Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

PERHITUNGAN PROYEKSI DAN ALTERNATIF PENGOLAHAN

4.1 Data Perencanaan


Secara topografi wilayah Kecamatan Sesayap terletak pada ketinggian rata-
rata 250 mdpl – 680 mdpl. Berdasarkan SK-SNI 19-6728.1-2002 standar
kebutuhan air bersih berdasarkan lokasi wilayah dimana:
Kota Metropolitan dengan penduduk > 1.000.000 : 190 L/orang/hari
Kota Besar dengan penduduk 500.000 - 1.000.000 : 170 L/orang/hari
Kota Sedang dengan penduduk 100.000 - 500.000 : 150 L/orang/hari
Kota Kecil dengan penduduk 20.000 - 100.000 : 130 L/orang/hari
Desa dengan penduduk 10.000 – 20.000 : 100 L/orang/hari
Desa kecil dengan penduduk 3.000 – 10.000 : 60 L/orang/hari
Berdasarkan SK-SNI 19-6728.1-2002 Kecamatan Sesayap termasuk
kategori Desa dengan total penduduk sebesar 10.489 jiwa (Kabupaten Tana
Tidung Dalam Angka 2021). Berdasarkan volume kebutuhan air bersih/orang/hari
sebagaimana data tersebut, maka kebutuhan air bersih penduduk adalah:
Kecamatan Sesayap = 10.489 jiwa x 100 liter/jiwa/hari
= 1.048.900 liter/hari
Volume air limbah rata - rata biasanya mencapai 60 – 80% liter/hari dari
volume total kebutuhan air bersih dimana volume air limbah untuk daerah
perencanaan yang digunakan sebesar 80% sehingga volume air limbah sebagai
berikut:
Kecamatan Sesayap = 1.048.900 liter/hari x 80%
= 839.120 liter/hari
Besarnya jumlah pencemar domestik yang masuk ke badan air ditentukan
oleh kesadaran masyarakat akan dampak negatif dari pembuangan air limbah serta
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah yang dihasilkannya.
Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut di atas diperlukan suatu kajian pengelolaan
air limbah sehingga diharapkan nantinya air limbah di Kecamatan Sesayap dapat
dikelola sebelum dibuang ke lingkungan.
4.2 Analisa Data
4.2.1 Uji Korelasi
Proyeksi penduduk digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk
untuk masa yang akan datang. Perkiraan jumlah penduduk ini digunakan sebagai
dasar untuk perhitungan kuantitas air buangan yang dihasilkan dari aktivitas
domestik. Untuk mendapatkan metode proyeksi yang tepat, perlu dilakukan uji
korelasi dan metode yang ada. Dari hasil uji korelasi dengan hasil yang mendekati
merupakan metode yang digunakan. Rumus uji korelasi yang digunakan:
n(∑ xy) − (∑ y)(∑ x)
r=
√[n(∑ y 2 ) − (∑ y)2 ][n(∑ x 2 ) − (∑ x)2 ]

Keterangan
y (aritmatika) : pertambahan penduduk
y (geometrik) : ln × Pertambahan Penduduk
y (last square) : Jumlah Penduduk
x : Tahun ke–n
n : Jumlah tahun
Total jumlah penduduk Kecamatan Sesayap dalam kurun waktu 5 tahun
disediakan pada tabel 4.1. berikut:
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Sesayap Tahun 2016 – 2020
Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk
Tahun
(Jiwa) (Jiwa)
2016 9.476 -
2017 10.118 642
2018 10.850 732
2019 11.670 820
2020 10.489 -1.181
(Sumber: Kab. Tana Tidung Dalam Angka, 2017-2021)
A. Metode Aritmatika
Tabel 4.2 Perhitungan Uji Korelasi Metode Aritmatika Kecamatan
Sesayap
X Y X.Y X2 Y2
1 642 642 1 412.164
2 732 1.464 4 535.824
3 820 2.460 9 672.400
4 -1.181 -4.724 16 1.394.761
10 1.013 -158 30 3.015.149

n(∑ xy) − (∑ y)(∑ x)


r=
√[n(∑ y 2 ) − (∑ y)2 ][n(∑ x 2 ) − (∑ x)2 ]

4(−158) − (1.013)(10)
r=
√[4(3.015.149) − (1.013)2 ][4(30) − (10)2 ]
−10.762
r=
−10.539,439453
r = 1,021

B. Metode Geometrik
Tabel 4.3 Perhitungan Uji Korelasi Metode Geometrik Kecamatan
Sesayap
X Y X.Y X2 Y2
1 0,0674 0,0674 1 0,00454276
2 0,0723 0,1446 4 0,00522729
3 0,0756 0,2268 9 0,00571536
4 -0,1012 -0,4048 16 0,01024144
10 0,1141 0,034 30 0,02572685

n(∑ xy) − (∑ y)(∑ x)


r=
√[n(∑ y 2 ) − (∑ y)2 ][n(∑ x 2 ) − (∑ x)2 ]

4(−0,034) − (0,1141)(10)
r=
√[4(0,02572685) − (0,1141)2 ][4(30) − (10)2 ]
−1.277
r=
−10,072703202
r = 0,126
C. Metode Least Square
Tabel 4.4 Perhitungan Uji Korelasi Metode Least Square Kecamatan
Sesayap
X Y X.Y X2 Y2
1 9.476 9.476 1 89.794.576
2 10.118 20.236 4 102.373.924
3 10.850 32.550 9 117.722.500
4 11.670 46.680 16 136.188.900
5 10.489 52.445 25 110.019.121
15 52.603 161.387 55 556.099.021

n(∑ xy) − (∑ y)(∑ x)


r=
√[n(∑ y 2 ) − (∑ y)2 ][n(∑ x 2 ) − (∑ x)2 ]

5(161.387) − (52.603)(15)
r=
√[5(556.099.021) − (52.603)2 ][5(55) − (15)2 ]
17.890
r=
870.726
r = 0,020

 Hasil Uji Kolerasi


Nilai korelasi dari perhitungan dengan metode aritmatika, geometri, dan
least square disajikan dalam tabel 4.5. berikut:
Table 4.5 Hasil Uji Korelasi
Metode
Kecamatan Aritmatika Geometri Least Square
Nilai Korelasi (r) Nilai Korelasi (r) Nilai Korelasi (r)
Sesayap 1,021 0,126 0,020
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh nilai r yang paling mendekati 1 adalah hasil
dari perhitungan menggunakan metode Aritmatika yaitu dengan nilai r = 1,021.
Menurut metode proyeksi yang terpilih berikut ini disajikan perhitungan untuk
proyeksi penduduk Kecamatan Sesayap selama 25 tahun ke depan (2047).
4.2.2 Proyeksi Penduduk
Untuk menentukan proyeksi jumlah penduduk hingga tahun 2047,
berdasarkan hasil uji korelasi dilakukan menggunakan metode Artimatika seperti
pada berikut:
Pn = Po + (Ka.X)
Po − Pt
Ka =
t
Keterangan
Pn : Jumlah penduduk pada tahun proyeksi
Pt : Jumlah penduduk pada awal tahun
Po : Jumlah penduduk pada akhir tahun
X : Selang waktu (tahun proyeksi-tahun akhir)
t : Jumlah data dikurangi 1
Ka : Pertambahan penduduk rata-rata
Perhitungan proyeksi penduduk di Kecamatan Sesayap masing-masing pada
proyeksi tahun ke 5, 10, 15, 20, 25, yang jatuh pada 2026, 2031, 2036, 2041,
2046, berikut perhitungannya:
9.476 − 10.489
Ka = = 253,25
5−1
 Proyeksi penduduk Kecamatan Sesayap pada tahun 2026
P2026 = Po + (Ka.X)
P2026 = 10.489 + (253,25(2026-2021))
P2026 = 10.489 + (253,25×5)
P2026 = 11.755,25 = 11.755 jiwa
 Proyeksi penduduk Kecamatan Sesayap pada tahun 2031
P2031 = Po + (Ka.X)
P2031 = 10.489 + (253,25(2031-2021))
P2031 = 10.489 + (253,25×10)
P2031 = 13.021,5 = 12.021 jiwa
 Proyeksi penduduk Kecamatan Sesayap pada tahun 2036
P2036 = Po + (Ka.X)
P2036 = 10.489 + (253,25(2036-2021))
P2036 = 10.489 + (253,25×15)
P2036 = 14.287,75 = 14.287 jiwa
 Proyeksi penduduk Kecamatan Sesayap pada tahun 2041
P2041 = Po + (Ka.X)
P2041 = 10.489 + (235,25(2041-2021))
P2041 = 10.489 + (235,25×20)
P2041 = 15.554 jiwa
 Proyeksi penduduk Kecamatan Sesayap pada tahun 2046
P2046 = Po + (Ka.X)
P2046 = 10.489 + (235,25(2046-2021))
P2046 = 10.489 + (235,25×25)
P2046 = 16.820,25 = 16.820 jiwa

Tabel 4.6 Proyeksi Penduduk Kecamatan Sesayap pada Tahun 2046


Tahun
No Kecamatan
2021 2026 2031 2036 2041 2046
1. Sesayap 10.489 11.755 12.021 14.287 15.554 16.820

4.2.3 Proyeksi Fasilitas


Proyeksi fasilitas digunakan untuk memperkirakan adanya penambahan
fasilitas pada wilayah perencanaan pada jangka waktu yang ditentukan. Pada
perencanaan ini waktu proyeksi yang ditentukan selama 25 tahun mendatang.
Metode yang digunakan pada proyeksi fasilitas menggunakan pendekatan
perbandingan jumlah penduduk tahun proyeksi dengan jumlah fasilitas tahun
proyeksi dengan jumlah fasilitas tahun sekarang. Diketahui data eksisting jumlah
fasilitas umum yang tersebar di Kecamatan Sesayap dari dokumen dalam angka
pada tahun 2017 sampai tahun 2021, sebagai berikut.
a. Proyeksi Fasilitas Pendidikan
Kebutuhan air bersih rata-rata berdasarkan Ditjen Cipta Karya Perencanaan
Umum tahun 1996 untuk fasilitas pendidikan pada kategori Desa diketahui
10 liter/siswa/hari, sehingga perhitungan proyeksi fasilitas pendidikan
berdasarkan pada banyaknya murid. Berikut contoh perhitungan proyeksi
fasilitas pendidikan di Kecamatan Sesayap.
Diketahui:
Jumlah siswa TK 2021 : 182 siswa
Jumlah penduduk tahun 2021 : 10.489 jiwa
Jumlah penduduk tahun 2026 : 11.755 jiwa
Maka:
Jmlh siswa TK 2021
Proyeksi siswa 2026 = × Populasi th. 2026
Jmlh penduduk th. 2021
182 siswa
Proyeksi siswa 2026 = × 11.755 jiwa
10.489 jiwa
Proyeksi siswa 2026 = 203 siswa
Fasilitas pendidikan yang tersebar di Kecamatan Sesayap berupa TK, SD,
SMP, SMA. Jumlah fasilitas pendidikan sampai tahun perencanaan 2046,
disajikan pada tabel 4.7. berikut:
Tabel 4.7. Proyeksi Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Sesayap
Tahun Proyeksi (jiwa)
Fasilitas
2026 2031 2036 2041 2046
TK 39 39 39 40 40
SD 32 32 32 32 33
SMP 14 14 14 15 15
SMA 9 9 9 9 9
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2022)
b. Proyeksi Fasilitas Peribadatan
Kebutuhan air bersih rata-rata berdasarkan Ditjen Cipta Karya Perencanaan
Umum tahun 1996 untuk fasilitas peribadatan pada kategori Desa salah
satunya masjid diketahui 3000 liter/unit/hari, sehingga perhitungan proyeksi
fasilitas peribadatan berdasarkan pada banyaknya unit. Berikut contoh
perhitungan peribadatan yaitu unit mushola di Kecamatan Sesayap
Diketahui:
Jumlah unit masjid 2021 : 7 unit
Jumlah penduduk tahun 2021 : 10.489 jiwa
Jumlah penduduk tahun 2026 : 11.755 jiwa
Maka:
Jmlh penduduk th. 2026
Proyeksi 2026 = × unit pada th. 2021
Jmlh penduduk th. 2021
11.755 jiwa
Proyeksi 2026 = × 7 unit
10.489 jiwa
Proyeksi 2026 = 7 unit
Fasilitas peribadatan yang tersebar di Kecamatan Sesayap berupa Mushola,
Masjid, Gereja Protestan, dan Pura. Jumlah fasilitas peribadatan pada tahun
perencanaan 2046, disajikan pada tabel 4.8. berikut:
Tabel 4.8. Proyeksi Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Sesayap
Tahun Proyeksi (unit)
Fasilitas
2021 2026 2031 2036 2041 2046
Masjid 7 8 8 10 10 11
Mushola 12 13 14 16 18 19
Gereja Protestan 12 13 14 16 18 19
Pura 1 1 1 1 1 1
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2022)
c. Proyeksi Fasilitas Kesehatan
Kebutuhan air bersih rata-rata berdasarkan Ditjen Cipta Karya Perencanaan
Umum tahun 1996 untuk fasilitas kesehatan pada kategori Desa, diketahui
Rumah Sakit diketahui 2000 liter/unit/hari. Sehingga perhitungan proyeksi
fasilitas berdasarkan unit dilakukan seperti pada perhitungan fasilitas
peribadatan. Hasil perhitungan proyeksi fasilitas kesehatan disajikan pada
tabel 4.9. berikut
Tabel 4.9. Proyeksi Fasilitas Kesehatan
Tahun Proyeksi (unit)
Fasiltas
2021 2026 2031 2036 2041 2046
Rumah Sakit 1 1 1 1 1 1
Poliklinik 2 2 3 3 3 3
Puskesmas 1 1 1 1 1 2
Apotek 10 11 11 14 15 16
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2022)

d. Proyeksi Fasilitas Pusat Perdagangan


Kebutuhan air bersih rata-rata berdasarkan Ditjen Cipta Karya Perencanaan
Umum tahun 1996 untuk fasilitas perdagangan pada kategori Desa.
Perhitungan proyeksi fasilitas berdasarkan unit dilakukan untuk Pasar,
sedangkan berdasarkan karyawan dilakukan untuk Toko, seperti pada
perhitungan fasilitas kesehatan, disajikan pada tabel 4.10. berikut
Tabel 4.10. Proyeksi Fasilitas Perdagangan
Tahun Proyeksi (unit)
Fasilitas
2021 2026 2031 2036 2041 2046
Toko 28 47 48 48 57 62
Pasar Permanen/Non Permanen 64 64 64 64 64 64
Warung 342 342 342 342 342 342
Supermarket 5 5 6 6 7 7
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2022)
4.3 Pemakaian Air Bersih Domestik Tahun 2045
Berdasarkan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas Perencanaan
Umum tahun 1996, Kecamatan Sesayap termasuk dalam Kategori Desa karena
mempunyai jumlah penduduk sebesar 10.489 jiwa (Kecamatan Sesayap dalam
Angka, 2021). Kebutuhan air rata-rata berdasarkan kriteria tersebut diperoleh 90-
120 liter/jiwa/hari, sehingga pada perhitungan air bersih domestik digunakan nilai
maksimum yaitu 100 liter/jiwa/hari. Contoh perhitungan kebutuhan air bersih
domestik pada tahun perencanaan 2046 di Kecamatan Sesayap, diperoleh:
Keb. Air Bersih Domestik = Populasi Tahun Perencanaan × Kebutuhan Air
Rata
= 16.820 jiwa × 100 liter/jiwa/hari
= 20.018.400 liter/hari
Hasil perhitungan kebutuhan air bersih domestik pada tahun perencanaan
disajikan pada tabel 4.11. berikut:
Tabel 4.11. Perhitungan Keb. Air Bersih Domestik pada Tahun Perencanaan
Jumlah Penduduk
Tahun Pemakaian Air Rata- Pemakaian Air
No. Tahun Proyeksi
Proyeksi Rata (lt/orang/hari) Domestik (lt/hari)
(jiwa)
1. 2021 10.489 100 1.258.680
2. 2026 11.755 100 1.410.600
3. 2031 12.021 100 1.442.520
4. 2036 14.287 100 1.714.440
5. 2041 15.554 100 1.866.480
6. 2046 16.820 100 20.018.400
(Sumber: Hasil Perhitugan, 2022)
4.4 Perkiraan Pemakaian Air Bersih Untuk Fasilitas Berdasarkan
Perkiraan Data Tahun 2047

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.34, kemudian dilakukan


perhitungan perkiraan pemakaian air bersih untuk fasilitas di Kelurahan
Bandungrejosari, Kelurahan Ciptomulyo, Kelurahan Gadang dan Kelurahan
Kebonsari dengan asumsi (didasarkan literatur) sebagai berikut :
 Pendidikan : 2000 L/hari/unit
 Peribadatan : 2000 L/hari/unit
 Kesehatan : 1000 L/hari/unit
 Umum : 500 L/hari/unit
(Sumber :SK-SNI Air Bersih)
Misalkan fasilitas pendidikan Kecamatan sesayap pada tahun 2046 adalah
97 unit, dengan cara yang sama diperoleh jumlah kebutuhan air bersih untuk
fasilitas pendidikan di Kecamatan Sesayap pada tahun 2046 menjadi:
Kebutuhan Air Bersih = Jumlah unit x kebutuhan air bersih
= 97 unit x 2000 L/hari/unit
= 194.000 L/hari/unit

Kebutuhan air fasilitas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel sebagai


berikut:
Tabel 4.12. Perhitungan Keb. Air Bersih Fasilitas pada Tahun Perencanaan
No. Jenis Fasilitas Liter/hari
1. Pendidikan 194.000
2. Peribadatan 100.000
3. Kesehatan 44.000
4. Perdagangan 950.000
Total 1.288.000
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2022)
4.5 Perhitungan Perkiraan Kebutuhan Air Penduduk Non Domestik
Tahun 2047

Perhitungan ini untuk memperkirakan jumlah penduduk berdasarkan


fasilitas yang ada. Perkiraan ini dengan menggunakan metode ekivalensi antara
total jumlah pemakaian air bersih untuk keseluruhan fasilitas dalam satu
kelurahan di banding dengan pemakaian air bersih per orang per hari.

Kebutuhan air penduduk non domestik untuk Kecamatan Sesayap pada


tahun perencanaan 2046 adalah sebagai berikut :

 Jumlah pemakaian air bersih fasilitas sebesar 1.288.000 L/hari


 Pemakaian air bersih rata-rata penduduk 100 L/ orang/hari
 Maka kebutuhan air penduduk non domestik adalah :
1.288.000
Kebutuhan Air Non Domestik 
100
= 12.880 L/hari

4.6 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Rata-Rata pada Tahun Proyeksi


Perhitungan ini digunakan untuk memperkirakan keseluruhan penduduk
baik domestik maupun non domestik yang terdapat dalam wilayah perencanaan
yang bersangkutan dimana :
Kebutuhan Air Domestik  Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan Air Rata - Rata 
2
Hasil perhitungan kebutuhan air rata-rata pada tahun proyeksi disajikan pada tabel
4.13. berikut:
Tabel 4.13. Kebutuhan Air Rata-Rata di Kecamatan Sesayap
Kebutuhan Air Kebutuhan Air Non Kebutuhan Air
Kecamatan
Domestik (lt/hari) Domestik (lt/hari) Rata-Rata (lt/hari)
Sesayap 1.288.000 12.880 650.440
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2022)

4.7 Kuantitas Air Buangan Kecamatan Sesayap


Tabel 4.14. Komposisi Air Buangan Domestik
Kadar Maksimum Air Kadar maksimum
Parameter Satuan
Limbah (mg/L)* baku mutu
pH 29,5 - 6–9
TSS 16 mg/L 100
BOD 5,9 mg/L 100
COD 12,7 mg/L 250
Minyak Lemak 500 mg/L 10
(Sumber : Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup No 112 Tahun 2003 tentang
Baku Mutu Air Limbah Domestik)
4.8 Kuantitas Air Buangan Kecamatan Prajurit Kulon
4.8.1 Air Bersih
 Qr : Perkiraan air rata-rata (100 L/hr)
Qr = proyeksi penduduk 2046 x (100 L/hr)
Qr = 16.820 x (100 L/hr)

Qr = 1.682.000 L/hr

Qr = 19,467 L/dt

 Qhm : kebutuhan harian air max (1,5 L/hr)


Qhm = Qr x 1,5
Qhm = 19,467 x 1,5

Qhm = 29,200 L/hr


Qhm = 0,000337 L/dt

 Q jam : kebutuhan air jam max (2,5 L/hr)


Q jam = Qr x 2,5
Q jam = 1.682.000 x 2,5
Q jam = 4.205.000 L/hr
Q jam = 48,668 L/dt
20
 Kehilangan air = /80 x Q jam
20
Kehilangan air = /80 x 4.205.000 L/hr
Kehilangan air = 1.051.250 L/hr

Kehilangan air = 12,167 L/dt

 Kebutuhan total air = Q jam + kehilangan air

Kebutuhan total air = 4.205.000 L/hr + 1.051.250 L/hr


Kebutuhan total air = 5.256.250 L/hr

Kebutuhan total air = 60,836 L/dt

5 Air Buangan
70
 Rumah tangga = /100 x kebutuhan air total
70
= /100 x 60,836 L/dt

= 42,5852 L/dt
10
 Fasilitas pendidikan = /100 x total fasilitas
10
= /100 x 97 unit

= 9,7 L/dt
10
 Fasilitas kesehatan = /100 x total fasilitas
10
= /100 x 22 unit

= 2,2 L/dt
10
 Fasilitas peribadatan = /100 x total fasilitas
10
= /100 x 50 unit

= 5 L/dt
10
 Fasilitas Perdagangan = /100 x total fasilitas
10
= /100 x 475 unit

= 47,5 L/dt

 Total air buangan = Rumah Tangga + Fasilitas Pendidikan + Fasilitas


Kesehatan + Fasilitas Peribadatan + Fasilitas
Perdagangan

= (45,5852 + 9,7 + 2,2 +5 + 47,5) L/dt

= 109,9852 L/dt

4.9 Penentuan Alternatif Desain IPAL dengan Metode ABR dan Trickling
Filter
Perencanaan IPAL komunal domestik pada daerah perencanaan
menggunakan opsi metode Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dan metode
Trickling Filter, dimana penentuan alternatif desain mengacu pada hasil akhir flow
chart mass balance masing-masing metode.
4.9.1 Alternatif Desain Metode Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
Susunan desain ABR yang digunakan pada proses pengolahan, diantaranya:
1. Inlet
Air limbah yang berasal dari pemukiman dialirkan dalam satu pipa yang
mewadahi air limbah menuju bangunan IPAL melewati inlet IPAL. Inlet
IPAL merupakan pintu masuk air limbah menuju kompartemen pertama
(bak pengendap). Ukuran inlet disesuaikan dengan waktu dan debit air
limbah yang akan diolah.
2. Bak Pengendap
Sebagai pengumpul air limbah yang berasal dari tiap-tiap rumah yang
berada di wilayah layanan, sehingga kandungan air limbah dapat
tercampur secara menyeluruh sebelum masuk ke unit pengolahan ABR.
Dalam bak pengendap bertujuan sebagai pengendap awal yang akan
meluruhkan padatan tersuspensi sehingga kadar TSS dapat terolah lebih
dahulu untuk meringankan pengolahan lanjutan di unit ABR
3. Unit Anaerobic Baffled Reactor
Air limbah setelah berkumpul di bak pengendap, selanjutnya akan masuk
pada kompartemen IPAL dengan unit ABR, pengolahan air limbah
dilakukan secara anaerobik dengan bantuan mikroorganisme sebagai
pereduksi bahan organik yang terkandung dalam air limbah.
4. Outlet
Selesai air limbah melewati kompartemen pengolahan dengan unit ABR,
air limbah keluar melalui outlet IPAL menuju pipa pembuangan yang
terhubung dengan badan air sebagai lingkungan penampung air limbah
yang sudah terolah
4.9.2 Mass Balance Alternatif Desain Anaerobic Baffled Reactor (ABR)

Perhitungan kesetimbangan massa sesuai dengan perhitungan Detailed


Engineering Design yang telah dilakukan dimana dikelompokkan berdasarkan
debit air limbah rata-rata, digambarkan sebagai berikut:

Sumber Air Limbah

Inlet

Efisiensi Removal Bak Pengendap


COD : 26,60% COD : 252,44 mg/l
BOD : 28,20% BOD : 110,72 mg/l
TSS : 60,0% TSS : 106,03 mg/l

IPAL Unit ABR Eflluent


Efisiensi Removal
COD : 185,29 mg/l COD : 17,12 mg/l
COD : 90,76%
BOD : 79,50 mg/l BOD : 5,54 mg/l
BOD : 93,03%
TSS : 42,41 mg/l TSS : 42,41 mg/l

Outlet

Gb. 4.1. Flowchart Mass Balance desain ABR

4.9.3 Alternatif Desain Metode Trickling Filter


Susunan desain Trickling Filter yang digunakan pada proses pengolahan,
diantaranya:
1. Sumber Air Limbah Domestik
Air limbah domestik adalah air yang berasal dari usaha atau kegiatan
permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan
perumahan. Beberapa bentuk dari air limbah ini berupa tinja, air seni,
limbah kamar mandi, dan juga sisa kegiatan dapur rumah tangga.
Komposisi limbah cair rata-rata mengandung bahan organik dan senyawa
mineral yang berasal dari sisa makanan, urin, dan sabun. Sebagian
limbah rumah tangga berbentuk suspensi, lainnya dalam bentuk bahan
terlarut.
2. Bar Screen
Sumber air limbah domestik yang berasal dari kegiatan pemukiman,
selanjutnya melewati unit Bar Screen yang berfungsi sebagai pengolah
pertama yang bertujuan untuk memisahka zat pengotor yang berukuran
besar agar tidak ikut terbawa pada pengolahan selanjutnya. Air yang
masuk akan melewati fine screen yang berukuran kurang lebih 6 mm,
yang mampu menyisihkan TSS sebanyak 15-30%, minyak dan lemak
sebanyak 20-25%.
3. Bak Ekualisasi
Bak yang berfungsi untuk meminimumkan dan mengendalikan fluktuasi
aliran limbah cair baik kuantitas maupun kualitas yang berbeda dan
menghomogenkan konsentrasi limbah cair.
4. Trickling Filter
Sistem pengolahan aerobik yang memanfaatkan mikroorganisme melekat
pada media untuk menghilangkan bahan organik dari limbah cair.
Trickling Filter mengeksploitasi keuntungan biofilter konvensional dan
menggunakan media yang mengandung nutrisi untuk mempertahankan
aktivitas mikroba dalam biofilm. Proses TF telah diakui sebagai
teknologi yang kuat untuk menghapus bahan organik dan NH4 +-N,
terutama di kabupaten dan kota kecil.
4.9.4 Mass Balance Alternatif Desain Trickling Filter

Bak Ekualisasi
Influent Bar Screen
COD : 252,44 mg/l
BOD : 110,72 mg/l
TSS : 106,03 mg/l

Trickling Filter
Effluent
(Sarang Tawon)
COD : 37,87 mg/l
COD : 85%
BOD : 16,61 mg/l
BOD : 85%
TSS : 53,02 mg/l
TSS : 50%

Removal
COD : 214,57 mg/l
BOD : 94,112 mg/l
TSS : 53,015 mg/l
Gb. 4.2. Flowchart Mass Balance desain Trickling Filter

Anda mungkin juga menyukai