Anda di halaman 1dari 111

Nama : Andjani Jacqueline

NIM : 1926039

REVIEW DOKUMEN UKL UPL

RENCANA PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST)

NO MUATAN HASIL REVIEW KETERANGAN

1 Identitas Pemrakarasa Identitas sudah Sudah lengkap


tercantum

2 Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Sudah tercantum Sudah Lengkap


dalam Bab 2 dari
halaman 1-35

3 Dampak Lingkungan Yg Akan Terjadi Sudah tercantum Untuk dampak


Dan Program Pengelolaan Serta dalam bab 3 halaman lingkungan dan
Pemantauan Lingkungan 36-91. Pada Tahap program pengelolan
Pra Konstruksi sudah lengkap
dampak yang terjadi disertai penjelasan
ada 3 hal yaitu, upaya pengelolaan
penetapan lokasi, dan dampak-dampak
sosialisasi rencana yang akan terjadi.
usaha dan/atau
kegiatan, pengurusan
perizinan. Pada
Tahap Konstruksi ada
7 dampak yang
terjadi yaitu,
penerimaan lokasi,
mobilisasi
bahan/material dan
peralatan, pembukaan
dan persiapan lahan,
pembangunan dan
pengoperasian
Direksi Kit,
pembangunan
bangunan/fasilitas
TPST, pemulihan
area dan demobilisasi
sisa bahan/material
dan peralatan,
pemutusan hubungan
kerja. Pada Tahap
Operasi ada 5
dampak yang terjadi
yaitu, penerimaan
tenaga kerja,
operasional TPST,
pemeliharaan
bangunan dan
sarana/prasarana,
operasional peralatan
permesinan,
pengelolaan limbah
meliputi limbah
padat, limbah cair
domestic, sampah,
limbah B3. Pada
Tahap Pasca operasi
meliputi 2 dampak
yaitu, pemutusan
hubungan kerja dan
peninggalan asset.

4 Jumlah Dan Jenis Izin Perlindungan Sudah tercantum Sudah tercantum.


Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup jenis PPLH yaitu izin
Yang Dibutuhkan penyimpanan
sementara limbah B3

5 Pernyataan Komitmen Pemrakarsa Surat pernyataan Sudah lengkap.


Untuk Melaksanakan Ketentuan Yang sudah tercantum pada
Tercantum Dalam Formulir UKL UPL halaman 93

6 Daftar Pustaka Daftar pustaka sudah Perlu menggunakan


tercantum, tetapi literatur dari buku
tidak relevan. ataupun artikel.
Sesuai dengan
dokumen jika
diperlukan.

7 Lampiran Lampiran tidak Lampiran perlu di


tercantum cantumkan untuk
melihat keaslian saat
membuat dokumen
DOKUMEN UKL–UPL
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU


(TPST) BATULAYAR
DIDUSUN PENYANGGET, DESA SENTELUK, KECAMATAN BATULAYAR,
KABUPATEN LOMBOK BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT.

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT


DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Soekarno – HattaGiriMenang, Gerung, Kab. Lombok Barat.

Gerung, November2019
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Soekarno – Hatta, GiriMenang, Gerung, Kab. Lobar.

KATA PENGANTAR

PujiSyukurkami panjatkankehadiratTuhan Yang MahaEsa,Allah SWT.,


berkatrakhmatdanhidayah-NyaDOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP dan UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) Rencana Usaha
dan/atauKegiatan Pembangunan TempatPengolahanSampahTerpadu (TPST)Batulayardi
DusunPenyangget, DesaSenteluk, KecamatanBatulayar, Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Baratdapatdisusunsecara baik.

Dokumen UKL-UPL ini disusun sebagai amanat Pasal 2 ayat (1)


PeraturanPemerintahRepublik IndonesiaNomor 27 Tahun 2012 tentangIzin Lingkungan,
yang menyatakan bahwa “Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal
atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan”. Sedangkan penyusunannyamengacu
padaPeraturanMenteriLingkunganHidupRepublik IndonesiaNomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

Dokumen UKL-UPL ini disusun sebagai salah satu kelengkapan


untukmemperolehIzin Lingkungan, dan sebagai pedoman bagi pemrakarsa/penanggung
jawab,danpihak-pihak yang berkepentingan lainnya dalam pelaksanaanpengelolaan dan
pemantauan lingkungan hiduprencanausahadan/ataukegiatan TPST ini.

Kami menyadari Dokumen UKL-UPL ini belum sempurna, oleh karena itu
masukan dan saran konstruktif untuk penyempurnaannyasangat kami harapkan. Terima
kasih kami sampaikan kepada Komisi Penilai Amdal dan Tim Teknis Amdal Kabupaten
Lombok Barat serta pihak lainnya yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan
dokumen ini.
Gerung,November 2019
Pemrakarsa/Penanggung Jawab,

Ir. BUDI DARMAJAYA, MM.


KepalaDLH Kab. Lobar

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR. -i-


PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Soekarno – Hatta, GiriMenang, Gerung, Kab. Lobar.

DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
I. IDENTITAS PEMRAKARSA 1
II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 1
A. NamaRencana Usaha dan/atauKegiatan ...................... 1
B. LokasiRencana Usaha dan/atauKegiatan ...................... 2
C. Skala Usaha dan/atauKegiatan ................... 4
1. Lahan ..................................................... 4
2. Bangunan ............................................................. 6
3. Lahan Terbuka 6
4. Peralatan 6
5. Air Bersih 7
6. SumberListrik 7
7. Kapasitas Usaha dan/atauKegiatan 8
D. GarisBesarKomponenRencana Usaha dan/atauKegiatan 9
1. KesesuaianLokasiRencanaKegiatanDengan Tata Ruang ............... 9
2. UraianMengenaiKomponenRencanaKegiatan Yang Dapat
MenimbulkanDampakLingkungan 9
a. Tahap Pra-Konstruksi 10
b. Tahap Konstruksi 12
c. Tahap Operasi 21
d. Tahap PascaOperasi 35

III. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN, UPAYA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DANUPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP (UPL) 36
A. TAHAP PRA KONSTRUKSI 36
1. PenetapanLokasi ............................................ 36
2. Sosialisasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan 38
3. PengurusanPerizinan 39

B. TAHAP KONSTRUKSI 40
1. PenerimaanTenagaKerja 40
2. MobilisasiBahan/Material danPeralatan 42
3. PembukaandanPersiapan Lahan 44

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR. - ii -


PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Soekarno – Hatta, GiriMenang, Gerung, Kab. Lobar.

4. Pembangunan danPengoperasianDireksi Kit 46


5. PembangunanBangunan/Fasilitas TPST ............................. 47
6. Pemulihan area danDemobilisasiSisaBahan/Material danPeralatan 50
7. Pemutusan Hubungan Kerja 52

C. TAHAP OPERASI .......................................................... 53


1. Penerimaan Tenaga Kerja 53
2. Operasional TPST …………………………………………………………………………………………………… 55
3. PemeliharaanBangunandanSarana/Prasarana 58
4. Operasional PeralatanPermesinan ……………………………………………………………… 60
5. Pengelolaan Limbah ........................................................................... 62
a. LimbahPadat 62
b. LimbahCairDomestik 63
c. Sampah 65
d. Limbah B3 66

D. TAHAP PASCA OPERASI ......... 68


1. PemutusanHubunganKerja ...................... 68
2. Peninggalan Asset ........................ 69

IV. JUMLAH DAN JENIS IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP (PPLH) YANG DIBUTUHKAN ......................................... 92
SURATPERNYATAAN .................. .............................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 95
LAMPIRAN ................................................................................................................... 96

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR. - iii -


PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Soekarno – Hatta, GiriMenang, Gerung, Kab. Lobar.

DAFTAR TABEL
` halaman
Tabel1. Luasmasing-masing unit bangunan/fasilitas TPST Batulayar yang
direncanakan …………………………………………………………………………………………………..…………………. 6
Tabel2. Jenisdanjumlahperalatan yang direncanakanuntukmendukung
operasional TPST Batulayar ………………..……………………………………………………………..……….. 7

Tabel3. Kapasitasusahadan/ataukegiatan yang direncanakanpada TPST


Batulayar ………………………………………………………………………………………………………….…………………….. 8

Tabel4. Jenisrekomendasidanperizinanpembangunan TPST Batulayar …………….. 11

Tabel 5. JumlahdankualifikasitenagakerjapadaTahapKonstruksi
Pembangunan TPST……………………………………………………………………………………………………..…… 12

Tabel 6. Jenisbahan yang dibutuhkanpadaTahapKonstruksi Pembangunan


TPST Batulayar …………………………………………………………………………………………………………………… 14

Tabel7. Jenisperalatanmekanis yang dibutuhkanpadaTahapKonstruksi Pembangunan


TPST …………………………………………………………………………………………….…..…… 14

Tabel8. KebutuhanTenagaKerjaPadaTahapOperasi TPST Batulayar ..………..…….. 22

Tabel9. MatriksDampakLingkungan Yang Ditimbulkan, UpayaPengelolaan


LingkunganHidup (UKL)danUpayaPemantauanLingkunganHidup
(UPL) Pembangunan TPST BatulayarolehBPPW NTB di Dusun
Penyangget, DesaSenteluk, KecamatanBatulayar, Kabupaten Lombok
Barat, Provinsi NusaTenggara Barat …………………………………………………………………...... 72

Tabel10. Daftar Jumlah dan Jenis Izin Perlindungan dan PengelolaanLingkungan


Hidup (PPLH) yang diperlukan …………………….……………………………………..…………………….. 92

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR. - iv -


PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Soekarno – Hatta, GiriMenang, Gerung, Kab. Lobar.

DAFTAR GAMBAR

halaman
Gambar 1. Lokasirencanausahadan/ataukegiatandalamPeta Wilayah
Kabupaten Lombok Barat 2

Gambar 2. Lokasirencanausahadan/ataukegiatandalamPeta Wilayah


KecamatanBatulayar 3

Gambar3. Lokasirencanausahadan/ataukegiatandalamFotoSatelit Google 3

Gambar 4. DenahLokasiRencanaUsaha dan/atauKegiatanPembangunan


TPSTBatulayar 4

Gambar5. Denah (Site Plane) Rencana Usaha dan/atauKegiatan


Pembangunan TPST Batulayar 5

Gambar 6. Skemasistempengelolaansampahpada TPST Batulayar 23

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR. -v-


PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Soekarno – Hatta, GiriMenang, Gerung, Kab. Lobar.

DAFTAR LAMPIRAN

halaman
Lampiran 1. Copy KartuTandaPenduduk (KTP) Pemrakasa 97

Lampiran 2. SuratKeteranganLahan .................................................... 98

Lampiran3. RekomendasiBKPRD Kabupaten Lombok Barat 100

Lampiran 4. DesainKonstruksiBangunan 104

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR. - vi -


PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

DOKUMEN UKL - UPL


PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH
TERPADU(TPST)BATULAYAR

I. IDENTITAS PEMRAKARSA.
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) merupakan dokumen lingkungan yang harus disusun
oleh pemrakarsa/penanggung jawab didalam setiap rencana usaha dan/atau kegiatan
dalam rangka memberikan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Adapun identitas
pemrakarsa/penanggung jawab Dokumen UKL-UPL rencana usaha dan/atau kegiatan
Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) ini adalah :

1. Badan Usaha/Institusi.
Nama : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.
Alamat : Jl. Soekarno Hatta, Giri Menang, Gerung Kabupaten Lombok
Barat 83363.
No. Tlp./fax. : 0370-6816511
e-mail : BLH@lombokbaratkab.go.id

2. Penanggung Jawab.
Nama : Ir. BUDI DARMAJAYA, MM.
Jabatan : Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.
Alamat : Jl. Soekarno Hatta, Giri Menang, Gerung Kabupaten Lombok
Barat 83363.
No. Tlp./fax/email : 0370-6816511; BLH@lombokbaratkab.go.id.

II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN.

A. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan.


Nama usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan oleh Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) Kabupaten Lombok Baratselaku pemrakarsa/penanggung jawab
adalah Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST),yang
merupakan unit atau tempat pengelolaan dan pengolahan sampah dan limbah yang
dihasilkan oleh masyarakat menjadi bentuk (produk) lain yang memiliki nilai
ekonomis dan ramah terhadap lingkungan.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


-1-
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

B. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan.


Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan berada di Dusun Penyangget,
DesaSenteluk, Kecamatan Batulayar, KabupatenLombok Barat, ProvinsiNusa
Tenggara Barat, pada pada titik koordinat -8.5379447° LS, 116.0785238°
BT.Adapun lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dimaksud berbatasan langsung
dengan kegiatan/lahan lain, yakni :
- Sebelah Utara : Jalan Raya Senteluk
- Sebelah Timur : Jalan Raya Senteluk
- Sebelah Selatan : Gang/Jalan Kecil,
- Sebelah Barat : Perumahan/Kampung Penyangget.

Kesampaian lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua


maupun kendaraan roda empat dengan adanya akses jalan, dengan jarak tempuh
sekitar 500 meter atau waktu tempuh sekitar 5menit dari Sandik.Untuk memberikan
gambaran mengenai lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dapat dijelaskan
melalui peta wilayah KabupatenLombok Barat pada Gambar 1dan peta wilayah
Kecamatan Batulayar pada Gambar 2 berikut.

RENCANA
LOKASI

Gambar 1.Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam


Peta Wilayah Kabupaten Lombok Barat.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


-2-
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

RENCANA
LOKASI

Gambar 2.Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam


Peta Wilayah Kecamatan Batulayar

Untuk memberikan informasi secara lebih luas dan detail terhadap lokasi rencana
usaha dan/atau kegiatan dapat dijelaskan melalui Foto Satelit Google pada Gambar
3 dan Denah Lokasi pada Gambar 4 berikut.

RENCANA
LOKASI

Gambar 3 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam


Foto Satelit Google

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


-3-
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Gambar 4.Denah Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Pembangunan TPST Batulayar

C. Skala Rencana Usaha dan/atau Kegiatan.

1. Lahan.
a. Luas Lahan.
Totalluas lahan TPST Batulayar adalah 6.000 m² atau 0,60 hektar, danyang
dimanfaatkanuntuk pembangunan sarana dan prasaranaseluas3.800 m²
atau 0,38 hektar, dan sisanya seluas 2.200 m² atau 0,22 hektaruntuk area
pengembangan dan untuk lahan terbuka (landscape dan RTH).

b. Status Lahan.
Status lahan yang akan digunakan untuk pembangunan TPST merupakan
asset Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, sesuai Surat Keterangan
Kepala BPKAD Kabupaten Lombok Barat Nomor :046/135/BPKAD/2019,
tanggal 21 Februari 2019 2019 (copy Surat Keterangan padaLampiran 2).

c. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan.
Lahan yang ada pada TPST Batulayar, direncanakan dimanfaatkan/
digunakan untuk :

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


-4-
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

1). Area Penerimaan Sampah.


2). Area Komposting.
3). Area Pengeringan, Pengayakan dan Pengepakan Kompos.
4). Kantor, Toilet, Gudang dan Mushola
5). Area BSF (Ruang Gelap dan Ruang Terang)
6). Ruang Genset
7). Area Digister Biogas dan Kolam Ikan

Untuk memberikan informasi yang lebih jelas mengenai penggunaan/


pemanfaatan lahan yang ada dapat dijelaskan melalui Rencana Denah (Site
Plane) TPST Batulayar pada Gambar 5 berikut.

Area
Area Penerimaan Pengomposan
Sampah

AreaPengeringan,
Pengayakan dan
Pengepakan Kompos

Kantor, Toilet, Gudang


dan Musholla
Area Fasilitas
BSF
Ruang Genset

Digester Biogas

Gambar 5.Denah (Site Plane)Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Pembangunan TPST Batulayar

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


-5-
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

2. Bangunan.
Luas bangunan/fasilitas TPST Batulayaryang direncanakan seluas
1.490,5 m² (0,15hektar) atau sebesar 24,84% dari luas lahan keseluruhan, baik
bangunan/fasilitas untuk aktifitas manajemen dan administrasi maupun
bangunan/fasilitas untuk kegiatan operasional TPST, yang masing-masing
dirinci seperti pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1.Luas masing-masing unit bangunan/fasilitas TPST Batulayaryang


direncanakan.

No. Jenis Bangunan Jumlah (unit) Luas (m²) %


1. Area BSF Ruang Gelap (20,0 x 10,0 m) 1 200.0 13.42
2. Area BSF Ruang Gelap (15,0 x 11,0 m) 1 165,0 11.07
3. Ruang Biogester (10,0 x 10,0 m) 1 100,0 6.71
4. Ruang Genset (5,0 x 5,0 m) 1 27,5 1.85
5. Kolam Ikan (10,0 x 5,0 m) 1 50,0 3.35
6. Area Penerimaan (10,0 x 30,0 m) 1 300,0 20.13
7. Area Komposting (10,0 x 30,0 m) 1 300,0 20.13
8. Kantor dan Toilet 1 100,0 6.71
9. Area Penyaringan dan Pengemasan 1 150,0 10.06
10. Bengkel 1 12,0 0.81
11. Gudang Peralatan 1 12,0 0.81
12. Gudang Kompos 1 32,0 2.15
13. Ruang Genset 1 12,0 0.81
14. Ruang Penyimpanan Kompos 1 30,0 2.01
Jumlah 8 1.490,50 100,00

Sumber : Data Perencanaan TPST Batulayar.

3. Lahan Terbuka.
Luas lahan terbuka yang direncanakan pada TPST Batulayarseluas
4.509,5 m² (0,45 hektar) atau sebesar 75,16% dari luas keseluruhan, yang
merupakan lahan sisa untuk bangunan/fasilitas, yang dimanfaatkan untuk taman
dan ruang terbuka hijau (RTH), dan area parkir.

4. Peralatan.
Berbagai peralatanpermesinan yang diperlukan dan direncanakan untuk
mendukung operasional TPSTBatulayar,baik peralatan mobilisasi maupun
peralatan pengolahan, yang diuraikan seperti pada Tabel 2 berikut.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


-6-
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Tabel 2. Jenis dan jumlah peralatan yang direncanakan


untuk mendukung operasional TPSTBatulayar.
No. Jenis Peralatan Jumlah (unit)
1. Conveyor Pemilah Sampah CPS 605 2
2. Rotary Kiln Engine Biophoskko® RKE-3000 1
3. Pencacah Sampah Organik MPO 850 HD [Mesin Yanmar] 4
4. Mesin Pencacah Limbah Plastik MPLP 100 [Yanmar 8.5 HP] 2
5. Mesin komposting 10
6. Digester Biogas BD 10000 L 1
7. Mesin Pemilah Pengayak MPP 3000 Elektrik 2
8. Sepeda Motor Gerobak 10
9. Pick Up Sampah 4
10. Wadah/Tong/Gerobak Sampah 10

Sumber : Data Perencanaan TPST Batulayar.

5. Air Bersih.

Kebutuhan air bersih untuk TPSTBatulayardirencanakan akan bersumber


dari sumur bor yang dibangun. Konsumsi air bersih dalam rencana usaha
dan/atau kegiatan (menggunakan SNI-Tahun 2002 untuk penduduk pedesaan
sebesar 60 liter/hari/orang), yakni :
a. Kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi.
Kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi TPST Batulayar(menggunakan
SNI-Tahun 2002 untuk penduduk pedesaan sebesar 60
liter/hari/orang)sekitar 1.980 liter per hari, yang diperoleh dariperhitungan :33
orang tenaga kerja x 60 liter (kebutuhan per orang/hari).

b.Kebutuhan air bersih pada tahap opersional.


Kebutuhan air bersih pada tahap operasional TPST Batulayar(menggunakan
SNI-Tahun 2002 untuk penduduk pedesaan sebesar 60
liter/hari/orang)sekitar3.060 liter per-hari, yang diperoleh dari :51 orang
tenaga kerja dan manajemen x 60 liter(kebutuhan per orang/hari).

6. Sumber Listrik.

Kebutuhan listrik pada TPST Batulayar, baik untuk penerangan kantor,


ruangan/bangunan, penerangan lingkungan, maupun untuk aktifitas
(operasional)direncanakan bersumber dari PLN dengan daya sebesar 20
Kva.Sedangkan sebagai cadangan apabila aliran listrik PLN mengalami

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


-7-
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

gangguan/pemadaman dilengkapi dengan Generator/Genset sebanyak 1 (satu)


unit dengan kapasitas ± 20 Kva.

7. Kapasitas Usaha dan/atau Kegiatan.

Sasaran kapasitas usaha dan/atau kegiatan TPSTBatulayaryang


direncanakan, sebagai berikut :
a.Sasaran Layanan (Sumber Sampah).
Sasaran layanan penerimaan dan pengambilan sampah untuk TPST
Batulayar sekitar 10.000 KK, yang tersebar di Kecamatan Batulayar.Proyeksi
volume sampah yang direncanakan TPST Batulayar pada tahun 2028
sebesar 106,27 m³, dengan volume layanan sekitar 70%, sehingga volume
sampah yang harus diolah pada TPST adalah 74,39 m³/hari.

b.Penerimaan dan Pengolahan Sampah.


Proyeksi volume penerimaan, pencacahan dan pengolahan sampah
padaTPST Batulayar (konversi 1 m³ sampah =0,25ton sampah),seperti yang
dijelaskan melalui Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Kapasitas usaha dan/atau kegiatan yang


direncanakanpada TPSTBatulayar.

Per-Hari Per-Bulan Per-Tahun


No. Kegiatan
(m³) (%) (m³) (m³)
A. Pre Processing
1. Penerimaan dan Pemilahan
a. Sampah Organik 50,62 68,05 1.518,60 18.223,20
b. Sampah An-Organik 23,77 31,95 713,10 8.557,20
Jumlah A.1. 74,39 100,00 2.231,70 26.780,40
2. Pencacahan
a. Sampah Organik 50,62 72,69 1.518,60 18.223,20
b. Sampah An-Organik 19,02 27,31 570,60 6.847,20
Jumlah A.2. 69,64 100,00 2.089,20 25.070,40
B. Pengolahan
1. Komposting 30,370 74,32 911,10 10.933,20
2. Digister Biogas 10,120 24,76 303,60 3.643,20
3. BSF 0,375 0,92 11,25 135,00
Jumlah B. 40,865 100,00 1,225,95 14.711,40
Sumber : Perencanaan TPST Batulayar.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


-8-
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

D. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan.

1. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Tata Ruang.

Rencana lokasi Pembangunan TPST dimaksud, yaknidiDusun


Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagai berikut :

a. Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 11 Tahun 2011


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2011-
2031, dalam Pasal Pasal 16 ayat (2) huruf a yang menyatakan bahwa
“tempat penampungan sementara (TPS) tersebar pada setiap desa” dan
huruf c yang menyatakan bahwa “untuk mengurangi volume timbunan
sampah, pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip
3R dengan melibatkan masyarakat maupun pihak swasta. Dengan belum
diaturnya ketentuan mengenai sitem pengelolaan sampah berbasis Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) maka diperlukan rekomendasi dari
Badan Koordinasi Pemanfaatan Ruang Daerah (BKPRD) Kabupaten
Lombok Barat.

b. Rekomendasi Pemanfaatan Ruang untuk TPST Batulayar, sesuai Keputusan


Ketua Badan Koordinasi Pemanfaatan Ruang Daerah (BKPRD) Kabupaten
Lombok Barat, Nomor : 01.11/Ket.TR/2016, tanggal 24November 2016 (copy
surat keterangan pemanfaatan ruang pada Lampiran 3).

2. Uraian Mengenai Komponen Rencana Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan


Dampak Lingkungan.
Rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan TPST Batulayar yang
berlokasi di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar,
Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dimulai sejak kegiatan
penetapan lokasi sampai kemungkinan usaha dan/atau kegiatan tidak berfungsi
lagi dibagi ke dalam 4 (empat) tahap, yaitu : Tahap Pra-Konstruksi, Tahap
Konstruksi, Tahap Operasi, dan Tahap Pasca Operasi, dengan uraian kegiatan
sebagai berikut :

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


-9-
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

a. Tahap Pra-Konstruksi.
Tahap Pra-Konstruksi merupakan tahapan kegiatan sebelum
pelaksanaan kegiatan Pembangunan TPST Batulayar berlangsung, sebagai
berikut :

1). Survey dan Penetapan Lokasi.


Sebagai langkah awal dari suatu usaha dan/atau kegiatan adalah survey
dan penetapan lokasi, yang dilaksanakan melalui survey dan observasi,
yang dilanjutkan dengan penyusunan Fiesibility Stady (FS) dan Desain
Estimation (DED) bekerjasama dengan konsultan.Disamping itu
keputusan dalam penetapan lokasi juga berdasarkan hasil pemeriksaan
fisik lahan dan lokasi, baik menyangkut kesesuaian tata ruang dan
kebijakan pemerintah, karakteristik tanah/lahan, luasan lahan, dan kajian
lingkungan di sekitarnya secara komprehensip.Kegiatan-kegiatan yang
dijelaskan diatas sudah dilaksanakan pada tahapan sebelumnya, dan
dalam pelaksanaannya tidak terdapat dampak yang terjadi, baik dari
masyarakat maupun pihak-pihak berkepentingan lainnya.

2). Pembebasan dan Penetapan Batas Lahan.


Lahan yang direncanakan sebagai tempat kegiatan usaha dan/atau
kegiatan Pembangunan TPSTBatulayarberada di Dusun Penyangget,
Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Barat, merupakan lahan milik Pemerintah
Kabupaten Lombok Barat, yang diserahkan pengelolaannya untuk TPST
Batulayar,Surat Keterangan Kepala BPKAD Kabupaten Lombok Barat
Nomor : 046/135/BPKAD/2019, tanggal 21 Februari 2019 2019, seperti
pada Lampiran 2,sehingga proses pembebasan dan penetapan batas
lahan tidak perlu dilaksanakan.

3). Sosialisasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan.


Sosialisasi mengenai rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan
TPSTBatulayar perlu direncanakan dan dilakukan,dengan tujuan untuk
memberikan informasi dan pemahaman berkaitan dengan berbagai
aspek yang berhubungan dengan pembangunan, serta untuk

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 10 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

memperoleh masukan aspiratif dari masyarakat dan pemangku


kepentingan lainnya.

Kegiatan sosialisasi akan dilakukan dalam bentuk pertemuan dan


pengarahan, dilakukan di kantor desa setempat, dan akan dihadiri oleh
warga/masyarakat yang ada di sekitar lokasi (dalam radius) rencana
usaha dan/atau kegiatan, difasilitasi oleh Kepala Desa dan/atau Camat
setempat,yang akan dilaksanakan sebelum pembangunan TPST
dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi rencana usaha dan/atau kegiatan
yang dimaksud sudah tentu dapat menimbulkan dampak, sehingga perlu
dilakukan pengelolaan secara baik.

4). Pengurusan Perizinan.


Berbagai perizinan yang dipersyaratkan untuk rencana usaha dan/atau
kegiatan Pembangunan TPSTBatulayartelah dan sedang diupayakan
oleh pemrakarsa, dimulai sejak pengurusan rekomendasi Kepala Desa,
Camat dan dilanjutkan dengan pengurusan rekomendasi diinstitusi teknis
yang membidangi sesuai yang dipersyaratkan. Sedangkan pengurusan
perizinan lainnya seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB)akan dilakukan
setelah izin lingkungan diperoleh.Daftar rekomendasi dan perizinan yang
dipersyaratkan seperti diuraikan pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4.Jenis Rekomendasi dan perizinan pembangunan


TPSTBatulayar.

No. Jenis Rekomendasi/Perizinan Yang Mengeluarkan


1. Surat Rekomendasi Desa Kepala Desa Senteluk
2. Surat Rekomendasi Camat Camat Batulayar
3. Rekomendasi Pemanfaatan Ruang TKPRD Kab. Lombok Barat.
4. Izin Peruntukan dan Penggunaan DPMPTSP Kab. Lombok Barat
Tanah (IPPT)
5. Rekomendasi Dokumen UKL-UPL DLH Kab. Lombok Barat
6. Izin Lingkungan DPMPTSP Kab. Lombok Barat
7. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) DPMPTSP Kab. Lombok Barat

Sumber : Data Perencanaan TPST Batulayar.

b. Tahap Konstruksi.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 11 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Tahap konstruksi merupakan tahapan kegiatan pelaksanaan fisik


konstruksi, dengan perkiraan waktu pelaksanaan sekitar 160,0 (seratus dua
puluh) hari atau 4 (empat) bulan, terhitung sejak pembukaan dan persiapan
lahan sampai pekerjaan akhir, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai
berikut :

1). Penerimaan Tenaga Kerja.


Penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi Pembangunan TPST
dengan prakiraan kebutuhan tenaga kerja sebanyak 33 orang, baik
tenaga kerja dibidang managemen, administrasi, maupun tenaga kerja
pekerjaan teknis,seperti yang disajikan pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kerja pada


Tahap Konstruksi Pembangunan TPST.
No. Kualifikasi Pekerjaan Kebutuhan (orang) Asal
1. Kepala Proyek 1 Mataram
2. Pengawas 1 Mataram
3. Tenaga Administrasi 2 Mataram
4. Operator Alat Berat 2 Lombok Barat
5. Mekanik dan Teknisi 4 Lombok Barat
6. Kepala Tukang 3 Lombok Barat
7. Tukang 6 Lokal (setempat)
8. Buruh 12 Lokal (setempat)
9. Petugas Pengamanan 2 Lokal (setempat)
Jumlah 33
Sumber : Data Perencanaan TPST Batulayar.

Penerimaan tenaga kerja dilakukan secara transparan dan selektif, yang


dilaksanakan di lokasi pembangunan, difasilitasi oleh kontraktor dan/atau
perangkat desa.Kegiatan penerimaan (rekruitment) tenaga kerja pada
tahap konstruksi akan berlangsung secara bertahap sesuai dengan
tahapan kegiatan fisik konstruksi TPST, dengan kualifikasi keahlian/
keterampilan yang berbeda. Calon tenaga kerja yang dipekerjakan pada
tahap konstruksi dapat berasal dari luar daerah dan/atau tenaga kerja
yang berasal dari sekitar lokasi proyek (masyarakat setempat), dengan
tetap mempersyaratkan keahlian atauketerampilan yang dimiliki/
dipersyaratkan.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 12 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan angka prakiraan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja pada


Tabel 3 diatas terdapat beberapa tenaga kerja yang berasal dari luar
lokasi proyek, terbatas untuk kualifikasi tenaga kerja dengan posisi
kepala proyek, pengawas, tenaga administrasi dan mekanik/teknisi,
sedangkan sisanya diupayakan berasal dari masyarakat setempat.
Kebutuhan tenaga kerja secara perlahan-lahan akan dikurangi sejalan
dengan semakin berkurangnya pekerjaan fisik, dan selanjutnya tenaga
yang dibutuhkan beralih pada tenaga kerja terampil untuk melakukan
pengujian atas berbagai peralatan mechanical engenering (ME), serta
penyelarasan penampilan bentuk akhir bangunan gudang (final touch)
sesuai dengan desain konstruksi yang ada. Dalam rangka keselamatan
kerja, maka penerapan Standar Operasi Prosedur (SOP) dan
penggunaan alat pelindung diri harus dipersyaratdi dalam pelaksanaan
kegiatan/pekerjaan.

Dalam rangka perlindungan terhadap tenaga kerja yang dipekerjakan,


ketentuan-ketentuan yang menyangkut Asuransi Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), penerapan
Upah Minimum Regional (UMR) dan tunjangan lainnya bagi para pekerja
merupakan perhatian pemrakarsa sesuai dengan peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan yang berlaku.

2). Mobilisasi Peralatan dan Bahan/Material.


Berbagai perlatan dan bahan/material yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan pada tahap konstruksi akandimobilisasi dari
sumber ke lokasi kegiatan menggunakan alat angkutan darat jenis
pickup dan/ataudumptruk, sedangkan untuk mobilisasi alat berat
menggunakan armada khusus angkutan alat berat. Mobilisasi dilakukan
secara bertahap berdasarkan kebutuhan sesuai tahapan pelaksanaan
pembangunan, baik jenis maupun jumlah masing-masing. Dalam
kegiatan mobilisasi, yang diperlukan adalah adanya rambu dan petugas
pengatur lalu lintas di sekitar lokasi kegiatan, yang bertugas untuk
mengatur keluar masuknya kendaraan proyek, dan melakukan
kerjasama dengan Dinas Perhubungan,dalam upaya meminimalisasi

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 13 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

adanya dampak terhadap bangkitan lalu lintas. Dalam pelaksanaan


rencana usaha dan/atau kegiatan pada tahap konstruksi dibutuhkan
berbagai jenis peralatan dan bahan/material.

a). Bahan/Material Kerja.


Bahan/material yang dibutuhkan dalam tahap konstruksi semaksimal
mungkin didatangkan dari supplyer lokal yang berada di sekitar
lokasi, dan apabila tidak tersedia baru diupayakan dari supplyer
yang ada di luar lokasi, seperti pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6.Jenis bahan yang dibutuhkan pada Tahap Konstruksi Pembangunan TPST.

No. Jenis Peralatan Sumber/Asal


1. Besi Beton berbagai ukuran Lombok Barat
2. Bahan-Bahan Galian Lombok Barat
3. Semen (Portland Cement) Lombok Barat
4. Keramik Lombok Barat
5. Pavin Block Lombok Barat
6. Spandek Lombok Barat
7. Bahan Sanitary Lombok Barat
8. Baja Ringan Lombok Barat
9. Dan lainnya Lombok Barat
Sumber : Data Perencanaan TPSTBatulayar.

b). Peralatan Kerja.


Penggunaan berbagai peralatan mekanis sebagai peralatan kerja
diperlukan dalam usaha mempercepat pelaksanaan pekerjaan, dank
arena adanya tuntutan struktur fisik bangunan yang ada.Peralatan
mekanis yang diperlukan tahap konstruksi pembangunan di sajikan
pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7.Jenis peralatan mekanis yang dibutuhkan pada


Tahap Konstruksi Pembangunan TPST.
No. Jenis Peralatan Sumber/Asal
1. Damp Truck Angkutan Material Lombok Barat
2. Dumper untuk pemadatan Lombok Barat
3. Dozer Lombok Barat
4. Generator/Genset Lombok Barat

Sumber : Data Perencanaan TPSTBatulayar.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 14 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

3). Pembukaan dan Persiapan Lahan.


Rencana pemanfaatan lahan pada lokasi yang ditentukan, dibagi
menjadi beberapa bagian atau blok sesuai dengan fungsi masing-
masingdi dalam lokasi TPST.Penyiapan lokasi untuk kegiatan
pembangunan, antara lain berupa pembersihan, pengurugan,
pematangan dan penataan lahan, yang dilakukan pada keseluruhan
tanah/lahan yang akandimanfaatkan.

Tahapan pelaksanaan kegiatan dimulai dari pekerjaan pembersihan


lahan dari pepohonan dan semak yang tidak diperlukan, selanjutnya
dilakukan pengurugan menggunakan material tanah urug, dengan
maksud untuk memperoleh tingkat ketinggian permukaan lahan sesuai
desain konstruksi yang ditetapkan/diinginkan.Material tanah urug yang
akan digunakan berasal dari hasil kegiatan pertambangan legal yang
memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari instansi yang berwenang .
Perataan yang akan digunakan dalam kegiatan pembukaan dan
persiapan lahan ini berupaexcavatordan dozer, dan dumper
untukpemadatan sampai kondisi lahan siap terbangun.

4). Pembangunan dan Pengoperasian Direksi Kit.


Bangunan Direksi Kitberupa bangunan semi permanen perlu disiapkan
sebelum pelaksanaan kegiatan konstruksi dimulaisebagai tempat
penyimpanan bahan/material dan peralatan, juga dapat digunakan
sebagai tempat tinggal sementara bagi para pekerja. Bangunan Direksi
Kityang direncakan berukuran 4,0 x 5,0 meter (seluas 20 m²).

Ruang lingkup kegiatan pembangunan Direksi Kitbersifat terbatas, baik


penggunaan bahan/material, peralatan maupun tenaga kerja, berupa
kegiatan pembersihan dan perataan lokasi, pembuatan pondasi
sementara menggunakan batu bata, pendirian tiang dan kap
menggunakan kayu, pemasangan atap menggunakan spandek dan
pemasangan dinding menggunakan triplex atau spandek.

Direksi Kityang difungsikan sebagai tempat tinggal sementara bagi


pekerja, seperti istrahat dan memasak dan adanya aktifitas mandi dan
cuci memerlukan sarana MCK dalam bentuk portabel.Dengan demikian

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 15 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

maka dampak-dampak yang kemungkinan timbul dalam pembangunan


maupun pengoperasian Direksi Kitini harus dikelola secara baik.

5). Pembangunan Bangunan/Fasilitas TPST.


Bangunan/fasilitas TPST Batulayaryang direncanakan sesuai
perencanaan,berupa bangunan untuk manajemen dan administrasi,
serta bangunan pengelolaan dan pengolahan sampah.

a). Bangunan Kantor.


Bangunankantor TPST Batulayar beserta ruang/lokal pendukung,
seperti toilet dan musholla. Kantordifungsikan sebagai tempat
kegiatan manajemen dan administratif, berupa bangunan permanen
sebanyak 1 (satu) unit, berkukuran 10,0 x 10,0 meter atau seluas 100
m². Bangunan kantor merupakan bangunan permanen dengan
konstruksi sebagaimana bangunan perkantoran pada umumnya,
dimana adanya pondasi, pembesian dan pengecoran sloff, kolom dan
ring, dinding menggunakan batu bata dan plesteran, kusen dan daun
jendela maupun pintu menggunakan kayu atau aluminium, serta
bagian kap menggunakan baja ringan dan atap menggunakan
genteng atau spandek.

b). Bangunan Penanganan dan Pengolahan Sampah.


◙ Bangunan Penerimaan Sampah.
Bangunan penerimaan sampah merupakan bangunan terbuka
(tanpa dinding/tembok pembatas), yang akan difungsikan sebagai
tempat penerimaan, pemilahan, pencacahan sampah, dan juga
sebagai tempat pengeringan, pengayakan dapengepakan
kompos yang dihasilkan.
Bangunan ini berada di bagian depan area TPST dan
bersebelahan dengan area/bangunan composting. Bangunan
penerimaan sampah berukuran 10,0 x 30,0 meter atau seluas
300 m². Menggunakan konstruksi dengan pondasi batu dan
pembesian sloff, lantai menggunakan coran beton, tiang dari

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 16 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

beton bertulang, rangka atap dari baja ringan, dan atap


menggunakan spandek.
Bangunan penerimaan sampah ini dilengkapi dengan alat
timbangan, conveyor pemilah sampah, mesin pencacah sampah
organik, mesin pencacah limbah plastik, mesin pemilah dan
pengayakan kompos.

◙ Bangunan Komposting.
Bangunan komposting merupakan bangunan terbuka (tanpa
dinding/tembok pembatas), yang akan difungsikan sebagai
tempat composting (pengolahan sampah menjadi kompos),
didalamnya akan dilengkapi dengan mesin komposting dan
pengayakan.
Bangunan ini berada di bagian depan area TPST dan
bersebelahan dengan area/bangunan penerimaan sampah.
Bangunan komposting berukuran 10,0 x 30,0 meter atau seluas
300 m². Menggunakan konstruksi dengan pondasi batu dan
pembesian sloff, lantai menggunakan coran beton, tiang dari
beton bertulang, rangka atap dari baja ringan, dan atap
menggunakan spandek.
Bangunan penerimaan sampah ini dilengkapi dengan alat
pengolahan sampah berupa Rotary Kiln Engine Biophoskko,
melalui proses penguraian (dekomposisi) sampah.

◙ Bangunan Digister Biogas dan Kolam Ikan.

Bangunan Digister Biogas merupakan bangunan terbuka (tanpa


dinding/tembok pembatas), yang akan difungsikan sebagai
tempat pengolahan sampah menjadi biogas (metana CH4, NH2,
H2S, N2) melalui proses pembusukan,dimana biogas yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energy
listrik,dapat digunakan sebagai bahan bakar genset biogas
maupun bahan bakar kompor gas. Bangunan Digister Biogas ini
dilengkapi dengan alat reactor (gas holder) atauDigister Biogas.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 17 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Bangunan Digister Biogasini berada di bagian belakang area


TPST,berdekatan dengan area/bangunan BSF. Bangunan
Digister Biogas berukuran 10,0 x 10,0 meter atau seluas 100 m².
Menggunakan konstruksi dengan pondasi batu dan pembesian
sloff, lantai menggunakan coran beton, tiang dari beton bertulang
atau pipa baja, rangka atap dari baja ringan, dan atap
menggunakan spandek.

Sedangkan kolam ikan merupakan bangunan terbuka (tanpa


dinding/tembok pembatas dan atap), yang akan difungsikan
disamping tempat pemeliharaan ikan yang memanfaatkan nutrisi
dari limbah Digister Biogas, juga sebagai sumber air.
Bangunan kolam iniberdekatan dengan bangunan Digister
Biogas, memiliki ukuran 10,0 x 5,0 meter atau seluas 50 m².
Menggunakan konstruksi dengan pondasi batu dan pembesian
sloff, lantai menggunakan coran beton, yang dilapisi dengan
waterproff (lapisan anti bocor).

◙ Bangunan/Ruang Genset.
Bangunan/ruang Genset merupakan bangunan permanen, yang
akan difungsikan sebagai tempat penyimpanan dan
pengoperasian genset,dilengkapi dengan cerobong asap yang
berfungsi sebagai filter untuk mengeliminasi terjadinya
pencemaran udara oleh asap. Bahan bakar yang digunakan
dalam bentuk biogas yang berasal dari Digister Biogas.
Bangunan/ruangan Genset ini berada di belakangkantor
TPST,berdekatan dengan area/bangunan BSF dan Bangunan
Digister Biogas, memiliki ukuran 5,5 x 5,0 meter atau seluas 27,5
m². Bangunan Genset merupakan bangunan permanen dengan
konstruksi sebagaimana bangunan gedung pada umumnya,
dimana adanya pondasi, pembesian dan pengecoran sloff, kolom
dan ring, dinding menggunakan batu bata dan plesteran, kusen
dan daun jendela maupun pintu menggunakan kayu atau

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 18 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

aluminium, serta bagian kap menggunakan baja ringan dan atap


menggunakan genteng atau spandek.

c). Bangunan Kontrol dan Perlindungan Lingkungan.


◙ Sumur Uji/Pantau.
Sumur uji diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran
terhadap air dan tanah, yang disebabkan oleh adanya rembesan
lindi atau limbah cair dari dasar TPST. Sumur uji yang akan
dibangun sebanyak 1 (satu) buah dengan dimeter (Ø) sumur 80
cm dan kedalaman sesuai dengan kondisi air tanah di lokasi
TPST Batulayar, menggunakan bahan buis beton.

◙ Drainase.
Drainase yang berfungsi sebagai pembawa aliran limpasan air
hujan dari area terbuka TPST dan/atau limbah cair dari sarana
pencucianagar tidak masuk langsung ke badan air, maka perlu
dibuat saluran drainase ke bak penampungan dan peresapan.

◙ Tempat Pencucian Peralatan.


Tempat pencucian peralatan diperlukan duntuk pembersihan
kendaraan angkutan dan peralatan lainnya.Bangunan tempat
pencucian merupakan bangunan terbuka berukuran, yang dasar
atau lantainya dibuat dari konstruksi beton, dan aliran bekas
cucian dihubungkan dengan perpipaan menuju bak
penampungan dan peresapan.

◙ Green Barrier (Tanaman Pelindung).


Untuk mengantisipasi penyebaran bau, populasi lalat, dan
partikel-partikel debu, maka perlu dibuat green barrier berupa
area/barisan pepohonan disekeliling TPST. Tebal barisan green
barrier yang direncanakan kurang lebih 1,0 – 1,5meterdari tembok
batas area TPST. Penggunaan vegetasi untuk green barrier
disamping memiliki konsep estetika, juga diupayakan
menggunakan jenis vegetasi yang mampu menyerap bahan-
bahan oksidan (karbondiosida)maupun partikel-partikel debu,

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 19 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

antara lain seperti :tanaman bambu hias, angsana dan glodokan,


sedangkan untuk jenis tanaman perdu/hias, antara lain seperti
kembang sepatu, bougenvile, dan lainnya.Kegiatan
penanamangreen barrier dimulai sejak pekerjaan
pengukuran/pematokan, perataan, pemadatan, penanaman
vegetasi di area yang sudah ditentukan.

Untuk lebih jelas mengenai posisi masing-masing bangunan dapat


dilihat pada Denah (Site Plane) TPST Batulayar pada Gambar 6 sub
bahasan sebelumnya dan Desain Konstruksi pada Lampiran 5.

6). Pemulihan Area dan DemobilisasiSisa Bahan/Material dan Peralatan.


Setelah kegiataan pembangunan fisik konstruksi TPST selesai, maka
langkah akhir yang dilakukan pemrakarsa sebelum memasuki masa
operasi adalah melakukan pemulihan area dan demobilisasi perlatan
kerja dan sisa bahan/material.

Semua peralatan kerja yang sudah tidak digunakan lagi harus


dikumpulkan sampai tidak ada yang tertinggal, demikian juga halnya
dengan sisa-sisa bahan/material di sekitar areal proyek. Peralatan dan
sisa bahan/material yang sudah dikumpulkan selanjutnya didemobilisasi
ke luar lokasi proyek menggunakan armada angkutan jenis pickup atau
damtruck, dilakukan secara bertahap dan/atau dilakukan sekaligus pada
hari yang sama, selanjutnya ditempatkan pada tempat yang sudah
disiapkan agar tidak mengganggu lingkungan, untuk dimanfaatkan
sesuai kondisi yang ada, atau yang tidak dapat dimanfaatkan
didemobilisasi ke TPA Regional bekerjasama dengan armada DLH
Kabupaten Lombok Barat.

7). Pemutusan Hubungan Kerja.


Dengan telah selesainya pekerjaan fisik pada tahap konstruksi maka
dilakukan proses pemutusan hubungan kerja, yang dapat dilakukan
secara bertahap selama kegiatan konstruksi berjalan (pada saat paket
pekerjaan selesai dilaksanakan), maupun secara serentak (sekaligus)
setelah semua paket pekerjaan selesai dilaksanakan. Pelaksanaan

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 20 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan berdasarkan hasil evaluasi


terhadap masing-masing jenis kegiatan/pekerjaan fisik konstruksi yang
ada, dilakukan dengan cara musyawarah(antara manajemen, kontraktor
dan pekerja) untuk mendapatkan mufakat atau kesepakatan, dan secara
transparan (terbuka), serta memberikan hak pekerja sesuai dengan
kesepakatan danketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

c. Tahap Operasi.
Tahap operasi merupakan tahapan penggunaan dan pemanfaatan
sarana dan prasarana TPST Batulayar yang terbangun, baik untuk kegiatan-
kegiatan manajemen, administrasi maupun teknis. Kegiatan-kegiatan TPST
yang termasuk didalam tahap operasi ini, sebagai berikut :

1). Penerimaan Tenaga Kerja.


TPST Batulayar yang dibangun melalui APBN Kementerian PUPR RI,
yang selanjutnya dihibahkan kepada Pemerintah Kabupaten Lombok
Barat, dimana dalam pengelolaan dan operasionalnya merupakan tugas
dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tenaga kerja
dalam pengelolaan TPST, baiktenaga kerja yang menangi kegiatan
menejemen maupun administrasi merupakan Aparatur Sipil Negara
(ASN) Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, sehingga penerimaan
tenaga kerja pada tahap operasi ini terbatas pada tenaga kerja kontrak
untuk kegiatan teknis penanganan dan pengelolaan sampah pada TPST
Batulayar.

Kebutuhan tenaga kerja dalam tahap operasi TPST Batulayar ini


direncakanansekitar 51 orang, dimana tenaga kerja untuk manajemen
dan administrasi direncanakan sebanyak 14 orang, sedangkantenaga
kerja teknis sebanyak 37 orang, dengan kualifikasai tenaga kerja seperti
yang disajikan pada Tabel 8 berikut.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 21 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Tabel 8.Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Tahap


Operasi TPST Batulayar.
No. Kualifikasi Pekerjaan Kebutuhan (orang) Asal
A. Manajajemen UPTD 14
1. Kepala UPTD TPST 1 DLH. Kab. Lobar
2. Sekretaris UPTD 1 DLH. Kab. Lobar
3. Kepala Seksi/Urusan 3 DLH. Kab. Lobar
4. Bendahara 1 DLH. Kab. Lobar
5. Staf 6 DLH. Kab. Lobar
6. Sekurity 2 Kab. Lombok Barat
B. Tenaga Teknis 37
1. Operator Mesin 3 Kab. Lombok Barat
2. Tenaga Angkutan Sampah 24 Kab. Lombok Barat
3. Tenaga Pengolahan Sampah 10 Kab. Lombok Barat
Jumlah 51
Sumber : Perencanaan TPST Batulayar.

Proses rekruitment tenaga kerja kontrak pada tahap operasi ini dilakukan
secara selektif dan transparan, melalui mekanisme yang ditetapkan,
dimanacalon tenaga kerja diutamakan berasal dari anggota masyarakat
di sekitar lokasi TPST. Penerimaan tenaga kerja dapat difasilitasi oleh
Kepala Desa dan/atau langsung oleh Perangkat Daerah yang
membidangi.

2). Operasional TPST.


Kegiatan operasional yang ada padaTPST Batulayar, dibagi ke dalam 2
(dua) kegiatan utama, yang masing-masing diuraikan, sebagaiberikut :

a). Operasional Perkantoran.


Dalam rangka berjalannya aktifitas TPST, maka perkantoran yang
melaksanakan fungsi administrasi dan manajemen, meliputi fungsi
perencanaan, pengorganisasian, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan (kontrol), dimana setiap fungsi diikuti dengan proses
administrasi.

Dalam pelaksanaan kegiatan manajemen dan administasi


perkantoran, komponen sumber daya manusia (SDM) sebagai
subyek memegang peranan penting dan strategis, karena kemajuan
suatu usaha dan/atau kegiatan sangat dipengaruhi oleh seberapa

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 22 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

mampunya komponen ini dalam berkerja.Dalam pelaksanaan fungsi


manajemen dan administrasi, maka dapat menimbulkan berbagai
permasalahan dan dampak terhadap lingkungan, baik secara internal
maupun eksternal yang harus diantisipasi dan dikelola secara baik.

b). Penanganan dan Pengolahan Sampah.


Penanganan dan pengelolaan sampah di TPST Batulayar mengacu
kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan,maka sistem pengelolaan sampah pada TPST
Batulayarseperti yang diilustrasikan melalui skema pada Gambar 6
berikut.

Gambar 6. Skema sistem pengelolaan sampah pada


TPST Batulayar

◙ Kegiatan Pre Processing.

Penerimaan dan Penimbangan Sampah.


◊ Sampah yang masuk berasal dari rumah tangga dan/atau TPS
3R di masing-masing Dusun/Desa yang ada di Kecamatan
Batulayar dibawa oleh armada angkutan sampah dalam

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 23 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

keadaan masih tercampur (belum ada pemilahan) dan/atau


sudah terpilah.Setiap sampah yang masuk harus dilakukan
penimbangan dan dilakukan pencatatan.

◊ Jenis Sampah
Sampah terdiri dari beberapa jenis, yakni :
● Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya :
- Sampah Organik : merupakan sampah yang jenisnya
dapat membusuk dan dapat melebur dengan tanah,
seperti : buah-buahan, sisa makanan, daun-daunan,
ranting, akar, dan lain-lain.
- Sampah Anorganik : merupakan sampah yang jenisnya
tidak membusuk dan tidak melebur dengan tanah, seperti
: plastik, besi/logam, pecahan gelas dan lain-lain.

● Berdasarkan karakteristik sampah.


- Rabish, merupakan sampah yang bersumber dari
perdagangan maupun perkantoran mulai dari yang
mudah terbakar seperti plastic, karton, kertas dan lain-
lain maupun yang tidak mudah terbakar seperti klip,
pecahan gelas ataupun kaca, kaleng bekas dan lain
sebagainya.
- Garbage, merupakan jenis sampah yang berasal dari
rumah tangga seperti hotel, restoran dan lain sebagainya
dan merupakan hasil dari pengolahan maupun
pembuatan makanan yang mudah untuk membusuk.
- Sampah industry, merupakan sampah yang asalnya dari
pabrik atau industry.
- Bangkai binatang, merupakan sampah yang terjadi
karena binatang yang mati ditabrak kendaraan maupun
dibuang oleh orang sehingga menjadi bangkai.
- Sampah jalanan, merupakan sampah yang terjadi karena
pembersihan jalan, biasanya sampah seperti ini terdiri

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 24 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

dari berbagai macam campuran sampah seperti kertas,


plastic, besi, pecahan kaca, debu dan lain-lain.
- Bangkai kendaraan, merupakan sampah yang terjadi
karena kendaraan tersebut tidak terpakai/rusak yang
termasuk bangkai kendaraan seperti bangkai sepeda,
bangkai mobil, bangkai sepeda motor dan lain-lain.

Pemilahan Sampah.
◊ Proses pemilahan sampah pada TPST Batulayar
menggunakan alat mekanis berupa Conveyor Belt, untuk
memilah sampah yang masuk ke dalam katagori sampah
organic dan anorganik sebelum dilakukan proses pengolahan
lebih lanjut.
◊ Pada saat ban (belt) berjalan perlahan, di sisi kanan dan sisi
kiri conveyor ada petugas yang secara manual mengambil
sampah anorganik, sehingga sampah yang terus berjalan dan
jatuh pada wadah yang disediakan pada area pencacah
adalah hanya sampah organik. Penggunaan Conveyor belt ini
untuk mempermudah dan mempercepat proses pemilahan
sampah yang akan diproses lebih lanjut.
◊ Proses pemilahan menghasilkan 3 jenis sampah, yakni :
- Sampah organik (berupa buah-buahan, sayuran, sisa
makanan,daun-daunan, ranting, akar, dan lainnya),
ditampung pada tempat khusus untuk selanjutnya dilakukan
pencacahan.
- Sampah anorganik yang bisa di-reuse dan di-reduce(seperti
: kertas, plastic, besi, pecahan kaca, botol, besi plat, dan
lainnya),ditampung ditempat khusus untuk diolah lebih
lanjut, dan
- Residu dan B3,yaitu sampah/limbahyang tidak dapat diolah,
ditampung pada tempat khusus, selanjutnya dibuang ke
TPA Regional menggunakan armada TPST atau
bekerjasama dengan armada pemerintah.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 25 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Pembersihan Sampah.
Kegiatan pembersihan dilakukanterbatas terhadap sampah
anorganik yang sudah melalui proses pemilahan, melalui
pembersihan secara basah dan pembersihan secara kering.

◊ Pembersihan Secara Basah.


- Pembersihan secara basah dilakukan terhadap
sampah/limbah yang dapat digunakan kembali (reuse) dan
dapat didaur ulang (reduce), seperti sampah plastik
(kemasan plastik, gelas plastik dan botol plastik), untuk
menghilangkan kotoran dan noda yang melekat dan sulit
dibersihkan tanpa menggunakan air.Pembersihan dilakukan
dengan cara penyemprotan, perendaman, pengelapan dan
pengeringan.
- Kegiatan pembersihan secara basah dilakukan pada ruang/
bagian khusus pembersihan basah, dimana air limbah
pembersihan dialirkan melalui pipa saluran ke bak
penampungan (safety tank) dan bak peresapan.
- Material yang sudah dibersihkan selanjutnya diserahkan ke
bagian pengolahan untuk dilakukan proses lebih lanjut.

◊ Pembersihan Secara Kering.


- Pembersihan secara kering dilakukan terhadap sampah-
sampah yang dapat digunakan kembali (reuse) namun tidak
tahan dengan air, (antara lain sampah kertas, kardus,
potongan logam, dan lainnya), untuk menghilangkan
kotoran yang melekat dan dapat dibersihkan tanpa
menggunakan air. Pembersihan dilakukan dengan cara
penyemprotan udara, dan pengelapan.
- Kegiatan pembersihan secara kering dilakukan pada ruang/
bagian khusus pembersihan kering, dimana partikel-partikel
debu yang timbul disedot keluar oleh exouse melalui
saluran pembuangan yang dilengkapi dengan saringan.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 26 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

- Material yang sudah dibersihkan selanjutnya dilakukan


pengemasan dan pengepakan untuk dijual/dipasarkan.

Pencacahan Sampah.
Ada 2 (dua) jenis kegiatan pencacahan pada TPST Batulayar,
yakni pencacahan sampah organik dan pencacahan sampah
anorganik.

◊ Pencacahan Sampah Organik.


Maksud dilakukannya pencacahan terhadap sampah-sampah
organik yang sudah terpilah adalah proses mereduksi ukuran
sampah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil (berupa
serbuk)untuk memudahkan proses pemasukan sampah ke
dalam alat mesin dan untuk mempercepat proses pelapukan.
Hasil pencacahan sampah organik ditampung pada tempat
khusus, dan dilakukan pengolahan lebih lanjut melalui proses
composting, Digester Biogas dan/atau BSF(Black Soldier Fly).

◊ Pencacahan Sampah Anorganik.


Maksud dilakukannya pencacahan terhadap sampah-sampah
anorganik (khusus untuk sampah jenis plastik) yang sudah
terpilah adalah untuk mereduksi ukuran sampah menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil (berupa serbuk) yang akan
dijadikan sebagai bahan baku daur ulang oleh industry
pengolahan.Hasil pencacahan ditampung pada tempat khusus,
dan dilakukan pengemasan dan pengepakan untuk dijual
kepihak pengepul yang berizin.

◙ Kegiatan Pengolahan/Prosessing.
Kegiatan pengolahan sampah yang direncakan pada TPST
Batulayar, khususnya pengolahan sampah organik yang merupakan
komposisi terbanyak pada wilayah pelayanan, akan diolah
menggunakan 3 (tiga) sistem pengolahan, yaitu Sistem Komposting,
Digester Biogas dan BSF(Black Soldier Fly), sebagai berikut :

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 27 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Pengolahan Melalui Komposting.


◊ Komposting merupakan pengolahan sampah secara aerobik
dengan sistem mekanis atau menggunakan mesin composting,
untuk mempercepat dan mempermudah proses
pengomposan.Selian itu dengan menggunakan mesin kompos ini
kebutuhan lahan untuk area pengomposan dapat lebih kecil
dibandingkan dengan kebutuhan lahan pengomposan dengan
open windrow.

◊ Tahapan Komposting Menggunakan Mesin.


- Sampah organik yang sudah dicacah (berukuran kecil sekitar 10-
15 mm), dimasukkan ke dalam mesin kompos (Composter
Rotary Klin).
- Dalam wadah yang berbeda siapkan 1 kg (0,1% dari berat
sampah organik) aktivator kompos tambahkan molases atau
tetes tebu untuk 9 sendok dan dicampur hingga merata dan
simpan selama 2-4 jam.
- Setelah membuat larutan aktivator, tuangkan Activator Kompos
setelah dilarutkan tersebut ke dalam tumpukan material organik
dalam komposter.
- Pada hari ke 3 sampai ke 5 proses dekomposisi
memperlihatkan gejala panas (suhu hingga 70°C), ditandai
dengan keluarnya uap, dan jika suhu terlalu tinggi akan
membuat berputarnya aeration tool secara otomatis setiap kali
suhu lebih dari 55 derajat celcius.
- Pada hari ke 5 - 7 jika suhu dibawah 30°C atau telah dianggap
sudah dingin, kran pintu bagi pengeluaran pupuk cair akan
terbuka secara otomatis. Setelah cairan dari proses aerobik
keluar semua, selanjutnya mengeluarkan kompos padat dari
dalam rotary kiln (komposter).
- Kompos padat yang keluar disimpan di tempat sejuk dan tetap
tertutup. Dalam beberapa hari kemudian (sekitar 7 hari), bahan
kompos akan kering dan gembur.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 28 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

- Kompos kering dan gembur diayak untuk memisahkan berbagai


jenis ukuran sesuai keperluan, selanjunya dipacking dan
disimpan dalam gudang penyimpanan kompos.

Pengolahan Dengan Biodigister Biogas.


◊ Biodigester adalah suatu sistem yang mempercepat pembusukan
bahan organik.Terbentuk biogas dan senyawa-senyawa lain yang
dihasilkan melalui pembusukan anaerob.Biogas dapat digunakan
untuk bahan bakar memasak, memanaskan, pembangkit listrik,
juga menjalankan mesin.Biodigester kini menjadi salah satu
alternatif terbaik untuk memanfaatkan dan mengurangi jumlah
sampah. Sebuah solusi yang tidak hanya mengurangi sampah tapi
juga menghasilkan green energy yang bisa digunakan oleh
masyarakat..

◊ Pemilihan pengolahan sampah dengan sistem Biodigister selain


mempertimbangkan kapasitas reduksi pengolahan sampah
organik, juga diharapkan dapat menyuplai kebutuhan energy
terutama listrik untuk proses pengolahan sampah mekanis pada
conveyor belt dan mesin kompos.

◊ Tahapan Biogidister Biogas.


- Menyiapkan bahan baku berupa material Biomassa yang telah
dicacah, selanjutnya dicampur air dengan perbandingan 1 : 1
hingga berupa bubur (slurry) kedalam inlet pemasukan (intake
chamber) . Secara otomatis slurry di bagian dekat outlet dalam
reaktor akan terdorong sebesar volume yang dimasukan.

- Biomassa dan berbagai bahan organik (limbah peternakan,


sampah makanan, sisa masakan, tinja/feces, limbah kebun dan
industri pangan) dapat terus menerus ditambahkan ke lobang
pemasukan (intake chamber), dan akan diurai oleh bakteri
anaerobic dalam aktivator.

- Proses awal, selama 27 hari telah mulai mengeluarkan gas


methana (CH4) dan tersimpan di bagian atas tabung atau

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 29 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

reaktor biogas (gas holder), selanjutnya dengan ditambahkan


material sejumlah volume 10% dari kapasitas reaktor, biogas
akan terus dihasilkan pada kisaran 6 m³/hari. Besaran gas ini
semakin melimpah ketika bahan baku mengandung selulosa
tinggi seperti bahan rumput, gulma perairan (alga,
ganggang,eceng gondok).

- Lumpur (sludge) keluaran telah selesai terfermentasi, tidak lagi


mengandung biogas (metana CH4, NH2, H2S, N2) sehingga tidak
berbau busuk. Lumpur dengan kadar air tinggi ini mengandung
nutrisi (NPK dan mikro element), senyawa, hormon dan nutrisi
sekualitas pupuk organik cair sangat baik bagi penumbuhan
plankton dan zooplankton di perairan
maupundijadikanpupukbagi semuajenistanaman. Lumpur dapat
dikelola lebih lagi dengan diberi oksigen melalui aerasi (pompa
aerator) serta ditambahkan bakteri maupun hormon disesuaikan
dengan target jenis tanaman yang akan dipupuk.

- Biogas yang terbentuk akan mengalir lewat slang outlet ke


plastik penyimpan (holder), dan dapat digunakan untuk bahan
bakar genset biogas maupun bahan bakar kompor gas.

Pengolahan Dengan BSF(Black Soldier Fly).

Lima unit proses utama yang meurpakan kunci fasilitas pengolahan


sampah dengan BSF adalah sebagai berikut:
◊ Unit pembiakan masal BSF.
Unit ini digunakan untuk memelihara larva-larva kecil (disebut 5-
DOL) agar selalu tersedia dengan jumlah yang konsisten dan
dapat digunakan untuk mengolah sampah organik yang datang
setiap harinya di fasilitas pengolahan tersebut.Namun, dalam unit
pemeliharaan ini, jumlah larva yang menetas dibatasi dalam
jumlah tertentu untuk menjamin kestabilan pembiakan
populasinya.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 30 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

◊ Unit penerimaan sampah dan pra-proses.


Hal yang sangat penting adalah memastikan bahwa sampah yang
diterima di fasilitas tersebut cocok untuk menjadi makanan bagi
larva-larvanya.Untuk itu, langkah pertama adalah mengontrol
sampah untuk memastikan bahwa sampah tersebut tidak
mengandung material berbahaya dan bahan non-organik. Langkah
selanjutnya adalah memperkecil ukuran partikel sampah,
mengurangi kadar air jika tingkat kelembabannya terlalu tinggi,
dan/atau mencampur beragam jenis sampah organik untuk
menghasilkan makanan yang seimbang, nutrisi dan
kelembabannya untuk larva (70-80%).

◊ Unit pengolahan sampah dengan BSF.


Pada unit ini, 5-DOL dari unit pembiakan diberi makan sampah
organik dalam kontainer yang disebut “larvero”. Larva yang
memakan sampah organik ini kemudian tumbuh menjadi larva
besar sehingga dapat mengolah dan mengurangi sampah

◊ Unit pemanenan produk.


Tepat sebelum berubah menjadi prepupa, larva diambil dari
larvero. Residu sampah yang tertinggal di larvero juga merupakan
produk yang bernilai tinggi

◊ Unit pasca pengolahan (pemurnian larva dan pemrosesan residu).


Apabila diperlukan, baik larva dan residu dapat diolah lebih lanjut
untuk menyesuaikan dengan permintaan pasar lokal.Hal ini
disebut “pemurnian produk”.Biasanyalangkah awalnya dilakukan
dengan mematikan larva.Namun ada juga langkah lainnya untuk
pemurnian larva, seperti pembekuan atau pengeringan, atau
dengan memisahkan minyak larva dari protein larva.Sedangkan
untuk pemurnian residu, biasanya dilakukan dengan
pengomposan atau dimasukkan ke digester biogas untuk bahan
produksi.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 31 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

3). Pemeliharaan Sarana Pendukung.


Sarana pendukung pada TPST seperti akses jalan, drainase, kolam,
sumur uji, dan lainnya,perlu dilakukan pemeliharaan secara periodik
dengan tujuan agar sarana pendukung dapat berfungsi secara baik dan
tidak menghambat aktifitas TPST secara keseluruhan, dan tidak
menimbulkan dampak.

4). Operasional Peralatan Permesinan.


Penggunaan mesin pompa, genset, kendaraan angkutan dalam
operasiona TPST dapat menimbulkan pencemaran udara akibat adanya
asap/gas buangsehingga peralatan perlu dilakukan pemeliharaan, dan
peralatan permesinan yang ada harus dilengkapi dengan cerobong gas
buang (scrubber/cyclone) yang memenuhi standar gas CO, NOx, dan
SO2, partikulat dan opasitas yang merupakan hasil pembakaran bahan
bakar dan dapat lepas keluar melalui cerobong standar sehingga tidak
mencemari lingkungan.

5). Pencegahan Kebakaran.


Pencegahan kebakaran adalah usaha mewaspadai akanfaktor-faktor
penyebab munculnya atau terjadinya kebakaran, dan mengambil
langkah-langkah untuk mengantisipasi dan mencegah kemungkinan
terjadinya kebakaran. Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu
program pendidikan dan pengawasan, termasuk pengawasan karyawan,
rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan
kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan
yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk pemeliharaanya,
baik dari segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapai
(jangkauannya).

TPST harus dilengkapi dengan fasilitas pemadam kebakaran dan


hydrant, sehingga ketiga kelas kebakaran dapat diatasi secara tepat dan
cepat, disebabkan karena setiap jenis dan sumber kebakaran harus
ditangani dengan peralatan yang memiliki bahan yang berbeda. Untuk
lebih jelasnya gambaran mengenai jenis kebakaran sebagai berikut :

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 32 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

a). Kebakaran Kelas A.


Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya
kertas, kayu, plastik, karet, busa dan lain-lainnya.Media pemadaman
kebakaran yang digunakan berupa air, pasir, karung goni yang
dibasahi, dan alat pemadam kebakaran (APAR) atau racun api
tepung kimia kering (DCP).

b). Kebakaran Kelas B.


Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang mudah
terbakarberupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus,
biogas, dan lain-lainnya.Media pemadaman kebakaran yang
digunakan untuk kelas ini berupa pasir dan alat pemadam kebakaran
(APAR) atau racun api tepung kimia kering (DCP). Dilarang memakai
air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat
jenis bahan diatas sehingga apabila menggunakan air maka
kebakaran akan melebar kemana-mana.

c). Kebakaran Kelas C.


Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman
kebakaran untuk kelas ini berupa alat pemadam kebakaran (APAR)
atau racun api tepung kimia kering (DCP). Matikan dulu sumber listrik
agar aman dalam memadamkan kebakaran.

Beberapa bahan dan alat pencegahan kebakaran dan langkah-langkah


pencegahan :
a). Penyediaan APAR/Fire Extinguishers/Racun Api.
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna
karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran kelas A,B dan C.
Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran berat, sehingga dapat
ditempatkan sesuai dengan bersar-kecilnya resiko kebakaran yang
mungkin timbul di daerah tersebut, tempat penimbunan bahan bakar
dengan tabung racun api dengan ukuran 5 – 68 kg. bahan yang ada
dalam tabung pemadam api tersebut ada yang terbuat dari kimia
kering, foam/busa CO2.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 33 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

b). Langkah-langkah Pencegahan Kebakaran.


Setelah mengetahui pengklasifikasian, prinsippemadamandan
perlengkapan pemadaman suatu kebakaranmakapemrakarsa harus
bisa mengelola kesemuanya itu menjadi suatu sistem
manajemen/pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran.Langkah-
langkah untuk pencegahannya.

6). Pengelolaan Sampah dan Limbah.


Jenis-jenis sampah dan limbah, serta pengelolaannya menggunakan
prinsip-prinsip pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang dari
semua limbah yang dihasilkan (Prinsip 3R).

a). Sampah.
Sampah berasal dari sisa-sisa makanan, kertas pembungkus, kardus
pembungkus, plastik pembungkus, sisa-sisa pemeliharaan tanaman
(daun, ranting dll). Tiap hari dengan asumsi 1 orang menghasilkan
sampah sebesar 0,7–0,8 kg/hari (SNI 19-39883-1995), maka
diprediksi timbulan sampah pada tahap operasional TPST adalah 51
orang x 0.7 kg = 35,7 kg per hari.

Penanganan sampah dilakukan dengan cara pengumpulan dan


diserahkan ke bagian pemilahan untuk dijadikan bahan baku dan
diolah lebih lanjut.

b). Limbah Cair Domestik.


Aktifitas manusia yang ada di TPST menghasilkan limbah, dimana
penangannya dengan cara limbah dialirkan melalui sistem perpipaan
yang dihubungkan dengan bak-bak penampungan (septic-tank), dan
dihubungkan dengan bak peresapan (safety-tank). Untuk selanjutnya
dalam waktu tertentu (secara periodik) dilakukan pengurasan dan
pembersihan melalui penyedotan menggunakan mesian, dan limbah
yang disedot dapat dijadikan sebagai bahan bakucomposting atau
Digister Biogas.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 34 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

c). Limbah B3.

Limbah B3merupakan limbah yang tidak dapat dilakukan pengolahan


(reuse maupun reduse), dan akanmenjadi masalah apabila tidak
ditangani secara serius.Penanganan Limbah B3 dilakukan dengan
cara pengumpulan pada tahap pre prosesising (pemilahan), dan
ditempatkan pada tempat tersendiri (wadah Limbah B3), dan
selanjutnya dilakukan pengangkutan atau pembuangan ke TPA
Regional menggunakan armada TPST dan atau bekerjasama dengan
armada pemerintah.

d. Tahap Pasca Operasi.


Tahap pasca operasi merupakan tahap dimana asset TPST tidak
berfungsi lagi, dengan kegiatan sebagai berikut :

1). Pemutusan Hubungan Kerja.


Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi manakala TPST sudah tidak
berfungsi lagi dengan berbagai sebab.Pemutusan hubungan kerja
khusus dilakukan terhadap karyawan non PNS (tenaga kerja kontrak),
sedangkan karyawan dengan status PNS pemutusan hubungan kerja
sudah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemutusan tenaga kerja kontrak dilakukan melalui musyawarah untuk


memperoleh kesepakatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, sehingga tidak menimbulkan keresahan bagi
pekerja dan masyarakat.

2). Peningggalan Asset.


Dengan tidak berfungsinya TPST, yang diakibatkan oleh berbagai sebab,
maka secara otomatis tidak terdapat lagi aktifitas/kegiatan di dalamnya.
Kondisi ini akan menyebabkan bangunan dan fasilitas pendukungnya
akan tidak terurus dan terpelihara, yang berpengaruh terhadap
konstruksi bangunan akan menjadi rusak, kumuh, dan kotor apabila tidak
dikelola secara baik, serta menimbulkan dampak lainnya mengingat
dalam area TPST yang sudah tidak berfungsi lagi kemungkinan besar
masih terdapat limbah-limbah yang belum dikelola.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 35 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Dalam upaya untuk penanganan terhadap asset yang tidak beroperasi


lagi, maka harus melalui penugasan tenaga khusus untuk menjaga dan
melakukan pemeliharaan fisik bangunan dan fasilitas yang ada,
melakukan pengawasan (kontrol) secara periodik, serta melakukan
pemulihan terhadap lingkungan di sekitarnya.

III. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN, UPAYA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
(UPL).
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka rencana usaha dan/atau
kegiatan Pembangunan TPST oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat
bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Kementerian PUPR), di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar,
Kabupaten Lombok Barat, diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan,sehingga harus dilakukan pengelolaan dan pemantauan terhadap
lingkungan hidup secara baik sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku, sebagai berikut :

A. Tahap Pra-Konstruksi.
Uraian mengenai dampak yang ditimbulkan, upaya pengelolaan, upaya
pemantauan dan institusi pelaksana, institusi pengawasan dan institusi penerimaan
laporan pada Tahap Prakonstruksi Pembangunan Perumahan dan Toko ini dapat
diuraikan, sebagai berikut :

1. Penetapan Lokasi.
a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Penetapan lokasi.
2). Jenis Dampak.
Persepsi negatif masyarakat.
3). Besaran Dampak.
Persepsi negatif masyarakat di sekitar lokasi kegiatan sekitar 25%.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 36 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL).


1). Tujuan Pengelolaan.
Untuk mengurangi dan/atau menghilangkan persepsi negatif masyarakat di
sekitar lokasi kegiatan.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
Memberikan pemahaman dan informasi yang jelas kepada masyarakat
dan melaksanakan penetapan lokasi dengan baik dan benar.
3). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Selama proses penetapan rencana lokasi berlangsung.

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pengamatan (observasi) langsung kepada masyarakat dan
melakukan wawancara dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat di
sekitar lokasi kegiatan.
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Selama proses penetapan rencana lokasi berlangsung.

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan danPemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.Camat Batulayar, dan Kades
Senteluk.
3). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 37 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

2. Sosialisasi Recana Usaha dan/atau Kegiatan.


a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Sosialisasi Recana Usaha dan/atau Kegiatan.
2). Jenis Dampak.
Persepsi negatif dan keresahan masyarakat.
3). Besaran Dampak.
Persepsi negatif dan keresahan masyarakat di sekitar lokasi sekitar 40%.

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
Untuk mengurangi dan/atau menghilangkan persepsi negatif atau
keresahan masyarakat di sekitar lokasi rencana pembangunan.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
Memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat di sekitar
lokasi mengenai maksud dan tujuan dibangunnya TPST.
3). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Pada saat sosialisasi rencana kegiatan/usaha berlangsung.

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara langsung dengan
masyarakat di sekitar rencana lokasi rencana pembangunan.
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangger, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Pada saat sosialisasi rencana kegiatan/usaha berlangsung.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 38 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan danPemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat. Camat Batulayar, dan
Kades Senteluk.
3). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

3. Pengurusan Perizinan.
a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Pengurusan perizinan.
2). Jenis Dampak.
Persepsi positif dari masyarakat.
3). Besaran Dampak.
Sebagian besar masyarakat di sekitar lokasi rencana pembangunan
berpersepsi positif.

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
Untuk mempertahankan persepsi positif masyarakat.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
Melakukan pendekatan social dan budaya kepada masyarakat di sekitar
lokasi rencana pembangunan, serta melengkapi dokumen perizinan secara
lengkap.
3). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Selama proses perizinan berlangsung.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 39 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara langsung dengan
masyarakat di sekitar lokasi rencana pembangunan.
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Selama proses perizinan berlangsung.

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan danPemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, DPMPTSP Kab.Lombok Barat,
Satpol PP Kab. Lombok Barat, Camat Batulayar, dan Kepala Desa
Senteluk.
3). Institusi Penerima Pelaporan Berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

B. Tahap Konstruksi.
1. Penerimaan Tenaga Kerja.
a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Penerimaan tenaga kerja.
2). Jenis Dampak.
Terbukanya kesempatan bekerja bagi masyarakat di sekitar lokasi, dan
timbulnya kecemburuan sosial masyarakat.
3). Besaran Dampak.
- Terbukanya kesempatan bekerjabagi masyarakat di sekitar lokasi
sebanyak 33 orang.
- Kecemburuan sosial sekitar 25%.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 40 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
Memberikan peluang kerja bagi masyarakat, dan untuk mengurangi
dan/atau menghilangkan kecemburuan sosial masyarakat di sekitar lokasi.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Melakukan pendekatan sosial dan budaya kepada masyarakat dan
memberikan penjelasan mengenai peluang kerja yang ada.
- Mengutamakan tenaga kerja setempat sesuai bidang pekerjaan dan
keahlian, dan dilakukan secara transparan.
3). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Pada saat proses penerimaan tenaga kerja berlangsung.

c. Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara langsung dengan
masyarakat di sekitar lokasi.
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangger, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3) Periode Pemantauan.
Pada saat proses rekruitmen tenaga kerja berlangsung.

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan danPemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kab. Lombok Barat, Camat Batulayar, dan Kepala Desa
Senteluk.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 41 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

3). Institusi Penerima Pelaporan Berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan


Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

2. Mobilisasi Bahan/Material dan Peralatan.


a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Mobilisasi bahan/material dan peralatan.
2). Jenis Dampak.
Timbulnya keresahan masyarakat, terjadinya bangkitan arus lalu lintas,
penurunan kualitas udara ambient akibat debu, dan terjadinya peningkatan
kebisingan.
3). Besaran Dampak.
- Timbulnya keresahan masyarakat sekitar 20%
- Peningkatan bangkitan arus lalu lintassekitar 5%.
- Penurunan kualitas udara ambient akibat debu sekitar 3%.
- Terjadinya peningkatan kebisingan sekitar 3%.

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
Untuk mengurangi/menghilangkan keresahan masyarakat, mengatasi
bangkitan lalu lintas, mengurangi timbulnya debu, dan mengurangi tingkat
kebisingan akibat mobilisasi.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Memberikan pemahaman kepada masyarakat pada jalur lintasan
mobilisasi di sekitar lokasi kegiatan.
- Mengatur kecepatan laju kendaraan untuk meminimalisasi debu dan
kebisingan.
- Melakukan penyiraman secara berkala pada jalur lintasan mobilisasi di
sekitar lokasi kegiatan.
3). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 42 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

4). Periode Pengelolaan.


Pada saat mobilisasi berlangsung.

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara langsung dengan
masyarakat.
- Melakukan pemantauan, pengukuran peningkatan debu, dan memban-
dingkannya dengan baku mutu pencemaran udarasesuai PP No. 41
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dengan
parameter : SO2 = 900 µg/m3; NO2 = 400 µg/m3, O3 = 235 µg/m3; PM10 =
150 PM10; C0 = 29 ppm.
- Melakukan pemantauan, pengukuran peningkatan peningkatan
kebisingan, dan membandingkannya dengan baku mutu Kepmen LH
No.48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, dengan
parameter : 70 dBA (industri).
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Pada saat mobilisasi berlangsung.

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan danPemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, Dinas Perhubungan
Kab.Lombok Barat, Camat Batulayar, dan Kepala Desa Senteluk.
3). Institusi Penerima Pelaporan Berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 43 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

3. Pembukaan dan Persiapan Lahan.


a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Kegiatan pembukaan dan persiapan lahan.
2). Jenis Dampak.
Penurunan kualitas udara ambient akibat debu, meningkatnya kebisingan,
terjadinya bangkitan lalu lintas, gangguan terhadap keanekaragaman
hayati, jalan kotor dan licin oleh tanah.
3). Besaran Dampak.
- Penurunan kualitas udara ambient dibandingkan dengan kondisi
sebelumnya.
- Peningkatan kebisingan sekitar 3%.
- Terjadinya bangkitan lalu lintas sekitar 3%.
- Gangguan terhadap keanekaragaman hayati sekitar 10%.
- Jalan kotor dan licin oleh tanah sekitar 3%.

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
Untuk mempertahankan kualitas udara ambient seperti kondisi
sebelumnya, mengurangi tingkat kebisingan dari peralatan mesin dan
mobilisasi, mengatasi terjadinya bangkitan lalu lintas, mengurangi
gangguan terhadap keaneka ragaman hayati, dan mengatasi terjadinya
jalan kotor dan licin akibat tanah yang terbawa roda kendaraan.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Melakukan pembersihan lahan secara perlahan, dan semaksimal
mungkin menggunakan peralatan konvensional untuk mengurangi
tingkat kebisingan dan timbulnya debu.
- Melakukan pengelolaan flora dan fauna secara selektif.
- Melakukan mobilisasi tanah urug dan hasil pembersihan di luar jam
puncak arus lalu lintas, secara bertahap, memasang tanda/rambu lalu
lintas dan menempatkan petugas pengatur lalu lintas.
- Melakukan penyiraman dan pembersihan ceceran tanahsecara
langsung di jalan raya pada saat mobilisasi berlangsung.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 44 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

3). Lokasi Pengelolaan.


Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Dilakukan selama pembukaan dan persiapan lahan berlangsung.

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan pengamatan pada saat kegiatan berlangsung.
- Melakukan pemantauan, pengukuran peningkatan peningkatan
kebisingan, dan membandingkannya dengan baku mutu Kepmen LH
No.48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, dengan
parameter : 70 dBA (industri).
- Melakukan pemantauan, pengukuran kualitas udara ambient, dan
membandingkannya dengan baku mutu pencemaran udara sesuai PP
No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dengan
parameter : SO2 = 900 µg/m3; NO2 = 400 µg/m3, O3 = 235 µg/m3; PM10 =
150 PM10; C0 = 29 ppm.
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Selama pembukaan dan persiapan lahan berlangsung.

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Dinas Perhubungan
Kab.Lombok Barat, Camat Batulayar, dan Kepala Desa Senteluk.
3). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 45 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

4. Pembangunan dan Pengoperasian Direksi Kit.


a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Pembangunan dan pengoperasian Direksi Kit.
2). Jenis Dampak.
Terjadinya keresahan masyarakat, kecelakaan kerja, dan penurunan
kualitas udara ambient akibat debu.
3). Besaran Dampak.
- Terjadinya keresahan masyarakat sekitar 5%,
- Terjadinya kecelakaan kerja sekitar 2%.
- Penurunan kualitas udara ambien dibandingkan dengan kondisi
sebelumnya.

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
Mengurangi keresahan masyarakat, mempertahankan kualitas udara
ambient seperti sebelumnya, dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Melakukan penedekatan dan komunikasi kepada masyarakat.
- Melakukan sosialisasi mengenai keselamatan kerja, menerapkan
Standar K3 , serta penggunaan APD.
- Melakukan penyiraman di sekitar tapak proyek untuk menghindari debu.
3). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Selama kegiatan pembangunan dan pengoperasianDireksi
Kit.berlangsung.

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara langsung dengan
masyarakat.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 46 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

- Melakukan pemantauan, pengukuran kualitas udara ambient, dan


membandingkannya dengan baku mutu pencemaran udara sesuai PP
No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dengan
parameter : SO2 = 900 µg/m3; NO2 = 400 µg/m3, O3 = 235 µg/m3; PM10 =
150 PM10; C0 = 29 ppm.
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Selama kegiatan pembangunan dan pengoperasian Direksi
Kit.berlangsung.

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Camat Batulayar, dan Kepala Desa
Senteluk.
3). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

5. Pembangunan Bangunan/Fasilitas TPST.


a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Pembangunan TPST.
2). Jenis Dampak.
Penurunan kualitas udara ambient, peningkatan kebisingan, terjadinya
kecelakaan kerja, gangguan terhadap keaneka ragaman hayati, terjadinya
perubahan bentang lahan, bangkitan lalu lintas,timbulan limbah padat, dan
jalan licin dan berdebu.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 47 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

3). Besaran Dampak.


- Menurunnya kualitas udara ambient dibanding dengan kondisi
sebelumnya.
- Peningkatan kebisingan sekitar 10%,
- Terjadi kecelakaan kerja sekitar 5%,
- Hilangnya flora dan fauna sekitar 60%,
- Terjadi perubahan bentang lahan sekitar 60%.
- Timbulan limbah padat sekitar 5%.
- Bangkitan lalu lintas sekitar 2%.
- Jalan licin dan berdebu sekitar 3%

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
Mengatasi penurunan kualitas udara ambient, mengatasi terjadinya
peningkatan kebisingan, menghindari terjadinya kecelakaan kerja,
meminimalisasi terjadinya gangguan terhadap keaneka ragaman hayati,
mengatasi terjadinya perubahan bentang lahan, mengatasi bangkitan lalu
lintas, mengatasi terjadinya timbulan limbah padat, dan mengatasi
terjadinya jalan licin dan berdebu.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Melakukan penyiraman di sekitar tapak proyek pada saat pelaksanaan
pekerjaan untuk menghindari debu.
- Melakukan sosialisasi mengenai keselamatan kerja, menerapkan
Standar K3, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), dan menggunakan
peredam suara dan pelindung telinga bagi pekerja.
- Melakukan penanganan dan pengelolaan flora dan fauna secara
selektif.
- Melakukan pengelolaan bentang alam secara baik dan bijaksana.
- Mobilisasi secara perlahan, memasang rambu lalu lintas, dan
menempatkan petugas pengatur lalu lintas.
- Mengumpulkan dan menampung limbah padat pada tempat yang telah
disediakan, dan melakukan pembuangan ke TPA Regional melalui
kerjasama dengan armada pemerintah.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 48 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

- Melakukan penyiraman dan pembersihan lumpur yang terbawa roda


kendaraan.
3). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Selama pembangunan TPST berlangsung.

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan pemantauan, pengukuran kualitas udara ambient,
danmembandingkannya dengan baku mutu pencemaran udara sesuai
PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara,
dengan parameter : SO2 = 900 µg/m3; NO2 = 400 µg/m3, O3 = 235 µg/m3;
PM10 = 150 PM10; C0 = 29 ppm.
- Melakukan pemantauan, pengukuran peningkatan peningkatan
kebisingan, dan membandingkannya dengan baku mutu Kepmen LH
No.48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, dengan
parameter : 70 dBA (industri).
- Melakukan pengamatan dan pengawasan langsung terhadap
pelaksanaan pekerjaan oleh setiap tenaga kerja, sehingga tidak terjadi
kecelakaan kerja (zero accident).
- Melakukan pengamatan pada saat mobilisasi berlangsung.
- Melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap kondisi fauna
dan flora di sekitar lokasi kegiatan.
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Selama pembangunan TPST berlangsung.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 49 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, Dinas PUTR Kab. Lombok Barat,
Camat Batulayar, dan Kepala Desa Senteluk.
3). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

6. Pemulihan area dan Demobilisasi Sisa Bahan/Material dan Peralatan.


a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Pemulihan area dan demobilisasi sisa bahan/material dan peralatan.
2). Jenis Dampak.
Peningkatan bangkitan arus lalu lintas, penurunan kualitas udara ambient
akibat debu, terjadinya peningkatan kebisingan, jalan kotor dan licin oleh
tanah.
3). Besaran Dampak.
- Peningkatan bangkitan arus lalu lintas sekitar 3%.
- Penurunan kualitas udara ambient akibat debu sekitar 2%.
- Terjadinya peningkatan kebisingan sekitar 2%.
- Jalan kotor dan licin oleh tanah sekitar 3%.

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
Mengatasi terjadinya bangkitan lalu lintas, menatasi penurunan kualitas
udara ambient akibat debu, mengatasi peningkatan kebisiangan, dan
mengatasi terjadinya jalan kotor dan licin oleh tanah akibat demobilisasi.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Demobilisasi dilakukan di luar jam puncak arus lalu lintas, secara
bertahap, memperlamban laju kecepaan kendaraan, memasang
tanda/rambu dan menempatkan petugas pengatur lalu lintas.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 50 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

- Melakukan penyiraman pada area kegiatan pada saat kegiatan


berlangsung untuk mengatasi debu.
- Melakukan penyiraman dan pembersihan secara berkala pada jalur
lintasan mobilisasi, termasuk jalan raya yang dilalui di depan lokasi
kegiatan.
3). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Pada saat pemulihan lokasi dan demobilisasi berlangsung.

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan pemantauan, pengukuran kualitas udara ambient, dan
membandingkannya dengan baku mutu pencemaran udarasesuai
PPNo. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara,
dengan parameter : SO2 = 900 µg/m3; NO2 = 400 µg/m3, O3 = 235 µg/m3;
PM10 = 150 PM10; C0 = 29 ppm.
- Melakukan pemantauan, pengukuran peningkatan kebisingan, dan
membandingkannya dengan baku mutu Kepmen LH No.48 Tahun 1996
tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, dengan parameter : 70 dBA
(industri).
- Melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan oleh
setiap tenaga kerja.
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Pada saat pemulihan lokasi dan demobilisasi berlangsung.

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 51 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas


Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Dinas Perhubungan
Kab.Lombok Barat, Camat Batulayar, dan Kepala Desa Senteluk.
3). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

7. Pemutusan Hubungan Kerja.


a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Pemutusan hubungan kerja.
2). Jenis Dampak.
Timbulnya persepsi negatif masyarakat, dan hilangannya pendapatan
pekerja.
3). Besaran Dampak.
- Persepsi negatif masyarakat sekitar 5%.
- Hilangannya pendapatan terhadap 33 orang pekerja.

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
Menghilangkan persepsi negatif masyarakat, dan memberikan ketenangan
kepada pekerja.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Memberikan pemahaman dan informasi yang jelas kepada masyarakat.
- Melakukan dialog dan musyawarah dengan pekerja.
3). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk,
KecamatanBatulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Pada saat pemutusan hubungan kerja berlangsung.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 52 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pengamatan di lapangan dan melakukan wawancara dengan
masyarakat.
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Pada saat proses pemutusan hubungan kerja berlangsung.

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Disnakertrans Kab. Lombok Barat,
Camat Batulayar, dan Kepala Desa Senteluk.
3). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat.

C. Tahap Operasi.
1. Penerimaan Tenaga Kerja.
a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Penerimaan tenaga kerja.
2). Jenis Dampak.
Terbukanya kesempatan bekerja bagi masyarakat, dan timbulnya
kecemburuan sosial masyarakat.
3). Besaran Dampak.
- Terbukanya kesempatan bekerja bagi masyarakat sebanyak 37 orang.
- Kecemburuan sosial masyarakat sekitar 20%.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 53 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
Untuk mengurangi dan/atau menghilangkan kecemburuan sosial
masyarakat.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Mengutamakan tenaga kerja setempat sebagai tenaga kerja
- Melakukan pendekatan sosial dan budaya kepada masyarakat, dan
memberikan penjelasan yang lengkap mengenai peluang kerja.
3). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Selama proses penerimaan tenaga kerja berlangsung.

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan masyarakat.
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Selama proses penerimaan tenaga kerja berlangsung.

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Disnakertrans Kab. Lombok Barat,
Camat Batulayar, dan Kepala Desa Senteluk.
3). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 54 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

2. Operasional TPST.
a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Operasional TPST.
2). Jenis Dampak.
Timbulnya persepsi negatif masyarakat, meningkatnya bangkitan arus lalu
lintas, terjadinya penurunan kualitas udara ambient (akibat
debu),terjadinya peningkatan kebisingan, terjadinya kemungkinan
kebakaran, terjadinya kecelakaan kerja, pencemaran udara, timbulnya bau
(aroma tidak sedap), meningkatnya populasi lalat, dan penyebaran
penyakit.
3). Besaran Dampak.
- Persepsi negatif masyarakat di sekitar lokasi sekitar 50%.
- Peningkatan bangkitan arus lalu lintas sekitar 10%,
- Penurunan kualitas udara ambient sekitar 5%,
- Peningkatan kebisingan sekitar 3%,
- Kemungkinan terjadinya kebakaran sekitar 15%.
- Kecelakaan kerja sekitar 3%.
- Pencemaran udara sekitar 3%.
- Timbulnya bau (aroma tidak sedap) sekitar 10%
- Peningkatan populasi lalat sekitar 10%.
- Potensi penyebaran penyakit sekitar 3%.

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
Untuk mengatasi persepsi negatif masyarakat di sekitar lokasi kegiatan,
mengatasi peningkatan bangkitan arus lalu lintas, mengatasi penurunan
kualitas udara ambient, mengatasi peningkatan kebisingan, menghindari
kemungkinan terjadinya kebakaran, terjadinya kecelakaan kerja (zero
incident), menghindari terjadinya pencemaran udara, menghindari
timbulnya bau (aroma tidak sedap), menekan peningkatan populasi lalat,
dan menghindari terjadinya penyebaran penyakit.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 55 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

2). Bentuk Upaya Pengelolaan.


- Melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat berkaitan
dengan pengoperasian TPST.
- Melakukan mobilisasi sampah yang masuk dengan memperlamban laju
kendaraan, memasang tanda/rambu dan menempatkan petugas
pengatur lalu lintas.
- Melakukan penyiraman di jalur mobilisasi untuk menghindari debu.
- Melengkapi bangunan dengan peralatan dan sarana pemadam
kebakaran, berupa APAR, bak berisi pasir, bak berisi pasir, dan
kain/karung goni,dan lainnya, serta tersedianya hydrant air.
- Melakukan sosialisasi mengenai keselamatan kerja, menerapkan
Standar K3, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), dan menggunakan
peredam suara dan pelindung telinga bagi pekerja.
- Peralatan permesinan yang digunakan ditempatkan pada box/tempat
tersendiri dan dilengkapi dengan alat peredam suara. Dilakukan
pemeliharaan sehingga peralatan bekerja sempurna dan tidak
menimbulkan kebisingan dan mengeluarkan asap yang
menganggu.Memasang cerobong gas buang (scrubber/cyclone) yang
memenuhi standar gas CO, NOx, dan SO2, partikulat dan opasitas yang
merupakan hasil pembakaran bahan bakar dan dapat lepas keluar
melalui cerobong standar sehingga tidak mencemari lingkungan.
- Agar tidak menimbulkan bau, peningkatan populasi lalat, dan
pencemaran penyakit, dengan melakukan pembersihan di semua area
TPST, terutama di tempat penerimaan, pemilahan dan pengolahan
sampah, secara periodik melakukan penyemprotan dengan disenfektan,
serta peralatan yang sudah digunakan dibersihkan dan ditempatkan
pada gudang penyimpanan yang disediakan.

3). Lokasi Pengelolaan.


Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 56 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

4). Periode Pengelolaan.


Selama operasional TPST berlangsung.

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan obervasi (pemantauan) dan wawancara langsung dengan
masyarakat di sekitar lokasi TPST.
- Melakukan pemantauan pada saat mobilisasi berlangsung.
- Melakukan pemantauan,pengukurankualitas udara ambient,dan
membandingkannya dengan baku mutu pencemaran udara sesuai PP
No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dengan
parameter : SO2 = 900 µg/m3; NO2 = 400 µg/m3, O3 = 235 µg/m3; PM10 =
150 PM10; dan C0 = 29 ppm.
- Melakukan pemantauan, pengukuran tingkat kebisingandengan
menggunakan alat ukur Sound Level Meter, dan membandingkannya
dengan baku mutu sesuai Kepmen LH No.48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan, yakni : 70 dBA (industri).
- Melakukan pemantauan dan pengecekan secara rutin terhadap instalasi
dan peralatan yang menghasilkan gas, serta pemantauan terhadap
sumber api. Pemeriksaan alat pemadam kebakaran oleh instansi terkait
setiap 6 bulan sekali
- Melakukan pemantauan, pengukuran tingkat pencemaran air dan tanah
pada sumur pantau yang sudah disediakan, melakukan uji labotaroium
dan membandingkannya dengan baku mutu golongan air C dan D
sesuai Lampiran PP No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air.
- Melakukan pemantauan terhadap kebersihan dan sterilisasi area TPST,
melakukan observasi terhadap bau dan perkembangan populasi lalat.Uji
kualitas udara ambien untuk parameter H2S dan NH3 dilakukan dengan
cara pengambilan sampel untuk uji laboratorium, sesuai Kepmen LH
No. 50 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan, dengan
parameter : NH3 = 2 ppm H2S = 0,02 ppm.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 57 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

- Secara periodik melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja


dan masyarakat untuk memastikan adanya penyebaran penyakit
tertentu yang berkembang di TPST.

2). Lokasi Pemantauan.


Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.

3). Periode Pemantauan.


Selama operasional TPST berlangsung.

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat, Disperindag Kab. Lombok Barat, Camat Batulayar, dan
Kepala Desa Senteluk.
3). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat, Disperindag Kab. Lombok Barat.

3. Pemeliharaan Bangunan dan Sarana/Prasarana.


a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Pemeliharaan bangunan dan sarana/prasarana.
2). Jenis Dampak.
Meningkatnya bangkitan arus lalu lintas, terjadinya penurunan kualitas
udara ambient (akibat debu), terjadinya peningkatan kebisingan, dan
kecelakaan kerja.
3). Besaran Dampak.
- Peningkatan bangkitan arus lalu lintas sekitar 3%,
- Kualitas udara ambient menurun sekitar 2%,
- Peningkatan kebisingan sekitar 2%,

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 58 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

- Kecelakaan kerja sekitar 3%.

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
Mengatasi adanya bangkitan lalu lintas, menjaga kondisi udara seperti
kondisi awal, mengatasi peningkatan kebisingan, dan menghindari
terjadinya kecelakaan kerja.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Melakukan mobilisasi dengan memperlamban laju kendaraan,
memasang tanda/rambu dan menempatkan petugas pengatur lalu
lintas.
- Melakukan penyiraman pada area kegiatan untuk menghindari debu.
- Melakukan sosialisasi mengenai keselamatan kerja, menerapkan
Standar K3, serta penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), dan
menggunakan peredam suara dan pelindung telinga bagi pekerja..
3). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Selama pemeliharaan bangunan dan sarana/prasarana berlangsung.

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan pemantauan pada saat adanya mobilisasi.
- Melakukan pemantauan, pengukuran kualitas udara ambient, dan
membandingkannya dengan baku mutu pencemaran udara sesuai PP
No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dengan
parameter : SO2 = 900 µg/m3; NO2 = 400 µg/m3, O3 = 235 µg/m3; PM10 =
150 PM10; C0 = 29 ppm.
- Melakukan pemantauan, pengukuran tingkat kebisingan dengan
menggunakan alat ukur Sound Level Meter, dan membandingkannya
dengan baku mutu sesuai Kepmen LH No.48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan, yakni : 70 dBA (industri).

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 59 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

- Melakukan pemantauan selama pelaksanaan kegiatan/pekerjaan


berlangsung.
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Selama pemeliharaan bangunan dan sarana/prasarana berlangsung.

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Dinas PUTR Kab.Lombok Barat,
Camat Batulayar, dan Kepala Desa Senteluk.
3). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, dan Dinas PUTR
Kab.Lombok Barat.

4. Operasional Peralatan Permesinan.


a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Operasional peralatan permesinan penunjang.
2). Jenis Dampak.
Terjadinya peningkatan kebisingan, dan terjadinya pencemaran udara oleh
asap hasil pembakaran bahan bakar peralatan.
3). Besaran Dampak.
- Peningkatan kebisingan sekitar 2%.
- Terjadinya pencemaran udara sekitar 2%.

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
- Mengurangi tingkat kebisingan yang berasal dari operasional
permesinan.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 60 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

- Mengurangi tingkat pencemaran udara oleh asap yang berasal dari


operasional permesinan.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Peralatan permesinan ditempatkan pada box/tempat tersendiri dan
dilengkapi dengan alat peredam suara
- Melakukan pemeliharaan sehingga bekerja sempurna dan tidak
menimbulkan kebisingan dan mengeluarkan asap yang menganggu.
- Memasang cerobong gas buang (scrubber/cyclone) yang memenuhi
standar gas CO, NOx, dan SO2, partikulat dan opasitas yang
merupakan hasil pembakaran bahan bakar dan dapat lepas keluar
melalui cerobong standar sehingga tidak mencemari lingkungan.
3). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Selama operasional peralatan permesinan berlangsung.

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan pemantauan, pengukuran tingkat kebisingan dengan
menggunakan alat ukur Sound Level Meter, dan membandingkannya
dengan baku mutu sesuai Kepmen LH No.48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan, yakni : 70 dBA (industri).
- Melakukan pemantauan, pengukuran tingkat gas buang (emisi) di
lapangan, dan membandingkan denganbaku mutu pencemaran udara
sesuai baku mutu pencemaran udara sesuai PP No. 41 Tahun 1999.
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Selama operasional peralatan permesinan berlangsung.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 61 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
2). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Camat Batulayar, dan Kepala Desa
Senteluk.
3). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat.

5. Pengelolaan Limbah.
a. Limbah Padat.
1). Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a). Sumber Dampak.
Limbah kertas, kardus, botol, plastik, logam, dan lainnya.
b). Jenis Dampak.
Lingkungan tidak bersih dan tidak sehat.
c). Besaran Dampak.
Lingkungan tidak bersih dan tidak sehat sekitar 10%.

2). Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


a). Tujuan Pengelolaan.
Menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
b). Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Menyediakan TPS atau wadah khusus Limbah Padat.
- Mengumpulkan dan menampung, dan menyerahkan limbah padatke
bagian pemilahan.
- Memindah-tangankan residu limbah padat kepada TPA
Regionalmenggunakan armadaTPST dan/atau armada pemerintah.
c). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 62 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

d). Periode Pengelolaan.


Selama TPST beroperasi.

3). Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


a). Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pemantauan langsung terhadap keberadaan limbah padat.
b). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
c). Periode Pemantauan.
Selama TPST beroperasi.

4). Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


a). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
b). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Camat Batulayar, dan
Kepala Desa Senteluk.
c). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

b. Limbah Cair Domestik.


1). Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a). Sumber Dampak.
Dapurdan Toilet/Kamar Mandi.
b). Jenis Dampak. Pencemaran
air dan tanah.
c). Besaran Dampak.
Pencemaran air dan tanah sekitar 3 - 5%.

2). Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


a). Tujuan Pengelolaan.
Mengurangi dan menghindari terjadinya pencemaran air dan tanah.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 63 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

b). Bentuk Upaya Pengelolaan.


- Limbah cair yang berasal dari dapur, berupa kotoran dalam bentuk
padat yang bercampur dengan air (suspensi) dialirkan ke masing-
masing bak-bak pengendapan, selanjutnya cairan yang sudah
bersih dialirkan ke bak/sumur peresapan (septic-tank maupun
safety-tank). Limbah padat hasil pengendapan diangkat dan
ditampung pada tempat yang disediakan, selanjutnya dimobilisasi ke
TPA Regional menggunakan armada TPST atau bekerjasama
dengan armada kebersihan pemerintah.

- Limbah cair yang berasal dari toilet ( water closed/WC), dalam


bentuk cairan kotoran manusia dan limbah padat lainnya dialirkan ke
bak/sumur pengendapan dan bak/sumur peresapan (septic-tank
maupun safety-tank), selanjutnya dilakukan penyedotan dan dapat
dijadikan bahan baku Komposting dan Digester Biogas.
c). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
d). Periode Pengelolaan.
Selama TPST beroperasi.

3). Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


a). Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pemantauan, pengambilan contoh dan uji laboratorium,
serta membandingkan dengan baku mutu limbah cair domestik sesuai
Permen LH No.05 Tahun 2014 tentang baku mutu limbah cair,
Lampiran XLVI Baku mutu limbah bagi usaha dan/atau kegiatan
domestik, dengan Parameter : pH = 6 – 9; BOD= 100 mg/l; TSS = 100
mg/l; Minyak dan Lemak = 10 mg/l.
b).Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
c).Periode Pemantauan.
Selama TPST beroperasi.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 64 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

4). Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


a). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
b). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Camat Batulayar, dan
Kepala Desa Senteluk.
c). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

c. Sampah.
1). Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a). Sumber Dampak.
Aktifitas perkantoran dan area terbuka TPST.
b). Jenis Dampak.
Lingkungan tidak bersih dan tidak sehat, serta berkurangnya estetika
lingkungan disekitarnya.
c). Besaran Dampak.
Lingkungan tidak bersih dan tidak sehat, serta berkurangnya estetika
lingkungan disekitarnya sekitar 3 - 5%.

2). Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


a). Tujuan Pengelolaan.
Menjaga agar lingkungan dalam keadaan bersih dan sehat, serta
lingkungan menjadi asri.
b). Bentuk Upaya Pengelolaan.
Melakukan pembersihan, dikumpulkanpada wadah khusus, selanjutnya
diserahkan ke bagian pemilahan sampah.
c). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
d). Periode Pengelolaan.
Selama TPST beroperasi.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 65 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

3). Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


a). Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pemantauan langsung terhadap keberadaan sampah di
area TPST.
b). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
c). Periode Pemantauan.
Selama TPST beroperasi.

4). Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


a). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
b). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Camat Batulayar, dan
Kepala Desa Senteluk.
c). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

d. Limbah B3.
1). Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a). Sumber Dampak.
Area terbuka dan area pemilahan.
b). Jenis Dampak. Pencemaran
air dan tanah.
c). Besaran Dampak.
Pencemaran air dan tanah sekitar 25%.

2). Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


a). Tujuan Pengelolaan.
Menjaga agar air dan tanah tidak tercemar.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 66 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

b). Bentuk Upaya Pengelolaan.

- Memastikan lapisan dasar tempat penerimaan dan pemilahan


sampah dalam keadaan aman (kedap air).
- Memastikan air lindi yang mengalir pada saat proses penerimaan
dan pemilahan sampah melalui drainase dan jaringan air lindi yang
disiapkan.
- Memastikan air lindi mengalir ke kolam/bak penampungan dan
dibiarkan terjadinya pengendapan.
- Secara periodik endapan lumpur dari air lindi diangkat dan
ditempatkan pada lubang/bak untuk selanjutnya dijadikan bahan
bakuKomposting dan/atau Digister Biogas.
- Limbah B3 hasil pemilahan ditampung pada tempat khusus,
selanjutnya dimobilisasi ke TPA Regional menggunakan armada
TPST atau bekerjasama dengan armada kebersihan pemerintah.
c). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
d). Periode Pengelolaan.
Selama TPST beroperasi.

3). Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


a). Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan pengamatan dan pemantauan secara visual terhadap
keberadaan air lindi pada saat penerimaan dan pemilahan sampah.
- Melakukan pengujian kualitas air melalui sumur pantau yang ada,
sumur masyarakat, sungai dan sumber air lainnya di sekitar lokasi
TPST, serta membandingkan dengan baku mutu/kualitas air yang
ditetapkan, sesuai PP No. 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
PP No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3
b). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 67 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

c). Periode Pemantauan.


Selama TPST beroperasi.

4). Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


a). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
b). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Camat Batulayar, dan
Kepala Desa Senteluk.
c). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

D. Tahap Pasca Operasi.


1. Pemutusan Hubungan Kerja.
a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.

1). Sumber Dampak.


Pemutusan hubungan kerja.
2). Jenis Dampak.
Timbulnya persepsi negatif masyarakat, dan hilangnya pendapatan
pekerja.
3). Besaran Dampak.
- Persepsi negatif masyarakat sekitar 25%.
- Hilangannya pendapatan bagi 37 orang pekerja.

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
- Menghilangkan persepsi negatif masyarakat.
- Memberikan ketenangan kepada pekerja.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Memberikan pemahaman dan informasi yang jelas kepada masyarakat.
- Melakukan dialog dan musyawarah dengan pekerja.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 68 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

3). Lokasi Pengelolaan.


Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Pada saat pemutusan hubungan kerja berlangsung.

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pengamatan langsung di lapangan, dan wawancara dengan
masyarakat.
2). Lokasi Pemantauan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Pada saat pemutusan hubungan kerja berlangsung.

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


a). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
b). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kab.Lombok Barat, Disnakertrans Kab. Lombok Barat,
Camat Batulayar, dan Kepala Desa Senteluk.
c). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

2. Peningggalan Asset.
a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Peningggalan Asset.
2). Jenis Dampak.
Asset tidak terurus, rusak, kumuh, kotor dan bau tidak sedap.
3). Besaran Dampak.
Keseluruhan asset tidak terurus, rusak, kumuh, kotor dan bau tidak sedap.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 69 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1). Tujuan Pengelolaan.
Agar asset tetap dalam kondisi baik.
2). Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Memperkerjakan tenaga khusus untuk mengurus asset secara rutin.
- Melakukan perbaikan dan pemeliharaan asset.
3). Lokasi Pengelolaan.
Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
4). Periode Pengelolaan.
Dilakukan selama periode peninggalan asset.

c. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.


1). Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pengamatan dan pengecekan langsung di lapangan.

2). Lokasi Pemantauan.


Lokasi kegiatan di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
3). Periode Pemantauan.
Dilakukan selama periode peninggalan asset.

d. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.


a). Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
DLH Kabupaten Lombok Barat.
b). Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan. Dinas
Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, Disnakertrans Kab. Lombok Barat,
Camat Batulayar, dan Kepala Desa Senteluk.
c). Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

Uraian mengenai Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan


Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) rencana
usaha dan/atau kegiatan Pembangunan TPST Batulayar oleh Dinas Lingkungan Hidup

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 70 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

(DLH) Kabupaten Lombok Barat,bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kementerian PUPR RI)
di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat,dituangkan dalam Matriks, seperti pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9. Matriks Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) Pembangunan TPST Batulayaroleh DLH Kabupaten Lombok Baratdi Dusun Penyangget, Desa
Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

TAHAP PRA KONSTRUKSI


1.Penetapan Persepsi Sekitar 50% Memberikan Dusun Dilakukan Melakukan peng- Dusun Dilakukan - Pelaksana :
Lokasi Pem- negatif masyarakat pemahaman dan Penyangget, pada saat amatan langsung Penyangget, pada saat DLH Kab. Lobar.
bangunan masyarakat berpersepsi informasi yang Desa proses pene- kepada masyara- Desa proses pene- - Pengawas :
negatif terha- jelas kepada Senteluk, Kec. tapan lokasi kat di sekitar Senteluk, Kec. tapan lokasi DLH Lobar,
dap penetap masyarakat dan Batulayar, berlangsung lokasi dan mela- Batulayar, berlangsung Bappeda Lobar,
an lokasi ren- melaksanakan Kab. Lobar. kukan wawan- Kab. Lobar. Camat Batulayar,
cana usaha penetapan lokasi cara dengan toga dan Kades
dan/atau secara obyektif dan toma. Senteluk.
kegiatan. - Pelaporan :
DLH Lobar.
2.Pengurusan Persepsi Sekitar 60% Melengkapi per- Dusun Dilakukan Melakukan peng- Dusun Dilakukan - Pelaksana :
Perizinan. positif masya masyarakat izinan sesuai Penyangget, selama pro- amatan (obser- Penyangget, selama pro- DLH Kab. Lobar.
rakat berpersepsi ketentuan peratur Desa ses pengurus vasi) dan wawan Desa ses - Pengawas :
positif. an perundang- Senteluk, Kec. an perizinan cara langsung Senteluk, Kec. pengurus an DLH Lobar, DPM-
undangan Batulayar, berlangsung dengan masya- Batulayar, perizinan PTSP Lobar, Satpol
Kab. Lobar. rakat Kab. Lobar. berlangsung PP Lobar, Camat
Batulayar, dan
Kades Senteluk.
- Pelaporan :
DLH Lobar.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 72 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
3.Sosialisasi Persepsi Sekitar 50% Memberikan infor Dusun Dilakukan Melakukan peng- Dusun Dilakukan - Pelaksana :
Rencana negatif dan masyarakat masi dan pema- Penyangget, pada saat amatan (obser- Penyangget, pada saat DLH Kab. Lobar.
Usaha dan/ keresahan berpersepsi haman kepada Desa kegiatan vasi) dan wawan- Desa kegiatan - Pengawas :
atau Kegiatan. masyarakat. negatif dan masyarakat menge Senteluk, Kec. sosialisasi cara langsung Senteluk, Kec. sosialisasi DLH Lobar, Camat
resah. nai maksud/tujuan Batulayar, berlangsung. pada saat sosiali- Batulayar, berlangsung Batulayar, dan
rencana usaha Kab. Lobar. sasi Kab. Lobar. . Kades Senteluk.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 73 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

dan/atau kegiatan, - Pelaporan :


serta pemasangan DLH Lobar.
papan nama
kegiatan.
TAHAP KONSTRUKSI
1.Penerimaan -Terbukanya Terbukanya Mengutamakan
Tenaga Kerja. kesempat kesempatan tenaga kerja - Pelaksana :
an kerja. bekerja bagi 33 setempat dan DLH Kab. Lobar.
orang. melakukan pene- Dusun Dilakukan Melakukan peng Dusun Dilakukan - Pengawas :
rimaan secara Penyangget, selama amatan dan Penyangget, selama DLH Lobar,
transparan dan Desa proses wawancara lang- Desa proses Disnakertrans
terbuka. Senteluk, Kec. penerimaan sung dengan Senteluk, Kec. penerimaan Lobar, Camat
-Kecembu- Kecemburuan Memberikan pen- Batulayar, tenaga kerja masyarakat dan Batulayar, tenaga kerja Batulayar, dan
ruan sosial. sosial masya- jelasan kepada Kab. Lobar. berlangsung calon tenaga kerja Kab. Lobar. berlangsung Kades Senteluk.
rakat sekitar masyarakat - Pelaporan :
20%. mengenai peluang DLH Lobar.
kerja yang ada
2. Mobilisasi -Terjadinya Peningkatan Mobilisasi di luar
Bahan/Materi bangkitan bangkitan arus jam puncak arus
al dan arus lalu lalu lintas lalu lintas, secara - Pelaksana :
Peralatan lintas sekitar 10%. bertahap, mema- Melakukan peman
DLH Kab. Lobar.
sang tanda/rambu tauan pada saat
Dusun mobilsasi Dusun - Pengawas :
lalu lintas, dan Penyangget, Dilakukan Penyangget, Dilakukan DLH Lobar, Dishub
menempatkan berlangsung
Desa pada saat Desa pada saat Lobar, Satpol PP
petugas pengatur Senteluk, Kec. mobilisasi Senteluk, Kec. mobilisasi Lobar, Camat
lalu lintas. Batulayar, berlangsung Batulayar, berlangsung Batulayar, dan
-Penurunan Penurunan Melakukan penyi- Kab. Lobar. Melakukan Kab. Lobar. Kades Senteluk.
kualitas kualitas udara raman secara ber- pemantauan, - Pelaporan :
udara ambi- ambient diban kala pada jalur pengukuran DLH Lobar.
ent. ding kondisi mobilisasi kualitas udara
ambient, dan

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 73 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

sebelumnya membandingkan
nya dengan baku
mutu pencemaran
udara sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara, dengan
parameter : SO2 =
900 µg/m3; NO2 =
400 µg/m3, O3 =
235 µg/m3; PM10 =
150 PM10; C0 =
29 ppm.
-Peningkatan Peningkatan Melakukan mobili- Melakukan peman
kebisingan kebisingan sasi dengan mem- tauan, pengukur
sekitar 5%. perlamban laju an tingkat kebi-
kendaraan. singan menggu-
nakan alat ukur
Sound Level
Meter, dan mem-
bandingkannya
dengan baku
mutu sesuai Kep-
men LH No.48
Tahun 1996 ten-
tang Baku Mutu
Tingkat
Kebisingan, yakni
: 70 dBA
(industri).

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 74 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
-Jalan kotor, Jalan kotor, Melakukan penyi- Melakukan
licin dan licin dan ber- raman dan pember pemantauan pada
berdebu debu sekitar sihan secara rutin saat mobilisasi
10% pada jalur lintasan berlangsung
mobilisasi.
3. Pembukaan -Penurunan Penurunan Melakukan kegiat Melakukan peman
dan Persiap kualitas kualitas udara an secara perla- tauan, pengukur
an Lahan. udara ambi ambient diban han, dan menggu an kualitas udara
ent akibat dingkan deng nakan peralatan ambient, dan
debu an kondisi konvensional membandingkan
sebelumnya. untuk mengurangi nya dengan baku
debu mutu pencemaran
udara sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 tentang - Pelaksana :
Dusun Pengendalian Pen Dusun DLH Kab. Lobar.
Penyangget, Dilakukan cemaran Udara, Penyangget, Dilakukan - Pengawas :
Desa selama Parameter : SO2 = Desa selama DLH Lobar, Camat
Senteluk, Kec. pembukaan 900 µg/m3; NO2 = Senteluk, Kec. pembukaan Batulayar, dan
Batulayar, dan 400 µg/m3, O3 = Batulayar, dan Kades Senteluk.
Kab. Lobar. persiapan 235 µg/m3; PM10 = Kab. Lobar. persiapan
- Pelaporan :
150 PM10; C0 = 29 DLH Lobar.
ppm.
- Meningkat - Peningkatan Melakukan mobili- Melakukan
nya kebi- kebisingan sasi dengan pemantauan,
singan sekitar 5%. kecepat an yang pengukuran
rendah tingkat kebi-
singan menggu-
nakan alat ukur
Sound Level
Meter, dan mem-

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 75 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

bandingkannya
dengan baku

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

mutu sesuai Kep-


men LH No.48
Tahun 1996 ten-
tang Baku Mutu
Tingkat Kebising
an, yakni : 70 dBA
(industri).
-Terjadinya Terjadinya Melakukan mobi-
bangkitan bangkitan lalu lisasi di luar jam
lalu lintas lintas sekitar puncak arus lalu
5%. lintas, secara ber-
tahap, memasang
tanda/rambu lalu
lintas, dan menem Melakukan
patkan petugas pemantauan pada
pengatur lalu saat mobilisasi
lintas. berlangsung
- Jalan kotor Jalan kotor Melakukan penyi-
dan licin dan licin raman dan pem-
sekitar 5% bersihan pada
jalur lintasan mobi
lisasi di lokasi
kegiatan
-Gangguan Gangguan ter- Melakukan penge Melakukan
terhadap hadap keane- lolaan lingkungan pemantauan
keanekarag karagaman secara selektif dalam
aman hayati hayati sekitar pelaksanaan
5%. kegiatan.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 76 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

4.Pembangunan -Terjadinya Kecelakaan Melakukan sosiali- Dusun Selama pem- Melakukan peng- Dusun Selama pem- - Pelaksana :
dan pengope- kecelakaan kerja sekitar sasi keselamatan Penyangget, bangunan dan amatan dan peng Penyangget, bangunan DLH Kab. Lobar.
rasian Direksi kerja 2% kerja, menerapkan Desa pengope- awasan agar tidak Desa dan pengope - Pengawas :
Kit Standar K3 , serta Senteluk, Kec. rasian Direksi terjadi kecelakaan Senteluk, Kec. rasian Direksi DLH Lobar, Camat
penggunaan Alat Batulayar, Kit kerja (zero acci- Batulayar, Kit Batulayar, dan
Pelindung Diri Kab. Lobar. dent). Kab. Lobar. Kades Senteluk.
-Penurunan Kualitas udara Melakukan penyi- Melakukan peman - Pelaporan :
kualitas ambien menu- raman di sekitar tauan, pengukur DLH Lobar.
udara ambi run dibanding tapak proyek untuk an kualitas udara
ent akibat kan dengan menghindari debu. ambient, dan
debu kondisi sebe- membandingkan
lumnya nya dengan baku
mutu pencemaran
udara sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara, parameter
: SO2 = 900
µg/m3; NO2 = 400
µg/m3, O3 = 235
µg/m3; PM10 = 150
PM10; C0 = 29
ppm.
UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 77 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

5.Pembangunan -Penurunan Kualitas udara Melakukan penyi- Dusun Selama pem- Melakukan peman Dusun Selama pem- - Pelaksana :
Gedung/Fasili kualitas ambient menu- raman di sekitar Penyangget, bangunan tauan, pengukur Penyangget, bangunan DLH Kab. Lobar.
tas TPST udara run dibanding tapak proyek. Desa gedung/fasili an kualitas udara Desa gedung/fasili - Pengawas :
ambient. dengan kondisi Senteluk, Kec. tas TPST ambient, dan Senteluk, Kec. tas TPST DLH Lobar,
sebelumnya. Batulayar, berlangsung membandingkan Batulayar, berlangsung DPUTR Lobar,

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 78 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Kab. Lobar. nya dengan baku Kab. Lobar. Camat Batulayar,


mutu pencemaran dan Kades
udara sesuai PP Senteluk.

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

No. 41 Tahun - Pelaporan :


DLH Lobar.
1999 tentang

Pengendalian Pen

cemaran Udara,

Parameter : SO2 =

900 µg/m3; NO2 =

400 µg/m3, O3 =

235 µg/m3; PM10 =

150 PM10; C0 = 29

ppm.

-Peningkatan Peningkatan Menggunakan Melakukan peman

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 78 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
kebisingan. kebisingan peredam suara tauan, pengukur

sekitar 10%. dan pelindung an tingkat kebi-


telinga bagi singan

pekerja. menggunakan alat


ukur Sound Level
Me-ter, dan

memban-

dingkannya

dengan baku
mutu se-suai
Kepmen LH No.48

Tahun 1996

tentang Baku

Mutu Ting-kat

Kebisingan, yakni

: 70 dBA

(industri).

-Kecelakaan Terjadi kece- Menerapkan Stan- Melakukan peng-

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 79 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

kerja. lakaan kerja dar K3 dan peng- amatan dan peng


sekitar 10%. gunaan APD. awasan agar tidak
terjadi kecelakaan
kerja (zero acci-
dent).

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

-Hilangnya Hilangnya flora Melaksanakan


flora dan dan fau- na pekerjaan secara
fauna. sekitar 60% selektif Melakukan peng-
- Perubahan Perubahan Melakukan penge- amatan langsung
bentang bentang lahan lolaan bentang di lapangan.
lahan. sekitar 60%. alam secara baik
dan selektif.
- Bangkitan Bangkitan lalu Mobilisasi secara
lalu lintas lintas sekitar perlahan,
2% memasang rambu
dan menempatkan
petugas pengatur Melakukan
lalu lintas pemantauan pada
saat mobilisasi
- Jalan kotor, Jalan kotor, Melakukan penyi- berlangsung
licin dan licin dan raman dan pem-
berdebu berdebut bersihan pada
sekitar 5% jalur lintasan mobi
lisasi.
6.Pemulihan -Bangkitan Peningkatan Demobilisasi di Dusun Pada saat Melakukan peng- Dusun Pada saat - Pelaksana :
Lokasi dan lalu lintas bangkitan lalu luar jam puncak Penyangget, pemulihan amatan dan pe- Penyangget, pemulihan DLH Kab. Lobar.
Demobiliasi lintas sekitar arus lalu lintas, Desa lokasi dan mantauan di Desa lokasi dan - Pengawas :
Bahan/Materi 5%. secara bertahap, Senteluk, Kec. demobiliasi lapangan pada Senteluk, Kec. demobiliasi DLH Lobar, Dishub
al dan Peralat memasang tanda/ Batulayar, bahan/materi saat demobilisasi Batulayar, bahan/materi Lobar, Satpol PP
an rambu, serta me- Kab. Lobar. al dan peralat berlangsung. Kab. Lobar. al dan peralat Lobar, Camat
nempatkan petu- an berlang- an berlang- Batulayar, dan
gas pengatur lalu sung sung

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 79 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

lintas. Kades Senteluk.


- Pelaporan :
DLH Lobar.

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
-Penurunan Kualitas udara Demobilisasi Melakukan peman
kualitas ambient dengan tauan, pengukur
udara ambi- menurun memperlamban an kualitas udara
ent (akibat sekitar 5% laju kendaraan, ambient, dan
debu). dan melakukan membandingkan
penyiraman pada nya dengan baku
ruas jalan yang mutu pencemaran
dilalui. udara sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara, Parameter
: SO2 = 900
µg/m3; NO2 = 400
µg/m3, O3 = 235
µg/m3; PM10 = 150
PM10; C0 = 29
ppm.
-Peningkatan Peningkatan Melakukan mobi- Melakukan peman
Kebisingan kebisingan lisasi dengan tauan, pengukur
sekitar 5%. memperlamban an menggunakan
laju kecepatan alat ukur Sound
kenda-raan. Level Meter, dan
membandingkann
ya dengan baku
mutu sesuai Kep-

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 80 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

men LH No.48
Tahun 1996 ten-
tang Baku Mutu
Tingkat
Kebisingan, yakni
: 70 dBA
(industri).

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

- Jalan kotor, Jalan kotor, Melakukan penyi- Melakukan


licin dan licin dan ber- raman dan pem- pemantauan pada
berdebu debu sekitar bersihan pada jalur saat mobilsasi
5% lintasan mobilisasi. berlangsung

7.Pemutusan -Persepsi Seluruh peker- Melakukan musya- Dusun Dilakukan Melakukan peng- Dusun Dilakukan - Pelaksana :
Hubungan negatif ja berpersepsi warah dan membe Penyangget, pada saat amatan langsung Penyangget, pada saat DLH Kab. Lobar.
Kerja pekerja. negatif. rikan hak pekerja Desa pemutusan dan wawancara Desa pemutusan - Pengawas :
sesuai perjanjan Senteluk, Kec. hubungan dengan tenaga Senteluk, Kec. hubungan
-Kehilangan Seluruh peker- DLH Lobar,
kerja. Batulayar, kerja berlang kerja. Batulayar, kerja berlang Disnakertrans
Pendapatan ja kehilangan Kab. Lobar. Kab. Lobar.
sung. sung. Lobar, Camat
Pekerja pendapatan.
Batulayar, dan
Kades Senteluk.
- Pelaporan :
DLH Lobar.

TAHAP OPERASI

1.Penerimaan -Terbukanya Terbukanya Mengutamakan Dusun Dilakukan Melakukan Dusun Dilakukan - Pelaksana :
Tenaga Kerja kesempatan kesempatan masyarakat Penyangget, pada saat peman tauan dan Penyangget, pada saat DLH Lobar.
kerja. kerja bagi 37 setempat sebagai Desa penerimaan wawan cara Desa penerimaan - Pengawas :
orang. tenaga kerja, dan Senteluk, Kec. tenaga kerja langsung dengan Senteluk, Kec. tenaga kerja

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 81 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

-Kecemburu Kecemburuan memberikan pema Batulayar, berlangsung. masyarakat. Batulayar, berlangsung. DLH Lobar,
an sosial. social masya- haman kepada Kab. Lobar. Kab. Lobar. Disnakertrans
rakat sekitar masyarakat menge Lobar, Camat
20% nai peluang kerja. Batulayar, dan
Kades Senteluk.
- Pelaporan :
DLH Lobar.

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

2.Operasional -Persepsi Sekitar 50% Memberikan pema Pengamatan dan


TPST. negatif masyarakat haman kepada wawancara lang-
masyarakat berpersepsi masyarakat ber- sung dengan
negatif. kaitan dengan masyarakat.
pengoperasian
TPST. - Pelaksana :
DLH Kab. Lobar.
-Bangkitan Peningkatan Melakukan mobili- Melakukan peng- - Pengawas :
lalu lintas bangkitan lalu sasi secara perla- Dusun amatan dan Dusun
DLH Lobar,
lintas sekitar han, memasang Penyangget, pemantauan pada Penyangget,
Selama Selama DPUTR Lobar,
10%. tanda/rambu lalu Desa saat mobilisasi Desa
Dikes Lobar,
lintas, dan menem Senteluk, Kec. TPST sampah masuk. Senteluk, Kec. TPST
beroperasi beroperasi Camat Batulayar,
patkan petugas Batulayar, Batulayar,
dan Kades
pengatur lalu Kab. Lobar. Kab. Lobar.
Senteluk.
lintas.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 82 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

-Potensi Potensi Menjaga kebersih Melakukan peman - Pelaporan :


pencemaran pencemaran an lingkungan dan tauan dan peng- DLH Lobar.
penyakit penyakit melakukan amatan terhadap
sekitar 5% penyemprotan kebersihan ling-
disinfektan secara kungan, serta
periodik di sekitar melakukan

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 83 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

area TPST. pengecekan


kesehatan bagi
pekerja dan
masyarakat
secara periodik.
-Potensi ter- Potensi terja- -Penyediaan per- -Pemantauan
jadinya dinya kebakar alatan/fasilitas secara visual dan
kebakaran an sekitar pemadam keba- cek list status
15% karan APAR peralatan/ fasili-
ukuran 10-50kg, tas pemadam
pasir dalam bak, kebakaran.
karung goni, air
dalam bak/tandon.

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

-Bintek tanggap -Pelatihan/uji


darurat penang- berkala kesiaga
gulangan bencana an penanganan
kebakaran. kebakaran
-Penempatan per- (simulasi).
alatan/fasilitas -Melakukan
pemadam sedekat pemantauan
mungkin dengan terhadap sumber
sumber api untuk yang berpotensi
memudahkan menimbulkan
pengambilan pada percikan api.
saat kejadian.
-Tersedianya
hydrant sebagai
sumber air bagi
armada pemadam
kebakaran.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 84 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

-Terjadinya Terjadinya -Penggunaan mas- -Melakukan peng


peningkatan peningkatan ker bagi pekerja, amatan dan

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 85 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

kebauan kebauan menanam green pemantauan


sekitar 25% barier sebagai secara rutin.
biofilter. -Pemantauan uji
-Menjaga lingkung kualitas udara
an agar selalu ambient untuk
bersih, dan mela- parameter H2S
kukan penyemprot dan NH3 di labo
an disinfektan ratorium dan
secara periodic. membandingkan
dengan baku
mutu sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 dan Kep-

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

men LH
No.50Tahun 1996
ten-tang baku
mutu kebauan.
-Penurunan Kualitas udara Melakukan penyi- Melakukan peman
Kualitas menurun seki- raman pada tauan, pengukur
Udara tar 5% halaman dan ruas an kualitas udara
Ambient. jalan yang ada di ambient, dan
sekitar TPST. membandingkan
nya dengan baku
mutu pencemaran
udara sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara, dengan
parameter : SO2 =
900 µg/m3; NO2 =

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 86 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

400 µg/m3, O3 =
235 µg/m3; PM10 =
150 PM10; C0 =
29 ppm
-Peningkat Peningkatan Menggunakan Melakukan
an Kebising kebisingan penutup telinga pemantauan,
an sekitar 5%. bagi pekerja dan pengukuran
peralatan dileng- tingkat kebi-
kapi dengan cero- singan menggu-
bong untuk meng- nakan alat ukur
urangi kebisingan. Sound Level Me-
ter, dan memban-
dingkannya
dengan baku
mutu

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

sesuai Kepmen
LH No.48Tahun
1996 tentang
Baku Mutu Ting-
kat Kebisingan,
yakni : 70 dBA
(industri).
3.Pemeliharaan -Timbulan Timbulan Mengumpulkan Dusun Selama Melakukan peman Dusun Selama - Pelaksana :
Bangunan dan Limbah Limbah Padat dan menyerahkan Penyangget, pemeliharaan tauan dan peng- Penyangget, pemeliharaan DLH Kab. Lobar.
Sarana/Prasa Padat sekitar 3% pada bagian Desa bangunan amatan pada saat Desa bangunan - Pengawas :
rana pemilhan. Senteluk, Kec. dan sarana/ pelaksanaan Senteluk, Kec. dan sarana/ DLH Lobar, Camat
Batulayar, prasa rana kegiatan. Batulayar, prasa rana Batulayar, dan
-Penurunan Kualitas udara Melakukan penyi- Kab. Lobar. Melakukan peman Kab. Lobar. Kades Senteluk.
Kualitas menurun seki- raman pada tauan, pengukur - Pelaporan :
Udara tar 2% halaman dan ruas an kualitas udara DLH Lobar.
Ambient. jalan yang ada di ambient, dan

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 87 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

sekitar membandingkan
perumahan. nya dengan baku
mutu pencemaran
udara sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara, dgn
parameter : SO2 =
900 µg/m³; NO2 =
400 µg/m3, O3 =
235 µg/m3; PM10 =
150 PM10; C0= 29
ppm.

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

-Peningkatan Peningkatan -Memakai ear plug Melakukan peman


Kebisingan kebisingan bagi pekerja yang tauan, pengukur
sekitar 2%. menjalankan an tkt. kebisingan
mesin. menggu nakan
alat ukur Sound
Level Meter, dan
membandingkann
ya dengan baku
mutu sesuai Kep-
men LH No.48
Tahun 1996 ten-
tang Baku Mutu
Tingkat Kebising
an, yakni : 70 dBA
(industri).

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 88 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

4. Operasional -Peningkatan Peningkatan -Membuat ruang Dusun Selama Melakukan peman Dusun Selama - Pelaksana :
Peralatan Kebisingan kebisingan kedap suara Penyangget, peralatan tauan, pengukur Penyangget, peralatan DLH Kab. Lobar.
Permesinan sekitar 2%. untuk ruang gene- Desa permesinan an tkt. kebisingan Desa permesinan - Pengawas :
rator/genset dan Senteluk, Kec. beroperasi menggunakan Senteluk, Kec. beroperasi
DLH Lobar, Camat
mesin pompa. Batulayar, alat ukur Sound Batulayar,
Level Meter, dan Batulayar, dan
-Memakai ear plug Kab. Lobar. Kab. Lobar.
Kades Senteluk.
bagi operator membandingkan
nya dengan baku - Pelaporan :
apabila menjalan DLH Lobar.
kan mesin. mutu sesuai Kep-
men LH No.48
Tahun 1996 ten-
tang Baku Mutu
Tingkat Kebising
an, yakni : 70 dBA
(industri).

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

-Pencemar Pencemaran Membuat cero- Melakukan peman


an udara udara sekitar bong tauan, pengukur
2% pembuangan an kualitas udara
emisi ke udara. ambient, dan
membandingkan
nya dengan baku
mutu pencemaran
udara sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 tentang
Pengendalian Pen
cemaran Udara,
dgn parameter :
SO2 = 900 µg/m3;

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 89 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
NO2 = 400 µg/m3,
O3 = 235 µg/m3;

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 90 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

PM10 = 150 PM10;


C0 = 29 ppm.
5.Penanganan Limbah
a.Limbah Pencemaran Pencemaran -Mengumpulkan, Dusun Selama Melakukan peman Dusun Selama - Pelaksana :
Padat. air dan air dan tanah menampung dan Penyangget, TPST tauan langsung Penyangget, TPST DLH Kab. Lobar.
tanah sekitar 5-10% menyerahkan ke Desa beroperasi terhadap Desa beroperasi
bagian pemilhan. - Pengawas :
Senteluk, Kec. keberadaan Senteluk, Kec.
DLH Lobar, Camat
-Yang tidak dapat Batulayar, Limbah Padat Batulayar,
Batulayar, dan
diolah ditampung Kab. Lobar. Kab. Lobar.
Kades Senteluk.
dan dimoilisasi ke
TPA mengguna- - Pelaporan :
kan armada TPST DLH Lobar.
atau bekerjasama
dengan armada
pemerintah.

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

b.Limbah Cair Pencemaran Pencemaran - Limbah cair dapur Dusun Selama -Memeriksa Septic Dusun Selama - Pelaksana :
Domestik. air dan tanah air dan tanah dialirkan ke bak Penyangget, TPST Tank (flow meter Penyangget, TPST DLH Kab. Lobar.
sekitar 5-10% pengendapan Desa beroperasi dan saluran ke- Desa beroperasi
selanjutnya cair Senteluk, Kec. dap air). Senteluk, Kec. - Pengawas :
an yang sudah Batulayar, -Memeriksa sebu- Batulayar, DLH Lobar, Camat
bersih dialirkan ke Kab. Lobar. lan sekali air lim- Kab. Lobar. Batulayar, dan
bak peresapan bah dan melapor Kades Senteluk.
(septic-tank kan ke DLH Kab. - Pelaporan :
dansafety tank), Lobar. DLH Lobar.
sedangkan limbah -Memeriksa IPLC.
padat endapan -Melakukan
diangkat dan pemantauan,
ditampung pada pengambilan
tempat yang dise- contoh dan uji
diakan, selanjut laboratorium, dan
nya dimobilisasi membandingkan

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 91 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

ke TPA menggu- dengan baku


nakan armada mutu limbah cair
TPST / armada domestik sesuai
pemerintah. Permen LH No.05
- Limbah cair yang Tahun 2014 ten-
berasal dari toilet tang baku mutu
WC) dialirkan ke limbah cair, Lam-
bak pengendapan piran XLVI Baku
dan bak peresap mutu limbah bagi
an (septic-tank usaha dan/atau
dan safety-tank), kegiatan dome-
selanjutnya dilaku stik, dengan Para
kan penyedotan meter : pH = 6–9;
dan dijadikan BOD= 100 mg/l;
bahan baku

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

Komposting dan TSS = 100 mg/l;


Biodigester Minyak dan
Lemak = 10 mg/l.
c.Sampah Lingkungan Lingkungan Melakukan peng- Dusun Selama Melakukan peng- Dusun Selama - Pelaksana :
tidak bersih tidak bersih umpulan dan dise- Penyangget, TPST amatan dan Penyangget, TPST DLH Kab. Lobar.
dan tidak dan tidak rahkan ke bagian Desa beroperasi pemantauan Desa beroperasi - Pengawas :
sehat, serta sehat, serta pemilahan, selan Senteluk, Kec. kondisi sampah di Senteluk, Kec. DLH Lobar, Camat
berkurang berkurang nya jutnya dilakukan Batulayar, sekitar TPST. Batulayar, Batulayar, dan
nya estetika estetika ling- pengolahan sesuai Kab. Lobar. Kab. Lobar. Kades Senteluk.
lingkungan. kungan sekitar karakteris-tik
- Pelaporan :
10% sampah yang ada. DLH Lobar.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 92 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

d.Limbah B3 Pencemaran Pencemaran -Memastikan lapis Dusun Selama -Melakukan pe- Dusun Selama - Pelaksana :
air dan tanah air dan tanah an dasar tempat Penyangget, TPST mantauan secara Penyangget, TPST DLH Kab. Lobar.
sekitar 10% penerimaan dan Desa beroperasi visual terhadap Desa beroperasi - Pengawas :
pemilahan sam- Senteluk, Kec. keberadaan air Senteluk, Kec.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 93 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

pah dalam keada Batulayar, lindi dan sampah. Batulayar, DLH Lobar, Camat
an aman (kedap Kab. Lobar. -Melakukan peng- Kab. Lobar. Batulayar, dan
air). ujian kualitas air Kades Senteluk.
-Memastikan air melalui sumur - Pelaporan :
lindi mengalir me- pantau, sumur DLH Lobar.
lalui drainase dan masyarakat,
jaringan air lindi sungai dan sum-
yang disiap kan. ber air lainnya di
-Memastikan air sekitar lokasi
lindi mengalirkan TPST, serta mem
ke kolam penam- bandingkan
pungan dan dibiar dengan baku
kan terjadinya mutu/ kualitas air
pengendapan. yang ditetapkan.

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

-Secara periodik
endapan lumpur
air lindi diangkat
dan ditempatkan
pada wadah untuk
selanjut nya
dijadikan bahan
baku Komposting
dan Digister
Biogas
-Limbah B3 ber-
bentuk padat dan
cair lainnyaditam-
UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 94 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

pung pada wadah


khusus,
selanjutnya
dimobilisasi ke

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 95 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

TPA Regional
menggunakan
armada TPST
atau armada
pemerintah.
TAHAP PASCA OPERASI.
1.Pemutusan -Persepsi Persepsi nega Melakukan dialog Dusun Pada saat Melakukan Dusun Pada saat - Pelaksana :
Hubungan negatif tif masyarakat dengan masaya- Penyangget, pemutusan peman tauan Penyangget, pemutusan DLH Kab. Lobar.
Kerja . masyarakat sekitar 25% rakat dan pekerja. Desa hubungan secara langsung. Desa hubungan - Pengawas :
-Hilangnya Kehilangan Memberikan infor- Senteluk, Kec. kerja Pengamatan dan Senteluk, Kec. kerja DLH Lobar, Disna-
pendapatan pendapatan masi dan pema- Batulayar, berlangsung wawancara lang- Batulayar, berlangsung kertrans Lobar,
pekerja 37 pekerja. haman kepada Kab. Lobar. sung dengan Kab. Lobar. Camat Batulayar,
pekerja. tenaga kerja. dan Kades
Senteluk.

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN

- Pelaporan :
DLH Lobar.
2.Peninggalan -Tidak ter- Seluruh asset Memperkerjakan Dusun Dilakukan Melakukan peman Dusun Dilakukan - Pelaksana :
Asset urusnya tidak terurus. tenaga khusus Penyangget, pada tahap tauan secara rutin Penyangget, pada tahap DLH Kab. Lobar.
asset. untuk mengurus Desa pasca terhadap kondisi Desa pasca - Pengawas :
asset secara rutin. Senteluk, Kec. operasi. asset. Senteluk, Kec. operasi. DLH Lobar, Camat
Batulayar, Batulayar, Batulayar, dan
-Kerusakan Sebagian Melakukan per-
Kab. Lobar. Kab. Lobar. Kades Senteluk.
asset asset meng- baikan dan peme-
alami liharaan terhadap - Pelaporan :
kerusakan asset yang rusak. DLH Lobar.

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 96 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

IV. JUMLAH DAN JENIS IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


HIDUP (PPLH) YANG DIBUTUHKAN.

Dalam rangka memberikan perlindungan dan pengendalian terhadap lingkungan


hidup dari keberadaan limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), maka didalam
pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan Pembangunan TPST Batulayar oleh
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat bekerjasama dengan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kementerian PUPR), di
Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Barat, diperlukan Izin Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH), menyangkut pengumpulan, penyimpanan sementara dari
instansi yang berwenang. Adapun Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PPLH) yang diperlukan dan akan diajukan permohonan pada tahap selanjutnya
sebagaimana yang tertuang dalam Tabel 10 berikut.

Tabel 10.Daftar Jumlah dan Jenis Izin Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup (PPLH) yang diperlukan.

Instansi Yang Mengeluarkan


No. Jenis IPPLH Ket.
IPPLH
1. Izin Penyimpanan Sementara DPMPTSP Kabupaten
Limbah B3. Lombok Barat

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 92 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ir. BUDI DARMAJAYA, MM.
Jabatan : Kepala Dinas
Alamat : Jl. Soekarno Hatta Giri Menang, Gerung Kabupaten Lombok Barat.
No. Tlp./fax/email : (0370) 681651, email : blh@lombokbaratkab.go.id.

Nama Institusi : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat


Alamat : Jl. Soekarno Hatta Giri Menang, Gerung Kabupaten Lombok Barat.
No. Tlp./fax/email : (0370) 681651, email : blh@lombokbaratkab.go.id.

Selaku pemrakarsa dan sekaligus sebagi penanggung jawab dari usaha dan/ataukegiatan :
Nama : Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Batulayar.
Lokasi : Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar,
Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Menyatakan dengan sebenarnya untuk :


1. Sanggup dan bersedia melaksanakan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup sebagaimana tercantum dalam Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Kegiatan Pembangunan
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Batulayardi Dusun Penyangget, Desa
Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
2.Sanggup dan bersedia mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan menerima sanksi apabila dipandang lalai dalam pelaksanaan kegiatan sebagaimana
angka 1 (satu) di atas.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Mataram, November 2019


Yang Membuat Pernyataan,

Materai 6.000

Ir. BUDI DARMAJAYA, MM.


Kepala DLH Kab. Lobar

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 93 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Nomor 5059).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012
tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisi Dampak
Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan;

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan


Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor : Kep-52/Men-


LH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel;

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan;

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian


Pencemaran dan/atau Perusakan Laut;

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian


Pencemaran Udara;

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun;

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 94 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

LAMPIRAN

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR


- 95 -
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.

Anda mungkin juga menyukai