Anda di halaman 1dari 16

Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

BAB 4
ANALISIS HIDROLOGI

4.1. PENGUMPULAN DATA HUJAN

Analisa data hujan yang akan diaplikasikan di dalam studi hidrologi Bekasi
Blu Plaza ini adalah bersumber dari data curah hujan yang representative
dapat mewakili dan terdekat ke daerah studi, yaitu berasal dari pos hujan
Bendung Bekasi, periode tahun 2004 – 2013. Untuk memprediksi debit
limpasan air hujan yang terjadi di lokasi proyek maka digunakan data curah
hujan harian maximum yang berasal dari stasiun hujan, seperti terlihat pada
Tabel 4.1.:

Tabel 4.1. Data Curah Hujan Harian Maksimum

Rata-rata Hujan Harian


Tahun
Maximum
2003 221.0
2004 65.0
2005 100.0
2006 75.0
2007 70.0
2008 115.0
2009 78.0
2010 125.0
2011 108.0
2012 115.0
2013 120.0
Sumber : Bendung Bekasi, 2013

Dari tabel diatas diperoleh bahwa rata-rata curah hujan harian maksimum
tertinggi sebesar 221 mm dan curah hujan harian maksimum terendah
sebesar 65 mm.

Sebelum melakukan analisa frekuensi, data-data tersebut diuji terlebih


dahulu, diantaranya dengan menggunakan metode uji outlier. Dari data-data
yang ada diperoleh koefisien skew 0,068, maka perlu diperiksa outlier atas
dengan hasil perhitungan :

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 1


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

yrata-2 = 4.67
Kn = 2.08
sy = 0.33
YH = 5.36
Maka High Outlier Threshold R = 213.16mm

Nilai maksimum curah hujan harian maksimum tahunan dalam seri data
tersebut adalah : 221mm > 213.16mm , maka pada sample data-data yang
digunakan tidak ada Outlier Atas dan dapat dilanjutkan ke analisa berikutnya.

250.0
221.0

200.0
Curah hujan maksimum (mm)

150.0
125.0 120.0
115.0 108.0 115.0
100.0
100.0
75.0 70.0 78.0
65.0

50.0

0.0

Tahun

Gambar 4.1 Grafik curah hujan maksimum di Bekasi (2003-2013)

4.1. PENENTUAN POLA DISTRIBUSI HUJAN

Penentuan pola distribusi atau sebaran hujan dilakukan dengan menganalisis


data curah hujan harian maksimum yang diperoleh dengan menggunakan
analisis frekuensi. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai untuk masing-masing
parameter statistik adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2. Parameter statistik analisis frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata x 108.3636
Simpangan baku s 43.1793
Koefisien Variasi Cv 0.0708

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 2


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

Koefisien Skewness Cs 0.9161


Koefisien Kurtosis Ck 1.8108
Sumber : Analisa Konsultan, 2014

4.2.1.Perhitungan Analisa Frekuensi

Hasil perhitungan analisis frekuensi curah hujan harian maksimum tahunan


dengan berbagai metode disajikan pada Tabel 4.3. Berdasarkan hitungan
parameter statistik yang diperoleh ditetapkan bahwa jenis distribusi yang
cocok dengan sebaran data curah hujan harian maksimum di wilayah studi
adalah distribusi Log Normal untuk menghitung curah hujan rancangan
dengan berbagai kala ulang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai parameter statistik
yang diperoleh memiliki nilai penyimpangan maksimum terkecil dibandingkan
ketiga metode lainnya dan penggambaran garis teoritiknya berupa garis
lengkung dapat dilihat pada gambar 4.2.

Tabel 4.3. Analisis Frekuensi Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan

Kala Distribusi Probabilitas


Ulang T t Normal Lognormal Gumbel Log
(Tahun) 2 Parameter Pearson III
2 0.00 108.4 100.7 102.4 101.7
5 0.84 144.7 139.1 153.0 137.6
10 1.28 163.7 164.6 186.5 166.1
20 1.65 179.4 189.3 218.6 197.5
25 1.75 184.0 197.1 228.8 208.4
50 2.05 197.0 221.5 260.2 244.8
100 2.33 208.8 245.9 291.4 285.8
Penyimpangan
18.33 11.97 17.49 16.23
Maksimum
Delta kritis (Sig.
39.1 39.1 39.1 39.1
Level 5%)

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 3


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

Gambar 4.2. Plotting Probabilitas masing-masing Distribusi

4.2.2.Uji Kecocokan (Goodness of Fit)

Dari distribusi yang telah diketahui, maka dilakukan uji statistik untuk
mengetahui kesesuaian distribusi yang dipilih dengan hasil empiris. Uji
kecocokannya dengan menggunakan metode Chi-Square dan Smirnov-
Kolmogorov, hasil perhitungannya disajikan pada table 4.4.

Tabel 4.4. Analisis Frekuensi Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan

Uji Kecocokan Nilai Tabel Nilai Hitung

Chi-Square 2.60 0.46

Smirnov-Kolmogorov 0,40 0,11

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan uji Chi-square diperoleh nilai :

X2hitung < X2tabel

sedangkan Smirnov-Kolmoorov diperoleh nilai

D hitung <D tabel

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho terima. Hal ini berarti bahwa distribusi
observasi (pengamatan) dan distribusi teoritis (yang diharapkan) tidak berbeda secara nyata

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 4


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

atau dapat dinyatakan pola distribusi yang digunakan sudah tepat yaitu distribusi Log
Normal.

4.2.3.Intensitas Hujan

Untuk mendapatkan intensitas hujan dalam periode 1 jam dari data curah
hujan harian maksimum digunakan rumus mononobe. Hasil analisis berupa
intensitas hujan dengan durasi dan periode ulang tertentu (pada table 4.6)
dihubungkan ke dalam sebuah kurva Intensity Duration Frequency (/DF).
Kurva IDF menggambarkan hubungan antara dua parameter penting hujan
yaitu durasi dan intensitas hujan yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk
menghitung debit puncak dengan metode rasional. Dengan lengkung IDF ini
dapat terlihat intensitas curah hujan rata-rata dari waktu konsentrasi yang
dipilih (gambar 4.3).

Tabel 4.6. Intensitas hujan dengan durasi dan periode ulang tertentu

Kala Ulang 2 th 5 th 10 th 25 th 50 th 100 th

R24 jam (mm) 84.56 106.49 121.02 139.36 152.98 166.49


t
I (mm/jam)
(mnt) (jam)
5 0.083 183.27 253.16 299.74 358.89 403.16 447.64
10 0.167 115.43 159.45 188.78 226.03 253.92 281.93
20 0.33 72.70 100.42 118.90 142.36 159.92 177.56
30 0.50 55.47 76.63 90.72 108.63 122.03 135.49
60 1.00 34.94 48.26 57.14 68.41 76.85 85.33
90 1.50 26.66 36.82 43.60 52.20 58.64 65.11
120 2.00 22.00 30.39 35.99 43.09 48.40 53.74
150 3.00 16.79 23.19 27.46 32.88 36.93 41.01
180 3.00 16.79 23.19 27.46 32.88 36.93 41.01
210 3.500 15.15 20.93 24.78 29.67 33.33 37.00
240 4.000 13.86 19.14 22.67 27.14 30.49 33.85
270 4.500 12.81 17.70 20.95 25.09 28.18 31.29
300 5.000 11.94 16.50 19.53 23.38 26.27 29.17
330 5.500 11.21 15.48 18.33 21.94 24.65 27.37
360 6.000 10.57 14.61 17.29 20.71 23.26 25.83

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 5


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

500

450

400

350
Intensitas Curah Hujan (mm/jam)

300

R2
R5
250
R10
R25
R50
200 R100

150

100

50

0
0 60 120 180 240 300 360 420
Durasi Hujan (menit)

Gambar 4.3. Kurva intensity duration frequency (IDF)

Dari kurva IDF terlihat bahwa intensitas hujan yang tinggi berlangsung
dengan durasi pendek. Hal ini menunjukkan bahwa hujan deras pada
umumnya berlangsung dalam waktu singkat namun hujan tidak deras
berlangsung dalam waktu lama. Interpretasi kurva IDF diperlukan untuk
menentukan debit banjir rencana mempergunakan metode rasional.

4.2. ANALISA LIMPASAN PERMUKAAN

4.2.1. Debit Limpasan Air Hujan di Area Blu-Plaza

Dalam perhitungan limpasan air hujan maksimum di wilayah pembangunan


Blu Plaza Bekasi dengan luas area 7,6 hektar, akan digunakan metode
perhitungan debit maksimum berdasarkan metode perhitungan curah hujan
limpasan dengan koefisien limpasan. Besarnya debit maksimum yang berasal

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 6


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

dari air hujan yang jatuh ke lokasi studi dengan menggunakan metode
modifikasi rasional adalah:

Qt = 0.00278 Cs. I. A

dimana :
Qt : Debit limpasan maksimum (m3/detik)
C : Koefisien penyimpanan di lokasi nilai C
I : intensitas curah hujan desain (mm) R10th
A : Luas Daerah lokasi studi yang akan dibangun

Limpasan permukaan daerah studi dihitung untuk penggunaan lahan


eksisting dan penggunaan lahan dengan adanya proyek untuk curah hujan
eksisting dan curah hujan rencana. Rencana penggunaan lahan eksisting
untuk kegiatan proyek ini bahwa 90% dari lahan tersebut merupakan
bangunan dan 10% nya adalah ruang terbuka hijau

Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa besarnya debit maksimum aliran


permukaan di lokasi studi sebesar 1,06 m3/det, dari jumlah masing-masing
penggunaan lahan. Dengan demikian dampak dari luasnya penggunaan lahan
untuk bangunan memberikan sumbangan lebih besar terhadap debit aliran
permukaan.

Tabel 4.7 Debit Aliran Permukaan untuk Curah Hujan Maximum

Q
No. Penggunaan Lahan C i 10th A
(m3/det)
1 Untuk Bangunan 0.91 57.14 6.26 0.90
2 Untuk RTH 0.75 57.14 1.34 0.26
Jumlah 1.06

4.2.2. Debit Buangan Air Kotor (Limbah Domestik)

Dari data hasil analisa keseimbangan air untuk area Blu Plaza Bekasi akan
menghasilkan limbah cair yaitu yang berasal dari limbah domestik.
Sebagaimana dapat dilihat pada table 4.5, kebutuhan air untuk kegiatan
industry dan domestik adalah 3389,47 m3 per hari atau 0.118 m3/detik.
Debit rencana penyaluran air limbah domestic tersebut akan disalurkan
menuju kolam retensi (polder) setelah melalui instalasi pengolahan air limbah
di lokasi tersebut.

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 7


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

Tabel 4.5. Keseimbangan Air untuk kebutuhan domestik


Kebutuhan Vol. Debit air
GFA (Gross Jumlah
Penggunaan Lahan Jumlah air bersih kebutuhan buangan
Floor Area) (m3/hari)
(L/org/hari) air (m3)/det (m3/det)
Carrefour Area 11,400 M2 3 lt 10 342.00 0.0119 0.0024
Existing Mall 7,800 M2 3 lt 10 234.00 0.0081 0.0016
2
Apartment 3,000 M 9 lt 20 540.00 0.0188 0.0038
Ruko 882 M2 3 lt 15 39.69 0.0014 0.0003
2
Office 600 M 2 lt 15 18.00 0.0006 0.0001
Tune Hotel 558 M2 8 lt 20 89.28 0.0031 0.0006
2
Hotel Rencana 1500 M 8 lt 20 240.00 0.0083 0.0017
2
Hospital 1,500 M 8 lt 20 240.00 0.0083 0.0017
2
Mall 42,000 M 3 lt 10 1260.00 0.0438 0.0088
2
School 1,500 M 17 lt 15 382.50 0.0133 0.0027
TOTAL GFA 62,640 M2
Jalan dan Saluran 9,460 M2
Kolam Tandon 3,900 M2
Penyiraman
4 m3/hari 4.00 0.0001 0.0001
tanaman
TOTAL 76,000 M2 3,389.47 0.1177 0.0236

4.3. KOLAM TANDON

Kolam tandon merupakan tampungan air permukaan atau aliran dari saluran
untuk sementara waktu, sebelum dialirkan ke jaringan saluran drainase atau
badan air penerima. Penampungan sementara ini dilakukan berkaitan dengan
pengaruh naiknya muka air di jaringan saluran seperti terjadinya curah hujan
maksimum yang mengakibatkan banjir di sekitar saluran. Untuk lebih
mengoptimalkan fungsi kolam tendon, dalam pelaksanaan operasionalnya
dapat digunakan system pompa atau pintu air.

Rencana pembuatan kolam tandon di lokasi studi berada pada area ruang
terbuka hijau, sebagaimana yang terlihat pada gambar layout sebelumnya.
Direncanakan luas lahan untuk pembuatan polder kurang lebih 2100m 2
dengan kedalaman polder 6m dan tinggi freeboard 1m sehingga volume air
yang ditampung 2100m2 x 6m = 12600m3.

Berdasarkan hasil analisa hidrologi di lokasi studi, apabila besarnya waktu


pengaliran saluran drainase (Td) 298.56 detik (+5 menit), maka hidrograf

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 8


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

volume air hujan maksimum yang masuk ke kolam polder adalah


sebagaimana yang tersaji pada Tabel 4.6 dibawah ini.

Tabel 4.6. Volume Air Kumulatif yang Masuk dari area Blu Plaza
Kumulatif Q masuk Waktu Kumulatif
Volume
Waktu dari saluran Konsentrasi Volume
(m3)
(menit) (m3/det) Td (detik) (m3)
0 0.02 298.56 7.06 7.06
10 3.12 298.56 930.70 930.70
12 5.24 298.56 1563.84 1563.84
15 4.87 298.56 1454.51 1673.17
20 4.15 298.56 1239.11 1888.57
30 3.07 298.56 917.27 2210.41
40 2.23 298.56 666.06 2461.62
50 1.07 298.56 320.22 2807.46
60 0.72 298.56 215.61 2912.07
70 0.49 298.56 146.45 2981.22
80 0.33 298.56 97.74 3029.93
90 0.23 298.56 68.97 3058.71
100 0.16 298.56 48.39 3079.29
110 0.11 298.56 33.32 3094.36
120 0.08 298.56 23.74 3103.94
130 0.06 298.56 17.66 3110.02
140 0.05 298.56 13.79 3113.89
150 0.04 298.56 11.34 3116.34
160 0.03 298.56 9.78 3117.90
170 0.03 298.56 8.79 3118.89

Gambar 4.4. Hidrograf Banjir di lokasi Blu Plaza

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 9


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

Kapasitas yang dihasilkan bila terjadi curah hujan maksimum disekitar area
Blu Plaza, dengan base flow dari saluran sebesar 0,02 m3/det (berasal dari
aliran drainase domestik) selama 170 menit akan tertampung ±3120 m3.

Gambar 4.5. Aliran melaui gorong-gorong berasal dari pemukiman


sebelah barat Blu Plaza

Berdasarkan hasil survey, selain volume tersebut yang akan masuk ke kolam
polder, juga perlu diperhitungkan dua buah saluran inlet (existing) yang
berasal dari sebelah selatan dan sebelah barat. Diperkirakan debit air yang
masuk yang berasal dari 2 buah saluran tersebut sebesar 4x0,2 m 3/det atau
0,8 m3/det. Dengan demikian besarnya volume air limpasan hujan
maksimum yang berasal dari luar area Blu Plaza sekitar 5172 m 3, lebih besar
dari volume yang berasal dari area Blu Plaza itu sendiri (table 4.7).

Tabel 4.7. Volume Air Kumulatif yang Masuk dari luar area Blu Plaza
Kumulatif Q masuk Waktu Kumulatif
Volume
Waktu dari saluran Konsentrasi Volume
(m3)
(menit) (m3/det) Td (detik) (m3)
0 0.03 349.03 10.49 10.49
10 2.90 349.03 1012.94 1012.94
14 6.74 349.03 2352.50 2352.50
20 5.70 349.03 2278.48 2905.58
30 4.25 349.03 1644.05 3540.02
40 3.41 349.03 1281.96 3902.11
50 2.58 349.03 633.56 4550.50
60 1.24 349.03 432.67 4751.40
80 0.62 349.03 208.98 4975.09
90 0.38 349.03 152.61 5031.46

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 10


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

Kumulatif Q masuk Waktu Kumulatif


Volume
Waktu dari saluran Konsentrasi Volume
(m3)
(menit) (m3/det) Td (detik) (m3)
110 0.21 349.03 81.46 5102.60
130 0.12 349.03 42.82 5141.25
150 0.07 349.03 25.76 5158.31
170 0.05 349.03 17.52 5166.55
190 0.04 349.03 13.72 5170.34
210 0.03 349.03 11.98 5172.09

Pompa dan Stasion Pompa

Mengingat rencana muka air kolam tandon Blu-Plaza berada pada elevasi
yang lebih rendah dari saluran riol kota, maka diperlukan stasion pompa
untuk pembuangannya. Fungsi pompa banjir dalam ssstem drainase adalah
untuk memindahkan aliran air yang masuk ke kolam tendon menuju badan
air penerima, terutama pada saat banjir.

Jenis pompa yang digunakan adalah pompa submersible dengan kapasitas


setiap pompa 0.2 m3/detik maka diperlukan beberapa pompa agar volume
yang tertampung dalam kolam tandon tidak melimpah dan menggenangi
area lokasi studi. Apabila dipasang 4 buah pompa, maka dibutuhkan waktu
170 menit untuk membuang air yang masuk ke kolam pada saat hujan
maksimum sebagaimana yang disajikan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Analisa volume kolam tandon dan kapasitas stasion pompa

Kumulatif Volume dari Volume dari Volume Kumulatif Kap.Pompa Selisih


Waktu Blu Plaza luar Blu P. Total Vol. Total 4 x 200 l/det volume
(menit) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3)
(1) (2) (3) (2+3) (4) (5) (5-4)

0 10.49 7.06 17.55 17.55 0 -17.55


10 1012.94 930.70 1943.64 1943.64 480.01 -1463.63
14 2352.50 1563.84 3916.34 3916.34 651.52 -3264.82
15 2592.03 1454.51 4046.54 3786.14 720.01 -3066.13
20 2278.48 1239.11 3517.59 4315.10 960.01 -3355.09
30 1644.05 917.27 2561.32 5271.37 1440.02 -3831.35
40 1281.96 666.06 1948.02 5884.66 1920.03 -3964.64
50 633.56 320.22 953.79 6878.90 2400.04 -4478.86
60 432.67 215.61 648.28 7184.41 2880.05 -4304.36
70 315.89 146.45 462.34 7370.35 3360.06 -4010.29
80 208.98 97.74 306.72 7525.96 3840.00 -3685.96
90 152.61 68.97 221.57 7611.11 4320.08 -3291.04
100 115.37 48.39 163.76 7668.93 4800.09 -2868.84
110 81.46 33.32 114.78 7717.91 5280.10 -2437.81
120 58.41 23.74 82.15 7750.54 5760.11 -1990.43

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 11


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

Kumulatif Volume dari Volume dari Volume Kumulatif Kap.Pompa Selisih


Waktu Blu Plaza luar Blu P. Total Vol. Total 4 x 200 l/det volume
(menit) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3)
130 42.82 17.66 60.47 7772.21 6240.12 -1532.10
140 33.00 13.79 46.79 7785.89 6720.12 -1065.77
150 25.76 11.34 37.10 7795.59 7200.13 -595.46
160 20.85 9.78 30.63 7802.06 7680.14 -121.92
170 17.52 8.79 26.30 7806.38 8160.15 353.77

Volume air masuk

Volume air terpompa

Gambar 4.6. Volume tampungan kolam tandon Blu Plaza

Dimensi Kolam Tandon

Sebagaimana hasil perhitungan sebelumnya, bahwa volume minimum yang


diperlukan untuk menampung limpasan air hujan maksimum sebesar 8160
m3. Direncanakan tinggi kolam tandon 6 meter dan lebar 20 meter, apabila
panjang kolam tendon 105 meter, maka volume kolam :

V = 6 x 20 x 105 m3 = 12600 m3

Dengan demikian volume yang belum terisi aliran air sebesar :

VI = Vtot - Vmin = 12600 – 8160 m3 = 4440 m3

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 12


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

Dan luas permukaan kolam tendon = 20 x 105 m2 = 2100 m2

Maka tinggi jagaan kolam tendon = 4400 / 2100 m = 2.11 m

Artinya pada saat limpasan air hujan yang masuk ke kolam masih terdapat
sisa tinggi kolam 2,11 meter karena yang terisi oleh aliran tersebut adalah
3,89 meter.
20 m

2,11m

3,89m

Gambar 4.7. Tipikal Kolam Tandon Blu Plaza

Sal. dari luar


Saluran Kota

Pipa D70cm
Pompa 2

Bak Bak Kontrol Kali


Penanmpungan
+ Pompa Kolam
Tandon
Sal. dari luar

Drainase Lingkungan

BLU PLAZA

Gambar 4.8. Skets rencana kolam tandon dan system drainase


Blu Plaza

Berdasarkan hasil survey penyelidikan tanah bahwa tinggi muka air tanah di
lokasi Blu Plaza berada pada kedalaman 1.2 meter hingga 3.5 meter, dengan
demikian penerapan kolam retensi atau pond untuk di lokasi studi tidak tepat
apalagi direncanakan kedalaman kolam penampungan adalah 6 meter. Oleh

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 13


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

karena itu struktur untuk kolam tandon di Blu-Plaza adalah beton bertulang
pada dinding dan lantainya.

4.4. DIMENSI SALURAN PEMBUANG

Saluran yang direncanakan dengan dimensi tertentu berfungsi untuk


menampung beban drainase permukaan atau suatu kawasan. Luas
penampang basah yang diperlukan harus disesuaikan dengan catchment area
yang masuk ke dalamnya. Klasifikasi system saluran terdiri dari :

a) Saluran terbuka, dengan jenis penampang trapesium, bujursangkar,


segitiga, setengah lingkaran dan lain sebagainya.

b) Saluran tertutup, berbentuk bulat (pipa) atau bujursangkar (box


culvert)

Saluran Terbuka

Pada umumnya bentuk penampang yang biasa pada saluran-saluran


pembuang kota adalah bentuk penampang tunggal mengingat pada banyak
hal yang mendukung untuk digunakannya panampang ini, antara lain :

- Luas lahan yang tersedia untuk penampang melintang yang terbatas


karena lebar jalan.

- Debit yang dialirkan melalui saluran-saluran yang ada tidak begitu besar.

Rumus umum yang dipakai untuk menghitung dimensi suatu saluran adalah
sebagai berikut:

A=. Q .
V
dimana :
A = Luas penampang basah (m2)
Q = Debit total (m3/dt ) = 50.34 m3/dt
V = Kecepatan aliran (m/dt)
Kecepatan aliran (V) dapat dihitung dengan menggunakan Rumus Manning:

V  1 / n.( A / P) 2 / 3 .S 1 / 2
dimana :
V = Kecepatan aliran (m/dt)

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 14


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

A = Luas penampang basah (m2)


n = koefisien kekasaran dinding menurut Manning
P = Keliling penampang basah (m)
S = Kemiringan saluran yang direncanakan

Konstruksi saluran existing yang ada di lokasi proyek adalah beton precast
dengan dimensi 80cm x 80cm. Bentuk saluran adalah berbentuk segiempat dan
debit yang masuk ke rencana saluran sebesar 0,80 m3/detik.

Hasil perhitungan dari rumus-rumus diatas untuk mendapatkan dimensi saluran


tersebut di lokasi studi sebagai berikut :

Tabel 4.9 Hasil perhitungan dimensi maksimum saluran terbuka

Tinggi Luas Keliling Jari-jari


Lebar Kecepatan Debit
air penampang penampang basah
(m) basah (m2) basah (m) (m) m/det m3/det
m

0.80 0.76 0,61 1.69 0.36 1.32 0.80

Apabila lebar saluran 80cm maka tinggi air yang berasal dari kolam polder Blu-
Plaza akan menyumbang 76 cm yang masuk ke saluran ril kota Bekasi,
sedangkan tinggi dimensi saluran drainase yang ada yaitu 80cm. Oleh karena itu
perlu ada alternatif lain untuk saluran pembuang yaitu dengan menggunakan pipa
baja.

Saluran Tertutup (Pipa)

Sebagaimana menentukan dimensi suatu saluran, untuk menghitung


kecepatan aliran (V) dalam pipa menggunakan persamaan :

V  (0,397 / n).D 2 / 3 .S 1/ 2
dimana :
V = Kecepatan aliran (m/dt)
D = Diameter Pipa (m)
n = koefisien kekasaran dinding menurut Manning
S = Kemiringan pipa yang direncanakan

Berdasarkan hasil survey, panjang pipa yang direncanakan 130 m dengan beda
elevasi drain-inlet dan out-fall sebesar 50cm, maka diperoleh angka kemiringan

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 15


Kajian Hidrologi Area Blu Plaza – Kota Bekasi

0.004. Adapun hasil perhitungan dari rumus-rumus hidrolika pipa untuk


mendapatkan dimensi saluran pipa di lokasi studi sebagai berikut :

Tabel 4.10 Hasil perhitungan dimensi pipa

Diameter Luas Keliling Jari-jari Kecepatan Debit


penampang penampang basah
(m) basah (m2) basah (m) (m) m/det m3/det

0.72 0,41 2.26 0.18 1.98 0.81

Dalam hal pemilihan bahan untuk saluran tertutup (pipa) ini sebaiknya
memiliki laju aliran yang optimum, tahan terhadap korosi, perubahan cuaca
dan tidak mudah pecah atau retak.

PT BANGUN CIPTA LESTARI KREASINDO BAB IV - 16

Anda mungkin juga menyukai