Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

ANALISIS DATA
4.1 Analisis Curah Hujan Rencana
Analisis curah hujan rencana adalah analisis curah hujan untuk mendapatkan tinggi
curah hujan tahunan tahun ke- n yang mana akan digunakan untuk mencari debit air.
Jika didalam suatu areal terdapat beberapa alat penakar atau pencatat curah hujan,
maka dapat diambil nilai rata-rata untuk mendapatkan nilai curah hujan area. Untuk
mendapatkan curah hujan area dapat dihitung dengan metode rata-rata aljabar seperti
yang terlihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.1 Data curah hujan harian maksimum (RR) Stasiun BMKG Citeko, Kec.
Cisarua, Kab. Bogor dan Stasiun BMKG Jawa Barat, Bogor Barat, Kota Bogor.
STA Citeko STA Jawa Barat STA Halim
Tahun
(mm) (mm) (mm)
2013 130,00 97,40 161,00
2014 192,80 169,10 120,80
2015 86,60 155,80 124,60
2016 80,50 108,60 111,60
2017 90,00 117,60 136,30
2018 164,10 134,50 101,20
2019 120,50 141,00 79,08
2020 118,70 122,90 73,25
2021 124,00 95,90 67,06
2022 89,10 155,20 73,30
Rata – Rata 119,63 129,80 104,82
Maksimum 192,80 169,10 161,00
Minimum 80,50 95,90 67,06
Jumlah Data Hujan 10 10 10
Jumlah Curah Hujan 1196,30 1298,00 1048,20

Dari data curah hujan rata-rata maksimum tersebut kemudian dihitung pola distribusi
sebarannya dengan menggunakan perhitungan analisa frekuensi. Distribusi sebaran
yang akan dicari analisa frekuensinya antara lain adalah distribusi Gumbel, distribusi
Normal, distribusi Log Normal, dan distribusi Log Pearson Tipe III.
4.2 Analisa Frekuensi
Analisa frekuensi adalah prosedur memperkirakan frekuensi suatu kejadian pada
masa lalu ataupun masa yang akan datang. Prosedur tersebut dapat digunakan
menentukan hujan rancangan dalam berbagai kala ulang berdasarkan distribusi hujan
secara teoritis dengan distribusi hujan secara empiris. Hujan rancangan ini digunakan
untuk menentukan intensitas hujan yang diperlukan dalam memperkirakan laju aliran
puncak (debit banjir) seperti yang tersaji berikut ini :

Tabel 4.2 Perhitungan analisa untuk distribusi Normal dan Gumbel


Distribusi Normal dan Gumbel
Curah Hujan ¿) ¿¿ ¿¿ ¿¿
Tahun
(X)
2013 129,47 129,47 16761,62 2170070,78 280951830,53
2014 169,01 169,01 28565,33 4827905,68 815977849,64
2015 127,09 127,09 16152,48 2052858,28 260902730,13
2016 101,20 101,20 10241,38 1036425,29 104885954,79
2017 115,28 115,28 13290,15 1532127,33 176628106,41
2018 134,57 134,57 18107,92 2436705,22 327896910,18
2019 112,80 112,80 12724,84 1435417,54 161921430,76
2020 104,32 104,32 10882,82 1135303,67 118435725,37
2021 95,48 95,48 9117,03 870522,31 83120193,01
2022 104,40 104,40 10898,63 1137779,56 118780232,88
1193,6 146742,2 18635115,6 2449500963,7
Jumlah 1193,63
3 0 7 0

Parameter Statistik
Curah Hujan Rata – Rata (X)

ε . Xi 1193 , 63
X= = =119 , 36
10 10

Standar Deviasi (Sd) berdasarkan Pers. 2.1


Sd=√ ε ¿ ¿ ¿

Koefisien Variasi (Cv) berdasarkan Pers. 2.2


s 127 , 69
Cv= = =1 , 07
x 119 ,36

Koefisien Skewness (Cs) berdasarkan Pers. 2.3


Cs=N . ε ¿ ¿
Pengukuran Kurtois (Ck) berdasarkan Pers. 2.4
1 n
Ck= ε i=1 . ¿ ¿
n

Untuk mengetahui perhitungan analisa frekuensi dengan menggunakan metode


distribusi Log Normal dan Log Pearson Type lll, seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Perhitungan analisa untuk distribusi Log Normal dan Log Pearson Type lll
Distribusi Log Normal dan Log Pearson III
Tahun
Curah
log X ¿) ¿¿ ¿¿ ¿¿
Hujan (X)
2013 129,47 2,11 0,04122 0,001699 0,000070 0,000003
2014 169,01 2,23 0,15698 0,024643 0,003868 0,000607
2015 127,09 2,10 0,03318 0,001101 0,000037 0,000001
2016 101,20 2,01 -0,06576 0,004324 -0,000284 0,000019
2017 115,28 2,06 -0,00917 0,000084 -0,000001 0,000000
2018 134,57 2,13 0,05800 0,003364 0,000195 0,000011
2019 112,80 2,05 -0,01861 0,000346 -0,000006 0,000000
2020 104,32 2,02 -0,05257 0,002763 -0,000145 0,000008
2021 95,48 1,98 -0,09101 0,008283 -0,000754 0,000069
2022 104,40 2,02 -0,05225 0,002730 -0,000143 0,000007
Jumlah 1193,63 20,71 0,04934 0,0028368 0,000725

Parameter Statistik
Curah Hujan Rata – Rata (X)

ε . log X 20 , 71
X= = =2,071
10 10

Standar deviasi (Sd) berdasarkan Pers. 2.1


Sd=√ ε ¿ ¿ ¿

Koefisien variasi (Cv) berdasarkan Pers. 2.2


s 0,074
Cv= = =0,036
x 2,071
Koefisien Skewnees (Cs) berdasarkan Pers. 2.3
Cs=N . ε ¿ ¿
Pengukuran Kurtois (Ck) berdasarkan Pers. 2.4
1 n
Ck= ε i=1 . ¿ ¿
n

4.2.1 Pengujian Keselarasan Sebaran


Uji kecocokan distribusi adalah untuk menentukan kecocokan (Goodness of fit test)
distribusi frekuensi dari sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang
diperkirakan dapat menggambarkan atau mewakili distribusi frekuensi tersebut
diperlukan pengujian parameter.

Perhitungan uji kecocokan sebaran dengan Smirnov-Kolmogorof untuk metode Log


Pearson Type III pada daerah studi dapat dilihat berikut ini.

Tabel 4.4 Perhitungan uji kecocokan Smirnov-Kolmogorof


P P P' P'
Tahun X Log X m F(t) D
(Log X) (Log X<) (Log X<) (LogX)
2014 169,01 2,23 1 0,09 0,91 2,12 0,9830 0,017 -0,07
2018 134,57 2,13 2 0,18 0,82 0,78 0,7823 0,218 0,04
2019 129,47 2,11 3 0,27 0,73 0,56 0,7123 0,288 0,01
2020 127,09 2,10 4 0,36 0,64 0,45 0,4801 0,520 0,16
2022 115,28 2,06 5 0,45 0,55 -0,12 0,4522 0,548 0,09
2015 112,80 2,05 6 0,55 0,45 -0,25 0,4013 0,599 0,05
2013 104,40 2,02 7 0,64 0,36 -0,71 0,2389 0,761 0,12
2021 104,32 2,02 8 0,73 0,27 -0,71 0,2389 0,761 0,03
2017 101,20 2,01 9 0,82 0,18 -0,89 0,1867 0,813 0,00
2016 95,48 1,98 10 0,91 0,09 -1,23 0,1093 0,891 -0,02

Dari perhitungan nilai D menunjukkan nilai Dmax = 0,16 pada peringkat m = 4.


Dengan menggunakan data pada Tabel 2.4 untuk derajat kepercayaan 5% atau ɑ =
0,05, maka diperoleh Do = 0,41. Karena nilai Dmax lebih kecil dari nilai Do kritis
(0,16 < 0,41), maka persamaan distribusi yang diperoleh dapat diterima.

4.2.2 Pengukuran Curah Hujan Rencana


Perhitungan curah hujan rencana dengan metode distribusi Log Pearson III, seperti
yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5 Curah Hujan Periode Ulang
Periode Ulang Hujan Data Hasil
(Tahun) log X K S Log Xi Xi (mm)
2 2,07 -0,16002 0,07 2,059091 114,575
5 2,07 0,761225 0,07 2,1273 134,060
10 2,07 1,339707 0,07 2,170131 147,956

Rumus Log Pearson Type III:


Log Xi = Log X + K x S
Dimana:
Log Xi = Log Curah Hujan Periode Ulang
Xi = Curah Hujan Periode Ulang
K = Nilai K Distribusi Log Pearson Type III (Tabel 4.9)
S = Standar Deviasi

Berdasarkan nilai Cs = 0,97 untuk nilai K pada distribusi Log Pearson Type III,
adapun perhitungan curah hujan periode ulang dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.6 Nilai k untuk distribusi Log Pearson Type III


Return Period in Years
2 5 10 25 50 100 200
G or Cs
Excendence Probabilitas
0,5 0,2 0,1 0,04 0,02 0,01 0,005
0,9 -0,148 0,769 1,339 2,018 2,498 2,957 3,401
1,0 -0,165 0,758 1,34 2,043 2,542 3,022 3,489
3,00294
0,94 -0,160012 0,761225 1,339707 2,03567 2,529099 3,463198
2
Sumber: (Soewarno, 1993)

4.3 Intensitas Curah Hujan


Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan dalam satuan waktu, umpamanya
mm/jam untuk curah hujan jangka pendek, dan besarnya intensitas curah hujan
tergantung pada lamanya curah hujan. Beberapa rumus yang menyatakan hubungan
antara intensitas dan lamanya curah hujan adalah sebagai berikut:
Metode dr. Mononobe
Rumus Untuk mencari intensitas curah hujan Mononobe digunakan persamaan
Rumus:
R
I= x¿
24
Dimana:
I = Intensitas curah hujan (mm/jam).
tc = Lamanya curah hujan (menit).
R24 = Curah hujan yang mungkin terjadi berdasarkan masa ulang tertentu (curah
hujan maksimum dalam waktu 24 jam-mm).
Perhitungan Intensitas curah hujan untuk periode ulang 2, 5, dan 10 tahun dapat
dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Perhitungan intensitas curah hujan.


Periode Ulang 2 5 10
CURAH HUJAN (mm) 118,641 141,184 157,406
Lama Hujan (Waktu) Periode
(Menit) (Jam) 2 Tahun 5 Tahun 10 Tahun
5 0,083 208,197 243,604 268,853
10 0,167 131,156 153,461 169,367
15 0,250 100,091 117,112 129,251
30 0,500 63,053 73,776 81,423
45 0,750 48,119 56,302 62,137
60 1,000 39,721 46,476 51,293
100 1,667 28,257 33,062 36,489
120 2,000 25,023 29,278 32,313
180 3,000 19,096 22,343 24,659
360 6,000 12,030 14,075 15,534
720 12,000 7,578 8,867 9,786
1440 24,000 4,774 5,586 6,165
2880 48,000 3,007 3,519 3,884

4.4 Daerah Tangkapan Air Hujan


Daerah tangkapan hujan efektif adalah luasan yang diliputi oleh saluran pengumpul.
Luasan daerah tangkapan yang berupa atap gedung Universitas Pakuan dapat dilihat
pada Tabel 4.8 dibawah ini :

Tabel 4.8 Luas dan Jenis Atap Gedung Univeristas Pakuan


Jenis
Area Keterangan (m2) (km2)
Atap
Graha Pakuan Siliwangi Beton 1176,91 0,00118
Vokasi Seng 699,36 0,00070
Fakultas Hukum dan
Seng 2644,8 0,00264
Rektorat
Unit Kegiatan Mahasiswa Seng 324,72 0,00032
Universitas Kantor BNI Beton 486 0,00049
Pakuan Akutansi Seng 1232,64 0,00123
Manajemen Seng 1226,7 0,00123
Pascasarjana Seng 1241,1 0,00124
FMIPA Seng 1182,5 0,00118
FMIPA dan FISIB Seng 2340,73 0,00234
FKIP Seng 1230 0,00123
Jumlah Total 13785,46 0,013785
Fakultas Teknik Gedung Perkuli Seng 1156,21 0,00116
Universitas Gedung Laboratorium Seng 1697,64 0,00170
Pakuan GOR Seng 852,48 0,00085
Jumlah Total 3706,33 0,003706

4.5 Perhitungan Debit Air Baku dan Waktu Konsentrasi


Untuk menghitung debit air baku, dapat digunakan Pers. 2.20 :
Q = 0,278 . C . I . A
Dimana :
Q = debit air rata-rata hujan (m³/detik)
C = koefisien pengaliran (Tabel 2.5)
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
A = luas atap sebagai bidang penangkap air (km2)

Metode di atas dikembangkan berdasarkan asumsi sebagai berikut:


1. Hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh daerah
pengaliran selama paling sedikit sama dengan waktu konsentrasi (t c) daerah
pengaliran.
2. Periode ulang debit sama dengan periode ulang hujan.
3. Koefisien pengaliran dari daerah pengaliran yang sama adalah tetap untuk
berbagai periode ulang.

Besarnya nilai tc dapat dihitung dengan persamaan berikut :


tc = ¿
Keterangan Rumus :
tc = waktu konsentrasi (jam)
L = panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik ditinjau (km)
S = kemiringan rata – rata daerah lintasan air

Tabel 4.9 Rekapitulasi Perhitungan Debit Air Baku dan Waktu Konsentrasi
UNIVERSITAS PAKUAN
Koefisien
Periode Curah Luas Daerah
L S tc Intensitas I Q
Ulang Hujan
(km) (%) (jam) Limpasan (mm/jam) (m3/det)
(Tahun) (mm) (km2)
(C)
0,79
2 114,575 0,01379 0,3 0,09 0,75 200,55 0,32932005
2
0,79
5 134,060 0,01379 0,3 0,09 0,75 234,65 0,38532532
2
0,79
10 147,956 0,01379 0,3 0,09 0,75 258,97 0,42526414
2
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN
Koefisien
Periode Curah Luas Daerah
L S tc Intensitas I Q
Ulang Hujan
(km) (%) (jam) Limpasan (mm/jam) (m3/det)
(Tahun) (mm) (km2)
(C)
0,21
2 114,575 0,00371 0,3 0,03 0,75 392,32 0,0885403
4
0,21
5 134,060 0,00371 0,3 0,03 0,75 459,04 0,10359776
4
0,21
10 147,956 0,00371 0,3 0,03 0,75 506,62 0,11433563
4

4.6 Perhitungan Kebutuhan Air Baku


Pada penelitian ini untuk mengetahui jumlah kebutuhan penggunaan air, digunakan
data rekening pengeluaran biaya air PDAM pada periode 2019 – 2022 serta mengacu
pada Peraturan Walikota Bogor No. 66 Tahun 2018, tentang besaran tarif biaya air
minum untuk Perusahaan Daerah Air Mineral. Berikut tabel besaran tarif biaya,
jumlah pengeluaran biaya, dan perhitungan kebutuhan penggunaan air:

Tabel 4.10 Daftar besaran Tarif Biaya Air Minum


Besaran Tarif Air Minum per m3 (Rupiah)
No Kelompok Pelanggan
0-10 m3 >10-20 m3 >20 m3
1. Sosial Umum (S1) 800 1000 1.100
2. Sosial Khusus (S2) 1.800 2.700 2.900
3. Rumah Tangga 1 (R1) 2.000 3.000 3.100
4. Rumah Tangga 2 (R2) 2.500 3.500 4.000
5. Rumah Tangga 3 (R3) 3.000 4.000 4.600
6. Rumah Tangga 4 (R4) 3.500 5.000 5.200
7. Rumah Tangga 5 (R5) 4.500 5.700 6.000
8. Rumah Tangga 6 (R6) 6.600 9.000 9.200
9. Rumah Tangga 7 (R7) 8.000 10.500 11.000
10. Rumah Tangga 8 (R8) 9.000 12.000 12.500
11. Instansi Pemerintah (IP) 11.000 12.500 13.500
12. Niaga 1 (N1) 9.000 12.000 14.000
13. Niaga 2 (N2) 10.000 13.000 15.500
14. Niaga 3 (N3) 11.000 17.000 20.000
15. Niaga 4 (N4) 12.000 18.000 22.000
16. Industri 1 (I1) 14.000 20.000 23.000
17. Industri 2 (I2) 15.000 21.000 25.000
18 Kelompok Khusus Berdasarkan kesepakatan PDAM dengan Pelanggan

Sumber: Peraturan Walikota Bogor No. 66 Tahun 2018.

Berdasarkan peraturan tersebut, untuk klasifikasi kelompok tarif pelanggan pada


wilayah Universitas Pakuan adalah sebagai berikut.
Jenis bangunan : Gedung Perguruan Tinggi Swasta
Golongan : N1 (Niaga 1)
Niaga : Kegiatan usaha yang berada diwilayah perniagaan
Tabel 4.22 Rata – Rata Pengeluaran Biaya Air PDAM Perbulan Tahun 2019 - 2022
Fakultas
Fakultas Pasca Fakultas
N Bula Unpak Masjid Mess
Keguruan Sarjana Teknik
o n MIPA

Rupiah
1 Jan 29.509.900 6.537.500 126.800 504.150 658.300 17.060.400 6.402.500
2 Feb 28.358.400 8.307.000 126.800 487.650 7.271.550 13.232.150 5.076.000
3 Mar 26.555.825 6.820.425 104.225 439.725 994.225 24.168.825 6.101.425
4 Apr 19.314.400 9.460.500 184.800 352.625 297.800 20.493.900 4.936.000
5 mei 21.400.400 6.036.500 115.550 431.800 1.786.300 16.826.650 4.273.500
6 Jun 23.493.400 6.603.500 115.550 279.500 1.757.775 16.028.650 5.453.000
7 Jul 13.070.300 625.500 94.475 379.750 64.650 15.229.800 4.785.750
8 Agus 19.673.050 2.953.250 133.050 468.675 487.550 15.977.050 5.391.750
5.651.05
9 Sep 22.326.050 4.102.500 377.475 274.800 13.987.700 5.330.825
0
1.045.05
10 Okt 21.594.550 5.939.250 393.400 276.800 19.260.050 5.774.250
0
1.074.60
11 Nov 25.490.050 5.667.500 469.667 1.570.800 20.845.550 6.483.750
0
1.045.05
12 Des 29.123.050 5.390.250 349.775 442.050 13.324.050 6.844.250
0
Jumlah 279.909.37 68.443.67 9.817.00 4.934.19 15.882.60 206.434.77 66.853.00
Pertahun 5 5 0 2 0 5 0
Jumlah 66.853.00
585.421.617
Total 0
Sumber: Bagian Umum Universitas Pakuan

Gambar 4.22 Grafik Jumlah Pengeluaran Biaya Air PDAM (Pertahun)

Dari jumlah rata - rata biaya pengeluaran pada tabel diatas, untuk mendapatkan nilai
jumlah kebutuhan air permeter kubik pada setiap bulannya yaitu membagi jumlah
pengeluaran biaya perbulan dengan tarif biaya pelanggan air PDAM. Pada penelitian
ini tarif biaya pelanggan yang digunakan yaitu, Rp. 14.000,00 m3 (Empat Belas Ribu
Rupiah). Berikut merupakan hasil perhitungan nya.
Tabel 4.22 Jumlah Kebutuhan Air PDAM (Perbulan)
Universitas Pakuan
N Tarif Air Fakultas
o PDAM (m3) Fakultas Fakultas Pasca Teknik
Unpak Masjid Mess
Keguruan MIPA Sarjana
1 2.108 467 9 36 47 1.219 457
2 2.026 593 9 35 519 945 363
3 1.897 487 7 31 71 1.726 436
4 1.380 676 13 25 21 1.464 353
5 1.529 431 8 31 128 1.202 305
6 1.678 472 8 20 126 1.145 390
Rp14.000,00
7 934 45 7 27 5 1.088 342
8 1.405 211 10 33 35 1.141 385
9 1.595 293 404 27 20 999 381
10 1.542 424 75 28 20 1.376 412
11 1.821 405 77 34 112 1.489 463
12 2.080 385 75 25 32 952 489
19.99
Jumlah Pertahun 4.889 701 352 1.134 14.745 4.775
4
Jumlah Total 41.816 4.775

4.7 Perhitungan Potensi Suplai Air Hujan Bulanan


Metode yang digunakan untuk menghitung hujan kawasan adalah dengan metode
rerata aritmatik. Dalam penelitian ini, stasiun yang digunakan adalah Stasiun Hujan
Citeko. Stasiun Hujan Jawa Barat, dan Stasiun Hujan Halim. Data hujan yang
digunakan adalah data dari tahun 2013-2022 (10 tahun).

4.12 Jumlah Curah Hujan Stasiun Hujan Citeko, Kab. Bogor


Stasiun Hujan Citeko, Kab. Bogor
Tahu Fe Ma Ap Me Agu Se Ok No De
Jan Jun Jul
n b r r i s p t v s
50
2013 851 338 405 344 494 123 275 131 70 199 259
2
113 44
2014 624 267 404 220 199 344 250 34 94 548
4 6
40
2015 284 345 336 196 148 15 0 0 19 49 458
9
36 14
2016 273 582 553 461 231 202 253 83 387 310
6 3
32
2017 261 689 284 401 226 131 89 49 34 367 421
1
16 19
2018 333 672 432 291 108 152 9 21 130 382
2 6
32
2019 408 428 211 463 167 62 35 19 6 180 144
1
32
2020 421 537 512 328 384 88 63 38 68 277 166
0
18 44
2021 384 687 187 358 115 258 66 166 311 344
8 6
24 42
2022 110 304 239 456 218 348 143 247 489 283
3 9
Tabel 4.13 Jumlah Curah Hujan Stasiun Hujan Jawa Barat, Kota Bogor
Stasiun Hujan Jawa Barat, Kota Bogor
Tahu Ja Fe Ma Ap Me Ju Agu Se Ok No De
Jul
n n b r r i n s p t v s
51 36 40
2013 406 290 216 399 62 0 6 394 187
0 0 8
70 34 20
2014 337 281 511 296 85 538 22 180 673
2 9 0
19 58
2015 347 285 194 200 90 2 96 80 105 839
8 0
46 29 43 11
2016 507 450 558 330 373 316 376 323
2 3 8 7
13 40 15 14
2017 527 270 284 248 400 179 302 207
0 2 7 9
18 17 30
2018 339 136 356 284 260 73 74 412 387
9 3 2
28 15 55
2019 277 231 671 312 138 53 170 382 330
8 2 3
40 18 17 15
2020 525 705 479 351 246 89 584 190
0 6 8 0
20 11 31 27
2021 485 233 301 479 281 351 566 176
2 6 7 9
10 35 34 22
2022 146 112 317 227 464 385 500 321
7 9 4 6

Tabel 4.14 Jumlah Curah Hujan Stasiun Hujan Halim, Jakarta Timur
Stasiun Hujan Halim, Jakarta Timur
Fe Agu
Tahun Jan Mar Apr Mei Jun Jul Sep Okt Nov Des
b s
2013 678 380 235 260 271 119 166 0 3 25 75 48
2014 855 456 348 232 182 158 203 95 24 0 340 344
2015 304 400 423 205 63 47 0 3 0 1 127 300
2016 234 516 0 226 212 246 153 171 340 324 359 136
2017 214 465 336 325 75 52 6 22 3 257 217 265
2018 190 380 186 327 100 45 2 0 0 133 353 155
2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2020 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2021 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2022 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Untuk menghitung curah hujan andalan dapat ditentukan dengan menghitung curah
hujan total tahunan stasiun tersebut. Kemudian diperhitungkan probabilitas masing-
masing.
Contoh perhitungan untuk mendapatkan probabilitas terjadinya hujan andalan urutan
no.1 (satu) sebagai berikut :
m
P ( Xm )= x 100 %
n+1
1
P ( Xm )= x 100 %
10+ 1
P(%) = 9,09 %

Berikut merupakan hasil perhitungan hujan kawasan dan perhitungan probabilitas,


dari data 3 stasiun hujan yang telah diperoleh.

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Jumlah Curah Hujan Rata – Rata dari 3 Stasiun Hujan
Jumlah Curah Hujan Rata – Rata dari 3 Stasiun Hujan
Fe Agu
Tahun Jan Mar Apr Mei Jun Jul Sep Okt Nov Des
b s
2013 680 375 310 273 388 101 267 44 27 206 174 319
2014 897 473 299 382 233 147 299 294 26 92 521 330
2015 262 364 348 198 137 51 1 33 33 52 474 430
2016 323 535 334 415 258 274 233 190 381 362 331 132
2017 202 560 297 336 183 194 166 83 65 309 282 245
2018 237 463 251 325 164 153 28 31 111 225 374 218
2019 232 235 147 378 160 66 29 63 52 187 158 291
2020 274 354 406 269 245 112 83 42 82 287 118 157
2021 195 391 140 220 198 180 61 172 168 292 173 242
2022 72 150 117 257 148 271 167 211 196 330 201 218

Tabel 4.16 Probabilitas hujan andalan.


Hujan Andalan
Probabilita Ap Se
No Jan Feb Mar Mei Jun Jul Agus Okt Nov Des
s r p
1 9,09 897 560 406 415 388 274 299 294 381 362 521 430
2 18,18 680 535 348 382 258 271 267 211 196 330 474 330
3 27,27 323 473 334 378 245 194 233 190 168 309 374 319
4 36,36 274 463 310 336 233 180 167 172 111 292 331 291
5 45,45 262 391 299 325 198 153 166 83 82 287 282 245
6 54,55 237 375 297 273 183 147 83 63 65 225 201 242
7 63,64 232 364 251 269 164 112 61 44 52 206 174 218
8 72,73 202 354 147 257 160 101 29 42 33 187 173 218
9 81,82 195 235 140 220 148 66 28 33 27 92 158 157
10 90,91 72 150 117 198 137 51 1 31 26 52 118 132

Dari tabel diatas didapat peluang hujan yang mendekati andalan 80% dengan rata –
rata curah hujan 154 mm/perbulan dan 1850 mm/pertahun, berikut merupakan hasil
perhitungannya.

Tabel 4.17 Curah hujan andalan.


Rata - Rata Total
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des
Perbulan Pertahun
Hujan 232 364 251 269 164 112 61 44 52 206 174 218 179 2146
Andalan
202 354 147 257 160 101 29 42 33 187 173 218 159 1905

195 235 140 220 148 66 28 33 27 92 158 157 125 1498

Jumlah
210 318 180 249 157 93 39 40 37 161 168 197 154 1850
Rata – Rata

CH andalan pada Tabel 4.14 didapatkan dengan memilih curah hujan bulanan yang
nilainya mendekati CH rerata. Tujuan dari perhitungan dari tersebut adalah untuk
mempermudah menghitung ketersediaan air dan neraca air sesuai data hujan karena
berbagai variasi stasiun hujan. Dari pengolahan data pada Tabel 4.14 tersebut
diperoleh curah hujan andalan dan curah hujan rerata. Secara grafik maka dapat
dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.1 Grafik curah hujan andalan.


Dari perhitungan curah hujan andalan ini dihitung volume suplai air yang bisa
ditampung untuk tiap bulannya. Dengan data luas atap masing-masing wilayah hasil
pemodelan area dapat dilakukan perhitungan volume ketersediaan air hujan dengan
persamaan sebagai berikut.
V=R.A.C
V = Volume air tertampung (m3)
R = Curah hujan (mm/bulan)
A = Luas daerah tangkapan (m2)
C = Koefisien run off (Tabel 2.5)

perhitungan volume ketersediaan air untuk suplai bulan Januari sebagai berikut:
Area Gedung Graha Pakuan Siliwangi
Total luasan atap (A) : 1176,91 m²
Koefisien run off (C) : 0,75 (Tabel 2.5)
Volume air tertampung :RxAxC
Bulan januari : (210 x 10-3 mm) x 1176,91 m² x 0,75
: 185 m³/bulan

Volume ketersediaan air hujan untuk setiap gedung pada bulan Januari sampai
Desember dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.18 Potensi volume suplai air hujan pada atap Gedung Universitas Pakuan.
Suplai Air Hujan (m3/perbulan)

Area Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des

Graha Pakuan Siliwangi 185 280 158 220 139 82 35 35 33 143 149 174
Vokasi 110 167 94 130 83 49 21 21 20 85 88 104
Fakultas Hukum, BAUM,
416 630 356 493 312 185 78 79 74 320 334 392
BAAK, Rektorat
Unit Kegiatan Mahasiswa 51 77 44 61 38 23 10 10 9 39 41 48
Kantor BNI 76 116 65 91 57 34 14 14 14 59 61 72
Universita
s Akutansi 194 294 166 230 146 86 36 37 34 149 156 183
Pakuan
Manajemen 193 292 165 229 145 86 36 36 34 149 155 182
Pascasarjana 195 296 167 232 147 87 37 37 35 150 157 184
FMIPA 186 282 159 221 140 83 35 35 33 143 149 175
FMIPA dan FISIB 186 282 159 221 140 83 35 35 33 143 149 175
FKIP 193 293 166 229 145 86 36 37 34 149 155 182
Jumlah Total 1986 3009 1700 2355 149 882 373 375 353 152 1593 1870
1 9

Fakultas Laboratorium FT 182 276 156 216 136 81 34 34 32 140 146 171
Teknik
FT 267 405 229 317 200 119 50 50 47 206 214 251
Universita
s Pakuan GOR 134 203 115 159 101 60 25 25 24 103 108 126

Jumlah Total 583 883 499 691 438 259 109 110 104 449 468 549

4.8 Perhitungan Neraca Air


Neraca air digunakan untuk mengetahui distribusi air di dalam suatu sistem
manajemen sumber daya air, serta dapat memberikan gambaran terkait air masuk dan
keluar dari sistem tersebut. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.19 Perbandingan Kebutuhan dan Ketersediaan Air di Universitas Pakuan


Kebutuhan Air PDAM Ketersediaan Air Hujan Pengurangan Air PDAM
(m3) (m3) (m3)
No Bulan Universitas Universitas Universitas
FT Unpak FT Unpak FT Unpak
Pakuan Pakuan Pakuan
(Area 2) (Area 2) (Area 2)
(Area 1) (Area 1) (Area 1)
1 Jan 3.886 457 1986 583 -1899 126
2 Feb 4.127 363 3009 883 -1118 521
3 Mar 4.220 436 1700 499 -2520 63
4 Apr 3.579 353 2355 691 -1223 339
5 mei 3.328 305 1491 438 -1838 132
6 Jun 3.448 390 882 259 -2567 -131
7 Jul 2.105 342 373 109 -1732 -233
8 Agus 2.835 385 375 110 -2460 -275
9 Sep 3.337 381 353 104 -2984 -277
10 Okt 3.465 412 1529 449 -1936 36
11 Nov 3.937 463 1593 468 -2344 5
12 Des 3.548 489 1870 549 -1678 60
Jumlah 41.816 4.775 17.516 5.141 -24.299 366

Gambar 4.33 Grafik Kebutuhan dan Ketersediaan Air


Berdasarkan tabel perhitungan serta grafik diatas, dapat diketahui jumlah suplai air
hujan pada Universitas Pakuan (Area 1) mampu memenuhi 42% dari total
kebutuhan, sedangkan pada Fakultas Teknik (Area 2) mampu memenuhi 100% dari
total kebutuhan.

Tabel 4.20 Pengaruh Sistem Rainwater Harvesting Terhadap Biaya Penggunaan Air
PDAM di Universitas Pakuan.
Kebutuhan Air PDAM Ketersediaan Air Hujan Pengurangan Air PDAM
(m3) (m3) (m3)
N Tarif Air
Universitas Universitas Universitas
o PDAM (m3) FT Unpak FT Unpak FT Unpak
Pakuan Pakuan Pakuan
(Area 2) (Area 2) (Area 2)
(Area 1) (Area 1) (Area 1)

1 54.397.050 6.402.500 27.806.213 8.161.648 -26.590.837 1.759.148


12.365.05
2 57.783.550 5.076.000 42.126.965 -15.656.585 7.289.058
8
3 59.083.250 6.101.425 23.799.172 6.985.505 -35.284.078 884.080
4 50.104.025 4.936.000 32.975.590 9.678.957 -17.128.435 4.742.957
5 46.597.200 4.273.500 20.869.023 6.125.452 -25.728.177 1.851.952
6 Rp14.000,00 48.278.375 5.453.000 12.343.749 3.623.123 -35.934.626 -1.829.877
7 29.464.475 4.785.750 5.215.046 1.530.714 -24.249.429 -3.255.036
8 39.692.625 5.391.750 5.254.822 1.542.389 -34.437.803 -3.849.361
9 46.719.575 5.330.825 4.945.455 1.451.584 -41.774.120 -3.879.241
10 48.509.100 5.774.250 21.409.679 6.284.144 -27.099.421 509.894
11 55.118.167 6.483.750 22.308.317 6.547.911 -32.809.850 64.161
12 49.674.225 6.844.250 26.176.879 7.683.407 -23.497.346 839.157
585.421.61 66.853.00 245.230.90 71.979.89
Jumlah -340.190.708 5.126.894
7 0 8 4

Anda mungkin juga menyukai