BAB IV
ANALISIS DATA
Tabel 4.1 Data Curah Hujan Maksimum harian Stasiun Hujan Tual
Hujan Maksimum
No Tahun
Harian (mm)
1 2001 128.000
2 2002 75.000
3 2003 73.357
4 2004 99.000
5 2005 89.000
6 2006 186.000
7 2007 128.000
8 2008 94.000
9 2009 193.000
10 2010 118.000
11 2011 173.000
12 2012 91.000
13 2013 83.000
14 2014 143.000
15 2015 166.000
(Sumber: Stasiun Meteorologi Dumatibun Tual)
46
47
Berikut perhitungan Parameter statistik yang dapat di lihat pada Tabel 4.2 sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Parameter Statistik
Hujan Maksimum (X-Xtr) (X-Xtr)2 (X-Xtr)3 (X-Xtr)4
No Tahun
Harian (mm)
1 2001 128.00 5.376 28.903 155.390 835.408
2 2002 75.00 -47.624 2,268.027 -108,012.097 5,143,947.532
3 2003 73.36 -49.267 2,427.204 -119,580.272 5,891,321.415
4 2004 99.00 -23.624 558.084 -13,184.079 311,458.171
5 2005 89.00 -33.624 1,130.561 -38,013.753 1,278,167.195
6 2006 186.00 63.376 4,016.542 254,553.100 16,132,605.776
7 2007 128.00 5.376 28.903 155.390 835.408
8 2008 94.00 -28.624 819.322 -23,452.130 671,289.313
9 2009 193.00 70.376 4,952.808 348,559.772 24,530,308.927
10 2010 118.00 -4.624 21.380 -98.855 457.088
11 2011 173.00 50.376 2,537.761 127,842.710 6,440,228.695
12 2012 91.00 -31.624 1,000.065 -31,625.875 1,000,130.662
13 2013 83.00 -39.624 1,570.046 -62,211.215 2,465,045.325
14 2014 143.00 20.376 415.189 8,459.973 172,382.021
15 2015 166.00 43.376 1,881.494 81,612.038 3,540,019.297
Hujan Rerata 122.62 - - - -
Jumlah 1,839.36 0.000 23,656.29 425,160.10 67,579,032.232
Sumber: Hasil perhitungan, 2018
Dari hasil perhitungan parameter statistik berdasarkan data pada Tabel 4.2, di
Peroleh nilai Hujan rerata (Xrerata) sebesar 122.62 mm, nilai standar deviasi (S)
sebesar 41.106 mm, nilai Koefisien Kepencengan (Cs) 0.504, nilai Koefisien
Keruncingan (Ck) 2.438, nilai Koefisien Variasi (Cv) 0.335 dengan jumlah data (n) 15.
Berikut adalah contoh perhitungan parameter statistik data hujan:
2
∑𝑛
Standar Deviasi (Sd) =√ 𝑖−1(𝑋−𝑋𝑡𝑟) =√23,656.29 = 41.106
𝑛−1 14
𝑛 𝑥 ∑𝑛
𝑖−1(𝑋−𝑋𝑡𝑟)
3 15 𝑥 425.160,096
Koefisien Kemencengan (Cs) = =
(𝑛−1)𝑥(𝑛−2)𝑥𝑆𝑑 3 (15−1)𝑥 (15−2)𝑥 41.1063
= 0.504
48
𝑛2 𝑥 ∑𝑛
𝑖−1(𝑋−𝑋𝑡𝑟)
4
KoefisienKeruncingan (Ck) =
(𝑛−1)𝑥(𝑛−2)𝑥(𝑛−3)𝑥𝑆𝑑 3
152 𝑥 (67,579,032.23)
= (15−1)𝑥 (15−2)𝑥 (15−3)x 41.1063
= 2,438
𝑆𝑑 41.106
Koefisien Variasi (Cv) = 𝑋𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 0.335
122,624
4.1.3 Perhitungan Curah Hujan Rencana dengan Metode Log Pearson Tipe III
Berdasarkan hasil parameter statistik yang telah sesuai adalah metode Log
Pearson Tipe III dan selanjutnya dihitung periode ulang hujan recana selama 2 tahun,
5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun dan 100 tahun. Berikut adalah hasil perhitungan
dengan metode Log Pearson Tipe III :
Tabel 4.3 Perhitungan Log Pearson Tipe III.
No Tahun Hujan Maksimum Log X ̅̅̅̅̅̅̅̅
(Log X-𝐋𝐨𝐠 𝐗)² ̅̅̅̅̅̅̅̅
(Log X-𝐋𝐨𝐠 𝐗)³
Harian (mm) (X)
1 2001 128.00 2.107 0.00169 9.35672
2 2002 75.00 1.875 0.03650 6.59244
3 2003 73.36 1.865 0.04027 6.49151
4 2004 99.00 1.996 0.00497 7.94774
5 2005 89.00 1.949 0.01362 7.40792
6 2006 186.00 2.270 0.04137 11.68956
7 2007 128.00 2.107 0.00169 9.35672
8 2008 94.00 1.973 0.00865 7.68185
9 2009 193.00 2.286 0.04816 11.93923
10 2010 118.00 2.072 0.00003 8.89396
11 2011 173.00 2.238 0.02956 11.21004
12 2012 91.00 1.959 0.01146 7.51849
13 2013 83.00 1.919 0.02162 7.06770
14 2014 143.00 2.155 0.00796 10.01256
15 2015 166.00 2.220 0.02372 10.94265
Jumlah (Σ) 1839.36 30.992 0.29127 134.10906
Sumber: Hasil Perhitungan, 2018
49
Dimana:
X2 = nilai Chi-Square terhitung
Ef = frekuensi (banyak pengamatan) yang diharapkan sesuai dengan
pembagian kelasnya
Of = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama
N = jumlah sub-kelompok dalam satu grup
Nilai X2 hitung diperoleh dari hasil perhitungan harus lebih kecil dari nilai X2cr
(Chi-Kuadrat kritis) yang didapat dari tabel , untuk suatu derajat nyata tertentu, yang
sering diambil 5%. Adapun perhitungan Uji Chi Kuadrat adalah sebagai berikut :
1. Banyaknya data (n) = 15
2. α taraf signifikansi = 5%
3. Kelas interval (K) = 1 +3,3 Log n
= 1 + 3,3 1,1761
= 4,8811≈ 5 Kelas
4. Parameter Chi Kuadrat (p) = 2
5. Derajat Kebebasan (Dk) = K – (p+1)
= 5 – (2+1)
=2
6. Chi Kuadrat Kritis (X2cr) = Dengan parameter n = 15, α = 5%, Dk = 2
= 5,991 (Dari tabel 2.8)
1
7. Kelas Distribusi = 𝐾 𝑥 100 %
= 20 %
1 1
a. Presentase 20 % = 𝑃𝑥 b. Presentase 40 % = 𝑃𝑥
1 1
= = 5 Tahun = = 2,5 Tahun
0,2 0,4
51
1 1
c. Presentase 60 % = 𝑃𝑥 d. Presentase 80 % = 𝑃𝑥
1 1
= 0,6 = 1,67 Tahun = 0,8 = 1,25 Tahun
= 0.557
54
= 0,869 menit
e. Panjang saluran (Lf) = 117.9 m
f. Kecepatan aliran (V) = 0,38 m/detik (dicoba-coba)
g. Menentukan nilai tf menggunakan persamaan
Lf
tf = (V x 60)
117.9
=
(0,38 x x60)
= 5.171 menit
h. Menentukan nilai waktu konsentrasi (tc)
Tc = (to + tf)
= (0,869 + 5.171)/60
= 0.101 jam
55
i. Curah hujan rencana yang digunakan pada perencanaan adalah curah hujan
dengan kala ulang 25 tahunan yaitu sebesar 212.395 mm
j. Perhitungan intensitas menggunakan rumus Mononobe
m
R 24
I 24
24 t
0,869 24
= x( )2/3
24 0,101
= 340.247 mm/jam
k. Luas Sub DAS (A) = 0,0015170 km2
l. Perhitungan debit banjir rencana (Q) dilakukan dengan menggunakan
metode rasional dengan persamaan sebagai berikut.
Q = 0,278. C. I. A
= 0,278 x 0,557 x 340.247 x 0,0015170
= 0,080 m3/detik
Tabel 4.7. Rekapitulasi Perhitungan Debit Banjir Rencana
no Saluran Q (m3/s) no Saluran Q (m3/s) no Saluran Q (m3/s)
1 S1.Ka 0.080 25 Box S9 0.085 49 S19.Ka 0.087
2 S1.Ki 0.075 26 S10. Ka 0.055 50 S19.Ki 0.047
3 Box S1 0.080 27 S10. Ki 0.059 51 Box S19 0.628
4 S2.Ka 0.066 28 Box S10 0.151 52 S20.Ka 0.395
5 S2.Ki 0.057 29 S11.Ka 0.057 53 S20.Ki 0.093
6 Box S2 0.066 30 Box S11 0.155 54 Box S16 0.624
7 S3.Ka 0.061 31 S11.Ki.1 0.016 55 S21.Ka 0.882
8 S3.Ki 0.055 32 S11.Ki.2 0.043 56 S21.Ki 0.191
9 S4. Ka 0.166 33 S12.Ka 0.006 57 Box S15 1.059
10 S4. Ki 0.191 34 S12.Ki 0.010 58 S22.Ka 1.136
11 S5.Ka 0.052 35 S13.Ka 0.541 59 S22.Ki 0.267
12 S5.Ki 0.044 36 S13.Ki 0.167 60 S23.Ka.1 0.657
13 S6.Ka 0.098 37 S14.Ka 0.509 61 S24.Ka 0.078
14 S6.Ki 0.095 38 S14.Ki.1 0.025 62 Box S24 0.736
15 S7.Ka 1 0.046 39 S14.Ki.2 0.034 63 S24.Ki 0.043
16 Box S4 0.212 40 S15.Ka 0.176 64 S23.Ka.2 1.131
17 S7.Ka.2 0.449 41 S15.Ki 0.172 65 S23.Ki 0.326
18 S7.Ki 0.052 42 S16.Ka 0.229 66 S25.Ka 0.544
19 Box S7 0.449 43 S16.Ki 0.192 67 Box S22 1.659
20 S8.Ka 0.069 44 S17.Ka 0.025 68 S25.Ki 0.053
21 S8.Ki 0.056 45 S17.Ki 0.021 69 S26 1.540
22 Box S8 0.069 46 S18.Ka 0.054 70 Outlet 1 1.926
23 S9. Ka 0.041 47 S18.Ki 0.055 71 Outlet 2 1.592
24 S9. Ki 0.036 48 Box S18 0.221
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2018)
56
= 0,971 m/detik
8. Kapasitas saluran (Q)
Q = A x V = 0,16 x 0,971 = 0,117 m3/detik
57
Setelah semua data yang telah di input dan sesaui dengan perencanaan,
maka langkah selanjutnya adalah menjalankan program, dengan memilih menu
Running Program. Setelah dilakukan running program dilakukan pengecekan di
setiap saluran, dimana fungsi dari pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui
apakah seluruh dimensi saluran dapat menerima debit banjir yang telah diinput. Jika
terdapat muka air yang melebihi penampang saluran (over topping) maka dapat
dilakukan pendimensian saluran kembali agar dapat menampung debit banjir
rencana yang akan melintasi saluran tersebut. Dilakukan pula pengecekan tehadap
potongan melintang saluran, fungsinya adalah untuk melihat apakah terjadi aliran
balik pada saluran (Back Water), jika terdapat kondiri aliran balik maka
penangannya adalah dengan melakukan pengaturan elevasi dengan menu Cross
section–adjust elevation, dimana saluran yang berada di hulu elevasinya dinaikkan
hingga tidak terjadi aliran balik pada saluran.
Langkah selanjutnya adalah dengan mengalihkan atau membagi debit banjir
dari saluran yang berbatasan dengan kolam tampungan yang direncanakan. Pada
permodelan kolam tampungan direncanakan kedalam dasar kolam tampungan
sedalam 5 meter dengan metode penggalian, karena kondisi topografi tidak
memungkinkan untuk memanfaatkan kondisi cekungan asli yang berada di lokasi
volume total yang dapat ditampung oleh kolam tampung adalah 10358.3 m3 .
Pada saluran yang akan melimpahkan debit banjir dengan memilih menu
Geometric data – Lateral Structure kemudian mengatur elevasi dasar bukaan dan
lebar pelimpah. Pada perencanaan ini direncakan dengan perbedaan dimensi
bangunan pelimpah samping (Side Spillway) yang bervariasi dapat dilihat
perbandingan antara dimensi bukaan pelimpah samping dengan debit inflow yang
masuk ke dalam tampungan. Berikut beberapa rencana bukaan pelimpah saluran :
a. Skenario 1 = Bukaan pelimpah dengan lebar = 2 m dan tinggi = 0.8 m
b. Skenario 2 = Bukaan pelimpah dengan lebar = 4 m dan tinggi = 0.6 m
c. Skenario 3 = Bukaan pelimpah dengan lebar = 6 m dan tinggi = 0.8 m
d. Skenario 4 = Bukaan pelimpah dengan lebar = 8 m dan tinggi = 0.8 m
e. Skenario 5 = Bukaan pelimpah dengan lebar = 10 m dan tinggi = 0.6 m