Metoda yang digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk pada kecamtan terpilih di
Kabupaten Padang Pariaman yaitu dengan membandingkan metoda aritmatika, metode
geometri, metode eksponensial dan logaritma. Metoda terbaik didapatkan dengan
membandingkan keempat metoda tersebut dengan melihat nilai simpangan baku (S) yang
paling kecil dan koefisien korelasi (R) yang mendekati 1 untuk masing-masing metoda.
IV-2
Proyeksi Penduduk dengan Metode
Aritmatika
156.000
154.000 y = 1241,5x - 2E+06
Penduduk 152.000 R² = 0,9432
150.000
Data Awal
148.000
y = 1241,5x - 2E+06 Aritmatika
146.000
R² = 1 Linear (Data Awal)
144.000
142.000 Linear (Aritmatika)
140.000
2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024
Tahun
n ( ∑ xi yi ) - ( ∑ xi ) ( ∑ yi ) ( ∑ yi ) - b ( ∑ xi )
b= 2 a=
n ( ∑ xi 2 ) - ( ∑ xi ) n
10(8.221.026)-(55)(1.47.110) (1.476.110)-(1.241,47)(55)
b= 2 a=
10(385)-(55) 10
b = 1.241,47 a = 140.782,93
= 62.049,89 7.663.564,53
= √1-
n((Yi -Y' )2)-(Yi - Y')2 134.815.822
S =√
n (n - 1) = 0,971
10(7.663.564,53)-(0)
S=√ = 922,77
10 (10 - 1)
IV-3
Tabel 4.2 Analisis Pertumbuhan Penduduk dengan Metode Logaritma
NO.
Tahun Pendd (Yi) ln Xi ln Xi2 Yi ln Xi Y' (Yi-Y') (Yi-Y')2 Yrata-rata (Yi-Yrata) (Yi-Yrata)2 S R
Xi
1 2013 142.926 0,00 0,00 0 140.629 2.297 5.277.447 -4.685 21.949.225
2 2014 143.810 0,69 0,48 99.681 143.833 -23 525 -3.801 14.447.601
3 2015 144.504 1,10 1,21 158.754 145.707 -1.203 1.447.813 -3.107 9.653.449
4 2016 145.277 1,39 1,92 201.397 147.037 -1.760 3.097.987 -2.334 5.447.556
5 2017 146.359 1,61 2,59 235.556 148.069 -1.710 2.922.830 147.611 -1.252 1.567.504 1.870,14 0,876
6 2018 147.072 1,79 3,21 263.518 148.911 -1.839 3.383.543 -539 290.521
7 2019 147.891 1,95 3,79 287.783 149.624 -1.733 3.003.388 280 78.400
8 2020 151.840 2,08 4,32 315.742 150.241 1.599 2.555.842 4.229 17.884.441
9 2021 152.634 2,20 4,83 335.371 150.786 1.848 3.415.948 5.023 25.230.529
10 2022 153.797 2,30 5,30 354.131 151.273 2.524 6.371.492 6.186 38.266.596
55 1.476.110 15,10 27,65 2.251.932 1.476.110 0 31.476.816 134.815.822
Sumber: Data Perencanaan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Limbah , 2023
IV-4
Proyeksi Penduduk dengan Metode
Logaritma
156.000
154.000 y = 1241,5x - 2E+06
152.000 R² = 0,9432
Penduduk
150.000
148.000 Data Awal
146.000 Logaritma
144.000 y = 1065,1x - 2E+06
142.000 R² = 0,9057 Linear (Data Awal)
140.000 Linear (Logaritma)
138.000
2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024
Tahun
n ( ∑ yi ln xi ) - ( ∑ ln xi ) ( ∑ yi ) ( ∑ yi ) - b ( ∑ ln xi )
b= 2 a=
n ( ∑ ln xi 2 ) - ( ∑ ln xi ) n
b = 4.622,669 a = 140.628,7
Maka: y’ = a + b ln x
y’ = 49386.92 + (4224.64 x ln Xi)
= 49386.92 + 4224.64(0)
= 49386,92
(Yi-Y')2 31.476.816
R = √1- = √1- 134.815.822 = 1.870,14
(Yi-Yrata)2
n(Yi-Y')2 10 (31.476.816)
S=√ =√ = 0,876
n(n - 1) 10 (10 - 1)
IV-5
Tabel 4.3 Analisis Pertumbuhan Penduduk dengan Metode Eksponensial
No.
Tahun Pendd (Yi) Xi2 ln Yi Xi ln Yi Y' (Yi -Y' ) (Yi -Y' )2 Yi rata-rata (Yi -Yrata) (Yi -Yrata)2 S R
Xi
1 2013 142.926 1 11,87 11,87 142.105 821 673.873 -4.685 21.949.225
2 2014 143.810 4 11,88 23,75 143.301 509 259.252 -3.801 14.447.601
3 2015 144.504 9 11,88 35,64 144.507 -3 7 -3.107 9.653.449
4 2016 145.277 16 11,89 47,55 145.723 -446 198.525 -2.334 5.447.556
5 2017 146.359 25 11,89 59,47 146.949 -590 347.782 147.611 -1.252 1.567.504 893,78 0,972
6 2018 147.072 36 11,90 71,39 148.185 -1.113 1.239.251 -539 290.521
7 2019 147.891 49 11,90 83,33 149.432 -1.541 2.375.011 280 78.400
8 2020 151.840 64 11,93 95,44 150.689 1.151 1.323.674 4.229 17.884.441
9 2021 152.634 81 11,94 107,42 151.957 677 457.717 5.023 25.230.529
10 2022 153.797 100 11,94 119,43 153.236 561 314.627 6.186 38.266.596
55 1.476.110 385 119,02 655,30 223.418 26 7.189.718 134.815.822
Sumber: Data Perencanaan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Limbah , 2023
IV-6
Proyeksi Penduduk dengan Metode
Eksponensial
156.000
154.000 y = 1241,5x - 2E+06
152.000 R² = 0,9432
Penduduk
150.000
Data Awal
148.000
y = 1236,7x - 2E+06 Eksponensial
146.000
R² = 0,9999 Linear (Data Awal)
144.000
142.000 Linear (Eksponensial)
140.000
2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024
Tahun
𝑆=√ 10
b = 0,008 10-1
∑ ln Yi - b( ∑ Xi) S = 893,78
ln a =
n
( ∑(Yi -Y')2 )
119,02-0,008(55) R =√ 1 -
ln a = ( ∑ (Yi - Yrata)2 )
10
ln a = 11,856 7.189,718
𝑅 = √1 − 134.815.822
Maka: Y’ = 10.818.e^0.020.X
R = 0,972
Perhitungan proyeksi penduduk dengan menggunakan metoda geometri untuk 10 tahun terakhir
dari tahun 2013 sampai 2022 dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan grafiknya pada Gambar 4.4
IV-7
Tabel 4.4 Proyeksi Penduduk dengan Metoda Geometri
NO
Tahun Penduduk (Yi) ln Xi ln Xi2 ln Yi ln Xi ln Yi Y' (Yi - Y' ) (Yi - Y')2 Yrata-rata Yi-Yrata (Yi-Yrata)2 S R
Xi
1 2013 142.926 0,00 0,00 12 0 140.754 -2.172 4.716.663 -4.685 21.949.225
2 2014 143.810 0,69 0,48 12 8 143.840 30 905 -3.801 14.447.601
3 2015 144.504 1,10 1,21 12 13 145.676 1.172 1.374.681 -3.107 9.653.449
4 2016 145.277 1,39 1,92 12 16 146.994 1.717 2.946.735 -2.334 5.447.556
5 2017 146.359 1,61 2,59 12 19 148.023 1.664 2.770.403 147.611 -1.252 1.567.504 1.838,77 0,880
6 2018 147.072 1,79 3,21 12 21 148.870 1.798 3.233.712 -0.539 290.521
7 2019 147.891 1,95 3,79 12 23 149.590 1.699 2.886.567 0.280 78.400
8 2020 151.840 2,08 4,32 12 25 150.216 -1.624 2.636.509 4.229 17.884.441
9 2021 152.634 2,20 4,83 12 26 150.771 -1.863 3.471.297 5.023 25.230.529
10 2022 153.797 2,30 5,30 12 28 151.269 -2.528 6.392.341 6.186 38.266.596
55 1.476.110 15,10 27,65 119 180 1.476.004 -106 30.429.814 0.000 134.815.822
Sumber: Data Perencanaan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Limbah , 2023
IV-8
Proyeksi Penduduk dengan Metode
Geometri
156000
154000 y = 1241,5x - 2E+06
Penduduk 152000 R² = 0,9432
150000
Data Awal
148000
Geometri
146000
144000 Linear (Data Awal)
y = 1057,5x - 2E+06
142000 R² = 0,9118 Linear (Geometri)
140000
2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024
Tahun
Contoh perhitungan:
ln a = 11,85
30.429.814
maka y’ = exp (ln a + b ln x) R = √1 -
134.815.822
= EXP(10,83 + (0,07 x ln Xi))
R = 0,880
IV-9
4.1.5 Perbandingan Proyeksi Penduduk Kecamatan Terpilih di Kabupaten Padang
Pariaman
Dari keempat metode proyeksi penduduk dapat diperoleh perbandingan jumlah penduduk
seperti terlihat pada Tabel 4.5.
Menentukan metode proyeksi penduduk yang akan digunakan dipilih nilai S yang terkecil
dan nilai R mendekati 1. Pada Tabel 4.6 dapat dilihat perbandingan nilai S dan R dari
keempat metode tersebut.
Tabel 4.6 Pemilihan Metoda Terpilih
Metode S R
Aritmatik 922,77 0,971
Logaritma 1.870,14 0,876
Eksponensial 893,78 0,972
Geometri 1.838,77 0,880
Sumber: Data Perencanaan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Limbah , 2023
Proyeksi jumlah penduduk dari keempat metode yang dipakai adalah metode Eksponensial
karena metode Eksponensial memiliki nilai R mendekati 1 dan nilai S yang terkecil. Hasil
proyeksi jumlah penduduk terpilih dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.5
Tabel 4.7 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk dengan Metode Terpilih
No Tahun Penduduk Eksponensial
IV-11
Grafik Analisis Jumlah Penduduk dengan Metoda Terpilih
190.000
180.000
170.000
y = 1241,5x - 2E+06
Penduduk
160.000 R² = 0,9432
Data Awal
150.000
Eksponensial
140.000 Linear (Data Awal)
130.000
120.000
2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040
Tahun
Gambar 4.5 Grafik Analisis Pertambahan Jumlah Penduduk dengan Metode Terpilih
Sumber: Data Perencanaan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Limbah , 2023
Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari perhitungan proyeksi penduduk pada metode terpilih
jumlah penduduk kecamatan terpilih pada Kabupaten Padang Pariaman pada akhir periode
yakni tahun 2037 berjumlah 100.067 jiwa. Setelah mengetahui jumlah penduduk hasil proyeksi,
kemudian dihitung berapa kepadatan penduduk per kecamatan di kecamatan terpilih pada
Kabupaten Padang Pariaman. Kepadatan penduduk ini dihitung berdasarkan persebaran
penduduk dibagi dengan luas daerah per blok. Persebaran dan kepadatan penduduk kecamatan
terpilih pada Kabupaten Padang Pariaman dari tahap I sampai tahap III dapat dilihat pada Tabel
4.8 berikut.
Tabel 4.8 Persebaran dan Kepadatan Penduduk Kota Solok
Persebaran Jumlah Luas Kepadatan
Periode Jumlah Penduduk
Blok Penduduk Penduduk Wilayah Penduduk
Desain (Jiwa)
(100%) (Jiwa) (Ha) (Jiwa/ Ha)
Pada sistem penyaluran air Limbah kecamatan terpilih pada Kabupaten Padang Pariaman,
periode desain yang direncanakan yaitu untuk 15 tahun mendatang yang dimulai dari tahun
2023 sampai 2037. Periode desain ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap I yang dimulai dari
tahun 2023 sampai 2027, tahap II dimulai dari tahun 2028 sampai 2032 dan tahap III dimulai
dari tahun 2033 sampai 2037. Pembagian tahapan ini bertujuan untuk mengevaluasi tahap awal
perhitungan kebutuhan air.
Daerah pelayanan merupakan daerah yang akan dilayani pada perancangan penyaluran air
limbah. Daerah pelayanan kecamatan terpilih pada Kabupaten Padang Pariaman semakin
meningkat sesuai kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut. Daerah pelayanan kecamatan
terpilih pada Kabupaten Padang Pariaman terbagi menjadi beberapa blok, yaitu Blok A sampai
dengan Blok D. Pembagian blok ini didasarkan atas kesamaan data antara tiap daerahnya yaitu:
Blok A terdiri dari Kecamatan 2x11 Anam Lingkuang dan Kecamatan VII Koto Patamuan.
Blok B terdiri dari Kecamatan 2 x 11 kayu tanam. Blok C terdiri dari Kecamatan Anam
Lingkuang dan Kecamatan Sintuak Toboh Gadang. Blok D terdiri dari Kecamatan Lubuk
Aluang. Persentase daerah pelayanan peyaluran air limbah di kecamatan terpilih pada
Kabupaten Padang Pariaman selama III tahap adalah 9
Tabel 4.9
No Uraian Satuan Blok A Blok B Blok C Blok D
1 Luas wilayah Ha 11.859 18.855 6.693 12.477
2 Topografi % 45,51 35,01 7,65 46,65
(landai) (curam) (datar) (landau)
3 Permeabilitas tanah cm/jam 6,36 5,11 7,13 3,15
(agak cepat) (sedang) (agak cepat) (sedang)
4 Kepadatan Penduduk Jiwa/Ha 3 2 6 4
(rendah) (rendah) (menengah) (rendah)
Sumber: Data Perencanaan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Limbah , 2023
0%. Peta daerah pelayanan dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan pembagian blok pelayanan dapat
dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.6 Peta Daerah Pelayanan
Gambar 4.7 Peta Pembagian Daerah Perblok
4.4 Tingkat Pelayanan
Perencanaan desain untuk penyaluran air limbah kecamatan terpilih pada Kabupaten Padang
Pariaman akan dilakukan dalam 3 tahap. Tingkat pelayanan ketiga tahap ialah sebagai berikut:
1. Tahap I, tingkat pelayanan 45% (80% terdiri dari On Site Individual (55%) dan Small Bore
Sewer (45%));
2. Tahap II, tingkat pelayanan 50% (85% terdiri dari On Site Individual (50%) dan Small Bore
Sewer (50%));
3. Tahap III, tingkat pelayanan 55% (90% terdiri dari On Site Individual (45%) dan Small
Bore Sewer (55%)).
Perencanaan Sistem Penyaluran Air limbah (SPAL) kecamatan terpilih pada Kabupaten
Padang Pariaman ini menggunakan sistem On Site Individual dan sistem Small Bore Sewer.
Tingkat pelayanan tahap I, II, dan III dapat dilihat pada Gambar 4.7; Gambar 4.8; dan
Gambar 4.9
Sistem Penyaluran
Small Bore Sewer
Air Limbah Tahap I (50%)
Pada Tahap II dan III ini jumlah penduduk sudah mulai bertambah sehingga penyebaran
bangunan mulai padat, selain itu pemahaman masyarakat tentang sanitasi mulai meningkat.
Namun pada tahap III masih belum dapat mencapai tingkat pelayan 100% dengan adanya
beberapa kendala seperti biaya dalam pembangunan sistem dan beberapa lokasi wilayah yang
sulit untuk dijangkau.
4.4.1 Blok A
Blok A terdiri dari Kecamatan 2x11 Anam Lingkuang dan Kecamatan VII Koto Patamuan
dengan luas Blok A adalah 11.859 Ha. Sehingga didapatkan jumlah penduduk Blok A
Kabupaten Padang Pariaman pada tahap III adalah:
= 159.792jiwa x 24,44%
= 39.053 jiwa
= 3 jiwa/Ha
= 40.724 jiwa
Jumlah Penduduk Terlayani Blok A = Jumlah Penduduk Blok A × %Tingkat
Pelayanan
= 34.616 jiwa
= 85% x 11.859 Ha
= 10.080 Ha
Jumlah Penduduk terlayani Blok A
Kepadatan Penduduk = Luas Wilayah terlayani Blok A
34.616 Jiwa
= 10.080 Ha
= 3 jiwa/Ha
= 42.467 jiwa
= 38.220 jiwa
= 90% x 11.859 Ha
= 10.673 Ha
Jumlah Penduduk terlayani Blok A
Kepadatan Penduduk = Luas Wilayah terlayani Blok A
38.220 Jiwa
= 10.673 Ha
= 4 jiwa/Ha
4.4.2 Blok B
Blok B terdiri dari Kecamatan 2 x 11 kayu tanam adalah 18.855 Ha. Sehingga didapatkan
jumlah penduduk Blok B Kabupaten Padang Pariaman pada tahap III adalah:
= 23.650 jiwa
= 80% x 18.855 Ha
= 15.084 Ha
Jumlah Penduduk terlayani Blok B
Kepadatan Penduduk = Luas Wilayah terlayani Blok B
23.650 Jiwa
= 15.084 Ha
= 1 jiwa/Ha
= 30.826 jiwa
= 26.202 jiwa
= 85% x 18.855 Ha
= 16.027 Ha
Jumlah Penduduk terlayani Blok B
Kepadatan Penduduk = Luas Wilayah terlayani Blok B
26.202 Jiwa
= 16.027 Ha
= 1 jiwa/Ha
c. Perencanaan Blok Tahap III
Jumlah Penduduk Blok B = Jumlah Penduduk x %Persebaran
Penduduk blok B
= 32.145 jiwa
= 28.931 jiwa
= 90% x 18.855 Ha
= 16.970 Ha
Jumlah Penduduk terlayani Blok B
Kepadatan Penduduk = Luas Wilayah terlayani Blok B
28.931 Jiwa
= 16.970 Ha
= 2 jiwa/Ha
4.4.3 Blok C
Blok C terdiri dari Kecamatan Anam Lingkuang dan Kecamatan Sintuak Toboh Gadang dengan
luas Blok C adalah 6.693 Ha. Sehingga didapatkan jumlah penduduk Blok C Kabupaten Padang
Pariaman pada tahap III adalah:
= 41.881 jiwa
= 33.505 jiwa
= 80% x 6.693 Ha
= 5.354 Ha
Jumlah Penduduk terlayani Blok C
Kepadatan Penduduk = Luas Wilayah terlayani Blok C
33.505 Jiwa
= 5.354 Ha
= 5 jiwa/Ha
= 43.673 jiwa
= 37.122 jiwa
= 85% x 6.693 Ha
= 5.689 Ha
Jumlah Penduduk terlayani Blok C
Kepadatan Penduduk =
Luas Wilayah terlayani Blok C
37.122 Jiwa
= 5.689 Ha
= 6 jiwa/Ha
= 45.542 jiwa
= 40.988 jiwa
= 90% x 6.693 Ha
= 6.024 Ha
Jumlah Penduduk terlayani Blok C
Kepadatan Penduduk = Luas Wilayah terlayani Blok C
40.988 Jiwa
= 6.024 Ha
= 6 jiwa/Ha
Blok D terdiri dari Kecamatan Lubuk Aluang dengan luas Blok D adalah 12.477 Ha. Sehingga
didapatkan jumlah penduduk Blok D Kabupaten Padang Pariaman pada tahap III adalah:
a. Perencanaan Blok Tahap I
Jumlah Penduduk Blok D = Jumlah Penduduk x %Persebaran
Penduduk blok D
= 49.312 jiwa
= 39.449 jiwa
= 80% x 12.477 Ha
= 9.982 Ha
Jumlah Penduduk terlayani Blok D
Kepadatan Penduduk = Luas Wilayah terlayani Blok D
39.449 Jiwa
= 9.982 Ha
= 5 jiwa/Ha
= 51.422 jiwa
= 43.708 jiwa
= 10.605 Ha
Jumlah Penduduk terlayani Blok D
Kepadatan Penduduk = Luas Wilayah terlayani Blok D
43.708 Jiwa
= 10.605 Ha
= 4 jiwa/Ha
= 53.622 jiwa
= 48.260 jiwa
= 90% x 12.477 Ha
= 11.229 Ha
Jumlah Penduduk terlayani Blok D
Kepadatan Penduduk = Luas Wilayah terlayani Blok D
448.260 Jiwa
= 11.229 Ha
= 4 jiwa/Ha
4.5 Alternatif Sistem Penyaluran Air Limbah Terpilih dan Blok Pelayanan
Perencanaan SPAB Kota Solok akan dibagi atas beberapa blok pelayanan, pertimbangan
dalam pemilihan blok pelayanan mempertimbangkan beberapa aspek.
1. Pembagian Blok Perencanaan
Pembagian blok-blok perencanaan ditetapkan berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu:
g. Keseragaman tingkat kepadatan penduduk;
h. Keseragaman bentuk topografi dan kemiringan lahan;
i. Keseragaman tingkat kepadatan bangunan;
j. Keseragaman tingkat permasalahan pencemaran air tanah dan permukaan;
k. Kesamaan badan air penerima;
l. Batas administrasi.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka daerah perencanaan sistem penyaluran air Limbah
Kota Solok dibagi menjadi 4 blok pelayanan dimana sistem pengelolaan air Limbahnya
disesuaikan dengan kondisi eksisting masing-masing blok pelayanan.
2. Alternatif Sistem Penyaluran Air Limbah
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem penyaluran air Limbah adalah
kepadatan penduduk, sumber air yang ada, permeabilitas tanah, kemiringan tanah, biaya yang
dibutuhkan dan lain-lain. Pemilihan alternatif sistem pengelolaan air Limbah dan teknologi
pengolahan air Limbah dapat dilihat pada Tabel 4.18 dan Tabel 4.19
Tabel 4.18 Pemilihan Alternatif Sistem Pengelolaan dan Perpipaan Air Limbah
Sistem On-site Sistem On-site Sistem Small Bore Shallow
No Blok Kondisi Eksisting Sistem Terpilih
Individual Komunal Off-site Sewer Sewer
- Kepadatan penduduk - 4 jiwa/ha (kepadatan √ x x x x
- Letak daerah pelayanan rendah) √ √ √ √ √
- Sumber air - 50-2275 mdpl √ √ √ √ √
- Permeabilitas tanah - Sungai (Batang √ √ x √ x
- Kemiringan tanah Purungan) √ √ √ √ √ Sistem On-Site
1. Blok A - Kemampuan membiayai - 6,36 cm/jam (agak √ x x x x Individual dan
- Ketersediaan lahan cepat) √ √ x x √ Small Bore Sewer
kosong - 45,51% (landai) x x x √ √
- Rel kereta api - Sedang-Rendah
- Banyak
- Melewati Sungai
- 1 jiwa/ha (kepadatan √ √ x x x
- Kepadatan penduduk
rendah) √ √ √ √ √
- Letak daerah pelayanan √ √ √ √ √
- 75-1175 mdpl
- Sumber air √ √ x √ x
- Sungai (Batang
- Permeabilitas tanah √ X √ √ x Sistem On-Site
Sipisang)
2. Blok B - Kemiringan tanah
- 5,11 cm/jam (sedang) X √ √ x x Individual dan
- Kemampuan membiayai √ √ √ √ x Small Bore Sewer
- 35,01% (curam)
- Ketersediaan lahan X X X √ √
- Sedang-Tinggi
kosong
- Sedikit
- Rel kereta api
- Melalui sungai
- 4 jiwa/ha (kepadatan √ x x x x
rendah) √ √ √ √ √
- Kepadatan penduduk √ √ √ √ √
- 25-75 mdpl
- Letak daerah pelayanan x x x x √
- Sungai Batang Tanjung,
- Sumber air √ √ √ √ √
Sungai Tapakis, dan Sungai
- Permeabilitas tanah
Labun √ x x X X Sistem On-Site
3. Blok C - Kemiringan tanah √ √ x X √ Individual dan
- 7,13 cm/jam (lambat)
- Kemampuan membiayai x √ √ Small Bore Sewer
- 7,65% (datar)
- Ketersediaan lahan
- Masyarakat berpenghasilan
kosong
sedang-rendah
- Rel kereta api
- banyak
- Melewati sungai
Sistem On-site Sistem On-site Sistem Small Bore Shallow
No Blok Kondisi Eksisting Sistem Terpilih
Individual Komunal Off-site Sewer Sewer
√ x x x x
- 2 jiwa/ha (kepadatan
√ √ √ √ √
- Kepadatan penduduk rendah)
√ √ √ √ √
- Letak daerah pelayanan - 25-1575 mdpl
√ √ x √ X
- Sumber air - Sungai Batang Anai dan
√ √ √ √ √
- Permeabilitas tanah Sungai Salibutan Sistem On-Site
x √ √ √ √
4. Blok D - Kemiringan tanah - 3,15 cm/jam (sedang) Individual dan
√ √ √ √ X
- Kemampuan membiayai - 46,65% (Landai) Small Bore Sewer
x √ √
- Ketersediaan lahan - Masyarakat berpenghasilan
kosong sedang-tinggi
- Rel kereta api - sedikit
- Melewati sungai
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Solok, 2023
Sistem perpipaan yang digunakan pada Blok A, B, C, dan D berdasarkan Tabel 4.18 adalah sistem On-site Individual dan Small Bore Sewer.
Kemudian pemilihan alternatif teknologi pengolahan air Limbah yang cocok untuk masing-masing Blok pelayanan dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Kondisi eksisting sistem penyaluran air limbah terpilih pada keempat blok adalah Tangki septik. Perencanaan pada periode desain 15 tahun untuk semua
blok dipilih sistem tangki septik, karena diasumsikan bahwa semua blok pada memenuhi kriteria sistem tangka septik
4.5.1 Konsep Penyaluran Grey Water dan Black Water
Saluran air Limbah dibagi menjadi dua jenis, yaitu grey water dan black water. Grey water
merupakan air bekas yang disalurkan menuju Bangunan Pengolahan Air Limbah (BPAB) untuk
diolah sebelum menuju ke badan air penerima. Black water merupakan air kotor yang berakhir
di tangki septik. Saluran black water dari rumah harus disalurkan ke septic tank untuk
diendapkan dan diuraikan oleh bakteri. Black water disalurkan melalui distribusi dan grey water
dialirkan melalui sink, westafel dan floor drain. Grey water ini apabila didiamkan dalam jangka
waktu lama akan menyebabkan sumbatan pada saluran pemLimbah air kotor, dan juga kerak-
kerak makanan yang menempel dari Limbah dapur akan memancing tikus untuk datang.
Grey water mengandung banyak lemak, yang berasal dari mentega, minyak goreng, santan dan
sabun. Untuk itu, agar penyumbatan di pipa dapat dikurangi maka solusinya dibuat bak
penangkap lemak yang terletak di luar bangunan. Bak penangkap lemak ini diletakkan tidak
jauh dari rumah, agar tidak memunculkan kemungkinan penggumpalan di sepanjang pipa air
bekas ke bak penangkap lemak. Black water membutuhkan septictank dan peresapan sebagai
media pemLimbahnya. Septictank merupakan ruang kedap air yang memiliki fungsi mengolah
air limbah dengan kecepatan alir yang lambat. Septictank ini memiliki persyaratan mulai dari
jarak, ukuran dan spesifikasinya, untuk jarak dari bangunan dipersyaratkan 1,5 m sedangkan
jarak dengan sumur sepanjang 10 m. Untuk ukuran ideal sebesar 75 m3 yang dapat digunakan
untuk melayani 10 orang. Septictank memiliki pipa udara 5 cm, memiliki lubang pemeriksaan,
pipa Limbah dan pipa masuk serta ruang bersekat untuk pengendapan lumpur. Septictank lebih
baik diletakkan di depan rumah atau di halaman belakang untuk memudahkan dalam
perawatannya.
Air limbah rumah tangga (mandi, cuci, dapur, dan limbah kotoran) yang dialirkan secara
terpusat keluar dari lokasi pekarangan masing-masing rumah ke saluran pengumpul air limbah
dan selanjutnya disalurkan secara terpusat ke bangunan pengolahan air limbah sebelum dibuang
ke badan perairan. Keuntungan pemnakaian sistem penyaluran terpusat adalah pelayanan yang
lebih aman, menampung semua jenis limbah domestik, pencemaran air tanah dan lingkungan
dapat dihindari, cocok untuk daerah dengan tingkat kepadatan tinggi, masa/umur pemakaian
relative lebih lama. Sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site) merupakan alternatif
sistem penyaluran air limbah terpilih pada kecamtan terpilih di Kabupaten Padang Pariaman.
Sistem pengelolaan offsite terpilih ini menggunakan sistem penyaluran Shallow Sewer system.
Lokasi blok yang cukup dekat dengan sumber air membuat penggunaan sistem ini lebih tepat
karena Shallow Sewer system bergantung pada pembilasan air limbah saat membuang padatan
sehingga lokasi tersebut sangat kecil kemungkinannya untuk kekurangan air. Berikut
digambarkan skema sistem penyaluran air limbah secara offsite di kecamtan terpilih di
Kabupaten Padang Pariaman pada Gambar 4.8
Terpisah
Alternatif pemilihan saluran air Limbah ada bermacam-macam sesuai dengan kondisi topografi,
biaya, kebutuhan O/M, slope dll. Untuk topografi menurun, biaya untuk konstruksi di tanah
berbatu, air tanahnya sedang, potensi sulfidanya tinggi, tidak diperlukan slope minimum atau
kecepatan, kebutuhan O/M nya rendah sampai sedang, dan tidak adanya kebutuhan daya ideal,
manhole dan fasilitas lain, maka dapat dipilih alternatif tipe saluran berupa SDG. Agar lebih
jelasnya, berikut ini adalah Tabel 4.20 mengenai alternatif pemilihan saluran air Limbah.
Blok A
Sistem penyaluran air limbah terpilih untuk Blok A kecamtan terpilih di Kabupaten Padang
Pariaman adalah sistem Onsite Individual. Blok A menggunakan sistem penyaluran air Limbah
secara On-site Individual pada tahap I, II dan III. Sistem ini dipilih karena Blok A merupakan
pemukiman penduduk dengan kepadatan rendah 8 jiwa/ha sehingga memungkinkan untuk
mengolah air Limbah secara individual. Air Limbah black water dan grey water dialirkan ke
Tangki Septik dan 1 kali 2 tahun lumpur dibawa ke tangki septik. Sistem ini dipilih karena
kondisi eksisting pada Blok A memiliki kepadatan penduduk yang rendah yaitu 4 jiwa/ha,
permeabilitas tanah 6,36 cm/jam (agak cepat), kemiringan tanah 45,51% dan masyarakat pada
blok ini berpenghasilan sedang yang mendukung penggunaan sistem onsite individual.
Tidak Terlayani
Cubluk (100%)
(45%)
Sistem penyaluran air Limbah terpilih untuk Blok B kecamtan terpilih di Kabupaten Padang
Pariaman adalah sistem Onsite Individual. Blok B menggunakan sistem penyaluran air Limbah
secara Onsite Individual pada tahap I, II dan III. Sistem ini dipilih karena lahan kosong yang
tidak terlalu banyak di Blok B meskipun memiliki pemukiman penduduk dengan kepadatan
rendah yakni sebanyak 1 jiwa/ha, sehingga memungkinkan untuk mengolah air Limbah secara
terpusat lebih efisien. Pengolahan yang dilakukan adalah dengan menerapkan Small Bore Sewer
system. Air Limbah black water dan grey water dialirkan ke pipa imbah yang cocok di daerah
dengan penduduk yang sudah banyak memiliki tangki septik sendiri. Lokasi blok yang cukup
dekat dengan sumber air membuat penggunaan sistem ini lebih tepat karena Small Bore system
bergantung pada pembilasan air limbah saat membuang padatan sehingga lokasi tersebut sangat
kecil kemungkinannya untuk kekurangan air.
Tidak Terlayani
Cubluk (100%)
(45%)
Blok C
Sistem penyaluran air limbah terpilih untuk Blok C kecamtan terpilih di Kabupaten Padang
Pariaman adalah sistem Onsite Individual. Blok C menggunakan sistem penyaluran air Limbah
secara On-site Individual pada tahap I, II dan III. Sistem ini dipilih karena Blok C merupakan
pemukiman penduduk dengan kepadatan rendah yakni sebanyak 4 jiwa/ha. sehingga
memungkinkan untuk mengolah air Limbah secara individual. Air Limbah black water dan
grey water dialirkan ke Tangki Septik dan 1 kali 2 tahun lumpur dibawa ke tangki septik. Sistem
ini dipilih karena kondisi eksisting pada Blok C memiliki kepadatan penduduk yang rendah
yaitu 4 jiwa/ha, permeabilitas tanah 7,13 cm/jam (lambat), kemiringan tanah 7,65% dan
masyarakat pada blok ini berpenghasilan sedang-rendah yang mendukung penggunaan sistem
onsite individual.
Tidak Terlayani
Cubluk (100%)
(45%)
Sistem penyaluran air Limbah terpilih untuk Blok D kecamtan terpilih di Kabupaten Padang
Pariaman adalah sistem On site Induvidual. Blok D menggunakan sistem penyaluran air
Limbah secara On Site pada tahap I, II dan III. Sistem ini dipilih karena lahan kosong yang
tidak terlalu banyak di Blok D meskipun memiliki pemukiman penduduk dengan kepadatan
rendah yakni sebanyak 2 jiwa/ha, sehingga memungkinkan untuk mengolah air Limbah secara
terpusat lebih efisien. Pengolahan yang dilakukan adalah dengan menerapkan Shallow Sewer
system. Air Limbah black water dan grey water dialirkan ke pipa limbah yang cocok di daerah
dengan penduduk yang sudah banyak memiliki tangki septik sendiri. Lokasi blok yang cukup
dekat dengan sumber air membuat penggunaan sistem ini lebih tepat karena Shallow Sewer
system bergantung pada pembilasan air Limbah saat membuang padatan sehingga lokasi
tersebut sangat kecil kemungkinannya untuk kekurangan air.
Tidak Terlayani
Cubluk (100%)
(45%)