NIM : 1926039
Gerung, November2019
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Soekarno – Hatta, GiriMenang, Gerung, Kab. Lobar.
KATA PENGANTAR
Kami menyadari Dokumen UKL-UPL ini belum sempurna, oleh karena itu
masukan dan saran konstruktif untuk penyempurnaannyasangat kami harapkan. Terima
kasih kami sampaikan kepada Komisi Penilai Amdal dan Tim Teknis Amdal Kabupaten
Lombok Barat serta pihak lainnya yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan
dokumen ini.
Gerung,November 2019
Pemrakarsa/Penanggung Jawab,
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
I. IDENTITAS PEMRAKARSA 1
II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 1
A. NamaRencana Usaha dan/atauKegiatan ...................... 1
B. LokasiRencana Usaha dan/atauKegiatan ...................... 2
C. Skala Usaha dan/atauKegiatan ................... 4
1. Lahan ..................................................... 4
2. Bangunan ............................................................. 6
3. Lahan Terbuka 6
4. Peralatan 6
5. Air Bersih 7
6. SumberListrik 7
7. Kapasitas Usaha dan/atauKegiatan 8
D. GarisBesarKomponenRencana Usaha dan/atauKegiatan 9
1. KesesuaianLokasiRencanaKegiatanDengan Tata Ruang ............... 9
2. UraianMengenaiKomponenRencanaKegiatan Yang Dapat
MenimbulkanDampakLingkungan 9
a. Tahap Pra-Konstruksi 10
b. Tahap Konstruksi 12
c. Tahap Operasi 21
d. Tahap PascaOperasi 35
B. TAHAP KONSTRUKSI 40
1. PenerimaanTenagaKerja 40
2. MobilisasiBahan/Material danPeralatan 42
3. PembukaandanPersiapan Lahan 44
DAFTAR TABEL
` halaman
Tabel1. Luasmasing-masing unit bangunan/fasilitas TPST Batulayar yang
direncanakan …………………………………………………………………………………………………..…………………. 6
Tabel2. Jenisdanjumlahperalatan yang direncanakanuntukmendukung
operasional TPST Batulayar ………………..……………………………………………………………..……….. 7
Tabel 5. JumlahdankualifikasitenagakerjapadaTahapKonstruksi
Pembangunan TPST……………………………………………………………………………………………………..…… 12
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Lokasirencanausahadan/ataukegiatandalamPeta Wilayah
Kabupaten Lombok Barat 2
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Copy KartuTandaPenduduk (KTP) Pemrakasa 97
I. IDENTITAS PEMRAKARSA.
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) merupakan dokumen lingkungan yang harus disusun
oleh pemrakarsa/penanggung jawab didalam setiap rencana usaha dan/atau kegiatan
dalam rangka memberikan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Adapun identitas
pemrakarsa/penanggung jawab Dokumen UKL-UPL rencana usaha dan/atau kegiatan
Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) ini adalah :
1. Badan Usaha/Institusi.
Nama : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.
Alamat : Jl. Soekarno Hatta, Giri Menang, Gerung Kabupaten Lombok
Barat 83363.
No. Tlp./fax. : 0370-6816511
e-mail : BLH@lombokbaratkab.go.id
2. Penanggung Jawab.
Nama : Ir. BUDI DARMAJAYA, MM.
Jabatan : Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.
Alamat : Jl. Soekarno Hatta, Giri Menang, Gerung Kabupaten Lombok
Barat 83363.
No. Tlp./fax/email : 0370-6816511; BLH@lombokbaratkab.go.id.
RENCANA
LOKASI
RENCANA
LOKASI
Untuk memberikan informasi secara lebih luas dan detail terhadap lokasi rencana
usaha dan/atau kegiatan dapat dijelaskan melalui Foto Satelit Google pada Gambar
3 dan Denah Lokasi pada Gambar 4 berikut.
RENCANA
LOKASI
1. Lahan.
a. Luas Lahan.
Totalluas lahan TPST Batulayar adalah 6.000 m² atau 0,60 hektar, danyang
dimanfaatkanuntuk pembangunan sarana dan prasaranaseluas3.800 m²
atau 0,38 hektar, dan sisanya seluas 2.200 m² atau 0,22 hektaruntuk area
pengembangan dan untuk lahan terbuka (landscape dan RTH).
b. Status Lahan.
Status lahan yang akan digunakan untuk pembangunan TPST merupakan
asset Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, sesuai Surat Keterangan
Kepala BPKAD Kabupaten Lombok Barat Nomor :046/135/BPKAD/2019,
tanggal 21 Februari 2019 2019 (copy Surat Keterangan padaLampiran 2).
c. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan.
Lahan yang ada pada TPST Batulayar, direncanakan dimanfaatkan/
digunakan untuk :
Area
Area Penerimaan Pengomposan
Sampah
AreaPengeringan,
Pengayakan dan
Pengepakan Kompos
Digester Biogas
2. Bangunan.
Luas bangunan/fasilitas TPST Batulayaryang direncanakan seluas
1.490,5 m² (0,15hektar) atau sebesar 24,84% dari luas lahan keseluruhan, baik
bangunan/fasilitas untuk aktifitas manajemen dan administrasi maupun
bangunan/fasilitas untuk kegiatan operasional TPST, yang masing-masing
dirinci seperti pada Tabel 1 berikut.
3. Lahan Terbuka.
Luas lahan terbuka yang direncanakan pada TPST Batulayarseluas
4.509,5 m² (0,45 hektar) atau sebesar 75,16% dari luas keseluruhan, yang
merupakan lahan sisa untuk bangunan/fasilitas, yang dimanfaatkan untuk taman
dan ruang terbuka hijau (RTH), dan area parkir.
4. Peralatan.
Berbagai peralatanpermesinan yang diperlukan dan direncanakan untuk
mendukung operasional TPSTBatulayar,baik peralatan mobilisasi maupun
peralatan pengolahan, yang diuraikan seperti pada Tabel 2 berikut.
5. Air Bersih.
6. Sumber Listrik.
a. Tahap Pra-Konstruksi.
Tahap Pra-Konstruksi merupakan tahapan kegiatan sebelum
pelaksanaan kegiatan Pembangunan TPST Batulayar berlangsung, sebagai
berikut :
b. Tahap Konstruksi.
Tabel 6.Jenis bahan yang dibutuhkan pada Tahap Konstruksi Pembangunan TPST.
◙ Bangunan Komposting.
Bangunan komposting merupakan bangunan terbuka (tanpa
dinding/tembok pembatas), yang akan difungsikan sebagai
tempat composting (pengolahan sampah menjadi kompos),
didalamnya akan dilengkapi dengan mesin komposting dan
pengayakan.
Bangunan ini berada di bagian depan area TPST dan
bersebelahan dengan area/bangunan penerimaan sampah.
Bangunan komposting berukuran 10,0 x 30,0 meter atau seluas
300 m². Menggunakan konstruksi dengan pondasi batu dan
pembesian sloff, lantai menggunakan coran beton, tiang dari
beton bertulang, rangka atap dari baja ringan, dan atap
menggunakan spandek.
Bangunan penerimaan sampah ini dilengkapi dengan alat
pengolahan sampah berupa Rotary Kiln Engine Biophoskko,
melalui proses penguraian (dekomposisi) sampah.
◙ Bangunan/Ruang Genset.
Bangunan/ruang Genset merupakan bangunan permanen, yang
akan difungsikan sebagai tempat penyimpanan dan
pengoperasian genset,dilengkapi dengan cerobong asap yang
berfungsi sebagai filter untuk mengeliminasi terjadinya
pencemaran udara oleh asap. Bahan bakar yang digunakan
dalam bentuk biogas yang berasal dari Digister Biogas.
Bangunan/ruangan Genset ini berada di belakangkantor
TPST,berdekatan dengan area/bangunan BSF dan Bangunan
Digister Biogas, memiliki ukuran 5,5 x 5,0 meter atau seluas 27,5
m². Bangunan Genset merupakan bangunan permanen dengan
konstruksi sebagaimana bangunan gedung pada umumnya,
dimana adanya pondasi, pembesian dan pengecoran sloff, kolom
dan ring, dinding menggunakan batu bata dan plesteran, kusen
dan daun jendela maupun pintu menggunakan kayu atau
◙ Drainase.
Drainase yang berfungsi sebagai pembawa aliran limpasan air
hujan dari area terbuka TPST dan/atau limbah cair dari sarana
pencucianagar tidak masuk langsung ke badan air, maka perlu
dibuat saluran drainase ke bak penampungan dan peresapan.
c. Tahap Operasi.
Tahap operasi merupakan tahapan penggunaan dan pemanfaatan
sarana dan prasarana TPST Batulayar yang terbangun, baik untuk kegiatan-
kegiatan manajemen, administrasi maupun teknis. Kegiatan-kegiatan TPST
yang termasuk didalam tahap operasi ini, sebagai berikut :
Proses rekruitment tenaga kerja kontrak pada tahap operasi ini dilakukan
secara selektif dan transparan, melalui mekanisme yang ditetapkan,
dimanacalon tenaga kerja diutamakan berasal dari anggota masyarakat
di sekitar lokasi TPST. Penerimaan tenaga kerja dapat difasilitasi oleh
Kepala Desa dan/atau langsung oleh Perangkat Daerah yang
membidangi.
◊ Jenis Sampah
Sampah terdiri dari beberapa jenis, yakni :
● Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya :
- Sampah Organik : merupakan sampah yang jenisnya
dapat membusuk dan dapat melebur dengan tanah,
seperti : buah-buahan, sisa makanan, daun-daunan,
ranting, akar, dan lain-lain.
- Sampah Anorganik : merupakan sampah yang jenisnya
tidak membusuk dan tidak melebur dengan tanah, seperti
: plastik, besi/logam, pecahan gelas dan lain-lain.
Pemilahan Sampah.
◊ Proses pemilahan sampah pada TPST Batulayar
menggunakan alat mekanis berupa Conveyor Belt, untuk
memilah sampah yang masuk ke dalam katagori sampah
organic dan anorganik sebelum dilakukan proses pengolahan
lebih lanjut.
◊ Pada saat ban (belt) berjalan perlahan, di sisi kanan dan sisi
kiri conveyor ada petugas yang secara manual mengambil
sampah anorganik, sehingga sampah yang terus berjalan dan
jatuh pada wadah yang disediakan pada area pencacah
adalah hanya sampah organik. Penggunaan Conveyor belt ini
untuk mempermudah dan mempercepat proses pemilahan
sampah yang akan diproses lebih lanjut.
◊ Proses pemilahan menghasilkan 3 jenis sampah, yakni :
- Sampah organik (berupa buah-buahan, sayuran, sisa
makanan,daun-daunan, ranting, akar, dan lainnya),
ditampung pada tempat khusus untuk selanjutnya dilakukan
pencacahan.
- Sampah anorganik yang bisa di-reuse dan di-reduce(seperti
: kertas, plastic, besi, pecahan kaca, botol, besi plat, dan
lainnya),ditampung ditempat khusus untuk diolah lebih
lanjut, dan
- Residu dan B3,yaitu sampah/limbahyang tidak dapat diolah,
ditampung pada tempat khusus, selanjutnya dibuang ke
TPA Regional menggunakan armada TPST atau
bekerjasama dengan armada pemerintah.
Pembersihan Sampah.
Kegiatan pembersihan dilakukanterbatas terhadap sampah
anorganik yang sudah melalui proses pemilahan, melalui
pembersihan secara basah dan pembersihan secara kering.
Pencacahan Sampah.
Ada 2 (dua) jenis kegiatan pencacahan pada TPST Batulayar,
yakni pencacahan sampah organik dan pencacahan sampah
anorganik.
◙ Kegiatan Pengolahan/Prosessing.
Kegiatan pengolahan sampah yang direncakan pada TPST
Batulayar, khususnya pengolahan sampah organik yang merupakan
komposisi terbanyak pada wilayah pelayanan, akan diolah
menggunakan 3 (tiga) sistem pengolahan, yaitu Sistem Komposting,
Digester Biogas dan BSF(Black Soldier Fly), sebagai berikut :
a). Sampah.
Sampah berasal dari sisa-sisa makanan, kertas pembungkus, kardus
pembungkus, plastik pembungkus, sisa-sisa pemeliharaan tanaman
(daun, ranting dll). Tiap hari dengan asumsi 1 orang menghasilkan
sampah sebesar 0,7–0,8 kg/hari (SNI 19-39883-1995), maka
diprediksi timbulan sampah pada tahap operasional TPST adalah 51
orang x 0.7 kg = 35,7 kg per hari.
A. Tahap Pra-Konstruksi.
Uraian mengenai dampak yang ditimbulkan, upaya pengelolaan, upaya
pemantauan dan institusi pelaksana, institusi pengawasan dan institusi penerimaan
laporan pada Tahap Prakonstruksi Pembangunan Perumahan dan Toko ini dapat
diuraikan, sebagai berikut :
1. Penetapan Lokasi.
a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Penetapan lokasi.
2). Jenis Dampak.
Persepsi negatif masyarakat.
3). Besaran Dampak.
Persepsi negatif masyarakat di sekitar lokasi kegiatan sekitar 25%.
3. Pengurusan Perizinan.
a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Pengurusan perizinan.
2). Jenis Dampak.
Persepsi positif dari masyarakat.
3). Besaran Dampak.
Sebagian besar masyarakat di sekitar lokasi rencana pembangunan
berpersepsi positif.
B. Tahap Konstruksi.
1. Penerimaan Tenaga Kerja.
a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Penerimaan tenaga kerja.
2). Jenis Dampak.
Terbukanya kesempatan bekerja bagi masyarakat di sekitar lokasi, dan
timbulnya kecemburuan sosial masyarakat.
3). Besaran Dampak.
- Terbukanya kesempatan bekerjabagi masyarakat di sekitar lokasi
sebanyak 33 orang.
- Kecemburuan sosial sekitar 25%.
C. Tahap Operasi.
1. Penerimaan Tenaga Kerja.
a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Penerimaan tenaga kerja.
2). Jenis Dampak.
Terbukanya kesempatan bekerja bagi masyarakat, dan timbulnya
kecemburuan sosial masyarakat.
3). Besaran Dampak.
- Terbukanya kesempatan bekerja bagi masyarakat sebanyak 37 orang.
- Kecemburuan sosial masyarakat sekitar 20%.
2. Operasional TPST.
a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Operasional TPST.
2). Jenis Dampak.
Timbulnya persepsi negatif masyarakat, meningkatnya bangkitan arus lalu
lintas, terjadinya penurunan kualitas udara ambient (akibat
debu),terjadinya peningkatan kebisingan, terjadinya kemungkinan
kebakaran, terjadinya kecelakaan kerja, pencemaran udara, timbulnya bau
(aroma tidak sedap), meningkatnya populasi lalat, dan penyebaran
penyakit.
3). Besaran Dampak.
- Persepsi negatif masyarakat di sekitar lokasi sekitar 50%.
- Peningkatan bangkitan arus lalu lintas sekitar 10%,
- Penurunan kualitas udara ambient sekitar 5%,
- Peningkatan kebisingan sekitar 3%,
- Kemungkinan terjadinya kebakaran sekitar 15%.
- Kecelakaan kerja sekitar 3%.
- Pencemaran udara sekitar 3%.
- Timbulnya bau (aroma tidak sedap) sekitar 10%
- Peningkatan populasi lalat sekitar 10%.
- Potensi penyebaran penyakit sekitar 3%.
5. Pengelolaan Limbah.
a. Limbah Padat.
1). Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a). Sumber Dampak.
Limbah kertas, kardus, botol, plastik, logam, dan lainnya.
b). Jenis Dampak.
Lingkungan tidak bersih dan tidak sehat.
c). Besaran Dampak.
Lingkungan tidak bersih dan tidak sehat sekitar 10%.
c. Sampah.
1). Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a). Sumber Dampak.
Aktifitas perkantoran dan area terbuka TPST.
b). Jenis Dampak.
Lingkungan tidak bersih dan tidak sehat, serta berkurangnya estetika
lingkungan disekitarnya.
c). Besaran Dampak.
Lingkungan tidak bersih dan tidak sehat, serta berkurangnya estetika
lingkungan disekitarnya sekitar 3 - 5%.
d. Limbah B3.
1). Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a). Sumber Dampak.
Area terbuka dan area pemilahan.
b). Jenis Dampak. Pencemaran
air dan tanah.
c). Besaran Dampak.
Pencemaran air dan tanah sekitar 25%.
2. Peningggalan Asset.
a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
1). Sumber Dampak.
Peningggalan Asset.
2). Jenis Dampak.
Asset tidak terurus, rusak, kumuh, kotor dan bau tidak sedap.
3). Besaran Dampak.
Keseluruhan asset tidak terurus, rusak, kumuh, kotor dan bau tidak sedap.
(DLH) Kabupaten Lombok Barat,bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kementerian PUPR RI)
di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat,dituangkan dalam Matriks, seperti pada Tabel 9 berikut.
Tabel 9. Matriks Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) Pembangunan TPST Batulayaroleh DLH Kabupaten Lombok Baratdi Dusun Penyangget, Desa
Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
sebelumnya membandingkan
nya dengan baku
mutu pencemaran
udara sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara, dengan
parameter : SO2 =
900 µg/m3; NO2 =
400 µg/m3, O3 =
235 µg/m3; PM10 =
150 PM10; C0 =
29 ppm.
-Peningkatan Peningkatan Melakukan mobili- Melakukan peman
kebisingan kebisingan sasi dengan mem- tauan, pengukur
sekitar 5%. perlamban laju an tingkat kebi-
kendaraan. singan menggu-
nakan alat ukur
Sound Level
Meter, dan mem-
bandingkannya
dengan baku
mutu sesuai Kep-
men LH No.48
Tahun 1996 ten-
tang Baku Mutu
Tingkat
Kebisingan, yakni
: 70 dBA
(industri).
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
-Jalan kotor, Jalan kotor, Melakukan penyi- Melakukan
licin dan licin dan ber- raman dan pember pemantauan pada
berdebu debu sekitar sihan secara rutin saat mobilisasi
10% pada jalur lintasan berlangsung
mobilisasi.
3. Pembukaan -Penurunan Penurunan Melakukan kegiat Melakukan peman
dan Persiap kualitas kualitas udara an secara perla- tauan, pengukur
an Lahan. udara ambi ambient diban han, dan menggu an kualitas udara
ent akibat dingkan deng nakan peralatan ambient, dan
debu an kondisi konvensional membandingkan
sebelumnya. untuk mengurangi nya dengan baku
debu mutu pencemaran
udara sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 tentang - Pelaksana :
Dusun Pengendalian Pen Dusun DLH Kab. Lobar.
Penyangget, Dilakukan cemaran Udara, Penyangget, Dilakukan - Pengawas :
Desa selama Parameter : SO2 = Desa selama DLH Lobar, Camat
Senteluk, Kec. pembukaan 900 µg/m3; NO2 = Senteluk, Kec. pembukaan Batulayar, dan
Batulayar, dan 400 µg/m3, O3 = Batulayar, dan Kades Senteluk.
Kab. Lobar. persiapan 235 µg/m3; PM10 = Kab. Lobar. persiapan
- Pelaporan :
150 PM10; C0 = 29 DLH Lobar.
ppm.
- Meningkat - Peningkatan Melakukan mobili- Melakukan
nya kebi- kebisingan sasi dengan pemantauan,
singan sekitar 5%. kecepat an yang pengukuran
rendah tingkat kebi-
singan menggu-
nakan alat ukur
Sound Level
Meter, dan mem-
bandingkannya
dengan baku
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
4.Pembangunan -Terjadinya Kecelakaan Melakukan sosiali- Dusun Selama pem- Melakukan peng- Dusun Selama pem- - Pelaksana :
dan pengope- kecelakaan kerja sekitar sasi keselamatan Penyangget, bangunan dan amatan dan peng Penyangget, bangunan DLH Kab. Lobar.
rasian Direksi kerja 2% kerja, menerapkan Desa pengope- awasan agar tidak Desa dan pengope - Pengawas :
Kit Standar K3 , serta Senteluk, Kec. rasian Direksi terjadi kecelakaan Senteluk, Kec. rasian Direksi DLH Lobar, Camat
penggunaan Alat Batulayar, Kit kerja (zero acci- Batulayar, Kit Batulayar, dan
Pelindung Diri Kab. Lobar. dent). Kab. Lobar. Kades Senteluk.
-Penurunan Kualitas udara Melakukan penyi- Melakukan peman - Pelaporan :
kualitas ambien menu- raman di sekitar tauan, pengukur DLH Lobar.
udara ambi run dibanding tapak proyek untuk an kualitas udara
ent akibat kan dengan menghindari debu. ambient, dan
debu kondisi sebe- membandingkan
lumnya nya dengan baku
mutu pencemaran
udara sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara, parameter
: SO2 = 900
µg/m3; NO2 = 400
µg/m3, O3 = 235
µg/m3; PM10 = 150
PM10; C0 = 29
ppm.
UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 77 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
5.Pembangunan -Penurunan Kualitas udara Melakukan penyi- Dusun Selama pem- Melakukan peman Dusun Selama pem- - Pelaksana :
Gedung/Fasili kualitas ambient menu- raman di sekitar Penyangget, bangunan tauan, pengukur Penyangget, bangunan DLH Kab. Lobar.
tas TPST udara run dibanding tapak proyek. Desa gedung/fasili an kualitas udara Desa gedung/fasili - Pengawas :
ambient. dengan kondisi Senteluk, Kec. tas TPST ambient, dan Senteluk, Kec. tas TPST DLH Lobar,
sebelumnya. Batulayar, berlangsung membandingkan Batulayar, berlangsung DPUTR Lobar,
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
Pengendalian Pen
cemaran Udara,
Parameter : SO2 =
400 µg/m3, O3 =
150 PM10; C0 = 29
ppm.
memban-
dingkannya
dengan baku
mutu se-suai
Kepmen LH No.48
Tahun 1996
tentang Baku
Mutu Ting-kat
Kebisingan, yakni
: 70 dBA
(industri).
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
-Penurunan Kualitas udara Demobilisasi Melakukan peman
kualitas ambient dengan tauan, pengukur
udara ambi- menurun memperlamban an kualitas udara
ent (akibat sekitar 5% laju kendaraan, ambient, dan
debu). dan melakukan membandingkan
penyiraman pada nya dengan baku
ruas jalan yang mutu pencemaran
dilalui. udara sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara, Parameter
: SO2 = 900
µg/m3; NO2 = 400
µg/m3, O3 = 235
µg/m3; PM10 = 150
PM10; C0 = 29
ppm.
-Peningkatan Peningkatan Melakukan mobi- Melakukan peman
Kebisingan kebisingan lisasi dengan tauan, pengukur
sekitar 5%. memperlamban an menggunakan
laju kecepatan alat ukur Sound
kenda-raan. Level Meter, dan
membandingkann
ya dengan baku
mutu sesuai Kep-
men LH No.48
Tahun 1996 ten-
tang Baku Mutu
Tingkat
Kebisingan, yakni
: 70 dBA
(industri).
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
7.Pemutusan -Persepsi Seluruh peker- Melakukan musya- Dusun Dilakukan Melakukan peng- Dusun Dilakukan - Pelaksana :
Hubungan negatif ja berpersepsi warah dan membe Penyangget, pada saat amatan langsung Penyangget, pada saat DLH Kab. Lobar.
Kerja pekerja. negatif. rikan hak pekerja Desa pemutusan dan wawancara Desa pemutusan - Pengawas :
sesuai perjanjan Senteluk, Kec. hubungan dengan tenaga Senteluk, Kec. hubungan
-Kehilangan Seluruh peker- DLH Lobar,
kerja. Batulayar, kerja berlang kerja. Batulayar, kerja berlang Disnakertrans
Pendapatan ja kehilangan Kab. Lobar. Kab. Lobar.
sung. sung. Lobar, Camat
Pekerja pendapatan.
Batulayar, dan
Kades Senteluk.
- Pelaporan :
DLH Lobar.
TAHAP OPERASI
1.Penerimaan -Terbukanya Terbukanya Mengutamakan Dusun Dilakukan Melakukan Dusun Dilakukan - Pelaksana :
Tenaga Kerja kesempatan kesempatan masyarakat Penyangget, pada saat peman tauan dan Penyangget, pada saat DLH Lobar.
kerja. kerja bagi 37 setempat sebagai Desa penerimaan wawan cara Desa penerimaan - Pengawas :
orang. tenaga kerja, dan Senteluk, Kec. tenaga kerja langsung dengan Senteluk, Kec. tenaga kerja
-Kecemburu Kecemburuan memberikan pema Batulayar, berlangsung. masyarakat. Batulayar, berlangsung. DLH Lobar,
an sosial. social masya- haman kepada Kab. Lobar. Kab. Lobar. Disnakertrans
rakat sekitar masyarakat menge Lobar, Camat
20% nai peluang kerja. Batulayar, dan
Kades Senteluk.
- Pelaporan :
DLH Lobar.
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
men LH
No.50Tahun 1996
ten-tang baku
mutu kebauan.
-Penurunan Kualitas udara Melakukan penyi- Melakukan peman
Kualitas menurun seki- raman pada tauan, pengukur
Udara tar 5% halaman dan ruas an kualitas udara
Ambient. jalan yang ada di ambient, dan
sekitar TPST. membandingkan
nya dengan baku
mutu pencemaran
udara sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara, dengan
parameter : SO2 =
900 µg/m3; NO2 =
400 µg/m3, O3 =
235 µg/m3; PM10 =
150 PM10; C0 =
29 ppm
-Peningkat Peningkatan Menggunakan Melakukan
an Kebising kebisingan penutup telinga pemantauan,
an sekitar 5%. bagi pekerja dan pengukuran
peralatan dileng- tingkat kebi-
kapi dengan cero- singan menggu-
bong untuk meng- nakan alat ukur
urangi kebisingan. Sound Level Me-
ter, dan memban-
dingkannya
dengan baku
mutu
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
sesuai Kepmen
LH No.48Tahun
1996 tentang
Baku Mutu Ting-
kat Kebisingan,
yakni : 70 dBA
(industri).
3.Pemeliharaan -Timbulan Timbulan Mengumpulkan Dusun Selama Melakukan peman Dusun Selama - Pelaksana :
Bangunan dan Limbah Limbah Padat dan menyerahkan Penyangget, pemeliharaan tauan dan peng- Penyangget, pemeliharaan DLH Kab. Lobar.
Sarana/Prasa Padat sekitar 3% pada bagian Desa bangunan amatan pada saat Desa bangunan - Pengawas :
rana pemilhan. Senteluk, Kec. dan sarana/ pelaksanaan Senteluk, Kec. dan sarana/ DLH Lobar, Camat
Batulayar, prasa rana kegiatan. Batulayar, prasa rana Batulayar, dan
-Penurunan Kualitas udara Melakukan penyi- Kab. Lobar. Melakukan peman Kab. Lobar. Kades Senteluk.
Kualitas menurun seki- raman pada tauan, pengukur - Pelaporan :
Udara tar 2% halaman dan ruas an kualitas udara DLH Lobar.
Ambient. jalan yang ada di ambient, dan
sekitar membandingkan
perumahan. nya dengan baku
mutu pencemaran
udara sesuai PP
No. 41 Tahun
1999 tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara, dgn
parameter : SO2 =
900 µg/m³; NO2 =
400 µg/m3, O3 =
235 µg/m3; PM10 =
150 PM10; C0= 29
ppm.
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
4. Operasional -Peningkatan Peningkatan -Membuat ruang Dusun Selama Melakukan peman Dusun Selama - Pelaksana :
Peralatan Kebisingan kebisingan kedap suara Penyangget, peralatan tauan, pengukur Penyangget, peralatan DLH Kab. Lobar.
Permesinan sekitar 2%. untuk ruang gene- Desa permesinan an tkt. kebisingan Desa permesinan - Pengawas :
rator/genset dan Senteluk, Kec. beroperasi menggunakan Senteluk, Kec. beroperasi
DLH Lobar, Camat
mesin pompa. Batulayar, alat ukur Sound Batulayar,
Level Meter, dan Batulayar, dan
-Memakai ear plug Kab. Lobar. Kab. Lobar.
Kades Senteluk.
bagi operator membandingkan
nya dengan baku - Pelaporan :
apabila menjalan DLH Lobar.
kan mesin. mutu sesuai Kep-
men LH No.48
Tahun 1996 ten-
tang Baku Mutu
Tingkat Kebising
an, yakni : 70 dBA
(industri).
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
b.Limbah Cair Pencemaran Pencemaran - Limbah cair dapur Dusun Selama -Memeriksa Septic Dusun Selama - Pelaksana :
Domestik. air dan tanah air dan tanah dialirkan ke bak Penyangget, TPST Tank (flow meter Penyangget, TPST DLH Kab. Lobar.
sekitar 5-10% pengendapan Desa beroperasi dan saluran ke- Desa beroperasi
selanjutnya cair Senteluk, Kec. dap air). Senteluk, Kec. - Pengawas :
an yang sudah Batulayar, -Memeriksa sebu- Batulayar, DLH Lobar, Camat
bersih dialirkan ke Kab. Lobar. lan sekali air lim- Kab. Lobar. Batulayar, dan
bak peresapan bah dan melapor Kades Senteluk.
(septic-tank kan ke DLH Kab. - Pelaporan :
dansafety tank), Lobar. DLH Lobar.
sedangkan limbah -Memeriksa IPLC.
padat endapan -Melakukan
diangkat dan pemantauan,
ditampung pada pengambilan
tempat yang dise- contoh dan uji
diakan, selanjut laboratorium, dan
nya dimobilisasi membandingkan
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
d.Limbah B3 Pencemaran Pencemaran -Memastikan lapis Dusun Selama -Melakukan pe- Dusun Selama - Pelaksana :
air dan tanah air dan tanah an dasar tempat Penyangget, TPST mantauan secara Penyangget, TPST DLH Kab. Lobar.
sekitar 10% penerimaan dan Desa beroperasi visual terhadap Desa beroperasi - Pengawas :
pemilahan sam- Senteluk, Kec. keberadaan air Senteluk, Kec.
pah dalam keada Batulayar, lindi dan sampah. Batulayar, DLH Lobar, Camat
an aman (kedap Kab. Lobar. -Melakukan peng- Kab. Lobar. Batulayar, dan
air). ujian kualitas air Kades Senteluk.
-Memastikan air melalui sumur - Pelaporan :
lindi mengalir me- pantau, sumur DLH Lobar.
lalui drainase dan masyarakat,
jaringan air lindi sungai dan sum-
yang disiap kan. ber air lainnya di
-Memastikan air sekitar lokasi
lindi mengalirkan TPST, serta mem
ke kolam penam- bandingkan
pungan dan dibiar dengan baku
kan terjadinya mutu/ kualitas air
pengendapan. yang ditetapkan.
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
-Secara periodik
endapan lumpur
air lindi diangkat
dan ditempatkan
pada wadah untuk
selanjut nya
dijadikan bahan
baku Komposting
dan Digister
Biogas
-Limbah B3 ber-
bentuk padat dan
cair lainnyaditam-
UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR
Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 94 -
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
TPA Regional
menggunakan
armada TPST
atau armada
pemerintah.
TAHAP PASCA OPERASI.
1.Pemutusan -Persepsi Persepsi nega Melakukan dialog Dusun Pada saat Melakukan Dusun Pada saat - Pelaksana :
Hubungan negatif tif masyarakat dengan masaya- Penyangget, pemutusan peman tauan Penyangget, pemutusan DLH Kab. Lobar.
Kerja . masyarakat sekitar 25% rakat dan pekerja. Desa hubungan secara langsung. Desa hubungan - Pengawas :
-Hilangnya Kehilangan Memberikan infor- Senteluk, Kec. kerja Pengamatan dan Senteluk, Kec. kerja DLH Lobar, Disna-
pendapatan pendapatan masi dan pema- Batulayar, berlangsung wawancara lang- Batulayar, berlangsung kertrans Lobar,
pekerja 37 pekerja. haman kepada Kab. Lobar. sung dengan Kab. Lobar. Camat Batulayar,
pekerja. tenaga kerja. dan Kades
Senteluk.
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
INSTITUSI PENGELOLA KET
DAN PEMANTAUAN
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
- Pelaporan :
DLH Lobar.
2.Peninggalan -Tidak ter- Seluruh asset Memperkerjakan Dusun Dilakukan Melakukan peman Dusun Dilakukan - Pelaksana :
Asset urusnya tidak terurus. tenaga khusus Penyangget, pada tahap tauan secara rutin Penyangget, pada tahap DLH Kab. Lobar.
asset. untuk mengurus Desa pasca terhadap kondisi Desa pasca - Pengawas :
asset secara rutin. Senteluk, Kec. operasi. asset. Senteluk, Kec. operasi. DLH Lobar, Camat
Batulayar, Batulayar, Batulayar, dan
-Kerusakan Sebagian Melakukan per-
Kab. Lobar. Kab. Lobar. Kades Senteluk.
asset asset meng- baikan dan peme-
alami liharaan terhadap - Pelaporan :
kerusakan asset yang rusak. DLH Lobar.
SURAT PERNYATAAN
Selaku pemrakarsa dan sekaligus sebagi penanggung jawab dari usaha dan/ataukegiatan :
Nama : Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Batulayar.
Lokasi : Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar,
Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Materai 6.000
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012
tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisi Dampak
Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan;
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun;
LAMPIRAN