperoleh sudah terikat ke BM (di darat). Obyek
yang dibidik Total Station adalah receiver GPS yang posisinya tepat di atas Sounder, dengan
mengetahui tinggi tiang penghubung antara Receiver dan Sounder maka koordinat Sounder bisa
dihitung. Sounder mengukur jarak antara alat sampai tanah di bawah air, sehingga kedalaman yang
diukur dari posisi Sounder bisa ditentukan.
F - 11
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter. Biasanya digunakan pada
pengukuran pasang surut di lapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur pasut paling
sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian muka laut atau tinggi gelombang air
laut. Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium atau bahan lain yang di cat anti
karat. (Yogi,2010).
b. Tide Gauge
Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka laut secara mekanik dan otomatis. Alat ini
memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut yang kemudian direkam ke dalam
komputer. Tide gauge terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Floating tide gauge (self registering)
Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan air laut yang dapat diketahui melalui
pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit). Pengamatan pasut dengan alat ini
banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara rambu pasut.
2. Pressure tide gauge (self registering)
Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama dengan floating tide gauge, namun perubahan naik-
turunnya air laut direkam melalui perubahan tekanan pada dasar laut yang dihubungkan dengan alat
pencatat (recording unit). Alat ini dipasang sedemikian rupa sehingga selalu berada di bawah
permukaan air laut tersurut, namun alat ini jarang sekali dipakai untuk pengamatan pasang surut (Sahala
dan Steward, 2008)
c. Satelit
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya sistem satelit Geos-3. Pada
saat ini secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang yaitu
mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempengan es kutub, dan mengamati
perubahan muka laut rata-rata (MSL) global. Prinsip Dasar Satelit Altimetri adalah satelit altimetri
dilengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif (receiver), serta
jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar yang dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-
pulsa gelombang elektromagnetik (radar) kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh
permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit (Wibowo, 2007).
Prinsip penentuan perubahan kedudukan muka laut dengan teknik altimetri yaitu pada dasarnya satelit
altimetri bertugas mengukur jarak vertikal dari satelit ke permukaan laut. Karena tinggi satelit di atas
permukaan ellipsoid referensi diketahui maka tinggi muka laut (Sea Surface Height atau SSH) saat
pengukuran dapat ditentukan sebagai selisih antara tinggi satelit dengan jarak vertikal. Variasi muka laut
F - 12
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
periode pendek harus dihilangkan sehingga fenomena kenaikan muka laut dapat terlihat melalui analisis
deret waktu (time series analysis). Analisis deret waktu dilakukan karena kita akan melihat variasi
temporal periode panjang dan fenomena sekularnya (Sahala dan Steward, 2008).
Metode pengukuran data pasang surut dengan menggunakan metode perekaman pencatat pasang
surut atau recording tide gauges (Emery & Thomson, 1998). Pengukuran pasang surut dilakukan dengan
menggunakan Richard Branch Tide Gauge yang menggunakan prinsip tekanan air dalam merekam data
pasang surut. Pengambilan data pasang surut dilakukan selama 15 hari dengan interval waktu
perakaman data setiap 10 menit. Data yang diperoleh meliputi tekanan dan kedalaman perairan yang
nantinya akan di konversi menjadi fluktuasi muka air laut. Metode pengambilan data arus dengan
menggunakan metode Euler (Emery & Thomson, 1998). Pengukuran arus dilakukan dengan
menggunakan Sontek Argonaut XR yang menggunakan prinsip ADCP (Acoustic Doppler Current Profile).
Pengambilan data arus dilakukan selama 3 x 24 jam dengan interval waktu perakaman data setiap 10
menit. Data yang diperoleh meliputi kecapatan dan arah arus. Pengukuran (perekaman) kecepatan dan
arah arus di perairan Grati dilakukan pada kedalaman 16,5 meter dengan menggunakan metode
mooring, dimana alat diletakkan di dasar perairan. Kemudian dibagi menjadi beberapa layer cell (10 cell),
dimana tiap cell mewakili kolom air sekitar 1,5 meter (Gambar 1) Metode pengambilan data gelombang
dengan menggunakan metode perekaman pencatat gelombang atau recording waverider (Emery &
Thomson, 1998). Pengukuran gelombang dilakukan dengan menggunakan Sontek Argonaut XR yang
menggunakan prinsip Acoustic Doppler Current Profiler with a vertical pointing transducer and pressure,
dalam merekam data gelombang. Pengambilan data gelombang dilakukan selama 3 x 24 jam dengan
interval waktu perakaman data setiap 10 menit. Data yang diperoleh meliputi tinggi dan periode
gelombang.
Gambar 3 3
Ilustrasi Pengukuran (Perekaman Data) Kecepatan dan Arah Arus menggunakan Sontek Argonaut XR
F - 13
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Arus Laut A.Kecepatan arus perata-rataan terhadap kedalaman (Average Speed) Data kecepatan
arus perata-ratan terhadap kedalaman merupakan arus rata-rata yang terjadi pada seluruh kolom
air kedalaman perairan tersebut. Komponen kecepatan rata-rata terhadap kedalaman dalam
koordinat x dan y:
Dengan
H = kedalaman perairan
u = kecepatan horizontal arah x
zb = elevasi dasar perairan
v = kecepatan horizontal arah y
zb+ H = elevasi muka air
Penginderaan jauh untuk survey detail jembatan memanfaatkan pesawat tanpa awak atau drone yang
dilengkapi dengan sensor (kamera) guna merrekam informasi proyek. Penginderaan jauh menggunakan
pesawat ini memiliki keunggulan memberikan informasi resolusi spasial yang lebih detail. Selain itu
penginderaan jauh jenis ini juga memiliki resolusi temporal yang fleksibel, artinya kapan saja ingin
mengambil data selama cuaca mendukung maka kita dapat mengambilnya, Data yag diperoleh dari
pengolahan foto udara secara fotogrametri dan Geographic Information System (GS) yang dapat
dihasilkan drone tersebut yaitu :
1) Peta foto
2) Visualisasi 3 dimensi
3) Digital surface model
4) Digital terrain model
5) Peta kontur
F - 14
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Kegiatan penyelidikan geoteknik dalam pekerjaan ini antara lain meliputi antara lain namun tidak terbatas
pada :
1) Melakukan Pengeboran Mesin /SPT yaitu 1 (satu) titik boring
2) Melakukan Uji Sondir yaitu 1 (satu) titik di darat
3) Pemetaan penyebaran tanah/ batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah palepukan
4) Memberikan informasi mengenai stabilitas tanah.
Pemboran Mesin
Pemboran mesin dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan berikut :
1) Pada sarnya mengacu pada ASTM D 2113-94
2) Pemboran mesin dilakukan pada rencana abutment jembatan.
3) Pendalaman dilakukan dengan menggunakan sistem putar (rotarry drilling) dengan diameter
mata bor minimum 75 mm.
4) Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 putaran per detik
5) Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik
6) Pengeboran dilakukan dengan cara Core Drilling
7) Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak dilakukan dengan
menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing dengan diameter minimum 100 mm
8) Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak terjadi tekanan yang
berlebih pada tanah
9) Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau lebih. Posisi dasar
casing minimal berjarak 50 cm dari poisi pengambilan sampel berikut .
10) Pada setiap interval kedalaman 2,0 meter harus dilakukan Standard Penetration Test (SPT)
dan harus diambil contoh tanahnya.
11) Pembroran berhenti pada kedalaman ketika sudah terdapat tanah keras (N-spt > 60) hingga
kedalaman 10 m (5x test N-spt) atau dihentikan setelah konfirmasi dengan pemberi tugas.
12) Pada setiap kedalaman yang ditentukan (bila tidak ditentukan lain maka rata-rata kedalaman
diambil kurang lebih 3,00 m) pada tanah lunak harus diambil undisturbed sample untuk test
laboratorium.
F - 15
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
13) Sebagai hasil bor, harus dibuat bor log yang paling sedikit dilengkapi dengan lhitologi
(geological description), harga SPT, letak muka air tanah dan data yang mendukung lainnya
beserta kedalaman lapiran tanah yang bersangkutan dan dibuat.
14) Terhadap undisturbed sample harus dikerjakan di laboratory test untuk menentukan index
dan structural properties tanah. Besaran index meliputi Specific gravity, Bulk density.
Moisture content, Attenberg limit, Grain size analysis. Besaran-besaran structural tanah
meliputi : Trixial compression test (inconsolidated undrained), unconfined comppresive
strength, direct shear test, consolidation test.
15) Batuan penyusun (stratigrafi) pada lokasi jembatan. Untuk peta penyebaran batuan
disiapkan dalam kertas HVS ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan
geologi dan diberi notasi
16) Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk perbaikan hasil deskripsi secara
visual.
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi konus dan jumlah
hambatan pelekat (JHP). Grafik yang dibuat adalah perlawanan penetrasi konus (qc) pada tiap
kedalaman dan jumlah hambatan pelekat (JHP) secara kumulatif.
F - 16
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
A. Tujuan
Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk melakukan pemetaan
penyebaran tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan, memberikan informasi
mengenai stabilitas tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan
struktur, serta mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya. Sangat
disarankan untuk menggunakan Geoguide bilamana terdapat suatu kondisi tanah dasar yang lunak
(Soft Soil)
B. Lingkup Pekerjaan
1. Penyelidikan Geologi
Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail dengan peta dasar topografi skala
1:250.000 s/d skala 1:100.000. Pencatatan kondisi geoteknik disepanjang rencana trase jalan
untuk setiap jarak 500 - 1000 meter dan pada lokasi jembatan.
a. Penyelidikan lapangan
Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, Jenis tanah, warna, perkiraan prosentase
butiran kasar/halus) sesuai dengan Metoda USCS.
b. Pemetaan
Jenis batuan yang ada disepanjang trase jalan dipetakan, batas-batasnya ditetapkan dengan
jelas sesuai dengan data pengukuran untuk selanjutnya diplot dalam gambar rencana dengan
skala 1:2000 ukuran A3. Pemetaan mencakup jenis struktur geologi yang ada antara lain :
sesar/patahan, kekar, perlapisan batuan, dan perlipatan.
Lapukan batuan dianalisis berdasarkan pemeriksaan sifat fisik/kimia, kemudian hasilnya
diplot di atas peta geologi teknik termasuk didalamnya pengamatan tentang : gerakan tanah,
tebal pelapukan tanan dasar, kondisi drainase alami, pola aliran air permukaan dan tinggi
muka air tanah, tata guna lahan, kedalaman (apabila rencana trase jalan tersebut harus
melewati (daerah rawa).
2. Penyelidikan Geoteknik
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi :
a. Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 25 - 40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap
contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur uji, lokasi, kedalaman).
Penggalian sumuran uji dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang berbeda atau
maksimum 5 km bila jenis tanah sama, dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji yang
F - 17
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
digali dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas
nomor sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar 1,0 m, Log
sumuran uji digambarkan dalam 4 bidang, dengan diskripsi yang lengkap dan 1 kolom untuk
unit satuan batuan.
b. Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan cara bor tangan menggunakan
tabung contoh tanah ("split tube" untuk tanah keras atau "piston tube" untuk tanah lunak).
Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor bor tangan, lokasi, kedalaman).
Pemboran tangan dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun (untuk
perhitungan penurunan) dengan ketinggian timbunan lebih dari 4 meter dan pada setiap lokasi
yang diperkirakan akan digali (untuk perhitungan stabilitas lereng) dengan kedalaman galian
lebih dari 6 meter; dengan interval sekurang - kurangnya 100 meter dan/atau setiap
perubahan jenis tanah dengan kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter. Setiap pemboran
tangan dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas
nomor bor tangan, dan lokasi. Semua contoh tanah harus diamankan baik selama
penyimpanan di lapangan maupun dalam pengangkutan ke laboratorium.
c. Pemboran Mesin (dilakukan untuk perencanaan pondasi jembatan).
Pemboran mesin dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan berikut
1. Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-94
2. Pendalaman dilakukan dengan menggunakan sistem putar (rotary drilling) dengan
diameter mata bor minimum 75 mm.
3. Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 putaran per
detik.
4. Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik
5. Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak dilakukan dengan
menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing dengan diameter minimum 100 mm
6. Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak terjadi tekanan
yang berlebih pada tanah
7. Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau lebih. Posisi
dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi pengambilan sampel berikutnya
8. Untuk jembatan bentang tunggal minimal setiap titik abutment sedang untuk bentang
jamak minimal 2 pien satu titik bor
F - 18
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
F - 19
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
3. Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun untuk bahan
timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada disekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai,
maka harus menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenal quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak
ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam proses
penambangannya, dilengkapi dengan foto-foto.
C. Persyaratan
a. Pengujian Lapangan
Metoda pekerjaan lapangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan seperti yang dijelaskan
pada tabel pengujian lapangan pada berikut :
Tabel F.2.
Jenis Pengujian Lapangan
No. Pengujian Acuan Keterangan
1. Resistivyti ASTM G57 – 78
2. Standard Penetration ASTM D1586 – 94 Pada daerah rencana
Test termasuk Split jembatan, harus
Spoon Sampling mencapai kedalaman
lapisan keras
3. Stand Pipe AASHTO T252 – 84
b. Pekerjaan Laboratorium
Pekerjaan Laboratorium dilaksanakan sesuai ketentuan yang tercantum pada tabel
berikut:
Tabel F.3
Spesifikasi Pengujian Tanah di Laboratorium
F - 20
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
A. Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun
F - 21
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan teknis drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah
arus) yang diperlukan.
B. Lingkup
Survey hidrologi lengkap digunakan untuk melengkapi parameter – parameter desain jembatan yang
dalam hal ini jembatan yang dimaksud adalah jembatan di atas lalu lintas sungai atau saluran air.
Untuk itu pengumpulan data untuk analisa hidrologi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
a. Kareakteristik daerah aliran (Catchment Area) dari setiap gejala aliran yang harus dipelajari
dengan cermat dari peta topografi maupun pemeriksaan langsung ditempat meliputi data curah
hujan, tata guna lahan, jenis permukaan tanah, kemiringan dan lain – lain
b. Karakteristik sungai yang meliputi :
Kecepatan aliran dan segala arah
Debit dan daerah pengaruh banjir
Tinggi air banjir, air rendah dan air normal
Lokasi penggerusan (Scouring) serta jenis/sifat erosi maupun pengendapan
Kondisi aliran permukiman pada saat banjir
c. Analisa hidrologi yang diperlukan untuk jembatan yang melintas sungai, sebelum tahap
perhitungan/perencanaan hidrolika dari alur sungai, adalah untuk menentukan :
Debit Banjir adalam alur sungai jembatan atau debit maksimum sungai selama periode ulang
banjir rencana yang sesuai.
Perkiraan tinggi maksimum muka air banjir yang mungkin terjadi dan semua karakteristiknya
Kedalaman air: air banjir, air rendah dan air normal.
d. Untuk menentukan elevasi tinggi muka jembatan diperlukan suatu perkiraan tinggi maksimum
banjir yang mungkin terjadi, ditetapkan dan diperhitungkan dengan periode ulang banjir rencana
atau dalam kurun waktu rencana sebagai berikut:
Untuk Jembatan Panjang/ ( kontruksi khusus) diperhitungkan dengan periode ulang 100
tahunan.
Untuk Jembatan biasa/tetap termasuk gorong-gorong diperhitungkan dengan periode ulang
50 tahunan.
Untuk jembatan sementara, perlintasan saluran air jembatan yang melintas diatasnya
diperhitungkan dengan peride ulang 25 tahunan.
Untuk keperluan analisa hidrologi ditetapkan dengan perode ulang 50 tahunan.
F - 22
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Untuk perhitungan scouring berdasarkan jenis tanah dasar sungai dan debit serta kecepatan
aliran arus sungai.
Dalam menentukan debit banjir maksimum dalam kurun waktu recana tersebut, dipakai
pendekatan berdasarkan analisa frekuensi dari suatu data curah hujan lebat. Disini perlu
ditinjau hubungan/korelasi antara curah hujan dan aliran sungai.
Metode untuk menentukan debit banjir tersebut diklasifisikan menjadi 3 cara yaitu :
- Cara statistic/ kemungkinan – kemungkinan
- Cara hidrograf/sentetik
- Rumus empiris/metode rasional
e. Analisa drainase ditetapkan dengan kala ulang (retumperiod) 25 tahun dan 50 tahun yang
pemelihannya terlebih dahulu dikonsultasikan dengan pihak Pemberi Tugas.
Dari hasil survey dan analisa yang dilakukan, antara lain dapat ditentukan elevasi jembatan dan
bangunan pengaman terhadap gerusan, tumbukan air dan debris.
C. Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-3424-1994
atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-1724-1989 SKBI -1.3.10.1987 (tata cara perencanaan
hidrologi dan hidrolika untuk bangunan di sungai), Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd. T.02-2006-
B Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan No. 01/BM/05 serta pedoman lain yang dipersyaratkan.
D. Keluaran survey drainase
Keluaran yang dihasilkan dari survey hidrologi berupa laporan hidrologi yang di dalamnya memuat:
Data identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan – lintasan drainase;
Daerah – daerah tangkapan berdasarkan peta – peta;
Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan tanggal kejadian);
Lokasi – lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir, dan
Acuan banjir/sumber informasi drainase;
Kapasitas aliran air (run off) dan debit aliran air permukaan yang akan diterima oleh drainase
yang akan direncanakan;
Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase;
Dimensi saluran dan gorong – gorong ;
Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar sungai/saluran baik erosi umum maupun lokal.
F - 23
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
F - 24
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
2) Inventarisasi Jembatan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai existing jembatan yang
terdapat pada ruas jalan yang ditinjau.
Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah sebagai berikut
1. Nama, lokasi, tipe dan kondisi jembatan.
2. Dimensi jembatan yang meliputi bentang, lebar ruang bebas dan jenis lantai.
3. Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan.
4. Data yang diperoleh dicatat dalam satu format yang standar.
5. Foto dokumentasi minimum 2 (dua) lembar untuk setiap jembatan yang diambil dari arah
memanjang dan melintang. Foto ditempel pada format yang standar.
3) Perencanaan Geometri dan Alinyemen Jembatan
a. Kendala alinyemen horisontal dan vertical;
b. Kendala geoteknik;
c. Profil topografi;
d. Kendala di bawah lintasan atau sungai/laut;
e. Kebutuhan tinggi bebas vertikal.
4) Penentuan Bentang dan Lebar Jembatan
a. Profil topografi;
b. Teknolgi konstruksi (kemudahan dalam pelaksanaan);
c. Faktor ekonomis;
d. Kebutuhan lalu lintas berdasarkan hasil survai lalu lintas;
e. Prediksi lalu lintas masa depan;
f. Kemungkinan dan kemudahan pelebaran jembatan pada masa akan datang.
5) Pemilihan Bentuk Struktur Jembatan
a. Kendala geometri;
b. Kendala material dan ketersediaannya;
c. Kecepatan pelaksanaan;
d. Kesulitan perencanaan dan pelaksanaan;
e. Pemeliharaan jembatan;
f. Biaya konstruksi.
F - 25
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
F - 26
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
7) Abutments
Abutment jembatan terletak pada ujung dari jembatan. Fungsi abutment adalah :
Mentransfer beban dari struktur atas ke fondasi.
Sebagai dinding penahan tanah.
Menahan gerusan (scouring) jika jembatan terletak pada sungai.
WING TIMBUNAN
WALL
DINDING
ABUTMENT
FOOTINGS
Dimasa lampau, pemilihan bentuk pier yang dilakukan ahli struktur jembatan lebih cenderung
dengan pertimbangan fungsional, estetika bentuk pier dilakukan hanya berdasarkan intuisi. Namun
dewasa ini, estetika dari sebuah jembatan seharusnya melibatkan tenaga ahli yang berkompeten,
misalnya arsitektur. Pemilihan bentuk, warna, pencahayaan dan proporsional.
Secara keseluruhan akan membentuk struktur jembatan yang indah dan selaras dengan
lingkungan. Untuk acuan awal dimensi dari bentuk-bentuk pier dapat dilihat pada lembar berikut ini
:
8-10 M
1M
SLOPE
1:6
0.75 M
F - 27
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
8-10 M
1M
SLOPE 0.75 M
1:6
0.75 M
0.7 M
0.15H
SLOPE V
1:12
H
Untuk ratio 2,25 Single Hammer
V
H
0.2H 0.1H 0.4H 0.1H 0.2H
0.7 M 0.1H
H
Untuk 2,25 3 max H = 12 m
V
8) Perencanaan Pondasi Jembatan
Struktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatan dukung dan
stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan beban struktur atas dan harus mengikuti aturan-
aturan yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92,
faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:
F - 28
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
a. Analisis dapat dilakukan terpisah atau terintegrasi dengan analisis struktur jembatan.
Penggunaan paket software komersil, harus dilakukan validasi terlebih dahulu dengan
menggunakan contoh dari text book dan dicek secara manual untuk mendapatkan keyakinan.
b. Pondasi jembatan pada umumnya dapat dipilih dari jenis:
1) Pondasi dangkal/pondasi telapak
2) Pondasi caisson
3) Pondasi tiang pancang (jenis end bearing atau friction)
4) Pondasi Tiang Bor
5) Pondasi jenis lain yang dianggap sesuai
c. Penentuan jenis dan kedalaman pondasi dilakukan berdasarkan kondisi lapisan tanah dan
kebutuhan daya dukung untuk struktur bawah serta batasan penurunan pondasi. Secara umum
kondisi dan kendala lapangan yang harus dipertimbangkan adalah:
Pembebanan dari struktur jembatan
Daya dukung pondasi yang dibutuhkan
Daya dukung dan sifat kompresibilitas tanah atau batuan
Penurunan yang diijinkan dari struktur atas/bawah jembatan
Tersedianya alat berat dan material pondasi
Stabilitas tanah yang mendukung pondasi
Kedalaman permukaan air tanah
Perilaku aliran air tanah
Perilaku aliran air sungai serta potensi gerusan dan sedimentasi
Potensi penggalian atau pengerukan di kemudian hari yang berdekatan dengan pondasi
d. Khususnya untuk penggunaan pondasi tiang, penentuan jenis dan panjang tiang harus dilakukan
berdasarkan kondisi lapangan di lokasi rencana jembatan, khususnya kondisi planimetri serta
berdasarkan atas evaluasi yang cermat dari berbagai informasi karakteristik tanah yang tersedia,
perhitungan kapasitas statik vertikal dan lateral, dan/atau berdasarkan riiwayat/pengalaman
sebelumnya.
Hasil dari analisis mendalam dengan pertimbangan di atas akan menghasilkan tipe fondasi yang
stabil, tidak membahayakan bangunan sekitar dan ekonomis.
Dewasa ini material fondasi terbatas pada beton atau baja, sementara tipe fondasi sangat bervariasi
terutama pada fondasi dalam.
F - 29
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Fondasi Telapak
Fondasi Dangkal
Tiang Pancang
Fondasi Tiang
Tiang Bor
Fondasi Dalam
Open Caisson
Fondasi Caisson
Pneumatic Caisson
F - 30
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Prinsip-prinsip dasar untuk perencanaan struktur jembatan adalah Limit States atau Rencana
Keadaan Batas, dengan memperhatikan beberapa faktor berikut ini:
a. Pembebanan pada struktur atas jembatan harus dihitung berdasarkan kombinasi dari semua
jenis beban yang secara fisik akan bekerja pada komponen struktur jembatan.
b. Kekuatan struktur atas jembatan harus direncanakan berdasarkan analisis struktur dan cara
perhitungan gaya-gaya dalam yang ditetapkan di dalam standar/ peraturan yang disebut diatas
dan khususnya berhubungan dengan material yang dipilih.
c. Deformability, lawan lendut dan lendutan dari struktur atas jembatan harus dihitung dengan
cermat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang agar tidak melampaui nilai batas yang
diijinkan oleh standar/peraturan yang digunakan.
d. Umur layan jembatan harus direncanakan berdasakan perilaku jangka panjang material dan
kondisi lingkungan di lokasi jembatan yang diaplikasikan pada rencana komponen struktur
jembatan terhadap resiko korosi ataupun potensi degradasi meterial.
Pada dasarnya jenis bangunan atas dapat diklasifikasikan menjadi jenis-jenis sebagai berikut :
1. Slab
2. Girder : balok atau box
3. Arch
4. Cable Stayed
5. Suspension
Masing-masing jenis jembatan diatas mempunyai varian-varian tersendiri, sesuai dengan material
(baja, beton, composit), metode erection dan lain sebagainya. Tabel dibawah ini menunjukan range
bentang dengan berbagai jenis jembatan.
Tabel F.4.
Hubungan Bentang Jembatan dengan Tipe dan Material Jembatan
Type Material Range Bentang (m)
Slab Beton 0 – 12
Beton 12 – 210
Girder
Baja 30 – 300
Truss Baja 90 – 550
Beton 90 – 130
Arch Rib
Baja 120 – 370
Arch Truss Baja 240 – 520
F - 31
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Untung rugi masing-masing tipe jembatan terkait dengan berbagai faktor diatas harus dianalisis secara
teliti sehingga akan menghasilkan bangunan atas yang paling tepat untuk dilaksanakan.
Secara lebih terinci, pada lembar berikut disajikan sketsa berbagai varian dari jenis jembatan serta tabel
yang menunjukan panjang bentang untuk masing-masing jenis jembatan. Sketsa dan tabel yang
dimaksud diatas berbagi atas baja dan beton.
F - 32
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
H = L
1 1
12 17
4. Statically determined and statically in determined 1 1
h = L
prestressed bridges, erected by cantilever method 40 60
H = L
1 1
15 20
5. Three hinged arches
f = L
1 1
6 8
1
d = L
50
6. Bridge with the traffic in the middle of arches
f = L
1 1
4 5
1
d = L
60
F - 33
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
h = L
1 1
50 60
H= 5h
2. Arch with tie beam 1
f = L
5
1
h = L
20
Note : H : Tinggi
h : Tinggi pada tengah bentang
f : Tinggi parabolic
d : Tebal arch
F - 34
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Pr = Kemungkinan bahwa aksi tertentu akan terlampaui paling sedikit selama umur
rencana jembatan
D = Umur rencana ( tahun. )
R = Periode ulang dari aksi ( tahun )
F - 35
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
2) Pembebanan jembatan
Pembebanan jembatan sesuai SK.SNI T-02-2005 menggunakan BM 100.
3) Geometrik
Lebar jembatan ditentukan berdasarkan kebutuhan kendaraan yang lewat setiap jam,
makin ramai kendaraan yang lewat maka diperlukan lebar jembatan lebih besar.
Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pemakai jembatan, maka lebar lantai
jembatan ditentukan sebagai berikut:
Lebar jembatan minimum jalan nasional kelas A adalah l+7+ I meter
Kelas B = 0,5 + 6,0 + 0,5 meter
Tidak boleh lebih kecil dari lebar jalan.
Memenuhi standar lebar lajur lalu lintas sebesar n (2,75 - 3,50 ) m, dimana n =
jumlah lajur lalu lintas.
4) Superelevasi/Kemiringan Lantai Jembatan
Kemiringan melintang lantai jembatan adalah 2%. Kemiringan memanjang jembatan adalah
tanjakan atau turunan pada saat melalui jembatan. Perbandingan kemiringan dari tanjakan
serta turunan tersebut disyaratkan sebagai berikut:
Perbandingan l: 30 untuk kecepatan kendaraan > 90 km/jam
Perbandingan l: 20 untuk kecepatan kendaraan 60 s/d 90 km/jam
Perbandingan l: 10 untuk kecepatan kendaraan < 60 km/jam
Jembatan pada ruas jalan nasional dengan kemiringan memanjang jembatan maksimum
adalah l : 20 atau 5%. Ketentuan tersebut di atas menyatakan bahwa semakin besar
kecepatan kendaraan, maka semakin landai pula tanjakan atau turunan yang diberikan
pada jembatan. Hal ini memang diberikan dengan tujuan agar pada saat kendaraan akan
masuk ke badan Jembatan kendaraan tersebut tidak "jumping", yang secara otomatis akan
memberikan beban kejut tumbukan vertical pada struktur jembatan. Struktur Jembatan
F - 36
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Gambar F.8
Clearance pada jembatan diatas sungai/selat yang dilewati kapal
F - 37
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Energi kejut yang diberikan pada strukur akan meruntuhkan struktur atas, seperti gelagar
dan juga lantai kendaraan. Tentu saja untuk menguranginya maka diberikan jarak berupa
jalan yang datar mulai dari kepala jembatan sejauh minimum 5 meter ke arah jalan yang di
beri struktur pelat injak untuk pembebanan peralihan dari jalan ke jembatan.
Untuk melindungi agar kendaraan yang lewat jembatan dalam keadaan aman, baik bagian
kendaraan maupun barang bawaannya, maka tinggi bidang kendaraan ditenrukan sebesar
minimum 5 m yang diukur dari lantai jembatan sampai bagian bawah balok pengaku rangka
bagian atas (Top lateral bracing)
F - 38
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
F - 39
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
F - 40
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
F - 41
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, secara garis besar tipe-tipe pondasi yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut:
F - 42
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Kontrak Harga Satuan memberi kemungkinan lebih banyak untuk perubahan yang mungkin dirasa
perlu pada waktu pelaksanaan. Perubahan-perubahan demikian diperlukan, karena seringkali sulit
untuk mencakup semua item secara memadai pada tahap penawaran. Dalam kontrak borongan
daftar kuantitas (Bill of Quantities) dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan nilai perubahan.
Jika perubahan diperlukan dalam Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Borongan dan Kontraktor serta
Engineer tidak dapat menyepakati nilai perubahan sebelum pekerjaan dilaksanakan, maka pekerjaan
F - 43
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
harus dilakukan atas dasar pekerjaan harian, dalam hal ini, harus ada catatan yang teliti mengenai
semua pekerjaan alat dan bahan yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tambahan. Ini akan
memungkinkan pemberian harga pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahap lain, bila diperlukan.
Catatan tersebut harus meliputi jumlah orang yang diperkerjakan, penggolongan jenis pekerjaan,
peralatan yang dipakai dan waktu yang dipakai dalam pekerjaan serta waktu “standby (tidak
dipergunakan) dan bahan yang dipergunakan.
b. Daftar Harga Satuan
Daftar harga satuan meliputi :
Daftar harga satuan upah
Daftar harga satuan bahan
Daftar harga satuan alat
Biaya untuk masing-masing item tergantung pada lokasi proyek.
c. Analisa Harga Satuan
Setelah daftar harga satuan upah, harga satuan bahan dan harga satuan alat diperoleh, maka
sebagai tindak lanjut dibuatlah Analisa Harga Satuan.
Analisa Harga Satuan yang dibahas meliputi :
1) Alat
2) Mobilisasi dan Demobilisasi
3) Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu lintas
4) Urugan :
Urugan Biasa
Urugan Pilihan
5) Pemadatan Tanah Dasar Pada Galian
6) Agregat
Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas B
Agregat Lapis Pondasi Bawah Kelas B
7) Beton
Beton Struktural Kelas I K 300 – K 400
Beton Struktural Kelas K 225
Beton Struktural Kelas K 175
Beton Tak Bertulang Kelas K 125
8) Baja Tulangan
F - 44
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik
bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan
perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki
hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan,
arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi
persyaratan yang disepakati. Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan
dampak lingkungan binaan sekitar. Adapun pengaruh positif pekerjaan arsitek terhadap lingkungan
adalah :
Arsitektur sebagai sebuah benda yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang kehidupan
dalam lingkugannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk kedua pihak
(ekologi dan arsitektur). Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak-
F - 45
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
dampak negatif yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu, munculnya trend green design.
Memberikan dampak pada estetika bangunan
Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan akan didirikan
pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan solusinya
seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan bangunan
yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang tercipta.
Dalam mendesain atau membangun suatu proyek, seorang arsitek diwajibkan mampu menganalisa
suatu kondisi lingkungan sekitar proyek yang sedang dilaksanakannya. Perlunya memperhatikan
lingkungan dalam segi lahan dan aspek sosial serta pertimbangan pengaruh pembangunan terhadap
lingkungannya menjadi perhatian utama untuk mencari solusi dari semua keadaan untuk mencapai hasil
desain yang dapat diterima dari berbagai pihak tanpa mengurangi resiko desain terhadap bangunan
lingkup sekitarnya. Karena itulah arsitek diharuskan untuk tidak hanya belajar dan memahami, tapi
merancang dengan menerapkan seluruh apa yang sudah dipelajari dan ketahui, tidak egois dan
mencintai lingkungan sekitarnya seperti ia mencintai dirinya sendiri. Arsitek juga dituntut untuk mengerti
akan segala seluk beluk bangunan, site dan lingkungan karena dampak positif dan dampak negatif dari
pembangunan tersebut menjadi salah satu tanggung jawab arsitek.
F - 46
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Gambar F-14
Peran arsitektur pada Jembatan Gateshead Millennium (Inggris) dan Jembatan Chuncheon Grand
(Korea Selatan)
F - 47
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
F - 48
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
F - 49