Anda di halaman 1dari 17

46

BAB IV
ANALISIS DATA

4.1 Analisis Hidrologi


4.1.1 Analisa Curah Hujan
Data yang digunakan dalam perencanaan ini adalah data curah hujan dari tahun
2001 sampai 2015, diperoleh dari Stasiun Meteorologi Dumatibun Tual. Data curah
hujan maksimum harian setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai Berikut :

Tabel 4.1 Data Curah Hujan Maksimum harian Stasiun Hujan Tual
Hujan Maksimum
No Tahun
Harian (mm)
1 2001 128.000
2 2002 75.000
3 2003 73.357
4 2004 99.000
5 2005 89.000
6 2006 186.000
7 2007 128.000
8 2008 94.000
9 2009 193.000
10 2010 118.000
11 2011 173.000
12 2012 91.000
13 2013 83.000
14 2014 143.000
15 2015 166.000
(Sumber: Stasiun Meteorologi Dumatibun Tual)

4.1.2 Distribusi Probalitas


Berdasarkan data hujan yang telah di tunjukan pada Tabel 4.1, selanjutnya
dilakukan analisis frekuensi untuk mengetahui besaran nilai parameter statistik dan
hujan rencana, untuk penentuan jenis distribusi probabilitas dari data tersebut.
Parameter statistik tersebut meliputi nilai hujan rerata (Xrerata), Standar Deviasi (Sd),
Koefisien Kepencengan (Cs), Koefisien Keruncingan (Ck), Koefisien Variasi (Cv).

46
47

Berikut perhitungan Parameter statistik yang dapat di lihat pada Tabel 4.2 sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Parameter Statistik
Hujan Maksimum (X-Xtr) (X-Xtr)2 (X-Xtr)3 (X-Xtr)4
No Tahun
Harian (mm)
1 2001 128.00 5.376 28.903 155.390 835.408
2 2002 75.00 -47.624 2,268.027 -108,012.097 5,143,947.532
3 2003 73.36 -49.267 2,427.204 -119,580.272 5,891,321.415
4 2004 99.00 -23.624 558.084 -13,184.079 311,458.171
5 2005 89.00 -33.624 1,130.561 -38,013.753 1,278,167.195
6 2006 186.00 63.376 4,016.542 254,553.100 16,132,605.776
7 2007 128.00 5.376 28.903 155.390 835.408
8 2008 94.00 -28.624 819.322 -23,452.130 671,289.313
9 2009 193.00 70.376 4,952.808 348,559.772 24,530,308.927
10 2010 118.00 -4.624 21.380 -98.855 457.088
11 2011 173.00 50.376 2,537.761 127,842.710 6,440,228.695
12 2012 91.00 -31.624 1,000.065 -31,625.875 1,000,130.662
13 2013 83.00 -39.624 1,570.046 -62,211.215 2,465,045.325
14 2014 143.00 20.376 415.189 8,459.973 172,382.021
15 2015 166.00 43.376 1,881.494 81,612.038 3,540,019.297
Hujan Rerata 122.62 - - - -
Jumlah 1,839.36 0.000 23,656.29 425,160.10 67,579,032.232
Sumber: Hasil perhitungan, 2018

Dari hasil perhitungan parameter statistik berdasarkan data pada Tabel 4.2, di
Peroleh nilai Hujan rerata (Xrerata) sebesar 122.62 mm, nilai standar deviasi (S)
sebesar 41.106 mm, nilai Koefisien Kepencengan (Cs) 0.504, nilai Koefisien
Keruncingan (Ck) 2.438, nilai Koefisien Variasi (Cv) 0.335 dengan jumlah data (n) 15.
Berikut adalah contoh perhitungan parameter statistik data hujan:

2
∑𝑛
Standar Deviasi (Sd) =√ 𝑖−1(𝑋−𝑋𝑡𝑟) =√23,656.29 = 41.106
𝑛−1 14

𝑛 𝑥 ∑𝑛
𝑖−1(𝑋−𝑋𝑡𝑟)
3 15 𝑥 425.160,096
Koefisien Kemencengan (Cs) = =
(𝑛−1)𝑥(𝑛−2)𝑥𝑆𝑑 3 (15−1)𝑥 (15−2)𝑥 41.1063

= 0.504
48

𝑛2 𝑥 ∑𝑛
𝑖−1(𝑋−𝑋𝑡𝑟)
4
KoefisienKeruncingan (Ck) =
(𝑛−1)𝑥(𝑛−2)𝑥(𝑛−3)𝑥𝑆𝑑 3

152 𝑥 (67,579,032.23)
= (15−1)𝑥 (15−2)𝑥 (15−3)x 41.1063

= 2,438
𝑆𝑑 41.106
Koefisien Variasi (Cv) = 𝑋𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 0.335
122,624

Berdasarkan Tabel 2.1 Persyaratan Parameter statistik suatu distribusi, distribusi


yang cocok dan masuk dalam persyaratan parameter statistik, maka distribusi
probabilitas yang di gunakan adalah Log Pearson Tipe III.

4.1.3 Perhitungan Curah Hujan Rencana dengan Metode Log Pearson Tipe III
Berdasarkan hasil parameter statistik yang telah sesuai adalah metode Log
Pearson Tipe III dan selanjutnya dihitung periode ulang hujan recana selama 2 tahun,
5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun dan 100 tahun. Berikut adalah hasil perhitungan
dengan metode Log Pearson Tipe III :
Tabel 4.3 Perhitungan Log Pearson Tipe III.
No Tahun Hujan Maksimum Log X ̅̅̅̅̅̅̅̅
(Log X-𝐋𝐨𝐠 𝐗)² ̅̅̅̅̅̅̅̅
(Log X-𝐋𝐨𝐠 𝐗)³
Harian (mm) (X)
1 2001 128.00 2.107 0.00169 9.35672
2 2002 75.00 1.875 0.03650 6.59244
3 2003 73.36 1.865 0.04027 6.49151
4 2004 99.00 1.996 0.00497 7.94774
5 2005 89.00 1.949 0.01362 7.40792
6 2006 186.00 2.270 0.04137 11.68956
7 2007 128.00 2.107 0.00169 9.35672
8 2008 94.00 1.973 0.00865 7.68185
9 2009 193.00 2.286 0.04816 11.93923
10 2010 118.00 2.072 0.00003 8.89396
11 2011 173.00 2.238 0.02956 11.21004
12 2012 91.00 1.959 0.01146 7.51849
13 2013 83.00 1.919 0.02162 7.06770
14 2014 143.00 2.155 0.00796 10.01256
15 2015 166.00 2.220 0.02372 10.94265
Jumlah (Σ) 1839.36 30.992 0.29127 134.10906
Sumber: Hasil Perhitungan, 2018
49

1. Rerata Log X 15 𝑥 0,00636


= = 0.175
(14)(13)(0.144)
𝛴 𝐿𝑜𝑔 𝑋
̅̅̅̅̅̅̅
Log X = 4. Perhitungan Curah Hujan
𝑛
30.992 Rancangan
=
15 Contoh perhitungan untuk R 10
= 2.066 tahun :
2. Standard Deviasi Log X Cs = 0.175
𝛴 (𝐿𝑜𝑔 𝑋− ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋)² 0.5
SLogX=( ) KT = 1,80975 (Interpolasi dari
𝑛−1
Tabel 2.5 Tabel Nilai KT)
0.29127
= ( 14 )0.5 ZT = 𝑍̅ + KT.σZ
= 0.144 = 2,066 + (1,80975 x 0,144)
3. Koefisien Kepencengan (Cs) = 2,327
𝐿𝑜𝑔 𝑋)3
𝑛.𝛴(𝐿𝑜𝑔 𝑋− ̅̅̅̅̅̅̅̅ 25ZT = 252,327
Cs =
(𝑛−1)(𝑛−2)(𝑆 𝐿𝑜𝑔 𝑋)3
= 212.395
Tabel. 4.4 Perhitungan curah hujan rencana

Periode Ulang S Log X ̅̅̅̅̅̅̅̅


𝐿𝑜𝑔 𝑋 KT ZT R (mm/hari)
2 0.144 2.066 -0,029 2,062 115,326
10 0.144 2.066 1,29875 2,253 179,242
25 0.144 2.066 1,80975 2,327 212,395
50 0.144 2.066 2,146 2,376 237,490
100 0.144 2.066 2,454 2,420 263,069
Sumber: Hasil Perhitungan, 2018

4.1.4 Uji Distribusi Probabilitas


Untuk mengetahui apakah perhitungan curah hujan rancangan dengan metode
distribusi Log Pearson Tipe III telah sesuai atau tidak dengan aspek teoritis maka perlu
dilakukan pengujian distribusi probabilitas. Jenis pengujian yang dilakukan pada uji
distribusi probabilitas yaitu meliputi :
1. Uji Chi Kuadrat
2. Uji Smirnov Kolmogorov
50

A. Uji Chi Kuadrat


Uji kesesuaian Chi Kuadrat dilakukan dengan menggunakan persamaan :
N
(Of - Ef)2
𝑋2 = ∑
Ef
t=1

Dimana:
X2 = nilai Chi-Square terhitung
Ef = frekuensi (banyak pengamatan) yang diharapkan sesuai dengan
pembagian kelasnya
Of = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama
N = jumlah sub-kelompok dalam satu grup

Nilai X2 hitung diperoleh dari hasil perhitungan harus lebih kecil dari nilai X2cr
(Chi-Kuadrat kritis) yang didapat dari tabel , untuk suatu derajat nyata tertentu, yang
sering diambil 5%. Adapun perhitungan Uji Chi Kuadrat adalah sebagai berikut :
1. Banyaknya data (n) = 15
2. α taraf signifikansi = 5%
3. Kelas interval (K) = 1 +3,3 Log n
= 1 + 3,3 1,1761
= 4,8811≈ 5 Kelas
4. Parameter Chi Kuadrat (p) = 2
5. Derajat Kebebasan (Dk) = K – (p+1)
= 5 – (2+1)
=2
6. Chi Kuadrat Kritis (X2cr) = Dengan parameter n = 15, α = 5%, Dk = 2
= 5,991 (Dari tabel 2.8)
1
7. Kelas Distribusi = 𝐾 𝑥 100 %

= 20 %
1 1
a. Presentase 20 % = 𝑃𝑥 b. Presentase 40 % = 𝑃𝑥
1 1
= = 5 Tahun = = 2,5 Tahun
0,2 0,4
51

1 1
c. Presentase 60 % = 𝑃𝑥 d. Presentase 80 % = 𝑃𝑥
1 1
= 0,6 = 1,67 Tahun = 0,8 = 1,25 Tahun

8. Nilai KT dari kelas distribusi (Dari tabel 2.6)


a. KT 5 tahun = 0,8315 c. KT 1,67 tahun = -0,390
b. KT 2,5 tahun = 0,114 d. KT 1,25 tahun = -0,849
9. ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋 distribusi = 2,066
10. S Log X distribusi = 0,144
11. Curah hujan Distribusi
a. 5 Tahun = 153,477 mm c. 1,67 Tahun = 102,30 mm
b. 2,5 Tahun = 120,95 mm d. 1,25 Tahun = 87,83

Tabel 4.5 Perhitungan uji chi kuadrat


Kelas Interval Ef Of Of-Ef (𝑂𝑓 − 𝐸𝑓)²
𝐸𝑓
1 X>153,477 3 4 1 0,333
2 120,95<X<153,477 3 3 0 0,000
3 102,30<X < 120,95 3 1 -2 1,333
4 87,832 < X < 102,3 3 4 1 0,333
5 X < 87,832 3 3 0 0,000
Σ 15 15 0 2
Sumber: Hasil Pehitungan, 2018

Dari hasil perhitungan Uji Kesesuaian Distribusi Chi-Kuadrat, didapatkan nilai


parameter statistik yaitu derajat kebebasan sebesar (DK) = 2 serta derajat signiifikansi
α = 5% dan di ketahui jumlah data yang digunakan sebanyak n = 15 di peroleh besaran
nilai Chi-Kuadrat Kritis sebesar 5.991 (diperoleh dari tabel). Sedangkan untuk nilai
Chi-Kuadrat Hitung diperoleh sama dengan 2. Berdasarkan nilai Chi-Kuadrat Hitung
dan Chi-Kuadrat kritis dapat ditarik kesimpulan berdasarkan perbandingan nilai Chi-
Kuadrat hitung (2) < Chi-Kuadrat Kritis (5.991). Diperoleh hipotesa bahwa distribusi
yang digunakan pada perhitungan dapat diterima.
52

B. Uji Smirnov Kolmogorov


Uji distribusi probabilitas dengan metode Smirnov-Kolomogorof digunakan
untuk membandingkan nilai peluang empiris dan teoritis setiap data. Sebelum
dilakukan pengujian data hujan maksimum setiap tahun (Xi) diurutkan dari besar
ke kecil. Apabila ΔPi (selisih antara peluang teoritis dengan peluang empiris) <
ΔP (nilai simpangan krisis) maka ditribusi teoritis dapat diterima. Apabila
sebalinya maka distribusi teoritis tidak dapat diterima.
Adapun perhitungan uji smirnov kolmogorov adalah sebagai berikut :
1. Ubah besar curah hujan ke dalam bentuk logaritmik.
Contoh : Log 193 = 2.286
2. Hitung nilai K dengan persamaan K = (Log X - ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋)/S Log X
Contoh : K = (2,286 – 2,066)/0,144
= 1.521
3. Peluang empiris (%) dihitung dengan persamaan P = (1-(Peringkat/ n+1))
x100 %
Pe = (1-(1/(15+1))) x 100 %
= (1-(0,0625)) x 100%
= 6.250 %
4. Peluang teoritis didapat dari interpolasi pada tabel 2.6
Berdasarkan nilai Cs = 0,175
K = 1.521
Diinterpolasi didapatkan nilai peluang teoritis sebesar 91,96 %
5. D max = Pe – Pt
= 6.250 – 7.385
= -1.135
Perhitungan uji smirnov kolmogorov selanjutnya ditampilkan pada tabel 4.6
berikut :
Tabel 4.6. Perhitungan uji Smirnov Kolmogorov
Curah Curah
Tahun
Hujan Hujan Pe - Pt
No Log X K Pe(%) Pt (%)
kecil ke (%)
(mm)
besar
1 2001 128.00 73.36 1.865 -1.391 93.750 91.958 1.792
2 2002 75.00 75.00 1.875 -1.325 87.500 90.955 -3.455
3 2003 73.36 83.00 1.919 -1.019 81.250 84.135 -2.885
53

Lanjutan Tabel 4.6. Perhitungan uji Smirnov


Kolmogorov
4 2004 99.00 89.00 1.949 -0.809 75.000 78.544 -3.544
5 2005 89.00 91.00 1.959 -0.742 68.750 76.096 -7.346
6 2006 186.00 94.00 1.973 -0.645 62.500 72.523 -10.023
7 2007 128.00 99.00 1.996 -0.489 56.250 66.814 -10.564
8 2008 94.00 118.00 2.072 0.040 50.000 47.594 2.406
9 2009 193.00 128.00 2.107 0.285 43.750 39.055 4.695
10 2010 118.00 128.00 2.107 0.285 37.500 39.055 -1.555
11 2011 173.00 143.00 2.155 0.619 31.250 27.422 3.828
12 2012 91.00 166.00 2.220 1.068 25.000 14.946 10.054
13 2013 83.00 173.00 2.238 1.192 18.750 12.284 6.466
14 2014 143.00 186.00 2.270 1.410 12.500 8.691 3.809
15 2015 166.00 193.00 2.286 1.521 6.250 7.385 -1.135
Max 10.054
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Dari Tabel 2.7 dengan nilai derajat signifikansi sebesar 5% dan jumlah data
(n) sebanyak 15 data diperoleh besar ΔP kritis yang dibolehkan maksimal 34%.
Pada perhitungan diperoleh ΔPi hitung maksimal sebesar 10,054%, jadi nilai ΔP
kritis > ΔPi hitung maka diperoleh hipotesa dengan uji distribusi probabilitas
dengan uji Smirnov Kolmogorov persamaan distribusi Log Person Tipe III dapat di
terima.

4.1.5 Koefisien Pengaliran (C)


Pada perencanaan ini koefisien pengaliran yang digunakan adalah koefisin
pengaliran (C) gabungan daerah perencanaan. Perhitungan koefisien pengaliran
terdiri dari tiga tata guna lahan yaitu rumah, jalan, dan lahan kosong berumput.
Berikut adalah perhitungan koefisien pengaliran gabungan (Cgab).
Total luas wilayah = 97931.152 m2
Total luas bangunan/petokoan = 41254.15 m2
Total luas jalan = 19586.23 m2
Total luas lahan kosong = 9190.86 m2
Koefisien (C) = Rumah : 0,85
Jalan : 0,90
Lahan Kosong : 0,2
 CiAi
C gabungan =  A

(0,85 𝑥 41254.15)+(0,90 𝑥 19586.23)+(0,2 𝑥 9190.86)


= 597931.152

= 0.557
54

4.1.6 Debit Banjir Rencana


Dalam perencanaan ini menggunakan metode rasional untuk menghitung debit
bajir rencana. Berdasarkan metode rasional perhitungan debit limpasan tergantung
dari nilai konstanta (0.278), nilai koerfisien penggunaan lahan (C), besaran
intensitas hujan (I ), dan luas lahan (A). Tujuan dilakukannya perhitungan debit
banjir rencana adalah untuk memperhitukan perkiraan banyaknya air yang akan
masuk pada masing-masing saluran. Sehingga perhitungan debit banjir rencana ini
digunakan untuk menentukan dimensi dari masing-masing saluran. Dari debit
banjir rencana dapat digunakan untuk menghitung serta menentukan dimensi setiap
saluran. Berikut adalah contoh dari perhitungan debit banjir rencana pada saluran
S1.Ka:
a. Jarak terjauh ke inlet (Lo) = 14.2 m
b. Koefisien kekasaran (nd) = 0,02 (Tabel 2.14)
c. Kemiringan medan (S) = 0,7
d. Menentukan nilai to menggunakan rumus Kerby.
0.467
 l 
t o  1,44   nd  
 s
14.2
= 1,44 x (0,02 x )0,467
√0,7

= 0,869 menit
e. Panjang saluran (Lf) = 117.9 m
f. Kecepatan aliran (V) = 0,38 m/detik (dicoba-coba)
g. Menentukan nilai tf menggunakan persamaan
Lf
tf = (V x 60)
117.9
=
(0,38 x x60)

= 5.171 menit
h. Menentukan nilai waktu konsentrasi (tc)
Tc = (to + tf)
= (0,869 + 5.171)/60
= 0.101 jam
55

i. Curah hujan rencana yang digunakan pada perencanaan adalah curah hujan
dengan kala ulang 25 tahunan yaitu sebesar 212.395 mm
j. Perhitungan intensitas menggunakan rumus Mononobe
m
R  24 
I  24  
24  t 
0,869 24
= x( )2/3
24 0,101

= 340.247 mm/jam
k. Luas Sub DAS (A) = 0,0015170 km2
l. Perhitungan debit banjir rencana (Q) dilakukan dengan menggunakan
metode rasional dengan persamaan sebagai berikut.
Q = 0,278. C. I. A
= 0,278 x 0,557 x 340.247 x 0,0015170
= 0,080 m3/detik
Tabel 4.7. Rekapitulasi Perhitungan Debit Banjir Rencana
no Saluran Q (m3/s) no Saluran Q (m3/s) no Saluran Q (m3/s)
1 S1.Ka 0.080 25 Box S9 0.085 49 S19.Ka 0.087
2 S1.Ki 0.075 26 S10. Ka 0.055 50 S19.Ki 0.047
3 Box S1 0.080 27 S10. Ki 0.059 51 Box S19 0.628
4 S2.Ka 0.066 28 Box S10 0.151 52 S20.Ka 0.395
5 S2.Ki 0.057 29 S11.Ka 0.057 53 S20.Ki 0.093
6 Box S2 0.066 30 Box S11 0.155 54 Box S16 0.624
7 S3.Ka 0.061 31 S11.Ki.1 0.016 55 S21.Ka 0.882
8 S3.Ki 0.055 32 S11.Ki.2 0.043 56 S21.Ki 0.191
9 S4. Ka 0.166 33 S12.Ka 0.006 57 Box S15 1.059
10 S4. Ki 0.191 34 S12.Ki 0.010 58 S22.Ka 1.136
11 S5.Ka 0.052 35 S13.Ka 0.541 59 S22.Ki 0.267
12 S5.Ki 0.044 36 S13.Ki 0.167 60 S23.Ka.1 0.657
13 S6.Ka 0.098 37 S14.Ka 0.509 61 S24.Ka 0.078
14 S6.Ki 0.095 38 S14.Ki.1 0.025 62 Box S24 0.736
15 S7.Ka 1 0.046 39 S14.Ki.2 0.034 63 S24.Ki 0.043
16 Box S4 0.212 40 S15.Ka 0.176 64 S23.Ka.2 1.131
17 S7.Ka.2 0.449 41 S15.Ki 0.172 65 S23.Ki 0.326
18 S7.Ki 0.052 42 S16.Ka 0.229 66 S25.Ka 0.544
19 Box S7 0.449 43 S16.Ki 0.192 67 Box S22 1.659
20 S8.Ka 0.069 44 S17.Ka 0.025 68 S25.Ki 0.053
21 S8.Ki 0.056 45 S17.Ki 0.021 69 S26 1.540
22 Box S8 0.069 46 S18.Ka 0.054 70 Outlet 1 1.926
23 S9. Ka 0.041 47 S18.Ki 0.055 71 Outlet 2 1.592
24 S9. Ki 0.036 48 Box S18 0.221
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2018)
56

4.2 Analisi Hidrolika


Analisis hidrolika dilakukan untuk merencanakan dimensi saluran yang mampu
melewatkan debit banjir rencana. Analisis hidrolika meliputi perhitungan kapasitas
saluran, kecepatan aliran, dan besaran debit yang mampu dialirkan oleh saluran.
Berikut adalah contoh perhitungan analisis hidrolika pada saluran S1.Ka yang telah
dilakukan:
1. Saluran S1.Ka memiliki panjang saluran 117.9 meter direncanakan
menggunakan saluran persegi dengan lebar saluran 40 cm dan tinggi saluran 40
cm.
2. Perhitungan luas penampang basah (A)
Perhitungan luas penampang basah dilakukan sesuai dengan rumus yang
terdapat pada tabel 2.17 pada bab dua.
A=Bxh
= 0,4 x 0,3 m
= 0,12 m2
3. Perhitungan keliling basah (P)
P = B +(2 x h)
= 0,4 + (2 x 0,4)
= 1,2 m
4. Perhitungan jari-jari hidrolis (R)
R=B
= 0,4 m
5. Kemiringan saluran direncanakan sebesar 0,2 % pada semua saluran.
6. Jenis saluran yang digunakan adalah saluran terbuka dengan matrial beton,
sesuai dengan Tabel 2.12 Koefisin Kekasaran Manning (n) sebesar 0,025.
7. Kecepatan aliran (V)
1
V= x R2/3 x S1/2
𝑛
1
= x 0,42/3 x 0,00151/2
0,025

= 0,971 m/detik
8. Kapasitas saluran (Q)
Q = A x V = 0,16 x 0,971 = 0,117 m3/detik
57

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan memperoleh nilai


debit banjir rencana (Q hirologi) dan menghitung kapasitas debit saluran (Q
hirolika), kemudian di bandingkan antar kedua nilai tersebut dimana kapasitas debit
saluran (Q hidrolika) harus lebih besar dari debit banjir rencana (Q hirologi) agar
tidak terjadi luapan pada saluran (over topping). Dari hasil perhitungan yang
dijadikan contoh adalah saluran S1.Ka kapasitas debit saluran sebesar 0.117
m3/detik dimana nilainya lebih besar dari debit banjir rencana 0.080 m3/detik dan
dapat disimpulkan bawah saluran S1.Ka memenuhi dan tidak terjadi luapan pada
saluran (over topping). Pada perhitungan saluran S1.Ka dilakukan pendimensian
saluran sebesar 400 mm x 300 mm, namun pada lapangan dan untuk angka
keamanan maka ditambah tinggi jagaan sebesar 10 cm sehingga dimensi saluran
yang terpasang pada saluran S1.Ka adalah 400 mm x 400 mm, dimana saluran yang
dipasang menggunakan beton precast.
58

4.8 Tabel perhitungan Analisis hidrolika


ΣQ
Nama Q ΣQ Nama Q ΣQ Nama b Q
b sal. h sal. b sal. h sal. h sal. hidrologi
Saluran hidrolika hidrologi Saluran hidrolika hidrologi Saluran sal. hidrolika
jaringan
m m m3/dt m3/dt m m m3/dt m3/dt m m m3/dt m3/dt
S1.Ka 0.4 0.3 0.117 0.080 Box S9 0.4 0.3 0.117 0.085 S19.Ka 0.4 0.3 0.117 0.087
S1.Ki 0.4 0.3 0.117 0.075 S10. Ka 0.4 0.3 0.117 0.055 S19.Ki 0.4 0.3 0.117 0.047
Box S1 0.4 0.3 0.117 0.080 S10. Ki 0.4 0.3 0.117 0.059 Box S19 0.8 0.7 0.740 0.628
S2.Ka 0.4 0.3 0.117 0.066 Box S10 0.5 0.4 0.225 0.151 S20.Ka 0.8 0.7 0.458 0.395
S2.Ki 0.3 0.3 0.072 0.057 S11.Ka 0.5 0.4 0.225 0.057 S20.Ki 0.4 0.3 0.117 0.093
Box S2 0.4 0.3 0.117 0.066 Box S11 0.5 0.4 0.225 0.155 Box S16 0.8 0.7 0.863 0.624
S3.Ka 0.4 0.3 0.117 0.061 S11.Ki.1 0.4 0.3 0.117 0.016 S21.Ka 1 0.9 0.987 0.882
S3.Ki 0.4 0.3 0.117 0.055 S11.Ki.2 0.4 0.3 0.117 0.043 S21.Ki 0.6 0.5 0.382 0.191
S4. Ka 0.5 0.4 0.225 0.166 S12.Ka 0.4 0.3 0.117 0.006 Box S15 1 0.9 1.431 1.059
S4. Ki 0.5 0.4 0.225 0.191 S12.Ki 0.4 0.3 0.117 0.010 S22.Ka 1 0.9 1.431 1.136
S5.Ka 0.4 0.3 0.117 0.052 S13.Ka 0.8 0.7 0.740 0.541 S22.Ki 0.6 0.5 0.382 0.267
S5.Ki 0.4 0.3 0.117 0.044 S13.Ki 0.5 0.4 0.225 0.167 S23.Ka.1 0.8 0.7 0.740 0.657
S6.Ka 0.4 0.3 0.117 0.098 S14.Ka 0.8 0.7 0.740 0.509 S24.Ka 0.5 0.4 0.225 0.078
S6.Ki 0.4 0.3 0.117 0.095 S14.Ki.1 0.4 0.3 0.117 0.025 Box S24 0.8 0.8 0.987 0.736
S7.Ka 1 0.4 0.3 0.117 0.046 S14.Ki.2 0.4 0.3 0.117 0.034 S24.Ki 0.6 0.5 0.382 0.043
Box S4 0.6 0.4 0.305 0.212 S15.Ka 0.6 0.5 0.382 0.176 S23.Ka.2 1 0.9 1.431 1.131
S7.Ka.2 0.8 0.7 0.458 0.449 S15.Ki 0.5 0.4 0.225 0.172 S23.Ki 0.6 0.5 0.382 0.326
S7.Ki 0.4 0.3 0.117 0.052 S16.Ka 0.6 0.5 0.382 0.229 S25.Ka 0.8 0.7 0.863 0.544
Box S7 0.8 0.7 0.740 0.449 S16.Ki 0.6 0.5 0.382 0.192 Box S22 1.2 1.1 2.424 1.659
S8.Ka 0.4 0.3 0.117 0.069 S17.Ka 0.4 0.3 0.117 0.025 S25.Ki 0.4 0.3 0.117 0.053
S8.Ki 0.4 0.3 0.117 0.056 S17.Ki 0.4 0.3 0.117 0.021 S26 1 0.9 15.628 1.540
Box S8 0.4 0.3 0.117 0.069 S18.Ka 0.4 0.3 0.117 0.054 Outlet 1 1.4 1.2 3.761 1.926
S9. Ka 0.4 0.3 0.117 0.041 S18.Ki 0.4 0.3 0.117 0.055 Outlet 2 1.4 1.2 3.761 1.592
S9. Ki 0.4 0.3 0.117 0.036 Box S18 0.6 0.5 0.382 0.221
Sumber: Hasil Perhitungan, 2018
59

4.3 Permodelan dan Input Data HEC-RAS 4.0


Langkah berikutnya setelah memperoleh data-data yang dibutuhkan seperti
data debit banjir rencana dan kapasitas debit saluran, maka data tersebut dapat diolah
dan diinput ke dalam permodelan yang menggunakan Software HEC-RAS 4.0.
Dalam permodelan ini dibuat 2 jenis permodelan yaitu permodelan sistem drainase
konvensional dan permodelan sistem drainase konfensional yang di tambahkan
dengan Eco Drainage yaitu kolam tampungan dan tampungan memanjang, dimana
nantinya kolam tampungan akan menerima debit inflow dari saluran dengan
menggunakan bangunan pelimpah (weir). Sebelum input data debit banjir rencana
dan pendimensian saluran, maka terlebih dahulu dilakukan penggambaran
geometrik saluran untuk peniruan jaringan drainase. Berikut adalah langkah-langkah
permodelan serta input data pada Software HEC-RAS 4.0 :
1. Pembuatan file project
2. Menggambar peniruan geometric saluran pada menu Edit/enter Geometric
Data. Yang menjadi perhatian, pada saat penggambaran geometric setelah
menekan menu Add River kursor harus ditarik sesuai dengan arah aliran dari
saluran drainase yang direncanakan.

Gambar 4.1 Geometric Saluran drainase


Sumber : Dokumentasi Penulis
3. Langkah selanjutnya setelah melakukan peniruan geomtrik saluran adalah
dengan menginputkan data penampang saluran yang dengan klik menu Cross
60

section di dalam menu sebelumnya: Geometric Data. Pada input dimensi


penampang saluran juga diinput koefisien manning yang sesuai dengan Tabel
2.12 Koefisin Kekasaran Manning (n), nilai yang di gunakan sebesar 0,025,
karena direncanakan penampang saluran menggunkan beton. Berikut adalah
rekapitulasi dimensi saluran yang akan di input pada Cross section data :
Tabel 4.9 Data Dimensi penampang saluran
Nama Panjang Nama Panjang
Dimensi Saluran Dimensi Saluran
Saluran Saluran Saluran Saluran
m b h M b h
S1.Ka 117.9 400 X 400 S13.Ki 53.7 500 X 500
S1.Ki 118.3 400 X 400 S14.Ka 95 800 X 800
Box S1 8 400 X 400 S14.Ki.1 38 400 X 400
S2.Ka 65.9 400 X 400 S14.Ki.2 49.5 400 X 400
S2.Ki 66.7 400 X 400 S15.Ka 73.8 600 X 600
Box S2 8 400 X 400 S15.Ki 77.0 500 X 500
S3.Ka 61.2 400 X 400 S16.Ka 36.8 600 X 600
S3.Ki 61.9 400 X 400 S16.Ki 38.3 600 X 600
S4. Ka 36.9 500 X 500 S17.Ka 28.3 400 X 400
S4. Ki 37.8 500 X 500 S17.Ki 25.1 400 X 400
S5.Ka 48. 400 X 400 S18.Ka 84.2 400 X 400
S5.Ki 48.7 400 X 400 S18.Ki 81.2 400 X 400
S6.Ka 54.3 400 X 400 Box S18 5 600 X 600
S6.Ki 48.5 400 X 400 S19.Ka 71.2 400 X 400
S7.Ka 1 40.5 400 X 400 S19.Ki 69.7 400 X 400
Box S4 8 600 X 600 Box S19 5 800 X 800
S7.Ka.2 29.2 600 X 600 S20.Ka 49 800 X 800
S7.Ki 77.7 400 X 400 S20.Ki 48 400 X 400
Box S7 8 800 X 800 Box S16 5 800 X 800
S8.Ka 78.9 400 X 400 S21.Ka 54.9 1000 X 1000
S8.Ki 79.3 400 X 400 S21.Ki 58.8 600 X 600
Box S8 8 400 X 400 Box S15 5 1000 X 1000
S9. Ka 37.2 400 X 400 S22.Ka 74.6 1000 X 1000
S9. Ki 37.2 400 X 400 S22.Ki 81.4 600 X 600
Box S9 8 400 X 400 S23.Ka.1 33.1 800 X 800
S10. Ka 71.1 400 X 400 S24.Ka 63.2 500 X 500
S10. Ki 72.6 400 X 400 Box S24 5 800 X 800
Box S10 8 500 X 500 S24.Ki 66.6 600 X 600
S11.Ka 116 500 X 500 S23.Ka.2 113.8 1000 X 1000
Box S11 6. 500 X 500 S23.Ki 70.3 600 X 600
S11.Ki.1 50.5 400 X 400 S25.Ka 37.8 800 X 800
S11.Ki.2 59 400 X 400 Box S22 5 1200 X 1200
S12.Ka 63 400 X 400 S25.Ki 32.8 400 X 400
S12.Ki 59 400 X 400 S26 71.4 1000 X 1000
S13.Ka 53.3 800 X 800 Outlet 1 20 1400 X 1400
Outlet 2 20 1400 X 1400
Sumber : Data Penulis, 2018
61

Gambar 4.2 Input Penampang melintang saluran


Sumber : Dokumentasi Penulis
Setelah penggambaran geometric saluran dan melakukan input dimensi
penampang saluran serta koefisien yang telah di tentukan, maka langkah
selanjutnya adalah input data debit banjir rencana yang telah dihitung sebelumnya
dengan mengklik menu Steady Flow data, kemudian isikan debit banjir sesuai
dengan nama saluran. Setelah semua data debit telah di isi kemudian klik Reach
boundary condition kemudian pilih kondisi Normal Depth.

Gambar 4.3 Input debit banjir rencana


Sumber : Dokumentasi Penulis
62

Setelah semua data yang telah di input dan sesaui dengan perencanaan,
maka langkah selanjutnya adalah menjalankan program, dengan memilih menu
Running Program. Setelah dilakukan running program dilakukan pengecekan di
setiap saluran, dimana fungsi dari pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui
apakah seluruh dimensi saluran dapat menerima debit banjir yang telah diinput. Jika
terdapat muka air yang melebihi penampang saluran (over topping) maka dapat
dilakukan pendimensian saluran kembali agar dapat menampung debit banjir
rencana yang akan melintasi saluran tersebut. Dilakukan pula pengecekan tehadap
potongan melintang saluran, fungsinya adalah untuk melihat apakah terjadi aliran
balik pada saluran (Back Water), jika terdapat kondiri aliran balik maka
penangannya adalah dengan melakukan pengaturan elevasi dengan menu Cross
section–adjust elevation, dimana saluran yang berada di hulu elevasinya dinaikkan
hingga tidak terjadi aliran balik pada saluran.
Langkah selanjutnya adalah dengan mengalihkan atau membagi debit banjir
dari saluran yang berbatasan dengan kolam tampungan yang direncanakan. Pada
permodelan kolam tampungan direncanakan kedalam dasar kolam tampungan
sedalam 5 meter dengan metode penggalian, karena kondisi topografi tidak
memungkinkan untuk memanfaatkan kondisi cekungan asli yang berada di lokasi
volume total yang dapat ditampung oleh kolam tampung adalah 10358.3 m3 .
Pada saluran yang akan melimpahkan debit banjir dengan memilih menu
Geometric data – Lateral Structure kemudian mengatur elevasi dasar bukaan dan
lebar pelimpah. Pada perencanaan ini direncakan dengan perbedaan dimensi
bangunan pelimpah samping (Side Spillway) yang bervariasi dapat dilihat
perbandingan antara dimensi bukaan pelimpah samping dengan debit inflow yang
masuk ke dalam tampungan. Berikut beberapa rencana bukaan pelimpah saluran :
a. Skenario 1 = Bukaan pelimpah dengan lebar = 2 m dan tinggi = 0.8 m
b. Skenario 2 = Bukaan pelimpah dengan lebar = 4 m dan tinggi = 0.6 m
c. Skenario 3 = Bukaan pelimpah dengan lebar = 6 m dan tinggi = 0.8 m
d. Skenario 4 = Bukaan pelimpah dengan lebar = 8 m dan tinggi = 0.8 m
e. Skenario 5 = Bukaan pelimpah dengan lebar = 10 m dan tinggi = 0.6 m

Anda mungkin juga menyukai