Anda di halaman 1dari 56

BAB IV

“ RANCANGAN BANGUNAN PENGOLAH AIR MINUM “

4.1 Perhitungan Dimensi Bangunan Penangkap Air


4.1.1 Perhitungan yang menunjang Detailed Engineering Design (DED)
1. Perhitungan proyeksi penduduk
Pemilihan metode proyeksi yang akan disesuikan dengan kriteria dapat
dilakukan secara statistik yaitu dengan menggunakan rumus standar deviasi (SD)
dan rumus koefisien korelasi (r). Penggunaan koefisien korelasi dimaksudkan
untuk menunjukkan tingginya derajat hubungan antara dua variabel (x dan y),
maka dari itu nilai koefisien korelasi harus mendekati 1, sedangkan standar
deviasi digunakan untuk menghomogenkan data, maka dari itu nilai standar
deviasi dipilih nilai yang paling kecil. Komponen utama yang berperan dalam
menentukan atau menggambarkan kondisi atau keadaan suatu wilayah adalah
penduduk. Semakin besar jumlah penduduk akan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap perkembangan jumlah dan jenis kegiatan dalam suatu wilayah.
Kegiatan pada suatu wilayah juga akan mempengaruhi jumlah penduduk di
wilayah tersebut. Dalam merencanakan pelayanan air bersih harus diperhatikan
kondisi kependudukan dan pola pertumbuhan penduduk. Metode proyeksi jumlah
penduduk 10 tahun mendatang dihitung dengan menggunakan 3 metode sebagai
bahan perbandingannya. Ketiga metode tersebut antara lain adalah :

a. Metode Aritmatika
b. Metode Geometri
c. Metode Least Square

Adapun data jumlah dan angka pertumbuhan penduduk tahun 2020 pada
kecamatan iwoimendaa yang akan menjadi acuan penentuan angka proyeksi
penduduk 10 tahun mendatang dengan berdasarkan data-data sebagai berikut :
 Po (jumlah penduduk 2020) = 7882 jiwa (berdasarkan data BPS)
 r (angka pertumbuhan penduduk) = 1,13% (berdasarkan data BPS)
 n (jangka waktu/tahun) = 10
Tabel 4.1.1 Data pertumbuhan jumlah penduduk pertahun
Tahun jumlah penduduk
2013 7507
2014 7920
2015 8118
2016 8299
2017 8452
2018 8631
2019 8636
2020 7882
Sumber : BPS 2013-2020
Rata-rata pertambahan penduduk dari tahun 2013 sampai 2020 adalah:
Ka = (P20 – P13) / (2020 – 2013)
Ka = (7882 – 7507) / 7
Ka = 375 / 7
Ka = 53 jiwa/tahun
Persentase pertambahan penduduk rata-rata per tahun:

r =¿
1 /7
7882
r = −1
7507
r = 0.00698
r = 0.6%

Metode Aritmatika

Metode aritmatika dikenal juga dengan sebutan metode rata-rata hilang.


Metode ini digunakan apabila terjadi penambahan populasi secara periodik dan
relatif konstan. Pertumbuhan penduduk ini biasanya terjadi pada kota dengan luas
wilayah yang kecil, tingkat pertumbuhan ekonomi rendah, dan pengembangan
kota tidak terlalu pesat (BPS, 2010). Rumus yang di gunakan pada metode
aritmatika ini yaitu sebagai berikut:
Pn = Po + Ka (Tn - T₀)

P 2−P1
Ka=
T 2−T 1

Keterangan :
Pn : jumlah proyeksi penduduk n mendatang
Po : jumlah penduduk
Ka : konstanta aritmetik
Tn : tahun ke n
T₀ : tahun dasar
P₁ : penduduk tahun awal
P₂ : penduduk tahun akhir

Berikut contoh perhitungannya:

Pn = Po + Ka (Ta – To)
Ka = 53
Ka = P₂₀ = 7882
P₁₃ = 7507 - 53 (20 – 13) = 7.136

Metoda Geometrik
Metode ini menganggap bahwa perkembangan atau jumlah penduduk akan
secara otomatis bertambah dengan sendirinya dan tidak memperhatikan
penurunan jumlah penduduk. Rumus yang di gunakan pada metode aritmatika ini
yaitu sebagai berikut:

Pn = Po (1 + r)n
Keterangan:

Pn : jumlah penduduk tahun ke-n (jiwa)

Po : jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)

n : periode waktu proyeksi

r : rata-rata prosentase pertambahan penduduk per tahun (%)

Berikut contoh perhitungannya:


P20 = P13 (1 + 0,006¿20−13
P₁₃ = 7507 / (1,006)⁷
P₁₃ = 7204

Metoda Least Square


Metode ini merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan
antara sumbu Y dan sumbu X dimana Y adalah jumlah penduduk dan X adalah
tahunnya dengan cara menarik garis linier antara data-data tersebut dan
meminimumkan jumlah pangkat dua dari masing-masing penyimpangan jarak
data-data dengan garis yang dibuat.

Ŷ = a + Bx

2
ΣY . ΣX −ΣX . ΣY
a=
n . Σ X 2−¿ ¿
n . ΣX . Y ❑−ΣX . ΣY
b= 2
n . Σ X −¿ ¿
Tabel 4.1.2 Hasil Perhitungan Mundur Jumlah Penduduk kecamatan iwoimendaa

Tahun Tahun ke X 7507 XY X^2


2013 1 7507 7507 1
2014 2 7920 15.840 4
2015 3 8118 16.236 9
2016 4 8299 16.598 16
2017 5 8452 16.904 25
Tahun Tahun ke X 7507 XY X^2
2018 6 8631 17.262 36
2019 7 8636 17.272 49
2020 8 7882 15.764 64
Jumlah 36 65445 7622.876 204
Sumber : Hasil analisa perhitungan kelompok 3
Dengan menggunakan rumus di atas maka besarnya a dan b dapat dihitung,yaitu:
a = 133188
b = 23805
Tabel 4.5 Hasil perhitungan mundur jumlah penduduk selengkapnya adalah
sebagai berikut:

Statistik jumlah
Tahun Hasil perhitungan mundur
penduduk

(X) (Y) Aritmatik Geometrik Least Square

2013 7507 7507 7199 43768


2014 7920 7920 7641 38727
2015 8118 8118 7879 33686
2016 8299 8299 8103 28645
2017 8452 8452 8302 23604
2018 8631 8631 8528 16962
2019 8636 8583 8584 18563
2020 7882 7882 7882 13522
Jumlah 65445 65392 64118 217477
Untuk menentukan metoda proyeksi jumlah penduduk yang paling
mendekati kebenaran terlebih dahulu perlu dihitung standar deviasi dari hasil
perhitungan ketiga metoda di atas, dengan rumusnya itu:


s Y mean
n
dimana:
s = standar deviasi;
Yi = variabel independen Y (jumlah penduduk);
Y mean = rata-rata Y;
N = jumlah data;
Hasil perhitungan standar deviasi dari ketiga metoda perhitungan tersebut
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
Perhitungan standar deviasi metode aritmatika
Tabel 4.1.4 perhitungan standar deviasi metode aritmatika
Tahun Statistik jumlah Hasil perhitungan (Yi - Y
Tahun Yi - Y mean
Ke (X) penduduk aritmatik (Yi) mean)^2
2013 1 7507 7507 -674 453771
2014 2 7920 7920 -261 67925
2015 3 8118 8118 -63 3922
2016 4 8299 8299 118 14013
2017 5 8452 8452 271 73644
2018 6 8631 8631 450 202838
2019 7 8636 8583 402 161906
2020 8 7882 7882 -299 89177
Jumlah 35 65445 65392 - 1067195
y-mean - 8181 - - -
standar deviasi - - - 365,238
Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 3

Perhitungan standar deviasi metode geometri


Tabel 4.1.5 perhitungan standar deviasi metode geometri
Statistik Hasil
Tahun Yi - Y
Tahun jumlah perhitungan (Yi - Y mean)^2
Ke (X) mean
penduduk geometrik (Yi)
2013 1 7507 7199 -981 963315
2014 2 7920 7641 -540 291440
2015 3 8118 7879 -302 91109
2016 4 8299 8103 -78 6060
2017 5 8452 8302 121 14652
2018 6 8631 8528 348 120915
2019 7 8636 8584 404 163109
2020 8 7882 7882 -299 89177
Jumlah 35 65445 64118 - 1739777
y-mean - 8181 - - -
standar deviasi - - - 466,339
Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 3
Perhitungan standar deviasi metode last square
Tabel 4.1.6 Perhitungan standar deviasi metode last square
Statistik
Tahun Hasil perhitungan (Yi - Y
Tahun jumlah Yi - Y mean
Ke (X) last square (Yi) mean)^2
penduduk
2013 1 7507 15699 1569 2462143
2014 2 7920 18079 1807 3265904
2015 3 8118 20460 2045 4183010
2016 4 8299 22841 2283 5213461
2017 5 8452 25221 2521 6357257
2018 6 8631 27602 2759 7614398
2019 7 8636 29982 2997 8984883
2020 8 7882 32363 3235 1046871
Jumlah 35 65445 192251 - 48549773
y-mean - 8181 - - -
standar deviasi - - - 24634775
Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 3

2. Pemilihan Metode Proyeksi Yang Digunakan


Dengan adanya nilai r dan SD dari ketiga metode di atas, maka harus dipilih
salah satu dari metode untuk digunakan pada perhitungan selanjutnya yaitu untuk
menghitung proyeksi penduduk daerah pelayanan sampai tahun perencanaan.
Pemilihan metode tersebut dengan pertimbangan pada :

 Koefisien (r) harus bernilai 1 atau -1 dan atau mendekati keduanya.

 Standar deviasi (SD) harus yang paling kecil. Karena nilai standar deviasi
yang kecil menunjukan bahwa data yang didapat dari proyeksi tidak
berbeda jauh dengan data aslinya. adalah metode Aritmatika. Pemilihan
metode tersebut didasarkan pada koefisien korelasi (r) harus bernilai 1 atau
- 1 atau mendekati nilai keduanya dan standar deviasi harus paling kecil.
Berikut contoh Perhitungan proyeksi penduduk dengan menggunakan
metode Aritmatika dengan rumus sebgai berikut:

Pn = Po (1 + r . n )
Keterangan :
Pn = jumlah proyeksi penduduk n mendatang
Po = jumlah penduduk
r = angka pertumbuhan penduduk
n = jangka waktu

Contoh perhitungannya,sebagai berikut :


Pn (2029 ) = Po(2020) (1 + r . n )
Pn (2029) = 7882 ( 1 + 0,6 . 10 )
Pn (2029) = 8412 jiwa
Untuk selengkapnya dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.9 hasil perhitungan proyeksi penduduk sungan wolo 10 tahun ke depan
metode aritmatika

Tahun n pn(jiwa)

2021 1 7935
2022 2 7988
2023 3 8041
2024 4 8094
2025 5 8147
2026 6 8200
2027 7 8253
2028 8 8306
2029 9 8359
2030 10 8412
jumlah
penduduk 64964
rata-rata 8120.50
Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 3

3. Penentuan Kebutuhan Air


Untuk menghitung kebutuhan air bersih menggunakan standar kebutuhan
air Setiap fasilitas dengan menggunakan standar dari Departemen Pekerjaan
Umum (PU). Untuk lebih jelasnya standar PU yang digunakan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.2.1 standar Kebutuhan air di setiap fasilitas berdasarkan jumlah penduduk

KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK (JIWA)

>1.000.00 500.000 100.000 20.000


NO URAIAN <20.000
0 s/d1.000.000 s/d500.000 s/d100.000

METRO BESAR SEDANG KECIL DESA


1 Unit SR (l/o/hr) 190 170 150 130 30
2 Unit HU (l/o/hr) 30 30 30 30 30
Unit non
3 20 -30 20 -30 20 -30 20-30 20 -30
domestik
Kehilangan air
4 20 -30 20 -30 20 -30 20-m30 20
(%)
Faktor
5 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Maximum Day
FaktorPeak –
6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Hour
Jumlah Jiwa Per
7 5 5 6 6 10
- SR
Jumlah Jiwa Per
8 100 100 100 100 -200 200
HU
Sisatekan di
9 Jaringan 10 10 10 10 10
Distribusi (mka)
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
Volume reservoir
11
(%)
20 20 20 20 20
(Maks Day
Demand)
50:50s/d 50:50s/d
12 SR:HU 80:20 70:30 70:30
80:20 80:20
Cakupan
13 **) 90 **) 90 **) 90 **) 90 ***)70
Pelayanan(*)

Sumber :Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan


AirMinum vol VI,1998, Dept. PU.

Adapun jumlah kebutuhan pelayanan sambungan rumah (SR) adalah sebagai


berikut :

SR = Pn . 70%
Keterangan :
Sr = kebutuhan pelayanan sambungan rumah
Pn = jumlah penduduk
Contoh perhitungannya,sebagai berikut :
SR = Pn . 70%
SR = 8412 . 70%
SR = 5.888,4 Jiwa
Untuk selengkapnya dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4.4 hasil perhitungan proyeksi penduduk pelayanan sambungan rumah


sungai iwoimendaa 10 tahun kedepan

sambungan rumah
Tahun Pn
% jiwa
2021 7,935 70 5554.5
2022 7,988 70 5591.6
2023 8,041 70 5628.7
2024 8,094 70 5665.8
2025 8,147 70 5702.9
2026 8,200 70 5740.0
2027 8,253 70 5777.1
2028 8,306 70 5814.2
2029 8,359 70 5851.3
2030 8,412 70 5888.4
Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 3

a. Kebutuhan air bersih dalam 1 hari


Rumus yang digunakan untuk menghitung ketersediaan air 1 hari adalah:

Qmd = Pn . Q
Keterangan :
Qmd = kebutuhan air bersih
Pn = jumlah penduduk
Q = kebutuhan air L/o/hari
Contoh perhitungannya, sebagai berikut :
Qmd = Pn . Q
Qmd = 8412 . 150
Qmd = L/hari
Qmd = 1261800/ 86400

Qmd = 15 L/dtk

b. Kehilangan air
Rumus yang digunakan untuk metode kehilangan air ini adalah :

Qh = Qmd . 100/80 (kebocoran 20%)

Keterangan :
Qmd = kebutuhan air bersih
Qt = kebutuhan air bersih total
Contoh perhitungannya, sebagai berikut :

Qt = Qmd . 100/80 (kebocoran 20%)


Qt = 1261800. 100/80
Qt = 1.577,250 L/hari

c. Kebutuhan air bersih pada faktor maximum day/ puncak


Rumus yang digunakan untuk menghitungketersediaan air pada faktor
maximum day adalah:
Fmd = Qmd.F

Keterangan :
Qmd = kebutuhan air bersih 1 hari
Fmd = kebutuhan air bersih pada factor maksimum day
F = factor maksimum day
Contoh perhitungannya, sebagai berikut :
Fmd = Qmd. F
Fmd = 1261800. 1,1
Fmd = 1.387,98 L/hari

d. Kebutuhan air bersih total


Rumus yang digunakan untuk menghitung ketersediaan air total adalah:

Qt = Qmd + Qh + Fmd

Keterangan :
Qmd = kebutuhan air bersih 1 hari
Fmd = kebutuhan air bersih pada factor maksimum day
Qh = kehilangan air

Contoh perhitungannya, sebagai berikut :


Qt = (Qmd + Qh ) Fmd
Qt = (1.261,800 + 1.577,250 ) 1.387,98
Qt = 3.940,54 L/hari

Grafik 4.12 hasil perhitungan kebutuhan air bersih dan kebutuhan air bersih total
kecamatan iwoimendaa 10 tahun kedepan

keb.
kebutu Keb.air Air
Pendu Keb.
han air dari punca keb total
Tahun duk SR Q Air(/
(L/ kehilanga k (L/hari)
(jiwa) dtk)
hari) n (L/hari (L/har
i)
14 13092 3.5063E+
2021 7,935 5554.5 150 1190250 1487813 75 12
2022 7,988 5591.6 150 1198200 14 1497750 13180 3.5533E+
keb.
kebutu Keb.air Air
Pendu Keb.
han air dari punca keb total
Tahun duk SR Q Air(/
(L/ kehilanga k (L/hari)
(jiwa) dtk)
hari) n (L/hari (L/har
i)
20 12
14 13267 3.6006E+
2023 8,041 5628.7 150 1206150 1507688 65 12
14 13355 3.6482E+
2024 8,094 5665.8 150 1214100 1517625 10 12
14 13442 3.6962E+
2025 8,147 5702.9 150 1222050 1527563 55 12
14 13530 3.7444E+
2026 8,200 5740.0 150 1230000 1537500 00 12
14 13617 3.7930E+
2027 8,253 5777.1 150 1237950 1547438 45 12
14 13704 3.8419E+
2028 8,306 5814.2 150 1245900 1557375 90 12
15 13792 3.8910E+
2029 8,359 5851.3 150 1253850 1567313 35 12
15 13879 3.9405E+
2030 8,412 5888.4 150 1261800 1577250 80 12
Sumber : Hasil analisa perhitungan kelompok 3,

4.2 Pemilihan Unit Operasi dan Unit Proses yang telah dipilih
4.2.1 Kriteria perencanaan intake
Beberapa hal dibawah ini merupakan komponen dari suatu intake, yaitu :
1. Bangunan sadap Bangunan sadap berfungsi untuk mengefektifkan air
masuk menuju sumur pengumpul.
2. Sumur pengumpul (sump well) Waktu detensi pada sumur pengumpul
setidaknya 20 menit atau luas area yang cukup untuk pembersihan. Dasar
sumur minimal 1 m dibawah dasar sungai atau tergantung pada kondisi
geologis wilayah perencanaan. Konstruksi sumur disesuaikan dengan
kondisi sungai dan setidaknya terbuat dari beton dengan ketebalan
minimal 20 cm atau lebih.
3. Screen terdapat pada inlet sumur pengumpul yang memiliki fungsi untuk
menyaring pada tanah tau bentuk lainnya yang terkandung dalam air baku.
Penyaringan kasar (screening) dimaksudkan untuk menyaring benda-
bendakasar yang terapung atau melayang di air agar tidak terbawa ke
dalam unit pengolahan. Contoh benda-benda kasar yaitu daun, plastik,
kayu, kain, botol, plastik, bangkai binatang, dan sebagainya. Screening
biasanya menjadi bagian dari suatu bangunan penyadap air yang terdiri
atas batang-batang besi yang disusun berjajar/ paralel (selanjutnya disebut
screen). Screening juga sering ditempatkan pada saluran terbuka yang
menghubungkan sungai (sumber air) menujukebak pengumpul.
Dan Adapun Kriteria perencanaan intake adalah sebagai berikut ;

1. Bell Mouth Strainer

 Kecepatan melalui lubang strainer 0,15 – 0,3 m/dtk.

 Letak strainer 0,6 – 1 m dibawah tinggi muka air minimum.

2. Sumur pengumpul
 Dasar sumur diambil 1 m dibawah strainer.
 Konstruksi harus kuat dan penempatan pipa dan perlengkapannya dapat
mudah dioperasikan dan dipelihara.
 Waktu detensi tidak lebih dari 20 menit.
3. Pipa penyalur air baku dengan pengaliran gravitasi
 Kecepatan aliran 0,6 – 1,5 m/dtk untuk mencegah iritasi dan sedimentasi
pada pipa.
 Ukuran diameter pipa ditetapkan dengan menjaga aliran 0,6 m/dtk pada
saat level air terendah, dan tidak lebih dari kecepatan aliran 1,5 m/dtk pada
saat level air tertinggi.
4. Pipa penyalur air baku dengan pengaliran menggunakan pompa
 Kecepatan aliran berkisar antara 1 – 1,5 m/dtk dengan pengaturan diameter
sama seperti kriteria pipa penyalur secara gravitasi.
 Pusat pompa ditempatkan tidak kurang dari 3,7 m di bawah level air
terendah dan tidak lebih dari 4 m diatas level air terendah.
5. Screen
 Jarak antar kisi adalah 25,4 – 76,2 mm.
 Lebar kisi 0,25 ; 5 inchi.
 Kemiringan kisi 30° - 45° dari horizontal.
 Kehilangan tekanan pada kisi 0,01
Contoh perhitungan:
Rencana intake :
Debit = 0,015 m³/ s
Pipa sadap(sungai ke intake) = 10 m
Pipa pembawa (intake ke BPAM) = 50 m
Kecepatan aliran rata-rata = 1,0 m/detik

Jenis pipa yang digunakan adalah pipa galvanis.


a. Pipa sadap
Perhitungan :
Q
A=
V
0.015 m
A=
1,0
A = 0,015 m

4xA
Dpipa =
3,14

4 x 0,015
Dpipa =
3,14

Dpipa = 0,137 m

Pipa yang digunakan berdiamteter 137 mm ( 6 inci)


Q
Vcek = 2
(1/4 .3,14 . D )
0,015
Vcek = 2
(1/ 4 .3,14 .0,137 )
Vcek = 1,0 (Memenuhi)
L
Hl = .Q^1,85
((0,00155.C . D2,68 )1,85)
10
Hl = 2,68 1,85 0,015^1,85
((0,00155.150 . 1,37 ) )
Hl = 0,013 m

b. Pipa pembawa
Perhitungan :
Q
A=
V
0.015
A=
1,0
A = 0,015 m

4xA
Dpipa =
3,14

4 x 0,015
Dpipa =
3,14

Dpipa = 0,137 mm

Pipa yang digunakan berdiamteter 137 mm ( 6 inci)


Q
Vcek = 2
(1/4 .3,14 . D )
0,015
Vcek =
(1/ 4 .3,14 .0,137 2)
Vcek = 1,0 (Memenuhi)
L
Hl = 2,68 1,85 .Q^1,85
((0,00155.C . D ) )
50
Hl = 2,68 1,85 0,015^1,85
((0,00155.150 . 1,37 ) )
Hl = 0,065 m
MA. NAIK

MENUJU IPA
TALUD
SUNGAI
MA.
MA.
NORMAL
NORMAL

- 2.00 M

MA.
STRAINER Ø125 PIPA SADAP GIP Ø125 MA.
SURUT
MM MM SURUT

- 3.00 M

STRAINER Ø125 PIPA SADAP GIP Ø125


MM MM

- 4.00 M
DASAR
SUNGAI

- 5.00 M

Gambar 4.1 unit intake

3.3.1 Unit Pompa


Perencanaan Pompa intake yang akan digunakan sebanyak 1 unit dengan
debit 15 liter/detik. Sementara dimensi pompa yang dipakai adalah :

D pipa = 0,137, karena hanya ada 1 unit pompa maka

Diameter = 0,137 m = 137 mm

1,85
0,015
Hf = ( 2,63
) xL
0,2785 x C x D

1,85
0,015
Hf = ( 2,63
) x 10 = 0,030
0,2785 x 150 x 0,137

Hs (asumsi)
Ketinggian Lahan = 27 m
Rata-rata kedalaman sungai = 3 m - 7m (diambil = 6 m)
Muka air berada pada level = 21 m
Jadi Hs (asumsi) = 27 m - 21 m = 6 m
Head pompa = Hf + Hs + sisa tekan
= 0,030 m + 6 m + 2 m (asumsi)
= 8,03 m
Head pompa = 8,03 m
Debit = 150 liter/detik
Efisiensi Pompa = 70%
Efisiensi Transmisi = 85%
Faktor cadangan = 0,15

Perhitungan :

Panjang = 20 cm

Lebar = 15 cm

Tinggi = 40 cm

Faktor penggerak = 0,15

Q x massa jenis air x head pompa


Daya Hidrolik Pompa =
75
0,15liter /dtk x 1000 kg/m ³ x 0,030 m
= 75

= 4,5 hp

Daya Hidrolik pompa


Daya poros pompa = efisiensi pompa

4,5 hp
= 70 %

= 6,43 hp

Daya poros pompa x 1+( faktor cadangan)


Daya penggerak =
efisiensi transmisis

6,43(1+0,15)
=
85 %

= 8,70 hp

3.3.2 Sumur pengumpul


Dalam perencanaan ini di gunakan river intake sehingga di butuhkan sumur
pengumpul. Sumur pengumpul ini di gunakan untuk mengumpulkan air dari pipa
sadap sebelum di pompa ke unit berikutnya .
Dengan perhitungan pipa sadap sebelumnya dapat memenuhi kebutuhan air
yang akan di olah yaitu sebesar 0,015 m 3/s maka dimensi sumur pengumpul
sebagai berikut:
Direncanakan:

Q = 15 L/detik = 0,015 m3/s

Td rencana = 20 menit = 1200 detik

H free board = 1 meter

n kekasaran dinding = 0,015

tebal dinding = 0,25 m

kedalaman sungai saat LWL (low water level) = 3m

Direncanakan sumur bentuk nya persegi, dimana (P = L)

Perhitungan dimensi sumur pengumpul

Volume = Q x td

= 0,015 m3/s x 1200 detik

= 18 m3

TALUD SUNGAI

POMPA AIR BAKU


SUBMERSIBEL PUMP

STRAINER Ø125 MM PIPA SADAP GIP Ø125 MM


A POMPA AIR BAKU
SUBMERSIBEL PUMP
Gambar 4.2 unit sumur pengumpul
3.3.3 Unit Koagulasi (Pengaduk Cepat)
Kriteria perencanaan untuk unit koagulasi (pengaduk cepat) dapat dilihat pada
Tabel berikut :
Tabel 4.13 Kriteria perencanaan unit koagulasi (pengaduk cepat)

Sumber : Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air, 2014

Contoh perhitungan unit koagulasi :


Rencana Desain Bak Koagulasi :
Debit = 15 liter/detik = 0,015 m3/detik
Jumlah terjunan (n) =1
Tipe = Pengaduk cepat dengan terjunan
G = 7750 detik-1
Td = 90 detik = 1 menit 30 detik
G x Td = 31,000

Viskosita kinematik = 0,893x10-6m²/s


Perhitungan :
Volume (V):
V= Q x Td
V = 0,015 x 90
V= 1,35 m3

gxh
G= V x td

9,81m/s X h
0,893x10-6m/s X 90 detik
7750 =

h = 0,128 m (tinggi terjunan)


V =PxLxh

1,35 m3 = P x L x H (asumsi tinggi 1 meter)


Asumsi P : L = 2 : 1 maka P = 2L, maka dimensi bak koagulasi yang didapat :
Panjang bak (P) = 1,810 m
Lebar bak (L) = 0,373 m
Tinggi bak (H) =1m
Free board = 0,2 m
Tinggi terjunan = 0,128 m

 Perencanaan Bak koagulan adalah sebagai berikut :


Bak penampung koagulan direncanakan berjumlah 2 unit. Dimana 1 bak sebagai
bak pembubuhan dan sebagai bak penyeduh. Bak penampung ini juga dilengkapi
mixer agar mempermudah dalam proses pembuatan larutan koagulan
Kadar tawas bongkahan : 17%
Kadar pembubuhan : 5 mg/l
Kadar tawas pada larutan : 5%
Densitas tawas : 1,09 kg/l
Perhitungan: Kebutuhan tawas = Q x kadar pembubuhan
= 15 liter/detik x 5 mg/ l
= 634 kg/ hari
634 kg /hari
Kebutuhan tawas 17% =
17 %
= 134 kg/ hari
134 kg /hari
Volume tawas =
1,09 kg /l
= 123 liter/hari
95 %
Volume air pelarut = x 123 liter/hari
5%
= 2.337 liter/hari
Volume larutan = volume tawas + volume larutan
= 123 + 2.337
= 2.460 liter/hari
volume larutan
Debit pembubuhan =
24 jam
2.460liter /hari
=
24 jam
= 102,5 liter/jam
Kapasitas bak = Volume Larutan
= 102,5liter = 0,1025 m3

M.A.

M.A.

DARI INTAKE

Gambar 4.3 unit koagulasi


1. Kriteria Perencanaan Unit Flokulasi (Pengadukan Lambat)
Kriteria perencanaan untuk unit flokulasi (pengaduk lambat) dapat dilihat pada
Tabel berikut:
Tabel 4.14 Kriteria perencanaan unit flokulasi (pengadukan lambat)

Sum
ber : Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air, 2014

Contoh perhitungan Unit flokulasi :


 Saluran inlet flokulasi
yang direncanakan menggunakan pipa galvanis dengan spesifikasi :
Panjang =1m
Koefisien kekasaran = 120
Debit = 7,5 liter/detik ( karena bak flokulasi ada 2 unit)
Kecepatan aliran = 1,0 m/ detik
Cek headloss pada inlet :
Q
A pipa =
V
0,0075
=
1,0
= 0,0075 m²
4xA
D pipa = 3,14

4 x 0,0075
D pipa = 3,14 = 0,097 m

Digunakan pipa pasaran dengan diameter 97 mm (4 inch).

Q
Vcek = 2
(1/4 .3,14 . D )
0,0075
Vcek = 2
(1/ 4 .3,14 .0,097 )
= 1,0 m/s (memenuhi)

L
Hf = 2,68 1,85 .Q^1,85
((0,00155.C . D ) )
50
Hf = 0,015^1,85
((0,00155.150 . 0,0972,68 )1 , 85)
Hf = 0,0036 m

 Dimensi Flokulasi
Kriteria Desain:
Waktu detensi (td) = 30 - 45 menit
Gradien kecepatan = 5 - 60
G x td = 104 - 105
Koefisien gesekan (k) = 2 – 3,5; dipilih 2,5 (Kawamura, 2000)
Kehilangan tekanan ( h L ) = 0,3 m - 1 m (Kawamura, 2000)
Viskositas kinematik () = 0,893 x 10 -6 m2 /s (Kawamura, 2000)
Rencana Desain Bak Flokulasi Yang Akan Dirancang:
Td total = 45 menit
G total = 60 s−1

Headloss : < 1 m
Tipe : Pengaduk Lambat
Baffle Channel Jumlah bak : 2 bak
Jumlah kompartemen : 3 kompartemen

 Kompartemen I
Rencana Desain Kompartemen I :
Td = 10 menit

G = 30 s ֿ ˡ
Perhitungan :
V = Q x Td
V = 0,0075 x 600
V = 4,5 m3
Asumsi P : L : T = 3 : 2 : 1
Maka didapat dimensi bak pada kompartemen 1 sebagai berikut
Panjang (P) = 3 m
Lebar (L) = 1,70 m
Tinggi (h) = 0,890 m
Menghitung headloss total :

gxh
G= υ x td

9,81m/s x HL
0,893x10-6m/s x 600detik
30 =

h =0,05 m
Luas penampang saluran (luas basah)
A=LxH
= 1,70 m x 0,890 m
= 1,513 m2
Keliling basah
P = L + 2H
= 1,70 m + (2 x 0,890 m)
= 3,48 m
Jari-jari basah
A
R=
P
1,513
=
3,48
= 0,43 m

Sloof
H
(S) =
P
0,01
= 3,48

= 0,0028

Kecepatan aliran saluran


1
Vl = . R^2/3 . S^1/2
n
1
= . (0,43)^2/3 . (0,0028)^1/2
0,013
= 76,9 . 0,0616. 0,0014
= 0,007 m/s
SR Koefisien kekasaran saluran terbuat dari beton (n) = 0,013

Hb (kehilangan tekanan pada saat aliran belok)

Hb =¿)

= ¿)² = 0,00027 m

Kehilangan Tekanan Total ( H tot )

H tot = HL - Hb
H tot = 0,05 m – 0,00027 m
H tot = 0,049 m
Cek Perhitungan Kompartemen I:

Waktu detensi (td)

V 4,5 m3
Td = = = 600 detik (SESUAI)
Q 0,0075 m3/ s

gxh
G = υ x td

9,81 m/s x 0,05 m


= 0 ,893 x 10 - 6 m / s x 600 detik

= 30 s-1 (SESUAI)

 Kompartemen II
Rencana Desain Kompartemen II
Td = 15 menit
G = 20 s-1
Perhitungan :
V = Q x Td
V = 0,0075 x 900
V = 6,75 m3
Karena lebar dan tinggi memiliki nilai yang sama dari kompartemen I sampai dengan
kompartemen III maka didapat dimensi bak pada kompartemen II sebagai berikut :
Panjang (P) = 4,46 m
Lebar (L) = 1,70 m
Tinggi (h) = 0,890 m

Menghitung headloss total :

g x HL
G= υ x td

9,81m/s x HL
0,893x10-6m/s x 900detik
20 =

H = 0,032m

Luas penampang saluran (luas basah)


A=LxH
= 1,70 m x 0,890 m
= 1,513 m2
Keliling basah
P = L + 2H
= 1,70 m + (2 x 0,890 m)
= 3,48 m
Jari-jari basah
A
R=
P
1,513
=
3,48
= 0,43 m

Sloof
H
(S) =
P
0,01
= 3,48

= 0,0028

Kecepatan aliran saluran


1
Vl = . R^2/3 . S^1/2
n
1
= . (0,43)^2/3 . (0,0028)^1/2
0,013
= 76,9 . 0,0616. 0,0014
= 0,007 m/s
SR Koefisien kekasaran saluran terbuat dari beton (n) = 0,013

Hb (kehilangan tekanan pada saat aliran belok)

Hb =¿)

= ¿)² = 0,00027 m

Kehilangan Tekanan Total ( H tot )

H tot = HL - Hb
H tot = 0,032 m – 0,00027 m
H tot = 0,032 m
Cek Perhitungan Kompartemen II:

Waktu detensi (td)

V 6,75 m3
Td = = = 900 detik (SESUAI)
Q 0,0075 m3/ s

gxh
G = υ x td

9,81 m/s x 0,032 m


= 0 ,893 x 10 - 6 m / s x 900 detik

= 20 s-1 (SESUAI)

 Kompartemen III
Rencana Desain Kompartemen III :
Td = 20 menit
G = 10 s-1
Perhitungan :
V = Q x Td
V = 0,0075 x 1200
V = 9 m3
Karena lebar dan tinggi memiliki nilai yang sama dari kompartemen I sampai dengan
kompartemen III maka didapat dimensi bak pada kompartemen III:
Panjang (P) = 5,65 m
Lebar (L)= 1,70 m
Tinggi (h) = 0,890
Menghitung headloss total :
g x HL
G=
υ x td
9,81m/s x h
10 = 0,893x10-6m/sx 1200detik

H = 0,0109 m

Luas penampang saluran (luas basah)


A=LxH
= 1,70 m x 0,890 m
= 1,513 m2
Keliling basah
P = L + 2H
= 1,70 m + (2 x 0,890 m)
= 3,48 m
Jari-jari basah
A
R=
P
1,513
=
3,48
= 0,43 m

Sloof
H
(S) =
P
0,01
= 3,48

= 0,0028
Kecepatan aliran saluran
1
Vl = . R^2/3 . S^1/2
n
1
= . (0,43)^2/3 . (0,0028)^1/2
0,013
= 76,9 . 0,0616. 0,0014
= 0,007 m/s
SR Koefisien kekasaran saluran terbuat dari beton (n) = 0,013

Hb (kehilangan tekanan pada saat aliran belok)

Hb =¿)

= ¿)² = 0,00027 m

Kehilangan Tekanan Total ( H tot )

H tot = HL - Hb
H tot = 0,0109 m – 0,00027 m
H tot = 0,011 m
Cek Perhitungan Kompartemen III:

Waktu detensi (td)

V 9 m3
Td = = = 1200 detik (SESUAI)
Q 0,0075 m3/ s

gxh
G = υ x td

9,81 m/s x 0,0109 m


= 0 ,893 x 10 - 6 m / s x 1200 detik

= 10 s-1 (SESUAI)
Tabel 4.15 Deasain Unit Flokulasi
Kriteria
Parameter Kompartemen 1 Kompartemen 2 Kompartemen 3
Desain
10-60 s−1
G 30 s−1 20 s−1 10 s−1
(SNI 6774)
15-45 menit
Td 10 menit 15 menit 20 menit
(SNI 6774)
<1m
Headloss (Kawamura, 0,049 meter 0,032 meter 0,010 meter
2000)

KOMPARTEMEN1 KOMPARTEMEN2 KOMPARTEMEN3

DARIINTAKE

BAK KOAGULASI

BAKBAHANKOAGULAN

Gambar 4.4 unit flokulasi


2. Kriteria Perencanaan Sedimentasi (Pengendapan)
Kriteria perencanaan untuk unit sedimentasi (pengendapan/ dapat dilihat pada
Tabel berikut :
Tabel 4.15 Kriteria perencanaan unit sedimentasi (pengendapan)

Sumber : Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air, 2014

Dengan kriteria diatas, maka dapat direncanakan desain dari unit sedimentasi yang
tepat dengan perhitungan sebagai berikut :
 Menghitung Dimensi Bak Sedimentasi
Untuk menghitung dimensi bak sedimentasi harus dipilih terdahulu kriteria
perencanaan yang diperlukan untuk perhitungan seperti :

Surface loading rate (Q/A) = 6,0 x 10−4 m/s


to/td = 2,5
Dari kedua kriteria diatas maka dapat hitung :
Vo
¿
td = Q
A
¿ Q
Vo = td x A

= 2,5 x 6,0 x 10
−4

= 1,5 x 10−3 m/s


Maka, untuk menentukan dimensi bak sedimentasi adalah sebagai berikut :
Debit yang diolah (Q) = 15 liter/detik = 0,015 m3 /detik
Dengan mempertimbangkan pengecekan perhitungan terhadap bilangan
reynold dan bilangan Froude maka bak sedimentasi yang akan dirancang dengan debit
sebesar 0,015 m³ /detik dibagi menjadi 4 unit dengan masing-masing bak memiliki
ukuran dan kapasitas yang sama. Sehingga debit tiap bak sedimentasi yang akan diolah
adalah sebagai berikut :

0,015 m³ /s
Debit tiap bak =
4 unit
= 0,004 m³/s per unit
Vo = 1,5 x 10−3 m/s

Rumus :
Q
A =
Vo
0,004 m ³/ s
= −3 m
1,5 x 10
s
= 26,7 m²
Setelah diketahui luas permukaan bak maka, ditentukan panjang dan lebar dengan
perbanding P : L adalah 4 : 1
P:L=4:1
Lebar bak :
A =PxL
26,7 = 4 x L²
L = 2,58 m

Panjang bak :
P=4xL
P = 4 x 2,58 m
P = 10,32 m

 Menghitung Desain Zona Pengendapan (Tube Settler)


Dalam perencanaan unit sedimentasi yang direncanakan harus sesuai dengan
kriteria desain sehingga kriteria tube settler yang akan dibangun adalah sebagai berikut
:
Waktu detensi dalam tube (td) = 5 – 20 menit
Perbandingan P:L = 4:1 – 6:1
Lebar tube settler (w) = 0,02 m
Tinggi tube settler = 0,5 m
Tebal tube settler (t) = 2,5 x 10-3 m
Kemiringan tube settler (θ) = 30° - 60°
Jarak antar settler (W) = 10 cm
Viskositas kinematis (v) pada 25°C = 0,9055 x 10-6 m2 /detik
Untuk menghitung dimensi tube settler harus dipilih terdahulu kriteria
perencanaan yang diperlukan untuk perhitungan seperti :
Debit tiap bak sedimentasi = 0,004 m³ /s
Perbandingan P:L = 4:1
Lebar tube settler (w) = 0,02 m
Tinggi tube settler = 0,5 m
Tebal tube settler (t) = 2,5 x 10−3 m
Kemiringan tube settler (θ) = 45°
Jarak antar settler (W) = 5 cm
Viskositas kinematis (v) pada 25°C = 0,9055 x 10-6 m2 /detik

Perhitungan :
Kecepatan tube settler (Vα)
Rumus:
w
H sin α
+ Q
Vα = sin α cos α
A
w
x tgα
sin α

0,2
0,5 sin 45
+
Vα = sin 45 cos 45 1,5 x 10−3 m/s
0,2
x tg 45
sin 45
Vα = 0,00492 m/s

Luas tube settler


Rumus :
Q
A=

0,004 m ³
=
0,00492m/ s
= 0,813 m²
Dimensi tube settler
Perbandingan yang digunakan untuk panjang : lebar = 4:1
Jadi : Lebar tube settler (L)

A
= 4

0,813 m²
=
4

= 0,45 m

Panjang tube settler


(P) = 4 x L
= 4 x 0,45 m
= 1,8 m
Lebar efektif tube settler
w
(w’) =
sin α
0,2 m
=
sin 45
= 0,28 m
Jumlah tube settler pada sisi panjang (np)
P
np =
W'
1,8 m
=
0,28 m
= 6,42 buah ≈ 6 buah
Jumlah tube settler pada sisi lebar (nL)
L
nr = w '
0,45
=
0,28
= 1,60 ≈ 2 buah

Jari-jari hidrolis
luas basah
R=
keliling basah
0,2 x 0,5
= ( 2 x 0,5 ) +0,2

= 0,0833 m

Setelah mendapatkan dimensi dan desain tube settler sesuai dengan kriteria yang
diinginkan, maka dilakukan pengecekan dengan perhitungan bilangan reynold dan
bilangan Froude seperti berikut :
Bilangan Reynold (NRe)

Vα x R
NRe =
v
0,00492m/ s x 0,0833 m
= 2
−6 m /s
0,9055 x 10
= 452,61 ¿ 2000 (SESUAI)

Bilangan Froude (NFr)


NFr =
√g x R
0,00492 m/s
=
√ 9.81 x 0,0833
= 5 x 10−3 ¿ 10−5 (SESUAI)
Control scouring
Dimana : Vα ¿ 18 Vo

Vα 0,00492m/ s
Vo
= 0,0015 m/ s
= 3,28 ¿ 18
Cek apabila back wash :
Q (debit yang di olah) = 0,015 m³/s
Luas tube = 0,813 m²
Jumlah bak yang beroperasi = 4 unit
Perhitungan:
Q 0,015
Va = = = 0,0046 m/s
Luas tube x n 0,813 x 4

Cek terhadap Q/A


w
H sin α
+ Q
Vα = sin α cos α
A
w
x tgα
sin α
Q Vα 0,0046
= = = 0,0046 m/s
A 1 1
Vo = 2,5 x 4,6 x 10−3 = 11,5 x 10−3 m/s

Control scouring Va ¿ 18 Vo
0,00492 m/s
Vα = = 0,428 ¿ 18 (SESUAI)
11,5 x 10−3 m / s

Cek terhadap Bilangan Renyold (Nre)


Vα x R 0,00492 x 0,833
Nre = = −6 = 451 ¿ 2000 (SESUAI)
v 0,9055 x 10
Cek terhadap bilangan Froude (NFr)
Va 0,00492
NFr = = = 0,005 ¿ 10−5 (SESUAI)
√g x R √ 9,81 X 0,0833

 Menghitung Dimensi Total Bak Sedimentasi


Dalam menghitung dimensi total dari bak sedimentasi yang akan dibangun
diperlukan data sebagai berikut :

 Panjang bak = 10,32 m


 Lebar bak = 2,58 m
 Tebal tube = 2,5 x 10-3 m
 Jumlah tube pada sisi panjang = 27 buah
 Jumlah tube pada sisi lebar = 7 buah
 Tinggi bak = 3 m

P. total bak = panjang bak + tebal tube x (jumlah tube pada sisi panjang + 1)
= 10,32 m + (0,0025 m x (6 + 1))
= 10,3775 x 4 bak
= 41,51
Lebar total bak = lebar bak + tebal tube x (jumlah tube pada sisi lebar + 1)
= 2,58 m + (0,0025 m x (2 + 1))
= 2,5875 m ≈ 2,59 m
Tinggi total bak = tinggi bak + freeboard
= 2 m + 0,5 m
= 2,5 m
DARI FLOKULASI

DARI FLOKULASI

GUTTER
RUANGLUMPUR TUBESETTLER VEENOTCH

Gambar 4.5 unit sedimentasi

 Menghitung ruang lumpur


Kriteria perencanaan yang akan digunakan:
Kandungan solid dalam lumpur = 1,5%
Lama pengurasan (t) = 8 menit = 480 detik
Waktu pengurasan (td) = 24 jam/ hari = 86400 detik
Kecepatan pengurasan (v) = 0,5 m/det
Q bak = 0,004 m³/s
Qunderdrain = 2% x Qbak
= 2% . 0,004
= 0,00008 m³ /s
Luas alas basah = 26,7 m
Panjang dan lebar basah = 10,32 dan 2,58
volume lumpur = volume limas

Perhitungan :
Volume lumpur (Vlumpur) (1 hari)
¿
Vol.lumpur = %lumpur x td x Qunderdrain¿ 1000
¿
= 1,5 x 86400 x 0,00008¿ 1000

= 0,0103 m³

Tinggi lumpur
volume lumpur x 2
Tinggi lumpur =
luas alas basah

0,0103 x 2
=
26,7
= 0,00077 m

Debit lumpur (Qlumpur)


volume (Vlumpur)
Qlumpur =
waktu(t)
0,0103 m³
=
480 det
= 2,14583 m³/s

Luas penampang pipa penguras (A)


Q 0,015 m³ /s
A= = = 0,03 m
V 0,5 m/ s

Diameter pipa penguras (d)

4 .A
D pipa penguras = π

4 x 0,03
3,14
=

= 0,19 m (pipa pasaran 0,2 m = 7-8 inchi)

MT

DETAILA
SKALA:20
DETAILA

Gambar 4.6 unit pengupul lumpur


3. Kriteria Perencanaan Unit Filtrasi (Saringan Cepat)
Kriteria perencanaan untuk unit filtrasi (Saringan cepat) dapat dilihat pata
Tabel berikut :
Tabel 4.15 Kriteria perencanaan unit filtrasi (saringan cepat)
Sumber : Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air, 2014
Perhitungan :
Dimensi bak
Jumlah filter(n) = 12 x Q½
= 12 x (0,015 m³/s)½ = 1,47 ≈ 2 filter
Asumsi Vf = 10 m3/m2/jam = 2,8 x 10-3 m/s
Q 0,015
A filtrasi total = = 2 /s = 53,57 m2 = 54 m2
Vf 2,8 x 10−3 m
2
54 m
A tiap filtrasi = = 27 ,33 m2
2
P:L = 2:1
A = PxL
27,33 m2 = 2L2
L = 3,70 m
P = 2 x 3,70 m = 7,4 m
Tinggi bak filtrasi (H) = 1,5 x Ldesain = 1,5 x 3,70 m = 5,55 m
Ptotal = 2 x 7,4 m = 14,8 m

Dimensi underdrain
Lubang orifice
Aorifice : A bak = 0,0015 : 1
 orifice = 4 cm = 0,04
A orifice = 0,0015 x 27,33 m2 = 0,0410 m2
1
A tiap orifice = . π . D2
4
1
= x π (0,04 m)2 = 1,256 x 10-4 m2
4
A orifice
Jumlah orifice =
A tiap orifice
0,0410
= −4 m
2

1,25 x 10
= 32,53 lubang = 33 lubang

Lateral
Alateral : Aorifice = 4 : 1
Jarak antar lateral = 0,5 m
Jarak lateral ke dinding = 0,30 m = 30 cm
A lateral total = 4 x A orifice
= 4 x 0,0410 m2
= 0,164 m2
Panjang manifold = panjang bak - jarak lateral ke dinding
= 7,4 m - 0,30 m
= 7,1 m
panjang manifold
Jumlah lateral = x2
jarak antar lateral
7,1 m
= x2
0,5 m
= 28 buah
jumlah orifice
Orifice untuk 1 lateral =
jumlah lateral
33
=
28
= 1 lubang
A lateral total
A tiap lateral =
jumlah lateral
2
0,164 m
=
28 buah
= 0,00586 m2
1
A tiap lateral = x π x D2
4
1
0,00586 m = x π x D2
4

D tiap lateral =
√ 0,00586 m x 4
3,14
= 0,086 m ≈ 86 mm (pasaran)

Manifold
Amanifold : Alateral =3:1
Amanifold = 3 x 0,164 m2 = 0,492 m2
1
A = x π x D2
4


2
D = 0,492m x 4 = 0,79 m = 0,8 m = 800 mm (pasaran)
3,14
Panjang lateral tiap sisi (L) = L – (2 x jarak lateral kedinding ) -  manifold
= 3,70 m – (2 x 0,30 m) – 0,8 m
= 2,3 m
P lateral−(3 x orifice) 2,3−(3 x 0,04)
Jarak antar orifice = = = 0,73 m
3 3
HL underdrain
2/s
0,015 m
Q tiap bak =
4
= 0,004 m2/s

Orifice
Qtiap bak
Qorifice =
n orifice
0,015
=
33
= 0,00045 m2/s
Q orifice
V orifice =
A orifice
2/s
0,00045 m
= 2
0,0410 m
= 0,0110 m/s
2
1,7 x V
HL orifice =
2x g
1,7 x ( 0,0110 )2 m/s
=
2 x 9,81
= 1,048 m
Lateral
Kekasaran pipa (f) = 0,25
Qtiap bak
Q lateral =
nlateral
0,015
=
28
= 0,00054 m3/s
Qtiap lateral
V lateral =
A lateral
0,00054 m3/ s
=
0,164 m
= 0,0033 m/s
1 L V²
HL lateral = x xfx
3 D 29
1 2,3 (0,0033) ²
= x x 0,025 x
3 0,08 2 x 9,81
=
Gambar 4.7 unit filtrasi
4.2.4 Kriteria perencanaan unit operasi
1) Koagulan
a) Kriteria Koagulan
Kriteria koagulan adalah sebagai berikut :
 Jenis koagulan yang digunakan :
a. Aluminium sulfat Al2 (SO4 ) 3 , I4 (H2 O) diturunkan dalam bentuk
cair konsentrasi sebesar (5- 20)%.
b. PAC, poly alumunium chloride (Al10 (OH)15 Cl15), kualitas
ditentukan oleh kadar alumunium oxido (Al2O3) yang terkait sebagai
PAC dengan kadar (10-11)%.
 Dosis koagulan ditentukan berdasarkan hasil percobaan jar–test terhadap
air baku.
 Pertumbuhan koagulan ke pengaduk cepat dapat dilakukan secara
gravitasi atau pemompaan.
b) Bak Koagulan
Kriteria bak koagulan adalah sebagai berikut :
 Bak koagulan harus dapat menunjang larutan selama 24 jam.
 Diperlukan 2 buah bak yaitu 1 buah bak pengaduk manual atau
mekanis dan 1 buah bak pembubuh.
 Bak harus dilindungi dan pengaruh luas dan tahan terhadap bahan
koagulan.
2) Netralisasi
a) Kreteria Netralisasi
1. Harus berupa bahan alkalin
 Kapur (CaO), dibubuhkan dalam bentuk larutan dengan konsentrasi
larutan 5% sampai dengan 20%.
 Soda abu (Na2 CO3 ) dibubuhkan dalam bentuk larutan, dengan
konsentrasi larutan 5% sampai dengan 20%.
 Soda api (Na OH) dibubuhkan dalam bentuk larutan, dengan
konsentrasi larutan maksimum 20%.
2. Dosis bahan alkalin ditentukan berdasarkan percobaan.
3. Pembubuhan bahan alkalin secara grantan atau pemompa, dibutuhkan
sebelum dan atau sesudah pembubuhan konjulan.
b) Bak Netralisasi
 Bak dapat menampung larutan selama 8 jam sampai dengan 24 jam.
 Diperlukan 2 buah bak yaitu 1 buah bak pengaduk manual atau mekanik
dan 1 buah pembubuh.
 Bak harus dilindungi dari pengaruh luar dan tahan terhadap beban
alkalin.
3) Desinfektan
a) Kriteria Desinfektan
1. Jenis Densifektan yang digunakan
 Gas klor (Cl2 ) kandungan klor aktif minimal 99%.
 Kaporit atau kalsium hipoklorit (CaU Cl2 ) x H2 O, kandungan klor
aktif (60-70) %.
 Sodium hipo klorit (NaO Cl), kandungan klor aktif 15%.
2. Dosis klor ditentukan berdasarkan DPC yaitu jumlah klor yang dikonsumsi
air besarnya
 Disinfeksi gas klor
Klorinasi dilakukan dengan cara injeksi gas pada inlet reservoir. Dosis
penentuan klor diambil dari penelitian terdahulu karena pada dasarnya penentuan dosis
klor harus menguji lab air baku yang sudah melalui proses pengolahan. Penentuan
dosis klor tidak mempengaruhi dimensi.
Dibutuhkan :
Kaporit yang mengandung klor = 70%
Konsentrasi yang diinginkan = 5%
Dosis klor = 2,61 mg/L
Berat jenis = 1,2 kg/L
Q (Debit) = 15 L/detik
Kebutuhan klor = 15 L/detik × 2,61 mg/ L
= 39,15 mg/detik
= 0,1409 kg/jam
Periode pelarutan direncanakan setiap sehari sekali, sehingga kebutuhan klor per hari
= 24 jam × 0,1409 kg/jam
= 3,38 kg
Kebutuhan klor per bulan = 30 hari × 3,38 kg/hari
= 101,4 kg
kebutuhan klor 1hari
Volume klor =
berat jenis klor
3,38
=
1,2
= 2,82 L = 0,0282 m³
Waktu pembuatanlarutan (Td) = 24 jam = 86400 detik
volume khlor
Debit pembubuhan =
td
3
0,0282m
=
86400
= 3,2634 l/detik

4.2.3 Reservoir
 Lokasi & Tinggi Reservoir
Lokasi dan tinggi reservoir ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai
berikut:
a. Reservoir pelayanan ditempatkan sedekat mungkin dengan pusat dasar
pelayanan, kecuali kalau keadaan tidak memungkinkan, selain itu harus
dipertimbangkan pemasangan pipa paralel.
b. Tinggi reservoir pada sistem gravitasi ditentukan sedemikian rupa sehingga
tekanan minimum sesuai hasil perhitungan hidrolik dijaringan pipa distribusi.
Muka air reservoir rencana diperhitungkan berdasarkan tinggi muka air
minimum.
c. Jika elevasi muka tanah wilayah pelayanan bervariasi maka wilayah pelayanan
dapat dibagi menjadi zona wilayah pelayanan yang dilayani masing-masing
dengan satu reservoir.
 Reservoir Pelayanan
Volume reservoir pelayanan (service reservoir) ditentukan berdasarkan:
a. Jumlah volume air maksimum yang harus ditanggung pada saat pemakaian air
minimum ditambah volume air yang harus disediakan pada saat pengaliran jam
puncak karena adanya fluktuasi pemakaian air di wilayah pelayanan dan
periode pengisian reservoir.
b. Cadangan air untuk pemadam kebakaran kota sesuai dengan peraturan yang
berlaku untuk daerah setempat dinas kebakaran.
c. Kebutuhan air khusus, yaitu penggunaan reservoir, taman, dan peristiwa
khusus.
Berikut Dimensi reservoir yang direncanakan:
Aktivitas warga( T warga ) : 15 jam
Waktu produksi (T Ipa) : 24 jam
Debit produksi : 15 liter/detik
Kedalaman reservoir : 3 meter
Lebar reservoir : 10 meter
Jarak antarbaffle : 2 meter
Waktu tinggal : 1 jam
Perhitungan :
Volume reservoir = (T ipa – T warga) x Q
= (24 jam – 15 jam) x 0,015 m³ /detik
= 0,135 m³
Karena jumlah reservoir ada 2 unit maka volume masing-masing bak
0,135
= 0,0675 m³
2
volume
Panjang reservoir =
hx l
0,0675
=
3 x 10
= 0,0023 m
Gambar 4.8 unit reservoir

Anda mungkin juga menyukai