Anda di halaman 1dari 14

BAB 4 Hasil dan Pembahasan

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. ANALISA DATA HUJAN

Analisa data hujan yang akan diaplikasikan di dalam studi hidrologi PT Adhi
Persada Properti ini adalah bersumber dari data curah hujan yang
representative dapat mewakili dan terdekat ke daerah studi, yaitu berasal
dari Stasiun Halim Perdanakusumah dan Bendung Bekasi, periode tahun
2003 – 2012. Untuk memprediksi debit air yang mengalir di Kali Sunter yang
berada di sebelah barat lokasi proyek dan untuk keperluan analisa sistem
drainase juga akan digunakan data curah hujan harian maximum yang
berasal dari stasiun di HalimPerdanakusumah, seperti terlihat pada Tabel
4.1.:

Tabel 4.1. Data Curah Hujan Harian Maksimum


Rata-rata Hujan Harian Maximum
No. Sta. Bendung
Sta. Halim PK Ri (mm)
Bekasi
2003 115.0 221.0 168.00
2004 97.0 65.0 81.00
2005 108.0 100.0 104.00
2006 99.0 75.0 87.00
2007 123.0 70.0 96.50
2008 157.0 115.0 136.00
2009 94.0 78.0 86.00
2010 259.0 125.0 192.00
2011 136.0 108.0 122.00
2012 140.0 115.0 127.50
Sumber : BMKG, 2013

Dari tabel diatas diperoleh bahwa rata-rata curah hujan harian maksimum
tertinggi sebesar 192 mm dan curah hujan harian maksimum terendah
sebesar 86 mm.

Sebelum melakukan analisa frekuensi, data-data tersebut diuji terlebih


dahulu, diantaranya dengan menggunakan metode uji oulier. Dari data-data
yang ada diperoleh koefisien skew 0,92, maka perlu diperiksa outlier atas
dengan hasil perhitungan :

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 1


BAB 4 Hasil dan Pembahasan

yrata-2 = 4.75
Kn = 2.04
sy = 0.30
YH = 5.35
Maka High Outlier Threshold R = 209.51mm

Nilai maksimum curah hujan harian maksimum tahunan dalam seri data
tersebut adalah : 192mm < 209.5mm , maka pada sample data-data yang
digunakan tidak ada Outlier Atas dan dapat dilanjutkan ke analisa berikutnya.

. Gambar 4.1 Grafik rata-rata curah hujan maksimum (2003-2012)

4.2. PENENTUAN POLA DISTRIBUSI HUJAN

Penentuan pola distribusi atau sebaran hujan dilakukan dengan menganalisis


data curah hujan harian maksimum yang diperoleh dengan menggunakan
analisis frekuensi. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai untuk masing-masing
parameter statistik adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2. Parameter statistik analisis frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata x 120.0000
Simpangan baku s 37.0862
Koefisien Variasi Cv 0.3091
Koefisien Skewness Cs 0.9169
Koefisien Kurtosis Ck -0.0177

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 2


BAB 4 Hasil dan Pembahasan

4.2.1. Perhitungan Analisa Frekuensi

Hasil perhitungan analisis frekuensi curah hujan harian maksimum tahunan


dengan berbagai metode disajikan pada Tabel 4.3. Berdasarkan hitungan
parameter statistik yang diperoleh ditetapkan bahwa jenis distribusi yang
cocok dengan sebaran data curah hujan harian maksimum di wilayah studi
adalah distribusi Log Normal untuk menghitung curah hujan rancangan
dengan berbagai kala ulang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai parameter statistik
yang diperoleh memiliki nilai penyimpangan maksimum terkecil dibandingkan
ketiga metode lainnya dan penggambaran garis teoritiknya berupa garis
lengkung dapat dilihat pada gambar 4.2.

Tabel 4.4. Analisis Frekuensi Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan

Kala Distribusi Probabilitas


Ulang T t Normal Lognormal Gumbel I Log
(Tahun) 2 Parameter Pearson III
2 0.00 120.0 114.6 115.0 112.5
5 0.84 151.2 147.8 159.2 146.0
10 1.28 167.5 168.8 188.5 169.9
15 1.50 181.0 188.4 216.7 194.2
25 1.75 184.9 194.5 225.6 202.1
50 2.05 196.2 213.2 253.0 227.6
100 2.33 206.3 231.5 280.3 254.5
Penyimpangan
Maksimum
12.15 9.23 10.03 10.57
Delta kritis (Sig.
Level 5%)
40.9 40.9 40.9 40.9

Gambar 4.2. Plotting Probabilitas masing-masing Distribusi

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 3


BAB 4 Hasil dan Pembahasan

4.2.2. Uji Kecocokan (Goodness of Fit)

Dari distribusi yang telah diketahui, maka dilakukan uji statistik untuk
mengetahui kesesuaian distribusi yang dipilih dengan hasil empiris. Uji
kecocokannya dengan menggunakan metode Chi-Square dan Smirnov-
Kolmogorov, hasil perhitungannya disajikan pada table 4.4.

Tabel 4.5. Analisis Frekuensi Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan

Uji Kecocokan Nilai Tabel Nilai Hitung

Chi-Square 3,84 0.40

Smirnov-Kolmogorov 0,41 0,12

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa dengan uji Chi-square diperoleh nilai :

X2hitung < X2tabel

sedangkan Smirnov-Kolmoorov diperoleh nilai

D hitung <D tabel

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa H o terima. Hal ini berarti bahwa
distribusi observasi (pengamatan) dan distribusi teoritis (yang diharapkan) tidak berbeda
secara nyata atau dapat dinyatakan pola distribusi yang digunakan sudah tepat yaitu
distribusi Log Normal 2 Parameter.

4.2.3. Intensitas Hujan

Untuk mendapatkan intensitas hujan dalam periode 1 jam dari data curah
hujan harian maksimum digunakan rumus mononobe. Hasil analisis berupa
intensitas hujan dengan durasi dan periode ulang tertentu (pada table 4.6)
dihubungkan ke dalam sebuah kurva Intensity Duration Frequency (/DF).
Kurva IDF menggambarkan hubungan antara dua parameter penting hujan
yaitu durasi dan intensitas hujan yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk
menghitung debit puncak dengan metode rasional. Dengan lengkung IDF ini
dapat terlihat intensitas curah hujan rata-rata dari waktu konsentrasi yang
dipilih (gambar 4.3).

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 4


BAB 4 Hasil dan Pembahasan

Tabel 4.6. Intensitas hujan dengan durasi dan periode ulang tertentu

Kala Ulang 2 th 5 th 10 th 25 th 50 th 100 th


R24 jam (mm) 114.65 147.83 168.84 194.54 213.19 231.48
t
I (mm/jam)
(mnt) (jam)
5 0.08 208.73 269.14 307.38 354.17 388.12 421.43
10 0.17 131.46 169.51 193.59 223.06 244.44 265.42
20 0.33 82.79 106.76 121.93 140.49 153.95 167.17
30 0.50 63.18 81.46 93.04 107.20 117.47 127.55
60 1.00 39.79 51.30 58.60 67.52 73.99 80.34
90 1.50 30.36 39.15 44.71 51.52 56.45 61.30
120 2.00 25.06 32.31 36.90 42.52 46.60 50.60
150 2.50 21.59 27.84 31.80 36.64 40.15 43.60
180 3.00 19.12 24.66 28.16 32.45 35.56 38.61
240 4.00 15.78 20.35 23.24 26.78 29.35 31.87
300 5.00 13.60 17.54 20.03 23.08 25.29 27.46
360 6.00 12.04 15.53 17.74 20.43 22.39 24.32

Gambar 4.2. Kurva intensity duration frequency (IDF)

Dari kurva IDF terlihat bahwa intensitas hujan yang tinggi berlangsung
dengan durasi pendek. Hal ini menunjukkan bahwa hujan deras pada
umumnya berlangsung dalam waktu singkat namun hujan tidak deras

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 5


BAB 4 Hasil dan Pembahasan

berlangsung dalam waktu lama. Interpretasi kurva IDF diperlukan untuk


menentukan debit banjir rencana mempergunakan metode rasional.

4.3. ANALISA LIMPASAN PERMUKAAN

4.3.1. Debit Banjir Sungai Sunter

Data debit yang ada di Sungai Sunter sangat terbatas, sehingga untuk
sementara debit banjir dihitung dari data curah hujan. Untuk perhitungan ini,
digunakan formula rasional yang dihitung untuk debit maksimalnya saja.
Untuk pengendalian banjir atau untuk mengetahui debit suatu anak sungai,
selain dari debit maksimum, perlu pula ditetapkan hidrograf banjir rencana
menggunakan cara hidrograf satuan atau cara fungsi penampungan. Angka
debit banjir rencana yang sesuai untuk suatu sungai harus ditentukan
sebelum dilakukan tahapan perencanaan selanjutnya.

Dalam perhitungan banjir desain yang terjadi di daerah pembangunan PT.


Adhi Persada Properti dimana limpasan air hujannya berasal dari arah hulu
maka digunakan metode hidrograf satuan sintetik. Karena luas tangkapan air
hujannya adalah 18,75 km2 atau 1875 ha. Data dan hasil perhitungan
hidrograf satuan sintetik disajikan pada tabel 4.7 dan gambar 4.5.

Tabel 4.7. Data dan perhitungan debit banjir Kali Sunter

I. Karakteristik DAS dan Hujan Data

1. Nama Sungai Kali Sunter


2. Luas daerah aliran Sungai (A) km2 18.75 km2
3. Panjang Sungai Utama (L) 6.34 km
4. Tinggi Hujan 1.00 mm
5. Koefisien run off 0.85

II. Perhitungan Waktu Puncak (Tp) dan Waktu Dasar (Tb)


1. Time Lag (Tg)
0.76 jam
Tg = 0.4 + 0.058 L
2. Satuan waktu hujan (Tr)
0.57 jam
Tr = 0.75 Tg
3. Waktu Puncak (Tp)
1.22 jam
Tp = Tg + 0.8 Tr
4. Waktu penurunan debit Puncak 30%
153 jam
T 0.3 = a x Tg

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 6


BAB 4 Hasil dan Pembahasan

Grafik Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metoda Nakayasu


140.0

Q2th

120.0 Q5th

Q10th

Q25th
100.0
Q50th

Q100th
Q (m3/det)

80.0

60.0

40.0

20.0

0.0
0.0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 24.0
Waktu (Jam)

Gambar 4.3. Grafik hidrograf debit banjir Kali Sunter di lokasi proyek

Hasil perhitungan debit maksimum yang digunakan dalam studi ini adalah
pada periode ulang 25 tahun sesuai dengan fungsinya sebagai saluran induk
untuk drainase di sekitar sungai tersebut. Adapun besar debitnya yakni
89.07m3/detik sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil perhitungan debit banjir pada setiap periode ulang
di Kali Sunter
Periode Ulang
2 5 10 25 50 100
(tahun)
Debit Maksimum
52.49 67.68 77.30 89.07 97.61 105.98
(m3/det)

Debit puncak yang diperoleh dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk
perencanaan bangunan pengendali banjir, dalam hal ini elevasi tanggul
sungai di sekitar proyek sehingga dapat ditentukan elevasi minimal untuk
pematangan lahan dan elevasi rencana dalam pelaksanaan proyek
pembangunan. Ataupun dapat juga elevasi Jalan Hankam yang berada di
depan lokasi proyek pada elevasi +38,72 mdpl sebagai elevasi terendah

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 7


BAB 4 Hasil dan Pembahasan

untuk pematangan lahan, karena posisi tersebut kearah drainase saluran


induk Sunter semakin menurun.

Berdasarkan hasil pengamatan, debit sesaat Kali Sunter pada kondisi normal
sekitar 0.25 m3/detik.

4.3.2. Debit Limpasan di Area Proyek

Dalam perhitungan banjir desain di daerah pembangunan PT. Adhi Persada


Properti dengan luas area 4,25 hektar, akan digunakan metode perhitungan
banjir berdasarkan metode perhitungan curah hujan limpasan dengan
koefisien limpasan. Besarnya debit banjir desain yang masuk ke Sungai
Sunter dari lokasi existing dengan menggunakan metode modifikasi rasional
adalah:

Qt = 0.00278 C. I. A

Q = 0,64 m3/det

dimana :

Qt : Banjir desain pada kondisi existing (m3/detik)

C : Koefisien pengaliran existing di lokasi nilai C = 0.80

I : intensitas curah hujan desain (mm) R25th = 67.52 mm/jam

A : Luas Daerah lokasi studi yang akan dibangun yaitu 4,25 ha

Limpasan permukaan daerah studi dihitung untuk penggunaan lahan


eksisting dan penggunaan lahan dengan adanya proyek untuk curah hujan
eksisting dan curah hujan rencana. Rencana penggunaan lahan eksisting
untuk kegiatan proyek ini oleh PT. Adhi Persada Properti bahwa 90% dari
lahan tersebut merupakan bangunan dan 8% nya adalah ruang terbuka hijau
serta 2% sebagai kolam lagoon.

Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa debit aliran permukaan meningkat


sebesar 0,06 m3/det atau 9.9% untuk penggunaan lahan dengan adanya
kegiatan proyek. Dengan demikian dampak dari bertambahnya laju aliran
permukaan berakibat pada laju infiltrasi dengan adanya proyek di daerah
studi menjadi lebih kecil dibandingkan laju infiltrasi pada penggunaan lahan
eksisting.

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 8


BAB 4 Hasil dan Pembahasan

Tabel 4.9 Debit Aliran Permukaan untuk Curah Hujan Maximum

Q
No. Penggunaan Lahan C i 25th A
(m3/det)
1 Lahan Eksisting 0.80 67.52 4.25 0.64
2 Penggunaan adanya proyek
- Bangunan 0.92 67.52 3.62 0.67
- RTH 0.75 67.52 0.43 0.05
0.72

4.4. SISTEM DRAINASE

4.4.1 Penampang Melintang Saluran

Penampang melintang saluran perlu direncanakan untuk mendapatkan


penampang yang ideal dan efisien dalam penggunaan lahan. Penampang
ideal yang dimaksud merupakan penampang yang stabil terhadap perubahan
dan akibat pengaruh erosi dan sedimentasi maupun pengaruh pola aliran
yang terjadi. Sedangkan penggunaan lahan yang efisien dimaksudkan untuk
memperhatikan lahan yang tersedia, sehingga tidak menimbulkan
permasalahan terhadap pembebasan tanah.

Pada umumnya bentuk penampang yang biasa pada saluran-saluran


pembuang kota adalah bentuk penampang tunggal mengingat pada banyak
hal yang mendukung untuk digunakannya panampang ini, antara lain :

- Luas lahan yang tersedia untuk penampang melintang yang terbatas


karena lebar jalan.

- Debit yang dialirkan melalui saluran-saluran yang ada tidak begitu besar.

Rumus umum yang dipakai untuk menghitung dimensi suatu saluran adalah
sebagai berikut:

A=. Q .
V
dimana :
A = Luas penampang basah (m2)
Q = Debit total (m3/dt ) = 0.72 m3/dt
V = Kecepatan aliran (m/dt)
Kecepatan aliran (V) dapat dihitung dengan menggunakan Rumus Manning:
V  1 / n.( A / P) 2 / 3 .S 1/ 2

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 9


BAB 4 Hasil dan Pembahasan

dimana :
V = Kecepatan aliran (m/dt)
A = Luas penampang basah (m2)
n = koefisien kekasaran dinding menurut Manning
P = Keliling penampang basah (m)
S = Kemiringan saluran yang direncanakan

Sebelum menghitung dimensi saluran, dapat ditentukan kemiringan saluran yang


direncanakan. Berdasarkan gambar site plan PT Adhi Persada Properti, panjang
saluran yang direncanakan adalah 300 m dengan slope (kemiringan) sebesar
0.0015 maka diperlukan beda tinggi 45cm. Sedangkan konstruksi saluran yang
direncanakan adalah beton precast sehingga diambil nilai koefisien manning
0.013. Bentuk saluran direncanakan berbentuk segiempat dengan freeboard
(tinggi jagaan) 0.1m. Debit yang masuk ke rencana saluran dibagi dua yakni
rencana saluran sebelah utara dan sebelah timur, sehingga diperoleh debit
masing-masing saluran 0,36m3/detik.

Hasil perhitungan dari rumus-rumus diatas untuk mendapatkan dimensi saluran


tersebut di lokasi studi sebagai berikut :

Tabel 4.10 Hasil perhitungan dimensi maksimum saluran lingkungan

Tinggi Tinggi Luas Keliling Jari-jari


Lebar Kecepatan Debit
air jagaan penampang penampang basah
(m) basah (m2) basah (m) (m) m3/det m
m m

0.5 0.6 0.3 0,36 1.8 0.20 1.02 0.36

Dengan demikian lebar saluran 50cm dan tinggi 90cm. Sedangkan saluran utama
yang bergabung dengan saluran drainase kota bekasi direncanakan memiliki
dimensi lebar 60cm dan tinggi 100cm sepanjang +35m.

4.4.1 Sumur Resapan

Sumur resapan dibuat dengan tujuan untuk mengalirkan air limpasan dari
permukaan tanah ke akuifer air tanah. Pembuatan sumur di lokasi studi yang
hendak dijadikan sebagai kawasan hunian dan bisnis sebagai salah satu
upaya konservasi air di lingkungan sekitar. Dalam hal ini direncanakan
penempatan sumur resapan di sepanjang saluran drainase jalan lingkungan,

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 10


BAB 4 Hasil dan Pembahasan

dengan diameter sumur 60cm dan kedalaman 150cm. Jarak antar sumur
resapan 20m di sepanjang 260m jalan lingkungan sisi utara dan 260m di sisi
timur, sehingga rencana jumlah sumur resapan di kawasan tersebut 26 titik
sumur dengan model seperti pada gambar

 Kapasitas sumur resapan = ∏ R H = 3.14 x (0.3)2 x 1.5 = 0.42 m3

 Total kapasitas di area = 0,42m3 x 26 titik = 11.02 m3

a) Q resapan sumur = permeabilitas x F x H sumur

= 0,000106m/det x 1.65m x 1.5m= 0.00040 m3/det

Q total resapan = 26 titik x 0.00040 m3/det = 0.0104 m3/det

b) Q masuk ke sumur = 0.00278 x 67.52mm/jam x 0.95 x 0.28

= 0.05039 m3/det

c) Q tertampung = Qmasuk – Q resapan

= 0.0503m3/det – 0.00026m3/det

= 0,05039 m3/det

d) Waktu u/ penyerapan = Kapasitas total / Q tertampung

= 11.0214 m3 / 0.0499 m3/det = 219.87 detik

= 3.66 menit

Dengan adanya sumur resapan dapat mengurangi limpasan debit di areal proyek
sebesar 0.05 m3/det atau 7 persen dari total limpasan permukaan akibat hujan
maksimum.

Gambar 4.4. Tipikal letak sumur resapan di lokasi proyek

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 11


BAB 4 Hasil dan Pembahasan

4.4.1 Kolam Lagoon

Rencana pembuatan kolam serapan (lagoon) termasuk dalam jumlah lahan


pada area ruang terbuka hijau. Luas lahan yang tersedia untuk pembuatan
lagoon kurang lebih 800m2, atau +2% dari luas total kawasan ini. Tujuan dari
pembuatan lagoon ini adalah tercapainya zero run off terhadap volume
drainase domestik dari kawasan ini.

Berdasarkan perhitungan neraca air domestic di kawasan hunian dan bisnis


ini dapat dilihat pada table dibawah ini :
Perkiraan Vo. air Debit air
GFA JUMLAH Kebutuhan air Jumlah Jumlah
jumlah buangan buangan
M2 UNIT bersih (m3/hari) (m3/jam)
orang (m3)/jam (m3/det)
Mall + Cinema 27,975 400 25 L/orang/hari 0.0001
10.00 0.83 0.50
High End
21,940 181 724 150 L/orang/hari 0.0008
Apartment 108.60 4.53 2.72
Middle Apartment 21,672 441 1764 150 L/orang/hari 0.0018
264.60 11.03 6.62
Low End Apartment 54,435 1,056 4224 150 L/orang/hari 0.0044
633.60 26.40 15.84
Office 27,349 500 10 L/orang/hari 0.0001
5.00 0.63 0.38
Hotel+Condotel 24,517 515 1030 150 L/orang/hari 0.0021
154.50 12.88 7.73
Town House 2,160 300 150 L/orang/hari 0.0006
45.00 3.75 2.25
Club House 600 90 150 L/orang/hari 0.0002
13.50 1.13 0.68

TOTAL GFA 180,648

Gedung Parkir 2,718


Kolam renang 2% 6.00 0.25 0.23 0.0001
Penyiraman
4 m3/hari 4.00 0.50 0.0001
tanaman 0.50
TOTAL 183,366 2,193 9032 1,244.80 37.42 0.0121

Dengan asumsi-asumsi yang diperkirakan volume dan debit air buangan


(limbah cair) domestik yang berasal dari kawasan hunian tersebut adalah
sebesar 0,0121 m3/detik.

Untuk menentukan dimensi kolam lagoon yang berfungsi sebagai infiltrasi


ditentukan oleh :

a) Volume air buangan masuk

b) Permeabilitas tanah

c) Waktu pengaliran dari sumber buangan

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 12


BAB 4 Hasil dan Pembahasan

 Q yang masuk ke lagoon = 0,0121 m3/detik

 Waktu pengaliran = 24 jam = 86400 detik

 Luasan kolam lagoon = 800 m2

 Tinggi basah =

= 13.03043 x (1 – e-0.1006 ) m

= 1.25 m

 Tinggi total = 1,25 m + tinggi ambang 0.75m

= 2.00 m

 Kapasitas lagoon = 800 m2 x 1.25 m

= 997.73 m3

Dengan demikian dimensi kolam lagoon direncanakan luasnya 800 m 2 dan


tinggi 2,00 meter dengan tinggi freeboard 75cm.

(DIMENSI BISA BERUBAH APABILA PERHITUNGAN DEBIT AIR LIMBAH


DOMESTIK ADA YANG KELIRU, BISA DI UTAK-ATIK DI FILE EXCEL)

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 13


BAB 4 Hasil dan Pembahasan

USULAN JALUR
DRAINASE

USULAN LOKASI
KOLAM POLDER

PT ADHI PERSADA PROPERTI BAB I - 14

Anda mungkin juga menyukai