Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Umum

Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu Kabupaten yang berada pada pulau
Lombok. Studi ini dilakukan di wilayah Kecamatan Jerowaru Lombok Timur. Kecamatan
Jerowaru adalah salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Lombok Timur.
Sebagai kecamatan yang langsung berbatasan dengan dengan Kabupaten Lombok Tengah dan
berhadapan langsung dengan Selat Alas.

4.2 Analisis Hidrologi

4.2.1 Penyiapan Data Hujan

Data yang digunakan dalam studi ini adalah data hujan yang berpengaruh di
Kecamatan Jerowaru. Stasiun hujan yang digunakan adalah stasiun hujan Jerowaru. Data
tersebut diperoleh dari Badan Informasi Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Nusa Tenggara Barat dan BMKG Stasiun Klimatologi Kelas 1 Kediri NTB. Digunakan data
curah hujan bulanan selama 10 tahun yang direkap dari data curah hujan bulanan. Adapun
data curah hujan dari masing-masing stasiun penakar hujan dapat dilihat pada lampiran.

4.2.2 Uji Konsistensi Data Hujan

Dalam studi ini uji konsistensi data hujan yang digunakan adalah metode RAPS
(Rescaled Adjusted Partial Sums) seperti tercantum dalam persamaan (2.1) sampai dengan
persamaan (2.7).Contoh perhitungan uji konsitensi data curah hujan untuk stasiun penakar
hujan Jerowaru pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Pada tahun 2011 curah hujan di stasiun penakar hujan Jerowaru adalah 256 mm.
Banyak tahun adalah 10 tahun dan jumlah curah hujan pada stasiun penakar hujan Jerowaru
sebesar 4770 mm.

1. Nilai Rata-rata keseluruhan hujan (Y ) = 569 mm


2. Nilai Statistik Sk* =( X i−X ) +0
=(256 -569)+0
=-313 mm

23
( X i− X ) ²
3. Nilai Statistik Dy² =
n
(256−569)²
=
10
= 9796.9 mm²
4. Dy = √∑ Dy2
=√ 9796.9

= 98.979 mm

Sk ¿
5. Nilai Statistik Sk** =
Dy
313
=
98.979
= 3.16
6. Harga Mutlak ¿ =3.16

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat dalam Tabel 4.2

24
Tabel 4.1 Curah Hujan Bulanan Stasiun Hujan Jerowaru periode 2011-2020

 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
179,0 132,0 158,0 167,0 130,0 220,0 250,0
0,00 0,00 93,00
Januari 0 0 0 0 0 0 0
101,0 107,0 137,0 210,0 100,0
0,00 0,00 42,00 56,00 154,00
Februari 0 0 0 0 0
205,0
0,00 0,00 61,00 40,00 5,00 80,00 0,00 17,00 193,00
Maret 0
185,0 198,0
0,00 0,00 68,00 17,00 0,00 90,00 0,00 11,00
April 0 0
Mei 0,00 0,00 19,00 2,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 106,00
Juni 0,00 0,00 41,00 0,00 0,00 20,00 15,00 0,00 0,00 0,00
Juli 0,00 0,00 4,00 0,00 1,00 0,00 96,00 0,00 0,00 2,00
Agustus 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 10,00 30,00 0,00 0,00 0,00
Septembe
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 60,00 0,00 0,00 0,00 16,00
r
Oktober 3,00 3,00 0,00 0,00 2,00 0,00 0,00 0,00 0,00 86,00
Novembe 135,0
24,00 24,00 82,00 14,00 0,00 20,00 0,00 0,00 58,00
r 0
228,0 228,0 155,0 135,0 120,0 150,0
82,00 0,00 92,00 196,00
Desember 0 0 0 0 0 0

25
Tabel 4.2 Hasil PerhitunganUji Konsistensi Data metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums)
pada data hujan stasiun Jerowaru periode tahun 2011-2020.

St.
|
Tahun Jerowar DY² SK* SK**
u SK**|
-
2011 256,00 9765,63 312,50 -1,26 1,26
-
2012 256,00 9765,63 625,00 -2,51 2,51
-
2013 637,00 469,23 556,50 -2,24 2,24
-
2014 467,00 1030,23 658,00 -2,64 2,64
-
2015 841,00 7425,63 385,50 -1,55 1,55
-
2016 444,00 1550,03 510,00 -2,05 2,05
-
2017 936,00 13505,63 142,50 -0,57 0,57
-
2018 320,00 6175,23 391,00 -1,57 1,57
-
2019 613,00 198,03 346,50 -1,39 1,39
2020 915,00 12006,23 0,00 0,00 0,00
∑Y 5.685,00 61891,45
Rerata 568,50 Q 2,64
n 10 R 2,64
Hasil
248,78
akar
Q/n^0.5 0,84 < 1,42 (tabel) (OK)
R/n^0.5 0,84 < 1,6 (tabel) (OK)
Sumber : (Hasil Perhitungan)

Q Q
Dari hasil perhitungan untuk Uji RAPS data curah hujan, didapatkan nilai < ijin 99%
√n √n
R R
serta < ijin 99% (pada Tabel 2.1) sudah memenuhi syarat. Data curah hujan bulanan
√n √n
ditunjukkan pada Tabel 4.1 dan hasil analisa pada Tabel 4.2. Berdasarkan uji konsistensi data
dengan menggunakan metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums) hasil pengujian pada
stasiun hujan Jerowaru adalah konsisten.

4.3 Perhitungan Evapotranspirasi Potensial


27
Menghitung evapotranspirasi potensial bulanan dari data suhu udara bulanan periode
2011-2020 dengan menggunakan persamaan (2.8) sampai dengan persamaan (2.12):
Tabel 4.3 Data suhu udara bulanan stasiun hujan pengamatan Jerowaru

Kabupaten : Lombok Timur


Stasiun : Jerowaru
Lintang : 8º46’20”
Bujur : 116º29’50”
Tinggi : +207.87 m
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
27.
2011 27.2 27.0 27.5 27.8 27.9 27.5 27.5 27.9 28.0 27.2 0 27.3
27.
2012 27.0 27.5 27.5 27.0 27.1 27.5 27.2 27.4 27.1 26.9 2 26.6
27.
2013 26.6 27.0 27.0 27.0 27.2 27.2 27.4 26.9 27.4 27.2 1 26.7
27.
2014 26.6 27.1 26.7 27.3 27.2 27.2 27.3 27.4 27.2 28.7 3 27.3
26.
2015 26.3 26.1 26.1 25.6 24.8 24.7 26.2 26.6 26.0 26.4 0 26.0
26.
2016 25.8 25.7 26.3 26.1 26.6 26.1 26.1 26.3 27.1 26.8 5 25.8
27.
2017 26.2 26.4 25.8 25.9 27.2 27.1 26.9 27.1 27.1 27.2 3 26.5
27.
2018 27.4 27.0 27.5 27.8 26.8 27.2 27.5 26.5 27.8 0,00 5 25.5
0,0
2019 26.4 26.4 26.7 26.0 26.7 26.6 29.6 26.3 26.4 0,00 0 25.7
0,0
2020 0,00 27.2 26.7 0,00 0,00 0,00 0,00 26.8 26.9 0,00 0 26.4
Sumber: Balai Wilayah Sungai NT 1

Adapun contoh perhitungan evapotranspirasi potensial stasiun Jerowaru tahun 2001


sebagai berikut:
1. Ketinggian stasiun Jerowaru (Z1) = +207.87 m
2. Suhu udara Bulan Januari = 27.2 °C
3. Koordinat stasiun Jerowaru = 08⁰46’20’’ LS dan 116⁰29’50’’ BT
= 8,38 LS dan 116,69 BT
4. Faktor penyesuaian faktor waktu dan lintang

28
Tabel 4.4 Hasil interpolasi faktor penyesuaian waktu dan lintang

Lintan
g Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
(°Ls)
1.0
5 1.06 0.95 1.04 1 2 0.99 1.02 1.03 1 1.05 1.03 1.06
1.0
10 1.08 0.97 1.05 0.99 1 0.96 1 1.01 1 1.06 1.05 1.1
1.0
8.38 1.07 0.96 1.05 0.99 1 0.97 1.01 1.02 1.00 1.06 1.04 1.09
Sumber: Hasil perhitungan

12
5. i (indeks panas bulanan )= ∑ ¿ ¿
m=1
¿¿
¿ 12.99

6. I ( indeks panas tahunan ) =¿ 141,10

7. a=676 ×10−9 I 3−771 ×10−7 I 2+ 179× 10−4 I +492 ×10−3


−9 3 −7 2 −4 −3
a=676 ×10 ( 141,10 ) −771× 10 ( 141,10 ) +179 ×10 ( 141,10 ) +492 ×10
a=3,38

8. ETPx = 16.2 (
10 ×Tm a
I )
( )
3.38
10 ×27.2
= 16.2
141,10
=148.92 mm
9. ETP = f × ETPx
= 1.07 ×148.92
= 159.3444 mm

Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. Untuk tahun 2011 – 20220
dapat dilihat di lampiran 1.

Tabel 4.5 Hasil perhitungan evapotranspirasi Jerowaru tahun 2011

Suhu ETPx ETP


Bulan I a f
(⁰C) (mm) (mm)
29
Jan 27.2 11.36 3.38 148.92 1.07 159.34
Feb 27.0 11.44 3.38 112.03 0.96 107.94
Mar 27.5 11.30 3.38 108.90 1.05 113.98
Apr 27.8 11.32 3.38 109.49 0.99 108.75
Mei 27.9 11.72 3.38 118.33 1.01 119.89
Juni 27.5 12.03 3.38 125.37 0.97 121.57
Juli 27.5 11.64 3.38 116.41 1.01 117.16
Agt 27.9 11.82 3.38 120.51 1.02 122.49
Sep 28.0 12.03 3.38 125.25 1.00 125.24
Okt 27.2 12.30 3.38 131.69 1.06 139.16
Nov 27.0 12.60 3.38 138.95 1.04 144.99
Des 27.3 11.54 3.38 114.17 1.09 124.11
Jumlah 141.10 1463.77

4.4 Analisa Water Holding Capacity (WHC)

Caranya dengan melihat peta tekstur tanah dan peta penggunaan lahan, dengan melihat
presentase luas penggunaan lahan yang dominan kemudian dapat diketahui nilai air tersedia
dan nilai kedalaman zona perakaran yang terdapat pada tabel pendugaan kapasitas air tersedia
berdasarkan kombinasi tipe tanah dan vegetasi. Sehingga dapat diketahui nilai lengas tanah
terduga.

30
4.4.1 Analisa Penggunaan Lahan

(sumber: BAPPEDA Provinsi NTB)

Gambar 4.1 Peta tata guna lahan Kabupaten Lombok Timur

31
Dari Gambar 4.1 daerah stasiun Pringgabaya didominasi oleh sawah (hijau muda),
daerah stasiun Sambelia didominasi oleh Hutan (hijau tua), daerah stasiun hujan Ijo Balit
didominasi oleh sawah (hijau muda), daerah stasiun Keruak didominasi oleh belukar (hijau),
daerah stasiun Sepit didominasi oleh sawah (hijau muda), daerah stasiun Jerowaru didominasi
oleh sawah (hijau muda), dan daerah stasiun Sapit didominasi oleh belukar (hijau).

4.4.2 Analisa Tekstur Tanah

(sumber: BAPPEDA Provinsi NTB)

32
Gambar 4.3 Peta tekstur tanah Kabupaten Lombok Timur

Dari Gambar 4.3 dinyatakan bahwa daerah stasiun stasiun Jerowaru didominasi oleh tekstur
tanah liat (hijau muda)

4.4.3 Analisa dengan Tabel Pendugaan Air Tersedia

Dengan menggunakan tabel pendugaan air tersedia, berdasarkan atas kombinasi


tekstur tanah dan vegetasi penutup dari Thornthwaite-Matter (1975), maka dapat diketahui
lengas tanah pada stasiun Jerowaru. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Dengan menggunakan tipe kombinasi tekstur tanah dan vegetasi penutup yang
dominan pada suatu wilayah maka dapat diketahui nilai air tersedia, zona perkaran dan nilai
lengas tanah wilayah tersebut, seperti yang terlihat pada tabel 4.6:

Tabel 4.6 Analisa zona perkaran dan nilai lengas

Lengas
Air Zona
Vegetasi tanah
No. Stasiun Tekstur tanah tersedia perakaran
penutup tertahan
(mm/m) (m)
(mm)

1 Jerowaru sawah liat 250 1.6 400


Sumber: Hasil analisis

4.5 Analisis kekeringan

4.5.1 Analisis Kekeringan metode Thornthwaite Matter

Setelah menghitung analisa hidrologi dan lengas tanah maka selanjutnya menghitung
parameter-parameter indeks kekeringan metode Thornthwaite Matter. Adapun parameter-
parameter tersebut adalah sebagai berikut:
o Stasiun Jerowaru

Pada bulan Januari tahun 2011 terjadi hujan (P) sebesar 0,00 mm dan evapotaspirasi potensial
(ET) sebesar 118,44 mm

a. Menghitung selisih P dan ET


P−ET =0−118,44
33
¿−118,44

o (P-ET) > 0, terjadi surplus curah hujan (periode bulan basah)


o (P-ET) < 0, terjadi defisit curah hujan (periode bulan kering)
Dari perhitungan P-ET maka pada bulan Januari tahun 2011 merupakan periode bulan
kering (PBK)
b. Menghitung jumlah kumulatif dari defisit curah hujan APWL (Accumulated Potential
Water Loss)
Dengan menjumlahkan angka-angka (P-ET) untuk bulan-bulan yang mempunyai
evapotranspirasi potensial lebih daripada curah hujan (P-ET) negatif.
n
APWL=−∑ ( P−ET ) ¬¿ ¿
1

APWLi =APWL i−1 +( P−ET )¬¿¿


Apabila P > ET, seri data ini terputus APWL = 0

Karena pada bulan Januari merupakan periode bulan kering (PBK) maka
APWL ¿−66,44
c. Menghitung kelengasan Tanah
o Pada bulan-bulan basah (P>ET), nilai ST=STo (WHC)
o Pada bulan-bulan kering (P<ET), pada bulan ini ST tiap bulan dihitung dengan
rumus :
APWL
−( )
STo
ST =ST O ×e
dengan:
ST : Kandungan lengas tanah dalam daerah perakaran (mm)
STo : Kandungan lengas tanah dalam kondisi lapang (mm) STo
yang dimaksud dalam rumus ini nilainya = WHC
e : Bilangan Navier (e=2,718)
APWL : Jumlah kumulatif dari defisit curah hujan (mm)
Karena pada bulan Januari merupakan periode bulan kering (PBK) maka nilai ST,
APWL
−( )
STo
ST =ST O ×e
−66,44
( )
400
ST =400 ×2.718
¿ 338,79

34
d. Menghitung perubahan kandungan lengas tanah (ST)
Perubahan kandungan lengas tanah (ST) tiap bulan di dapat dengan cara
mengurangkan lengas tanah (ST) pada bulan yang bersangkutan dengan (ST) pada
bulan sebelumnya (∆ ST =ST i−ST i−1) maka nilai negatif menyebabkan tanah menjadi
kering.
∆ ST =ST i−ST i−1
∆ ST =338,79−400=−61,21
e. Menghitung evapotranspirasi aktual (EA)
o Pada bulan-bulan basah (P>ET), nilai EA=ET
o Pada bulan-bulan kering (P<ET), nilai EA= P-ST
Karena pada bulan januari merupakan periode bulan basah (PBK) maka:
EA = P-ST

= 0−¿)

= 61.21

f. Menghitung defisit (Kekurangan Lengas)


D=ET-EA
dengan:
D : Defisit (mm/bulan)
ET : Evapotranspirasi Potensial (mm/bulan)
EA : Evapotranspirasi Aktual (mm/bulan)

D = ET-EA

= 118,44−113,21

= 5,23 mm/bulan

a. Indeks Kekeringan Thornthwaite-Matter


D
Ia= ×100 %
ET
dengan :
D : Defisit (mm/bulan)
ET : Evapotranspirasi Potensial (mm/bulan)

35
Ia : Indeks Kekeringan (%)
5,23
Ia= ×100 %=4,42 (Tidak ada kekeringan)
116.95

Perhitungan Selanjutanya dapat dilihat pada Tabel 4.7

36
Tabel 4.7 Indeks Kekeringan metode Thornthwaite Matter Stasiun Jerowaru tahun 2011

P ET Kategor APWL/
Bulan P-ET APWL ST ΔST EA D Ia
mm mm i St0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
118,4 122,3 - -
Jan 0,00 -118,44 PBK -118,44 -1,18 277,62 -159,17
4 8 277,62 134,39
107,9 227,1
Feb 0,00 -107,95 PBK -226,39 -0,57 104,75 -104,75 212,70
5 4 197,04
113,9 170,8
Mar 0,00 -113,99 PBK -340,38 -0,85 -56,32 56,32 57,67
9 2 50,59
108,7 130,1
Apr 0,00 -108,75 PBK -449,13 -1,12 -40,66 40,66 68,09
5 6 62,61
119,9
Mei 0,00 -119,90 PBK -569,02 -1,42 96,45 -33,71 33,71 86,19
0 71,89
121,5
Jun 0,00 -121,57 PBK -690,60 -1,73 71,18 -25,28 25,28 96,29
7 79,21
117,1
Jul 0,00 -117,17 PBK -807,76 -2,02 53,10 -18,07 18,07 99,09
7 84,58
122,5
Agt 0,00 -122,50 PBK -930,26 -2,33 39,10 -14,01 14,01 108,49
0 88,57
125,2
Sep 0,00 -125,25 PBK -1055,51 -2,64 28,59 -10,51 10,51 114,74
5 91,61
139,1
Okt 3,00 -136,16 PBK -1191,67 -2,98 20,34 -8,25 11,25 127,92
6 91,92
144,9
Nov 24,00 -120,99 PBK -1312,66 -3,28 15,03 -5,31 29,31 115,68
9 79,79
228,0 124,1 400,0
Des 103,89 PBB 0,00 0,00 384,97 -156,97 281,08
0 1 0 226,47
121,9
Rata-rata 21,25 -100,73 -7691,81 -4,24 18,31 -4,81 255,00 100,73
8 82,49
Sumber: (Hasil Perhitungan)
Keterangan Kolom:
37
(1)= nama bulan (6)=kumulatif deficit curah hujan
(2)=curah hujan bulanan (mm) (7)= (6) : STo dengan STo 75,06 mm
(3)= evapotranspirasi potensial bulanan (mm) (8)= rumus (2.15)
(4)= (2) – (3) (9)= perubahan lengas tanah
(5)=kategori (>0=PBB), (<0=PBK) (10)=rumus (2.8) dan (2.9)
PBB=Periode Bulan Basah (11)= (3) – (10)
PBK=Periode Bulan Kering (12)= (11) : (3) x 100

38
Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat kekeringan Thornthwaite-Matter Stasiun Hujan Jerowaru tahun
2011

Bulan X Klasifikasi

Januari -134,39 TA
Februari 197,04 B
Maret 50,59 B
April 62,61 B
Mei 71,89 B
Juni 79,21 B
Juli 84,58 B
Agustus 88,57 B
September 91,61 B
Oktober 91,92 B
November 79,79 B
Desember 226,47 B
Sumber : (Hasil perhitungan)

Keterangan :
TA : Tidak Ada
S : Sedang
B : Berat

39
Tabel 4.9 Rekapitulasi Klasifikasi Tingkat Kekeringan Thronthwaite-Matter Hasil
Pengukuran Stasiun Hujan Jerowaru Periode 2001-2020

Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
2011 TA S S B B B S B B B B TA
2012 TA TA TA TA B B B B B B B TA
2013 TA TA TA B B B B B B B B TA
2014 TA TA TA TA B B B B B B B TA
2015 B TA TA B B B B B B B B S
2016 TA TA B B B B B B S B B B
2017 TA TA TA B B B B B B B B B
2018 B TA S TA B B B B B B B B
2019 TA S B B B B B B B B B TA
2020 B TA TA TA B B B B B B B TA
(Sumber: Perhitungan) Keterangan :

TA : Tidak Ada
S : Sedang
B : Berat

Dari Tabel 4.22 rekapitulasi klasifikasi tingkat kekeringan Thornthwaite-Matter


Stasiun Jerowaru menunjukkan bahwa, dari tahun 2011-2020 stasiun Jerowaru mengalami
kekeringan kategori berat 44% (90 bulan), kategori sedang 12% (24 bulan) dan tidak ada
kekeringan sebesar 44% (90 bulan). Puncak kekeringan terjadi pada bulan Januari tahun 2012
yaitu dengan nilai indek sebesar 300,90%. Rata-rata kekeringan terjadi dari bulan Mei sampai
November.
.

40
4.5.2 Analisis Indeks Kekeringan Metode Theory of Run

Metode Run menganalisis kekeringan dalam bentuk durasi kekeringan terpanjang dan
defisit terparah atau jumlah kekeringan terbesar pada suatu lokasi stasiun hujan yang
tersebar pada suatu lokasi. Metode ini menentukan kekeringan secara kuantitatif, metode ini
menentukan bagaimana suatu proses hidrologi melebihi atau kurang dari nilai yang
menjadi rata-ratanya.

Dengan menggunakan persamaan 2.11 sampai persamaan 2.15 maka akan diperoleh lama
durasi kekeringan dan jumlah kekeringan yang terjadi pada stasiun hujan Jerowaru. Berikut
ini adalah contoh perhitungan analisis kekeringan dengan menggunakan metode Run pada
stasiun hujan Jerowaru periode tahun 2011-2020.

a. Rerata Pada Tahun 2011

Nilai rata-rata keseluruhan hujan (Y ) ¿ 53 = 5.3


10

Hasil perhitungan selanjutnya untuk stasiun Jerowaru periode Tahun 2011-2020 dapat
dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.10 Data Hujan Bulanan Stasiun Jerowaru Periode Tahun 2011-2020 (Mm)

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
 Ta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
hun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 1 1 1 1 2 2
9
0, 0, 7 3 5 6 3 2 5
3,
0 0 9, 2, 8, 7, 0, 0, 0,
0
Jan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
uari 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 2 1 1
4 5
0, 0, 0 0 3 1 0 5
2, 6,
Feb 0 0 1, 7, 7, 0, 0, 4,
0 0
ruar 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0
i 0 0 0 0 0 0
2 1
6 4 8 1
0, 0, 0 5, 0, 9
1, 0, 0, 7,
0 0 5, 0 0 3,
0 0 0 0
Mar 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0
et 0 0
Apr 0, 0, 6 1 1 0, 9 0, 1 1
il 0 0 8, 7, 8 0 0, 0 9 1,
0 0 0 0 5, 0 0 0 8, 0
0 0 0 0 0 0
41
0 0
1
1
0, 0, 2, 1, 0, 0, 0, 0, 0
9,
0 0 0 0 0 0 0 0 6,
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
Mei 0
4 2 1
0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
1, 0, 5,
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
Juni 0 0 0
9
0, 0, 4, 0, 1, 0, 0, 0, 2,
6,
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Juli 0
1 3
0, 0, 0, 0, 1, 0, 0, 0,
0, 0,
0 0 0 0 0 0 0 0
Agu 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
stus 0 0
6 1
0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
Sept 0, 6,
0 0 0 0 0 0 0 0
emb 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
er 0 0
8
3, 3, 0, 0, 2, 0, 0, 0, 0,
6,
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Okt 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
ober 0
1
2 2 8 1 2 5
0, 3 0, 0,
4, 4, 2, 4, 0, 8,
Nov 0 5, 0 0
0 0 0 0 0 0
emb 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
er 0
2 2 1 1 1 1 1
8 9
2 2 5 3 2 5 0, 9
2, 2,
Des 8, 8, 5, 5, 0, 0, 0 6,
0 0
emb 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0
er 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Hasil Perhitungan

b. Nilai Surplus / Defisit


Bulan Januari 2011

Zi = Xi - (Y )
= 0- 256,97
= -256.97(Defisit)

42
Bulan Juli 2011

Zi = Xi - (Y )

= – 18,6

= –18,16 (Surplus)

Perhitungan nilai surplus dan defisit hujan bulanan stasiun hujan Jerowaru periode
Tahun 2011-2020 dapat dilihat pada Tabel 4.11.

43
Tabel 4.11 Nilai Surplus dan Defisit Hujan Bulanan Stasiun Jerowaru Periode Tahun 2011-2020 (mm)
Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
2011 -256.97 -188.33 -142.90 -82.83 -28.25 -38.52 -18.61 -3.23 -15.43 -28.19 -37.76 -148.99
2012 -154.07 -47.03 -18.80 -5.83 -28.25 -38.52 -18.61 -3.23 78.58 74.82 67.54 3.01
2013 -256.97 -188.33 -68.40 -72.93 57.25 4.39 47.19 -3.23 55.18 185.42 61.74 17.42
2014 -256.97 -188.33 -142.90 -82.83 -28.25 -38.52 -18.61 -3.23 -15.43 -28.19 -37.76 -148.99
2015 -54.77 -188.33 425.50 -59.43 40.15 -38.52 -18.51 -3.23 -15.43 -28.19 -37.76 -57.19
2016 60.53 -188.33 -142.90 -47.43 9.85 289.39 21.39 -3.23 4.68 -28.19 83.94 -3.59
2017 -117.57 177.18 -93.20 -8.23 18.55 -34.82 -9.81 6.77 -15.43 -28.19 -32.46 -143.69
2018 21.23 -67.83 -75.60 361.67 23.95 -38.02 34.79 -3.23 -15.43 -28.19 -37.76 13.92
2019 -176.17 57.98 -55.70 8.67 3.75 110.59 4.89 1.17 -1.93 -0.79 -26.46 124.02
2020 646.13 481.58 -24.50 -39.13 -21.45 -8.92 -18.61 -3.23 -15.43 -28.19 5.64 34.32
Sumber : Hasil Perhitungan

44
c. Durasi kekeringan

Perhitungan durasi kekeringan, menggunakan persamaan 2.13. Bila perhitungan


yang dihasilkan adalah positif, diberi nilai nol (0) dan negatif diberi nilai satu (1).
Bila terjadi nilai negatif berturut-turut, maka nilai satu (1) dijumlahkan sampai
dipisahkan kembali oleh nilai nol (0),untuk kemudian menghitung dari awal lagi.
Perhitungan dilakukan dari data tahun pertama berturut sampai tahun terakhir.

Untuk hasil perhitungan hujan bulanan stasiun hujan Jerowaru periode Tahun
2011-2020 dapat dilihat pada Tabel 4.12 sampai dengan Tabel 4.14.

Tabel 4.12 Durasi Kekeringan Stasiun Jerowaru Tahun 2011-2020 (Bulan)

Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
2011 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
2013 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
2014 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2015 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
2016 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1
2017 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
2018 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0
2019 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
2020 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 4.13 Durasi Kekeringan kumulatif Stasiun Jerowaru Tahun 2011-2020 (Bulan)
T
a
h J F M A MJ J A S O N D
u AE A P E UUG E K O E
n NBR R I NL T P T V S
2
0
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
2
0
1 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 0 0
2
0
1
3 1 2 3 4 0 0 0 1 0 0 0 0
2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 0 1 2
45
1
4
2
0
1 1 1
5 3 4 0 1 0 1 2 3 4 5 6 7
2
0
1
6 0 1 2 3 0 0 0 1 0 1 0 1
2
0
1
7 1 0 1 2 0 1 2 0 1 2 3 4
2
0
1
8 0 1 2 0 0 1 0 1 2 3 4 0
2
0
1
9 1 0 1 0 0 0 0 0 1 2 3 0
2
0
2
0 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 0
Sumber : Hasil Perhitungan

46
Dari tabel 4.13 dapat terlihat bahwa durasi kekeringan terpanjang pada
stasiun hujan Jerowaru periode tahun 2011-2020 selama 39 bulan yang terjadi
dimulai dari bulan Juni tahun 2011 sampai Mei tahun 2020.

Tabel 4.14 Durasi Kekeringan Terpanjang Stasiun Sembelia Periode Tahun 2011-2020

T T
. . T. T. T.
Ta M 2 5 1 1 2
N hu a t t 0 5 0
o n x h h th th th
20
1 11 0 3
20 3 9
2 12 9
20 3
3 13 4 9
4
20
4 14 0
20 1
5 15 4 1 3
20 4 9
6 16 3
20
7 17 4
4
20
8 8
8 18 4
20
9 19 3
8
1 20
0 20 8
2
1 2 3
1 3.
5 3 9
Rerata 6 0 5
Sumber : Hasil Perhitungan
Dari data Tabel 4.14 terlihat bahwa dari periode 10 tahun stasiun hujan Jerowaru,
durasi kekeringan terpanjang selama 39 bulan dimulai dari bulan Juni tahun 2011 sampai bulan
mei tahun 2012

d. Defisit terparah / jumlah kekeringan komulatif

Menghitung jumlah kekeringan atau defisit hampir sama dengan cara menghitung nilai
durasi kekeringan. Jika jumlah defisitnya berurutan dan lebih dari satu maka pada bulan
selanjutnya merupakan nilai kumulatifnya. Contoh perhitungan sebagai berikut dan untuk

47
hasil perhitungan jumlah kekeringan komulatif pada stasiun hujan Santong periode
Tahun 2011-2020 dapat dilihat pada Tabel 4.15 sampai dengan Tabel 4.17.

i. Bulan Januari 2011, nilai Run adalah -204.97 yang berarti defisit maka
nilainya tetap karena bulan pertama.

ii. Bulan Februari 2011, nilai Run adalah -188,33 yang berarti defisit maka
nilainya --204.97 + (-188,33 ) = -393,30

iii. Bulan Desember 2011, nilai Run adalah 0,28 yang berarti surplus maka
diberi nilai 0.

48
Tabel 4.15 Perhitungan Defisit Kekeringan Stasiun Jerowaru Periode Tahun 2011-2020 (mm)

Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
2011 -1450.67 -1638.99 -1781.89 -1864.72 -1892.97 -1931.49 -1950.10 -1953.33 -1968.75 -1996.94 -2034.70 -2183.68
2012 -2337.75 -2384.78 -2403.58 -2409.41 -2437.66 -2476.17 -2494.78 -2498.01 0 0 0 0
2013 -256.97 -445.30 -513.70 -586.63 0 0 0 -3.23 0 0 0 0
2014 -256.97 -445.30 -588.20 -671.03 -699.28 -737.79 -756.40 -759.63 -775.06 -803.24 -841.00 -989.99
2015 -1044.76 -1233.08 0 -59.43 0 -38.52 -57.03 -60.26 -75.68 -103.87 -141.63 -198.81
2016 0 -188.33 -331.23 -378.66 0 0 0 -3.23 0 -28.19 0 -3.59
2017 -121.16 0 -93.20 -101.43 0 -34.82 -44.63 0 -15.43 -43.61 -76.07 -219.76
2018 0 -67.83 -143.43 0 0 -38.02 0 -3.23 -18.66 -46.84 -84.60 0
2019 -176.17 0 -55.70 0 0 0 0 0 -1.93 -2.71 -29.17 0
2020 0 0 -24.50 -63.63 -85.08 -94.00 -112.61 -115.84 -131.26 -159.45 0 0
Sumber : Hasil Perhitungan

49
Tabel 4.16 Perhitungan Defisit Kekeringan Kumulatif Stasiun Jerowaru Periode Tahun 2001-2020 (mm)

Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES

2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2012 0 0 0 0 0 0 0 -2498.01 0 0 0 0

2013 0 0 0 -586.625 0 0 0 -3.23 0 0 0 0

2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2015 0 -1233.08 0 -59.43 0 0 0 0 0 0 0 -198.81

2016 0 0 0.00 -378.655 0 0 0 -3.23 0 -28.19 0 0.00

2017 -121.155 0 0 -101.43 0 0 -44.625 0 0 0 0 -219.76

2018 0 0 -143.43 0 0 -38.02 0 0 0 0 -84.60 0

2019 -176.17 0 -55.7 0 0 0 0 0 0 0 -29.17 0

2020 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -159.445 0 0

2020 0 0 0.00 0 0.00 0 0 0 0 0 0.00 0


Sumber : Hasil Perhitungan

50
Dari Tabel 4.15 dan 4.16 menunjukkan bahwa jumlah kekeringan atau defisit air terbesar
pada stasiun Jerowaru periode tahun 2011-2020 sebanyak -2498,01 mm yang terjadi pada
bulan agustus tahun 2012. Defisit merupakan komulatif dari bulan Juni tahun 2009 sampai
agustus tahun 2012.

Tabel 4.17 Defisit Terparah Stasiun Jerowaru Periode Tahun 2011-2020 (mm)

No Tahun Max T.2 th T.5 th T.10 th T.15 th T.20 th


11 2011 0.00
-2498.01
12 2012 -2498.01
13 2013 -586.63 -2498.01
-586.63
14 2014 0.00
15 2015 -1233.08
-1233.08 -2498.01
16 2016 -378.66
17 2017 -219.76
-219.76
18 2018 -143.43 -378.66 -378.66
19 2019 -176.17
-176.17
20 2020 -159.45
Rerata -350.49 -597 -902 -1554 -1438.3 -2498
Sumber : Hasil Perhitungan

Dari Tabel 4.17 dapat disimpulkan bahwa jumlah kekeringan atau defisit air terparah pada
stasiun Jerowaru periode 10 tahun sebesar -2498,01 mm yang terjadi pada tahun 2011.

4.6. Verifikasi indeks kekeringan metode Thornwaite Matter dan Theory of Run dengan
data hujan hasil pengukuran dan data hujan hasil peramalan terhadap data kekeringan
BPBD Provinsi NTB
Verifikasi keakuratan data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keakuratan dari
kedua model yang digunakan untuk menganalisis Indeks kekeringan. Dengan dilakukannya
verifikasi juga dapat membuktikan apakah metode Thornwaite Matter dan Theory of Run
dengan data hujan hasil pengukuran layak digunakan untuk menganalisis indeks kekeringan di
Kecamatan Jerowaru. Verifikasi dilakukan dengan cara membandingkan data hasil
perhitungan dari kedua model tersebut dengan history kejadian bencana kekeringan yang
pernah terjadi di Kecamatan Jerowaru dari tahun 2017-2020. Kemudian dilakukan akurasi
data dengan menunjukkan presentase kesesuaian dari kesesuaian saat terjadinya kekeringan
dan juga saat tidak terjadi kekeringan. Data pembanding di dapat dari BPBD Provinsi NTB.
Berikut adalah rekapitulasi hasil analisa presentase kesesuaian data antara BPBD-Thornwaite
dan BPDB-Theory of Run dengan data BPBD Provinsi NTB yang tersaji dalam Tabel 4.18 -
Tabel 4.20 .
51
Tabel 4.18 Persentase keakuratan data Kekeringan BPBD dengan hasil analisa Theory of Run
tahun 2017

Sumber: BPBD Provinsi NTB dan Analisa Data


Tahun Kecamatan Bulan BPBD TOR Angka
Tabel 4.19 Januari X K 0 Persentase
Februari X X 1
keakuratan data
Maret X K 0
Kekeringan April X K 0 BPBD
Mei X X 1
dengan hasil Tahun Kecamatan Bulan BPBD TM Angka analisa
Juni X K 0
Januari
Juli X X
K 10
2017 Jerowaru Februari
Agustus X X 1
Maret
Septembe X X 1
X K 0
r
April X K 0
Oktober
Mei X
K K 10
Novembe
Juni K K 10
X K
r
Juli K K 1
2017 Jerowaru
Desember
Agustus X
K K 1
Jumlah
Septembe 4
K K 1
Persentase kesesuaian
r (%) 33,33
Oktober K K 1
Novembe
K K 1
r
Desember K X 0
Jumlah 10
Persentase kesesuaian (%) 83
Thornthwaite Matter tahun 2014

Sumber: BPBD Provinsi NTB dan Analisa Data

52
Tabel 4.21 Persentase keakuratan indeks kekeringan metode Theory of Run dan metode Thornthwaite-Matter dengan data kekeringan BPBD
Provinsi NTB

Persentase Kesesuain (%) Persentase Kesesuain (%)


BPBD
Rata- Rata-
BPBD-Thronthwaite-
No. Stasiun Kecamatan BPBD-Theory Of run rata rata
Matter
(%) (%)

2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020

Mei s/d Juni s/d Mei s/d Juli s/d


1 Jerowaru Jerowaru Desember Desember Oktober Oktober
58,33 66,67 41,67 66,67 58,33 83,33 66,67 75 66,67 72,91

Sumber:BPBDProvinsiNTBdanAnalisaData

53

Anda mungkin juga menyukai