BAB 4
ANALISIS HIDROLOGI
Analisa data hujan yang akan diaplikasikan di dalam studi hidrologi Bekasi
Blu Plaza ini adalah bersumber dari data curah hujan yang representative
dapat mewakili dan terdekat ke daerah studi, yaitu berasal dari pos hujan
Bendung Bekasi, periode tahun 2004 – 2013. Untuk memprediksi debit
limpasan air hujan yang terjadi di lokasi proyek maka digunakan data curah
hujan harian maximum yang berasal dari stasiun hujan, seperti terlihat pada
Tabel 4.1.:
Dari tabel diatas diperoleh bahwa rata-rata curah hujan harian maksimum
tertinggi sebesar 221 mm dan curah hujan harian maksimum terendah
sebesar 65 mm.
yrata-2 = 4.67
Kn = 2.08
sy = 0.33
YH = 5.36
Maka High Outlier Threshold R = 213.16mm
Nilai maksimum curah hujan harian maksimum tahunan dalam seri data
tersebut adalah : 221mm > 213.16mm , maka pada sample data-data yang
digunakan tidak ada Outlier Atas dan dapat dilanjutkan ke analisa berikutnya.
250.0
221.0
200.0
Curah hujan maksimum (mm)
150.0
125.0 120.0
115.0 108.0 115.0
100.0
100.0
75.0 70.0 78.0
65.0
50.0
0.0
Tahun
Parameter Nilai
Rata-rata x 108.3636
Simpangan baku s 43.1793
Koefisien Variasi Cv 0.0708
Dari distribusi yang telah diketahui, maka dilakukan uji statistik untuk
mengetahui kesesuaian distribusi yang dipilih dengan hasil empiris. Uji
kecocokannya dengan menggunakan metode Chi-Square dan Smirnov-
Kolmogorov, hasil perhitungannya disajikan pada table 4.4.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan uji Chi-square diperoleh nilai :
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho terima. Hal ini berarti bahwa distribusi
observasi (pengamatan) dan distribusi teoritis (yang diharapkan) tidak berbeda secara nyata
atau dapat dinyatakan pola distribusi yang digunakan sudah tepat yaitu distribusi Log
Normal.
4.2.3.Intensitas Hujan
Untuk mendapatkan intensitas hujan dalam periode 1 jam dari data curah
hujan harian maksimum digunakan rumus mononobe. Hasil analisis berupa
intensitas hujan dengan durasi dan periode ulang tertentu (pada table 4.6)
dihubungkan ke dalam sebuah kurva Intensity Duration Frequency (/DF).
Kurva IDF menggambarkan hubungan antara dua parameter penting hujan
yaitu durasi dan intensitas hujan yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk
menghitung debit puncak dengan metode rasional. Dengan lengkung IDF ini
dapat terlihat intensitas curah hujan rata-rata dari waktu konsentrasi yang
dipilih (gambar 4.3).
Tabel 4.6. Intensitas hujan dengan durasi dan periode ulang tertentu
500
450
400
350
Intensitas Curah Hujan (mm/jam)
300
R2
R5
250
R10
R25
R50
200 R100
150
100
50
0
0 60 120 180 240 300 360 420
Durasi Hujan (menit)
Dari kurva IDF terlihat bahwa intensitas hujan yang tinggi berlangsung
dengan durasi pendek. Hal ini menunjukkan bahwa hujan deras pada
umumnya berlangsung dalam waktu singkat namun hujan tidak deras
berlangsung dalam waktu lama. Interpretasi kurva IDF diperlukan untuk
menentukan debit banjir rencana mempergunakan metode rasional.
dari air hujan yang jatuh ke lokasi studi dengan menggunakan metode
modifikasi rasional adalah:
Qt = 0.00278 Cs. I. A
dimana :
Qt : Debit limpasan maksimum (m3/detik)
C : Koefisien penyimpanan di lokasi nilai C
I : intensitas curah hujan desain (mm) R10th
A : Luas Daerah lokasi studi yang akan dibangun
Q
No. Penggunaan Lahan C i 10th A
(m3/det)
1 Untuk Bangunan 0.91 57.14 6.26 0.90
2 Untuk RTH 0.75 57.14 1.34 0.26
Jumlah 1.06
Dari data hasil analisa keseimbangan air untuk area Blu Plaza Bekasi akan
menghasilkan limbah cair yaitu yang berasal dari limbah domestik.
Sebagaimana dapat dilihat pada table 4.5, kebutuhan air untuk kegiatan
industry dan domestik adalah 3389,47 m3 per hari atau 0.118 m3/detik.
Debit rencana penyaluran air limbah domestic tersebut akan disalurkan
menuju kolam retensi (polder) setelah melalui instalasi pengolahan air limbah
di lokasi tersebut.
Kolam tandon merupakan tampungan air permukaan atau aliran dari saluran
untuk sementara waktu, sebelum dialirkan ke jaringan saluran drainase atau
badan air penerima. Penampungan sementara ini dilakukan berkaitan dengan
pengaruh naiknya muka air di jaringan saluran seperti terjadinya curah hujan
maksimum yang mengakibatkan banjir di sekitar saluran. Untuk lebih
mengoptimalkan fungsi kolam tendon, dalam pelaksanaan operasionalnya
dapat digunakan system pompa atau pintu air.
Rencana pembuatan kolam tandon di lokasi studi berada pada area ruang
terbuka hijau, sebagaimana yang terlihat pada gambar layout sebelumnya.
Direncanakan luas lahan untuk pembuatan polder kurang lebih 2100m 2
dengan kedalaman polder 6m dan tinggi freeboard 1m sehingga volume air
yang ditampung 2100m2 x 6m = 12600m3.
Tabel 4.6. Volume Air Kumulatif yang Masuk dari area Blu Plaza
Kumulatif Q masuk Waktu Kumulatif
Volume
Waktu dari saluran Konsentrasi Volume
(m3)
(menit) (m3/det) Td (detik) (m3)
0 0.02 298.56 7.06 7.06
10 3.12 298.56 930.70 930.70
12 5.24 298.56 1563.84 1563.84
15 4.87 298.56 1454.51 1673.17
20 4.15 298.56 1239.11 1888.57
30 3.07 298.56 917.27 2210.41
40 2.23 298.56 666.06 2461.62
50 1.07 298.56 320.22 2807.46
60 0.72 298.56 215.61 2912.07
70 0.49 298.56 146.45 2981.22
80 0.33 298.56 97.74 3029.93
90 0.23 298.56 68.97 3058.71
100 0.16 298.56 48.39 3079.29
110 0.11 298.56 33.32 3094.36
120 0.08 298.56 23.74 3103.94
130 0.06 298.56 17.66 3110.02
140 0.05 298.56 13.79 3113.89
150 0.04 298.56 11.34 3116.34
160 0.03 298.56 9.78 3117.90
170 0.03 298.56 8.79 3118.89
Kapasitas yang dihasilkan bila terjadi curah hujan maksimum disekitar area
Blu Plaza, dengan base flow dari saluran sebesar 0,02 m3/det (berasal dari
aliran drainase domestik) selama 170 menit akan tertampung ±3120 m3.
Berdasarkan hasil survey, selain volume tersebut yang akan masuk ke kolam
polder, juga perlu diperhitungkan dua buah saluran inlet (existing) yang
berasal dari sebelah selatan dan sebelah barat. Diperkirakan debit air yang
masuk yang berasal dari 2 buah saluran tersebut sebesar 4x0,2 m 3/det atau
0,8 m3/det. Dengan demikian besarnya volume air limpasan hujan
maksimum yang berasal dari luar area Blu Plaza sekitar 5172 m 3, lebih besar
dari volume yang berasal dari area Blu Plaza itu sendiri (table 4.7).
Tabel 4.7. Volume Air Kumulatif yang Masuk dari luar area Blu Plaza
Kumulatif Q masuk Waktu Kumulatif
Volume
Waktu dari saluran Konsentrasi Volume
(m3)
(menit) (m3/det) Td (detik) (m3)
0 0.03 349.03 10.49 10.49
10 2.90 349.03 1012.94 1012.94
14 6.74 349.03 2352.50 2352.50
20 5.70 349.03 2278.48 2905.58
30 4.25 349.03 1644.05 3540.02
40 3.41 349.03 1281.96 3902.11
50 2.58 349.03 633.56 4550.50
60 1.24 349.03 432.67 4751.40
80 0.62 349.03 208.98 4975.09
90 0.38 349.03 152.61 5031.46
Mengingat rencana muka air kolam tandon Blu-Plaza berada pada elevasi
yang lebih rendah dari saluran riol kota, maka diperlukan stasion pompa
untuk pembuangannya. Fungsi pompa banjir dalam ssstem drainase adalah
untuk memindahkan aliran air yang masuk ke kolam tendon menuju badan
air penerima, terutama pada saat banjir.
Tabel 4.8. Analisa volume kolam tandon dan kapasitas stasion pompa
V = 6 x 20 x 105 m3 = 12600 m3
Artinya pada saat limpasan air hujan yang masuk ke kolam masih terdapat
sisa tinggi kolam 2,11 meter karena yang terisi oleh aliran tersebut adalah
3,89 meter.
20 m
2,11m
3,89m
Pipa D70cm
Pompa 2
Drainase Lingkungan
BLU PLAZA
Berdasarkan hasil survey penyelidikan tanah bahwa tinggi muka air tanah di
lokasi Blu Plaza berada pada kedalaman 1.2 meter hingga 3.5 meter, dengan
demikian penerapan kolam retensi atau pond untuk di lokasi studi tidak tepat
apalagi direncanakan kedalaman kolam penampungan adalah 6 meter. Oleh
karena itu struktur untuk kolam tandon di Blu-Plaza adalah beton bertulang
pada dinding dan lantainya.
Saluran Terbuka
- Debit yang dialirkan melalui saluran-saluran yang ada tidak begitu besar.
Rumus umum yang dipakai untuk menghitung dimensi suatu saluran adalah
sebagai berikut:
A=. Q .
V
dimana :
A = Luas penampang basah (m2)
Q = Debit total (m3/dt ) = 50.34 m3/dt
V = Kecepatan aliran (m/dt)
Kecepatan aliran (V) dapat dihitung dengan menggunakan Rumus Manning:
V 1 / n.( A / P) 2 / 3 .S 1 / 2
dimana :
V = Kecepatan aliran (m/dt)
Konstruksi saluran existing yang ada di lokasi proyek adalah beton precast
dengan dimensi 80cm x 80cm. Bentuk saluran adalah berbentuk segiempat dan
debit yang masuk ke rencana saluran sebesar 0,80 m3/detik.
Apabila lebar saluran 80cm maka tinggi air yang berasal dari kolam polder Blu-
Plaza akan menyumbang 76 cm yang masuk ke saluran ril kota Bekasi,
sedangkan tinggi dimensi saluran drainase yang ada yaitu 80cm. Oleh karena itu
perlu ada alternatif lain untuk saluran pembuang yaitu dengan menggunakan pipa
baja.
V (0,397 / n).D 2 / 3 .S 1/ 2
dimana :
V = Kecepatan aliran (m/dt)
D = Diameter Pipa (m)
n = koefisien kekasaran dinding menurut Manning
S = Kemiringan pipa yang direncanakan
Berdasarkan hasil survey, panjang pipa yang direncanakan 130 m dengan beda
elevasi drain-inlet dan out-fall sebesar 50cm, maka diperoleh angka kemiringan
Dalam hal pemilihan bahan untuk saluran tertutup (pipa) ini sebaiknya
memiliki laju aliran yang optimum, tahan terhadap korosi, perubahan cuaca
dan tidak mudah pecah atau retak.